BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu upaya pencapaian tujuan negara dan bangsa Indonesia sesuai Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum. Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah bagian integral pembangunan nasional yang bertujuan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Keberadaan Koperasi dan UMKM selain sebagai pelaku ekonomi nasional juga merupakan subjek vital dalam pembangunan khususnya dalam rangka perluasan kesempatan berusaha bagi wirausaha baru dan penyerapan tenaga kerja serta menekan angka pengangguran serta pro environment. Pendekatan pembangunan yang ditujukan pada pelaku ekonomi, khususnya pada Koperasi dan UMKM, amat penting. Langkah ini sekaligus untuk mempertegas penataan struktur pelaku ekonomi nasional yang selama ini dalam kondisi yang timpang. Pembangunan yang ditujukan kepada Koperasi dan UMKM diharapkan mengantarkan penataan struktur pelaku ekonomi nasional lebih padu dan seimbang dalam skala usaha, strata dan sektoral. Selain itu kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM mencakup peningkatan sistem pendukung usaha. Sistem pendukung mencakup lembaga atau sistem yang menyediakan dukungan bagi peningkatan akses koperasi dan UMKM ke sumber daya produktif dalam rangka perluasan usaha dan perbaikan kinerja. Sumber daya produktif mencakup bahan baku, modal, tenaga kerja terampil, dan informasi teknologi. Perluasan usaha mencakup peningkatan tata laksana kelembagaan, peningkatan kapasitas dan perluasan jangkauan pasar. Sementara itu kebijakan pemberdayaan koperasi dan UMKM mencakup peningkatan kualitas kelembagaan Koperasi dan UKM serta perbaikan kapasitas dan kualitas Sumber Daya Manusia baik dari aspek kewirausahaan, kemampuan teknis dan manajemen, kapasitas pemasaran, maupun kompetensinya. 1

2 1.2MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi pemerintah dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi pemerintah dengan maksud : a) Mengukur tingkat pencapaian/keberhasilan sasaran strategis yang telah ditetapkan pada tahun 2015 b) Mengevaluasi kinerja instansi pemerintah c) Untuk bahan penyusunan perencanaan tahun berikutnya 2. Tujuan Tujuan penyusunan LAKIP adalah : a) Mewujudkan akuntabilitas instansi pemerintah kepada pihak-pihak terkait b) Mewujudkan perubahan-perubahan kearah perbaikan dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi. 1.3GAMBARAN ORGANISASI KEDUDUKAN Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Sumatera Barat dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 12 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2011 tersebut diatas, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Sumatera Barat merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah dibidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. 2

3 Adapun tugas pokok dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah melaksanakan urusan pemerintahan di bidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Penyusunan kebijaksanaan teknis dibidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah. 2) Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum lintas Kabupaten dan Kota dibidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah. 3) Pembinaan teknis dibidang Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah. 4) Pembinaan Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD). 5) Pelaksanaan urusan Tata Usaha Dinas TUGAS POKOK DAN FUNGSI Pelaksanaan dari Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 12 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat, struktur organisasi Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Sumatera Barat ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 40 Tahun 2012 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat. Adapun tugas pokok dan fungsi masing-masing Sekretariat dan Bidang pada Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Sumatera Barat adalah : 1) Sekretariat, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan dibidang umum, program, dan keuangan. Untuk menyelenggarakan tugas, Sekretariat mempunyai fungsi : (a) (b) (c) (d) penyelenggaraan pengkajian serta koordinasi perencanaan dan program dinas menyelenggarakan pengkajian perencanaan dan program kesekretariatan menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan menyelenggarakan pengkajian anggaran belanja 3

