BAB I PENDAHULUAN. Selama beberapa dekade terakhir, Corporate Social Responsibility (CSR)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Selama beberapa dekade terakhir, Corporate Social Responsibility (CSR)"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama beberapa dekade terakhir, Corporate Social Responsibility (CSR) memang menjadi tren di Indonesia. Banyak perusahaan yang melakukan kegiatan corporate social responsibility atau yang sering disebut dengan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai strategi untuk mendukung tercapainya tujuan perusahaan (Kotler dan Lee, 2005:9). Istilah corporate social responsibility menekankan bahwa tugas perusahaan tidak hanya memuaskan keinginan pasar namun juga memberikan kontribusi positif bagi kehidupan sosial kemasyarakatan dalam jangka panjang (Kotler dan Lee, 2005:3). Dewasa ini banyak perusahaan peduli untuk memelihara dan mempertahankan kehidupan yang layak secara berkelanjutan. Konsep Corporate Social Responsibility mendorong perusahaan untuk mempertimbangkan isu sosial serta etika dalam kegiatan bisnis mereka. Di Indonesia penerapan corporate social responsibility dimulai pada awal tahun 2000, meskipun berbagai kegiatan dengan sifat yang sama telah berjalan sejak tahun 1970 dalam bentuk yang sederhana seperti sumbangan bagi korban bencana alam. Pada tahun 2007, pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 pasal 74 yang mewajibkan perusahaan melakukan kegiatan corporate social responsibility yang menjadi bagian dari perusahaan untuk peduli terhadap lingkungan sekitar (Semuel dan Wijaya, 2008). 1

2 Menurut Kotler dan Lee (2005:23) kegiatan corporate social responsibility terdiri dari enam bentuk yaitu social responsibility business practices, causerelated marketing, community volunteering, corporate cause promotion, corporate philanthropy dan corporate social marketing. Sebagai bagian dari corporate social responsibility, Cause-related Marketing (CRM) telah menarik perhatian banyak perusahaan. Hal ini disebabkan oleh adanya fakta yang menerangkan bahwa cause-related marketing memiliki efek positif pada perilaku konsumen (Brink et.al 2006). Menurut Varadarajan dan Menon (1988) sebuah kampanye cause-related marketing memiliki dua objektif, yaitu untuk dukungan sosial dan untuk meningkatkan kinerja penjualan. Sedangkan manfaat yang diperoleh oleh perusahaan adalah meningkatkan reputasi perusahaan karena reputasi perusahaan yang baik adalah landasan kesuksesan perusahaan, yang dapat menjadi insentif untuk penjualan produk, menarik investor dan menjadi keunggulan perusahaan dalam bersaing (Demetriou et.al., 2010). Menurut Kotler dan Lee (2005) cause-related marketing merupakan tanggung jawab perusahaan untuk membuat kontribusi atau donasi atas sebagian dari pendapatan lembaga sosial tertentu berdasarkan penjualan (Semuel dan Wijaya, 2008). Definisi lain menurut Varadarajan dan Menon (1980) mengatakan bahwa cause-related marketing sebagai berikut : Proses merumuskan dan melaksanakan kegiatan pemasaran yang ditandai dengan tawaran dari perusahaan untuk memberikan kontribusi pada suatu jumlah tertentu untuk isu sosial yang menyebabkan pelanggan terlibat dalam memberikan pendapatan dengan pembelian yang dapat memuaskan tujuan individu dan organisasi 2

3 Dari pengertian tersebut cause-related marketing melibatkan tiga stakeholder yaitu perusahaan, penerima manfaat, dan konsumen. Menurut Krishna dan Rajan (2009) kegiatan ini memiliki sisi positif yaitu sumbangan yang lebih tinggi akan menciptakan manfaat yang lebih bagi pelanggan dalam hal kontribusi kepada masyarakat dan menciptakan perasaan yang lebih baik. Namun di sisi negatif, sumbangan yang lebih besar akan melibatkan biaya yang lebih besar pula bagi perusahaan, di mana profitabilitas perusahaan akan berkurang (Fischer et.al, 2012). Konsep cause-related marketing menjadi perhatian ketika pertama kali diluncurkan dan digunakan oleh perusahaan American Express pada tahun 1983 dengan nama Cause-related Marketing Program (CRMP) untuk mendukung renovasi Patung Liberty di New York. American Express berjanji akan mendonasikan 2 sen bagi setiap konsumen yang menggunakan kartu kredit American Express dan 1 dollar bagi mereka yang membuat kartu kredit American Express di Amerika untuk kegiatan kampanye ini. Kegiatan ini berjalan 3 hingga 4 bulan dengan hasil yang cukup menakjubkan yaitu terjadi peningkatan penggunaan kartu kredit sebesar 28% dan peningkatan orang yang membuat kartu kredit American Express, sehingga kampanye ini berhasil menyumbang $1,7 juta untuk perbaikan Patung Liberty (Varadarajan dan Menon, 1988; Lohia, 2014). Keberhasilan ini membuat banyak perusahaan di Amerika Serikat mulai mengikuti jejak perusahaan American Express dengan melakukan kampanye cause-related marketing. 3

