PEMBUATAN THERMOLUMINISENSE DETECTOR (TLD) CaSO4 : Dy SERBUK SEBAGAI TAHAP AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBUATAN THERMOLUMINISENSE DETECTOR (TLD) CaSO4 : Dy SERBUK SEBAGAI TAHAP AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL"

Transkripsi

1 SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII Penguatan Profesi Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April 2015 MAKALAH PENDAMPING KIMIA ANALITIK ISBN : PEMBUATAN THERMOLUMINISENSE DETECTOR (TLD) CaSO4 : Dy SERBUK SEBAGAI TAHAP AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL Eka Djatnika Nugraha 1,*, Eri Hiswara 2, Sutanto 3, Dyah Dwi K 2 1 Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN, Jakarta, Indonesia 2 Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN, Jakarta, Indonesia 3 Program Studi Kimia FMIPA Universitas Pakuan, Bogor, Indonesia tel/fax : , eka.dj.n@batan.go.id ABSTRAK Penggunaan radiasi telah berkembang dalam beberapa puluh tahun terakhir, hal ini ditandai dengan banyak penggunaan teknologi nuklir di bidang medik, bidang industri serta aplikasi lainnya. Sesuai dengan rekomendasi IAEA yaitu GSR part 3 tahun 2014 dan PP no 33 tahun 2007 Dalam pemanfaatan radiasi ini dilakukan secara terkendali sehingga para pekerja dan konsumen yang memakai produk hasil radiasi dapat merasa aman salah satunya dengan menggunakan dosimeter perorangan. Thermoluminisense Detector (TLD) yang terbuat dari CaSO4:Dy merupakan dosimeter perorangan yang banyak dipakai pada saat ini di Indonesia. Akan tetapi TLD tersebut masih diimpor dari luar negeri, untuk itu perlu adanya studi pendahuluan untuk pembuatan TLD CaSO4:Dy sebagai tahap awal produksi dosimeter personal dalam negeri. TLD CaSO4:Dy serbuk dibuat melalui proses kristalisasi dengan bahan dasar CaSO4.2H2O ditambah dengan variasi konsentrasi Dy2O3.dan dengan pelarut H2SO4 pekat kemudian dipanaskan pada suhu 350 o C. Setelah TLD serbuk terbentuk kemudian dihaluskan sampai ukuran 200 mesh, lalu diaktivasi pada suhu 700 o C. Kemudian TLD serbuk dilakukan analisis uji morfologi dan komposisi bahan dengan menggunakan SEM, XRD dan XRF. Terdapat perbedaan karakeristik dari struktur TLD CaSO4:Dy yang dibuat dengan TLD referensi. Kemudian TLD tersebut diuji respon terhadap radiasi dan didapatkan TLD dengan dopant disprosium 0,4% memiliki respon yang paling baik terhadap radiasi. Selanjutnya dilakukan kalibrasi terhadap TLD yang dibuat yaitu TLD diiradiasi dengan variasi dosis dan didapatkan faktor kalibrasi dari TLD yang dibuat sebesar 0,091 mgy/nc. Kata Kunci:TLD, Dosis, kristalisasi PENDAHULUAN Penggunaan radiasi telah berkembang dalam beberapa puluh tahun terakhir, hal ini ditandai dengan banyak penggunaan teknologi nuklir di bidang medik untuk radiodiagnostik dan radioterapi, bidang industri untuk sterilisasi, pengawetan bahan pangan serta aplikasi lainnya. Dalam pemanfaatan radiasi ini dilakukan secara terkendali sehingga para pekerja dan konsumen yang memakai produk hasil radiasi dapat merasa aman.

2 Dalam peraturan pemerintah no 33 tahun 2007 tentang keselamatan radiasi pengion dan keamanan sumber radioaktif menyebutkan proteksi radiasi mutlak diperlukan pada pemanfaatan teknologi nuklir sehingga prinsip dari proteksi radiasi yaitu As Low As Reasonably Achieveable (ALARA) dapat terpenuhi. Untuk mengetahui besarnya dosis radiasi yang ditimbulkan maka diperlukan suatu sistem dosimeter yang memenuhi persyaratan tertentu, yang dapat mendeteksi dosis radiasi di lingkungan sebesar 1 mgy atau sama dengan Nilai Batas Dosis (NBD) yang diperbolehkan selama satu tahun, bahkan sangat dibutuhkan suatu dosimeter yang memiliki kemampuan mengukur dosis radiasi 0,1 mgy dan dalam beberapa kasus tertentu, misalnya untuk pemantauan radiasi secara terus menerus selama satu bulan diperlukan suatu dosimeter dengan kepekaan 0,01 mgy. Persyaratan lainnya yang penting, adalah kemampuan menyimpan informasi dosis radiasi harus tinggi atau kehilangan informasi radiasi selama pemakaian harus kecil. Dosimeter harus tidak terpengaruh oleh kondisi lingkungan seperti : kelembaban, temperatur, tekanan dan radiasi bukan pengion. Di samping itu dosimeter tidak mengandung mineral radioaktivitas alam yang dapat menyebabkan radiasi diri dan sebaliknya dosimeter tersebut mempunyai kesetaraan dengan udara atau jaringan lunak. Pemakaian Thermoluminescence Dosimeter (TLD) di Indonesia sangat tinggi dan digunakan oleh berbagai kalangan Industri antara lain pegawai Rumah Sakit, Industri yang bergerak di bidang Tambang dan Industri yang menggunakan bahan sumber Radioaktif serta lembaga-lembaga Riset. Hingga saat ini terdapat beberapa jenis TLD yang berada di Indonesia merupakan barang impor dan mempunyai harga yang relatif mahal, untuk itu diperlukan TLD buatan dalam negeri sehingga diperoleh TLD yang memiliki harga yang relatif murah dan mempunyai respon baik terhadap radiasi. Dosimeter Perorangan Dosimeter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu paparan yang diterimaoleh suatu benda maupun makhluk hidup khususnya yang menimbulkan dampak kumulatif selama jangka waktu tertentu. Paparan yang dimaksud dapat berasal dari suara, sinarultraviolet, medan elektromagnetik ataupun radiasi. Walaupun demikian secara umumdefinisi dosimeter merujuk pada alat yang digunakan untuk mengukur paparan yang berasaldari radiasi seperti sinar-x, alfa, beta dan gamma.sedangkan luminescent atau luminensi adalah peristiwa penyerapan energi radiasi yangdiikuti dengan terjadinya pancaran cahaya tampak dari suatu bahan. (Adtani, 1981) Penggunaan detektor radiasi dalam peraturan pemerintah no 33 tahun 2007 tentang keselamatan radiasi pengion dan keamanan sumber radioaktif menyebutkan proteksi radiasi mutlak diperlukan pada pemanfaatan teknologi nuklir, hal ini selaras dengan rekomendasi IAEA, yaitu BSS No. 115 Tahun Salah satu muatan penting BSS, yaitu mengenai tanggung jawab umum Pemegang Izin, yaitu yaitu: (1) membuat tujuan proteksi dan keselamatan radiasi, dan (2)

