BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agenda kemanusiaan yang harus segera diselesaikan. Kata diskriminasi
|
|
- Yandi Hendra Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diskriminasi adalah masalah aktual sepanjang zaman dan merupakan agenda kemanusiaan yang harus segera diselesaikan. Kata diskriminasi berdasarkan arti kamus yakni, setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung ataupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan perlakuan terhadap manusia kepada manusia lainnya (Sugono, 2008:359). Pembedaan perlakuan tersebut atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok sosial, golongan status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan, dan politik, yang berakibat pada pengurangan, penyimpangan atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan, baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya dan aspek kehidupan lainnya (UU RI NO.39 tahun 1999, 2011:3). Kasus diskriminasi, seringkali dialami oleh perempuan di belahan dunia manapun, termasuk di Indonesia. Pemicunya adalah masalah ketimpangan. Bentuk ketimpangan tersebut, termanifestasi dalam berbagai hal, yakni kelas sosial, ekonomi, maupun politik. Fenomena tentang kasus diskriminasi terhadap perempuan, merupakan topik khas feminisme. Terbukti dari sejarah gerakan kaum perempuan (feminisme) di Barat dan Timur, dimulai dengan feminisme gelombang pertama hingga post-feminis di era modernisme, menyuarakan 1
2 2 tuntutan yang sama yakni, pemenuhan hak-hak kemanusiaan perempuan (hak di bidang sosial, politik, ekonomi dan budaya) serta kesetaraan. Feminisme dalam penelitian sastra, dianggap sebagai gerakan kesadaran perempuan terhadap pengabaian beragam kasus ketidakadilan yang dialami oleh perempuan, yakni terkait kasus diskriminasi dan eksploitasi terhadap perempuan dalam masyarakat seperti yang tercermin dalam karya sastra. Perempuan dalam karya sastra seringkali ditempatkan (hanya) sebagai korban, dan hampir selalu merupakan tokoh yang dibela atau korban yang selalu dihimbau untuk mendapatkan perhatian. Faruk (1997:35, melalui Sugihastuti dan Suharto, 2002:66-67) berpendapat bahwa, perempuan dalam karya sastra ditampilkan dalam kerangka hubungan ekuivalensi dengan seperangkat tata nilai marginal dan yang tersubordinasi lainnya. Posisi perempuan sebagai korban atas diskriminasi, turut pula menjadi tema dominan dalam karya-karya sastra yang ditulis oleh para pengarang perempuan. Salah satu hasil karya yang berperspektif perempuan sebagai korban diskriminasi yang terkait dengan PKI adalah monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari. Istilah monolog dalam pengertian awal berarti berbicara sendiri. Monolog pada hakikatnya adalah suara hati yang diformulasikan dalam bentuk cakapan, yang berupa perenungan terhadap peristiwa yang telah terjadi (Dewojati, 2010: ). Sabur (2003:11) mengungkapkan bahwa, monolog adalah suatu jenis bentuk seni pertunjukan drama modern, yang berasal dari Yunani. Artinya, suatu pembicaraan atau suatu persoalan yang dipergelarkan oleh seorang aktor atau sebuah lakon yang berbicara mengenai masalah pribadi seorang tokoh saja.
