TRACER STUDY PROFIL SOSIAL INTELEKTUAL ALUMNI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TRACER STUDY PROFIL SOSIAL INTELEKTUAL ALUMNI"

Transkripsi

1 TRACER STUDY PROFIL SOSIAL INTELEKTUAL ALUMNI PROGRAM MAGISTER FITK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENELITIAN KELOMPOK OLEH Dr. Fahriany, M.Pd Dr. Jejen Musfah, MA Azkia Muharom Albantani, S.Pd.I FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

2 LEMBAR PENGESAHAN Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengesahkan penelitian berjudul: "Profil Sosial Intelektual Alumni Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta" telah dilaksanakan oleh: Peneliti: Dr. Fahriany, M.Pd Dr. Jejen Musfah, MA Azkia Muharom Albantani, S.Pd.I Mengesahkan Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Dra. Nurlena, MA., Ph.D. NIP FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 ii

3 ABSTRAK PROFIL SOSIAL INTELEKTUAL ALUMNI PROGRAM MAGISTER FITK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan gambaran profil sosial intelektual (termasuk prestasi); mengungkapkan tingkat keterserapan dan kontribusi sosial-profesional; menjelaskan mobilitas sosial intelektual alumni Program Magister FITK dalam melanjutkan studi ke jenjang doktor, menganalisis pembentukan jaringan (networking) dan pemberdayaan Program Magister yang belum dapat dilakkan secara optimal; dan menjelaskan serta merumuskan harapan dan pemikiran alumni terhadap kemajuan Program Magister FITK di masa yang akan datang. Penelitian ini mengambil populasi dari alumni Program Magister tiga tahun terakhir angkatan ( ) dengan sampel sebanyak 100% dari populasi yaitu 25 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik pengambilan secara acak (random sampling) dengan teknik snowballing (bola salju menggelinding), dalam arti: memilih seorang responden secara acak dari setiap angkatan lalu digelindingkan pada teman seangkatan yang dikenalnya, dan tentu saja yang mudah dijangkau dalam penyebaran angket. Selain itu pengumpulan data juga diambil dari dokumentasi alumni Program Magister, studi teks (literatur) dan juga melalui pengamatan terhadap kiprah alumni di masyarakat. Dari hasil penelitian ini didapat bahwa alumni PBA memperlihatkan mobilitas sosial dan intelektual yang cukup tinggi. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa mobilitas intelektual alumni PBA tinggi, terbukti terdapat alumni melanjutkan studi ke jenjang S3. Hasil penelitian juga menunjukan beberapa rumusan dari harapan yang dikemukakan oleh para alumni Program Magister untuk kemajuan Program Magister FITK di masa mendatang antara lain perlunya perhatian khusus terhadap kurikulum yang terkait erat dengan dunia kerja dan kebutuhan masyarakat, peningkatan manajemen Program Magister dari segala aspek, peningkatan SDM, melengkapi sarana prasarana, memperluas jaringan kerjasama dan memperkaya calon lulusan Program Magister dengan berbagai soft skill yang diperlukan untuk menunjang mereka di dunia kerja nantinya. iii

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah Azz wa Jall yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayat-nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah Muahmmad SAW. Sehubungan dengan telah selesainya penulisan penelitian yang berjudul Profil Sosial Intelektual Alumni Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini kami menyampaikan terima kasih: pertama, kepada Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk mengadakan penelitian. Kedua, kepada semua pihak yang telah membantu penelitian kami ini. Tanpa bantuan segenap pihak di atas, tentunya penelitian ini tidak akan terlaksana. Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkap profil sosial intelektual alumni Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, tentu saja masih jauh dari kesempunaan, karena berbagai keterbatasan yang ada. Namun demikian semoga penilitian ini dapat memberikan kontribusi yang positif kepada Program Magister khususnya dan dunia pendidikan umumnya. Guna penyempurnaan penelitian ini kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan. Jakarta, 30 Nopember 2014 Tim Peneliti iv

5 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAS ISI...v BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Masalah Penelitian Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penilitian... 6 BAB II : KAJIAN TEORI A. Kerangka Teori Standarisasi Sistem Pendidikan Tinggi Relevansi Pendidikan Tinggi: Link & Match Akreditasi Prodi dan Profil Lulusan Alumni dan Mobilitas Sosial Intelektual...15 B. Kerangka Konseptual...19 BAB III : METODOLOGI A. Sumber Data...21 B. Pendekatan Penelitian...21 C. Ruang Lingkup Penelitian...22 D. Populasi dan Sampel...22 E. Teknik Pengumpulan Data...23 v

6 F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data...23 G. Waktu dan Tempat Penelitian...24 H. Teknik Penulisan dan Penyajian Hasil Penelitian...24 BAB IV : HASIL PENELITIAN A. Riwayat Pendidikan dan Pekerjaan Latar Belakang dan Jalur Masuk Program Magister Peningkatan Kualitas dan Kualifikasi Akademik- Lulusan Program Magister Harapan Tempat Bekerja Setelah Lulus Program Magister Pengalaman Bekerja Proses Mendapatkan Pekerjaan Jenis Institusi Tempat Bekerja Kesesuaian Pekerjaan dengan Harapan Kepuasan Terhadap Pekerjaan Pertimbangan Memilih Pekerjaan Penghasilan Rata-rata Lulusan Program Magister Kebutuhan Instansi Tempat Kerja Terhadap Lulusan...33 B. Relevansi dan Kontribusi Pekerjaan dengan Pendidikan Kesesuaian Pekerjaan dengan Bidang Ilmu yang Dipelajari Kontribusi Pengalaman Pembelajaran dalam Dunia Kerja...34 C. Kompetensi dan Daya Saing Lulusan Program Magister Kompetensi Lulusan yang Dikuasai Saat Baru Lulus Kompetensi yang Dibutuhkan dalam Pekerjaan Daya Saing dengan Lulusan Perguruan Tinggi Lain...38 D. Usulan Responden untuk Kemajuan Program Magister Kurikulum Dosen Manajemen Sarana dan Prasarana...40 vi

7 5. Jaringan dan Kerjasama Profil Program Magister yang Diharapkan Soft Skill untuk Calon Lulusan yang Diperlukan...42 E. Pembahasan...42 BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan...47 B. Rekomendasi...48 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan alumni merupakan bagian integral dari institusi pendidikan, termasuk Program Magister Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta yang terdiri dari Prodi S2 Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Bahasa Arab. Melalui profil alumni (lulusan), masyarakat menilai dan membuktikan kualitas sebuah institusi pendidikan. Melalui kiprah dan kontribusi alumni pula, citra dan masa depan perguruan tinggi dipertaruhkan. Keberadaan, kontribusi dan peran alumni Program Magister sangat penting dilacak dan didata karena beberapa alasan berikut. Pertama, keberhasilan alumni di masyarakat adalah keberhasilan Program Magister dan Fakultas; kegagalan mereka juga tidak dapat dilepaskan dari kegagalan Program Magister dan Fakultas. Dengan mengetahui kisah sukses dan kisah gagal mereka di tengahtengah masyarakat, Program Magister akan mendapat informasi, masukan dan motivasi untuk lebih dapat meningkatkan kinerjanya, sehingga dapat mempersiapkan calon lulusan secara lebih professional dan lebih berbasis kebutuhan atau tuntutan masyarakat. Kedua, ukuran tercapai atau tidaknya visi dan misi Program Magister dapat dilihat pada keberhasilan alumni dalam mengembangkan profesinya di masyarakat, terutama di lembaga pendidikan. Program Magister FITK telah merumuskan visi masing-masing prodi sebagai berikut, 1) Prodi S2 PBI: Mewujudkan Program Magister Pendidikan Bahasa Inggris sebagai Program Studi berbasis riset yang unggul di tingkat nasional pada tahun ) Prodi S2 PBA: Terwujudnya program studi S2 berbasis riset dan ICT yang profesional, unggul, dan kompetitif dalam pengembangan pendidikan bahasa Arab 1 Lihat Tim Penyusun, Buku 3A, Borang Akreditasi Prodi S2 PBI, (Jakarta: Prodi S2 PBI FITK, 2013), h. 1. 1

