Ilhami Nur , Semester II 2009/2010 1
|
|
- Leony Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PENGARUH GAS PADA PERENCANAAN ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR YANG MEMPRODUKSIKAN GAS DAN NOMOGRAF USULAN UNTUK MENENTUKAN PERSENTASE GAS DAN VOLUME FLUIDA MASUK POMPA Sari Ilhami Nur* Ir. Tutuka Ariadji, M.Sc., Ph.D.** Kinerja Electric Submersible Pump (ESP) sangat bergantung berbagai faktor, salah satu diantaranya adalah kandungan gas pada fluida produksi. Gas akan mempengaruhi kemampuan pompa untuk bekerja. Sepanjang gas yang dipompakan berupa larutan di dalam fluida maka pompa akan berjalan secara normal. Sehubungan dengan hal penting ini, telah dilakukan studi analisis untuk mengetahui pengaruh gas terhadap perencanaan ESP. Hasil dari studi analisis ini, adanya gas sangat berpengaruh besar terhadap volume fluida masuk pompa sehingga menggunakan pompa yang berkapasitas besar serta peningkatan HP pada pompa jika dibandingkan dengan tidak adanya gas. Studi analisis ini mencoba melakukan perencanaan ESP pada sumur minyak dan air yang berproduksikan gas dengan data-data dari lapangan. Pada studi ini melakukan analisis pengaruh gas berdasarkan berbagai macam parameter. Parameter yang dikaji adalah kedalaman pompa, GOR, water cut serta HP pompa. Dari parameter yang dikaji menunjukkan bahwa kedalaman pompa mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam persentase gas masuk pompa sehingga volume fluida masuk pompa menjadi lebih besar. Penambahan volume fluida akibat adanya gas dapat mencapai 350% dengan parameter tertentu jika dibandingkan dengan tidak adanya gas. Kemudian peninjauan terhadap HP pompa, dengan adanya gas terjadi peningkatan HP pompa yang dapat berkisar 5-25% dibandingkan dengan HP tanpa adanya gas. Studi ini juga menghasilkan suatu nomograph usulan untuk menentukan volume fluida dan persentase gas masuk pompa agar proses perhitungan menjadi lebih mudah dan singkat. Setelah dilakukan uji validasi, nomograph tersebut memiliki kesalahan relatif maksimal sekitar 15%. Kata kunci : volume fluida masuk pompa, persentase gas, nomograph Abstrak The performance of an Electric Submersible Pump (ESP) depends on many factors, one of those factors is the gas content in fluid production. Presence of the gas influence the ability of a pump to work. As long as the gas is a solution gas from the producing reservoir fluid, the pump could perform normally. In relation to this important matter, analysis study has been conducted to determine the effect of gas in designing an ESP. As a result of this analysis study, the presence of gas has a major impact on the amount fluid entering the pump thus increasing size of the pump and also the required HP. This analysis study attempts to design an ESP for simultaneously producing water and oil wells with the presence of gas based on field data. The parameters studied are pump setting depth, GOR, water cut and pump HP. The studied parameters shows that the pump setting depth has a great influence on the percentage of gas entering the pump, thus increases the fluid volume inside. The increased fluid volume due to gas can reach up to 350% with certain parameters when it is compared with the absence of gas. Also considering the pump HP, the presence of gas can increase the required HP of the pump up to 5-25% compared with the required pump HP without the presence gas. This study also provides a new nomograph to determine the volume of fluid and the percentage of gas entering the pump so that the calculation becomes much easier and simple. After the validation test, the nomograph has a maximum relative error of about 15%. Keywords : Volume of fluid into the pump, percentage of gas, nomograph. *) Mahasiswa Program Studi Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung *) Dosen Pembimbing Program Studi Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung Ilhami Nur , Semester II 2009/2010 1
2 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Electric Submersible Pump ESP pada umumnya digunakan pada sumur minyak dan air. Namun di beberapa lapangan ESP tetap dipakai pada sumur yang memproduksikan gas. Penggunaan ESP (Electric Submersible Pump) dengan kehadiran gas yang ikut terproduksi akan mempengaruhi kinerja pompa sehingga dapat menurunkan laju produksi cairan di permukaan. Untuk itu pada ESP dilengkapi dengan gas seperator dengan tujuan gas dari dalam sumur tidak ikut terpompakan. Pada kondisi lapangan, kerja gas seperator tidak 100% dapat memisahkan gas secara sempurna sehingga terdapat sisa gas yang ikut masuk ke pompa. Dengan adanya gas yang masuk ke pompa dilakukan analisis pengaruh gas tersebut dalam perencanaan ESP. Ruang lingkup dalam Studi ini adalah melakukan perencanaan ESP dengan data-data yang didapat dari lapangan, Kemudian melakukan analisis pengaruh gas berdasarkan beberapa parameter. Parameter yang akan dikaji adalah kedalaman pompa, water cut, GOR dan HP pompa. kemudian mengusulkan nomograph baru untuk menentukan presentase gas masuk pompa dan volume fluida akibatnya adanya gas. Tujuan Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah mengetahui pengaruh adanya gas pada perencanaan ESP dan membuat nomograph usulan untuk menentukan persentase gas dan volume fluida masuk pompa. I. TEORI DASAR 1.1 Sifat Fisik Fluida Specific Gravity Fluida (SG f ) Specific gravity suatu fluida adalah perbandingan antara densitas fluida tersebut dengan densitas fluida pada keadaan standar (14.7 psi, 60 F). Biasanya sebagai fluida standar adalah air dengan densitas 62.4 lb/cuft atau 1 gr/cc. SG f = ρ f (1) Solution Gas-Oil Rasio (R so ) Solution Gas-Oil Rasio adalah ukuran yang menunjukan banyaknya gas yang terlarut dalam minyak di reservoir. R so dapat dihitung dengan persamaan standing 2. R s = SG g P API T( F)...(2) Formation Volume Factor (FVF) FVF yang berpengaruh pada perencanaan ESP adalah Bo dan Bg. Bo adalah formation volume factor minyak yang merupakan volume minyak di reservoir yang diperlukan untuk menghasilkan satu barel minyak pada kondisi stock tank. Sedangkan Bg adalah formation volume factor untuk gas. Dua faktor ini dapat dihitung dengan persamaan standing 2. Z(460+T) B g = 5.04 P...(3) B o = F (4) dimana F = R s SG g SG o 1.2 Produktivitas Formasi T( F)...(5) Kualitas kinerja aliran fluida dari formasi produksitf masuk ke lubang sumur dinyatakan sebagai suatu indeks, disebut indeks produktivitas (PI), yang didefinisikan sebagai perbandingan antara perubahan laju produksi terhadap perubahan tekanan. PI dapat berharga konstan atau tidak, tergantung pada kondisi aliran yang terjadi. Secara kuantitatif dinyatakan dalam grafik yang menghubungkan antara laju aliran dengan tekanan alir dasar sumur. Tujuan menentukan potensi sumur minyak adalah untuk menghitung kemampuan reservoir mengalirkan fluida ke dalam sumur. Kemampuan ini dinyatakan dalam hubungan antara tekanan alir dasar sumur terhadap laju produksi (kurva Inflow Performance Relationship) dari IPR ini kita dapat menentukan laju produksi yang kita inginkan pada perencanaan ESP dan dapat menentukan ketinggian fluida dari tekanan alir sumur pada saat laju produksi tersebut. Ilhami Nur , Semester II 2009/2010 2
