KAJIAN TEGANGAN KERJA DETEKTOR HPGe TERHADAP RESOLUSI DETEKTOR SISTEM SPEKTROMETER GAMMA
|
|
- Sucianty Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KAJIAN TEGANGAN KERJA DETEKTOR HPGe TERHADAP RESOLUSI DETEKTOR SISTEM SPEKTROMETER GAMMA Nugraha Luhur, Anto Setiawanto, Rohidi, Suhadi Pusat Reaktor Serba Guna - BATAN Gd. 31 Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang Selatan untuk korespondensi: nugrahal@batan.go.id ABSTRAK KAJIAN TEGANGAN KERJA DETEKTOR HPGe TERHADAP RESOLUSI DETEKTOR SISTEM SPEKTROMETER GAMMA. Telah dilakukan kajian terhadap tegangan kerja detektor HPGe jenis closed end coaxial. Detektor ini telah beroperasi selama 8 tahun mulai tahun Pengujian HVPS belum pernah dilakukan. Detektor dioperasikan pada tegangan kerja atau High Voltage Power Supply (HVPS) 3000 Vdc sesuai rekomendasi pada sertifikat dengan FWHM 1,69 kev dan FWTM 3,06 kev pada energi 1332,5 kev dari sumber Co-60. Metode yang digunakan adalah dengan melihat resolusi detektor terhadap perubahan HVPS detektor dan terhadap spektrum hasil pengukuran. Dari kajian dapat diperoleh sebuah rekomendasi baru tentang tegangan operasional HVPS detektor dengan kinerja yang optimum. Rekomendasi baru tersebut harus di terapkan agar usia detektor dapat lebih panjang. Dari kajian juga dapat direkomendasikan jenis dan metoda perawatan berkala yang diperlukan untuk melengkapi kekurangan yang ditemukan agar kinerja spektrometer gamma selalu terkendali. Dari kajian yang dilakukan secara keseluruhan spektrometer gamma masih stabil dan spektrum hasil pengukuran telah memenuhi syarat statistik pengukuran yang mengikuti distribusi gauss. Nilai optimum terletak pada HVPS 2680 Vdc dengan Resolusi (FWHM) sebesar 2,02 kev dan FWTM 3,61 kev serta rerata Gaus Ratio pada energy 1332,5 kev. Sehingga nilai HVPS sebesar 2680 Vdc dapat direkomendasikan sebagai tegangan operasional detektor saat ini karena mempunyai nilai FWHM yang paling optimum Kata kunci: Tegangan Kerja, Detektor HpGe ABSTRACT ASSESMENT OF HIGH VOLTAGE POWER SUPLLY OF A HPGe DETECTOR TO DETECTOR RESOLUTION GAMMA SPECTROMETER SYSTEM. Assesment of the high voltage power supply of a HPGe detector closed end coaxial type has been done. This detector has been in operation for 8 years beginning in Testing on HVPS has not benn done. Detector was operated at High Voltage Power Supply (HVPS) of 3000 Vdc as recommended in the certificate with the FWHM of 1.69 kev and FWTM of 3.06 kev at kev energy of Co-60 source. The method used is to look at the resolution detector against both the HVPS detector changes and the spectrum measurement results. Of the study it can be obtained a new recommendation on operational HVPS detector with optimum performance. The new recommendations should be implemented so that the detector can be operated longer. From the assesment it may also be recommended periodic maintenance types and methods required to complete deficiencies found. Hence gamma spectrometer performance can still be controled. Principally it can be concluded that gamma spectrometer is still operated properly and spectrum measurement result a ditribution gauss criteria. Optimum value lies in the HVPS 2680 Vdc with Resolution (FWHM) of 2.02 kev and FWTM of 3.61 kev and a mean Gaus Ratio 1,874 at kev energy. So the value of HVPS for 2680 Vdc operating voltage can be recommended as a current detector because it has the most optimum FWHM values. Key word: HPVS, HPGe Detector. 59
2 PENDAHULUAN Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) mempunyai spektrometer gamma yang pengoperasiannya menjadi tanggung jawab subbidang Pengendalian Daerah Kerja (PDK). Alat tersebut terletak di laboratorium spektrometri gamma Bidang Keselematan dan dipergunakan untuk menunjang analisis data-data keselamatan radiasi PRSG. Detektor yang digunakan adalah detektor germanium kemurnian tinggi (High-Purity Germanium, HPGe) jenis closed end coaxial dengan effisiensi 10 %. Detektor ini dipergunakan sejak tahun 2005 (telah beroperasi selama 8 tahun), sebelumnya menggunakan jenis detektor yang sama tetapi telah mengalami kerusakan. Detektor dioperasikan pada tegangan kerja atau High Voltage Power Supply (HVPS) 3000 Vdc sesuai rekomendasi pada sertifikat dengan FWHM 1,69 kev dan FWTM 3,06 kev pada energy 1332,5 kev dari sumber Co-60. HVPS pada spektrometer gamma berfungsi untuk memberikan (mensuplai) tegangan tinggi pada detektor agar terjadi medan listrik (reserve biased) sehingga terbentuk daerah intrinsik (depletion region) pada detektor. Radiasi gamma yang berinteraksi dengan detektor HPGe pada daerah intrinsik akan terbentuk electron dan hole (ion negative/electron dan ion posistif/hole). Oleh karena pengharuh medan listrik dari HVPS detektor maka electron (ion negatif) akan bergerak menuju elektroda positif dan hole (ion positif) akan bergerak menuju elektroda negatif sehingga dapat mengahsilkan beda potensial (pulsa listrik) yang dapat diamati oleh panca indera manusia. 1] Setiap detektor Hp Ge mempunyai HPVS yang berbeda. Rekomendasi tegangan operasional HVPS detektor pada umumnya tertuang pada sertifikat spesifikasi detektor. Besarnya tegangan operasional HVPS detektor yang direkomendasikan biasanya dibawah batas tegangan maksimum detektor. Apabila detektor dioperasikan pada daerah tegangan maksimum maka pada detektor akan terjadi arus bocor (leakage curret) dan dapat berakibat detektor rusak. Pada saat detektor masih baru HVPS yang di rekomendasikan merupakan daerah opersional HVPS yang paling optimum, yaitu pada tegangan kerja yang jauh dari arus bocor dan menghasilkan resolusi detektor yang paling baik. Resolusi detektor adalah kemampuan detektor untuk membedakan dua puncak energi radiasi gamma yang berdekatan. Ukuran resolusi detektor dinyatakan dengan lebar setengah tinggi maksimum spektrum yang sering ditulis sebagai FWHM (Full Width Half Maximum). Sebagai fungsi waktu operasi detektor, kemampuan detektor akan menurun. Sebagai gambaran apabila pada saat detector masih baru di rekomendasikan beroperasi pada HVPS 3000 Vdc. Pada HVPS sebesar 3000Vdc ini belum terjadi arus bocor dan mempunyai resolusi yang paling optimum. Jika detector telah beroperasi beberapa tahun, maka resolusi optimum tidak pada HVPS sebesar 3000 Vdc melainkan cenderung menurun. Untuk mengetahui seberapa besar pergeseran HVPS yang optimum maka perlu dilakukan pengujian secara berkala paling tidak setiap satu tahun sekali. Dalam tulisan ini akan di kaji tegangan operasi HVPS detektor HPGe milik Bidang Keselamatan PRSG yang telah beroperasi selama 8 tahun dan belum pernah dilakukan pengujian HVPS. Kajian dimaksudkan untuk menilai apakah tegangan operasional HVPS masih sesuai dengan spesifikasi dalam sertifikat dan masih menunjukkan kinerja yang optimum atau telah mengalami penurunan. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengukuran untuk melihat resolusi detektor terhadap perubahan HVPS detektor dan terhadap spektrum hasil pengukuran. Dari kajian dapat diperoleh sebuah rekomendasi baru tentang tegangan operasional HVPS detektor dengan kinerja yang optimum. Rekomendasi baru tersebut harus di terapkan agar usia detektor dapat lebih panjang. Dari kajian juga dapat direkomendasikan jenis dan metoda perawatan berkala yang diperlukan untuk melengkapi kekurangan yang ditemukan agar kinerja spektrometer gamma selalu terkendali. TEORI A. Spektrometer Gamma Spektrometer gamma adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk melakukan analisis zat radioaktif yang memancarkan radiasi gamma. Setiap radionuklida mempunyai tenaga tertentu dan bersifat spesifik. Hal ini digunakan sebagai dasar dalam analisis secara kualitatif. Analisis secara kuantitatif dilakukan berdasarkan nilai cacahan dari spektrum yang dipancarkan. Sebelum digunakan dalam pengukuran, terlebih dahulu sistem spektrometer gamma dikalibrasi dengan sumber standar untuk menentukan hubungan antara nomor salur dan energi gamma (kev). Agar dapat mengidentifikasi isotop radioaktif, spektrometer gamma dilengkapi dengan suatu perangkat lunak untuk kalibrasi dan mencocokkan puncak- puncak energi foton (photo peak) dengan suatu pustaka data nuklir. Spektrometer gamma terdiri dari detektor HPGe beserta Pre-amplifier, modul elektronik HVPS, Modul elektronik Amplifier dan sebuah interface (modul elektronik) yang disebut Analog Digital Converter - Multi Channel Analyzer (ADC- MCA). Saat ini rangkaian elektronik, catu daya 60
3 tegangan tinggi (HVPS) dan rangkaian ADC-MCA dipasaran telah dibuat secara terintegrasi pada onboard slot komputer. SistemSpektroskopy: Maestro-32 MCA emulator for Microsoft Windows 98, NT, and XP Power Supply: Mini Bin dan Power Supply ORTEC 4001M Amplifier TENNELEC TC 244 High Voltage TENNELEC TC 950 Gambar 1. Sistem Spektrometer Gamma PRSG B. Detektor HPGe Pada prinsipnya detektor radiasi adalah sebagai media pengubah (tranducer) radiasi menjadi pulsa listrik agar dapat diamati oleh panca indera manusia. Detektor germanium kemurnian tinggi (High-Purity Germanium, HPGe) merupakan detektor zat padat dengan bahan dasar semikonduktor. Bahan semi konduktor adalah bahan yang mempunyai elektron terluar (elektron valensi) berjumlah 4 buah. Bahan yang mempunyai elektron valensi 4 dan dapat di pergunakan sebagai bahan detektor radiasi adalah Germanium (Ge) dan Silikon (Si). Detektor HPGe banyak dipergunakan dalam spektrometri gamma karena mempunyai resolusi paling baik untuk periode saat ini. Resolusi detektor HPGe berkisar antara 1,8 kev sampai dengan 2,2 kev pada energi 1332,50 kev. 1] Detektor semi-konduktor kemurnian tinggi seperti detektor HPGe mempunyai daerah depletion region (daerah intrinsik). Resolusi detektor HPGe dapat selalu berada pada kondisi optimum apabila detektor berada pada suhu yang rendah. Untuk menjaga hal tersebut detektor HPGe di letakan pada sebuah tabung yang berisi nitrogin cair yang berfungsi untuk menjaga agar ditektor selalu pada suhu yang rendah. Apabila terdapat radiasi gamma yang masuk ke dalam daerah intrinsik ini maka akan terbentuk pasangan electron (ion negatif) dan hole (ion positif). Oleh karena pengaruh medan listrik dari HVPS maka electron akan bergerak menuju ke elektroda positif dan hole akan bergerak menuju ke elektroda negatif. Pada ujung-ujung elektroda akan terjadi perubahan beda potensial yang menghasilkan pulsa listrik. Tinggi amplitudo pulsa yang dihasilkan sebanding dengan tenaga foton gamma yang berinteraksi dengan detektor. Pulsa yang dihasilkan langsung diterima oleh penguat awal (Pre-Amplifier) jenis peka terhadap muatan yang melekat pada detektor. C. High Voltage Power Supply (HVPS) High Voltage Power Supply (HVPS) merupakan rangkaian elektronik yang menghasilkan tegangan tinggi searah (Direct Current, DC) untuk memberikan (mensuplai) tegangan tinggi pada detektor agar terjadi medan listrik (reserve biased) sehingga terbentuk daerah intrinsik (depletion region) pada detektor. Pada prinsipnya modul elektronik HVPS terdiri dari bagian osilator, driver, trafo tegangan tinggi, tegangan regulasi/tegangan referensi, penyearah, pengganda tegangan, dan penguat arus untuk indikator penunjuk. Radiasi gamma yang berinteraksi dengan detektor HPGe pada daerah intrinsik akan terbentuk electron dan hole (ion negatif/electron dan ion posistif/hole). Oleh karena pengharuh medan listrik dari HVPS detektor maka electron (ion negatif) akan bergerak menuju elektroda positif dan hole (ion positif) akan bergerak menuju elektroda negatif sehingga dapat mengahsilkan beda potensial (pulsa listrik). Luas daerah intrinsik pada detektor dipengaruhi oleh medan listrik yang berasal dari sumber tegangan tinggi (HVPS). HVPS pada daerah kerja detektor merupakan daerah opersional HVPS yang paling optimum, yaitu pada tegangan kerja yang jauh dari arus bocor (leakage curret) dan menghasilkan resolusi detektor yang paling baik. Apabila detektor dioperasikan pada daerah