BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (HUBUNGAN PEMBONGKARAN BEKISTING DENGAN KUAT TEKAN BETON)
|
|
- Doddy Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (HUBUNGAN PEMBONGKARAN BEKISTING DENGAN KUAT TEKAN BETON) 7.1 Uraian umum Pada umumnya bahan bangunan struktur gedung bertingkat menggunakan bahan dari campuran beton yang dicor di tempat (cast in situ), karena mempunyai keunggulan seperti mudah dibentuk. Dalam metode pengecoran di tempat, bekisting (formwork) dan perancah (shore) disiapkan sepenuhnya di lapangan, pekerjaan dilanjutkan dengan pembesian, dan pengecoran beton. Perkerasan beton secara alamiah menuntut waktu tertentu sampai tiba saatnya untuk membongkar bekisting dan perancah. Bekisting merupakan struktur sementara karena sampai batas waktu tertentu akan dibongkar, sedangkan struktur beton merupakan struktur permanen. Menurut Nemati, (2007) menjelaskan bahwa struktur-struktur sementara adalah sebagai alat penghubung antara desain dan pelaksanaan konstruksi. Struktur-struktur permanen tidak bisa dibangun tanpa struktur-struktur sementara tersebut 7.2. Jenis - Jenis Bekisting 1. Bekisting Tradisional VII - 1
2 Bekisting ini dibuat dari kayu dan triplek (plywood) atau papan yang tahan akan kelembaban. Sangat mudah untuk diproduksi tetapi memakan waktu untuk struktur yang lebih besar, dan triplek yang digunakan memiliki umur yang relatif singkat. Hal ini masih digunakan secara luas di mana biaya tenaga kerja lebih rendah daripada biaya untuk pengadaan bekisting yang dapat digunakan kembali (reusable). Ini juga merupakan jenis bekisting yang paling fleksibel, karena dapat diterapkan pada bentuk konstruksi yang rumit. Gambar Bekising Tradisional 2. Sistem Bekisting Rekayasa (Engineering). Bekisting ini dibangun dari modul prefabrikasi dengan bingkai logam (biasanya baja atau aluminium) dan ditutup pada aplikasi (beton). Dua keuntungan utama dari sistem bekisting, dibandingkan dengan bekisting kayu tradisional, adalah kecepatan konstruksi ( pin dengan sistem modular, klip, atau sekrup ) dan menurunkan biaya penggunaan kembali (perkuatan, frame hampir tidak bisa dihancurkan, sementara jika terbuat dari kayu, mungkin harus diganti setelah beberapa - atau beberapa lusin VII- 2
3 penggunaan, tetapi jika penutup tersebut dibuat dengan baja atau aluminium, penggunaan dapat mencapai hingga dua ribu penggunaan. Dan gambar dibawah ini merupakan bekisting yang digunakan pada proyek Apartemen U Residence 2. Gambar Bekising System 3. Bekisting Plastik Guna Kembali (Reusable). Sistem ini saling terkait dan berbentuk modular. Digunakan untuk membangun banyak macam bentuk truktur beton yang relatif sederhana. Panelnya ringan dan sangat kuat. Jenis ini cocok untuk konstruksi berbiaya rendah, dan skema perumahan massal. Gambar Bekising Reusable VII- 3
4 4. Bekisting Permanen Terisolasi (Insulated). Bekisting ini dirakit di tempat, biasanya untuk isolasi bentuk beton / insulating concrete forms (ICF). Bekisting tetap di tempat setelah beton telah diawetkan (cured), dan dapat memberikan keuntungan dalam hal kecepatan, kekuatan, isolasi termal dan akustik yang superior, ruang untuk menjalankan utilitas dalam lapisan EPS, dan jalur terintegrasi untuk pemasangan cladding. Gambar Bekising Insulated 7.3. Syarat dan Ketentuan Dalam Pekerjaan Bekisting Untuk memenuhi fungsinya, menurut American Concrete Institute (ACI) dalam buku FORMWORK FOR CONCRETE menyebutkan bahwa bekisting harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Kuat, dalam hal ini mampu menopang dan mendukung beban-beban yang terjadi baik sebelum ataupun setelah masa pengecoran berton. VII- 4
5 b. Stabil (kokoh), dalam hal ini maksudnya adalah tidak terjadi goyangan dan geseran yang mampu mengubah bentukan struktur ataupun membahayakan sistem bekisting itu sendiri (ambruk). c. Kaku, terutama pada bekisting kontak sehingga dapat mencegah terjadinya perubahan dimensi, bunting atau keropos pada struktur beton. Perancangan suatu bekisting dimulai dengan membuat konsep sistem yang akan digunakan untuk membuat cetakan dan ukuran dari beton segar hingga dapat menanggung berat sendiri dan beban-beban sementara yang terjadi. Syarat- syarat yang harus dipenuhi yaitu : 1. Kekuatan Bekisting harus dapat menahan tekanan beton dan berat dari pekerja dan peralatan kerja pada penempatan dan pemadatan. 2. Kekakuan Lendutan yang terjadi tidak boleh melebihi 0,3% dari dimensi permukaan beton. Perawatan perlu dilakukan untuk memastikan bahwa lendutan kumulatif dari bekisting lebih kecil dari toleransi struktur beton. 3. Ekonomis Bekisting harus sederhana dan ukuran komponen serta pemilihan material harus ditinjau dari segi pembiayaan. 4. Mudah diperkuat dan dibongkar tanpa merusak beton atau bekisting Metode dan cara bongkar serta pemindahan bekisting harus dicermati dan dipelajari sebagai bagian dari perencanaan bekisting, terutama metodepemasangan dan levelling elevasi. VII- 5
