BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ersa Herudi, 2015
|
|
- Hadian Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan merupakan hal yang paling penting dan mendasar bagi umat manusia, oleh karena itu setiap manusia pastilah menginginkan hidup yang sehat, baik sehat secara fisik, jasmani dan rohani. Sehat adalah karunia tuhan yang tidak ada duanya, dengan hidup yang sehat kita dapat melakukan berbagai aktivitas dan rutinitas, dimulai dari membuka mata di pagi hari, sampai memejamkan mata di malam hari. Kesadaran akan kesehatan adalah pondasi awal dari terbentuknya pola hidup sehat. Masalah kesehatan juga bertolak dari masalah perilaku yang banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor sosial, maupun faktor lainnya selain faktor fisik dan biologi. Dengan adanya kesadaran akan kesehatan di harapkan manusia akan lebih memperhatikan pola hidup sehat di kehidupan sehari-harinya. Hidup sehat pada dasarnya merupakan pola perilaku manusia yang perubahannya dapat diajarkan secara dini, dengan melakukan perilaku hidup sehat ini diharapkan manusia dapat terhindar dari berbagai macam jenis penyakit. Kesehatan yang paripurna dijelaskan oleh badan kesehatan dunia World Health Organisation (WHO) (dalam Komariyah, 2010, hlm. 28) yaitu : Sejahtera Paripurna adalah sejahtera seutuhnya yaitu sejahtera jasmani, sejahtera rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit cacat ataupun kelemahan Dari pernyataan tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa sehat haruslah sehat paripurna, dalam arti sehat jasmani yaitu suatu keaadaan yang lebih tertuju pada penampilan seseorang secara jasmaniah sebagai manusia yang kuat, terampil, dan energik. Penerapan pola hidup sehat haruslah diterapkan sedini mungkin dalam kehidupan. Begitupun dalam dunia pendidikan, sebagaimana dalam kurikulum KTSP 2006 untuk mata pelajaran penjas Sekolah Dasar kelas 5 Semester genap di
2 2 jelaskan bahwa Standar kompetisi. 12. Menerapkan budaya hidup sehat. Kompetisi dasar Mengenal bahaya merokok bagi kesehatan. Dari kurikulum yang telah disusun oleh dinas pendidikan, diharapkan tercapainya kurikulum, agar perkembangan pola hidup sehat dalam pendidikan dapat dijalankan dengan benar untuk siswa sekolah dasar, oleh karena itu haruslah seorang guru benar-benar menjalakan kurikulum di atas agar tersampaikannya pengajaran yang tersampaikan dengan baik dan benar bagi siswa, dengan dijalankannya kurikulum tersebut diharapkan siswa dapat mengetahui akibat bahaya merokok, serta siswa dapat mencegah kebiasaan merokok. Kurangnya pemahaman terhadap bahaya merokok serta dampak buruk bagi kesehatan anak. Hal tersebut perlu ditangani dengan serius dan jika tidak ditangani sedini mungkin bisa berdampak fatal bagi generasi penerus negeri ini, untuk pembinaan peningkatan derajat kesehatan generasi penerus bangsa yang sehat jasmani dan rohani, anak-anak usia dini haruslah diajarkan pemahaman pola hidup sehat di lingkungan sekolah. Karena di sekolah pendidikan kesehatan merupakan salah satu usaha kesehatan sekolah yang sasaran utamanya terdiri atas semua komponen kesehatan disekolah tersebut, baik siswa, guru, kepala sekolah, penjaga sekolah sampai ke masyarakat sekitar sekolah berada. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat (Komariyah, 2010 hlm. 24) yang menyatakan bahwa : Tujuan pendidikan kesehatan tidak dapat di pisahkan dari pendidikan pada umumnya. Dalam Undang-Undang Pokok Pendidikan tahun 1954 nomor 12 di nyatakan bahwa tujuan pendidikan di Indonesia adalah membentuk manusia susila yang cakap, warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air Dalam hal ini kegiatan pelaksanaan pendidikan kesehatan merupakan salah satu bagian yang terdapat kaitannya dengan pelaksanaan Undang-Undang pendidikan di atas. Berhasil atau tidaknya usaha pendidikan kesehatan di sekolah tergantung pada seberapa jauh peranan dan fungsi pendidik kesehatan baik di sekolah maupun di masyarakat.
