ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE)"

Transkripsi

1 ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR) Oleh : DESSY WULANDARI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

2 ABSTRAK Dessy Wulandari. H Analisis Hubungan Faktor Budaya Perusahaan dengan Disiplin Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Pakuan Kota Bogor). Di bawah bimbingan Sjafri Mangkuprawira. Persaingan yang ketat dalam dunia bisnis dewasa ini membawa dampak pada konsekuensi logis keharusan bagi perusahaan untuk mampu mengelola dan mengembangkan sumberdaya manusia sebagai salah satu pilar kekuatan perusahaan yang strategis. Upaya pengelolaan sumberdaya manusia yang dinamis ini dapat dimulai dengan penciptaan nilai-nilai budaya kerja oleh perusahaan. Budaya perusahaan sebagai sesuatu yang abstrak karena hanya berupa perjanjian psikologis perusahaan dengan karyawan, namun sangat signifikan mempengaruhi dan menjadi karakteristik pola perilaku perusahaan mendapat tempat yang istimewa untuk dikaji secara ilmiah dalam hubungannya dengan disiplin kerja karyawan. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menerjemahkan budaya yang abstrak itu dalam nilai-nilai (value) budaya perusahaan. Nilai-nilai budaya perusahaan tersebut adalah Lima Nilai Semangat Kerja ( Integritas, Profesionalisme, Kepuasan Pelanggan, Keteladanan dan Penghargaan Kepada SDM) dan Sepuluh Sikap Kerja ( Fokus, Antisipatif dan Responsif, Koordinasi, Pemberdayaan, Pertanggungjawaban, Keteladanan, Efektif dan Efisien, Kemauan Berubah, Peningkatan Kemampuan, Konsisten). Nilai-nilai budaya perusahaan ini akan dikaji hubungannya dengan disiplin kerja karyawan. Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui persepsi karyawan atas pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan dan disiplin kerja di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dan 2) Menganalisis hubungan nilai-nilai budaya perusahaan dengan disiplin kerja karyawan di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Pengumpulan data penelitian dilakukan dari data primer dan sekunder. Analisa data dilakukan dengan metode uji korelasi Rank Spearman dan pengolahan data menggunakan program SPSS 13,00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan dinilai oleh karyawan pada PDAM Tirta Pakuan sudah dilakukan dengan baik. 2) Penilaian pelaksanaan disiplin kerja oleh karyawan pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sudah berjalan dengan baik. 3) Berdasarkan hasil analisis kolerasi Spearman, diperoleh koefisien kolerasi yang lebih besar dari tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian (p<0,01) untuk setiap nilai dalam budaya perusahaan, sehingga hipotesis Ho ditolak, dan hal ini menunjukkan adanya hubungan antara faktor nilai-nilai budaya perusahaan dengan disiplin kerja karyawan. 4) Terdapat hubungan nyata dan positif antara keseluruhan nilai-nilai budaya perusahaan yang diterjemahkan dalam Lima Nilai Semangat Kerja dan Sepuluh Sikap Kerja dengan disiplin kerja karyawan pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Berdasarkan analisis Rank Spearman, kekuatan korelasi nilai-nilai tersebut secara berurut yaitu Profesionalisme, Pertanggungjawaban, Efektif dan Efisien, Integritas, Peningkatan Kemampuan, Pemberdayaan, Koordinasi, Keteladanan, Konsisten, Penghargaan terhadap SDM, Antisipatif dan Responsif, Kemauan Berubah, Kepuasan Pelanggan dan Fokus.

3 ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh DESSY WULANDARI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

4 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR) SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh Dessy Wulandari H Menyetujui, September 2006 Prof. Dr.Ir. Sjafri Mangkuprawira Dosen Pembimbing Mengetahui, Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc. Ketua Departemen Tanggal Ujian : 31 Agustus 2006 Tanggal Lulus :

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jepara, sebuah kota yang terkenal sebagai Kota Ukir dan kota kelahiran tokoh bersejarah, RA. Kartini pada tanggal 07 Desember Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Agus Wahyudi dan Rita Estuningsih. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Debora pada tahun 1990, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Karanggondang XI, Mlonggo-Jepara. Pada tahun 1996, melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Jepara dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Jepara dan masuk dalam program IPA. Pada Tahun 2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (melalui jalur USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di berbagai kegiatan organisasi UKM PMK-IPB sebagai koordintor Persekutuan Doa Periode 2002/ /2004. Penulis pernah tercatat sebagai Guru Agama Kristen Protestan yang diperbantukan di SMKN 1 Bogor tahun 2003/2004. Selain itu penulis juga aktif dalam organisasi kepemudaan eksternal kampus, terlibat dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Bogor. Tercatat sebagai Ketua Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian periode 2005/2006 dan jabatan terakhir sebagai Ketua Cabang GMKI Cabang Bogor periode 2006/2007.

6 KATA PENGANTAR Segala puji syukur Kepada Tuhan yang Maha Kuasa, yang telah memberikan penyertaan dan hikmat-nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi berjudul Analisis Hubungan Faktor Budaya Perusahaan dengan Disiplin Kerja Karyawan (Studi Kasus Pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor) dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Budaya perusahaan sebagai sesuatu yang abstrak karena hanya merupakan perjanjian psikologis antara perusahaan dengan karyawannya, ternyata membawa banyak pengaruh pada perusahaan karena menjadikan karakteristik bagi perusahaan itu sendiri. Disiplin kerja karyawan sebagai faktor yang sangat penting dalam pembentukan kinerja perusahaan dipengaruhi oleh iklim kerja yang berkembang dalam sebuah perusahaan, sebagai salah satu pencerminan dari budaya perusahaan. Berdasarkan hal diatas, maka penting untuk dilakukan kajian tentang hubungan faktor nilai-nilai budaya perusahaan dengan disiplin kerja karyawan. Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak-pihak yang membantu baik secara moril maupun materiil dan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. Ir. Sjafri Mangkuprawira sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi, dan pengarahan kepada penulis. 2. Dra. Siti Rahmawati, M.Pd dan Erlin Trisyulianti, STP, M.Si atas kesediaannya untuk meluangkan waktu menjadi dosen penguji. 3. Ratih Maria Dhewi, SP, MM yang dengan sabar membimbing dan memberikan masukan bagi penulis. 4. Ibu Bayu beserta seluruh staf dan karyawan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu dan memberikan informasi dalam skripsi ini.

7 5. Seluruh staf pengajar dan karyawan-karyawati di Departemen Manajemen, FEM IPB. 6. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan curahan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tiada putusnya serta adikku yang tercinta (Ardhiyanni Widhiastuti). Seluruh keluarga di Jepara yang selalu memberikan semangat kepada penulis. Terkhusus kepada Pakdhe Sutrisno sekeluarga di Jakarta yang membantu penulis dalam penyelesaian studi. 7. Airlangga Dermawan yang banyak memberi masukan kepada penulis dalam penerjemahan statistik dalam penelitian ini. 8. Keluarga besar GMKI Cabang Bogor dan PMK-IPB (teman-teman, Abang/Kakak senior members) yang selalu mendukung dan menjadi keluarga bagi penulis. 9. Sahabat-sahabat terbaik yang dimiliki serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mohon kritik dan saran yang membangun sebagai bahan perbaikan penulis di masa yang akan datang. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Bogor, Juni 2006 Penulis,

8 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis dirasakan semakin ketat dewasa ini. Keunggulan komparatif dari perusahaan dalam menghadapi persaingan sangat penting untuk mendapat perhatian dari pihak manajemen. Dalam mencapai tujuan jangka panjang, pengelolaan dari keempat daya dukung yang menjadi pilar utama perusahaan yaitu sumberdaya manusia yang bermutu, sistem dan teknologi terpadu, strategi perusahaan yang tepat serta logistik perusahaan yang memadai sangat penting untuk tetap dijaga dan ditingkatkan sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhan perusahaan. Faktor yang harus terus dikembangkan dalam menghadapi persaingan adalah masalah sumberdaya manusia sebagai motor penggerak yang penting dalam sebuah perusahaan. Produktivitas kerja karyawan sebagai elemen dalam aktivitas kerja perusahaan akan menjadi daya dukung bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis. Sumberdaya manusia dinilai sebagai sebuah faktor produksi yang unik dan dinamis, sesuatu yang mampu untuk belajar dan berkembang sesuai dengan apa yang dipelajarinya sehingga sangat menentukan kemajuan dan pembelajaran bagi perusahaan itu sendiri. Pengembangan keunggulan komparatif sumberdaya manusia mutlak perlu ditingkatkan menjadi keunggulan kompetitif, diimbangi dengan kesadaran perusahaan dalam memandang bahwa lingkungan kerja dan tenaga kerja di dalamnya sebagai dua hal yang harus mampu untuk berinteraksi secara sinergis. Produktivitas kerja dipengaruhi oleh adanya faktor intern dan ekstern yang ada dalam diri karyawan itu sendiri. Faktor intern yang ikut berpengaruh pada produktivitas kerja adalah masalah disiplin kerja karyawan yang akan mendorong karyawan untuk berkomitmen dalam mengerjakan setiap tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Iklim yang tercipta di perusahaan ikut mendukung dalam pelaksanaan disiplin kerja oleh karyawan. Hal ini juga mencakup masalah yang berkaitan dengan gaya manajemen yang diterapkan oleh perusahaan, peraturan-peraturan

