SURVEI GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI PULAU PANTAR KABUPATEN ALOR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
|
|
- Susanto Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SURVEI GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI PULAU PANTAR KABUPATEN ALOR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Mochamad Nur Hadi dan Dedi Kusnadi Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi SARI Daerah panas bumi Pantar terletak pada tatanan tektonik busur vulkanik Banda Bagian Dalam yang didominasi oleh batuan vulkanik produk Gunung Sirung yang masih aktif (tipe A). Lokasi tepatnya berada di Pulau Pantar, Kabupaten Alor. Penyelidikan panas bumi ini didasarkan oleh munculnya manifestasi panas bumi berupa tanah panas, air panas, fumarol, dan solfatara yang umumnya mengindikasikan telah terbentuknya sistem hidrotermal yang menjanjikan. Penyelidikan ini dilakukan dengan metode geologi melalui pendekatan pemetaan vulkanostratigrafi dengan analisa batuan maupun batuan ubahannya, dan metode geokimia dilakukan untuk mengenali karakteristik kimia manifestasi yang muncul di permukaan serta pengukuran temperatur, dan kandungan udara tanah di lokasi penelitian. Gunungapi Sirung merupakan komplek gunungapi yang membentuk kaldera dengan diameter mencapai 3 km dan produk letusannya yang eksplosif tersebar sebagai piroklastik ke bagian utara. Struktur geologi yang mengontrol aktifitas magmatik berarah baratdaya timurlaut yang juga mengontrol munculnya tanah panas yang cukup luas di sekitar Airmama hingga Bukit Beang. Kontrol struktur sesar Puriali dan Airmama membentuk zona permeabel dalam sistem panas bumi Pantar. Terdapat tiga lokasi mata air panas dan empat lokasi tanah panas yang berada di lereng Sirung, sedangkan di puncak terbentuk fumarol dan solfatara di sekitar danau kawah Sirung yang sangat asam. Temperatur air panas mencapai 99 C di Kawah Sirung dan > 90 C di sekitar tanah panas. Hasil penggabungan data lapangan dan analisis laboratorium menunjukan nilai geotermometer hingga mencapai 192 C dengan areal prospek mencapai 12 km 2. Perkiraan potensi pada kelas sumber daya hipotetis sekitar 45 MWe. PENDAHULUAN Indonesia timur terkenal akan keindahan potensi alam dan wisatanya, namun mengalami ketertinggalan dalam potensi pengembangan sumber daya alamnya. Kebutuhan akan tenaga listrik yang semakin meningkat menjadi keinginan bagi pemerintah untuk melakukan survei kebumian yang berkaitan langsung untuk mempersiapkan kebutuhan energi listrik. Jalur vulkanik yang berada di sekitaran sunda kecil menjadikan harapan akan potensi sumber daya panas bumi, karena hubungannya yang erat antara vulkanisme dan panas bumi. Salah satu daerah yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Pulau Pantar yang berada di ujung timur jajaran pulau Flores hingga Alor (Gambar 1). Pulau pantar dikenal dengan kehadiran gunungapi aktif Sirung yang hingga saat ini masih dalam pengawasan Badan Geologi, aktifitas terakhir berupa letusan freatik pada tahun Survei ini merupakan kelanjutan dari penelitian panas bumi terdahulu yang menyatakan ada manifestasi panas bumi dalam bentuk air panas dan tanah panas dengan temperatur mencapai 98 C. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi geologi dan geokimia. Metode geologi meliputi pemetaan vulkano-stratigrafi, struktur, dan analisa laboratorium untuk batuan ubahan yang tersebar di sekitar tanah panas maupun di kawah Sirung. Metode geokimia dilakukan dengan pengambilan sampel air, tanah,
2 dan gas yang terdapat di sekitar manifestasi serta dilakukan pengukuran temperatur tanah dan analisis kimia fluidanya. HASIL PENYELIDIKAN GEOLOGI Morfologi daerah Pulau pantar termasuk kedalam elevasi tinggi atau high terrain volcano dengan ketinggian mencapai 1000 mdpl. Satuan morfologi dibagi menjadi Satuan Geomorfologi Perbukitan Vulkanik Puncak Gn. Sirung Curam, Satuan Geomorfologi Perbukitan Vulkanik Tubuh Gn. Sirung Curam, Satuan Geomorfologi Perbukitan Vulkanik Kaki Gn. Sirung Curam, Satuan Geomorfologi Perbukitan Vulkanik Tubuh Gn. Beang Curam, Satuan Geomorfologi Perbukitan Vulkanik Tua Curam, Satuan Geomorfologi Perbukitan Vulkanik Tua Bergelombang, dan Satuan Geomorfologi Perbukitan Sedimen Bergelombang (Gambar 2). Areal puncak Gunung Sirung tidak digunakan sebagai tempat pemukiman karena statusnya berbahaya. Stratigrafi batuan dibagi menjadi delapan produk erupsi vulkanik dan satu batuan sedimen. Batuan tertua terbentuk pada Tersier akhir berupa vulkanik Kongmaewas dan Kalondama yang menempati pesisir pantai utara dan timur di iringi oleh pengendapan batuan sedimen dengan jenis batugaping terumbu di bagian tengah. Struktur geologi memisahkan kedua produk vulkanik tua tersebut dengan arah hampir utara selatan. Pruduk vulkanik selanjutnya adalah pembentuka pra kaldera Sirung yang di isi oleh produk vulkanik Boyali, dan Mauta di bagian selatan, sedangkan produk Sirung tua menempati bagian tengah ke timur hingga pantai Beang. Proses erupsi besar berupa eksplosif dengan diselingi piroklastik dan lava basal terbentuk di bagian tengah antara puncak Sirung Tua dan Boyali. Erupsi besar menghasilkan produk piroklastik Sirung Tua dan material yang keluar menjadikan kekosongan massa di bagian tengah hingga amblas dan terbentuk kaldera Sirung. Aktifitas vulkanik muncul di sampingdinding kaldera yang amblas membentuk tubuh lava Sirung dan di luar kaldera membentuk Bukit beang. Produk termuda dari komplek Sirung adalah lava Sirung muda yang berada di bagian tengah kawah Sirung. (Gambar 3) Struktur geologi yang berkembang di daerah penyelidikan didominasi oleh arah tegasan utara - selatan sebagai sesar utama yang dalam. Pola tersebut berhubungan dengan arah tektonik regional yang berkembang di daerah Pantar Alor. Dalam perjalanan vulkanisme di daerah Pantar dapat dikenali beberapa pola struktur vulkanik seperti kaldera vulkanik Sirung yang terbentuk di sekitar puncak Gunung Sirung yang membentuk linear dengan diameter mencapai 2 km, diduga terbentuk akibat erupsi besar yang ekpslosif dari letusan Komplek Gunung Sirung sehingga terjadi kekosongan massa dan ambruk membentuk kaldera dan kawah. Manifestasi yang muncul merupakan efek dari zona permeable akibat sesar normal dan sesar - sesar vulkanik serta kegiatan tektonik yang masih aktif hingga saat ini. Pembagian pola struktur di areal penelitian dikelompokan menjadi sesar vulkanik, sesar dengan arah utara selatan, sesar dengan arah barat daya timur laut, sesar dengan arah baratlaut tenggara. Perhitungan kehilangan panas Untuk daerah panas bumi Pantar, nilai kehilangan panas dibagi menjadi perhitungan untuk air panas, tanah panas dan fumarol / steam vent. (Tabel 1) Hasil perhitungan kehilangan panas pada air panas dan tanah panas menunjukkan total kehilangan panas di daerah ini diperkirakan lebih dari 2,5 Mwth. Nilai tersebut menunjukkan nilai yang cukup tinggi dan diharapkan potensi
