BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT ANAK DI REMBUN SIWALAN PEKALONGAN
|
|
- Yenny Sri Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENGEMBANGKAN BAKAT ANAK DI REMBUN SIWALAN PEKALONGAN A. Analisis Pola Asuh Orang Tua dalam Mengembangkan Bakat Anak di Rembun Siwalan Pekalongan Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama dalam sebuah keluarga, terutama bagi anak-anak mereka. Sikap dan perilaku orang tua terhadap anak sangat berpengaruh dalam perkembangan anak, baik dari segi fisik maupun dalam segi psikis. Telah banyak usaha yang dilakukan orang tua dalam mencari dan membekali diri dalam perkembangan anak terutama untuk perkembangan bakat anak. Pola asuh adalah upaya orang tua yang diaktualisasikan terhadap penataan lingkungan fisik, lingkungan sosial internal dan eksternal, pendidikan internal dan eksternal. 1 Dan mengasuh anak adalah mendidik dan memelihara anak, seperti mengurus makanannya, pakaiannya, dan keberhasilannya dalam periode yang pertama sampai dewasa. 2 Dimana dalam pola asuh terdapat beberapa jenis, yaitu ada yang menggunakan cara demokratis yaitu pola asuh yang ditandai dengan pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak-anaknya dan kemudian anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung kepada orang tua. Dimana orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang dikehendaki 1 Moh. Sochib, Pola Asuh Orang Tua untuk Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm Maimunah Hasan, Pendidikan Anak Usia Dini (Yogyakarta: Diva Press, 2001), hlm
2 78 dan apa yang diinginkan yang terbaik bagi dirinya. Ada juga yang menggunakan cara otoriter, dimana anak-anak diatur oleh orang tua dengan aturan-aturan ketat, dan sering kali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua). Ada juga yang menggunakan cara permisif yaitu pola asuh orang tua terhadap anak sangat lemah, dimana anak diberi kelonggaran seluas-luasnya apa saja yang dikehendaki anak. Semua yang dilakukan anak adalah benar dan tidak perlu mendapat teguran, arahan, atau bimbingan. 3 Setelah peneliti melakukan penelitian dan melakukan wawancara kepada sebagian orang tua di desa Rembun, ternyata dalam mengembangkan bakat anak-anak mereka, orang tua menggunakan pola asuh yang berbedabeda dan cara yang berbeda-beda pula antara orang tua satu dengan orang tua yang lainnya. Orang tua yang menggunakan pola asuh demokratis, cenderung tidak menggunakan cara yang keras kepada ank-anaknya. Melihat kondisi zaman sekarang, realitanya saja, jika mendidik anak dengan cara keras, anak justru semakin melawan dan tidak mau menuruti apa yang dikatakan oleh orang tuanya. Oleh karena itu, hasil wawancara yang telah peneliti lakukan kepada orang tua di desa Rembun yang menggunakan pola asuh demokratis jawabannya sangat beraneka ragam, salah satunya yaitu ibu AT, beliau menerapkan pola asuh demokratis kepada anaknya ini karena harapan beliau bahwa dengan menggunakan pola asuh demokratis ini, yang penting anak mau dan bisa menuruti apa yang beliau katakan, terutama dalam mendidik bakat yang dimiliki anak beliau. Beliau selalu menasehati kepada anaknya 3 Agus Wibowo, Pendidikan Karakter (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 116.
