4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN"

Transkripsi

1 57 4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis dan Administrasi Pulau Sebesi Pulau Sebesi terletak di Teluk Lampung dan dekat Gunung Krakatau tepatnya pada posisi " " LS dan " " BT. Pulau Sebesi termasuk dalam wilayah administrasi Desa Tejang Pulau Sebesi Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan. Desa Tejang Pulau Sebesi terdiri dari empat dusun yaitu; Dusun I Bangunan, Dusun II Inpres, Dusun III Regahan Lada, dan Dusun IV Segenom. Luas wilayah Pulau Sebesi adalah 2620 ha dengan panjang pantai km. Sebagian besar daratan Pulau Sebesi tersusun dari endapan gunung api muda dan merupakan daratan perbukitan. Bukit tertinggi di Pulau Sebesi mencapai 884 meter dari permukaan laut dengan bentuk kerucut yang mempunyai tiga puncak. Batas wilayah Pulau Sebesi berbatasan dengan; Sebelah Utara berbatasan Teluk Lampung dan Pulau Sebuku, Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia, Sebelah Selatan berbatasan dengan Pulau Krakatau, dan Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Sunda. Beberapa pulau kecil yang berada disekitar Pulau Sebesi yaitu Pulau Sebuku (1771 ha), Pulau Sebuku Lunik (18 ha), Pulau Rakata Kecil (287 ha), Pulau Rakata Tua (1343 ha), Pulau Sertung (1057 ha) dan Pulau Panjang (423 ha) (BPS Lampung Selatan 2009). Penduduk Pulau Sebesi merupakan penduduk pendatang yang bekerja sebagai buruh di kebun kelapa yang dimiliki tuan tanah. Penduduk pendatang ini mulai ada di Pulau Sebesi sejak tahun Jenis suku yang ada di Pulau Sebesi yaitu Jawa (Jawa Tengah dan Banten), Lampung, Sunda, Batak, Betawi, Padang, Palembang dan Bima. Budaya yang digunakan di Pulau Sebesi ini adalah budaya Jawa Serang (Banten) dan Lampung. Jumlah penduduk penduduk Pulau Sebesi sebanyak 3229 jiwa dengan 1069 kepala keluarga. Tingkat pendidikan penduduk di Pulau Sebesi tergolong rendah. Dimana persentase penduduk yang belum sekolah sebesar 3.19% (103 jiwa), persentase berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sebesar 73.12% (2361 jiwa) sedangkan yang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebesar 1.36% (44 jiwa) dan penduduk yang berpendidikan Perguruan Tinggi berjumlah

2 % (9 jiwa). Komposisi jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Pulau Sebesi Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Komposisi jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Pulau Sebesi Tahun 2010 No` Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%) 1 Belum Sekolah TK SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi TOTAL Sumber: diolah dari data Kepala Desa Tejang Pulau Sebesi (2010) Pada umumnya mata pencarian penduduk Pulau Sebesi lebih banyak sebagai petani selebihnya adalah nelayan, dagang dan pegawai negeri. Ada dua macam petani yang ada yaitu petani pemilik kebun/ladang dan buruh tani. Penduduk yang bermatapencaharian sebagai buruh tani yang ada di Pulau Sebesi menggunakan sistem paruan (bagi hasil) dengan patra tuan tanah atau pemilik kebun/ladang, selain itu ada buruh tani yang berkerja membuat gula dan minyak kelapa. Dimana persentase penduduk yang bermatapencaharian sebagai nelayan 16.18% (173 jiwa), bermatapencaharian sebagai tani sebesar 80.26% (858 jiwa), sebagai dagang sebesar 3.09% (33 jiwa) dan penduduk yang bekerja sebagai pegawai negeri sebesar 0.47% (9 jiwa). Komposisi jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Pulau Sebesi Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Komposisi jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di Pulau Sebesi Tahun 2010 No Mata pencaharian Jumlah kk (jiwa) Persentase (%) 1 Nelayan Tani Dagang Pegawai Negeri TOTAL Sumber: diolah dari data Kepala Desa Tejang Pulau Sebesi (2010)

3 59 Dinas Pariwisata (2007) menyatakan bahwa penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan hanya sekitar 8% dari jumlah penduduk Pulau Sebesi. Nelayan tradisional yang menangkap ikan di perairan Teluk Lampung dengan menggunakan perahu jukung dan alat tangkap berupa jaring, bubu dan pancing. Sebagian nelayan tradisional di Pulau Sebesi melakukan aktivitas penangkapan ikan di sekitar perairan Pulau Sebesi dengan menggunakan alat tangkap ramah lingkungan seperti panah dan pancing Kondisi Iklim dan Musim Keadaan curah hujan di suatu tempat dipengaruhi oleh antara lain yaitu keadaan iklim, geografi dan pertemuan/perputaran arus udara begitu juga halnya dengan Pulau Sebesi. Kondisi curah hujan di Pulau Sebesi tidak jauh berbeda dengan kondisi curah hujan di Kabupaten Lampung Selatan. Berdasarkan pencatatan Stasiun Meteorologi Radin Inten II Bandar Lampung, terdapat peningkatan rata-rata hari hujan dari tahun 2006 ke 2007 hingga Rata-rata jumlah curah hujan mengalami kenaikan dari tahun 2006 sebanyak mm ke tahun 2007 sebanyak mm dan mengalami penurunan pada tahun 2008 sebanyak mm. Jumlah hari dan curah hujan di Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2006, 2007 dan 2008 dapat dilihat pada Tabel 12. Berdasarkan data pada Stasiun Meteorologi Radin Inten II Bandar Lampung (Tabel 12), iklim akan relatife basah ( 100 mm) dengan hujan yang turun tersebar merata terjadi antara bulan Januari-Juni. Bulan Juli-Oktober merupakan rentang waktu yang relatife kering ( 85 mm) dan bulan Nopember- Desember curah hujan mulai meningkat. Iklim di Kabupaten Lampung Selatan sama halnya dengan daerah lain di Indonesia. Iklimnya dipengaruhi oleh adanya pusat tekanan rendah dan tekanan tinggi yang berganti di daratan sentra Asia dan Australia pada bulan Januari dan Juli. Akibat pengaruh angin Muson, maka daerah Kabupaten Lampung Selatan tidak terasa adanya musim peralihan (pancaroba) antara musim kemarau dan musim hujan.

4 60 Tabel 12. Jumlah hari dan curah hujan di Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2006, 2007 dan 2008 No Bulan Hari Curah Hari Curah Hari Curah Hujan (day) Hujan (mm) Hujan (day) Hujan (mm) Hujan (day) Hujan (mm) 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Rata-rata Perbulan Sumber: diolah dari data BPS Kabupaten Lampung Selatan (2007,2008 dan 2009) Sebagaimana daerah tropis lainya di Indonesia, Kabupaten Lampung selatan mempunyai perubahan suhu dan bervariasi antara 21.3 o C-33.0 o C. kondisi perubahan suhu ini dipengaruhi oleh beda tinggi tempat terhadap permukaan laut dan jarak pantai (BPS Lampung Selatan 2009). Sedangkan menurut Wiryawan et al bahwa rata-rata suhu bulanan di Pulau Sebesi sebesar 28.5 o C dengan perbedaan suhu maksimum dan minimum sebesar 11.8 o C. Musim terbagi 4 yaitu musim barat, musim peralihan awal tahun, musim timur dan musim peralihan akhir tahun. Pulau Sebesi tidak berbeda dengan kondisi musim di Kabupaten Lampung Selatan dimana tidak terasa adanya musim peralihan baik itu terjadi diawal tahun maupun diakhir tahun. Musim barat berlangsung dari bulan Nopember-Mei dengan kondisi perairan yang berombak dan disertai angin kencang sedangkan musim timur dan selatan terjadi pada bulan Juni-Oktober dengan kondisi perairan yang berombak besar disertai angin kencang.