4 (e) (f) (g) (h) (i) (j) (k) (l) (m) (n) (o) menyelenggarakan pengendalian administrasi belanja menyelenggarakan pengelolaan admnistrasi kepegawaian menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan menyelenggarakan pengelolaan urusan rumah tangga perlengkapan menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan pendokumentasian peraturan perundang-undangan, pengelolaan perpustakaan, protokol dan hubungan masyarakat menyelenggarakan pengelolaan naskah dinas dan kearsipan menyelenggarakan pembinaan jabatan fungsional menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan menyelenggarakan pengkajian bahan Rencana Strategis, LAKIP, LKPJ dan LPPD Dinas menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait menyelenggarakan tugas kedinasan lain sesuai dengan tugas pokok dan fugsinya. 2) Bidang Bina Kelembagaan dan Penyuluhan Koperasi, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang kelembagaan, penyuluhan, advokasi, dan bantuan hukum. Untuk menyelengarakan tugas Bidang Bina Kelembagaan dan Penyuluhan Koperasi mempunyai fungsi : (a) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang kelembagaan (b) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknsi, pembinaan dan pelaksanaan dibidang penyuluhan (c) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang advokasi dan bantuan hukum 4

5 (d) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya. 3) Bidang Pemberdayaan Usaha Koperasi, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang pertanian, non pertanian dan aneka usaha. Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Pemberdayaan Usaha Koperasi mempunyai fungsi : (a) (b) (c) (d) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang pertanian penyiapan bahan perumusan kebijakan teknsi, pembinaan dan pelaksanaan dibidang non pertanian penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang aneka usaha pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya. 4) Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang kemitraan, pengembangan usaha mikro kecil dan menengah, dan promosi. Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah mempunyai fungsi : (a) (b) (c) (d) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang kemitraan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknsi, pembinaan dan pelaksanaan dibidang pengembangan UMKM penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang promosi pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya. 5) Bidang Fasilitasi dan Pemberdayaan Usaha Simpan Pinjam, mempunyai tugas 5 melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

6 pelaksanaan dibidang permodalan dan jasa keuangan, pengembangan simpan pinjam serta penilaian kesehatan simpan pinjam. Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Fasilitasi dan Pemberdayaan Usaha Simpan Pinjam mempunyai fungsi : (a) (b) (c) (d) penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang permodalan dan jasa keuangan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknsi, pembinaan dan pelaksanaan dibidang pengembangan simpan pinjam penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang penilaian simpan pinjam pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai tugas dan fungsinya 6) UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Koperasi, mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas dibidang pendidikan dan latihan koperasi, Untuk menyelenggarakan tugas pokok UPTD Balai Pendidikan dan Latihan Koperasi menyelenggarakan fungsi: (a) penyusunan rencana pembangunan teknsi operasional pendidikan dan latihan koperasi (b) pengkajian dan analisa teknis operasional pendidikan dan latihan koperasi (c) pengujian dan persiapan teknologi pendidikan dan latihan koperasi dilapangan (d) pelaksanaan kebijakan teknis pendidikan dan latihan koperasi (e) pelaksanaan operasional pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidang pendidikan dan latihan koperasi (f) pelaksanaan operasional tugas teknis dinas sesuai dengan bidang pendidikan dan latihan koperasi (g) pelaksanaan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan UPTD STRUKTUR ORGANISASI Dalam Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 12 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan 6

7 Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat, struktur organisasi Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Sumatera Barat adalah sebagai berikut: 1. Kepala Dinas 2. Sekretariat, yang membawahi : a. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub. Bagian Keuangan c. Sub. Bagian Program 3. Bidang Bina Kelembagaan dan Penyuluhan Koperasi, yang membawahi : a. Seksi Kelembagaan b. Seksi Penyuluhan c. Seksi Advokasi dan Bantuan Hukum. 4. Bidang Pemberdayaan Usaha koperasi, yang membawahi : a. Seksi Pertanian b. Seksi Non Pertanian c. Seksi Aneka Usaha 5. Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, yang membawahi: a. Seksi Kemitraan b. Seksi Pengembangan UMKM c. Seksi Promosi 6. Bidang Fasilitasi dan Pembiayaan Usaha Simpan Pinjam, yang membawahi: a. Seksi Permodalan dan Jasa Keuangan b. Seksi Standarisasi Pengembangan Simpan Pinjam c. Seksi Kelembagaan Penilaian Kesehatan Simpan Pinjam Sedangkan susunan organisasi UPTD Balai Latihan Koperasi (BALATKOP) Propinsi Sumatera Barat, terdiri atas : 1.i.a.a. 1.i.a.b. 1.i.a.c. 1.i.a.d. Kepala UPTD Kasubag Tata Usaha Kasi Pelaksanaan Program dan Pengembangan Kasi Penyelenggaraan Diklat 7