9 2 perusahaan yang merupakan turunan dari budaya yang ada dalam perusahaan dan segala sesuatu yang melekat pada organisasi yang menjadi karakteristik dari organisasi. Lingkungan kerja yang kondusif dalam penciptaan hubungan kerja yang sinergis dalam perusahaan oleh Isaken S.G Dorval K.B&Treffinger, D.J dalam Triguno (2005) dijabarkan dalam beberapa dimensi sebagai berikut : 1. Tantangan, keterlibatan dan kesungguhan 2. Kebebasan mengambil keputusan 3. Waktu yang tersedia untuk memikirkan ide-ide baru 4. Memberi peluang untuk mencoba ide-ide baru 5. Tinggi rendahnya tingkat konflik 6. Keterlibatan dalam tukar pendapat 7. Kesempatan humor, bercanda dan bersantai 8. Tingkat saling percaya dan keterbukaan 9. Keberanian menanggung resiko atau boleh gagal Semua dimensi ini dapat diawali dengan menciptakan budaya perusahaan yang mampu untuk mengakomodir elemen-elemen yang dapat diterima oleh karyawan dan berdampak pada peningkatan produktivitas kerja karyawan. Output yang ingin dihasilkan dari sumberdaya manusia dalam perusahaan adalah meningkatnya perilaku kerja karyawan yang positif, kenyamanan kerja yang kesemuanya berpengaruh pada tingkat disiplin kerja karyawan. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor, sebagai sebuah perusahaan daerah yang memiliki wewenang monopoli dalam penyediaan kebutuhan konsumsi air bersih bagi masyarakat di Kota Bogor menyadari arti pentingnya penciptaan budaya perusahaan sebagai karakteristik perusahaan. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor mencoba menerjemahkan apa yang diinginkan oleh perusahaan sebagai budaya perusahaan bagi seluruh karyawannya dalam Lima Nilai Semangat Kerja dan Sepuluh Sikap Kerja yang dijadikan pedoman perilaku kerja bagi seluruh karyawannya. Perusahaan menilai pentingnya karyawan memiliki persepsi yang sama tentang pedoman perilaku kerja sehingga nilai-nilai

10 3 tersebut dapat diterima, dimaknai dan dilakukan dengan pola yang sama oleh seluruh karyawan. Nilai-nilai budaya perusahaan yang dilakukan oleh karyawan diharapkan menjadi tuntunan bagi karyawan untuk bekerja dengan baik sehingga akan mampu untuk meminimalisasi pelanggaran kerja yang dilakukan oleh karyawan. Dalam pelaksanaannya, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tidak melakukan pengukuran dan patokan yang baku mengenai pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan. Perusahaan lebih menekankan pada upaya untuk menjadikan agar nilai-nilai budaya perusahaan yang ada mampu untuk terinternalisasi dalam pribadi karyawan sehingga akan secara otomatis mempengaruhi perilaku kerjanya. Perusahaan sendiri menangkap dan menerjemahkan makna dari nilainilai budaya perusahaan bagi karyawan melalui peraturan-peraturan perusahaan yang mampu untuk memberikan reward and punishment, bagi karyawan yang telah melakukan nilai-nilai budaya tersebut. Kecenderungan yang ditemukan dalam perusahaan adalah peningkatan poin prestasi pada lembar penilaian prestasi kerja bagi karyawan yang sudah melakukan nilainilai budaya tersebut karena nilai-nilai ini mendorong karyawan untuk memiliki kepribadian kerja yang baik. Penciptaan budaya perusahaan dilakukan dengan sosialisasi nilai-nilai budaya kerja PDAM itu sendiri lewat pembacaan nilai-nilai budaya perusahaan setiap hari selasa (pada saat apel kerja) di depan seluruh karyawan dan melalui penempelan nilai-nilai tersebut pada dinding-dinding perkantoran. Diharapkan dengan pelaksanaan hal itu, setiap karyawan akan selau diingatkan kepada nilai-nilai tersebut dan berkomitmen untuk melakukan pekerjaannya dengan disiplin dalam rangka mewujudkan visi dan misi perusahaan. Adapun nilai-nilai budaya perusahaan yang merupakan value dari PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah sebagai berikut: a. Sepuluh sikap Kerja : 1. Fokus 2. Antisipatif dan Responsif 3. Koordinasi 4. Pemberdayaan

11 4 5. Pertanggungjawaban 6. Keteladanan 7. Efektif dan Efisien 8. Kemauan berubah 9. Peningkatan Kemampuan 10. Konsisten b. Lima Nilai Semangat Kerja : 1. Integritas 2. Profesionalisme 3. Kepuasan Pelanggan 4. Keteladanan 5. Penghargaan Kepada SDM Dengan adanya nilai-nilai budaya perusahaan yang coba diterjemahkan lewat Lima Nilai Semangat Kerja dan Sepuluh Sikap Kerja, maka perlu untuk untuk diketahui bagaimana persepsi karyawan terhadap pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan dan bagaimana hubungan pelaksanaan nilainilai tersebut dengan disiplin kerja karyawan. Menyikapi kebutuhan diatas, maka penelitian tentang analisis hubungan nilai-nilai budaya perusahaan dengan disiplin kerja karyawan pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sangat penting untuk dilakukan Perumusan Masalah Kemajuan perusahaan hanya dapat dicapai melalui serangkaian elemen yang saling berkaitan yang mampu untuk saling memberikan pengaruh yang sinergis dalam pencapaian tujuan perusahaan dalam jangka panjang. Nilai-nilai budaya perusahaan sebagai cerminan dari iklim dan karakter yang ingin dibangun oleh perusahaan harus mampu diikuti oleh pelaksanaan yang baik dilapangan sehingga karyawan akan memiliki perilaku kerja yang baik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan. Dalam pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan ini tentu tidak terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan pemahaman, penerapan dan internalisasi nilai-nilai budaya ini oleh karyawan yang akan mempengaruhi perilaku kerja karyawan, salah satunya adalah kedisiplinan kerja karyawan.

12 5 Berdasarkan uraian diatas, maka masalah-masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana persepsi karyawan atas pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan dan disiplin kerja di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor? 2. Bagaimana hubungan nilai-nilai budaya perusahaan dengan disiplin kerja karyawan di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan pemelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui persepsi karyawan atas pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan dan disiplin kerja di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. 2. Menganalisis hubungan nilai-nilai budaya perusahaan dengan disiplin kerja karyawan di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Kegunaan Penelitian 1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan bagi pihak manajemen agar mampu untuk memberikan evaluasi pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan, disiplin kerja karyawan dan bagaimana hubungan nilai-nilai budaya perusahaan dengan disiplin kerja karyawan. 2. Bagi karyawan, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai arti pentingnya pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan. 3. Bagi peneliti, sebagai sarana aplikasi ilmu yang diperoleh selama perkuliahan serta untuk meningkatkan kemampuan berpikir penulis Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup : 1. Karyawan yang dijadikan sebagai kajian penelitian adalah seluruh karyawan yang ada di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. 2. Nilai-nilai budaya perusahaan yang dikaji adalah nilai-nilai budaya perusahaan yang diterjemahkan oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor

13 6 dalam Lima Nilai Semangat Kerja ( Integritas, Profesionalisme, Kepuasan Pelanggan, Keteladanan dan Penghargaan Kepada SDM) dan Sepuluh Sikap Kerja ( Fokus, Antisipatif dan Responsif, Koordinasi, Pemberdayaan, Pertanggungjawaban, Keteladanan, Efektif dan Efisien, Kemauan Berubah, Peningkatan Kemampuan, Konsisten). Pada nilainilai perusahaan diatas terdapat elemen indikator yang sama yaitu keteladanan, baik pada lima semangat kerja maupun sepuluh sikap kerja pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, maka hanya akan dilakukan pegujian sekali pada nilai keteladanan. Nilai-nilai budaya perusahaan yang diteliti adalah (1). Integritas, (2). Profesionalisme, (3). Kepuasan Pelanggan, (4). Keteladanan, (5). Penghargaan Kepada SDM, (6). Fokus, (7). Antisipatif dan Responsif, (8). Koordinasi, (9). Pemberdayaan, (10). Pertanggungjawaban, (11). Efektif dan Efisien, (12). Kemauan Berubah, (13). Peningkatan Kemampuan, (14). Konsisten. Analisa nilai-nilai budaya perusahaan akan dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner yang memuat definisi dan analisa nilai-nilai budaya perusahaan diatas yang akan diteliti hubungannya dengan disiplin kerja karyawan.

