ANALISIS KESEHATAN BANK SYARIAH MANDIRI KCP ULAK KARANG PADANG. Lidya Martha, SE, MM Dosen Tetap pada STIE KBP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KESEHATAN BANK SYARIAH MANDIRI KCP ULAK KARANG PADANG. Lidya Martha, SE, MM Dosen Tetap pada STIE KBP"

Transkripsi

1 Jurnal KBP Volume 3- No. 1, Juli 2015 ANALISIS KESEHATAN BANK SYARIAH MANDIRI KCP ULAK KARANG PADANG Lidya Martha, SE, MM Dosen Tetap pada STIE KBP Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana laporan keuangan Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang pada tahun 2013 dengan menggunakan metode CAMEL. Dari hasil analisis data, diperoleh hasil bahwa Tingkat Kesehatan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ulak Karang Padang tahun 2013 dinilai dengan menggunakan metode CAMEL diperoleh hasil sehat dengan predikat 94.05% yang terdiri aspek Capital (CAR) sebesar 11%, aspek Aset (RORA) sebesar 24%, aspek Manajemen (NPM) sebesar 6.25%, aspek Earning (ROA) sebesar 20%, (BOPO) sebesar 32% dan aspek Likuiditas (LDR) sebesar 0.8%. Aspek BOPO mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam kualitas kesehatan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ulak Karang Padang. Ini dibuktikan karena aspek ini memiliki skor tertinggi dari pada aspek-aspek yang lainnya. Pendahuluan Salah satu dampak dari krisis moneter yang melanda Indonesia di sekitar penghujung abad ke-20 ini adalah kolapsnya sejumlah bank karena dianggap tidak layak lagi untuk meneruskan bisnisnya. Bank-bank yang dimaksud terpaksa dilikuidasi oleh pemerintah dan otorisasi perbankan karena bank-bank itu sudah tidak bisa lagi mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan Keputusan Menteri Keuangan sebanyak 16 bank telah dicabut izinnya pada tanggal 13 Maret 1999 dan sebanyak 38 bank lain dinyatakan tidak boleh lagi meneruskan kegiatannya atau dengan kata lain bank tersebut telah dilikuidasi. Sebagai negara dengan kuantitas penduduk muslim terbesar di dunia, institusi perbankan di Indonesia ditantang untuk dapat mengoperasikan sistem perbankan yang berbasis kepada syariah Islam. Meskipun agak terlambat, setelah beberapa dekade diperdebatkan oleh kaum ulama dan pemerintah tentang persoalan halal dan haramnya bunga dalam perbankan. Tahun 1992 dikeluarkan Undang- Undang Nomor 7 tahun 1992 yang kemudian diperbaiki Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, lalu Undang- Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Perbankan yang menjadi dasar legalitas diadopsinya perbankan syariah dan sistem perbankan di Indonesia. Sampai saat ini, perkembangan perbankan syariah sangat pesat baik dari jumlah usaha, kantor, penghimpunan dan pembiayaan maupun ragam produknya. Adanya peningkatan kinerja bank syariah tentunya tidak terlepas dari semakin banyak penduduk yang mempercayakan uangnya untuk 93

2 Jurnal KBP, Vol. 3 No. 1, Juli 2015: disimpan pada bank-bank ini. Di samping dengan semakin bertambahnya bank syariah maupun unit syariah. Hal ini dilakukan bukan hanya semata-mata adanya faktor tuntutan ajaran agama semata tetapi juga didasarkan pada tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan dana yang disimpan yang umumnya didasarkan pada tingkat kesehatan (kinerja) lembaga (bank) yang bersangkutan. Salah satu bank Syariah yang berkembang pesat di Indonesia saat ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM). Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah setelah krisis ekonomi dan moneter sejak Juli Sebagaimana diketahui krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di pangung politik nasional, telah menimbulkan berbagai dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, kondisi perbankan nasional yang didominasi oleh bankbank konvensional mengalami krisis luar biasa. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Tingkat kesehatan suatu bank penting sekali bagi stakeholder terkait, yaitu pemilik, pengelola, masyarakat pengguna jasa termasuk Bank Indonesia sebagai Pembina dan pengawas perbankan di Indonesia. Klasifikasi kinerja bank terdiri dari sehat, cukup sehat, kurang sehat, tidak sehat. Pada kesempatan ini penulis mencoba menganalisis tingkat kesehatan bank dengan parameter yang mengacu pada ketentuan Bank Indonesia dan sebagai studi kasus, penulis menggunakan laporan keuangan PT Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang dengan menggunakan metode CAMEL (Capitals, Asset Quality, Management, Earning, Liquidity). Bank dapat dikatakan likuid jika bank tersebut mampu membayar semua hutangnya terutama hutang-hutang jangka pendek. Sistem penilaian kesehatan bank dapat diukur dengan metode CAMEL. Liquiditas suatu perbankan memiliki peranan penting dalam pengelolaan perbankan. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Kesehatan Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang. Landasan Teori Perbankan menurut pasal 1 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan dan Undang-Undang No 7 tahun 1992, perbankan (Bank) adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Kasmir (2005:8) secara sederhana bank umum diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya dalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan kegiatan bank adalah : 94