8 STRUKTUR OGRANISASI SUMBER DAYA MANUSIA Untuk pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut diatas, Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Sumatera Barat didukung oleh pegawai sebanyak 83 orang dengan kualifikasi yang tertera pada tabel berikut ini. Tabel 1. Kualifikasi Pendidikan Pegawai Pendidikan SD SMP SMA D3 S1 S2 S3 JML 83 PNS Non PNS JUMLAH ORANG Tabel 2. Kualifikasi Pangkat dan golongan JENIS KEPEGAWAIAN GOL. I GOL. II GOL.III GOL.IV JUMLAH PNS PTT/HONOR JUMLAH ORANG ASPEK STRATEGIS ORGANISASI Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan koperasi dan UMKM disebabkan faktor internal dan fakor eksternal. Faktor eksternal yaitu perkembangan iklim usaha yang masih kurang mendukung yang disebabkan, antara lain oleh (1) ketidakpastian dan ketidakjelasan prosedur perizinan, dan timbulnya berbagai pungutan tidak resmi; (2) proses bisnis dan persaingan usaha yang tidak sehat; (3) lemahnya koordinasi lintas instansi dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM; dan (4) masih munculnya peraturan-peraturan daerah yang menghambat, termasuk pengenaan 8

9 pungutan-pungutan baru kepada koperasi dan UMKM sebagai sumber pendapatan asli daerah. Faktor internal yaitu jumlah Koperasi dan UMKM yang besar dari segi kuantitas masih belum didukung oleh perkembangan yang memadai dari segi kualitasnya sehingga kinerja UMKM masih tertinggal. Ketertinggalan kinerja UMKM tersebut disebabkan terutama oleh kekurangmampuan UMKM dalam bidang manajemen, penguasaan teknologi, dan pemasaran, serta rendahnya kompetensi kewirausahaan UMKM. Tingkat kinerja yang demikian juga berkaitan dengan lemahnya kemampuan dan posisi tawar untuk mengelola dan mengakses ke berbagai sumber daya produktif yang meliputi sumber-sumber permodalan, informasi, teknologi, pasar dan faktor produksi. Masih terbatasnya sumber daya financial juga merupakan masalah utamabagi usaha mikro. Usaha mikro yang bermodal kecil umumnya tidak berbadan hukum dan masih menerapkan manajemen yang sangat sederhana. Oleh karena itu, usaha mikro ini sulit untuk memperoleh akses dari lembaga keuangan perbankan. Permasalahan khusus yang dihadapi dalam pengembangan koperasi adalah masih belum meluasnya pemahaman tentang koperasi sebagai badan usaha yang memiliki struktur kelembagaan dan insentif yang unik/khas dibandingkan dengan badan usaha lainnya, serta kurang memasyarakatnya informasi tentang praktik berkoperasi yang paling benar (best practices). Bersamaan dengan masalah tersebut, koperasi dan UMKM juga menghadapi tantangan, terutama yang ditimbulkan oleh pesatnya perkembangan globalisasi ekonomi dan liberalisasi perdagangan bersamaan dengan cepatnya tingkat kemajuan teknologi. Dari uraian diatas maka kendala dalam pengembangan Koperasi dan UMKM meliputi, antara lain : a.1. Masih rendahnya produktifitas. Produktifitas KUMKM masih dinyatakan rendah, sehingga akan menyebabkan skala yang dikelola terutama skala mikro dan kecil belum layak secara ekonomi. Dengan demikian perlu dilakukan pemberdayaan usaha mikro dan kecil melalui berbagai kegiatan yang menunjang pengembangan usahanya. Kegiatan pemberdayaan anatara lain peningkatan kapasitas pengelola usaha mikro, kecil dan menengah melalui bimbingan, pelatihan dan pemdampingan dalam pengelolaan usahanya melalui wadah badan hukum koperasi untuk memperkuat posisinya serta memperkuat kerjasama antar 9