14 7 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen sumberdaya manusia menurut Cascio dan Awad dalam Ishak dan Tanjung (2003) adalah penarikan, seleksi, pemeliharaan, pengembangan dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mengaktifkan baik tujuan individu maupun tujuan organisasi. Manajemen sumberdaya manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur unsur manusia (cipta, rasa, dan karsa) sebagai salah satu aset suatu organisasi demi terwujudnya tujuan organisasi dengan cara memperoleh, mengembangkan dan memelihara tenaga kerja secara efektif dan efisien (Ishak dan Tanjung, 2003) Manajemen sumberdaya manusia mengacu pada pengimplementasian fungsi-fungsi manajemen pada bidang sumberdaya manusia. Selanjutnya fungsi Manajemen Sumberdaya manusia (Ishak dan Tanjung, 2003) adalah sebagai berikut : a. Fungsi Manajerial adalah fungsi manajemen yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek manajerial yaitu fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. b. Fungsi Pengarahan yaitu memberikan dorongan untuk menciptakan kemauan kerja yang dilaksanakan secara efektif dan efisien. Termasuk didalamnya adalah fungsi memotivasi karyawan agar dari waktu ke waktu dapat bekerja dengan baik. c. Fungsi Pengendalian adalah melakukan pengukuran antara kegiatan yang telah dilakukan dengan standar yang telah ditetapkan, khususnya dalam bidang tenaga kerja Budaya Stoner (1994) mendefinisikan budaya adalah gabungan kompleks asumsi, tingkah laku, cerita, mitos, metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat tertentu.

15 8 Schein (1985) mendefinisikan budaya sebagai suatu pola asumsi dasar yang dimiliki oleh kelompok ketika memecahkan masalah penyesuaian eksternal dan integrasi internal. Budaya adalah cara manusia memberikan respon terhadap lingkungannya (Moeljono, 2005) Mengadopsi dari tulisan Graves (Dalam Moeljono, 2005) bahwa terdapat tiga sudut pandang yang berkaitan dengan budaya : 1. Budaya merupakan produk konteks pasar di tempat organisasi beroperasi, peraturan yang menekan, dan sebagainya. 2. Budaya merupakan produk struktur dan fungsi yang ada dalam organisasi, misalnya organisasi yang tersentralisasi berbeda dengan yang terdesentralisasi. 3. Budaya merupakan produk sikap orang-orang dalam pekerjaan mereka, hal ini berarti produk perjanjian psikologis antara individu dan organisasi Budaya Perusahaan Sebagai Turunan dari Budaya Schein (1985) membagi budaya dalam tiga tingkatan yaitu : 1. Artifact adalah hal-hal yang dilihat, didengar dan dirasakan jika seseorang berhubungan dengan sebuah kelompok baru dengan budaya yang tidak dikenalnya. Artifact termasuk produk, jasa dan bahkan tingkah laku anggota kelompok. 2. Nilai-nilai yang didukung (espoused values) merupakan alasan tentang mengapa orang berkorban demi apa yang dikerjakan. Budaya sebagian besar organisasi dapat melacak nilai-nilai yang didukung kembali ke penemu budaya. 3. Asumsi yang mendasari (underlying assumption) adalah keyakinan yang dianggap sudah ada oleh anggota organisasi. Budaya untuk menetapkan cara yang tepat, dalam melaksanakan sesuatu di sebuah organisasi.

16 9 Artifacts Espoused Values Visible organizational structures and processes (hard to decipher) Strategies, goals, philosophies (espoused justification) Basic Underlying Assumptions Unconsious, takenfor-granted beliefs, perception, thoughts, and feelings (ultimated source of values and action) Gambar 1. Tingkatan Budaya, Schein (1985) Ketiga tingkatan budaya Schein tersebut membentuk pengertian dasar mengenai budaya organisasi ( Moeljono, 2005) Budaya Perusahaan Budaya perusahaan adalah suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan kekuatan, pendorong, membudaya dalam kehidupan suatu kelompok masyarakat atau organisasi, kemudian tercermin dari sikap menjadi pelaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja (Triguno, 2005). Budaya Perusahaan adalah suatu sistem nilai-nilai yang dirasakan maknanya oleh seluruh orang dalam organisasi. Selain dipahami, seluruh jajaran meyakini sistem nilai-nilai tersebut sebagai landasan gerak organisasi (Robbins,1994). Menurut pendapat Schein (1985), budaya perusahaan mengacu pada suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu terhadap organisasi yang lain. Davis (1985) menerjemahkan, organizational culture is the set of assumptions, beliefs, values and norms that is shared among its members.

17 10 Menurut Kreithner (1991), budaya mampu mempengaruhi perilaku organisasi, yang dapat digambarkan sebagai berikut : Organizational culture Economic/technological setting Political/legal setting Ethnic background Religion Societal Culture: Custom language Personal value/ethnics Attitudes Assumptions Expectations Organizational Behavior Gambar 2. Cultural Influences On Organizational Behavior, Kreithner (1991) Menurut Robbins (1994) dari sisi fungsi, budaya korporat mempunyai beberapa fungsi, sebagai berikut : 1. Budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal ini berarti bahwa budaya korporat menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lainnya. 2. Budaya korporat membawa suatu rasa identitas bagi anggotaanggota organisasi. 3. Budaya korporat mempermudah timbul pertumbuhan komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual. 4. Budaya korporat itu meningkatkan sistem sosial. Dengan demikian budaya organisasi berfungsi sebagai perekat sosial dalam mempersatukan anggota-anggota dalam mencapai tujuan organisasi berupa ketentuan-ketentuan atau nilai-nilai yang

18 11 harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan, yang hal tersebut juga berfungsi sebagai kontrol atas perilaku para karyawan (Moeljono, 2005). Nilai-nilai budaya perusahaan pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat diterjemahkan dalan 5 nilai semangat kerja dan 10 sikap kerja sebagai berikut : a. Lima nilai semangat kerja : 1. Integritas : Kami karyawan-karyawati PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang dapat dipercaya. Karena itu kami harus bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, penuh dedikasi jujr selalu menjaga kehormatan dan nama baik, serta taat pada kode etik perusahaan dan peraturan yang berlaku. 2. Profesionalisme : Kami karyawan-karyawati PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang handal. Karena itu kami harus bertanggungjawab, efektif, efisien, disiplin dan berorientasi ke masa depan dalam mengantisipasi perkembangan, tantangan dan kesempatan. 3. Kepuasan pelanggan : Kami yakin keberhasilan PDAM Tirta Pakuan Koata Bogor sangat dipengaruhi oleh kepuasan pelanggan. Karena itu kami harus memenuhi kebutuhan dan memuaskan pelanggan dengan memberikan pelayanan yang terbaik, dengan tetap memperhatikan kepentingan perusahaan, dengan dukungan SDM yang terampil, ramah, senang melayani dan didukung teknologi yang unggul. 4. Keteladanan : Kami sebagai panutan yang konsisiten bertindaka adil, bersikap tegas dan berjiwa besar. Karena itu kami tidak memberikan toleransi terhadap tindakan-tindakan yang tidak memberikan keteladanan. 5. Penghargaan kepada SDM : Kami menghargai SDM sebagai aset utama perusahaan karena itu kami selalu merekrut, mengembangkan dan mempertahankan SDM berkualitas, kami memperlakukan pegawai berdasarkan

19 12 kepercayaan, keterbukaan, keadilan dan saling menghargai sebagai bagian dari perusahaan dan mengembangkan sikap kerjasama dan kemitraan. Kami memberikan penghargaan berdasarkan hasil kerjasama individu dan kerjasama tim yang menciptakan sinergi untuk kepentingan perusahaan. b. Sepuluh sikap kerja 1. Fokus : Memusatkan perhatian dan usaha untuk mencapai target kerja dan kepuasan pelanggan (internal dan eksternal). 2. Antisipatif dan responsif : Mengantisipasi peluang, tantangan dan bertindak cepat dalam merespon. 3. Koordinasi : Saling bekerjasama dan mendukung untuk mencapai tujuan perusahaan. 4. Pemberdayaan : Mendayagunakan potensi pegawai secara optimal untuk mencapai tujuan perusahaan. 5. Pertanggungjawaban : Bertanggungjawab atas resiko dan hasil kerja sesuai dengan bidangnya. 6. Keteladanan : Memberi contoh yang baik didalam maupun diluar lingkup pekerjaan. 7. Efektif dan efisien : Mencapai tujuan usaha denga memperhatikan biaya dan manfaat yang dihasilkan. 8. Kemauan berubah : Tekad untuk berubah menjadi lebih baik dan mau mencoba halhal baru. 9. Peningkatan kemampuan : Mengembangkan potensi sumberdaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