3 3 Balada Sumarah adalah salah satu monolog karya Tentrem Lestari yang menyajikan kesengsaraan sebuah keluarga yang terpaksa harus kehilangan kepala keluarganya, yang diciduk oleh aparat karena dianggap terkait dengan PKI. Secara keseluruhan, monolog ini merepresentasikan perjuangan hidup seorang perempuan Jawa pasca tragedi 1965, yang harus menanggung dosa turunan dan mengalami berbagai diskriminasi yang menyebabkan terampasnya hak-hak kemanusiaan, direndahkan martabatnya, serta mengalami pemiskinan. Dalam naskah monolog Balada Sumarah diceritakan bahwa Suliman, ayah Sumarah adalah seorang kusir andong yang juga merupakan buruh pemetik kelapa, dan pembuat gula. Kepolosan dan pendidikan yang rendah membuat seseorang gampang terperdaya. Tanpa bukti yang jelas Suliman ditangkap, karena dicurigai sebagai anggota koperasi milik PKI. Konsekuensi dari penangkapan Suliman tersebut, tugas mencari nafkah diambil alih oleh Sumarah. Tokoh Sumarah digambarkan sebagai sosok perempuan yang kuat, gigih pendirian, serta terpelajar. Akan tetapi, pendidikan yang sudah ditempuh oleh Sumarah tidak mampu meningkatkan status ekonomi keluarganya. Sumarah selalu tercekal di saat hendak melamar pekerjaan, karena dianggap tidak bersih lingkungan. Akibatnya, dia harus menerima nasib menjadi buruh (pembantu, babu) sepanjang hidupnya. Berbagai tindak diskriminatif dalam hal sosial, ekonomi, dan politik, dialami Sumarah dalam monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari. Monolog Balada Sumarah ditulis pertama kali pada tahun Tahun 2004 monolog tersebut mengalami revisi, dan berhasil dimuat dalam Antologi Naskah Monolog Anti Budaya Korupsi berjudul Sphink Tripple-X bersama dua
4 4 belas naskah monolog lainnya. Antologi monolog tersebut diterbitkan secara swadaya oleh Butet Kartaradjasa, yang dibantu oleh Whani Dharmawan serta Lephen Purwaraharja, dan hanya dicetak sebanyak 1000 eksemplar, setelah itu tidak dicetak lagi. Monolog Balada Sumarah mulai dikenal khalayak setelah diterbitkan dalam antologi tersebut, dan mulai dipentaskan dalam berbagai acara (salah satunya dalam acara festival monolog) di beberapa tempat, oleh para seniman dan kelompok-kelompok teater (SMA maupun UKM-Teater di sejumlah universitas) dalam negeri. Balada Sumarah pertama kali dipentaskan oleh Luna Vidya, seorang seniman dari Papua, dalam Festival Drama Monolog DKJ (Dewan Kesenian Jakarta) di teater kecil Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, tahun Alasan pengambilan monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari sebagai objek kajian, yang pertama karena tema dan konflik yang diangkat dalam monolog tersebut masih relevan dengan keadaan sosial saat ini, terutama tentang kasus diskriminasi terhadap keluarga eks-tapol (terkait dengan pro-kontra wacana rekonsiliasi HAM). Alasan kedua, monolog Balada Sumarah mampu menjadi sarana untuk merepresentasikan kehidupan kaum proletar korban konflik sosial, yang terdiskriminasi dan memicu ketidakadilan serta kemiskinan. Alasan ketiga, peneliti ingin mengungkapkan representasi suara perlawanan kaum proletar yang selama ini terbungkam karena produk kebijakan suatu rezim. Alasan keempat, monolog Balada Sumarah merupakan salah satu monolog yang populer dalam khazanah perteateran di Indonesia, karena sering dipentaskan, bahkan pernah dipentaskan hingga ke luar negeri. Alasan lain dikarenakan, monolog Balada Sumarah merupakan salah satu naskah monolog pilihan terbaik,
5 5 yang berhasil dimuat dalam Antologi Naskah Monolog Anti Budaya Korupsi berjudul Sphink Tripple-X, meskipun hanya diterbitkan secara swadaya oleh Butet Kartaradjasa. Alasan terakhir, yaitu peneliti ingin memutus rantai kanonisasi, dengan memperkenalkan pengarang lokal, yakni Tentrem Lestari dengan karyanya berjudul monolog Balada Sumarah. Tentrem Lestari ialah pengarang monolog Balada Sumarah. Dia merupakan seorang pengajar di bidang biologi di SMA Tidar di Magelang, sekaligus seorang seniman lokal, yang tergabung dalam sebuah komunitas seni bernama Mendut Institut, serta menjadi pegiat Festival Kilometer Nol Borobudur di kabupaten Magelang-Yogyakarta. Sebagai seniman, ia senantiasa konsisten merepresentasikan kegelisahan batinnya dengan menulis naskah drama. Selain naskah monolog Balada Sumarah, dia juga menulis naskah-naskah lain yang masih bertema tentang permasalahan perempuan di antaranya: Perempuan Diperbatasan, Pintu-Pintu Tan Ayu, dan Layung Sore, namun belum terpublikasikan secara massal. Penelitian ini difokuskan pada persoalan diskriminasi terhadap perempuan yang terjadi dalam monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari. Diskriminasi yang terjadi dipicu oleh ketimpangan posisi dalam strata sosial, stereotyping, dan kebijakan negara yang represif terutama terkait dengan PKI. Kasus diskriminasi yang dialami oleh Sumarah memicu ketidakadilan di pelbagai bidang. Bentuk ketidakadilan tersebut termanifestasi dalam lima hal, yakni marjinalisasi atau peminggiran, subordinasi atau penomorduaan, pelabelan negatif (stereotyping), kekerasan (secara fisik maupun mental), serta beban kerja berlebih (Fakih, 1996:12).
