BAB I PENDAHULUAN. keshatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. keshatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam sistem kesehatan nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan keshatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar terwujud derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahtraan umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan menyeluruh terpadu, dan merata yang dapat diterima dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat. 1 Berdasarkan UU Kesehatan No 23 Tahun 1992, kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Salah satunya adalah kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting. Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga tahun 1995, penyakit gigi dan mulut masih berkisar pada penyakit yang menyerang jaringan keras gigi, yaitu karies, dan penyakit jaringan periodontal. Sebanyak 63% penduduk Indonesia menderita kerusakan gigi yang aktif yaitu kerusakan gigi yang belum ditangani. Hal ini berarti masih banyak orang yang mengabaikan kesehatan gigi dan mulutnya padahal apabila terjadi gangguan maka dapat mengganggu penampilan dan kesehatan. 1 Ada beberapa jenis perawatan gigi dan mulut yang lazim yaitu pencabutan gigi, penambalan gigi, pembersihan karang gigi, dan pembuatan gigitiruan. Selain itu perawatan ortodonsia dan kelainan jaringan lunak. 1

2 Kesehatan gigi dan mulut adalah bagian yang esensial dan integral dari kesehatan umum. Kesehatan gigi dan mulut yang baik dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari hari seperti makan, minum, bicara, sosialisasi, dan rasa percaya diri. Oleh karena itu pengukuran kepuasan pengguna jasa kesehatan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan. 2 Kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah perbandingan antara persepsi terhadap pelayanan yang diterima dengan harapannya sebelum mendapatkan pelayanan. Apabila harapannya terpenuhi, berarti pelayanan tersebut telah memberikan suatu kualitas yang luar biasa dan juga akan menimbulkan kepuasan yang tinggi. Sampai saat ini belum ada data kesehatan gigi di Pulau Kodingareng. Pulau Kodingareng, merupakan pulau yang dapat ditempuh kurang lebih 45 menit dari Makassar. Menurut hasil survei, jumlah penduduk masyarakat kodingareng kurang lebih 5000 orang. Seluruh penduduk masyarakat Kodingareng pasti perlu dengan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Oleh sebab itu pada penelitian ini akan dinilai bagaimana tingkat kepuasan masyarakat Kodingareng terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut di pulau tersebut. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Bagaimana tingkat kepuasan masyarakat Pulau Kodingareng terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut? 2

3 1.3 TUJUAN PENELTIAN Tujuan umum : Untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat Pulau Kodingareng terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut Tujuan khusus : 1. Untuk mengetahui bagaimana pelayanan kesehatan gigi dan mulut masyarakat di Pulau Kodingareng 2. Menjelaskan faktor faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan masyarakat Pulau Kodingareng terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut. 1.4 MANFAAT PENELITIAN Bagi peneliti Dapat menjadi wawasan dan pengetahuan serta memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian Bagi pelayanan kesehatan Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai masukan bagi pemerintah kota Makassar umumnya dan terkhusus di Pulau Kodingareng untuk peningkatan dan perbaikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. 3

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk peningkatan kesejahteraan hidup seseorang atau masyarakat, kesehatan merupakan kebutuhan utama dalam meningkatkan harkat dan martabat manusia seutuhnya. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan seluruh tubuh. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia merupakan salah satu masalah utama yang harus mendapat prioritas di dalam pelayanan kesehatan. 3 Program program yang baik adalah yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat itu sendiri PENGERTIAN PELAYANAN KESEHATAN Pelayanan kesehatan adalah ilmu atau seni yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang umur dan meningkatkan efisiensi hidup melalui upaya kelompok-kelompok masyarakat yang terkordinasi, perbaikan kesehatan lingkungan, mencegah dan memberantas penyakit menular dan memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat atau perorangan. 5 Ada dua pengertian pokok dalam sistem pelayanan kesehatan, yaitu : 2 1. Pengertian tentang sistem, Yang dimaksud dengan sistem ialah suatu kesatuan utuh dan terpadu, saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2. Pengertian tentang pelayanan kesehatan, Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan ialah setiap bentuk pelayanan yang ditujukan untuk perseorangan 4

5 atau masyarakat dan dilaksanakan dalam suatu organisasi dengan tujuan untuk memelihara ataupun meningkatkan derajat kesehatan. Dari dua pengertian di atas, maka pelayanan kesehatan dapat diterapkan untuk memelihara, meningkatkan, dan sekaligus memperbaiki tingkat kesehatan, maka ini sistem sistem pelayanan kesehatan dapat dikelompokkan dalam tiga golongan yaitu : 1 1. Faktor pemerintah (policy maker) sebagai penentu kebijaksanaan dimasyarakat. 2. Faktor masyarakat sebagai pengguna pelayanan kesehatan. 3. Faktor penyedia atau pemberi pelayanan kesehatan (health provider) Ketiga faktor ini, dengan latar belakangnya masing-masing saling berinteraksi serta mempengaruhi, sehingga pada akhirnya mencapai kesepakatan yaitu disebut sebagai sistem pelayanan kesehatan Sistem pelayanan kesehatan di mana pemerintah memegang monopoli untuk setiap aktivitas kesehatan yang dilaksanakan, sedangkan kalangan swasta tidak di ikut sertakan. 2. Sistem pelayanan kesehatan di mana pemerintah hanya melaksanakan aktivitas kesehatan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak, seperti mengatasi wabah penyakit penyediaan air minum yang sehat. 3. Sistem pelayanan kesehatan di mana pemerintah tetap merupakan penanggung jawab utama untuk setiap aktivitas kesehatan, di mana pihak swasta di ikut sertakan. 5

6 2.2 KRITERIA PELAYANAN MASYARAKAT YANG BAIK Kriteria yang digunakan baik dalam rangka penilaian dan pengusulan sebagi unit Pelayanan Calon Percontohan maupun dalam rangka penilaian dan penetapan sebagai Unit Pelayanan Percontohan berdasar Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 06 tahun 1995 dalah sebagai berikut : 3 Sederhana Jelas dan Pasti Aman Keterbukaan Efisien Ekonomis Adil dan merata Tepat waktu 1. Kesederhanaan Kriteria ini mengandung arti prosedur atau tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, lancar, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta pelayanan. 2. Kejelasan dan Kepastian Kriteria ini mengandung arti adanya kejelasan dan kepastian mengenai : a. Prosedur/tata cara pelayanan. b. Persyaratan pelayanan, baik persyaratan teknis maupun persyaratan administratif. c. Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan. 6

