BAB III KARAKTERISTIK/ KONDISI KEPARIWISATAAN KPP KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
|
|
- Liana Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III KARAKTERISTIK/ KONDISI KEPARIWISATAAN KPP KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN 3.1 Visi, Misi dan Isu Strategis Kabupaten Lampung Selatan Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan Kabupaten Lampung Selatan 2011 yaitu terwujudnya masyarakat Kabupaten Lampung Selatan yang profesional menuju kehidupan yang sejahtera, bermoral, dan berkeadilan, maka salah satu misi yang diemban adalah meningkatkan dan mengembangkan potensi kepariwisataan daerah dengan isu strategis pengembangan pariwisata. 3.2 Kondisi Geografis dan Topografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5 o 15 sampai dengan 6 o Lintang Selatan. Mengingat letak yang demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah lain di Indonesia yang merupakan daerah tropis. Daerah Kabupaten Lampung Selatan mempunyai daerah daratan kurang lebih 3.180,78 Km 2, dengan pusat pemerintahan di Kota Kalianda sekaligus sebagai Ibukota Kabupaten Lampung Selatan. Adapun batas wilayah administratif Kabupaten Lampung Selatan adalah: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur 2. Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Sunda 3. Sebelah Barat berbataan dengan wilayah Kabupaten Tanggamus 4. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Lampung Selatan antara lain latosol, podsolik, andosol, hidromorf, alluvial yang tersebar di seluruh wilayah. 26
2 Ditinjau dari posisi dan segi geografis, Kabupaten Lampung Selatan dinilai cukup menguntungkan dan potensial bagi pengembangan kegiatan kepariwisataan, karena merupakan pintu gerbang bagian selatan Pulau Sumatera dan merupakan kabupaten di luar Pulau Jawa yang terdekat dengan ibukota negara. 3.3 Kondisi Sosial dan Budaya Kondisi sosial dan budaya meliputi kependudukan, agama, suku dan adat istiadat yang terdapat di KPP Kalianda Kabupaten Lampung Selatan Kependudukan Pada Tahun 2004 penduduk Kabupaten Lampung Selatan berjumlah orang (BPS, 2005) yang tersebar pada 20 kecamatan, dengan proporsi penduduk laki-lakinya berjumlah orang, sedangkan penduduk perempuannya berjumlah orang Agama Mayoritas penduduk Kabupaten Lampung Selatan beragama islam selebihnya sebagian kecil beragama non muslim. Meskipun demikian, perbedaan agama bukan menjadi penghalang dalam melaksanakan kerukunan hidup bermasyarakat, bahkan perbedaan tersebut nampaknya dimanfaatkan secara baik sehingga terjadi sinergi dalam kehidupan bermasyarakat Suku dan Adat Istiadat A. Suku Penduduk yang berdomisili di Kabupaten Lampung Selatan terdiri dari berbagai macam suku, yaitu Suku Jawa, Bali, Sulawesi, Sumetera Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh dan lainnya. B. Adat Istiadat Adat istiadat secara garis besar dapat digolongkan dalam dua kelompok besar yaitu kelompok penduduk asli (Suku Lampung) dan kelompok penduduk pendatang (dari luar daerah Lampung). 27
3 3.4 Struktur Perekonomian Tahun 2004, 3 sektor yang memberikan sumbangan terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Lampung Selatan yakni sektor pertanian sebesar 51,08 persen. Sektor terbesar kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan sumbangan sebesar 13,22 persen. Sektor yang memberikan sumbangan terbesar ketiga pada Tahun 2004 adalah sektor industri pengolahan yakni sebesar 10,81 persen. 3.5 Kondisi Sarana dan Prasarana Kepariwisataan Transportasi Berdasarkan pangamatan atas prasarana lalu lintas di tujuh objek wisata yang menjadi objek studi, empat objek wisata telah memiliki prasarana lalu lintas berupa jalan beraspal, yaitu Tugu Siger, Merak Belantung, Pemandian Air Panas Way Belerang Sukamandi, dan Pantai Pasir Putih. Dua objek lainnya, yaitu Tejang Pulau Sebesi dan Gunung Krakatau, prasarana lalu lintas utamanya adalah melalui air. Sedangkan untuk mencapai objek wisata Gunung Rajabasa adalah dengan melalui jalan setapak dari Desa Tegading. Berdasarkan alat angkutan umum yang utama ke tujuh objek wisata yang ada di KPP Kalianda, dapat dibedakan berdasarkan sarana untuk mencapai objek wisata tersebut, yaitu dua kawasan wisata (Merak Belantung dan Pemandian Air Panas Way Belerang Sukamandi) dengan alat angkutan utamanya dengan kendaraan bermotor lebih dari tiga namun untuk mencapai objek wisatanya dengan menggunakan ojek sepeda motor, dua kawasan wisata (Tugu Siger dan Pantai Pasir Putih) dengan kendaraan bermotor lebih dari tiga, satu kawasan wisata (Gunung Rajabasa) dengan kendaraan bermotor lebih dari tiga sebagai alat angkutan utama namun untuk mencapai objek wisatanya adalah dengan melalui jalan setapak dari Desa Tegading. Sedangkan untuk dua kawasan wisata lainnya 28