3 1.3 Aliran Fluida dalam Pipa Dalam perhitungan aliran fluida dalam pipa ada tiga komponen penting yang harus diperhatikan yang menyebabkan terjadinya kehilangan tekanan adalah perhitungan adanya kehilangan tekanan yang disebabkan oleh adanya gesekan, adanya perbedaan ketinggian antara satu titik ke titik lainnya serta perubahan energi kinetik. Ketika fluida mengalir didalam pipa maka akan mengalami tegangan geser (Shear Stress) pada dinding pipa, sehingga terjadi kehilangan sebagian tenaganya yang sering disebut friction loss. Willian-Hazen 1 membuat suatu persamaan empiris untuk friction loss pada pipa yaitu : f = C 1.85 Q 1.85 ID (6) dari rumus tersebut dibuat suatu grafik untuk menghitung friction loss seperti ditunjukan pada gambar Karekteristik Kerja Pompa Prinsip Kerja ESP Pompa ESP mempunyai sifat seperti pompa sentrifugal. Setiap stage terdiri dari impeller dan diffuser, yang dalam operasi fluida diarahkan ke dasar impeller dengan arah tegak. Gerak putar diberikan pada cairan oleh sudu-sudu impeller. Gaya sentrifugal fluida menyebabkan aliran radial dan cairan meninggalkan impeller dengan kecepatan tinggi dan diarahkan kembali ke impeller berikutnya oleh diffuser. Cairan yang ditampung di rumah pompa kemudian dievaluasikan melalui pipa keluar dimana sebagian tenaga kinetis diubah menjadi tenaga potensial berupa tekanan. Oleh karena dilemparnya keluar maka terjadilah proses penghisapan Pump Performance Kelakuan kerja atau sifat karakteristik kerja pompa ditentukan berdasarkan tes pabrik dengan air tawar. Penyajiannya secara grafis dari hasil tes tersebut dibuat grafik karakeristik (Performance curve). Pada grafik ini akan digambarkan head yang dihasilkan, effisiensi dan brake horse power terhadap laju produksi. Gambar 2 Tipe Pump Performance 3 a) Head Capacity Curve Head capacity curve ditunjukan oleh grafik yang berwarna biru pada gambar 2. Pompa baru atau yang masih baik akan berkarakteristik kerja sepanjang grafik ini. Penyimpangan dapat disebabkan oleh rusaknya pompa, interferensi gas atau tubing bocor. Grafik head suatu ESP akan melalui laju nol, dimana shut-off atau head bila ESP bekerja dan flowline valve ditutup. Dalam mencari shut-off atau head ini maka impeller akan berputar pada cairan yang berputar-putar disitu saja dan daya yang diperlukan untuk melawan friksi di cairan dan bearing akan berubah menjadi panas (karena itu menutup tidak boleh lebih dari satu menit). Besarnya shut-off head tergantung dari diameter impeller RPM-nya. Untuk multi stage maka rumus H = S DN (7) Head capacity suatu pompa digunakan untuk menghitung jumlah stage pompa dengan rasionya terhadap TDH. Pompa dengan head yang lebih curam lebih disukai karena dapat lebih toleran terhadap kesalahan data-data sumur. b) Grafik Effisensi Efisiensi ini sebenarnya adalah gabungan antara hidraulis, volumetris dan mekanis. Pada gambar 2 grafik effisiensi ditunjukan pada kurva berwarna hijau. Effisiensi naik dari nol pada laju produksi nol ke maksimum lalu turun kembali pada laju produksi maksimum. Laju produksi akan mempengaruhi effisiensi, jika laju produksi terlalu tinggi maka impeller akan menekan keatas (up-thrust), sedangkan jika laju Ilhami Nur , Semester II 2009/2010 3
4 produksi terlalu rendah maka impeller akan menekan ke bawah (down-thrust). Pada daerah effisiensi tertinggi impeller seakan-akan melayang bebas (floating). Ini dapat dilihat pada gambar 3 Kejadian ini berhubungan dengan kondisi penghisapan. Apabila kondisi penghisapan berada diatas tekanan bubble point, maka tidak akan terjadi kavitasi. Kondisi suction minimum yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kavitasi pada suatu pompa yang disebut Net Positive Suction head (NPSH). II. METODOLOGI 3.1 Pengumpulan Data Gambar 3 Up-Thrust dan Down-Thrust 5 ESP didesain agar bekerja pada daerah dekat effisiensi maksimum untuk mengurangi kerusakan bearing dan tatakan pompa akibat up-thrust atau down-thrust. Harga effisiensi maksimum biasanya berkisar 55-75% c) Grafik Brake Horse Power Grafik brake horse power ini menunjukan input yang diperlukan per-stage pada tes pabrik. Garafik ini mula-mula naik sedikit demi sedikit dengan naiknya laju produksi dan kemudian turun. Hal ini dikarenakan terjadiya efek laju produksi lebih besar dari turunnya head dan pada laju produksi besar turunnya head bentuknya lebih curam Kavitasi dan NPSH (Net Positif Suction Head) Apabila tekanan absolut dari cairan pada titik di dalam pompa berada di bawah tekanan bubble point (Pb), pada temperatur cairannya, maka gas yang semula terlarut di dalam cairan akan terbebaskan. Gelembung-gelembung gas ini akan mengalir bersama-sama dengan cairan sampai pada daerah yang mempunyai tekanan lebih tinggi dicapai, dimana gelembung akan mengecil lagi secara tiba-tiba yang mengakibatkan shock yang besar pada diding didekatnya. Fenomena ini disebut dengan kavitasi. Hal ini akan menurunkan effsiensi pompa. Pada studi ini kasus yang dianalisisa adalah produksi air dan minyak dengan adanya gas. Adapun data yang dipakai untuk studi ini adalah data-data lima buah sumur dari suatu perusahaan minyak yang dijadikan input dalam perencanaan ESP. Data-data untuk masing-masing sumur dapat dilihat pada tabel Penentuan Kemampuan Sumur Dalam studi ini, penentuan kemampuan sumur dilakukan dengan menggunakan bantuan software memakai metode perhitungan IPR fetkovich multirate test dengan data test yang didapat dari lapangan untuk masing-masing sumur. Dari kurva yang dihasilkan, maka dapat ditentukan laju produksi yang diinginkan sesuai dengan kemampuan sumur. 3.3 Melakukan Prosedur Perencanaan ESP Kehadiran gas bebas pada pompa dan dalam tubing membuat proses pemilihan pompa menjadi lebih rumit. Dalam proses pengolahan data dilakukan dengan bantuan Microsoft Excel. Adapun tahapan perencenaan ESP pada karya tulis ini antara lain : 1. Menentukan kemampuan sumur, sehingga kita dapat menentukan laju produksi yang diinginkan dan mengetahui tekanan alir fluidanya. 2. Penentuan specific gravity campuran yaitu gas, minyak dan air yang akan melalui pompa. 3. Penentuan kedalaman fluid level. 4. Penentuan kedalaman pompa dengan menetapkan ketinggian fluida diatas pompa minimal 100 ft, sehingga kedalaman pompa dapat ditentukan. 5. Penentuan Pump Intake Pressure (PIP). 6. Menentukan kelarutan gas dalam minyak (Rs), faktor volume formasi minyak (Bo) dan faktor Ilhami Nur , Semester II 2009/2010 4
5 volume formasi gas (Bg) dengan menggunakan persamaan standing Penentuan volume fluida masuk ke pompa, karena sumur berproduksikan gas, maka perlu menggunakan gas seperator di intake pompa, namun gas seperator tidak 100% dapat memisahkan gas, oleh karena itu dalam perhitungan ini diasumsikan gas seperator memiliki effisiensi 90%, dan 10% gas tidak dapat dipisahkan sehingga masuk ke pompa. 8. Penentuan friction loss pada laju produksi yang diinginkan dengan ukuran tubing tertentu. 9. Penentuan tubing head pressure. 10. Penentuan Total Dynamic Head (TDH). 11. Penentuan beberapa tipe pompa yang sesuai dengan volume total yang masuk pompa. 12. Penentuan besar effisiensi dari setiap tipe pompa terpilih dan menentukan salah satu tipe pompa yang digunakan. 13. Penentuan besarnya stages dari tipe pompa yang terpilih. 14. Pemilihan motor dilakukan dengan menentukan horse power yang diperlukan pada setiap tingkat pompa. 15. Pemilihan kabel listrik, ditentukan berdasarkan arus listrik yang mengalir, penurunan tegangan, serta clearance antara tubing collar dengan casing. 16. Pemilihan transformer dan switcboard. 3.4 Sensitivitas Parameter Parameter-parameter dari perencanaan ESP yang dijadikan untuk sensitivitas untuk mengetahui pengaruh gas adalah kedalaman pompa, GOR, water cut dan HP pompa. Dari analisis parameterparameter tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh gas secara kuantitatif terhadap perencanaan ESP. 3.5 Pembuatan nomograph untuk menentukan persentase gas dan volume fluida masuk pompa Dalam menentukan presentase gas dan volume fluida masuk pompa diperlukan beberapa tahap perhitungan. Adapun tahap-tahap perhitunganya antara lain : a. Penentuan gas total dalam larutan. Dapat ditentukan dengan cara: V t gas = Q l 1 WC GOR...(8) b. Penerntuan gas total yang masih V t = R s@pip Q l 1 WC... (9) c. Penentuan volume gas V = V t gas V t B g...(10) d. Penentuan volume V o = Q l 1 WC B o...(11) e. Penentuan volume air V w = Q l WC...(12) f. Volume V = V o + V w + V g. %gas terhadap volume total@pip % volume gas = V V 100%...(14) h. Penentuan Volume gas masuk pompa V g masuk pom pa = 10% V i. Volume total yang masuk pompa V t = V o + V w + V g masuk pompa...(16) j. Persentase gas masuk pompa % gas = V g masuk pompa V t masuk pompa 100%...(17) Dari persamaan-persamaan (8) s/d (17), dapat disederhana untuk menentukan volume fluida masuk pompa adalah V t = Q l WC B g GOR R s B o B o 1 WC...(18) Sedangkan persamaan untuk menentukan pesentase gas masuk pompa adalah % gas = Q l 1 WC B g GOR R s V t...(19) Namun pada persamaan (18) dan (19) terdapat parameter properti fluida seperti Bo, Bg, dan Rs, dimana parameter tersebut dipengaruhi tekanan intake pompa (PIP), temperatur, SG gas dan SG oil. Oleh karena itu dibuat suatu nomogram usulan dengan inputan PIP, temperatur dasar sumur, SG gas dan SG oil dapat menentukan secara langsung volume fluida dan persentase gas masuk pompa. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perencanaan ESP dan Analisis Pengaruh Gas Hasil perhitungan dalam perencanaan ESP terdapat pada tabel 2 s/d tabel 5. Berdasarkan hasil perhitungan perencanaan ESP pada tabel 2, adanya gas berpengaruh terhadap volume fluida total yang masuk ke pompa, ini dapat dilihat adanya Ilhami Nur , Semester II 2009/2010 5
