MUSEUM TAMAN PURBAKALA CIPARI SEBAGAI OBJEK WISATA PENDIDIKAN DI KELURAHAN CIPARI KECAMATAN CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MUSEUM TAMAN PURBAKALA CIPARI SEBAGAI OBJEK WISATA PENDIDIKAN DI KELURAHAN CIPARI KECAMATAN CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN"

Transkripsi

1 MUSEUM TAMAN PURBAKALA CIPARI SEBAGAI OBJEK WISATA PENDIDIKAN DI KELURAHAN CIPARI KECAMATAN CIGUGUR KABUPATEN KUNINGAN Archaeological Park Museum Attraction Cipari Travel As Education in Sub Cipari Cigugur District of Kuningan Regency Dr. Siti Fadjarajani, Dra., M.T. 1 (sfadjarajani2000@yahoo.com) Resti Dwisyaura 2 (restidwisyaura@yahoo.co.id) Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah bahwa di Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan terdapat objek wisata yaitu Museum Taman Purbakala Cipari yang merupakan tempat penyimpanan benda Cagar Budaya yang ditemukan pada akhir Zaman Neolitikum sampai awal Zaman Perunggu. Namun yang datang untuk mengunjungi Museum Taman Purbakala Cipari kebanyakan adalah rombongan dari sekolah dan pelajar. Masyarakat tidak banyak tahu dengan keberadaan museum tersebut. Maka dari itu penulis mencoba mendeskripsikan dalam penelitian ini mengenai fungsi dan pemanfaatan dari Museum Taman Purbakala Cipari. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah fungsi keberadaan Museum Taman Purbkala Cipari dan bagaimana pemanfaatan dari Museum Taman Purbakala Cipari itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi dari Museum Taman Purbakala Cipari dan Pemanfaatan Museum Taman Purbakala Cipari sebagai Objek Wisata Pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan tektik pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara, dokumentasi, serta studi pustaka. Adapun informan penelitian ini adalah pengelola Museum Taman Purbakala Cipari, Kepala Kelurahan Cipari, pengunjung Museum Taman Purbakala Cipari dan warga Kelurahan Cipari. Berdasarkan hasil penelitian Museum Taman Purbakala Cipari memiliki 3 fungsi yaitu untuk penyelamatan, perawatan dan pengamanan Cagar Budaya, menyebarkan informasi mengenai Cagar Budaya kepada masyarakat, dan menumbuhkan rasa tanggungjawab. Penyelamatan, perawatan dan pengamanan Cagar Budaya, maka generasi sekarang maupun generasi pada masa yang akan dapat mengetahui perubahan-perubahan kebudayaan yang terjadi pada suatu wilayah tersebut dan mendapatkan ilmu pengetahuan dari benda hasil kebudayaan berupa seni. Menyebarkan informasi mengenai Cagar Budaya kepada masyarakat, diharapkan informasi mengenai fungsi dan kegunaan Cagar Budaya yang ada di musuem tersebut. Menumbuhkan rasa tanggungjawab, diharapkan pengunjung dapat bertanggungjawab dengan tidak mencoret, merusak ataupun menghilangkan Cagar Budaya yang dimiliki Museum Taman Purbakala Cipari. Kata Kunci : Museum Taman Purbakala Cipari, Objek Wisata Pendidikan. 1

2 ABSTRACT The background of this research is that in Sub District of Cigugur Cipari Kuningan District Attraction there is the Museum Archaeological Park Cipari which is a storage place Cultural Heritage objects found at the end of the Neolithic Age to the early Bronze Age. But who comes to visit the Archaeological Park Museum Cipari most is a group of schools and students. Society is not a lot know the existence of the museum. Thus the authors tried to describe in this study concerning the function and utilization of the Archaeological Park Museum Cipari. Issues examined in this study is a function of the existence of the Archaeological Park Museum Cipari and how the utilization of the Archaeological Park Museum Cipari itself. The purpose of this study is to determine the function of Museum and Archaeological Park Cipari Utilization the Archaeological Park Museum Attractions Cipari as Education. The method used in this research is descriptive qualitative method with tektik collecting data through observation, interviews, documentation, as well as literature. The informants of this research is the manager of the Archaeological Park Museum Cipari, Head of Sub Cipari, visitors Museum and Archaeological Park Cipari Cipari Village residents. Based on the research results Museums Archaeological Park Cipari has three functions, namely to the rescue, care and safeguarding of Cultural, information on the Cultural Heritage to society, and foster a sense of responsibility. Rescue, care and protection of Heritage, the present generation and generations in the future will be able to know the cultural changes that occurred in the region and gain a knowledge of objects of culture in the form of art. Disseminate information on the Cultural Heritage to the public, information on expected functionality and usability of Cultural Property in the musuem. Fostering a sense of responsibility, it is expected that visitors can not write off any responsibility, destroy or eliminate owned Heritage Museum Archaeological Park Cipari. Keywords: Museum Archaeological Park Cipari, Attractions Education. 2