4 (Tejang Pulau Sebesi dan Gunung Krakatau) dengan menggunakan kapal motor laut sebagai alat angkutan utamanya. Secara umum, frekuensi pelayanan kendaraan bermotor beroda lebih dari tiga yang menuju ke setiap kawasan wisata cukup tinggi dan teratur dengan kondisi pelayanan baik dan ongkos yang relatif murah. Untuk menuju objek wisata utamanya dengan menggunakan kendaraan roda dua (Merak Belantung dan Pemandian Air Panas Way Belerang Sukamandi), tingkat pelayanannya baik dan teratur namun dengan mengeluarkan biaya yang relatif mahal. Untuk mencapai objek wisata di Tejang Pulau Sebesi, frekuensi pelayanan rendah dengan biaya yang mahal karena menggunakan kapal laut bermotor. Sedangkan untuk mencapai objek wisata Gunung Krakatau hanya dapat dicapai dengan kapal laut bermotor carteran yang relatif mahal dari Dermaga Canti. Tabel 3.1 Kondisi fisik prasarana jaringan transportasi pada tiap jalur lintasan No Jalur Lintasan Lebar (m) Konstruksi Kondisi 1. Tugu Siger 10 Aspal Baik 2. Way Belerang Sukamandi 3,5 Aspal Baik 3. Merak Belantung 4 Aspal Baik 4. Tejang Pulau Sebesi - Laut Sedang 5. Gunung Rajabasa 1 Tanah Kurang 6. Gunung Krakatau - Laut Sedang 7. Pasir Putih 10 Aspal Baik Sumber: Dinas PU Lampung Selatan Air Bersih Prasarana air bersih pada setiap obyek wisata pada umumnya berasal dari sumur galian dan sumur pompa, kecuali pada kawasan wisata Pasir Putih yang berasal dari PDAM dan sumur pompa. 29
5 3.5.3 Listrik Jaringan listrik yang melayani kawasan-kawasan wisata terbagi menjadi dua, yaitu yang dilayani oleh PLN dan non PLN. Untuk kawasan wisata Tugu Siger, Merak Belantung, Pasir Putih dan Way Belerang Sukamandi telah terlayani oleh jaringan listrik PLN, sedangkan yang untuk kawasan wisata lainnya masih menggunakan generator non PLN. Untuk kawasan wisata alam Gunung Rajabasa dan Gunung Krakatau, karena berfungsi sebagai kawasan lindung, tidak terdapat aliran listrik Komunikasi Pada umumnya, jaringan telekomunikasi (Telkom) belum ada pada kawasan wisata, kecuali pada kawasan wisata Pasir Putih dan Merak Belantung. Sedangkan untuk kantor pos hanya terdapat di Kecamatan Kalianda sebagai Ibu Kota Kabupaten Akomodasi Pada semua kawasan wisata yang menjadi objek penelitian, belum ada akomodasi hotel berbintang. Berdasarkan data tahun 2006, pada KPP Kalianda sudah ada 13 hotel, villa dan resort. Klasifikasi akomodasi tersebut mulai dari melati 1 sampai melati 3, resort dan villa. Jumlah kamar 201 dengan 359 jumlah tempat tidur Lain-lain Fasilitas kepariwisataan yang lain sebagai penunjang pariwisata yang terdapat di KPP Kalianda adalah restoran, dimana jumlah restoran yang ada berjumlah 21 buah yang tersebar pada 3 kecamatan. Pada Kecamatan Penengahan 6 buah, Kecamatan Kalianda 9 buah dan Kecamatan Katibung 6 buah. 30
6 3.6 Potensi Kepariwisataan di KPP Kalianda Di dalam melakukan usaha pengembangan pariwisata pada suatu daerah, atraksi wisata merupakan faktor yang sangat menentukan bagi wisatawan dalam memilih daerah tujuan wisatanya. Untuk itu, potensi pariwisata yang dimiliki harus benarbenar dimanfaatkan agar wisatawan tertarik mengunjungi objek-objek wisata yang ada di daerah tersebut. Dalam hal ini, potensi wisata yang dimiliki oleh KPP Kalianda baik yang sudah berkembang ataupun yang belum berkembang dapat diuraikan sebagai berikut Tugu Siger Tapak kawasan Tugu Siger berada di kawasan Pelabuhan Bakauheni di daerah persimpangan jalan lintas Sumatera dan jalan lintas Timur. Tugu Siger merupakan salah satu bagian dari rencana pengembangan kawasan Resort Bakauheni yang meliputi area seluas 50 Ha. Fungsi rekreasi yang tersedia pada komplek Tugu Siger merupakan gabungan dari rekreasi alam dan rekreasi buatan. Lokasi Tugu Siger yang terletak pada puncak bukit pinggir pantai memberikan kelebihan tersendiri sebagai lokasi yang memiliki potensi alam yang indah, dimana dari lokasi ini kita dapat melihat pantai dan aktifitas kesibukan di Pelabuhan Bakauheni. Di dalam komplek Tugu Siger terdapat taman-taman dengan dilengkapi plaza-plaza (ruang terbuka) yang memungkinkan pengunjung beraktifitas didalamnya. Selain itu pengunjung juga dapat menikmati pemandangan di sekitar kawasan Tugu Siger dengan menggunakan menara pandang yang ada di puncak monument siger. Dengan menara pandang ini, pengunjung dapat melihat hampir seluruh kawasan Bakauheni. Di dalam bagunan utama monumen, pengunjung dapat melihat langsung diaroma Lampung yang menunjukkan kekayaan budaya dan ciri khas tradisional Lampung. 31
