BAB II TINJAUAN TEORETIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN TEORETIS"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1. Kajian Pustaka Kanker Payudara Pengertian Kanker dan Kanker Payudara Tubuh manusia dibangun dari berjuta-juta sel hidup. Selama masa-masa awal kehidupan manusia, sel-sel normal memperbanyak diri dengan cepat sehingga manusia dapat bertumbuh. Setelah manusia menjadi dewasa, kebanyakan sel memperbanyak diri hanya untuk mengganti sel-sel yang mati atau yang rusak setelah adanya perlukaan (American Cancer Society, 2001). Tetapi dalam perkembangannya, terkadang ada hal yang berjalan tidak semestinya dalam proses pertumbuhan dan pelipatgandaan sel-sel, sehingga mengakibatkan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol. Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol tersebut dapat menghasilkan sel-sel darah yang abnormal atau dapat menjadi benjolan yang disebut tumor (Understanding Breast Cancer, 2009). Tumor dibagi menjadi dua macam, benigna dan maligna. Tumor benigna merupakan tumor jinak dan bukan merupakan kanker, karena tumor benigna tidak dapat menyebar atau menginvasi bagian tubuh lainnya. Meski tumor benigna tidak membahayakan nyawa, tetapi dapat mengakibatkan masalah 11

2 karena tumor jenis ini dapat bertumbuh besar dan menekan jaringan serta organ sehat pada daerah tumbuhnya tumor tersebut (American Cancer Society, 2001). Sebaliknya, tumor maligna atau yang disebut juga kanker, merupakan salah satu penyakit yang dapat mengancam hidup, karena sel-sel kanker tumbuh di luar kontrol dan mampu menyebar ke jaringan atau organ lain (Understanding Breast Cancer, 2009). Tumor maligna atau kanker juga didefinisikan sebagai satu set atau kumpulan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak teratur yang kemudian menginvasi atau menyerang jaringan di sekitarnya dan menyebar (metastasis) ke organ tubuh lainnya (King, et al., 2006). Machsoos (dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 2006), menyatakan kanker atau neoplasma ganas atau keganasan sebagai penyebab terjadinya tumor padat. Tumor padat sendiri diartikan sebagai suatu penyakit yang berbentuk benjolan abnormal dalam tubuh. The American Cancer Society (2001), menyatakan bahwa kanker dimulai ketika sel-sel pada suatu bagian tubuh mulai bertumbuh di luar kontrol. Kanker, berdasarkan berbagai pemaparan di atas, dinyatakan sebagai suatu set atau kumpulan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak teratur atau di luar kontrol, yang dimulai dari suatu bagian tubuh tertentu dan sebagian besar berbentuk tumor atau benjolan, kemudian menginvasi dan 12

3 menyebar ke jaringan serta organ di sekitarnya. Kanker juga merupakan salah satu penyakit yang mengancam nyawa penderitanya (Understanding Breast Cancer, 2009). Hingga saat ini, dari 100 jenis kanker yang ditemukan, yang paling sering dijumpai adalah kanker payudara, kanker paru, kanker kulit, kanker usus dan kanker prostat. Di Indonesia, jenis kanker tertinggi yang diderita adalah kanker payudara (GLOBOCAN, 2008). Kanker payudara sendiri didefinisikan sebagai tumor ganas yang pertumbuhannya berawal dari sel-sel di payudara (American Cancer Society, 2001). Breast Cancer Facts & Figures (2010), mencatat definisi kanker payudara sebagai tumor ganas yang bermula dari jaringan di payudara, yang merupakan kelenjar untuk memproduksi ASI yang disebut lobus dan duktus atau saluran yang menghubungkan lobus dengan puting susu (nipel). Pada dasarnya kanker payudara adalah tumor ganas yang pertumbuhannya berawal dari sel-sel di payudara dan seperti jenis kanker lainnya, dapat menyebar dan bermetastasis ke jaringan dan organ di sekitarnya. Umumnya, kanker payudara menyerang wanita pada usia di bawah 60 tahun, namun tidak menutup kemungkinan bagi pria untuk menderita kanker payudara, meskipun kemungkinannya adalah 1 % (Breast Cancer Facts & Figures ). Selain karena wanita memiliki lebih banyak sel payudara daripada pria, 13

4 alasan utama kanker payudara lebih banyak terjadi pada wanita adalah karena payudara wanita secara konstan terpapar dengan efek dari hormon esterogen dan progesteron. Karena itu, pria, meskipun dapat menderita kanker payudara, namun penyakit ini 100 kali lebih sering pada wanita daripada pria (American Cancer Society, 2001) Faktor Risiko Kanker Payudara Smeltzer & Bare (2001), mengemukakan beberapa faktor risiko kanker payudara, antara lain: 1. Riwayat pribadi menderita kanker payudara. Jika pernah menderita kanker payudara pada salah satu payudara, risiko untuk mengalami kanker payudara pada payudara sebelahnya meningkat hampir 1% setiap tahun. 2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung) dari wanita dengan kanker payudara. Risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker sebelum usia 60 tahun. Risiko meningkat 4-6 kali jika kanker payudara terjadi pada dua orang saudara kandung. 14

5 3. Menarche (menstruasi pertama) dini. Risiko kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi pertama di bawah usia 12 tahun. 4. Belum pernah melahirkan (nullipara) dan hamil (maternal) pada usia lanjut. Wanita yang mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun memiliki risiko dua kali lipat untuk menderita kanker payudara dibanding wanita yang mempunyai anak pertama pada usia sebelum 20 tahun. 5. Menopause pada usia lanjut. Menopause pada usia setelah 50 tahun dapat meningkatkan risiko menderita kanker payudara. 6. Riwayat tumor payudara jinak. Wanita yang pernah memiliki tumor payudara jinak disertai perubahan proliferatif mempunyai risiko dua kali lipat mendertita kanker payudara. 7. Kontak secara terus-menerus dengan radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun berisiko hampir dua kali lipat untuk menderita kanker payudara. 8. Obesitas. Wanita dengan obesitas yang didiagnosis menderita kanker payudara mempunyai angka kematian yang lebih tinggi, dan paling sering disebabkan oleh 15

6 lambatnya diagnosis (kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut). 9. Kontrasepsi oral. Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk menderita kanker payudara, tetapi risiko tersebut menurun dengan cepat setelah pemakaian kontrasepsi oral dihentikan. 10. Terapi penggantian hormon. Terdapat laporan yang membingungkan mengenai risiko kanker payudara pada wanita dengan terapi penggantian hormon. Wanita yang berusia lebih tua yang menggunakan esterogen jangka panjang (10-15 tahun) dapat mengalami peningkatan risiko. Sementara penambahan progesteron terhadap penggantian esterogen meningkatkan angka kejadian pada kanker endometrium, namun tidak berisiko terhadap kanker payudara. 11. Intake (masukan) alkohol. Pada wanita yang mengkonsumsi alkohol tiga kali sehari, risiko menderita kanker payudara meningkat hingga dua kali lipat. Wanita yang pada masa mudanya mengkonsumsi alkohol lebih rentan pada kanker payudara di usia yang lebih lanjut. 16