6 perbedaan volume fluida total masuk tanpa ada gas dengan volume fluida masuk dangan adanya gas. semakin besar jumlah gas bebas maka volume fluida masuk ke pompa akan semakin besar. Hal ini akan mempengaruhi pemilihan tipe pompa. Dengan bertambah besarnya volume fluida yang masuk ke pompa, maka memerlukan tipe pompa yang memiliki kapasitas besar. Pemilihan pompa berkapasitas besar akan mempengaruhi HP pompa yang akan digunakan. Parameter yang digunakan untuk analisis sensitivitas merupakan parameter yang penting dalam perencanaan ESP. Dalam studi analisis ini menggunakan parameter tersebut untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gas terhadap perencanaan ESP. Adapun parameter yang digunakan adalah kedalaman pompa, GOR, water cut, dan HP pompa. Dari hasil perhitungan pada setiap sumur dapat dilihat pengaruh Kedalaman pompa terhadap persentase gas masuk pompa. Semakin bertambah kedalaman pompa maka persentase gas masuk pompa akan semakin kesil. Demikian pula sebaliknya, semakin berkurang kedalaman pompa maka persentase gas masuk pompa akan semakin besar. Hal ini terjadi karena semakin berkurang kedalaman pompa maka ketinggian fluida diatas pompa akan berkurang sehingga mengakibatkan tekanan intake pompa berkurang. Dengan semakin kecilnya harga tekanan intake pompa maka kelarutan gas dalam fluida pada tekanan tersebut akan semakin berkurang. Pada harga GOR yang sama dan laju fluida dipermukaan yang sama, berkurangnya harga kelarutan gas ini akan memperkecil jumlah gas yang terlarut pada kondisi tekanan intake pompa. Kecilnya harga gas yang terlalut dalam fluida akan memperbesar harga gas bebas yang ada pada kondisi tersebut sehingga persentase gas yang masuk pompa akan bertambah. Grafik pengaruh kedalaman pompa terahadap persentase gas dapat dilihat pada gambar 8. Namun untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gas terhadap perubahan volume fluida masuk pompa terhadap perubahan kedalaman pompa dapat dilihat pada gambar 9 s/d gambar 13. Sedangkan nilai penambahan volume fluida dangan adanya gas dapat dilihat pada tabel 7 s/d tabel 11. Pada masing-masing gambar tersebut menunjukan penambahan volume fluida untuk setiap sumur. Volume fluida tanpa ada gas dengan penambahan kedalaman sumur tidak terlalu signifikan. Tetapi jika adanya gas, penambahan volume fluida masuk pompa akan terlihat perubahan yang signifikan. Semakin berkurangnya kedalaman pompa dengan parameter yang lain dianggap tetap, persentase gas masuk pompa berkisar dari 7-77% yang mengakibatkan perubahan volume fluida masuk pompa berkisar 8-350%. Jadi dapat disimpulkan pengaruh kedalaman pompa dapat mempengaruhi jumlah persentase gas yang masuk yang menyebabkan perubahan volume fluida masuk pompa bisa mencapai 3.5 kali dari volume fluida tanpa adanya gas. Kemudian pengaruh gas terhadap volume fluida dengan penurunan GOR pada kedalaman pompa sama. Menghasilkan hubungan persentase gas masuk pompa berkisar antara 15-70% mengakibatkan persentase penambahan volume %. Jadi dapat disimpulkan pengaruh GOR dengan rentang nilai scf/stb, akan mempengaruhi penambahan volume fluida bisa mencapai 2.5 kali dari volume fluida masuk pompa tanpa gas. Parameter lain yang dianalisa adalah pengaruh water cut. Hasil perhitungan menunjukkan ada kecendrungan perubahan persentase gas masuk pompa. Dengan bertambah tinggi nilai water cut untuk GOR yang sama dan laju fluida dipermukaan juga sama, persentase gas yang masuk pompa akan berkurang, demikian pula sebaliknya, semakin kecil nilai water cut, persentase gas masuk pompa akan bertambah. Hal ini disebabkan karena peningkatan water cut akan memperkecil jumlah minyak yang terpompa, sehingga menyebabkan kelarutan gas dalam minyak akan semakin kecil sehingga persentase gas yang masuk pompa akan bertambah kecil. Besarnya persentase pengaruh gas terhadap volume fluida dapat dilihat pada gambar 14 s/d gambar 18 sedangkan nilai kuantitasnya dapat dilihat pada tabel 12 s/d tabel 16. Pengaruh water cut membuat persentase gas masuk pompa dengan kisaran 3-60% akan mempengaruhi persentase penambahan volume fluida berkisar 5-150%. Kemudian pengaruh gas terhadap HP pompa dapat dilihat pada gambar 19, dan nilai persentase penambahan volume dapat dilihat pada tabel 17. Pada hasil tabel tersebut peningkatan persentase Ilhami Nur , Semester II 2009/2010 6
7 gas masuk pompa yang berkisar 7-42% terdapat penambahan maksimum horse power sebesar 24 %, tetapi peningkatan penambahan HP pada sumur X4 menunjukan hasil yang tidak sama. Ini disebabkan karena pengaruh dari performance pompa. Kemudian perbandingan perencencaan ESP pada studi ini dengan pompa ESP yang terpasang di lapangan dapat dilihat pada tabel Proses Pembuatan, Validasi dan Prosedur Penggunaan Nomograph Proses Pembuatan dan validasi Nomograph a) Nomograph 1 untuk menentukan volume fluida total masuk pompa Dari persamaan (18), dilakukan pemisalan agar pembuatan lebih mudah: A = 1 WC B g GOR R s B o B o 1 WC...(20) Untuk menentukan nilai A, A dibagi menjadi 2 bagian, dimana A = B+C sedangkan Cdan B adalah B = 1 WC B g GOR R s...(21) C = B o B o 1 WC...(22) Untuk menentukan nilai C, plot Bo dengan berbagai rentang WC mulai dari (grafik pada gambar 20). Namun, terlebih dahulu harus menentukan Bo, Bo ditentukan dengan gabungan persamaan (2), (4) dan (5). Dari gabungan persamaan tersebut terdapat variabel P, T, SG oil. Dengan memplot P intake dengan berbagai rentang T dan SG oil, maka dengan gabungan persamaan (2), (4), dan (5) dapat menentukan Bo. (Grafik pada gambar 21) Kemudian untuk menentukan nilai B, plot B terhadap B g GOR R s dengan berbagai nilai WC dari rentang (grafik pada gambar 22) Untuk mendapatkan plot tersebut perlu menentukan nilai : D = B g GOR R s...(23) dengan membagi D menjadi 2 bagian, dimana D = E - F, sedangkan E dan F adalah: E = B g GOR...(24) F = B g R s...(25) Kemudian plot E terhadap Bg dengan berbagai GOR, dalam hal ini rentang GOR yang digunakan dari scf/stb, (grafik pada gambar 23) untuk mendapat plot tersebut Bg harus ditentukan terlebih dahulu dengan persamaan (3). Dalam persamaan (3) terdapat variabel P dan T. Nilai P adalah P intake pompa, plot P intake dengan berbagai temperatur akan menghasilkan nilai Bg. Dari nilai Bg tersebut nilai E dapat ditentukan. (Grafik pada gambar 24) Karena nilai F terlalu kecil, pengurangan E dan F tidak terlalu signifikan, maka nilai F dapat diabaikan. Setelah mendapatkan nilai E, D, B dan C, maka nilai A dapat ditentukan. Kemudian langkah terakhir menentukan volume fluida masuk pompa dengan cara memplot A dengan rentang laju produksi yang diinginkan (Q l ), dalam hal ini rentang Q l yang digunakan mulai dari bbl/d kemudian menggunakan persamaan (18) maka akan didapatkan grafik volume fluida masuk pompa. (Grafik pada gambar 25) Untuk menjadikan suatu nomograph untuk menentukan volume fluida masuk pompa maka dilakukan penggabungan grafik dari gambar (20) (25). Sehingga didapat nomograph 1 dengan input data P intake, temperatur, SG oil, dan SG gas yang ditunjukan pada gambar (26). b) Nomograph 2 untuk penentuan persentase gas masuk pompa Berdasarkan persamaan (19) kita memerlukan input data volume fluida masuk (V t ), laju produksi yang diinginkan (Q l ), dan nilai B pada persamaan (21). Plot nilai B dengan rentang laju produksi yang diinginkan (Q l ) akan mendapat nilai X dimana X = Q l WC B g GOR R s...(26) Setalah itu nilai X dibagi dengan nilai volume fluida masuk (V t ) yang diperoleh dari nomograph 1 sehingga akan diperoleh nilai persentase gas masuk pompa. Nomograph 2 dapat dilihat pada gambar (27). Validasi kedua nomograph dilakukan membandingkan hasil dari nomograph dengan hasil perhitungan menggunakan Microsoft Excel. Ilhami Nur , Semester II 2009/2010 7
