BAB II TINJAUAN LITERATUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN LITERATUR"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Gambaran Ikhtisar Industri Kesehatan di Indonesia Rumah sakit merupakan sebuah lembaga yang melakukan kegiatan tidak di ruang hampa. Dalam sejarah perkembangan rumah sakit terdapat interaksi antara lingkungan dengan keadaan di dalam rumah sakit. Perubahan-perubahan yang kerap terjadi pada masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang selalu mengubah sistem manajemen rumah sakit. Perubahan lingkungan rumah sakit sudah mulai terlihat sejak awal ketika rumah sakit didirikan oleh VOC untuk keperluan karyawannya, yang kemudian diteruskan oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Misi mulai berubah ketika sebagian rumah sakit Pemerintah diubah menjadi rumah sakit misi dan zending 6. Pertimbangan kemanusiaan pun menjadi faktor penting di dalam rumah sakit. Kemerdekaan Indonesia menjadi faktor sosial yang mempengaruhi sistem rumah sakit. Jaringan rumah sakit militer milik Pemerintah Kolonial akhirnya berubah. Berbagai rumah sakit berganti pemilik, dimana sebagian rumah sakit misi dan zending berubah menjadi rumah sakit milik Pemerintah daerah yang menangani rumah sakit dengan cara berbeda. Pada dekade 70-an dan 80-an, rumah sakit-rumah sakit Islam yang memiliki semangat keagamaan dalam kegiatannya tumbuh di 6 Zending : Berasal dari Bahasa Belanda yang artinya pengutusan, dakwah, kiriman, misi. (Kamus Bahasa Belanda-Indonesia). Dalam konteks kali ini kegiatan zending ditujukan untuk kegiatan penyebaran agama Kristen. 13

2 14 berbagai pelosok Indonesia dengan lingkungan yang sudah jauh berbeda dengan rumah sakit Kristiani yang berdiri pada masa Kolonial. Secara cepat pada penghujung abad ke-20 dan awal abad ke-21 berbagai tekanan lingkungan, khususnya pengaruh kekuatan pasar, memaksa pemilik dan pengelola rumah sakit berpikir untuk mengubah sistem manajemennya. Pasar dalam hal ini adalah terkait dengan konsep jual beli dalam pelayanan rumah sakit. Untuk mendapatkan pelayanan di rumah sakit, seseorang harus melakukan kegiatan pembayaran. Sistem ekonomi berorientasi pasar telah mengubah berbagai hal di rumah sakit, termasuk para profesional rumah sakit seperti dokter spesialis, dokter umum, perawat, dan manajer. Pola hidup profesional cenderung bergerak ke arah budaya global yang berorientasi pada materi. Para pengambil keputusan yang berkaitan dengan rumah sakit melakukan berbagai hal dalam perubahan rumah sakit, misalnya kebijakan swadana di awal tahun 1990-an. Pada akhir dekade 90-an ditetapkan keputusan untuk mengubah rumah sakit Pemerintah menjadi perusahaan jawatan akibat tekanan kebijakan desentralisasi 7. Di awal tahun 2005, Pemerintah DKI Jakarta mengubah status beberapa RSD di Jakarta menjadi berbentuk PT. Keputusan ini mengundang berbagai kontroversi. Di sektor rumah sakit swasta, terbukanya iklim investasi untuk pendirian rumah sakit berbentuk perseroan terbatas, masuknya modal asing ke dalam sektor rumah sakit, dan keluarnya UU Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, merupakan berbagai contoh perubahan lingkungan yang sangat berpengaruh. 7 Desentralisasi : Pemindahan sebagian kekuasaan Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah/Lokal. (Rondinelli, Cheema, 1983)

3 15 Rumah sakit harus selalu berinteraksi dengan lingkungan yang berubah tersebut. Salah satu hal penting adalah bagaimana pengelola rumah sakit mampu merasakan perubahan yang terjadi agar organisasinya dapat bertahan dan terus berkembang. Weick (1995) dalam bukunya tentang Sense Making In Organization menyatakan suatu teori yang berbasis pada analogi makhluk hidup. Ketika lingkungan berubah, maka organisasi akan mempunyai suatu cara atau sistem untuk mendeteksi perubahan tersebut, menganalisis situasi, dan menafsirkannya, untuk menjadi rangsangan dalam melakukan aksi sebagai jawaban atas perubahan tersebut. Pada saat melakukan kegiatan-kegiatan tersebut, berbagai pemahaman dasar dan cara pandang dapat mempengaruhi tindakan yang akan diambil. Dalam melakukan tindakan untuk pengembangan rumah sakit dapat muncul berbagai kontradiksi. Rumah sakit berpegang pada misi sosial untuk menyembuhkan orang sakit. Namun di sisi lain rumah sakit juga berfungsi sebagai tempat berbagai profesi mencari nafkah. Sejarah rumah sakit menunjukkan bahwa misi sosial rumah sakit menjadi semakin sulit dilakukan pada kegiatan dimana tuntutan rumah sakit akan kepuasan hidup para profesional di rumah sakit meningkat, serta pengaruh industri obat dan alat kesehatan berteknologi tinggi yang berbasis pada perilaku mencari keuntungan. Muncul pertanyaan penting, apakah mungkin sebuah rumah sakit dapat menjalankan fungsi sosial untuk kemanusiaan dalam sebuah sektor yang semakin terpengaruh oleh mekanisme pasar? Sementara itu kemampuan Pemerintah dalam memberikan pembiayaan untuk rumah sakit relatif berkurang, tetapi teknologi alat kedokteran dengan biaya tinggi semakin berkembang.