7 3.6.2 Pantai Merak Belantung Tapak kawasan wisata Pantai Merak Belantung terletak di Desa Merakbelantung, berjarak 14,5 km dari Kalianda, Ibu Kota Kabupaten Lampung Selatan, 58,5 km dari Bandar Lampung, 88,5 km dari pelabuhan udara Raden Intan dan 48,5 km dari pelabuhan penyeberangan Bakauheni dengan luas tapak kawasan 5 Ha. Lebar pantai berkisar antara m dengan panjang pantai potensial 891 m. secara topografi, Pantai Merak Belantung berada pada ketinggian 5 m dpl, dengan konfigurasi umum lahan dataran dan kemiringan lahan landai. Di tapak kawasan ini terdapat Sungai Pamungkusan dengan kedalaman air 1 3 m dan lebar 5 7 m, kualitas air jernih. Prasarana yang menghubungkan kawasan ini dengan Bakauheni dan Bandar Lampung melalui jalan lintas Sumatera dan berkualitas baik dengan lebar 10 m. Sumber air berasal dari sumur dengan kedalaman rata-rata 6 m dan berjarak 500 m dari tapak kawasan. Kualitas air jernih dengan debit 45 l/detik. Sumber listrik dari PLN dan dari generator atau diesel. Sistem pengolahan limbah dengan Proses Pengolahan (Recycle) pada 4 bak penampungan sehingga tidak mengakibatkan pencemaran. Dengan prasarana dan sarana yang dimilikinya, menjadikan objek wisata ini sebagai pola kunjungan singgah dan menginap Pemandian Air Panas Way Belerang Sukamandi Tapak kawasan wisata Way Belerang merupakan pemandian air panas belerang dengan luas area 1 Ha, terletak di Kelurahan Bumi Agung Kecamatan Kalianda dengan jarak 6 km dari Ibukota Kabupaten, 79 km dari Bandar Lampung, 109 km dari pelabuhan udara Raden Intan dan 34 km dari pelabuhan penyeberangan Bakauheni. Topografi dari kawasan wisata way belerang adalah terletak pada ketinggian 800 m dpl, konfigurasi umum lahan bergunung dengan kemiringan lahan landai. 32
8 3.6.4 Gunung Rajabasa Kawasan wisata Gunung Rajabasa terletak di Desa Pematang Kejang Kecamatan Rajabasa dengan luas tapak kawasan ha, yang terbagi menjadi ha kawasan hutan dan ha kawasan perkebunan. Jarak dari Ibu kota Kabupaten Lampung Selatan, Kalianda, 12 km, 85 km apabila dari Bandar Lampung, 115 km dari Bandara Udara Raden Intan dan 30 km dari pelabuhan penyeberangan Bakauheni. Pada puncak Gunung Rajabasa terdapat sebuah danau dengan luas kurang lebih 4 Ha Gunung Krakatau Objek wisata Gunung Krakatau terletak di sebelah barat daya pantai canti dan termasuk dalam wilayah Kecamatan Rajabasa. Luas kawasan objek wisata ini adalah 287 ha. Lereng yang tertutup lava, hitam, gersang dan kepulan asap bercampur belerang berwarna putih kekuningan menutupi puncak menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung. Warna air laut biru dengan ketinggian gelombang 1 m, material pantai berpasir halus dan berwarna hitam dengan kemiringan tepi pantai landai. Panjang tepi pantai > 2000 m dengan lebar < 50 m. Flora dan fauna yang terdapat di kawasan ini adalah cemara laut dan biawak. Pemukiman terdekat adalah di Pulau Sebesi dan Sebuku. Pencapaian ke objek wisata Gunung Krakatau melalui Dermaga Canti dengan menggunakan perahu motor carteran dengan waktu perjalanan selama 2,5 3 jam Tejang Pulau Sebesi Kawasan wisata Tejang Pulau Sebesi termasuk dalam wilayah Kecamatan Rajabasa dengan luas Pulau ha. Di pulau ini terdapat satu buah desa, yaitu Desa Tejang yang terdiri dari 3 kampung. Kampung-kampung tersebut adalah Kampung Tejang, Regahan Lada, dan Seganom. Di pulau ini juga terdapat sebuah gunung dengan ketinggian 484 m dpl. Untuk mencapai ke objek wisata ini, kita dapat melalui Dermaga Canti dengan menggunakan perahu bermotor 33