8 validasi nilai penentuan nomograph dapat dilihat pada tabel 6. Berdasarkan tabel tersebut didapatkan hasil nomograph 1 memiliki nilai kesalahan relatif maksimal sekitar 10% sedangkan untuk nomograph 2 memiliki nilai kesalahan relatif maksimal sekitar 10 %. Hasil ini memadai untuk kepentingan dilapangan di industri Prosedur Penggunaan nomograph a) Nomograph 1 Data yang diperlukan untuk penentuan volume fluida masuk pompa menggunakan nomograph ini adalah : 1. Tekanan intake pompa 2. Temperatur dasar sumur 3. SG oil dan SG gas 4. Water Cut 5. GOR 6. Laju produksi yang diinginkan Ada dua tahap dalam penggunaan nomograph 1 Tahap pertama untuk grafik #1, dari nilai tekanan tarik garis horizontal kekiri hingga memotong kurva SG oil dan temperatur. Dari titik potong tersebut tarik garis vertikal sampai memotong kurva water cut. Dari titik perpotongannya tarik secara horizontal ke kiri sampai berpotongan dengan sumbu y grafik. Berhenti untuk tahap pertama. Kemudian tahap kedua, dari nilai tekanan tarik garis horizontal kekiri sampai berpotongan dengan kurva GOR. Dari titik perpotongan tersebut tarik garis vertikal sampai berpotongan dengan kurva water cut kemudian tarik secara horizontal ke kanan sampai berpotongan dengan garis pertama dan catat nilai B yang akan digunakan untuk input nomograph 2. Selanjutnya titik hasil tahap pertama dihubungkan dengan hasil titik dari tahap kedua, terjadi perpotongan dengan garis yang berada antara dua titik tersebut. Perpotongan itu diteruskan mengikuti garis, kemudian menarik garis vertikal keatas sampai berpotongan dengan kurva Q. Kemudian tarik garis horizontal kekanan berpotongan dengan sumbu y grafik. Titik perpotongan itu adalah volume fluida masuk. Proses ini dapat dilihat pada gambar 28. b) Nomograph 2 Data yang diperlukan untuk penentuan gas masuk pompa adalah : 1. Data volume fluida masuk pompa yang telah didapatkan dari nomograph 1 2. Nilai B dari nomograph 1 3. Laju produksi Dari nilai B ditarik garis vertikal keatas kemudian berpotongan dengan kurva laju produksi yang diinginkan. Setelah itu tarik secara horizontal ke kanan menghasilkan sebuah titik, titik ini dihubungkan dengan garis volume fluida masuk pompa. Garis yang menghubungkan dua titik ini akan berpotongan dengan garis persentase gas. Titik perpotongannya merupakan nilai fraksi gas masuk pompa, kemudian dikalikan dengan 100% akan menghasilkan pesentase gas masuk pompa. Prosesnya ditunjukan pada gambar 29 Contoh penggunaan nomograph Data yang digunakan adalah data sumur X1 P intake pompa = 370 psi Temperatur dasat sumur = 180 F SG Oil = 0.86 SG gas = 0.81 Water cut = 0.55 GOR = 2063 scf/stb Laju produksi = 950 STB/D Hasil volume fluida yang didapatkan dengan menggunakan nomograph sebesar 1700 bbl/d sedangkan persentase gas 45% sedangkan dengan menggunakan perhitungan Microsoft Excel volume fluida yang masuk poma sebesar 1754 bbl/d dan persentase gas yang masuk poma sebesar 42 %. Contoh penggunaan nomograph 1 dapat dilihat pada gambar 28, sedangkan nomograph 2 dapat dilihat pada gambar 29. IV. KESIMPULAN 1. Adanya gas akan berpengaruh pada volume fluida total masuk ke pompa, semakin besar gas masuk ke dalam pompa maka semakin besar volume fluida total yang masuk ke pompa. Penambahan volume fluida total yang masuk berkisar 5-350% berdasarkan studi kasus untuk sumur-sumur yang dianalisis. 2. Pengaruh gas terhadap penambahan volume fluida dengan parameter kedalaman pompa, Ilhami Nur , Semester II 2009/2010 8
9 pada kasus ini penambahan volume fluida bisa mencapai 3.5 kali dari volume fluida tanpa gas. 3. Pengaruh gas terhadap penambahan volume fluida dengan parameter GOR, pada kasus ini penambahan volume fluida bisa mencapai 2.5 kali dari volume fluida tanpa gas. 4. Pengaruh gas terhadap penambahan volume fluida dengan parameter water cut, pada kasus ini penambahan volume fluida bisa mencapai 1.5 kali dari volume fluida tanpa gas. 5. Semakin besar persentase gas masuk pompa. maka akan meningkatkan HP pompa, peningkatannya bisa mencapai sekitar 24% pada kasus ini. 6. Telah dihasilkan nomograph usulan pada perencanaan ESP untuk sumur minyak dan air yang ada gas dalam penentuan total volume fluida dan persentase gas masuk pompa dengan kesalahan relatif maksimal sekitar 15% VII. DAFTAR PUSTAKA 1. Brown, K.E., et al, The Technology of Artifial Lift method, Volume 2b, The Petroleum Publishing Company, Tulsa, Guo, Boyun., Lyons, William C. dan Ghalambor, Ali, Petroleum Production Engineering A Computer Assisted Approach, Elsevier Science & Technology Books, Kurniawan, Akbar:Perkiraan Efisiensi Electric Submersible Pump pada sumur minyak yang berproduksi gas, Tugas Akhir, ITB Bandung, Rachmat, Sudjati, Hand Out Equipment Sizing Electric Submersible Pump, Jurusan Teknik Perminyakan, ITB, Bandung. 5. Tjondrodiputro, B., Bahan kuliah Teknik Produksi, Jurusan Teknik Perminyakan, ITB Bandung, 2004 V. SARAN 1. Dalam perencenaan ESP perlu menentukan temperatur intake pompa dari gradien temperatur fluida masuk pompa ditambah temperatur dari motor ESP 2. Pemanfaatan lanjut dari studi ini, menentukan umur pompa dari pengaruh persentase gas masuk pompa. VI. DAFTAR SIMBOL SG f ρ f R s B g B o T P h f C Q H S N S V t gas Q l WC GOR V o V w V gas V t = Specifik gravity fluida = Densitas fluida, lb/cuft = Solution gas rasio, scf/stb = formasi volume faktor gas, bbl/mscf = formasi volume faktor minyak, bbl/stb = Temperatur, F = Tekanan, psi = Friction loss, psi/1000ft = konstanta dari bahan pipa = Laju produksi, gallon/menit = shut-off cairan yang dipompakan, ft = Diameter impeller, inch = RPM = jumlah stage = gas total dalam larutan, mscf = laju produksi gas yang diinginkan, stb/d = Water cut = Gas oil ratio, scf/stb = Volume minyak bbl/d = Volume air, bbl/d = Volume gas, bbl/d = Volume total fluida, bbl/d Ilhami Nur , Semester II 2009/2010 9
10 Gambar 1 Grafik Friction loss berdasarkan persamaan William-Hazen 1 Tabel 1 Data Sumur Untuk Perencanaan ESP Data Sumur X1 X2 X3 X4 X5 Casing size ( OD casing ) inchi Casing weight lb/ft Tubing size inchi Perforasi ft Specific Gravity Oil ( SGo) Specific Gravity Water (SGw) Gas Specific Gravity ( SGgas) Water Cut P reservoir psi Pb psi Pwh psi Q yang diinginkan BLPD Q yang diinginkan psi FOP ft Gas Oil Ratio (GOR) scf/stb Temperatur dasar sumur F Ilhami Nur , Semester II 2009/
11 Q = 950 Pwf = 628 Gambar 4 Kurva IPR untuk Sumur X1 Q = 550 Pwf = 215 Gambar 5 Kurva IPR untuk Sumur X2 Ilhami Nur , Semester II 2009/
12 Q = 750 Pwf = 370 Gambar 6 Kurva IPR untuk Sumur X3 Q = 900 Pwf = 340 Gambar 7 Kurva IPR untuk Sumur X4 Ilhami Nur , Semester II 2009/
13 Q = 950 Pwf = 505 Gambar 8 Kurva IPR untuk Sumur X5 Tabel 2 Hasil Perhitungan Gas dan Volumr Total Fluida Masuk Pompa Parameter X1 X2 X3 X4 X5 PIP, psi Rs, scf/stb Bo, bbl/stb Bg, bbl/mscf Gas total dalam mscfd Gas mscfd Gas bebas, mscfd Volume bbl/d Volume bbl/d Volume air, bbl/d Volume total bbl/d Gas bebas, % Volume gas masuk pompa Volume Fluida masuk pompa Gas masuk pompa, % Ilhami Nur , Semester II 2009/
14 Tabel 3 Hasil Perhitungan Total Dynamic Head Parameter X1 X2 X3 X4 X5 Pump Setting Depth, ft Kedalaman fluid level, ft Friction loss, ft Tubing head, ft Total Dynamc Head (TDH), ft Tabel 4 Hasil Perhitungan Perencanaan Pompa ESP Parameter X1 X2 X3 X4 X5 Jenis pompa DN1750 DN725 DN1100 DN1100 DN1100 Head/ Q pompa HP/ stage Effisiensi pompa, % Jumlah stages BHP HP gas seperator HP AGH HP total Motor Series Frekuensi HP motor Volts Amper Penurunan Voltage Faktor BHT F Penurunan Voltage panjang kabel Voltage transformer KVA Transformer Transformer yang dipilih 50 KVA- 12, KVA- 12, KVA- 12, KVA- 12, KVA- 12, Ilhami Nur , Semester II 2009/