4 16 Data sumber pembiayaan di negara-negara berkembang (diluar negara-negara sosialis) menunjukkan bahwa peran Pemerintah tidaklah besar, sementara di negaranegara maju peran Pemerintah sangat besar kecuali di Amerika Serikat. Secara de facto 8 sistem pelayanan kesehatan yang bertumpu pada pembayaran masyarakat merupakan sistem yang lebih banyak menggunakan mekanisme pasar. Hal ini terjadi di China dengan sistem pembiayaan berdasarkan mekanisme pasar yang mulai menggantikan peran Pemerintah. Sektor rumah sakit pada negara berkembang, termasuk Indonesia, tidak dapat menahan mekanisme pasar dalam manajemennya selama sistem ekonomi dan politik negara juga menggunakan mekanisme pasar. Dalam hal ini mau tidak mau rumah sakit harus bertindak di lingkungan yang menggunakan mekanisme pasar, dengan tetap berusaha mempertahankan misi sosialnya. Pertanyaan penting yaitu bagaimana strategi pengembangan rumah sakit pada situasi berbasis mekanisme pasar namun tetap berusaha mengurangi akibat negatifnya, sambil menjalankan misi sosialnya. Strategi rumah sakit tentunya sangat dipengaruhi oleh kebijakan negara dalam sektor kesehatan. Di Indonesia, sekitar 70% sumber dana kesehatan berasal dari masyarakat. Sejak masa kemerdekaannya, Indonesia bukanlah sebuah negara yang memiliki tingkat kesejahteraan baik dalam sektor kesehatan. Sampai pada saat Social Safety Net 9 dijalankan di tahun 1998 karena terjadinya krisis moneter. Sebelumnya sebagian besar dana kesehatan dari Pemerintah digunakan untuk penyelenggaraan pelayanan 8 De facto : Berasal dari Bahasa Latin yang artinya sebenarnya atau pada kenyataannya. 9 Social Safety Net : Istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan sekumpulan layanan yang diberikan oleh negara atau institusi-institusi lain seperti kesejahteraan, jaminan bagi para pengangguran, layanan kesehatan, rumah hunian, dan lain-lain, yang bertujuan untuk mencegah individu jatuh ke dalam tingkat kemiskinan tertentu. (Graham, 1994)

5 17 kesehatan, bukannya subsidi langsung bagi orang miskin yang sakit. Di awal 2005, program Safety Net ditingkatkan melalui program kompensasi BBM yang memberikan subsidi langsung bagi keluarga miskin melalui PT Askes Indonesia. Jumlah yang disalurkan sekitar 2,1 triliun rupiah. Kebijakan ini akan meningkatkan peran Pemerintah dalam sektor kesehatan. Dengan kebijakan ini diharapkan misi sosial rumah sakit dapat meningkat. 2.2 Strategi Bisnis Ada banyak definisi tentang strategi. Menurut Rangkutti (2005), strategi adalah suatu tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi, bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pada pola konsumen memerlukan kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan. Menurut Kotler (2002), strategi adalah rencana permainan untuk mencapai sasarannya, yang terdiri dari strategi pemasaran, strategi teknologi, serta strategi penetapan sumber yang sesuai. Menurut Hariadi (2003), strategi bisnis merupakan rencana strategi yang terjadi pada tingkat divisi dan dimaksudkan untuk bagaimana membangun dan memperkuat posisi bersaing suatu produk atau jasa perusahaan pada industri atau pasar tertentu yang dilayani oleh divisi tertentu.

6 18 Strategi bisnis termasuk salah satu tipe strategi yang sering juga disebut strategi secara fungsional karena berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan (Rangkutti, 2005). Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi merupakan suatu pendekatan secara umum untuk pencapaian sasaran. Strategi bisnis merupakan perpaduan antara seni dan ilmu pengetahuan dalam memformulasikan, menerapkan, dan mengevaluasi fungsi keputusan yang memungkinkan sebuah organisasi dapat mencapai tujuannya. Perencanaan strategi merupakan proses dasar dari suatu organisasi dalam menentukan misi perusahaan dan sasaran jangka panjang, serta penyusunan perencanaan kegiatan untuk mengimplementasikan pencapaian sasaran tersebut. Dengan adanya strategi bisnis, maka sejumlah keputusan dan tindakan dapat diarahkan pada penyusunan suatu strategi yang efektif untuk membantu dalam mencapai sasaran. Strategi juga dapat diartikan sebagai sebuah perangkat luas rencana organisasi untuk mengimplementasikan keputusan yang diambil demi mencapai tujuan organisasi. Strategi berkaitan dengan kinerja suatu organisasi. Terdapat variasi dalam strategi dan kinerja organisasi, dan hal ini berhubungan dengan perbedaan industri setiap organisasi, peraturan Pemerintah, serta aset-aset yang dimiliki (aset finansial, fisik, maupun sumber daya manusia). Oleh karena itu keberadaan sebuah manajemen strategi yang baik dapat membantu para manajer untuk mencapai kinerja yang baik.

7 19 Kinerja organisasi bergantung pada tindakan yang dilakukan dan konteks pada saat melakukan tindakan tersebut. Dalam hal ini, tindakan berhubungan dengan akuisisi aset baru dan pengembangan aset yang tersedia dari suatu organisasi. Sedangkan konteks berhubungan dengan situasi suatu organisasi. Beberapa situasi bersifat internal, yaitu situasi yang berhubungann dengan aset yang dimiliki dan cara- cara untuk mengatur aset tersebut. Faktor lain bersifat eksternal, yaitu yang termasuk dengan karakteristik industri seperti kompetitor, pembeli, dan pemasok baik yang sudah ada maupun yang potensial. Faktor eksternal lain juga terdapat diluar faktor industri pasar seperti pemerintahan, politik, dan keadaan sosial. Gabungan dari kedua faktor organisasi, yaitu konteks dan tindakan akan membentuk kinerja suatu organisasi seperti gambar di bawah ini. KONTEKS Eksternal Internal PERFORMA TINDAKAN Akuisisi aset Pengembangan aset Gambar 2.1 Manajemen Strategis (Shaloner, Shepard, Podolny, 2001)

8 20 Berdasarkan teori Thompson, Strickland, dan Gamble, secara umum ada lima fase yang harus dilalui dalam membuat strategi perusahaan, yaitu : Gambar 2.2 Fase Pembuatan dan Pelaksanaan Strategi (Thompson, Strickland, Gamble, 2005) a. Fase 1 : Menciptakan Visi Strategis Pada dasarnya, visi strategis merupakan sebuah peta yang menentukan rute dari suatu perusahaan dalam mengembangkan dan memperkuat bisnisnya. Visi adalah gambaran dari tujuan akhir yang ingin dicapai dan logika/alasan mengapa tujuan tersebut harus dicapai. Visi terbentuk dari pandangan dan kesimpulan dari manajemen terhadap arah perusahaan serta dari fokus perusahaan terhadap produk, pasar, pelanggan, dan teknologi. Sebuah visi berbeda dengan pernyataan misi. Visi lebih mengarah kepada pertimbangan-pertimbangan terhadap arah perusahaan di masa depan dan mengapa