3 pembangkitan untuk tenaga listriknya pun berbanding lurus dengan data kehilangan panasnya Manifestasi Air panas Kawah Sirung, air kawah berdiamater 500 x 500 M, terletak di Puncak G. Sirung, akses untuk pencapaian ke lokasi air kawah dengan jalan kaki sekitar 3 jam dari kampung terakhir melalui kampung Alikaitalang Temperatur air kawah 99,89 o C pada temperatur udara 31,50 o C, debit > 2 liter/detik, sangat asam ph 0,01, dan daya hantar listrik sangat tinggi µs/cm. Di sekitarnya terdapat sublimasi belerang, batuan ubahan, air kawahnya berwarna hijau pekat, berbau H 2S sangat kuat, dan berasa kesat. Air panas Beang Mata air panas berlokasi di pinggir laut, pada lava basal, teluk Alitaki, sebelah tenggara daerah penyelidikan, Desa Aramaba, Temperatur air panas 81,05 o C pada temperatur udara 32,48 o C, debit 2 liter/detik, ph 6,03 dan daya hantar listrik µs/cm. Mata air panas muncul pada batuan lava basal, yang disekitarnya terdapat sinter silika, air panas mengalir ke laut, setiap air laut pasang akan menutupi pemunculan Air panasnya, air panas jernih, tidak berbau H 2S, dan berasa sangat asin. Air panas Air Mama Mata air panas berlokasi di lembah aliran batuan lava, Desa Aramaba, Temperatur air panas 58,78 o C pada temperatur udara 31,50 o C, debit 1 liter/detik, ph 7,17 dan daya hantar listrik 881 µs/cm, tidak terdapat sinter silika atau pun karbonat, air panas mengalir ke sungai digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan MCK, air panas jernih, tidak berbau H 2S, dan tidak berasa. Air panas Tubbe Mata air panas berlokasi di pinggir laut, pada batuan piroklastik, sebelah utara pada daerah penyelidikan, Desa Air Panas, Temperatur air panas 37,23 o C pada temperatur udara 30,99-33,15 o C, debit 2 liter/detik, ph 6,86 dan daya hantar listrik 930 µs/cm. tidak terdapat sinter silika ataupun karbonat, air panas mengalir ke laut, bila air laut pasang akan menutupi pemunculan Air panasnya, air panas jernih, tidak berbau H 2S, dan berasa asin. Alterasi Batuan tersebar di bagian tubuh Gunung Sirung, umumnya di bagian puncak sekitar kawah, namun di bagian lereng timur laut muncul pula alterasi di sekitar tanah panas, kenampakan fisik berupa batuan dan soil berwarna putih, merah, ungu hingga kehijauan, lunak dan menempel pada batuan induk seperti aliran piroklastik dan lava. Hasil analisis dengan mengunakan infra red analyzer menunjukkan jenis mineral ubahan seperti illite, halloysite, Na_Alunite, Kaolinite, Montmorilonite, Gypsum, Paragonite, Dickite, Nantronite, dan Gybsite Tanah Panas /steaming ground banyak di jumpai di lereng bagian timur dari Gunung Sirung, beberapa lokasi ditemukannya tanah panas diantaranya di daerah Airmama dengan luas mencapai ±4000 m 2, Puriali (±7000 m 2 ), Kualarau (±6000 m 2 ) dan puncak Beang (±8000 m 2 ). (Tabel 2) GEOKIMIA Kimia Air Pulau Pantar sebelah selatan terdapat fumarol, batuan terubah, dan kawah panas asam G. Sirung pada elevasi tinggi (472 mdpl) sebagai sumber utama magma yang sangat kaya dengan gas-gas vulkanik, indikasi gunung api aktif G. Sirung. Diindikasikan temperatur tinggi (>100 o C), ph asam (0,01), daya hantar listrik tinggi (16400 µmhos/cm), menyebabkan tingginya konsentrasi senyawa kimia diantaranya: Silika, B, Al, Fe, Ca, Mg, As, F, Cl, dan Sulfat, dengan keterdapatan gasgas vulkanik membentuk H 2SO 4, HCl, dan HF yang melarutkan batuan sekitarnya (leaching country rock). Sedangkan manifestasi panas bumi di sebelah timur laut dari lokasi G. Sirung, berupa tanah
4 panas Bukit Beang, Puriali, Kuaralau, dan tanah panas Airmama bertemperatur masih tinggi (100 o C), serta air panas Beang pada pinggir laut bertemperatur 81 o C (zona upflow), dengan kehadiran sinter silika pada air panas, daya hantar listrik tinggi (16500 µmhos/cm), serta konsentrasi tinggi dari Silika, Na, Cl, dan Sulfat, sebagai indikasi pengaruh deep water dan pengaruh air laut. Air panas Airmama (dekat lokasi tanah panas Airmama dan Kuaralau), bertemperatur 58 o C, ph netral, serta air panas Tubbe, yang berlokasi di sebelah baratlaut, bertemperatur o C, pada pinggir laut (sebagai zona outflow), berkonsentrasi silika cukup tinggi ( mg/l), serta sulfat ( mg/l), sebagai indikasi daerah vulkanik. Pada diagram segi tiga Cl -SO 4- HCO 3 (Gambar 5), sampel air panas kawah Sirung pada puncak Gunung Sirung (temperatur mendidih 100 o C, ph asam 0,01), bertipe sulfat-klorida (indikasi air vulkanik), sedangkan pada elevasi lebih rendah terdapat air panas Beang yang muncul dipinggir laut, rasa asin, sinter silika, dan bertipe air klorida (indikasi deep water tercampur air laut), sedangkan air panas Mama, Air panas Tubbe, bertipe air bikarbonat (indikasi tercampur air permukaan lebih dominan). Pada diagram segi tiga Na-K-Mg, semua air panas terletak pada zona immature water (indikasi tercampur air permukaan lebih dominan), kecuali air panas Beang yang mendekati partial equilibrium, sebagai indikasi adanya faktor deep water, selain faktor air laut yang harus dipertimbangkan. Pada diagram segi tiga Cl, Li, B, posisi mata air panas, pada zona pojok klorida yang menunjukkan keterdapatan pemunculan mata air panas, terletak di lingkungan vulkanik, namun dipengaruhi oleh pencampuran dengan air laut. Isotop 18 O dan 2 H sampel air panas, pada