3 3 Peranan dapat di miliki oleh pendidik kesehatan menurut (Komariyah 2010 hlm, 34-36) antara lain sebagai agen pembaharuan yaitu : a. Pendidik kesehatan sebagai fasilitator Dalam melaksanakan pekerjaannya ia selalu berusaha untuk mengajak anak didik atau temannya untuk berbuat sesuatu yang baik bagi kesehatannya. Ia bersikap berani untuk memberi bantuan tanpa pamrih. Keberhasilan untuk memberi bantuan dan rasa terima kasih atas bantuannya merupakan imbalan yang lebih berharga bagi dirinya di banding dengan kekayaan apapun. b. Pendidik kesehatan sebagai katalis. Sebagai katalis seorang pendidik kesehatan selalu berusaha membujuk atau menganjurkan anak didik atau temannya untuk membawa pada sumber yang bermanfaat atau menunjang terjadinya perbuatan atau kebiasaan hidup sehat. Keberhasilan melaksanakan tugasnya di tentukan oleh kesungguhan pengabdiannya sehingga bekal yang di harapkannya adalah terjadinya perubahan seseorang untuk pemeliharaan kesehatan secara tepat, baik sumber maupun tenaga ahlinya. c. Pendidik kesehatan sebagai promotor Sebagai promotor seorang pendidik selalu berusaha untuk mengenalkan bermacam-macam cara yang baik meliputi cara pengobatan, maupun pencegahan. Seperti fasiliator dan katalis ia pun bekerja secara sukarela. d. Pendidik kesehatan sebagai generator Sebagai generator, pendidik kesehatan selalu berusaha untuk menggugah seseorang atau sasarannya untuk mau menggunakan pelayanan kesehatan yang resmi dan tepat Dengan kemajuan zaman yang semakin pesat dan gaya hidup yang semakin modern, banyak menimbuklan penyebab beberapa penyakit, baik penyakit yang timbul karena kurangnya kesadaran memelihara lingkungan maupun penyakit yang timbul karena pengaturan pola hidup yang kurang baik. Merokok adalah salah satu dari penyebab timbulnya penyakit yang di sebabkan oleh kurangnya pengaturan pola hidup sehat. Perilaku merokok merupakan kegiatan buruk yang masih dilakukan oleh kalangan masyarakat sampai pada saat ini, walaupun telah banyak orang yang mengetahui dampak buruk akibat merokok tetapi jumlah perokok tidak pernah menurun bahkan cenderung meningkat. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) (dalam Sufianto,H 2010, hlm 1) :
4 4 Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak jumlah perokok yang mencapai jiwa. Namun, sampai saat ini Indonesia belum mempunyai Peraturan Perundangan untuk melarang anak merokok. Akibat tidak adanya aturan yang tegas, dalam penelitian di empat kota yaitu Bandung, Padang, Yogyakarta dan Malang pada tahun 2004, prevalensi perokok usia 5-9 tahun meningkat drastis dari 0,6 persen (tahun 1995) jadi 2,8 persen (2004). Peningkatan jumlah perokok disetiap tahunnya merupakan fenomena yang sangat memprihatinkan. Dapat dilihat dari pernyataan diatas yang menunjukan peningkatan perokok dibeberapa kota besar menjadi masalah yang berdampak bagi kesehatan masyarakat kota-kota besar. Kebiasaan perokok bukan saja berdampak pada dirinya sendiri, melainkan ikut berdampak kepada orang lain disekitarnya, akibat bahaya asap rokok yang ikut dihirupnya, asap rokok yang dihirup oleh perokok atau orang di sekelilingnya, akan memasuki rongga mulut dan hidung melalui kerongkongan ke paru-paru yang dapat menyebabkan gangguan pada pernafasan. Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120mm (bervariasi berggantung negara) dengan diameter 10mm yang berisi daundaun tembakau yang telah dicacah. Rokok di bakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. (Sufianto,H 2010, hlm 5). Rokok secara tidak langsung dapat membunuh bagi mereka para perokok, selain itu banyak generasi bangsa perlahan menjadi perokok karena setiap hari melihat teman-teman dan orang dewasa di sekelilingnya yang merokok di tempattempat umum, selain itu iklan-iklan rokok yang diperlihatkan disembarang tempat, dan juga iklan di televisi yang merubah image bahaya rokok dengan halhal yang tidak berhubungan dengan rokok itu sendiri, demi produk rokok itu laris dipasaran, tanpa melihat bahaya negatif yang ditimbulkan dari rokok para produsen rokok saling berlomba-lomba demi mendapatkan keuntungan yang berlipat. Fakta yang mengejutkan perokok menurut (Sufianto,H 2010, hlm 3)