3 mengembangkan, menerapkan dan mendokumentasikan Program P & KR yang tepat. Termoluminisense Detektor (TLD) Dosimeter ini sangat menyerupai dosimeter film badge, hanya detektor yang digunakan ini adalah kristal anorganik termoluminesensi, misalnya bahan LiF. Proses yang terjadi pada bahan ini bila dikenai radiasi adalah proses termoluminesensi. Senyawa lain yang sering digunakan untuk TLD adalah CaSO4 (Delgado, 1995). Luminesense atau luminensi adalah peristiwa penyerapan energi radiasi yangdiikuti dengan terjadinya pancaran cahaya tampak dari suatu bahan. Luminensi dapatdiakibatkan karena fluorosensi adalah pancaran cahayaspontan yang akan berhenti jika proses eksitasi berhenti dan fosforesensi adalah pancarancahaya yang pancarannya akan berakhir beberapa saat ketika proses eksitasi berakhir (Furetta, 1999). Pada kasus tertentu, proses fosforesensi dan fluorosensi baru terjadi ketika suatu bahanmendapat energi tambahan (biasanya pemanasan) dari luar. Peristiwa luminesensi denganbantuan panas dari luar tersebut yang biasa disebut termoluminesensi (Thermoluminescence).Dosimeter Thermoluminescence (TLD) sering digunakan sebagai pengganti film badge (Lakshmanan, 2002).Seperti film badge, itu dikenakan untuk jangka waktu tertentu (biasanya 3 bulan atau kurang)dan kemudian harus diproses untuk menentukan dosis yang diterima. Dosimeter termoluminesensi dapat mengukur dosis serendah 1 millirem, tapi dalam kondisi rutin dosisrendah kemampuan mereka kira-kira sama seperti untuk film badge. TLD memiliki ketepatansekitar 15% untuk dosis rendah. keakuratannya meningkat menjadi sekitar 3% untuk dosistinggi. Keuntungan dari TLD atas monitor personil lainnya adalah linearitas yang responsif terhadap dosis, dan kepekaan terhadap dosis rendah. TLD juga dapat digunakan berulangkalisetelah pembacaan dosis, yang merupakan keuntungan lebih dari film badge. Satusatunyakelemahan TLD adalah hilangnya dosis setelah pembacaan dilakukan (Wang, 2005). Perhitungan dosis radiasi (D) yang diterima TLD dilakukan dengan menggunakan hubungan berikut D = TL(nC) x Fk (µgy/nc) Dengan: D : Dosis radiasi (mgy) TL : Intensitas thermoluminescence bersih ( hasil pengukuran intensitas TL total dengan intensitas latar), Fk : Faktor kalibrasi yang merupakan fungsi energi. Untuk mengetahui besarnya dosis radiasi yang ditimbulkan oleh diperlukan suatu sistem dosimeter yang memenuhi persyaratan tertentu, yang dapat mendeteksi dosis radiasi di lingkungan sebesar 1 mgy atau sama dengan Nilai Batas Dosis (NBD) yang diperbolehkan selama satu tahun, bahkan sangat dibutuhkan suatu dosimeter yang memiliki kemampuan mengukur dosis radiasi 0,1 mgy dan dalam beberapa kasus tertentu,

4 misalnya untuk pemantauan radiasi secara terus menerus selama satu bulan diperlukan suatu dosimeter dengan kepekaan 0,01 mgy. Persyaratan lainnya yang penting, adalah kemampuan menyimpan informasi dosis radiasi harus tinggi atau kehilangan informasi radiasi selama pemakaian harus kecil. Dosimeter harus tidak terpengaruh oleh kondisi lingkungan seperti : kelembaban, temperatur, tekanan dan radiasi bukan pengion. Di samping itu dosimeter tidak mengandung mineral radioaktivitas alam yang dapat menyebabkan radiasi diri dan sebaliknya dosimeter tersebut mempunyai kesetaraan dengan udara atau jaringan lunak(behrens,2008) METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan antara lain adalah Alat Destilasi dan kristalisasi, gelas kimia, Neraca Analitik, oven, furnace, TLD Reader yang ada di Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN. Untuk alat analisis morfologi bahan digunakan Scanning Electron Microscope (SEM) dan X-ray Diffraction (XRD) serta X-ray fluoresence (XRF) yang berada di Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri. Semua alat yang digunakan dalam kondisi terkalibrasi dan terjaga dengan baik. Dalam penelitian ini digunakan bahan-bahan yaitu kalsium sulfat dihidrat (CaSO4.2H2O) dan asam sulfat pekat (H2SO4) ditambah dengan aktivator Disprosium oksida (Dy2O3), gas N2 kering serta larutan natrium hidroksida (NaOH) Cara Kerja a. Pembuatan TLD Serbuk Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan TLD serbuk diperoleh dengan cara kristalisasi. 10 gram Kalsium sulfat dihidrat (CaSO4.2H2O) ditambahkan 50 ml asam sulfat pekat dan Disprosium oksida (Dy2O3) setelah itu dilakukan kristalisasi dengan temperatur 300 o C dan kemudian setelah terbentuk kristal lalu dipanaskan pada suhu 700 o C. Proses ini dilakukan dengan beberapa variasi kosentrasi disprosium oksida yaitu 0 %, 0,3 %, 0,4%, 0,6%, 0,7%. Kemudian setelah didapatkan perbandingannya dilakukan proses pengecilan ukuran dari partikel kalsium sulfat dihidrat dan disprosium oksida dengan grinder impactor hingga ukuran partikel menjadi sekita 200 mesh. b. Analisis Morfologi dan Komposisi Bahan Setelah proses pembuatan CaSO4:Dy serbuk dilakukan Analisis morfologi bahan dengan X-Ray Difraction (XRD) dan Scanning Electron Microscope (SEM) serta X-ray fluoresence (XRF) c. Kalibrasi Dan Uji Respon Radiasi TLD yang telah dibuat terlebih dahulu dilakukan kalibrasi dan uji respon terhadap radiasi dengan cara dilakukan penyinaran dengan dosis 10 mgy sehingga didapatkan keseragaman respon. Setelah dilakukan kalibrasi kemudian TLD tersebut di panaskan pada suhu 350 o C selama 1 jam kemudian dipanaskan kembali pada suhu 200 o C selama 2 jam. Setelah itu TLD tersebut disinari kembali dengan berbagai variasi dosis antara lain 0,5 ISBN : mgy,1 mgy, 5 mgy,10 mgy, 15 mgy, 20 mgy untuk pengujian respon radiasi. Setelah tahapan analisis respon TLD dilakukan maka dibuatkan grafik kalibrasinya.. HASIL DAN PEMBAHASAN