9 21 perusahaan harus mengarah kesana. Sedangkan pernyataan misi lebih terfokus kepada ruang lingkup dan fungsi bisnis pada saat sekarang, yaitu jati diri perusahaan tersebut (siapakah kita, apa yang kita lakukan, dan mengapa kita ada). Misi suatu perusahaan didefinisikan oleh kebutuhan pembeli, segmen pasar dan pelanggan, sumber daya, dan teknologi. Sebagian besar perusahaan mempunyai misi yang sederhana, yaitu menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya bagi para pemegang saham, tetapi visi yang dimiliki sangat berbeda dan lebih fundamental. Visi harus dicocokan dengan nilai-nilai perusahaan. Nilai adalah kepercayaan suatu perusahaan, prinsip bisnis, dan tindakan praktis yang mengarahkan praktek bisnis sehari-hari, pencarian visi strategis, dan sikap/perbuatan para karyawan perusahaan tersebut. Visi juga harus dikomunikasikan. Komunikasi visi yang efektif merupakan alat manajemen yang paling baik untuk mengetahui komitmen perusahaan terhadap tindakan-tindakan untuk merealisasikan visi. Beberapa isu yang mungkin timbul pada saat mengkomunikasikan visi bisnis antara lain adalah : Mengekspresikan inti dari visi dalam sebuah slogan Mencegah resistensi terhadap visi baru Mengenali titik variasi visi strategis Menuai hasil dari visi yang jelas b. Fase 2 : Menentukan Tujuan Maksud dari merumuskan tujuan adalah untuk mengubah visi strategis ke dalam target kinerja yang spesifik, misalnya hasil yang ingin dicapai oleh

10 22 perusahaan, dan kemudian menggunakan tujuan ini sebagai titik untuk menandai kemajuan dan kinerja perusahaan. Tujuan yang baik harus bersifat quantifiable 10, measurable 11, dan memiliki batas waktu dalam mencapai sesuatu. Secara ideal, seorang manajer harus memiliki beberapa pelatihan untuk dapat mencapai tujuan sebagai alat untuk mendorong organisasi dalam mencapai potensinya yang utuh. Beberapa isu yang mungkin timbul dalam merumuskan tujuan yaitu : Kinerja strategis yang baik membantu kinerja keuangan menjadi lebih baik. Pendekatan Balanced Scorecard merupakan kombinasi antara tujuan finansial dan strategis. Adanya kebutuhan akan tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Pemilihan strategic intent 12. Adanya kebutuhan akan tujuan yang jelas bagi setiap tingkatan organisasi. Tujuan akan lebih baik jika bersifat bottom-up 13 dibandingkan dengan topdown 14. c. Fase 3 : Menentukan Strategi Untuk Mencapai Tujuan Strategi perusahaan secara menyeluruh adalah sekumpulan dari inisiatif strategi dan tindakan yang dipimpin oleh para manajer dan tokoh-tokoh utama dari suatu perusahaan dalam setiap level organisasi, baik level atas maupun level bawah. Hirarki ini akan ditunjukkan pada gambar Quantifiable : Bersifat dapat dihitung. 11 Measurable : Bersifat dapat diduga, dapat diukur. 12 Strategic intent : pernyataan tingkat tinggi tentang dimana dan bagaimana sebuah organisasi akan mencapai visinya. 13 Bottom-up : Perkembangan proses dari unit-unit kecil (subordinat) ke unit yang lebih besar/penting di dalam sebuah organisasi. 14 Top down : Perkembangan proses dari unit yang lebih besar (unit dasar) ke unit-unit yang lebih kecil (rincian sub unit).

11 23 Sedangkan rencana strategis akan terbentuk dari perumusan visi strategis, tujuan, dan perumusan strategi sebagai landasannya. Semua itu akan membentuk arah perusahaan, target kinerja jangka pendek dan jangka panjang, serta perubahan kompetitif dan tindakan internal dalam mencapai hasil bisnis yang diharapkan. Corporate Strategy The company wide game plan for managing a set of business Business Strategy How to strengthen market position and build competitive advantages Actions to build competitive capabilities Functional-Area Strategies Within Each Business Add relevant detail to the hows of overall business strategy Provide a game plan for managing specific lowerechelon activities with strategic significance Operating Strategies Within Each Business Add detail and completeness to business and functional strategy Provide a game plan for managing specific lowerechelon activities with strategic significance Gambar 2.3 Hirarki Perumusan Strategi (Thompson, Strickland, Gamble, 2005)

12 24 d. Fase 4 : Implementasi dan Eksekusi Strategi Pengaturan implementasi dan eksekusi strategi adalah aktivitas yang berorientasi operasional dengan sasaran untuk membentuk dan mendukung kinerja aktivitas inti bisnis. Agenda implementasi ini timbul dari assessment 15 terhadap bagaimana cara perusahaan mengeksekusi strategi secara berbeda dan profesional sehingga tercapai kinerja perusahaan yang diharapkan. Aspek-aspek penting dalam eksekusi suatu strategi adalah : Staffing 16 suatu organisasi dengan tenaga kerja yang ahli. Pengembangan anggaran untuk mencapai suksesnya suatu strategi. Meyakinkan praktek bisnis yang baik untuk menjalankan bisnis sehari-hari dengan mengedepankan perbaikan secara berkelanjutan. Pembangunan sistem operasi dan informasi untuk membantu para karyawan dalam menjalankan tugas sehari-hari. Memotivasi setiap individu agar dapat mencapai tujuan dan target. Mengadakan sistem reward dan incentives 17 pada saat tercapainya kinerja yang diharapkan. Menciptakan kultur dan lingkungan kerja yang kondusif. Pengadaan kepemimpinan internal yang diperlukan untuk menyetir suatu implementasi dan tetap memperbaiki eksekusi strategi. 15 Assessment : Taksiran, penilaian. 16 Staffing : Susunan kepegawaian. 17 Sistem reward dan incentives : Suatu alat penggerak yang penting, agar manusia cenderung untuk mau berusaha lebih giat apabila balas jasa yang diterima memberikan kepuasan terhadap apa yang diminta. (Terry, 1964)

13 25 e. Fase 5 : Memantau Perkembangan, Mengevaluasi Kinerja, dan Membuat Perbaikan Fase kelima yang juga merupakan tahap terakhir dalam pembuatan dan pelaksanaan strategi adalah kegiatan evaluasi dari kemajuan yang dicapai perusahaan, pengkajian ulang dari akibat-akibat yang terjadi dari pengembangan eksternal, serta membuat koreksi dan penyesuaian. Dari hal ini, dapat dicapai suatu titik keputusan apakah strategi yang sudah dipilih pantas untuk diteruskan atau apakah visi, tujuan, strategi, dan/atau metode eksekusi strategi harus diubah. Bila arah dan strategi telah cocok dengan kompetisi dan standar industri, serta bila target telah tercapai, maka manajemen dapat memutuskan untuk merumuskan strategi yang sudah ada dengan mengadakan beberapa penyesuaian. Namun jika perusahaan menghadapi perubahan lingkungan industri yang besar, maka strategi harus dikaji ulang dan disesuaikan kembali. Agar sebuah perusahaan mampu menghadapi ancaman secara efektif, maka perusahaan perlu menganalisis faktor internal dan eksternal sehingga dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan di masa sekarang dan masa yang akan datang. Analisis internal merupakan proses dimana perencana strategi dapat menentukan dimana perusahaan mempunyai kemampuan yang penting, sehingga perlu mengkaji bidang-bidang operasional, seperti bidang pemasaran, penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya manusia, dan keuangan. Dengan demikian perusahaan dapat memanfaatkan peluang dengan cara yang efektif dan dapat menangani ancaman di dalam lingkungan perusahaan. Sedangkan analisis eksternal

