KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan"

Transkripsi

1 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. A G 1 P 0 A 0 UMUR KEHAMILAN 4 +2 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE I DI PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I SRAGEN TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh: AGUSTINA SEKAR ARUM NIM. B PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

2

3

4 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. A G 1 P 0 A 0 Umur Kehamilan 4 +2 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir D III Kebidanan sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Yunia Renny Andhikatias, S.ST, selaku Pembimbing yang telah memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis. 4. Kepala Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen, yang telah memberi ijin kepada penulis untuk mengambil data awal dan pengambilan kasus dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Seluruh Dosen dan Staff Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. iv

5 6. Bagian Perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangannya, karena keterbatasan kemampuan penulis. Maka penulis mengharapkan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi penyempurnaan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. Surakarta, Agustus 2013 Penulis v

6 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan. Kehidupan adalah sumber inspirasi luar biasa, setiap kelokan kehidupan adalah guru yang sangat berharga. Ketakutan melakukan sesuatu berarti kalah sebelum bertanding. PERSEMBAHAN Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada: 1. Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan. 2. Bapak dan Ibuku tercinta yang paling aku sayangi menjadi tumpuan hidup yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis. 3. Sahabat-sahabatku seperjuangan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 4. Almamater tercinta. vi

7

8 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta Program Studi DIII Kebidanan Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Agustina Sekar Arum B ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. A G 1 P 0 A 0 UMUR KEHAMILAN 4 +2 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE I DI PUSKESMAS SAMBUNGMACAN I SRAGEN TAHUN 2013 (xii halaman + 86 halaman + 1 gambar + 10 lampiran) INTISARI Latar Belakang: Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tergolong masih cukup tinggi yaitu mencapai 200per kelahiran hidup. Faktor yang mempengaruhi kehamilan salah satunya Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan muda sekitar 50% - 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Sambung Macan I Sragen, jumlah ibu hamil dari bulan Januari 2012 September 2012 sebanyak 162 orang. Dari jumlah tersebut, angka kejadian ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I berjumlah 14 orang (8,7%). Tujuan: Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I sesuai manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan permasalahan. Metodologi: Jenis laporan studi kasus dengan metode deskriptif, lokasi Puskesmas Sambung Macan I Sragen. Subyek studi kasus Ny. A G 1 P 0 A 0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I, waktu studi kasus pada tanggal 5 sampai 14 Mei Teknik pengambilan data antara lain data primer, meliputi pemeriksaan fisik, wawancara serta observasi dan data sekunder, meliputi studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil: Keadaan umum keadaan umum ibu membaik, mual muntah berhenti, kulit tidak kering, badan tidak lemas, nafsu makan sudah membaik dan berat badan naik 1 kg. Kesimpulan: Pada kasus Ny. A G 1 P 0 A 0 Hiperemesis Gravidarum Grade I terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek pada langkah pengkajian, meskipun terdapat sedikit kesenjangan tetapi dengan adanya penanganan yang baik dan tepat, maka klien bisa sembuh tanpa ada komplikasi. Kata kunci : Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Hiperemesis Gravidarum Grade I Kepustakaan : 34 literatur ( ) viii

9 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... CURICULUM VITAE... INTISARI... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv vi vii viii ix x xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 3 C. Tujuan Studi Kasus... 3 D. Manfaat Studi Kasus... 4 E. Keaslian Studi Kasus... 5 F. Sistematika Penulisan... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis Kehamilan... 8 ix

10 2. Hiperemesis Gravidarum Hiperemesis Gravidarum Grade I B. Teori Manajemen Kebidanan C. Data Perkembangan (SOAP) D. Landasan Hukum E. Kerangka Konsep BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Studi B. Lokasi Studi Kasus C. Subyek Studi Kasus D. Waktu Studi Kasus E. Instrumen Studi Kasus F. Teknik Pengumpulan Data G. Alat-alat yang Dibutuhkan BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus B. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka Konsep xi

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penyusunan KTI Lampiran 2. Surat Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 3. Surat Balasan dari Lahan Lampiran 4. Surat Permohonan Menjadi Pasien Lampiran 5. Surat Persetujuan Pasien Lampiran 6. Lembar Observasi Lampiran 7. Format Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Lampiran 8. SAP Gizi Ibu Hamil Lampiran 9. Leaflet Gizi Ibu Hamil Lampiran 10. SAP Tanda Bahaya Kehamilan Lampiran 11. Leaflet Tanda Bahaya Kehamilan Lampiran 12. Lembar Konsultasi xii

13 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian dan kesakitan pada wanita hamil menjadi masalah besar di Negara berkembang seperti Indonesia. Diperkirakan 15% kehamilan dapat mengalami keadaan resiko tinggi dan komplikasi obstetri, yang dapat membahayakan kehidupan ibu maupun janinnya apabila tidak ditangani dengan benar (Saifuddin, 2006). Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tergolong masih cukup tinggi yaitu mencapai 200 per kelahiran hidup. Target yang akan dicapai tahun 2015 adalah 102 orang per tahun. Untuk mewujudkan hal ini, Depkes mengembangkan program Making Pregnancy Safer (MPS) dengan program P4K yang meliputi Program Perencanaan, Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (Dinkes, 2011). AKI pada tahun 2010 di Jawa Tengah masih relatif tinggi yaitu 104 per kelahiran hidup dan diketahui bahwa AKI merupakan indikator besar sebagai penilaian daerah dalam keberhasilan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), untuk sektor kesehatan ditandai dengan turunnya angka kematian ibu dan bayi serta meningkatnya umur harapan hidup (Yuswanti, 2010). Faktor yang dapat mempengaruhi kehamilan juga dapat mempengaruhi angka kematian ibu dengan komplikasi 1

14 2 obstetri antara lain hiperemesis gravidarum, mola hidatidosa, pre-eklamsi dan eklamsi (Mansjoer, 2005). Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan muda sekitar 50% - 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Mual dan muntah terjadi pada 60% - 80% primigravida dan 40% - 60% multigravida. Hal tersebut merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan trimester I, kurang lebih dari 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu (Mansjoer, 2005). Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Sambung Macan I Sragen, jumlah ibu hamil dari bulan Januari 2012 September 2012 sebanyak 162 orang. Dari jumlah tersebut, angka kejadian ibu hamil normal berjumlah 101 orang (62,3%), ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I berjumlah 14 orang (8,7%), ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II berjumlah 4 orang (2,5%), ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade III berjumlah 3 orang (1,8%), ibu hamil dengan anemia berjumlah 10 orang (6,2%), ibu hamil dengan pre-eklamsi berjumlah 14 orang (8,7%) dan ibu hamil dengan anemia ringan berjumlah 16 orang (9,8%). Berdasarkan data di atas, angka kejadian Hiperemesis Gravidarum Grade I pada ibu hamil masih cukup tinggi, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. A G 1 P 0 A 0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung Macan I Sragen.