4 Keberhasilan cause-related marketing di Amerika berkembang di seluruh dunia, seperti di Eropa pada era 1990-an dan di German kampanye cause-related marketing pertama kali menjadi perhatian publik pada awal tahun 2002 (Moosmayer dan Fuljahn, 2010). Berikut beberapa contoh penerapan causerelated marketing yang cukup berhasil antara lain, NIKE memberikan dukungan keuangan kepada Lance Armstorng Fondation (LAF) pada tahun 2004 untuk memberikan bantuan pada penderita kanker dan keluarga mereka. Starbucks memilih untuk mendonasikan dua dolar untuk bantuan bencana di Indonesia bagi setiap pembelian kopi Sumatera. Sementara Avon setuju untuk menyumbangkan tiga dolar untuk upaya rekonstruksi pada setiap pembelian pin "Heart of Asia" yang dibeli oleh pelanggannya. Di akhir 2008 Starbucks akan mendonasikan 50 sen untuk setiap pembelian minuman RED bagi dana global untuk melawan AIDS, TBC, dan malaria. Di Indonesia kegiatan cause-related marketing yang cukup populer antara lain: PT Danone dengan brand Aqua 1 untuk 10, The Body Shop Share for Women, Reebok Pink Ribbon Fun Walk, PT Unilever dengan brand Lifebuoy Berbagi Sehat dan Wall s Vienetta Berbagi 1000 Kebaikan, dan masih banyak lagi. Sikap seseorang terhadap kegiatan perusahaan seperti cause-related marketing pasti berbeda-beda, antara laki-laki dan perempuan, generasi Y dan generasi non-y tentu tidak sama. Banyak penelitian yang menunjukkan sikap perempuan lebih positif terhadap kegiatan cause-related marketing dibandingkan dengan laki-laki, ada pula yang mengatakan bahwa generasi Y memiliki sikap 4

5 yang lebih kuat terhadap brand yang membawa cause (Hylegard et.al, 2010; Cui et.al, 2003). Setiap perusahaan yang melaksanakan kampanye cause-related marketing ingin memperoleh niat beli maupun brand loyalty dengan membawa cause agar konsumen tertarik untuk melakukan donasi dengan membeli produk tersebut. Menurut Dick dan basu (1994), pokok kepercayaan atas aktivitas pemasaran dalam suatu perusahaan seringkali dilihat dalam hal pengembangan, pengelolaan, atau peningkat dari loyalitas konsumen pada produk dan jasa sehingga brand loyalty sebagai suatu variabel yang penting bagi kegiatan marketing (Brink et.al, 2006). Chattananon (2008) berpendapat bahwa persepsi konsumen terhadap citra perusahaan dapat ditingkatkan dengan adanya cause-related marketing (Mandasari dan Rastini, 2015). Beberapa tahun terakhir telah ada penelitian yang luas tentang pengaruh kampanye CRM pada perilaku konsumen. Umumnya, orang akan memilih merek yang membawa masalah sosial dalam strategi cause-related marketing (Alcaniz et.al, 2009; Fischer et.al, 2012). Sama hal nya dengan penelitian yang dilakukan pada perusahaan FedEx yang mengindikasikan bahwa 75% dari reponden lebih bersedia menggunakan jasa perusahaan yang peduli terhadap lingungannya (Jahdi, 2014). Sedangkan pemasar mampu mencapai konsumen nya melalui masalah sosial untuk mendapatkan kepercayaan konsumen dan loyalitas merek, penelitian yang serupa mengindikasikan bahwa 86% responden akan berpindah merek pada perusahaan yang peduli pada masalah sosial (Youn dan Kim, 2008). Dari sini dapat dilihat bahwa tugas marketing tidak hanya sebatas memasarkan suatu 5

6 produk, namun juga menjaga konsumen agar tetap loyal terhadap produk dari perusahaan tersebut. Loyalitas merek adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Menurut Dick dan Basu (1994) dalam Brink et.al (2006), loyalitas merek terdiri dari loyalitas secara konatif, kognitif, afektif dan sikap. Aaker (1991:39) berpendapat bahwa loyalitas merek dipahami sebagai komitmen konsumen secara berkelanjutan dengan perilaku membeli ulang produk tersebut. Untuk menciptakan loyalitas merek, generasi Y salah satu generasi yang peduli dan toleran pada isu sosial daripada generasi lainnya sehingga mereka akan membentuk sikap positif pada suatu kegiatan yang tujuan sosialnya jelas (Hyllegard et.al, 2011). Menurut Cui et.al (2003) Generasi Y adalah seseorang yang lahir antara tahun 1977 hingga Generasi Y merupakan generasi yang muncul dengan pengeluaran agregat yang kuat. Para peneliti dan analisis pasar telah menyadari bahwa generasi Y kemungkinan akan memainkan peran penting dalam pemasaran dan iklan pada abad 21. Generasi Y telah digambarkan sebagai seseorang yang lebih makmur (affluent), lebih mandiri, lebih individualistis, lebih loyal terhadap merek (Hyllegard et.al, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan modifikasi dan pengembangan dari eksperimen penelitian yang dilakukan oleh Brink et.al (2006) di mana program cause-related marketing diduga berpengaruh positif dalam membangun loyalitas merek. Peneliti juga menambahkan karakteristik psikografis dan demografis sebagai variabel yang mampu memperkuat atau memperlemah pengaruh sikap terhadap cause-related marketing pada brand loyalty. 6

