BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Obligasi Teori obligasi menurut Berk (2007, p212) adalah surat berharga yang dijual oleh pemerintah atau perusahaan untuk mendapat uang dari investor dengan kompensasi berupa bunga yang akan dibayar sesuai perjanjian awal. Obligasi menurut Bursa Efek Indonesia ( merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Penelitian ini membahas tentang obligasi, maka itu penulis bermaksud untuk memberi gambaran kepada pembaca tentang contoh fisik obligasi. Berikut adalah contoh surat obligasi yang dikeluarkan oleh Dutch East India Company (Vereenigde Oostindische Compagnie), dikeluarkan pada 7 November 1622 seharga florins: 10

2 Gambar 2.1 Obligasi Dutch East India Company Sumber: Wikipedia.com (2011) Berikut adalah contoh obligasi yang dikeluarkan dari jaman Belanda, dengan nilai Een Duizend Gulden (Seribu Gulden), tertanggal Soerabaia 29 November 1939: 1

3 Gambar 2.2 Obligasi Belanda 1 Sumber: koleksitempodoeloe.blogspot.com (2011) Gambar 2.3 Obligasi Belanda 2 Sumber: koleksitempodoeloe.blogspot.com (2011) Gambar 2.4 Obligasi Belanda 3 2

4 Sumber: koleksitempodoeloe.blogspot.com (2011) Gambar 2.5 Obligasi Belanda 4 Sumber: koleksitempodoeloe.blogspot.com (2011) Klasifikasi dari obligasi bergantung dari penerbit, prioritas, tingkat kupon, penebusan. Tabel berikut ini menggambarkan kategori dari karakteristik obligasi (Investopedia.com): Tabel 2.1 Karakteristik Obligasi Bond Characteristics Issuer Priority Coupon Rate Redemption Corporation Junior / Fixed Income Callable Municipal Subordinated Floater Convertible Government Senior / Inverse Floater Puttable International Unsubordinated Zero Zoupon 3

5 Sumber: Investopedia.com (2011) Obligasi mempunyai karakteristik sebagai berikut ( 1. Nilai nominal (face value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo. 2. Kupon (interest rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan). Kupon obligasi dinyatakan dalam annual persentase. 3. Jatuh tempo (maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan kembali pokok atau nilai nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memiliki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi kupon / bunganya. 4. Penerbit / emiten (issuer) adalah pihak yang menerbitkan obligasi. Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor yang sangat penting dalam melakukan investasi obligasi ritel. Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obligasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat 4

6 dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat, seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia. Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal. Ada 3 kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu ( 1. Par (nilai Pari): harga obligasi sama dengan nilai nominal. Misal: obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta. 2. at premium (dengan premi): harga obligasi lebih besar dari nilai nominal. Misal: obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta. 3. at discount (dengan diskon): harga obligasi lebih kecil dari nilai nominal. Misal: obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta. Pendapatan atau imbal hasil (return) yang akan diperoleh dari investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor apabila menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi obligasi, investor harus mempertimbangkan besarnya yield obligasi, sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima. Ada 2 istilah dalam penentuan yield, yaitu current yield dan yield to maturity ( 1. Current yield: yield yang dihitung berdasarkan jumlah kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut. Bunga tahunan 5 Harga obligasi

7 Current yield = Contoh: Jika obligasi PT ZZZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal Rp , maka: Rp Current yield = Rp = 17,34% atau 17% 98% 2. Yield to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian atau pendapatan yang akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Formula YTM yang seringkali digunakan oleh para pelaku adalah YTM approximation atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut: YTM approximation = C + R P n x 100% R + P 2 Keterangan: C = Kupon n = Periode waktu yang tersisa (tahun) R = redemption value P = Harga pembelian (purchase value) 6

8 Contoh: Obligasi PT YYY dibeli pada 5 september 2003 dengan harga 94,25% memiliki kupon sebesar 16% dibayar setiap 3 bulan sekali dan jatuh tempo pada 12 Juli Berapakah besar YTM approximationnya? C = 16% n = 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3,853 tahun R = 94,25% P = 100% YTM approximation = ,25 3,853 x 100% ,25 YTM approximation = 18,01% Obligasi di Indonesia Berdasarkan penerbit obligasi di Indonesia, dapat dikelompokan menjadi obligasi pemerintah dan obligasi perusahaan (Menurung, 2006, p6). Obligasi pemerintah Indonesia terdiri dari beberapa jenis, yaitu (Wikipedia.com): 1. Obligasi Rekap, diterbitkan guna suatu tujuan khusus yaitu dalam rangka Program Rekapitalisasi Perbankan; 2. Surat Utang Negara (SUN), diterbitkan untuk membiayai defisit APBN; 3. Obligasi Ritel Indonesia (ORI), sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun dengan nilai nominal yang kecil agar dapat dibeli secara ritel; 7

9 4. Surat Berharga Syariah Negara atau dapat juga disebut obligasi syariah atau obligasi syukuk, sama dengan SUN, diterbitkan untuk membiayai defisit APBN namun berdasarkan prinsip syariah. Jenis-jenis obligasi menurut tipenya ( 1. Dilihat dari sisi penerbit a. Corporate bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta. b. Government bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat. c. Municipal bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan public (public utility). 2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga a. Zero-coupon bond: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo. b. Coupon bond: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodic sesuai dengan ketentuan penerbitnya. c. Fixed coupon bond: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik. d. Floating coupon bond: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan 8

10 (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD), yaitu ratarata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta. 2.3 Peringkat Obligasi Subbab ini menjelaskan peringkat obligasi dari berbagai perusahaan pemeringkat di Indonesia sebagai pengetahuan tambahan bagi pembaca. Proses pemeringkat obligasi dilakukan oleh suatu lembaga peringkat (rating agency). Lembaga pemeringkat yang ada di Indonesia adalah PT Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia) yang juga bekerjasama dengan Standard & Poor s. Perusahaan pemeringkat obligasi memberikan hasil peringkat obligasi dalam beberapa simbol obligasi dimana masing-masing simbol memiliki arti yang berbeda. Hasil peringkat diperoleh dari data kualitatif maupun kuantitatif emiten obligasi termasuk rasio-rasio keuangan emiten pada beberapa tahun sebelumnya (Nainggolan dan Hanum, 2005). Adapun simbol peringkat PT Pefindo adalah sebagai berikut (Ang, 1997): Tabel 2.2 Simbol Peringkat PT Pefindo Simbol Peringkat Kategori Jangka Panjang Jangka Pendek AAA A1 AA A2 Investment Grade A A3 (Layak untuk investasi) BBB A4 BB B Non Investment Grade B (Tidak layak untuk investasi) 9