7 Implan payudara dengan silikon pada beberapa tahun terakhir dihubungkan dengan kontraksi kapsular fibrosis dan gangguan imun tertentu. Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa implan payudara berkaitan dengan peningkatan risiko kanker payudara (Smeltzer & Bare, 2001) Pentahapan kanker payudara Pentahapan mencakup klasifikasi kanker payudara berdasarkan pada keluasan penyakit. Untuk dapat menentukan tahapan kanker payudara dilakukan beberapa pemeriksaan, diantaranya pemeriksaan darah, foto rontgen dada, pemindaian tulang, serta fungsi hepar (Smeltzer & Bare, 2001). Terdapat beberapa sistem dalam pentahapan kanker payudara, namun yang paling sering digunakan di bidang medis adalah pentahapan menurut AJCC (American Joint Committee on Cancer) yang mengevaluasi ukuran tumor, jumlah nodus kelenjar limfe (kelenjar getah bening) yang terkena, serta bukti adanya metastasis atau penyebaran yang jauh (dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 2006). Pentahapan menurut AJCC ini awalnya harus menentukan T (T = tumor primer), N (nodul, metastase ke kelenjar regional), dan M (metastase organ jauh) dari kanker sesuai ketentuan yang ada, dan selanjutnya dikelompokkan dalam stadium yang dinyatakan 17

8 dalam angka Romawi (I-IV) dan angka Arab (khusus untuk stadium 0). Smeltzer & Bare (2001), meringkas pentahapan sistem klasifikasi TNM sebagai berikut: Tahap I terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus limfe (kelenjar getah bening), dan tidak terdeteksi adanya metastasis. Tahap II terdiri atas tumor yang lebih besar dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm, dengan nodus limfe tidak terfiksasi negatif atau positif, dan tidak terdeteksi adanya metastasis. Tahap III terdiri atas tumor yang lebih besar dari 5 cm, atau tumor dengan sembarang ukuran yang menginvasi kulit, dengan nodus limfe terfiksasi positif (sel kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening) dalam area klavikular (tulang menonjol di atas payudara), dan tanpa bukti adanya metastasis. Tahap IV terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran, nodus limfe positif dan adanya metastasis jauh. Tahap I dan II sering dikenal sebagai kanker payudara tahap awal (early breast cancer), sedangkan tahap III dan IV disebut juga dengan kanker payudara tahap lanjut (secondary breast cancer or advanced breast cancer). 18

9 Pentahapan lain yang lebih sederhana adalah Ringkasan Pentahapan SEER (The SEER Summary Stage System) dan umumnya digunakan untuk melaporkan pada saat adanya penderita kanker payudara baru dan untuk penelitian dan perencanaan publik (Breast Cancer Facts & Figures ). Berdasarkan sistem ini, kanker dibagi menjadi tiga tingkat: a. Tingkat lokal (local stage): tumor ganas berada atau tumbuh di bagian tertentu dari tubuh. b. Tingkat regional (regional stage): tumor tersebut telah menyebar ke sekitar jaringan dan nodus limfe terdekat. c. Tingkat jauh (distant stage): kanker telah bermetastasis ke organ terjauh Tanda dan gejala Berikut beberapa tanda dan gejala yang umumnya ditemui pada pasien dengan kanker payudara, menurut American Cancer Society (2001): 1. Terdapat benjolan atau massa di payudara 2. Kulit sekitar payudara berkerut seperti kulit jeruk 3. Puting susu (nipel) masuk ke dalam dan keadaan seperti ini tidak ditemukan sebelum penyakit ini ada 4. Haluaran dari payudara yang bukan ASI dan keluar dengan sendirinya serta cenderung keruh 19

10 5. Terdapat perubahan pada bentuk, susunan atau warna kulit payudara Dampak Kanker Payudara bagi Penderita Clinical Practice Guidelines for The Psychosocial Care of Adults With Cancer (2003) mencatat bahwa individu dengan kanker akan menghadapi berbagai tantangan emosional, psikologikal, fisikal dan praktikal. Tantangan-tantangan tersebut dapat berupa koping dengan syok akibat diagnosis dan ketakutan terhadap kesehatan dan masa depan; tanda dan gejala fisik serta efek-efek yang merugikan dari perawatan yang dijalani, seperti mual, kelelahan dan perubahan dalam penampilan dan fungsi tubuh; kondisi keuangan, perubahan pada pekerjaan atau jabatan; serta kesulitan-kesulitan psikologikal, mulai dari kekhawatiran mengenai penampilan dan seksualitas hingga gangguan yang berat seperti depresi dan atau ansietas. Sementara itu, wanita dengan kanker payudara juga berhadapan dengan dampak yang tidak berbeda jauh dengan pasien kanker umumnya, seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Menurut catatan yang dikutip dari Women s perspectives sub-group NHMRC Working Party (dalam Management of Early Breast Cancer, 2001), diagnosis kanker payudara dan perawatannya mengganggu berbagai aspek 20

11 kehidupan seorang wanita, diantaranya pekerjaan, olahraga, hubungan seksual, serta pekerjaan rumah tangga termasuk mengurus anak-anak. Takahashi, et al. (dalam Jurnal Psycho- Oncology 17, 2008) melakukan penelitian mengenai dampak dari diagnosis dan pengobatan kanker payudara pada kehidupan seksualitas 72 wanita penderita kanker payudara di Jepang, dan hasilnya adalah sebagian besar responden berhadapan dengan masalah seksual setelah pengobatan kanker payudara. Selain berbagai aspek di atas, perawatan terhadap kanker payudara juga berdampak terhadap kondisi keuangan akibat pengobatan serta pengeluaran lainnya (Management of Early Breast Cancer, 2001). Pendapat tersebut diperkuat dengan hasil penelitian secara longitudinal yang dilakukan oleh Gordon, et al. (dalam Jurnal Psycho-Oncology 16, 2007) pada 287 pasien kanker payudara, mengenai dampak ekonomi pada pasien kanker payudara selama 18 bulan setelah diagnosis ditegakkan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sumber terbesar dari beban ekonomi adalah kehilangan sumber pendapatan, serta pengeluaran-pengeluaran lainnya yang berhubungan dengan layanan kesehatan. Kerugian ekonomi yang berhubungan dengan kanker payudara dapat terus menerus mempengaruhi pasien hingga 18 bulan setelah diagnosis. 21