5 Telah dilakukan pembuatan TLD dengan metode kristalisasi yang terbuat dari bahan CaSO4.2H2O dan Dy2O3. Pemilihan bahan kristal kalisum sulfat sebagai detektor radiasi yaitu karena kemampuannya dalam menyimpan energi dan harga produksi yang relatif murah sedangkan penambahan disprosium bertujuan untuk meningkatkan sensitifitas dari detektor kalsium sulfat untuk menyimpan energi radiasi. Dengan dimasukannya disprosium pada stuktur kristal kalsium sulfat maka terjadi perubahan dalam gap elektron yang terdapat dalam bahan kalsium sulfat. Gap elektron ini berada diantara pita valensi dan pita konduksi. Pada bahan kalsium sulfat yang merupakan suatu bahan yang dapat digolongkan pada bahan isolator memiliki gap yang cukup tinggi antara pita valensi dan pita konduksi, dengan ditambahnya disprosium sebagai bahan pengotor atau biasa disebut dopant maka diantara pita valensi dan pita konduksi akan terdapat susunan lubang yang dapat menyimpan energi lebih banyak, susunan lubang ini dapat disebut dosimetric trap. Dosimetric trap ini dapat menyimpan energi dan dapat melepaskan energinya jika terkena panas dan akan mengeluarkan cahaya, maka detektor ini biasa disebut thermolumenesence detector. Pembuatan TLD Serbuk Pembuatan Thermolumenesence Detector (TLD) pada penelitian ini dibuat dengan metode kristalisasi, yang terbuat dari bahan kalsium dihidroksida (CaSO4.2H2O) dan Disprosium oksida (Dy2O3) yang dilarutkan dengan H2SO4 pekat melalui proses pemanasan hingga 350 o C. Pada proses ini memerlukan tingkat kewaspadaan yang tinggi dikarenakan munculnya gas SO2 sebagai hasil samping dari reaksi tersebut yang dapat mencemari lingkungan dan dapat mengakibatkan gangguan Gambar 1. Ilustrasi Dosimetric trap pada TLD

6 pernafasan jika terhirup oleh manusia. seperti terlihat dalam rekasi berikut ini. CaSO4.2H2O + Dy2O3CaSO4 : Dy + H2O + SO2 Untuk mengurangi gas SO2 ini maka pada ujung pipa pemanasan ditempatkan larutan NaOH pekat (90%) sehingga dapat menangkap gas SO2 tersebut, seperti terlihat pada gambar dan reaksi berikut ini. H2SO4 + 2NaOH Na2SO4 + H2O Gambar 2. Skema kristalisasi CaSO4:Dy Pada proses tersebut juga ditambahkan gas Nitrogen kering (N2) sebagai pendorong gas SO2 dan juga berperan sebagai pendingin sehingga kristal CaSO4:Dy dapat terbentuk sempurna. Setelah proses pemanasan dilakukan maka akan terbentuk kristal CaSO4:Dy, kemudian kristal yang terbentuk dicuci dengan larutan akuades dan dipisahkan dengan bahan lainnya. Setelah itu kristal CaSO4:Dy digerus dan disaring hingga mempunyai ukuran 200 mesh. Selanjutnya kristal CaSO4:Dy diaktivasi pada suhu 700 o C dan selanjutnya dilakukan analisis morfologi dan komposisi bahan. Analisis Morfologi dan Komposisi Bahan Setelah proses pembuatan CaSO4:Dy serbuk dilakukan Analisis morfologi dan komposisi bahan dengan X-Ray Difraction (XRD) dan Scanning Electron Microscope (SEM) serta Xray fluoresence (XRF) untuk mengetahui apakah bahan tersebut sudah berupa kristal yang diharapkan dan sesuai dengan TLD referensi Pada uji dengan menggunakan XRD didapatkan hasil kurang baik, yaitu kristal CaSO4 yang dibuat berbeda karakteristiknya dengan kristal CaSO4 dari TLD referensi yakni dikisaran 8500, sedangkan untuk TLD yang dibuat berada pada kisaran Hal ini juga sebanding dengan analisis dengan menggunakan XRF, kalsium yang terukur untuk TLD referensi sebesar 29.24% sedangkan TLD hasil dari penelitian sebesar 25.53% disamping itu kandungan dari TLD CaSO4 memiliki banyak pengotor lain yang didapatkan bahan pendukung lain seperti asam sulfat dan kalsium sulfat dihidrat yang tidak murni serta didapatkan dari peluruhan disprosium oksida sehingga muncul unsurunsur golongan lantanida yang lain, hal ini dikarenakan serbuk disprosium oksida yang dipakai sudah kadaluarsa. Gambar 3. Hasil uji XRD dari (a) TLD CaSO4:Dy yang dibuat (b) TLD referensi