11 CCC D Sumber: PT Pefindo (2011) C D Definisi peringkat surat hutang PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) adalah sebagai berikut: Tabel 2.3 Definisi Peringkat Obligasi Pefindo Peringkat AAA AA A BBB BB Definisi Merupakan sekuritas utang dengan peringkat tertinggi yang didukung oleh kemampuan obligor yang superior relatif dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya seusai dengan yang diperjanjikan. Memiliki kualitas kredit sedikit dibawah peringkat tertinggi didukung oleh kemampuan obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, relatif dibanding obligor Indonesia lainnya. Memiliki kemampuan dukungan obligor yang kuat dibanding obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan. Didukung oleh kemampuan obligor yang memadai relatif dibanding sekuritas utang Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan perekonomian yang merugikan. Menunjukkan dukungan kemampuan obligor yang agak lemah relatif dibanding sekuritas utang Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang sesuai dengan yang diperjanjikan serta peka terhadap keadaan bisnis, keuangan, dan perekonomian yang tidak 10

12 menentu dan merugikan. B Menunjukkan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walaupun obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan obligor tersebut untuk memenuhi kewajiban finansialnya. CCC Menunjukkan sekuritas utang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya serta hanya bergantung kepada perbaikan keadaan bisnis dan keuangan. D Menandakan sekuritas utang yang gagal bayar atau emitennya sudah berhenti berusaha. Catatan: Hasil peringkat dari id AA sampai id B dapat diberi tanda tambah (+) atau kurang (-) untuk menunjukkan perbedaan kekuatan atau relatif kemampuannya dalam suatu kategori peringkat. Sumber: PT Pefindo (2011) Sebagai informasi bagi pembaca, agen pemeringkat dari obligasi atau investasi yang populer adalah Standard & Poor s, Moody s, dan Fitch Rating (Fontinelle, 2011). Berikut adalah agen pemeringkat yang populer di Indonesia: 11

13 Gambar 2.6 Agensi Rating di Indonesia Sumber: IDX Fact Book 2010 (2011) Berdasarkan surat edaran yang dibuat oleh Bank Indonesia kepada seluruh bank umum di Indonesia yaitu surat edaran nomor 7/8/DPNP tanggal 31 Maret 2005 tentang Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang diakui Bank Indonesia maka ditetapkan peringkat minimum berdasarkan hasil penilaian dan pemantauan terhadap pemenuhan kriteria penilaian yang ditetapkan sebagai berikut (Wikipedia.com): Tabel 2.4 Peringkat Surat Berharga Dinilai Lancar Sumber: Wikipedia.com (2011) Tabel 2.5 Peringkat Surat Berharga Dinilai Kurang Lancar Sumber: Wikipedia.com (2011) 12

14 Peringkat obligasi Indonesia beserta beberapa obligasi negara lain yang dinilai oleh S&P/Moody s: Tabel 2.6 Peringkat Beberapa Obligasi Pemerintah Sumber: Wikipedia.com (2011) Indonesia diberi nilai B+ oleh S&P dan Bb oleh Moody s, dengan definisi dari S&P sebagai berikut: S&P memberikan peringkat kepada perusahaan berdasarkan skala AAA hingga D. Peringkat tengah pada setiap tingkat diantara AA dan CCC (misalnya: BBB+, BBB, dan BBB-) (Wikipedia.com). AAA AA A BBB Peringkat Investasi oleh S&P Perusahaan berkualitas terbaik, layak, dan stabil Perusahaan berkualitas, sedikit berisiko dibanding AAA Situasi ekonomi dapat berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan Perusahaan kelas menengah, dimana saat ini dalam kondisi memuaskan 13

15 Peringkat non-investasi oleh S&P (dikenal juga sebagai junk bonds) BB Kecenderungan mengalami perubahan dalam situasi ekonomi B Diperhatikan adanya variasi situasi keuangan Saat ini goyah dan tergantung pada kondisi ekonomi yang CCC menguntungkan agar dapat memenuhi kewajibannya CC Sangat goyah, obligasi yang sangat spekulatif Sangat goyah sekali, kemungkinan pailit atau menunggak pembayaran C tetapi tetap melanjutkan pembayaran obligasinya CI Gagal bayar pada kewajiban pembayaran bunga yang lalu Berada dibawah pengawasan yang berwenang sehubungan dengan R kondisi keuangannya SD Beberapa kewajibannya mengalami gagal bayar Gagal bayar dalam kewajibannya dan S&P meyakini bahwa akan terjadi D gagal bayar atas sebagian besar atau seluruh kewajibannya NR Tidak diberikan peringkat Moody s akan melihat kemungkinannya dari risiko gagal bayar obligasi ini pada saat jatuh tempo. Peringkat tersebut menggambarkan baik kemungkinan gagal bayar maupun kemungkinan dari kerugian yang akan diderita apabila terjadi gagal bayar (Wikipedia.com). Peringkat Investasi oleh Moody s Aaa Obligasi berkualitas terbaik dengan risiko yang amat kecil Aa1, Aa2, Aa3 Obligasi berkualitas baik dengan risiko yang kecil A1, A2, A3 Obligasi peringkat menengah atas dengan risiko yang kecil Obligasi dengan risiko moderat dan oleh karenanya memiliki Baa1, Baa2, Baa3 karakteristik spekulatif 14