3 A. Latar Belakang Kuningan adalah salah satu Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat. Kuningan memiliki berbagai objek wisata yang dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi bagi masyarakat sekitar dan masyarakat pendatang. Misalkan saja Taman Bungkirit, Kolam Renang Cibulan, Waduk Darma, Palutungan dengan keindahan air terjunnya, dan museum sebagai salah satu objek wisata yang memberikan sarana edukatif dan rekreasi bagi pengunjungnya. Museum belum menjadi tempat tujuan utama masyarakat dan pelajar di Kuningan. Padahal museum adalah tempat yang dapat memberikan sarana hiburan (rekreatif) dan pendidikan (edukasi) bagi pengunjungnya. Museum selain dijadikan sebagai tempat disimpannya barang-barang bersejarah, dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana atau media pendidikan bagi generasi-generasi penerus maupun peneliti. Wisata di Kabupaten Kuningan yang berpotensi yaitu Museum Taman Purbakala Cipari. Museum ini merupakan peninggalan megalitik di yang terletak di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Berada pada ketinggian 661 meter dari permukaan laut (mdpl), situs ini tepat berada di kaki Gunung Ciremai dan berjarak sekitar empat kilometer dari Kota Kuningan Jawa Barat. Situs kepubakalaan Cipari ini ditemukan pada tahun 1972 dengan identifikasi sebuah Peti Kubur Batu yang merupakan salah satu ciri dari pengalaman hidup manusia dari masa prasejarah. Museum Taman Purbakala Cipari yang didalamnya menyimpan berbagai macam jenis barang-barang peninggalan pada masa megalitikum. Dengan potensi tersebut menjadikan Museum Taman Purbakala Cipari layak untuk dikembangkan sebagai wisata pendidikan bagi masyarakat dan khususnya bagi pelajar. Meskipun Museum Taman Purbakala Cipari ini terdapat perbedaan dari museum lain yaitu museum ini lebih terlihat seperti taman dan lebih menarik karena berada diluar ruangan, tetapi masih sedikit wisatawan yang berkunjung bahkan sebagian besar belum mengetahui objek wisata Museum Taman Purbakala Cipari ini. Selain sebagai pariwisata, Museum ini pun dapat dijadikan wisata pendidikan. Dengan demikian di Museum Taman Purbakala Cipari ini dapat dijadikan sebagai sarana pada proses belajar mengajar yang dilakukan di lapangan secara langsung. Potensi wisata Museum Taman Purbakala Cipari perlu ditingkatkan agar dapat menarik wisatawan baik lokal, wisatawan asing maupun pelajar sampai peneliti agar dapat berkunjung ke wisata ini. Dari latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Museum Taman Purbakala Cipari Sebagai Objek Wisata Pendidikan di Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan permasalahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 3

4 1. Bagaimanakah Fungsi Museum Taman Purbakala Cipari di Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan? 2. Bagaimanakah Pemanfaatan Museum Taman Purbakala Cipari sebagai objek wisata pendidikan di Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan? C. Kajian Teori 1. Pengertian Objek Wisata Menurut Yoeti (2010:20) sesuatu itu dapat disebut objek wisata, bila objek itu memiliki sifat atau karakter yang monumental. Artinya, keberadaan atau kehidupan objek itu memiliki periode waktu yang relatif lama dan umumnya dikenal orang banyak. 2. Geografi Pariwisata Menurut Ahman Sya (2005:1) geografi pariwisata adalah cabang ilmu geografi regional yang mengkaji suatu wilayah atau region di permukaan bumi secara komprehensif, baik aspek fisis geografinya maupun manusianya. Region itu sendiri berarti wilayah di permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat dibedakan dengan region atau wilayah permukaan bumi yang lain. 3. Pariwisata Menurut Yoeti (1996:113) bahwa pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat yang lain dan dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah tour. Pariwisata merupakan kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat sehingga memberikan pengaruh terhadap masyarakat setempat (Ismayanti, 2010:193). Sedangkan berdasarkan Undang-undang RI Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan pasal 1 ayat 3 menyebutkan bahwa pariwisata adalah: Berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerindah daerah. a. Jenis Pariwisata Menurut Ahman Sya (2005:73) Ada beberapa jenis pariwisata yang dibedakan menurut motif tujuan perjalanan, beberapa diantaranya adalah: 1) Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism), Jenis ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibut, mendapat kedamaian, ketenangan dan lain sebagainya. Perjalanan yang dilakukan untuk menikmati tempat-tempat atau alam lingkungan yang jelas berbeda antar satu dengan yang lainnya. 2) Pariwisata untuk rekreasi (recreation tourism), Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari liburnya untuk istirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, ingin menyegarkan keletihan dan kelemahannya. Biasanya mereka suka tinggal lama di tempat yang dianggap benar-benar menjamin tujuan rekreasiya. 4

5 3) Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism), jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari adat istiadat, kelembagaan, cara hidup suatu masyarakat, mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan masa lalu/sekarang, pusat keagamaan, pusat kesenian dan lain-lain. 4) Pariwisata untuk olahraga (sport tourism), jenis ini dapat dibagi dalam dua kategori: a) Big sport events, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar seperrti olimpiade, kejuaraan dunia dan lain-lain yang menarik perhatian tidak hanya pada olahragawannya sendiri, tetapi juga ribuan penonton atau penggemarnya. b) Sporting tourism of the practitioners, yaitu pariwisata olah raga bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktikan sendiri, seperti pendakian gunung, naik kuda, berburu, memancing dan lain-lain. b. Pengunjung (wisatawan) Menurut Ahman Sya (2005:75) mengemukakan pengunjung merupakan faktor penentu bagi perkembangan suatu daerah wisata, karena merekalah yang merupakan aset utama melakukan aktivitas. Semakin banyak wisatawan yang berkunjung, semakin baiklah prospek pengembangannya dan sebaliknya. Apabila pengunjung sedikit maka lambatlah perkembangannya atau bahkan akan mati sama sekali. Jadi perkembangan satu daerah wisata, ditentukan oleh banyaknya pengunjung. c. Faktor-faktor Perkembangan Objek Wisata Ahman Sya (2005:66) mengemukakan bahwa perkembangan suatu objek wisata dipengaruhi oeh faktor-faktor diantaranya: 1) Lokasi. Penetapan kawasan yang akan menjadi lokasi wisata harus berdasarkan beberapa kriteria, antara lain keindahan alamnya, keunikan berupa fenomena alam, flora dan fauna, budaya dan sebagainya. 2) Sarana dan Prasarana. Dalam upaya pengembangan suatu daerah yang akan dijadikan objek wisata, kedudukan sarana dan prasarana merupakan faktor yang amat penting, karena kepariwisataan pada dasarnya menyangkut pergerakan manusia dengan segala keinginannya, sarana yang diperlukan dalam kepariwisataan meliputi: a) Sarana poko (main tourism supra structures) yang terdiri dari biro perjalanan, angkutan, akomodasi, dan lain-lain, b) Sarana perlengkapan (supplementing tourism suprastructures), dan c) Sarana penunjang (supporting tourism suprastures). 4. Museum Menurut ICOM (1974) dalam Arianda (2015:158), museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap dalam memberikan pelayanan 5