15 3 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. A G 1 P 0 A 0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung Macan I Sragen dengan menggunakan manajemen 7 langkah Varney?. C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen sesuai manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu: 1) Melakukan pengkajian pada ibu hamil Ny. A G 1 P 0 A 0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen. 2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan dan masalah pada ibu hamil Ny. A G 1 P 0 A 0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen. 3) Menentukan diagnosa potensial pada ibu hamil Ny. A G 1 P 0 A 0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen.

16 4 4) Mengantisipasi penanganan atas tindakan pada ibu hamil Ny. A G 1 P 0 A 0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen. 5) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. A G 1 P 0 A 0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen. 6) Melaksanakan rencana asuhan yang telah disusun pada ibu hamil Ny. A G 1 P 0 A 0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen. 7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil Ny. A G 1 P 0 A 0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen. b. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan pada ibu hamil Ny. A G 1 P 0 A 0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung Macan 1 Sragen. c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahannya pada ibu hamil Ny. A G 1 P 0 A 0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di Puskesmas Sambung Macan 1Sragen D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi Diri Sendiri Mampu menerapkan teori yang didapatkan serta memperoleh pengalaman secara langsung dalam masalah memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

17 5 2. Puskesmas Sambung Macan I Sragen Menjadi pertimbangan bagi profesi bidan dalam upaya meningkatan pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I. 3. Bagi Institusi Digunakan sebagai tambahan wacana atau referensi sehingga dapat menambah pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I. E. Keaslian Studi Kasus Karya Tulis Ilmiah dengan dengan judul asuhan kebidanan ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I pernah dilakukan oleh: 1. Oktin Nurrohmi (2007), dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ny. N dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di UPTD RSD Kota Surakarta. Studi kasus ini menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut Varney dalam mengatasi Hiperemesis Gravidarum yaitu menganjurkan ibu sebelum bangun pagi untuk duduk dahulu perlahan sebelum berdiri untuk mengurangi rasa mual dan muntah, menganjurkan untuk menghindari makan makanan yang berminyak dan berbau lemak, makan dengan porsi sedikit tapi sering, dianjurkan banyak minum dan istirahat total untuk mengurangi aktivitas. Pemberian terapi dengan Vitamin B6 (25 mg) tiap 8 jam, Vitamin B Kompleks (50 mg) tiap 8 jam, Vitamin C (50 mg) tiap 8 jam, terapi psikologi dan setelah dilakukan kunjungan

18 6 rumah 3 hari didapatkan hasil keadaan umum pasien mulai membaik dan sudah tidak merasakan mual lagi. 2. Nur aini Wahyuningtyas (2008), dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. M G 1 P 0 A 0 dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I di BPS Kurnia Sidoharjo Wonogiri. Studi kasus ini menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut Varney dalam mengatasi Hiperemesis Gravidarum Grade I yaitu menganjurkan ibu untuk makan dan minum dalam porsi kecil tapi sedikit, menganjurkan ibu untuk banyak istirahat agar mempercepat proses pemulihan keadaan umum dan menganjurkan ibu untuk tidak mengkonsumsi makanan yang berminyak. Pemberian terapi meliputi D5% 24 tpm, Vitamin B6 3 x sehari, Vitamin B Kompleks 3 x sehari, Enacur 3 x sehari dan setelah dilakukan kunjungan rumah selama 2 hari didapatkan pasien mulai membaik dan sudah tidak mual dan muntah lagi, serta pasien boleh pulang. Perbedaan studi kasus di atas dengan studi kasus yang dibuat oleh penulis terletak pada tempat, subyek, waktu dan hasil studi kasus, sedangkan persamaan dengan studi kasus ini yaitu pada asuhan ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

19 7 F. Sistematika Penulisan berikut: Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB, yaitu antara lain sebagai BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang berisi tentang tinjauan teori medis tentang kehamilan meliputi pengertian, proses kehamilan, tanda dan gejala, diagnosis banding, pemeriksaan kehamilan dan nutrisi ibu hamil, teori medis Hiperemesis Gravidarum meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi, komplikasi, tingkatan, diagnosis, pencegahan dan Hiperemesis Gravidarum Grade I yang meliputi tanda dan gejala serta penatalaksanaan. Teori asuhan kebidanan yang meliputi manajemen kebidananan 7 langkah menurut Varney, data perkembangan serta landasan hukum. BAB III METODOLOGI Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek studi kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus, teknik pengumpulan data, alat-alat yang digunakan penulis untuk pelaksanaan studi kasus.

20 8 BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang laporan kasus dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney yang terdiri dari 7 langkah yaitu: mulai dari pengkajian data, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan SOAP. Pembahasan berisi tentang kesenjangan antara teori dan praktek yang penulis temukan sewaktu pengambilan kasus dengan pendekatan asuhan kebidanan menurut Varney. BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan dirumuskan untuk menjawab tujuan penulis dan merupakan inti dari pembahasan. Saran merupakan alternatif pemecahan masalah dan anggapan kesimpulan yang berupa kesenjangan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

21 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma (Kushartanti, 2004). Menurut Faisal (2009), kehamilan adalah proses terjadinya konsepsi sampai lahirnya janin, lama kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari hari pertama haid terakhir. Sedangkan menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2004, kehamilan adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh. b. Proses Kehamilan Kehamilan dimulai dari pelepasan ovum yang terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke 14 pada siklus menstruasi normal 28 hari. Saat terjadi hubungan seksual sekitar 300 juta sperma tersimpan pada perjalanan di sepanjang uterus dan hanya seribu yang dapat mencapai tuba falopii dan bertemu dengan ovum di ampula. Banyak sperma dikeluarkan tapi hanya satu yang dapat membuahi ovum (Salmah, 2006). 9

22 10 Setelah itu membran menutup untuk mencegah masuknya sperma yang lain dan inti dari dua sel ini bersatu (Salmah, 2006). Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah perkembangan zigot. Nidasi adalah peristiwa tertanamnya atau bersarangnya sel telur yang telah dibuahi ke dalam endometrium (Kusmiyati, 2008). c. Tanda dan Gejala Kehamilan Menurut Prawirohardjo (2005), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu: 1) Tanda tidak pasti kehamilan a) Amenorea (tidak dapat haid), gejala ini penting diketahui karena wanita yang hamil tidak mengalami haid lagi dan perlu diketahui tanggal hari pertama haid terakhir untuk menentukan tuanya kehamilan. b) Nausea (enek) dan emesis (muntah), sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. c) Mengidam, terjadi pada bulan-bulan pertama dan menghilang dengan makin tuanya kehamilan. d) Mammae menjadi tegang dan membesar. e) Anoreksia (tidak ada nafsu makan). f) Sering kencing terjadi karena kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar.

23 11 2) Tanda-tanda kemungkinan hamil a) Perut membesar b) Uterus membesar c) Tanda hegar, yaitu hipertropi ismus, ismus menjadi panjang dan lunak. d) Tanda chadwick, yaitu vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah, karena pengaruh estrogen, sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan. e) Tanda piscaseck, yaitu uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut. f) Kontraksi-kontraksi kecil uterus atau Broxton hicks g) Teraba ballotement, yaitu lentingan dari bawah janin. h) Reaksi kehamilan positif. 3) Tanda pasti kehamilan a) Pada umur kehamilan 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin dapat diraba pada kehamilan lebih tua. b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar pada umur kehamilan minggu memakai Doppler. c) Pada primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada usia kehamilan 18 minggu sedangkan pada multigravida umur 16 minggu.