20 Konsisten : Taat asas dalam melaksakan prosedur dan peraturan yang ada Disiplin Kerja 1. Pengertian Disiplin Kerja Kedisiplinan adalah fungsi operatif dari manajemen sumberdaya manusia. Semakin baik tingkat disiplin karyawan maka akan semakin tinggi prestasi yang akan dicapai. Davis (1985) mengemukakan bahwa dicipline is management action to enforce organization standards atau disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. 2. Jenis Disiplin Kerja Mangkunegara (2001) menyebutkan terdapat dua bentuk disiplin kerja, yaitu sebagai berikut : a. Disiplin Preventif Adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Disiplin preventif merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja untuk semua bagian sistem yang ada dalam organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja. b. Disiplin Korektif Adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku didalam perusahaan. Pada disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu untuk diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi ini adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku dan memberikan pelajaran kepada pelanggar.

21 14 3. Pendekatan Dan Teknik Pelaksanaan Disiplin Kerja Ada tiga pendekatan dalam disiplin kerja menurut Mangkunegara (2001) yaitu : a. Pendekatan Disiplin Modern Yaitu mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru diluar hukuman. Pedekatan ini berasumsi : 1. Disiplin modern merupakan suatu cara untuk menghindarkan bentuk hukuman secara fisik. 2. Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses hukum yang berlaku. 3. Keputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan atau prasangka harus diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya. 4. Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak terhadap kasus disiplin. b. Pendekatan Disiplin Dengan Tradisi Pendekatan dengan tradisi, yaitu pendekatan disiplin dengan cara memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi : 1. Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan dan tidak pernah ada peninjauan kembali bila telah diputuskan. 2. Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya harus disesuaikan dengan tingkat pelanggaraannya. 3. Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelanggar maupun kepada pegawai lainnya. 4. Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang lebih keras. 5. Pemberian hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua kalinya harus diberi hukuman yang lebih berat. c. Pendekatan Disiplin Bertujuan Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi bahwa : 1. Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua pegawai

22 15 2. Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan perilaku. 3. Disiplin diajukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik. 4. Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggungjawab terhadap perbuatannya. Menurut Mangkunegara (2001) ada beberapa teknik dalam pelaksanaan disiplin kerja yaitu : a. Teknik Disiplin Pertimbangan Sedini Mungkin Para pimpinan perusahaan, dalam hal ini adalah para manajer berusaha untuk mengurangi tindakan-tindakan pelanggaran atas disiplin kerja sedini mungkin dengan memberikan pengawasan dan kontrol yang ketat kepada bawahannya berkaitan dengan masalah disiplin kerja. b. Teknik Disiplin Pencegahan Yang Efektif Dilakukan berbagai pemeliharaan kedisiplinan dengan menstandarisasikan kaidah-kaidah dan tingkah laku dasar, pelatihanpelatihan khusus dan memaklumkannya bagi karyawan dan penyelia. c. Teknik Disiplin Dengan Mendisiplinkan Diri Disiplin diri adalah usaha seseorang untuk mengendalikan reaksi mereka terhadap keadaan yang tidak mereka senangi dan usaha seseorang untuk mengatasi ketidaksenangan itu. Sehingga pada teknik ini setiap karyawan diajarkan untuk melakukan disiplin diri. d. Teknik Disiplin Inventori Penyelia Teknik disiplin kerja dengan menggunakan alat bantu berupa Supervisory Inventory On Dicipline, yang berisi 80 pertanyaan yang dijawab dalam tempo 15 menit. Manfaat yang akan didapatkan dengan alat ini adalah mampu untuk memberikan pengetahuan tentang pemahaman suatu kelompok tentang disiplin dan masalahmasalah yang mungkin akan timbul karena tidak adanya pengertian yang cukup memadai tentang pokok itu.

23 16 e. Teknik Disiplin Menegur Pegawai Primadona Langkah pertama yang harus diambil adalah dengan mencoba menetukan apa yang menjadi sebab atas perilaku pelanggaran disiplinnya, kemudian lakukan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. f. Teknik disiplin Menimbulkan Kesadaran Diri Dengan memberikan suatu teguran lunak yang diberikan secara halus melalui pertanyaan tertentu pada bawahan yang melakukan kesalahan yang jawaban atas pertanyaan tersebut secara otomatis adalah merupakan teguran atas dirinya sendiri. g. Teknik Sandwich Teknik ini terdiri dari teguran lisan secara langsung, diikuti oleh ucapan syukur dan diakhiri dengan peringatan yang lunak. Manajer menyelipkan (seperti sandwich) ucapan syukur dan perannya diantara dua teguran yang semuanya dilakukan pada saat itu juga. 4. Pelaksanaan Sanksi Pelanggaran Disiplin Kerja Pelaksanaan sanksi terhadap pelanggar disiplin dengan memberikan peringatan, harus segera, konsisten dan impersonal. Bentuk-bentuk pelaksanaannya menurut Mangkunegara (2001) adalah sebagai berikut : a. Pemberian Peringatan Pegawai yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat peringatan pertama, sampai ketiga. Tujuan dari pemberian peringatan adalah agar pegawai yang bersangkutan menyadari pelanggaran yang telah dilakukannya, juga sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian kondisi pegawai. b. Pemberian Sanksi Harus Segera Pegawai yang melanggar disiplin harus segera diberikan sanksi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuannya agar pegawai yang bersangkutan memahami sanksi pelanggaran yang berlaku di perusahaan. Kelalaian dalam pemberian sanksi akan memperlemah

24 17 disiplin kerja yang ada dan memberikan peluang pelanggar untuk mengabaikan disiplin perusahaan. c. Pemberian Sanksi Harus Konsisten Pemberian sanksi kepada pegawai yang melanggar harus konsisten. Hal ini bertujuan agar pegawai sadar dan menghargai peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan. Ketidakkonsistenan dalam pemberian sanksi dapat mengakibatkan pegawai merasakan adanya diskriminasi pegawai, ringannya sanksi dan pengabaian disiplin. d. Pemberian Sanksi Harus Impersonal Pemberian sanksi pelanggaran disiplin harus tidak membedabedakan pegawai, keseluruhan pegawai harus diperlakukan sama sesuai dengan peraturan yang ada. Tujuannya agar pegawai menyadari bahwa disiplin kerja berlaku untuk semua pegawai dengan sanksi pelanggaran yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan Hubungan Budaya Perusahaan dengan Disiplin Kerja Karyawan Segala macam kebijaksanaan tidak mempunyai arti kalau tidak didukung oleh disiplin pelaksananya (Sun Tzu dalam Triguno, 2005) Pemerintah Indonesia melihat essensi penting dari disiplin kerja sehingga mengambil langkah untuk menegakkan disiplin nasional melalui Gerakan disiplin nasional berdasarkan surat Keputusan Presiden Nomor 33 tahun program yang diutamakan adalah Budaya Bersih, Budaya Tertib dan Budaya Kerja. Bila Budaya kerja dapat dilakukan dengan benar maka Disiplin kerja akan dapat diraih (Triguno, 2005) Budaya yang kuat dan kuat berarti akan semakin banyak anggota organisasi yang menerima keterikatannya pada norma-norma dan sistem nilai-nilai organisasional yang berlaku dan makin meningkat pula komitmen mereka terhadap keberhasilan penerapan norma-norma dan sistem nilai-nilai tersebut (Siagian dalam Moeljono, 2005).