7 d. Rincian biaya/tarif pelayanan dan tata cara pembayarannya. e. Jadwal waktu penyelesaian pembayaran. 3. Keamanan Kriteria ini mengandung arti proses serta hasil pelayanan dapat memberikan keamanan, kenyamanan dan memberikan kepastian hukum bagi masyarakat. 4. Keterbukaan Kriteria ini mengandung arti prosedur atau cara, persyaratan, satuan kerja atau pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan, waktu penyelesaian, rincian biaya serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun diminta. 5. Efisien Kriteria ini mengandung arti : a. Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan yang diberikan. b. Dicegah adanya pengulangan pemenuh persyaratan, dalam hal proses pelayanan masyarakat yang bersangkutan mempersyaratkan adanya kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah lain yang terkait. 6. Ekonomis Kriteria ini mengandung arti pengenaan biaya pelayanan harus ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan : 7

8 a. Nilai barang dan atau jasa pelayanan masyarakat dan tidak menuntut biaya yang terlalu tinggi di luar kewajaran. b. Kondisi dan kemampuan masyarakat untuk membayar. c. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 7. Keadilan yang Merata Kriteria ini mengandung arti cakupan/jangkauan pelayanan harus diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan diberlakukan cara adil bagi seluruh lapisan masyarakat. 8. Ketepatan Waktu Kriteria ini mengandung arti pelaksanaan pelayanan masyarakat dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Selain bentuk pelayanan kepada masyarakat tersebut di atas, dokter gigi secara garis besar, dituntut untuk mampu menjalankan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, tindakan pelaksanaan, dan pengawasan. 6 Faktor faktor yang mempengaruhi kunjungan pasien ke balai pengobatan gigi adalah : 7,8 A. Faktor internal/organisasi (sumber daya manusia, kebijakan tarif, pemasaran, jenis pelayanan gigi yang komprehensif) B. Faktor eksternal/masyarakat (jarak dan lokasi,sosial ekonomi) C. Faktor pesaing/lingkungan (dokter gigi swasta) D. Faktor pelanggan (kepuasan pelanggan, kemampuan dan kemauan bayar pelanggan. 8

9 2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN Kebijakan pelayanan kesehatan gigi di Indonesia dititikberatkan dengan memperluas cakupan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan gigi paripurna agar masyarakat dapat memperoleh kesempatan yang sama dan derajat kesehatan yang memadai. Pemerintah menetapkan untuk menjalankan kebijakan tersebut di puskesmas dan rumah sakit seseuai dengan kewenangan pelayanan. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua puskesmas dan rumah sakit melakukan semua jenis spesifikasi pelayanan kesehatan gigi karena ada keterbatasan sumber daya diantaranya tenaga,dana dan infrastruktur. Hal ini diperparah dengan jangkauan pelayanan yang tidak merata sehubungan dengan keadaan gografis Indonesia yang sangat bervariasi. 9 Pada akhir Pelita VI tahun 1998 diperoleh data bahwa rasio dokter gigi per puskesmas adalah 0.69, rasio peralatan dental statis per puskesmas 0,48, rasio peralatan dental mobile 0,50. 4 Data ini menunjukkan masih terbatasnya sarana atau infra struktur pelayanan kesehatan gigi di Indonesia. Penyebaran dokter gigi juga tidak merata, banyak terkonsentrasi di perkotaan termasuk para spesialis. Kondisi yang tidak menguntungkan ini diperberat dengan anggaran kesehatan untuk pelayanan kesehatan gigi yang rendah dan kebijakan politik yang kurang mendukung ditempatkannya kesehatan gigi dan mulut sebgai prioritas kesehatan. Sulitnya memperoleh layanan kesehatan gigi dan mulut tersebut dan rendahnya kualitas layanan bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, masih tetap terjadi. Dari hasil penelitian tahun 2001 ternyata 69% dari mereka yang memiliki gangguan kesehatan gigi geligi tidak berusaha untuk mendapatkan 9

10 pengobatan karena masalah keuangan. Faktor faktor lain kecuali masalah keuangan yang juga ikut berperan pada keterbatasan layanan kesehatan gigi geligi pada masyarakat adalah pengetahuan masyarakat tentang kesehatan gigi geligi yang rendah dan cakupan layanan kesehatan gigi-mulut yang masih sangat kurang. Faktor faktor ini telah menyebabkan tingginya prevalensi penyakit gigi mulut seperti karies gigi dan penyakit periodontal. Sistem kesehatan yang ada termasuk sistem pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat belum secara memadai mencakup masyarakat berpenghasilan rendah. 10 Kajian kajian selama dua dekade terakhir mengidentifikasi masalah masalah komunikasi sebagai penyebab yang harus selalu diperhatikan dalam pemberian pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan gigi, komunikasi antara dokter gigi dan pasien ini mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan suatu perawatan. Apalagi perawatan gigi biasanya tidak cukup dalam satu kali kunjungan, sehingga hubungan interpersonal antara dokter gigi dan pasien menjadi lebih penting. 11 Faktor lain yang sering dikeluhkan pasien adalah dokter kurang komunikatif karena waktu yang sempit dan dokter tersebut merasa sibuk sehingga tidak dapat mendengarkan keluhan pasien dengan penuh perhatian dan menunjukkan simpatinya pada pasien. Penelitian lain mengatakan bahwa 72% dokter menginterupsi pembicaraan pasien setelah 23 detik, rata rata pasien hanya diberikan waktu 6 detik untuk mengemukakan pendapatnya tanpa diinterupsi. 12 Pengukuran kepuasan pengguna jasa kesehatan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan. Kepuasan dan ketidakpuasan 10

11 pelanggan atas produk akan mempengaruhi pola perilaku selanjutnya seperti minat beli ulang produk. Beberapa penelitian menemukan bahwa pasien yang merasa puas atas pelayanan kesehatan berminat melakukan kunjungan ulang. 13 Ada tiga faktor yang mempengaruhi individu atau masyarakat yang mencari pelayanan kesehatan. Adapun faktor tersebut sebagai berikut : Faktor predisposisi meliputi pengetahuan, sikap, pandangan/persepsi, tradisi, norma social, pendapatan, pendidikan, umur, status sosial, kepribadian. 2. Faktor pendukung meliputi : faktor faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku, antara lain keterampilan dan sumber daya, seoerti fasilitas, kepribadian, layanan kesehatan dan kemudahan untuk mencapainya. 3. Faktor pendorong meliputi : sikap perilau petugas kesehatan, dorongan yang berasal dari keluarga, masyarakat, pamong atau tokoh masyarakat di sekitarnya. Permintaan akan layanan kesehatan dipengaruhi pula oleh adanya kebutuhan akan pelayanan kesehatan, adanya kesadaran akan kebutuhan pelayanan kesehatan, dan adanya motivasi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. 13 Selain itu, juga terdapat faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku seseorang terhadap kesehatan. Adanya faktor internal yaitu kepuasaan pelanggan (pasien) terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi jumlah kunjungan ke tempat pelayanan kesehatan. Faktor internal mencakup pengetahua, kepercayaan, nilai, persepsi, dan sikap individu itu sendiri. Faktor eksternal meliputi faktor pendorong yang berasal dari orang orang yang berada disekelilingnya (dukungan sosial)