7 Kampanye yang digunakan dalam penelitian ini adalah kampanye Project Sunlight yang dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk untuk menginspirasi masyarakat agar mau melakukan tindakan nyata dalam upaya menciptakan hari esok lebih cerah. Project Sunlight merupakan perwujudan dari Unilever Sustainable Living Plan (USPL) yang bertujuan mengajak jutaan orang di seluruh dunia untuk mewujudkan hari esok yang lebih cerah bagi anak-anak dan generasi mendatang dengan menerapkan cara hidup sehat yang lebih sustainable. Pada Project Sunlight kali ini mengetengahkan isu kondisi sanitasi di Indonesia karena kondisi yang kurang memadai kerap tidak memberikan harapan bagi anak akan masa depan lebih cerah. Di bawah merek Lifebuoy, Pepsodent dan Domestos, Project Sunlight mengadakan program cause-related marketing bekerjasama dengan LotteMart untuk mendukung masyarakat di Sumba NTT melalui peningkatan akses terhadap edukasi dan fasilitas sanitasi. Masyarakat dapat berpartisipasi dengan setiap pembelian produk Lifebuoy, Pepsodent dan Domestos di LotteMart, secara otomatis masyarakat sudah mendonasikan Rp 1.000,- untuk program kesehatan di Sumba NTT. Dengan adanya kegiatan cause-related marketing diharapkan sikap konsumen terhadap cause-related marketing dapat meningkatkan loyalitas pelanggan pada merek produk tersebut. Secara umum maka penelitian ini akan meneliti pengaruh sikap terhadap cause-related marketing pada brand loyalty di mana Project Sunlight sebagai salah satu program cause-related marketing yang dilakukan PT. Unilever Indonesia Tbk. Penelitian ini juga mencari tahu sejauh 7

8 mana Karakteristik psikografis dan demografis sebagai variabel moderasi dalam pengaruh sikap terhadap cause-related marketing pada brand loyalty. 1.2 Rumusan Masalah Sikap dipandang sebagai sesuatu yang kompleks, yang terdiri dari multi dimensi dua atau lebih komponen. Sikap sebagai motivasi, emosi, persepsi kognitif berkenaan dengan beberapa aspek dan lingkungan sekitar (Hawkins dan Mothersbaugh, 2014:384). Bermula dari perusahaan American Express pada tahun 1983 dengan nama Cause-Related Marketing Program (CRMP) untuk mendukung renovasi patung liberty di New York, kegiatan tersebut berjalan 3 hingga 4 bulan dengan hasil yang cukup menakjubkan yaitu terjadi peningkatan penggunaan kartu kredit sebesar 28%. Setelah itu mulai banyak perusahaan bermunculan menjalankan kampanye cause-related marketing guna meningkatkan penjualan mereka. Selain itu banyak penelitian di bidang cause-related marketing mengatakan bahwa kampanye cause-related marketing berpengaruh pada brand loyalty (Brink et.al). Hal ini mampu menjadi pertimbangan perusahaan dalam melakukan kegiatan cause-related marketing agar dapat meningkatkan loyalitas merek dan profit pesusahaan. Namun di Indonesia penerapan corporate social responsibility sudah diatur oleh UU PT No.40 pasal 74 yang mewajibkan perusahaan untuk melakukan kegiatan peduli terhadap keadaan lingkungan. Oleh karena itu perusahaan mau tidak mau melakukan corporate social responsibility untuk 8

9 menjadi bagian dari lingkungan di mana perusahaan berdomisili. Tentu kegiatan ini harus memberikan keuntungan atau nilai lebih perusahaan dimata masyarakat. Pada akhirnya dalam menjalankan cause-related marketing perusahaan harus memperhatikan sikap setiap orang, karena sikap yang dimiliki oleh setiap orang adalah berbeda-beda. Sikap seseorang terhadap suatu objek menjunjukkan reaksi yang berbeda-beda antara laki-laki dan perempuan maupun generasi Y dan generasi non-y serta faktor psikografis yang mampu memperkuat sikap konsumen terhadap cause-related marketing (Youn dan Kim, 2008; Cui et.al, 2003; Hyllegard et.al, 2011). Sebelumnya banyak riset yang meneliti tentang causerelated marketing mulai dari strategi hingga kegiatan aliansi merek, namun masih terbatas peneliti yang melakukan penelitian dengan melihat dari sisi sikap konsumen terhadap cause-related marketing. Pada penelitian ini penulis mengadopsi temuan pengaruh cause-related marketing pada brand loyalty yang dilakukan Brink et.al (2006) dan penulis mengembangkan beberapa variabel dengan melihat pengaruh sikap terhadap cause-related marketing pada brand loyalty yang dimoderasi oleh karakteristik psikografis (social responsibility) dan karakter demografis (jenis kelamin dan generasi) konsumen. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan beberapa hal yang telah dipaparkan pada bagian rumusan masalah, maka pertanyaan penelitian yang dapat dirumuskan di dalam penelitan ini adalah 9