25 Tinjauan Studi Terdahulu Hayani (2002) dalam penelitiannya mengenai Analisis Budaya Perusahaan (Corporate Culture) dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan Pada PT. Pupuk Kujang, menganalisis budaya perusahaan dengan menggunakan 10 nilai-nilai inti dalam budaya perusahaan yang dikeluarkan oleh The Jakarta Consulting Group. Nilai-nilai tersebut meliputi inisiatif individu, toleransi resiko, arahan, integrasi, dukungan manajemen, kontrol, identitas, sistem penghargaan, toleransi konflik, pola komunikasi dalam hubungan pengaruh yang diberikan terhadap motivasi kerja karyawan yang diujikan pada karyawan pada tingkat jabatan stuktural, tingkat jabatan fungsional dan tingkat jabatan pelaksana. Nilai-nilai budaya PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang meliputi lima nilai semangat kerja dan sepuluh sikap kerja perusahaan akan diujikan untuk melihat hubungannya dengan disiplin kerja karyawan. Minarti (2003) dalam skripsinya, Hubungan Budaya Perusahaan (Corporate Culture) dengan Motivasi Kerja Karyawan Pada Kantor Pusat PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) menggunakan 10 nilai inti budaya yaitu inisiatif individu, toleransi resiko, arahan, integrasi, sistem penghargaan, dukungan manajemen, kontrol, identitas, toleransi konflik, pola komunikasi dalam hubungan pengaruhnya pada motivasi kerja karyawan yang dianalisis dengan menggunakan rumus Slovin. Pada penelitian ini, nilai-nilai inti budaya perusahaan yang akan digunakan untuk menguji hubungannya disiplin kerja karyawan pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah nilai-nilai yang merupakan PDAM value yang sudah menjadi bagian dalam perusahaan.. Hidayah (2005) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Budaya Perusahaan (Corporate Culture) dalam Upaya Meningkatkan Motivasi Kerja Karyawan Industri Tekstil (Studi Kasus Di Divisi Spinning PT. Sandratex, Rempoa Tangerang) menggunakan 10 nilai inti budaya perusahaan yaitu inisiatif individu, toleransi resiko, arahan, integrasi, sistem penghargaan, dukungan manajemen, kontrol, identitas, toleransi konflik, pola komunikasi dalam hubungan pengaruhnya pada motivasi kerja karyawan yang dianalisis dengan menggunakan metode Rank Kendal. Dengan elemen nilai-nilai

26 19 budaya perusahaan yang ada dalam PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang meliputi lima nilai semangat kerja, sepuluh sikap kerja perusahaan maka akan dilakukan pengujian pada penelitian ini pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dalam hubungannya dengan disiplin kerja karyawan.

27 20 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka Pemikiran Konseptual Budaya perusahaan sebagai produk perjanjian psikologis antara karyawan dengan perusahaan memiliki arti yang penting dalam membangun iklim kerja perusahaan. PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor menerjemahkan budaya perusahaan yang dimilikinya dalam nilai-nilai budaya perusahaan yang tertuang sebagai Lima Nilai Semangat Kerja ( Integritas, Profesionalisme, Kepuasan Pelanggan, Keteladanan dan Penghargaan Kepada SDM) dan Sepuluh Sikap Kerja ( Fokus, Antisipatif dan Responsif, Koordinasi, Pemberdayaan, Pertanggungjawaban, Keteladanan, Efektif dan Efisien, Kemauan Berubah, Peningkatan Kemampuan, Konsisten). Nilai-nilai ini disosialisasikan kepada karyawan agar dipahami, dimaknai dan mampu terinternalisasi dalam diri karyawan. Lingkungan kerja perusahaan sangat penting artinya dalam membangun perilaku kerja karyawan. Lingkungan kerja yang ada dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh budaya kerja yang menjadi karakteristiknya. Salah satu faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan kerja adalah disiplin kerja karyawan. Disiplin kerja membawa konsekuensi pada kinerja karyawan pada perusahaan. Semakin disiplin seorang karyawan dalam melakukan tugas dan pekerjaannya maka akan semakin meningkatkan kinerja individu karyawan itu sendiri yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kinerja organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.

28 21 Budaya Perusahaan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor (Nilai yang diyakini secara umum) 1. Integritas 2. Profesionalisme 3. Kepuasan Pelanggan 4. Keteladanan 5. Penghargaan Kepada SDM 6. Fokus 7. Antisipatif dan Responsif 8. Koordinasi 9. Pemberdayaan 10. Pertanggungjawaban 11. Efektif dan Efisien 12. Kemauan Berubah 13. Peningkatan Kemampuan 14. Konsisten Sosialisasi Disiplin Kerja Karyawan Kinerja Individu Kinerja Organisasi Gambar 3. Kerangka Pemikiran Konseptual

29 Kerangka Pemikiran Operasional Budaya perusahaan dapat dilihat dari nilai-nilai yang terkandung dalam perusahaan tersebut yang dijadian acuan dan warna bagi perusahaan untuk mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaan. Nilai-nilai budaya perusahaan pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dapat dilihat nilai-nilai yang melekat sebagai value adalah Lima Nilai Semangat Kerja dan Sepuluh Sikap Kerja Tirta Pakuan Kota Bogor yang disosialisasikan dengan pembacaan rutin pada seluruh karyawan setiap hari selasa dan penempelan nilai-nilai tersebut pada dinding-dinding perkantoran. Lingkungan kerja perusahaan sangat penting artinya dalam membangun perilaku kerja karyawan. Lingkungan kerja yang ada dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh budaya kerja yang menjadi karakteristiknya. Salah satu faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan kerja adalah disiplin kerja karyawan. Budaya perusahaan maupun disiplin kerja karyawan akan dilihat dengan memberikan hubungan kedua indikator ini melalui persepsi nilai yang diterima oleh karyawan. Persepsi karyawan akan kedua hal tersebut akan memberikan gambaran sejauh mana pemaknaan nilai-nilai budaya perusahaan dan disiplin kerja menurut penilaian karyawan. Analisis kajian budaya perusahaan itu sendiri dengan masalah disiplin kerja karyawan akan dilakukan dengan menggunakan metode analisis Rank Spearman. Beberapa elemen kunci budaya perusahaan yang akan dianalisis adalah Lima Nilai Semangat Kerja dan Sepuluh Sikap Kerja Tirta Pakuan Kota Bogor. Analisa ini akan memberikan gambaran budaya perusahaan secara majemuk yang akan dilihat hubungannya dengan disiplin kerja karyawan pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Hal ini akan mampu untuk memperlihatkan keefektifan budaya organisasi yang terbentuk dalam mendukung disiplin kerja karyawan melalui peraturan perusahaan yang diturunkannya.

30 23 FEEDBACK Budaya Perusahaan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor (Nilai yang diyakini secara umum) 1. Integritas 2. Profesionalisme 3. Kepuasan Pelanggan 4. Keteladanan 5. Penghargaan Kepada SDM 6. Fokus 7. Antisipatif dan Responsif 8. Koordinasi 9. Pemberdayaan 10. Pertanggungjawaban 11. Efektif dan Efisien 12. Kemauan Berubah 13. Peningkatan Kemampuan 14. Konsisten Analisis Persepsi RANK SPEARMAN Disiplin Kerja Karyawan Analisis Persepsi Kinerja Individu Kinerja Organisasi Ruang Lingkup Penelitian Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional

31 Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah dan tinjauan pustaka maka didapatkan hipotesis penelitian sebagai berikut : a. Integritas Semakin tinggi tingkat integritas yang dimiliki oleh karyawan akan memberikan kecenderungan meningkatkan disiplin kerja karyawan. b. Profesionalisme Semakin tinggi tingkat profesionalisme karyawan akan memberikan kecenderungan meningkatkan disiplin kerja karyawan c. Kepuasan pelanggan Semakin tinggi keinginan karyawan dalam meningkatkan kepuasan pelanggan akan memberikan kecenderungan meningkatkan disiplin kerja karyawannya. d. Keteladanan Semakin besar kemampuan dan keinginan seorang karyawan dalam memberikan keteladanan akan memberikan kecenderungan meningkatkan kedisiplinan karyawan tersebut. e. Penghargaan kepada SDM Semakin tinggi tingkat penghargaan yang diberikan perusahaan kepada SDM dalam perusahaan tersebut akan memberikan kecenderungan meningkatkan disiplin kerja karyawannya. f. Fokus Semakin besar fokus karyawan dalam mencapai target dan kerja dan kepuasan pelanggan akan memberikan kecenderungan meningkatkan disiplin kerja karyawan. g. Antisipatif dan responsif Semakin tinggi sikap antisipatif dan responsif yang dimiliki oleh karyawan akan memberikan kecenderungan meningkatkan disiplin kerja karyawan. h. Koordinasi Semakin tinggi sikap koordinasi karyawan akan memberikan kecenderungan meningkatkan disilplin kerja karyawan.