9 2 tingkat nasional pada ) Prodi S2 PAI: Terwujudnya Prodi PAI sebagai lembaga yang unggul dan terdepan dalam pengembangan serta penyebarluasan keilmuan PAI pada tingkat nasional maupun internasional tahun Visi-visi tersebut mengharuskan Program Magister untuk tidak hanya memberi layanan prima dalam bidang akademik dan kemahasiswaan, sehingga dapat mempersiapkan calon lulusan yang sesuai dengan profil lulusan yang dicitacitakan oleh FITK: Unggul, Kompetitif, dan Profesional. Hal ini berarti bahwa lulusan FITK, termasuk Program Magister, harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional, sehingga menjadi lulusan yang unggul, kompetitif, dan professional dalam berkarir, mengembangkan ilmu pengetahuan yang ditekuninya, dan dalam memberdayakan masyarakat. Kecuali empat kompetensi tersebut, lulusan Program Magister diharapkkan mampu menjadi peneliti yang handal. Ketiga, BAN PT Kemendiknas mengamanahkan perlunya dilakukan Tracer Study dalam salah satu standar penilaian borang akreditasi Jurusan/Prodi adalah profil mahasiswa dan alumni. Dalam hal ini, eksistensi alumni mendapat porsi tersediri (keberadaan alumni, kinerja, kontribusi, himpunan/jaringan alumni dan sebagainya). Menurut BAN PT, efektivitas Pendidikan Tinggi dicerminkan dengan tersedianya sejumlah masukan, proses dan suasana yang diperlukan dalam proses pendidikan serta produk kegiatan akademik seperti: (1) Kemahasiswaan, (2) Kurikulum, (3) Sistem pembelajaran, (4) Penelitian, publikasi, karya inovatif lainnya, (5) Pengabdian kepada masyarakat, (6) Sistem Penjaminan Mutu, (7) Suasana akademik, (8) Lulusan, dan (9) Mutu Program Studi. 4 2 Tim Penyusun, Buku 3A, Borang Akreditasi Prodi S2 PBA, (Jakarta: Prodi S2 PBA FITK, 2013), h ), h Tim Penyusun, Buku 3A, Borang Akreditasi Prodi S2 PAI, (Jakarta: Prodi S2 PAI FITK, 4 Lihat Ban PT Kemendiknas, Konsep Akreditasi, diakses dari diakses pada 12 Oktober 2011.

10 3 Keempat, keberadaan database alumni Program Magister merupakan sebuah kemestian untuk Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSPED/PDPT) baik bagi Program Magister maupun bagi FITK. Namun, hingga kini database tersebut belum lengkap dan belum memadai. Dengan kata lain, penelusuran alumni sebagai bagian tak terpisahkan dari database Program Magister menjadi sangat urgen untuk dilengkapi dan disistematisasikan berbasis riset. Oleh karena itu, penelitian dalam rangka pendataan dan pemetaan profil sosial-intelektual alumni Program Magister FITK ini menjadi sangat penting dalam rangka menunjang persiapan pengisian borang akreditasi dan peningkatan kualitas lulusan di masa mendatang. Baik pengelola Program Magister maupun lulusannya dan masyarakat mempunyai kontribusi sinergis-mutualistik dalam meningkatkan profil lulusan. Dengan penelusuran dan pendataan lulusan, Program Magister dipastikan tidak kehilangan jejak dan kiprah alumninya, selain dapat memastikan mobilitas sosial intelektual mereka di tengah-tengah masyarakat. Pada saat yang sama, Program Magister dapat melakukan analisis kebutuhan (needs assessment) terhadap calon lulusan mendatang, dan merumuskan profil lulusan secara lebih dinamis. Perumusan profil lulusan atau alumni menjadi sangat penting bagi Program Magister, tidak hanya untuk pembentukan citra positif (image building) prodi, melainkan juga untuk promosi (daya tarik calon peminat/mahasiswa) sekaligus motivasi bagi para mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan untuk memproses diri menjadi lulusan berprestasi unggul dan kompetitif dalam bursa kerja di masyarakat. 5 5 Sekedar perbandingan, Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merumuskan profil lulusannya sebagai berikut: (1) Memiliki integritas sebagai tenaga guru yang memiliki kecerdasan intelektual dan kearifan sosial yang berdimensi moralitas, (2) Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas sebagai guru pada rumpun pengetahuan sosial yang menguasai materi sesuai dengan bidang ilmu sosial dan ekonomi yang terampil melaksanakan proses pembelajaran, (3) Memiliki kemampuan meneliti bidang keilmuan dan pembelajaran, (4) Memiliki keterampilan untuk menerapkan ilmu dan keahliannya dalam bidang kehidupan masyarakat, dan (5) Memiliki kemampuan dan keterampilan tambahan untuk bekerja di luar bidang keguruan.

11 4 Selain itu, penting pula diketahui eksistensi dan kontribusi sosial intelektual mereka. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alumni Program Magister memberikan layanan pendidikan dan sosial (pengabdian pada masyarakat tempat mereka tinggal). Apakah mereka sudah memberikan kontribusi positif dan optimal bagi masyarakat? Atas dasar pemikiran dan data awal faktual tersebut, Tim Peneliti menilai penting dilakukan Tracer Study tentang Profil Sosial Intelektual Alumni Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah a. Alumni yang dihasilkan oleh Program Magister dalam 3 tahun terakhir sudah terdapat 25 orang. Mereka belum terdata dan belum diberdayakan secara optimal. b. Keberadaan IKALUIN dan organisasi/himpunan alumni belum berperan dan berfungsi efektif, bahkan tidak semua alumni mengenal lembaga tersebut. c. Tindak lanjut pembekalan alumni sebelum mereka diwisuda dalam bentuk partisipasi dalam wadah organisasi alumni belum berjalan secara efektif. Demikian pula, kontribusi alumni terhadap almamater juga baru sebatas acara tertentu saja, seperti: seminar dan pelatihan. Padahal alumni adalah aset Program Magister yang perlu dirawat dan diberdayakan. d. Alumni juga belum sepenuhnya memperlihatkan komitmen intelektual untuk berkontribusi mempromosikan dan memajukan lembaga (Program Magister) dengan agenda-agenda progresif tertentu. e. Peta persebaran dan kiprah (profesi) alumni belum terdata secara jelas: apakah mereka bekerja sesuai dengan bidang keahliannya atau tidak? Bagaimana pula mobilitas sosial-intelektual mereka setelah berkiprah di masyarakat?

12 5 f. Hubungan kampus/institusi pendidikan dan alumni belum terbentuk secara sinergis-mutualisme, padahal idealnya kedua belah pihak saling memberdayakan dan memperkuat jaringan kelembagaan dan keberadaan masing-masing.

13 6 2. Pembatasan Masalah a. Fokus Penelitian: (1) kesesuaian profesi yang ditekuni alumni dengan bidang keahlian Jurusan, (2) Lama masa tunggu memperoleh pekerjaan, (3) Keterserapan dan kontribusinya dalam dunia pendidikan dan sosial, (4) mobilitas sosial-intelektual dalam bentuk studi lanjut ke jenjang S3, dan (5) Prestasi alumni b. Rentang Waktu yang diteliti: alumni angkatan sebagai angkatan pertama - ketiga, karena masih mudah dilacak dan ditelusuri data dan keberadaannya. 3. Rumusan Masalah Dari identifikasi dan pembatasan masalah tersebut, permasalahan yang akan dijawab melalui penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana gambaran profil sosial intelektual (termasuk prestasi) alumni Program Magister FITK pada angkatan ? b. Bagaimana tingkat keterserapan dan kontribusi sosial-profesional alumni Program Magister pada angkatan di dunia pendidikan formal dan/atau non-formal? c. Bagaimana pula mobilitas sosial intelektual alumni Program Magister pada angkatan dalam melanjutkan studi ke jenjang doktor? d. Mengapa pembentukan jaringan (networking) dan pemberdayaan alumni Program Magister belum dapat dilakukan secara optimal? e. Apa harapan dan pemikiran alumni terhadap kemajuan Program Magister FITK di masa yang akan datang? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk sebagai berikut: a. Mendeskripsikan gambaran profil sosial intelektual (termasuk prestasi) alumni Program Magister FITK pada angkatan ;