plotting grafik δd terhadap δ 18 O, menggunakan garis Meteoric Water Line (MWL) persamaan δd = 8δ 18 O +14. Air dingin Sirung, air dingin Mauta, air panas Tubbe dan air panas Airmama (bertemperatur rendah), posisinya mendekati MWL, menunjukkan bahwa air tersebut didominasi air meteorik. Sementara posisi air panas Beang lebih menjauhi ke sebelah kanan dari MWL, indikasi bahwa pembentukan mata air panas berhubungan dengan terjadinya interaksi antara fluida panas pada sistem panas bumi yang mungkin ada dengan batuan yang dilaluinya menyebabkan terjadinya pengkayaan 18 O, terjadi karena reaksi substitusi oksigen 18 dari batuan dengan oksigen 16 dari fluida panas pada saat terjadi interaksi fluida panas dengan batuan sebelum muncul ke permukaan, yang berarti kemungkinan air panas Beang, berasal langsung dari kedalaman (deep water), walaupun pengaruh air laut harus dipertimbangkan, dengan daya hantar listrik, dan senyawa kimia tertentu yang tinggi. Posisi Air panas Kawah Sirung terletak lebih menjauhi lagi dari MWL, dan lebih tinggi nilai oksigen 18 dan deuteriumnya dari pada posisi air laut (SMOW), juga dari posisi magma (magmatic), lebih memperkuat lagi keberadaan sistem air vulkanik dan proses evaporasi pada kawah gunung Sirung. Jika ditarik garis lurus dari posisi air dingin, air panas Tubbe, dan air panas Airmama terhadap air panas Beang dan air panas kawah sirung akan membentuk garis lurus dengan kemiringan sekitar 60 o. Hasil penghitungan geothermometer Na/K, SiO 2, dan gas di P. Pantar (Tabel 3) sangat dipengaruhi oleh air vulkanik dan air laut. Rasa air yang asin menyebabkan tidak akan dapat digunakannya geothermometer Na/K. Berdasarkan geothermometer H 2-Ar, (Giggenbach, dan Gogguel 1989), menghasilkan temperatur tinggi (284 o C), namun tidak dapat digunakan, karena sampel gas dari fumarol kawah G. Api Aktif G. Sirung, sedangkan berdasarkan
5 geothermometer Silika, diperoleh temperatur 195 o C, sehingga perkiraan temperatur yang berhubungan dengan reservoir panas bumi di daerah penyelidikan P. Pantar sekitar 192 o C. Anomali CO 2 dan Hg menunjukkan daerah dengan nilai tinggi di sekitar Bukit Beang dan Kualarau. PEMBAHASAN Sistem Panas Bumi Terbentuknya sistem panas bumi di daerah Pantar dapat dikenali dari kehadiran manifestasi yang muncul di permukaan seperti air panas, tanah panas, solfatara, fumarole, dan batuan alterasi. Daerah Pantar dapat dimasukan dalam sistem panas bumi pada lingkungan vulkanik high terrain dengan elevasi tertinggi ±1000 mdpl. (Gambar 11). Sistem yang terbentuk pada daerah seperti ini umumnya memiliki potensi panas bumi yang cukup besar, dikarenakan sumber panas berasal dari aktifitas vulkanik yang masih aktif, sehingga panas yang tertransfer masih terjaga, kemudian suplai fluida cukup besar dikarenakan kontribusi dari siklus hidrologi yang umumnya berada pada daerah curah hujan yang tinggi, ketersediaan air di permukaan yang meresap melalui zona permeable ke dalam sistem aquifer dalam dan bercampur dengan fluida dari reservoir menjaga kebutuhan fluida yang dipanaskan. Daerah vulkanik umumnya berasosiasi dengan batuan vulkanik yang dikenal memiliki kekar berlembar mapupun kekar meniang. Kekar ini umumnya belum terisi oleh mineral sekunder yang bersifat menyekat. Batuan vulkanik tua yang terdapat di daerah Pantar diduga berasosiasi dengan terbentuknya permeabilitas tinggi sebagai wadah atau reservoir pada sistem ini. Batuan alterasi yang terdapat di sekitar munculnya tanah panas di sekitar Airmama, Kualarau, Puriali dan Bukit Beang, tersebar cukup luas, dan diduga berfungsi untuk menyekat keluarnya fluida ke permukaan, walaupun bocoran airpanas dan uap panas bisa naik kepermukaan melalui rekahan dan sesar yang memotong zona impermeable tersebut. Zona upflow berkaitan dengan munculnya manifestasi seperti fumarol atau tanah panas atau air panas dengan tipe sulfat dan klorida. Berdasarkan data lapangan diduga zona upflow berada di bagian puncak ke arah Bukit Beang kemudian ke timur laut hingga sekitar Air Mama, sedangkan zona outflownya berada di lereng utara ke arah air panas Tube yang bertipe bikarbonat dan air panas Beang yang muncul di bagian timur dari Puncak Sirung. Daerah Prospek Sebaran area prospek panas bumi berdasarkan hasil penelitian metode geologi dan geokimia terdapat di sisi timur laut Gunung Sirung, sekitar munculnya tanah panas Airmama, Puriali, Kualarau hingga Bukit Beang. Area prospek ini didukung oleh hasil kompilasi geologi struktur, anomali geokimia CO 2 dan Hg. Dari hasil kompilasi metode tersebut didapat luas area prospek panas bumi ini sekitar 12 km 2 untuk kelas sumber daya hipotetis. (Gambar 12). Estimasi Potensi Energi Daerah panas bumi pantar mempunyai luas wilayah prospek sekitar 12 km 2 (sumberdaya hipotetis). Temperatur reservoir diduga sebesar 192 C, sehingga temperatur cut-off sebesar 150 C. Dengan menggunakan metode penghitungan volumetrik, melalui beberapa asumsi yaitu tebal reservoir = 1 km, recovery factor = 25%, faktor konversi = 10%, dan lifetime = 30 tahun, maka potensi sumber daya hipotetis sebesar 45 MWe. (Tabel 4)
6 DAFTAR PUSTAKA Fournier, R.O., (1981), Application of Water Geochemistry Geothermal Exploration and Reservoir Engineering, Geothermal System : Principles and Case Histories. John Willey & Sons, New York. Giggenbach, W.F., (1988), Geothermal Solute Equilibria Deviation of Na K - Mg Ca Geo Indicators, Geochemica Acta 52, (Februari, 2015) Kooten, V., and Gerald, K., 1987, Geothermal Exploration Using Surface Mercury Geochemistry, Journal of volcanology and Geothermal Research, 31, Mahon K., Ellis, A.J., (1977), Chemistry and Geothermal system, Academic Press, Inc. Orlando. Nicholson, K., 1993, Geothermal Fluids Chemistry&Exploration Technique, Springer Verlag, In. Berlin. Noya, Y, dan Kusumadinata (1991): Peta Geologi Regional Lembar Pantar dan Wetar, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung, 1991; Poorter,R. P.E., dkk. (1989) Geochemistry of Hotsprings and Fumarolic Gases from The Banda Arch., Netherlands Journal of Sea Research, 24 (2/3): Roni, T., dkk. (266), Pemetaan Geologi Gunung api Sirung, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Bandung. Ruska, H., (1990), Berita Berkala Vulkanologi, Direktorat Vulkanologi, Edisi Khusus, Gunung Sirung, No Santoso, M.S., (1976) Inventarisasi Kenampakan gejala panas bumi di Pulau Pantar dan Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur, Direktorat vulkanologi, Bandung. Tim Inventarisasi, (2001), Penyelidikan Pendahuluan Geologi dan Geokimia Potensi Panas Bumi, di Pulau Pantar, Direktorat Inventarisasi Sumber daya Mineral Bandung. Gambar 1. Lokasi Daerah Survey