7 Pada uji morfologi dengan menggunakan SEM didapatkan hasil bahwa struktur kristal yang terbentuk dari kristal CaSO4:Dy memiliki bentuk yang sama dengan TLD referensi akan tetapi TLD referensi memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dan tersusun dengan rapih, sedangkan TLD yang dibuat lebih besar dan strukturnya kurang rapih. Hal ini disebabkan karena suhu pada proses kristalisasi sering berubah-rubah sehingga pembentukan kristal menjadi tidak sempurna. Gambar 4. Struktur kristal (a) TLD CaSO4:Dy yang dibuat (b) TLD referensi Uji Respon Radiasi TLD yang telah dibuat terlebih dahulu dilakukan uji respon terhadap radiasi dengan cara dilakukan penyinaran dengan dosis 10 mgy dengan menggunakan sumber radiasi gamma yakni Cesium (Cs-137) sehingga didapatkan keseragaman respon dari penyinaran tersebut. Gambar 5. Proses penyinaran TLD Dari data tabel 1 maka didapatkan hasil bahwa persentase disprosium yang optimum pada 0,4% karena memiliki respon terhadap radiasi yang lebih baik dan dengan deviasi yang relatif lebih kecil. Kemudian TLD tersebut diannealing dengan cara dipanaskan pada suhu 400 o C selama 1 jam kemudian dipanaskan kembali pada suhu 200 o C selama 2 jam. Hal ini dimaksudkan agar TLD tersebut tidak lagi menyimpan energi atau dengan kata lain TLD tersebut dikosongkan informasi dosisnya sehingga dapat digunakan kembali Tabel 1. Uji respon TLD terhadap radiasi dengan variasi konsentrasi Disprosium No Persen Dy(%) Dosis (mgy) Waktu Penyinaran Bacaa n (nc) menit) , , ,76 4 0, ,45 5 0, ,24 6 0, ,34 7 0, , , , , , , , ,87 Pada tabel2 terlihat pola keseragaman tanggapan TLD terhadap radiasi. Kemudian dipilih beberapa TLD yang memiliki tanggapan terhadap radiasi yang seragam yaitu TLD yang memiliki tanggapan dibawah 10%, hal ini dikarenakan margin error dari pesawat Cs-137 adalah 10%, dengan nilai rata-rata bacaan pada TLD adalah 71,80 nc/mgy maka TLD yang

8 memiliki pola keseragaman yang antara lain TLD no 5, 7, 8, 9, 10, 14, dan 15. Tabel 2 Uji keseragaman respon TLD terhadap radiasi No Dosis (mgy) Waktu Penyinaran (menit) Bacaan (nc) No Dosis (mgy) Waktu Penyinaran (menit) Bacaan (nc) , , , , , , , , , , , , , Kalibrasi Setelah dilakukan annealing TLD tersebut disinari kembali dengan berbagai variasi dosis antara lain 0,5 mgy, 1 mgy, 5 mgy, 10 mgy, 15 mgy dan 20 mgy untuk pengujian respon radiasi. Data dari pengujian ini dapat digunakan sebagai data kalibrasi dari bacaan TLD terhadap radiasi karena dilakukan dengan beberapa dosis yang berbeda. Walaupun secara respon radiasi TLD yang dibuat memiliki respon yang baik, tetapi jika dilihat dari kurva pancar dari TLD yang dibuat dengan TLD referensi ada perbedaan yang sangat signifikan, dimana titik puncak TLD berada pada suhu diatas 150 o C, seharusnya titik puncak ini berada pada suhu o C, hal ini mengakibatkan ada bagian dari energi yang tersimpan dalam TLD tidak dapat dilepaskan seluruhnya. Fenomena tersebut terjadi karena proses aktivasi dan proses penyisipan Disprosium dalam kristal CaSO4yang kurang optimal dimana pembentukan dosimetry trap menjadi tidak teratur sehingga elektron akan mengisi dosimetry trap yang lebih dalam. Dikarenakan dosimetry trap yangg terisi pada bagian yang lebih dalam, sehingga diperlukan energi yang lebih besar untuk mengeluarkannya. Energi panas yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron dari dosimetry trap biasanya sekitar o C, akan tetapi dalam jika dosimetry trap yang lebih dalam yang terisi maka memerlukan energi yang lebih besar yakni diatas 300 o C sehingga proses pengeluaran elektron dari dosimetry trap akan berlangsung sempurna hal ini akan berampak pada kemampuan TLD dalam menyimpan energi tersebut karena lambat laun energi tersebut akan cepat hilang. Gambar kurva pancar dapat dilihat pada gambar 6.

9 b Gambar 6. Gambar Kurva Pancar (a) TLD CaSO4:Dy yang dibuat (b) TLD referensi

10 Setelah proses uji respon TLD terhadap radiasi dilakukan maka dilanjutkan dengan pembuatan grafik kalibrasi. Dari Gambar 11. dapat dilihat bahwa TLD CaSO4 : Dy memiliki faktor kalibrasisebesar 0091 mgy/nc. Hal ini menunjukan bahwa TLD yang dibuat memiliki akurasi dan presisi yang baik terhadap radiasi karena memiliki R 2 = 0,9991 sehingga layak sebagai alat ukur radiasi dari aspek respon terhadap radiasi walaupun memiliki karakteristik yang berbeda dengan TLD referensi.secara umum TLD CaSO4:Dy yang dibuat memiliki respon yang baik terhadap radiasi walaupun masih lebih kecil jika dibandingkan TLD referensi, untuk itu perlu ada penelitian lanjutan agar TLD yang dibuat dari CaSO4 dapat lebih baik. Gambar 7. Grafik Kalibrasi TLD CaSO4:Dy Gambar 8. Grafik Respon TLD vs. TLD Referensi KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Telah berhasil dibuat melalui proses kristalisasi, TLD CaSO4:Dy dengan variasi konsentrasi pengotor Disprosium yang optimum adalah 0,4% dan memiliki respon terhadap radiasi yang baik dan memiliki faktor koreksi 0,091 mgy/nc. Saran Untuk meningkatkan kualitas dari TLD CaSO4 perlu dilakukan penilitian lanjutan meliputi faktor pemudaran dosis, pengaruh waktu dan suhu aktivasi terhadap pembentukan kristal CaSO4, dan pembuatan TLD CaSO4:Dy berupa chip sehingga dapat digunakan dalam bidang proteksi radiasi sebagai dosimeter perorangan. DAFTAR RUJUKAN [1] Adtani, M.M., et.al.,1981. Reliability of TLD System for routine personel monitoring. Radiation Protection Dosimetry, Vol. 2 Nuclear Technology publishing pp [2] Akhadi, M Dasar-Dasar Proteksi Radiasi. PT.Renika Cipta, Jakarta [3] Akhadi, M., 2005, Mengoptimalkan Penggunaan Dosimeter Perorangan di Medan Radiasi Campuran, Buletin ALARA, Vol. 7 No. 1&2 [4] Lakshmanan A.R, M T Jose, V Ponnusamy and P R Vivek kumar Luminescence in CaSO4 :Dy Phosphor Dependence on Grain Agglomeration, Sintering Temperature, Sieving and Washing. J.Phys.D:Appl. Phys. 35 [5] Delgado, A Basic concepts of thermoluminesece, personal thermoluminescence dosimetry