9 dengan waktu perjalanan 1,5 2 jam. Sumber air bersih di dapat dari sumursumur dengan kedalaman 3 5 m dengan kualitas air jernih, rasa tawar dan berbau normal. Aliran listrik di dapat dari generator. Material pantai terdiri dari pasir putih kecoklatan dan kasar, batu karang dan kerikil. Kemiringan tepi pantai landai dengan panjang tepi pantai m dengan lebar < 50 m. sarana wisata yang ada adalah cottage 2 buah, dermaga 3 buah, lapangan sepak bola 2 buah, dan tempat penyewaan alat menyelam. Di pulau ini juga telah ada satu buah puskesmas Pantai Pasir Putih Kawasan wisata Pantai Pasir Putih terletak di Desa Rangai Kecamatan Katibung dengan luas area 3 ha. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Lampung Selatan, Kalianda, 69,5 km, 16 km apabila dari Bandar Lampung, 46 km dari Bandara Udara Raden Intan dan 93.5 km dari pelabuhan penyeberangan Bakauheni. Prasarana yang menghubungkan kawasan ini dengan Bakauheni dan Bandar Lampung melalui jalan lintas Sumatera dan berkualitas baik dengan lebar 8-10 m. Secara topografi, ketinggian rata-rata dpl 0.5 m dpl, konfigurasi umum lahan dataran dengan kemiringan landai. Jenis material tanah adalah pasir putih kecoklatan. Sumber air berasal dari PDAM dengan kualitas air jernih dengan debit 99 l/detik. Sumber listrik dari PLN dan dari generator atau diesel. 3.7 Tinjauan Karakteristik Obyek Wisata di KPP Kalianda KPP Kalianda merupakan daerah tujuan wisata bagi wisatawan yang pasar wisatanya sudah bertaraf nasional dan internasional. Pasar wisata adalah permintaan nyata atau yang masih potensial akan sesuatu produk wisata tertentu yang didasarkan pada sesuatu motivasi perjalanan. Pasar wisata secara teritorial menunjukkan suatu negara sumber wisatawan dan biasanya yaitu negara industri maju (Salah Wahab, 1976). Berdasarkan pengertian tersebut, maka pasar wisata yang datang ke KPP Kalianda sangatlah beranekaragam dalam keinginan yang dapat digunakan sebagai segmentasi pasar. 34
10 Tabel 3.2 Obyek dan daya tarik, aktifitas yang dapat dilakukan wisatawan, jenis pariwisata serta jumlah fasilitas yang tersedia. No Obyek Wisata Daya Tarik Aktifitas wisatawan Jenis Pariwisata 1 Tugu Siger Merupakan bangunan tugu yang berbentuk siger Lampung yang menjadi ciri khas daerah, dimana di dalam bangunan kita dapat melihat/ mempelajari melalui diaroma tentang kebudayaan masyarakat Lampung, seperti adat istiadat. Di tempat ini kita juga dapat melihat panorama laut dan aktifitas pelabuhan penyeberangan Bakauheni. 2 Way Belerang Taman rekreasi dengan sumber air panas yg mengandung mineral belerang yang berasal dari Gunung Rajabasa, dimana dipercaya dapat menghilangkan berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit kulit. 3 Merak Belantung Pantai yang mempunyai pemandangan alam yang indah dengan material pasir berwarna putih dan terletak di teluk Lampung. 35 Fotografi Menikmati pemandangan Melihat diaroma budaya Lampung Berenang Berendam Tracking Climbing Hiking Fotografi Rekreasi hutan Berkemah Jalan-jalan Bird watching Memancing dan menyelam Berenang Bermain dipantai Fotografi Olahraga (golf, volly pantai, polo air, tennis, Wisata Budaya Wisata Kesehatan Wisata Rekreasi Jumlah Fasilitas wisata Wisata maritim Wisata alam petuangan Wisata olahraga 24
11 canoeing, banana boat, surfing). Menikmati pemandangan Jalan-jalan ditepi pantai Outbound dan outdoor learning War game di marshland Off road adventure berkemah 4 Tejang Pulau Sebesi Panorama alam pantai kepulauan dan taman laut. Berenang Menyelam Berselancar Berperahu Memancing Ski air Berjemur Menyusuri pantai Fotografi Penelitian Mendaki gunung Bersepeda Wisata maritim Wisata olahraga 17 36
12 5 Gunung Rajabasa Panorama alam pegunungan, berbagai jenis flora dan fauna, air terjun dan danau serta terdapat peninggalan benteng perjuangan pahlawan nasional Raden Intan II. 6 Gunung Krakatau Gunug api yang masih aktif dengan latar belakang sejarah yang menarik. Di sini kita dapat menikmati pemandangan alam dan pantai yang berpasir hitam 7 Pantai Pasir Putih Pantai dengan pemandangan alam yang indah dengan material pasir berwarna putih. Sumber : Hasil Pengamatan dan Dinas pariwisata Lampung Selatan Berkemah Fotografi Hiking Penelitian Tracking Berenang Memancing Menyusuri pantai Fotografi Penelitian Mendaki gunung Berperahu Melihat kawah Berenang Memancing Menyusuri pantai Fotografi Penelitian Mendaki gunung Berperahu Berjemur Berkemah Panorama Wisata perjalanan Wisata ilmiah Wisata olahraga Wisata perjalanan Wisata ilmiah Wisata olahraga Wisata maritim Wisata olahraga