3 79 untuk bisa mengkondisikan waktu dengan sebaik-baiknya. 4 Selanjutnya ibu MH, beliau menerapkan pola asuh demokratis karena beliau mengerti betul kondisi anaknya. Kalau anak yang usia masih duduk di bangku kelas VI, jika dididik dengan cara yang kasar, anak pasti akan melawan dengan orang tuanya. Kemudian juga terkait bakat yang dimiliki anak beliau, beliau juga menerapkan kepada anak beliau untuk sebisa mungkin meluangkan waktunya untuk tetap rutin belajar walaupun itu setengah atau satu jam dalam sehari. 5 Selanjutnya ibu MM, beliau juga menerapkan pola asuh yang demokratis, karena menurut beliau kalau mengasuh atau mendidik anak dengan cara yang keras, anak justru tidak akan menuruti dan mendengarkan perkataan orang tuanya dan justru menjadikan anak stress serta trauma dimasa tuanya nanti. 6 Kemudian ibu DZ, beliau juga sama menerapkan pola asuh yang demokratis, karena beliau tahu karakter anaknya, jadi dalam memberikan pengasuhan, beliau tetap memberikan pantauan dan motivasi dengan baik kepada anaknya supaya anaknya berhasil untuk kedepannya, baik dalam bidang akademik maupun non akademik, terutama untuk bakat yang dimiliki anaknya. 7 Orang tua di desa Rembun yang lain yang juga menerapkan pola asuh demokratis yaitu ibu DK, ibu MF, ibu AY, dan ibu MN. Selain pola asuh demokratis, ada juga orang tua yang juga menerapkan pola asuh otoriter kepada anak-anaknya. Dimana pada pola asuh ini orang tua menerapkan adanya aturan-aturan yang ketat dan bersifat keras, 4 AT, Orang tua anak kelas VI, Wawancara Pribadi, desa Rembun, 5 Mei MH, Orang tua anak kelas VI, Wawancara Pribadi, desa Rembun, 19 Mei MM, Orang tua anak kelas VI, Wawancara Pribadi, desa Rembun, 19 Mei DZ, Orang tua anak kelas VI, Wawancara Pribadi, desa Rembun, 5 Mei 2015.
4 80 dalam artian bahwa orang tua menginginkan anaknya itu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang tuanya dan memaksa anak itu berperilaku seperti dirinya. Orang tua di desa Rembun yang menggunakan pola asuh otoriter ini yaitu ibu MY, beliau menerapkan pola asuh otoriter kepada anaknya itu karena orang tua tersebut sebenarnya memiliki tujuan dan harapan sendiri untuk anaknya di masa depan yaitu supaya anaknya itu menjadi seseorang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang tuanya, yakni menjadi anak yang benar terutama pintar dalam hal agama, karena ibu MY mengatakan sendiri kepada peneliti kalau beliau sangat senang dan bangga sekali kalau anaknya itu bisa pintar dalam hal agama. Oleh sebab itu, beliau menarapkan pola asuh yang otoriter ini karena beliau benar-benar ingin menggembeleng anaknya agar pintar dalam hal agamnya. 8 Hal yang sama juga diterapkan oleh ibu AN, beliau juga menerapkan pola asuh yang otoriter. Setelah peneliti amati secara tidak langsung dalam kesehariannya, beliau menerapkan pola asuh otoriter itu karena memang karakter ibu AN sendiri yaitu termasuk dalam kategori ibu yang mudah sekali marah dan keras kepada anaknya. Kadang ibu AN sendiri sering sekali memarahi anaknya kalau anaknya tidak menuruti apa yang dikatakan ibunya. 9 Selanjutnya untuk pola asuh permisif, dari wawancara yang peneliti lakukan kepada orang tua di desa Rembun, ternyata orang tua di desa Rembun ini tidak ada yang menerapkan pola asuh permisif, justru dari 8 MY, Orang tua anak kelas VI, Wawancara Pribadi, desa Rembun, 31 Mei AN, Orang tua anak kelas IV, Wawancara Pribadi, desa Rembun, 14 Mei 2015.
5 81 sebagian besar yang peneliti lakukan dan mewawancarai orang tua di desa Rembun ini kebanyakan orang tua menerapkan pola asuh yang demokratis. Dari analisis tersebut bisa disimpulkan bahwa pola asuh orang tua di desa Rembun yang diberikan kepada anak-anak mereka beraneka ragam, yaitu ada yang menggunakan pola asuh demokratis ada juga yang menggunakan pola asuh otoriter, dimana dalam dua pola asuh ini, para orang tua mempunyai cara tersendiri dalam mendidik anak-anak mereka terkait perkembangan bakat anak mereka. Sehingga cara pengasuhan orang tua di desa Rembun kepada anak mereka baik pola asuh demokratis atau pun pola asuh otoriter, beliau sama-sama mendukung bakat anak mereka dan mempunyai tujuan serta harapan yang baik untuk masa depannya. Sehingga apa yang orang tua harapkan bisa terwujud sesuai dengan apa yang orang tua kehendaki masing-masing. B. Analisis Perkembangan Bakat Anak di Rembun Siwalan Pekalongan Dari hasil pengamatan dan wawancara yang telah peneliti lakukan, diketahui bahwa ada beberapa bakat yang dimiliki anak di desa Rembun, yaitu adanya bakat akademik khusus (dalam pelajaran matematika), bakat seni musik, bakat menggambar, bakat kreatif dan bakat dalam bidang olah raga. Perkembangan bakat anak-anak di desa Rembun sendiri sebenarnya masih dalam kategori cukup baik. Maksudnya yaitu bakat yang dimiliki anakanak di desa Rembun masih perlu banyak latihan lagi supaya bisa menjadi lebih baik dan berkembang.