6 terhadap masyarakat dan perkembangannya, tidak mencuri keuntungan, terbuka untuk umum, yang memperoleh, merawat, menghubungkan, dan memamerkan untuk tujuan-tujuan studi, pendidikan, kesenangan, bendabenda pembuktian manusia dan lingkungannya. a. Fungsi Museum Menurut Yoeti (2006:14) museum berfungsi untuk: 1) Melindungi dan menjaga kelestarian benda-benda bukti material hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya. 2) Mengkomunikasikan dan menyebarkan informasi mengenai bendabenda tersebut kepada masyarakat melalui publikasi, bimbingan edukatif kultural dan pameran. b. Peran Museum 1) Pusat Budaya, dan karenanya program-program budaya (pertunjukan seni budaya, seminar, dsb.) perlu terus dikembangkan/ 2) Pusat informasi, sehingga keberadaan perpustakaan dan penyebaran informasi melalui publikasi dan terbitan-terbitan lainnya, semakin terasa penting. 3) Sentra pengembangan sosial-ekonomi lingkungan sekitarnya, terutama bila tingkat kunjungan dapat terus dikembangkan. c. Manfaat Museum Menurut Suratmin, (2014:3) Sebuah lembaga tumbuh dan berkembang dalam masyarakat jika dirasakan ada manfaatnya. Dalam hal museum manfaat itu dapat dirangkum dalam pengertian berikut, yaitu: Edukatif, Inovatif, Rekreatif dan Imajinatif. Semua manfaat itu didasarkan bahwa museum memang merupakan sumber informasi terhadap publik pengunjungnya.untuk lebih jelasnya berikut ini dikemukakan uraian secara sekilas tentang beberapa manfaat dari kunjung museum tersebut. 1) Edukatif 2) Inovatif 3) Rekreatif 4) Imajinatif 5. Objek Wisata Pendidikan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Pasal 3, bahwa Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. 6. Situs Sebagai Sumber Belajar a. Arkeologi b. Prehistori c. Etnologi d. Descriptive Integration 6

7 D. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah Fungsi Museum Taman Purbakala Cipari di Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan? a. Bagaimanakah sejarah berdirinya Museum Taman Purbakala Cipari? b. Apasajakah benda-benda cagar budaya yang ada di Museum Taman Purbakala Cipari? c. Bagaimakah cara merawat benda-benda cagar budaya tersebut? d. Bagaimanakah fungsi dari Museum Taman Perbakala Cipari? 2. Bagaimanakah pemanfaatan Museum Taman Purbakala Cipari sebagai objek wisata pendidikan di Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan? a. Bangunan apa sajakah yang ada di Museum Taman Purbakala Cipari? b. Siapakah sajakah yang mengelola Museum Taman Purbakala Cipari? c. Apakah terdapat pengaruh pada masyarakat sekitar? d. Bagaimana pemanfaatan Museum Site Taman Purbakala Cipari dalam dunia pendidikan? E. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono, (2013:1) mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperrimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. F. Fokus Penelitian 1. Fungsi Museum Taman Purbakala Cipari di Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan: a. Penyelamatan, Perawaatan dan Pengamanan Cagar Budaya b. Menyebarkan Informasi Mengenai Cagar Budaya Kepada Masyarakat c. Menumbuhkan Rasa Tanggungjawab 2. Pemanfaatan Museum Taman Purbakala Cipari sebagai objek wisata pendidikan di Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan: a. Museum Sebagai Sumber Belajar b. Referensi Bagi Peneliti G. Taknik Pengumpulan Data 1. Observasi (Pengamatan) 2. Teknik Wawancara 3. Studi Literatur 4. Studi Dokumentasi H. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian 7