tegangan maksimum maka pada daerah intrinsik detektor akan terjadi arus bocor dan dapat berakibat detektor tidak dapat lagi mendeteksi radiasi gamma atau dengan kata lain detektor sudah tidak mempunyai daerah intriksik. Untuk menjaga daerah intrinsik pada detektor tetap berada pada kondisi yang optimum maka perlakuan pemberian HVPS ke detektor harus selalu terkendali. Sebagai fungsi waktu unjuk kerja detektor dapat menurun. Penurunan unjuk kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: - pada detektor terjadi perubahan suhu yang drastis misalnya kehabisan pendingin nitrogen cair dan langsung diisi kembali - Suplai tegangan tidak stabil biasanya berasal dari tegangan yang tidak stabil dari PLN sementara sistem spektrometer tidak dilengkapi dengan peralatan penstabil tegangan - Pemberian HVPS pada detektor dilakukan tidak secara bertahap atau dengan kata lain menaikkan HVPS terlalu cepat. - Suplai dari HVPS mati dan hidup secara mendadak sementara sistem spektrometer tidak dilengkapi dengan peralatan pengaman tambahan, sehingga detektor dapat langsung menerima HVPS yang tinggi. Hal tersebut dapat menurunkan unjuk kerja detektor HPGe sehingga daerah kerja HVPS detektor tidak lagi pada daerah kerja yang semestinya dan cenderung mengalami penurunan. 61
4 D. Resolusi Detektor Resolusi detektor adalah kemampuan detektor untuk membedakan dua puncak energi radiasi gamma yang berdekatan. Ukuran resolusi detektor dinyatakan dengan lebar setengah tinggi maksimum spektrum yang sering ditulis sebagai FWHM (Full Width Half Maximum). Ilustrasi FWHM ditunjukkan pada Gambar 2 di bawah ini. CACAH C yang masih dapat diterima adalah 2 2]. Apabila nilai Gauss Ratio lebih besar dari pada 2 maka sistem spektrometer gamma secara hardware perlu diperiksa lebih teliti mulai dari HVPS, Amplifier dan ADC-MCA. Nilai FWHM dan FWTM di tentukan pada energi 1332,5 kev dari sumber Co- 60. Dan sebagian besar program pengolah data dari sistem spektrometer telah dapat menampilkan nilai FWHM dan FWTM ini secara otomatis di dalam layar monitor. A F E D Gambar 2. Ilustrasi penentuan FWHM G B TENAGA Apabila sebuah spektrum puncak energi gamma ditarik garis vertikal pada ujung puncak (C) memotong garis yang menghubungkan kedua kaki spektrum (AB) di D maka CD adalah tinggi maksimum. Jika E adalah titik pertengan CD dan garis FG adalah garis horizontal yang melalui titik E maka panjang garis FG dinamakan FWHM. Biasanya FWHM dinyatakan dalam satuan kev. Resolusi suatu detektor adalah fungsi energi sinar gamma. Makin tinggi energi sinar gamma makin rendah resolusi detektor atau semakin lebar FWHM. Ukuran FWHM detektor secara konvensi internasional di tentukan pada energi 1332,5 kev dari sumber Co-60. Sebagian besar program pengolah data dari sistem spektrometer telah dapat menampilkan nilai FWHM ini secara otomatis di dalam layar monitor. E. Gauss Ratio Untuk melihat apakah bentuk spektrum berbentuk Gaussian harus dinilai dengan Gauss Ratio. Bentuk Gaussian adalah bentuk spektrum puncak energi sebagai akibat proses random radiasi yang tunduk pada kaidah statistik dengan fungsi agihan normal yang dikenal banyak orang dengan istilah bentuk Gaussian. Sedangkan Gauss Ratio adalah suatu nilai yang menunjukkan bentuk puncak energi spektrum telah mengikuti bentuk Gaussian. Parameter ini ditentukan dengan membandingkan lebar puncak pada sepersepuluh tinggi puncaknya yang dikenal istilah FWTM (Full Width Tenth Maximum) terhadap nilai FWHM. Ilustrasi nilai FWTM seperti pada ilustrasi nilai FWHM, yaitu apabila pada FWHM merupakan nilai lebar pada setengah puncak kalau FWTM merupakan nilai lebar pada sepersepuluh puncak. Nilai Gauss Ratio ideal bernilai 1,823 sedangkan untuk spektrum dari sistem spektrometer gamma METODOLOGI Secara keseluruhan penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan, antara lain: setting peralatan, kalibrasi energi, pengukuran sumber Co- 60 dengan variasi HPVS, analisa pengukuran dan analisa resolusi energi yang optimum. A. Setting Peralatan Perangkat spektrometer gamma yang digunakan terdiri sebuah detektor semikonduktor HPGe model closed end coaxial dengan preamplifier yang langsung terangkai pada detektor sehingga dapat mengurangi gangguan pulsa yang timbul. Perangkat tersebut dirangkai dengan sebuah modul elektronik HVPS model TC-950, modul elektronik Amplifier model TC-244 kemudian dihubungkan ke rangkaian ADC-MCA model TRUMP PCI 8K yang telah pasang pada slot sebuah PC (Personal Computer). Pengaturan Amplifier yaitu Shaping Time diatur pada 4 µs, BLR (Base Line Restorer) pada posisi auto, dan PUR (Pile Up Rejection) pada posisi off. Jarak sumber ke detektor diatur pada jarak 10 Cm karena aktivitas sumber pada saat dipergunakan sebesar 0.3 µci dengan jarak 10 Cm waktu koreksi waktu mati di bawah 3 % 2]. Tegangan kerja pada modul elektronik HVPS dioperasikan dengan polaritas positif dan dinaikkan secara bertahap kemudian dilakukan pencacahan dan dengan mengamati nilai FWHM dan FWTM. Waktu pencacahan ditentukan selama 1800 detik, dengan waktu tersebut diharapkan data pengukuran yang diperoleh telah memenuhi syarat statistik pengukuran. B. Kalibrasi Energi Kalibrasi energi menggunakan sumber standar Ba-133, Cs-137 dan Co-60 yang sudah diketahui parameter fisisnya seperti energi gamma dan intensitas. Untuk kalibrasi energi digunakan pada energi 81 kev, kev, kev, 1773,22 kev dan 1332,5 kev. Coarse Gain Amplifier disetel pada posisi 20 dan Fine Gain Amplifier disetel pada posisi 11,56. Penyetelan Amplifier ini dibuat sedemikian rupa sehingga puncak energi Co ,5 kev berada pada 62