10 1. Apakah sikap terhadap cause-related marketing berpengaruh pada brand loyalty dalam Project Sunlight yang dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk? 2. Apakah karakteristik demografis konsumen yang meliputi jenis kelamin, dan generasi memperkuat atau memperlemah pengaruh sikap terhadap cause-related marketing pada brand loyalty? 3. Apakah karakteristik psikografis konsumen yang meliputi social responsibility memperkuat atau memperlemah pengaruh sikap terhadap cause-related marketing pada brand loyalty? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap cause-related marketing pada brand loyalty dalam Project Sunlight yang dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. 2. Untuk mengukur sejauh mana kontribusi karakteristik demografis meliputi jenis kelamin dan generasi dalam pengaruh sikap terhadap cause-related marketing terhadap brand loyalty. 3. Untuk mengukur sejauh mana kontribusi karakteristik psikografis meliputi social responsibility dalam pengaruh sikap terhadap cause-related marketing pada brand loyalty. 10

11 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi pada ilmu pemasaran dan pihak manajemen perusahaan. Kontribusi yang diharapkan dari penelitian mengenai cause-related marketing ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat secara akademis, yaitu memperdalam pengertian yang lebih baik tentang cause-related marketing khususnya tentang sikap terhadap causerelated marketing pada brand loyalty serta karakteristik psikografis dan demografis sebagai variabel moderator. Sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi oleh peneliti-peneliti yang berminat pada masalah yang relatif sama dengan mengembangkan konstruk-konstruk lain. Serta penelitian ini mampu memperkaya ilmu pemasaran khususnya pada ilmu perilaku konsumen dengan hasil temuan empiris. 2. Manfaat secara manajerial, yaitu penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen perusahaan khususnya sikap terhadap cause-related marketing untuk meningkatkan brand loyalty serta melihat karakteristik psikografis dan demografis sebagai variabel moderator. Hasil penelitian ini bagi perusahaan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan dan perbaikan strategi pemasarannya sehingga perusahaan dapat merancang suatu strategi perusahaan yang tepat dalam menciptakan program cause-related marketing serta memperhatikan karakteristik psikografis dan demografis dalam membuat keputusan. 11

12 1.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian 1. Objek penelitian Penelitian ini fokus pada strategi pemasaran yaitu cause-related marketing yang dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. Perusahaan melakukan Project Sunlight di mana salah satu program nya adalah apabila konsumen membeli produk lifebuoy, pepsodent dan domestos di Lotte Mart, konsumen telah menyumbang Rp 1000,- untuk pembangunan sanitasi di NTT. Peneliti ingin melihat pengaruh sikap terhadap cause-related marketing pada brand loyalty di mana karakteristik psikografis (social responsibility) dan karakteristik demografis (jenis kelamin dan generasi) sebagai variabel moderasi. Menurut pracejus dan Olsen (2004) kesesuaian antara merek dan isu sosial dapat meningkatkan keefektifan program cause-related marketing, oleh karena itu dalam penelitian ini kesesuaian antara produk dan isu sosial yang diambil sudah sesuai. 2. Subjek penelitian Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah, seluruh masyarakat yang mewakili generasi Y maupun generasi non-y. Subjek diambil dapat mewakili penelitian ini dengan disesuaikannya pada jenis produk kebutuhan sehari-hari yang digunakan sebagai objek penelitian yaitu produk lifebuoy dan pepsodent. Subjek peneliti minimal harus membeli satu kali produk tersebut agar penelitian ini dapat terjawab dengan baik. 12

13 1.7 Sistematika Penulisan Agar penelitian ini dapat memberikan secara jelas apa yang dibahas di dalamnya, maka perlu dibuat suatu sistematika penulisan. Sistematika penulisan ini terbagi dalam enam bab dan setiap bab disusun atas sub bab. Adapun sistematika penulisan tesis ini adalah sebagai berikut. BAB I. PENDAHULUAN Pada bab I terdiri dari latar belakang yang menjelaskan dasar penelitian ini; rumusan masalah yang menguraikan masalah-masalah yang diteliti; pertanyaan penelitian menguraikan beberapa pertanyaan yang akan diteliti; tujuan penelitian berisi sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian; manfaat penelitian yang menjelaskan manfaat penelitian dari segi teoritis maupun praktis; dan terakhir sistematika penulisan yang menjelaskan susunan penulisan dalam tesis. BAB II. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini menjelaskan uraian teori dan konsep yang mendasari penelitian ini, didukung dengan berbagai hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti. Selain itu, bab ini juga berisi uraian mengenai hubungan antar variabel yang disertai dengan hipotesis-hipotesis yang diajukan serta model penelitian. BAB III. METODE PENELITIAN Bab ini berisi jenis data yang digunakan, batasan penelitian, metode pengambilan sampel, variabel penelitian, desain penelitian, metode pengumpulan data, pengujian instrumen, teknik analisis data dan pengujian hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini. 13