5 5 Adalah Dari 12% anak-anak SD yang sudah diteliti pernah merasakan merokok dengan coba-coba. Kurang lebih setengahnya,meneruskan kebiasaan merokok ini. Selain itu dijelaskan menurut hasil survey yang dilakukan diperolehlah data yang sangat mengagetkan. Menurut (mohammad 2008, hlm 32) yaitu : hasil survey pada tahun 2007 menunjukan bahwa sekitar 80% perokok di Indonesia mulai merokok sebelum usia 19 tahun, angka tersebut di nyatakan mengalami kenaikan 9,4% dari angka tahun Proporsi perokok remaja terus meningkat, diikuti kelompok 5-9 tahun dengan presentase 0,8% pada tahun 2001 menjadi 1,8% di tahun 2004 Bukan hanya rokok saja penyebab timbulnya penyakit yang disebabkan oleh kurangnya pengaturan pola hidup sehat. Pengendalian diri akan bahaya merokok haruslah dilakukan sedini mungkin agar tidak mengakibatkan bahaya jangka panjang, bukan hal yang tidak mungkin bangsa ini akan menjadi bangsa perokok jika hukum yang diberlakukan dalam penanganan tembakau dan rokok masih belum ditegakkan. Jika dilihat dari pernyataan diatas yaitu mengenai peranan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik kesehatan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang pendidik kesehatan haruslah memiliki sifat-sifat yang dapat menjadikan orang di sekelilingnya lebih memahami arti kesehatan dan dapat menerapkan peranan penting kesehatan tersebut di dalam kehidupannya. Oleh karena itu pendidikan kesehatan haruslah tersampaikan dengan baik kepada siswa di sekolah, salah satu penyampaian yang baik dan efektif adalah menggunakan media ajar sebagai alat penyampaian materi, hal tersebut sejalan dengan pendapat Dale dalam (Arsyad. A, 2013 hlm. 27) mengemukakan bahwa : Bahan-bahan audio visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pengajaran, hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam system pendidikan modern saat ini.
6 6 Penggunaan media dalam penyampaian bahan ajar sangatlah berperan dalam penyampaian materi yang lebih efektif dan mudah di mengerti, hal tersebut sejalan dengan Hamalik (1986) (dalam Arsyad. A, 2013:19) yaitu media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh pisikologis terhadap siswa. Melihat pentingnya upaya meningkatkan pemahaman pola hidup sehat pada siswa sekolah dasar dalam kehidupan sehari-harinya melalui penggunaan media audio visual maka peneliti sebagai mahasiswa program studi pendidikan sekolah dasar pendidikan jasmani yang mempelajari pendidikan kesehatan termotivasi untuk meneliti bagaimana dampak pembelajaran pendidikan kesehatan melalui audio visual terhadap pemahaman pola hidup sehat siswa sekolah dasar B. Rumusan Masalah Pendidikan kesehatan adalah pembelajaran kesehatan bagi masyarakat yang mendidik masyarakat dalam upaya meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat meliputi kesehatan lingkungan dan kesehatan fisik serta mengembangkan pemahaman pola hisup sehat yang baik dan benar bagi masyarakat. Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120mm (bervariasi berggantung negara) dengan diameter 10mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok di bakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. (Sufianto,H 2010, hlm 5). Pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seseorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali dan memperkirakan. Yang ingin penulis teliti dalam mencari jawaban masalah yang dirumuskan. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan oleh penulis maka dapat dirumuskan : 1. Pendidikan kesehatan sebagai variabel bebas (X), 2. Pemahaman bahaya merokok sebagai variabel terikat (Y)
7 7 Pokok-pokok permasalahan penelitian yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah melalui penggunaan media audio visual pemahaman siswa tentang bahaya merokok meningkat? C. Tujuan Penelitian Dalam setiap penelitian yang dilakukan, pasti terdapat tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dan berdasarkan permasalahan penelitian yang diajukan, Tujuan yang disusun secara sistematis akan megarahkan penelitian sesuai rencana menurut Sugiyono (2009, hlm. 282). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. mengetahui apakah penggunaan media audio visual dapat meningkatkan pemahaman bahaya merokok pada siswa kelas 5 SDN 1 Jadimulya Kabupaten Cirebon. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini yang penulis beri judul Dampak Pembelajaran Pendidikan Kesehatan Melalui Penerapan Media Audio Visual Terhadap Pemahaman Pola Hidup Sehat Siswa Kelas 5 SDN SDN 1 Jadimulya Kabupaten Cirebon diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yaitu: 1. Secara Teoritis Dapat digunakan sebagai masukan (bahan pemikiran) keilmuan dan informasi bagi lembaga pendidikan yang dalam hal ini adalah sekolah maupun perorangan, seperti guru pendidikan jasmani, mahasiswa, dan para pembaca mengenai peningkatan pemahaman bahaya merokok melalui penerapan media audio visual. 2. Secara Praktis Sebagai bahan pertimbangan bagi seorang guru pendidikan jasmani untuk mengatasi kesulitan dalam mengajar Pendidikan Kesehatan melalui penerapan media audio visual.