12 BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 KERANGKA KONSEP Penduduk yang bertempat tinggal di Pulau Kodingareng Kelainan / penyakit gigi dan mulut Kepuasan terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut Pelayanan kesehatan gigi dan mulut Puas Tidak Puas FAKTOR YANG MEMPENGARUHI : - Petugas kesehatan - Efisiensi Pelayanan - Waktu dan Biaya - Akses dan fasilitas 12

13 Dalam penelitian yang bertempat di Pulau Kodingareng ini, sebagian besar penduduk Pulau Kodingareng banyak mengalami penyakit/kelainan gigi dan mulut. Hal ini didukung bagaimana pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Pulau tersebut. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian terhadap kepuasan terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut dengan faktor-faktor yang mempengaruhi seperti petugas kesehatan, efisiensi pelayanan, waktu dan biaya, serta akses dan fasilitas. 13

14 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 RANCANGAN PENELITIAN Ruang lingkup penelitian : Lapangan Jenis Penelitian : Observasional Hubungan antar variabel : Deskriptif Rancangan penelitian : Cross sectional study 4.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Tempat penelitian adalah Pulau Kodingareng. Waktu penelitian tanggal 30 April 1 Mei POPULASI Populasi target penelitian ini adalah seluruh masyarakat Pulau Kodingareng. 4.4 SAMPEL Seluruh penduduk Pulau Kodingareng yang pernah menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Pulau Kodingareng. 4.5 KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI Kriteria Inklusi : Masyarakat Pulau Kodingareng yang menggunakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Pulau Kodingareng. Penduduk tetap Pulau Kodingareng. 14

15 Kriteria Eksklusi : Masyarakat yang tidak bersedia mengikuti prosedur penelitian ini. Berusia < 17 tahun. 4.6 INSTRUMEN PENELITIAN Untuk mengumpulkan data maka akan digunakan instrumen penelitian berupa kuesioner, kertas dan pulpen. 4.7 PROSEDUR PENELITIAN Setelah dilakukan survei awal untuk mengetahui dan mendata jumlah penduduk Pulau Kodingareng yang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, peneliti akan mengumpulan responden dalam aula. Pada saat responden mengisi kuesioner, peneliti berada disamping responden untuk membantu melakukan wawancara terpimpin. Wawancara terpimpin dilakukan dengan memperhatikan usia responden yang sudah mulai berada dalam fase lanjut usia dan karena cukup banyaknya responden yang tidak bisa berbahasa Indonesia. 4.8 DATA Jenis data : Data primer Penyajian data : Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi 4.9 MASALAH ETIKA Persetujuan Lembar persetujuan akan diberikan kepada responden yang memenuhi kriteria inklusi. Jika responden bersedia maka harus menandatangani lembar persetujuan dan bagi yang tidak bersedia menjadi responden tidak 15

16 akan dipaksa dan tetap dihormati haknya untuk tidak diikutkan dalam penelitian Confidentiality (Kerahasiaan) Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti DEFINISI OPERASIONAL : Tingkat kepuasan : Tingkat kepuasan masyarakat ditentukan dengan menggunakan kuesioner Pelayanan kesehatan gigi dan mulut : Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh dokter gigi, perawat, mantri, tukang gigi, mahasiswa di Pulau Kodingareng. Pelayanan meliputi perawatan bedah mulut, prostodonsia, orthodontia, konservasi, dan pedodontia Masyarakat Pulau Kodingareng : Masyarakat yang bertempat tinggal di pulau tersebut yang berusia >17 tahun yang dibuktikan dengan adanya bukti Kartu Tanda Penduduk (KTP) 4.11 JALANNYA PENELITIAN Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara mengumpulkan masyarakat di dalam suatu aula di Pulau Kodingareng. Masyarakat satu persatu ke meja peneliti lalu dilakukan wawancara terpimpin oleh peneliti. Setelah dilakukannya penelitian, peneliti mengadakan bakti sosial Pulau Kodingareng 2011 yang bekerja sama dengan staf dosen dan residen bagian Prostodonsi Universitas Hasanuddin serta adanya pembagian sikat gigi dan odol secara gratis ke masyarakat Pulau Kodingareng. 16

17 BAB V HASIL PENELITIAN Telah dilakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan masyarakat Pulau Kodingareng terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Pengambilan data dilakukan pada seluruh masyarakat Pulau Kodingareng yang melakukan pemeriksaan gigi dan mulut di Pulau Kodingareng. Pada penelitian ini masyarakat dikumpulkan di dalam aula dan dilaksanakan pada tanggal 29 April 1 Mei Data hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini. 100 DAERAH MELAKUKAN PERAWATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT Pulau Kodingareng 9 Kota Makassar Frekuensi Grafik V.1 Daerah melakukan perawatan kesehatan gigi dan mulut. Sumber: Putra MT.Tingkat kepuasan masyarakat pulau kodingareng terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Data primer Berdasarkan grafik V.1, diperoleh data responden di Pulau Kodingareng yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang paling banyak frekuensinya yakni di Pulau Kodingareng sebanyak 88 orang. 17

18 100 TEMPAT LAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT YANG DI KUNJUNGI Puskesmas Pembantu Mantri Tukang Gigi Lain-lain 1 Frekuensi Grafik V.2 Jenis tempat layanan kesehatan gigi dan mulut yang dikunjungi. Sumber: Putra MT.Tingkat kepuasan masyarakat pulau kodingareng terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Data primer Berdasarkan grafik V.2, diperoleh data responden di Pulau Kodingareng yang memilih jenis tempat pelayanan kesehatan gigi dan mulut paling banyak frekuensinya yakni di Tukang gigi sebanyak 81 orang. 100 PEMBERI PELAYANAN GIGI Frekuensi Dokter gigi Perawat/ Mantri Tukang gigi Mahasiswa 0 Grafik V.3 Pemberi peyanan gigi. Sumber: Putra MT.Tingkat kepuasan masyarakat pulau kodingareng terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Data primer

19 Berdasarkan grafik V.3, diperoleh data responden di Pulau Kodingareng yang memberi pelayanan kesehatan gigi dan mulut paling banyak frekuensinya yakni di Tukang gigi sebanyak 89 orang Rencana perawatan dan pilihan pengobatan 40 Selalu didiskusikan 15 Kadang ya, kadang tidak 32 tidak pernah didiskusikan Frekuensi Grafik V.4 Rencana perawatan dan pemilihan pengobatan. Sumber: Putra MT.Tingkat kepuasan masyarakat pulau kodingareng terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Data primer Berdasarkan grafik V.4, diperoleh data responden di Pulau Kodingareng yang rencana perawatan dan pemilihan pengobatan selalu didiskusikan sebanyak 40 orang, kadang didiskusikan kadang tidak sebanyak 15 orang dan tidak pernah disikusikan sebanyak 32 orang. 19