12 Berdasarkan berbagai pemaparan di atas, diketahui bahwa diagnosis dan perawatan kanker payudara berdampak terhadap seluruh aspek kehidupan individu, baik secara biologis, sosial, psikologis, serta aspek ekonomi. Hampir semua wanita dengan kanker payudara berhadapan dengan setiap dampak tersebut, yang membedakan wanita yang satu dengan yang lainnya adalah cara mereka berhadapan dengan permasalahan sebagai akibat dari dampak diagnosis dan perawatan kanker payudara Resiliensi Pengertian Resiliensi merupakan kekuatan yang didemonstrasikan oleh individu maupun sistem yang memungkinkan mereka untuk berdiri di atas kesengsaraan (Rak & Patterson,1996). Istilah resiliensi pertama kali dikemukakan oleh Block (dalam Klohnen, 1996) yang disebut sebagai ego-resilience, yaitu kemampuan umum yang melibatkan penyesuaian diri yang tinggi dan luwes bila berhadapan dengan tekanan internal dan eksternal. Sementara itu, Lazarus (dalam Tugade et al., 2004), menganalogikan resiliensi dengan kelenturan pada logam. Misalnya, besi cetak yang banyak mengandung karbon sangat keras tetapi mudah patah (tidak resilien) sedangkan besi tempa mengandung sedikit karbon sehingga lunak dan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan 22

13 (resilien). Perumpamaan tersebut bisa diterapkan untuk membedakan individu yang memiliki daya tahan dan yang tidak saat dihadapkan pada tekanan psikologis yang dikaitkan dengan pengalaman negatif. Definisi resiliensi lainnya menurut Banaag (2002) adalah suatu proses interaksi antara faktor individual dengan faktor lingkungan. Faktor individual ini berfungsi menahan perusakan diri sendiri dan melakukan kontruksi diri secara positif, sedangkan faktor lingkungan berfungsi untuk melindungi individu dan melunakkan kesulitan hidup individu. Sementara itu, Masten & Coatswerth (dalam Davis, 1999), menyatakan bahwa untuk mengidentifikasikan resiliensi diperlukan dua syarat, yaitu yang pertama adanya ancaman yang signifikan pada individu (ancaman berupa status high risk atau ditimpa kemalangan dan trauma yang kronis) dan yang kedua adalah kualitas adaptasi atau perkembangan individu tergolong baik (individu berperilaku dalam compotent manner). Resiliensi juga berarti keterampilan, kemampuan, pengetahuan, dan wawasan yang terkumpul dari waktu ke waktu sebagai orang yang berjuang untuk mengatasi kesulitan dan menghadapi tantangan. Resiliensi merupakan sesuatu yang berkelanjutan dan mengembangkan dana dari energi dan keterampilan yang dapat digunakan pada pertempuran yang 23

14 sedang berlangsung (Garmezy dalam VanBreda, 2001). Egeland et al. (dalam VanBreda, 2001) mengemukakan bahwa resiliensi adalah kapasitas untuk proses adaptasi yang sukses, menjalani fungsi secara positif atau kompeten, meskipun berada dalam status risiko tinggi, stres kronis, atau trauma yang sangat hebat. Berdasarkan berbagai pemaparan di atas, resiliensi merupakan suatu kapasitas individu maupun kelompok yang didalamnya termasuk keterampilan, kemampuan, pengetahuan dan wawasan yang digunakan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pada saat ditimpa masalah atau kesengsaraan. Resiliensi juga merupakan kapasitas untuk proses adaptasi individu yang sukses, mampu tetap berfungsi secara kompeten meskipun sedang berada dalam kondisi trauma yang hebat Faktor-faktor Resiliensi Resiliensi individu seperti yang dikemukakan oleh Chandra (dalam Rumah Belajar Psikologi, 2010), dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kekuatan personal yang berkembang dalam diri individu (seperti harga diri, spiritualitas, bersifat altruisme, dan mampu mengendalikan diri sendiri), dukungan eksternal dan sumber-sumbernya yang berupa dukungan keluarga atau organisasi, serta kemampuan interpersonal (seperti manajemen konflik dan kemampuan berkomunikasi yang baik). 24

15 Sementara itu, Grotberg (1995) menggunakan istilah yang berbeda untuk menggambarkan faktor-faktor di atas. Untuk kekuatan individu digunakan istilah I am, sedangkan untuk dukungan ekternal dan sumber-sumbernya digunakan istilah I have. Untuk kemampuan interpersonal digunakan istilah I can. Faktorfaktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (Grotberg, 1995) : a. Kekuatan Individu (I am) Faktor ini merupakan kekuatan yang berasal dari dalam diri individu, seperti perasaan, tingkah laku dan kepercayaan diri. Faktor I am terdiri dari beberapa bagian, antara lain: bangga pada diri sendiri, perasaan dicintai dan sikap yang menarik, individu yang dipenuhi harapan, iman, dan kepercayaan, mencintai, empati dan altruistik serta mandiri dan bertanggung jawab. Berikut ini pemaparan bagian-bagian dari faktor I am. Bangga pada diri sendiri. Individu yang bangga akan diri sendiri akan memahami bahwa dirinya adalah seorang yang penting dan merasa bangga terhadap dirinya. Individu tersebut tidak akan membiarkan dirinya diremehkan atau direndahkan. Saat berhadapan dengan masalah, kepercayaan diri dan self esteem membantu untuk dapat bertahan dan mengatasi masalah tersebut. Bagian kedua adalah perasaan dicintai dan sikap yang menarik. Individu dengan perasaan dicintai dan sikap yang menarik pasti memiliki orang yang menyukai dan mencintainya. Individu 25

16 tersebut dapat mengatur sikap dan perilakunya jika menghadapi respon-respon yang berbeda ketika berbicara dengan orang lain. Bagian ketiga adalah mencintai, empati, altruistik. Individu peduli terhadap hal-hal yang terjadi pada orang lain dan mengekspresikan melalui berbagai perilaku atau kata-kata. Individu merasakan ketidaknyamanan dan penderitaan orang lain dan ingin melakukan sesuatu untuk menghentikan atau berbagi penderitaan atau memberikan kenyamanan. Bagian yang terakhir adalah mandiri dan bertanggung jawab. Individu dapat melakukan berbagai macam hal menurut keinginan mereka dan menerima berbagai konsekuensi dan perilakunya. Individu merasakan bahwa ia bisa mandiri dan bertanggung jawab atas hal tersebut. Individu mengerti batasan kontrol mereka terhadap berbagai kegiatan dan mengetahui saat orang lain bertanggung jawab. b. Dukungan Eksternal (I have) Aspek ini merupakan bantuan dan sumber dari luar yang meningkatkan resiliensi. Sumber-sumbernya antara lain, memberi semangat agar mandiri. Individu, baik yang hidup mandiri maupun masih tergantung dengan keluarga, secara konsisten bisa mendapatkan pelayanan seperti rumah sakit, dokter, atau pelayanan lain yang sejenis. 26