14 BAB IV. GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Bab ini berisi profil perusahaan dan kampanye cause-related marketing yang dilakukan oleh perusahaan. BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini memberikan gambaran mengenai pengelolahan dan analisis data yang berhasil dikumpulkan, sehingga diperoleh hasil penelitian sebagai jawaban atas tujuan penelitian. BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir berisi kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil analisis dan pembahasan. Ditutup dengan saran-saran baik yang bersifat akademis dan praktis sehingga diharapkan dapat dijadikan bahan masukan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya. 14

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. Penelitian ini meneliti pengaruh sikap terhadap cause-related marketing

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. Penelitian ini meneliti pengaruh sikap terhadap cause-related marketing BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN 6.1 Kesimpulan Penelitian ini meneliti pengaruh sikap terhadap cause-related marketing pada brand loyalty yang dimoderasi oleh karakteristik psikografis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjukkan rasa tanggung jawab sosialnya (corporate social

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjukkan rasa tanggung jawab sosialnya (corporate social BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini konsumen semakin cerdas dalam memilih dan membeli barang. Konsumen tidak hanya membeli untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi juga mempertimbangkan apakah efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh cause related..., Dyah Puji Kusumawati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh cause related..., Dyah Puji Kusumawati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan dan keinginan (needs and wants) perempuan yang ingin selalu tampil cantik dan ditunjang dengan peran pentingnya dalam pembelian telah menciptakan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi mendorong sejumlah perusahaan untuk memperluas jangkauan dengan memasarkan produk atau jasanya ke berbagai negara secara global. Alasan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adanya sebuah peluang maka tidak akan terlepas dari adanya persaingan,

BAB I PENDAHULUAN. Adanya sebuah peluang maka tidak akan terlepas dari adanya persaingan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era modern yang menuntut terpenuhinya semua kebutuhan manusia secara lengkap dan sangat kompleks. Dalam hal ini manusia selalu merasa tidak puas akan apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan operasionalnya perusahaan dituntut bertindak secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan operasionalnya perusahaan dituntut bertindak secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan operasionalnya perusahaan dituntut bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan memiliki komitmen untuk berkontribusi dalam peningkatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 39 BAB II LANDASAN TEORI A. INTENSI MEMBELI 1. Definisi Intensi Teori perilaku berencana merupakan pendekatan teoritis yang digunakan untuk menjelaskan intensi dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran dalam kelangsungan hidup perusahaan untuk meningkatkan loyalitas

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran dalam kelangsungan hidup perusahaan untuk meningkatkan loyalitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perusahan sangat memahami betapa pentingnya peranan strategi pemasaran dalam kelangsungan hidup perusahaan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, karena

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga reputasi lebih kompleks daripada sekedar menjual produk atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. menjaga reputasi lebih kompleks daripada sekedar menjual produk atau jasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Nurhuda (2004 : 37) bagi sebuah perusahaan, mengelola dan menjaga reputasi lebih kompleks daripada sekedar menjual produk atau jasa kepada stakeholder.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen.

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen. BAB II LANDASAN TEORI A. LOYALITAS MEREK 1. Definisi Loyalitas Merek Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan bahwa loyalitas merek merupakan hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan janji

BAB I PENDAHULUAN. penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan janji BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi peran merek semakin besar. Banyaknya pilihan produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan persepsi mereka terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Semakin meningkat perkembangan dunia usaha menuntut perusahaan untuk

I. PENDAHULUAN. Semakin meningkat perkembangan dunia usaha menuntut perusahaan untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkat perkembangan dunia usaha menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat bertahan dan mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusiindustri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikan strategi yang tepat agar dapat memenangkan persaingan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikan strategi yang tepat agar dapat memenangkan persaingan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan yang tajam dalam dunia bisnis saat ini mendorong perusahaan untuk mengimplementasikan strategi yang tepat agar dapat memenangkan persaingan dan mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan keuntungan atau laba. Hal ini dikarenakan karena laba merupakan syarat perusahaan dapat terus hidup

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 60 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Penelitian ini mendukung ide dan tujuan untuk mengidentifikasi apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara brand predictability, Brand Reputation, Brand

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk eksistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan muncul dan tumbuhnya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan muncul dan tumbuhnya berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang ekonomi saat ini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan muncul dan tumbuhnya berbagai perusahaan yang masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi peran merek semakin besar. Banyaknya pilihan produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan persepsi mereka terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan secara terus menerus berkembang untuk selalu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan secara terus menerus berkembang untuk selalu meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, perusahaan perusahaan multinasional saat ini semakin banyak dan secara terus menerus berkembang untuk selalu meningkatkan kinerjanya demi persaingan global.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Unilever merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia yang sudah mengeluarkan puluhan Brand yang nyatanya sukses di terima oleh masyarakat dengan baik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa.