15 Tabel 5 Hasil Pemilihan Switchboard sumur X1 X2 X3 X4 X5 Switchboard 100 MDFH-76A-1500 volt-150 HP- 100 Amp 100 MDFH-76A-1500 volt-150 HP- 100 Amp 100 MDFH-76A-1500 volt-150 HP- 100 Amp 100 MDFH-76A-1500 volt-150 HP- 100 Amp 100 MDFH-76A-1500 volt-150 HP- 100 Amp P SG oil SG gas BHT GOR WC Q Tabel 6 Data Validasi Nomograph Volume fluida % gas Error Nomograph Nomograph Nomograph Nomograph Manual 1 Manual Kedalaman Pompa Persentase Gas Masuk Pompa 0% 20% 40% 60% 80% 100% Sumur X1 Sumur X2 Sumur X3 Sumur X4 Sumur X5 Gambar 8 Pengaruh Kedalaman Pompa Terhadap Persentase Jumlah Gas Masuk Ilhami Nur , Semester II 2009/
16 Volume Fluida tanpa gas GOR=2000 GOR=1500 GOR= kedalaman Pompa Gambar 9 Pengaruh Kedalaman Pompa Terhadap Penambahan Volume fluida Untuk Sumur X1 Tabel 7 Persentase Penambahan Volume Fluida Pengaruh dari Kedalaman Pompa Pada Sumur X1 PSD % gas masuk ada gas tanpa gas Penambahan Volume % % % % % % % % % % % % % % Volume Fluida tanpa gas GOR=2000 GOR=1500 GOR= Kedalaman Pompa Gambar 10 Pengaruh Kedalaman Pompa Terhadap Penambahan Volume fluida Untuk Sumur X2 Ilhami Nur , Semester II 2009/
17 Tabel 8 Persentase Penambahan Volume Fluida Pengaruh dari Kedalaman Pompa Pada Sumur X2 PSD % gas masuk ada gas tanpa gas Penambahan Volume % % % % % % % % tanpa gas GOR 450 Volume Fluida Kedalaman Pompa Gambar 11 Pengaruh Kedalaman Pompa Terhadap Penambahan Volume fluida Untuk Sumur X3 Tabel 9 Persentase Penambahan Volume Fluida Pengaruh dari Kedalaman Pompa Pada Sumur X3 PSD % gas masuk ada gas tanpa gas Penambahan Volume % % % % % % % % % % % % % % % % Ilhami Nur , Semester II 2009/
18 Volume Fluida tanpa gas GOR= Kedalaman Pompa Gambar 12 Pengaruh Kedalaman Pompa Terhadap Penambahan Volume fluida Untuk Sumur X4 Tabel 10 Persentase Penambahan Volume Fluida Pengaruh dari Kedalaman Pompa Pada Sumur X4 PSD % gas masuk ada gas tanpa gas Penambahan Volume % % % % % % % % % % % % % % % % tanpa gas Volume fluida GOR=450 Volume Fluida Kedalaman Pompa Gambar 13 Pengaruh Kedalaman Pompa Terhadap Penambahan Volume fluida Untuk Sumur X5 Ilhami Nur , Semester II 2009/
19 Tabel 11 Persentase Penambahan Volume Fluida Pengaruh dari Kedalaman Pompa Pada Sumur X5 PSD % gas masuk ada gas tanpa gas Penambahan Volume % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % Volume Fluida tanpa gas ada gas Water Cut Gambar 14 Pengaruh Water Cut Terhadap Penambahan Volume fluida Untuk Sumur X1 Tabel 12 Persentase Penambahan Volume Fluida Pengaruh dari Water Cut Pada Sumur X1 WC % gas masuk ada gas tanpa gas Penambahan Volume % % % % % % % % % % Ilhami Nur , Semester II 2009/
20 Volume fluida tanpa gas ada gas Water Cut Gambar 15 Pengaruh Water Cut Terhadap Penambahan Volume fluida Untuk Sumur X2 Tabel 13 Persentase Penambahan Volume Fluida Pengaruh dari Water Cut Pada Sumur X2 WC % gas masuk ada gas tanpa gas Penambahan Volume % % % % % % % % % % Volume Fluida tanpa gas adanya gas Water Cut Gambar 16 Pengaruh Water Cut Terhadap Penambahan Volume fluida Untuk Sumur X3 Ilhami Nur , Semester II 2009/
21 Tabel 14 Persentase Penambahan Volume Fluida Pengaruh dari Water Cut Pada Sumur X3 WC % gas masuk ada gas tanpa gas Penambahan Volume % % % % % % % % % % tanpa gas adanya gas Volume Fluida Water Cut Gambar 17 Pengaruh Water Cut Terhadap Penambahan Volume fluida Untuk Sumur X4 Tabel 15 Persentase Penambahan Volume Fluida Pengaruh dari Water Cut Pada Sumur X4 WC % gas masuk ada gas tanpa gas Penambahan Volume % % % % % % % % % % Ilhami Nur , Semester II 2009/
22 tanpa gas adanya gas 1000 Volume Fluida Water Cut Gambar 18 Pengaruh Water Cut Terhadap Penambahan Volume fluida Untuk Sumur X5 Tabel 16 Persentase Penambahan Volume Fluida Pengaruh dari Water Cut Pada Sumur X5 WC % gas masuk ada gas tanpa gas Penambahan Volume % % % % % % % % % % HP tanpa gas HP adanya gas HP X1 X2 X3 X4 X5 Sumur Gambar 19 Pengaruh Persentase Gas Masuk Terhadap HP Pompa Untuk Setiap sumur Ilhami Nur , Semester II 2009/
23 Sumur Tabel 17 Persentase Penambahan HP Pompa % gas masuk HP tanpa gas HP adanya gas Penambahan HP X1 42% % X2 30% % X3 21% % X4 14% % X5 7% % 1.18 WC=0.1 WC=0.2 WC=0.3 WC=0.4 WC=0.5 WC=0.6 WC=0.7 WC=0.8 WC=0.9 WC= Bo C Gambar 20 Plot C dan Bo dengan Rentang Water Cut Bo P intake Gambar 21 Plot P intake dan Bo dengan berbagai Temperatur dan SG oil Ilhami Nur , Semester II 2009/
24 WC=0.9 WC=0.8 WC=0.7 WC=0.6 WC=0.5 WC=0.4 WC=0.3 WC=0.2 WC= B D Gambar 22 Plot B terhadap D dengan berbagai harga water cut GOR=2500 GOR=2300 GOR=2100 GOR=1900 GOR=1700 GOR=1500 GOR=1300 GOR=1100 GOR=900 GOR=700 GOR=500 GOR=300 GOR= E Bg 10 0 Gambar 23 Plot E terhadap Bg dengan berbagai harga GOR P intake pompa Bg T=160 T=180 T=200 T=220 T=240 T=260 T=280 T=300 Gambar 24 Plot P intake pompa terhadap Bg dengan berbagai harga Temperatur Ilhami Nur , Semester II 2009/
25 12000 Q=1000 Q=900 Q=800 Q=700 Q=600 Q=500 Q=400 Q= Volueme fluida masuk pompa A Gambar 25 Plot A terhadap Volume fluida masuk Pompa dengan berbagai harga Q Parameter Tabel 18 Perbandingan Perencanaan ESP pada studi ini dengan ESP yang terpasang dilapangan sumur X1 Sumur X2 Sumur X3 Sumur X4 Sumur X5 Studi Lapangan Studi Lapangan Studi Lapangan Studi Lapangan Studi Lapangan Jenis Pompa DN1750 DN1750 DN725 DN725 DN1100 Q-05ARC DN1100 DN475 DN1100 DN725 Stages HP Amper Ilhami Nur , Semester II 2009/
26 Ilhami Nur , Semester II 2009/
27 Ilhami Nur , Semester II 2009/
28 Ilhami Nur , Semester II 2009/
29 Ilhami Nur , Semester II 2009/
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Tujuan dari optimasi ESP dengan cara mengubah Pump Size adalah untuk mengoptimalkan laju alir produksi sesuai dengan kemampuan sumur. Penentuan laju
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Diagram alir Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan Data Data Reservoir (Pwf,Ps,Pb) Data Produksi (Qt, Qo, Qw, WC, GOR, SG, ºAPI) Perhitungan Qmax dan Qopt dari IPR Aktual Evaluasi ESP
Lebih terperinciEVALUASI POMPA ESP TERPASANG UNTUK OPTIMASI PRODUKSI MINYAK PT. PERTAMINA ASSET I FIELD RAMBA
EVALUASI POMPA ESP TERPASANG UNTUK OPTIMASI PRODUKSI MINYAK PT. PERTAMINA ASSET I FIELD RAMBA Petrus Agus Wahono* Syamsul Komar Fuad Rusydi Suwardi *) Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
ANALISIS OPTIMASI PRODUKSI SUMUR GAS LIFT LAPANGAN AWILIGAR DENGAN PERBANDINGAN DESAIN ULANG DAN KONVERSI ESP Armand Zachary Sukandar, Djoko Sulistiyanto Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti
Lebih terperinciANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT
ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT Oleh: *)Ganjar Hermadi ABSTRAK Dalam industri migas khususnya bidang teknik produksi, analisa sistem nodal merupakan salah satu metode yang paling sering
Lebih terperinciFarid Febrian , Semester II 2010/2011 1
PENGEMBANGAN PEDOMAN OPTIMASI SUCKER ROD PUMP (SRP) Farid Febrian* Ir. Tutuka Ariadji, M.Sc., Ph.D.** Sari Untuk melakukan pengangkatan fluida yang sudah tidak dapat mengalir secara alami, mekanisme pengangkatan
Lebih terperinciPROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
PERENCANAAN ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP PADA SUMUR SPA-28 LAPANGAN SOPA PT. PERTAMINA EP REGION SUMATRA SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Perminyakan
Lebih terperinciEVALUASI POMPA ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) UNTUK OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR P-028 DAN P-029 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD
EVALUASI POMPA ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) UNTUK OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR P-028 DAN P-029 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD EVALUATION ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) FOR OPTIMIZATION PRODUCTION