6 6 Selain berusaha mengungkap tentang masalah diskriminasi yang merupakan kasus pelanggaran HAM, penelitian ini bertujuan untuk menelusuri bentuk-bentuk perlawanan yang dilakukan oleh perempuan (Sumarah), atas tindak diskriminatif yang dialaminya. Bentuk-bentuk perlawanan tersebut terepresentasi melalui narasi gugatan dalam cakapan-cakapannya dalam monolog tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti memilih kritik sastra feminis sebagai alat untuk menganalisis monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari. Kritik sastra feminis dipilih karena cukup relevan dengan permasalahan dalam penelitian ini, yakni tentang diskriminasi terhadap perempuan yang memicu ketidakadilan. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penelitian ini diberi judul Diskriminasi Terhadap Perempuan dalam Monolog Balada Sumarah Karya Tentrem Lestari: Kritik Sastra Feminis. B. Pembatasan Masalah Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah agar penelitian tetap fokus dan jelas. Secara lebih rinci, pembatasan masalah dalam penelitian ini meliputi bentuk diskriminasi yang memicu ketidakadilan, yang terjadi dan dialami oleh perempuan dalam naskah, serta bentuk perlawanan yang dilakukan oleh perempuan atas tindak diskriminatif yang dialaminya dalam monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari.
7 7 C. Rumusan Masalah Sesuai dengan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana bentuk diskriminasi terhadap perempuan yang terjadi dalam monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari? 2. Bagaimana bentuk perlawanan perempuan atas tindak diskriminatif yang dialaminya dalam monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk diskriminasi terhadap perempuan yang terjadi dalam monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari. 2. Mendeskripsikan bentuk perlawanan yang dilakukan oleh perempuan atas tindak diskriminatif yang dialaminya dalam monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari. E. Manfaat Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian, tentunya memiliki manfaat. Manfaat-manfaat tersebut antara lain: 1. Manfaat Teoretis a. Menambah pengetahuan tentang pemakaian teori-teori feminis dalam penelitian sastra.
8 8 b. Sebagai bahan acuan dalam memahami karya sastra, terutama yang bergenre naskah drama, dengan menggunakan pendekatan kritik feminis. c. Mengisi kekurangan pengkajian terhadap karya sastra di Indonesia, khususnya penelitian di bidang studi sastra dengan menggunakan pendekatan feminis, terhadap naskah drama karya pengarang perempuan. d. Memberi sumbangan yang bermakna bagi perkembangan studi kritik sastra di Indonesia, khususnya program sarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Manfaat Praktis Penelitian terhadap monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam dunia kesusasteraan Indonesia yang terkait dengan kritik sastra feminis, khususnya tentang problematika yang dialami oleh perempuan bukan hanya masalah gender semata, melainkan persoalan kemanusiaan akibat dari konflik dan status sosial di masyarakat yang memicu diskriminasi, pelanggaran HAM, ketidakadilan, serta kemiskinan. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat, khususnya perempuan untuk melawan segala bentuk ketidakadilan, dan menghimbau agar sesama WNI dapat saling menghargai HAM tiap-tiap individu, sehingga tragedi pelanggaran HAM di masa lalu tidak terulang kembali. Di sisi lain, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bahwa karya sastra utamanya naskah drama, merupakan media paling jujur untuk bersuara dan kaya akan problematika yang dikemas secara artistik dan metaforik.