16 Peringkat Spekulatif oleh Moody s Ba1, Ba2, Ba3 Obligasi dengan elemen spekulatif dan dapat berisiko B1, B2, B3 Obligasi yang dianggap spekulatif dan dapat berisiko tinggi Obligasi yang tidak kokoh dan memiliki risiko yang amat Caa1, Caa2, Caa3 tinggi Obligasi dengan tingkat spekulatif yang tinggi dan kemungkinan atau amat mungkin sekali terjadi gagal bayar Ca namun masih ada harapan atas pengembalian bunga dan pokok hutang Obligasi dengan peringkat terendah dan biasanya gagal bayar C dengan kecil kemungkinannya atas pengembalian pokok hutang maupun bunganya WR NR P Peringkat khusus oleh Moody s Withdrawn Rating atau menarik kembali peringkat yang diberikan Not Rated atau tidak diperingkat Provisional atau peringkat sementara Berikut adalah rangkuman peringkat yang dikeluarkan oleh lembaga rating populer, berfungsi sebagai pengetahuan bagi pembaca tentang kode rating berbagai perusahaan pemeringkat: 15

17 Tabel 2.7 Kode Peringkat Keluaran Masing-masing Pemeringkat Sumber: Wikipedia.com (2011) 2.4 Kriteria Penilaian rating oleh PT Pefindo Berdasarkan informasi dari situs resmi PT Pefindo, kriteria penilaian untuk menentukan rating di industri multifinance adalah sebagai berikut: 16

18 A. Penilaian resiko bisnis: - Posisi pasar (market position). Analisa mencakup ulasan rinci pada keunggulan kompetitif perusahaan dalam industri diukur dengan pangsa pasar, kekuatan waralaba, serta ekuitas merek produk yang dibiayai. Untuk menentukan pangsa pasar, dipilih berdasarkan net serviced asset, bukan dari total piutang yang dibukukan dalam neraca, karena lebih mencerminkan posisi pasar perusahaan. - Saluran distribusi dan kapabilitas. Penilaian meliputi analisa komprehensif dari jangkauan jaringan perusahaan (jumlah cabang, cabang pembantu, titik penjualan, titik lokasi pembayaran secara menyebar untuk mendekatkan diri ke basis pelanggan yang luas), kemampuan perusahaan untuk menjaga hubungan baik jangka panjang dengan cabang-cabang & dealer (pencairan pinjaman sebagian besar dihasilkan dari referensi dealer), kemampuan perusahaan untuk mengintegrasikan sistem TI dan mengkoordinasikan pengumpulan data diantara cabang-cabang serta kemampuan perusahaan untuk secara efisien mempercepat proses persetujuan kredit dan pencairan pinjaman. - Diversifikasi. Analisa rinci mencakup pemeriksaan terhadap seberapa baik perusahaan dalam hal diversifikasi basis pelanggan, wilayah geografis, sumber dana, dari portofolio pembiayaan / leasing, dibiayai portofolio produk untuk menjamin stabilitas pendapatan perusahaan, keuntungan, kualitas aset dan arus likuiditas. 17

19 - Kualitas bisnis. Kajian akan mencakup latar belakang manajemen, rekam jejak, visi, dan perencanaan strategis dalam menjalankan perusahaan (agresif vs konservatif). Kualitas sumber daya manusia juga akan dikaji, seperti sumber daya manusia sangat penting bagi pengembangan bisnis perusahaan dan pertumbuhan, terutama pada lingkungan bisnis yang sangat kompetitif. B. Penilaian resiko keuangan: - Permodalan. Analisa termasuk pemeriksaan hati-hati pada besar kecilnya modal perusahaan dan komposisinya (ekuitas, revaluasi aset, laba yang belum direalisasi, laba ditahan, dan jenis-jenis kuasi-reorganisasi), persyaratan permodalan perusahaan sehubungan dengan Departemen Keuangan (maksimum rasio hutang / ekuitas 10x), rasio pembayaran deviden, dll. - Kualitas Aktiva. Analisa intensif mencakup ulasan pada piutang bermasalah perusahaan dikelompokkan menurut kategori (1-30 hari, hari, dll) dan portofolio kredit (leasing, anjak piutang, pembiayaan, dan sebagainya), portofolio produk yang dibiayai perusahaan, dll. - Profitabilitas. Terutama analisa meliputi kajian dari perusahaan dan marjin pendapatan bunga bersih, kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan nonbunga, perusahaan kualitas pendapatan, kemampuan untuk menentukan 18

20 harga resiko ke dalam berbagai produk, keuntungan operasional dan pendapatan bersih. - Manajemen asset dan kewajiban. Kajian meliputi penilaian kesepadanan komposisi pendanaan vs pinjaman perusahaan, tipe pendanaan vs profil perkreditan, dan filosofi manajemen dan strategi terhadap likuiditas dan dalam memperkecil resiko keuangan. - Fleksibilitas keuangan. Analisa meliputi penilaian terhadap kemampuan perusahaan untuk mengakses berbagai sumber pendanaan dari pemegang saham, publik, atau sumber-sumber swasta lainnya untuk membiayai bisnis pembiayaan dalam kondisi normal maupun dalam kondisi tertekan, kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan bersama, dan penyaluran skema dari sektor perbankan karena nilai waralabanya serta kemungkinan dukungan dari pemegang saham pendiri atau swasta. 2.5 Resiko Dalam Obligasi Menurut Frank J Fabozzi dalam bukunya, Bond Market, Analysis and Strategies 7 th ed (2010, p7-10), resiko dari obligasi adalah: (1) interest-rate risk, (2) reinvestment risk, (3) call risk, (4) credit risk, (5) inflation risk, (6) exchange-rate risk, (7) liquidity risk, (8) volatility risk, (9) risk risk. Resiko yang paling relevan dengan penelitian ini adalah interest-rate risk, dimana durasi berkaitan dengan perubahan suku bunga. Pengertian Interest-rate risk 19

21 (Manurung, 2006, p7) adalah risiko utama yang dihadapi investor, karena kenaikan tingkat bunga akan menurunkan harga obligasi dan tingkat bunga menurun menaikkan harga obligasi. Jika investor menjual obligasi sebelum tanggal jatuh tempo, kenaikan dari suku bunga merupakan kehilangan dari modal, yang berarti menjual obligasi dibawah harga beli. Risiko ini juga sering disebut dengan interestrate risk atau market risk (Fabozzi, 2010, p7). 2.6 Penilaian Obligasi: 5 Hubungan Penting Menurut Keown (2005, p ), penilaian dasar untuk menghitung nilai obligasi adalah (1) Jumlah pembayaran bunga, (2) Nilai Jatuh Tempo (par value), (3) Jangka waktu jatuh tempo, (4) Tingkat pengembalian yang diharapkan. Tapi ada 5 hubungan situasi yang akan berdampak pada obligasi: 1. Nilai obligasi berbanding terbalik dengan perubahan tingkat pengembalian yang diharapkan. Artinya, jika suku bunga naik (turun), nilai obligasi akan turun (naik). 2. Nilai pasar obligasi akan dibawah dari nilai pokok jika tingkat pengembalian yang diharapkan diatas dari bunga kupon. Sebaliknya, nilai pasar akan berada diatas jika tingkat pengembalian yang diharapkan dibawah bunga kupon. Required rate = Coupon rate then Market value = Par value Required rate > Coupon rate then Market value < Par value Nilai jual dibawah nilai pokok, disebut discount bond 20