10 koperasi. Rendahnya produktifitas ini juga didukung dengan lemahnya penguasaan dibidang manajemen, penguasaan teknologi, dan pemasaran, serta rendahnya kompetensi kewirausahaan UMKM. a.2. Masih terbatasnya akses sumber daya produktif. Usaha mikro dan kecil menghadapi masalah dalam peningkatan kapasitas usahanya, yaitu kurang tersedia collateral apabila akan memperoleh pinjaman/pembiayaan dari perbankan maupun lembaga keuangan. Dengan demikian perlu dikembangkan skim-skim pembiayaan yang membantu usaha mikro dan kecil, yaitu pembiayaan dengan pola syariah, juga dilakukan pendampingan dalam pemanfaatan pembiayaan tersebut. a.3. Masih rendahnya kualitas kelembagaan Koperasi. Akhir-akhir ini beberapa Koperasi belum menjalankan tata kelola koperasi yang baik (good cooperative governence). Hal ini disebabkan bahwapendirian koperasi belum didasari atas kepentingan dan kesamaan ekonomi yang sama diantara anggota. Namun lebih menekan pada aspek bisinis saja, kurang memperhatikan prinsip-prinsip koperasi yang menjadi landasan operasionalnya. Kelembagaan dan organisasi belum dikelola secara sistem manajemen yang memadai, yaitu sebagian besar belum memiliki rencana jangka menengah dan panjang. a.4. Masih rendahnya kinerja Koperasi. Rendahnya kualitas kelembagaan dan organisasi manajemen Koperasi akan menyebabkan kurang optimalnya kinerja Koperasi. Dengan demikian diperlukan beberapa kegiatan usaha yang mengarah pada keterkaitan usaha koperasi dan usaha anggotanya. Disamping itu manajemen koperasi perlu dikelola dengan sistem manajemen yang memadai, yaitu memiliki rencana jangka menengah dan panjang serta mengembangkan manajemen kinerja koperasi dengan model Balanced Score Card (BSC) dengan beberapa penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan karakteristik koperasi. Lebih lanjut dilakukan pemeringkatan oleh lembaga independen sebagai layaknya dilakukan oleh dunia pasar modal, yaitu Lembaga Rating, sehingga diharapkan praktik terbaik (best practice) dalam pengelolaan koperasi dapat dipantau dan dapat dijadikan contoh bagi koperasi lainnya. 5. Masih kurang kondusifnya iklim usaha, pengembangan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah (KUMKM) memerlukan iklim yang kondusif, yaitu prosedur perizinan yang belum dilakukan secara transparan, biaya transaksi perizinan yang mahal, pungutan secara tidak resmi. Peraturan-peraturan yang 10

11 menghambatperkembangan usaha mikro, kecil dan menengah dengan berbagai alasan dalam upaya menigkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Adapun dasar hukum yang mendasari pelaksanaan pembangunan koperasi dan UMKM, yaitu: 1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian 2) Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 3) Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 4) Undang-Undang (UU) Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 5) Undang-Undang (UU) Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. 6) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 7) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. 8) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal. 9) Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 10) Peraturan Presiden RI (Perpres) Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ) Instruksi Presiden RI (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 12) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. 13) Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal. 14) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. 11

12 15) Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Sumatera Barat Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat Tahun ) Peraturan Daerah (Perda) Nomor 12 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sumatera Barat. 17) Peraturan Gubernur Nomor 40 Tahun 2012 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat. 18) Peraturan Gubernur Sumatera Barat No. 65 Tahun 2012 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dilingkungan Pemerintah Propinsi Sumatera Barat. BAB II PERENCANAAN KINERJA Dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun maka dilakukan juga perubahan atas Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor tentang Rencana Strategis Satuan Kerja Perangka Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun Sehubungan dengan hal tersebut diatas pada tahun 2015 ini Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Propinsi Sumatera Barat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya mengacu kepada Rencana Strategis dan Penetapan Kinerja yang disempurnakan. Penyusunan Rencana Strategis Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Sumatera Barat dimaksudkan untuk dapat Memberikan arah kepada Satuan 12