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 PENERAPAN SISTEM PEMOMPAAN. Sumur XY-15 terletak dalam lapangan Onshore Lapangan XX Indonesia
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 PENERAPAN SISTEM PEMOMPAAN Sumur XY-15 terletak dalam lapangan Onshore Lapangan XX Indonesia dimana lapisan utamanya penghasil minyak, lapangan XX onshore adalah formasi
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir Pada Program Sarjana Strata Satu (S1)
TUGAS AKHIR OPTIMASI POMPA ELECTRIC SUBMERSIBLE (ESP) DENGAN UP-SIZE PUMP UNTUK MENINGKATKAN LAJU ALIR PRODUKSI PADA SUMUR CINTA C-14 DI LAPANGAN CNOOC SES Ltd Diajukan Guna Memenuhi Syarat Kelulusan Mata
Lebih terperinciPUMP SETTING DEPTH (PSD)
PUMP SETTING DEPTH (PSD) Dari kondisi sumur diatas, maka Pump Setting Depth (PSD) adalah 3800 ft TVD dari permukaan atau 950 ft dari perforasi Dari data Trajectory Wellbore (Deviasi Sumur): PSD TVD = 3800
Lebih terperinciProgram Studi Teknik Perminyakan Universitas Islam Riau
JEEE Vol. 5 No. 1 Ali Musnal, Richa Melisa Perhitungan Analisis Sistem Nodal Untuk Menentukan Laju Alir Minyak Dengan Meningkatkan Range Efesiensi Electric Submercible Pump Pada Sumur di Lapangan Minyak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat
Lebih terperinciEVALUASI DAN DESAIN ULANG ELECTRIC SUBMERGIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR X DI LAPANGAN Y
EVALUASI DAN DESAIN ULANG ELECTRIC SUBMERGIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR X DI LAPANGAN Y Sefilra Andalucia Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta Abstract The rate of fluid production affects
Lebih terperinciEVALUASI PERBANDINGAN DESAIN ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP DAN SUCKER ROD PUMP UNTUK OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR M-03 DAN M-05
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 1 ISSN (E) : 2540-7589 EVALUASI PERBANDINGAN DESAIN ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP DAN SUCKER ROD PUMP UNTUK OPTIMASI PRODUKSI PADA SUMUR
Lebih terperinciISSN: Ali Musnal Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Universitas Islam Riau Jalan Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru
Jurnal aintis Volume 11 Nomor 2, Oktober 2010, 89-98 ISSN: 1410-7783 Perhitungan Laju Produksi Minyak Optimum Agar Tidak Terjadi Pelepasan Gas dari Minyak dengan Menggunakan Electric Submercible Pump Calculation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia saat ini. Terutama kebutuhan energi yang berasal dari sumber daya alam yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan masyarakat dunia saat ini. Terutama kebutuhan energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak
Lebih terperinciEVALUASI DAN REKOMENDASI ESP PADA SUMUR M-04 DI LAPANGAN MUDI JOB PERTAMINA-PETROCHINA, TUBAN, JAWA TIMUR
EVALUASI DAN REKOMENDASI ESP PADA SUMUR M-04 DI LAPANGAN MUDI JOB PERTAMINA-PETROCHINA, TUBAN, JAWA TIMUR SKRIPSI Disusun Oleh : RELIF TRI NUGROHO 113.10.2004 PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
OPTIMASI LIFTING MENGGUNAKAN ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP DAN ANALISA KEEKONOMIAN PADA SUMUR X LAPANGAN Y Agung Adhisi Pradana, Siti Nuraeni, Djoko Sulistyanto Abstrak Dalam memproduksikan minyak dapat dilakukan
Lebih terperinciOptimasi Produksi Terintegrasi Untuk Lapangan Dengan Sumur ESP Oleh : Ria Perdana Putra* Dr.Ir. Pudjo Sukarno**
Optimasi Produksi Terintegrasi Untuk Lapangan Dengan Sumur ESP Oleh : Ria Perdana Putra* Dr.Ir. Pudjo Sukarno** Sari Electric Submersible Pump (ESP) merupakan salah satu metode Artificial Lift yang banyak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pompa Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari satu tempat ketempat lainnya, melalui suatu media aluran pipa dengan cara menambahkan energi
Lebih terperinciPERANCANGAN POMPA ELECTRIC SUBMERSIBLE (ESP) PADA SUMUR XY-15 DI LAPANGAN XX INDONESIA
PERANCANGAN POMPA ELECTRIC SUBMERSIBLE (ESP) PADA SUMUR XY-15 DI LAPANGAN XX INDONESIA Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Firmansyah
Lebih terperinciANALISA PRESTASI ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP DI SUMUR X LAPANGAN Y
ANALISA PRESTASI ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP DI SUMUR X LAPANGAN Y Ryanda Andre Moresto 1, Henry Nasution 2, Edi Septe 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta 2 Automotive
Lebih terperinciPERSAMAAN USULAN UNTUK PERAMALAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK BERDASARKAN HUBUNGAN WATER OIL RATIO DAN DECLINE EXPONENT
PERSAMAAN USULAN UNTUK PERAMALAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK BERDASARKAN HUBUNGAN WATER OIL RATIO DAN DECLINE EXPONENT PADA RESERVOIR MULTI LAPISAN BERTENAGA DORONG AIR TUGAS AKHIR Oleh: SANDI RIZMAN H NIM
Lebih terperinciRE-DESIGN ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP PADA PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA MINAS PEKANBARU
Volume 1 No.1 Juli 2016 Website : www.journal.unsika.ac.id Email : barometer_ftusk@staff.unsika.ac.id RE-DESIGN ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP PADA PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA MINAS PEKANBARU 1) Dessy Agustina
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X
Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X Amanu Pinandito, Sisworini, Sisworini, Djunaedi Agus Wibowo Abstrak Sumur X yang sudah beroperasi sejak 2004 merupakan sumur yang menggunakan gas lift sejak
Lebih terperinciEVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS WELL COMPLETION UNTUK UKURAN TUBING PADA SUMUR MINYAK X-26 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD
EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS WELL COMPLETION UNTUK UKURAN TUBING PADA SUMUR MINYAK X-26 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD EVALUATION OF TECHNICAL AND ECONOMIC WELL COMPLETION FOR SIZE TUBING ON
Lebih terperinciAPLIKASI VSD DALAM MENGATASI MASALAH WATER CUT DAN GAS YANG BERLEBIH PADA SUMUR ESP
APLIKASI VSD DALAM MENGATASI MASALAH WATER CUT DAN GAS YANG BERLEBIH PADA SUMUR ESP Abstrak Electric Submersible Pump sebagai salah satu dari alat pengangkat buatan mempunyai beberapa keuntungan seperti
Lebih terperinciStudi Optimasi Kinerja Sucker Rod Pump Pada Sumur A-1, A-2,Z-1, Dan Z-2 Menggunakan Perangkat Lunak Prosper
Studi Optimasi Kinerja Sucker Rod Pump Pada Sumur A-1, A-2,Z-1, Dan Z-2 Menggunakan Perangkat Lunak Prosper Syahrinal Faiz, Djoko Sulistyanto, Samsol ST Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti
Lebih terperinciBAB 3 POMPA SENTRIFUGAL
3 BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL 3.1.Kerja Pompa Sentrifugal Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Zat cair yang
Lebih terperinciAnalisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing
Abstract JEEE Vol. 5 No. 1 Novrianti, Yogi Erianto Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing Novrianti 1, Yogi Erianto 1, Program Studi Teknik Perminyakan
Lebih terperinciEVALUASI POMPA ELECTRIC SUBMERSIBEL (ESP) SUMUR KWG WK DI LAPANGAN KAWENGAN AREA CEPU PT. PERTAMINA EP REGION JAWA
EVALUASI POMPA ELECTRIC SUBMERSIBEL (ESP) SUMUR KWG WK DI LAPANGAN KAWENGAN AREA CEPU PT. PERTAMINA EP REGION JAWA Wika Riestyastuti Mahasiswa Magister Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta ABTRACT Embedded
Lebih terperinciHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v RINGKASAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix
Lebih terperinciFORUM TEKNOLOGI Vol. 03 No. 4
OPTIMASI POMPA PCP DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA SISTEM NODAL Ganjar Hermadi *) ABSTRAK Progressive Cavity Pump (PCP) adalah salah satu jenis pompa yang digunakan dalam industri perminyakan sebagai alat pengangkatan
Lebih terperinciISSN JEEE Vol. 4 No. 2 Musnal
ISSN 254-9352 JEEE Vol. 4 No. 2 Musnal Optimasi Perhitungan Laju Alir minyak Dengan Meningkatkan Kinerja Pompa Hydraulic Pada Sumur Minyak Di Lapangan PT. KSO Pertamina Sarolangon Jambi Ali Musnal 1 1