14 26 merupakan proses dimana perencana strategi dapat menentukan dimana perusahaan mempunyai kemampuan yang penting terhadap faktor diluar perusahaan. Gambar 2.4 Skema Proses Penentuan Strategi (Thompson, Strickland, Gamble, 2005) Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan penjabaran lebih lanjut mengenai analisis faktor eksternal dan internal sebuah perusahaan Kondisi Eksternal Perusahaan Lingkungan eksternal dari sebuah perusahaan meliputi semua faktor dan pengaruh yang relevan, yang berasal dari luar jangkauan perusahaan tersebut. Proses diagnosa situasi eksternal perusahaan mencakup penilaian faktor-faktor penting secara strategis yang akan menunjang keputusan perusahaan sehubungan dengan arah, tujuan, strategi, dan model bisnisnya. Manajer perusahaan harus dapat menganalisis lingkungan eksternal perusahaan untuk tujuan mengidentifikasi perkembangan eksternal yang penting dan berpotensi, menilai dampak dan pengaruh dari lingkungan

15 27 eksternal terhadap perusahaan, serta melakukan penyesuaian dengan arah dan tujuan perusahaan. Dalam menganalisis kondisi eksternal perusahaan, ada beberapa alat bantu strategi yang dapat digunakan, yaitu : a. Analisis PESTLE PESTLE merupakan akronim untuk Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Legal (hukum), dan Environment (lingkungan). Analisis PESTLE merupakan analisis lingkungan eksternal makro yang akan mempengaruhi semua perusahaan. Terkadang faktor eksternal ini hadir sebagai ancaman bagi perusahaan. Namun perubahan di dalam lingkungan eksternal juga menciptakan peluang baru untuk membangun optimis perusahaan yang lebih tinggi. Beberapa manfaat yang ditawarkan oleh analisis PESTLE antara lain adalah : Membantu memastikan bahwa upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka menghadapi kekuatan tantangan dari perubahan eksternal yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja perusahaan telah sesuai. Membantu upaya menghindari aksi-aksi yang akan membawa perusahaan kepada kegagalan fatal. Analisis PESTLE akan membantu para pemain baru untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan baru secara lebih cepat.

16 28 b. Five Forces Model of Competition (Analisis Porter) Memahami para pesaing di dalam suatu industri merupakan salah satu faktor utama dalam upaya mengembangkan strategi. Tujuan dari menganalisis pesaing adalah untuk memudahkan manajemen dalam menilai kekuatan, kelemahan, kemampuan, serta potensi yang dimiliki pesaing sehingga perusahaan dapat memikirkan strategi yang dinilai paling tepat untuk dilakukan. Salah satu upaya mengidentifikasi pesaing dapat dilakukan dengan pendekatan model Porter. Sesungguhnya model bisnis Porter khusus dirancang untuk menganalisis peran kompetitif dari sistem informasi. Model bisnis ini merupakan suatu alat yang digunakan untuk menggambarkan posisi perusahaan di dalam suatu persaingan bisnis. Potential Entrants Ancaman dari pendatang baru Suppliers Kekuatan tawar pemasok Industry Competitors Persaingan antar perusahaan Buyers Kekuatan tawar pembeli Substitutes Ancaman dari produk pengganti Gambar 2.5 Lima Elemen Kekuatan Persaingan Dalam Industri (Kotler, 2002)

17 29 Menurut Porter, ada lima kekuatan yang membentuk persaingan di dalam sebuah industri. Kelima kekuatan tersebut adalah : 1. Persaingan antar perusahaan Persaingan antar perusahaan yang berada di industri sejenis dapat menguat atau melemah, dan ketika persaingan tinggi maka keadaan cenderung rendah. 2. Ancaman dari pendatang baru Tidak hanya para pesaing yang dapat menimbulkan ancaman terhadap perusahaan di dalam industri. Kemungkinan perusahaan baru yang masuk ke dalam industri juga akan mempengaruhi kondisi persaingan. 3. Ancaman dari produk pengganti Produk atau layanan subtitusi merupakan produk atau layanan yang memiliki penampilan berbeda tetapi dapat memuaskan kebutuhan yang sama seperti produk atau layanan lain. 4. Kekuatan tawar pembeli Pembeli memiliki kemampuan untuk mempengaruhi suatu industri melalui usaha memaksakan penurunan harga, menawar untuk kualitas yang lebih baik atas layanan yang lebih banyak, dan membuat para pemain industri saling bersaing satu sama lain. 5. Kekuatan tawar pemasok Pemasok dapat mempengaruhi suatu industri melalui kemampuannya untuk menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk atau layanannya.

18 30 c. Strategic Group Map Kelompok strategik (strategic group) merupakan sebuah kluster perusahaan di suatu industri yang memiliki pendekatan kompetitif dan posisi pasar yang serupa. Pemetaan kelompok strategik ini bermanfaat untuk menyingkap posisi kompetitif yang berbeda dari para kompetitor industri. Ada empat langkah yang harus dilakukan untuk membangun sebuah peta kelompok strategik, yaitu : Mengidentifikasi karakteristik-karakteristik kompetitif yang membedakan perusahaan-perusahaan yang terdapat di sebuah industri antara yang satu dengan lainnya. Menggambarkan perusahaan-perusahaan tersebut pada sebuah peta yang memiliki dua buah variabel dengan menggunakan sepasang karakteristik pembeda. Menentukan perusahaan-perusahaan yang tercakup di sebuah lingkup strategi yang sama untuk dimasukkan ke dalam kelompok strategik yang sama pula. Menggambar lingkaran untuk setiap kelompok, membuat proporsional lingkaran untuk menunjukkan ukuran/komposisi dari masing-masing kelompok terhadap total penjualan industri Kondisi Internal Perusahaan Selain mengenali kondisi lingkungan eksternal, adalah penting bagi setiap perusahaan untuk mengenali kondisi internalnya sendiri. Sebelum membentuk sebuah strategi baru, perusahaan harus memahami dengan benar tentang posisi mereka secara