3 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. 2. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit 3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya. Menurut Pasal 1 angka 7 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah, mengatakan bahwa bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Adapun yang dimaksud Bank Syariah menurut Sri Susilo (2000:110) adalah Bank yang dalam aktifitasnya baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan menekankan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi hasil Menurut Veithzal (2007:733), Bank Syariah adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Menurut Heri Sudarsono (2003:18), Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalulintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah. Menurut Handbook of Islamic Banking (Kabir:2007), perbankan Syariah ialah menyediakan fasilitas keuangan dengan cara mengupayakan instrumen-instrumen keuangan (Finansial Instrumen) yang sesuai dengan ketentuan dan norma syari'ah. Bank Islam berbeda dengan bank konvensional dilihat dari segi partisipasinya yang aktif dalam proses pengembangan sosial ekonomi negaranegara Islam yang dikemukakan dalam buku itu, perbankan Islam bukan ditujukan terutama untuk memaksimalkan keuntungannya sebagaimana halnya sistem perbankan yang berdasarkan bunga, melainkan untuk memberikan keuntungan sosial ekonomi bagi orang-orang muslim. Tujuan bank syariah secara umum adalah untuk mendorong dan mempercepat kemajuan ekonomi suatu masyarakat dengan melakukan kegiatan perbankan, finansial, komersial yang sesuai kaidah syariah. Sedangkan tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan syariah ini adalah tiada lain sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya berlandaskan Al-Qur an dan As-Sunnah Menurut Kasmir (2002), penilaian yang dilakukan Bank Indonesia meliputi beberapa aspek yaitu: 1. Permodalan (Capital) Menurut Martono (2007:88), yang dinilai dari aspek permodalan ini adalah permodalan yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR (Capital Adequency Ratio) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perbandingan tersebut adalah perbandingan modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Bobot untuk nilai CAR adalah 25% dengan formula yang digunakan untuk mengetahui kecukupan modal. 95

4 Jurnal KBP, Vol. 3 No. 1, Juli 2015: Kualitas Assets (Aktiva) Aspek asset merupakan aspek yang digunakan untuk mengukur kualitas asset bank. Aspek ini diberi bobot 30%. 3. Aspek Manajemen Bank Indonesia telah menyusun 100 pertanyaan untuk penilaian kemampuan manajemen yang terdiri atas manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen umum, manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas. Setiap pertanyaan yang dijawab ya (positif) oleh pihak manajemen umum, bank tersebut memperoleh angka nilai kredit sebesar 0,25 Hasil penjumlahan setiap yang menjawab ya, akan menentukan angka kredit dalam komponen CAMEL. Selanjutnya angka kredit ini dikalikan dengan bobot CAMEL untuk manajemen 25 % menurut Martono ( 2007:91). 4. Aspek Earning (Rentabilitas) Pada aspek ini yang dilihat adalah kemampuan bank dalam meningkatkan laba dan efisiensi usaha yang dicapai. Menurut Martono (2007:89), bank yang sehat adalah bank yang diukur secara rentabilitas terus meningkat. 5. Likuiditas ( Liquidity) Pada aspek likuiditas ini penilaian didasarkan pada kemampuan bank dalam membayar semua hutanghutangnya terutama hutang jangka pendek dan dapat memenuhi permohonan kredit yang diajukan oleh para nasabah. Ini merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar. Data yang dianalisis dalam rasio ini adalah perbandingan kewajiban bersih terhadap aktiva lancar, perbandingan kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima oleh bank seperti giro, tabungan, deposito, dan lain-lain. Setelah variabel CAMEL diperoleh, kemudian dilanjutkan pada pemberian bobot untuk masing-masing aspek sehingga dihasilkan nilai bobot. Pemberian nilai bobot ini bertujuan untuk memperoleh suatu nilai akhir yang akan mengatakan suatu bank itu sehat atau tidak sehat. Standar predikat tingkat kesehatan bank berdasarkan Surat Keputusan DIR-BI Nomor 30/2/UPPB/1997 SE BI Nomor 30/23/UPPB/1998 adalah sebagai berikut ( Jumingan, 2008) : 1. Nilai kredit untuk predikat bank sehat 2. Nilai kredit 66 - <81 untuk predikat bank cukup sehat. 3. Nilai kredit 51 - <66 untuk predikat bank kurang sehat 4. Nilai kredit 0 - <51 untuk predikat bank tidak sehat. Menurut Kasmir (2008:7) laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan perusahaan, baik kepada pemilik, manajemen maupun pihak luar yang berkepentingan terhadap laporan tersebut. Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. Laporan ini juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode. Keuntungan dengan membaca laporan ini pihak manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya. 96