6 7.4. Metode Pelaksanaan Pembongkaran Bekisting Data subkontraktor Nama Perusahaan Alamat : PT. PUTRA CIPTA JAYA SENTOSA : Jl Telaga Mas I 3 Kawasan Industri Cikupa Mas Telp/Fax : Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Kolom 1. Persiapan Pembongkaran a. Ijin pembongkaran kolom secara tertulis dari yang berwenang : Direksi Pengawas, SiteManager atau Pelaksana dari Main Kontraktor (form terlampir). b. Lokasi penempatan hasil bongkaran dan balok tatakan. c. Alat-alat bongkar : linggis, kunci pas, tambang, safety belt. d. Tenaga bongkar minimal 2 orang (1 orang tukang, 1 orang kenek) e. Pelaksanaan Pembongkaran Pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah pengecoran berumur 12 jam atau tergantung yang diijinkan oleh pengawas lapangan (biasanya paling lambat setelah umur beton 24 jam). a. Pembongkaran dimulai dari Clam Kolom terlebih dahulu sehingga tidak terjadi goyang pada kolom yang masih muda. Mur dan plat waser dibuka, track stang ditarik dari klam kolom kemudian diturunkan satu persatu (tidak boleh dilempar/dijatuhkan VII- 6
7 dari atas) dengan cara 1 orang diatas dan 1 orang dibawah untuk menerima hasil bongkaran. Plat waser dan murnya dimasukkan kembali ke dalam track stang, kemudian track stang diikat dengan kawat bendrat masing-masing 4 buah dan ditumpuk pada tempat yang telah disiapkan. Setelah track stang lepas dari klam kolom, kemudian klam kolom diturunkan satu persatu (tidak boleh dilempar/dijatuhkan dari atas). Ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan. b. Setelah Clam Kolom lepas semua barulah pipe supportnya dilepaskan satu persatu dengan hati-hati. Kendorkan ring pada jack base/u-head, setelah kendor pipe support dilepas satu persatu dan langsung ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan c. Selanjutnya baru dilepas panel kolomnya satu persatu. Panel kolom yang akan dibuka diikat dengan tambang, kemudian dicongkel secara perlahan sampai terbuka dan terlepas dari beton kolom. Tambang dikendorkan secara perlahan sehingga panel kolom miring dan rebah di lantai, kemudian angkat dan langsung ditumpuk rapi Setelah satu panel lepas, lanjutkan untuk sisi berikutnya satu persatu dan langsung ditumpuk rapi. VII- 7
8 Sebelum Panel Kolom ditumpuk, harus dibersihkan dahulu dari sisa-sisa pengecoran, setelah bersih langsung diminyaki dengan minyak bekisting, baru ditumpuk. d. Pembongkaran balok tatakan support Lepas terlebih dahulu klos kayu ganjal atau paku, kemudian tarik balok tatakan dan tumpuk rapi Potong/bengkokkan stek besi tempat balok tatakan. Pelaksanaan pembongkaran bekisting kolom harus dilakukan untuk 1 unit kolom sampai tuntas dan hasil bongkaran ditumpuk rapi, baru kemudian dilanjutkan untuk unit kolom selanjutnya Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Plat Lantai & Balok 1. Persiapan Pembongkaran a. Ijin pembongkaran kolom secara tertulis dari yang berwenang : Direksi Pengawas, Site Manager atau Pelaksana dari Main Kontraktor (form terlampir). b. Lokasi penempatan hasil bongkaran dan balok tatakan. c. Alat-alat bongkar : linggis, kunci pas, tambang, safety belt. d. Tenaga bongkar minimal 3 orang (1 orang tukang, 2 orang kenek) 2. Pelaksanaan Pembongkaran VII- 8
9 Sebelum mulai pembongkaran bekisting pelat lantai, kita mengajukan ijin (tertulis) pembongkaran pelat lantai maupun balok (biasanya pelat dibongkar umur 7 hari dan balok pada umur 10 hari). A. Pembongkaran pelat a. Pembongkaran dimulai dari pelepasan stut dinding balok, strong beam, hasil pembongkaran dirapikan, untuk strong beam dikumpulkan pada kotak yang telah disediakan, sedangkan untuk stutnya dikumpulkan dan diikat pakai bendrat untuk dipakai selanjutnya. b. Pengendoran U Head pada daerah yang akan dibongkar, tanpa membongkar schafolding penyangga (dipakai sebagai tumpuan jatuhnya pipa galvanis dan plywood). Pembongkaran dimulai dari pembongkaran pipa galvanis secara hati-hati. Setelah lepas dari tumpuan pipa galvanis diturunkan satu persatu secara hati-hati. Disini perlu diawasi pembongkarannya jangan sampai ada pipa galvanis yang rusak karena terbanting atau dipakai sebagai alat congkel. Pipa galvanis diturunkan satu persatu (jangan dilempar atau dijatuhkan dari atas) dan langsung ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan. c. Setelah pipa galvanis lepas semua (pada daerah yang dibongkar, dalam hal ini modul plat). Pembongkaran dilanjutkan pada plywood area tengah yang tidak terjepit dinding balok. VII- 9