14 7 b. Mengungkap tingkat keterserapan dan kontribusi sosial-profesional alumni Program Magister pada angkatan di dunia pendidikan formal dan/atau non-formal; c. Menjelaskan mobilitas sosial intelektual alumni Program Magister pada angkatan dalam melanjutkan studi ke jenjang doktor dan melakukan penelitian; d. Menganalisis pembentukan jaringan (networking) dan pemberdayaan alumni Program Magister yang belum dapat dilakukan secara optimal; dan e. Menjelaskan dan merumuskan harapan dan pemikiran alumni terhadap kemajuan Program Magister FITK di masa yang akan datang. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dirancang untuk dapat memberi manfaat sebagai berikut: a. Dapat menjadi bahan masukan atau bahan acuan dalam melakukan kebijakan Fakultas dan Program Magister dalam menyusun visi, misi dan tujuan serta kurikulum yang tepat guna. b. Dapat menjadi bahan masukan bagi pengembangan Fakultas dan Program Magister jangka pendek maupun jangka panjang, terutama dalam menyiapkan borang akreditasi di masa mendatang. c. Hasil penelitian ini juga berguna untuk perumusan program kerja Program Magister secara lebih responsif terhadap kebutuhan riil calon alumni karena dalam penelusuran dan daftar isian angket para responden diminta untuk memberikan usulan atau masukan untuk program kerja dan kemajuan Program Magister ke depan.

15 BAB II KAJIAN TEORI A. KERANGKA TEORI 1. Standarisasi Sistem Pendidikan Tinggi Pendidikan menempati posisi yang sangat penting pada era global ini karena investasi paling strategis adalah investasi sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan. Peran pendidikan pada era ini, antara lain, adalah menyiapkan sumber daya manusia dalam rangka memenuhi tantangan modernitas dan tuntutan global. Dari sisi inilah pendidikan dinilai sebagai upaya strategis dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidup manusia, ketika mampu mengadakan suatu perubahan yang berarti bagi kehidupan masyarakat, terutama melalui lulusannya. Dengan demikian, pendidikan harus memiliki visi dan misi yang jauh ke depan dan mempunyai orientasi yang relevan dengan dinamika perkembangan IPTEKS (ilmu pengetahuan, teknologi dan seni) dan tuntutan zaman. Dalam proses perkembangan sejarah pendidikan, manusia menciptakan bentuk-bentuk peradaban kehidupan yang bersifat dinamis. Oleh karena itu, di satu sisi, antara pendidikan dan masyarakat terjadi proses saling pengaruh mempengaruhi (interaktif), dan di sisi lain, pendidikan sebagai pendobrak terhadap keterbelakangan cita-cita masyarakat. Melalui lulusannya pendidikan memberi kontribusi penting bagi pemberdayaan dan pensejahteraan masyarakat dan bangsa. Lulusan sebuah perguruan tinggi tidak dapat dipisahkan dari standar mutu pendidikan yang telah diundang-undangkan. Mengenai mutu pendidikan ini, pasal 1 ayat 17 UU RI Nomor 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mengenai kriteria minimal standar nasional pendidikan ini terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus 7

16 8 ditingkatkan secara berencana. 1 Untuk mencapai mutu yang standar dari pendidikan itu bukan hanya unsur tenaga kependidikan; yakni dosen tetapi bagaimana pengelolaan perguruan tinggi itu atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan; yang dapat dilaksanaakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan. Badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan inilah yang harus disiapkan oleh pemerintah; sehingga mutu pendidikan itu memiliki kriteria minimal yang senantiasa harus dipenuhi oleh pengelola pendidikan, pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Strategi itu lazimnya dikaitkan dengan perubahan, sehingga menjadi strategi perubahan. Mengenai strategi mutu pendidikan berarti bagaimana mutu pendidikan itu harus dirubah dengan strategi yang tepat. Mengenai strategi perubahan itu ditujukan agar organisasi menjadi lebih efektif dalam mencapai tujuannya. 2 Dalam rangka inilah diperlukan usaha untuk merubah organisasi dengan memperhatikan berbagai faktor yang terkait. Indrawijaya mengemukakan bahwa: Usaha para manajer untuk memperbaiki atau merubah organisasi pada masa yang lampau lebih banyak dipusatkan pada perubahan : (1) subsistem teknologi; (2) subsistem manajerial; atau (3) subsistem manusia. 3 Melakukan perubahan itu memang tidak mudah, karena itu perlu disusun perencanaan yang matang, sehingga dihasilkan rencana, program dan kebijakannya secara tepat untuk selanjutnya dilakukan penerapan secara konsisten. Unsur yang dapat dirubah itu tidak selalu seluruhnya dilakukan perubahan; salah satu saja dapat dilakukan berarti telah melakukan perubahan; sebagaimana dijelaskan oleh Robbins (dalam Udaya, ) bahwa: Strategi cenderung masuk salah satu kategori dari empat kategori yang ada: manusia, struktur, teknologi, dan proses organisasi. Bahwa jika ada kekuatan yang memprakarsai perubahan, ada seseorang yang 1 Lihat Pasal 35 ayat 3 UU RI Nomor 20 Tahun M. Rosul Asmawi, Strategi Meningkatan Mutu Lulusan Perguruan Tinggi, dalam Jurnal MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 9, NO. 2, DESEMBER 2005, h Indra Wijaya dan Adam I, Perubahan dan Pengembangan Organisasi, (Bandung : Sinar Baru, 1989), h. 28.

17 9 menerima peran sebagai agen perubahan, dan telah ditetapkan apa yang harus dibuang, maka kita perlu memperhatikan bagaimana melaksanakan perubahan tersebut. Kita mulai melihat dengan langkah-langkah dalam proses perubahan tersebut. Keberhasilan perubahan membutuhkan pencairan (unfreezing) status quo, perpindahan (moving) ke keadaan yang baru, dan pembekuan kembali (refreezing) perubahan tersebut agar menjadi permanen dan lebih dinamis. Oleh karena itu, idealnya lulusan pendidikan tinggi, termasuk Program Magister FITK UIN memiliki 4 kompetensi yang diamanahkan oleh undangundang, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional, juga kemampuan meneliti. Dengan penguasaan empat kompetensi tersebut, lulusan atau alumninya menjadi lebih berdaya saing tinggi, professional, dan memiliki kontribusi yang positif bagi pengembangan karir professional dan peningkatan kualitas hidup masyarakat dan bangsa. 2. Relevansi Pendidikan Tinggi: Link & Match Sebagai usaha sistematis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka Kementerian Pendidikan Nasional telah menetapkan empat kebijakan pokok dalam bidang pendidikan, yaitu (1) pemerataan dan kesempatan; (2) relevansi pendidikan dengan pembangunan; (3) kualitas pendidikan; dan (4) efisiensi pendidikan. Khusus untuk perguruan tinggi akan lebih diutamakan membahas mengenai relevansi pendidikan dengan pembangunan yang dalam langkah pelaksanaannya dikenal dengan keterkaitan dan kesepadanan (link and match). 4 Hanya dengan pengetahuan yang mendalam tentang apa yang dibutuhkan pembangunan tersebut, pendidikan akan dapat lebih mencapai hasil sesuai dengan misi, visi dan fungsinya. Upaya menciptakan keterkaitan dan kesepadanan tersebut mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang meliputi kegiatankegiatan pendidikan (proses belajar mengajar), penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam Dharma Pendidikan, perlu dievaluasi relevansi program dan 4 M. Rosul Asmawi, Strategi Meningkatan Mutu Lulusan, h. 69