8 8 E. Sistematika Penulisan Skripsi Gambaran singkat mengenai seluruh sitematika penulisan skripsi sebagai berikut: a. Bagian awal, berisi: judul skripsi, lembar pengesahan, lembar pernyataan keaslian skripsi dan bebas plagiatisme motto dan persembahan, ucapan terima kasih, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. b. Bagian isi skripsi, meliputi: Bab 1 : Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan garis besar sistematika skripsi. Bab 2 : Landasan Teori, berisi tentang teori mengenai pendidikan kesehatan, nilai-nilai pemahaman dan penjelasan bahaya merokok. Bab 3 : Metode dan Prosedur Penelitian, menjelaskan tentang jenis penelitian, rancangan penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, fokus penelitian, metode pengumpulan data, keabsahan data, dan analisis data. Bab 4 : Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab 5 : Penutup, yang berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi. c. Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka, dan lampiran-lampiran yang memuat tentang deskripsi mengenai perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan penelitian.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran panjang sekitar 70-120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau
Lebih terperinciTINGKAT PEMAHAMAN TENTANG BAHAYA MEROKOK PADA SISWA KELAS ATAS SD NEGERI KAWUNGANTEN 07 KECAMATAN KAWUNGANTEN KABUPATEN CILACAP TAHUN AJARAN 2016/2017
Tingkat Pemahaman Tentang (Nurul Ashari) 1 TINGKAT PEMAHAMAN TENTANG BAHAYA MEROKOK PADA SISWA KELAS ATAS SD NEGERI KAWUNGANTEN 07 KECAMATAN KAWUNGANTEN KABUPATEN CILACAP TAHUN AJARAN 2016/2017 Oleh Email
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. faktor eksternal maupun faktor internal. Beberapa alasan yang diberikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok adalah hasil produksi terbanyak dari manufaktur tembakau. Rokok merupakan silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm atau bervariasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan sejak dini hingga akhir hayat. Pendidikan bertujuan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang berarti saling membutuhkan satu sama lain atau tidak dapat hidup sendiri, serta makhluk hidup yang memiliki segala macam hal
Lebih terperinciDedy Gunawan, 2014 Efektifitas Perda Nomor 11 Tahun 2005 Bagi Perokok Untuk Menjadi Warga Negara Yang Baik
2 ataupun hukum dibuat untuk mengatur kehidupan individu agar lebih terarah dan lebih baik serta tidak banyak menimbulkan masalah - masalah, problem atau persoalan publik yang mungkin saja menjadi semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan yang layak dan kesejahteraan penduduk merupakan tujuan pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah angka perokok di dunia terbilang sangat besar. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di dunia hampir 1 miliar
Lebih terperincitinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat
Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin
Lebih terperincidalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi rokok merupakan salah satu epidemi terbesar dari berbagai masalah kesehatan masyarakat di dunia yang pernah dihadapi, membunuh sekitar 6 juta orang setiap tahunnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mempelajari makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mempelajari makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap pemakai bahasa dalam suatu masyarakat bahasa saling mengerti. Bahasa dan masyarakat adalah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahgunaan tembakau pada dasarnya merupakan penyebab kematian yang dapat dihindari. Namun, kecanduan dalam merokok masih belum bisa lepas dari masyarakat di dunia.