10 Pembongkaran plywood dimulai dari area tengah ke arah tepi, dengan cara 1 orang membongkar, 1 orang menahan plywood Pertama-tama adalah melepas terlebih dahulu klos antar sambungan plywood, kemudian dilanjutkan dengan melepas lembaran-lembaran plywood. Plywood yang sudah terbongkar diletakkan dijembatan kerja, kemudian diturunkan satu persatu (tidak boleh dilempar atau dijatuhkan dari atas) dan ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan. Setelah plywood terbongkar baru dilanjutkan dengan pembongkaran dinding balok (tembiring). Hasil pembongkaran dinding balok diservice dan diminyaki demikian juga plat lantai dibersihkan lalu dilapisi minyak bekisting baru ditumpuk pada daerah yang gampang dijangkau alat angkut. Penumpukan panel dinding dan plat sama seperti penumpukan hasil pabrikasi. d. Selanjutnya adalah pembongkaran schafolding penyangga plat. B. Pembongkaran Bodeman Balok a. Pembongkaran dimulai dengan pengendoran jack base dan U-head sampai bodeman dengan beam ada celah (jarak). Menggunakan alat bantu linggis, bodeman balok ditekan turun sehingga terlepas dari beton balok. VII- 10
11 Setelah lepas, panel bodeman diturunkan satu persatu (tidak boleh di banting/dilempar ataupun dijatuhkan dari atas) dan ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan. Setelah panelbodeman diturunkan, kemudian diservice dan diminyaki baru ditumpuk ditempat yang mudah dijangkau alat angkut. b. Kawel suri-suri dilepas semua sehingga suri-suri dapat diturunkan satu persatu (tidak boleh dibanting/dilempar atau dijatuhkan langsung dari atas). Penurunan suri-suri dilakukan dengan cara: 1 orang diatas menurunkan suri-suri, 1 orang dibawah menerima suri-suri kemudian langsung ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan Sama dengan penurunan suri-suri, penurunan gelagar juga tidak boleh dibanting/dilempar. Harus ada 1 orang di atas dan 1 orang di bawah untuk menerima dan merapikannya. c. Setelah semua suri-suri dan gelagar turun semua, sebelum membongkar schafolding, pastikan bahwa sudah tidak ada lagi material berupa kaso ataupun potongan plywood yang masih menempel atau terjepit beton. Bila ada hasil beton yang perlu tidakan repair, jangan ditunda, langsung harus dilakukan tinadakan. Setelah dipastikan tidak ada yang tersisa pada beton balok dan plat lantai, lanjutkan untuk membongkar susunan schafolding. VII- 11
12 lepas silang/ cross brase dari scaffolding, penurunan tidak boleh dilempar atau dijatuhkan langsung dari atas. Harus ada 1 orang yang menerima dibawah. Semua hasil bongkaran ditumpuk dengan rapi di tempat yang sudah disediakan. Demikian juga strong beam, kawel suri-suri, join pin, jack base dan u-head dimasukkan ke dalam kotaknya. Pembongkaran scaffolding dilakukan secara hati-hati dan hasilnya ditumpuk rapi ditempat yang telah disediakan untuk siap diangkut ke tempat berikutnya. Setelah pembongkaran selesai dilanjutkan pembersihan areal hasil pembongkaran dari sampah-sampah yang ditimbulkan akibat pembongkaran, sampahnya dimasukkan ke dalam kotak sampah yang sudah disediakan, pembongkaran dianggap selesai apabila seluruh hasil bongkaran sudah dipindah ke tempat berikutnya serta areal bongkaran sudah bersih dari sampah bongkaran Hubungan Kuat Tekan Beton dengan Bongkaran Bekisting Seperti diketahui, pada umumnya pekerjaan bekisting pada proyek sipil dengan volume beton yang besar biasanya dikerjakan oleh sub kontraktor atau bisa dengan sistem rental didalam proyek yang kami teliti sub kontaktor yang terkait adalah PT. PUTRA CIPTA. Setiap pengecoran pasti ada data hasil Uji tekan yang dikeluarkan oleh laboratorium tentunya sangat penting terutama bagi para engineer proyek, diantaranya untuk kegiatan bongkaran bekisting. Berbicara VII- 12
13 tentang lamanya bongkaran bekisting tentunya akan menyangkut pada besaran biaya borongan bekisting atau harga rental alat bekisting disamping mutu dari hasil cor beton yang tetap harus baik dan terhindar dari crack atau retakan beton akibat bongkaran bekisting sebelum beton mencapai kekuatan maksimalnya. Untuk menentukan berapa lama bekisting dapat di bongkar tanpa menimbulkan crack atau lendut pada balok atau lantai beton tentunya harus melalui prosedur ijin bongkar dari konsultan serta hasil analisa statik terhadap umur beton. Pembongkaran bekisting yang baik tentu adalah pada saat beton yang dicetaknya minimal sudah mampu untuk menahan beratnya sendiri hal ini mungkin hanya berlaku pada pembongkaran bekisting kolom karena kolom belum menerima beban selain beratnya sendiri. Lalu bagaimana jika pembongkaran bekisting pada pekerjaan pelat lantai dan balok,tentu hal diatas tidak berlaku dikarenakan pelat dan balok menjadi beban pekerja dan peralatan yang berada diatas pelat tersebut Teori umur beton Rata-rata, beton mencapai kekuatan tekan karakteristik rencananya pada umur 28 hari. Pada umur tersebut kuat tekan karakteristik beton mencapai kekuatan rencananya. Dibawah ini adalah grafik hubungan antara umur beton dengan faktor kuat tekannya. Pada peraturan beton (PBI 1971), Tabel (Koefisien PBI 1971) VII- 13