18 10 jurusan yang ada dalam kebutuhan pembangunan, dalam arti apakah sumber daya manusia yang dihasilkan dapat diserap oleh kegiatan perekonomian dan pembangunan. Sumber daya manusia sebagai salah satu faktor produksi selain sumber daya alam, modal, entrepreneur untuk menghasilkan output. Semakin tinggi kualitas sumber daya manual, maka semakin meningkat pula efisiensi dan produktivitas suatu negara. Sejarah mencatat bahwa negara yang menerapkan paradigma pembangunan berdimensi manusia telah mampu berkembang meskipun tidak memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah. Penekanan pada investasi manusia diyakini merupakan basis dalam meningkatkan produktivitas faktor produksi secara total. Tanah, tenaga kerja, modal fisik bisa saja mengalami diminishing return, namun ilmu pengetahuan tidak. Penyerapan lulusan perguruan tinggi ini sampai sekarang masih menjadi perdebatan, karena adanya perbedaan dalam pendekatan terhadap pemahaman sosok alumni. Sedikitnya ada dua pendekatan mengenai hal tersebut, yaitu: pendekatan dari dunia kerja dan pendekatan kalangan perguruan tinggi. Pendekatan pertama menyatakan bahwa lulusan perguruan tinggi tidak mampu bekerja sebagaimana yang diinginkan dunia kerja, karena keahlian yang dimiliki masih jauh dari harapan. Pendekatan ini menginginkan lulusan perguruan tinggi itu harus memiliki keterampilan kerja (skill) yang memadai dan siap untuk bekerja. Kalangan perguruan tinggi sebenarnya telah tanggap dan merespon akan hal itu, sehingga disiapkan berbagai sarana dan prasarana, seperti komputerisasi; laboratorium, bengkel kerja dan pusat data. Namun pada kenyataannya dalam membentuk keahlian itu tidaklah memadai dan tidak menyebar secara merata di setiap perguruan tinggi. 5 Pendekatan kedua menyatakan bahwa sesuai dengan tujuan pendidikan, perguruan tinggi berupaya mewujudkan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, 5 M. Rosul Asmawi, Strategi Meningkatan Mutu Lulusan, h. 69

19 11 berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 6 Kecakapan dan keterampilan kerja (skill) itu memang tidak identik, keterampilan merupakan bagian dari kecakapan yang bisa dimiliki oleh calon ekonom. Pada pendekatan kedua ini memang, tujuan pendidikan itu tidak disiapkan hanya untuk siap kerja, tetapi jauh lebih luas, yakni menyangkut pembentukan peserta didik menjadi manusia seutuhnya dan keterampilan merupakan hal yang penting yang dapat dimiliki oleh seseorang. Pendidikan sebagai suatu proses, pertama, mengenal adanya raw-input dan instrumental input. Raw input merupakan peserta didik sedangkan instrumental input terdiri dari: gedung, perpustakaan, pedoman akademik, dosen, kurikulum, metode dan lain-lain. Kedua, raw input dan instrumental input masuk dalam proses, yang ini akan memakan waktu delapan (8) semester. Ketiga, output (hasil didik) yang sesuai dengan kriteria institusi dan siap untuk masuk kedalam persaingan sumber daya manusia. Dalam hal ini, dosen merupakan instrumen yang sangat menentukan keberhasilan proses pendidikan, karena dari dosenlah transfer ilmu dilakukan kepada peserta didik. 3. Akreditasi Prodi dan Profil Lulusan Akreditasi dipahami sebagai penentuan standar mutu serta penilaian terhadap suatu lembaga pendidikan (dalam hal ini pendidikan tinggi) oleh pihak di luar lembaga pendidikan itu sendiri (Barnet, 1992). Menurut Barnet, setidaktidaknya ada empat pengertian atau konsep tentang hakikat perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai penghasil tenaga kerja yang bermutu (qualified manpower). Dalam pengertian ini pendidikan tinggi merupakan suatu proses dan mahasiswa dianggap sebagai keluaran (output) yang mempunyai nilai atau harga (value) dalam pasaran kerja, dan keberhasilan itu diukur dengan tingkat penyerapan lulusan dalam masyarakat (employment rate) dan kadang-kadang diukur juga dengan tingkat penghasilan yang mereka peroleh dalam karirnya. 6 Lihat Pasal 4 UU RI Nomor 20 Tahun 2003.

20 12 Perguruan tinggi sebagai lembaga pelatihan bagi karier peneliti. Mutu perguruan tinggi ditentukan oleh penampilan/prestasi penelitian anggota sivitas akademika. Ukuran masukan dan keluaran dihitung dengan jumlah sivitas akademika yang mendapat hadiah/penghargaan dari hasil penelitiannya (baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional), atau jumlah dana yang diterima oleh sivitas akademika dan/atau oleh lembaganya untuk kegiatan penelitian, ataupun jumlah publikasi ilmiah yang diterbitkan dalam majalah ilmiah yang diakui oleh pakar sejawat (peer group). Perguruan tinggi sebagai organisasi pengelola pendidikan yang efisien. Dalam pengertian ini perguruan tinggi dianggap baik jika dengan sumber daya dan dana yang tersedia, jumlah mahasiswa yang lewat proses pendidikannya (throughput) semakin besar. Perguruan tinggi sebagai upaya/saran memperluas, memperkaya dan meningkatkan kualitas kehidupan. Indikator sukses kelembagaan terletak pada cepatnya pertumbuhan jumlah mahasiswa dan variasi jenis program yang ditawarkan. Rasio mahasiswa-dosen yang besar dan satuan biaya pendidikan setiap mahasiswa yang rendah juga dipandang sebagai ukuran keberhasilan perguruan tinggi. Kapasitas institusi dicerminkan dalam ketersediaan dan kecukupan berbagai perangkat dasar yang diperlukan untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi, antara lain, seperti: (1) Eligibilitas, integritas, visi, misi, tujuan, dan sasaran, (2) Tata pamong (governance), (3) Sistem Pengelolaan, (4) Sumber daya manusia, (5) Prasarana dan sarana, (6) Keuangan, dan (7) Sistem informasi. Efektivitas pendidikan dicerminkan dengan tersedianya sejumlah masukan, proses dan suasana yang diperlukan dalam proses pendidikan serta produk kegiatan akademik seperti: (1) Kemahasiswaan, (2) Kurikulum, (3) Sistem pembelajaran, (4) Penelitian, publikasi, karya inovatif lainnya, pengabdian kepada masyarakat, (6) Sistem jaminan mutu, (7) Suasana akademik, (8) Lulusan, dan (9) Mutu Program Studi. 7 7 BAN PT Kemendiknas, Konsep Akreditasi, diakses dari 25 Oktober 2011.

21 13 Kriteria tersebut tampaknya sesuai dengan kebijakan pendidikan tinggi Kemendiknas, yaitu penyelenggaran pendidikan tinggi yang mengutamakan perwujudan eksistensi manusia dan interaksinya sehingga dapat hidup bersama dalam keragaman sosial dan budaya, dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta daya saing bangsa. Selain itu, pendidikan tinggi juga harus dapat meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai humanisme yang meliputi keteguhan iman dan takwa serta berahlak mulia, etika, wawasan kebangsaan, kepribadian tangguh, ekspresi estetika, dan kualitas jasmani. 4. Alumni dan Mobilitas Sosial Intelektual Para penganut teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi manfaat moneter ataupun non-moneter. Manfaat non-meneter dari pendidikan adalah diperolehnya kondisi kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, kepuasan menikmati masa pensiun dan manfaat hidup yang lebih lama karena peningkatan gizi dan kesehatan. Manfaat moneter adalah manfaat ekonomis, yaitu berupa tambahan pendapatan seseorang yang telah menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan di bawahnya. 8 Dengan demikian, berdasarkan teori ini dapat dikatakan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpendidikan akan menjadi modal utama bagi pembangunan nasional, terutama untuk perkembangan ekonomi. Semakin banyak orang yang berpendidikan, semakin mudah bagi suatu negara untuk membangun bangsanya. Semakin besar suatu bangsa memiliki tenaga-tenaga yang terdidik, semakin baik terwujudnya nilai-nilai demokrasi. Hal Ini karena sumber daya manusianya memiliki keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pandangan hidup yang benar, sehingga pemerintah akan lebih mudah dalam menggerakkannya untuk pencapaian pembangunan nasional. Inilah hakikat sebenarnya dari paradigma pendidikan yang membebaskan. 9 8 Walter W. McMahon dan Terry G. Geske, Financing Education: Overcoming Inefficiency and Inequity, (New York: University of Illionis, 1982), h Imam Hanafie, Pendidikan yang Membebaskan, dalam diakses pada 25 Oktober 2011.