6 82 Memahami dan mengembangkan bakat anak merupakan langkah awal dalam rangka membantu anak meraih masa depan yang gemilang. Bakat anak-anak akan berhasil dan berkembang itu tidak terlepas karena adanya kerja keras, minat, keuletan, latihan-latihan dan tentunya juga adanya dorongan serta morivasi dari orang tua. Cara yang dilakukan oleh orang tua di desa Rembun sendiri dalam mengembangkan bakat anak pun beragam yaitu mulai dari memberikan motivasi kepada anak, menyediakan fasilitas untuk mengembangkan bakat anak, mencari anggota keluarga yang bisa menjadi mentor untuk membantu anak mengembangkan bakat mereka seperti mendatangkan guru privat, orang tua selalu menjalin hubungan komunikasi dengan baik kepada anak, kemudian orang tua juga selalu menanamkan optimisme kepada anak bahwa ia bisa maju di bidang bakatnya. Setelah orang tua memberikan cara tersebut, anak-anak di desa Rembun yang mempunyai bakat khusus, dalam mengembangkan bakatnya pun beraneka ragam. Seperti anak yang berbakat dalam pelajaran matematika, ia berlatih dengan guru privatnya, kemudian anak yang berbakat dalam seni musik, setiap satu minggu sekali ia berlatih kepada gurunya, selanjutnya anak yang berbakat dalam bidang olah raga, setiap satu minggu sekali juga ia latihan bersama pelatih dan juga teman-teman sebayanya, dan untuk yang berbakat dalam menggambar serta berbakat kreatif, ia melatih kemampuannya ketika ada waktu luang di rumahnya, ia selalu berkreasi sendiri dan memanfaatkan waktu luang tersebut untuk melatih dan mengembangkan bakat yang dimilikinya. Dengan adanya latihan tesebut,
7 83 bakat anak-anak sedikit demi sedikit sudah bisa berkembang dengan baik dari yang sebelum-sebelumnya. Dari analisis tersebut, bisa disimpulkan bahwa perkembangan bakat anak setelah adanya latihan dan kemauan yang keras dalam melatih bakatnya serta adanya motivasi dari orang tua, bakat yang dimiliki anak-anak di desa Rembun bisa berkembang dengan baik. Karena tanpa adanya dukungan dari orang tua dan kerja keras anaknya sendiri, tentu bakat tidak akan pernah terasah dengan baik dan tidak akan pernah berkembang dengan baik. C. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua dalam Mengembangkan Bakat Anak di Rembun Siwalan Pekalongan Dari data yang peneliti lakukan dan peneliti mewawancarai kepada sebagian orang tua di desa Rembun, faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua yang berbeda yang dikemukakan oleh orang tua di desa Rembun ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1. Faktor intenal Faktor intenal yang mempengaruhi pola asuh orang tua salah satunya yaitu adanya motivasi dari orang tua. seperti yang dikatakan oleh ibu DZ, beliau selalu memberikan motivasi kepada anaknya dalam hal pendidikan, terutama juga memberikan motivasi dalam hal agama, terlebih lagi untuk anak-anak, karena agama itu merupakan pondasi yang sangat penting dalam hidup DZ, Orang tua anak kelas VI, Wawancara Pribadi, desa Rembun, 5 Mei 2015.