20 Waktu yang dikeluarkan untuk menunggu giliran Frekuensi menit 30-1 jam Lebih dari 1 jam 2 Grafik V.5 Waktu yang dikeluarkan untuk menunggu giliran. Sumber: Putra MT.Tingkat kepuasan masyarakat pulau kodingareng terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Data primer Berdasarkan grafik V.5, diperoleh data responden di Pulau Kodingareng, waktu yang dikeluarkan untuk menunggu giliran yang paling banyak frekuensinya adalah 0-30 menit sebanyak 80 orang Kelengkapan alat untuk perawatan Frekuensi 6 Lengkap Biasa saja Tidak lengkap Grafik V.6 Kelengkapan alat untuk perawatan. Sumber: Putra MT.Tingkat kepuasan masyarakat pulau kodingareng terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Data primer 20

21 Berdasarkan grafik V.6, diperoleh data responden di Pulau Kodingareng, kelengkapan alat untuk perawatan paling banyak frekuensinya yaitu sebanyak 42 orang mengatakan lengkap, 38 orang mengatakan biasa saja dan 6 orang yang mengatakan tidak lengkap Lama perawatan Frekuensi 10 0 Cepat Biasa saja Sangat lama Grafik V.7 Lama perawatan. Sumber: Putra MT.Tingkat kepuasan masyarakat pulau kodingareng terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Data primer Berdasarkan grafik V.7, diperoleh data responden di Pulau Kodingareng, lama perawatan yang paling banyak frekuensinya yaitu 44 orang mengatakan cepat, 23 orang mengatakan biasa saja, dan 20 orang mengatakan sangat lama Jenis perawatan yang pernah dialami 2 35 Tambal gigi Cabut gigi Bersihkan karang gigi 1 48 Pembuatan gigi palsu Frekuensi 21

22 Grafik V.8 Jenis perawatan yang pernah dialami. Sumber: Putra MT.Tingkat kepuasan masyarakat pulau kodingareng terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Data primer Berdasarkan grafik V.8, diperoleh data responden di Pulau Kodingareng, jenis perawatan yang pernah dialami adalah frekuensi paling banyak yaitu pembuatan gigi palsu sebanyak 48 orang, cabut gigi sebanyak 35 orang, tambal gigi sebanyak 2 orang dan pembersihan karang gigi sebanyak 1 orang Jenis perawatan yang paling sering dialami Frekuensi Tambal gigi Cabut gigi Bersihkan karang gigi 1 Pembuatan gigi palsu Grafik V.9 Jenis perawatan yang paling sering dialami. Sumber: Putra MT.Tingkat kepuasan masyarakat pulau kodingareng terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Data primer Berdasarkan grafik V.9, diperoleh data responden di Pulau Kodingareng, jenis perawatan yang paling sering dialami adalah frekuensi terbanyak adalah pembuatan gigi palsu 47 orang, cabut gigi sebanyak 38 orang, tambal gigi sebanyak 1 orang dan pembersihan karang gigi sebanyak 1 orang. 22

23 Perbandingan jenis kelamin terhadap persepsi biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perawatan gigi Pria Wanita Murah sekali Relatif murah Mahal Grafik V.10 Perbandingan jenis kelamin terhadap persepsi biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perawatan gigi. Sumber: Putra MT.Tingkat kepuasan masyarakat Pulau Kodingareng terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Data primer Berdasarkan grafik V.10, diperoleh data responden di Pulau Kodingareng, perbandingan jenis kelamin terhadap persepsi biaya yang dikeluarkan untuk melakukan perawatan gigi pada pria sebanyak 5 orang yang mengatakan mahal, relatif murah sebanyak 3 orang, dan murah sekali sebanyak 3 orang sedangkan pada wanita, sebanyak 30 orang yang mengatakan mahal, 27 orang yang mengatakan relatif murah dan 19 orang yang mengatakan murah sekali. 23

24 Perbandingan jenis kelamin terhadap persepsi pemberi pelayanan gigi dalam menangani pasien Sabar dan pengertian 46 3 Biasa saja Sangat tidak sabar dan tidak pengertian Pria Wanita Grafik V.11 Perbandingan jenis kelamin terhadap persepsi pemberi pelayanan gigi dalam menagani pasien. Sumber: Putra MT.Tingkat kepuasan masyarakat Pulau Kodingareng terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Data primer Berdasarkan grafik V.11, diperoleh data responden di Pulau Kodingareng, perbandingan jenis kelamin terhadap persepsi pemberi pelayanan gigi dalam menangani pasien, pada pria sebanyak 8 orang yang mengatakan selalu sabar dan pengertian, sebanyak 3 orang yang mengatakan biasa saja, dan sebanyak 0 orang yang mengatakan sangat tidak sabar dan tidak pengertian sedangkan pada wanita sebanyak 46 orang yang mengatakan selalu sabar dan pengertian, 32 orang yang mengatakan biasa saja dan 0 orang yang mengatakan ssanagat tidak sabar dan tidak pengertian. 24

25 Perbandingan jenis kelamin terhadap kepuasan hasil perawatan Memuaskan 46 Biasa saja Tidak memuaskan Pria Wanita Grafik V.12 Perbandingan jenis kelamin terhadap kepuasan hasil pearawatan. Sumber: Putra MT.Tingkat kepuasan masyarakat Pulau Kodingareng terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Data primer Berdasarkan grafik V.12, diperoleh data responden di Pulau Kodingareng, perbandingan jenis kelamin terhadap kepuasan hasil perawatan, Pria sebanyak 8 orang yang mengatakan tidak memuaskan,sebanyak 2 orang yang mengatakan memuaskan dan 1 orang yang mengatakan biasa saja, Sedangkan pada wanita, sebanyak 46 orang yang mengatakan memuaskan, 15 orang yang mengatakan biasa saja dan 15 orang yang mengatakan tidak memuaskan. 25

26 BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pulau Kodingareng, terdapat 88 orang yang melakukan perawatan gigi dan mulut di Pulau Kodingareng dan terdapat 9 orang yang melakukan perawatan gigi dan mulut di Makassar (Grafik V.1). Hal ini dapat disebabkan oleh jarak tempuh antara Makassar dan Pulau Kodingareng cukup lama yaitu 1 jam 15 menit dengan frekuensi keberangkatan kapal satu kali perhari. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat untuk berpikir dua kali apabila ia ingin melakukan perawatan gigi dan mulut di Kota Makassar. Selain itu, jika akan melakukan perawatan gigi dan mulut di kota Makassar, biaya yang akan dikeluarkan cenderung lebih besar dibandingkan jika masyarakat melakukan perawatan di Pulau Kodingareng. Oleh sebab itu, kedua hal di atas dapat menjadi pemicu masyarakat Pulau Kodingareng cenderung lebih memilih melakukan perawatan di Pulau Kodingareng dibandingkan dengan di Kota Makassar, meskipun fasilitasnya kurang memadai. Responden penelitian ini lebih memilih untuk melakukan perawatan gigi dan mulut di tukang gigi yaitu 81 orang dibandingkan dengan di Puskesmas bantu dan mantra (Grafik V.2). Hal ini dapat disebabkan karena tidak adanya dokter gigi yang menetap di Pulau Kodingareng. Apabila masyarakat menderita sakit gigi dan datang ke puskesmas bantu maka yang akan mengobati gigi masyarakat itu adalah dokter umum dan bukan dokter gigi. Hal ini dapat menjadi salah satu alasan mengapa 26