22 tinggi. 10 Investasi dalam bidang pendidikan juga memiliki banyak fungsi selain 14 Oleh karena itu, lulusan atau alumni yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan, termasuk perguruan tinggi, idealnya dapat memberikan nilai tambah (manfaat), tidak hanya bagi masa depan diri sendiri, tetapi juga bagi warga masyarakat. Apa yang sudah didapatkan melalui proses pendidikan tidak hanya membuat alumni perguruan tinggi semakin cerdas dan memiliki daya saing tinggi dalam kehidupan masyarakat, melainkan juga dapat memberi kontribusi positif bagi pembangunan bangsa. Selain itu, investasi pendidikan memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi dari pada investasi fisik di bidang lain. Nilai balik pendidikan adalah perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pendidikan dengan total pendapatan yang akan diperoleh setelah seseorang lulus dan memasuki dunia kerja. Di negara-negara sedang berkembang umumnya menunjukkan nilai balik terhadap investasi pendidikan relatif lebih tinggi dari pada investasi modal fisik, yaitu 20 % dibanding 15 %. Sementara itu di negaranegara maju nilai balik investasi pendidikan lebih rendah dibanding investasi modal fisik yaitu 9 % dibanding 13 %. Keadaan ini dapat dijelaskan bahwa dengan jumlah tenaga kerja terdidik yang terampil dan ahli di negara berkembang relatif lebih terbatas jumlahnya dibandingkan dengan kebutuhan sehingga tingkat upah lebih tinggi dan akan menyebabkan nilai balik terhadap pendidikan juga fungsi teknis-ekonomis, yaitu fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi kependidikan. Fungsi sosial-kemanusiaan merujuk pada kontribusi pendidikan terhadap perkembangan manusia dan hubungan sosial pada berbagai tingkat sosial yang berbeda. Misalnya pada tingkat individual pendidikan membantu siswa untuk mengembangkan dirinya secara psikologis, sosial, fisik dan membantu siswa mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. 11 Dengan kata lain, pendidikan tinggi berperan penting dalam membentuk lulusan 10 Ace Suryadi, Pendidikan, Investasi SDM dan Pembangunan: Isu, Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Balai Pustaka: Jakarta, 1999), h Yin Cheong Cheng, School Effectiveness and School-Based Management: A Mechanism for Development, (Washington D.C: The Palmer Press, 1996), h.7.

23 15 (outcome) yang unggul dan berdaya saing tinggi, sehingga dapat mengatasi persoalan yang dihadapinya sekaligus dapat memberdayakan masyarakat dan bangsanya di masa depan. Di atas semua itu, fungsi politis dari investasi SDM merujuk pada sumbangan pendidikan terhadap perkembangan politik pada tingkatan sosial yang berbeda. Misalnya pada tingkat individual, pendidikan membantu siswa untuk mengembangkan sikap dan keterampilan kewarganegaraan yang positif untuk melatih warganegara yang benar dan bertanggung jawab. Orang yang berpendidikan diharapkan lebih mengerti hak dan kewajibannya sehingga wawasan dan perilakunya semakin demoktratis. Selain itu orang yang berpendidikan diharapkan memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap bangsa dan negara lebih baik dibandingkan dengan yang kurang berpendidikan. Dengan kesadaran dan keterlibatan pendidikan tinggi yang aktif terhadap berbagai perubahan sosial ekonomi yang terjadi, lulusan yang dihasilkan dipastikan dapat memberikan makna positif bagi perkembangan dan dinamika sosial budaya dan politik. Hanya saja, yang patut dicermati adalah bahwa pengelolaan pendidikan tinggi idealnya tidak mengalami disorientasi dan terjerembab dalam kepentingan pragmatis semata (baca: mengejar keuntungan materi), sehingga tidak kehilangan idealisme dan misi utamanya sebagai agen perubahan dan pemberdayaan. Dalam konteks ini, Menurut Ma arif, konsep pendidikan telah dipaksa untuk menuruti konsep development-kapitalis yang terelaborasi sedemikian rupa, demi memenuhi kebutuhan industrialisasi, sehingga pendidikan yang seharusnya menjadi media pemberdayaan malah menjadi sarana pembodohan yang sistematis, penciptaan robot-robot intelektual yang terprogram secara maraton dan monoton. 12 Dalam konteks itu, Fasli Jalal (2010) berpendapat bahwa peran alumni dan ikatan alumni terhadap kualitas lulusan sebuah perguruan tinggi itu sangat penting. Postur alumni akan menunjukkan pencitraan dan kualitas sebuah almamater. Wadah ikatan alumni itu bukan sekadar forum silaturahmi antar Syamsul Ma arif, Revitalisasi Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h.

24 16 alumni saja, tetapi juga wadah untuk berembuk dan mengkomunikasikan upaya dan usaha dalam memajukan almamaternya. Alumni memiliki peranan penting dalam memberdayakan ikatan alumninya. Kehadiran alumni dalam setiap forum yang menghadirkan para mahasiswa, dan kemudian bercerita mengenai pengalaman kuliahnya hingga apa yang diraihnya sekarang, merupakan inspirasi yang mudah ditanamkan di benak para mahasiswa. 13 Menurut wakil Menteri Pendidikan Nasional, Bila ini berhasil dijalankan secara baik, bayangkan berapa banyak mimpi yang akan dimulai oleh para mahasiswa kita, tidak melulu mesti pejabat, siapa pun dan dari profesi apapun serta tidak harus pengalaman sukses saja tetapi juga kegagalan, karena kita dapat belajar pula dari ketidakberhasilan, sembari mengatakan bahwa metode serupa telah dijalankan oleh perguruan tinggi ternama dunia, seperti Harvard Universtity dan Cornell University. Oleh karena itu, secara teoritis, pendidikan tinggi mempunyai peran ganda yaitu: (1) Pendidikan berfungsi untuk membina kemanusiaan (human being), berarti pendidikan pada akhirnya untuk mengembangkan seluruh pribadi manusia, termasuk mempersiapkan manusia sebagai anggota masyarakatnya, warga negara yang baik, dan rasa persatuan; (2) Pendidikan berfungsi sebagai pengembangan sumber daya manusia (human resources), yaitu mengembangkan kemampuannya memasuki era kehidupan baru. 14 Pengembangan pendidikan tinggi tidak dapat dipisahkan dari visi misi yang diusung. Dari beberapa universitas besar, misalnya saja McGill University Canada, misinya dapat dikelompokkan dalam tiga hal: Pertama, menyelenggarakan pengajaran yang berkualitas baik untuk sarjana maupun pascasarjana (outstanding under graduate and graduate students the best education available). Kedua, menyediakan beasiswa bagi calon mahasiswa dan mahasiswa terbaik dengan standar internasional (carrying out scholarly activities judged to be excellent when measured against the highest international Djuwariyah, Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui Pendidikan Islam, dalam Jurnal el-tarbawi: Jurnal Pendidikan Islam, Vol.1, No.1 Tahun 2008, h. 16.

25 17 standards). Ketiga, menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dengan kekokohan akademik (providing service to society in those ways for which we are well-suited by virtue of our academic strengths). 15 Berdasarkan contoh McGill University tersebut, visi misi PT sebaiknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: Pertama, PT harus dibangun berdasarkan nilai-nilai dasar perjuangan yang jelas, misalnya untuk menegakkan mengembangkan ilmu pengetahuan, dan mendidik generasi muda yang mampu berfastabiqul khairat. Kedua, visi sebuah lembaga pendidikan dirumuskan secara ideal tetapi jelas dan terukur, misalnya menjadi research university. Ketiga, misi sebaiknya dirumuskan berdasarkan core business dari sebuah lembaga pendididikan tinggi Islam, misalnya menyelenggarakan pendidikan dan penelitian bertaraf internasional, pengabdian pada masyarakat berdasarkan kekokohan ilmu pengetahuan dan memberikan beasiswa untuk mahasiswa berprestasi akademik dan non akademik. Keempat, sosialisasi, aktualisasi dan bahkan reaktualisasi visi dan misi perlu terus dilakukan agar keberadaan dan makna visi dan misi tetap aktual. Pengembangan perencanaan program seharusnya didasarkan dan mengacu pada pemenuhan visi-misi lembaga. 16 Dalam teori sosiologi, mobilitas sosial adalah sebuah pergerakan masyarakat, termasuk masyarakat lulusan perguruan tinggi, dalam kegiatan dan mengalami perubahan yang lebih baik. Pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, mempunyai peran sangat strategis dalam menggerakkan mobilitas sosial, karena lulusan perguruan tinggi idealnya mampu mengubah maindset mahasiswa terhadap realitas sosialnya. Pendidikan merupakan anak tangga mobilitas yang penting. Pendidikan dapat menjadi kunci utama mobilitas intelektual dan sosial. Dengan kata lain, pendidikan tinggi dapat diandalkan sebagai agen perubahan sosial dan intelektual di masyarakat. Dalam pendidikan formal, dunia pekerjaan 15 Tobroni, Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi Islam: Lessons Learned dari McGill University, diakses dari pada 24 Oktober Ibid.