8 84 Kemudian selain adanya motivasi dari orang tua, faktor internal lainnya yaitu adanya minat dari anak sendiri. Seperti yang disampaikan oleh ibu AN, dengan adanya minat dalam mengembangkan bakat yang timbul dari diri anak, orang tua tidak memaksa apa yang dilakukan anak, justru orang tua mendukung dan memberikan keluasan yang penuh kepada anak untuk hal kebaikan terutama dalam mengembangkan bakat anak Faktor eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi pola asuh orang tua salah satunya yaitu dari lingkungan keluarga, dimana keluarga merupakan pendukung pertama dan utama dalam mengembangkan bakat anak. Keluarga selalu mengarahkan, mendorong dan menyemangati serta berusaha memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh anak terkait dengan bakatnya. Seperti yang dikatakan oleh ibu MM, bahwa karena beliau ingin sekali menjadikan anaknya anak yang sholeh dan berguna bagi lingkungan masyarakat, beliau selalu memberikan pengarahan, menyemangati dan berusaha memfasilitasi apa yang dibutuhkan anak untuk melatih serta mengembangkan bakat yang dimiliki anaknya. 12 Kemudian selain dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah juga sangat mempengaruhi sekali dalam pola pengasuhan orang tua terkait dengan perkembangan bakat anak. Seperti yang disampaikan oleh ibu MH, yang mengakui betul bahwa anak beliau mempunyai daya 11 AN, Orang tua anak kelas IV, Wawancara Pribadi, desa Rembun, 14 Mei MM, Orang tua anak kelas VI, Wawancara Pribadi, desa Rembun, 19 Mei 2015.
9 85 tangkap pikir yang baik dalam hal akademik, beliau sangat mengingkinkan anaknya supaya bisa menjadi anak yang sukses dan bermanfaat baik untuk dirinya sendiri maupun untuk masyarakat. Karena hal tersebutlah, beliau akan menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Dimana ketika anak bisa melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, anak bisa lebih memperdalam lagi ilmu yang didapatnya dan bisa mengembangkan bakat yang dimilikinya untuk menjadi yang lebih baik lagi dan menjadi anak sukses dimasa yang akan datang. 13 Dari analisis tersebut bisa disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan orang tua yaitu dari faktor internal dan faktor eksternal. Dimana pada faktor internal ini, adanya minat dari diri anak untuk mengembangkan bakat yang dimilikinya, orang tua memberikan keleluasaan penuh kepada anak untuk mengembangkan bakat yang dimiliknya. Kemudian juga adanya motivasi dari orang tua untuk perkembangan bakat anak mereka. Sedangkan untuk faktor eksternalnya sendiri yaitu dari lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Kedua faktor tersebut saling berkaitan dan saling melengakapi terkait pola pengasuhan orang tua dalam mengembangkan bakat anak. 13 MH, Orang tua anak kelas VI, Wawancara Pribadi, desa Rembun, 19 Mei 2015.
BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR
BAB IV ANALISIS PERANAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PENYESUAIAN SOSIAL ANAK DI DESA WONOSARI KECAMATAN KARANGANYAR Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab tiga, maka akan dilakukan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK AL-KARIMAH DI LINGKUNGAN KELUARGA TIDAK MAMPU DESA BULAKPELEM KEC. SRAGI KAB.