13 Segmentasi pasar adalah proses penggolongan pelanggan dalam kelompok dengan kebutuhan, karakteristik atau pelaku yang berbeda. Variabel umum yang dapat digunakan untuk mensegmentasi pasar konsumen terbagi menjadi tiga yaitu segmentasi geografik (asal wisatawan), segmentasi demografi (usia, pekerjaan, pendidikan, penghasilan, dan pengeluaran), segmentasi psikografik (motivasi, tempat wisata, aktivitas, lama tinggal dan akomodasi) Jumlah Kunjungan Wisatawan Jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke KPP Kalianda baik itu wisatawan nusantara maupun mancanegara selama lima tahun terakhir ( ) mengalami peningkatan seperti terlihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Jumlah kunjungan wisatawan ke KPP Kalianda selama Tahun Wisatawan Persentase Wisatawan Persentase Total Nusantara (%) Mancanegara (%) , , , , , , , , , , Sumber: Dinas Pariwisata Lampung Selatan (2007) Segmentasi Geografis Berdasarkan data pada Dinas Pariwisata Lampung Selatan (2007) mengenai segmentasi geografis wisatawan, dapat diketahui asal wisatawan yang berkunjung ke KPP Kalianda, untuk wisatawan nusantara sebagian besar berasal dari wisatawan lokal yaitu wisatawan yang berasal dari Propinsi Lampung, yaitu 43,4%, DKI Jakarta 15%, Jawa Barat dan Banten 5,3%, Sumatera Utara 5,3%, Sumatera Selatan 3,5% dan yang lainnya 27,5%. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara terbanyak berasal dari asia meliputi Jepang dan Singapura 32,6%, disusul dari Australia 30,2%, Amerika dan Kanada 18,6%, dan selebihnya berasal dari Eropa dan Afrika. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Gambar
14 Gambar 3.1 Diagram Karakteristik wisatawan nusantara berdasarkan Segmentasi Geografis (Dalam %) Lampung DKI Jakarta 27,50 3,50 5,30 5,30 15,00 43,40 Jawa Barat dan Banten Sumatera Utara Sumatera Selatan Lainnya Sumber: Dinas Pariwisata Lampung Selatan, 2007 Gambar 3.2 Diagram Karakteristik wisatawan mancanegara berdasarkan Segmentasi Geografis (dalam %) 18,60 16,30 2,30 30,20 32,60 Asia Australia Amerika-Kanada Eropa Afrika Sumber: Dinas Pariwisata Lampung Selatan, Segmentasi Demografis Berdasarkan segmentasi demografis, karakteristik sebagian besar wisatawan yang datang ke KPP Kalianda adalah usia produktif dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi (universitas), status pekerjaan sebagian besar bekerja di bidang swasta dengan penghasilan sebagian besar antara Rp ,- s.d Rp ,-. 39
15 Sedangkan untuk pengeluaran selama wisatawan berada di objek wisata, 46% wisatawan rata-rata mengeluarkan uang sebesar Rp ,-. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel Segmentasi Psikologis Karakteristik wisatawan berdasarkan segmentasi psikografik, baik wisatawan nusantara maupun mancanegara memiliki motivasi melakukan perjalanan wisata adalah untuk berlibur, tempat tujuan wisata utama pantai dengan lama tinggal 1 s.d 3 hari dan menggunakan akomodasi hotel/ motel. Secara lengkap dapat di lihat pada Tabel
16 Tabel 3.4 Karakteristik wisatawan berdasarkan segmentasi Demografis No Karakteristik Wisatawan Persentase (%) Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara I II III IV V Tingkat Usia < 20 th th th th > 50 th Tingkat Pendidikan SLTP SLTA Universitas Paska Sarjana Lainnya Jenis Pekerjaan Pelajar/ Mahasiswa Swasta PNS Lainnya Penghasilan Rp ,- s.d Rp , Rp ,- s.d Rp , Lainnya < US $ US $ US $ > US $ Pengeluaran < Rp , Rp ,- Rp , > Rp , US $ US $ Lainnya Sumber: Dinas Pariwisata Lampung Selatan,
17 Tabel 3.5 Karakteristik wisatawan berdasarkan segmentasi Psikografik No Karakteristik Wisatawan Persentase (%) Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara I Motivasi : Berlibur 36,30 54,00 Bisnis 27,40 37,00 Lainnya 36,30 9,00 II Tempat Wisata : Pantai 50,40 41,80 Alam 15,00 20,20 Hiburan Malam 13,30 25,60 Lainnya 21,30 12,40 III Aktivitas : Atraksi Budaya 9,50 23,30 Berenang 26,50 16,30 Melihat-lihat 40,70 18,60 Berbelanja 6,70 14,00 Tracking 3,20 11,00 Lainnya 13,40 16,80 IV Lama Tinggal : < 1 hari 36, hari 32,70 67, hari 9,70 14, hari 6,20 9,30 Lainnya 15,10 9,30 V Akomodasi : Hotel/ Motel 62,80 97,60 Kerabat 30,10 - Lainnya 7,1 2,40 Sumber : Dinas Pariwisata Lampung Selatan,
BAB IV PENENTUAN PRIORITAS TUJUAN WISATA BERDASARKAN ASPEK PENAWARAN WISATA
BAB IV PENENTUAN PRIORITAS TUJUAN WISATA BERDASARKAN ASPEK PENAWARAN WISATA 4.1 Pola Pergerakan Wisatawan Seperti telah dikemukakan pada Bab III, pengertian dari pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan suatu daerah. Pengembangan pariwisata
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Lokasi dan Luas Kabupaten Lampung Selatan Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5 o 15 sampai dengan 6
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah
46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan. ini memiliki luas wilayah 2.109,74 Km 2
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Lampung Selatan 1. Luas Wilayah dan Letak Geografis Kabupaten Lampung Selatan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung Ibukota Kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Selatan (2014), sejarah