5 Laporan keuangan digunakan untuk menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam satu periode. Laporan keuangan biasanya dikenal beberapa macam seperti : neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan lapora aliran kas. Dari keempat laporan tersebut hanya 2 macam yang umum digunakan untuk analisis, yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi. Menurut Martono (2007) tujuan penyusunan laporan keuangan suatu bank secara umum adalah sebagai berikut : 1. Memberikan informasi keuangan tentang jumlah aktiva, kewajiban dan modal bank pada waktu tertentu. 2. Memberikan informasi tentang hasil usaha yang tercermin dari pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu. 3. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dalam aktiva, kewajiban dan moda suatu bank. 4. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen bank dalam suatu periode. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan data empiris dengan metode deskriptis pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data Laporan Keuangan yang kemudian ditabulasikan untuk menentukan kategori perusahaan perbankan tersebut dapat dikatakan sehat atau tidak sehat. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Jl. S. Parman No. 145A Ulak Karang Padang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data Statistik Perbankan Indonesia dan Laporan Keuangan dari Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang. Sumber data diperoleh dari website Bank Indonesia, yaitu Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, penulis mengunakan beberapa teknik sebagai berikut : 1. Field Research Data yang diperoleh langsung dari Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang 2. Liberary Research Data yang langsung diperoleh melalui studi ke perpustakaan dengan mempelajari literatur, karyakarya ilmiah, buku-buku dan peraturan perundang-undangan serta dokumen yang terkait dengan penulisan yang diperoleh di lokasi penulis. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Teknik kualitatif Adalah membandingkan teoriteori yang ada dengan praktek, sehingga dapat diketahui seberapa jauh perbedaan atau penyimpangan yang telah terjadi. Hasil analisis ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dan saran-saran untuk Bank Sya riah Mandiri. 2. Teknik Kuantitatif Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode CAMEL(Kasmir: 2002) yang terdiri dari : 1) Capital (permodalan) 97

6 Jurnal KBP, Vol. 3 No. 1, Juli 2015: Rasio yang digunakan dalam perhitungan ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), yaitu merupakan perbandingan jumlah modal dengan jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Ratio (ATMR) yang diformulasikan dengan : a. Rasio CAR x 100% b. Nilai Kredit Rasio + 1 c. Nilai Kredit Faktor CAR = Nilai Kredit Rasio CAR x Bobot Rasio CAR Menurut Kasmir (2008), kriteria penilaian Capital Adequacy Rasio (CAR) adalah : a. > 8% = Sehat b. 6,5%- < 7,9 % = Kurang Sehat c. < 6,5% = Tidak Sehat 2) Asset ( Kualitas Aktiva Produkif) Pada aspek ini penilaian didasarkan pada kemampuan bank dalam mengoptimalkan aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba. Menurut Merkusiwati (2007:103), formula yang digunakan untuk mengukur aspek asset ini adalah sebagai berikut : Keterangan : RORA = Return on Risked Assets Earning after Taxes = Laba bersih setelah pajak Risked Asset = Penjumlahan antara kredit yang diberikan ditambah dengan penempatan pada surat-surat berharga. RORA = 15,5% atau lebih, nilai kredit = 0 Setiap penurunan 0,15%, nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100 3) Management (Manajemen) Dalam penelitian ini penilaian faktor manajemen dilakukan Bobot CAMEL untuk RORA adalah 30%. Menurut Kasmir (2008), kriteria penilaian Rasio Penyisihan penghapus aktiva produktif adalah : a. > 8,1% = Sehat b. 6,6 %- < 8,1,0% = Cukup Sehat c. 51,0%- <66,0% = Kurang Sehat d. <51,0% = Tidak Sehat dengan menggunakan 100 pertanyaan yang dikelompokkan dalam 2 kelompok besar yaitu 98