Lebih terperinci2015 PENERAPAN BOLA MODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASING DALAM PERMAINAN FUTSAL
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang paling sering di jumpai di kalangan masyarakat. Kebiasaan merokok masyarakat dapat dijumpai di berbagai tempat seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok sudah menjadi kebudayaan di masyarakat sehingga kegiatan merokok ini dapat kita jumpai di banyak tempat. Padahal sebagian besar masyarakat sudah mengatahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan faktor resiko utama berbagai penyakit tidak menular, bahkan sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok. Merokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini merokok sudah seperti budaya yang melekat di Indonesia. Menurut Global Adults Tobacco Survey (GATS) Indonesia, Indonesia merupakan negara pengkonsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Merokok tidak hanya berdampak pada orang yang merokok (perokok aktif)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok tidak hanya berdampak pada orang yang merokok (perokok aktif) tetapi juga pada orang yang tidak merokok yang berada di sekitar para perokok (perokok pasif).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kalori yang dibutuhkan untuk kehidupan yang aktif dan sehat (Hanani, 2012).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketersediaan Pangan Ketersediaan (food availabillity) yaitu ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup aman dan bergizi untuk semua orang baik yang berasal dari produksi sendiri,
Lebih terperinciPENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN
PENYULUHAN KESEHATAN BAHAYA DAMPAK ROKOK BAGI KESEHATAN ANAK-ANAK TANJUNG DALAM KECAMATAN LEMBAH MASURAI KABUPATEN MERANGIN Subagiono, Azdy Elfistoni, Armensyah, Nurlina, Suharsyah, Bahyu azri, Dendi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda sekitar dua abad yang lalu dan penggunaannya pertama kali oleh masyarakat Indonesia dimulai ketika
Lebih terperinciBAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN
BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN Disusun Oleh : MOHD ABI RAFDI 21040111130028 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012 BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Rokok adalah silinder dari kertas berukuran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan salah satu penyumbang kematian terbesar di dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100 juta kematian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi adalah salah satu kebutuhan mendasar dari manusia, melalui informasi orang dapat memperoleh tentang berbagai hal, dari berbagai informasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yunani Kuna Paidos dan agoo. Paidos artinya budak dan agoo artiya. membimbing. Akhirnya Pedagogie diartikan sebagai budak yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang penting bagi setiap individu. Karena pada dasarnya sasaran pendidikan adalah pendidikan.pendidikan merupakan terjemahan dari istilah Pedagogi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, tentunya tidak terlepas dari berbagai macam aktivitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan, tentunya tidak terlepas dari berbagai macam aktivitas yang mungkin dilakukan sebagai rutinitas sehari-hari yang membutuhkan banyak energi, atau sekedar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No.23/1992). Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa kematian akibat rokok adalah 4 juta jiwa pertahun yang 500.000 diantaranya adalah perempuan. Data Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mengkonsumsi rokok dan produk tembakau lainnya menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengkonsumsi rokok dan produk tembakau lainnya menyebabkan ketergantungan yang menjerat konsumennya tanpa pandang status sosial ekonomi penggunanya. Konsumen rokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis dan menghargai hak-hak setiap individu tanpa meninggalkan kewajibannya sebagai warga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional, bahkan internasional (Amelia, 2009). Merokok sudah menjadi kebiasaan yang umum dan meluas di masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat merugikan. kesehatan baik si perokok itu sendiri maupun orang lain di sekelilingnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan baik si perokok itu sendiri maupun orang lain di sekelilingnya. Merokok itu sendiri adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara konstitusional hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah sebagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara konstitusional hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah sebagian dari hak asasi manusia, sebagaimana tercantum dalam Undang Undang Dasar Negara
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang paling sering di jumpai di kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tua, status