13 Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan untuk jangka waktu lima tahun. Adapun tujuan penyusunan Rencana Strategis adalah : 1) Untuk menetapkan prioritas program dan kegiatan yang strategis selama 4 (lima) tahun. 2) Untuk memberikan landasan kebijakan taktis strategi lima tahunan dalam kerangka pencapaian visi, misi sebagai tolak ukur keberhasilan pembangunan. Dalam menunjang pembangunan koperasi dan UMKM di Propinsi Sumatera Barat, Rencana Strategis secara khusus juga berfungsi sebagai : 1.i.a.d.a) Pedoman dan acuan bagi aparat Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Sumatera Barat dalam penyusunan rencana pengembangan yang sifatnya operasional dan rinci. 1.i.a.d.b) Alat untuk mengendalikan pelaksanaan program pembangunan dan tolak ukur evaluasi keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembangunan koperasi dan UMKM VISI DAN MISI Visi adalah gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang realistik berisikan cita-cita dan citra yang ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu oleh unit organisasi. Di samping itu visi mengambarkan pandangan jauh ke depan kemana unit kerja akan dibawa pada kondisi yang dinginkan. Visi harus jelas dan mampu menarik komitmen dan mengerakan orang, menciptakan makna bagi kehidupan angota unit kerja/organisasi, menciptakan standar keunggulan, menjembatani keadaan sekarang dengan keaadan masa depan. Dalam merumuskan visi organisasi hendaknya meliputi aspek-aspek, yaitu: mencerminkan apa yang ingin dicapai oleh unit kerja/organisasi; memberikan arah dan fokus strategi yang jelas; menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang terdapat dalam unit kerja/organisasi; memiliki orientasi terhadap masa depan sehinga segenap jajaran harus berperan dalam mendefinisikan dan membentuk masa depan unit kerja/organisasi; serta menjamin kesinambungan kepemimpinan unit kerja/organisasi. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh unit kerja untuk mencapai visi yang telah ditetapkan agar tujuan kerja unit kerja dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyatan misi ini, diharapkan seluruh pegawai unit kerja dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal peran unit kerja secara lebih baik, dan dapat berpartisipasi dalam mendorong keberhasilannya. Dalam merumuskan misi, unit 13

14 kerja/organisasi telah memperhatikan masukan dari para pihak yang berkepentingan dan memberikan peluang untuk perubahan/penyesuaian sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategis. Dengan berpedoman hal-hal tersebut di atas maka Visi Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Barat adalah : Adapun makna dari visi tersebut adalah Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Barat berusaha sungguh-sungguh memberdayakan Usaha koperasi dan UKM sebagai pelaku/ subyek perekonomian rakyat sehingga memiliki daya saing, tangguh serta mandiri. Kondisi ini diharapkan memungkinkan Koperasi dan UKM mempunyai posisi tawar dalam memecahkan masalah dengan bertumpu pada kepercayaan dan kemampuan sendiri. Dalam merealisasikan visi dan memberikan arah serta tujuan yang akan diwujudkan, dan untuk memberikan fokus terhadap program yang akan dilaksanakan serta untuk menumbuhkan sense of participation and sense of belonging maka Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sumatera Barat menyatakan misi sebagai berikut: 1.1. Meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi dan kesadaran masyarakat dalam berkoperasi 1.2. Meningkatkan kapasitas koperasi untuk mengelola potensi ekonomi serta usaha simpan pinjam 1.3. Mengembangkan iklim usaha yang kondusif dan mendorong peningkatan daya saing produk-produk UMKM TUJUAN DAN SASARAN A. Tujuan Dalam rangka mencapai visi dan misi Dinas Koperasi dan UMKM seperti yang dikemukakan diatas, maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals) organisasi. 14