7 Gambar 2. Peta Morfologi Pantar Gambar 3. Peta Geologi Daerah Pantar
8 Gambar 4. Struktur Geologi
9 Gambar 5. Diagram Segitiga Cl -SO 4-HCO 3 Gambar 6. DiagraM Segitiga Na-K-Mg
10 Gambar 7. Diagram Segitiga Cl-Li-B Gambar 8. Diagram Isotop
11 Gambar 9. Anomali Hg Gambar 10. Anomali CO 2
12 Gambar 11. Model Tentatif Pulau Pantar ±5 km 2 Gambar 12. Peta Kompilasi Geologi dan Geokimia Daerah Panas Bumi Pantar
13 Nama/Lokasi Tabel 1. Perhitungan Kehilangan Panas T.man T. ud debit ( o C) ( o C) (L/det) Debit (m 3 /det) H ft (kj/kg) AP. KAWAH SIRUNG AP. BEANG AP. AIRMAMA AP. TUBBE AP. TUBBE Tabel 2. Pengukuran Tanah Panas H ft0 (kj/kg) T.man T. ud debit Nama/Lokasi ( o C) ( o Luas (m 2 ) W/mC oc/m C) (L/det) Densitas (kg/m 3 ) Mass fl.rt (kg/det) Heat loss (Wth) Heat loss (kwth) Heat loss (kwth) Tanahpanas Airmama x Tanahpanas Kuaralau x Tanahpanas Puriali x Tanahpanas Beang x TANAH PANAS AIRMAMA TANAH PANAS KUALARAU No Kode x y Elevasi Temperatur ( C) No Kode x y Elevasi Temperatur ( C) 1 Airmama Kualarau F Airmama Kualarau F Airmama Kualarau F Airmama Kualarau F Airmama KualarauF Airmama KualarauF Airmama Kualarau Airmama TANAH PANAS PURIALI 9 Airmama No Kode x y Elevasi Temperatur ( C) 10 Airmama Puriali Prl TANAH PANAS BUKIT BEANG 2 Puriali Prl No Kode x y Elevasi Temperatur ( C) 3 Puriali Prl Beang TP Puriali Prl Beang TP ,4 5 Puriali Prl Beang TP Puriali Prl Beang TP Puriali Prl Beang TP Puriali Prl Puriali Prl Puriali Prl Puriali Prl Puriali Prl Puriali Prl Puriali Prl Puriali Prl Tabel 3. Perhitungan Geotermometar AP. KAWAH AP. AP. Jenis SIRUNG AP. BEANG AIRMAMA TUBBE 1 AP. TUBBE 2 Geotermometer APS APB APAM APT1 APT2 T SiO 2(cc) T SiO 2(ac) T NaK (F) T NaK (G)
14 BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI Parameter Nilai Ket. Tabel 4. Estimasi Perhitungan Potensi PENGHITUNGAN VOLUMETRI (STORED HEAT) SNI Area (km 2 ) = 12 Energi Initial batuan = 5.184E+15 kj Thickness (m) = 1000 Energi initial Uap = 2.226E+12 kj Rock Dens. (kg/m 3 ) = 2500 Energi initial Air = 7.707E+14 kj Rock Heat Cap. (kj/(kg. o C)) = 1 Steam density Init. (kg/m 3 ) 6.66 valid 0.01<T< 371 o C Energy Total Initial = 5.957E+15 kj Steam Enthalpy Init. (kj/kg) valid 0.01<T< 359 o C Water density Init. (kg/m 3 ) valid 0.01<T< 370 o C Energi Final batuan = 4.050E+15 kj Water Enthalpy Init. (kg/m 3 ) valid 5 <T< 372 o C Energi Final Uap = 5.828E+12 kj Steam density Final (kg/m 3 ) 2.53 valid 0.01<T< 371 o C Energi Final Air = 2.081E+14 kj Steam Enthalpy Final (kg/m 3 ) valid 0.01<T< 359 o C Water density Final (kg/m 3 ) valid 0.01<T< 370 o C Energy Total Final = 4.264E+15 kj Water Enthalpy Final (kg/m 3 ) valid 5 <T< 372 o C Rock Porosity (fract, %) = 10.0% Energy Total Max = 1.693E+15 kj Temperatur INITIAL ( o C) = 192 Temperatur FINAL ( o C) = 150 Energy Recoverable = 4.232E+14 kj Water Sat. Init. (fract) = 90% Water Sat. Fina. (fract) = 30% RF (fract) = 25% Elect. Eff. (fract) = 10% Life Time (years) = 30 POTENSI : 45 MW e
PENYELIDIKAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI TAMBU KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH
PENYELIDIKAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI TAMBU KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH Dedi Kusnadi 1, Anna Y 1 1 Kelompok Program Penelitian Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi ABSTRAK Penyelidikan geokimia
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR
BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR 4.1 Sistem Panas Bumi Secara Umum Menurut Hochstein dan Browne (2000), sistem panas bumi adalah istilah umum yang menggambarkan transfer panas alami pada volume
Lebih terperinciGEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI GERAGAI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI
GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI GERAGAI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI Dedi Kusnadi, Lano Adhitya Permana, Dikdik Risdianto Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi
Lebih terperinciSURVEI PENDAHULUAN PANAS BUMI GEOLOGI DAN GEOKIMIA
SURVEI PENDAHULUAN PANAS BUMI GEOLOGI DAN GEOKIMIA PULAU WETAR, PROVINSI MALUKU Robertus S.L.S, Herry S, Andri Eko A. W. Kelompok Penyelidikan Panas Bumi Pusat Sumber Daya Geologi SARI Secara umum Pulau
Lebih terperinciPENYELIDIKAN PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN BONE DAN KABUPATEN SOPPENG, PROVINSI SULAWESI SELATAN
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN BONE DAN KABUPATEN SOPPENG, PROVINSI SULAWESI SELATAN Eddy Mulyadi, Arif Munandar Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber
Lebih terperinciGEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH BANDA NEIRA DAN HUBUNGANNYA TERHADAP SISTEM PANAS BUMI KEPULAUAN BANDA
GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH BANDA NEIRA DAN HUBUNGANNYA TERHADAP SISTEM PANAS BUMI KEPULAUAN BANDA Lano Adhitya Permana, Andri Eko Ari Wibowo, Edy Purwoto Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber
Lebih terperinciSURVEI GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI TAMIANG HULU KABUPATEN ACEH TAMIANG, PROVINSI ACEH
SURVEI GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI TAMIANG HULU KABUPATEN ACEH TAMIANG, PROVINSI ACEH oleh Dedi Kusnadi, dan Moch. Nur Hadi Kelompok Penelitian Panas Bumi Pusat Sumber Daya Geologi SARI Daerah
Lebih terperinciPotensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya energi yang melimpah dan beraneka ragam, diantaranya minyak bumi, gas bumi, batubara, gas alam, geotermal, dll.