8 Objek penelitian ini adalah sesuatu yang menjadi pemusatan pada kegiatan penelitian atau dengan kata lain segala sesuatu yang menjadi sasaran penelitian. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini merupakan informan yang akan memberikan informasi selama proses penelitian. Dalam hal ini ada pemilihan informan berdasarkan informan-informan terpilih yang bersifat mengetahui dan paham secara mendalam tentang Objek Wisata Museum Taman Purbakala Cipari. Adapun informan-informan tersebut sebagai berikut: 1) Kepala Museum Taman Purbakala Cipari. 2) Pemandu wisata di Museum Taman Purbakala Cipari yang notabene mengetahui tentang sejarah Museum. 3) Pengunjung umum Objek Wisata Museum Taman Purbakala Cipari yang sedang berkunjung. 4) Kepala Kelurahan Regol Wetan. 5) Sebagian warga Kelurahan Cipari Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. 6) Pengunjung dari pihak sekolah yaitu siswa dan guru dari sekolah yang mengunjungi Museum ini. I. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. Dilaksanakan mulai bulan September 2015 hingga selesai. J. Pembahasan 1. Fungsi Objek Wisata Museum Taman Purbakala Cipari a. Penyelamatan, Perawaatan dan Pengamanan Cagar Budaya Penyelamatan, perawatan dan perlindungan Cagar Budaya dapat kita lihat di Museum Taman Purbakala Cipari. Di museum tersebut terdapat Cagar Budaya hasil dari kebudayaan pada Zaman Megalitikum. Dengan mengunjungi Museum Taman Pubakala Cipari, kita secara tidak langsung ikut menjaga dan merawat Cagar Budaya yang ada di dalamnya. b. Menyebarkan Informasi Mengenai Cagar Budaya Kepada Masyarakat Museum Taman Purbakala Cipari termasuk ke dalam situs,maka dengan masyarakat mengunjungi Museum Taman Pubakala Cipari diharapkan mendapatkan informasi mengenai fungsi dan kegunaan Cagar Budaya yang ada di musuem tersebut. c. Menumbuhkan Rasa Tanggungjawab Dengan mengunjungi Musuem Taman Purbakala Cipari yang menyimpan peninggalan kebudayaan pada Zaman Megalitikum, pengunjung ataupun masyarakat diharapkan dapat menghargai peninggalan kebudayaan tersebut, serta bertanggungjawab saat sedang mengunjungi museum dengan tidak mencoret, merusak ataupun 8

9 menghilangkan Cagar Budaya yang dimiliki Museum Taman Purbakala Cipari. Gambar 1 Foto Citra Satelit Museum Taman Purbakala Cipari Gambar 2 Gerbang Museum Taman Purbakala Cipari Gambar 3 Bangunan Museum Gambar 4 Peti Kubur Batu 1 Gambar 5 Peti Kubur Batu 2 Gambar 6 Altar Batu Gambar 7 Dolmen Gambar 8 Batu Temu Gelang 1 9

10 Gambar 4.9 Batu Temu Gelang 2 Gambar 4.10 Menhir Gambar 11 Batu Dakon 2. Pemanfaatan Museum Taman Purbakala Cipari sebagai Objek Wisata Pendidikan a. Museum Sebagai Sumber Belajar Dengan melakukan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diluar ruangan dan berinteraksi langsung dengan objek, peserta didik akan lebih banyak melakukan sesuatu dan tertarik pada apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan. Seperti halnya di Museum Taman Purbakala Cipari terdapat Cagar Budaya yang menyimpan benda-benda peninggalan kebudayaan Zaman Megalitikum. Maka masyarakat khususnya siswa dapat melihat benda-benda tersebut dan tergugah untuk bertanya pada pengelola tantang apa yang dilihatnya. Secara tidak langsung pengunjung atau siswa tersebut melakukan kegiatan belajar dengan panca inderanya. b. Referensi Bagi Peneliti Pada umumnya penelitian dilakukan pada sektor pengembangan Cagar Budaya, pemetaan Museum Taman Purbakala Cipari, penggalian percobaan di wilayah Museum taman Purbakala Cipari serta penyebaran Cagar Budaya di Kabupaten Kuningan termasuk Museum Taman Purbakala Cipari di dalamnya. 10

11 K. Analisis Geografi 1. Analisis 5W1H Analisis Geografi merupakan analisis yang mencakup segala hal yang berkenaan dengan objek penelitian dengan menggunakan pertanyaan penelitian yang mencakup 5W1H. a. Where, Museum Taman Purbakala Cipar terletak di Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. b. What, Museum Taman Purbakala Cipari merupakan tempat penyimpanan Benda Cagar Budaya yaitu pada Zaman Neolitik akhir sampai awal pengenalan bahan perunggu yang berkisar pada tahun 1000 sampai 500 tahun sebelum masehi. c. When, pada tahun 1971 ditemukan indikasi batuan yang mirip dengan batuan yang dipamerkan di Gedung Paseban Tri Panca Tunggal Cigugur. Tahun 1972 dilakukan penggalian percobaan dengan tujuan penyelamatan. Tahun 1975 kegiatan penggalian total, tahun 1976 pembangunan Museum Taman Purbakala Cipari, dan pada tanggal 23 Februari 1978 Museum Taman Purbakala Cipari diresmikan. d. Who, batuan yang memiliki ciri kepurbakalaan pertama kali ditemukan oleh Bapak Wijaya, diteliti oleh Bapak P. Djatikusumah, dibawah pimpinan Teguh Asmar M.A penelitian/ekskavasi dilakukan, dan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Kuningan, Prof. Dr. Syarif Tahyeb Museum Taman Purbakala Cipari diresmikan. e. Why, Museum Taman Purbakala Cipari didirikan dengan tujuan untuk melindungi dan melestarikan Cagar Budaya serta untuk memperlihatkan bahwa sebelumnya terdapat kehidupan di wilayah Kelurahan Cipari dengan kebudayaan yang berbeda. f. How, pada awalnya lahan yang menjadi Museum Taman Purbakala Cipari ini merupakan lahan kebun milik 8 orang warga yang kemudian Bapak Wijaya menemukan batuan yang memiliki ciri kepurbakalaan, dilakukannya penelitian sampai lahan tersebut beralih fungsi sebagai Museum Taman Purbakala Cipari. 2. Analisis Kebudayaan Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia (Koentjaraningrat, 2009:144). Budaya dapat terbentuk dari unsurunsur kebudayaan yang saling berkaitan. Unsur-unsur tersebut antara lain sebagai berikut: a. Bahasa Ada 2 bahasa yang digunakan oleh masyarakat Kelurahan Cipari yaitu menggunakan bahasa sunda dan pengelola di Museum Taman Purbakala Cipari menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. b. Sistem Pengetahuan Museum Taman Purbakala Cipari memiliki pengelola yang tingkat pendidikan cukup baik, yaitu pada umumnya pada jenjang perguruan tinggi dan ada juga yang tingkat Sekolah Menengah Atas. 11