5 61 Pengembangan wisata bahari menggunakan musim sebagai salah satu dasar dalam penentuan lokasi wisata bahari seperti menentukan divespot, dan snorkling. Pada musim barat, angin yang berhembus dari barat disertai ombak besar sehingga aktivitas wisata bahari diutamakan pada kawasan yang berada di sisi timur Pulau Sebesi yang relative tenang karena angin dari barat terlindung oleh pulau. Demikian pula ketika musim timur dan selatan, dimana angin disertai ombak besar dari arah timur dan selatan, sehingga pengembangan wisata bahari diutamakan di kawasan perairan sisi utara Pulau Sebesi relative lebih tenang. Kawasan perairan sisi barat Pulau Sebesi tidak direkomendasikan untuk dilakukan aktivitas wisata bahari karena sisi barat Pulau Sebesi memiliki dataran bebatuan yang curam dan tinggi, sisi barat Pulau Sebesi juga terdapat beberapa gua batu. Kondisi ini membahayakan keselamatan jiwa wisatawan Kondisi Oseanografi Kondisi oseanografi di Pulau Sebesi tidak begitu berbeda dengan kondisi oseanografi Teluk Lampung. Angin yang bertiup di sekitar Pulau Sebesi merupakan angin musim yang berubah arah dua kali dalam setahun dengan ratarata kecepatan 3-7 knot. Dalam penentuan tinggi pasang surut diperoleh nilai F sebesar 0.42 menyatakan bahwa tipe pasang surut di Pulau Sebesi merupakan pasang surut dengan tipe campuran yang condong ke harian ganda (mix semi diurnal). Dimana artinya bahwa dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi serta periode yang berbeda. Nilai konstanta harmonik pasang surut Pulau Sebesi mengacu dengan survey Dishidros di daerah Dermaga Paku berdasarkan metode Admirarty. Nilai konstanta harmonik pasang surut dapat dilihat pada Tabel 13. Wiryawan et al. (2002) menyatakan bahwa konsentrasi chlorofil sebagai representasi dari konsentrasi fitoplankton mencapai maksimum pada bulan Juli yaitu pad musim timur. Diperkirakan konsentrasi plankton maksimum dipengaruhi gerakan masa air dari pantai timur Sumatera dan Laut Jawa yaitu gerakan arus permukaan ke arah barat. Namun demikian secara rata-rata keseluruhan, bahwa kondisi perairan sekitar Pulau Sebesi adalah oligotrofik.

6 62 Tabel 13. Nilai konstanta harmonik pasang surut So M2 S2 N2 K2 K1 O1 P1 M4 MS4 A cm g( 0 ) F = 0.42 Sumber: Jawatan Hidro-Oseanogarfi (1980) Keterangan : F : Formzahl A : Amplitudo g ( 0 ) : Fase perlambatan So : Muka laut rata-rata (mean sea level) M2 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh bulan S2 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh matahari N2 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh perubahan jarak bulan K2 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh perubahan jarak matahari O1 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh deklinasi bulan P1 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh deklinasi matahari K1 : Konstanta harmonik yang dipengaruhi oleh deklinasi bulan dan matahari MS4 : Konstanta harmonik karena interaksi antara M2 dan S2 M4 : Konstanta harmonik karena ganda M2 Arus laut yang terjadi di sekitar Pulau Sebesi merupakan arus musim yang berubah arah dua kali dalam setahun, arus pasang surut dan arus yang ditimbulkan oleh tiupan angin. Arus total rata-rata bulanan yang diukur di perairan mulut Teluk Lampung dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Kecepatan rerata bulanan arus di perairan mulut Teluk Lampung No Bulan v (cm/s) Arah (0) Arah 1 Januari Selatan 2 Februari Barat Laut 3 Maret 1 45 Timur Laut 4 April Selatan 5 Mei Selatan 6 Juni Barat Laut 7 Juli Barat 8 Agustus Timur 9 September Selatan 10 Oktober 5 90 Timur 11 Nopember Selatan 12 Desember Selatan Sumber: JODC 1986 in CRMP 1998

7 Sarana dan Prasarana Penunjang Wisata Bahari Fasilitas Perhubungan Pulau Sebesi terdapat tiga fasilitas dermaga yang menghubungkan dusundusun desa dengan daerah luar. Ketiga dermaga terletak di Dusun Inpres, Segenom, dan Regahan Lada. Dermaga di Dusun Segenom tidak berfungsi lagi karena kondisi perairannya sudah dangkal (lihat pada Gambar 6). Tiap dusun dihubungkan oleh jalan kecil dengan lebar kurang dari 1 meter. Kondisi jalan yang menghubungkan antar dusun adalah jalan tanah yang sangat buruk. Fasilitas transportasi utama antar dusun adalah ojek sepeda motor dengan biaya dua ribu rupiah sekali jalan. Ojek hanya memberi pelayanan di siang hari, sebab jalan sangat gelap di malam hari dan beresiko karena mudah terjadi kecelakaan karena berkelok-kelok dan sempitnya jalan. (a) (b) (c) Gambar 6 Fasilitas perhubungan (a) Pelabuhan Canti, (b) Dermaga Desa Tejang, (c) Dermaga Dusun Regan Lada) dan (d) Dermaga Dusun Segenom. (d)

8 Fasilitas Penerangan Fasilitas penerangan yang ada di Pulau Sebesi adalah listrik yang dikelola oleh PLN dengan generator diesel (lihat Gambar 7a). Listrik menyala dari jam sampai dengan jam Namun listrik ini hanya dapat dinikmati oleh penduduk di Dusun Inpres dan Bangunan, walaupun pembangkit tenaga listrik tersebut kelebihan daya. Jaringan listrik terbatas hanya di Dusun Inpres dan Bangunan. (a) Gambar 7 Fasilitas penerangan dan wisata (a) PLN Pulau Sebesi dan (b) Penginapan (cottage) di Pulau Sebesi (b) Fasilitas Wisata Pulau Sebesi terdapat fasilitas wisata yang berupa penginapan (cottage) yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Lampung Selatan (lihat Gambar 7b). Siaran televisi juga dapat ditangkap dengan baik di Pulau Sebesi. Sebuah balai desa menjadi pusat kegiatan administrasi dan kegiatan umum untuk penduduk Pulau Sebesi. Pertemuan-pertemuan untuk membahas urusan pemerintahan, kegiatan pelatihan, kegiatan organisasi desa, PKK, dan kepemudaan pada umumnya dilakukan di balai desa Fasilitas Pendidikan Fasilitas pendidikan terdiri dari PAUD Swadipa Bahari, TK Swadhipa, Sekolah Dasar, SMP Swadhipa dan SMA Kelautan Swadipa (lihat Gambar 8). Pendidikan di Pulau Sebesi masih kekurangan sarana dan prasarana pendidikan. Terutama masalah kurangnya bangunan sekolah, guru yang masih sedikit dan tidak adanya perpustakaan di sekolah-sekolah. SMP Swadhipa dan SMA Kelautan

9 65 Swadipa aktivitas pendidikan berlangsung dalam bangunan yang sama. Bangunan sekolah ini, pagi hari digunakan oleh SMP Swadhipa dan sore hari digunakan oleh SMA Kelautan Swadipa. Perpustakaan di Pulau Sebesi hanya ada di rumah baca penduduk Pulau Sebesi. Itupun koleksi buku-buku yang ada hanya sedikit. (a) (b) (b) (d) (e) (f) Gambar 8 Fasiltas pendidikan dan kesehatan (a) TK Pulau Sebesi, (b) Sekolah Dasar (SD), (c) SLTP dan SMK Kelautan, (d) TPK II Paud di Regan Lada, (e) Posyandu Pulau Sebesi dan (f) Kondisi MCK di Dusun Segenom.