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Selatan (2014), sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan menakjubkan. Kondisi kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah yang subur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan sektor pariwisata terjadi secara global dalam beberapa tahun belakangan ini. Sektor pariwisata menjadi tulang punggung suatu negara, dalam arti salah satu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor ekonomi yang memiliki perananan penting bagi pendapatan suatu negara. Pada tahun 2007, menurut World Tourism Organization (WTO) sektor
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai
31 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,
Lebih terperinciLAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan
LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS Oleh : Pengendali EkosistemHutan TAMAN NASIONAL BALURAN 2004 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Taman Nasional Baluran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah
IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik,
Lebih terperinciBAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN
BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri pariwisata merupakan salah satu sarana untuk berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu tujuan wisata karena memiliki
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi
1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia, namun migas itu sendiri sifat nya tidak dapat diperbaharui, sehingga ketergantungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM PARIWISATA LAMPUNG
BAB III GAMBARAN UMUM PARIWISATA LAMPUNG 3.1 GEOGRAFI LAMPUNG Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 Km 2 termasuk 188 pulau yang terletak pada bagian paling
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi sebuah perhatian yang besar dari para
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan
24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menunjang otonomi daerah, pemerintah berupaya untuk menggali dan menemukan berbagai potensi alam yang tersebar diberbagai daerah untuk dikembangkan potensinya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup luas dengan penduduk yang beragam adat istiadat, bahasa, agama serta memiliki kekayaan alam, baik yang ada di
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan
64 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota
66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Berkembangnya pariwisata pada suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai salah satu sumber penerimaan devisa maupun membuka kesempatan kerja dan kesempatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang
BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu
Lebih terperinciKEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG
KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teluk Bungus yang luasnya ± 17 km 2 atau 1383,86 Ha berada di Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Kecamatan ini merupakan kecamatan pesisir di wilayah selatan Kota Padang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain
56 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wisatawan. Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Ujung Kulon
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Secara administratif, Taman Nasional Ujung Kulon terletak di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten dengan luas wilayah 122.956 Ha, yang terdiri atas 78.619 Ha daratan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menunjang otonomi daerah, pemerintah berupaya untuk menggali dan menemukan berbagai potensi alam yang tersebar diberbagai daerah untuk dikembangkan potensinya, baik
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan
84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5
Lebih terperinciKAJIAN PENENTUAN ALTERNATIF RUTE PERJALANAN PARIWISATA DI KPP KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN T E S I S
KAJIAN PENENTUAN ALTERNATIF RUTE PERJALANAN PARIWISATA DI KPP KALIANDA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN T E S I S Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB IV RENCANA PENGEMBANGAN
BAB IV RENCANA PENGEMBANGAN 4.1. TINJAUAN UMUM Dalam rangka untuk lebih meningkatkan pendapatan asli daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, Kabupaten Kebumen Bidang Pariwisata dan Budaya