9 9 F. Sistematika Penulisan Dalam sebuah penelitian, sistematika sangat penting sebagai pedoman penelitian yang akan memberikan gambaran mengenai langkah-langkah penelitian sekaligus permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian, sehingga memudahkan pemahaman secara menyeluruh dari penelitian tersebut. Sistematika penulisan ini akan dibagi sebagai berikut. Bab I Pendahuluan. Pendahuluan berisi uraian mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang mendeskripsikan berbagai hal yang menunjukkan pemahaman tentang permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian. Pemaparan latar belakang masalah berisi tentang narasi pengungkapan atau penyampaian masalah yang berkaitan dengan topik penelitian, yakni tentang latar belakang terjadinya diskriminasi, yang memicu ketidakadilan terutama dialami oleh perempuan di Indonesia. Dalam latar belakang masalah juga menjelaskan tentang hal-hal yang menjadi pertimbangan peneliti memilih monolog Balada Sumarah sebagai objek penelitian, dan alasan memilih kritik sastra feminis untuk menganalisis Balada Sumarah karya Tentrem Lestari. Rumusan masalah berisi pertanyaan yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian. Pokok permasalahan dalam penelitian ini terkait dengan bentuk diskriminasi, yang terjadi dan dialami oleh perempuan dalam monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari, serta bentuk perlawanan yang dilakukan oleh perempuan atas tindak diskriminatif yang dialaminya dalam naskah tersebut. Tujuan penelitian merupakan pernyataan dari rumusan masalah. Manfaat penelitian menjelaskan manfaat teoritis dan manfaat praktis dari penelitian.
10 10 Bab II Kajian Pustaka dan Kerangka Pikir. Kajian pustaka berisi uraian tentang hasil penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu meliputi, penelitian-penelitian hasil aplikasi teori feminis dalam menganalisis karya sastra di beberapa universitas di Indonesia. Selain itu, kajian pustaka berisi pula hasil penelusuran terkait sumber data penelitian ini, yakni monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari. Pada sub-bab landasan teori, memaparkan mengenai teori-teori yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian, yang berfungsi untuk mengupas dan menyelesaikan permasalahan yang ada, yaitu feminisme dan kemanusiaan yang lebih menitikberatkan pada persoalan diskriminasi yang memicu ketidakadilan terhadap perempuan melalui kritik sastra feminis. Kerangka pikir berisi, penggambaran mengenai alur pemikiran peneliti untuk menyelesaikan permasalahan dengan analisis yang komprehensif. Bab III Metode Penelitian. Metode penelitian terdiri dari jenis penelitian, pendekatan, sumber data dan data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisis data, dan prosedur penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pendekatan berisi pendekatan kritik sastra feminis yang digunakan dalam penelitian. Sumber data dan data berisi mengenai data yang lengkap, benar, dan sahih yang digunakan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data berisi mengenai cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Teknik pengolahan data berisi mengenai tahapan-tahapan dalam mengolah data. Tehnik analisis data berisi mengenai cara menganalisis data yang ada serta alasan teknik itu dipilih dalam penelitian. Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang sistematis yang harus ditempuh dalam melaksanakan penelitian.
11 11 Bab IV Analisis Data. Analisis data berisi tentang penjabaran mengenai representasi ketidakadilan terhadap perempuan sebagai akibat langsung dari diskriminasi, yang terjadi dalam monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari. Bentuk ketidakadilan tersebut termanifestasi dalam lima kategori yaitu marjinalisasi, subordinasi, pelabelan negatif (stereotyping), bentuk kekerasan fisik dan psikologis, serta beban kerja berlebih. Pada bab ini juga dipaparkan mengenai bentuk perlawanan yang dilakukan oleh perempuan yaitu Sumarah, sebagai respon atas ketidakadilan yang dialaminya dalam naskah tersebut. Bab V Penutup. Penutup berisi tentang simpulan dan saran dari penelitian. Simpulan merupakan hasil temuan penelitian dan merupakan jawaban dari rumusan masalah. Saran berisi tentang masukan yang diberikan oleh peneliti berdasarkan analisis data. Saran juga mengindikasikan tentang pemantapan hasil penelitian yang ingin dicapai dan pengembangan penelitian lebih lanjut yang ditujukan pada pembuat kebijakan, pengguna hasil penelitian, dan peneliti lain yang berminat untuk mengembangkan penelitian sejenis. Penelitian ini dilengkapi referensi berupa buku-buku yang tercantum dalam daftar pustaka. Penelitian ini juga dilengkapi lampiran yang berupa teks naskah drama monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari.