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Daerah Sumatera merupakan salah satu daerah yang memiliki tatanan geologi sangat kompleks, baik dari segi sedimentologi, vulkanologi, tektonik dan potensi sumber daya
Lebih terperinciSURVEI PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI KABUPATEN BANGGAI DAN KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH
SURVEI PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI KABUPATEN BANGGAI DAN KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH Eddy Mulyadi, Arif Munandar Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber
Lebih terperinciSURVEI TERPADU GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI SAJAU KABUPATEN BULUNGAN, PROVINSI KALIMANTAN UTARA
SURVEI TERPADU GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI SAJAU KABUPATEN BULUNGAN, PROVINSI KALIMANTAN UTARA Andri Eko Ari Wibowo, Mochamad Nur Hadi, Suwarno Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber
Lebih terperinciPENGUJIAN UAP/MONITORING SUMUR PANAS BUMI MATALOKO, NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2006
PENGUJIAN UAP/MONITORING SUMUR PANAS BUMI MATALOKO, NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN Dahlan, Soetoyo Kelompok Program Penelitian Panas Bumi ABSTRAK Dalam rangka pengembangan lanjut lapangan panas bumi Mataloko,
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN POTENSI PANAS BUMI DAERAH PENELITIAN
BAB 6 PEMBAHASAN POTENSI PANAS BUMI DAERAH PENELITIAN 6. 1 Hilang Panas Alamiah Dalam penentuan potensi panas bumi disuatu daerah diperlukan perhitungan kehilangan panas alamiah. Hal ini perlu dilakukan
Lebih terperinciBAB IV MANIFESTASI PANAS BUMI DI GUNUNG RAJABASA
BAB IV MANIFESTASI PANAS BUMI DI GUNUNG RAJABASA IV.1 TINJAUAN UMUM Manifestasi panas bumi adalah keluaran fluida panas bumi dari reservoar ke permukaan melalui rekahan atau melalui suatu unit batuan yang
Lebih terperinciSURVEI PENDAHULUAN DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN MAHAKAM HULU DAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
SURVEI PENDAHULUAN DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN MAHAKAM HULU DAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Eddy Mulyadi dan Arif Munandar Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya
Lebih terperinciPengujian Uap/Monitoring Sumur Panas Bumi MT-2, MT-3, dan MT-4 Mataloko Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur Tahun 2005
Pengujian Uap/Monitoring Sumur Panas Bumi MT-, MT-3, dan MT- Mataloko Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur Tahun Oleh: Bangbang Sulaeman, Syuhada Arsadipura, dan Dahlan Sub Direktorat Panas Bumi SARI Monitoring
Lebih terperinciGEOLOGI, GEOKIMIA, DAN GEOFISIKA DAERAH PANAS BUMI SUMANI, PROVINSI SUMATERA BARAT
GEOLOGI, GEOKIMIA, DAN GEOFISIKA DAERAH PANAS BUMI SUMANI, PROVINSI SUMATERA BARAT Dudi Hermawan, Sri Widodo, Robertus S, Dedi K, M.Kholid, A.Zarkasyi, Wiwid J Kelompok Penyelidikan Panas Bumi Pusat Sumber
Lebih terperinciGEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH MARITAING KABUPATEN ALOR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH MARITAING KABUPATEN ALOR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Dede Iim Setiawan, Andri Eko Ari Wibowo, Dudi Hermawan Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya
Lebih terperinciBAB VI INTERPRETASI DATA GEOKIMIA
BAB VI INTERPRETASI DATA GEOKIMIA Pada Tahun 2008, tim dari kelompok penelitian Program Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi, melakukan penyelidikan geokimia pada daerah lapangan panas bumi Tambu. Penyelidikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Wai Selabung secara administratif termasuk ke dalam wilayah
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daerah Penelitian Daerah Wai Selabung secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Mekakau Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Provinsi Sumatera Selatan. Luas
Lebih terperinciSURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELLURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PANTAR, KABUPATEN ALOR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
SURVEI TERPADU GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELLURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PANTAR, KABUPATEN ALOR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Tony Rahadinata, Iqbal Takodama Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat
Lebih terperinciPENYELIDIKAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH LOMPIO KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH Oleh: Dedi Kusnadi, Supeno, dan Sumarna SUBDIT PANAS BUMI
PENYELIDIKAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH LOMPIO KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH Oleh: Dedi Kusnadi, Supeno, dan Sumarna SUBDIT PANAS BUMI SARI Penyelidikan geokimia panas bumi di daerah Lompio dan sekitarnya
Lebih terperinciPENYELIDIKAN TERPADU GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI G. KAPUR KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI
PENYELIDIKAN TERPADU GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI G. KAPUR KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI Yuanno Rezky, Andri Eko Ari. W, Anna Y. Kelompok Program Peneylidikan Panas Bumi SARI Daerah panas
Lebih terperinciBAB IV GEOKIMIA AIR PANAS
4.1 Tinjauan Umum. BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS Salah satu jenis manifestasi permukaan dari sistem panas bumi adalah mata air panas. Berdasarkan temperatur air panas di permukaan, mata air panas dapat dibedakan
Lebih terperinciBAB 3 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA
BAB 3 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA 3.1 Data Geokimia Seperti yang telah dibahas pada bab 1, bahwa data kimia air panas, dan kimia tanah menjadi bahan pengolahan data geokimia untuk menginterpretasikan
Lebih terperinciSURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI AMPALLAS KABUPATEN MAMUJU, PROVINSI SULAWESI BARAT
SURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI AMPALLAS KABUPATEN MAMUJU, PROVINSI SULAWESI BARAT Oleh : Edy Purwoto, Arif Munandar Kelompok Penyelidikan Panas Bumi Pusat Sumber Daya Geologi SARI Secara administratif
Lebih terperinciSURVEI MAGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI LIMBONG KABUPATEN LUWU UTARA, SULAWESI SELATAN. Oleh: Wiwid Joni 1), Muhammad Kholid 1)
SURVEI MAGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI LIMBONG KABUPATEN LUWU UTARA, SULAWESI SELATAN Oleh: Wiwid Joni 1), Muhammad Kholid 1) 1) Kelompok Penyelidikan Bawah Permukaan SARI Pengukuran magnetotellurik
Lebih terperinciSurvei Terpadu Geologi Daerah Panas Bumi Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara SARI
Survei Terpadu Geologi Daerah Panas Bumi Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara Andri Eko Ari Wibowo 1) dan Dikdik Risdianto 1) 1) KP.Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi SARI Sistem
Lebih terperinciBAB IV KARAKTERISTIK AIR PANAS DI DAERAH TANGKUBAN PARAHU BAGIAN SELATAN, JAWA BARAT
BAB IV KARAKTERISTIK AIR PANAS DI DAERAH TANGKUBAN PARAHU BAGIAN SELATAN, JAWA BARAT 4.1 Tinjauan Umum Manifestasi permukaan panas bumi adalah segala bentuk gejala sebagai hasil dari proses sistem panasbumi
Lebih terperinciSURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI LAINEA, KABUPATEN KONAWE SELATAN, PROVINSI SULAWESI TENGGARA
SURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI LAINEA, KABUPATEN KONAWE SELATAN, PROVINSI SULAWESI TENGGARA Dikdik Risdianto, Arif Munandar, Sriwidodo, Hari Prasetya Badan Geologi Pusat Sumber Daya Geologi Jl.