5 nomor Channel 1332 untuk memudahkan pengontrolan pada layar monitor. Sedangakan energi 81 kev dari sumber Ba-133 diatur pada nomor Channel 81 menggunakan fasilitas ADC- ZERO yang telah tersedia di software MCA MAESTRO-32. Dari ke lima energi dapat dibuat kurva energi fungsi nomor Channel. C. Pengukuran sumber Co-60 Pengukuran sumber Co-60 di fokuskankan pada energi 1332,5 kev dan dengan waktu pencacahan selama 1800 detik. Penyetelan waktu pencacahan menggunakan live time sehingga waktu mati detektor (dead time) dapat terkoreksi secara langsung. Dari pengukuran diperoleh data spektrum kemudian dilakukan analisis untuk memperoleh data pencacahan spektrum energi 1332,5 kev, nilai FWHM, nilai FWTM dan posisi no channel puncak pada energi tersebut. Data pencacahan spektrum yang diperoleh dari pengukuran sumber tersebut di atas adalah luas spektrum pada puncak energi gamma 1332,5 kev. Pengukuran dilakukan dengan variasi HVPS mulai 500 Vdc bertahap naik dengan interval 100 Vdc. Kenaikan HPVS dihentikan jika nilai FWHM ada kecenderungan naik. D. Analisis Pengukuran Pengukuran untuk masing-masing tahapan variasi perubahan HVPS dilakukan sebanyak 20 kali pengukuran. Data ini diperlukan untuk menilai apakah pada kondisi tersebut telah memenuhi syarat statistik pengukuran. Data tersebut dipergunakan untuk mengamati kestabilan pengukuran melalui pengamatan posisi channel pada energy kev, nilai FWHM dan nilai FWTM. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari data penelitian diperoleh hasil berupa spektrum pencacahan. Spektrum pencacahan ini harus diolah ke dalam angka yang dapat menginformasikan jumlah cacahan, nilai FWHM, nilai FWTM dan informasi lainnya karena pada program software MAESTRO 32 belum dapat menampilkan informasi tersebut secara otomatis. Contoh pengolahan data spectrum dikonversi ke dalam angka ditunjukkan pada Tabel 1 dan Gambar 3. Gambar 3. Contoh Spektrum hasil pengukuran dan data hasil pengolahan No HVPS (Volt) Tabel 1. Data-data pengujian Rerata Rerata Rerata Channel FWHM FWTM Gaus Centroid (kev) (kev) Ratio Uji Chi- Square rerata Gambar 3. Grafik posisi Energi kev Dari data-data yang ditunjukkan pada Tabel 1 menunjukkan sistem spektrometer gamma masih stabil hal ini ditunjukkan pada kolom nomor 5 channel centroid dan Gambar 3. Kolom 5 dan 63
6 Gambar 3 menginformasikan bahwa puncak spektrum energi 1332,5 kev dari sumber Co-60 stabil berada pada nomor channel tersebut dari pengukuran secara berulang. Gambar 4. Grafik Tegangan Kerja Detektor fungsi FWHM Dari Gambar 4 ditunjukkan besarnya nilai FWHM (Resolusi Detektor) terhadap perubahan HVPS yang menunjukkan bahwa nilai FWHM terkecil 2.02 kev terjadi pada HVPS 2650 Vdc dan 2680 Vdc. Dengan melihat nilai FWTM pada kolom 3 dan nilai Gaus Ratio pada kolom 4 maka nilai terkecilnya terjadi pada HVPS 2680 Vdc, sehingga nilai optimum terletak pada HVPS 2680 Vdc dengan FWHM sebesar 2.02 kev, FWTM sebesar 3.61 kev dan Gaus Ratio sebesar 1,79. Sehingga Nilai HVPS sebesar 2680 Vdc dapat direkomendasikan sebagai tegangan operasional detektor saat ini karena mempunyai nilai FWHM yang paling Optimum. Bentuk spektrum dari pengujian secara keseluruhan dapat dinilai melalui nilai Gaus Ratio pada kolom 4 Tabel 1 yang mempunyai nilai rerata sebesar 1,874. Hal ini menunjukkan bahwa spektrum yang diproses oleh sistem spektrometer gamma telah mengikuti distribusi Gauss. Jika nilai Gaus Ratio 1,874 kita bandingkan dengan rekomendasi yang diberikan oleh Ortec 2] Nilai Gaus Ratio yang masih dapat diterima yaitu sebesar 2 maka nilai rerata Gaus Ratio yang diperoleh dalam pengujian ini masih dalam batas yang masih dapat diterima. Jika hasil pencacahan di uji dengan Tabel 2 Chi-Square untuk 20 data pengukuran dengan x 2 terendah sebesar 30,005 dan terbesar 38,535 yag ditunjukkan pada kolom 6 Tabel 1 berada diantara X dan X hal ini berarti bahwa data yang diperoleh mempunyai tingkat kepercayaan 90 % sampai dengan 95 %. 3]. Table 2. Distribusi Chi-Square Dari uarain diatas dapat dilihat bahwa pengujian yang telah dilakukan telah memenuhi syarat pengukuran secara spektrometri nuklir. Sehingga HPVS 2680 Vdc dengan FWHM 2.02 dan FWTM 3,61 kev yang telah diperoleh dapat dipergunakan untuk rekomendasi tegangan operasional HVPS yang baru. Jika dibandingkan dengan tegangan operasional pada saat detektor baru yaitu sebesar 3000 Vdc, 2] telah mengalami penurunan. Pada tegangan kerja diatas detektor 2700 Vdc FWHM cenderung mengalami kenaikan, pada tegangan kerja 3000 Vdc nilai FWHM sebesar 2.17 kev. Hal ini menunjukkan bahwa pada tegangan kerja 3000 Vdc spektrum yang diperoleh 64
7 tidak pada kondisi yang optimum dan Jika detektor dipaksakan beroperasi tidak pada kondisi yang optimum dapat merusak daerah intrinsic yang berarti detektor dapat mengalami kerusakan. Penurunan dapat diakibatkan oleh beberapa hal seperti detektor pernah mengalami kehabisan pendingin nitrogen cair pada saat hari libur kerja sehingga pengisian noitrogen terlambat, suplai tegangan sistem spektrometer mati dan hidup dengan mendadak akibat kegagalan dari sistem catu daya listrik tak terputus PRSG. Kejadian tersebut tidak mengakibatkan detektor rusak seketika tetapi dapat menurunkan kinerja detektor. Akan tetapi jika kejadian-kejadian tersebut terjadi berulang maka dapat berakibat detektor rusak. Untuk menguragi dan menekan kejadian yang dapat mempengaruhi unjuk kerja sistem spektrometer gamma, maka telah dilakukan beberapa langkah yaitu dengan menambah pengaman pada suplai tegangan sistem spektrometer, sehingga detektor tidak menghalami kenaikan HVPS secara mendadak. Di berlakukan kartu kendali berkenaan dengan periode pengisian pendingin nitrogen cair. Dibuat petunjuk teknis dan diberlakukan pengujian HVPS secara berkala setiap satu tahun sekali. Langkah-langkah tersebut direkomendasikan untuk meningkatkan kinerja sistem spektrometer gamma dan memperpanjang usia detektor khususnya serta memperpanjang sistem spektrometer gamma saecara keseluruhan. KESIMPULAN Dari evaluasi yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Tegangan kerja Detektor HPGe telah mengalami penurunan kinerja optimumnya yang pada awalnya beroperasi pada 3000 Volt dengan FWHM 1,69 kev dan FWTM 3,06 kev menjadi 2680 Vdc dengan nilai FWHM optimum sebesar 2.02 kev dan FWTM 3,61 kev. DAFTAR PUSTAKA 1. Susetyo, W., (1988), Spektrometri Gamma dan Penerapannya Dalam Analisis Pengaktifan Neutron, Yogyakarta, Universitas Gajah Mada Press. 2. EG & GORTEC, Operator s Manual Spectrometer Gamma EG & G ORTEC, USA. 3. Chatherine M.Thompson, Table of percentage points of the x2 distribution, Biometrika, Vol
UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152. Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto
Uji Banding Sistem Spektrometer (Nugroho L, dkk) Abstrak UJI BANDING SISTEM SPEKTROMETER GAMMA DENGAN METODA ANALISIS SUMBER Eu-152 Nugraha Luhur, Kadarusmanto, Subiharto UJI BANDING SPEKTROMETER GAMMA
Lebih terperinciOPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA NOVIARTY, DIAN ANGGRAINI, ROSIKA, DARMA ADIANTORO Pranata Nuklir Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Abstrak OPTIMASI
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA SPEKTROMETER GAMMA YANG MENGGUNAKAN NITROGEN CAIR SEBAGAI PENDINGIN DETEKTOR
EVALUASI KINERJA SPEKTROMETER GAMMA YANG MENGGUNAKAN NITROGEN CAIR SEBAGAI PENDINGIN DETEKTOR POSTER PERFORMANCE EVALUATION OF GAMMA SPECTROMETER WHICH USING LIQUID NITROGEN FOR COOLING ITS DETECTORS Daya
Lebih terperinciANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciSistem Pencacah dan Spektroskopi
Sistem Pencacah dan Spektroskopi Latar Belakang Sebagian besar aplikasi teknik nuklir sangat bergantung pada hasil pengukuran radiasi, khususnya pengukuran intensitas ataupun dosis radiasi. Alat pengukur
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Iis Haryati, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan
Lebih terperinciVALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA
VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137, K-40 DENGAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN ABSTRAK VALIDASI METODA PENENTUAN UNSUR RADIOAKTIF Pb-212, Cs-137,
Lebih terperinciPENGARUH EFEK GEOMETRI PADA KALIBRASI EFISIENSI DETEKTOR SEMIKONDUKTOR HPGe MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
258 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal 258-264 PENGARUH EFEK GEOMETRI PADA KALIBRASI EFISIENSI DETEKTOR SEMIKONDUKTOR HPGe MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Hermawan
Lebih terperinciPERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
Urania Vol. 15 No. 2, April 2009 : 61-115 ISSN 0852-4777 PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Rosika Kriswarini (1) dan Dian Anggraini (1)
Lebih terperinciSPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)
SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M0209054, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciEKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA
Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R4 EKSPERIMEN SPEKTROSKOPI RADIASI ALFA Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza
Lebih terperinciX-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF)
X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) Philips Venus (Picture from http://www.professionalsystems.pk) Alat X-Ray Fluorescence Spectrometer (XRF) memanfaatkan sinar
Lebih terperinciVALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP 137 Cs MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
VALIDASI METODA PENGUKURAN ISOTOP MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Rosika Kriswarini(*), Dian Anggraini(*), Noviarty(**) (*) Fungsional Peneliti, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN), BATAN, Gedung
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KETIDAKSTABILAN SPEKTROMETER GAMMA RSG-GAS DAN CARA MENANGGULANGINYA
IDENTIFIKASI KETIDAKSTABILAN SPEKTROMETER GAMMA RSG-GAS DAN CARA MENANGGULANGINYA Subiharto, Anto Setiawanto, Nugraha Luhur, Nazly Kurniawan Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspiptek, Gd 31, Serpong,
Lebih terperinciPENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
ISSN 1979-2409 Pengukuran Aktivitas Isotop 152 Eu Dalam Sampel Uji Profisiensi Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty) PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciPenentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer)
Penentuan Spektrum Energi dan Energi Resolusi β dan γ Menggunakan MCA (Multi Channel Analizer) 1 Mei Budi Utami, 2 Hanu Lutvia, 3 Imroatul Maghfiroh, 4 Dewi Karmila Sari, 5 Muhammad Patria Mahardika Abstrak
Lebih terperinciSPEKTROSKOPI-γ (GAMMA)
SPEKTROSKOPI-γ (GAMMA) Veetha Adiyani Pardede M2954, Program Studi Fisika FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami 36 A, Kentingan, Surakarta, Jawa Tengah email: veetha_adiyani@yahoo.com ABSTRAK Aras-aras inti dipelajari
Lebih terperinciPROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210
ARTIKEL PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210 ABSTRAK Arief Goeritno Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA
Lebih terperinciOPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN
ARTIKEL OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN R. Suminar Tedjasari, Ruminta G, Tri Bambang L, Yanni Andriani Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK OPTIMASI ALAT CACAH
Lebih terperinciPENGUKURAN RADIOAKTIF MENGGUNAKAN DETEKTOR NaI, STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO
PENGUKURAN RADIOAKTIF MENGGUNAKAN DETEKTOR NaI, STUDI KASUS LUMPUR LAPINDO Insan Kamil Institut Teknologi Bandung Abstrak Pengukuran radioaktif dengan metode scintillation menggunakan detektor NaI untuk
Lebih terperinciSIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito, P. Ilham Y., Muhayatun S., dan Ade Suherman Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri
Lebih terperinciSIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
SIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito, P. Ilham Y., Rini Heroe Oetami, dan Ade Suherman Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN Jl. Tamansari
Lebih terperinciDETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.