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadikan kebutuhan masyarakat semakin kompleks dan beragam serta mendorong pola pikir masyarakat untuk lebih kritis dan selektif dalam memilih

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati konsumen agar mau membeli produk maupun jasa yang diwakilinya. Merek juga diibaratkan sebagai sebuah nyawa

Lebih terperinci

CSR (Corporet Social Responsibility) WAWONG DWI RATMINAH UPN VETERAN YOGYAKARTA

CSR (Corporet Social Responsibility) WAWONG DWI RATMINAH UPN VETERAN YOGYAKARTA CSR (Corporet Social Responsibility) WAWONG DWI RATMINAH UPN VETERAN YOGYAKARTA Corporate Social Responsibility ( CSR ) dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.1. Latar Belakang CSR Untuk memahami pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia, sebaiknya berawal dari perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pemasaran dalam suatu perusahaan mencakup ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian pemasaran dalam suatu perusahaan mencakup ruang lingkup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengertian pemasaran dalam suatu perusahaan mencakup ruang lingkup yang luas. Pemasaran adalah sebuah proses dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia

Lebih terperinci

2 Dalam dunia bisnis saat ini, aspek lingkungan sudah mulai dijadikan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam melakukan aktivitas pemasaran. M

2 Dalam dunia bisnis saat ini, aspek lingkungan sudah mulai dijadikan faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam melakukan aktivitas pemasaran. M BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan merupakan faktor penting dalam sebuah kehidupan. Lingkungan merupakan hal yang memiliki pengaruh besar dalam sebuah kehidupan makhluk hidup. Keberadaan serta

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terika BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Riana (2008)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan dalam bersaing kini semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, hal inilah yang pada akhirnya menuntut perusahaan untuk selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua. pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri.

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua. pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri. Perubahan-perubahan yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan globalisasi dan gencarnya persaingan bebas yang muncul di Indonesia, maka semakin banyak produk-produk sejenis yang ditawarkan, akibatnya konsumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi mempertahankan pelanggan merupakan strategi yang harus dilakukan oleh perusahaan saat ini, banyak perusahaan yang ingin mempertahankan pelanggan dengan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya transportasi darat, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) masih senantiasa bertahan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai Konsumen, kabanyakan dari kita kurang tepat dalam mengartikan etika merek, saat mendengar kata etika merek biasanya dengan cepat kita menyimpulkan bahwa hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan mempunyai tanggung jawab bukan hanya kepada pemegang saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga kepada lingkungan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya industri coffee shop yang pesat saat ini membawa dampak baru kedalam gaya hidup konsumen. Makna coffee shop saat ini mengalami pergeseran, dimana mengunjungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berwisata merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan dan sering

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berwisata merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan dan sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berwisata merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan dan sering dilakukan dengan perencanaan oleh seseorang, keluarga atau bahkan organisasi jauh hari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Corporate Social Responsibility (CSR) sering disebut sebagai suatu program

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Corporate Social Responsibility (CSR) sering disebut sebagai suatu program BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility (CSR) sering disebut sebagai suatu program tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipertahankan selamanya. Ini bukan merupakan tugas yang mudah mengingat

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dipertahankan selamanya. Ini bukan merupakan tugas yang mudah mengingat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasar pada umumnya menginginkan bahwa pelanggan yang diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Ini bukan merupakan tugas yang mudah mengingat perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tertentu dalam rangka memiliki, membuang, dan menggunakan produk atau jasa. Jadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tertentu dalam rangka memiliki, membuang, dan menggunakan produk atau jasa. Jadi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Niat Menggunakan Perilaku niat didefinisikan sebagai keinginan konsumen untuk berperilaku menurut cara tertentu dalam rangka memiliki,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis antar pasar industri produk perawatan kecantikan dan kosmetik sekarang ini semakin kompetitif. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta mudahnya mengakses informasi. Perkembangan ekonomi Dunia semakin

BAB I PENDAHULUAN. serta mudahnya mengakses informasi. Perkembangan ekonomi Dunia semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat serta mudahnya mengakses informasi. Perkembangan ekonomi Dunia semakin berkembang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan pemasaran yang penting dalam strategi produk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan pemasaran yang penting dalam strategi produk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu keputusan pemasaran yang penting dalam strategi produk adalah keputusan tentang merek. Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai landasan teori dalam penelitian yang akan dilakukan. 1. Rafael Bravo, Teresa Montaner and Jose M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai landasan teori dalam penelitian yang akan dilakukan. 1. Rafael Bravo, Teresa Montaner and Jose M. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berikut ini dijelaskan dua sumber penelitian terdahulu yang digunakan sebagai landasan teori dalam penelitian yang akan dilakukan. 1. Rafael Bravo, Teresa

Lebih terperinci

BAB VI INTERPRETASI DATA. John Caples dalam bukunya yang berjudul How to Make Your

BAB VI INTERPRETASI DATA. John Caples dalam bukunya yang berjudul How to Make Your BAB VI INTERPRETASI DATA C. Tingkat Kredibilitas Advertorial CSR John Caples dalam bukunya yang berjudul How to Make Your Advertising Make Money mengungkapkan bahwa advertorial adalah iklan yang format