32 25 i. Pemberdayaan Semakin tinggi upaya perusahaan dalam penberdayaan SDM yang ada dalam perusahaan akan memberikan kecenderungan meningkatkan disipin kerja karyawan. j. Pertanggungjawaban Semakin besar sikap pertanggungjawaban yang dimiliki oleh seorang karyawan akan memberikan kecenderungan meningkatkan tingkat disiplin kerja karyawan. k. Efektif dan Efisien Semakin tinggi pemahaman karyawan akan pentingnya efektif dan efisien bagi perusahaan akan memberikan kecenderungan meningkatkan disiplin kerja karyawan. l. Kemauan berubah Semakin tinggi sikap kemauan berubah pada karyawan akan memberikan kecenderungan meningkatkan disiplin kerja karyawan. m. Peningkatan kemampuan Semakin besar upaya perusahaan untuk melakukaan peningkatan kemampuan perusahaan akan memberikan kecenderungan meningkatkan disiplin kerja karyawan. n. Konsisten Semakin tinggi sikap konsisten karyawan akan memberikan kecenderungan meningkatkan disiplin kerja karyawan Definisi Operasional Definisi operasional yang akan digunakan dalam analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Budaya perusahaan adalah sistem nilai-nilai yang diyakini semua anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat dan dapat dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan (Moeljono, 2005). Budaya perusahaan merunjuk pada tata aturan dan nilai-nilai yang ada dalam sebuah perusahaan yang menjadi karakteristik dari perusahaan tersebut.

33 26 2. Keith Davis dalam Moeljono (2005) mengemukakan bahwa dicipline is management action to enforce organization standards, atau disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Aspek-aspek yang kan dianalisi yang mampu untuk menggambarkan disiplin kerja karyawan adalah pengetahuan karyawan terhadap peraturan perusahaan, ketaatan pada peraturan yang berlaku kerelaan untuk menerima sanksi jika melakukan pelanggaran, ketepatan dalam jam kerja, ketepatan dalam menyelesaikan segala tugas dan tanggungjawabnya, disiplin dalam absensi karyawan. 3. Integritas : Sikap karyawan yang mencerminkan keutuhan diri karyawan. 4. Profesionalisme : Adalah sikap karyawan yang bisa menempatkan dirinya dengan baik sesuai dengan tuntutan pekerjaannya, bersikap ahli dan bertanggungjawab dalam mengerjakan setiap tugasnya. 5. Kepuasan pelanggan : Adalah sikap yang mencerminkan keseimbangan atau titik kelebihan antara harapan pelanggan dengan apa yang diberikan oleh perusahaan. 6. Penghargaan kepada SDM : Adalah sikap perusahaan yang menempatkan karyawan sebagai bagian dari perusahaan yang dihargai dan selalu diperhatikan perkembangannya demi kemajuan perusahaan. 7. Fokus Memusatkan perhatian dan usaha untuk mencapai target kerja dan kepuasan pelanggan (internal dan eksternal) 8. Antisipatif dan responsif Mengantisipasi peluang, tantangan dan bertindak cepat dalam merespon 9. Koordinasi Saling bekerjasama dan mendukung untuk mencapai tujuan perusahaan.

34 Pemberdayaan Mendayagunakan potensi pegawai secara optimal untuk mencapai tujuan perusahaan. 11. Pertanggungjawaban Bertanggungjawab atas resiko dan hasil kerja sesuai dengan bidangnya 12. Keteladanan Memberi contoh yang baik didalam maupun diluar lingkup pekerjaan 13. Efektif dan efisien Mencapai tujuan usaha dengan memperhatikan biaya dan manfaat yang dihasilkan 14. Kemauan berubah Tekad untuk berubah menjadi lebih baik dan mau mencoba hal-hal baru. 15. Peningkatan kemampuan Mengembangkan potensi sumberdaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan 16. Konsisten Taat asas dalam melaksanakan prosedur dan peraturan yang ada Lokasi Dan Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta pakuan Kota Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor adalah perusahaan daerah yang memiliki potensi perkembangan perusahaan yang makin pesat ke depan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayaninya, sehingga proses pembentukan budaya perusahaan sangat menarik untuk dianalisis hubungannya dengan disiplin kerja karyawan. Penelitian dilakukan pada bulan April-Juni 2006.

35 Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari kuesioner, wawancara dan pengamatan langsung pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor sesuai dengan masalah penelitian yang diteliti. Data sekunder didapatkan dari data perusahaan dan teknik kaji pustaka. Pustaka-pustaka yang dimaksud adalah berbagai bentuk tulisan atau laporan resmi yang menyajikan data atau informasi yang berkaitan dengan penelitian Metode Penentuan Sampel Pengambilan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling yaitu metode pengambilan sampel secara acak (Umar, 2001). Adapun rumus dan perhitungan sampel adalah sebagai berikut : 1. Populasi Jumlah anggota dinyatakan dengan N, yang dalam hal ini adalah jumlah keseluruhan dari karyawan yang tercacat masih aktif dalam kepegawaian pada PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Terdiri dari segala tingkatan jabatan yang samapi saat ini tercatat sebanyak 460 orang. 2. Perhitungan sampel Perhitungan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut : n = N/(1 + Ne 2 )... (1) Dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Batas kesalahan yang diperbolehkan Sehingga akan didapatkan jumlah sampel sebagai berikut : n = 460 { (0.1) 2 } n = 82 Orang Berdasarkan rumus Slovin tersebut maka penelitian akan menggunakan sampel sebanyak 82 orang karyawan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang

36 29 mampu untuk merepresentasikan keseluruhan populasi yang ada. Pengambilan jumlan responden dilakukan secara disproporsional. Dari total responden 82 orang dibagi menjadi dua bagian yang sama dan disebarkan secara acak dalam dua bagian dalam struktur organisasi perusahaan yaitu bagian umum dan bagian teknik (masing-masing 41 responden) Metode Pengolahan Dan Analisis Data Ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan dalam pengolahan data. Tahapan proses tersebut dapat dikemukakan seperti dibawah ini : 1. Memberikan skor pada masing-masing jawaban responden 2. Memindahkan data berupa nilai dari kuisioner ke lembar tabulasi 3. Menghitung nilai total dari masing-masing variabel 4. Memindahkan data ke lembar kerja untuk siap diolah dan dianalisis Uji Validitas Menurut Singarimbuan dan Effendi (1989), uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur hal yang akan dinyatakan. Langkah-langkah dalam menguji validitas kuisioner adalah sebagai berikut : 1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, yaitu dengan cara : a. Mencari definisi dan rumusan kosep dan literatur, jika sekiranya sudah ada rumusan yang cukup rasional, maka rumusan tersebut dapat langsung dipakai. Tetapi bila rumusan tersebut belum operasional, maka peneliti harus merumuskannya seoperasional mungkin. b. Jika dalam literatur tidak diperoleh definisi atau rumusan konsep yang akan diukur, peneliti harus mendiskusikan dengan para ahli lain. Pendapat para ahli ini kemudian disarikan ke dalam bentuk rumusan yang operasional. c. Menanyakan langsung kepada calon responden penelitian mengenai aspek-aspek konsep yang menyusun pertanyaan yang operasional.

ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE)

ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR) Oleh : DESSY WULANDARI H24102092 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja Disiplin kerja sangat penting untuk pertumbuhan suatu perusahaan. Disiplin kerja digunakan untuk memotivasi karyawan agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mulai dikenal sejak abad 20, terutama setelah terjadi revolusi industri,

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI Oleh HENNY H24103029 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa

Lebih terperinci

HUBUNGAN NILAI-NILAI BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DAN STRESSORS

HUBUNGAN NILAI-NILAI BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DAN STRESSORS HUBUNGAN NILAI-NILAI BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DAN STRESSORS KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus : Divisi Pemasaran dan BMS Kantor Pos Jakarta Selatan) Oleh DINI MARIANI H24103023 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Oleh : SRI IRTANTI H

Oleh : SRI IRTANTI H HUBUNGAN PENERAPAN ORGANISASI PEMBELAJARAN DENGAN MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DI LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA (LPP RRI) BOGOR Oleh : SRI IRTANTI H 24066046 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

PROFESSIONAL IMAGE. Budaya Kerja Humas yang Efektif. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

PROFESSIONAL IMAGE. Budaya Kerja Humas yang Efektif. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations Modul ke: PROFESSIONAL IMAGE Budaya Kerja Humas yang Efektif Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S. M.Ikom Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Professional Image Modul - 10 Syerli

Lebih terperinci

: DWI ENDANG PUSPITASARI H

: DWI ENDANG PUSPITASARI H ANALISIS PENGARUH PENGEMBANGAN KARIER BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS PELAKSANA ADMINISTRASI INSTITUT PERTANIAN BOGOR) Oleh : DWI ENDANG PUSPITASARI H24051522 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu Manajemen Sumber Daya Manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR Oleh: DEWI ERAWATI H 24066003 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor internal yang turut menentukan keberhasilan organisasi adalah budaya organisasi. Budaya organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS KANTOR CABANG PT.