14 Mengetahui kekuatan tekan beton karakteristik ini penting, mengingat pada proyek konstruksi, uji tekan sample beton dilapangan terkadang dites tidak tepat pada umurnya, sehingga perlu dilakukan pengkoreksian dengan menggunakan faktor kekuatan untuk kemudian diketahui apakah pada umur tersebut kekuatan karakteristinya memenuhi atau tidak. Pada proyek U Residence 2 ini pembongkaran plat 7 hari setelah pengecoran dan balok setelah 10 hari pengecoran. A. Kuat tekan kharakteristik plat umur 7 hari Diambil contoh terdapat 4 buah sample beton, dibuat dengan semenportland biasa dengan kuat tekan karakteristik fc = 35 Mpa. Sample beton tersebut akan mencapai kuat tekan karakteristik 35 Mpa pada umur 28 hari, akan tetapi pelaksanaan pengetesan pada sample-sample tersebut akan dilakukan acak, yakni pada umur 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari. Jadi perlu dilakukan pengoreksian dengan menggunakan faktor kekuatan pada kuat tekan karakteristik beton tersebut. 1. Pengujian pada umur 7 hari > 35 Mpa x 0,65 = 22,75 Mpa 2. Pengujian pada umur 14 hari > 35 Mpa x 0,88 = 30,8 Mpa 3. Pengujian pada umur 21 hari > 35 Mpa x 0,95 = 33,25 Mpa 4. Pengujian pada umur 28 hari > 35 Mpa x 1 = 35 Mpa Jadi kuat tekan kharakteristik plat pada pembongkaran bekisting umur 7 hari adalah sebesar 22,75 Mpa B. Kuat tekan kharakteristik balok umur 10 hari Diambil contoh terdapat 4 buah sample beton, dibuat dengan semenportland biasa dengan kuat tekan karakteristik fc = 35 Mpa. Sample VII- 14
15 beton tersebut akan mencapai kuat tekan karakteristik 35 Mpa pada umur 28 hari, akan tetapi pelaksanaan pengetesan pada sample-sample tersebut akan dilakukan acak, yakni pada umur 7 hari, 10 hari, 21 hari dan 28 hari. Jadi perlu dilakukan pengoreksian dengan menggunakan faktor kekuatan pada kuat tekan karakteristik beton tersebut.untuk faktor pengoreksi umur 10 hari dilakukan interpolasi dan menghasilakan angka koreksi 0, Pengujian pada umur 7 hari > 35 Mpa x 0,65 = 22,75 Mpa 2. Pengujian pada umur 10 hari > 35 Mpa x 0,77 = 26,95 Mpa 3. Pengujian pada umur 21 hari > 35 Mpa x 0,95 = 33,25 Mpa 4. Pengujian pada umur 28 hari > 35 Mpa x 1 = 35 Mpa Jadi kuat tekan kharakteristik balok pada pembongkaran bekisting umur 10 hari adalah sebesar 26,95 Mpa C. Hal-hal yang perlu diperhatian setelah pembongkaran Waktu pembongkaran bekisting yang relatif singkat dapat menguntungkan kontraktor dari segi waktu dan biaya sewa. Tetapi faktor kekuatan beton pada saat pembongkaran juga perlu diperhatikan supaya beton tidak rusak yang dapat mengakibatkan kerugian bagi kontraktor karena harus mengeluarkan biaya untuk perbaikan.pada saat pembongkaran bekisting balok dan pelat, kekuatan beton belum mencapai prosentase 100%. Maka harus diperhatikan hal-hal berikut : 1. Perhatikan proses perawatan beton 2. Jangan menggunakan plat untuk lantai kerja jika kekuatan kharakteristik belum mencapai 100%. Karena berpotensi memicu kerusakan dan retak-retak halus VII- 15
16 3. Sosialisasikan kepada seluruh pekerja supaya berhati-hati jika melintas pada slab yang belum mencapai kekuatan 100% 4. Setelah pembongkaran selesai pasangkan pipe support pada balok dan plat Defleksi balok dan pelat pada masa konstruksi 1. Beban Mati Berat sendiri pelat = 0,12 x 24 KN/m³ = 2,88 KN/m² qdead = 2,88 KN/m² qd = 2,88 x 1,5 = 4,32 KN/m² qu = 1,4 D = 1,4 x 4,32 = 6,048 KN/m² VII- 16
17 2. Balok Untuk memeriksa kekakuan balok terhadap lendutan (δ), lendutan maksimum yang terjadi pada tengah bentang bila balok dianggap sendi dan rol pada ujungujungnya (Timoshenko dkk, 1988) adalah : dimana : δ = 5.W U. L EI L = panjang bentang balok E = modulus elastisitas balok I = momen inersia balok E = 4700 fc = ,95 = 24399,29 N/mm² I = 1 12 x B x H3 = 1 12 x 3000 x = 1,6 x10 13 mm 4 L = 4000 mm qu = 6,048 KN/m² =0, N/mm 2 δ = δizin = 5 x qu x L4 = 5 x 0,00608 x = 5, x E x I 384 x 24399,29 x (1,6x10 13 ) x10 8 mm l = = 8,3 mm δ < δizin 5,19x10 8 mm < 8,3 mm. OK! 3. Pelat Menurut peraturan SK SNI T tabel (b), batas lendutan maksimum adalah l 480 bentang. Lendutan yang terjadi akibat beban merata (Timoshenko dkk, 1998) adalah : VII- 17