17 Sumber yang kedua adalah struktur dan aturan rumah. Setiap keluarga mempunyai aturan-aturan yang harus diikuti, jika ada anggota keluarga yang tidak mematuhi aturan tersebut maka akan diberikan penjelasan atau hukuman. Sebaliknya jika anggota keluarga mematuhi aturan tersebut maka akan diberikan pujian. Sumber lainnya adalah role models, yaitu orang-orang yang dapat menjadi contoh bagi individu serta memberikan informasi terhadap sesuatu. Sumber yang terakhir adalah mempunyai hubungan. Orang-orang terdekat individu seperti suami atau istri, anak, orang tua merupakan orang yang mencintai dan menerima individu tersebut. Tetapi individu juga membutuhkan cinta dan dukungan dari orang lain yang kadang kala dapat memenuhi kebutuhan kasih sayang yang kurang dari orang terdekat mereka. c. Kemampuan Interpersonal (I can) Faktor I can yang dimaksud adalah kompetensi sosial dan interpersonal dari individu. Bagian-bagian dari faktor ini adalah mengatur berbagai perasaan dan rangsangan. Individu dapat mengenali perasaannya, mengenali berbagai jenis emosi, dan mengekspresikannya dalam kata-kata dan tingkah laku namun tidak menggunakan kekerasan terhadap perasaan dan hak orang lain maupun diri sendiri. Individu juga dapat mengatur rangsangan 27

18 untuk memukul, kabur, merusak barang, atau melakukan berbagai tindakan yang tidak menyenangkan. Sumber yang kedua adalah mencari hubungan yang dapat dipercaya. Individu dapat menemukan seseorang misalnya orang tua, saudara, teman sebaya untuk meminta pertolongan, berbagi perasaan dan perhatian, untuk mencari cara terbaik agar mendiskusikan dan menyelesaikan masalah personal dan interpersonal. Sumber yang lain adalah keterampilan berkomunikasi. Individu mampu mengekspresikan berbagai macam pikiran dan perasaan kepada orang lain dan dapat mendengar hal-hal yang diungkapkan oleh orang lain serta berempati. Sumber berikutnya adalah mengukur temperamen diri sendiri dan orang lain. Individu memahami temperamennya sendiri dan juga temperamen orang lain. Hal ini membantu individu untuk mengetahui durasi waktu yang diperlukan untuk berkomunikasi, mengetahui kecepatan untuk bereaksi, serta kemungkinan sukses dalam berbagai situasi. Sumber yang terakhir adalah kemampuan memecahkan masalah. Individu dapat menilai suatu masalah secara alami serta mengetahui kebutuhannya untuk memecahkan masalah tersebut, serta jenis bantuan yang dibutuhkan dari orang lain. Individu dapat membicarakan berbagai masalah dengan orang lain dan menemukan penyelesaian masalah yang paling tepat dan 28

19 menyenangkan. Individu dapat terus bertahan dalam menghadapi suatu masalah hingga masalah tersebut terpecahkan. Setiap faktor dari I am, I have, dan I can memberikan konstribusi pada berbagai macam tindakan yang dapat meningkatkan potensi resiliensi. Individu yang resilien tidak membutuhkan semua sumber-sumber dari setiap faktor, tetapi apabila individu hanya memiliki satu faktor, tidak dapat dikatakan sebagai individu yang beresiliensi, misalnya individu yang mampu berkomunikasi dengan baik (I can) tetapi ia tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan orang lain (I have) dan tidak dapat mencintai orang lain (I am), tidak dikategorikan ke dalam individu yang resilien. Di samping tiga faktor menurut Grotberg di atas, terdapat juga beberapa karakteristik kunci yang berhubungan dengan individu yang resilien, yaitu: 1. Menerima perubahan. Individu yang resilien menyadari bahwa perubahan adalah hal yang terjadi secara terusmenerus. Daripada tetap berada pada masa lalu, individu ini mampu berhadapan dengan perubahan yang terjadi dan mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut. 2. Belajar secara terus-menerus. Individu yang resilien berorientasi ke arah pembelajaran seumur hidup. Mereka 29

20 memperlakukan pengalaman, terutama yang buruk, sebagai kesempatan untuk belajar. 3. Dukungan sosial. Individu yang resilien membentuk dan memelihara hubungan sepanjang hidup mereka. Mereka memahami sifat dasar dari sebuah hubungan, yaitu adanya hubungan timbal balik, pentingnya mendukung orang lain agar mereka juga didukung ketika mengalami masa-masa yang sulit. Dinamika psikologis riset partisipan ditelaah pula dengan menggunakan model Five Stages of Grief atau Lima Tahap Kedukaan. Model ini dikemukakan oleh Kübler-Ross berdasarkan hasil wawancaranya terhadap 500 orang penderita penyakit terminal, atau dengan kata lain mereka yang sedang berhadapan dengan kematian. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa setiap orang melalui lima tahapan yang sama ketika menghadapi kematian atau kedukaan, yaitu denial (penyangkalan), anger (kemarahan), bargaining (tawar menawar), depression (depresi), dan acceptance (penerimaan). Dengan adanya pengetahuan mengenai tahapan kedukaan ini, diharapkan keluarga ataupun tenaga kesehatan lebih memahami psikologis dan fisiologis individu yang sedang dilanda duka. 30

21 Dalam perkembangannya, lima tahap kedukaan ini juga digunakan sebagai panduan untuk menanggapi emosional dan psikologis yang dialami oleh sebagian besar individu ketika berhadapan dengan penyakit yang mengancam nyawa atau keadaan yang merubah kehidupan. Tahapan-tahapan ini tidak hanya berlaku untuk mereka yang kehilangan oleh karena kematian tetapi dapat pula tampak kepada seseorang yang mengalami peristiwa yang merubah hidup, seperti perceraian atau putusnya suatu hubungan, atau kehilangan sebuah pekerjaan. Tahapan ini merupakan reaksi subjektif individu, setiap individu memiliki reaksi yang berbeda bahkan terhadap stimulan yang sama. Tidak semua individu mengalami seluruh tahapan ataupun secara berurutan. Beberapa tahapan mungkin dilewati sepenuhnya, individu lain akan mengalami dalam urutan tahapan yang berbeda, sementara sebagian individu akan mengalami kembali tahapan yang sama dan bagian lain mungkin terjebak pada satu tahapan. Tahapan yang pertama adalah penyangkalan atau denial. Reaksi pertama dari individu yang mengalami kehilangan atau yang menderita penyakit terminal adalah menyangkali situasi yang sedang terjadi. Ini merupakan reaksi yang normal untuk merasinonalkan perasaan atau emosi yang sedang membanjiri (Axelrod, 2006). Pada tahap ini, individu biasanya menolak untuk 31