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Di era modern seperti sekarang ini banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia berdampak tidak baik bagi lingkungan. Saat ini adalah dimana terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan dewasa ini telah banyak dirasakan dampak paham ekonomi kapitalis. Banyak perusahaan yang dalam kegiatannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan bermotor merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan bermotor merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas sehari-hari masyarakat perkotaan pada umumnya. Kendaraan bermotor pun sudah dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan yang cepat berubah, meningkatnya persaingan global,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan yang cepat berubah, meningkatnya persaingan global, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan yang cepat berubah, meningkatnya persaingan global, masuknya produk-produk inovatif serta kondisi pasar yang jenuh membuat tugas mengelola loyalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitar perusahaan yang sehat dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan ekonomi lingkungan sekitar perusahaan yang sehat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi setiap orang dapat berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan dari perusahaan besar merupakan isu-isu yang semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan dari perusahaan besar merupakan isu-isu yang semakin menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dekade terakhir ini kesadaran publik terhadap peran perusahaan di masyarakat semakin meningkat. Perusahaan dianggap telah memberi kontribusi bagi kemajuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dan meningkatnya persaingan menyebabkan perusahaan saling bersaing untuk mendapatkan perhatian dari konsumen sehingga perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam suatu lingkungan bisnis. Pada era sekarang itu bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam suatu lingkungan bisnis. Pada era sekarang itu bukan lagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk dapat menyusun strategi bisnis yang tepat dalam rangka mempertahankan eksistensinya dalam suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii PERNYATAAN ORISINALITAS...iii KATA PENGANTAR...iv ABSTRAK...vii DAFTAR ISI...viii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR LAMPIRAN...xii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran menjadi suatu fungsi bisnis yang sangat penting, yang berurusan dengan pelanggan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing perusahaan beradu strategi dan inovasi untuk menarik konsumen. Persaingan ketat yang ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemasaran saat ini tidak hanya sebatas pada kegiatan menjual produk saja, namun juga mengedepankan kepentingan konsumen. Terlebih lagi persaingan di pasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Teori Tahapan Evolusi Pemasaran Teori-teori dalam pemasaran terus berkembang dan menurut Barnes (2003), perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. harus dapat menjawab tantangan tantangan yang ada di pasar saat ini dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. harus dapat menjawab tantangan tantangan yang ada di pasar saat ini dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam industri bisnis saat ini semakin menantang, perusahaan harus dapat menjawab tantangan tantangan yang ada di pasar saat ini dan diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek (brand)

Lebih terperinci

BAB I 1 PENDAHULUAN. Jatim. Corporate Social responsibilty (CSR) juga sebagai strategi lembaga

BAB I 1 PENDAHULUAN. Jatim. Corporate Social responsibilty (CSR) juga sebagai strategi lembaga BAB I 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap lembaga perbankan menetapkan adanya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar lembaga perbankan Bank Jatim. Corporate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi membuat persaingan dunia bisnis semakin kompetitif. Salah satu tujuan dasar perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan adalah dengan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran dalam era globalisasi saat ini banyak mengalami tantangan terutama dalam hal persaingan antar perusahaan. Perusahaan harus mampu menciptakan inovasi dan menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Sektor 9. Jl. Jend. Sudirman Blok B9/1-05. Tangerang Selatan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lee Cooper merupakan salah satu merek denim yang paling pertama di Eropa. Banyak di gandrungi dan di pakai di seluruh dunia. Lee Cooper telah hadir di 85 negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Kesadaran akan lingkungan telah meningkat dalam dua dasawarsa

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Kesadaran akan lingkungan telah meningkat dalam dua dasawarsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya perlindungan lingkungan semakin lama semakin berkembang dengan pesat. Kesadaran akan lingkungan telah meningkat dalam dua dasawarsa terakhir. Menurut riset,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja. hidup perusahaan. Robin & Coutler (2005) menjelaskan bahwa kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja. hidup perusahaan. Robin & Coutler (2005) menjelaskan bahwa kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja digunakan perusahaan sebagai alat pantau dari suatu rencana. Perusahaan dapat melakukan pantauan dan evaluasi pada kinerja organisasi untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar (community). Sebagai warga masyarakat, perusahaan membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih besar (community). Sebagai warga masyarakat, perusahaan membutuhkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan keluarga besar yang memiliki tujuan dan target yang hendak dicapai, perusahaan berada di tengah lingkungan masyarakat yang lebih besar (community).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era industrialisasi yang terjadi di negara-negara berkembang saat ini, tingkat persaingan terasa begitu tinggi. Persaingan tersebut menuntut perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI 1.1.1. Sejarah PT. Danone Aqua PT. Aqua Golden Mississippi didirikan pada tahun 1973 oleh Bapak Tirto Utomo, sebagai produsen pelopor air minum dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan perusahaan yaitu mengembangkan usahanya agar. memperoleh laba yang maksimal dan mencapai kepuasan dari konsumennya

I. PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan perusahaan yaitu mengembangkan usahanya agar. memperoleh laba yang maksimal dan mencapai kepuasan dari konsumennya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan operasional yang penting dalam suatu perusahaan untuk memperoleh atau meningkatkan nilai penjualan dalam rangka mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang usaha yang menjanjikan untuk digeluti salah satunya adalah usaha bisnis kedai kopi. Bisnis kedai