18 δ = α. W u. b 4 D D = Ec. H 3 12 (1 - μ 2 ) dimana : δ : lendutan yang terjadi α : koefisien lendutan Wu : beban ultimate (kg/cm 2 ) μ : nilai poison rasio D : momen akibat lentur untuk pelat (kg.cm) Ec : modulus elastisitas beton h : tebal pelat b : lebar pelat Wu = qu = 6,048 KN/m² = 0, N/mm² Fc =22,75 Mpa = 22,75 N/mm² Ec = 4700 fc = ,75 = 22417,57 N/mm 2 D = Ec x H3 12 ( 1 μ 2 ) = 22417,57 x (1 0,2 2 ) = N. mm δ = α x Wu x b4 D = 0,8 x 0,00617 x = 0,011 mm δizin = l = = 11,11 mm δ < δizin 0,011 mm < 11,11 mm. OK! VII- 18
BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (METODE KERJA BEKISTING ALUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PELAT)
BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (METODE KERJA BEKISTING ALUMA SYSTEM PADA BALOK DAN PELAT) 7.1 Uraian Umum Pada umumnya penggunaan bahan bangunan struktur gedung bertingkat proyek di Indonesia menggunakan bahan
Lebih terperinciMETODE PELAKSANAAN Pekerjaan Bekisting Raka Pratama
METODE PELAKSANAAN Pekerjaan Bekisting Raka Pratama 1. Pekerjaan Bekisting Kolom 1.1. Bahan: Kayu Suri 6/12 Plywood FF 4 x 8 x 15 mm Balok ganjal Minyak Bekisting Paku 5, 7, 10 cm 1.2. Alat-alat: Gergaji/
Lebih terperinciKata kunci : metode bekisting table form
1 Perbandingan Waktu dan Biaya Konstruksi Pekerjaan Bekisting Menggunakan Metode Semi Sistem Dengan Metode Table Form (Studi Kasus: Proyek FMipa Tower ITS Surabaya) Muhammad Fandi, Yusroniya Eka Putri,
Lebih terperinciBABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif
BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena
Lebih terperinciAnalisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen
1 Analisa Biaya dan Waktu Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI pada Aditya Febrian Saputra, Farida Rahmawati, ST., MT. dan Yusronia Eka Putri, ST., MT Jurusan S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1. Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan, maka makin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dipengaruhi oleh banyak faktor ketersediaan lahan, bentuk struktur,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Zona Pelaksanaan Pekerjaan Penentuan zona-zona pekerjaan pada bangunan gedung bertingkat dipengaruhi oleh banyak faktor ketersediaan lahan, bentuk struktur,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bekisting Bekisting atau cetakan beton adalah suatu sarana pembantu struktur beton untuk mencetak beton sesuai ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang dikehendaki.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bekisting BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Hanna, (1999) sistem bekisting didefinisikan sebagai sistem pendukung yang total untuk menempatkan beton segar termasuk cetakan atau bidang yang
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan pembangunan proyek Apartmen Chadstone-Cikarang dibangun dengan mempertimbangkan beberapa hal. Diantaranya adalah meningkatnya permintaan
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS
BAB VII TINJAUAN KHUSUS 7.1 Uraian Umum Dalam pelaksanaan kerja praktik yang berlangsung selama kurang lebih 2 bulan (terhitung sejak 1 Maret s/d 30 April 2017) dan penulisan laporan akhir yang membutuhkan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
Apartemen Casa de Parco BSD BabV Pelaksanaan Pekerjaan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (kasar dan halus) dan bahan tambahan bila diperlukan. Karakteristik beton adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Beton adalah suatu material yang terdiri dari campuran semen, air, agregat (kasar dan halus) dan bahan tambahan bila diperlukan. Karakteristik beton adalah mempunyai tegangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi Besi Dan Baja. A. Sejarah
BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah B. Latar Belakang Pada pembangunan sebuah gedung, elemen pelat merupakan bagian dari struktur atas. Gedung adalah wujud fisik dari hasil pekerjaan kostruksi yang menyatu dengantempat
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember 2013
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Dalam kegiatan Kerja Praktik (KP) yang kami jalankan selama 2 bulan terhitung mulai dari tanggal 07 Oktober 2013 sampai dengan 07 Desember
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Dalam melaksanakan suatu proyek konstruksi, diperlukan adanya suatu sistem manajemen yang baik. Berbagai metode dilakukan oleh pihak pelaksana dengan
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 ANALISA PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN BEKISTING METODE SEMI SISTEM BERDASARKAN STRATEGI ROTASI PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI ( STUDI KASUS:
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. pengamatan struktur plat lantai, pengamatan struktur core lift.