DETEKTOR RADIASI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Alat deteksi sinar radioaktif atau sistem pencacah radiasi dinamakan detektor radiasi. Prinsip: Mengubah radiasi menjadi
Lebih terperinciEVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. 13 No. 1, April 2016 EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89 Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali ABSTRAK
Lebih terperinciPEMBUATAN LINEAR AMPLIFIER MENGGUNAKAN LM318 UNTUK SPEKTROMETRI GAMMA
PEMBUATAN LINEAR AMPLIFIER MENGGUNAKAN LM318 UNTUK SPEKTROMETRI GAMMA JUMARI, SRI PRIHARTINTO, MURSITI Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010 Telp. 0274.488435,
Lebih terperinciPerbandingan Kinerja Detektor NaI(Tl) Dengan Detektor CsI(Tl) Pada Spektroskopi Radiasi Gamma
Jurnal Gradien Vol.3 No.1 Januari 2007 : 204-209 Perbandingan Kinerja Detektor NaI(Tl) Dengan Detektor CsI(Tl) Pada Spektroskopi Radiasi Gamma Syamsul Bahri Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciSIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
290 Simulasi Efisiensi Detektor Germanium Di Laboratorium AAN PTNBR Dengan Metode Monte Carlo MCNP5 ABSTRAK SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
Lebih terperinciMETODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS
METODE KALIBRASI MONITOR GAS MULIA MENGGUNAKAN SISTEM SUMBER GAS KRIPTON-85 STATIS Gatot Wurdiyanto, Holnisar, dan Hermawan Candra Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN ABSTRAK Telah
Lebih terperinciUJI FUNGSI SISTEM SPEKTROMETER GAMMA MODEL : BEM - IN1001
UJI FUNGSI SISTEM SPEKTROMETER GAMMA MODEL : BEM - IN1001 BATAN, Yogyakarta e-mail : jumari@batan.go.id ABSTRAK UJI FUNGSI SISTEM SPEKTROMETER GAMMA MODEL : BEM - IN1001. Telah dilakukan uji fungsi terhadap
Lebih terperinciPENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS
Buletin Pengelolaan Reaktor Nuklir. Vol. XIII No. 2, Oktober 2016 : 13-18 PENGARUH IRADIASI BATU TOPAS TERHADAP KUALITAS AIR PENDINGIN PRIMER DAN KESELAMATAN RSG-GAS ABSTRAK Yulius Sumarno, Rohidi, Fahmi
Lebih terperinciSIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5
ABSTRAK SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Annisatun Fathonah dan Suharyana Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Jl. Ir Sutami No.36
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM SPEKTROSKOPI XRF DENGAN DETEKTOR SEMIKODUKTOR Cd Te
1. TUJUAN PRATIKUM Tujuan pratikum Instrumentasi nuklir khususnya XRF (X-ray fluorescence spectrometry) adalah : 1. Mahasiswa mengetahui prinsip kerja dan cara-cara menggunakan XRF 2. Mahasiswa mampu mengkalibrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radiasi seringkali dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya dan tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radiasi seringkali dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya dan tidak bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah satu penyebabnya adalah tragedi Chernobyl dan tragedi
Lebih terperinciPENGARUH JUMLAH KANAL MCA PADA DETERMINASI SUMBER ALPHA ( 242 PU DAN
90 ISSN 016-318 Gede Sutresna W., dkk. PENGARUH JUMLAH KANAL MCA PADA DETERMINASI SUMBER ALPHA ( PU DAN CM) HASIL MIKRO- PRESIPITASI Gede Sutresna Wijaya, M. Yazid PTAPB-BATAN, Yogyakarta, E-mail : gedews@batan.go.id
Lebih terperinciANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY
ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY YULIUS SUMARNO, UNGGUL HARTOYO, FAHMI ALFA MUSLIMU Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang
Lebih terperinciVALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA
ISSN 1979-2409 Validasi Metoda Analisis Isotop U-233 Dalam Standar CRM Menggunakan Spektrometer Alfa ( Noviarty, Yanlinastuti ) VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciDETEKTOR RADIASI. NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id
DETEKTOR RADIASI NANIK DWI NURHAYATI, S.Si, M.Si nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn@uns.ac.id - Metode deteksi radiasi didasarkan pd hasil interaksi radiasi dg materi: proses ionisasi & proses eksitasi -
Lebih terperinciKOMPARASI UNJUK KERJA SPEKTROMETRI GAMMA DETEKTOR BICRON 2M2 DENGAN LUDLUM 44-62
Jurnal Forum Nuklir (JFN), Volume 6, Nomor 2, November 2012 KOMPARASI UNJUK KERJA SPEKTROMETRI GAMMA DETEKTOR BICRON 2M2 DENGAN LUDLUM 44-62 Alan Batara Alauddin 1, Argo Satrio Wicaksono 2, Joko Sunardi
Lebih terperinciPusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional PDL.PR.TY.PPR.00.D03.BP 1 BAB I : Pendahuluan BAB II : Prinsip dasar deteksi dan pengukuran radiasi A. Besaran Ukur Radiasi B. Penggunaan C.
Lebih terperinciKONTROL KINERJA SPEKTROMETER GAMMA MENGGUNAKAN METODE QUALITY CONTROL CHART
Prosiding Pertemuan dan Presentasi lmiah Fungsional Pengembangan Teknologi Nuklir 1 Jakarta, 12 Desember 2007 SSN : 1978-9971 KONTROL KNERJA SPEKTROMETER GAMMA MENGGUNAKAN METODE QUALTY CONTROL CHART Noviarty,
Lebih terperinciPENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER
Prosiding Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar-X ke 8 Serpong, 4 Oktober 2011 ISSN : 1410-7686 PENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
ISSN 1979-2409 Penentuan Kadar Uranium Dalam Sampel Yellow Cake Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty, Iis Haryati) PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty
Lebih terperinciKARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL DAN TEKNIK MONTE CARLO
KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL DAN TEKNIK MONTE CARLO Rasito, Zulfahri, S. Sofyan, F. Fitriah, Widanda*) ABSTRAK KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciANALISIS KERUSAKAN X-RAY FLUORESENCE (XRF)
ISSN 1979-2409 Analisis Kerusakan X-Ray Fluoresence (XRF) (Agus Jamaludin, Darma Adiantoro) ANALISIS KERUSAKAN X-RAY FLUORESENCE (XRF) Agus Jamaludin, Darma Adiantoro Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir
Lebih terperinciPenentuan Fluks Neutron Termal di Fasilitas Kalibrasi Neutron dengan Menggunakan Keping Indium
Penentuan Fluks Neutron Termal di Fasilitas Kalibrasi Neutron dengan Menggunakan Keping Indium Tjipta BATAN Serpong, Jakarta E-mail: tjipta60@gmail.com Abstract The purpose of this study was to determine
Lebih terperinciALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)
ALAT UKUR RADIASI Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta 10350 Telepon : (021) 230 1266 Radiasi Nuklir Secara umum dapat dikategorikan menjadi: Partikel bermuatan Proton Sinar alpha
Lebih terperinciModul 03: Catu Daya. Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat. Reza Rendian Septiawan February 11, 2015
Modul 03: Catu Daya Dioda, Penyearah Gelombang, dan Pembebanan Reza Rendian Septiawan February, 205 Dalam dunia elektronika, salah satu komponen yang paling penting adalah catu daya. Sebagian besar komponen
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM
BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pengujian Perangkat Keras (Hardware) Pengujian perangkat keras sangat penting dilakukan karena melalui pengujian ini rangkaian-rangkaian elektronika dapat diuji
Lebih terperinciLaporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi. PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.
Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.Si Septia Kholimatussa diah* (891325), Mirza Andiana D.P.*
Lebih terperinciANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR
Akhmad Dzakwan, Analisis Sistem Kontrol ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR (DC MOTOR CONTROL SYSTEMS ANALYSIS AS A FUNCTION OF POWER AND VOLTAGE OF HEAT) Akhmad
Lebih terperinciPrinsip Dasar Pengukuran Radiasi
Prinsip Dasar Pengukuran Radiasi Latar Belakang Radiasi nuklir tidak dapat dirasakan oleh panca indera manusia oleh karena itu alat ukur radiasi mutlak diperlukan untuk mendeteksi dan mengukur radiasi
Lebih terperinciDEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ANALISIS RADIONUKLIDA ALAM PADA DEBU VULKANIK DAN LAHAR DINGIN GUNUNG SINABUNG KABUPATEN KARO DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON (AAN) SKRIPSI HARPINA ROSA PUTRI G 120802066 DEPARTEMEN
Lebih terperinciGANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN Syarip ABSTRAK ABSTRACT
GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN 1410-6957 EKSPERIMEN PEMBUATAN SISTEM PENGANALISIS UNSUR DENGAN METODE GAMA SERENTAK MENGGUNAKAN SUMBER NEUTRON Pu-Be Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju ABSTRAK
Lebih terperinciPenentuan karakteristik cacahan pada counter dengan menggunakan sumber standar 152 Eu, 60 Co dan 137 Cs
Youngster Physics Journal ISSN: 232-7371 Vol. 6, No. 2, pril 217, Hal. 151-156 Penentuan karakteristik cacahan pada dengan menggunakan sumber standar 152 Eu, 6 Co dan 137 Cs Hendrika Liana Sari dan Wahyu
Lebih terperinciFABRIKASI DETEKTOR PARTIKEL ALPHA MENGGUNAKAN SEMIKONDUKTOR SILIKON TIPE P
PRIMA Volume 10, Nomor 1, Juni 2013 ISSN : 1411-0296 FABRIKASI DETEKTOR PARTIKEL ALPHA MENGGUNAKAN SEMIKONDUKTOR SILIKON TIPE P Gunarwan Prayitno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Kawasan PuspiptekSerpong,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Termoelektrik merupakan material yang terbuat dari semikonduktor yang salah satu kegunaannya untuk keperluan pembangkit tenaga listrik. Material semikonduktor dapat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengukuran Besaran Elektrik,
23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengukuran Besaran Elektrik, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Lampung dari bulan Agustus
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR
SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 RANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR NOGROHO TRI SANYOTO, SUDIONO, SAYYID KHUSUMO LELONO Sekolah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Pengujian dalam tugas akhir ini dilakukan dalam beberapa tahapan penting, meliputi: menentukan tujuan pengujian, mengumpulkan landasan teori untuk
Lebih terperinciKOMPARASI UNJUK KERJA SPEKTROMETRI GAMMA MENGGUNAKAN DETEKTOR BICRON 2M2 DENGAN SPEKTROMETRI GAMMA MENGGUNAKAN DETEKTOR LUDLUM 44-62
KOMPARASI UNJUK KERJA SPEKTROMETRI GAMMA MENGGUNAKAN DETEKTOR BICRON 2M2 DENGAN SPEKTROMETRI GAMMA MENGGUNAKAN DETEKTOR LUDLUM 44-62 Alan Batara Alauddin 1, Argo Satrio Wicaksono 2, Joko Sunardi 3 1,2,3
Lebih terperinciJurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 14108542 PRODUKSI TEMBAGA64 MENGGUNAKAN SASARAN TEMBAGA FTALOSIANIN Rohadi Awaludin, Abidin, Sriyono dan Herlina Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN
Lebih terperinciPENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS KOMPOSISI ISOTOPIK URANIUM SECARA TIDAK MERUSAK
ISSN 0852-4777 Penggunaan Sinar-X Karakteristik U-Ka2 dan Th-Ka1 Pada Analisis Komposisi Isotopik Uranium Secara Tidak Merusak (Yusuf Nampira) PENGGUNAAN SINAR-X KARAKTERISTIK U-Ka2 DAN Th-Ka1 PADA ANALISIS
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LED (Light Emitting Diode) LED (Light Emitting Diode) adalah dioda yang memancarkan cahaya jika diberi tegangan tertentu. LED terbuat dari bahan semikonduktor tipe-p (pembawa
Lebih terperinciGambar 3.1 Struktur Dioda
1 1. TEORI DASAR Dioda ialah jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Dioda tabung pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari Inggris yang bernama Sir J.A. Fleming (1849-1945) pada tahun
Lebih terperinciLaporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi
Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R1 EKSPERIMEN DETEKTOR GEIGER MULLER Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN (TKF 2416) LAB. SENSOR & TELEKONTROL LAB. TEKNOLOGI ENERGI NUKLIR LAB. ENERGI TERBARUKAN
MODUL PRAKTIKUM SISTEM PENGUKURAN (TKF 2416) LAB. SENSOR & TELEKONTROL LAB. TEKNOLOGI ENERGI NUKLIR LAB. ENERGI TERBARUKAN JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014
Lebih terperinciINTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK
INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK Moeridun Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten. ABSTRAK INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL
Lebih terperinciMETODE STANDARDISASI SUMBER 60 Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH
Pujadi, dkk. ISSN 0216-3128 5 METODE STANDARDISASI SUMBER Co BENTUK TITIK DAN VOLUME MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT PUNCAK JUMLAH Pujadi, Hermawan Chandra P3KRBiN BATAN ABSTRAK METODE STANDARDISASI SUMBER
Lebih terperinciDESAIN DASAR PERANGKAT SCINTIGRAPHY
DESAIN DASAR PERANGKAT SCINTIGRAPHY WIRANTO BUDI SANTOSO Pusat Rekayasa Perangakat Nuklir, BATAN Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Gedung 71, Tangerang Selatan, 15310 ABSTRAK Desain Dasar Perangkat Scintigraphy.