10 Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan yang tersedia di Desa Tejang Pulau Sebesi adalah Puskesmas Pembantu (PUSTU) dan Posyandu dengan nama Posyandu Teratai Bahari II (lihat Gambar 8e). Seorang mantri kesehatan, seorang bidan dan satu orang perawat setiap hari bertugas di PUSTU dan tinggal di perumahan PUSTU yang berada di sebelahnya. Di Dusun Regahan Lada dan Segenom terdapat fasilitas MCK yang dipergunakan oleh masyarakat yang ada di dusun tersebut. Sekarang di Dusun Segenom kondisi fasilitas MCK tidak berfungsi lagi karena sudah rusak (lihat Gambar 8f) sehingga penduduk Dusun Segenom masih ada yang buang air besar di pantai Sumber Air Bersih Sumber air bersih adalah salah satu kendala yang sering ditemukan di kawasan pulau-pulau kecil. Penduduk Pulau Sebesi memanfaatkan sumur pribadi yang terdapat pada masing-masing rumah penduduk. Selain mengandalkan air bersih dari sumur, penduduk juga menadahkan air hujan ketika sedang musim hujan dan bila musim kemarau tiba, banyak yang mengambil air tawar dari mainland Fasilitas Keagamaan Fasilitas sosial keagamaan yang ada adalah masjid yang terletak di tiga dusun yaitu Dusun Inpres, Dusun Regahan Lada, dan Dusun Segenom. Masjid ini menjadi pusat kegiatan keagamaan penduduk desa. Fasilitas perdagangan di Pulau Sebesi berupa toko dan warung yang melayani kebutuhan sehari-hari masyarakat. Penduduk Pulau Sebesi seluruhnya menganut agama islam Organisasi masyarakat Organisasi masyarakat yang ada di Pulau Sebesi terdiri dari organisasi formal dan non formal. Organisasi formal yang ada di Pulau Sebesi yaitu Karang Taruna, Rukun Nelayan Mina Bahari, Koperasi Tani dan Nelayan (KOPTANAL) sedangkan organisasi non formal yaitu Sikam Salaman, Sikam Muahi dan Risma. Karang Taruna merupakan organisasi pemuda yang ada di Desa Inpres Pulau Sebesi. Sekarang kegiatan Karang Taruna Pulau Sebesi lebih banyak

11 67 bergerak di bidang olah raga. Organisasi pemuda di Pulau Sebesi yang bersifat non formal adalah Risma yang merupakan perkumpulan pemuda yang berbasis masjid. Risma melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hari-hari besar umat islam. Rukun Nelayan Mina Bahari Pulau Sebesi merupakan organisasi nelayan yang ada di Pulau Sebesi. Organisasi nelayan merupakan bagian dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) dengan tujuan untuk menampung aspirasi anggota-anggotanya. Organisasi masyarakat yang mendukung kegiatan nelayan adalah KOPTALANA, namun saat ini KOPTANALA belum berjalan aktif. Organisasi masyarakat Pulau Sebesi yang berikutnya adalah Sikam Salamban dan Sikam Muahi adalah organisasi sosial yang beranggotakan beberapa keluarga guna menghimpun dana untuk digunakan oleh anggota keluarga yang tertimpa musibah, seperti sakit dan meninggal dunia. Dana yang terkumpul tersebut juga digunakan untuk keperluan hajatan keluarga dari anggotaanggota Sikam Salamban dan Sikam Muahi Aksesibilitas Aksesibilitas mencapai Pulau Sebesi secara regular, dapat ditempuh dengan 3 cara yaitu; 1. Akses dari Pelabuhan Bakauhuni menuju Terminal Rajabasa dengan waktu tempuh selama 40 menit tarif normal Rp ,- selanjutnya menuju ke Pelabuhan Canti waktu tempuh 15 menit dengan tarif normal Rp.5.000,-, berikutnya dari Pelabuhan Canti menyebrang ke Pulau Sebesi waktu tempuh selama 2 jam dengan tarif normal Rp ,- (Rp.2.000,- diberikan ke jasa Pelabuhan Canti). Ada 3 dermaga yang ada di Pulau Sebesi yaitu di Dusun Inpres, Dusun Reganlada dan Dusun Segenom. Dermaga Dusun Segenom tidak berfungsi lagi karena perairan terjadi pendangkalan. Transportasi menyebrang ke Pulau Sebesi menggunakan kapal motor angkutan warga Pulau Sebesi. Jumlah kapal motor menuju ke Pulau Sebesi berjumlah 4 kapal dengan jadwal keberangkatan jam WIB setiap harinya. Sedangkan keberangkatan dari Pulau Sebesi jadwal keberangkatan kapal motornya jam WIB tarif normal Rp ,- (Rp.2.000,- diberikan ke jasa Dermaga). Transportasi diluar waktu normal harus menyewa kapal motor dengan tarif

12 68 rental dari Pelabuhan Canti-Pulau Sebesi (pp) adalah Rp ,- /kapal bila tidak menginap dan bila menginap dari Pelabuhan Canti-Pulau Sebesi (pp) adalah Rp ,- /kapal. 2. Akses dari Bandara Radin Inten II (Bandar Lampung) menuju ke Krakatoa Nirwana Resort waktu yang ditempuh selama 2 jam dengan tarif normal Rp ,- (Travel). Selanjutnya dari Kalianda Resort menuju Pulau Sebesi waktu tempuh selama 2 jam dengan tarif rental Kalianda Resort-Pulau Sebesi (pp)rp ,- bila wisatawan tidak menginap. Akses dari Krakatoa Nirwana Resort umumnya ditempuh oleh wisatawan yang di bawa oleh Krakatoa Nirwana Resort dengan sistem paket (Pulau Sebesi-Krakatau) tanpa menggunakan kapal warga Pulau Sebesi. Akses dari Bandara Radin Inten II- Pelabuhan Canti dapat ditempuh dengan waktu 2.5 jam tarif normalnya Rp ,- (travel) dan Rp ,- (taxi). Perjalanan dari Jakarta - Krakatoa Nirwana Resort melalui darat pada umumnya 5 jam, sudah termasuk naik Ferry menyeberang Selat Sunda 2 jam. Bila naik pesawat terbang dari Jakarta berkisar 3 jam. Sekarang terdapat 5 kali penerbangan Jakarta-Lampung, yang dilayani oleh 4 Maskapai Penerbangan, yaitu Garuda, Sriwijaya, Merpati, dan Batavia. 3. Akses dari Pelabuhan Paku daerah Cilegon (Provinsi Banten) menuju ke Pulau Sebesi waktu yang ditempuh selama 4 jam tarif normal Rp ,-. Transportasi Pelabuhan Paku-Pulau Sebesi menggunakan kapal motor milik penduduk Pulau Sebesi yang memuat barang-barang hasil perkebunan, pertanian dan laut untuk dijual ke jawa. Jadwal keberangkatan kapal motor ini berkisar 3x dalam seminggu. Sehingga, wisatawan yang tertarik mengakses dari Pelabuhan Paku ini harus terlebih dahulu memberitahu ke penduduk Pulau Sebesi yang sudah ditunjuk agar bisa diketahui jadwal keberangkatan kapal angkutan barang penduduk Pulau Sebesi. Jumlah kapal motor lewat akses dari Pelabuhan Paku ada 5 kapal motor. Transportasi diluar waktu normal harus menyewa kapal motor dengan tarif rental dari Pelabuhan Paku- Pulau Sebesi (tidak pp) adalah Rp ,- /kapal bila tidak menginap dan bila wisatawan menginap dari Pelabuhan Paku-Pulau Sebesi (pp) adalah Rp ,- /kapal.