24 12 d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgen kerangka janin dapat dilihat. d. Diagnosis Banding Diagnosis banding kehamilan menurut Wiknjosastro (2006), adalah sebagai berikut: 1) Pseudocyesis Wanita tersebut mengaku dirinya hamil, tetapi sebenarnya tidak. Hal ini biasanya terjadi pada wanita yang ingin sekali hamil. 2) Kistoma ovarii Dapat terjadi amenorrhea, perut penderita makin besar tetapi uterusnya seperti biasa. 3) Mioma uteri Dapat menjadi amenorrhea, perut penderita makin besar uterusnya makin besar, kadang-kadang tidak merata. Akan tetapi tanda-tanda kehamilan seperti tanda Braxton-Hicks dan reaksi kehamilan negatif. e. Pemeriksaan Kehamilan Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal. Tujuan pemeriksaan antenatal adalah menyiapkan fisik dan mental ibu serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas agar sehat dan normal setelah ibu melahirkan (Masjoer, 2005).

25 13 Menurut Saifuddin (2006) kunjungan selama periode antenatal yaitu satu kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 Minggu), satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28), dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu dan sesudah minggu ke-36). f. Nutrisi Ibu Hamil Seiring pertambahan usia kandungan, kebutuhan gizi ibu hamil akan meningkat terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin berlangsung pesat terutama perkembangan otak dan susunan saraf sehingga membutuhkan asupan gizi yang optimal (Maharani, 2008). Nutrisi penting yang diperlukan selama hamil menurut Kusmiyati (2008), antara lain sebagai berikut: 1) Karbohidrat dan lemak Karbohidrat sebagai sumber zat tenaga untuk menghasilkan kalori yang dapat diperoleh dari sereal dan umbi-umbian. Kebutuhan kalori untuk orang hamil adalah 2300 kkal (Sabrina, 2008). 2) Protein Protein sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur dan kacang-kacangan (Sabrina, 2008). Ibu hamil membutuhkan tambahan protein di atas normal yaitu sebesar 20 gram/ hari. Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan

26 14 kehamilan yaitu untuk pertumbuhan janin, uterus, plasenta, selain itu untuk ibu penting untuk pertumbuhan payudara dan kenaikan sirkulasi ibu (protein plasma, hemoglobin dan lain-lain (Kusmiyati, 2008). 3) Mineral Sebagai zat pengantur dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur-sayuran (Sabrina, 2008). Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makan makanan sehari-hari yaitu buahbuahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya zat besi yang tidak bisa terpenuhi dengan makanan sehari-hari. Kebutuhan akan zat besi pada pertengah kedua kehamilan kira-kara 17 mg/ hari. Kebutuhan kalsium, umumnya terpenuhi dengan minum susu. Satu liter susu sapi mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium (Kusmiyati, 2008). 4) Vitamin Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin (Kusmiyati, 2008). Kebutuhan asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan (Sabrina, 2008).

27 15 2. Hiperemesis Gravidarum a. Pengertian Hiperemesis Gravidarum adalah mual muntah berlebihan yang sering terjadi pada kehamilan trimester I sekaligus menimbulkan gangguan aktivitas sehari - hari dan bahkan dapat membahayakan hidupnya serta merupakan gejala klinis yang memerlukan perawatan supaya tidak menyebabkan dehidrasi dan berat badan menurun (Manuaba, 2007). Menurut Prawirohardjo (2005), Hiperemesis Gravidarum adalah perasaan mual dan muntah yang disebabkan karena meningkatnya kadar hormon esterogen dan HCG, sering terjadi pada kehamilan trimester I. Sedangkan menurut Achdiat (2004), Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan (biasanya pada hamil muda) dimana penderita mengalami mual muntah yang berlebihan, sedemikian rupa sehingga mengganggu aktivitas dan kesehatan penderita secara keseluruhan. b. Etiologi Menurut Prawirohardjo (2005), etiologi Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti, tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik. Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu sebagai berikut: 1) Faktor predisposisi, yaitu antara lain primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola

28 16 hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan. 2) Faktor organik, yaitu antara lain (salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak) dan masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi ibu menurun terhadap perubahan. 3) Faktor psikologik, yaitu faktor yang memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah. c. Patofisiologi Mual dan muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun dan diuresis menurun. Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar esterogen keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormon esterogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan asam lambung. Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama disamping pengaruh hormonal. Hiperemesis Gravidarum dapat mengakibatkan cadangan

29 17 karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton dalam darah (Prawirohardjo, 2005). d. Komplikasi Hiperemesis Gravidarum Komplikasi yang dapat muncul pada kasus Hiperemesis Gravidarum antara lain Ensefalopati Wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia dan perubahan mental, serta payah hati dengan gejala timbulnya ikterus (Mansjoer, 2005). e. Tingkatan Hiperemesis Gravidarum Menurut Manuaba (2007), dengan mengetahui patofisiologi tersebut Hiperemesis Gravidarum dibagi menjadi 3 yaitu: 1) Hiperemesis Gravidarum Grade I Hiperemesis gravidarum grade I mempunyai gejala seperti: lemah, nafsu makan menurun; berat badan menurun; nyeri epigastrium; penurunan tekanan darah sistolik; lidah kering; turgor kulit kurang; dan mata cekung. 2) Hiperemesis Gravidarum Grade II Hiperemesis gravidarum grade II mempunyai gejala seperti: mual muntah hebat; keadaan umum lemah; apatis; nadi cepat dan kecil; lidah kering dan kotor; suhu badan meningkat (dehidrasi); mata cekung dan ikterik ringan; oliguria dan konstipasi; nafas bau aseton dan aseton dalam urin.

30 18 3) Hiperemesis Gravidarum Grade III Hiperemesis gravidarum grade III mempunyai gejala seperti: keadaan umum jelek; mual muntah berhenti; kesadaran menurun (somnolen hingga koma); nadi kecil, cepat dan halus; suhu badan meningkat; dehidrasi hebat; tekanan darah turun sekali; ikterus dan terjadi komplikasi fatal ensefalopati Wernicke (nistagmus, diplopia, perubahan mental). f. Diagnosis Hiperemesis Gravidarum Diagnosis Hiperemesis Gravidarum dapat ditentukan dengan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Hiperemesis Gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan (Prawirohardjo, 2005). Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien lemah, apatis sampai koma, suhu meningkat, tekanan darah turun atau tanda dehidrasi lainnya (Mansjoer, 2005). g. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum Menurut Prawirohardjo (2005), pencegahan Hiperemesis Gravidarum perlu dilaksanakan dengan memberikan informasi tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan

31 19 hilang setelah kehamilan 4 bulan. Beberapa cara untuk mencegah Hiperemesis Gravidarum antara lain: 1) Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering. 2) Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun dan dianjurkan makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. 3) Menghindari makanan yang berbau, berlemak dan berminyak. 4) Defekasi yang teratur. 5) Makan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin. 6) Menganjurkan makanan yang mengandung gula dan hindari kekurangan karbohidrat. 3. Hiperemesis Gravidarum Grade I a. Pengertian Hiperemesis Gravidarum Grade I adalah kejadian mual dan muntah yang berlebihan selama kehamilan dengan intensitas lebih sering dan durasi lebih lama daripada mual dan muntah yang biasa dialami pada trimester pertama (Varney, 2005). b. Tanda dan Gejala menurut Prawirohardjo (2005), antara lain: 1) Muntah terus menerus sehingga menimbulkan dehidrasi 2) Turgor kulit turun 3) Nafsu makan berkurang

32 20 4) Berat badan turun 5) Mata cekung dan lidah kering 6) Nadi meningkat dan tekanan darah turun 7) Nyeri epigastrum karena asam lambung meningkat 8) Tampak lemah dan lemas c. Penanganan dan Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum Grade I Penanganan Hiperemesis Gravidarum Grade I menurut Prawirohardjo (2005), antara lain adalah: 1) Obat-obatan Sedatif yang sering diberikan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B 1 dan B 6. Antihistamin juga dianjurkan seperti Dramamin avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan Antiemetik seperti Khlorpromasin. 2) Isolasi Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, cerah dan peredaran udara yang baik. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita bersedia makan. Tidak diberikan makan/ minum dan selama 24 jam. 3) Terapi psikologi Terapi psikologi pada wanita hamil yang paling utama adalah support mental. Support mental adalah bantuan atau dukungan yang diberikan kepada pasien untuk menyelesaikan masalahnya

33 21 yang berhubungan dengan batin atau pikirannya. Alasan diberikan support mental adalah karena setiap wanita hamil akan mengalami perasaan khawatir kalau-kalau akan terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir akan kehilangan kecantikannya dan khawatir ada kemungkinan bayinya tidak normal. Peran support mental pada wanita hamil ternyata sangat besar. 4) Cairan parental Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2 3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein dapat juga diberikan asam amino secara intravena. 5) Diit Diet diberikan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I. Makanan terdiri dari roti kering dan buah-buahan, semua zat gizi dikurangi, kecuali vitamin C, oleh karena itu hanya diberikan beberapa hari. Cairan tidak diberikan bersama makanan, tetapi 1 2 jam sesudahnya.

34 22 B. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengertian Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2004). Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi, langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap sehingga dapat diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi setiap langkah tersebut bisa dipecah-pecah sehingga sesuai dengan kondisi pasien (Varney, 2004). 2. Manajemen Kebidanan Tujuh Langkah Menurut Hellen Varney a. Langkah I: Pengkajian Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan pasien. Data ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan meliputi data subyektif dan data obyektif serta data penunjang. 1) Data Subyektif Data subyektif adalah data didapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak

35 23 dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent tetapi melalui suatu sistem interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2003). a) Biodata (1) Nama : Untuk mengenal dan mengetahui pasien. Nama harus jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan pelayanan. (2) Umur : Umur dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental, psikisnya belum siap dan ditulis dalam tahun. (3) Agama : Untuk memberikan motivasi dorongan moral sesuai dengan agama yang dianut. (4) Suku bangsa : Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras serta pengaruh adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari. (5) Pendidikan : Perlu dinyatakan karena tingkat pendidikan berpengaruh pada pengetahuan, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya. (6) Pekerjaan : Untuk mengetahui status ekonomi keluarga, karena dapat mempengaruhi pemenuhan gizi pasien tersebut.

36 24 (7) Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal serta mempermudah pemantauan bila diperlukan. b) Alasan datang atau keluhan utama Keluhan utama adalah mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan (Varney, 2004). Keluhan-keluhan yang muncul pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade 1 adalah muntah terus menerus sehingga menimbulkan dehidrasi, turgor kulit turun, nafsu makan berkurang, berat badan menurun, lidah kering dan tampak lemah atau lemas (Prawirohardjo, 2005). c) Data kebidanan (1) Riwayat haid Untuk mengetahui menarche, haid teratur atau tidak, siklus, sifat darah, banyaknya, lama, disminorhoe atau tidak (Wheeler, 2004) (2) Riwayat perkawinan Untuk mengetahui setatus perkawinan klien dan lamanya perkawinan (Wheeler, 2004). (3) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu (a) Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur kehamilan ibu dan hasil pemeriksaan kehamilan (Winkjosastro, 2007).

37 25 (b) Persalinan : Spontan atau lahir buatan aterm atau prematur ada perdarahan atau tidak, waktu persalinan ditolong oleh siapa dan dimana tempat melahirkan (Winkjosastro, 2007). (c) Nifas : Untuk mengetahui hasil akhir persalinan (abortus, lahir hidup, apakah dalam kesehatan yang baik) apakah terdapat komplikasi atau intervensi pada masa nifas dan apakah ibu tersebut mengetahui penyebabnya (Sujiyatini, 2009). (4) Riwayat kehamilan sekarang Riwayat kehamilan sekarang menurut Winkjosastro (2007) perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu beresiko tinggi atau tidak, meliputi: (a) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) Digunakan untuk mengetahui umur kehamilan. (b) Hari Perkiraan Lahir (HPL) Untuk mengetahui perkiraan lahir. (c) Umur Kehamilan (UK) Untuk mengetahui umur kehamilan.

38 26 (d) Keluhan-keluhan Untuk mengetahui apakah ada keluhan-keluhan pada trimester I, II, dan III (Winkjosastro, 2007). Keluhan yang muncul pada kasus ini adalah mual dan muntah yang disertai saat hamil muda (Rumdasih dkk, 2005). (e) Ante Natal Care (ANC) Mengetahui riwayat ANC, teratur atau tidak, tempat ANC, dan saat kehamilan berapa (Sujiyatini, 2009). (f) Penyuluhan yang didapat Perlu dikaji apakah klien pernah mendapatkan penyuluhan, tempat penyuluhan dan saat usia kehamilan berapa (Nursalam, 2004). (g) Imunisasi TT Perlu dikaji apakah klien pernah mendapatkan imunisasi TT (Nursalam, 2004). (h) Penggunaan obat-obatan dan jamu atau rokok Pengkajian dilakukan untuk mengetahui apakah ibu merokok, minum minuman keras/ alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan tanpa indikasi atau obat terlarang. (5) Riwayat keluarga berencana Ibu pernah atau belum pernah menjadi akseptor KB, bila pernah disebutkan alat kontrasepsi apa yang pernah dipakai

39 27 dan lamanya penggunaan, sehingga dapat diketahui jarak kehamilannya (Nursalam, 2004). (6) Riwayat kesehatan (a) Riwayat penyakit sekarang Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini (Sujiyatini, 2009). (b) Riwayat penyakit sistemik Untuk mengetahui apakah pasien menderita penyakit seperti jantung, ginjal, asma, hipatitis, DM, hipertensi dan epilepsi atau penyakit lainnya (Sujiyatini, 2009). (c) Riwayat penyakit keluarga Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis, menurun seperti jantung dan DM (Sujiyatini, 2009). (d) Riwayat keturunan kembar Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar dalam keluarga (Sujiyatini, 2009). (7) Riwayat operasi Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah dijalani (Sujiyatini, 2009).