11 (ed:m.oberhofer).report EUR EN, Luxembourg (1995) pp [6] Furetta. C. TL Material and their properties, Personal Thermoluminescence dosimetry (ed: m Oberhofer). Report EUR EN. Luxembourg [7] Salah, N, Nanocrystalline materials for the dosimetry of heavy charged particles: A review, radiation physic and chemistry journal [8] Wang Y, N. Can, P. Townsend Influence of Li dopants on thermoluminescence spectra of CaSO4 : with Dy or Tm Luminescence in Rare- Earth Doped CaSO 4 Phosphors.Rad. Meas [9] Ken Toyokura, Ken,. Et.al.,1982. Crystallization Volume I & II, JACE Design Manual Series, Tokyo [10] Peraturan Pemerintah no 33 tahun 2007 tentang keselamatan radiasi pengion keamanan sumber radioaktif.2007 [11] Behrens R, and P Ambrosi Review of international standars for dosimeters. Prot. Dosim 128 [12] International Atomic Energy Agency Absorbed Dose Determination in Photon and Electron Beams an International Code of Practice, Technical Reports Series No. 277, IAEA, Vienna. [13] NN, Scanning Electron Microscope and other technique.(online) om/sem/docs/sem_guide/tbcontd.ht ml. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2014 jam WIB. TANYA JAWAB : PENANYA : Fitriana Nurfaida Pertanyaan : a) Apakah TLD hanya ditambah H2SO4 saja? Jawaban : a) Untuk membuat suatu TLD tidak hanya ditambah dengan H2SO4 saja. PENANYA : Ita Ulfin Pertanyaan : a) TLD itu diaplikasikan untuk mengukur apa? Jawaban : a) TLD banyak pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya untuk menghitung ketebalan kertas dengan sinar radiasi.

12 PENANYA : Budi Hastuti Pertanyaan : a) Bagaimana spesifikasi untuk membuat bahan yang radiatif? Jawaban : a) Bahan yang digunakan harus mampu menyimpan energi dan harganya murah. PENANYA : Muhammad Badar Sulaeman Pertanyaan : a) Di Indonesia sendiri, TLD dari jenis bahan apa yang sering digunakan? Jawaban : a) Yang banyak dari LiF karena Tissue equivalent

PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) SERBUK CaSO 4 :Dy MELALUI METODE SINTERING SEBAGAI PROSES AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL

PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) SERBUK CaSO 4 :Dy MELALUI METODE SINTERING SEBAGAI PROSES AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) SERBUK CaSO 4 :Dy MELALUI METODE SINTERING SEBAGAI PROSES AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL Muhammad Badar SA 1,*, Sutanto 1, Eri Hiswara 2, Eka Djatnika Nugraha

Lebih terperinci

PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) SERBUK CaSO 4 :Tm SEBAGAI PROSES AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL

PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) SERBUK CaSO 4 :Tm SEBAGAI PROSES AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) SERBUK CaSO 4 :Tm SEBAGAI PROSES AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL Mentari Firdha KP 1,*, Sutanto 1, Hasnel Sofyan 2 1 Program Studi Kimia, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD)SERBUK MELALUI METODE SINTERING SEBAGAI PROSES AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL

PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD)SERBUK MELALUI METODE SINTERING SEBAGAI PROSES AWAL PRODUKSI DOSIMETER PERSONAL SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII Penguatan Profesi Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April

Lebih terperinci

PERANAN ILMU KIMIA PADA BIDANG PROTEKSI RADIASI

PERANAN ILMU KIMIA PADA BIDANG PROTEKSI RADIASI SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) SERBUK CASO 4 :DY DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI NANO

PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) SERBUK CASO 4 :DY DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI NANO PEMBUATAN THERMOLUMINESCENCE DOSIMETER (TLD) SERBUK CASO 4 :DY DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI NANO Lukman Ajiz 1, Sutanto 1, Eri Hiswara 2, Eka Djatnika Nugraha 2 1 Program Studi Kimia, FMIPA Universitas Pakuan,

Lebih terperinci

PEMBUATAN DOSIMETER TERMOLUMINESENSI DARI BAHAN LITIUM FLUORIDA DAN PENGOTOR TITANIUM

PEMBUATAN DOSIMETER TERMOLUMINESENSI DARI BAHAN LITIUM FLUORIDA DAN PENGOTOR TITANIUM PEMBUATAN DOSIMETER TERMOLUMINESENSI DARI BAHAN LITIUM FLUORIDA DAN PENGOTOR TITANIUM Safarudin Hernawan 1, Eka Djatnika Nugraha S.Si 2, Dr. Sutanto 1, Prof. Eri Hiswara 2 1. Program Studi Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

PEMBUATAN THERMOLUMINESENSE DOSIMETER DARI BAHAN LITIUM FLUORIDA DAN PENGOTOR TITANIUM

PEMBUATAN THERMOLUMINESENSE DOSIMETER DARI BAHAN LITIUM FLUORIDA DAN PENGOTOR TITANIUM PEMBUATAN THERMOLUMINESENSE DOSIMETER DARI BAHAN LITIUM FLUORIDA DAN PENGOTOR TITANIUM Safarudin Hernawan 1, Eka Djatnika Nugraha S.Si 2, Dr. Sutanto 1, Prof. Eri Hiswara 2 1) Program Studi Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

TANGGAPAN THERMOLUMINESCENT DOSIMETER CaSO 4 :Dy TERHADAP MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA, GAMMA DAN MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA GAMMA

TANGGAPAN THERMOLUMINESCENT DOSIMETER CaSO 4 :Dy TERHADAP MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA, GAMMA DAN MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA GAMMA TANGGAPAN THERMOLUMINESCENT DOSIMETER CaSO 4 :Dy TERHADAP MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA, GAMMA DAN MEDAN RADIASI CAMPURAN BETA GAMMA Riza Rahma 1, Chomsin S. Widodo 1, Nazaroh 2 1 ) Jurusan Fisika FMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian berikut: Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir Mulai Persiapan alat dan bahan Meshing 100 + AAS Kalsinasi + AAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental dan pembuatan keramik film tebal CuFe 2 O 4 dilakukan dengan metode srcreen

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK

ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK SEMINAR NASIONAL ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 Cacaelia Tuti Budiarti 1, Nurman Rajagukguk 2, Assef Firnando

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi nuklir yang pesat di zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi nuklir yang pesat di zaman sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi nuklir yang pesat di zaman sekarang ini salah satunya berkaitan dengan radiasi nuklir. Radiasi nuklir seperti radiasi gamma, telah banyak