27 masyarakat Pulau Kodingareng cenderung lebih melakukan perawatan gigi di tukang gigi dibandingkan dengan di puskesmas bantu ataupun mantri. Tukang gigi menjadi pilihan utama masyarakan Pulau Kodingareng sebagai pemberi pelayanan gigi adalah sebanyak 89 responden dibandingkan dengan dokter gigi yaitu 3 orang dan perawat/mantri yaitu 4 orang (Grafik V.3). Hal ini dapat disebabkan karena tukang gigi tersebut memang tinggal dan bermukim di Pulau Kodingareng dibandingkan dengan dokter gigi atau perawat. Apabila masyarakat merasa sakit gigi, ia pasti akan segera mencari pengobatan, dan di Pulau Kodingareng pemberi pengobatan gigi hanya ada tukang gigi. Di Pulau Kodingareng tidak terdapat dokter gigi. Oleh sebab itu, hal ini dapat menjadi pemicu mengapa tukang gigi menjadi pemberi pelayanan terbanyak di Pulau Kodingareng dibandingkan dengan dokter gigi atau perawat. Adapun dari hasil penelitian ini terdapat 40 orang yang menjawab selalu didiskusikan terhadap pertanyaan rencana perawatan dan pemilihan pengobatan. Terdapat 15 orang yang menjawab kadang ya dan kadang tidak. Terdapat 32 orang yang menjawab tidak pernah didiskusikan (Grafik V.4). Hal ini disebabkan karena di Pulau Kodingareng masyarakan cenderung melakukan perawatan gigi dan mulut di tukang gigi. Seperti yang telah diketahui, tukang gigi hanya seorang tukang dan bukan seorang dokter gigi. Dokter gigi telah melewati uji kompetensi sebelum masuk ke masyarakat dan berdasarkan kompetensi tersebut, dokter gigi harus selalu mendiskusikan rencana perawatan dan pemilihan pengobatan terhadap pasien. Hal ini dibuktikan dengan adanya informed consent yang harus selalu ditandatangani oleh dokter gigi dan pasien sebagai surat perjanjian. 27

28 Berdasarkan waktu yang dikeluarkan untuk menunggu giliran, terdapat 80 responden yang mengatakan 0-30 menit, 12 responden yang mengatakan 30-1 jam, dan 2 responden mengatakan lebih dari 1 jam (Grafik V.5). Hal ini dapat disebabkan tukang gigi di Pulau Kodingareng bekerja secara cepat sehingga pasien tidak menunggu terlalu lama. Karena rata-rata pasien yang berkunjung di tukang gigi, ingin membuat gigitiruan dan pasien hanya dicetak dan dipasangkan gigitiruan tanpa memeriksa kondisi rongga mulut.. Berdasarkan kelengkapan alat untuk perawatan, terdapat 42 responden yang mengatakan lengkap, 38 orang yang mengatakan biasa saja, dan 6 orang yang mengatakan tidak lengkap (Grafik V.6). Pada penelitian ini kebanyakan masyarakat Pulau Kodingareng melakukan pemeriksaan dan pengobatan gigi dan mulut di tukang gigi dan kelengkapan alat untuk perawatan di tukang gigi hampir sama dengan dokter gigi. Hal ini dapat disebabkan pengetahuan atau pola pikir masyarakat mengenai perawatan kesehatan gigi dan mulut yang sebanarnya masih rendah, dan bahan murah yang dipakai oleh tukang gigi. Lama perawatan yang paling banyak frekuensinya yaitu 44 responden yang mengatakan cepat, 23 responden yang mengatakan biasa saja, dan 20 responden yang mengatakan sangat lama (Grafik V.7). Hal ini dapat disebabkan oleh pemahaman yang kurang dari masyarakat mengenai kompetensi dokter gigi dan tukang gigi. Tukang gigi dinilai sangat terampil karena banyak responden yang mengatakan cepat, tetapi pengetahuan yang dimiliki tukang gigi dalam bidang kedokteran gigi sangatlah kurang. 28

29 Pembuatan gigitiruan sebanyak 48 orang paling sering dialami dan pencabutan gigi menjadi jawaban kedua terbesar yaitu 35 orang (Grafik V.8 dan V.9). Hal ini dapat disebabkan karena seorang tukang gigi memang cenderung lebih memilih untuk mencabut gigi masyarakat lalu memasangkan gigitiruan dibandingkan harus merawatnya dan mempertahankannya. Hal ini bertentangan dengan prinsip dokter gigi dan model pendekatan restoratif menurut de Van. Tujuan seorang dokter gigi yaitu mempertahankan yang masih ada didalam rongga mulut selama mungkin dan bukannya mengganti yang hilang sampai sedetail-detailnya. Seorang tukang gigi tentu saja tidak memegang prinsip ini. 14 Masyarakat Pulau Kodingareng cenderung merasa mahal apabila melakukan perawatan gigi di Pulau Kodingareng (Grafik V.10). Hal ini dapat disebabkan karena pemberi pelayanan gigi di Pulau Kodingareng hanya ada satu saja, yaitu tukang gigi. Secara tidak langsung, tukang gigi tersebut dapat memberikan harga sesuai yang mereka inginkan karena tidak adanya pembanding pemberi pelayanan terhadap masyarakat. Apabila hanya terdapat satu tempat pemberi pelayanan gigi terhadap masyarakat maka secara langsung berapapun biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat tersebut harus mereka lakukan karena tidak adanya tempat lain yang dapat memberi pengobatan gigi terhadap masyarakat. Persepsi pemberi pelayanan gigi dalam menangani pasien, terdapat 46 responden wanita yang mengatakan sabar dan pengertian dan 8 responden pria yang mengatakan sabar dan pengertian (GrafikV.11). Hal ini disebabkan tukang gigi di 29