19 31 umum di industri yang sedang digelutinya. Ada beberapa alat bantu bisnis yang dapat digunakan dalam melakukan analisis internal, yaitu : a. Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan obyek dari analisis keuangan. Laporan keuangan sangat bermanfaat bagi perusahaan karena dapat berfungsi sebagai alat bantu bagi pihak manajemen untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan dari segi keuangan, dan kemudian membantu perusahaan tersebut dalam mengambil kebijaksanaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan resiko, atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Analisis laporan keuangan mencakup analisis rasio keuangan. Analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen di masa lalu dan prospeknya di masa mendatang. Analisis laporan keuangan juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kelangsungan hidup suatu perusahaan. b. Analisis SWOT SWOT adalah singkatan dari Strenght (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman). Analisis SWOT merupakan cara sistematis untuk mengidentifikasi faktor-faktor ini dan strategi yang menggambarkan kecocokan yang paling baik diantara mereka. Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalkan kelemahan dan

20 32 ancaman. Apabila diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini akan memberikan dampak yang sangat besar atas rancangan strategi yang berhasil. Analisis lingkungan industri menyajikan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang ada di dalam lingkungan perusahaan, yang merupakan fokus mendasar pertama dalam analisis SWOT. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut dari setiap faktor di dalam analisis SWOT. 1. Peluang Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan di dalam lingkungan perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan penting menjadi salah satu sumber peluang identifikasi segmen pasar yang semula terabaikan, perubahan pada situasi persaingan atau peraturan perubahan teknologi, serta membaiknya hubungan dengan pembeli atau pemasok dapat memberikan peluang bagi perusahaan. 2. Ancaman Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan penggangu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok penting, perubahan teknologi, serta peraturan baru yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan perusahaan. 3. Kekuatan Kekuatan adalah sumber daya keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain yang bersifat relatif terhadap pesaing, serta kebutuhan pasar yang dilayani atau

21 33 ingin dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus yang memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di dalam pasar. Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan dengan pembeli dan pemasok, dan faktor-faktor lainnya. 4. Kelemahan Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan di dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif sebuah perusahaan. Fasilitas sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran, dan citra merek dapat menjadi sumber kelemahan. Makna dan pesan yang paling mendalam dari analisis SWOT adalah apapun cara-cara serta tindakan yang diambil, proses pembuatan keputusan harus mengandung dan memiliki prinsip : kembangkan kekuatan, minimalkan kelemahan, tangkap peluang/kesempatan, dan hilangkan ancaman. c. Analisis Value Chain Value chain merupakan sebuah alat bantu utama untuk menganalisis strategi keunggulan bersaing. Value chain akan menyajikan sebuah rantai nilai yang akan menguraikan perusahaan ke dalam aktivitas-aktivitas yang relevan secara strategis untuk memakai perilaku biaya. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam meningkatkan atau mempertahankan daya saing sangat bergantung pada kemampuannya dalam mengelola rantai nilai relatif dibanding para pesaingnya, yaitu dengan memberikan nilai yang lebih baik kepada pelanggan dengan biaya yang sama atau sebaliknya

22 34 memberikan nilai yang sama dengan biaya yang lebih rendah. Oleh karena itu, analisis value chain sangat penting untuk menunjukkan secara tepat dimana nilai konsumen (customer value) yang dapat ditingkatkan atau biaya yang dapat dihemat. Analisis value chain bermanfaat untuk memahami aktivitas-aktivitas dan dapat memberikan informasi posisi perusahaan pada value chain yang membentuk nilai suatu produk atau jasa. Analisis value chain dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi posisi perusahaan dan menganalisis aktivitas-aktivitas yang ada di dalam rantai nilai serta mengurangkan atau mengeliminasi aktivitas yang tidak menciptakan nilai tambah pada produk atau jasa. Selanjutnya perusahaan dapat menentukan strategi kompetitifnya, yaitu low-cost 18 atau diferensiasi 19. Perusahaan juga harus menjaga dan meningkatkan hubungan baik yang saling menguntungkan dengan pemasok dan memelihara hubungan baik dengan pelanggan. Disamping itu, perusahaan juga perlu mempertimbangkan untuk menggunakan teknologi informasi karena sangat membantu dalam memaksimalkan nilai produk atau jasa. 18 Low cost : Istilah dalam bidang finansial yang berhubungan dengan penerapan harga murah. 19 Diferensiasi : Tindakan merancang sekumpulan perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari pesaingnya.

23 35 The Five Generic Competitive Strategy Strategi kompetitif merupakan sebuah rencana permainan (game plan) suatu manajemen perusahaan, yang secara spesifik menerangkann tentang bagaimana cara sukses menjalankan bisnis di dalam suatu industri dan memiliki keuntungan kompetitif (competitive advantage) ) yang sulit untuk ditiru oleh pesaing. Ada lima strategi kompetitif yang dapat diidentifikasi melalui pemetaan dua variabel sebagai sumbu, yaitu target pasar dan keuntungan kompetitif. Target Market A Broad Cross Section of Buyers A Narrow Buyer Segment (or Niche Market) Overall Low Cost Broad Differentiation Provider Strategy Strategy Best Cost Provider Strategy Focused Low Cost Focused Differentiation Strategy Strategy Lower Cost Differentiation Gambar 2.6 Tipe Competitive Advantage

24 36 1. Low-cost provider strategy, yaitu strategi yang mengusahakan untuk mencapai biaya lebih rendah dari para pesaingnya dan memiliki target pasar yang luas. Biasanya perusahaan yang menerapkan strategi ini memberikan harga jual kepada pelanggan lebih rendah daripada harga yang diterapkan pesaingnya. 2. Broad differentiation strategy, yaitu strategi yang mengusahakan diferensiasi produk sehingga tidak sama dengan pesaingnya (memiliki ciri khas tersendiri), dan bermain di segmen pasar yang luas. 3. Best-cost provider strategy, yaitu strategi yang memberikan nilai lebih kepada pelanggan melalui kualitas produk yang unggul dengan harga lebih rendah dari pesaingnya. Sasaran dalam strategi ini adalah penetapan harga jual rendah dengan tetap bersaing di kualitas produk. 4. Focused (or market niche) strategy based on low cost, yaitu strategi yang berkonsentrasi pada segmen pasar dalam lingkup kecil, dan menerapkan harga yang lebih rendah dari para pesaingnya. 5. Focused (or market niche) strategy based on differentiation, yaitu strategi yang berkonsentrasi pada segmen pasar dalam lingkup kecil, menyediakan produk yang telah disesuaikan (customized) dan dapat memenuhi selera serta kebutuhan pasar lebih dari para pesaingnya.