PENGARUH PERUBAHAN BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS KANTOR CABANG PT. PENGARUH PERUBAHAN BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS KANTOR CABANG PT. BANK X) Oleh DHANIA RAMADHANI H24104052 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : DEVIANI PERTIWI H

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : DEVIANI PERTIWI H PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus PD Pasar Jaya Unit Area 03 Pramuka, Jakarta Timur) Oleh : DEVIANI PERTIWI H24051693 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa

Lebih terperinci

ORGANISASI BERKINERJA TINGGI

ORGANISASI BERKINERJA TINGGI MATERI PELENGKAP MODUL (MPM) MATA DIKLAT ORGANISASI BERKINERJA TINGGI TRANSFORMASI BUDAYA KERJA APARATUR DALAM MEMBANGUN ORGANISASI PUBLIK BERKINERJA TINGGI Oleh: Dr. Ir. Sutarwi, MSc. Widyaiswara Ahli

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997)

BAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan komitmen afektif dan budaya organisasi. karena mereka menginginkannya (Meyer dan Allen, 1997) BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan teori-teori yang menjadi kerangka berfikir dalam melaksanakan penelitian ini. Beberapa teori yang dipakai adalah teori yang berkaitan dengan komitmen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsifungsi

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER DAN SUPERVISOR BERDASARKAN PERSEPSI KARYAWAN PT COATS REJO INDONESIA DIVISI PRODUKSI. Oleh DENY MARCIAN H

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER DAN SUPERVISOR BERDASARKAN PERSEPSI KARYAWAN PT COATS REJO INDONESIA DIVISI PRODUKSI. Oleh DENY MARCIAN H ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER DAN SUPERVISOR BERDASARKAN PERSEPSI KARYAWAN PT COATS REJO INDONESIA DIVISI PRODUKSI Oleh DENY MARCIAN H24104076 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR Oleh ELIS SUSANTI H24104069 s DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR

ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR Oleh GANJAR SUARGANA H24077020 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh SITI CHOERIAH H24104026 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR)

ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR) ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR) Oleh SITI HANIFAH SUFIATI H24103101 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN (Studi Kasus: Sembilan Fakultas Institut Pertanian Bogor, Darmaga Bogor)

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN (Studi Kasus: Sembilan Fakultas Institut Pertanian Bogor, Darmaga Bogor) ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN (Studi Kasus: Sembilan Fakultas Institut Pertanian Bogor, Darmaga Bogor) Oleh FIRSTRI SYANPUTRI H24104085 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN FAKTOR-FAKTOR QUALITY OF WORK LIFE DALAM MENINGKATKAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT DAN KANTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ANALISIS PENERAPAN FAKTOR-FAKTOR QUALITY OF WORK LIFE DALAM MENINGKATKAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT DAN KANTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR ANALISIS PENERAPAN FAKTOR-FAKTOR QUALITY OF WORK LIFE DALAM MENINGKATKAN KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT DAN KANTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh BARITA MUTIARA H24104092 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENERAPAN KURIKULUM SISTEM MAYOR MINOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

HUBUNGAN PENERAPAN KURIKULUM SISTEM MAYOR MINOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR HUBUNGAN PENERAPAN KURIKULUM SISTEM MAYOR MINOR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR SKRIPSI Oleh : INDAH MULYANI H24104009 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN. Oleh TRISNA LESTARI H

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN. Oleh TRISNA LESTARI H HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor) Oleh TRISNA LESTARI H24103083 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor 10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor antara lain sumber daya alam, modal, teknologi dan sumber daya manusia yang tersedia. Sekalipun

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELATIHAN MUTU PRODUKSI BAGIAN QUALITY INSPECTION DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh SISKA NOFRIANTI H

HUBUNGAN PELATIHAN MUTU PRODUKSI BAGIAN QUALITY INSPECTION DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh SISKA NOFRIANTI H HUBUNGAN PELATIHAN MUTU PRODUKSI BAGIAN QUALITY INSPECTION DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Departemen Quality Control PT. Krama Yudha Ratu Motor, Jakarta) Oleh SISKA NOFRIANTI H24051788 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Budaya Organisasi 1. Pengertian Budaya Organisasi Organisasi didefinisikan sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu (orang), yang saling berinteraksi menurut suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi memiliki budaya yang merupakan ciri khas organisasi tersebut. Budaya tersebut dapat tercermin pada perilaku para karyawan, kebijakan-kebijakan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai macam pengertian disiplin kerja yang dikemukakan oleh para ahli, Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action to enforce organization

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Menurut Sastrohadiwiryo (2005:291) Disiplin Kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kajian pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kinerja karyawan merupakan prestasi kerja atau hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan per satuan periode waktu dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi visi, misi dan strategi yang tepat yang didukung oleh strategi sumber daya manusia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai makhluk sosial pada dasarnya manusia memiliki sifat bersosialisasi, berkomunikasi, bekerja sama, dan membutuhkan keberadaan manusia yang lainnya.

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK Yuliana Susi yulianasusi888@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Tujuan penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedisiplinan merupakan suatu hal yang menjadi tolak ukur untuk mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik

Lebih terperinci

ANALISIS KESENJANGAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE GAP) KARYAWAN PT PELNI PERSERO DIREKTORAT SDM DAN UMUM. Oleh LASMA H

ANALISIS KESENJANGAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE GAP) KARYAWAN PT PELNI PERSERO DIREKTORAT SDM DAN UMUM. Oleh LASMA H ANALISIS KESENJANGAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE GAP) KARYAWAN PT PELNI PERSERO DIREKTORAT SDM DAN UMUM Oleh LASMA H24052152 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS KARYAWAN FOODMART EKALOKASARI BOGOR) Oleh INTAN AMETHYS PRIMA PRESTISYANA H

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS KARYAWAN FOODMART EKALOKASARI BOGOR) Oleh INTAN AMETHYS PRIMA PRESTISYANA H PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS KARYAWAN FOODMART EKALOKASARI BOGOR) Oleh INTAN AMETHYS PRIMA PRESTISYANA H24104020 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai, misalnya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Dalam usaha merealisasikan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Kerja 2.1.1 Pengertian Produktivitas Kerja Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT

ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT ANALISIS DAN PERANCANGAN ALAT PENGUKUR KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PADA SUB DIREKTORAT PROPERTY AND FACILITIES MANAGEMENT PT. INDOSAT, Tbk. SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR. Oleh : YULI HERNANTO H PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA PT BANK SYARIAH MANDIRI CABANG BOGOR Oleh : YULI HERNANTO H 24076139 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan dan pelaku aktif

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H

FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS PADA PT X BOGOR. Oleh RESTY LHARANSIA H FAKTOR-FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KOMPETENSI 360 DERAJAT PADA PT X BOGOR Oleh RESTY LHARANSIA H24051549 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUTT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BONUS TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN SERVIS DAN BAGIAN SALES AND MARKETING (STUDI KASUS PT. SETIAJAYA MOBILINDO BOGOR)

ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BONUS TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN SERVIS DAN BAGIAN SALES AND MARKETING (STUDI KASUS PT. SETIAJAYA MOBILINDO BOGOR) ANALISIS HUBUNGAN SISTEM BONUS TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN SERVIS DAN BAGIAN SALES AND MARKETING (STUDI KASUS PT. SETIAJAYA MOBILINDO BOGOR) Oleh BHASKARA KUSEN H24101135 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN PT. BRIDGESTONE TIRE INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN PT. BRIDGESTONE TIRE INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN PT. BRIDGESTONE TIRE INDONESIA Oleh BIMA RACHMAWATI H24102083 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR)

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR) ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR) Disusun Oleh: Anita Naliebrata H24103041 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

Oleh MELLY SILVIANI H

Oleh MELLY SILVIANI H ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA KANTOR POS BOGOR Oleh MELLY SILVIANI H24104063 s DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 2 ANALISIS EFEKTIVITAS

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENERAPAN MODEL SISTEM ORGANISASI PEMBELAJAR PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh ADE PUTRI UTAMI H

IDENTIFIKASI PENERAPAN MODEL SISTEM ORGANISASI PEMBELAJAR PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG BOGOR. Oleh ADE PUTRI UTAMI H IDENTIFIKASI PENERAPAN MODEL SISTEM ORGANISASI PEMBELAJAR PADA PT TASPEN (PERSERO) CABANG BOGOR Oleh ADE PUTRI UTAMI H24054128 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Administrasi Negara 1. Pengertian Administrasi Administrasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan secara kerjasama untuk mencapai tujuan bersama