40 28 (8) Data kebiasaan sehari-hari (a) Nutrisi Dikaji untuk menanyakan ibu hamil apakah menjalani diet khusus, bagaimana nafsu makannya, jumlah makanan, minuman, atau cairan yang masuk. Pada kasus kehamilan dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I diharapkan memberi tambahan asupan Zink dan asam folat dalam makanan (Saifuddin, 2006). Pada kasus ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I nafsu makannya menurun. (b) Eliminasi Hal ini dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAK dan BAB yang meliputi frekuensi dan kosistensi (Alimul, 2006). (c) Pola Aktivitas Dikaji untuk mengetahui apakah ibu dapat istirahat atau tidur sesuai kebutuhannya. Berapa jam ibu tidur dalam sehari dan kesulitan selama ibu melakukan istirahat. Kebutuhan tidur + 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I diharapkan untuk tidak melakukan aktivitas yang berat karena dapat menyebabkan kelelahan fisik (Henderson, 2006).

41 29 (d) Istirahat Dikaji untuk mengetahui berapa jam ibu tidur malam, dan berapa jam ibu istirahat atau tidur siang (Saifuddin, 2006). Ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I diharapkan istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, tidur siang selama 1 2 jam dan tidur malam selama 8 jam (Saifuddin, 2006). (e) Personal Hygiene Untuk mengetahui berapa kali pasien mandi, gosok gigi, keramas, ganti pakaian. Pada ibu hamil diharapkan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2 kali seminggu, ganti pakaian 2 kali sehari dan ganti pembalut setidaknya 2 kali sehari (Wiknjosastro, 2007). (f) Pola seksual Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan seksual dalam satu minggu (Manuaba, 2007). (9) Data psikososial Untuk mengetahui respon ibu terhadap kondisi yang dialaminya yaitu mengalami mual dan muntah pada waktu hamil muda, dan wanita mengalami banyak perubahan emosi atau psikologis selama masa hamil, sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu (Ambarwati, 2008).

42 30 (10) Kebiasaan sosial budaya Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada masa hamil, misalnya pada kebiasaan pantangan makanan (Ambarwati, 2008). 2) Data Obyektif Data obyektif adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2003). a) Pemeriksaan Umum (1) Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan umum apakah baik, sedang dan jelek (Prihardjo, 2007). Pada kasus Hiperemesis Gravidarum keadaan umum ibu sedang (Manuaba, 2007). (2) Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat kesadaran, yaitu composmentis, apatis atau somnolen (Alimul, 2006). Pada kasus Hiperemesis Gravidarum kesadaran ibu composmentis (Manuaba, 2007). (3) Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dan hipotensi. Batas normalnya 120/ 80 mmhg (Wiknjosastro, 2005). Pada kasus

43 31 Hiperemesis Gravidarum Grade I terjadi penurunan tekanan darah < 100 mmhg (Manuaba, 2007). (4) Suhu : Untuk mengetahui suhu tubuh klien, memungkinkan febris atau infeksi dengan menggunakan skala derajat celcius. Suhu badan wanita hamil batas normalnya adalah 35,6 37,6 o C (Wiknjosastro, 2005). Pada kasus ini suhu badan ibu mengalami kenaikan dari batas normal (Manuaba, 2007). (5) Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam 1 menit, denyut normal 70 x/ menit sampai 88 x/ menit (Saifuddin, 2006). Pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I terjadi peningkatan nadi (Prawirohardjo, 2005). (6) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang dihitung dalam 1 menit, batas normalnya x/ menit (Saifuddin, 2006).

44 32 (7) Tinggi badan : Untuk mengetahui tinggi badan ibu (Nursalam, 2003). (8) Berat badan : Untuk mengetahui berat badan ibu, malnutrisi atau tidak. Malnutrisi dapat mempengaruhi keadaan gizi janin dalam uterus, peningkatan BB pada trimester I adalah 1 kg, pada trimester II adalah 2 kg dan pada trimester III adalah 6 kg (Wiknjosastro, 2007). Pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I terjadi penurunan berat badan (Prawirohardjo, 2005). b) Pemeriksaan Sistematis Pemeriksaan sistematis yaitu pemeriksaan dengan melihat klien dari ujung rambut sampai ujung kaki (Nursalam, 2003), meliputi: (1) Kepala (a) Rambut : Meliputi warna mudah rontok atau tidak dan kebersihannya. (b) Muka : Untuk mengetahui apakah asimetri atau tidak, muka pucat atau tidak, ada oedema dan cloasma gravidarum atau tidak (Prawirohardjo, 2005).

45 33 (c) Mata : Untuk mengetahui apakah konjungtiva pucat atau tidak, sklera pucat atau tidak, mata cekung atau tidak (Alimul, 2006). Pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I matanya cekung (Prawirohardjo, 2005). (d) Hidung : Bagaimana kebersihannya, ada polip atau tidak (Alimul, 2006). (e) Telinga : Bagaimana kebersihannya, ada serumen atau tidak, besar telinga, posisi dan ketajaman pendengaran (Alimul, 2006). (f) Mulut/ lidah : Untuk mengetahui ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi, gusi berdarah atau tidak (Prawirohardjo, 2005). Pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I mulut dan lidah tampak kering (Prawirohardjo, 2005). (g) Turgor kulit : Pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I turgor kulit turun (Prawirohardjo, 2005). (2) Leher : Untuk mengetahui ada atau tidak pembesaran kelenjar tiroid, ada benjolan

46 34 atau tidak, adakah pembesaran kelenjar limfe (Alimul, 2006). (3) Dada dan axilla : Untuk mengetahui keadaan payudara, simetris atau tidak, ada benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak dan kolostrum atau ASI sudah keluar atau belum (Farrer, 2003). (4) Abdomen : Apakah ada luka bekas operasi, ada benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak (Alimul, 2006). Pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I terjadi nyeri epigastrum karena asam lambung meningkat (Prawirohardjo, 2005). (5) Ekstremitas atas dan bawah Ada cacat atau tidak oedema atau tidak terdapat varises atau tidak (Wiknjosastro, 2006). (6) Pemeriksaan khusus obstetri (lokalis) (a) Inspeksi Ukuran uterus dikaji dengan memperkirakan melalui observasi. Bidan dapat mengobservasi gerakan janin dan perubahan kulit pada abdomen (Salmah, 2006).