BAB IV ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA DALAM PEMBELAJARAN AKHLAK AL-KARIMAH DI LINGKUNGAN KELUARGA TIDAK MAMPU DESA BULAKPELEM KEC. SRAGI KAB. PEKALONGAN A. Analisis Profil Keluarga Tidak Mampu Masyarakat
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG
BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara dan observasi, mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam setiap kehidupan manusia. Setiap manusia membutuhkan pendidikan. Dalam pendidikan diajarkan berbagai ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki banyak tujuan dalam kehidupan, salah satunya adalah untuk menciptakan manusia yang mandiri. Seperti yang tertera dalam Undang undang Republik
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Musisi jalanan yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. begitu saja terjadi sendiri secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa anak merupakan masa yang menyenangkan, karena sebagian besar waktunya untuk bermain. Anak dapat berkembang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pendidikan, sebab seseorang tidak bisa dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Pada masa ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang mana merupakan wujud cinta kasih sayang kedua orang tua. Orang tua harus membantu merangsang anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil terbentuk oleh ikatan dua orang dewasa yang berlainan jenis kelamin, wanita dan pria serta anak-anak yang mereka lahirkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga anak usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya
Lebih terperinciHAYAT NUR ISNAINI JUNIARTI,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karakter setiap anak merupakan cerminan lingkungan yang melekat pada anak tersebut. Lingkungan yang dimaksud yaitu lingkungan masyarakatnya dan paling penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu fenomena yang ada akhir-akhir ini yang sangat memprihatinkan adalah bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun masal sudah merupakan berita harian di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk perilaku sosial anak menjadi lebih baik dan berakhlak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas dan kewajiban orang tua bukan hanya memberikan kewajiban secara jasmani anak melainkan juga secara rohani yaitu dengan memberikan pendidikan akhlak yang baik,yaitu
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI ANAK UNTUK BERSEKOLAH DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG
Irma Rostiani, Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi Anak untuk Bersekolah HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MOTIVASI ANAK UNTUK BERSEKOLAH DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah, menyebutkan bahwa jenis kegiatan yang dapat dilakukan dalam pendidikan luar sekolah sebagai suatu sub sistem pendidikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
107 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah membahas teori maupun hasil temuan penelitian dari lapangan, maka akan ditarik kesimpulan yang dapat digunakan sebagai saran untuk penelitian selanjutnya. Adapun
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2
PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh: LILIS SUHARYANI A.520085055
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam pasal 1, butir 14 bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan akademik (kognitif) saja namun juga harus diseimbangkan dengan kecerdasan emosional, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini sering disebut anak prasekolah, memiliki masa peka dalam perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespons
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni serta menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi perkembangan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, maka pemerintah berupaya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
100 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan selama hampir dua bulan di Sekolah Dasar Negeri 2. Pada bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah, bagaimana guru mengajar, berperilaku dan bersikap memiliki pengaruh terhadap siswanya (Syah, 2006). Biasanya,
Lebih terperinciKreatifitas, Pengakuan dan Pengayaan Rangsangan Pada Anak (3)
Kreatifitas, Pengakuan dan Pengayaan Rangsangan Pada Anak (3) Seorang bapak menanyakan bagaimana mengembangkan kreatifitas anak sehingga orang tua mampu mendukung perkembangan anak tidak semata-mata menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan anugerah terindah yang diberikan Allah kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga bisa menjadi sebuah impian setiap orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seseorang yang terlahir ke dunia pada dasarnya dalam keadaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seseorang yang terlahir ke dunia pada dasarnya dalam keadaan belum mengetahui apa-apa. Individu yang baru dilahirkan bagai seonggok daging, hanya sebagai makhluk biologis
Lebih terperinciMa ruf Mushthafa Zurayq, Sukses Mendidik Anak, Serambi, Jakarta, 2003, hlm. 17.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak sangat tergantung pada adanya kerjasama yang baik antara sekolah di satu pihak dan orang tua di pihak yang lain. Dengan cara inilah kita dapat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MENUMBUHKAN MINAT ANAK MEMBACA AL-QUR AN. A. Analisis Minat Anak Membaca Al-Qur an di TPQ Nurul Afkar