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dimanapun tempat selalu ditemukan orang merokok baik laki-laki, perempuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2,7% pada wanita atau 34,8% penduduk (sekitar 59,9 juta orang). 2 Hasil Riset
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merokok adalah menghirup asap dari pembakaran tembakau yang terbungkus dalam rokok, pipa, dan cerutu. 1 Hasil survei Global Adults Tobacco Survey (GATS)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai tobacco dependency sendiri dapat didefinisikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Ogawa (dalam Triyanti, 2006) dahulu perilaku merokok disebut sebagai suatu kebiasaan atau ketagihan, tetapi dewasa ini merokok disebut sebagai tobacco
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari abad kedua puluh satu. Menurut badan kesehatan dunia WHO ( World
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merokok merupakan kebutuhan bagi sebagian kalangan yang tergolong perokok aktif, dari mulai anak anak, pelajar, mahasiswa, hingga orang dewasa ikut menikmati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok merupakan hal yang umum bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Pada tahun 2008, Tobacco Free Initiative (TFI) WHO wilayah Asia Tenggara merilis survey
Lebih terperinciBEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008
BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008 Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijasah S1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pemartabatan manusia menuju puncak optimasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimilikinya. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Merokok merupakan kebiasaan buruk yang menjadi masalah seluruh dunia baik Negara maju maupun Negara berkembang. Di negara-negara yang maju kebiasaan merokok telah jauh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang bersifat fisiologis, atau kebutuhan paling dasar atau paling bawah dari piramida kebutuhan dasar. Kesempatan untuk istirahat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka diperlukan guru yang sangat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan jumlah perokok yang terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun. WHO mencatat jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan belajar orang akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan belajar orang akan mengetahui berbagai informasi, menyukai satu situasi dan atau dapat melakukan sesuatu
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja adalah generasi penerus bangsa yang dibutuhkan negara dan suatu bentuk investasi negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya
Lebih terperinciBAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)
BAB 1: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Lebih dari 70.000 artikel ilmiah telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anita Indriana, 2014 Wacana Polemik Pemberitaan Rokok dalam Harian Umum Kompas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring perkembangannya, media massa merupakan bagian pelengkap kehidupan manusia. Dengan media massa manusia mendapatkan informasi yang dan pengalaman.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara mengkonsumsinya), karena produk ini memberikan kepuasan kepada konsumen melalui asap (hasil pembakaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rokok dan perokok bukan suatu hal yang baru didunia ini, tetapi telah ada sejak lama. Di Indonesia, rokok sudah menjadi barang yang tidak asing dan sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umum. Saat ini kegiatan merokok adalah kebutuhan bagi sebagian orang, namun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu dan masyarakat dunia tahu bahwa merokok itu mengganggu kesehatan, dan masalah rokok pada hakikatnya sudah menjadi masalah nasional bahkan internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu negara konsumen tembakau terbesar di dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini banyak masalah yang harus diselesaikan oleh pemerintah serta masyarakat umum. Salah satu masalah yang sangat umum sekarang adalah meningkatnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok sudah meluas pada hampir semua kelompok masyarakat di dunia. Semakin banyaknya orang yang mengonsumsi rokok telah menjadi masalah yang cukup serius.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 miliar yang terdiri dari 47% pria, 12% wanita dan 41% anak-anak (Wahyono, 2010). Pada tahun 2030, jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok adalah salah satu zat adiktif yang apabila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Rokok merupakan hasil olahan tembakau terbungkus,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia yang berumur