Lebih terperinciRizal Fakhri, , Sem1 2007/2008 1
SUATU ANALISA KINERJA GAS LIFT PADA SUMUR MIRING DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR Gas lift Performance Analysis In Inclined Well Using Simulator Oleh: Rizal Fakhri* Sari Adanya kemiringan pada suatu sumur
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa dan perhitungan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: 1. Hasil analisa decline curve dari semua
Lebih terperinciOPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI
OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI oleh : Unggul Nugroho Edi, MT *) ABSTRAK Dalam penelitian ini digunakan metode simulasi model reservoir,
Lebih terperinciOPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL LIFT DENGAN ESP PADA LAPANGAN TERINTEGRASI
OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MENGGUNAKAN METODE ARTIFICIAL LIFT DENGAN ESP PADA LAPANGAN TERINTEGRASI Oleh : Agus Sugiharto, ST. MT *) ABSTRAK Tahapan tahapan dalam memproduksikan minyak dari reservoir
Lebih terperinciOPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR GAS LIFT DI LAPANGAN A
OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR GAS LIFT DI LAPANGAN A Djoko Sulistyanto (Jurusan Teknik Perminyakan Universitas Trisakti) ABSTRAK Analisa nodal adalah suatu metode untuk menganalisa suatu sistem produksi
Lebih terperinciEVALUASI PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK TUA DENGAN WATER CUT TINGGI
EVALUASI PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK TUA DENGAN WATER CUT TINGGI Agustinus Denny Unggul Raharjo 1* 1 Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknik Perminyakan & Pertambangan, Universitas Papua Jalan
Lebih terperinciTUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL
AUFA FAUZAN H. 03111003091 TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan
Lebih terperinci:... (m) / (bar) vacuum. Viscocity :...(mm 2 /s) Chemical Material Pompa Mech.Seal Design Konsentrasi Media :...(%)
SIZING PUMP (CENTRIFUGAL PUMP) Specification 1 Kapasitas Pompa Tot. Head/Tekanan Suction Pressure :... (M 3 /hr) :... (m) / (bar) :... (m) / (bar) vacuum Material Pipa :...? Liquid/Media :...? Temperatur
Lebih terperinciaintis Volume 12 Nomor 1, April 2011, 22-28
Jurnal aintis Volume 1 Nomor 1, April 011, -8 ISSN: 1410-7783 Perhitungan Laju Alir Minyak Setiap Lapisan pada Sumur Commingle Distribution Of Calculated Rate Oil Flow To Commingle Well Ali Musnal Jurusan
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE PCP DAN GAS LIFT PADA SUMUR I LAPANGAN H
ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE PCP DAN GAS LIFT PADA SUMUR I LAPANGAN H Hilman Afryansyah, Widartono Utoyo Jurusan Teknik Perminyakan FTKE Universitas Trisakti Abstrak Lapangan H merupakan salah
Lebih terperinci(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA
POMPA Kriteria pemilihan pompa (Pelatihan Pegawai PUSRI) Pompa reciprocating o Proses yang memerlukan head tinggi o Kapasitas fluida yang rendah o Liquid yang kental (viscous liquid) dan slurrie (lumpur)
Lebih terperinciOleh : Fikri Rahmansyah* Dr. Ir. Taufan Marhaendrajana**
IDENTIFIKASI PENGARUH KEDALAMAN PENGUKURAN TEKANAN, SIFAT MINYAK, DAN BATUAN RESERVOIR TERHADAP PENENTUAN JUMLAH MINYAK AWAL di RESERVOIR DENGAN METODE MATERIAL BALANCE Oleh : Fikri Rahmansyah* Dr. Ir.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Optimasi Optimasi merupakan pendekatan normatif dengan mengidentifikasi penyelesaian terbaik dari suatu permasalahan yang diarahkan pada titik maksimum atau minimum suatu
Lebih terperinciPERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... BAB I. PENDAHULUAN...
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH UKURAN PIPA PRODUKSI TERHADAP TINGKAT LAJU PRODUKSI PADA SUMUR PRODUKSI Y-19, W-92, DAN HD-91 DI PT. PERTAMINA EP ASSET-1 FIELD JAMBI
STUDI PENGARUH UKURAN PIPA PRODUKSI TERHADAP TINGKAT LAJU PRODUKSI PADA SUMUR PRODUKSI Y-19, W-92, DAN HD-91 DI PT. PERTAMINA EP ASSET-1 FIELD JAMBI STUDY OF THE INFLUENCE OF THE PRODUCTION PIPELINE SIZE
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mesin-Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial
Lebih terperinciIlham Budi Santoso Moderator KBK Rotating.
Ilham Budi Santoso Moderator KBK Rotating Santoso_ilham@yahoo.com Ilhambudi.santoso@se1.bp.com Definisi Pompa : peralatan yang digunakan untuk memindahkan cairan dengan cara menaikkan tingkat energi cairan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial
Lebih terperinciOPTIMASI PRODUKSI HASIL PERENCANAAN SUCKER ROD PUMP TERPASANG PADA SUMUR TMT-Y DI TAC-PERTAMINA EP GOLWATER TMT
OPTIMASI PRODUKSI HASIL PERENCANAAN SUCKER ROD PUMP TERPASANG PADA SUMUR TMT-Y DI TAC-PERTAMINA EP GOLWATER TMT PRODUCTION OPTIMIZATION RESULT OF SUCKER ROD PUMP PLAN INSTALLED IN TMT-Y WELLS AT TAC-PERTAMINA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI PENGANGKATAN FLUIDA KE PERMUKAAN Metode Produksi adalah mengangkat fluida dari dalam sumur ke permukaan. Bila tekanan hydrostatic sumur tidak mampu lagi mengalirkan fluida,
Lebih terperinciPoso Nugraha Pulungan , Semester II 2010/2011 1
OPTIMASI TEKNIK PENINGKATAN PRODUKSI MINYAK PADA STASIUN PENGUMPUL DI LAPANGAN X Poso Nugraha Pulungan * Ir. Tutuka Ariadji, M.Sc, ph.d. ** Sari Seiring penurunan produksi dari sumur minyak, diperlukan
Lebih terperinciPOMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id
POMPA yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id PENGERTIAN KARAKTERISTIK SISTIM PEMOMPAAN JENIS-JENIS POMPA PENGKAJIAN POMPA Apa yang dimaksud dengan pompa dan sistem pemompaan? http://www.scribd.com/doc/58730505/pompadan-kompressor
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... HALAMAN PENGESAHAN.... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH.... HALAMAN PERSEMBAHAN.... KATA PENGANTAR.... RINGKASAN.... DAFTAR ISI.... viii DAFTAR GAMBAR.... DAFTAR TABEL....
Lebih terperinciPerencanaan Pengangkatan Buatan dengan Sistim Pemompaan Berdasarkan Data Karakteristik Reservoir
Perencanaan Pengangkatan Buatan dengan Sistim Pemompaan Berdasarkan Data Karakteristik Reservoir Artificial Lift Design with Pump System Based On reservoir Characteristics Fitrianti Jurusan Teknik Perminyakan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump).
BAB II DASAR TEORI 2.1. Dasar Teori Pompa 2.1.1. Definisi Pompa Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan
Lebih terperinciOptimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan Produksi pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi
Optimasi Injeksi Gas untuk Peningkatan pada Lapangan Gas Lift dengan Sistem yang Terintegrasi Oleh : Riska Milza Khalida* Dr.Ir. Pudjo Sukarno, M.Sc** Sari Dalam penelitian ini, simulasi dan analisa performa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pandangan Umum Pompa Pompa adalah suatu jenis mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak macam pompa air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Banyak macam pompa air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari. Salah satunya adalah pompa sentrifugal. Pompa irigasi ini dipakai untuk memompa air dari sungai maupun
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Oleh: LUSY MARYANTI PASARIBU NIM :
PENGEMBANGAN KORELASI KUMULATIF PRODUKSI MINYAK SUMURAN BERDASARKAN DATA PRODUKSI DAN SIFAT FISIK BATUAN LAPANGAN DALAM KONDISI WATER CONING DENGAN BANTUAN SIMULASI RESERVOIR TUGAS AKHIR Oleh: LUSY MARYANTI
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN
PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HATOP
Lebih terperinciAnalisis Bottlenecking dalam Jaringan Perpipaan Lapangan Minyak. Analysis of Bottlenecking Problem in Oil Field Piping Network
Analisis Bottlenecking dalam Jaringan Perpipaan Lapangan Minyak Analysis of Bottlenecking Problem in Oil Field Piping Network Oleh: Adolf S. P. Manurung* Sari Lapangan X memiliki lima sumur produksi minyak
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. dari suatut empat ketempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.