12 c. Organisasi Sosial Museum Taman Purbakala Cipari dibawah naungan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Kuningan dan BPCB Banten. d. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi Di Kelurahan Cipari masyarakatnya dapat dikatan sudah mengikuti zaman, yaitu sudah menggunakan teknologi dengan baik. Di Museum Taman Purbakala Cipari Sendiri sudah cukup memenuhi kebutuhan di dalamnya, yaitu seperti dapur, mushola, alat pembersih dan lainnya. Sedangkan untuk koleksi Cagar Budaya yang ada di museum merupakan artefak yang ditemukan pada Zaman Megalitikum yang pada saat itu dipergunakan untuk peralatan rumah tangga, perhiasan, dan benda untuk upacara penyembahan kepada roh nenek moyang. e. Sistem Mata Pencaharian Hidup Masyarakat di Kelurahan Cipari rata-rata bermata pencaharian sebagai petani dan peternak sapi, serta buruh tani. Sedangkan berdasarkan penemuan Artefak yang sekarang disimpan di Museum Taman Purbakala Cipari, pada zaman itu masyarakatnya sudah mengenal bercocok tanam dan bertempat tinggal yang sudah menetap. f. Sistem Religi Sistem religi atau keagamaan di Kelurahan Cipari cukup beragam, yaitu dengan adanya agama islam, kristen, katolik dan kepercayaan terhadap tuhan YME. Selain itu berdasarkan hasil penemuan Cagar Budaya di Museum Taman Purbakala Cipari diketahui dari umur batuan tersebut bahwa sistem kepercayaan pada zaman itu adalah kepercayaan terhadap roh nenek moyang yang mendiami tempat-tempat tinggi seperti bukit dan lainnya. g. Kesenian Di Kelurahan Cipari terdapat kesenian berupa tari yaitu jaipong dangdut. Namun kesenian tersebut sudah jarang terlihat dan dipamerkan kembali. L. Simpulan Dan Saran 1. Simpulan a. Fungsi Museum Taman Purbakala Cipari Sebagai objek Wisata Pendidikan di Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan disimpulkan sebagai berikut: 1) Penyelamatan, Perawaatan dan Pengamanan Cagar Budaya. 2) Menyebarkan Informasi Mengenai Cagar Budaya Kepada Masyarakat. 3) pengunjung ataupun masyarakat dapat menghargai peninggalan kebudayaan tersebut, serta bertanggungjawab saat sedang mengunjungi museum dengan tidak mencoret, merusak ataupun menghilangkan Cagar Budaya yang dimiliki Museum Taman Purbakala Cipari. 12

13 b. Pemanfaatan Museum Taman Purbakala Cipari sebagai objek wisata pendidikan di Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan adalah sebagai berikut: 1) Museum Sebagai Sumber Belajar 2) Referensi Bagi Peneliti 2. Saran a. Bagi Pengelola Museum taman Purbakala Cipari Diharapkan lebih meningkatkan dan mengembangkan Museum Taman Purbakala Cipari sebagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi dengan lebih giat mempromosikan atau memunculkan kekhasan sehingga masyarkat lebih tertarik untuk mengunjungi Museum taman Purbakala Cipari. b. Bagi Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat di Kabupaten Kuningan Hendaknya meninjau kebutuhan yang diperlukan oleh Museum Taman Purbakala Cipari seperti perbaikan gedung museum yang mulai rapuh serta menggalakkan wisata budaya lokal khususnya Museum Taman Purbakala Cipari agar lebih ramai dikunjungi pengunjung. c. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian mengenai hal-hal yang belum dapat diteliti pada penelitian ini sebagai pengembangan Museum Taman Purbakala Cipari ke arah yang lebih baik lagi. M. Daftar Pustaka Ahman Sya Geografi Pariwisata Kabupaten Kuningan. Garut: Gadjah Poleng. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Ismayanti Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo Koentjaraningrat Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Pusat Arkeologi Nasional Peradaban Megalitik di Kawasan Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Januari. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Yoeti, A Oka Pariwisata Budaya. Jakarta: Pradnya Paramita. 13

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, selain itu juga dikenal sebagai kota budaya dan juga pariwisata. Salah satu sektor yang berperan penting dalam pendapatan daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja,

TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pariwisata Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan, tarif hidup, dan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dorongan penuh terhadap keberhasilan pengembangan Cigugur sebagai Kawasan

BAB III METODE PENELITIAN. dorongan penuh terhadap keberhasilan pengembangan Cigugur sebagai Kawasan BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah kawasan Cigugur Kab. Kuningan Jawa Barat dan beberapa objek wisata lain disekitarnya yang dapat memberikan dorongan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata untuk dikembangkan dan diupayakan menjadi daya tarik wisata daerah. Potensi wisata tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha I 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman prasejarah merupakan sejarah awal kehidupan manusia yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Zaman prasejarah di Indonesia dimulai kurang lebih 1,7 juta tahun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Layaknya fenomena alam yang telah terjadi di dunia ini, evolusi makhluk hidup termasuk ke dalam subyek bagi hukum-hukum alam yang dapat di uji melalui berbagai

Lebih terperinci

ABSTRAK PERANCANGAN BUKU TAMAN PURBAKALA CIPARI DI KABUPATEN KUNINGAN. Oleh Haniel Moody Rondonuwu NRP