BAB IV ANALISIS MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MENUMBUHKAN MINAT ANAK MEMBACA AL-QUR AN Atas dasar hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab tiga, maka akan dilakukan analisis secara simultan terhadap
Lebih terperinciPOLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO
POLA ASUH ORANG TUA PADA REMAJA YANG MEMILIKI PERILAKU MEROKOK DI SMPN I MOJOANYAR JABON MOJOKERTO Sri Sudarsih Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI Mojokerto Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lembaga yang paling penting dalam membentuk kepribadian anak. Esensi pendidikan merupakan tanggung jawab keluarga, sedangkan sekolah hanya
Lebih terperinci2015 KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD KELAS III
BAB I A. Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Pada jaman sekarang ini manusia dituntut untuk tidak hanya cerdas dalam intelektual, tapi dituntut juga untuk berkarakter, sebab karakter sebagai kepribadian
Lebih terperinciTUGAS DISKUSI MATA KULIAH KOMUNIKASI PENDIDIKAN
TUGAS DISKUSI MATA KULIAH KOMUNIKASI PENDIDIKAN PROBLEM-PROBLEM KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN PAI Dosen Pengampu: Muh. Syamsudin, S. Ag, M. Pd. Oleh: Rafiq Ridho Aziz Hasan Akhmad Khotami Antika Nurunni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah makhluk sosial juga seperti orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan kemampuannya, karena anak lahir dengan segala kelemahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan belajar terhadap siswa-siswa berinteligensi tinggi semakin meningkat, hal ini ditandai dengan munculnya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dimana seorang individu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dimana seorang individu pertama kalinya memulai kehidupan, bahkan dalam keluarga pula pada umumnya seseorang mengakhiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mandiri, disiplin dalam mengatur waktu, dan melaksanakan kegiatan belajar yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua sekolah menghendaki siswanya belajar optimal untuk mencapai prestasi tinggi. Tuntutan belajar tersebut mengharuskan siswa untuk belajar lebih mandiri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan untuk terbawa arus adalah remaja. Remaja memiliki karakteristik tersendiri yang unik, yaitu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN
BAB IV ANALISIS PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP BIMBINGAN BELAJAR BAGI ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA SASTRODIRJAN KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Persepsi Orang Tua terhadap Bimbingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan terbatas dalam belajar (limitless caoacity to learn ) yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Hakikat pendidikan anak usia dini, secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik intelegensi, bakat, minat, kreativitas, kematang emosi, kepribadian,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Prestasi Belajar Siswa dengan Pola Asuh Otoriter. Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa yang mengalami
BAB V PEMBAHASAN A. Prestasi Belajar Siswa dengan Pola Asuh Otoriter Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa yang mengalami kecenderungan pola asuh otoriter sebanyak 16 orang diperoleh hasil skor minimum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Formal Ibu 1. Pengertian Ibu Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada pada diri anaknya dalam hal mengasuh, membimbing dan mengawasi
Lebih terperinciprestasi saat ini siswa cenderung dituntut oleh pihak sekolah untuk memenuhi target pencapaian prestasi, sehingga mereka cenderung jenuh terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seseorang dikatakan memasuki usia remaja yaitu saat berusia 12-21 tahun (Aromdani, 2008). Remaja terbagi dalam beberapa tingkatan, salah satunya adalah remaja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil wawancara, dokumentasi dan observasi atau pengamatan langsung terhadap problematika penanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan dari pembinaan kesiswaan Pasal 1 (a) Mengembangkan potensi siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekstrakurikuler di Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu bentuk pembinaan kesiswaan. Berdasarkan Permendiknas No 39 Tahun 2008 tujuan dari pembinaan kesiswaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya serta menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Seorang anak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemandirian sangat penting dalam kehidupan seseorang, karena dengan kemandirian anak bisa menjadi lebih bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhannya serta
Lebih terperinciBAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA
BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA 4.1. Faktor Penghambat dan Pendukung dalam Proses Bimbingan
Lebih terperinciPROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG
PROFIL AISYIYAH BOARDING SCHOOL BANDUNG Jl. Terusan Rancagoong II No. 1 Gumuruh, Bandung-Jawa Barat Telp. 022-7313774 e-mail : absbandung@gmail.com Website : www.absbandung.sch.id Profil Aisyiyah Boarding
Lebih terperinciV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Informan pertama bernama Prayoga yang usianya 17 tahun. Informan memeluk