25 Balanced Scorecard Rumah Sakit Sebagai Lembaga Non Profit Dalam konteks melakukan bisnis yang etis, lembaga non-profit perlu mempelajari berbagai konsep bisnis agar dapat berkembang. Salah satu konsep bisnis yang dapat digunakan di rumah sakit adalah Balanced Scorecard. Konsep ini menegaskan bahwa sebuah perusahaan yang sukses tidak hanya mencari keuntungan saja, tetapi juga berusaha untuk memenuhi kepuasan konsumen, melakukan pengembangan sumber daya manusia, dan mempunyai proses kegiatan yang bermutu. Pengembangan konsep Balanced Scorecard relevan untuk diaplikasikan di rumah sakit non-profit. Indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan rumah sakit sebagai sebuah lembaga usaha tersusun atas empat perspektif, yaitu : Pemberdayaan dan pengembangan sumber daya manusia. Proses pelaksanaan kegiatan. Kepuasan konsumen, pemberi subsidi, dan/atau pemberi donor kemanusiaan. Keuangan Indikator ini merupakan modifikasi dari perspektif kepuasan konsumen bagi perusahaan yang berorientasi profit dan keuangan.

26 Gambar 2.6 Nilai-Nilai Kelembagaan Rumah Sakit Berdasarkan Pada Empat Perspektif (Trisnantoro, 2005) 38

27 39 Perspektif pertama menyatakan bahwa pegawai medis, paramedik, dan pegawai lain merupakan komponen penting rumah sakit yang harus diberdayakan. Mutu proses pelayanan kesehatan hanya akan meningkat jika pegawai rumah sakit mempunyai komitmen dan terlatih dalam pekerjaannya. Salah satu faktor penting dalam penegakan komitmen yaitu insentif keuangan (reward system) sebagai kompensasi bekerja. Profesi dokter juga mempunyai keinginan untuk memperoleh pendapatan tertentu. Hal itu bergantung pada situasi setempat dan kelangkaan tenaga kerja (Trisnantoro, 2000). Dalam hal ini bekerja di rumah sakit keagamaan ternyata tidak mengurangi tuntutan dokter akan jasa medis. Jasa medis di rumah sakit keagamaan dapat jauh lebih besar dibandingkan dengan rumah sakit Pemerintah. Pada intinya kompensasi keuangan untuk sumber daya manusia di rumah sakit non-profit tidak dapat dilakukan hanya dengan berdasarkan keyakinan akan manfaat surgawi saja, melainkan juga berdasarkan manfaat duniawi yang menggunakan nilai-nilai pasar. Insentif keuangan dapat mempengaruhi komitmen para tenaga medis. Pada akhirnya insentif tersebut akan mempengaruhi proses pelayanan rumah sakit. Pengembangan sumber daya manusia juga dilakukan melalui pelatihanpelatihan, selain pengembangan dengan kompensasi. Kesalahan-kesalahan dalam praktek di rumah sakit yang menjadikan pelayanan tidak efisien sebenarnya dapat diminimalisasi jika saja sumber daya manusianya lebih terlatih dan mempunyai komitmen yang tinggi.

28 40 Perspektif kedua dalam Balanced Scorecard menekankan pada proses pelayanan. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam proses pelayanan ini yaitu mutu proses pelayanan itu sendiri. Pelayanan di rumah sakit bersifat rumit dan membutuhkan integrasi dari berbagai unit layanan. Di samping itu, pelayanan ini juga membutuhkan sistem manajemen yang baik. Perspektif ketiga membahas mengenai kepuasan konsumen sebagai hasil dari peningkatan mutu dan efisiensi proses pelayanan rumah sakit. Dalam hal ini perlu ditekankan bahwa konsumen dibedakan atas konsumen yang membeli sendiri secara perorangan atau kelompok (dalam bentuk asuransi kesehatan atau perusahaan yang mengontrakkan pelayanan kesehatan pegawainya) dan pihak yang membelikan bagi orang lain dalam bentuk dana kemanusiaan atau subsidi. Kepuasan konsumen yang membeli ini merupakan hal yang wajar dalam jasa pelayanan di segala bidang. Rumah sakit non-profit yang mempunyai misi untuk melayani keluarga miskin, memiliki kelompok konsumen yang membelikan untuk orang lain dalam bentuk subsidi atau dana-dana kemanusiaan. Selanjutnya, kepuasan para konsumen akan meningkatkan kemampuan keuangan rumah sakit secara berkesinambungan. Bentuk kepuasan bagi para pembeli jasa adalah kesetiaan terhadap rumah sakit yang memberikan pelayanan yang baik, serta memberikan saran kepada orang lain untuk datang berobat di rumah sakit tersebut. Hal ini akan memberikan pendapatan yang terus menerus kepada pihak rumah sakit. Sementara itu para donor dan wakil rakyat diharapkan dapat mengusahakan dana untuk subsidi bagi rumah sakit yang melayani keluarga miskin.

29 41 Perspektif keuangan merupakan hal penting bagi rumah sakit non-profit. Aspek keuangan yang kuat akan memungkinkan rumah sakit non-profit untuk berbuat lebih banyak dalam melaksanakan berbagai misinya. Misi tersebut meliputi pelayanan keluarga miskin, menjadikan tempat bekerja bagi para pegawai perusahaan, dan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat luas. Lebih lanjut, secara berkesinambungan rumah sakit dengan aspek keuangan yang kokoh akan senantiasa dapat meningkatkan mutu proses pelayanan dengan mengadakan perbaikan fasilitas medis dan fisik rumah sakit, serta pengembangan sumber daya manusia. Keempat perspektif dalam Balanced Scorecard diukur dengan menggunakan indikator kinerja. Oleh karena itu, konsep Balanced Scorecard ini dapat digunakan untuk menerangkan mengapa sebuah rumah sakit yang memiliki proses pelayanan buruk mengalami penurunan kinerja secara terus menerus dan sulit untuk mengatasi permasalahannya. Penurunan kinerja tampak pada proses yang bermutu rendah sehingga hanya akan mampu menarik pasien dari kelas ekonomi bawah, dan kemungkinan mengalami kesulitan dalam memperoleh subsidi. Akibatnya keuangan rumah sakit akan menjadi sangat terbatas yang selanjutnya akan berdampak pada ketidakmampuan rumah sakit dalam memberi insentif yang cukup kepada para pegawainya dan memperbaiki fasilitas serta fisik rumah sakit. Penentuan metode Balanced Scorecard untuk rumah sakit non-profit merupakan sebuah langkah untuk mengurangi berbagai kelemahan lembaga nonprofit. Makna penggunaan metode Balanced Scorecard yang dimodifikasi untuk rumah sakit merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kinerja rumah sakit nonprofit dengan menggunakan konsep bisnis yang etis. Dengan menggunakan indikator-