ABSTRAK PERANCANGAN BUKU TAMAN PURBAKALA CIPARI DI KABUPATEN KUNINGAN. Oleh Haniel Moody Rondonuwu NRP ABSTRAK PERANCANGAN BUKU TAMAN PURBAKALA CIPARI DI KABUPATEN KUNINGAN Oleh Haniel Moody Rondonuwu NRP 1064159 Salah satu situs museum prasejarah yang lengkap adalah Situs Taman Purbakala Cipari. Situs

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara. Perkembangan suatu kota dari waktu ke waktu selalu memiliki daya tarik untuk dikunjungi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri

BAB I PENDAHULUAN. budaya karena dapat membantu melestarikan warisan budaya sebagai jati diri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata budaya merupakan salah satu jenis pariwisata yang memanfaatkan perkembangan potensi hasil budaya manusia sebagai objek daya tariknya. Jenis wisata ini

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Tari Seni tari merupakan seni menggerakkan tubuh secara berirama, biasanya sejalan dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu gagasan

Lebih terperinci

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke suatu daerah atau tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan hidup sebuah bangsa dan menyimpan berbagai karya luhur nenek moyang kita yang mencerminkan kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia dewasa ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan tersebut dilihat dari jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi

Lebih terperinci

BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA. budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya

BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA. budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya BAB II SEKILAS TENTANG OBJEK WISATA 2.1 Pengertian Objek Wisata Objek wisata adalah perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata Pariwisata merupakan semua gejala-gejala yang ditimbulkan dari adanya aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh seseorang dari tempat tinggalnya dalam waktu sementara,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara kepulauan yang berada di garis khatulistiwa dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keindahan alam dan beraneka ragam budaya. Masyarakat Indonesia dengan segala hasil budayanya dalam kehidupan bermasyarakat,

Lebih terperinci

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG

2015 PENGEMBANGAN RUMAH BERSEJARAH INGGIT GARNASIH SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa yang besar adalah bangsa yang yang menghargai sejarah. Mempelajari sejarah berarti belajar dari pengalaman tentang hal yang telah terjadi di masa lalu. Keberhasilan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN.. KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR BAGAN... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... A. LATAR BELAKANG...

DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN.. KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR BAGAN... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... A. LATAR BELAKANG... DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN.. KATA PENGANTAR. UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR BAGAN... DAFTAR TABEL.... DAFTAR GAMBAR..... i ii iii vi vii xii xiii xiv BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan serta menggalakan dunia kepariwisataan kini semakin giat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan terhadap dunia kepariwisataan di Indonesia menjadi salah satu komoditas dan sumber pendapatan devisa negara yang cukup besar dan usaha untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber penghasilan suatu daerah. Dengan pengelolaan yang baik, suatu obyek wisata dapat menjadi sumber pendapatan yang besar.menurut

Lebih terperinci

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata Alam Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam, pasal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan sosial budaya. Jenis pariwisata ini dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat lokal,

Lebih terperinci

BAB V STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA CIGUGUR BERBASIS TOLERANSI

BAB V STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA CIGUGUR BERBASIS TOLERANSI BAB V STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA CIGUGUR BERBASIS TOLERANSI 5.1 Strategi Pengembangan Wisata Cigugur Berbasis Toleransi Keanekaragaman umat beragama, seluruh masyarakat cigugur menganut agama yang berbeda

Lebih terperinci

DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL DI KAWASAN WISATA (Studi Pada Masyarakat Sekitar Wisata Wendit, Kabupaten Malang)

DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL DI KAWASAN WISATA (Studi Pada Masyarakat Sekitar Wisata Wendit, Kabupaten Malang) DAMPAK PENGEMBANGAN PARIWISATA TERADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT LOKAL DI KAWASAN WISATA (Studi Pada Masyarakat Sekitar Wisata Wendit, Kabupaten Malang) Akhmad Bories Yasin Abdillah Djamhur Hamid Topowijono

Lebih terperinci

1.5 Ruang lingkup dan Batasan Masalah

1.5 Ruang lingkup dan Batasan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gua Pawon dengan segala bentuk temuan prasejarah yang terkandung di dalamnya, begitu juga dengan lingkungannya bila di kaitkan dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1990 T E N T A N G K E P A R I W I S A T A A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1990 T E N T A N G K E P A R I W I S A T A A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1990 T E N T A N G K E P A R I W I S A T A A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa keadaan alam, flora dan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan, dan Kepariwisataan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan, dan Kepariwisataan BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata, Wisatawan, dan Kepariwisataan Sihite dalam Marpaung dan Bahar ( 2000 : 46-47 ) menjelaskan pengertian pariwisata sebagai berikut : Pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan di Indonesia tahun terakhir ini makin terus digalakkan dan ditingkatkan dengan sasaran sebagai salah satu sumber devisa andalan di samping

Lebih terperinci

DAMPAK KEGIATAN PARIWISATA TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA

DAMPAK KEGIATAN PARIWISATA TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA DAMPAK KEGIATAN PARIWISATA TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA Laras Pujianti 1 (Pujianti.laras@gmail.com) Siti Fadjarajani 2 (sfadjarajani2000@yahoo.com)

Lebih terperinci

BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI. perjalanan panjang sejarah Jambi yang telah meninggalkan banyak benda yang mempunyai nilai

BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI. perjalanan panjang sejarah Jambi yang telah meninggalkan banyak benda yang mempunyai nilai BAB II MUSEUM NEGERI PROVINSI JAMBI 2.1 Latar Belakang Berdirinya Museum Pembangunan Museum Negeri Provinsi Jambi pada hakekatnya merupakan perwujudan nyata dari gagasan sebuah museum diwilayah Propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Parwisata berasal dari Bahasa Sanskerta, yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap. Wisata berarti perjalanan, bepergian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.