Lebih terperinci2015 SIKAP TERHAD AP PICTORIAL HEALTH WARNING D AN INTENSI MEROKOK SISWA SMP D I KOTA BAND UNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Merokok sudah menjadi hal yang lumrah dan sangat memprihatinkan karena fenomena ini sudah dianggap sebagai kebiasaan dan kewajaran. Bahkan untuk beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pandang, gaya hidup dan budaya suatu masyarakat, bahkan perseorangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan pada bidang teknologi informasi, membuat arus informasi semakin mudah diakses oleh setiap individu dan kelompok yang membutuhkannya. Dengan demikian, informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Pendidikan menunjukkan cara dan bagaimana warga negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hasil peradaban suatu bangsa yang dikembangkan berdasarkan pandangan hidup bangsa itu sendiri yang meliputi nilai dan norma dalam masyarakat. Pendidikan
Lebih terperincidipandang oleh anggota masyarakat Indonesia (Wulandari, 2007). serius pada orang-orang yang bukan perokok.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Merokok merupakan perilaku yang berbahaya, merokok sama dengan mencari mati. Meski semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Perilaku merokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Aditya Nugraha, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran di sekolah merupakan kegiatan yang formal. Dalam pembelajaran ini terjadi kegiatan belajar mengajar. Dua pihak yang terlibat langsung dalam kegiatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MEROKOK 1. Pengertian Merokok adalah suatu bahaya untuk jantung kita. Asap rokok mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam sel darah merah. Merokok dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah / madrasah memiliki peranan yang sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Eveline dan Hartini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan analisis data dari Centers of Disease Control and
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan analisis data dari Centers of Disease Control and Prevention (CDC) (2009), prevalensi perokok di dunia sekitar 432.607 orang. The Indonesia Tobacco Market
Lebih terperinciPENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR
PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR EKONOMI KELAS VII SMP NEGERI 2 MOJOSONGO BOYOLALI TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dua pertiganya berada di negara berkembang.paling sedikit satu dari empat orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Rokok merupakan masalah kesehatan dunia. World health organization (WHO) memperkirakan jumlah perokok di dunia sebanyak 2,5 milyar orang dengan dua pertiganya berada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Laporan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Laporan World Health Organization (WHO) tahun 2008 menyatakan bahwa terdapat lebih dari lima juta orang
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. menimbulkan banyak kerugian, baik dari segi sosial, ekonomi, kesehatan bahkan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok merupakan suatu masalah dalam masyarakat yang dapat menimbulkan banyak kerugian, baik dari segi sosial, ekonomi, kesehatan bahkan kematian. (1) Konsumsi rokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini ditambah dengan gencarnya iklan-iklan rokok yang mengidentikkan dengan kejantanan, kesegaran,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. tidak menular salah satunya adalah kebiasaan mengkonsumsi tembakau yaitu. dan adanya kecenderungan meningkat penggunaanya.
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular dan penyakit tidak menular masih memiliki angka prevalensi yang harus diperhitungkan. Beban ganda kesehatan menjadi permasalahan kesehatan bagi seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menginginkan kemajuan bangsanya, karena pendidikan bukan hanya. mampu mengembangkan ilmu pengetahuan. Pembangunan di bidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah utama bagi setiap warga Negara yang menginginkan kemajuan bangsanya, karena pendidikan bukan hanya mewariskan ilmu dari generasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. positif ataupun negatif. Perilaku mengonsumsi minuman beralkohol. berhubungan dengan hiburan, terutama bagi sebagian individu yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan zaman terbukti megubah sebagian besar gaya hidup manusia. Mulai dari cara memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya seperti kebutuhan hiburan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok mengganggu kesehatan barangkali merupakan istilah yang tepat, namun tidak populer dan tidak menarik bagi perokok. Banyak orang sakit akibat merokok, tetapi orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rokok merupakan benda yang ada di sekitar kita dan sudah tidak asing lagi. Kegiatan merokok ini sudah menjadi kegiatan umum dan meluas dikalangan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini merokok menjadi gaya hidup seseorang tidak hanya di perkotaan tetapi merambah di semua kalangan. Merokok sudah menjadi kebiasaan di masyarakat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berskala menengah dan kecil (home industry) dan memproduksi rokok kretek.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia terdapat lebih dari 100 produsen rokok, dimana kebanyakan berskala menengah dan kecil (home industry) dan memproduksi rokok kretek. Produsen rokok yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Penyakit hipertensi merupakan penyakit nomor satu di Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American Heart Association (2001) terjadi peningkatan