7 kelompok manajemen umum dan manajemen resiko. Menurut Taswan (2006: ), pertanyaan kelompok manajemen umum selanjutnya dibagi kedalam sub kelompok pertanyaan yang berkaitan dengan strategi, struktur, sistem, kepemimpinan dan budaya kerja. Sementara itu, pernyataan untuk manajemen resiko dibagi dalam sub kelompok yang berkaitan dengan resiko likuiditas, resiko pasar, resiko kredit, resiko operasional, resiko hukum dan resiko pemilik pengurus. Selanjutnya penilaian untuk setiap pertanyaan yang menjawab ya diberi nilai kredit 0,25 yang digunakan untuk mengetahui nilai kotor rasio dan bobot yang diberikan untuk aspek ini adalah 25 %, dimana penilaian rasio manajemen ini menggunakan rumus sbb: NR = Angka Rasio yang Diperoleh x Nilai Kredit Keterangan : NR = Penilaian Rasio Manajemen Angka Rasio Yang Diperoleh = Nilai Rasio Manajemen Nilai Kredit = 0,25 4) Earning ( Rentabilitas) Perhitungan rentabilitas menggunakan 2 rasio, yaitu: a. Rasio Laba Kotor terhadap Volume Usaha (Return on Asset/ ROA) a) ROA b) NIK Rasio ROA c) NK Faktor ROA = NK Rasio ROA x Bobot Rasio ROA Menurut Kasmir (2008), Kriteria Penilaian Return on Asset (ROA) adalah: 1. > 1,22% = Sehat 2. 0,99-1,21% = Cukup Sehat 3. 0,77-0,98% = Kurang Sehat 4. 0,76% = Tidak Sehat b. Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) a) Rasio BOPO x 100% b) NK Rasio BOPO c) NK Faktor BOPO = NK BOPO x Bobot Rasio BOPO Menurut Kasmir (2008), Kriteria Penilaian Rasio Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) adalah: 99

8 Jurnal KBP, Vol. 3 No. 1, Juli 2015: < 93,52% = Sehat 2. 93,52-94,73% = Cukup Sehat 3. 94,73-95,92% = Kurang Sehat 4. > 95,92% = Tidak Sehat 5) Liquidity (Likuiditas) Perhitungan likuiditas menggunakan 2 rasio, yaitu: Rasio kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima (Loan to Deposit Rasio/ LDR) : a. LDR b. NK Rasio LDR + 1 c. NK Faktor LDR = NIL Rasio LDR x Bobot Rasio LDR Menurut Kasmir (2008), kriteria penilaian Loan to Deposito Rasio (LDR) adalah: a. < 94,755% = Sehat b. 94,755-98,75% = Cukup Sehat c. 98,75-102,25% = Kurang Sehat d. > 102,5 = Tidak Sehat Hasil dan Pembahasan Tabel 1 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Menurut Metode CAMEL Tahun 2013 PT. Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang Uraian Rasio Tingkat Kesehatan Bank Capital CAR 7,9% Asset RORA 7,79% Manajemen Earning ROA 6% BOPO 47,5% Likuiditas LDR 82,49% Sumber: Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang 2013 (data diolah sendiri) Aspek Capital (Modal) Pada aspek permodalan ini penilaian didasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perbandingan (rasio) tersebut adalah perbandingan modal terhadap pembiayaan yang disalurkan dan 100 securities. Dari laporan keuangan, dapat dilihat bahwa laba tahun berjalan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp ,- dan pembiayaan yang diberikan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp ,-. Maka Capital Adequacy Ratio (CAR), PT. Bank Syariah