15 Untuk itu, agar dapat diukur keberhasilan organisasi di dalam mencapai tujuan strategisnya, setiap tujuan strategis yang ditetapkan akan memiliki indikator kinerja (performance indicator) yang terukur. Rumusan tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Peningkatan kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi yang sesuai jati diri koperasi 2. Peningkatan peran koperasi dalam pengembangan sektor riil dan peningkatan kualitas KSP sebagai lembaga keuangan alternatif bagi UMK. 3. Peningkatan usaha UMKM B. Sasaran Tujuan yang akan diwujudkan tersebut selanjutnya dirinci pada pencapaian sasaran setiap tahunnya. Secara umum, sasaran tahunan dari Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat ini menggambarkan kebijakan-kebijakan yang dihasilkan, serta perubahan perbaikan kondisi koperasi dan UMKM yang diakibatkan oleh kebijakan tersebut. Selanjutnya bagian berikut akan menjelaskan dan merinci masing-masing tujuan yang akan diwujudkan dalam lima tahun mendatang ( ) beserta sasaran strategis sebagai berikut : 1. Meningkatnya koperasi RAT 2. Meningkatnya kinerja usaha koperasi sektor riil dan kinerja Usaha Simpan Pinjam/KSP dalam permodalan dan pemberian pinjaman. 3. Meningkatnya kualitas kelembagaan usaha UMKM Tabel. 3 Hubungan hirarkis antara Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Visi : mewujudkan Koperasi dan UMKM yang tangguh, Industri dan Perdagangan yang berdaya saing tinggi, berorientasi pasar dan berbasis sumber daya lokal pada tahun 2015 Misi 1 : Meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi dan kesadaran masyarakat dalam berkoperasi TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN 1. Peningkatan kualitas kelembagaan 1. Meningkatnya koperasi RAT 1. Meningkatkan gerakan masyarakat sadar koperasi (GEMASKOP). 1. Penguatan kelembagaan koperasi dan UMKM 15

16 dan organisasi koperasi yang sesuai jati diri koperasi 2. Meningkatkan kualitas kelembagaan KUKM 3. Meningkatkan kemampuan pengelolaan kelembagaan KUMKM Misi 2 : Meningkatkan kapasitas koperasi untuk mengelola potensi ekonomi serta usaha simpan pinjam 1. Peningkata n peran koperasi dalam pengembangan sector riil dan peningkatan kualitas KSP sebagai lembaga keuangan alternatif bagi UMK 1. Meningkatnya kinerja usaha koperasi sektor riil dan kinerja Usaha Simpan Pinjam/KSP dalam permodalan dan pemberian pinjaman 1. Meningkatka n promosi untuk merebut peluang pasar yang tersedia 2. Melakukan perluasan akses jaringan pasar melalui pola kemitraan 3. Melakukan kerjasama dengan perbankan dan lembaga pembiayaan lainnya untuk mendapatkan perkuatan modal 1.Peningkatan promosi dan jaringan pemasaran produk koperasi dan UMKM 2.Pemantapan kemitraan usaha 3.Peningkatan akses KUKM untuk pembiayaan usaha 4.Pengembangan lembaga keuangan mikro (KSP /USP, KJKS /UJKS dan LKM lainnya bagi KUMKM Misi 3 : Mengembangkan iklim usaha yang kondusif dan mendorong peningkatan daya saing produk-produk KUMKM. TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN 1. Peningkatan usaha UMKM 1.Meningkatnya kualitas kelembagaan usaha UMKM 1.Peningkatan Iklim Usaha KUMKM. 2.Pemantapan kemampuan (kapasitas) usaha KUMKM 3.Peningkatan SDM KUMKM dan Aparat Pembina 1. Penumbuhan iklim usaha yang kondusif bagi UMKM 2. Pengembangan UMKM yang berkeunggulan kompetitif 3. Perbaikan kualitas SDM melalui pemberdayaan dan keberpihakan Tabel 4. Matriks Hubungan Antara Tujuan dan Sasaran Tujuan 1 Peningkatan kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi yang sesuai jati diri koperasi 2 Peningkatan peran koperasi dalam pengembangan sektor riil dan peningkatan kualitas KSP sebagai lembaga keuangan Sasaran Uraian Indikator Meningkatnya Persentase koperasi kualitas kelembagaan aktif Persentase koperasi peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam Meningkatnya kinerja Persentase volume usaha koperasi sektor usaha riil dan kinerja Usaha Simpan Pinjam/KSP 16