13 Rencana Jalur Wisata Pulau Sebesi Rencana jalur wisata Pulau Sebesi adalah paket perjalanan wisata yang menggabungkan beberapa jenis wisata di lokasi yang berbeda. Jalur wisata ditujukan supaya wisatawan lebih mengenal jauh keindahan Pulau Sebesi dan Pulau-Pulau disekitarnya. Aksesibilitas mencapai Pulau Sebesi terdapat 3 rute yang dapat dilalui yaitu dari Pelabuhan Canti, Kalianda Resort dan Pelabuhan Paku daerah Cilegon (Provinsi Banten). Rute Pelabuhan Canti dan Pelabuhan Paku daerah Cilegon menggunakan kapal motor masyarakat Pulau Sebesi sedangkan rute Kalianda Resort menggunakan kapal milik kaliandak resort. Berdasarkan rute penyeberangan dan obyek daya tarik wisata yang di miliki Kabupaten Lampung Selatan, maka dibuat jalur wisata Pulau Sebesi sebagai berikut, yaitu; 1. Jalur I: Jalur dari Pelabuhan Canti Jalur Pelabuhan Canti merupakan jalur yang terdekat dengan Pulau Sebesi. Rute di mulai dari Pelabuhan Canti menuju ke Pulau Sebesi. Sepanjang perjalanan melihat 3 pulau kecil yang begitu cantik dan selanjutnya melihat keindahan Pulau Sebuku. Jalur ini perjalanan ditempuh selama 2 jam berlalu begitu saja setelah melihat Pulau Sebesi yang dari jauh terlihat Gunung Sebesi yang menjulang tinggi dan nan indah. Di Pulau Sebesi, wisatawan dapat langsung ke Pulau Umang-Umang. Menikmati pasir putih dan batu-batu cadas Pulau Umang-Umang. Menikmati keindahan alam laut dengan melakukan diving dan snorkling. Selain menikmati keindahan karang dan ikan karang wisatawan dapat juga melihat penyu. Wisatawan dapat menyusuri jalan setapak menuju ke Dusun Segenom. Wisatawan dapat menikmati pembuatan gula aren yang dilakukan skala kecil yang tersebar sepanjang perjalanan menuju ke Dusun Segenom. Wisatawan bisa menyaksikan langsung pembuatan gula aren yang dilakukan secara tradisional. Wisatawan dapat menikmati pembuat minyak kelapa dan kebun kelapa yang luas sepanjang perjalanan. Wisatawan dapat menyaksikan pembuatan kapal di Dusun Segenom. Beberapa panorama pada jalur I dapat dilihat pada Gambar 9.

14 70 Gambar 9 Beberapa atraksi wisata yang dapat dijumpai pada jalur I. Pasir putih dan berbatu Pulau Umang-Umang, pembuatan gula aren, pembuatan kapal tradisional, pabrik minyak kelapa dan rumah pohon.

15 71 2. Jalur 2: Jalur dari Krakatoa Nirwana Resort Sumber: Peta Situs Selam Indonesia (2010) Gambar 10 Jalur wisata kategori diving di Provinsi Lampung. Sebuah wilayah penyelaman yang sangat unik dengan nilai sejarah dan kontur bawah air Krakatau sebagai atraksi utama. Disekitar Lampung sendiri juga tersebar deretan titik-titik selam (lihat Gambar 10 dan Gambar 11) dengan model bawah air yang di dominasi gundukan terumbu dan batu-batuan yang sangat unik dan tidak dijumpai ditempat lain. Letak Lampung yang relatif dekat dengan Jakarta membuat lokasi penyelaman ini sangat ideal bagi yang ingin lepas dari hiruk pikuknya kota besar untuk menikmati pemandangan laut serta gunung Krakatau baik di atas permukaan maupun dibawah air. Penyelaman di daerah ini cukup menantang dan sering kali penuh kejutan dikarenakan pola arus selat sunda yang membawa nutrisi yang kaya bagi tumbuhnya terumbu karang serta menarik kedatangan ikan-ikan pelagis dan juga mamalia laut. Bulan terbaik bagi penyelam Februari-April Bulan terjelek bagi penyelam Desember-Januari. Rincian jalurjalur wisata bahari Pulau Sebesi yaitu A. Pulau Sebuku 1 Pulau Sebuku 1 memiliki arus lemah searah dengan garis pantai sering terjadi. Kondisi temperature terendah 27 dan tertinggi pada 29 C. Kedalaman maximum aktivitas diving pada kedalaman 15 meter. Rata-rata kedalaman terumbu karang pada 12 meter.

16 72 Gambar 11 Jalur diving yang ada di Pulau-Pulau kecil sekitar Pulau Sebesi (sumber: Peta Situs Selam Indonesia 2010).

17 73 Kontur dasar perairan Pulau Sebuku 1 yaitu slope dan flat. Substrat pantai adalah pasir. Komposisi dasar Tanda-tanda kerusakan 3-8 meter terdapat bekas bom dengan sedimentasi sedang visibility horizontal 7 meter dan visibility vertikal 7 Meter. Gelombang di Pulau Sebuku 1 termasuk rendah. Kondisi plankton rendah. Kondisi umum terumbu rata-rata tutupan terumbu karang 40%-80% jenis Patchy coral, Submerged reff Barrier reff Terumbu karang dominan karang keras. Variasi terumbu karang Sea fans Sea. Kondisi ikan secara umum sedang. Pulau Sebesi 1 dapat dinikmati untuk semua penyelam. Potensi penyelaman terletak diantara Pulau Sebuku Besar dan Pulau Sebuku Kecil. Pulau Sebuku 1 memiliki ikan pelagis, yaitu Trevallies, Snapper, Sweetlips pada kedalaman meter. Spesies dominan yaitu Sweetlips dengan kepadatan rendah dan frekuensi kemunculan sering. Jenis Ikan karang yang ada di Pulau Sebuku 1 antara lain Butterfly, Cardinal, Angel, Grouper, Damselfish, Anthias, Batfish, Wrasse, Parrot, Puffer pada kedalaman 5-15 meter. Species yang paling dominan Cardinal dengan kepadatan sedang dan frekuensi kemunculan sering Ikan dasar Jenis Gobies, Lionfish Kedalaman 8-12 M Species dominan Gobies Kepadatan rendah Frekuensi kemunculan jarang. Molusca, enis Nudibranch, Shell Kedalaman 6-15 M Species dominan Nudibranch dengan kepadatan rendah (Peta Situs Selam Indonesia 2010). B. Pulau Sebuku II Pulau Sebesi II kondisi arus lemah searah dengan pantai kadang terjadi. Suhu terendah 27 C Suhu tertinggi 29 C. Kedalaman maximum penyelam 15 meter dan rata-rata kedalaman 12 meter. Kontur dasar laut Pulau Sebuku II berbentuk flat. Komposisi dasar perairan Pulau Sebuku II yaitu pasir. Komposisi dasar tanda-tanda kerusakan adanya bekas bom di daerah 4-10 meter. Kondisi sedimentasi sedang dengan visibility horizontal 7 meter dan Visibility vertikal 7 meter. Pulau Sebuku II memilki gelombang rendah. kondisi plankton rendah Kondisi umum rata-rata tutupan terumbu 40%-80%. Terumbu dominan karang keras. Ada sisa bangkai kapal tenggelam. Lokasi Pulau Sebuku II dapat dilakukan semua penyelam. potensi penyelaman terletak diantara Pulau Sebuku Besar dan Pulau Sebuku Kecil.