12
BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Sumarah karya Tentrem Lestari dapat diambil simpulan sebagai berikut.
digilib.uns.ac.id 84 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap monolog Balada Sumarah karya Tentrem Lestari dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Bentuk-bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sarana bagi seorang pengarang untuk menyampaikan suatu pemikiran atau gagasan berdasarkan problem-problem sosial yang terjadi di lingkungan
Lebih terperinciDISKRIMINASI TERHADAP PEREMPUAN DALAM MONOLOG BALADA SUMARAH KARYA TENTREM LESTARI: Kritik Sastra Feminis
DISKRIMINASI TERHADAP PEREMPUAN DALAM MONOLOG BALADA SUMARAH KARYA TENTREM LESTARI: Kritik Sastra Feminis SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada semua masyarakat (Chamamah-Soeratno dalam Jabrohim, 2003:9). Karya sastra merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Nikmawati yang berjudul Perlawanan Tokoh Terhadap Diskriminasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai karya sastra, novel muncul sebagai sebuah representasi atau pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun lalu. Penelitian terhadap karya sastra penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini. Terjadinya ketidakadilan gender kiranya dapat dipicu oleh masih kuatnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan tentang perempuan pada saat ini masih menjadi perbincangan yang aktual dan tidak ada habisnya. Permasalahan berkaitan dengan perempuan seperti yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan menjadi salah satu objek pembahasan yang menarik di dalam karya sastra. Perempuan bahkan terkadang menjadi ikon nilai komersil penjualan karya sastra. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketoprak adalah teater yang amat populer di Jawa Tengah khususnya Yogyakarta ini dan berusia cukup tua. Sekurang-kurangnya embrio teater ini sudah muncul, meskipun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir melalui pengarang-pengarang yang cerdas di kalangan masyarakat.sastra muncul karena pengaruh dari zaman ke zaman, mulai dari sastra lama kemudian
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 5.1.1 Struktur Naskah Pertja Objek penelitian yang digunakan dalam kajian skripsi ini adalah naskah drama yang berjudul Pertja karya Benjon atau Benny Yohanes. Lakon
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui berbagai kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai lingkungan fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengetahui pandangan budaya dalam suatu masyarakat, tidak hanya didapatkan dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang bersangkutan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bagian ini peneliti membahas mengenai (1) metode penelitian, (2) sumber data, (3) tekhnik penelitian, (4) pedoman analisis karya sastra, dan (5) langkah-langkah penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam masyarakat. Kehidupan sosial, kehidupan individu, hingga keadaan psikologi tokoh tergambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra pada dasarnya adalah seni bahasa. Perbedaan seni sastra dengan cabang seni-seni yang lain terletak pada mediumnya yaitu bahasa. Seni lukis menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreatif penulis yang berisi potret kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dinikmati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puisi antara lain Oidipus, Hamlet, Mahabaratha, Ramayana, dan sebagainya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra dari berbagai macam karya sastra yang ada. Dalam perkembangannya, puisi mengalami pasang surut sesuai pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati dan dipahami serta dimanfaatkan oleh masyarakat pembaca. Karya sastra memberikan kesenangan dan pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra diciptakan untuk dinikmati, dihayati, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Luxemburg (1989:6) mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat umumnya memahami wacana sebagai perbincangan terkait topik tertentu.
Lebih terperinciDISKRIMINASI DALAM MONOLOG BALADA SUMARAH KARYA TENTREM LESTARI: Kritik Sastra Feminis
DISKRIMINASI DALAM MONOLOG BALADA SUMARAH KARYA TENTREM LESTARI: Kritik Sastra Feminis Wahyuning Wulandari C0208057 Program Studi Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK Artikel ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajinasi yang tinggi, yang terbukti dari karya-karyanya yang menarik dan banyak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abidah El Khalieqy (AEK) adalah pengarang yang kreatif, memiliki daya imajinasi yang tinggi, yang terbukti dari karya-karyanya yang menarik dan banyak pembacanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan oleh masyarakat kadang-kadang masih dianggap sebagai manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan tidak lebih penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menggambarkan jiwa masyarakat. Karya sastra sebagai interpretasi kehidupan, melukiskan perilaku kehidupan manusia yang terjadi dalam masyarakat. Segala
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan imajinasi pengarang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian dinikmati oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat masih terkungkung oleh tradisi gender, bahkan sejak masih kecil. Gender hadir di dalam pergaulan, percakapan, dan sering juga menjadi akar perselisihan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan pengarang dan psikologi isi hatinya, yang diiringi dengan daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil perpaduan estetis antara keadaan lingkungan pengarang dan psikologi isi hatinya, yang diiringi dengan daya kreativitas yang tinggi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra memuat perilaku manusia melalui karakter tokoh-tokoh cerita. Hadirnya tokoh dalam suatu karya dapat menghidupkan cerita dalam karya sastra. Keberadaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai monolog Marsinah Menggugat sudah dilakukan sebelumnya oleh peneliti terdahulu. Penelitian terdahulu