Lebih terperinci

Gambar 3.1 : Peta Pulau Nusa Penida Sumber :

Gambar 3.1 : Peta Pulau Nusa Penida Sumber : BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penulis mengambil lokasi penelitian di Desa Sakti Pulau Nusa Penida Provinsi Bali. Untuk lebih jelas peneliti mencantumkan denah yang bisa peneliti dapatkan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PARIWISATA KOTA BATU DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang

BAB I PENDAHULUAN. Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peninggalan sejarah merupakan warisan budaya masa lalu yang mempresentasikan keluhuran dan ketinggian budaya masyarakat. Peninggalan sejarah yang tersebar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014 LKPJ WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2014 4.1.17 URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 4.1.17.1 UMUM Keberadaan seni dan budaya memerlukan pelestarian agar tidak punah, dalam hal ini Pemerintah Kota Semarang melakukan fasilitasi

Lebih terperinci

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel.

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel. Wisata Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kepariwisataan (Irawan, 2010:11) menjabarkan kata kata yang berhubungan dengan kepariwisataan sebagai berikut: Wisata : Perjalanan, dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu bisa menjadi bosan dan hasil kerjanya tidak akan maksimal. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap manusia membutuhkan hiburan untuk melepaskan diri dari padatnya aktivitas sehari-hari. Pekerjaan dan rutinitas yang dilakukan setiap hari membutuhkan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu aset yang menguntungkan bagi suatu negara. Dalam UU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah industri yang memiliki jaringan yang luas. Pariwisata adalah kegiatan dinamis yang melibatkan banyak manusia serta menghidupkan berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, alam dan sejarah peninggalan dari nenek moyang sejak zaman dahulu, terbukti dengan banyaknya ditemukan

Lebih terperinci

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP OBJEK WISATA TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh WAYAN JUANA RISKAWATI

PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP OBJEK WISATA TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh WAYAN JUANA RISKAWATI PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP OBJEK WISATA TAMAN PURBAKALA PUGUNG RAHARJO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015 (JURNAL) Oleh WAYAN JUANA RISKAWATI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Istilah atau nama museum sudah sangat dikenal oleh rakyat Indonesia termasuk oleh rakyat yang ada di Sumatera Utara. Secara umum mereka sudah mengetahui bahwa

Lebih terperinci

Oleh : Slamet Heri Winarno

Oleh : Slamet Heri Winarno Oleh : Slamet Heri Winarno PENDAHULUAN Pariwisata telah menjadi sektor strategis dalam memperkuat perekonomian negara Pariwisata ini merupakan sektor penghasil utama devisa negara nonmigas. 2 Pariwisata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Kondisi Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN Kondisi Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kondisi Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang kaya akan aset budaya seperti peninggalan bersejarah (artefak), tarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang sangat unik dan berbeda-beda, selain itu banyak sekali objek wisata yang menarik untuk dikunjungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan menuju daerah tujuan wisata. Terdapat dua fungsi dari atraksi

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan menuju daerah tujuan wisata. Terdapat dua fungsi dari atraksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atraksi wisata merupakan salah satu komponen penting dalam pariwisata. Atraksi merupakan salah satu faktor inti tarikan pergerakan wisatawan menuju daerah tujuan wisata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seperti kita ketahui, Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan kesenian. Keberagaman budaya inilah yang membuat Indonesia dikenal oleh negara-negara

Lebih terperinci

Oleh : Cica Yulia, S.Pd, M.Si

Oleh : Cica Yulia, S.Pd, M.Si Oleh : Cica Yulia, S.Pd, M.Si Wisata menurut UU. No. 9 Tahun 1990 Pasal 1 tentang kepariwisataan. Kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan sukarela serta bersifat sementara

Lebih terperinci

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN A. KEBIJAKAN PROGRAM Kebijakan Program Urusan Wajib Kebudayaan dititikberatkan pada pengembangan seni dan budaya sebagai daya tarik wisata. Hal tersebut didasarkan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1. Pengertian Pariwisata Ditinjau dari segi etimologinya, kata pariwisata berasal dari bahasa Sanksekerta yang terdiri dari dua suku kata, yaitu : Pari, yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata dan kawasan pengembangan pariwisata Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai salah satu bagian dari sebuah bentuk pertumbuhan ekonomi, keberhasilan pengembangan industri pariwisata memerlukan rancangan yang detail dan komprehensif baik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pariwisata 2.1.1.1 Pengertian dan Jenis Pariwisata Menurut Kodyat (1983), pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 32 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 32 TAHUN 2010 TENTANG KAMPUNG BUDAYA GERBANG KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang menganggap bahwa perkembangan sektor pariwisata selama ini

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang menganggap bahwa perkembangan sektor pariwisata selama ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi suatu industri yang berdiri semenjak beberapa tahun terakhir ini. Namun rupanya ada pendapat yang menganggap

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Studio Konsep Perancangan Arsitektur (SKPA) ini berjudul Ambarawa Heritage Resort Hotel. Untuk mengetahui maksud dari judul dengan lebih jelas maka perlu diuraikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata atau tourism adalah suatu perjalanan yang di lakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan yang di lakukan untuk melakukan aktivitas tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai beraneka kebudayaan, adat istiadat, dan sumber daya alam yang dapat dijadikan sumber pendapatan utama dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan kepariwisataan diwujudkan dalam program Visit Indonesia yang telah dicanangkannya sejak tahun 2007. Indonesia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obyek wisata adalah sesuatu yang ada didaerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat berupa bangunan seperti

Lebih terperinci

HOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN

HOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Perkembangan Pariwisata di Indonesia Wilayah Indonesia merupakan wilayah kepulauan terbesar di sekitar garis khatulistiwa. Indonesia terdiri lebih dari 17.508