18 74 Ikan pelagis yang terdapat di Pulau Sebuku II yaitu jenis Trevallies, Snapper, Sweetlips pada kedalaman Meter. Spesies dominan ikan pelagis adalah Sweetlips dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan sering. Jenis ikan karang yang terdapat di Pulau Sebuku II yaitu jenis Butterfly, Cardinal, Grouper, Damselfish, Anthias, Batfish, Wrasse, Parrot pada kedalaman 5-15 meter. Spesies ikan karang yang dominan Cardinal dengan kepadatan sedang serta frekuensi kemunculan sering. Jenis ikan dasar di Pulau Sebuku II yaitu jenis Gobies, Lionfish pada kedalaman 8-12 meter dengan Spesies dominan Gobies dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan jarang (Peta Situs Selam Indonesia 2010). C. Pulau Sertung Pulau Sertung kondisi arus sering terjadi. Suhu terendah yang ada di Pulau Sertung 27 C dan Suhu tertinggi 29 C. Kedalaman maximum penyelaman 12 meter dengan rata-rata kedalaman 12 meter. Kontur dasar laut di Pulau Sertung flat. Komposisi dasar perairan Pulau Sertung adalah pasir. Komposisi dasar dominasi oleh abu vulkanis. Tanda-tanda kerusakan ada beberapa karang tertutup abu vulkanis dengan tingkat sedimentasi sedang. kondisi Visibility horizontal 8 meter dan Visibility vertikal 10 meter. Pulau Sertung memiliki gelombang sedang dan plankton rendah. Kondisi umum terumbu karang adalah jelek. Dimana tutupan terumbu kurang dari 40%. Terumbu karang yang dominan karang keras. Hal-hal menarik adanya gundukan karang keras yang mati karena tertutup abu vulkanis dan mulai ditumbuhi karang karang baru yang disebut proses suksesi. Di daerah slope 8 meter sering dijumpai Garden Eel. Lokasi Pulau Sertung dapat dilakukan untuk semua penyelam. Potensi penyelaman jarak pandang yang tidak bagus. Ikan karang yang ada di Pulau Sertung adalah jenis Grouper, Damselfish, Wrasse dan Parrot pada kedalaman 4 meter. Spesies ikan karang yang paling dominan adalah jenis Damselfish dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan jarang. Ikan dasar yang terdapat di Pulau Sertung yaitu jenis Gobies, Moray, Garden Eel pada kedalaman 4 meter dengan spesies dominan yaitu Gobies dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan jarang. Pulau

19 75 Sertung sering dijumpai gurita pada kedalaman 4 meter dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan jarang (Peta Situs Selam Indonesia 2010). D. Pulau Panjang Pulau Panjang memiliki kondisi arus jarang. Suhu terendah di Pulau Panjang 27 C dan Suhu tertinggi 29 C. Tingkat kedalaman maximum penyelam 8 meter dengan rata-rata kedalaman 6 meter. Pulau Panjang memiliki kontur dasar laut flat. Komposisi dasar Pulau Panjang yaitu pasir dari debu vulkanis, daerah dangkal 4 meter tertutup oleh terumbu karang keras. Tanda-tanda kerusakan ditemukan bekas bom dengan sedimentasi sedang. Pulau Panjang memiliki visibility horizontal 15 meter dan Visibility vertikal 15 meter. Pulau Panjang memiliki gelombang sedang. Plankton rendah. Kondisi umum terumbu karang rata-rata tutupan terumbu 40%-80%. Terumbu karang yang dominan karang keras. Hal-hal menarik Pulau Panjang dapat dilakukan untuk semua penyelam. Pulau Panjang ditemukan gerombolan ikan pada kedalaman 4 meter dengan spesies dominan yaitu Fusiliers serta frekuensi kemunculan sering Keterangan Fusiliers, Batfish. Ikan karang Jenis Butterfly, Cardinal, Angel, Grouper, Damselfish, Anthias, Batfish, Wrasse, Parrot, Surgeon, Trigger, Puffer, Porcupine pada kedalaman 4 meter dengan spesies dominan yaitu Damselfish. Kepadatan sedang serta rekuensi kemunculan sering. Jenis Ikan dasar di Pulau Panjang yaitu jenis Gobies, Moray, Lionfish, Goatfish pada kedalaman 4 meter dan spesies dominan yaitu Gobies dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan sering (Peta Situs Selam Indonesia 2010). E. Pulau Krakata Pulau Krakata (Boatman Rooth) memiliki kondisi arus lemah di daerah dangkal 4 meter. Suhu terendah 27 C dan Suhu tertinggi 30 C. Pulau Krakata kedalaman maximum penyelaan 30 meter dengan rata-rata kedalaman 25 meter. Pulau Kratata memiliki ontur dasar laut dropoff dan slope. Komposisi dasar Pulau Krakata yaitu pasir dan batu. Komposisi dasar sebagian besar merupakan batuan vulkanik dan pasir vulkanik. Pulau Krakata memiliki sedimentasi sedang dengan Visibility horizontal 15 meter dan Visibility vertikal 15 meter. Pulau Krakata memiliki gelombang rendah. Plankton rendah. Kondisi umum terumbu rata-rata

20 76 tutupan terumbu kurang dari 40% yang dominan karang keras. Hal-hal menarik batuan vulkanik berupa dinding dikombinasi dengan slope serta beberapa bagian mirip dengan pondasi bangunan. Lokasi Pulau Krakata tepat untuk semua penyelam (Peta Situs Selam Indonesia 2010). Pulau Krakata ditemukan gerombolan ikan, pada kedalaman 10 meter dengan spesies dominan Fusiliers yang frekuensi kemunculan sering. Jenis ikan pelagis yaitu jenis Snapper, Fusiliers dan Sweetlips pada kedalaman 10 meter. Dimana spesies dominan yaitu Fusiliers dengan kepadatan sedang serta frekuensi kemunculan sering. Pulau Krakata memiliki ikan karang yang terdiri dari jenis Butterfly, Cardinal, Angel, Grouper, Damselfish, Wrasse, Parrot, Surgeon, Trigger dan Puffer yang ditemukan pada kedalaman 8 meter. Spesies dominan yaitu Damselfish dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan sering. Ikan dasar yang terdapat di Pulau Krakata yaitu terdiri dari jenis Gobies, Moray, Lionfish dan Blennies pada kedalaman 4 meter dimana spesies dominan yaitu Blennies dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan jarang. Pulau Krakata juga ditemukan udang pada kedalaman 8 meter. Rute menuju gunung Krakatau berliku-liku, penuh tantangan, serta terik matahari dan panas pasir yang tidak kenal kompromi, namun semuanya akan terobati ketika berhasil menaklukkan gunung yang berada di tengah-tengah lautan ini. Letusan dahsyatnya pada tahun 1883 memang menghancurkan tiga perempat tubuh Gunung Krakatau, namun letusan itu juga menyisakan bentangan alam yang sangat elok dipandang mata. Pesona kaldera (kawah besar) yang dikelilingi oleh Gunung Rakata Besar, Gunung Rakata Kecil/Gunung Panjang, dan Gunung Sertung menambah daya tarik kawasan ini. Sekalipun tergolong daerah tandus, namun kawasan Gunung Krakatau masih menyimpan berbagai koleksi flora dan fauna yang langka. Beberapa koleksi flora yang dapat dijumpai di sini, antara lain, kelapa (cocos nucifera), ketapang (terminalia catappa), cemara (casuarina equisetifolia), dan lain sebagainya. Berbagai kekayaan faunanya, seperti biawak (varanus salvator), penyu hijau (cholenia midas), ular piton (phyton sp), kalong (pteropus vampirus), burung raja udang (alcedo atthis), kadal (lygosoma), burung hantu, dan kupu-kupu, juga dapat dijumpai di sini. Sementara itu, laut biru yang mengitari Gunung Krakatau juga tidak bosan-bosannya dipandang mata, seolah-