9 Mandiri KCP Ulak Karang Padang pada tahun 2013 adalah 7,9%. Hal ini berarti bahwa untuk setiap aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR) sejumlah Rp. 1,00,- maka bank membiayai dengan modal sebesar Rp. 0,079,-. Rasio permodalan ini lebih rendah dari ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) minimum adalah 8%. Dilihat dari penilaian unsur permodalan PT. Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang pada tahun 2013 ini berarti bank dalam kondisi kurang sehat. Hal ini memperlihatkan bahwa bank kurang mampu memenuhi pembiayaanpembiayaan jangka panjang atau pembiayaannya jika bank tersebut dilikuidasi. Aspek Assets Pada aspek assets ini, penilaian didasarkan pada Return on Risked Assets (RORA) yaitu untuk mengetahui kemampuan bank dalam mengoptimalkan aktiva yang dimiliki untuk memperoleh laba. Dari laporan keuangan diketahui bahwa laba bersih setelah pajak pada tahun 2013 adalah sebesar Rp ,90 dan pembiayaan yang diberikan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp ,75. Sehingga Return On Risked Assets (RORA) PT. Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang pada tahun 2013 berjumlah 7,79%. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,- pembiayaan yang diberikan pada nasabah mampu menghasilkan Rp. 0,0779,- laba. Aspek Management Aspek management (kualitas manajemen) diukur berdasarkan pertanyaan atau pernyataan yang diajukan mengenai Manajemen Umum dan Manajemen Risiko. Pertanyaan/pernyataan kelompok manajemen umum selanjutnya dibagi kedalam sub kelompok pertanyaan yang berkaitan dengan strategi, struktur, sistem dan kepemimpinan. Sementara itu, pertanyaan/pernyataan untuk manajemen risiko dibagi dalam sub kelompok yang berkaitan dengan risiko likuiditas, risiko kredit, risiko operasional, risiko hukum dan risiko pemilik dan pengurus. Penilaian aspek manajemen melalui model perhitungan yang berbeda dengan aspek lainnya. Untuk setiap pertanyaan/pernyataan yang terjawab ya diberi nilai kredit 0,25. Pertanyaan mengenai aspek manajemen ini diajukan kepada pihak manajemen bank yang dalam hal ini penulis ajukan kepada pimpinan Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang. Semua pertanyaan dan pernyataan yang diajukan kepada pimpinan Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang dijawab dengan jawaban ya. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, maka nilai rasio manajemen PT. Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang tahun 2013 adalah 25. Ini berarti bank dinilai sehat. Aspek Earning Indikator yang dipakai dalam rasio ini ada 2 (dua) yaitu ROA dan BOPO. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba dan efisiensi secara keseluruhan. BOPO digunakan untuk mengukur perbandingan biaya operasi/biaya intermediasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh bank. Dari laporan keuangan PT. Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang dapat dilihat bahwa Laba Tahun Berjalan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp ,90 dan Total Aktiva pada tahun 2013 adalah sebesar Rp ,93. Maka Return On Asset (ROA) PT. Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang pada tahun 2013 adalah 6 %. Ini berarti setiap Rp. 1,- total aktiva mampu menghasilkan Rp. 0,06,- laba tahun berjalan. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, ROA sebesar 6% ini menunjukkan bahwa PT. Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang tersebut kurang sehat 101