17 alternatif bagi UMK 3 Peningkatan usaha UMKM Meningkatnya legalitas usaha UMKM binaan Meningkatnya kemampuan permodan UMKM Meningkatnya pemasaran produk UMKM Persentase UMKM yang memiliki legalitas usaha Persentase UMKM binaan yang mengakses permodalan ke perbankan/bumn Persentase peningkatan UMK yang bermitra 2.3. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka pelaksanaaan pemerintahan yang efektif, Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Sumatera Barat telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 yang tertuang dalam Rencana Strategis Perubahan Tahun adalah sebagai berikut : Tabel 5. Perjanjian Kinerja tahun 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Meningkatnya kualitas Persentase koperasi aktif % 71,5 kelembagaan koperasi Persentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam % 32 Meningkatnya kinerja usaha koperasi sektor riil dan kinerja usaha simpan pinjam/ksp Meningkatnya legalitas usaha UMKM binaan Meningkatnya kemampuan permodalan UMKM Meningkatnya pemasaran produk UMKM Persentase peningkatan volume usaha Persentase UMKM yang memiliki legalitas usaha Persentase UMKM binaan yang mengakses permodalan ke perbankan/bumn Persentase peningkatan UMK yang bermitra % 15 % 28,57 % 9 % 40 Sasaran 1 ; Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Koperasi Koperasi diharapkan dapat ditingkatkan kualitasnya agar mampu tumbuh dan berkembang sesuai jati dirinya menjadi wadah kepentingan bersama bagi anggotanya. Sehingga kedepannya diharapkan kelembagaan dan organisasi koperasi di tingkat 17

18 primer dan sekunder akan tertata dan berfungsi dengan baik; infrastruktur pendukung pengembangan koperasi semakin lengkap dan berkualitas; lembaga gerakan koperasi semakin berfungsi efektif dan mandiri; serta praktek berkoperasi yang baik (best practices) semakin berkembang di kalangan masyarakat. Dalam meningkatkan kulaitas kelembagaan koperasi indikator kinerjanya adalah : a. Persentase koperasi aktif Perkembangan koperasi di Sumatera Barat saat ini menunjukkan kinerja yang secara umum positif. Perkembangan tersebut menunjukkan kebutuhan yang tinggi terhadap pendampingan dalam penerapan prinsip-prinsip koperasi. Perkembangan koperasi juga dipengaruhi oleh perkembangan koperasi aktif. Karena peningkatan jumlah koperasi tidak ada artinya apabila jumlah koperasi aktif menurun persentasenya. Pada tahun 2015 Dinas Koperasi, UMKM Propinsi Sumatera Barat telah menetapkan target pencapaian indikator tersebut sebesar 71,5%. b. Persentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam Koperasi Simpan Pinjam ialah Koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Indikator kesehatan kredit koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 14/PER/M.KUKM/XII/2009. Peraturan Menteri ini mencakup 24 indikator yang mewakili tentang kondisi keuangan yang terdiri dari : 1. Aspek Permodalan Terdiri dari : a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman diberikan yang berisiko c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri 2. Aspek Kualitas Aktiva Produktif Terdiri dari : a. Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan b. Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman yang diberikan c. Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman Bermasalah d. Rasio Pinjaman yang berisiko terhadap pinjaman yang diberikan 3. Aspek Manajemen Terdiri dari : a. Manajemen Umum b. Kelembagaan c. Manajemen Permodalan d Manajemen Aktiva e. Manajemen Likuiditas 4. Aspek Efisiensi Terdiri dari : a. Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto b. Rasio beban usaha terhadap SHU Kotor c. Rasio efisiensi pelayanan 18