47 35 (b) Palpasi Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan dan jari (Nursalam, 2003). Cara pemeriksaan yang umum digunakan adalah cara Leopold yang dibagi dalam 4 tahap, yaitu: Leopold I Leopold II : Untuk mengetahui tinggi fundus uteri. : Untuk mengetahui letak punggung dan letak bagian kecil pada janin. Leopold III : Untuk mengetahui bagian apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah janin sudah atau belum masuk pintu atas panggul. Leopold IV : Untuk mengetahui apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga panggul. (c) Auskultasi Auskultasi adalah cara pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh melalui alat stetoskop (Alimul, 2006). Dengarkan bunyi jantung janin pada daerah punggung janin dengan stetoskop monoaural (Laenec) atau Doppler. Dengan stetoskop Laenec bunyi jantung

48 36 janin terdengar pada kehamilan minggu, sedangkan dengan Doppler terdengar pada kehamilan 12 minggu (Mansjoer, 2005). (d) Perkusi Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk atau membandingkan kanan - kiri pada setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara dan mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan, seperti pada reflek patella kanankiri, negatif atau positif (Prawirohardjo, 2005). c) Pemeriksaan Penunjang Dilakukan untuk mendukung menegakkan diagnosa seperti pemeriksaan laboratorium, rontgen utrasonografi dan lain-lain (Varney, 2004). Pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade I pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah pemeriksaan darah (Mansjoer, 2005). b. Langkah II: Interpretasi Data Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumus dan diagnosa tujuannya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan (Varney, 2004).

49 37 1) Diagnosa Kebidanan Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan (Varney, 2004). Pada kasus ini adalah Hiperemesis Gravidarum Grade I. Ny. X G P A umur tahun, umur kehamilan minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I. Dasar diagnosa tersebut adalah: a) Data Subyektif: (1) Ibu mengatakan mual dan muntah terus menerus. (2) Ibu mengatakan badannya lemas. (3) Ibu mengatakan tidak nafsu makan. (4) Ibu mengatakan nyeri pada lambung. (Prawirohardjo, 2005). b) Data obyektif: Menurut Prawirohardjo (2007), data obyektif meliputi: (1) Keadaan umum ibu sedang (2) Tekanan darah turun (3) Terjadi peningkatan nadi (4) Lidah kering dan kotor (5) Berat badan turun (6) Mata cekung, dan (7) Turgor kulit turun.

50 38 2) Masalah Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman pasien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien. Masalah yang sering muncul pada ibu hamil yaitu merasa cemas dan gelisah menghadapi kehamilannya, pada kasus Hiperemesis Gravidarum adalah badan lemas dan berat badan turun (Mansjoer, 2005). 3) Kebutuhan Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan analisa data (Varney, 2004). Menurut Mansjoer (2005), kebutuhan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum adalah: a) Beri penyuluhan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologi. b) Anjurkan untuk makan sedikit-sedikit tapi sering. c. Langkah III: Diagnosa Potensial Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien. Bidan diharapkan dapat bersiapsiap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi (Varney, 2004).

51 39 Menurut Prawirohardjo (2005), diagnosa potensial pada pasien dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I adalah Hiperemesis Gravidarum Grade II. d. Langkah IV: Antisipasi dan Tindakan Segera Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/ masalah potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan emergency atau segera. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney, 2004). Menurut Prawirohardjo (2005), tindakan segera yang dilakukan agar pasien dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I tidak menjadi Grade II antara lain: 1) Memberitahu ibu bahwa mual muntah merupakan gejala fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan. 2) Pemberian obat, seperti vitamin B 1, vitamin B 6 dan antihistamin. 3) Kolaborasi dengan ahli gizi. e. Langkah V: Perencanaan Tahap ini merupakan tahap penyusunan rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh dengan tepat dan berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah sebelumnya. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-

52 40 benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien (Varney, 2004). Menurut Prawirohardjo (2005), perencanaan yang diberikan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I diantaranya adalah: 1) Memberikan sedatif Phenobarbital, vitamin B 1 dan B 6, Antihistamin Dramamin avomin. Pada keadaan lebih berat diberikan Antiemetik seperti Khlorpromasin. 2) Penderita diisolasi dan disendirikan dalam kamar yang tenang, cerah dan peredaran udara yang baik. 3) Terapi psikologi pada wanita hamil yang paling utama adalah support mental. 4) Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein. 5) Diet diberikan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I. f. Langkah VI: Implementasi/ Pelaksanaan Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Yang dilaksanakan semua oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya (Varney, 2004).

53 41 Pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade I diberikan obatobatan sedative ringan seperti luminal 30 mg atau antialergi, diberikan juga antihistamin, seperti dramamin atau avomin dan obat anti mual muntah dapat diberikan vitamin B 6, B 12 dan vitamin C (Manuaba, 2007). g. Langkah VII: Evaluasi Pada langkah ini keefektifan dari asuhan yang telah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan di dalam diagnosa dan masalah. Langkah-langkah proses evaluasi umumnya merupakan pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses penatalaksanaan tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik (Varney, 2004). Adapun evaluasi dari asuhan kebidanan ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I menurut Prawirohardjo (2005), meliputi: 1) Keadaan umum ibu baik 2) Mual muntah berkurang 3) Ibu bersedia makan dan minum sedikit tapi sering 4) Nadi dan tensi ibu sudah normal

54 42 5) Berat badan ibu sudah stabil 6) Tidak terjadi Hiperemesis Gravidarum Grade II. C. Data Perkembangan (SOAP) Menurut Varney (2004), pendokumentasian data perkembangan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan menggunakan SOAP yaitu: S : Subyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. O : Obyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment. A : Assessment Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi meliputi diagnosa/ masalah serta antisipasi maslaah potensial. P : Planning Menggunakan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi berdasarkan assesment.

55 43 D. Landasan Hukum Sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan aturan atau hukum yang berlaku, sehingga penyimpangan terhadap hukum (mal praktik) dapat dihindarkan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan Hiperemesis Gravidarum, landasan hukum yang digunakan di antaranya: 1. Keputusan Menteri Kesehatan No. 900/ Menkes/ SK/ VII/ 2002 yang berisi: a. Bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu. b. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya dapat dilakukan: 1) Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya, tindakan tersebut. 2) Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli. 3) Dengan peraturan, ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarga. 4) Pada sarana kesehatan tertentu. 2. Standar 16 Standar Pelayanan Kebidanan Sebagai seorang bidan harus bisa mengenali cara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan, tujuan dari dilakukannya standar ini adalah mengenali dan melakukan tindakan secara tepat dan cepat

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang 1 BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepasnya dari

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU AKSEPTOR KB TERHADAP NY. Y DI BPS HERTATI Oleh : Rita Purnamasari Tanggal : 11 November 2011 Waktu : 10.00 WIB I. PENGKAJIAN A. IDENTITAS ISTERI SUAMI Nama : Ny. Y Tn. A Umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas dan aksebilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kualitas dan aksebilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksebilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan konseling asuhan kebidanan yang mencakup

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tingkat Pendidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau daerah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan

Lebih terperinci

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan kebidanan komprehensif merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium dan konseling. Asuhan kebidanan komprehensif

Lebih terperinci

TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL

TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL Langkah I : Pengumpulan data dasar Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIKAN KESEHATAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN Disusun Oleh : MUHAMMAD JAMAL MISHBAH 6143027 STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS S1 Keperawatan 3A Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan. menghasilkan kelahiran bayi yang sehat dan cukup bulan melalui jalan lahir,