Lebih terperinciMetode Penentuan Nilai Kemampuan Ukur Terbaik (KUT) pada Perangkat Spektrometer Gamma
Gatot Wurdiyanto,dkk/ Metode Penentuan Nilai Kemampuan Ukur Terbaik (KUT) Pada Perangkat Spektrometer 49 Metode Penentuan Nilai Kemampuan Ukur Terbaik (KUT) pada Perangkat Spektrometer Gatot Wurdiyanto,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PENGANALISIS KANAL TUNGGAL. Herry Mugirahardjo dan Eddy Santoso
p~ ~ N~ H~ N~ ~ ~X ~ c" ISSN 1c,10-')6g6 RANCANG BANGUN PENGANALISIS KANAL TUNGGAL Herry Mugirahardjo dan Eddy Santoso Puslitbang Iptek Bahan BATAN, Kawasan PuspiptekSerpong, Tangerang ABSTRAK RANCANG
Lebih terperinciDIODA. Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto
DIODA Pertemuan ke-vii Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom Purwokerto Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa mampu: Menjelaskan cara kerja dan karakteristik dioda Menjelaskan jenis
Lebih terperinciPenentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller
Jurnal Sains & Matematika (JSM) ISSN Artikel 0854-0675 Penelitian Volume 15, Nomor 2, April 2007 Artikel Penelitian: 73-77 Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller M. Azam 1,
Lebih terperinciTEORI DASAR. 2.1 Pengertian
TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena
Lebih terperinciPetunjuk Pengunaan. IPMGEO Induced Polarization & Manual Geolisrik Resistivity Meter
Petunjuk Pengunaan IPMGEO - 4200 Induced Polarization & Manual Geolisrik Resistivity Meter IPMGEO - 4200 Resistivity Meter Dasar Teori Arus listrik yang dialirkan pada media homogen resistif memiliki pola
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan
Lebih terperinciPENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139
252 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 252-257 PENENTUAN CALIBRATION SETTING DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-7BT UNTUK Ce-139 Holnisar, Hermawan Candra, Gatot Wurdiyanto
Lebih terperinciOXEA - Alat Analisis Unsur Online
OXEA - Alat Analisis Unsur Online OXEA ( Online X-ray Elemental Analyzer) didasarkan pada teknologi fluoresens sinar X (XRF) yang terkenal di bidang laboratorium. Dengan bantuan dari sebuah prosedur yang
Lebih terperinciBab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA
51 Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Dalam perancangan perangkat keras dan perangkat lunak suatu sistem yang telah dibuat ini dimungkinkan terjadi kesalahan karena faktor-faktor seperti human error, proses
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penalitian Kegiatan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 yang dilaksanakan di Laboratorium Biofisika Departemen Fisika
Lebih terperinciHUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3
HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3 Zaenal Abidin, Muhamad Isa, Tri Wulan Tjiptono* zaenala6@gmail.com STTN-BATAN, *) PTAPB BATAN Yogyakarta Jl.
Lebih terperinciPENENTUAN AKTIVITAS 60 CO DAN 137 CS PADA SAMPEL UNKNOWN DENGAN MENGGUNAKAN DETEKTOR HPGe
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 2, April 2015, Hal 189-196 PENENTUAN AKTIVITAS 60 CO DAN 137 CS PADA SAMPEL UNKNOWN DENGAN MENGGUNAKAN DETEKTOR HPGe Miftahul Aziz 1),Eko Hidayanto
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK DETEKTOR SODIUM IODIDE DALAM PEMANFAATANNYA SEBAGAI SEGMENTED GAMMA SCANNER LIMBAH RADIOAKTIF
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 17 Nomor 2, Desember 2014 (Volume 17, Number 2, December, 2014) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Center
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar
Lebih terperinciGambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.
7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap
Lebih terperinciDesain Multichannel Analyzer Berbasis Programmable System on Chip
Desain Multichannel Analyzer Berbasis Programmable System on Chip Havid Viqri M.R. 1, Singgih Hawibowo 2, Sunarno 3 1,3 Jurusan Teknik Fisika FT UGM Jln. Grafika 2 Yogyakarta 55281 INDONESIA 1 azcarecon@gmail.com
Lebih terperinciPengukuran Besaran Listrik. Kuliah-2 Sistem Pengukuran
Pengukuran Besaran Listrik Kuliah-2 Sistem Pengukuran Quiz-1 (Pre-test) 1. Buat rangkaian Sistem Instrumentasi elektronik! 2. Jelaskan fungsi dari: Controller Data Processor Recorder Signal Conditioner
Lebih terperinciEKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD
Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R3 EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD Dosen Pembina : Herlik Wibowo, S.Si, M.Si Septia Kholimatussa diah* (080913025), Mirza Andiana
Lebih terperinciPeak to Total Ratio Pada Analisis Aktivasi Neutron dengan Metode ko
; Widyanuklida Vol. 8. No. )-2 Desernber 2007 Penentuan Peak to Total Ratio Pada Analisis Aktivasi Neutron dengan Metode ko Yustina Tri Handayani Pusdiklat - Badan Tenaga Nuklir Nasional Abstrak Penentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, penelitian mengenai sumber energi terbarukan sangat gencar dilakukan. Sumber-sumber energi terbarukan yang banyak dikembangkan antara lain sumber energi tenaga
Lebih terperinciTEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)
TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE
Lebih terperinciPENENTUAN TEGANGAN OPERASIONAL PADA DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN PERBEDAAN JARI-JARI WINDOW DETEKTOR
PENENTUAN TEGANGAN OPERASIONAL PADA DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN PERBEDAAN JARI-JARI WINDOW DETEKTOR F. Shoufika Hilyana Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Elektro Universitas Muria Kudus Email: farah.hilyana@umk.ac.id
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis
BAB III PERANCANGAN 3.1. Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis Mikrokontroler Arduino 3.1.1 Spesifikasi Detektor Tegangan Detektor tegangan ini berperan sebagai pendeteksi besaran
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA ENERGY DISPERSIVE X-RAY FLUORESCENCE (EDXRF) EPSILON
EVALUASI KINERJA ENERGY DISPERSIVE X-RAY FLUORESCENCE (EDXRF) EPSILON 5 Dyah Kumala Sari 1, Diah Dwiana Lestiani 2, Natalia Adventini 2 1 Alumni Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional
Lebih terperinciDioda Semikonduktor dan Rangkaiannya
- 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengukuran resistivitas dikhususkan pada bahan yang bebentuk silinder. Rancangan alat ukur ini dibuat untuk mengukur tegangan dan arus
Lebih terperinci