Lebih terperinciBAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK
BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK Di dalam UUD 1945 Bab XA tentang Hak Asasi Manusia, pada dasarnya telah dicantumkan hak-hak yang dimiliki oleh setiap orang atau warga negara. Pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. PenelitianTerdahulu Peneliti melakukan studi pustaka guna mengetahui kajian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian ini. Penelusuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto dalam
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. historisnya, dipersoalkan oleh pemeluk agama, serta
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Praktik poligami dalam bentuk tindakan-tindakan seksual pada perempuan dan keluarga dekatnya telah lama terjadi dan menjadi tradisi masyarakat tertentu di belahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat. Kesenian adalah ekspresi seseorang untuk berhubungan dengan orang lain (Sumardjo, 1992:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan implementasi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mencerdaskan bangsa. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keyakinan pengarang. Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang dan menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang, dan keyakinan pengarang. Karya sastra lahir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil ciptaan dan kreativitas pengarang yang menggambarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan dan kreativitas pengarang yang menggambarkan segala peristiwa yang dialami masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pengarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Drama merupakan karya yang memiliki dua dimensi karakter (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran atau seni pertunjukan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia adalah mempertinggi kemahiran siswa dalam menggunakan bahasa meliputi kemahiran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi fisik yang lebih lemah dan dikenal lembut sering menjadi alasan untuk menempatkan kaum perempuan dalam posisi yang lebih rendah dari lakilaki. Secara
Lebih terperinciMENCEGAH DISKRIMINASI DALAM PERATURAN DAERAH
MENCEGAH DISKRIMINASI DALAM PERATURAN DAERAH (Mengenal Pedoman Pengujian Kebijakan Konstitusional) Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Disampaikan dalam Workshop Perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan keadaan sosial masyarakat baik secara langsung maupun tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu bentuk kreativitas pengarang yang di dalamnya mengandung ungkapan perasaan dan pikiran pengarang yang bersumber dari realitas kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kesastraan mengenal prosa sebagai salah satu genre sastra di samping genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastrawan itu sendiri adalah anggota masyarakat, ia terikat
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, suatu metode analisis dengan penguraian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra hadir sebagai wujud nyata hasil imajinasi dari seorang penulis. Penciptaan suatu karya sastra bermula dari pengalaman batin pengarang yang dikontruksikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan karya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lajang karya Ayu Utami ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Strategi Penelitian Jenis penelitian dalam mengkaji novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegigihan adalah semangat pantang menyerah yang harus dimiliki untuk mencapai kesuksesan. Setiap manusia harus dapat membiasakan diri melihat setiap masalah yang muncul
Lebih terperinciBAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI
BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK Diskriminasi merupakan bentuk ketidakadilan. Pasal 1 ayat 3 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, menjelaskan bahwa pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan
Lebih terperinci2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pernikahan merupakan hal yang dicita-citakan dan didambakan oleh setiap orang, karena dengan pernikahan adalah awal dibangunnya sebuah rumah tangga dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati
Lebih terperinciBAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK
BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk (multi-ethnic society). Kesadaran akan kemajemukan tersebut sebenarnya telah ada sebelum kemerdekaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil cipta yang mengungkapkan pribadi manusia berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu gambaran konkret yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang. Adapun proses kreatif itu berasal dari pengalaman pengarang sebagai manusia yang hidup di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung dari perubahan sosial yang melatarbelakanginya (Ratna, 2007: 81). Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah sistem semiotik terbuka, karya dengan demikian tidak memiliki kualitas estetis intrinsik secara tetap, melainkan selalu berubah tergantung dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membuat karya sastra berangkat dari fenomena-fenomena sosial, politik, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra diciptakan oleh pengarang dalam beberapa alasan yaitu proses berpikir secara imajinatif, fiktif, kontemplasi dan mengenai realita yang terjadi di masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebuah imitasi. Karya sastra merupakan bentuk dari hasil sebuah kreativitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata-mata sebuah imitasi. Karya sastra merupakan bentuk dari hasil sebuah kreativitas imajinatif, pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi menyampaikan ide-ide atau gagasan-gagasan seorang penulis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah karya imajinatif seorang pengarang. Hal ini sesuai dengan ungkapan Wallek dan Austin Warren (1989:3) bahwa karya sastra adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus informasi dan teknologi yang canggih yang menuntut masyarakat untuk lebih berperan aktif