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Informan 1. Informan I Informan pertama bernama Prayoga yang usianya 17 tahun. Informan memeluk agama Islam dan bersuku Jawa, informan sekarang duduk di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak usia dini merupakan individu yang sedang mengalami proses perkembangan secara pesat. Dalam lima tahun pertama, seorang anak mempunyai potensi yang sangat besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. seseorang dalam hidup bermasyarakat dan sebagai prasyarat kehidupan. Pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat dan sebagai prasyarat kehidupan. Pada dasarnya manusia telah melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi di dalam keluarga (pendidikan informal), sekolah (pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, proses pendidikan dapat terjadi dalam banyak situasi sosial yang menjadi ruang lingkup kehidupan manusia. Secara garis besar proses pendidikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIK
BAB II LANDASAN TEORITIK 2.1. Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan gabungan dari prestasi belajar dan pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi. Prestasi dalam buku Kamus Besar Bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah berkembang ditengah pesatnya kemajuan zaman. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN
BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN A. Analisis Tujuan Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga Nelayan di Desa Pecakaran Kec. Wonokerto.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,
BAB V PEMBAHASAN Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan
Lebih terperinciHUBUNGAN PARENTING SKILL DALAM MELATIH DISIPLIN ANAK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA di SD YIMA Bondowoso. Kalsum, Festa Yumpi & Iin Ervina
HUBUNGAN PARENTING SKILL DALAM MELATIH DISIPLIN ANAK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA di SD YIMA Bondowoso Kalsum, Festa Yumpi & Iin Ervina Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember Abstrak Dalam
Lebih terperinciPERANAN ORANGTUA DALAM MENANAMKAN DISIPLIN ANAK USIA DINI. DAMAIWATY RAY Dosen PG PAUD FIP Unimed
PERANAN ORANGTUA DALAM MENANAMKAN DISIPLIN ANAK USIA DINI DAMAIWATY RAY Dosen PG PAUD FIP Unimed Email : damaiwaty@gmail.com ABSTRAK Salah satu aspek yang penting yang harus di bentuk dan dikembangkan
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
2 BAB 2 DATA DAN ANALISA Produk utama yang akan dibuat berbentuk sebuah game interaktif untuk anak anak. Game tersebut mengajarkan sekaligus mendidik anak anak mulai dari usia 7-9 tahun mengenai sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak dapat dikatakan sebagai masa yang penting dalam pertumbuhan. Pada masa ini mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, menanggapi dan belajar
Lebih terperinciUpaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R.
Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R. Guna menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 dan berbagai dinamika kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EMOSI DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK KELOMPOK B RAUDHATUL ATHFAL DI KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN
PERKEMBANGAN EMOSI DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA PADA ANAK KELOMPOK B RAUDHATUL ATHFAL DI KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2014/2015 Artikel Publikasi Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN SENI BUDAYA
KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN SENI BUDAYA Kompetensi Menguasai karakteristik peserta didik darmengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata aspek fisik, moral, spiritual, sosial, pelajaran
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI & REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI & REKOMENDASI 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tersebut, didapat kesimpulan sebagai berikut : Pertama, karakteristik keluarga TKW yang menjadi responden penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keahlian tertentu sesuai dengan jurusan masing-masing. SMK menyiapkan serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk pendidikan menengah dari pendidikan umum. Sebagai satuan pendidikan, SMK selain memberi pengetahuan
Lebih terperinciPrioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan
PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 2025 (UU No 17 Tahun 2007) antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menanamkan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai moral guna. sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetensi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia
Lebih terperinciKISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN SENI BUDAYA
KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN SENI BUDAYA Inti Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Menguasai karakteristik
Lebih terperinciYuk Parenting Ala Anti Mainstream!
Parenting merupakan suatu perjalanan dalam membentuk ikatan yang sangat bernilai antara orang tua dan anak. Sangatlah penting untuk mengerti kebutuhan dan keunikan anak dan tidak sekedar mengikuti tren
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhannya. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang paling mutlak dimiliki oleh semua orang. Pendidikan akan menjadi penentu agar bangsa kita dapat berkembang secara optimal. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak jalanan di Indonesia mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun belakangan. Seseorang bisa dikatakan anak jalanan apabila berumur dibawah 18 tahun, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk kehidupan bermasyarakat.