Lebih terperincidibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi
48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan Umum Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian Berdasarkan olahan data penulis, dengan menggunakan check list maka beberapa informasi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan keindahan alamnya. Keindahaan alam yang terdapat di Indonesia sangat berpotensi menjadi obyek wisata yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka percepatan pembangunan daerah, salah satu sektor yang menjadi andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. Pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rian Heryana, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu industri yang bergerak di bidang jasa yang sampai saat ini sudah menjadi industri terbesar di dunia, khususnya di Negara Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan dalam memperoleh pendapatan negara dan ikut mendorong pertumbuhan ekonomi pada setiap daerah di Indonesia. Termasuk bagi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Menurut Suharyono (1994:26) Geografi adalah pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan muka bumi (gejala geosfer)
Lebih terperinciPulau Lombok. Sedangkan saluran informasi melalui audiovisual diperoleh dari televisi, compact disk (rekaman lokasi dan gambaran berbagai macam obyek
23 KERANGKA PEMIKIRAN Pemasaran suatu produk barang dan jasa tidak akan bisa lepas dari konteks komunikasi. Transaksi tersebut tidak saja menyangkut komunikasi satu arah tetapi menyangkut dua arah. Komunikasi
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur
Lebih terperincipulau Sumbawa. Lombok baru beberapa tahun saja mencuat sebagai daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sector yang diandalkan pemerintah Republik Indonesia untuk mendukung pembangunan dan peningkatan pendapatan negara. Pertimbangan ini
Lebih terperinciHOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Perkembangan Pariwisata di Indonesia Wilayah Indonesia merupakan wilayah kepulauan terbesar di sekitar garis khatulistiwa. Indonesia terdiri lebih dari 17.508
Lebih terperinciKAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH Keputusan pemerintah dalam pelaksanaan program Otonomi Daerah memberikan peluang kepada berbagai propinsi di Indonesia
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung Kota Bandarlampung adalah Ibukota Provinsi Lampung yang memiliki luas wilayah 197,22 km 2 atau 19.772 hektar. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian
Lebih terperinciBERWISATA BAHARI MENYUSURI SEGARA ANAKAN
BERWISATA BAHARI MENYUSURI SEGARA ANAKAN Sebagai sebuah negara kepulauan yang memiliki lebih dari 13 ribu pulau, Indonesia layak disebut sebagai negara dengan potensi bahari terbesar di dunia. Indonesia
Lebih terperinciHOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA)
Tugas Akhir PERIODE 108 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut yang sebaliknya akan dapat
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat perkembangan suatu kota dapat diukur oleh semakin banyaknya sarana dan prasarana penunjang perkembangan kota, (Tamin, 2000). Salah satu laju perkembangan ini
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Sibolga terletak di kawasan pantai Barat Sumatera Utara, yaitu di Teluk Tapian Nauli. Secara geografis, Kota Sibolga terletak di antara 01 0 42 01 0 46 LU dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata dan kawasan pengembangan pariwisata Jawa Tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan
Lebih terperinciTINJAUAN PULO CANGKIR
BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
26 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Wilayah 1. Letak dan Luas Kelurahan Sumber Agung secara Administratif masuk dalam Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung. Letak Kelurahan Sumber
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
18 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pariwisata merupakan bagian yang terintegrasi dalam proses pembangunan nasional dalam rangka mencapai cita cita bangsa indonesia sebagai bangsa yang mandiri,
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan (nusantara) yang terdiri dari 17.508 pulau Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan memberikan keuntungan baik bagi wisatawan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah
Lebih terperinciKecamatan Salahutu. 1. Pantai Natsepa
Kecamatan Salahutu Kecamatan Salahutu dengan ibukotanya Tulehu, yang Luas Wilayahnya 151,82 km2 terletak di bagian timur Pulau Ambon dengan 6 buah Negeri. Kecamatan ini memiliki daya tarik wisata yang
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 Pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang
Lebih terperinciTINJAUAN KAW ASAN GILl TRAW ANGAN
--~~--_.~--_._---- -1 --------~--~ BAB II TINJAUAN KAW ASAN GILl TRAW ANGAN Bab ini berisi tentang uraian mengenai Kawasan Gili Trawangan sebagai lokasi hotel resort untuk wisatawan elite. Yang berupa
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.
45 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota yang menjadi ibukota provinsi Lampung, Indonesia. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELELITIAN. dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999, Kabupaten
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELELITIAN A. Sejarah, Letak Geografis, Geologi, dan Iklim 1. Sejarah Pada awalnya Kabupaten Karimun berada di bawah wilayah Kabupaten Kepulauan Riau sebagai sebuah kecamatan,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH
BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Kondisi Umum Pegunungan Menoreh Kulonprogo 3.1.1. Tinjauan Kondisi Geografis dan Geologi Pegunungan Menoreh Pegunungan Menoreh yang terdapat pada Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara dua benua Asia dan Autralia serta antara Samudera Pasifik dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu wadah yang sangat penting dalam pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun budaya. Pariwisata juga sangat berpengaruh
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan
78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
114 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Aspek pengembangan suatu objek wisata diantaranya meliputi pengembangan tata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia. Hal tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata dalam beberapa dekade terakhir merupakan suatu sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi bangsa-bangsa di dunia. Sektor pariwisata diharapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki kekayaan potensi pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk meningkatkan kunjungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melakukan perjalanan wisata sudah banyak sekali dilakukan oleh masyarakat modern saat ini, karena mereka tertarik dengan hasil kemajuan pembangunan suatu negara, hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau pelabuhan dalam bahasa Indonesia. Orang-orang Tuban setempat mengatakan bahwa boom dibangun
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 2.1 Geografis dan Administratif Sebagai salah satu wilayah Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Kendal memiliki karakteristik daerah yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Jepara teletak di Pantura Timur Jawa Tengah, dimana bagian barat dan utara dibatasi oleh laut. Jepara memiliki garis pantai sepanjang 82,73 km termasuk keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pariwisata sekarang sudah merupakan suatu tuntutan hidup dalam zaman modern ini. Permintaan orang-orang untuk melakukan perjalanan wisata, dari tahun ke tahun terus
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan data lapangan dan diskusi teoritik, penelitian ini dapat menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: Pertama, terdapat dua potensi
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH
29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung 1. Keadaan umum Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota Provinsi Lampung. Kota Bandar Lampung terletak di wilayah yang strategis karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam pembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai
Lebih terperinciKata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)
Kata Pengantar KATA PENGANTAR Buku 2 Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas) ini disusun untuk melengkapi buku 1 Nesparnas, terutama dalam hal penyajian data yang lebih lengkap dan terperinci. Tersedianya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu aset yang strategis untuk mendorong pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia
Lebih terperinci