22 mempercayai bahwa kehilangan sedang terjadi, tidak siap untuk berhadapan dengan permasalahan sederhana, serta kemungkinan menampakkan kegembiraan atau kebahagiaan yang dibuat-buat hingga penyangkalan yang berkepanjangan. Individu pada tahap ini akan mengatakan "saya merasa baik-baik saja" atau "hal ini tidak mungkin terjadi, tidak pada saya." Tahapan yang kedua disebut anger atau marah. Individu pada tahap ini biasanya mudah meledak pada hal-hal sepele yang normalnya tidak pernah mereka permasalahkan. Sasaran utama dari kemarahan ini adalah benda mati, orang asing, teman atau keluarga. Secara rasional, individu tersebut mengetahui bahwa kemarahannya tidak harus diproyeksikan kepada benda atau orang lain. Namun secara emosional, individu lebih marah terhadap keadaannya saat itu. Meski ia merasa bersalah setelah marah, namun rasa bersalah ini justru lebih membuatnya marah. Tahapan yang ketiga adalah bargaining atau tawar menawar. Reaksi normal terhadap rasa tidak berdaya dan kerentanan adalah keinginan untuk mendapatkan kembali kontrol dengan mengatakan seandainya.. diharapkan kehilangan atau kondisi sakit tidak akan terjadi. Individu pada tahap ini melakukan perjanjian dengan Tuhan atau pemilik kekuatan yang tertinggi sebagai usaha untuk menunda atau menangguhkan kondisi yang sedang dialaminya. Individu dapat memperlihatkan rasa bersalah 32

23 atau ketakutan terhadap hukuman kesalahan masa lalu, baik itu yang dilakukan secara nyata ataupun dalam bentuk khayalan semata. Tahapan selanjutnya adalah depresi atau depression. Pertama adalah reaksi terhadap implikasi praktis terkait kehilangan. Kesedihan dan penyesalan merupakan reaks yang menonjol dari depresi tipe ini. Tahap ini akan berkurang dengan klarifikasi yang sederhana. Tipe depresi yang kedua lebih halus dan bersifat pribadi. Individu yang bersangkutan tidak memperlihatkan tandatanda depresi sejelas tipe yang pertama. Ia lebih menyimpan segala kegelisahannya untuk dirinya sendiri. Namun, terkadang ia juga membutuhkan dukungan dari sekitarnya, ia hanya memilih untuk tidak mengutarakannya Dukungan Keluarga Pengertian Keluarga Friedman (1998), menyatakan dukungan keluarga sebagai sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit. Keluarga, dalam hal ini merupakan unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas yang sehat. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain (Sudiharto, 2007). 33

24 Departemen Kesehatan (dalam Sudiharto, 2007) mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Sementara itu, menurut Bailon dan Maglaya (dalam Sudiharto, 2007) keluarga merupakan dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Friedman (1998) menyatakan hal yang serupa, yaitu keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga. Sedangkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (dalam Sudiharto, 2007) mendefinisikan keluarga sebagai dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. Pemaparan-pemaparan di atas setuju akan beberapa hal yang sama mengenai keluarga, yaitu bahwa keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, yang dibentuk dari ikatan perkawinan, ikatan darah serta berbagai ikatan tertentu, yang tinggal bersama untuk saling berbagi pengalaman, melakukan pendekatan 34

25 emosional, yang saling mempengaruhi dan berketergantungan satu dengan yang lain. Struktur kekuatan keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan keluarga untuk saling berbagi, kemampuan sistem pendukung di antara anggota keluarga, kemampuan perawatan diri, dan kemampuan menyelesaikan masalah (Sudiharto, 2007) Fungsi Dukungan Keluarga Caplan (dalam Friedman, 1998) menjelaskan bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi dukungan yaitu: a. Dukungan informasional Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator (penyebar) informasi tentang dunia. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi. b. Dukungan penilaian Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai 35

26 sumber dan validator indentitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian. c. Dukungan instrumental Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya: kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan dan minum, istirahat, terhindarnya penderita dari kelelahan. d. Dukungan emosional Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan Sumber Dukungan Keluarga Dukungan sosial keluarga mengacu kepada dukungan sosial yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses/diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan). Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan sosial keluarga internal, seperti dukungan dari suami/istri atau dukungan dari saudara kandung atau dukungan sosial keluarga eksternal (Friedman, 1998). 36

27 Manfaat Dukungan Keluarga Dukungan sosial keluarga adalah sebuah proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan sosial berbeda-beda dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Namun demikian, dalam semua tahap siklus kehidupan, dukungan sosial keluarga membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal. Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga (Friedman, 1998). Wills dalam Friedman (1998) menyimpulkan bahwa baik efek-efek penyangga (dukungan sosial menahan efek-efek negatif dari stres terhadap kesehatan) dan efek-efek utama (dukungan sosial secara langsung mempengaruhi akibat-akibat dari kesehatan) pun ditemukan. Sesungguhnya efek-efek penyangga dan utama dari dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan boleh jadi berfungsi bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit dan dikalangan kaum tua, fungsi kognitif, fisik dan kesehatan emosi (Ryan dan Austin dalam Friedman, 1998) Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga Menurut Feiring dan Lewis (dalam Friedman, 1998), ada bukti kuat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa keluarga 37

28 besar dan keluarga kecil secara kualitatif menggambarkan pengalaman-pengalaman perkembangan. Anak-anak yang berasal dari keluarga kecil menerima lebih banyak perhatian daripada anakanak dari keluarga yang besar. Selain itu, dukungan yang diberikan orangtua (khususnya ibu) juga dipengaruhi oleh usia. Menurut Friedman (1998), ibu yang masih muda cenderung untuk lebih tidak bisa merasakan atau mengenali kebutuhan anaknya dan juga lebih egosentris dibandingkan ibu-ibu yang lebih tua. Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga lainnya adalah kelas sosial ekonomi orangtua. Kelas sosial ekonomi dimaksud meliputi tingkat pendapatan atau pekerjaan orang tua dan tingkat pendidikan. Dalam keluarga kelas menengah, suatu hubungan yang lebih demokratis dan adil mungkin ada, sementara dalam keluarga kelas bawah, hubungan yang ada lebih otoritas atau otokrasi. Selain itu orang tua dengan kelas sosial menengah mempunyai tingkat dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih tinggi daripada orang tua dengan kelas sosial bawah (Friedman, 1998) Perspektif Teoretis Kanker payudara tercatat sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita oleh penduduk Indonesia, dan sekaligus menjadi peringkat ke 7 dari 10 besar penyebab kematian di Indonesia. 38