Lebih terperinci

: BETTI KARLIATI H

: BETTI KARLIATI H ANALISIS PERENCANAAN JUMLAH TENAGA PENUNJANG (STUDI KASUS PADA PEGAWAI TATA USAHA FAKULTAS (DEKANAT) DAN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR) Oleh : BETTI KARLIATI

Lebih terperinci

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia I. PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia dapat melakukan peran sebagai pelaksana yang handal dalam proses pembangunan. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2009:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KUALITAS PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DI RESTORAN Mr. CELUP S BOGOR. Oleh EVIVANA SITUMORANG H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KUALITAS PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DI RESTORAN Mr. CELUP S BOGOR. Oleh EVIVANA SITUMORANG H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KUALITAS PELAYANAN YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DI RESTORAN Mr. CELUP S BOGOR Oleh EVIVANA SITUMORANG H24102128 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM) 9 II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan suatu sumber daya yang tidak dapat diikuti oleh

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. SURYA SEGARA SURABAYA SKRIPSI

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. SURYA SEGARA SURABAYA SKRIPSI PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. SURYA SEGARA SURABAYA SKRIPSI Diajukan Oleh : RADITYA WAHYU W. 0612010173/FE/EM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai tujuan akan sia-sia.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PT. DIAMOND COLD STORAGE. Oleh LIA DWI HARINI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PT. DIAMOND COLD STORAGE. Oleh LIA DWI HARINI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PT. DIAMOND COLD STORAGE Oleh LIA DWI HARINI H24101099 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memenuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk mendaya gunakan sumber daya manusia secara maksimal sehingga dapat

I. PENDAHULUAN. untuk mendaya gunakan sumber daya manusia secara maksimal sehingga dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia atau tenaga kerja merupakan sumber daya yang sangat berharga dalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuan. Segala macam aktivitas tidak akan berjalan tanpa adanya

Lebih terperinci

YOHANA INTAN NAULINA H

YOHANA INTAN NAULINA H HUBUNGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI HUMAN RESOURCES & GENERAL AFFAIRS PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk CITEUREUP Oleh YOHANA INTAN NAULINA

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DI KECAMATAN BOGOR TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DI KECAMATAN BOGOR TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA PAKUAN KOTA BOGOR DI KECAMATAN BOGOR TIMUR Oleh ARI AGUNG NUGROHO H24066002 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012 merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengemban tugas dan tanggung

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi tersebut di Indonesia menuntut auditor untuk selalu meningkatkan kinerjanya, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu Manajemen Sumber Daya Manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati) Oleh WAHYU ANDI WIBOWO H

ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati) Oleh WAHYU ANDI WIBOWO H ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati) Oleh WAHYU ANDI WIBOWO H24104083 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II. Sumber: Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Logo Angkasa Pura II Sumber: www.angkasapura2.co.id 1.1.1 Gambaran Umum PT Angkasa Pura II (Persero) PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) KANTOR CABANG SOLO. Oleh SILVA AYU NOVIA SARI H

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) KANTOR CABANG SOLO. Oleh SILVA AYU NOVIA SARI H ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) KANTOR CABANG SOLO Oleh SILVA AYU NOVIA SARI H24103092 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

RUSLI CEP RIDHO YUSUF H

RUSLI CEP RIDHO YUSUF H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS DIVISI PRODUKSI BAGIAN SPINNING, WEAVING, YARN DYEING DAN DYEING FINISHING PT UNITEX TBK BOGOR) Oleh RUSLI CEP RIDHO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya perubahan politik dan administrasi pemerintahan melalui pemberian otonomi luas kepada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis dan sangat dinamis dan karena perkembangan tersebut diperlukan sistem manajemen yang efektif dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karyawan dalam suatu organisasi merupakan aset terpenting dalam pencapaian tujuan suatu organisasi, dimana karyawan mampu menghasilkan kinerja yang baik dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap organisasi memerlukan sumber daya untuk mencapai usaha yang telah ditentukan. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting yang terus menerus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teori-teori tersebut akan membantu dalam proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memehuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta

Lebih terperinci

BUDAYA (Moeljono, 2003:16)

BUDAYA (Moeljono, 2003:16) BUDAYA ORGANISASI BUDAYA (Moeljono, 2003:16) Sebagai gabungan kompleks asumsi, tingkah laku, cerita, mitos, metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, Lokasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, Lokasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Jenis Usaha, Nama Perusahaan, Lokasi Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Bandung sebelumnya disebut Balai

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT LOYALITAS PELANGGAN HYPERMARKET GIANT TAMAN YASMIN BOGOR. Oleh RAHMAT DARMAWAN H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT LOYALITAS PELANGGAN HYPERMARKET GIANT TAMAN YASMIN BOGOR. Oleh RAHMAT DARMAWAN H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT LOYALITAS PELANGGAN HYPERMARKET GIANT TAMAN YASMIN BOGOR Oleh RAHMAT DARMAWAN H24052110 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Disiplin Disiplin kerja sangatlah penting dalam mempengaruhi perkembangan diri suatu perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

Lebih terperinci

karyawan. Kinerja tersebut tidak terlepas dari bagaimana pengelolaan sumber

karyawan. Kinerja tersebut tidak terlepas dari bagaimana pengelolaan sumber 2 paling serius karena keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada didalamnya. Mewujudkan kinerja organisai tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Komunikasi organisasi Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya

Lebih terperinci

BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA ORGANISASI

BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA ORGANISASI BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA ORGANISASI PENGERTIAN Budaya Organisasi adalah nilai dan keyakinan bersama yang mendasari identitas organisasi/perusahaan. Budaya Organisasi adalah seperangkat nilai-nilai pokok,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen Ilmu manajemen sampai saat ini sudah berkembang. Hal ini membuktikan bahwa ilmu ini memang dibutuhkan tidak saja oleh kelompok tertentu tetapi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam rangka menghadapi tantangan persaingan yang semakin tinggi dan meningkat, setiap perusahaan berusaha untuk tetap bertahan dengan cara meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk I. PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan membahas beberapa hal mengenai: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk memahami kebermaknaan penelitian ini, maka

Lebih terperinci

PERSEPSI KARYAWAN PT. GOODYEAR INDONESIA TBK, BOGOR TENTANG PENGARUH PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

PERSEPSI KARYAWAN PT. GOODYEAR INDONESIA TBK, BOGOR TENTANG PENGARUH PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PERSEPSI KARYAWAN PT. GOODYEAR INDONESIA TBK, BOGOR TENTANG PENGARUH PELATIHAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA Oleh BUDI RACHMANSYAH H24104137 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala bidang kegiatan bisnis. Globalisasi tersebut mencakup global competition, global business,

Lebih terperinci

ANALISIS PEKERJAAN DAN BEBAN KERJA KARYAWAN PT EKANINDYA KARSA. Oleh : YUNDITIA YULANTAMI H

ANALISIS PEKERJAAN DAN BEBAN KERJA KARYAWAN PT EKANINDYA KARSA. Oleh : YUNDITIA YULANTAMI H ANALISIS PEKERJAAN DAN BEBAN KERJA KARYAWAN PT EKANINDYA KARSA Oleh : YUNDITIA YULANTAMI H24054113 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 ABSTRAK Yunditia Yulantami.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara pesaing juga melakukan hal yang serupa. Kondisi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sementara pesaing juga melakukan hal yang serupa. Kondisi tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan berusaha untuk mencari keunggulan kompetitif, sementara pesaing juga melakukan hal yang serupa. Kondisi tersebut merupakan konsekuensi dari

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk

II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah cara untuk 13 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gaya Kepemimpinan 2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan kinerja atau keberhasilan organisasi. Pokok kepemimpinan adalah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN LAPORAN PENGUKURAN

KEMENTERIAN PERTANIAN LAPORAN PENGUKURAN KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN KUPANG LAPORAN PENGUKURAN INDEK PENERAPAN NILAI BUDAYA KERJA (IPNBK)TAHUN 2017 BALAI BESAR PELATIHAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI SUMBER DAYAA MANUSIA BERBASIS KOMPETENSI

ANALISIS STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI SUMBER DAYAA MANUSIA BERBASIS KOMPETENSI ANALISIS STRATEGI REKRUTMEN DAN SELEKSI SUMBER DAYAA MANUSIA BERBASIS KOMPETENSI (Studi Kasus pada Jabatan Account Officer PT. BPRS Amanah Ummah, Bogor) Oleh : ADE SURYADY H24104087 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis,

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan bisnis dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, tentunya untuk dapat bersaing sebuah perusahaan memerlukan adanya sistem manajemen

Lebih terperinci