Lebih terperinciPENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD ON DI DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA, MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 27 PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD ON DI DAERAH PANAS BUMI SAMPURAGA, MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA Oleh : 1 Sri Widodo, Bakrun 1,
Lebih terperinciSURVEI TERPADU GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI MALINGPING KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN. Dikdik Risdianto, Dedi Kusnadi KP Panas Bumi SARI
SURVEI TERPADU GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI MALINGPING KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN Dikdik Risdianto, Dedi Kusnadi KP Panas Bumi SARI Daerah Panas Bumi Malingping secara administrasi berada
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi
BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Geologi Metode geologi yang dipergunakan adalah analisa peta geologi regional dan detail. Peta geologi regional menunjukkan tatanan geologi regional daerah tersebut, sedangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentuk tanah yang intensif adalah proses alterasi pada daerah panasbumi.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya tanah longsor adalah tingkat ketebalan tanah yang tinggi dengan kekuatan antar material yang rendah. Salah satu pembentuk
Lebih terperinciPENYELIDIKAN TERPADU GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI MAPOS, KABUPATEN MANGGARAI TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
PENYELIDIKAN TERPADU GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI MAPOS, KABUPATEN MANGGARAI TIMUR, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Lano Adhitya Permana, Dede Iim Setiawan Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat
Lebih terperinciPenyelidikan Pendahuluan Panas Bumi Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Timur
Penyelidikan Pendahuluan Panas Bumi Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Timur Dahlan, Dikdik R., dan Edi M. KP Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi, Badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kompleks Gunung Api Arjuno Welirang (KGAW) merupakan bagian dari rangkaian gunung api aktif di Pulau Jawa yang berada di bagian selatan ibukota Surabaya, Jawa Timur.
Lebih terperinciPENYELIDIKAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI MASSEPE KABUPATEN SINDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI SELATAN
PENYELIDIKAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI MASSEPE KABUPATEN SINDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI SELATAN Bangbang Sulaeman 1, Andri Eko Ari. W 1, Supeno 1 1 Kelompok Program Penelitian Panas Bumi ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 4 PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI
BAB 4 PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI 4.1 Hilang Panas Alamiah Besar potensi panas bumi dapat diperkirakan melalui perhitungan panas alamiah yang hilang melalui keluaran manifestasi panas bumi (natural heat
Lebih terperinciSURVEI GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH WAESANO, KABUPATEN MANGGARAI BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
SURVEI GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH WAESANO, KABUPATEN MANGGARAI BARAT, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Mochamad Nur Hadi, Dedi Kusnadi, Robertus S.L. Simarmata Kelompok Penyelidikan Panas Bumi,
Lebih terperinciSurvei Terpadu AMT dan Gaya Berat daerah panas bumi Kalawat Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara
Survei Terpadu AMT dan Gaya Berat daerah panas bumi Kalawat Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara Oleh : Tony Rahadinata, dan Sri Widodo Kelompok Penyelidikan Bawah Permukaan Pusat Sumber Daya
Lebih terperinciBAB IV GEOKIMIA AIR PANAS DI DAERAH GUNUNG KROMONG DAN SEKITARNYA, CIREBON
BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS DI DAERAH GUNUNG KROMONG DAN SEKITARNYA, CIREBON 4.1 Tinjauan Umum Pada metoda geokimia, data yang digunakan untuk mengetahui potensi panasbumi suatu daerah adalah data kimia
Lebih terperinciBAB IV MANIFESTASI PANAS BUMI CIMANDIRI
BAB IV MANIFESTASI PANAS BUMI CIMANDIRI 4.1 LATAR BELAKANG Lembah Sungai Cimandiri telah diketahui banyak peneliti merupakan daerah yang dipengaruhi oleh struktur geologi atau lebih dikenal dengan Zona
Lebih terperinciGEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH PERMIS KABUPATEN BANGKA SELATAN, PROVINSI BANGKA BELITUNG S A R I
GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH PERMIS KABUPATEN BANGKA SELATAN, PROVINSI BANGKA BELITUNG Dede Iim Setiawan, Lano Adhitya Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi S A R I Keterdapatan
Lebih terperinciSURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI MASSEPE, KABUPATEN SID- RAP, PROVINSI SULAWESI SELATAN. Mochamad Nur Hadi, Suparman, Arif Munandar
SURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI MASSEPE, KABUPATEN SID- RAP, PROVINSI SULAWESI SELATAN Mochamad Nur Hadi, Suparman, Arif Munandar Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi S A R
Lebih terperinciGEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH POHON BATU, PROVINSI MALUKU
GEOLOGI DAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH POHON BATU, PROVINSI MALUKU Dudi Hermawan, Anna Yushantarti Kelompok Penyelidikan Panas Bumi Pusat Sumber Daya Geologi SARI Daerah panas bumi Pohon Batu secara fisiografi
Lebih terperinciBAB IV MANIFESTASI PERMUKAAN PANASBUMI DI DATARAN TINGGI DIENG DAN SEKITARNYA
BAB IV MANIFESTASI PERMUKAAN PANASBUMI DI DATARAN TINGGI DIENG DAN SEKITARNYA 4.1 Tinjauan umum Sistem panasbumi yang ada di Indonesia umumnya berasal dari sistem afiliasi volkanik. Sistem ini ditandai
Lebih terperinci, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10
PEMODELAN STRUKTUR GEOLOGI DAN ANALISIS SUMBER PANAS MENGGUNAKAN METODE GRAVITASI, MAGNETIK DAN FAULT FRACTURE DENSITY (FFD) PADA DAERAH PANAS BUMI BITTUANG, SULAWESI SELATAN Adhitya Mangala * Yobel Muhammad
Lebih terperinciPENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD-ON DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN, KABUPATEN LOMBOK TIMUR - NTB
PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DAN HEAD-ON DAERAH PANAS BUMI SEMBALUN, KABUPATEN LOMBOK TIMUR - NTB Mochamad Nur Hadi, Anna Yushantarti, Edi Suhanto, Herry Sundhoro Kelompok Program Penelitian Panas Bumi SARI
Lebih terperinciBAB IV PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI
Potensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB IV PENENTUAN POTENSI PANAS BUMI IV.1 Kehilangan Panas Alamiah Dalam penentuan potensi panas
Lebih terperinciPENYELIDIKAN PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN MINAHASA UTARA DAN KOTA BITUNG - PROVINSI SULAWESI UTARA SARI
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN MINAHASA UTARA DAN KOTA BITUNG - PROVINSI SULAWESI UTARA Dede Iim Setiawan, Eddy Mulyadi, Herry Sundhoro Kelompok Penyelidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa (Busur Sunda) merupakan daerah dengan s umber daya panas
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pulau Jawa (Busur Sunda) merupakan daerah dengan s umber daya panas bumi terbesar (p otensi cadangan dan potensi diketahui), dimana paling tidak terdapat 62 lapangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. panasbumi di permukaan berupa mataair panas dan gas. penafsiran potensi panasbumi daerah penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek yang akan diamati dalam penelitian ini adalah manifestasi panasbumi di permukaan berupa mataair panas dan gas. Penelitian dikhususkan kepada aspek-aspek
Lebih terperinciSURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI WAY SELABUNG KABUPATEN OGAN KEMIRING ULU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
SURVEI ALIRAN PANAS DAERAH PANAS BUMI WAY SELABUNG KABUPATEN OGAN KEMIRING ULU SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN Oleh : Moch. Budiraharja, Arif Munandar Keywords : panas bumi, temperatur, gradien termal,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL...i. HALAMAN PENGESAHAN...ii. HALAMAN PERSEMBAHAN...iii. UCAPAN TERIMAKASIH...iv. KATA PENGANTAR...vi. SARI...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii HALAMAN PERSEMBAHAN...iii UCAPAN TERIMAKASIH...iv KATA PENGANTAR...vi SARI...vii DAFTAR ISI...viii DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR TABEL...xv BAB
Lebih terperinciBAB V KIMIA AIR. 5.1 Tinjauan Umum
BAB V KIMIA AIR 5.1 Tinjauan Umum Analisa kimia air dapat dilakukan untuk mengetahui beberapa parameter baik untuk eksplorasi ataupun pengembangan di lapangan panas bumi. Parameter-parameter tersebut adalah:
Lebih terperinciGEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI WAI SELABUNG KABUPATEN OKU SELATAN, SUMATERA SELATAN
GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI WAI SELABUNG KABUPATEN OKU SELATAN, SUMATERA SELATAN Dedi Kusnadi, Dikdik Risdianto, Arif Munandar, Dahlan Kelompok Program Penelitian Panas Bumi S A R I Posisi daerah
Lebih terperinciPENYELIDIKAN TERPADU GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI AMOHOLA, KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA
PENYELIDIKAN TERPADU GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI AMOHOLA, KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA Anna Yushantarti dan Yuanno Rezky Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia. Potensi panas bumi di Indonesia mencapai 29.038 MW atau setara dengan 40%
Lebih terperinciBAB IV STUDI KHUSUS GEOKIMIA TANAH DAERAH KAWAH TIMBANG DAN SEKITARNYA
BAB IV STUDI KHUSUS GEOKIMIA TANAH DAERAH KAWAH TIMBANG DAN SEKITARNYA IV.1 TINJAUAN UMUM Pengambilan sampel air dan gas adalah metode survei eksplorasi yang paling banyak dilakukan di lapangan geotermal.