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata saat ini menjadi sebuah kebutuhan bagi berbagai elemen masyarakat. Pariwisata dalam UU NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,

Lebih terperinci

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia, telah menjadi daya tarik tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, arus penyampaian informasi berkembang dengan cepat, apalagi didukung dengan teknologi canggih melalui berbagai media. Globalisasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... xi Lampiran... xii

DAFTAR ISI Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... xi Lampiran... xii DAFTAR ISI Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... xi Lampiran... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 4 1.3. Tujuan Penulisan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang penuh dengan keberagaman budaya dan pariwisata. Negara yang memiliki banyak kekayaan alam dengan segala potensi didalamnya, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok bagi mereka. Semakin berkembangnya persaingan bisnis di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. pokok bagi mereka. Semakin berkembangnya persaingan bisnis di era globalisasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan kemajuan ekonomi suatu negara dapat dipengaruhi oleh beberapa hal. Salah satu contohnya adalah sektor pariwisata yang dapat menjadi pendongkrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata diposisikan sebagai sektor yang strategis dalam pembangunan nasional sekaligus menjadi salah satu sumber devisa. Sektor ini perlu dikembangkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Sebagian besar perekonomian Provinsi Bali ditopang oleh

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Sebagian besar perekonomian Provinsi Bali ditopang oleh BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sebagian besar perekonomian Provinsi Bali ditopang oleh sektor pariwisata. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, sektor pariwisata memberikan kontribusi

Lebih terperinci

- 4 - MEMUTUSKAN: Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah

- 4 - MEMUTUSKAN: Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah - 2-4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Ilmu Pariwisata dan Wisatawan

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Ilmu Pariwisata dan Wisatawan BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Pariwisata, Ilmu Pariwisata dan Wisatawan Istilah pariwisata adalah: Suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari

Lebih terperinci

FUNGSI MUSEUM PRABU GEUSAN ULUN SEBAGAI OBJEK WISATA PENDIDIKAN DI KELURAHAN REGOL WETAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG

FUNGSI MUSEUM PRABU GEUSAN ULUN SEBAGAI OBJEK WISATA PENDIDIKAN DI KELURAHAN REGOL WETAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG FUNGSI MUSEUM PRABU GEUSAN ULUN SEBAGAI OBJEK WISATA PENDIDIKAN DI KELURAHAN REGOL WETAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG Mulki Fauzi 1 (mulkifauzi@gmail.com) Dr. Siti Fadjarajani, Dra., M.T

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI MUSEUM 2.1 Pengertian dan Sejarah Museum Dalam era pembangunan teknologi yang cepat berkembang dewasa ini, peranan museum sangat diharapkan untuk mengumpulkan, merawat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata di Indonesia, yang sudah mulai berkembang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata di Indonesia, yang sudah mulai berkembang salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa terbesar sebuah negara. Sektor pariwisata di Indonesia bekembang dengan pesat. Dalam pembangunannya

Lebih terperinci

LAMPIRAN XVII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010

LAMPIRAN XVII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 LAMPIRAN XVII PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR : Tahun 2010 TANGGAL : Juli 2010 Q. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URUSAN 1. Kebijakan Bidang Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. petualangan, romantik dan tempat- tempat eksotik, dan juga meliputi realita

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN. petualangan, romantik dan tempat- tempat eksotik, dan juga meliputi realita BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Defenisi Pariwisata Pariwisata merupakan suatu fenomena multidimensional, menumbuhkan citra petualangan, romantik dan tempat- tempat eksotik, dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau

BAB I PENDAHULUAN. Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebun binatang (sering disingkat bonbin, dari kebon binatang) atau taman margasatwa adalah tempat hewan dipelihara dalam lingkungan buatan, dan dipertunjukkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Yoeti (1993 :109) bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan

Lebih terperinci

POTENSI OBJEK WISATA SITUS GUNUNG PADANG DI DESA KARYAMUKTI KECAMATAN CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR

POTENSI OBJEK WISATA SITUS GUNUNG PADANG DI DESA KARYAMUKTI KECAMATAN CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR POTENSI OBJEK WISATA SITUS GUNUNG PADANG DI DESA KARYAMUKTI KECAMATAN CAMPAKA KABUPATEN CIANJUR Dr. H. Nandang Hendriawan, M.Pd 1 (nandanghendriawan2@gmail.com) Rizki Noor Islamiati 2 (riskynoori@gmail.com)

Lebih terperinci

4. Pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan daerah mengenai kerja sama luar negeri di bidang kebudayaan skala daerah.

4. Pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan daerah mengenai kerja sama luar negeri di bidang kebudayaan skala daerah. W. BIDANG KEBUDAYAAN SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3 1. Kebijakan Bidang 1. 1. Rencana induk pengembangan kebudayaan skala 2. Pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam buku-buku pustaka

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian yang terdapat dalam buku-buku pustaka II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Untuk memberikan arah jalannya penelitian ini akan disajikan beberapa pendapat para ahli yang berkaitan dengan topik-topik kajian penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. - Arkeologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu arkeologi.

BAB I PENDAHULUAN. - Arkeologika, benda koleksi merupakan benda objek penelitian ilmu arkeologi. PENDAHULUAN BAB 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Museum Negeri Provinsi Papua telah dirintis sejak tahun 1981/ 1982 oleh Kepala Bidang Permuseuman, Sejarah dan Kepurbakalaan Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Bab I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fandeli (1995:37) mengemukakan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek daya tarik wisata serta usaha-usaha yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Strategi Strategi, menurut Chandler dalam Rangkuti (2005: 4), adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber

Lebih terperinci