29 Sebagian besar dari penderita kanker payudara adalah wanita dengan kondisi telah berada dalam stadium lanjut, yaitu tahap III dan IV. Apabila kanker payudara ditemukan pada stadium awal, maka akan mempermudah proses penyembuhan karena sel-sel kanker belum menyebar ke bagian tubuh yang lain. Namun jika kanker payudara yang ditemukan sudah dalam stadium lanjut yang sel-sel kankernya telah menyebar dan menyerang organ tubuh lainnya melalui kelenjar getah bening dan pembuluh darah, maka proses penyembuhan akan semakin sulit dilakukan. Kanker payudara, sebagaimana penyakit yang lain, akan mengakibatkan perubahan bagi penderitanya. Perubahan tersebut tidak hanya berupa perubahan fisik, tetapi juga pada kondisi ekonomi serta keadaan psikis penderita. Perubahan-perubahan ini saling terkait dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya dan berbeda antara penderita yang satu dengan yang lainnya. Perubahan-perubahan tersebut juga berbeda antara stadium awal dengan stadium lanjut. Pada stadium awal, pasien akan mengeluhkan adanya benjolan pada salah satu atau kedua payudaranya, biasanya saat hasil diagnosis positif kanker payudara, kebanyakan wanita akan terguncang dan kaget, kemudian akan berpengaruh terhadap sosialisasi pasien dengan lingkungannya. Bila kanker payudara ditemukan pada tahap lanjut, kebanyakan wanita merasakan kecemasan, kesedihan, kemarahan 39

30 yang sangat besar. Perubahan fisik pada tahap ini bergantung dari bagian tubuh yang terkena. Bagian tubuh yang tersering terkena adalah tulang, hati, paru-paru dan otak. Seiring dengan perubahan yang diakibatkan oleh penyebaran sel kanker ke organ tubuh lain, individu dan keluarga dihadapkan pada berbagai pengambilan keputusan-keputusan penting, seperti penghentian pengobatan tertentu karena tidak dapat bekerja secara efektif. Setiap keputusan yang diambil berdampak pada mental atau sisi psikologis dari individu. Individu yang mampu bertahan atau memiliki kapasitas untuk beradaptasi dengan keadaannya, serta menjalani fungsi secara positif dan kompeten meski berada dalam status risiko tinggi, stres kronis atau trauma yang hebat, disebut sebagai individu yang resiliens (Egeland et al., dalam VanBreda, 2001). Individu dengan kemampuan resiliensi adalah individu yang optimis, memiliki harapan terhadap masa depan dan memiliki keyakinan bahwa setiap persoalan dapat diatasi dengan baik. Individu yang seperti ini mampu mengatasi stres akibat perubahanperubahan baik di dalam maupun di luar tubuhnya yang diakibatkan oleh kanker payudara tahap lanjut. Terdapat berbagai faktor yang mendukung resilensi, diantaranya adalah dukungan sosial. Individu dengan resiliensi yang baik atau tinggi akan memiliki dukungan sosial lebih baik dan memiliki tingkat stres yang rendah. 40

31 Salah satu sumber dukungan sosial yang sangat berpengaruh adalah dukungan yang berasal dari keluarga, karena keluarga memegang peranan yang cukup besar dalam kehidupan setiap individu, yang meliputi hal-hal sederhana seperti makanan yang dimakan, jenis pakaian yang dikenakan hingga pengambilan keputusan-keputusan penting. Tentu saja dukungan keluarga pada individu yang sehat dan sakit berbeda. Ada kalanya individu yang sakit atau pasien tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, baik itu kebutuhan yang berkaitan dengan kebersihan diri, makan dan minum serta pengobatan, karena itulah individu yang sakit, terutama yang menderita penyakit kronik, memerlukan perhatian dan dukungan yang lebih dibandingkan dengan individu yang sehat. Dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga berfungsi sebagai media informasional bagi pasien yang juga berperan sebagai sumber penilaian, instrumental dan emosional. Seberapa besar dukungan keluarga berpengaruh terhadap kehidupan individu bergantung pada seberapa dekat individu dengan keluarganya. Sementara itu, dukungan keluarga yang diberikan mempengaruhi resiliensi individu, karena dukungan keluarga termasuk dalam salah satu faktor penting dari resiliensi menurut Grortberg (1995), yaitu faktor I have atau faktor eksternal individu, yang merupakan sumber atau bantuan dari luar individu yang menopang berbagai aspek dalam kehidupan individu. Faktor ini bersumber dari lingkungan 41

32 eksternal individu, yaitu kondisi yang memberi semangat pada individu untuk mandiri, struktur dan aturan rumah, role models dan memiliki hubungan. Selain faktor I have, individu yang resilens juga memiliki 2 faktor lainnya, yaitu I am dan I can, yang memiliki sumber-sumber yang berbeda. Setiap faktor memberikan kontribusi pada berbagai macam tindakan yang dapat meningkatkan potensi resiliensi. Individu yang resilens harus memiliki setiap faktor dalam dirinya, namun tidak harus memiliki semua sumber-sumber pada setiap faktor, tetapi sekurang-kurangnya lebih dari 1 sumber tiap faktor. 42

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dalam perkembangannya, sel-sel tersebut dapat. kelenjar getah bening (King, 2006). Saat ini, kanker merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kemudian dalam perkembangannya, sel-sel tersebut dapat. kelenjar getah bening (King, 2006). Saat ini, kanker merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan kumpulan dari berbagai penyakit dengan ciri utama pertumbuhan sel yang tidak terkontrol, yang kemudian dalam perkembangannya, sel-sel tersebut

Lebih terperinci

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh : Yustina Permanawati F 100 050 056 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dukungan Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit kronis merupakan penyakit yang berkembang secara perlahan selama bertahuntahun, namun biasanya tidak dapat disembuhkan melainkan hanya diberikan penanganan

Lebih terperinci

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Payudara (buah dada) adalah bagian tubuh manusia yang tidak asing lagi, terutama bagi pemiliknya. Kebanyakan orang berpikir bahwa pria tidak memiliki payudara. Faktanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang mematikan di dunia. Kanker menjadi salah satu penyakit yang menakutkan bagi setiap orang. Setiap orang

Lebih terperinci

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) Salah satu jenis kanker yang paling ditakuti oleh para wanita adalah kanker payudara (Rahmah, 2009). Menurut data organisasi kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga menimbulkan beberapa macam penyakit dari mulai penyakit dengan kategori ringan sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran kanker tidak terkontrol,

Lebih terperinci

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang Gejala Kanker Payudara dan Penyebabnya Pada wanita khususnya, payudara adalah salah satu organ paling pribadi. Penting artinya memeriksa kondisi payudara secara berkala. Benjolan, penebalan, dan perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya merupakan

Lebih terperinci

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995).

Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). PENYAKIT TERMINAL Pengertian Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang terjadi akibat adanya perubahan sel tubuh menjadi sel yang abnormal dan membelah diri di luar kendali yang dikenali sebagai sel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan dambaan setiap manusia. Kesehatan menjadi syarat utama agar individu bisa mengoptimalkan potensi-potensi yang dimilikinya. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah sel-sel tubuh yang tumbuh tanpa kendali dan dapat menyebar ke seluruh tubuh. Kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada manusia modern.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain

BAB II TINJAUAN TEORI. (dalam Setiadi, 2008).Menurut Friedman (2010) keluarga adalah. yang mana antara yang satu dengan yang lain BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Keluarga 2.1.1 Pengertian Menurut UU No.10 tahun 1992 keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan anaknya atau ayah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya (epitel maupun lobulusnya) dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker adalah penyakit yang sangat berbahaya bahkan dapat mengakibatkan kematian. Sampai saat ini kanker masih menjadi momok bagi semua orang, hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh (WHO, 2015). Menurut National

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang

BAB I PENDAHULUAN. selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada umumnya memiliki harapan dengan memiliki tubuh yang selalu sehat, dan dijauhkan dari berbagai penyakit, tetapi pada kenyataannya yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada seseorang di seluruh dunia. National Cancer Institute (dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Depkes RI,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wiknjosastro (2002, hal 154), Antenatal Care ialah Pengawasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Wiknjosastro (2002, hal 154), Antenatal Care ialah Pengawasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemeriksaan kehamilan 1. Defenisi Menurut Wiknjosastro (2002, hal 154), Antenatal Care ialah Pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan pada anak. Setiap wanita hamil menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ;

BAB II LANDASAN TEORI. penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan. (adenokarsinoma) (Kumar, 2007 ; American Cancer Society, 2011 ; 4 BAB II LANDASAN TEORI A. TinjauanPustaka 1. Kanker Payudara a. Definisi Kanker atau neoplasma adalah istilah yang digunakan untuk penyakit dimana sel-sel abnormal membelah tanpa kontrol dan mampu menyerang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB 1 : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak terkendali, yang dapat menyerang dan menyebar ke tempat yang jauh dari tubuh. Kanker dapat menjadi penyakit yang parah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini memiliki fokus pada kanker payudara usia muda pada wanita

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini memiliki fokus pada kanker payudara usia muda pada wanita 36 BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini memiliki fokus pada kanker payudara usia muda pada wanita dengan paritas nulipara dengan beberapa faktor risiko lain. Hal ini di teliti karena belum adanya penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kanker kini telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang kompleks di Indonesia, yang perlu ditanggulangi secara menyeluruh, terpadu, efisien, ekonomis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan. intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Pencapaian utama masa dewasa awal berkaitan dengan pemenuhan intimasi tampak dalam suatu komitmen terhadap hubungan yang mungkin menuntut pengorbanan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI ekslusif 1. Pengertian ASI eksklusif ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi usia 0-6 bulan. Bahkan air putih tidak diberikan

Lebih terperinci

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko

Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Padjajaran, 1974, hlm. 8 4 S.d.a

BAB I PENDAHULUAN. Padjajaran, 1974, hlm. 8 4 S.d.a BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Kanker sebetulnya bukanlah nama penyakit atau rasa sakit. Kanker merupakan sebuah nama untuk sekelompok besar bermacam-macam perasaan tidak sehat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Menurut WHO (World Health Organization) sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Menurut WHO (World Health Organization) sehat adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam keadaan normal, reproduksi sel adalah suatu proses yang terkontrol ketat. Rangsangan tertentu dan berbagai faktor pertumbuhan, baik fisiologis maupun patologis, dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

BERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari

BERDUKA DAN KEHILANGAN. Niken Andalasari BERDUKA DAN KEHILANGAN Niken Andalasari DEFENISI KEHILANGAN adalah kenyataan/situasi yang mungkin terjadi dimana sesuatu yang dihadapi, dinilai terjadi perubahan, tidak lagi memungkinkan ada atau pergi/hilang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudah menjadi kodrat alam bahwa dengan bertambahnya usia, setiap wanita dalam tahap perkembangannya akan mengalami masa berhentinya haid yang dibagi dalam beberapa fase,

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kronik yang paling banyak ditemukan pada wanita dan ditakuti karena sering menyebabkan kematian. Angka kematian akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang perempuan dan menjadi ancaman berbahaya bagi para perempuan di

Lebih terperinci

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah pertumbuhan abnormal dari sel-sel yang disebabkan oleh beberapa perubahan dalam ekspresi gen yang menyebabkan ketidakseimbangan regulasi proliferasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya (Mufdlilah, 2009, p.41). Masa kehamilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan tidak berirama yang dapat menyusup dan menekan jaringan

Lebih terperinci

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15 Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 40 tahun, saat perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat

Lebih terperinci

PENYAKIT TERMINAL PERBEDAAN ANAK DENGAN DEWASA DALAM MENGARTIKAN KEMATIAN, 1. Jangan berfikir kognitif dewasa dengan anak tentang arti kematian

PENYAKIT TERMINAL PERBEDAAN ANAK DENGAN DEWASA DALAM MENGARTIKAN KEMATIAN, 1. Jangan berfikir kognitif dewasa dengan anak tentang arti kematian PENYAKIT TERMINAL PENGERTIAN Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak ada obatnya, kematian tidak dapat dihindari dalam waktu yang bervariasi. (Stuard & Sundeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan kematian. Dewasa ini tehnologi telah berkembang pesat dalam mendiagnosis dan menangani penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on Cancer

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI Dewi Utami, Annisa Andriyani, Siti Fatmawati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penyakit kanker merupakan kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Seseorang yang mengalami peristiwa membahagiakan seperti dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai pengalaman baik positif maupun negatif tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang. Pengalaman-pengalaman tersebut akan memberi pengaruh yang pada akhirnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara (Carcinoma mammae) merupakan keganasan yang paling banyak pada wanita. Penyakit kanker payudara merupakan penyakit yang didominasi oleh wanita (99%)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Resiliensi. bahasa resiliensi merupakan istilah bahasa inggris

BAB II LANDASAN TEORI. A. Resiliensi. bahasa resiliensi merupakan istilah bahasa inggris BAB II LANDASAN TEORI A. Resiliensi 1. Pengertian Resiliensi Resiliensi (daya lentur) merupakan sebuah istilah yang relatif baru dalam khasanah psikologi, terutama psikologi perkembangan (Desmita, 2010).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker (Karsono, 2006). Kanker merupakan salah satu jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker atau karsinoma merupakan istilah untuk pertumbuhan sel abnormal dengan kecepatan pertumbuhan melebihi normal dan tidak terkontrol. (World Health Organization,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit kanker merupakan penyakit yang mematikan dan jumlah penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun 2012 yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa, vagina dan mengalami proses menstruasi, hamil, melahirkan serta

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa, vagina dan mengalami proses menstruasi, hamil, melahirkan serta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wanita ialah perempuan dewasa yang diciptakan memiliki alat kelamin yang berupa, vagina dan mengalami proses menstruasi, hamil, melahirkan serta payudara untuk menyusui.