30 Pulau Kodingareng sangat mengerti keadaan penduduk Pulau Kodingareng, kerena hanya tukang gigi satu-satunya di Pulau Kodingareng yang memberi pengobatan terhadap penduduk di Pulau Kodingareng. Terdapat 46 responden wanita yang menyatakan puas terhadap hasil perawatan dan 15 responden wanita yang menyatakan tidak puas, sedangkan untuk pria terdapat 2 responden yang menyatakan puas dan 8 responden yang menyatakan tidak puas terhadap hasil perawatan. (Grafik V.12). Hal ini dapat disebabkan karena besarnya prevalensi penggunaan gigitiruan oleh wanita dibandingkan pada pria di Pulau Kodingareng yang dapat berhubungan dengan tingkat kepuasan yang tinggi. Pengetahuan dan pola pikir masyarakat masih kurang mengenai perawatan kesehatan gigi dan mulut menyebabkan masyarakat Pulau Kodingareng lebih puas terhadap pelayanan tukang gigi. Akan tetapi apabila yang memberi pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Pulau Kodingareng adalah dokter gigi pasti akan lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat Pulau Kodingareng. Mutu layanan ditinjau dari pengguna lebih terkait pada dimensi pelayanan petugas memenuhi kebutuhan pasen, kelancaran komunikasi petugas dengan pasien, keprihatinan, serta keramahtamahan petugas dalam melayani dan atau kesembuhan penyakit yang sedang diderita oleh pasien. 15 Kekurangan penelitian ini adalah adanya responden yang tidak jujur dalam pengisian kuesioner dan partisipasi masyarakat yang kurang karena banyaknya masyarakat yang pergi melaut, utamanya laki-laki sehingga penelitian ini tidak bisa mencakup keseluruhan masyarakat Pulau Kodingareng. Oleh karena itu perlu adanya 30

31 pemberitahuan jauh hari sebelum diadakannnya penelitian dan juga tidak adanya fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Pulau Kodingareng. 31

32 BAB VII PENUTUP 7.1 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat kepuasan masyarakat Pulau Kodingareng terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Data responden di Pulau Kodingareng yang melakukan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Pulau Kodingareng sebanyak (88 responden, 90,7%) 2. Data responden di Pulau Kodingareng, perbandingan jenis kelamin terhadap kepuasan hasil perawatan, pada pria sebanyak (8 responden, 8,2%) yang mengatakan tidak memuaskan. Pada wanita sebanyak (46 responden, 47,4%) yang mengatakan memuaskan. Dari hasil ini banyak responden yang mengatakan puas tetapi melakukan perawatan di tukang gigi hal ini disebabkan karena tidak adanya petugas kesehatan gigi dan mulut di Pulau Kodingareng dan rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan gigi dan mulut. 3. Terdapat kekurangan dalam penelitian ini karena adanya responden yang tidak jujur dalam pengisian kuesioner dan partisipasi masyarakat yang kurang karena banyaknya masyarakat yang pergi melaut, utamanya laki-laki sehingga penelitian ini tidak bisa mencakup keseluruhan masyarakat Pulau Kodingareng. Oleh karena itu perlu adanya pemberitahuan jauh hari sebelum diadakannnya penelitian dan juga tidak adanya fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Pulau Kodingareng. 32

33 7.2 SARAN 1. Diharapkan kepada pemerintah Kota Makassar memperhatikan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Pulau Kodingareng. 2. Diharapkan kepada Pemerintah Kesehatan Kota Makassar dapat mengirim petugas pelayanan kesehatan gigi dan mulut Ke Pulau Kodingareng dan memberi penyuluhan-penyuluhan berkala yang dapat bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Makassar untuk masyarakat di Pulau Kodingareng. 3. Diperlukan penelitian yang lebih lanjut dengan jumlah sampel dan lokasi yang lebih banyak. 33

34 DAFTAR PUSTAKA 1. Azwar A. Pengantar administrasi kesehatan. Jakarta : PT. Grafiti Mediko Pers; hal. 11-5: Djoko RS. Sistem pembiayaan pada pelayanan kesehatan gigi. Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi FKG UPDM (B) 2008;5(1): Hendrartini Y. Faktor faktor yang mempengaruhi komunikasi dokter gigi pasien yang efektif. Majalah Ceramah Ilmiah 2006;9: Widih EY, Ristya. Hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan gigi. Jurnal PDGI 2005;55(1): Budiharto. Kemampuan dokter gigi dalam pelayanan. Jurnal Dentistry Indonesia 2004;11(1): Kiswaluyo, Ristya WE. Trend kunjungan pasien poli gigi puskesmas di Kabupaten Jember pada pelaksanaan peraturan daerah nomor 8 thun Jurnal PDGI 2010;59(1): Made AB. Pemasaran pelayanan kesehatan gigi pada institusi kesehatan, khususnya di puskesmas. Available from (diakses 3 januari 2011) 8. Wangsarahardja K. Kebutuhan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat berpenghasilan rendah. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi 2007;22(3): Djoko RS. Metode pendidikan kesehatan gigi. Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi FKG UPDM (B) 2007;4(2): Amalia R. Strategi peningkatan kesehatan gigi di indonesia sebuah paradigma baru. Majalah Ceramah Ilmiah UGM Yogyakarta 2006;9: Fabiola I. Faktor-faktor yang berhubungan dengan angka kunjungan masyarakat ke klinik Fakultas Kedokteran Gigi UGM. Jurnal PDGI 2006;59(1): Wijono D. Manajemen mutu pelayanan kesehatan. Surabaya : Airlangga University Press; hal

35 13. Niken E, Ayubi D. Hubungan kepuasan pasien bayar dengan minat kunjungan ulang di Puskesmas Wisma Jaya Kota Bekasi tahun Makara Seri Kesehatan 2008;12(1): Januar P. Keselamatan pasien dalam praktik kedokteran gigi.jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi FKG UPDM (B) 2007;4(1): Anas A, Abdullah Z. Studi mutu pelayanan berdasarkan kepuasan pasien di Klinik Gigi dan Mulut RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Dentofasial Jurnal Kedokteran Gigi 2008;7(2):

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

Trend kunjungan pasien Poli Gigi Puskesmas di Kabupaten Jember pada pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2006

Trend kunjungan pasien Poli Gigi Puskesmas di Kabupaten Jember pada pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2006 Vol. 59, No. 1, Januari 21, hal. 19-23 ISSN 24-9548 19 Trend kunjungan pasien Poli Gigi Puskesmas di Kabupaten Jember pada pelaksanaan Peraturan Nomor 8 Tahun 26 (The trends of visit at dental dlinic of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Hak warga negara dijamin oleh pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. bermutu, dan terjangkau. Hak warga negara dijamin oleh pemerintah dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Warga negara Indonesia berhak atas pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Hak warga negara dijamin oleh pemerintah dalam Undang-undang Kesehatan No.