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami oleh dunia. Rokok membunuh sekitar 6 juta orang setiap tahunnya. Lebih dari 5 juta kematian diakibatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas dalam hal ini berarti siswa aktif dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan dengan rasa senang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Della Alvialli Suwanto, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Narkoba atau napza bersifat mempengaruhi kerja sistem otak dan memiliki resiko kecanduan. Apabila dipakai tidak sesuai dengan aturannya, narkoba atau napza
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: NANDA HASRI PERMATASARI A510110084 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSEPSI MAHASISWA PEROKOK MENGENAI GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK PADA KEMASAN ROKOK BAGI MAHASISWA PRODI PGSD FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh:
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) bahwa kurang lebih 3
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuberkulosis masih merupakan masalah utama baik di Indonesia maupun di dunia. Menurut data World Health Organization (WHO) bahwa kurang lebih 3 juta kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rokok. Masalah rokok tidak hanya merugikan si perokok (perokok aktif)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku merokok sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang yang ada disekitarnya. Merokok merupakan suatu hal yang tidak asing lagi, bahkan kita sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Untuk itu, masalah pendidikan sejak dahulu hingga sekarang mendapat perhatian sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian dari pembangunan nasional adalah pembangunan dibidang pendidikan. Pendidikan merupakan bagian yang integral dari pembangunan nasional secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 600 ribu kematian dikarenakaan terpapar asap yang ditimbulkan. Hampir 80%
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tembakau merupakan salah satu ancaman terbesar masalah kesehatan didunia, bisa menyebabkan kematian sekitar 6 juta penduduk per tahun. Lebih dari 5 juta kematian akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya, dengan demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional (BNSP, 2006) menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
Lebih terperinci2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga belajar tetapi lebih ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah perokok di dunia mencapai 1,3 milyar orang pada tahun 2008, bila jumlah penduduk dunia pada tahun yang sama mencapai 6,7 milyar jiwa, maka berarti prevalensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat berarti terhadap kesehatan masyarakat. Menurut perkiraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa merokok adalah penyebab utama penyakit di seluruh dunia yang sebenarnya dapat dicegah. Asap rokok mempunyai pengaruh yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial maupun ekonomis. Oleh. menurunkan kualitas hidup manusia (Aditama,1997).
20 BAB 1 PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial maupun ekonomis. Oleh karena itu maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Isu tentang permasalahan kesehatan merupakan dua dari 17 Tujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu tentang permasalahan kesehatan merupakan dua dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goal) atau SDGs, yang merupakan lanjutan dan penyempurnaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mentransfer nilai-nilai moral. Maka dalam pelaksanaannya, ketiga kegiatan tadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya akan mencakup kegiatan mendidik, mengajar, dan melatih. Kegiatan tersebut kita laksanakan sebagai suatu usaha untuk mentransfer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 70% penduduk Indonesia (Salawati dan Amalia, 2010). Dari analisis data Susenas tahun 2001 diperoleh data umur mulai merokok kurang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Merokok merupakan salah satu fenomena pada orang masa kini, saat ini sudah begitu meluas dan semakin meningkat dari tahun ke tahun disemua kalangan baik laki-laki atau
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses kegiatan yang terencana dalam upaya pertumbuhan ekonomi, perubahan sosial, dan modernisasi bangsa guna peningkatan kualitas hidup
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR. Ana Wigunantiningsih*
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR Ana Wigunantiningsih* *Dosen AKBID Mitra Husada Karanganyar Jl Achmad Yani No.167. Papahan, Tasikmadu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita temui di kehidupan sekitar kita. Merokok sudah menjadi salah satu budaya dan trend di Indonesia,
Lebih terperinci