21 77 olah laut tersebut telah ditakdirkan menjadi pengawal abadinya. Sedangkan bagi wisatawan yang ingin menikmati kawasan ini dengan cara yang berbeda, dapat memancing ikan di tepi kaki Gunung Krakatau (lihat Gambar 12) yang dihuni oleh berbagai jenis ikan. Air lautnya yang bersih dan jernih sangat mendukung aktivitas wisatawan yang ingin berenang atau snorkling. Dengan menyelam, wisatawan akan berdecak kagum melihat pesona dan kehidupan biota bawah laut, seperti rancaknya terumbu karang dan aneka jenis ikan yang berenang secara bergerombolan. Gambar 12 Beberapa atraksi wisata yang dapat dijumpai pada jalur II. Kembang api letusan Gunung Kraktau (http// pantai pasir hitam Gunung Krakatau dan panorama sunset di krakatau Bila beruntung, wisatawan dapat melihat salah satu spesies fauna laut yang terlihat cantik dan lucu dengan warna merah berpadu garis putih, yaitu ikan nemo (amphiprion ocellaris). Biasanya, spesies yang dijuluki ikan badut ini hidup di antara karang-karang beracun dan tidak lari ketika didekati oleh para penyelam. Ketika hari merangkak senja, eksotisme kawasan Gunung Krakatau kian kentara. Wisatawan akan terkagum-kagum melihat pesona matahari tenggelam (sunset).

22 78 Dari punggung gunung ini, wisatawan dapat melihat keindahan Selat Sunda, Teluk Lampung yang rancak, pesona pantai barat Banten, lalu-lalang kapal penyeberangan Merak-Bakauheni yang selalu ramai, dan kerlap-kerlip bagan nelayan dari kejauhan. Lain pesona Gunung Krakatau, lain lagi pesona Gunung Anak Krakatau. Bila Gunung Krakatau sudah satu abad lebih tidak aktif, sebaliknya kondisi Gunung Anak Krakatau masih aktif dan bahkan pernah meletus beberapa kali. Daya tarik Gunung Anak Krakatau justru pada kondisinya yang fluktuatif, di samping ketinggiannya yang terus bertambah saban waktu. Bila kondisinya sedang tidak normal, turis dilarang mendekatinya. Andai diizinkan, turis hanya diperbolehkan mendekatinya dalam radius tertentu, maksimal sampai di punggung Gunung Anak Krakatau. Kawahnya yang senantiasa menyemburkan bebatuan, pasir, debu, dan lava panas merupakan momen-momen yang selalu dinanti-nantikan oleh turis domestik maupun asing. Dalam kondisi demikian, turis dapat melihat aktivitas Gunung Anak Krakatau yang bagai kembang api di tengah pesta itu dari Pulau Sebesi dan Pantai Kalianda Lampung atau dari kawasan pantai barat Banten. Jika sedang stabil, turis dapat melihat bekas muntahan Gunung Anak Krakatau berupa bongkahan tanah dan batu yang didominasi warna cokelat kehitam-hitaman dalam berbagai ukuran (Peta Situs Selam Indonesia 2010). F. Pulau Legok Cave I Pulau Legok Cave 1 (Pulau Rakata) memiliki kondisi arus longshore dengan arus lemah kadang terjadi searah dengan garis pantai. Suhu terendah Pulau Legok Cave 1 yaitu 27 C dan Suhu tertinggi 29 C. Kedalaman penyelaman maximum 20 meter dengan rata-rata kedalaman 12 meter. Kontur dasar laut Pulau Rakata yaitu flat. Komposisi dasar pasir. Sedimentasi sedang dengan Visibility horizontal 15 meter dan Visibility vertikal 15 meter. Pulau Pulau Legok Cave 1 memiliki gelombang rendah dengan plankton rendah. Kondisi umum terumbu rata-rata tutupan terumbu kurang dari 40%. Kondisi ikan secara umum sedang. Kadang sering ditemukan spisies Pipefishmi dan Dragonet. Hal-hal menarik Lokasi Pulau Legok Cave 1 dapat dinikmati untuk semua penyelam. Pulau Legok Cave 1 memiliki jenis ikan pelagis yaitu jenis Fusiliers pada kedalaman 8 meter dengan spesies dominan yaitu Fusiliers dengan kepadatan rendah Frekuensi kemunculan sering. Ikan karang yang ada di Pulau Legok Cave

23 79 1 yaitu jenis Butterfly, Cardinal, Angel, Grouper, Damselfish,Parrot, Surgeon, dan Trigger pada kedalaman 6 meter. Spesies yang dominan Surgeon pada kepadatan sedang serta frekuensi kemunculan sering. Pulau Legok Cave 1 memiliki jenis ikan dasar terdiri dari jenis Flounders, Gobies, Garden Eel, Dragonet, Pipefish pada kedalaman 14 meter (Peta Situs Selam Indonesia 2010). G. Pulau Rakata Ujung Pulau Rakata Ujung memiliki kondisi arus longshore dengan arus sangat lemah kadang terjadi searah garis pantai. Suhu terendah di Pulau Rakata Ujung yaitu 27 C dan Suhu tertinggi 29 C. Kedalaman maximum penyelam 40 meter dengan rata-rata kedalaman 18 meter. Pulau Rakata Ujung memiliki kontur dasar laut dropoff dan steepslope. Komposisi dasar pasirdan batu. Sedimentasi di Pulau Rakata Ujung yaitu sedang dengan Visibility horizontal 15 meter dan Visibility vertikal 15 meter. Pulau Rakata Ujung memiliki gelombang rendah. Plankton rendah. Kondisi umum terumbu karang di Pulau Rakata Ujung yaitu rata-rata kurang dari 40%. Hal-hal menarik pada bagian Wall merupakan batu vulkanis bekas letusan gunung Krakatau, sebagian strukturnya merupai pondasi bangunan Pulau Rakata Ujung yang sangat tepat untuk semua penyelam. Pulau Rakata Ujung ditemukan gerombolan ikan pada kedalaman 12 meter.. Ikan karang di Pulau Rakata Ujung terdiri dari jenis Butterfly, Cardinal, Angel, Grouper, Damselfish, Anthias, Wrasse, Parrot, Surgeon dan Trigger pada kedalaman 12 meter. Species dominan Surgeon dengan kepadatan rendah serta frekuensi kemunculan sering. Ikan dasar di Pulau Rakata Ujung yaitu jenis Gobies, Moray, Lionfish dan Blennies pada kedalaman 12 meter dengan spesies dominan yaitu Gobies yang memiliki kepadatan rendah dan frekuensi kemunculan jarang. Pulau Rakata Ujung juga ditemukan jenis Lobster pada kedalaman 14 meter (Peta Situs Selam Indonesia 2010). Akhirnya ditentukan rencana jalur wisata Pulau Sebesi (lihat pada Gambar 13) yang merupakan paket perjalanan wisata yang menggabungkan beberapa jenis wisata di lokasi yang berbeda. Jalur wisata ditujukan supaya wisatawan lebih mengenal jauh keindahan Pulau Sebesi dan Pulau-Pulau disekitarnya serta wisata yang ada di Kabupaten Lampung Selatan pada umumnya.

24 80 Gambar 13 Rencana jalur wisata Pulau Sebesi Provinsi Lampung.