BAB II DASAR TEORI 2.1. Dasar Teori Pompa 2.1.1. Definisi Pompa Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatut empat ketempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.
Lebih terperinciPerencanaan Rotative Gas Lift untuk Sistem Sumur yang Terintegrasi Oleh : Gesa Endah Prastiti* Dr.Ir. Pudjo Sukarno**
Perencanaan Rotative Gas Lift untuk Sistem Sumur yang Terintegrasi Oleh : Gesa Endah Prastiti* Dr.Ir. Pudjo Sukarno** Sari Seiring dengan diproduksikannya suatu sumur, maka performa sumur tersebut untuk
Lebih terperinciEVALUASI DAN DESAIN ULANG POMPA ESP OPTIMASI PRODUKSI MINYAK PADA SUMUR MSY-01 DI LAPANGAN BG
EVALUASI DAN DESAIN ULANG POMPA ESP UNTUK OPTIMASI PRODUKSI MINYAK PADA SUMUR MSY-01 DI LAPANGAN BG SKRIPSI Oleh : 113 080 047 PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKANN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciStudi Korelasi antara Kapasitas Daya Motor Electrical Submersible Pump terhadap 4 Parameter Sumur Minyak
ELKOMIKA ISSN (p): 2338-8323 ISSN (e): 2459-9638 Vol. 6 No. 1 Halaman 79-96 DOI : http://dx.doi.org/10.26760/elkomika.v6i1.79 Januari 2018 Studi Korelasi antara Kapasitas Daya Motor Electrical Submersible
Lebih terperinciMENINGKATKAN KAPASITAS DAN EFISIENSI POMPA CENTRIFUGAL DENGAN JET-PUMP
MENINGKATKAN KAPASITAS DAN EFISIENSI POMPA CENTRIFUGAL DENGAN JET-PUMP Suhariyanto, Joko Sarsetyanto, Budi L Sanjoto, Atria Pradityana Jurusan Teknik Mesin FTI-ITS Surabaya Email : - ABSTRACT - ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1. MESIN-MESIN FLUIDA Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial
Lebih terperinciEVALUASI ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) DAN OPTIMASI LAJU PRODUKSI PADA SUMUR TY 008 DI LAPANGAN BALAM PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA SKRIPSI
EVALUASI ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) DAN OPTIMASI LAJU PRODUKSI PADA SUMUR TY 008 DI LAPANGAN BALAM PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA SKRIPSI Disusun Oleh : INTAN PERMATASARI MARYUDHI 113080112/TM PROGRAM
Lebih terperinciOleh: Dr.Ir. Ruslan Wirosoedarmo, MS Evi Kurniati, STP., MT
Oleh: Dr.Ir. Ruslan Wirosoedarmo, MS Evi Kurniati, STP., MT Email: evi_kurniati@yahoo.com SEJARAH Diawali, kebutuhan untuk membawa air dari satu tempat ke tempat lain tanpa harus susah payah mengangkut.
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:
EVALUASI PERBANDINGAN METODE REGULER GAS LIFT DAN COILED TUBING GAS LIFT UNTUK APLIKASI DI LAPANGAN MSF Galih Aristya, Widartono Utoyo Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Trisakti Abstrak Pada
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan
BAB II DASAR TEORI 2.1. DASAR TEORI POMPA 2.1.1. Definisi Pompa Pompa merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan
Lebih terperinciOPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR CONTINUOUS GAS LIFT PADA LAPANGAN Y SKRIPSI. Oleh : AULIA RAHMAN PRABOWO / TM
OPTIMASI PRODUKSI SUMUR-SUMUR CONTINUOUS GAS LIFT PADA LAPANGAN Y SKRIPSI Oleh : AULIA RAHMAN PRABOWO 113.090.031 / TM PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. misalnya untuk mengisi ketel, mengisi bak penampung (reservoir) pertambangan, satu diantaranya untuk mengangkat minyak mentah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan pompa sangat luas hampir disegala bidang, seperti industri, pertanian, rumah tangga dan sebagainya. Pompa merupakan alat yang
Lebih terperinciAku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger
Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah
Lebih terperinciTUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL
TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL Oleh: ANGGIA PRATAMA FADLY 07 171 051 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori Pompa Sentrifugal 2.1.1. Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan
Lebih terperinciPERENCANAAN INJEKSI GAS SUMUR GAS LIFT LANGSUNG DARI SUMUR GAS Oleh: Enos Eben Ezer* Dr. Ir. Pudjo Sukarno*
PERENCANAAN INJEKSI GAS SUMUR GAS LIFT LANGSUNG DARI SUMUR GAS Oleh: Enos Eben Ezer* Dr. Ir. Pudjo Sukarno* Sari Artificial Lift adalah metode pengangkatan Buatan yang bertujuan untuk membantu kemampuan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing
BAB V PEMBAHASAN Pada lapangan FRY kali ini dipilih 2 sumur untuk dianalisa dan dievaluasi yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing guna memperbaiki kerusakan formasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pompa Pompa adalah salah satu mesin fluida yang termasuk dalam golongan mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros) menjadi energi
Lebih terperinciBOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :
BOILER FEED PUMP A. PENGERTIAN BOILER FEED PUMP Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara
Lebih terperinciBAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN. Gambar 4.1. Skema proses injeksi
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Studi Kasus 4.1.1 Proses Sistem Injeksi di Instalasi WIP Gambar 4.1. Skema proses injeksi Pada gambar 4.1 di atas menjelaskan tentang proses injeksi di
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN 4. Asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan permasalahan pada penelitian ini adalah:
Bab 1 Pendahuluan Pada saat produksi awal suatu sumur minyak, fluida dapat mengalir secara natural dari dasar sumur ke wellhead atau kepala sumur. Seiring dengan meningkatnya produksi dan waktu operasi,
Lebih terperinciSeminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI
OPTIMASI PRODUKSI PADA PAD G-76 DENGAN PROGRAM TERINTEGRASI SUMUR DAN JARINGAN PIPA PRODUKSI Abstrak Pradhita Audi Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Universitas Trisakti
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR POMPA. Kerja yang ditampilkan oleh sebuah pompa merupakan fungsi dari head
BAB III TEORI DASAR POMPA 3.1 Pengkajian Pompa Kerja yang ditampilkan oleh sebuah pompa merupakan fungsi dari head total dan berat cairan yang dipompa dalam jangka waktu yang diberikan. Daya batang torak
Lebih terperinciDigital Well Analyzer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level Untuk Mendukung Program Optimasi Produksi
Digital Well Analyzer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level Untuk Mendukung Program Optimasi Produksi Oleh: Agus Amperianto, Alfian Mayando, Erick Yosniawan PERTAMINA EP - UNIT BISNIS EP LIRIK Kompleks
Lebih terperinciUJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA
UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HOT MARHUALA SARAGIH NIM. 080401147 DEPARTEMEN TEKNIK
Lebih terperinciBAB III METODELOGI STUDI KASUS. Mulai. Studi literatur dan kajian pustaka
BAB III METODELOGI STUDI KASUS 3.1 Diagram Alir Studi Kasus Mulai Studi literatur dan kajian pustaka Pengumpulan data Pengamatan di lapangan Pengamatan daily report Interview Dokumentasi Data input: Tekanan
Lebih terperinciSistem Sumur Dual Gas Lift
Bab 2 Sistem Sumur Dual Gas Lift 2.1 Metode Pengangkatan Buatan (Artificial Lift Penurunan tekanan reservoir akan menyebabkan penurunan produktivitas sumur minyak, serta menurunkan laju produksi sumur.
Lebih terperinciBAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN
BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1 PERANCANGAN ALAT PENGUJIAN Desain yang digunakan pada penelitian ini berupa alat sederhana. Alat yang di desain untuk mensirkulasikan fluida dari tanki penampungan
Lebih terperinciUJI EKSPERIMENTAL IMPELLER DENGAN BLADES SPLITTER TERHADAP KINERJA POMPA SENTRIFUGAL
Uji Impeller Terhadap Kinerja Pompa Sentrifugal UJI EKSPERIMENTAL IMPELLER DENGAN BLADES SPLITTER TERHADAP KINERJA POMPA SENTRIFUGAL Dimas Alief Pratama S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciANALISA POMPA SENTRIFUGAL KAPASITAS
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan kasihnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul ANALISA POMPA SENTRIFUGAL KAPASITAS
Lebih terperinciBAB 5 DASAR POMPA. pompa
BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KEKENTALAN FLUIDA AIR DAN MINYAK KELAPA PADA PERFORMANSI POMPA SENTRIFUGAL
ANALISIS PENGARUH KEKENTALAN FLUIDA AIR DAN MINYAK KELAPA PADA PERFORMANSI POMPA SENTRIFUGAL *Arijanto 1, Eflita Yohana 1, Franklin T.H. Sinaga 2 1 Dosen Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciEVALUASI DAN PERENCANAAN ULANG ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR X LAPANGAN Y SKRIPSI
EVALUASI DAN PERENCANAAN ULANG ELECTRIC SUBMERSIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR X LAPANGAN Y SKRIPSI Oleh : SATYA WICAKSANA 113040065/ TM PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS
Lebih terperinci