Lebih terperinci

DOSIMETER CAS04:DY BUATAN BARC SEBAGAI PEMANTAU DOSIS RADIASI PERORANGAN HP (10) Rofiq Syaifudin, Nina Herlina, dan Bambang Supriyanto PTKMR - BAT AN

DOSIMETER CAS04:DY BUATAN BARC SEBAGAI PEMANTAU DOSIS RADIASI PERORANGAN HP (10) Rofiq Syaifudin, Nina Herlina, dan Bambang Supriyanto PTKMR - BAT AN IIJ'os1dIJJJ P8rtmnuan dan PrasontaslllmJah FungslonaJ Toknls Non ponojlu,m liosombor 2008 i ISSN :1410-6381 DOSIMETER CAS04:DY BUATAN BARC SEBAGAI PEMANTAU DOSIS RADIASI PERORANGAN HP (10) Rofiq Syaifudin,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Padatan ZnO dan CuO/ZnO Pada penelitian ini telah disintesis padatan ZnO dan padatan ZnO yang di-doped dengan logam Cu. Doping dengan logam Cu diharapkan mampu

Lebih terperinci

PENGUJIAN RESPON DOSIS RADIASI IONISASI DARI Nd SILIKA TERDOP SEBAGAI MATERIAL THERMOLUMINESEN DOSIMETER

PENGUJIAN RESPON DOSIS RADIASI IONISASI DARI Nd SILIKA TERDOP SEBAGAI MATERIAL THERMOLUMINESEN DOSIMETER PENGUJIAN RESPON DOSIS RADIASI IONISASI DARI Nd SILIKA TERDOP SEBAGAI MATERIAL THERMOLUMINESEN DOSIMETER Rini Safitri Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Syiah Kuala Kopelma Darussalam, Banda Aceh, Indonesia

Lebih terperinci

ALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)

ALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021) ALAT UKUR RADIASI Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta 10350 Telepon : (021) 230 1266 Radiasi Nuklir Secara umum dapat dikategorikan menjadi: Partikel bermuatan Proton Sinar alpha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia Riset Material dan Makanan serta di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional PDL.PR.TY.PPR.00.D03.BP 1 BAB I : Pendahuluan BAB II : Prinsip dasar deteksi dan pengukuran radiasi A. Besaran Ukur Radiasi B. Penggunaan C.

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI B.Y. Eko Budi Jumpeno Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043 JKSKL, Jakarta 12070 PENDAHULUAN Pemanfaatan

Lebih terperinci

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: 46-51 ISSN 1410-5357 Usulan Nilai Pembatas Dosis Bagi Pekerja Radiasi dan Peserta Pelatihan di Pusdiklat BATAN Proposal of Dose Constraint Value for Radiation

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang Digunakan Alat yang akan digunakan dalam

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III. 1. Tahap Penelitian Penelitian ini terbagai dalam empat tahapan kerja, yaitu: a. Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan LSFO dan LSCFO yang terdiri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan 27 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Lampung. Uji

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN PENGGUNAAN DOSIMETER PERORANGAN DI MEDAN RADIASI CAMPURAN

MENGOPTIMALKAN PENGGUNAAN DOSIMETER PERORANGAN DI MEDAN RADIASI CAMPURAN MENGOPTIMALKAN PENGGUNAAN DOSIMETER PERORANGAN DI MEDAN RADIASI CAMPURAN Mukhlis Akhadi Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043 JKSKL,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia 27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO

EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO Ruminta Ginting, Ratih Kusuma Putri Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ABSTRAK EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang digambarkan dalam diagram alir

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG Latar Belakang Kegiatan Litbangyasa

LATAR BELAKANG Latar Belakang Kegiatan Litbangyasa B.54 UJI KARAKTERISTIK DOSIMETER TL LiF:MgCuP & DOSIMETER OSL DAN PENGEMBANGAN METODE AUDIT DOSIMETRI FASILITAS RADIOLOGI UNTUK PENINGKATAN LAYANAN DAN KESELAMATAN PASIEN ANAK Mukhlis Akhadi, Heru Prasetio,,

Lebih terperinci

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September BAB III BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium Riset kimia makanan dan material, untuk

Lebih terperinci

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 4, Oktober 2014 ISSN

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 4, Oktober 2014 ISSN ANALISIS DOSIS RADIASI TERHADAP RADIOTERAPIS MENGGUNAKAN POCKET DOSEMETER, TLD BADGE DAN TLD-100 DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG STUDI KASUS (MEI OKTOBER) 2014 Milda Utari 1, Dian Milvita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DOSIS PERORANGAN DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI - BATAN BANDUNG

PEMANTAUAN DOSIS PERORANGAN DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI - BATAN BANDUNG PEMANTAUAN PERORANGAN DI PUSAT TEKLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI - BATAN BANDUNG Afida Ikawati, Irma Dwi Rahayu, Rini Heroe Oetami Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, BATAN Jl. Tamansari No.71

Lebih terperinci

INTERKOMPARASI PENGUKURAN OUTPUT IRADIATOR 137 Cs DAN PERSONAL DOSE EQUIVALENT, Hp(10) MENGGUNAKAN TLD DAN FILM

INTERKOMPARASI PENGUKURAN OUTPUT IRADIATOR 137 Cs DAN PERSONAL DOSE EQUIVALENT, Hp(10) MENGGUNAKAN TLD DAN FILM Interkomparasi Pengukuran Output Iradiator 137 Cs dan Personal Dose Equivalent, Hp(10), Menggunakan TLD dan Film (Nazaroh) ISSN 1411 3481 ABSTRAK INTERKOMPARASI PENGUKURAN OUTPUT IRADIATOR 137 Cs DAN PERSONAL

Lebih terperinci

Hariadi Aziz E.K

Hariadi Aziz E.K IMMOBILISASI LOGAM BERAT Cd PADA SINTESIS GEOPOLIMER DARI ABU LAYANG PT. SEMEN GRESIK Oleh: Hariadi Aziz E.K. 1406 100 043 Pembimbing: Ir. Endang Purwanti S,M.T. Lukman Atmaja, Ph.D. MIND MAP LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 3, Juli 2014 ISSN STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED TOMOGRAPHY (SPECT) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI HIGH ENERGY I 131 Yosi Sudarsi Asril 1, Dian Milvita 1, Fadil