26 18 (profesi) dan dunia status lebih mempercayai kepemilikan ijazah sebagai tanda lulus seseorang untuk naik jabatan (promosi) dan naik status sosial ekonominya. Mobilitas mempunyai beberapa bentuk/ragam. Di antaranya adalah sebagai berikut: a. Mobilitas Sosial Horizontal (Perubahan Sederajat); b. Mobilitas Sosial Vertikal (Perubahan Tak Sederajat); c. Mobilitas Vertikal Ke Atas / Social Climbing ( Perubahan ke status yang lebih tinggi); d. Mobilitas Vertikal Ke Bawah / Social Sinking ( Perubahan Ke arah yang lebih buruk ); e. Mobilitas Antargenerasi (Perpindahan Status yang dilakukan oleh dua generasi. Misal orang tua dengan anak-anaknya); f. Mobilitas Intragenerasi (terjadi dalam satu kelompok generasi yang sama). Mobilitas pun terjadi dengan beberapa cara sebagai berikut: a. Perubahan standar hidup b. Melalui perkawinan c. Berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru d. Mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi, dan e. Perubahan tingkah laku. B. Kerangka Konseptual Berdasarkan kerangka teori tersebut di atas, dapat ditegaskan bahwa penelitian mengenai profil sosial intelektual alumni Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bertitik tolak dari tri dharma perguruan tinggi (Pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan pengabdian kepada masyarakat). Tri dharma ini kemudian dijabarkan dalam pengelolaan (manajemen) pendidikan tinggi sesuai dengan standar yang berlaku, dan berorientasi kepada jurusan atau program studi yang terakreditasi. Oleh

27 19 karena itu, penelitian ini berkaitan dengan salah satu aspek yang dinilai dalam akreditasi jurusan/prodi, yaitu alumni. Terdapat beberapa tagihan data yang harus dipenuhi dalam pengisian borang akreditasi, di antaranya adalah profil lulusan, mulai dari masa tunggu memperoleh pekerjaan setelah lulus dari perguruan tinggi, kesesuaian pekerjaan/profesi dengan latar belakang/disiplin pendidikan dan keilmuan yang ditekuninya, kontribusi lulusan/alumni terhadap lembaga (Program Magister), baik finansial maupun pemikiran, dan organisasi/himpunan/asosiasi alumni. Karena itu, Tracer Study tentang profil alumni Program Magister ini menjadi salah satu instrument penting untuk melacak dan mengetahui keberadaan, kiprah, mobilitas sosial intelektual, dan kontribusi mereka dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Yang tidak kalah pentingnya adalah prestasi alumni dalam karir profesional dan sosial mereka. Aspek-apsek ini, selain berkaitan dengan kehidupan rumah tangga, pendapatan, jenis pekerjaan lain yang ditekuni, dan sebagainya, juga menjadi fokus penelitian. Dengan mengetahui profil sosial intelektual alumni Program Magister, dapat dilacak pula relasi alumni dengan institusi (Program Magister), kontribusi, dan peran yang dapat dimainkan oleh alumni melalui jaringannya yang ada dalam mengembangkan dan memajukan lembaga. Tracer Study juga memberi perspektif yang lebih luas bagi evaluasi diri Jurusan/Prodi sekaligus menjadi bahan pemikiran dan rujukan pengambilan kebijakan dalam merumuskan programprogram unggulan ke depan. Karena itu, dalam salah satu isian yang harus diisi oleh responden penelitian ini terdapat harapan, usulan, dan pemikiran konstruktif ke depan untuk perbaikan dan pemajuan pendidikan di masa depan, baik dalam bidang kurikulum, proses pembelajaran, pembinaan kemahasiswaan, pengembangan akademik, dan pembinaan alumni. Disadari bahwa penelitian ini hanya menjangkau alumni angkatan (angkatan pertama ketiga), namun data yang diperoleh, dikelola dan dianalisis sudah 100% mewakili alumni yang baru mencapai 25 orang. Namun demikian, dapat ditegaskan bahwa penelitian ini menjadi pintu masuk yang berharga bagi pengembangan Program Magister, tidak hanya dalam

28 20 penyiapan akreditasi pada masa depan, melainkan juga dalam penataan sistem perkuliahan, pemenuhan dan relevansi kurikulum Program Magister dengan tuntutan pasar, dan perekembangan sains dan teknologi. Alumni adalah katalisator sekaligus aset berharga jurusan yang dapat memberi masukan pemikiran, usulan, dan ide-ide kreatif bagi pemerkayaan, promosi jurusan, dan peningkatan mutu layanan akademik dan kemahasiswaan Program Magister. Dengan demikian, penelitian tentang alumni Program Magister, terutama dari segi profil sosial intelektual, dapat dijadikan sebagai model penelusuran jejak rekam dan mobilitas sosial intelektual alumni setelah memperoleh layanan pendidikan di kampus dan saat mengabdikan diri di tengahtengah masyarakat. Oleh karena itu, profil sosial intelektual alumni harus dilihat sebagai obyek yang dinamis, bukan statis. Data yang diperoleh melalui Tracer Study saat ini boleh jadi mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan perubahan waktu. Jadi, hasil dari penelitian dan analisis data tracer study ini idealnya tidak dilihat dan dipahami sebagai sesuatu yang final. Karena dinamika alumni adalah sebuah keniscayaan, sehingga tidak tertutup kemungkinan, hasil penelitian ini perlu disempurnakan pada masa mendatang.

29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Sumber data penelitian ini ada dua, yaitu sumber bibliografis berupa sejumlah daftar pustaka (literatur, buku-buku, dan jurnal) yang terkait langsung dengan tema penelitian ini, dan data lapangan yang diperoleh melalui penyebaran angket dan pengamatan terhadap kiprah dan prestasi alumni Program Magister. Sumber primer data penelitian ini adalah hasil angket yang disebarkan kepada responden. Sedangkan sumber sekunder data penelitian ini adalah hasil pengamatan dan hasil pembacaan terhadap sejumlah literatur kepustakaan yang relevan dengan tema penelitian. Sumber data primer diperlakukan sebagai fokus analisis data dan sebagai dasar dalam penarikan kesimpulan. Sedangkan sumber data sekunder digunakan sebagai pelengkap dan pemerkaya analisis data. Kedua sumber data dibaca secara terpadu (integratif). B. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan perpaduan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitif digunakan untuk memahami data-data numerik yang diperoleh dari penyebaran angket kepada responden, yang kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan rumus statistik tentang tendens sentral berupa distribusi frukuensi. Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan untuk memahami data kualitatif dari hasil pengamatan dan wawancara dengan sejumlah responden. Dalam konteks ini, peneliti memposisikan diri sebagai instrument yang langsung bergumul dan memahami objek yang diteliti dari dekat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, terutama dalam menjaring responden sebagai sumber data. Dalam penyajian data, penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu menggambarkan hasil penelitian yang diperoleh dari survey mengenai profil sosial intelektual alumni 21