22 Required rate < Coupon rate then Market value > Par value Nilai jual diatas nilai pokok, disebut premium bond 3. Dengan pendekatan tanggal jatuh tempo, nilai pasar akan mendekati harga nilai pokoknya. 4. Obligasi jangka panjang mempunyai risiko suku bunga yang lebih besar dari obligasi jangka pendek. 5. Sensitivitas dari nilai obligasi terhadap perubahan tingkat suku bunga bergantung tidak hanya dari jangka waktu jatuh tempo, tapi juga dari pola arus kas obligasi. Metode untuk menghitung sensitivitas harga terhadap perubahan suku bunga adalah dengan duration. Semakin besar persentase perubahan harga obligasi terhadap perubahan tingkat suku bunga, maka semakin besar pula duration-nya. 2.7 Durasi Macaulay Teori Macaulay dalam jurnal oleh Harry Zheng (2007, p179) menyebutkan bahwa Macaulay Duration is a well-known and widely used interest rate risk. Teori Macaulay adalah teori yang dipakai paling ideal untuk mengukur resiko dari suku bunga. We show that the Macaulay duration provides the best one-number sensitivity information for non-parallel interest rate changes and that a Macaulay duration matched portfolio is least vulnerable to the downside risk caused by nonparallel rate changes under some verifiable conditions. Teori ini bisa memberikan 21

23 informasi sensitivitas yang paling baik tentang perubahan tingkat suku bunga nonparalel dan hasilnya mempunyai tingkat kerentanan yang kecil. Ditekankan oleh Fabozzi (2010, p82) bahwa duration bukanlah alat ukur waktu, melainkan adalah mengira-ngirakan perubahan persentase dalam harga terhadap perubahan suku bunga. Cara singkat untuk mengingat tentang teori duration adalah persentase perubahan harga terhadap 100 basis poin dari perubahan suku bunga. Contohnya apabila ada obligasi berdurasi 40, bukan berarti bahwa jangka waktu temponya 40 tahun. Melainkan, perubahan 100 basis poin pada suku bunga, maka harga obligasi akan berubah sebesar 40%. Rumusan Matematik dari durasi Macaulay adalah seperti berikut (Manurung, 2007, p25): Durasi Macaulay = 1C + 2C + + nc + nm (1+y) (1+y) 2 (1+y) n (1+y) n P Dimana: C = kupon obligasi y = hasil (yield) dari obligasi M = nilai obligasi pada jatuh tempo P = harga obligasi N = jangka waktu tempo Durasi Macaulay ini selalu lebih kecil dari jangka waktu jatuh temponya (n). Untuk obligasi kupon nol (zero coupon bond), durasi Macaulaynya sama dengan jangka waktu jatuh temponya. 22

24 Sedangkan durasi Modifikasi dihitung sebagai berikut (Manurung, 2007, p26): Durasi Modifikasi = Durasi Macaulay (1+y) Durasi dalam tahun = Durasi dalam m periode per tahun m Hasil diatas memperlihatkan bahwa durasi modifikasi selalu lebih kecil dari durasi Macaulay. Durasi obligasi mempunyai hubungan terbalik dengan kuponnya yang berarti, semakin tinggi kupon rata-rata maka semakin rendah durasinya mengikuti diminishing return yang stabil. Perubahan dalam kupon akan memengaruhi durasi obligasi, dan obligasi yang mempunyai durasi panjang lebih sensitif dari obligasi jatuh temponya pendek terhadap berbagai macam tingkat kupon. Hubungan durasi dan kupon dijelaskan dalam Gambar 2.1, kupon semakin besar maka durasi semakin kecil dan sebaliknya. Pemahaman ini memberikan bantuan kepada investor untuk melakukan investasi pada obligasi (Manurung, 2007, p27). 23

25 Durasi Kupon Gambar 2.8 Hubungan Durasi dan Kupon Sumber: Manurung (2007) Contoh: Obligasi PT XXX lima tahun dengan kupon tetap 17% p.a. yang dibayarkan sekali dalam triwulan dan investor mengharapkan yield sebesar 17,5%. Hitunglah durasi Macaulay dan Modifikasi! Periode Arus Kas Nilai Sekarang PV * CF t * PVCF (t) (CF) (PV)

26 , , TOTAL , Durasi Macaulay (dalam triwulanan) = ,79 / 984,56 = 13,80 Durasi Macaulay (dalam tahunan) = 13,80 / 4 = 3,45 Durasi Modifikasi = 3,45 / (1+0,175/4) = 3,31 Berdasarkan perhitungan diatas maka durasi Macaulay sebesar 3,45 dan durasi modifikasi sebesar 3,31. Selanjutnya bila ingin mengetahui nilai durasi sebagai berikut (Manurung, 2007, p28): Dollar durasi (nilai) = - durasi modifikasi * P Bila harga obligasi 97,7 maka nilai durasi yaitu 3,31 x 97,7 = Rp 323,387. Selanjutnya, untuk menghitung persentase perubahan harga yang diakibatkan perubahan yield sebagai berikut (Manurung, 2007, p29): ( P/P) = - durasi modifikasi * y * 100 Sesuai dengan contoh diatas dimana yield meningkat dari 17,5% menjadi 17,6% maka persentase perubahan harga sebesar: ( P/P) = -3,31*0,001*100 = -0,331%. Angka ini menyatakan bahwa bila yield meningkat 0,1% maka terjadi penurunan harta sebesar 0,331%. 25