Lebih terperinci

53 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

53 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ANALISIS NEED & DEMAND KESEHATAN GIGI DAN MULUT WARGA PERUMAHAN Widya Hastuti (Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga Surabaya) ABSTRAK Kesehatan gigi dan mulut (gilut) merupakan bagian kesehatan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN TERHADAP PELAYANAN PRIMA DI PUSKESMAS TOMUAN KECAMATAN SIANTAR TIMUR KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2012 Keterangan / Petunjuk Pengisian Pertanyaan dijawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program Oral Health 2010 yang telah disepakati oleh WHO (World Health

BAB I PENDAHULUAN. program Oral Health 2010 yang telah disepakati oleh WHO (World Health BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut masih menjadi isu global yang perlu diperhatikan. Pentingnya kesehatan gigi dapat dilihat dari terselenggaranya program Oral Health 2010 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh manusia, karena kesehatan menentukan segala aktivitas dan kinerja manusia. Pengertian sehat

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT A. Identitas Responden a) Nama anak :... b) Nama Ibu : c) Umur Ibu : d) Pendidikan terakhir Ibu : e) Pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 93 ayat 1 pelayanan kesehatan

memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 93 ayat 1 pelayanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Menurut Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat mahal yang tidak dapat dibayar. Ketika seseorang mengalami suatu penyakit,

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat mahal yang tidak dapat dibayar. Ketika seseorang mengalami suatu penyakit, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat sering tidak menyadari bahwa kesehatan merupakan hal yang sangat mahal yang tidak dapat dibayar. Ketika seseorang mengalami suatu penyakit, barulah orang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini mengakibatkan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan masalah global yang sering dihadapi di dunia baik di

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan masalah global yang sering dihadapi di dunia baik di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan masalah global yang sering dihadapi di dunia baik di negara-negara maju, negara-negara berkembang dan juga negara-negara miskin. Badan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU 1 Mariane Sembel 2 Henry Opod 3 Bernart S. P. Hutagalung 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah program jaminankesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah program jaminankesehatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) 2.1.1 Tata Laksana Kepesertaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah program jaminankesehatan yang diberikan pemerintah kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan generasi bangsa yang kuat. Selain itu, kesehatan juga bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan generasi bangsa yang kuat. Selain itu, kesehatan juga bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari, untuk mendapatkan generasi bangsa yang kuat. Selain itu, kesehatan juga bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia berjumlah 237,6 juta jiwa.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang kehidupan masyarakat, telah memungkinkan para pelaku usaha untuk memproduksi berbagai macam barang dan atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 60 pasien di Klinik Firdaus Kotamadya Yogyakarta yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah sektor jasa yang mampu menciptakan kesempatan kerja lebih BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, persaingan jasa menjadi semakin ketat. Banyak peluang bisnis yang muncul dari berbagai sektor, salah satunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hasil studi morbiditas Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2003 menunjukkan bahwa dari 10 (sepuluh) kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Mulut yang merupakan pusat rujukan, pendidikan dan penelitian (Peraturan

BAB 1 PENDAHULUAN. Mulut yang merupakan pusat rujukan, pendidikan dan penelitian (Peraturan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan khusus yang komprehensif yaitu berupa Rumah Sakit Gigi dan Mulut yang merupakan

Lebih terperinci

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERAWATAN GIGI DI KLINIK GIGI MY DENTAL CARE SURABAYA Adityarani Putranti (S Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Manajemen Pemasaran dan Keuangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011). 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang kesehatan merupakan salah satu indikator utama dari berkembangnya kesejahteraan masyarakat di suatu wilayah geografis tertentu.kesejahteraan masyarakat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan adalah hak yang didapatkan oleh setiap pasien, sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat hidup layak dan produktif. Kesehatan adalah hak dasar setiap individu dan semua warga Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan peluang bagi rumah sakit itu sendiri (Luck, 2000 dalam

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan peluang bagi rumah sakit itu sendiri (Luck, 2000 dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan yang dapat langsung dirasakan oleh konsumen secara instant. Karena itu konsumen dapat bereaksi dengan segera terhadap jasa

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Muhammadiyah Yogyakarta sudah sesuai dengan undang-undang nomor 25 tahun 2009?

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. Muhammadiyah Yogyakarta sudah sesuai dengan undang-undang nomor 25 tahun 2009? DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA 1. Apakah pelayanan publik dalam pelaksanaan pelayanan kesehat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta sudah sesuai dengan undang-undang nomor 25 tahun 2009? 2. Faktor-faktor

Lebih terperinci

jaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015).

jaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS JASA PELAYANAN DAN TARIF TERHADAP PENDAPATAN PADA PUSKESMAS TAMBAKREJO SURABAYA

PENGARUH KUALITAS JASA PELAYANAN DAN TARIF TERHADAP PENDAPATAN PADA PUSKESMAS TAMBAKREJO SURABAYA PENGARUH KUALITAS JASA PELAYANAN DAN TARIF TERHADAP PENDAPATAN PADA PUSKESMAS TAMBAKREJO SURABAYA SKRIPSI Diajukan oleh : Pepy Nifala 0613010125/FE/EA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013 prevalensi nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang sangat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun pemerintah (Sareong dkk, 2013) Pengguna jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas menuntut pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun pemerintah (Sareong dkk, 2013) Pengguna jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas menuntut pelayanan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan kesehatan. Upaya kesehatan gigi perlu di tinjau dari aspek lingkungan, pendidikan, kesadaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat telah melakukan upaya pembangunan dalam rangkaian program-program yang berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya tenaga medis dan tehnologi kesehatan yang diciptakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah setiap upaya yang. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah setiap upaya yang. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan masyarakat adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa mengabaikan mutu pelayanan perorangan (Depkes RI, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa mengabaikan mutu pelayanan perorangan (Depkes RI, 2009). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Kesehatan No. 44 tahun 2009, menyebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Jasa (Pelayanan) Menurut Kotler (2008) Jasa atau pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Salam Sejahtera, Saya Dziah Marhani sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan skripsi di Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BALAI PENGOBATAN (BP) UMUM PUSKESMAS DI KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2009

ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BALAI PENGOBATAN (BP) UMUM PUSKESMAS DI KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2009 ANALISIS HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BALAI PENGOBATAN (BP) UMUM PUSKESMAS DI KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2009 ARTIKEL Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan. Undang-Undang No.36 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan kesehatan. Undang-Undang No.36 tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat merupakan hak setiap orang, dan warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan menjelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian esensial dari kesehatan secara umum. Seseorang dikatakan sehat apabila secara fisik, mental, spiritual maupun sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan khusus yang komprehensif yaitu pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut disetiap

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KADER PKK DAN KADER POSYANDU SEBAGAI KADER KESEHATAN GIGI DAN MULUT

PEMBERDAYAAN KADER PKK DAN KADER POSYANDU SEBAGAI KADER KESEHATAN GIGI DAN MULUT PEMBERDAYAAN KADER PKK DAN KADER POSYANDU SEBAGAI KADER KESEHATAN GIGI DAN MULUT Dwi Merry Christmarini Robin 1) Dyah Setyorini 2) 1,2 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember 1 merrychristmarini@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan yang terjadi setiap daerah, banyak menyebabkan perubahan dalam segi kehidupan manusia baik fisik, mental,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan medis semakin meningkat, sehingga masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah sakit. Perubahan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah dilakukan analisis data yang mengacu pada rumusan masalah dan tujuan penelitian pada Bab 1, diperoleh hasil temuan penelitian yang dapat disimpulkan sebagai

Lebih terperinci

PUSKESMAS. Data masyarakat ( Responden) (lingkari kode angka sesuai jawaban masyarakat/responden) Nomor Responden...