30 42 indikator secara sistematis, berbagai kelemahan di rumah sakit non-profit dapat teridentifikasi. Konsep Balanced Scorecard ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam menentukan indikator untuk tonggak-tonggak yang ingin dicapai oleh rumah sakit di masa depan. Beberapa indikator kinerja rumah sakit merupakan kombinasi dari berbagai perspektif yang mencerminkan nilai-nilai klinis, kepuasan konsumen, keuangan, sumber daya manusia, dan misi sosial rumah sakit. Hal ini mencerminkan indikator kinerja rumah sakit yang mempunyai misi sosial namun tetap memperhatikan indikator ekonomi dan nilai pasar. Sampai saat ini indikator kinerja di Indonesia belum dikembangkan secara luas. Akan tetapi berbagai upaya untuk mencari indikator rumah sakit yang tepat masih terus dilakukan. Satu hal yang penting dalam indikator adalah apakah mengukur rumah sakit secara keseluruhan atau mengukur sebuah instalasi tertentu dari rumah sakit. Hal ini terkait dengan rencana strategis pada tingkat rumah sakit atau instalasi. Apabila rencana strategis tersebut berada dalam tingkat instalasi, tentu dibutuhkan indikatorindikator instalasi. Dalam hal ini, proses penyusunan rencana strategis memang merupakan kegiatan yang interaktif antara direksi rumah sakit dengan para manajer instalasi sebagai unit-unit usaha dan manajer-manajer unit pendukung.

ASPEK STRATEGIS MANAJEMEN RUMAH SAKIT

ASPEK STRATEGIS MANAJEMEN RUMAH SAKIT Pengantar R umah sakit merupakan sebuah lembaga yang melakukan kegiatan tidak di ruang hampa. Dalam sejarah perkembangan rumah sakit terdapat interaksi antara lingkungan dengan keadaan dalam rumah sakit.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan terdiri dari berbagai kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan disebut sarana kesehatan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penulisan tesis ini digunakan strategi analisis situasi dimana

BAB III METODOLOGI. Dalam penulisan tesis ini digunakan strategi analisis situasi dimana BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Dalam penulisan tesis ini digunakan strategi analisis situasi dimana informasi yang nantinya diperoleh, digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan strategi baru atau

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Daftar Isi

DAFTAR ISI Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xi Intisari... xii

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Padahal dalam menghadapi lingkungan bisnis yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David

digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David 41 digunakan dalam identifikasi variabel lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan secara teoritis dirumuskan oleh David (2006:104) sebagai identifikasi dan evaluasi trend dari kejadian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatu program/kegiatan/kebijakan dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN.. KATA PENGANTAR.. iv DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR GRAFIK..

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN.. KATA PENGANTAR.. iv DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR GRAFIK.. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN.. i ii iii KATA PENGANTAR.. iv DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR... vi x DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR GRAFIK.. xii DAFTAR LAMPIRAN.. xiii

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang kompleks dan mempunyai fungsi luas menyangkut fungsi pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi dengan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

Farah Esa B

Farah Esa B ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Di dalam persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan di tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PERENCANAAN PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA Langkah pertama dalam melakukan penelitan adalah dengan mengidentifikasi masalah yang ada dan menentukan tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Perancangan balanced scorecard ini, diharapkan dapat membantu perusahan untuk menilai kinerjanya terhadap inisiatif dan strategi perusahaan dengan target-target

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Strategik Manajemen strategik didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana

Lebih terperinci

ANALISIS PASAR. Audit thd semua lingkungan relevant thd suatu brand pada saat tertentu, Misal : produk Bank berupa jasa giro Peluang Pemasaran

ANALISIS PASAR. Audit thd semua lingkungan relevant thd suatu brand pada saat tertentu, Misal : produk Bank berupa jasa giro Peluang Pemasaran ANALISIS PASAR Analisa Pasar merupakan bagian penting dalam manajemen pemasaran, karena dalam konsep pemasaran adalah memberikan kepuasan pada jonsumen sasaran ( kebutuhan dan keinginan ) ANALISA SITUASI

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

KEUNGGULAN KOMPETITIF

KEUNGGULAN KOMPETITIF KEUNGGULAN KOMPETITIF PELUANG BISNIS Inovasi dan Eksploitasi Peluang produk baru jasa baru Teknik produksi baru Cara baru Alat baru untuk memberi informasi Cara baru hubungan dengan pelanggan Multiple

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, perkembangan teknologi dan kondisi persaingan yang semakin tinggi dan kompetitif tidak dapat dihindarkan. Situasi ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori untuk pemecahan masalah yang akan dilakukan. Oleh karena itu pada bagian dibawah ini akan dikemukakan teori teori yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Idealnya, setiap manajemen perusahaan memerlukan suatu alat ukur untuk mengetahui seberapa baik performa perusahaan. Objek yang selalu diukur adalah bagian keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Manajemen Pemasaran 2.1.1 Strategi Strategi perusahaan merupakan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi untuk tetap survive dan tetap memenangkan persaingan. Mengelola kinerja dengan mempertimbangkan faktor strategi dan risiko

BAB I PENDAHULUAN. strategi untuk tetap survive dan tetap memenangkan persaingan. Mengelola kinerja dengan mempertimbangkan faktor strategi dan risiko BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua perusahaan memiliki strategi dalam perencanaannya dan implementasi dari strategi tersebut memiliki beragam alat ukur dalam mengevaluasinya sehingga apakah sudah

Lebih terperinci

Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah APA ITU STRATEGI? Oleh: M. Nashiruddin Haramaini, S.T. MBA.

Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah APA ITU STRATEGI? Oleh: M. Nashiruddin Haramaini, S.T. MBA. Seri Artikel Manajemen 2 APA ITU STRATEGI? Oleh: M. Nashiruddin Haramaini, S.T. MBA. Strategi adalah hal yang sering dikemukakan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi apa itu sebenarnya strategi? Mengapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Pemasaran Menurut Paul D. Converse, Harvey W. Huegy dan Robert V. Mitchell, dalam bukunya Elements of Marketing menyatakan bahwa marketing didefinisikan sebagai kegiatan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha Rumah Durian Harum yang terletak di daerah Kalimalang, Jakarta Timur ini memiliki beberapa konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampak adalah semakin ketatnya kompetisi di beberapa sektor industri.