27 Perhitungan durasi dengan menggunakan Effective Duration adalah sebagai berikut (Manurung, 2007, p29): Durasi = P t - P n 2 * P 0 * y Dimana: P t = harga obligasi jika yield turun sebesar y P n = harga obligasi jika yield naik sebesar y P 0 = harga awal obligasi y = perubahan yield dalam desimal Misalkan, sebuah obligasi 20 tahun, kupon 9%, dijual seharga 134,6722 dan yield 6%. Jika yield turun 20 bps harga meningkat menjadi 137,5888 dan jika yield naik sebesar 20 bps harganya turun menjadi 131,8439. Durasi dari obligasi ini dapat dihitung dengan persamaan, yaitu: Durasi = (137, ,8439) / (2*134,6722*0,002) = 10,66. Artinya, perubahan harga 10,66% untuk perubahan yield 100 bps. 2.8 Penelitian Empiris Terdahulu Dalam subbab ini akan dibahas penelitian-penelitian yang penulis dapatkan untuk menopang landasan diadakannya penelitian sekarang ini Effective Duration Dalam penelitian oleh S. Sarkar, G. Hong (Journal of Banking & Finance 28, 2004, p ) telah diperkirakan durasi Efektif dari obligasi 26

28 jangka panjang pada perusahaan di Amerika Serikat, dilihat dari harga obligasi pada data bulanan dan suku bunga jangka panjang. Analisa Time series regression digunakan untuk menghitung durasi efektifnya (antara noncallable dan callable), berdasarkan perubahan harga terhadap perubahan tingkat suku bunga. Penelitian mereka juga memasukan a squared term untuk menangkap efek lainnya (terkait dengan convexity, misalnya). Rumus dari regresi tersebut adalah: P P = B 0 + B 1 ( y) + B 2 ( y) 2 + є Dimana P adalah harga obligasi, y adalah suku bunga, ( P, y) adalah peningkatan per bulan (karena penelitian ini menggunakan data per bulan). є adalah koefisien eror, dan (B 1, B 2 ) adalah koefisien regresi. Efektif durasi obligasi diperlihatkan oleh B 1. Hopewell dan Kauffman (1973) menunjukkan kegunaan durasi juga dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku harga surat utang (debt securities). Andrew Jeffrey (2000) menemukan bahwa durasi merupakan waktu jatuh tempo yang terbentuk dari kombinasi cashflow sampai jatuh tempo. Abdul Hamid, dkk (2006) memperkuat penelitian ini dengan setuju bahwa durasi dan convexity bisa digunakan untuk mengukur sensitivitas harga obligasi korporasi Indonesia terhadap perubahan tingkat suku bunga. Manfred F (2001) memberikan kesimpulan bahwa kombinasi antara durasi dan convexity merupakan dua model populer yang dapat digunakan dalam risk management. 27

29 2.8.2 Analisis Durasi Terhadap Perubahan Harga Penelitian yang dilakukan oleh Hadri Kusuma dan Asrori (2005) menyimpulkan bahwa durasi dan konveksitas secara signifikan tidak berpengaruh positif terhadap sensitivitas harga obligasi di Indonesia. Metode yang digunakan adalah menghitung durasi yang merupakan pengukuran untuk menggabungkan jatuh tempo dan kupon. Metode kedua adalah dengan menghitung konveksitas, untuk menghitung hubungan harga obligasi dengan hasil hingga jatuh tempo (yield to maturity). Sampel penelitian adalah obligasi pemerintah dan korporat yang diperdagangkan di Bursa Efek Surabaya (BES) dengan rating yang sama yaitu ida. Melihat faktor lain juga adalah dari suku bunga deposito bank pemerintah maupun swasta yang dimuat pada surat kabar Harian Bisnis Indonesia. Penelitian berikutnya adalah oleh Rezki Adhitia (2009) yang membuat kesimpulan bahwa kurang bukti yang menunjukkan durasi obligasi korporat lebih besar daripada obligasi pemerintah. Implikasinya adalah tidak ada perbedaan antara kedua obligasi tersebut dari segi suku bunga (interest rate risk). Sampel penelitian adalah data histori harga mingguan dari January 2006 sampai Desember Hipotesis Hipotesa peneliti dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif dan kuat antara durasi obligasi industri multifinance Indonesia di tahun 2001 terhadap perubahan harga. Berikut adalah kalimat hipotesisnya: 28

30 Ho diterima: Ada hubungan yang positif dan kuat antara durasi dengan harga (mod duration 0,05) Ho ditolak: Tidak ada hubungan yang positif dan kuat antara durasi dengan harga (mod duration < 0,05) Menurut Dr. Hj. Dewi L. Badriah, M.Kes. dalam jurnalnya yang berjudul Studi Kepustakaan / Menyusun Kerangka Teoritis, Hipotesis Penelitian, dan Jenis Penelitian (2005, p4), menyusun landasan teori juga merupakan langkah penting untuk membangun suatu hipotesis. Landasan teori juga dipilih haruslah sesuai dengan ruang lingkup permasalahan yang akan menjadi suatu asumsi dasar peneliti dan sangat berguna pada saat menentukan suatu hipotesis penelitian. Peneliti harus selalu bersikap terbuka terhadap fakta dan kesimpulan terdahulu baik yang memperkuat maupun yang bertentangan dengan prediksinya. Jadi, dalam hal ini telaah teoritik dan temuan penelitian yang relevan berfungsi menjelaskan permasalahan dan menegakkan prediksi akan jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan penelitian. Kesimpulan yang diambil adalah hipotesis penelitian dapat dirumuskan melalui jalur: 1. Membaca dan menelaah ulang (review) teori dan konsep-konsep yang membahwa variable-variabel penelitian dan hubungannya dengan proses berpikir deduktif. 2. Membaca dan menelaah ulang (review) temuan-temuan penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan penelitian lewat berpikir induktif. 29

31 Menurut Ghozali (2007, p84), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau ingin kita pelajari. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. Oleh karena itu, perumusan hipotesis menjadi sangat penting dalam sebuah penelitian. Menurut Ghozali (2007, p84), ada dua jenis hipotesis yang digunakan dalam penelitian, antara lain: 1. Hipotesis kerja atau alternative (H 1 ) Hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok. 2. Hipotesis nol atau null hypotheses (H 0 ) Hipotesis ini menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y Teknik Pengujian Hipotesis Metode yang digunakan dalam menganalisis data yang telah diperoleh adalah analisis kuantitatif. Teknik pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: - Model Regresi Untuk menguji hipotesis digunakan alat uji analisa regresi linier berganda dengan model interaksi metode least squares. Selanjutnya perlu diperhatikan nilai dari probabilitas dari setiap variabel 30