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 29 4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Administrasi Pulau Sebesi Pulau Sebesi merupakan salah satu pulau yang terletak di teluk Lampung berdekatan dengan Krakatau tepatnya pada posisi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320 28 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Kepulauan Krakatau terletak di Selat Sunda, yaitu antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Luas daratannya sekitar 3.090 ha terdiri dari Pulau Sertung

Lebih terperinci

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Deskripsi umum lokasi penelitian 3.1.1 Perairan Pantai Lovina Kawasan Lovina merupakan kawasan wisata pantai yang berada di Kabupaten Buleleng, Bali dengan daya tarik

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 33 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Kepulauan Seribu Wilayah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu terletak di sebelah Utara Teluk Jakarta dan Laut Jawa Jakarta. Pulau Paling utara,

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan. ini memiliki luas wilayah 2.109,74 Km 2

BAB III HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan. ini memiliki luas wilayah 2.109,74 Km 2 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan 1. Luas Wilayah dan Letak Geografis Kabupaten Lampung Selatan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung Ibukota Kabupaten

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Perairan Palabuhanratu terletak di sebelah selatan Jawa Barat, daerah ini merupakan salah satu daerah perikanan yang potensial di Jawa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Pulau Pramuka secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Kabupaten Serang 4.1.1 Letak geografis dan kondisi perairan pesisir Pasauran Serang Secara geografis Kabupaten Serang terletak pada koordinassi 5 5 6 21 LS dan 105

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa Pelabuhan Sunda Kelapa berlokasi di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara, pelabuhan secara geografis terletak pada 06 06' 30" LS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan menakjubkan. Kondisi kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah yang subur

Lebih terperinci

Berikut obyek wisata yang bisa kita nikmati:

Berikut obyek wisata yang bisa kita nikmati: Daya tarik wisata alam Ujung Genteng memang membuat banyak orang penasaran karena keragaman objek wisatanya yang bisa kita nikmati dalam sekali perjalanan, mulai dari pantai berpasir putih, melihat penyu

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Sibolga terletak di kawasan pantai Barat Sumatera Utara, yaitu di Teluk Tapian Nauli. Secara geografis, Kota Sibolga terletak di antara 01 0 42 01 0 46 LU dan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Desa Lebih terletak di Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali dengan luas wilayah 205 Ha. Desa Lebih termasuk daerah dataran rendah dengan ketinggian

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK/ KONDISI KEPARIWISATAAN KPP KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

BAB III KARAKTERISTIK/ KONDISI KEPARIWISATAAN KPP KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN BAB III KARAKTERISTIK/ KONDISI KEPARIWISATAAN KPP KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN 3.1 Visi, Misi dan Isu Strategis Kabupaten Lampung Selatan 2006-2011 Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Pulau Untung Jawa berada pada posisi ,21 Lintang Selatan dan

V. GAMBARAN UMUM. Pulau Untung Jawa berada pada posisi ,21 Lintang Selatan dan V. GAMBARAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Pulau Untung Jawa berada pada posisi 05 0 58 45,21 Lintang Selatan dan 106 0 42 11,07 Bujur Timur. Wilayah Kelurahan Pulau Untung Jawa adalah salah satu

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terkenal dengan kekayaan keindahan alam yang beraneka ragam yang tersebar di berbagai kepulauan yang ada di Indonesia dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Padang Cermin merupakan bagian dari Kabupaten Pesawaran, Secara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Padang Cermin merupakan bagian dari Kabupaten Pesawaran, Secara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Kecamatan Padang Cermin merupakan bagian dari Kabupaten Pesawaran, Secara geografis, Kecamatan Padang Cermin terletak di sebelah Tenggara Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter.

V. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Objek Wisata dan merupakan salah satu objek wisata yang berada di Kabupaten Pesawaran. Kabupaten Pesawaran sendiri merupakan kabupaten yang baru terbentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

I. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas dengan penduduk yang beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Daerah Kecamatan Pulau Tiga merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten Natuna yang secara geografis berada pada posisi 3 o 34 30 3 o 39

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang V. KEADAAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang Wilayah Kelurahan Pulau Panggang terdiri dari 12 pulau dan memiliki kondisi perairan yang sesuai untuk usaha budidaya. Kondisi wilayah

Lebih terperinci

TINJAUAN KAW ASAN GILl TRAW ANGAN

TINJAUAN KAW ASAN GILl TRAW ANGAN --~~--_.~--_._---- -1 --------~--~ BAB II TINJAUAN KAW ASAN GILl TRAW ANGAN Bab ini berisi tentang uraian mengenai Kawasan Gili Trawangan sebagai lokasi hotel resort untuk wisatawan elite. Yang berupa

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Geografi dan Topografi Kawasan Sendang Biru secara administratif merupakan sebuah pedukuhan yang menjadi bagian dari Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS IKLIM INDONESIA Pengertian Iklim Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun

Lebih terperinci

BERWISATA BAHARI MENYUSURI SEGARA ANAKAN

BERWISATA BAHARI MENYUSURI SEGARA ANAKAN BERWISATA BAHARI MENYUSURI SEGARA ANAKAN Sebagai sebuah negara kepulauan yang memiliki lebih dari 13 ribu pulau, Indonesia layak disebut sebagai negara dengan potensi bahari terbesar di dunia. Indonesia

Lebih terperinci

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS Oleh : Pengendali EkosistemHutan TAMAN NASIONAL BALURAN 2004 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Taman Nasional Baluran

Lebih terperinci

10 Tempat Wisata di Manado yang Wajib Dikunjungi

10 Tempat Wisata di Manado yang Wajib Dikunjungi 10 Tempat Wisata di Manado yang Wajib Dikunjungi Manado merupakan ibu kota dari Provinsi Sulawesi Utara. Kota ini memiliki semboyan Torang Samua Basudara yang berarti Kita Semua Bersaudara. Masyarakat

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 28 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis dan Perairan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah sebuah kabupaten administrasi di Provinsi DKI Jakarta dimana sebelumnya menjadi salah

Lebih terperinci

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis IKLIM INDONESIA Pengertian Iklim Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun dan meliputi wilayah yang luas. Secara garis besar Iklim dapat terbentuk karena adanya: a. Rotasi dan revolusi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang pariwisata, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pembangunan, pengusahaan obyek

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 20 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah 4.1.1 Geografi, topografi dan iklim Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak pada 108 o 20 sampai dengan 108 o 40 Bujur Timur (BT) dan 7 o

Lebih terperinci

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan

Lebih terperinci

Nusamanuk, Penjaga Kedaulatan Laut Selatan

Nusamanuk, Penjaga Kedaulatan Laut Selatan Catatan Geospasial Nusamanuk, Penjaga Kedaulatan Laut Selatan Gelombang laut selatan, Samudera Hindia, terus menerus menerpa pulau batu karang tepian Desa Cimanuk. Percikan buih putih yang mengenai batu

Lebih terperinci

Oleh Hartika Rhamedia / 2008 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Oleh Hartika Rhamedia / 2008 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Oleh Hartika Rhamedia 05276 / 2008 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas SikuaiIsland Sikuai merupakan salah satu pulau di daerah Minangkabau yang memiliki daya tarik luar biasa indah. Walaupun dikelola

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Wilayah Banten berada pada batas astronomi 5º7 50-7º1 11 Lintang Selatan dan 105º1 11-106º7 12 Bujur Timur. Luas wilayah Banten adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism

I. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki perananan penting bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism Organization (WTO) sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang kedua

Lebih terperinci

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kabupaten Pati 4.1.1 Kondisi geografi Kabupaten Pati dengan pusat pemerintahannya Kota Pati secara administratif berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 2.1 Geografis dan Administratif Sebagai salah satu wilayah Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Kendal memiliki karakteristik daerah yang cukup

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai 31 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Selatan (2014), sejarah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Selatan (2014), sejarah IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Selatan (2014), sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU

ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU ANALISIS DAYA DUKUNG MINAWISATA DI KELURAHAN PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU Urip Rahmani 1), Riena F Telussa 2), Amirullah 3) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan USNI Email: urip_rahmani@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Sejarah Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an yang

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Sejarah Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an yang 47 IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Sejarah Desa Pahawang Sejarah Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun 1.700-an yang diikuti pula oleh datangnya Hawang yang merupakan keturunan Cina. Hawang

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai

2. TINJAUAN PUSTAKA. utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Perairan Pantai Pemaron merupakan salah satu daerah yang terletak di pesisir Bali utara. Kawasan pesisir sepanjang perairan Pemaron merupakan kawasan pantai wisata

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Distribusi SPL Dari pengamatan pola sebaran suhu permukaan laut di sepanjang perairan Selat Sunda yang di analisis dari data penginderaan jauh satelit modis terlihat ada pembagian

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas hektar. Desa yang terdiri 27 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Biofisik dan Tata Guna Lahan Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Provinsi Lampung. Desa ini memiliki luas 1.702

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaram Umum Objek Penelitian 1. Kota Bandar Lampung a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 Gambar 4.1. Peta Administrasi Bandar

Lebih terperinci

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM 69 4. DESKRIPSI SISTEM SOSIAL EKOLOGI KAWASAN PENELITIAN 4.1 Kondisi Ekologi Lokasi studi dilakukan pada pesisir Ratatotok terletak di pantai selatan Sulawesi Utara yang termasuk dalam wilayah administrasi

Lebih terperinci

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan 6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan Daerah penangkapan ikan kakap (Lutjanus sp.) oleh nelayan di Kabupaten Kupang tersebar diberbagai lokasi jalur penangkapan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kota Serang 4.1.1 Letak geografis Kota Serang berada di wilayah Provinsi Banten yang secara geografis terletak antara 5º99-6º22 LS dan 106º07-106º25

Lebih terperinci

BAB IV PENENTUAN PRIORITAS TUJUAN WISATA BERDASARKAN ASPEK PENAWARAN WISATA

BAB IV PENENTUAN PRIORITAS TUJUAN WISATA BERDASARKAN ASPEK PENAWARAN WISATA BAB IV PENENTUAN PRIORITAS TUJUAN WISATA BERDASARKAN ASPEK PENAWARAN WISATA 4.1 Pola Pergerakan Wisatawan Seperti telah dikemukakan pada Bab III, pengertian dari pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan adat istiadat yang berbeda,yang mempunyai banyak pemandangan alam yang indah berupa pantai,danau,laut,gunung,sungai,air

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara geografis terletak pada 104 0 50 sampai 109 0 30 Bujur Timur dan 0 0 50 sampai 4 0 10 Lintang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Lokasi dan Luas Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5 o 15 sampai dengan 6

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Palabuhnratu merupakan daerah pesisir di selatan Kabupaten Sukabumi yang sekaligus menjadi ibukota Kabupaten Sukabumi. Palabuhanratu terkenal

Lebih terperinci

Gerakan air laut yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari adalah nomor

Gerakan air laut yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan sehari-hari adalah nomor SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.5 1. Bagi para nelayan yang menggunakan kapal modern, informasi tentang gerakan air laut terutama digunakan untuk... mendeteksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang sangat luas dan terdiri dari lima pulau besar dan belasan ribu pulau kecil. Letak antara satu pulau dengan pulau lainnya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun 27 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan hasil pemekaran wilayah Kabupaten Lampung Utara berdasarkan Undang-Undang No.6 Tahun

Lebih terperinci

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR 5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR 5.1 Sumberdaya Ikan Sumberdaya ikan (SDI) digolongkan oleh Mallawa (2006) ke dalam dua kategori, yaitu SDI konsumsi dan SDI non konsumsi. Sumberdaya ikan konsumsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sejarah Desa Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sejarah Desa Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Desa Pulau Pahawang Sejarah Desa Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun 1.700-an yang diikuti pula oleh datangnya Hawang yang merupakan keturunan

Lebih terperinci

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Mengacu kepada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Akhir Masa Jabatan 2007 2012 PemProv DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terumbu karang untuk berkembangbiak dan hidup. Secara geografis terletak pada garis

I. PENDAHULUAN. terumbu karang untuk berkembangbiak dan hidup. Secara geografis terletak pada garis I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang secara geografis memiliki iklim tropis dan perairannya lumayan dangkal, sehingga menjadi tempat yang optimal bagi ekosistem terumbu

Lebih terperinci

ADA BALI DI KOTA NGAPAK

ADA BALI DI KOTA NGAPAK ADA BALI DI KOTA NGAPAK Cilacap adalah Kabupaten di Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Jawa Barat yang memiliki luas wilayah sekitar 6,2 % dari wilayah Jawa Tengah. Cilacap terletak di sebelah

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 21 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu terletak di Kecamatan Palabuhanratu yang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan umum Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis karena

Lebih terperinci

7 KONDISI DAN AKTIVITAS WISATA BAHARI PANTAI JAYANTI

7 KONDISI DAN AKTIVITAS WISATA BAHARI PANTAI JAYANTI 7 KONDISI DAN AKTIVITAS WISATA BAHARI PANTAI JAYANTI 7.1 Kondisi Alam dan Fasilitas Pendukung Wisata Bahari Selain memiliki potensi perikanan laut, Pantai Jayanti memiliki kelebihan dalam hal potensi wisata

Lebih terperinci

BAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN

BAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN 89 BAB VII POLA ADAPTASI NELAYAN 7.1 Diversifikasi Pekerjaan Nelayan Karimunjawa telah menyadari terjadinya perubahan ekologis di kawasan Karimunjawa. Berbagai macam bentuk perubahan yang terjadi pada

Lebih terperinci

PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA

PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMAKASIH... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB III KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis Dan Demografis a) Secara garis besar Provinsi Banten menempati posisi yang strategis untuk pengembangan pariwisata selain itu, Provinsi

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,7 persen (Tempo.co,2014). hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata di Indonesia tetap bertumbuh walaupun pertumbuhan perekonomian global terpuruk, pertumbuhan industri pariwisata di Indonesia tahun 2014 mencapai 9,39 persen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari lebih 17.000 buah pulau besar dan kecil, dengan panjang garis pantai mencapai hampir

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. km dari pusat pemerintahan kecamatan. Desa Talang Mulya mempunyai luas 654

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. km dari pusat pemerintahan kecamatan. Desa Talang Mulya mempunyai luas 654 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Demografi Desa 1. Letak dan Luas wilayah Desa Talang Mulya merupakan salah satu desa pemekaran dari Desa Hurun Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran yang terletak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

Cukup Sehari Menjelajahi Pulau LOMBOK. Dikutip dari Koran SURYA terbit Sabtu, 5 Oktober 2013, halaman 14.

Cukup Sehari Menjelajahi Pulau LOMBOK. Dikutip dari Koran SURYA terbit Sabtu, 5 Oktober 2013, halaman 14. Cukup Sehari Menjelajahi Pulau LOMBOK Lembar BIL Dikutip dari Koran SURYA terbit Sabtu, 5 Oktober 2013, halaman 14. B ila hanya ada sedikit waktu untuk berlibur, pilihan transportasi paling mudah adalah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi CV. Jayabaya Batu Persada secara administratif terletak pada koordinat 106 O 0 51,73 BT dan -6 O 45 57,74 LS di Desa Sukatani Malingping Utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Berkembangnya pariwisata pada suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teluk Bungus yang luasnya ± 17 km 2 atau 1383,86 Ha berada di Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Kecamatan ini merupakan kecamatan pesisir di wilayah selatan Kota Padang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan 66 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan dan kebutuhan prasarana dan sarana transportasi perkotaan di empat kelurahan di wilayah

Lebih terperinci