PUSKESMAS. Data masyarakat ( Responden) (lingkari kode angka sesuai jawaban masyarakat/responden) Nomor Responden... Lampiran KUESIONER KEPUASAN MASYARAKAT DENGAN KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS Data masyarakat ( Responden) (lingkari kode angka sesuai an masyarakat/responden) Nomor Responden... Diisi oleh petugas Umur...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam strategi World Trade Organization (WTO) pada tahun 2010 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam strategi World Trade Organization (WTO) pada tahun 2010 Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu organisasi yang dilakukan oleh tenaga medis professional yang terorganisir baik dari sarana prasarana kedokteran yang permanen, pelayanan kedokteran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan mengalami perubahan yang cepat perkembangannya, dari yang berfungsi sebagai rumah sakit sosial

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenkes RI menyatakan mutu pelayanan kesehatan merupakan segala hal yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI Oleh : MEILINA DYAH EKAWATI K 100 050 204 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Visi Kementerian Kesehatan adalah Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perubahan lingkungan yang cepat dan berkembang baik di tingkat lokal maupun global, mendorong rumah sakit untuk melaksanakan berbagai perubahan. Mengingat perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka membangun manusia Indonesia yang tangguh. Pembangunan dalam sektor kesehatan merupakan faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menempatkan dokter dalam peran sebagai pelaku ekonomi, yakni sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menempatkan dokter dalam peran sebagai pelaku ekonomi, yakni sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola hubungan dokter dan pasien telah mengalami pergeseran dari zaman ke zaman. Hubungan antara dokter dan pasien yang dulunya menganut pola paternalistik berubah menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Setiap pasien yang mengunjungi suatu unit pelayanan kesehatan tentu mempunyai keinginan atau harapan untuk mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kesehatan gigi (Depkes RI, 2000). integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan dirumuskan dalam visi dan misi Indonesia Sehat 2010. Usaha mewujudkan pembangunan

Lebih terperinci

masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak.

masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan ditujukan untuk peningkatan kualitas pelayanan, pemerataan dan jangkauan pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan masyarakat perlu terus ditingkatkan

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROSIDING ISSN: E-ISSN: PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT Mgs. M. Ilyas 1 Apikes Widya Dharma Palembang Email: 1 ilyasstik@gmail.com Abstrak Mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat dilakukan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah 13 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam aspek hukum kesehatan, hubungan dokter dengan pasien terjalin dalam ikatan transaksi atau kontrak terapeutik, (Hanafiah dan Amir, 2008). Tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gigi penting dilakukan (Depkes RI, 1999). Hasil laporan morbiditas 2001,

BAB I PENDAHULUAN. gigi penting dilakukan (Depkes RI, 1999). Hasil laporan morbiditas 2001, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan pada umumnya. Selain itu gigi geligi merupakan salah satu organ pencernaan yang berperan penting dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah faktor kunci keberhasilan dari suatu pembangunan. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas diperlukan suatu derajat kesehatan manusia yang prima sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit pada era globalisasi berkembang sebagai industri padat karya, padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan Sumber Daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sepuluh tahun terakhir bisnis rumah sakit swasta di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Di kota kota besar hingga ke pelosok daerah bermunculan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Strategi pemerintah dalam pembangunan kesehatan nasional 2015-2019 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan kasehatan mengalami perubahan, pada awal perkembangannya, rumah sakit lembaga yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produktivitas perusahaan. Dengan memberikan pelayanan kesehatan sebaik mungkin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. produktivitas perusahaan. Dengan memberikan pelayanan kesehatan sebaik mungkin BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Karyawan yang sehat merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung produktivitas perusahaan. Dengan memberikan pelayanan kesehatan sebaik mungkin terhadap karyawan, maka tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Untuk mewujudkan hal tersebut, harus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Untuk mewujudkan hal tersebut, harus dilakukan secara BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pelayanan publik termasuk salah satu sasaran yang harus dicapai pemerintah dalam melaksanakan reformasi birokrasi dan tata kelola pemerintahan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULAN. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang

I. PENDAHULAN. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang 1 I. PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang memiliki misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan rumah sakit di Indonesia dari sisi pertumbuhan jumlahnya terus meningkat dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. Industri rumah sakit mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan UU Kesehatan RI no 36 pasal 46 tahun 2009, tentang upaya kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan

Lebih terperinci

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III M.Kustriyani 1), N.Rohana 2), T.S. Widyaningsih 3) F.S Sumbogo 4) 1,2,3) Dosen PSIK STIKES Widya Husada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia yakni kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Kesehatan dapat tercapai dengan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan, maka jasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini banyak ditemukan berbagai jenis penyakit baru yang mengancam kesehatan masyarakat. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi

BAB I PENDAHULUAN. suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di negara-negara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan mulut adalah penyakit jaringan keras

Lebih terperinci

Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013

Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013 2016, 5(3): 16-20 ISSN 2527-7154 Tingkat Kepuasan Pasien Jamkesmas Terhadap Pelayanan Rawat Jalan Pusat Kesehatan Masyarakat Ampenan Tahun 2013 Anies Dyaning Astuti, I Komang Gerudug, Arfi Syamsun Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang atau individu mampu untuk hidup produktif dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang atau individu mampu untuk hidup produktif dalam segi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah suatu keadaan dari seseorang yang menunjukkan keadaan sehat dari fisik, mental, spiritual maupun sehat secara sosial yang membuat setiap orang atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen menjadi salah satu sumber informasi mengenai produk yang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen menjadi salah satu sumber informasi mengenai produk yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumen sangat penting peranannya dalam konsep pemasaran karena konsumen menjadi salah satu sumber informasi mengenai produk yang ditawarkan oleh suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasien BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasien Pengertian Pasien Pasien merupakan pelanggan layanan kesehatan, tetapi pasien dalam hal ini hanya merupakan salah satu jenis pelanggan. Pelanggan layanan kesehatan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan masyarakat. Program ini diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan masyarakat. Program ini diarahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Kesehatan Masyarakat adalah bagian dari Program Pembangunan Kesehatan Nasional yang bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Geriatri. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN DAN SERTIFIKASI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

Lebih terperinci

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Lampiran 1 Lampiran 2 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : Yth... Di tempat. Dengan hormat, Yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa program S1 Keperawatan Universitas Esa Unggul : Nama : Sumarni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akses terhadap pelayanan kesehatan merupakan isu penting dalam reformasi kesehatan di negara-negara di dunia termasuk di Indonesia. Ketidakmerataan akses kesehatan yang

Lebih terperinci