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan. menghasilkan kelahiran bayi yang sehat dan cukup bulan melalui jalan lahir, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang sehat dan cukup bulan melalui jalan lahir, namun kadang tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. S UMUR 30 TAHUN G III P II A O DENGAN DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 I. Pengkajian Tanggal :.. Jam. Tempat :.. Nama Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya

BAB I PENDAHULUAN. tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gajala ini biasanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap Tanggal : 17 Maret 2015 pukul : 12.30 WIB Pada pemeriksaan didapatkan hasil data

Lebih terperinci

TANDA-TANDA KEHAMILAN

TANDA-TANDA KEHAMILAN Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan Kode : BD 301 Dosen : Rosmainun, M.Kes Materi: 1. Menjelaskan tentang tanda tidak pasti kehamilan 2. Menjelaskan tentang tanda kemungkinan kehamilan 3. Menjelaskan

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB IUD Ny. S P2A0 UMUR 46 TAHUN DENGAN MENORAGIA DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator keberhasilan pembangunan kesehatan. Sehingga kesehatan ibu merupakan komponen yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita pada dasarnya harus menjalankan kodrat sebagai seorang ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa mulai dari kehamilan, persalinan, nifas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan bisa saja terjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan bisa saja terjadi sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang normal dan alamiah. Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan bisa saja terjadi sebuah kondisi sehingga membuat kehamilan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan

BAB IV PEMBAHASAN. Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan BAB IV PEMBAHASAN Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan kebidanan 7 langkah varney dan asuhan kebidan SOAP, dari bab pembahasan ini membahas kesenjangan yang di temukan saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Asuhan pada masa nifas diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Varney (2006) dijelaskan bahwa Asuhan Kebidanan Komprehensif merupakan suatu tindakan pemeriksaan pada pasien yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil. Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15% menderita komplikasi berat,dengan

Lebih terperinci

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH Perawatan kehamilan & PErsalinan Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep kehamilan Tanda tanda kehamilan Tanda tanda persalinan Kriteria tempat bersalin Jenis tempat bersalin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Tanggal : 22 Maret 2016 Pukul : 10.30 WIB Data subjektif pasien Ny. T umur 50 tahun bekerja

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY T GII P 1001 TRIMESTER II DENGAN GEMELLI DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY T GII P 1001 TRIMESTER II DENGAN GEMELLI DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011 ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY T GII P 1001 TRIMESTER II DENGAN GEMELLI DI RSI NASHRUL UMMAH LAMONGAN TAHUN 2011 Siti Aisyah* Ifa Fatmawati** *Dosen Program Studi Diploma III kebidanan Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kehamilan. 2.1.1. Pengertian Kehamilan Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Poliklinik KIA Puskesmas Mojolaban, Sukoharjo. Nama Pasien : Ny. M Nama Suami : Tn. M

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. : Poliklinik KIA Puskesmas Mojolaban, Sukoharjo. Nama Pasien : Ny. M Nama Suami : Tn. M BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tanggal Masuk : 26 Maret 2013 Pukul : 09.15 WIB Tempat : Poliklinik KIA Puskesmas Mojolaban, Sukoharjo No Register : 015113 1. Pengumpulan Data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal. Indonesia, diantara negara

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI BANGSAL DAHLIA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI BANGSAL DAHLIA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN HYPEREMESIS GRAVIDARUM DI BANGSAL DAHLIA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan komprehensif adalah asuhan yang diberikan oleh bidan dari mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB yang bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH Jadwal kunjungan di rumah Manajemen ibu post partum Post partum group Jadwal Kunjungan Rumah Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan

Lebih terperinci

1. Keadaan umum : Pada klien hiperemesis gravidarum grade I keadaan umum klien lemah.

1. Keadaan umum : Pada klien hiperemesis gravidarum grade I keadaan umum klien lemah. 8. SOAP Di dalam memberikan asuhan lanjutan digunakan tujuh langkah manajemen varney, sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Sistim pendokumentasian asuhan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK minggu. dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan bahwa :

BAB V PENUTUP. kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK minggu. dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan bahwa : BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan observasi yang telah dilakukan penulis dalam asuhan kebidanan ibu hamil pada Ny. G umur 30 tahun G 3 P 2 A 0 UK 35 +1 minggu dengan letak sungsang, penulis menyimpulkan

Lebih terperinci

3.1 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana I. PENGKAJIAN A. Data Subyektif Identitas/ Biodata Anamnesa pada tanggal 23 Juni 2016 pukul 18.

3.1 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana I. PENGKAJIAN A. Data Subyektif Identitas/ Biodata Anamnesa pada tanggal 23 Juni 2016 pukul 18. 3.1 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Tempat Praktek : Bidan Nirmala Nama Mahasiswa : Yunimas Tanggal Masuk : 19 Juli 2016 Tingkat/ Semester : III/ VI I. PENGKAJIAN A. Data Subyektif Identitas/ Biodata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN TEORI

BAB II TINJUAN TEORI 6 BAB II TINJUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Hiperemesis gravidarum a. Kehamilan Kehamilan adalah proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan, sehingga menghasilkan janin yang tumbuh didalam rahim

Lebih terperinci

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGI PADA Ny J UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 2 HARI DI PUSKESMAS PATTOPAKANG TANGGAL 9 DESEMBER 2013

ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGI PADA Ny J UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 2 HARI DI PUSKESMAS PATTOPAKANG TANGGAL 9 DESEMBER 2013 ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE FISIOLOGI PADA Ny J UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU 2 HARI DI PUSKESMAS PATTOPAKANG TANGGAL 9 DESEMBER 2013 No. Register : 01.01.018 Tanggal kunjungan : 9 Desember 2013, Jam 10.20

Lebih terperinci

KALA I (tanggal, jam)

KALA I (tanggal, jam) Format Asuhan Kebidanan Persalinan Berdasarkan Managemen Kebidanan (7 Langkah Varney) ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN No/Kode Keterampilan:. No. Dokumen:. Tempat Praktek : No. Reg. : Oleh : IDENTITAS Nama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/ PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/ PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PENGUMPULAN/ PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Dari hasil anamnesa yang dilakukan kepada pasien pada tanggal 05 Maret 2014 didapatkan data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian, sering kali

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian, sering kali 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya setiap kehamilan berakhir dengan lahirnya bayi yang sempurna. Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian, sering kali perkembangan kehamilan mendapat

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tursiah, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB l PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tursiah, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB l PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh di mulai dari ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut definisi WHO, kematian maternal adalah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehamilan merupakan masa konsepsi sampai dengan lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari mulai hari pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia 359/1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) 19/1000 kelahiran hidup, dan kematian neonatal sebesar 20/1000 kelahiran hidup.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses yang kompleks. Selama masa kehamilan kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah mual dan muntah (Tiran, 2007).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mencapai kehamilan yang berkualitas harus didukung dengan adanya pelayanan antenatal care yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan klien. Kehamilan di definisikan sebagai