Lebih terperinci

PENERAPAN KOEFISIEN KOREKSI ELEMEN KARTU THERMOLUMINISENCE (TLD) UNTUK PERHITUNGAN DOSIS EKSTERNA

PENERAPAN KOEFISIEN KOREKSI ELEMEN KARTU THERMOLUMINISENCE (TLD) UNTUK PERHITUNGAN DOSIS EKSTERNA PENERAPAN KOEFISIEN KOREKSI ELEMEN KARTU THERMOLUMINISENCE (TLD) UNTUK PERHITUNGAN DOSIS EKSTERNA L. Kwin Pudjiastuti, Sri Widayati, Elfida Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENERAPAN KOEFISIEN

Lebih terperinci

Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi

Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi Latar Belakang Radiasi nuklir tidak dapat dirasakan oleh panca indera manusia oleh karena itu alat ukur radiasi mutlak diperlukan untuk mendeteksi dan mengukur radiasi

Lebih terperinci

VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT

VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT dr. CIPTO MANGUNKUSUMO Nurman R. dan C. Tuti Budiantari Pusat Teknologi

Lebih terperinci

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi Telah ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan kesehatan terhadap pemanfaatan radiasi pengion dan Surat Keputusan Kepala BAPETEN No.01/Ka-BAPETEN/V-99

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

OXEA - Alat Analisis Unsur Online

OXEA - Alat Analisis Unsur Online OXEA - Alat Analisis Unsur Online OXEA ( Online X-ray Elemental Analyzer) didasarkan pada teknologi fluoresens sinar X (XRF) yang terkenal di bidang laboratorium. Dengan bantuan dari sebuah prosedur yang

Lebih terperinci

PENGUKURAN DOSIMETER PERORANGAN PEKERJA RADIASI PUSAT REAKTOR SERBA GUNA TAHUN Yanni Andriani, Elfida Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN

PENGUKURAN DOSIMETER PERORANGAN PEKERJA RADIASI PUSAT REAKTOR SERBA GUNA TAHUN Yanni Andriani, Elfida Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGUKURAN DOSIMETER PERORANGAN PEKERJA RADIASI PUSAT REAKTOR SERBA GUNA TAHUN 2012 ABSTRAK Yanni Andriani, Elfida Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENGUKURAN DOSIMETER PERORANGAN PEKERJA RADIASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini dilakukan dengan metode experimental di beberapa laboratorium dimana data-data yang di peroleh merupakan proses serangkaian percobaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I DAFTAR ISI ABSTRAK... Error! Bookmark not ABSTRACT... Error! Bookmark not KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR ISTILAH... v DAFTAR SINGKATAN

Lebih terperinci

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA NANOSILIKA PASIR Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

PELINDIAN NIKEL DAN BESI PADA MINERAL LATERIT DARI KEPULAUAN BULIHALMAHERA TIMUR DENGAN LARUTAN ASAM KLORIDA

PELINDIAN NIKEL DAN BESI PADA MINERAL LATERIT DARI KEPULAUAN BULIHALMAHERA TIMUR DENGAN LARUTAN ASAM KLORIDA SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII Penguatan Profesi Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April

Lebih terperinci

BAB III. BAHAN DAN METODE

BAB III. BAHAN DAN METODE 10 BAB III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan Februari dan berakhir pada bulan Agustus 2011. Proses pembuatan dan pengujian arang aktif dilakukan

Lebih terperinci

Verifikasi Keluaran Radiasi Pesawat Linac (Foton Dan Elektron) Serta 60CO Dengan TLD

Verifikasi Keluaran Radiasi Pesawat Linac (Foton Dan Elektron) Serta 60CO Dengan TLD Verifikasi Keluaran Radiasi Pesawat Linac (Foton Dan Elektron) Serta 60CO Dengan TLD Mely Mediawati 1, Agung Nugroho 1, Ari Mutanto 1 1 Program Studi Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional,

Lebih terperinci

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12

Lebih terperinci

BAB IV Alat Ukur Radiasi

BAB IV Alat Ukur Radiasi BAB IV Alat Ukur Radiasi Alat ukur radiasi mutlak diperlukan dalam masalah proteksi radiasi maupun aplikasinya. Hal ini disebabkan karena radiasi, apapun jenisnya dan berapapun kekuatan intensitasnya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dibayar oleh umat manusia berupa pencemaran udara. Dewasa ini masalah lingkungan kerap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS

TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS Mashudi, Unggul Hartoyo, Suhartono, Sunarningsih Kawasan Puspiptek, Gd 31, Serpong, Tangerang-Selatan

Lebih terperinci

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM Syamsul Fatimah, Rahmiati, Yoskasih Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM. Telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen laboratorium yang meliputi dua tahap. Tahap pertama dilakukan identifikasi terhadap komposis kimia dan fase kristalin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas diagram alir proses penelitian, peralatan dan bahan yang digunakan, variabel penelitian dan prosedur penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI Gatot Wurdiyanto dan C. Tuti Budiantari Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi TiO2 Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. TiO2 dapat ditemukan sebagai rutile dan anatase yang mempunyai fotoreaktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitiaan Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

Lebih terperinci

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED TOMOGRAPHY (SPECT) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY Ra 226 Friska Wilfianda Putri 1, Dian Milvita

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan April

Lebih terperinci

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi Fiqi Diyona 1,*, Dian Milvita 1, Sri Herlinda 2, Kri Yudi Pati Sandy 3 1 Jurusan Fisika

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI DOPAN DAN TEMPERATUR SINTER PADA SENSITIVITAS DOSIMETER TERMOLUMINESENS LiF:Mg,Dy

PENGARUH KONSENTRASI DOPAN DAN TEMPERATUR SINTER PADA SENSITIVITAS DOSIMETER TERMOLUMINESENS LiF:Mg,Dy PENGARUH KONSENTRASI DOPAN DAN TEMPERATUR SINTER PADA SENSITIVITAS DOSIMETER TERMOLUMINESENS LiF:Mg,Dy Mutiah 1, Ahmad Nuruddin 2, Bambang Ari Wahjoedi 3, Didi Gayani 1 1 Pusat Teknologi Bahan Nuklir dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap pembuatan magnet barium ferit, tahap karakterisasi magnet

Lebih terperinci

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab ini memaparkan hasil sintesis, karakterisasi konduktivitas listrik dan struktur kirstal dari senyawa perovskit La 1-x Sr x FeO 3-δ (LSFO) dengan x = 0,2 ; 0,4 ; 0,5 ; 0,6