10 Jurnal KBP, Vol. 3 No. 1, Juli 2015: Indikator kedua yang digunakan untuk menghitung earning adalah BOPO. Dari laporan keuangan PT. Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang tahun 2013 diketahui biaya operasional adalah sebesar Rp dan Total pendapatan Operasional pada tahun 2013 adalah sebesar Rp Maka Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) PT. Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang tahun 2013 adalah dengan nilai 47,5 %. Rasio BOPO sebesar 47,5% ini berada dibawah ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu kecil dari 93,52%. Rasio ini mengukur tingkat efesiensi dan kemampuan bank dalam mengelola kegiatan operasinya. Dilihat dari rasio BOPO berarti PT. Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang dalam kondisi sehat. Aspek Liquidity Indikator yang digunakan adalah loan to deposit ratio (LDR). LDR diperoleh dengan membandingkan antara seluruh penempatan dan seluruh dana yang berhasil dihimpun ditambah dengan modal sendiri. Dari laporan keuangan dapat dilihat bahwa pembiayaan yang diberikan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp ,75 dan Total Dana yang diterima pada tahun 2013 adalah sebesar Rp ,22, yang tediri dari Giro sebesar Rp ,44, Tabungan sebesar Rp ,13 dan Simpanan Berjangka sebesar Rp ,65. Maka Loan To Deposit Ratio (LDR) PT. Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang pada tahun 2013 adalah 82,49 %. Rasio ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,- dana yang dihimpun disalurkan kembali ke masyarakat sebesra Rp. 0,8249,-. Sesuai dengan ketetapan Bank Indonesia bahwa LDR kecil atau sama dengan 94,75%. Rasio ini menunjukkan bahwa dilihat dari LDR, PT. Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang dalam kondisi sehat. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Capital (permodalan) yang dihitung dengan CAR adalah 7,9%. Rasio ini berada dibawah ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu minimal 8%. 2. Asset (aset) yang dihitung dengan RORA adalah 7,79%. Ini menunjukkan bahwa dari pembiayaan yang dibarikan kepada nasabah mampu menghasilkan laba setelah pajak sebesar 7,79%. 3. Management (manajemen) dihitung dengan memberikan pertanyaan dan pernyataan yang diisi oleh pimpinan PT. Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang 4. Earning dihitung dengan dua rasio yaitu ROA dan BOPO. ROA yang dihasilkan adalah 6% dan BOPO 47,5%. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia maka dilihat dari ROA maka bank berada dalam kondisi kurang sehat sedangkan dilihat dari BOPO, bank berada dalam kondisi sehat. 5. Liquidity (likuiditas) dihitung dengan LDR yang memberikan hasil 82,49%. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia berarti bank berada dalam kondisi sehat. 6. Dilihat secara keseluruhan dengan menggunakan CAMEL, PT. Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang pada tahun 2013 berada dalam kondisi sehat walaupun CAR dan ROA tidak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Bank Indonesia. 5.1 Saran Setelah dilakukan penelitian dan pengolahan data untuk mengetahui Tingkat Kesehatan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Pembantu Ulak Karang Padang, maka dapat diberikan saran sebagai berikut : 102

11 1. PT. Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang perlu meninjau kembali tentang kebijaksanaannya yang terkait dengan CAR karena CAR berada dibawah ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Jika terlalu banyak pembiayaan yang diberikan akan menyebabkan bank kesulitan dalam menyediakan dana jika sewaktu-waktu nasabah ingin menarik dananya kembali. 2. PT. Bank Syariah Mandiri KCP Ulak Karang Padang perlu melihat kembali tentang ROA karena ROA yang dihasilkan terlalu kecil. Perlu dilihat lagi tentang pembiayaan yang bermasalah karena hal tersebut tidak diteliti dalam penelitian ini. Daftar Pustaka Kasmir Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Kasmir Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Keempat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kasmir Analisa Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Mulyono, Teguh Pudjo Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam Praktek Perbankan. BPFE, Yogyakarta Mulyono, Teguh Pudjo Analisis Laporan Keuangan Perbankan. BPFE, Yogyakarta Martono Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Ekonisia, Yogyakarta Prasetyo Laporan Keuangan. Edisi 4 UPP AMP YKPN, Yogyakarta Sri Susilo, Y. dkk Bank & Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat, Jakarta SE Bank Indonesia Nomor 30/2/UPPN/tgl 30/4/1997 junto SE Nomor 30/UPBB/tgl 19/03/ ils.php?cid=1&id=56 103

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2008-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan. 52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu dari berbagai literatur, catatan, artikel, penelitian terdahulu dari dokumen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, data yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ilwin Husain 1, Zulkifli Bokiu 2, Mahdalena 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Capital (Modal) permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Sehingga dengan rumus yang ada maka CAR (Capital

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN METODE CAMELS ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN METODE CAMELS ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN METODE CAMELS ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1

BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK. bank, maupun OJK selaku pemilik otoritas dalam mengawasi bank. 1 BAB II TEORI PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK A. Tingkat Kesehatan Bank Kesehatan merupakan hal penting dalam setiap kehidupan. Hal ini pun juga berlaku bagi lembaga keuangan. Kesehatan suatu lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGENAI TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (STUDI KASUS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN PT. BANK BUKOPIN Tbk PERIODE 2006-2008) Sri Pujiyanti

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD BPR BKK KANTOR CABANG TIRTOMOYO TAHUN 2010 2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor yang diharapkan berperan aktif dalam menunjang kegiatan pembangunan regional atau nasional. Peran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

Lebih terperinci

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode 2009-2014 Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi Pendahuluan Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu: PT Bank Mandiri dan PT Bank Rakyat Indonesia. Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank yang merupakan lokomotif pembangunan ekonomi mempunyai peran sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Tidak mengherankan jika pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan merupakan sasaran pembangunan ekonomi, dimana perbankan diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di Indonesia. Hal tersebut menandakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Bank 1. Pengertian Bank Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tidak terlepas dari kaitannya dengan uang. Sebab untuk menjalankan perekonomian,