Lebih terperinci

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk

BAB I. dari unsur-unsur tersebut (Kotler dan Keller, 2009). Tujuannya untuk. mengidentifikasi produk dan layanan dari kelompok penjual serta untuk BAB I 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, merek sudah menjadi salah satu fokus pemasaran. Upaya membangun suatu merek yang kuat pun perlu dilakukan. Merek dapat juga didefinisikan sebagai sebuah nama,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk di DKI Jakarta saat ini, bermunculan pula berbagai jenis usaha yang berpotensi menghasilkan keuntungan. Beragamnya penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tanggapan yang negatif. Studi Nye et al., (2008) tentang iklan komparatif dalam konteks lintas negara, sikap

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tanggapan yang negatif. Studi Nye et al., (2008) tentang iklan komparatif dalam konteks lintas negara, sikap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kompetisi di pasar dunia semakin meningkat, peningkatan penggunaan iklan komparatif pun tak terelakkan. Penelitian yang memeriksa iklan komparatif dalam

Lebih terperinci

2016 PENGARUH KONFORMITAS DAN TIPE GAYA HIDUP TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN STARBUCKS COFFEE DI KOTA BANDUNG

2016 PENGARUH KONFORMITAS DAN TIPE GAYA HIDUP TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN STARBUCKS COFFEE DI KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan dari skripsi ini akan membahas beberapa hal terkait penelitian, termasuk latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat/signifikansi penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini menyebabkan perlunya suatu kebijaksanaan tertentu dari perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan komunikasi sudah dapat dianggap menjadi kebutuhan utama. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. melakukan komunikasi sudah dapat dianggap menjadi kebutuhan utama. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia dalam melakukan komunikasi sudah dapat dianggap menjadi kebutuhan utama. Hal ini dikarenakan dengan adanya alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki visi utama masing-masing untuk dicapai, tidak terlepas dari apapun jenis perusahaan tersebut. Visi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan melakukan inovasi untuk pengembangan produknya dan. mempertahankan konsumennya. Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Kebutuhan dan selera pasar terus berkembang seiring waktu dan perkembangan jaman. Hal inilah yang mendasari perusahaan untuk bersaing dengan melakukan inovasi untuk pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial atau yang biasa disebut dengan CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipandang oleh semua orang sehingga mereka berusaha mencari produk

BAB I PENDAHULUAN. dipandang oleh semua orang sehingga mereka berusaha mencari produk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi wanita, wajah merupakan modal, aset dan kekayaan yang tak bernilai harganya. Sebagian besar wanita dalam menjaga penampilannya agar tetap prima berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan sekarang ini, perusahaan tidak lagi berhadapan pada tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. perusahaan tersebut (Oberseder et al., 2011). Menurut Pivato dalam Won et al.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. perusahaan tersebut (Oberseder et al., 2011). Menurut Pivato dalam Won et al. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi CSR Corporate Social Responsibility (CSR) sering disebut sebagai suatu program tanggung jawab sosial perusahaan atau keikutsertaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin kreatif dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak pada persaingan dunia usaha yang semakin meningkat, baik perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KESEDIAAN KONSUMEN MEMBAYAR HARGA PREMIUM Margareta Wijaya Setiawan J. Ellyawati

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KESEDIAAN KONSUMEN MEMBAYAR HARGA PREMIUM Margareta Wijaya Setiawan J. Ellyawati PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KESEDIAAN KONSUMEN MEMBAYAR HARGA PREMIUM Margareta Wijaya Setiawan J. Ellyawati Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya Yogyakarta Jalan Babarsari 43-44,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengusaha dapat melihat hal ini sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pengusaha dapat melihat hal ini sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia akan pangan selalu menjadi suatu kebutuhan utama. Pengusaha dapat melihat hal ini sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai dengan adanya permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan public relations. Dalam pelaksanaan kegiatan community relations,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan public relations. Dalam pelaksanaan kegiatan community relations, BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Community relations pada dasarnya merupakan salah satu bentuk dari kegiatan public relations. Dalam pelaksanaan kegiatan community relations, komunitas dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi pemasar untuk dapat mencapai kesuksesan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi pemasar untuk dapat mencapai kesuksesan perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi suatu produk sangat penting bagi pemasar untuk dapat mencapai kesuksesan perusahaan dalam menciptakan, mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat memiliki keunggulan kompetitif yang sangat jelas. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat memiliki keunggulan kompetitif yang sangat jelas. Perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dunia usaha sekarang ini semakin ketat khususnya saat krisis global saat ini. Perusahaan tidak saja dituntut untuk melakukan efisiensi namun juga dapat

Lebih terperinci

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk memuaskan konsumen dengan mengambil keuntungan dari bisnis yang dijalankan. Cara memuaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan mengelola secara terus menerus intangible assets

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan mengelola secara terus menerus intangible assets BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan mengelola secara terus menerus intangible assets mereka, seperti brand equity, agar dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial dan kultur pelanggan. Meskipun pemasar sudah. memiliki segmen pelanggan yang dianggap loyal, dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. psikologis, sosial dan kultur pelanggan. Meskipun pemasar sudah. memiliki segmen pelanggan yang dianggap loyal, dalam kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasar pada umumnya menginginkan bahwa pelanggan yang diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Ini bukan tugas yang mudah mengingat perubahan-perubahan dapat terjadi

Lebih terperinci