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Selama 2 bulan pelaksanaan kerja praktik (KP) yang terhitung mulai dari tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan 16 Desember 2013, kami melakukan
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Beton Precast Beton precast adalah suatu produk beton yang dicor pada sebuah pabrik atau sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek bangunan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. hasil yang baik, tepat waktu dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Tinjauan Umum Perencanaan yang telah dibuat oleh perencana diwujudkan melalui pelaksanaan pekerjaan di lapangan oleh kontraktor. Pelaksana pekerjaan merupakan tahap yang
Lebih terperinciBAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan, dibuatkan gambar shop
BAB V METODE UMUM PELAKSAAN KONSTRUKSI 5.1 Uraian Umum Pada Setiap proyek, metode pelaksanaan konstruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan konstruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Pengamatan Pekerjaan Konstruksi Pada prinsipnya, pekerjaan struktur atas sebuah bangunan terdiri terdiri dari beberapa pekerjaan dasar. Yaitu pekerjaan pengukuran, pembesian,
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS. Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan
Proyek Aeropolis Lucent Tower BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Tinjauan Umum Proyek pembangunan Aeropolis Lucent Tower dibangun dengan ketinggian 8 lantai pada lahan seluas 3500 m 2. Struktur
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN
BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak - pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan didalmnya, maka makin banyak
Lebih terperinci: Rika Arba Febriyani NPM : : Lia Rosmala Schiffer, ST., MT
PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM, BALOK, PELAT LANTAI DI LANTAI P1, P2, P3, P4, P5 PADA GEDUNG SATRIO TOWER DI JAKARTA SELATAN Nama : Rika Arba Febriyani NPM : 26312369 Pembimbing : Lia Rosmala Schiffer, ST.,
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN. Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi
BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Uraian Umum Metode pelaksanaan kontruksi merupakan salah satu proses pelaksanaan kontruksi yang harus direncanakan sebelumnya. Untuk mengetahui metode pelaksanaan di lapangan
Lebih terperinciBAB VIl TINJAUAN KHUSUS (BEKISTING) memikul berat sendiri, beton basah, beban hidup dan peralatan kerja.
Bab VIl Tinjauan Khusus BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (BEKISTING) 7.1 Uraian umum Formwork atau Bekisting merupakan sarana struktur beton untuk mencetak beton baik ukuran baik ukuran atau bentuknya sesuai dengan
Lebih terperinciBONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB
BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Struktur Beton Gedung Semester IV Tahun Ajaran 2015 Dibuat oleh : KELOMPOK 6 Deasy Monica Parhastuti 131111003 Gani Adnan Sastrajaya
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui
Lebih terperinciBAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
BAB VIl TINJAUAN KHUSUS (KOLOM UTAMA) 7.1 Uraian umum Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : c. Podium 5 lantai, dengan 1 lantai semi basement
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1. Uraian umum Vittoria Residences Apartement terdiri dari 3 tower dengan : a. Tower A 18 lantai - Atap 1 lantai b. Tower B & C 24 lantai - Atap 1 lantai c. Podium 5 lantai,
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN ANALISIS. : Jagat Office Building. : 3 Basement dan 9 Lantai. : m2, m2 (Luas Keseluruhan)
BAB IV DATA DAN ANALISIS 4.1 Data Proyek 4.1.1 Data Umum Proyek : Jagat Office Building Lokasi : Jl. Tomang Raya No. 28 & 30 Blok B II, Jakarta Barat Deskripsi : 3 Basement dan 9 Lantai Luas Arsitek :
Lebih terperinciPERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM
PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM DENGAN PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP TANPA STYROFOAM Lutfi Pakusadewo, Wisnumurti, Ari Wibowo Jurusan Teknik
Lebih terperinciAnalisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Semi Konvensional Dengan Bekisting Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Analisa Perbandingan Penggunaan Semi Konvensional Dengan Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat Yevi Novi Dwi Saraswati, Retno Indryani Jurusan
Lebih terperinciTESIS 7 BAB II KAJIAN TEORI
TESIS 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Definisi dan Istilah 2.1.1. Definisi Waktu Siklus Menurut Ballard, (2001) definisi waktu siklus (cycle time) adalah jumlah dari durasi kegiatan, antara kegiatan yang tumpang
Lebih terperinciAnalisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai
Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai Soft cor ini dipasang sepanjang keliling area yang akan dicor, dengan kata lain pembatas area yang sudah siap di cor dengan area yang belum siap. 46 Pekerjaan
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS
BAB V METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Uraian Umum Metode konstruksi proyek adalah bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya, kualitas dan
Lebih terperinciPEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA
PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA 1. Umum Secara umum metode perakitan jembatan rangka baja ada empat metode, yaitu metode perancah, metode semi kantilever dan metode kantilever serta metode sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan konstruksi beton pracetak di Indonesia berkembang pesat, hal ini terkait dengan biaya konstruksi yang terus meningkat. Bila dibandingkan dengan biaya pada
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT. beton bertulang sebagai bahan utamanya.