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI LAUT SEJAHTERA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TEGAL SARI KOTA TEGAL Suci Wulandari, Sunandar, Hetika DIII Akuntansi Politeknik Harapan Bersama

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk. Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk. Dian Risnawati 20208369 Pembimbing : 1. Hary W. Achmad Romadhon, Dr. 2. Caecilia Widi Pratiwi,

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA PT.BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk PERIODE DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA PT.BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk PERIODE DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA PT.BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk PERIODE 2010 DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL Pandy Pramadie, LCA Robin Jonathan dan ibu Rina Masithoh Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentukbentuk lainnya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH BERDASARKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH BERDASARKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH BERDASARKAN ANALISIS RASIO KEUANGAN (Studi pada PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk dan PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk Periode 2009-2012) Candra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat

BAB III METODE PENELITIAN dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek Penelitian Bank BCA, atau BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV. Banyak hal telah dilalui sejak saat berdirinya

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BANK KLATEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ELY YULIASTUTI NIM. B 100 110 028 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN 2013-2015 JURNAL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE )

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE ) ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PADA PT BANK MANDIRI SYARIAH (PERIODE 2006-2010) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prinsip semua pelaku usaha adalah mencari laba yang maksimal atau berusaha untuk meningkatkan labanya. Hal ini menyebabkan laba menjadi salah satu ukuran kinerja perusahaan

Lebih terperinci

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu

diteliti yaitu Bank BNI Syariah. Selanjutnya akan dibahas mengenai Sumber Data yaitu BAB HI METODE PENELITIAN Pendahuluan Bab ini merupakan bab yang berisi mengenai Metode Penelitian yang digunakan untuk melakukan analisis di bab selanjutnya. Bab ini berisi tentang obyek yang akan diteliti

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Definisi Bank Kata bank berasal dari bahasa latin yaitu Banca yang berarti meja, meja yang dimaksud adalah meja yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Perbankan adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013 ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA BPR BKK KARANGMALANG CABANG KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2013 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program

Lebih terperinci

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN BANK PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CHRISTA JAYA PERDANA DI KOTA KUPANG TAHUN 2012-2014 Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang didapatkan secara tidak langsung dari nara sumbernya, dengan runtun

BAB III METODE PENELITIAN. yang didapatkan secara tidak langsung dari nara sumbernya, dengan runtun 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu jenis data yang didapatkan secara tidak langsung dari nara sumbernya, dengan runtun waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan dampak bagi perekonomian di indonesia terutama pada struktur perbankan. Hal ini menyebabkan krisis

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143

Analisis Kinerja Keuangan I Made Suidarma dan I Gusti Nengah Darma Diatmika 143 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL, ASSET, EARNING DAN LIQUIDITY (Studi Kasus pada LPD Desa Adat Medahan Gianyar) ABSTRAKSI I MADE SUIDARMA 1) dan I GUSTI NENGAH DARMA DIATMIKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel merupakan atribut yang memiliki variasi antara satu objek dengan objek lain. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi dimensi membawa dampak kehancuran usaha perbankan di Indonesia. Hal ini meninggalkan kredit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan simpanan lainnya dari pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi dalam sebuah negara. Bank memegang peranan penting dalam menyeimbangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbankan 2.1.1 Kinerja Perbankan Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel atau indikator, antara lain melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

Analisis Rasio Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Pada Bank Muamalat Indonesia

Analisis Rasio Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Pada Bank Muamalat Indonesia Analisis Camel Untuk Menilai Tingkat Kesehatan Pada Bank Muamalat Indonesia Ayuningtyas Y.M Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Isna Yuningsih Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Rusliansyah Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga keuangan khususnya perbankan. Perbankan berperan penting sebagai lembaga intermediasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif karena menghitung nilai dengan desain kausal yang menyatakan hubungan sebab-akibat dan berpengaruh. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Pengertian bank dalam UU Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang paling penting di dalam berbagai bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang sehat akan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Perbankan a. Pengertian Menurut Undang-undang nomor 10 tahun 1998 Perubahan Undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016 ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT. BPR NARPADA NUSA TAHUN 2016 ABSTRAK I NYOMAN KARYAWAN Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Mataram. e-mail : karyawan i nyoman@ yahoo.co.id