Lebih terperinci

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG I. PENGKAJIAN isteri (klien) Suami Nama : Ny.S Tn. H Umur : 21 Tahun 22 Tahun Agama : Islam Islam Pendidikan : SMA SMU Pekerjaan : Ibu rumah tangga Wiraswasta Suku / Bangsa : Jawa Jawa Alamat : Ngawi Ngawi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survey demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) 2012 angka kematian ibu adalah sebanyak 359 per 100.000 kelahiran hidup, rata-rata kematian ini jauh melonjak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada trimester pertama (Hutahaean, 2013). Hampir 45% wanita

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada trimester pertama (Hutahaean, 2013). Hampir 45% wanita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap ibu hamil pada trimester pertama mengalami mual dan muntah. Keadaan ini merupakan hal yang wajar dan sering terjadi pada kehamilan terutama pada trimester pertama

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT. Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT. Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** ABSTRAK ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny F GI P 00000 TRIMESTER III INPARTU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT Siti Aisyah* dan Sinta Lailiyah** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut lalage (2013) anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana tubuh memiliki sedikit sel-sel darah merah atau sel tidak dapat membawa oksigen ke berbagai organ

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DI. Pengkajian secara autoanamnesa / alloanamnesa Hari / tanggal : Jam : A. DATA SUBYEKTIF 1. Identitas pasien : - Nama : - Umur : - Pekerjaan : - Agama : - Alamat : 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu yang berasal dari kegiatan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) merupakan angka nasional. SDKI terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan cukup bulan / aterm (Nazriah, 2011). Lama kehamilan yaitu 280 hari atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan cukup bulan / aterm (Nazriah, 2011). Lama kehamilan yaitu 280 hari atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Defenisi Kehamilan adalah suatu proses pembuahan mulai dari kontrasepsi sampai dengan cukup bulan / aterm (Nazriah, 2011). Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi, karena seluruh komponen yang lain sangat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi, karena seluruh komponen yang lain sangat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi, karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. KB yang bertujuan untuk memberikan pelayanan berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. KB yang bertujuan untuk memberikan pelayanan berkualitas untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan komprehensif adalah asuhan yang diberikan oleh bidan dari mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan penggunaan KB yang bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi. keluarga sehat dan bahagia (Anggraini, 2010.h.10).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi. keluarga sehat dan bahagia (Anggraini, 2010.h.10). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan ibu merupakan komponen yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi oleh kesehatan ibu. Apabila ibu

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada generasi. mendatang. Kematian ibu menurut WHO didefinisikan sebagai kematian

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada generasi. mendatang. Kematian ibu menurut WHO didefinisikan sebagai kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Morbiditas dan mortalitas ibu hamil dan bersalin adalah masalah besar bagi suatu negara, karena kesehatan ibu hamil dan bersalin sangat menentukan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Suami 1. Pengertian Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215). Peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan ibu dan bayi merupakan salah satu tanggung jawab bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN OBSTETRI

PEMERIKSAAN OBSTETRI Nama : Inggrid Camelia Nim : 22010110110105 PEMERIKSAAN OBSTETRI PENGERTIAN Pemeriksaan obstetri meliputi banyak prosedur yang masing-masing berkaitan dengan tujuan pemeriksaan yang dilakukan. Untuk pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait kesehatan reproduksi perempuan. Pelayanan kebidanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan nutrisi alamiah bagi bayi karena mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian maternal menurut WHO (World Health Organization) seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S KEHAMILAN TRIMESTER II DENGAN HIPERTENSI GESTASIONAL. Eka Sarofah Ningsih* ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S KEHAMILAN TRIMESTER II DENGAN HIPERTENSI GESTASIONAL. Eka Sarofah Ningsih* ABSTRAK ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. S KEHAMILAN TRIMESTER II DENGAN HIPERTENSI GESTASIONAL Eka Sarofah Ningsih* *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Kehamilan adalah masa

Lebih terperinci

AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mual (nausea) dan muntah (Emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB. BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam 10.30 WIB. 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama Klien Ny. S, umur 35 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat Kalisegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara atau wilayah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara atau wilayah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau wilayah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan lahirnya janin. Lamanya hamil normal berkisar 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) terutama pada kelompok yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan Kehamilan pada ibu akan terjadi apabila terjadi pembuahan yaitu bertemunya sel telur (ovum) dan spermatozoa. Yang secara normal akan terjadi di tuba uterina. Selanjutnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Surakarta. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Surakarta. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tanggal masuk : 15 April 2013 Pukul : 10.00 WIB Tempat : Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Surakarta No. Register : 00015748 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA NY.D G1P0A0 UMUR 31 TAHUN HAMIL 37 MINGGU DENGAN ANEMIA SEDANG DI RUANG HJ.

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA NY.D G1P0A0 UMUR 31 TAHUN HAMIL 37 MINGGU DENGAN ANEMIA SEDANG DI RUANG HJ. BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA NY.D G1P0A0 UMUR 31 TAHUN HAMIL 37 MINGGU DENGAN ANEMIA SEDANG DI RUANG HJ. MAHMUDAH MAWARDI RUMAH SAKIT ISLAM NAHDLOTUL ULAMA (RSI NU) DEMAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 06.45

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik-buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian Maternal merupakan kematian seorang

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI Kustini Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Persalinan gemelli merupakan salah satu penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium sederhana dan konseling. Asuhan kebidanan

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk BAB l PENDAHULUAN A. Latar belakang Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kesehatan ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

BAB I PENDAHULUAN. proses selanjutnya. Proses kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan pemilihan metode keluarga berencana merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan berhubungan dengan kesehatan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi juga merupakan target sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan risiko yang dihadapi ibuibu selama kehamilan sampai dengan paska persalinan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan memicu perubahan- perubahan fisiologis yang sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan memicu perubahan- perubahan fisiologis yang sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan memicu perubahan- perubahan fisiologis yang sering mengaburkan diagnosis sejumlah kelainan hematologis serta pengkajian pengobatannya. Salah satu perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan angka harapan hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dan angka harapan hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Masalah Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia, antara lain angka kematian ibu, angka kematian bayi, status gizi dan angka harapan hidup. Angka

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Program Studi : D III Kebidanan Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan I (Kehamilan) Kode Mata Kuliah : KEB. 301 Semester : II (dua) SKS : 4 SKS (T : 1 SKS, P : 3 SKS) Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi mendatang. Angka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu (Prawirohardjo, 2002:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamannya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dhihitung dari hari perama haid terakhir.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR SINGKATAN... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR

Lebih terperinci

JOB SHEET. : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd : DIII Kebidanan. : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan : 3 /18 Pebruari 2016

JOB SHEET. : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd : DIII Kebidanan. : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan : 3 /18 Pebruari 2016 JOB SHEET Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Kehamilan Bobot mata kuliah : Bd. 301 Semester : II Prodi : DIII Kebidanan Pokok bahasan : Pemeriksaan Antenatal Care Pembimbing : Siti Latifah Amd, Keb Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal masa sebelum menjelang persalinan.

Lebih terperinci