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Penelitian ini juga disimpulkan dalam level teks dan gambar, level produksi teks, dan level penonton, yaitu : 1) Level teks dan gambar Film 7 hati 7 cinta 7 wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam hal ini lembaga pendidikan merupakan institusi yang dipandang paling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembentukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas bukanlah proses yang mudah dan cepat tetapi diperlukan sarana yang tepat serta waktu yang tepat. Dalam hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama
1 BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama yang akan diajarkan. Keempat aspek keterampilan tersebut ialah menyimak, berbicara,
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ( 2005:588), konsep didefenisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan kehadiran orang lain. Tanpa kehadiran orang lain ia merasa kurang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, secara langsung maupun tidak langsung membutuhkan kehadiran orang lain. Tanpa kehadiran orang lain ia merasa kurang berarti,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL. Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TELAAH KONSEPTUAL 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang perempuan etnis Tionghoa muslim belum pernah ditulis di penelitian-penelitian di Kajian Wanita Universitas Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bermacam-macam, seperti politik, keyakinan agama, rasisme dan ideologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kekerasan terhadap sesama manusia telah memiliki sumber atau alasan yang bermacam-macam, seperti politik, keyakinan agama, rasisme dan ideologi gender. Salah satu sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana tidak hanya dipandang sebagai pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan, tetapi juga sebagai bentuk dari praktik sosial. Dalam hal ini, wacana adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam berekspresi dapat diwujudkan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan sebuah karya sastra baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buruh adalah salah satu bagian sosial dari bangsa yang seharusnya dianggap penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa. Opini masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengalami pelecehan-pelecehan yang dilakukan oleh aparat-aparat yang. beralasan dari masyarakat pada umumnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman modern ini, keberadaan kaum waria seakan penuh dengan nilai-nilai negatif dalam pribadi seseorang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Selain itu, karya sastra memberikan manfaat kepada pengarang dan pembaca
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu kreativitas manusia yang dijadikan sebagai sarana berekspresi yang di dalamnya mengandung unsur kehidupan dan keindahan. Selain itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sastra adalah sebuah media bagi pengarang untuk menuangkan ide kreatif dan imajinasinya. Dalam menciptakan sebuah karya kreatif, seorang pengarang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesetaraan antara kaum pria dan wanita dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Feminisme merupakan suatu konsep yang menggambarkan tentang kesetaraan antara kaum pria dan wanita dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan dokumen sejarah yang sangat penting, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan dokumen sejarah yang sangat penting, sehingga perlu dilestarikan dalam upaya mempertahankan eksistensi karya sastra. Dalam hal ini, karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama di hadapan Tuhan. Manusia dianugerahi akal budi dan hati nurani sehingga mampu membedakan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyutradaraan merupakan hal yang berhubungan dengan proses yang dilakukan dari awal hingga tampilnya sebuah pementasan diatas panggung. Menurut Kamus Besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang baik. Bentuk bahasa dapat dibagi dua macam, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial selalu berbahasa. Bahasa senantiasa digunakan manusia dalam komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari kehidupan manusia, yang berkaitan dengan memperjuangkan kepentingan hidup manusia. Sastra merupakan media bagi manusia untuk berkekspresi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Raydinda Nacita Ramadhani, 2015
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia politik senantiasa menjadi sorotan publik. Hal-hal yang terjadi di dunia politik kerap menimbulkan pro dan kontra. Pro dan kontra yang timbul tertuang baik dalam
Lebih terperinciKODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA
KODE ETIK KONSIL LSM INDONESIA MUKADIMAH Konsil LSM Indonesia menyadari bahwa peran untuk memperjuangkan partisipasi masyarakat dalam segala proses perubahan membutuhkan pendekatan dan pentahapan yang
Lebih terperinciPEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari
PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA Oleh: Chandra Dewi Puspitasari Pendahuluan Kekerasan terutama kekerasan dalam rumah tangga merupakan pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra sebagai sebuah ungkapan pribadi pengarang berdasarkan kreativitas/ imajinasi pengarang. Sastra juga dapat dijadikan sebagai wadah seorang pengarang untuk
Lebih terperinci