Lebih terperinci

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut : Berikut ini adalah analisis CAMEL terhadap Laporan Keuangan PT Bank Mandiri periode 2011-2012 yang digunakan untuk menganalisis kesehatan bank tersebut. 1. Capital (Permodalan) Rasio permodalan diukur

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH ARTIKEL PUBLIK ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini objek dan data yang digunakan diperoleh dari laporan keuangan perbankan periode 2005-2009 dari Bank Indonesia. Objek penelitian untuk

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA SKRIPSI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA SKRIPSI ANALISIS KINERJA KEUANGAN INDUSTRI PERBANKAN DI INDONESIA (Studi Empiris Pada Industri Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Bank Dalam suatu negara, peranan bank sangat mempengaruhi keadaan di dalam negara tersebut, khususnya dalam segi perekonomian yang dapat berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Definisi operasional dalam acuan penelitian ini adalah : 1. Tingkat Kesehatan Bank Kesehatan bank adalah dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas Sebagaimana dengan Bank Umum lainnya, tugas utama Bank Syariah dalam upaya pencapaian keuntungan adalah dengan mengoptimalkan laba, meminimalkan risiko dan menjamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah. 31 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA) ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA) ABSTRACT Financial performance of a bank, or often referred

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) bank, masyarakat pengguna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga merupakan tempat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Menurut Undang-undang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu

METODE PENELITIAN. Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu 60 III. METODE PENELITIAN A. Variabel Operasional Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis moneter sebagai akibat jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap valuta asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia mengakibatkan menurunnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam terhadap dolar Amerika Serikat. Dari tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk kegiatan pendanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak jaman penjajahan Belanda, sistem pengkreditan rakyat sudah diterapakan pada masa itu dengan mendirikan Bank Kredit Rakyat (BKR) yang membantu para petani, pegawai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, peranan perbankan sebagai fungsi intermediary yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana dirasakan semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution

BAB 1 PENDAHULUAN. dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT NARIBI PERKASA (PERIODE )

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT NARIBI PERKASA (PERIODE ) ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK PERKREDITAN RAKYAT NARIBI PERKASA (PERIODE 2011-2012) SEMINAR PENULISAN ILMIAH Diajukan guna melengkapi syarat- syarat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi suatu negara memerlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayainya, karena suatu pembangunan tentunya sangat memerlukan akan ketersediaan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam perekonomian di Indonesia. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki karakteristik tersendiri dan dalam pengelolaannya disesuaikan dengan karakteristik tersebut. Salah satu karakteristik yang sangat

Lebih terperinci

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL KOMPUTER LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN PENGENALAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 10 dan 11 EMAIL: rowland dot pasaribu

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANALISIS KINERJA BANK PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk DENGAN METODE CAMEL ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perbankan Syariah Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang mencakup kelembagaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan mempunyai peranan penting dalam membangun sistem perekonomian Indonesia. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi atau perantara

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH

ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu lembaga kuangan, bank perlu menjaga kinerja agar dapat beroperasi secara optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, karena perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa bagi seluruh lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama sebagai lembaga intermediasi, yaitu menghimpun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode Penelitian Metode merupakan suatu cara yang dapat digunakan peneliti dan dapat dilaksanakan dengan cara terencana, sistematis dan dapat mencapai tujuann.menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai

Lebih terperinci

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna memperoleh Gelar. Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna memperoleh Gelar. Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMELS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2008-2011 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara, bank telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di bidang keuangan. Deregulasi tersebut telah mengakibatkan kebutuhan dana secara langsung

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak

Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC. Abstrak Analisis Tingkat Kesehatan Bank BUMN dengan Menggunakan RGEC Ramdhansyah Universitas Negeri Medan ramdhanrangkuti@gmail.com Abstrak Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 13/1/PBI/2011 tanggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja suatu perusahaan dapat dinilai dengan menggunakan laporan keuangan. Laporan keuangan bank yang terdiri dari neraca memberikan informasi mengenai posisi keuangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan Indonesia telah menjadi industri yang hampir seluruh aspek kegiatannya diatur oleh pemerintah dan Bank Indonesia. Regulasi tersebut menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan jantung perekonomian suatu negara dan saat ini menjadi salah satu lembaga keuangan yang memiliki peran penting dalam sektor perekonomian.

Lebih terperinci