32 independen untuk mengetahui apabila semua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika probabilitas > 0,05 maka H 0 ditolak, jika probabilitas < 0,05 maka H 0 diterima. 31

XXI. Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10. PPA Univ. Trisakti

XXI. Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10. PPA Univ. Trisakti PPA Univ. Trisakti XXI Resume Investasi Obligasi Ritel Indonesia Seri 10danSimulasi Perhitungan ORI 10 Tugas Mata Kuliah : Manajemen Keuangan dan Pasar Modal Dosen Pengajar : Ibu Susi Muchtar Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan multifinance di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan multifinance di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek dari penelitian ini adalah perusahaan multifinance di Indonesia. Berdasarkan data Biro Riset Infobank (biri), pada Januari 2010, posisi pembiayaan multifinance

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Signaling Theory Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen perusahaan dan berbagai pihak yang berkepentingan, berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan agar dapat menguasai pasar, maka harus mampu bersaing dan dapat terus mengembangkan usahanya. Perusahaan untuk mengembangkan usahanya memerlukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1 Landasan Teori II.1.1 Obligasi Korporasi (Corporate Bond) II.1.1.1 Definisi Obligasi Korporasi Menurut Harmono, obligasi merupakan surat tanda utang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahan membutuhkan dana untuk menjalankan kegiatannya, dana tersebut dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu berasal dari intern perusahaan dan dari ekstern

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam yield to maturity adalah teori sinyal (Theory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw

BAB I PENDAHULUAN. lapangan usaha perbankan dan lembaga jasa keuangan lainnya. Menurut Mankiw BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya perekonomian Indonesia yang dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) sejak lima tahun terakhir tidak lepas dari peningkatan yang signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dengan adanya penghapusan batasan ini, persaingan dalam dunia

Lebih terperinci

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO

ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu tanggal jatuh

Lebih terperinci

By: Muhammad Andryzal Fajar

By: Muhammad Andryzal Fajar By: Muhammad Andryzal Fajar andryzal_fajar@uny.ac.id Obligasi Saham Obligasi (bond) dapat didefinisikan sebagai utang jangka panjang yang akan dibayarkan kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang

Lebih terperinci

PASAR MODAL INDONESIA

PASAR MODAL INDONESIA PASAR MODAL INDONESIA Definisi Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa

Lebih terperinci

MATERI 7. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO

MATERI 7.  TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 7 http://www.deden08m.com TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kondisi perekonomian, berbagai keputusan yang berkenaan dengan konsumsi, tabungan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kondisi perekonomian, berbagai keputusan yang berkenaan dengan konsumsi, tabungan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga merupakan salah satu variable ekonomi yang sering dipantau oleh para pelaku ekonomi. Tingkat suku bunga dipandang

Lebih terperinci

MODUL 15 PENILAIAN OBLIGASI

MODUL 15 PENILAIAN OBLIGASI MODUL 15 PENILAIAN OBLIGASI 1. BEBERAPA ISTILAH PENTING DALAM VALUASI OBLIGASI Pengetahuan mengenai efek bersifat hutang seperti obligasi beserta metode valuasinya tidak dapat dipisahkan dari beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Obligasi Rahardjo (2003) menyatakan bahwa obligasi merupakan suatu surat berharga (efek) berjangka waktu menengah dan panjang, yang merupakan bukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas di Asia (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dunia telah terbuka, khususnya sejak awal milenium lalu, yang ditandai dengan menisbinya batas-batas wilayah antar negara di dunia dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten). Dengan adanya pasar modal,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Obligasi Korporasi Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik bagi kalangan investor di pasar modal ataupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa bersifat tarif tetap (fixed rate), tarif mengambang (floating rate) maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa bersifat tarif tetap (fixed rate), tarif mengambang (floating rate) maupun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut dapat memberikan informasi tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana ( issuer). Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal berperan besar dalam perekonomian suatu negara karena menjalankan dua fungsi sekaligus: fungsi ekonomi dan keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki

Lebih terperinci

OVERVIEW 1/51. Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi.

OVERVIEW 1/51. Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi. OVERVIEW 1/51 Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi. OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1. Investasi Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengertian pasar modal yang lebih spesifik, yaitu Kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar yang dirancang untuk membiayai investasi jangka panjang yang dilakukan oleh perusahaan swasta atau pemerintah (Syahyunan, 2013:10),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara

I. PENDAHULUAN. penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki. kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana dengan cara 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian dunia yang semakin maju menjadikan peran pasar modal semakin penting. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki kelebihan dana dengan

Lebih terperinci

OVERVIEW investasi obligasi. 1/51

OVERVIEW investasi obligasi. 1/51 http://www.deden08m.wordpress.com OVERVIEW Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi. 1/51 OBLIGASI PERUSAHAAN Obligasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhruddin (2011) (ekbis.sindonews.com) Harsono (2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian yang berbasis syariah salah satunya dapat dilihat pada sektor pasar modal syariah. Semakin banyaknya nilai sekuritas yang dimiliki

Lebih terperinci

PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2

PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2 PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2 BAGI STAF BPKD PEMPROF DKI JAKARTA DI GEDUNG DIKLAT 23 27 MEI 2011 OBLIGASI PEMERINTAH RILYA ARYANCANA Topik KARAKTERISTIK OBLIGASI PEMERINTAH JENIS OBLIGASI

Lebih terperinci

Pendek (< 1 Tahun) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi

Pendek (< 1 Tahun) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi Produk Investasi Deposito SBI Pendek (< 1 Tahun) Jangka Waktu Investasi Menengah (1-5 Thn) Panjang (>5 Thn) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi 2 INSTRUMEN INVESTASI JANGKA PENDEK 3 Dipergunakan

Lebih terperinci

BAB V SAHAM DAN OBLIGASI

BAB V SAHAM DAN OBLIGASI BAB V SAHAM DAN OBLIGASI 1.1. Saham Dalam ensiklopedi Indonesia disebutkan, bahwa saham adalah surat bukti yang menyatakan bahwa seseorang turut serta dalam suatu perseroan terbatas (PT). pemilik saham