Lebih terperinci

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok LATAR BELAKANG Psikologi memiliki peran penting pada penyakit kronis: Mulai mengidap Adaptasi terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius bagi negara, disebabkan insidennya semakin meningkat. Penyakit ini termasuk salah satu jenis penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidup semua orang pasti akan mengalami kematian, terutama kematian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidup semua orang pasti akan mengalami kematian, terutama kematian BAB I PENDAHULUAN I.I Latar belakang Dalam hidup semua orang pasti akan mengalami kematian, terutama kematian seorang ayah. Kematian adalah keadaan hilangnya semua tanda tanda kehidupan secara permanen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa berasal dari komponen kelenjar lemak, pembuluh darah, dan persyarafan

Lebih terperinci

Pengertian Kehilangan adalah perubahan dari sesuatu yang ada menjadi tidak ada atau situasi yang diharapkan terjadi tidak tercapai. Kehilangan dapat d

Pengertian Kehilangan adalah perubahan dari sesuatu yang ada menjadi tidak ada atau situasi yang diharapkan terjadi tidak tercapai. Kehilangan dapat d KEHILANGAN & BERDUKA Oleh Mfm Pengertian Kehilangan adalah perubahan dari sesuatu yang ada menjadi tidak ada atau situasi yang diharapkan terjadi tidak tercapai. Kehilangan dapat diartikan juga sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008).

BAB II LANDASAN TEORI Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak Pengertian Hospitalisasi. anak dan lingkungan (Wong, 2008). BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Hospitalisasi atau Rawat Inap pada Anak 2.1.1. Pengertian Hospitalisasi Hospitalisasi adalah suatu keadaan dimana seseorang yang sakit yang membutuhkan perawatan secara intensif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah harapan bangsa, sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sel asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna (Pusat Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sel asalnya, namun dalam bentuk primitif dan tidak sempurna (Pusat Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker adalah sel-sel jaringan tubuh yang menjadi ganas yang ditandai oleh pembelahan sel dengan cepat dan tidak terkendali membentuk sel sejenis dengan sel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kronik merupakan suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psiologis dan kognitif dalam melakukan fungsi harian, atau kondisi yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan suatu emosi yang paling sering di alami oleh manusia. Kadang-kadang kecemasan sering disebut sebagai bentuk ketakutan dan perasaan gugup yang dialami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan periode dalam kehidupan yang dimulai pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan menimbulkan krisis pada kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan

BAB I PENDAHULUAN. aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek psikologis, biologis, fisiologis, kognitif, sosial, dan spiritual yang akan menjadikan lansia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu

BAB I PENDAHULUAN. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menopause adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu tahun. Berhentinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki kedudukan istimewa baik secara lahir maupun batin. Bagian tubuh ini memainkan peran dalam identitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita kanker mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 13% kematian dari 22% kematian akibat penyakit tidak menular utama di dunia (Shibuya et al., 2006).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Payudara 1. Pengertian a. Payudara Payudara yang dalam bahasa latin disebut mamma adalah organ tubuh bagian atas dada dari spesies mamalia berjenis kelamin betina, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi. langsung oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perceraian merupakan kata yang umum dan tidak asing lagi di telinga masyarakat. Di era sekarang perceraian seolah-olah menjadi trend, karena untuk menemukan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat dan tidak terkendali, dan

Lebih terperinci

Studi Komparatif Mengenai Resiliensi Remaja Korban Sodomi di Desa X dan di Desa Y Kabupaten Bandung

Studi Komparatif Mengenai Resiliensi Remaja Korban Sodomi di Desa X dan di Desa Y Kabupaten Bandung Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Studi Komparatif Mengenai Resiliensi Remaja Korban Sodomi di Desa X dan di Desa Y Kabupaten Bandung 1 Intan Pratitasari, 2 Muhammad Ilmi Hatta 1,2 Fakultas Psikologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan

BAB I PENDAHULUAN. Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Payudara atau kelenjar mammae merupakan pelengkap alat reproduksi wanita dan berfungsi memproduksi susu untuk nutrisi. Terletak diantara tulang iga kedua dan keenam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran diri (body image) dan dukungan sosial pada tiga orang wanita yang mengalami penyakit kanker payudara yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi kodrat seorang wanita untuk mengandung kemudian melahirkan, yang tentunya akan sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Kehamilan dan kelahiran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Resiliensi 1. Pengertian Resiliensi Istilah resiliensi diformulasikan pertama kali oleh Block (dalam Klohnen, 1996) dengan nama ego-resilience, yang diartikan sebagai kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pertamakali ditemukan di propinsi Bali, Indonesia pada tahun 1987 (Pusat Data dan Informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari periode pubertas dimana hormone seksual mulai mempengaruhi tubuh. Dan di mulainya sesaat proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian setiap orang. Ketika menikah, tentunya orang berkeinginan untuk mempunyai sebuah keluarga yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Keluarga 2.1.1. Defenisi Keluarga Banyak ahli yang mendefenisiskan tentang keluarga berdasarkan perkembangan sosial di masyarakat. Hal ini bergantung pada orientasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut Hawari (dalam Mahledi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik maupun emosional. Semakin bertambahnya usia, individu akan mengalami berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang mempunyai spektrum sangat luas dan kompleks. Penyakit ini dimulai dari neoplasma ganas yang paling jinak sampai neoplasma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertama tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa, alasannya antara lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertama tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa, alasannya antara lain 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat atau anggota masyarakat yang mendapat penyakit namun tidak merasa sakit tidak akan memeriksakannya ke layanan kesehatan, tetapi apabila mereka mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya penyakit baru yang muncul pada dewasa ini, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya penyakit baru yang muncul pada dewasa ini, merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Banyaknya penyakit baru yang muncul pada dewasa ini, merupakan implikasi dari pertumbuhan dan mutasi virus, ini terjadi karena faktor lingkungan dan pola gaya hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah.

BAB 1 PENDAHULUAN. menginduksi pertumbuhan dan pembelahan sel. tubuh tidak membutuhkan sel untuk membelah. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Schneider (2010) menyatakan kanker merupakan suatu peristiwa molekuler yang mengubah sifat normal sel. Dalam sel-sel kanker, sistem kontrol normal yang mencegah pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu kejadian yang ditunggu-tunggu oleh pasangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu kejadian yang ditunggu-tunggu oleh pasangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu kejadian yang ditunggu-tunggu oleh pasangan suami-istri. Saat ini pada umumnya seorang ibu sudah mengerti bagaimana seharusnya ia lebih menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit dari sel-sel tubuh yang berkembang secara abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid). Penyakit ini juga dinamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tugas perkembangan yang utama dari seorang wanita adalah hamil dan melahirkan seorang anak, dan kemudian membesarkannya. Kehamilan adalah masa

Lebih terperinci