Lebih terperinciSURVEI ALIRAN PANAS (HEAT FLOW) DAERAH PANAS BUMI PERMIS KABUPATEN BANGKA SELATAN, PROVINSI BANGKA BELITUNG
SURVEI ALIRAN PANAS (HEAT FLOW) DAERAH PANAS BUMI PERMIS KABUPATEN BANGKA SELATAN, PROVINSI BANGKA BELITUNG Edy Purwoto, Yuanno Rezky, Robertus S.L. Simarmata Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber
Lebih terperinci4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur
4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur G. Iya KETERANGAN UMUM Nama : G. Iya Nama Lain : Endeh Api Nama Kawah : Kawah 1 dan Kawah 2 Tipe Gunungapi : Strato Lokasi Geografis : 8 03.5' LS dan 121 38'BT Lokasi
Lebih terperinciPATIR - BATAN. Satrio, Wibagiyo, Neneng L., Nurfadhlini
PATIR - BATAN Satrio, Wibagiyo, Neneng L., Nurfadhlini Indonesia memiliki potensi energi panas bumi yaitu sebesar 27000 MW baru dimanfaatkan 1100 MW. Pemerintah mentargetkan kontribusi energi panas bumi
Lebih terperinci6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA
6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA G. Ambang (Kunrat, S. L. /PVMBG/2007) KETERANGAN UMUM Nama : G. Ambang Nama Lain : - Nama Kawah : Kawah Muayat, Kawah Moyayat Lokasi : a. Geografi : 0 o 44' 30" LU dan 124
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran masuk
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Lokasi penelitian adalah Ranu Segaran, terletak di sebelah timur Gunung Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran
Lebih terperinciBAB III PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA
BAB III PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA III.1 Data Geokimia Dengan menggunakan data geokimia yang terdiri dari data kimia manifestasi air panas, data kimia tanah dan data udara tanah berbagai paramater
Lebih terperinciPENYELIDIKAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI LOMPIO, KABUPATEN DONGGALA, PROPINSI SULAWESI TENGAH
PENYELIDIKAN GAYA BERAT DAERAH PANAS BUMI LOMPIO, KABUPATEN DONGGALA, PROPINSI SULAWESI TENGAH Oleh Dendi S.K 1, Liliek 2, Hasan 3,Sumarna 4 Sub.Dit. Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perekonomian. Data Kementerian ESDM (2014) menyatakan bahwa
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan hidup masyarakat dengan penggunaan tertinggi urutan ketiga setelah bahan bakar minyak dan gas. Kebutuhan energi listrik
Lebih terperinciV.2.4. Kesetimbangan Ion BAB VI. PEMBAHASAN VI.1. Jenis Fluida dan Posisi Manifestasi pada Sistem Panas Bumi VI.2.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN.... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR. iv SARI... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL xiv BAB I. PENDAHULUAN. 1 I.1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Schieferdecker (1959) maar adalah suatu cekungan yang umumnya terisi air, berdiameter mencapai 2 km, dan dikelilingi oleh endapan hasil letusannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zona Bogor (Van Bemmelen, 1949). Zona Bogor sendiri merupakan antiklinorium
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Bantarkawung merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Brebes bagian selatan. Kecamatan ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Cilacap di sebelah
Lebih terperinciBAB V PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOKIMIA
BAB V PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOKIMIA Tujuan metode geokimia digunakan dalam penelitian eksplorasi energi panasbumi adalah untuk mengkaji kemungkinan pengembangan sumber daya panasbumi. Parameter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya panas bumi yang terdapat di daerah vulkanik, graben (vulkano-tektonik) dan non-vulkanik. Hingga saat ini, telah teridentifikasi 265 daerah
Lebih terperinciSURVEI ALIRAN PANAS (HEAT FLOW) DAERAH PANAS BUMI AMOHOLA KABUPATEN KONAWE SELATAN, PROVINSI SULAWESI TENGGARA
SURVEI ALIRAN PANAS (HEAT FLOW) DAERAH PANAS BUMI AMOHOLA KABUPATEN KONAWE SELATAN, PROVINSI SULAWESI TENGGARA Edy Purwoto, Yuanno Rezky, Dede Iim Setiawan Kelompok Penyelidikan Panas Bumi, Pusat Sumber
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MATA AIR PANAS DAERAH PANAS BUMI DESA AKESAHU GAMSUNGI KECAMATAN JAILOLO TIMUR KABUPATEN HALMAHERA BARAT PROPINSI MALUKU UTARA
JURNAL DINTEK. VOL 9 NO 2 SEPTEMBER 2016. 1-5 KARAKTERISTIK MATA AIR PANAS DAERAH PANAS BUMI DESA AKESAHU GAMSUNGI KECAMATAN JAILOLO TIMUR KABUPATEN HALMAHERA BARAT PROPINSI MALUKU UTARA Herry Djainal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam penelitian ini untuk letak daerah penelitian, manifestasi panasbumi, geologi daerah (geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, dan batuan ubahan) dikutip dari Pusat Sumber
Lebih terperinci5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku
5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku G. Lawarkawra di P. Nila, dilihat dari arah utara, 1976 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kokon atau Lina Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 6 o 44' Lintang
Lebih terperinciKarakterisasi Temperatur Bawah Permukaan Daerah NZU : Integrasi Data Geotermometer, Mineral Alterasi dan Data Pengukuran Temperatur Bawah Permukaan
Karakterisasi Temperatur Bawah Permukaan Daerah NZU : Integrasi Data Geotermometer, Mineral Alterasi dan Data Pengukuran Temperatur Bawah Permukaan Nisrina Zaida Ulfa (1), Dr. Ir. Johanes Hutabarat, M.si
Lebih terperinciAnalisis Geokimia Fluida Manifestasi Panas Bumi Daerah Maribaya
Analisis Geokimia Fluida Manifestasi Panas Bumi Daerah Maribaya Oleh: Extivonus K.Fr (12012060) 1. GEOLOGI REGIONAL Daerah Maribaya terletak di utara Kota Bandung dan berdekatan dengan Lembang. Secara
Lebih terperinciPENYELIDIKAN GEOLISTRIK DI DAERAH PANAS BUMI SONGA WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, PROVINSI MALUKU UTARA
PENYELIDIKAN GEOLISTRIK DI DAERAH PANAS BUMI SONGA WAYAUA, KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, PROVINSI MALUKU UTARA Sri Widodo, Bakrun Kelompok Program Penelitian Panas Bumi SARI Daerah panas bumi - yang secara
Lebih terperinci6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara
6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Tonkoko Nama Kawah : - Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Administratif: termasuk Desa Makewide, Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertipe komposit strato (Schmincke, 2004; Sigurdsson, 2000; Wilson, 1989).