BAB I PENDAHULUAN. dampak adalah semakin ketatnya kompetisi di beberapa sektor industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, setiap perusahaan menghadapi tantangan untuk terus bertahan dan tumbuh berkembang. Globalisasi dan kemajuan dalam pengetahuan dan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Strategi merupakan serangkaian komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk mengeksploitasi kompetensi inti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Penelitian kali ini ditujukan untuk membantu pihak manajemen Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya dalam membuat suatu rencana strategi yang lebih

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK 3 ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK strategik Visi Misi Corporate Strategy Tujuan tujuan yang ingin dicapai di masa depan jalan pilihan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan seperangkat

Lebih terperinci

Manajemen Strategik: Gambaran Umum

Manajemen Strategik: Gambaran Umum Manajemen Strategik: Gambaran Umum Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.... Contoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen strategis adalah seperangkat keputusan manajerial dan tindakan yang menentukan kinerja jangka panjang dari perusahaani. Ini mencakup pemindaian lingkungan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Rumah Sakit Atma Jaya didirikan oleh Yayasan Atma Jaya sebagai rumah

Lebih terperinci

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Sistem informasi secara umum dapat diartikan sebagai kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis,

Lebih terperinci

Mengenal Balanced Scorecard

Mengenal Balanced Scorecard Mengenal Balanced Scorecard Dewasa ini balanced scorecard secara luas telah digunakan dalam industri, bisnis dan organisasi publik untuk menyelaraskan visi dan strategi organisasi, meningkatkan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah salah satu organisasi sektor publik yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa kesehatan yang mempunyai tugas melaksanakan suatu upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 24 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Critical Success Factors 1. Pengertian Critical Success Factors Perusahaan berada dalam lingkungan bisnis harus menggunakan manajemen stratejik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan jaman pada saat ini sebuah organisasi sektor publik dituntut untuk dapat bersaing dalam memberikan kepuasan dan peningkatan mutu layanannya dalam

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

MANAJEMEN BIAJA DAN ETRATEGI

MANAJEMEN BIAJA DAN ETRATEGI MANAJEMEN BIAJA DAN ETRATEGI Pengertian Manajemen Biaya Manajemen Biaya adalah sistem yang didesain untuk menyediakan informasi bagi manajemen untuk pengidentifikasian peluangpeluang penyempurnaan, perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan pokok bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk melangsungkan hidupnya, sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir PT. Tawada Graha yang menjadi obyek dari tulisan kami menjalankan bisnis mereka secara tradisional. Tidak ada perencanaan strategis jangka panjang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan kehidupan lingkungan bisnis. Pada era informasi, lingkungan internal dan eksternal perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini: BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini: 1. Pasar semen di Indonesia mengalami pergeseran struktur dari oligopoli menuju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

Pengertian Total Quality Management (TQM)

Pengertian Total Quality Management (TQM) Pengertian Total Quality Management (TQM) Untuk memahami Total Quality Management, terlebih dahulu perlu dijabarkan pengertian kualitas (quality), dan manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management).

Lebih terperinci

Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard

Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard Balanced scorecard digunakan dalam hampir keseluruhan proses penyusunan rencana. Tahapan penyusunan rencana pada dasarnya meliputi enam kegiatan berikut: perumusan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Istilah startegi berasal dari kata Yunani, strategia (stratus = militer dan ag= memimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan perekonomian berkembangan sedemikian rupa sehingga melewati batas-batas wilayah dan antar

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS. Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework Dalam proyek akhir ini, dasar pemikiran awal mengacu kepada tantangan bisnis yang sedang dihadapi oleh PT Brantas Abipraya saat ini, bagaimana menumbuhkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN OTONOMI DALAM MANAJEMEN RUMAH SAKIT

KEBIJAKAN OTONOMI DALAM MANAJEMEN RUMAH SAKIT Bagian I 51 BAB IV KEBIJAKAN OTONOMI DALAM MANAJEMEN RUMAH SAKIT 4.1 Globalisasi dan Otonomi Rumah Sakit Di Indonesia problem keuangan menyebabkan kemampuan pemerintah pusat untuk membiayai pembangunan

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Analisa SWOT Analisa SWOT merupakan sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya teknologi telekomunikasi di dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya, maka semakin banyak peluang bagi penyelenggara telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Setiawan Hari Purnomo & Zulkieflimansyah (1999, p8), kata strategi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu strategos yang berarti kepala komandan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC )

BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) Beberapa waktu terakhir ini di saat era persaingan bisnis semakin hari semakin ketat para pelaku bisnis atau dalam hal ini bisa dikatakan suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Riset pemasaran sangat penting untuk dilakukan sehingga perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Riset pemasaran sangat penting untuk dilakukan sehingga perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Riset pemasaran sangat penting untuk dilakukan sehingga perusahaan dapat mengetahui posisi merek di pasar, mengetahui selera atau kepuasan konsumen ataupun mengurangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, diperkirakan dan dipastikan di masa yang akan datang. Perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI 1 ORGANISASI DAN SISTEM INFORMASI Sistem Informasi dan Organisasi mempengaruhi satu sama lain.

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebuah organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan menggunakan sumber daya yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A Latar Belakang Masalah... 1 B Rumusan Masalah... 5 C Tujuan Penelitian... 5 D Kegunaan Penelitian... 5

DAFTAR ISI. A Latar Belakang Masalah... 1 B Rumusan Masalah... 5 C Tujuan Penelitian... 5 D Kegunaan Penelitian... 5 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RIWAYAT HIDUP... vii LEMBAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Manajemen Strategi Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Menurut Glueck dan Jauch (1998, p.12) Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS LINGKUNGAN

BAB II ANALISIS LINGKUNGAN BAB II ANALISIS LINGKUNGAN Tujuan Analisis Lingkungan : untuk menilai lingkungan organisasi secara keseluruhan. Baik faktor-faktor yang berada diluar organisasi maupun yang berada didalam organisasi yang

Lebih terperinci

Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan. keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan".

Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, Strategi untuk memenangkan. keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan. 7 Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan". Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing Konsep daya saing berhubungan dengan kemampuan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) dalam memaksimalkan pencapaian tujuan (Tamba, 2004). Untuk meraih kesuksesan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satu dari sepuluh Kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Sukabumi Periode 2006-2010 adalah Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Sosial. Kebijakan

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN STRATEGIK

PENGANTAR MANAJEMEN STRATEGIK PENGANTAR MANAJEMEN STRATEGIK STRATEGY IS PLAN (INTENDED) STRATEGY IS PATTERN (REALIZED & EMERGENT) STRATEGY IS PERSPECTIVE STRATEGY IS POSITION STRATEGY IS PLAY PANDANGAN PRAGMATIS TENTANG STRATEGI Without

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Universitas Bina Nusantara Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2006/2007 Yuyun

Lebih terperinci