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Proses penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu; proses pengujian keadaan fisik bahan-bahan beton ( cth : specific gravity, absorpsi, dan kadar air ) serta preparasi benda

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat

I. PENDAHULUAN. aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembuatan mesin pada awalnya bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam aktifitas yang diluar kemampuan manusia. Umumnya mesin merupakan suatu alat yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP

Lebih terperinci

KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN

KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN ABSTRAK KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN Ratih Kusuma P, Ruminta Ginting Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER

Lebih terperinci

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS Rizky Prananda(1410100005) Dosen Pembimbing Dosen Penguji : Suprapto, M.Si, Ph.D : Ita Ulfin S.Si, M.Si Djoko Hartanto, S.Si, M.Si Drs. Eko Santoso,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Alat dan Bahan 4.1.1 Alat-Alat yang digunakan : 1. Seperangkat alat kaca 2. Neraca analitik, 3. Kolom kaca, 4. Furnace, 5. Kertas saring, 6. Piknometer 5 ml, 7. Refraktometer,

Lebih terperinci

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI 140310110018 JURUSAN FISIKA OUTLINES : Sinar X Difraksi sinar X pada suatu material Karakteristik Sinar-X Prinsip

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih metode eksperimen. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012 26 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012 sampai Desember 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium

Lebih terperinci

PENGARUH SUDUT GANTRI TERHADAP KONSTANSI DOSIS SERAP DI AIR PESAWAT TELETERAPI Co-60 XINHUA MILIK RUMAH SAKIT dr. SARJITO YOGYAKARTA

PENGARUH SUDUT GANTRI TERHADAP KONSTANSI DOSIS SERAP DI AIR PESAWAT TELETERAPI Co-60 XINHUA MILIK RUMAH SAKIT dr. SARJITO YOGYAKARTA C Tuti Budiantari, dkk. ISSN 016-318 73 PENGARUH SUDUT GANTRI TERHADAP KONSTANSI DOSIS SERAP DI AIR PESAWAT TELETERAPI Co-60 XINHUA MILIK RUMAH SAKIT dr. SARJITO YOGYAKARTA C Tuti Budiantari dan Nurman

Lebih terperinci

UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550OC) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN

UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550OC) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN PKMI-3-2-1 UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550 O C) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN Zr-Mo-Fe-Cr SEBAGAI KANDIDAT KELONGSONG (CLADDING) BAHAN BAKAR NUKLIR Beni Hermawan, Incik Budi Permana,

Lebih terperinci

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?

besarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)? OPTIMALISASI SUHU AKTIVASI DAN POLARITAS ZEOLIT ALAM UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR Drs. Noto Widodo, M.Pd. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng Amir Fatah, MPd M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK

Lebih terperinci

Alat Proteksi Radiasi

Alat Proteksi Radiasi Alat Proteksi Radiasi Latar Belakang Radiasi nuklir tidak dapat dirasakan oleh manusia secara langsung, seberapapun besarnya. Agar pekerja radiasi tidak mendapat paparan radiasi yang melebihi batas yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) OLEH : NAMA : HANIFA NUR HIKMAH STAMBUK : A1C4 09001 KELOMPOK ASISTEN : II (DUA) : WD. ZULFIDA NASHRIATI LABORATORIUM

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PERCOBAAN DAN DISKUSI

BAB V ANALISIS HASIL PERCOBAAN DAN DISKUSI BAB V ANALISIS HASIL PERCOBAAN DAN DISKUSI Dari hasil percobaan dan uji sampel pada bab IV, yang pertama dilakukan adalah karakterisasi reaktor. Untuk mewakili salah satu parameter reaktor yaitu laju sintesis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung. Untuk keperluan

Lebih terperinci

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin RADIOKALORIMETRI Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314, Telp/fax (021) 7563141 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Mei sampai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PROTEKSI RADIASI PENGENALAN ALAT UKUR RADIASI

LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PROTEKSI RADIASI PENGENALAN ALAT UKUR RADIASI LAPORAN PRAKTIKUM ALAT DETEKSI DAN PROTEKSI RADIASI PENGENALAN ALAT UKUR RADIASI Oleh: Nama : Yudi Irwanto NIM : 021500456 Prodi : Elektronika Instrumentasi Jurusan : Teknofisika Nuklir Dosen/Assisten

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAJU DOSIS SERAP AIR DENGAN LAPANGAN RADIASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA

HUBUNGAN ANTARA LAJU DOSIS SERAP AIR DENGAN LAPANGAN RADIASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA HUBUNGAN ANTARA LAJU DOSIS SERAP AIR DENGAN LAPANGAN RADIASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA C. Tuti Budiantari, Nurman R. Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN BaTiO 3 merupakan senyawa oksida keramik yang dapat disintesis dari senyawaan titanium (IV) dan barium (II). Proses sintesis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis

Lebih terperinci

LAYANAN PEMANTAUAN DOSIS TARA PERORANGAN EKSTERNAL DI LABORATORIUM KESELAMATAN, KESEHATAN, DAN LINGKUNGAN PTKMR BATAN *)

LAYANAN PEMANTAUAN DOSIS TARA PERORANGAN EKSTERNAL DI LABORATORIUM KESELAMATAN, KESEHATAN, DAN LINGKUNGAN PTKMR BATAN *) LAYANAN PEMANTAUAN DOSIS TARA PERORANGAN EKSTERNAL DI LABORATORIUM KESELAMATAN, KESEHATAN, DAN LINGKUNGAN PTKMR BATAN *) Nur Rohmah, Tuyono, Nina Herlina dan Rofiq Syaifudin Pusat Teknologi Keselamatan

Lebih terperinci

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI Muradi, Sjafruddin Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK EVALUASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI Dira Rizki Martem 1, Dian Milvita 1, Helfi Yuliati 2, Dyah Dwi Kusumawati

Lebih terperinci

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction Yuliani Arsita *, Astuti Jurusan Fisika Universitas Andalas * yulianiarsita@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Bab III Metoda Penelitian

Bab III Metoda Penelitian 28 Bab III Metoda Penelitian III.1 Lokasi Penelitian Sintesis senyawa target dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik dan Laboratorium Kimia Fisik-Material Departemen Kimia, Pengukuran fotoluminesens

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III. 1 Diagram Alir Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah penelitian laboratorium yaitu mensintesis zeolit K-F dari kaolin dan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik, Kimia, dan Formulasi Tablet Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok. Waktu pelaksanaannya adalah dari bulan Februari

Lebih terperinci