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dinamika aktivitas magmatik di zona subduksi menghasilkan gunung api bertipe komposit strato (Schmincke, 2004; Sigurdsson, 2000; Wilson, 1989). Meskipun hanya mewakili
Lebih terperinciSURVEI MAGNETOTELURIK DAERAH PANAS BUMI MARANA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH. Oleh: Asep Sugianto 1) dan Suwahyadi 2)
SURVEI MAGNETOTELURIK DAERAH PANAS BUMI MARANA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH Oleh: Asep Sugianto 1) dan Suwahyadi 2) 1) Kelompok Penyelidikan Bawah Permukaan 2) Bidang Sarana Teknik SARI Pada tahun
Lebih terperinciPENYELIDIKAN PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN KAMPAR DAN KUANTAN SINGINGI, PROVINSI RIAU
PENYELIDIKAN PENDAHULUAN GEOLOGI DAN GEOKIMIA DAERAH PANAS BUMI KABUPATEN KAMPAR DAN KUANTAN SINGINGI, PROVINSI RIAU Anna Yushantarti, Lano Adhitya Permana, dan Dikdik Risdianto Kelompok Penyelidikan Panas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia memiliki daerah vulkanik yang berlimpah. Sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem panas bumi umumnya berkembang pada daerah vulkanik dan non vulkanik. Seting tektonik Indonesia yang dilalui oleh jalur pegunungan aktif menjadikan Indonesia
Lebih terperinciSURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT. Muhammad Kholid, Harapan Marpaung
SURVEI MEGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI BUKIT KILI GUNUNG TALANG, KABUPATEN SOLOK, SUMATERA BARAT Muhammad Kholid, Harapan Marpaung KPP Bawah Permukaan Survei magnetotellurik (MT) telah dilakukan didaerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen.
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kimia airtanah menunjukkan proses yang mempengaruhi airtanah. Perubahan kimia airtanah dipengaruhi oleh faktor geologi dan faktor antropogen. Nitrat merupakan salah
Lebih terperinciMONITORING SUMUR-SUMUR EKSPLORASI LAPANGAN PANAS BUMI MATALOKO, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Dahlan, Eddy M., Anna Y.
MONITORING SUMUR-SUMUR EKSPLORASI LAPANGAN PANAS BUMI MATALOKO, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Dahlan, Eddy M., Anna Y. KP Panas Bumi, Pusat Sumber Daya Geologi, Badan Geologi SARI Lapangan panas bumi Mataloko
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komplek vulkanik Dieng di Jawa Tengah memiliki sistem panas bumi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Komplek vulkanik Dieng di Jawa Tengah memiliki sistem panas bumi temperatur tinggi yang berkaitan dengan gunung api (Layman, 2002). Sistem panas bumi ini dapat dibagi
Lebih terperinciSURVEI MAGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI GUNUNG ARJUNO- WELIRANG JAWA TIMUR
SURVEI MAGNETOTELLURIK DAERAH PANAS BUMI GUNUNG ARJUNO- WELIRANG JAWA TIMUR Oleh: Asep Sugianto 1), Edi Suhanto 2), dan Harapan Marpaung 1) 1) Kelompok Penyelidikan Panas Bumi 2) Bidang Program dan Kerjasama
Lebih terperinciSURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PARIANGAN, KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT
SURVEI GAYA BERAT DAN AUDIO MAGNETOTELURIK (AMT) DAERAH PANAS BUMI PARIANGAN, KABUPATEN TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT Muhammad Kholid, M. Nurhadi Kelompok Program Penelitian Panas Bumi Pusat Sumber
Lebih terperinciKlasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia
STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI 13-5012-1998 ICS 73.020 Klasifikasi Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia BADAN STANDARDISASI NASIONAL-BSN LATAR BELAKANG Indonesia secara geologis terletak pada pertemuan
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN
BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Metode Geologi Metode geologi yang dipergunakan adalah analisa peta geologi regional dan lokal. Peta geologi regional menunjukkan tatanan geologi regional daerah tersebut.
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
49 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Geokimia 5.1.1. Hasil Penelitian Sampel Air dan Gas Berdasarkan hasil pengambilan sampel air dan gas yang telah dilakukan oleh Tim Survey Geokimia Pusat Sumber Daya Geologi
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA
BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA Pada penelitian ini, penulis menggunakan 2 data geofisika, yaitu gravitasi dan resistivitas. Kedua metode ini sangat mendukung untuk digunakan dalam eksplorasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lokasi Penelitian Secara geografis, kabupaten Ngada terletak di antara 120 48 36 BT - 121 11 7 BT dan 8 20 32 LS - 8 57 25 LS. Dengan batas wilayah Utara adalah Laut Flores,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Panas bumi (Geothermal) adalah sumber daya alam berupa air panas atau uap yang terbentuk di dalam reservoir bumi melalui pemanasan air bawah permukaan oleh batuan panas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cekungan Air Tanah Magelang Temanggung meliputi beberapa wilayah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Cekungan Air Tanah Magelang Temanggung meliputi beberapa wilayah administrasi di Kabupaten Temanggung, Kabupaten dan Kota Magelang. Secara morfologi CAT ini dikelilingi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan aspek tektoniknya, Indonesia berada pada jalur tumbukan tiga lempeng besar dengan intensitas tumbukan yang cukup intensif. Tumbukan antar lempeng menyebabkan
Lebih terperinciSURVEI TERPADU GEOLOGI, GEOKIMIA, DAN GEOFISIKA DAERAH PANAS BUMI WAI SELABUNG, KABUPATEN OKU SELATAN, PROVINSI SUMATERA SELATAN
SURVEI TERPADU GEOLOGI, GEOKIMIA, DAN GEOFISIKA DAERAH PANAS BUMI WAI SELABUNG, KABUPATEN OKU SELATAN, PROVINSI SUMATERA SELATAN Mochamad Nur Hadi, Arif Munandar, Dedi Kusnadi, Ahmad Zarkasyi, Dendi Suryakusuma,
Lebih terperinci