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dalam transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. panjang dalam memperoleh benefitnya. Investasi di Indonesia dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal yang ditanamkan dalam suatu aset yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa datang dan biasanya berjangka panjang dalam memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan uang (Sjahrir, 2006). Dengan demikian uang ditanam atau diinvestasikan dalam objek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual belikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan

BAB I PENDAHULUAN. pada barang modal untuk menciptakan dan memperbanyak alat-alat produksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) adalah pasar yang menyediakan sumber pembelanjaan dengan jangka waktu yang relatif panjang, yang diinvestasikan pada barang modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas (saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan

BAB I PENDAHULUAN. risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan risk 3 Investor yang mempunyai sifat konservatif cenderung melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan suatu komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,

BAB I PENDAHULUAN. modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Pada penelitian yang dilakukan (Sulystari, 2013),

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. ekuity (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuity

Lebih terperinci

PROSES KEPUTUSAN INVESTASI

PROSES KEPUTUSAN INVESTASI PROSES KEPUTUSAN INVESTASI A. Mengenal Sekuritas Ekuitas Dan Sekuritas Hutang Sekuritas hutang adalah bukti kepemilikan hutang perusahaan lain berupa surat berharga yang menunjukan hak investor untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar

BAB I PENDAHULUAN. dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Dengan adanya pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal menjadi ikon ekonomi modern. Industri pasar modal sering menjadi simbol dan gambaran ekonomi masyarakat masa kini. Pasar modal menjadi pilar perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang tidak bisa lepas dari uang. Mereka yang kekurangan uang akan berusaha memperoleh pinjaman dengan bunga yang paling ringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peranan penting bagi perkembangan ekonomi. suatu negara khususnya secara makro. Kehadiran pasar modal dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peranan penting bagi perkembangan ekonomi. suatu negara khususnya secara makro. Kehadiran pasar modal dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peranan penting bagi perkembangan ekonomi suatu negara khususnya secara makro. Kehadiran pasar modal dapat mempermudah suatu perusahaan atau individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Obligasi Obligasi adalah hutang jangka panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode

Lebih terperinci

ririkyunita@yahoo.co.id Beberapa Istilah Dalam Nilai nominal ( nominal value atau face value ) atau nilai pari ( par value ) Besarnya nilai rupiah obligasi yang diterbitkan tertera pada lembaran obligasi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mendelegasikan pekerjaan dan agent sebagai pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Dalam teori keagenan, hubungan yang timbul dari adanya kontrak yang ditetapkan antara dua pihak, yaitu pihak principal sebagai pihak yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau hasil dari penanaman modalnya di masa yang akan datang. Modal dari para investor ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di suatu negara seringkali dijadikan tolak ukur kemajuan perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital market) merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note) (Horne dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. waktu jatuh tempo kurang dari 10 tahun, biasanya disebut wesel (note) (Horne dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Obligasi Obligasi (bond) adalah instrumen utang jangka panjang dengan waktu jatuh tempo akhir umumnya 10 tahun atau lebih. Jika sekuritas tersebut

Lebih terperinci

OBLIGASI, SAHAM, RISK & RETURN

OBLIGASI, SAHAM, RISK & RETURN OBLIGASI, SAHAM, RISK & RETURN OBLIGASI Obligasi adalah wesel jangka panjang yang diterbitkan oleh unit perusahaan dan pemerintah Penerbit obligasi menerima uang dalam pertukaran untuk melakukan pembayaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional termasuk ekspansi usaha selain kredit perbankan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal sebagai pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari pihak eksternal maupun pihak internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas.

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki dana lebih dengan pihak yang membutuhkan dana dengan memperjualbelikan sekuritas. Sekuritas yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan penelitian yang mengambil topik mengenai pengaruh likuiditas, maturitas, dan peringkat pada yield obligasi 1. Penelitian Nanik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan memerlukan pendanaan dalam mengembangkan usahanya sehingga perusahaan harus menerbitkan nilai sekuritas sebagai salah satu faktor penunjangnya. Menurut Ginting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada dewasa ini tidak terbatas pada investasi dalam bentuk fisik seperti properti dan emas, tetapi investasi dalam surat berharga saat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, serta atas petunjuk

KATA PENGANTAR. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, serta atas petunjuk KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb, Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, serta atas petunjuk dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Pengaruh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Thompson dan Vaz (1990) melakukan penelitian terhadap 426 obligasi

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Thompson dan Vaz (1990) melakukan penelitian terhadap 426 obligasi BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penelitian Terdahulu Thompson dan Vaz (1990) melakukan penelitian terhadap 426 obligasi perusahaan industri dengan periode waktu antara Januari 1977 sampai dengan Desember

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Calon investor yang akan berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan,

TINJAUAN PUSTAKA. Calon investor yang akan berinvestasi pada obligasi suatu perusahaan, 12 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Signaling Theory Calon investor yang akan berinvestasi pada suatu perusahaan, membutuhkan informasi tentang kondisi. Manajemen perusahaan diharapkan dapat memberikan sinyal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. instrumen keuangan adalah memperoleh return (imbal hasil).

BAB I PENDAHULUAN. membayar pokok obligasi yang biasa disebut nilai par. instrumen keuangan adalah memperoleh return (imbal hasil). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu komponen investasi dengan manfaat dan tingkat pengembalian yang relatif lebih pasti, karena pada hakekatnya obligasi merupakan

Lebih terperinci

MENGENAL PASAR MODAL, SAHAM, DAN OBLIGASI

MENGENAL PASAR MODAL, SAHAM, DAN OBLIGASI MENGENAL PASAR MODAL, SAHAM, DAN OBLIGASI Sumber : http://www.adcg.ae/ Dalam dunia investasi tentunya sudah tidak asing dengan istilah pasar modal. Tidak seperti jenis pasar pada umumnya, pasar modal (capital

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Obligasi

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Obligasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Obligasi Obligasi adalah surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan bersuku bunga tertentu yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan bagi pemerintah dan perusahaan, yang dapat diperoleh dari pasar modal. Secara sederhana, obligasi merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya pasar modal yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya pasar modal yang ada di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari perkembangan pasar modal yang baik dan dinamis. Pasar modal merupakan fasilitator yang memiliki peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43).

BAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas istrumen keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari satu tahun. Pasar modal

Lebih terperinci

MATERI 7. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO

MATERI 7.  TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 7 http://www.deden08m.com TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO OBLIGASI PERUSAHAAN 2/51 Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi.

BAB I PENDAHULUAN. 2003). Instrumen pasar modal yang utama yaitu saham dan obligasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diperoleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian yang akan dilakukan kali ini tidak terlepas dari penelitianpenelitian sebelumnya yang berkaitan dengan obyek yang akan diteliti. 2.1.1 Sudaryanti

Lebih terperinci

MATERI 7 PENILAIAN OBLIGASI. PROF. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.SI. PENGERTIAN OBLIGASI

MATERI 7 PENILAIAN OBLIGASI. PROF. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.SI. PENGERTIAN OBLIGASI MATERI 7 PENILAIAN OBLIGASI. PROF. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.SI. PENGERTIAN OBLIGASI Materi 7 Penilaian Obligasi Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. 7-1 PENGERTIAN OBLIGASI KARAKTERISTIK OBLIGASI JENIS-JENIS

Lebih terperinci

Materi 7 Penilaian Obligasi. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. PENGERTIAN OBLIGASI

Materi 7 Penilaian Obligasi. Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. PENGERTIAN OBLIGASI Materi 7 Penilaian Obligasi Prof. Dr. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. 7-1 PENGERTIAN OBLIGASI KARAKTERISTIK OBLIGASI JENIS-JENIS OBLIGASI YIELD OBLIGASI DIVERSIFIKASI ESTIMASI RETURN DAN RISIKO PORTOFOLIO MODEL

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Bank, Risiko, dan Manajemen Risiko Bank adalah sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otoritas perbankan untuk menerima simpanan, memberikan kredit, dan menerima serta menerbitkan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Penilaian Saham dan Obligasi. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Penilaian Saham dan Obligasi. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Penilaian Saham dan Obligasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Penilaian Obligasi Penilaian Saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Kabar Indonesia pada tanggal 13 Januari 2008, di era globalisasi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Kabar Indonesia pada tanggal 13 Januari 2008, di era globalisasi, pasar modal Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kabar Indonesia pada tanggal 13 Januari 2008, di era globalisasi, pasar modal atau bursa merupakan pendanaan yang cukup penting. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendapatan tetap tersebut diperoleh dari pokok obligasi dan bunga yang akan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi obligasi merupakan jenis investasi yang banyak diminati oleh para investor (pemilik modal) karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat tetap. Pendapatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat jatuh tempo. Bagi para emiten, obligasi merupakan sekuritas yang relatif

BAB I PENDAHULUAN. pada saat jatuh tempo. Bagi para emiten, obligasi merupakan sekuritas yang relatif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber pembiayaan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menjalankan suatu usaha. Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Perubahan Harga Obligasi Obligasi merupakan surat perjanjian jangka panjang, dimana penerbit obligasi (issuer) berjanji akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset yang dimilikinya. Investor dapat melakukan investasi pada beragam aset finansial, salah satunya

Lebih terperinci

CORPORATE BONDS. Pasar Uang dan Pasar Modal

CORPORATE BONDS. Pasar Uang dan Pasar Modal CORPORATE BONDS. Pasar Uang dan Pasar Modal Utang publik berdasarkan jatuh temponya, dibagi 3, yaitu : Short term, apabila jatuh tempo kurang dari 1 tahun dan pasar untuk memperjualbelikannya disebut money

Lebih terperinci

MAKALAH TINGKAT BUNGA DAN NILAI OBLIGASI

MAKALAH TINGKAT BUNGA DAN NILAI OBLIGASI MAKALAH TINGKAT BUNGA DAN NILAI OBLIGASI D I S U S U N OLEH : KELOMPOK 8 NAMA : SHERYN FLORENSKA (163304020824) AYUGINA SINAGA (163304020826) RUANGAN : 415 (PAGI F) SEMESTER 3 UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan investor yang berorientasi pertumbuhan. nilai nominal (nilan pari/par value) dan jangka waktu jatuh tempo tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan investor yang berorientasi pertumbuhan. nilai nominal (nilan pari/par value) dan jangka waktu jatuh tempo tertentu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap instrumen investasi dalam pasar modal tentu memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain, misalnya melakukan investasi pada obligasi mungkin lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh agen pemeringkat masuk kedalam kategori perusahaan yang layak dijadian tempat investasi oleh investor.

Lebih terperinci

Pendek (< 1 Tahun) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi

Pendek (< 1 Tahun) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi Produk Investasi Deposito SBI Pendek (< 1 Tahun) Jangka Waktu Investasi Menengah (1-5 Thn) Panjang (>5 Thn) Obligasi Mata Uang Asing Saham Properti Emas Koleksi 2 INSTRUMEN INVESTASI JANGKA PENDEK 5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan investasi pada aset keuangan semakin menarik minat masyarakat pada akhir-akhir ini. Hal ini terjadi karena dengan semakin meningkatnya kegiatan investasi dibutuhkan

Lebih terperinci

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara SUN Ritel Jakarta, 30 November 2017 Pembicara: SANDI ARIFIANTO Kepala Seksi Perencanaan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan obligasi korporasi

1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan obligasi korporasi 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu sarana bagi pelaku bisnis untuk mendapatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan cara memperjualbelikan instrumen keuangan. Salah satu instrumen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Agus Harjito dan Martono (2010:4) mengemukakan bahwa Manajemen Keuangan adalah segala aktivitas perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia saat ini semakin berkembang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia saat ini semakin berkembang, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia saat ini semakin berkembang, dengan keberadaan pasar modal, perusahaan-perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehingga akan mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia merupakan sumber utama permodalan eksternal yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan maupun pemerintah, karena bursa efek dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Beberapa literatur tentang Obligasi Negara, serta tingkat resiko finansial yang akan dibahas dalam tesis ini dijelaskan dalam bab ini. Demikian pula pendekatanpendekatan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia investasi semakin marak. Banyaknya masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi menambah semakin berkembangnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini atau dimasa yang akan datang. Setiap orang

Lebih terperinci