30 22 Program Magister, dan menganalisisnya secara komprehensif, memadukan antara data distribusi frekuensi dengan hasil pengamatan peneliti. C. Ruang Lingkup Penelitian Sesuai dengan pembatasan masalah di bab I, ruang lingkup penelitian tentang profil alumni Program Magister ini adalah sebagai berikut. No. Fokus Penelitian Kisi-kisi yang diteliti 1 Kesesuaian profesi yang a. Bidang profesi yang ditekuni ditekuni alumni b. Banyaknya profesi yang ditekuni 2 Lama masa tunggu memperoleh pekerjaan a. Sudah bekerja sebelum lulus S2 b. Masa tunggu memperoleh pekerjaan c. Usaha yang dilakukan selama masa tunggu 3 Keterserapan dan kontribusinya dalam dunia a. Pola keterserapan alumni di lembaga pendidikan pendidikan dan sosial b. Kontribusi alumni dalam dunia pendidikan c. Kontribusi alumni dalam bidang sosial 4 Mobilitas sosial-intelektual a. Alumni yang belum studi lanjut b. Alumni yang studi lanjut ke jenjang S3 5 Prestasi Alumni a. Prestasi akademik (Meneliti dan menulis buku dll) b. Prestasi di bidang pendidikan (Guru berprestasi dll) c. Prestasi di bidang sosial (Ketua/anggota organisasi profesi/non-profesi, ormas dll) D. Populasi dan Sampel

31 23 Populasi dalam penelitian ini adalah alumni Program Magister 3 tahun terakhir angkatan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100% dari populasi yaitu 25 orang. Pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik pengambilan sampel secara purposive (purposive sampling), dalam arti: memilih responden yang telah jelas diketahui keberadaannya dan jumlahnya yang terjangkau. E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengambil data dan informasi mengenai Profil Sosial intelektual Alumni Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, peneliti menyebarkan angket kepada alumni tersebut, selain melalui data yang berupa dokumentasi alumni Program Magister. Selain itu, data penelitian ini dikumpulkan melalui studi teks (literatur) yang berkaitan dengan masalah alumni, terutama teori tentang investasi sumber daya manusia melalui pendidikan. Data ini diolah melalui proses pembacaan ulang, pemahaman (verstehen), kategorisasi, klasifikasi (topik, tema, wacana, situasi), dan sistematisasi substansi pemikirannya. Untuk mengetahui prestasi dan kontribusi alumni, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap kiprah alumni di berbagai lembaga pendidikan, sehingga diperoleh catatan lapangan mengenai keberhasilan mereka selama ini. F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data kuantitatif dengan cara sebagai berikut: 1. Editing, seluruh kuesioner diperiksa kelengkapannya setelah responden mengisi kuesioner. 2. Coding dan entry data, dilakukan dengan menggunakan program SPSS. 3. Pembersihan data. Data yang telah dientri kemudian dicek kembali untuk memastikan data telah bersih dari kesalahan, sehingga setiap data siap dianalisis. Data kemudian diolah dan dianalisis dengan SPSS.

32 24 Analisis data dilakukan dengan analisa univariat. Analisa ini dilakukan untuk mendeskripsikan setiap variabel yang diukur dalam penelitian, yaitu dengan melihat distribusi frekuensi pada setiap variabel. Setelah dinalisis, dilakukan interpretasi terhadap data yang ada dan terakhir diambil kesimpulan. G. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tentang Keterserapan Alumni Program Magister FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilaksanakan dalam jangka waktu 6 bulan (Juni- Nopember 2014) H. Teknik Penulisan dan Penyajian Hasil Penelitian Teknik penulisan hasil penelitian ini didasarkan pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan oleh CeQDA UIN Syarif Hidayatullah (2007). Hasil penelitian ini disajikan dalam lima bab dan dilengkapi dengan abstrak di bagian awal laporan penelitian ini. Penyajian hasil penelitian ini juga diperkuat dan divalidasi dengan berbagai literatur atau referensi terkait yang diletakkan pada catatan kaki (footnote). Beberapa hal (istilah, konsep, dan ungkapan) yang dinilai perlu diberi penjelasan lebih lanjut juga diberikan penjelasan dalam dua tanda kurung.

Pendidikan sebagai Investasi Jangka Panjang

Pendidikan sebagai Investasi Jangka Panjang Pendidikan sebagai Investasi Jangka Panjang Profesor Toshiko Kinosita mengemukakan bahwa sumber daya manusia Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi. Penyebabnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Panduan Penulisan Rencana Implementasi Daftar Isi Daftar Isi Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 Tujuan Error! Bookmark not defined. Kebutuhan dan Penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, dunia telah memasuki era globalisasi, era dimana persaingan di dunia akan semakin ketat. Perlu banyak upaya untuk mempertahankan suatu bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tercantum dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:

Lebih terperinci

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL i ii BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH Kode Dokumen : KM/UMNAw/LPM/01/01-01 Revisi : 02 Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU KEBIJAKAN AKADEMIK FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i KATA PENGANTAR ii BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB II. ARAH KEBIJAKAN 2 2.1 Kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, perpustakaan memiliki peran sebagai wahana belajar untuk mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tantangan dan persaingan di era globalisasi ini menutut dunia pendidikan mampu memberikan kontribusi dalam menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur materiil dan spiritual yang merata di seluruh wilayah tanah air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dinamika dalam aktivitas manusia dalam pemenuhan kebutuhannya sangat tinggi, hal ini berdampak kepada persaingan dalam dunia kerja penuh dengan syarat keprofesionalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor ketersediaan jaminan mutu oleh penyelenggara pendidikan. Peran pendidikan dalam membangun terciptanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab II Kedudukan, Fungsi dan Tujuan pasal 6 menyatakan bahwa: Pendidikan mensyaratkan adanya kompetensi pedagogik, kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Bab II Kedudukan, Fungsi dan Tujuan pasal 6 menyatakan bahwa: Pendidikan mensyaratkan adanya kompetensi pedagogik, kompetensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Institusi pendidikan mengemban tugas penting untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas di masa depan. Hal ini sejalan dengan arah

Lebih terperinci

NUR ENDAH APRILIYANI,

NUR ENDAH APRILIYANI, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fenomena globalisasi membuahkan sumber daya manusia yang menunjukkan banyak perubahan, maka daripada itu dalam menghadapi era globalisasi seperti sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan tertentu. Tentunya dasar

Lebih terperinci

DRAFT RENCANA STRATEGIS

DRAFT RENCANA STRATEGIS DRAFT RENCANA STRATEGIS UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2012-2017 DISCLAIMER: Draft ini diedarkan dalam mailing list DosenUGM dalam rangka mensukseskan Pemilihan Dekan di lingkungan UGM Tahun 2012. Materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rohyan Sosiadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian    Rohyan Sosiadi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung selanjutnya dalam tesis ini oleh penulis disingkat STP Bandung, dahulu dikenal dengan nama National Hotel Institute (NHI

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pelbagai faktor, dan salah satu yang paling menentukan ialah pendidikan. Kualitas pendidikan sangat berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini, secara berturut-turut akan diuraikan tentang hal-hal berikut : latar belakang penelitian; identifikasi masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang diharapkan, hal ini dikarenakan oleh banyak komponen yang mempengaruhi mutu tersebut. Komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan; meliputi input, proses, output, dan outcome; yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA Judul : PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA MELALUI TRACER STUDY

PROPOSAL PENELITIAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA Judul : PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA MELALUI TRACER STUDY PROPOSAL PENELITIAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA 2014 Judul : PROFIL LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA MELALUI TRACER STUDY Oleh: Drs. Hajar Pamadhi, M.A (Hons) Drs. Bambang Prihadi, M.Pd.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan, dan penilaian. Suasana pembelajaran akan mampu. menciptakan lingkungan akademis yang harmonis dan produktif, jika

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan, dan penilaian. Suasana pembelajaran akan mampu. menciptakan lingkungan akademis yang harmonis dan produktif, jika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan manajemen pembelajaran atau pengelolaan pembelajaran dimulai dari analisis kebutuhan, perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan penilaian. Suasana pembelajaran

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER RENCANA STRATEGIS 2012-2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER 2012 RENSTRA PS PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang berkemampuan, cerdas, dan handal dalam pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia I. PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia dapat melakukan peran sebagai pelaksana yang handal dalam proses pembangunan. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semangat reformasi telah mewarnai pendayagunaan aparatur Negara dengan tuntunan untuk mewujudkan Administrasi Negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan

Lebih terperinci

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH KATALOG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2014 KATA PENGANTAR Penerbitan Katalog Pascasarjana dimaksudkan untuk memberikan panduan pelaksanaan proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang Republik Indonesia mengenai Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa, Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN 2007-2012 Jakarta 2007 DAFTAR ISI Hal Judul i Daftar Isi.. ii Kata Pengantar.. iii Keputusan Senat Unika Atma Jaya... iv A. Pendahuluan

Lebih terperinci

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister

A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister A. Program Magister Pendidikan Agama Islam (S2 PAI) 1. Standar Kompetensi Lulusan Jenjang Strata Dua (S2) Progam Magister a. Profil Lulusan Profil utama lulusan Program Magister Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

Lebih terperinci

Smart, Innovative, Professional

Smart, Innovative, Professional email : politeknik@polije.ac.id Smart, Innovative, Professional 8 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 7 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 6 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 5 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 4 >> 0 >> 1 >> 2

Lebih terperinci

Rasional. Visi, Misi, dan Tujuan

Rasional. Visi, Misi, dan Tujuan Rasional Program Magister Pendidikan Fisika Pascasarjana UM diselenggarakan dengan beberapa dasar pemikiran. Di antara pemikiran tersebut adalah untuk 1) memenuhi minat dan memfasilitasi peningkatan karir

Lebih terperinci

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS Konstantinus Dua Dhiu, 2) Nikodemus Bate Program Studi Pendidikan Guru PAUD, STKIP Citra Bakti, NTT 2) Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menimbulkan kompetensi di berbagai bidang baik ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SMK SPP NEGERI SEMBAWA PALEMBANG 2012 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam hidup, karena pendidikan mempunyai peranan penting guna kelangsungan hidup manusia. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pusat bagi kemajuan sebuah bangsa, melalui pendidikan kita semua sebagai masyarakat dapat mengetahui kearah mana negaranya akan dibawa, untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

SPMI dan ISO 9001:2008

SPMI dan ISO 9001:2008 SPMI dan ISO 9001:2008 Wahyu Catur Wibowo, Ph.D Staf Pengajar Fakultas Ilmu Komputer Univ Indonesia wibowo@cs.ui.ac.id http://telaga.cs.ui.ac.id/~wibowo Standar Nasional Pendidikan (SNP) Diatur dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam menunjang tercapainya pembangunan nasional, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal pokok yang dapat menunjang kecerdasan serta keterampilan anak dalam mengembangkan kemampuannya. Pendidikan merupakan sarana yang paling tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya 1 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Dengan pendidikan yang bermutu kita bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai tenaga pengisi pembangunan yang sesuai dengan Tujuan

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 SATUAN PENJAMINAN MUTU SATUAN PENJAMINAN MUTU UNPAD.

KERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 SATUAN PENJAMINAN MUTU SATUAN PENJAMINAN MUTU UNPAD. KERANGKA KERJA SATUAN PENJAMINAN MUTU 2016-2020 SATUAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS PADJADJARAN 2016 Page1 Kerangka Kerja SPM 2016-2020 Page 1 Kerangka Kerja Satuan Penjaminan Mutu (SPM) Unpad 2016-2020

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya kesadaran manusia tentang pentingnya pendidikan maka di zaman saat ini, negara kita mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat

Lebih terperinci

Manual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10

Manual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10 Manual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 3 1.2 Tujuan 3 Halaman BAB 2 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP

Lebih terperinci

BAB I STANDAR PENDIDIKAN STANDAR 1 : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN NO. KATEGORI ISI 1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran

BAB I STANDAR PENDIDIKAN STANDAR 1 : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN NO. KATEGORI ISI 1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran BAB I STANDAR PENDIDIKAN STANDAR 1 : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Visi Menjadi institusi perguruan tinggi ilmu pelayaran yang berkelas dunia dan terdepan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisah antara unsur yang satu dengan yang lainnya dan juga tidak bisa dipisahkan dengan sistem-sistem kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. LPM Universitas PGRI Semarang

KATA PENGANTAR. LPM Universitas PGRI Semarang PENYUSUN LAPORAN 1. Ketua Lembaga Penjaminan Mutu : Dr. Ary Susatyo Nugroho, M.Si. 2. Sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu : Drs. Djoko Purnomo, MM. 3. Kepala Pusat Penjaminan Mutu Internal : Endah Rita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan Pembelajaran adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional Indonesia pada hakikatnya adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya. Hal tersebut berarti bahwa sasaran pembangunan di Indonesia tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan manusia seutuhnya bertujuan agar individu dapat mengekspresikan dan mengaktualisasi diri dengan mengembangkan secara optimal dimensi-dimensi kepribadian

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Keunggulan human development capital menjadi kunci utama meraih peluang dalam menghadapi kompetisi ketat di era keterbukaan. Meningkatnya keinginan masyarakat untuk memiliki

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

Pengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator Akademik Untuk Meningkatkan Karya Akademik Mahasiswa di Lingkungan Fakultas Ekonomi

Pengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator Akademik Untuk Meningkatkan Karya Akademik Mahasiswa di Lingkungan Fakultas Ekonomi Pengembangan Strategi Pemanfaatan Inkubator Akademik Untuk Meningkatkan Karya Akademik Mahasiswa di Lingkungan Fakultas Ekonomi Putu Sukma Kurniawan a, Edy Sujana b a,buniversitas Pendidikan Ganesha, Singaraja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA (STUDI EKSPERIMEN DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA) PROPOSAL TESIS Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian, pendidikan adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci

TRACER STUDY MAHASISWA LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI. Sriyono Dosen Jurusan Geografi FIS - UNNES. Abstrak

TRACER STUDY MAHASISWA LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI. Sriyono Dosen Jurusan Geografi FIS - UNNES. Abstrak TRACER STUDY MAHASISWA LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI Sriyono Dosen Jurusan Geografi FIS - UNNES Abstrak Untuk mendeteksi kualitas lulusan yang dihasilkan tidak cukup hanya melihat output-nya

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN PROGRAM MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012-2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

MANUAL PELAKSANAAN STANDAR AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG

MANUAL PELAKSANAAN STANDAR AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG MANUAL PELAKSANAAN STANDAR AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG LEMBAGA PENJAMINAN MUTU INTERNAL AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG TAHUN 2013 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I : PENDAHULUAN A. Visi...

Lebih terperinci

MANUAL PENETAPAN STANDAR AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG

MANUAL PENETAPAN STANDAR AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG MANUAL PENETAPAN STANDAR AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG LEMBAGA PENJAMINAN MUTU INTERNAL AKADEMI KEBIDANAN WIJAYA KUSUMA MALANG TAHUN 2013 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I : PENDAHULUAN A. Visi...

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL

PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE 2015-2016 PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL PROGRAM DOKTOR TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2015 PROGRAM KERJA (PROGKER) PERIODE 2015 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan

Lebih terperinci

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SM SPMI Hal : 1/11 1 Judul STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 04 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/11 2 Lembar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Madrasah Tsanawiyah selaku lembaga pendidikan formal yang bertujuan menyiapkan para peserta didik (siswa), untuk dapat menjadi anggota masyarakat yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang bersifat mendasar. Menurut Mulyasa (2013:2), perubahan itu menyangkut perubahan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD Negeri Wirosari sekolah yang unggul, kreatif, inovatif, kompetitif dan religius. Sedangkan misinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki agar mengetahui,

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki agar mengetahui, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang ada di berbagai bidang usaha, baik bidang usaha manufaktur maupun jasa, menuntut organisasi untuk dapat menciptakan keunggulan bersaing. Organisasi

Lebih terperinci

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan perwujudan dari sarana untuk mengembangkan dan meningkatkan proses pembangunan nasional, tentunya pendidikan tersebut harus ditunjang dengan sarana

Lebih terperinci

AKREDITASI PERGURUAN TINGGI TERBUKA JARAK JAUH

AKREDITASI PERGURUAN TINGGI TERBUKA JARAK JAUH Lampiran Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 9 Tahun 2017 tentang Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi Terbuka Jarak Jauh BAN-PT AKREDITASI PERGURUAN TINGGI TERBUKA JARAK JAUH BUKU

Lebih terperinci