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI (KARAKTER) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENANAMAN NILAI (KARAKTER) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena (American Dictionary). Strategi yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diharapkan oleh kelompok sosial, serta merupakan masa pencarian identitas untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa yang penuh konflik, karena masa ini adalah periode perubahan dimana terjadi perubahan tubuh, pola perilaku dan peran yang diharapkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial; mereka tidak dapat hidup sendiri dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial; mereka tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang lain. Sejak manusia dilahirkan, manusia sudah membutuhkan kasih sayang,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. rata diberi tugas untuk membantu kesulitan temannya untuk membantu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.2 Metode Pembelajaran Tutor Sebaya Tutor sebaya adalah siswa dikelas tertentu yang memiliki kemampuan diatas rata rata diberi tugas untuk membantu kesulitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional mengamanatkan negara menjamin hak dasar setiap warga negara terhadap pemenuhan kebutuhan pendidikan serta pengembangan diri dan memperoleh
Lebih terperinciMENYONGSONG PERUBAHAN
MENYONGSONG PERUBAHAN Modul ke: 06Fakultas Yusman, EKONOMI dan BISNIS 1. Pengertian Perubahan 2. Pengertian Adaptasi 3. Menyiapkan Diri Menyongsong Perubahan 4. Berpikir Kreatif SE., MM. Program Studi
Lebih terperinciABSTRAK. Pengaruh Pola Asuh Permisif Terhadap Perilaku Sosial Anak Di KelompokB1 PAUD Kartika XX-32 Palu. Ainur Istiqomah 1
Pengaruh Pola Asuh Permisif Terhadap Perilaku Sosial Anak Di KelompokB1 PAUD Kartika XX-32 Palu Ainur Istiqomah 1 ABSTRAK Masalah dalam tulisan ini adalah perilaku sosial anak belum berkembang sesuai harapan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kelompok teman sebaya memiliki kedudukan yang penting bagi siswa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelompok teman sebaya memiliki kedudukan yang penting bagi siswa sekolah dasar. Sejumlah penelitian menunjukkan baik atau buruknya hubungan antara siswa dengan
Lebih terperinciBAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT. dalam pesantren, pendidikan sangat berhubungan erat dengan
BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT Dalam pendidikan yang berkenaan dengan perkembangan dan perubahan pada santri dalam pesantren, pendidikan sangat berhubungan erat dengan pengetahuan, sikap, kepercayaan,
Lebih terperinciMEMBENTUK BUAH HATI MENJADI PRIBADI TANGGUH DAN PERCAYA DIRI
MEMBENTUK BUAH HATI MENJADI PRIBADI TANGGUH DAN PERCAYA DIRI Banyak hal penting yang harus diperhatikan semua orang tua dalam mendampingi tumbuh kembang anaknya. Masa kanak-kanak adalah masa pertumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tepat untuk perkembangan anak. organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan (maturation) yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti ini tidak menutup kemungkinan anak akan lebih mudah mendapat informasi dari luar melalui media apapun. Hal yang penting yang perlu diingat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan mengalami perubahan-perubahan bertahap dalam hidupnya. Sepanjang rentang kehidupannya tersebut,
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :
POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) : 1. Konsep dasar bimbingan dan konseling pribadi - sosial : a. Keterkaitan diri dengan lingkungan sosial b. Pengertian BK pribadi- sosial c. Urgensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan tempat awal kontak anak dalam anggota keluarga (ibu dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keluarga merupakan tempat awal kontak anak dalam anggota keluarga (ibu dan bapak) sehingga keluarga mempunyai peranan yang sangat penting bagi proses sosialisasi anak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dan berpotensi tinggi untuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG
BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. intelektualnya (IQ), namun juga ditentukan oleh bagaimana seseorang dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecerdasan seseorang tidak hanya dilihat dari kecerdasan intelektualnya (IQ), namun juga ditentukan oleh bagaimana seseorang dapat mengelola emosionalnya. Kecerdasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat, juga guna meningkatkan mutu dan relevansi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial anak. Hurlock (1993: 250) berpendapat bahwa perkembangan sosial
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah perkembangan (developmental) merupakan bagian dari masalah psikologi. Masalah ini menitik beratkan pada pemahaman dan proses dasar serta dinamika perilaku
Lebih terperinciBAB II BIMBINGAN KONSELING DAN KEDISIPLINAN
BAB II BIMBINGAN KONSELING DAN KEDISIPLINAN A. Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling a. Pengertian Bimbingan Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata Guidance
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan sangat penting untuk menjamin perkembangan kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sangat penting untuk menjamin perkembangan kelangsungan kehidupan bangsa, hal ini tidak lepas dari peran seorang guru. Guru memiliki peran
Lebih terperinci