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PEKERJAAN PELAT LANTAI UNTUK TOWER D DI PROYEK PURI MANSION APARTMENT 7.1 Uraian Umum Dalam konstruksi bangunan bertingkat seperti halnya pada Proyek Puri Mansion Apartment
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT. dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran proyek
BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT 5.1 Umum Metode pelaksanaan proyek konstruksi adalah bagian yang sangat penting dalam mencapai sasaran pelaksanaan proyek konstruksi. Dimana sasaran
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari suatu struktur suatu bangunan. Fungsi Kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban
Lebih terperinciBAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB)
BAB VI TINJAUAN KHUSUS PERBANDINGAN SISTEM PLAT LANTAI (SISTEM PLAT DAN BALOK (KONVENSIONAL) DAN SISTEM FLAT SLAB) 6.1 Uraian Umum Pelat lantai atau slab merupakan elemen bidang tipis yang memikul beban
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Tinjauan Umum Metode pelaksanaan yang dilakukan pada setiap proyek konstruksi memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan proyek lainnya. Metode pelaksanaan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan gedung bertingkat saat masa sekarang ini semakin pesat dan dalam pembangunannya masih dilaksanakan dengan metode konvensional (cast in situ), sehingga
Lebih terperinciKAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)
KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M) Hazairin 1, Bernardinus Herbudiman 2 dan Mukhammad Abduh Arrasyid 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional (Itenas), Jl. PHH. Mustofa
Lebih terperinciKata kunci : bekisting Table Form System, zoning, siklus, biaya, waktu
ANALISIS PERBANDINGAN ZONING DAN SIKLUS BEKISTING TABLE FORM SYSTEM PADA PROYEK PEMBANGUNAN PRIMA ORCHARD APARTEMENT Anggraeni Utami, Budi Santosa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mercu
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai
8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS. Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN PADA STRUKTUR ATAS 5.1 Tahapan Pekerjaan Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
21 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di abad 21 ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat, seperti bermunculannya teori teori baru (memperbaiki teori yang sebelumnya) dan berkembangnya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan bangunan besar lainnya (Wikipedia). Perancah merupakan konstruksi
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perancah Perancah merupakan suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan besar lainnya
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen konstruksi. Setidaknya upaya yang dilakukan merupakan usaha untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi konstruksi pada saat ini mengalami kemajuan pesat yang ditandai dengan hadirnya berbagai jenis material dan peralatan yang modern terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beton merupakan bahan konstruksi yang sangat penting dan paling dominan digunakan pada struktur bangunan. Beton sangat diminati karena bahan ini merupakan bahan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Uraian Umum Bangunan merupakan suatu bentuk lingkungan yang di buat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang memilioki fungsi sebagai tempat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis perbandingan biaya dan waktu
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis perbandingan biaya dan waktu bekisting sistem multiflex and schafolding dengan bekisting sistem PCH. Dibawah ini bagan alir analisis
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP. proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang harus direncanakan terlebih
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN SHEAR WALL DAN RAMP 7.1. Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, metode pelaksanaan merupakan salah satu proses pelaksanaan dari suatu item pekerjaan yang
Lebih terperinciBAB VI KONSTRUKSI KOLOM
BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
Lebih terperinciBAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR
BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Estika 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan suatu elemen struktur yang memikul beban Drop Panel dan Plat untuk di teruskan ke Pondasi. Tujuan penggunaan kolom yaitu : Gambar 5.1 : Pekerjaan
Lebih terperinciBAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL
BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI BALOK BETON PRATEGANG DI PROYEK WISMA KARTIKA GROGOL 7.1 Uraian Umum Seperti yang telah diketahui bahwa beton adalah suatu material yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Perkiraan Biaya BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Definisi perkiraan biaya adalah memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA STRUKTUR
BAB IV ANALISA STRUKTUR 4.1 Data-data Struktur Pada bab ini akan membahas tentang analisa struktur dari struktur bangunan yang direncanakan serta spesifikasi dan material yang digunakan. 1. Bangunan direncanakan
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. kebutuhan sarana akomodasi tempat tinggal. Bangunan ini didesain untuk
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Konsep Perencanaan Pembangunan proyek Apartement Wang Residence ini berdasarkan dari pertimbangan beberapa aspek, salah satunya pertimbangan karena meningkatnya kebutuhan
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI
STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI DENIE SETIAWAN NRP : 9721019 NIRM : 41077011970255 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., MT. FAKULTAS
Lebih terperinciSELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH
SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah Nomor Modul SBW 04 Judul Modul KONSTRUKSI BEKISTING DAN PERANCAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS 5.1 Tinjauan Umum Proyek pembangunan dibangun dengan ketinggian 25 lantai pada lahan selas 4000 m 2. Struktur gedung Dave Apartment Depok menggunakan konstruksi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pelat Pelat beton (concrete slabs) merupakan elemen struktural yang menerima beban hidup dan beban mati pada lantai yang selanjutnya akan disalurkan ke balok dan kolom sampai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pembebanan Struktur Perencanaan struktur bangunan gedung harus didasarkan pada kemampuan gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam Peraturan
Lebih terperinciLaporan Kerja Praktik Nusa Konstruksi Enjiniring - Proyek Apartemen Ciputra International Tower 4&5 BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB 3 TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1 Proyek 3.1.1 Uraian Umum Proyek Proyek Ciputra International ini merupakan proyek yang dikerjakan oleh PT. Nusa Konstruksi Enjiniring bertindak sebagai kontraktor pelaksana,
Lebih terperinciBAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi
BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Perencanaan Awal (Preliminary Design) Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi rencana struktur, yaitu pelat, balok dan kolom agar diperoleh
Lebih terperinciBAB IV: PENGAMATAN PROYEK
BAB IV: PENGAMATAN PROYEK 4.1. Proses Pelaksanaan Teknis 4.1.1 Pelaksanaan Teknis Proyek Tampak Utara Tampak Timur Gambar 4.1 : Zona Pengamatan Teknis. Ketika memulai praktik profesi, proses pengamatan
Lebih terperinciSELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH
SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah Nomor Modul SBW 07 Judul Modul TEKNIK PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN BEKISTING DAN PERANCAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik sebagai pembentuknya (seperti abu pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga sebelum
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN III.. Gambaran umum Metodologi perencanaan desain struktur atas pada proyek gedung perkantoran yang kami lakukan adalah dengan mempelajari data-data yang ada seperti gambar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Beton berlulang merupakan bahan konstruksi yang paling penting dan merupakan suatu kombinasi antara beton dan baja tulangan. Beton bertulang merupakan material yang kuat
Lebih terperinciPengenalan Kolom. Struktur Beton II
Bahan Kuliah Ke-I Pengenalan Kolom Struktur Beton II Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh September 2008 Materi Kuliah Definisi Pembuatan Kolom Apa yang dimaksud dengan Kolom?
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG NASKAH PUBLIKASI
TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG NASKAH PUBLIKASI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh
Lebih terperinciTUGAS AKHIR RC
TUGAS AKHIR RC09-1380 MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SRPMM PADA GEDUNG BP2IP MENURUT SNI 03-1726-2010 Hari Ramadhan 310 710 052 DOSEN KONSULTASI : Ir. Iman Wimbadi,
Lebih terperinciBAB. IV. ANALISIS dan PEMBAHASAN
BAB. IV ANALISIS dan PEMBAHASAN Identifikasi penelitian bertujuan untuk mengetahui optimasi penggunaan metode begisting konvensional dan begisting bondek terhadap 5 aspek, yaitu aspek biaya, aspek waktu,
Lebih terperinciKUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL Ade Lisantono
Lebih terperinciBAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
BAB V METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI 5.1 Pekerjaan Kolom Kolom merupakan bagian dari struktur suatu bangunan. Fungsi kolom itu sendiri sebagai penyangga stuktur pelat dan balok atau juga meneruskan beban
Lebih terperinciBAB II KAJIAN LITERATUR. Sebuah plat beton bertulang merupakan bidang datar yang lebar dan
BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Dasar Teori Plat Sebuah plat beton bertulang merupakan bidang datar yang lebar dan biasanya mempunyai arah horizontal dengan permukaan atas dan bawah yang sejajar. Plat biasanya
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Schedule Proyek Proses pembuatan schedule proyek adalah untuk mendapatkan gambaran lamanya pekerjaan dapat diselesaikan, serta bagian-bagian pekerjaan yang saling berkaitan
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran
BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu teknologi dalam bidang teknik sipil mengalami perkembangan dengan cepat. Beton merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan pada saat
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.2 Umum Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Lebih terperincid b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek
DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas
Lebih terperinciJURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN
JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN Diajukan oleh : ABDUL MUIS 09.11.1001.7311.046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB VII PEMBAHASAN MASALAH. pekerjaan pekerjaan yang rentan akan permasalahan. Masalah yang timbul bisa
BAB VII PEMBAHASAN MASALAH Proyek merupakan hal yang kompleks karena didalamnya banyak pekerjaan pekerjaan yang rentan akan permasalahan. Masalah yang timbul bisa dari segi struktur dan non struktur. Namun
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Uraian Umum Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek yang akan berlangsung. Manajemen pelaksanaan bukan
Lebih terperinciBABIII LANDASAN TEORI. Bekisting ialah cetakan beton yang merupakan konstruksi sementara yang di
BABIII LANDASAN TEORI 3.1. Bekisting Bekisting ialah cetakan beton yang merupakan konstruksi sementara yang di dalamnya, atau di atasnya dapat disetel baja tulangan dan sebagai wadah dari adonan beton
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu pengujian mekanik beton, pengujian benda uji balok beton bertulang, analisis hasil pengujian, perhitungan
Lebih terperinci