19 5. Aspek Likuiditas Terdiri dari : a. Rasio Kas b. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima 6. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan Terdiri dari : a. Rentabilitas asset b. Rentabilitas Modal Sendiri c. Kemandirian Operasional Pelayanan 7. Aspek Jatidiri Koperasi Terdiri dari : a. Rasio partisipasi bruto b. Rasio promosi ekonomi anggota (PEA) Pada tahun 2015 target yang ditetapkan dalam indikator persentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam adalah 32%. Sasaran 2 ; Meningkatnya Kinerja Usaha Koperasi Sektor Riil dan Kinerja Usaha Simpan Pinjam/KSP Secara umum, variable kinerja koperasi diukur untuk melihat perkembangan atau pertumbuhan (growth) koperasi yang terdiri dari kelembagaan,,keanggotaan, volume usaha, permodalan, asset, dan sisa hasil usaha. Variabel-variable tersebut pada dasarnya belumlah dapat mencerminkan secara tepat untuk dipakai melihat peranan atau pangsa (share) koperasi terhadap pembangunan ekonomi nasional. Dalam sasaran yang ditetapkan ini kinerja usaha yang dinilai adalah kinerja usaha koperasi sektor riil dan koperasi simpan pinjam. Indikator kinerja dari sasaran meningkatnya Kinerja Usaha Koperasi Sektor Riil dan Kinerja Usaha Simpan Pinjam/KSP adalah Persentase Peningkatan Volume Usaha dengan target sebesar 15%. Sasaran 3; Meningkatnya legalitas usaha UMKM binaan Rendahnya perkembangan UMKM di Sumatera Barat disebabkan masih banyak UMKM yang belum memiliki legalitas usaha. Legalitas usaha sangat penting dalam penguatan kelembagaan UMKM. Disamping itu dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean legalitas usaha ini juga sangat penting dimana dengan adanya legalitas usaha ini UMKM dapat bersaing dengan kompetitor dari negara lain.indikator kinerja dalam pencapaian sasaran strategis ini adalah : Persentase UMKM binaan yang memiliki legalitas usaha, dengan target sebesar 28,57% Sasaran 4; Meningkatnya kemampuan permodalan UMKM UMKM sangat membantu pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan melalui UMKM juga banyak tercipta unit unit kerja baru yang menggunakan tenagatenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Selain dari itu UMKM juga memiliki fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas lebih besar. UMKM ini perlu perhatian yang khusus dan di dukung oleh informasi yang 19

20 akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar. Selain itu masalah klasik yang sering dihadapi UMKM antara lain rendahnya produktifitas, kesulitan akses terhadap permodalan, pasar teknologi dan informasi, serta rendahnya kualitas SDM. Oleh sebab itu kebijakan makro pemerintah diarahkan pada upaya untuk menggerakkan ekonomi rakyat melalui pemberian kesempatan yang lebih besar kepada UMKM dalam segala kegiatan bisnisnya, yaitu melalui perbaikan iklim usaha dan pemberian bantuan perkuatan yang secara langsung mendukung kemampuan UMKM untuk bersaing dalam pasar. Indikator kinerja pada sasaran strategis ini adalah ; Persentase UMKM binaan yang mengakses permodalan ke perbankan/bumn dengan target sebesar 9% Komitmen pemerintah yang diarahkan pada upaya menciptakan keadilan dibidang ekonomi tersebut sayangnya kurang mendapat dukungan yang kuat dari para stakeholder lainnya. Memang diakui disetiap waktu dan disetiap kesempatan banyak kalangan yang menyatakan berkomitmen kuat untuk mendukung upaya pemberdayaan UMKM. Tetapi juga tidak dapat dipungkiri bahwa UMKM masih menjadi kelompok marjinal yang sulit dikaitkan dengan usaha modern dan atau usaha besar. Salah satu indikatordari kondisi tersebut adalah kesulitan UMKM untuk mendapatkan akses permodalan dari Lembaga Keuangan Formal (LKF) terutama perbankan.indikasi dari ketidakmampuan UMKM tersebut terlihat dari rendahnya alokasi dana/kredit dari bankbank umum untuk UMKM. Kesulitan akses permodalan UMKM disebabkan UMKM sering dinilai tidak layak untuk menjadi nasabah bank komersial yang berorientasi pada profit, karena umumnya UMKM tidak memiliki agunan yang cukup untuk menjamin sejumlah kredit yang dibutuhkan. Selain itu yang menghambat hubungan UMKM dengan perbankan adalah kecilnya pemilikan aset UMKM sehingga sulit bagi perbankan untuk menilai jumlah kredit yang layak diberikan untuk UMKM. Sasaran 5 ; Meningkatnya pemasaran produk UMKM Pada dasarnya pemasaran adalah strategi untuk meningkatkan nilai tambah untuk suatu produk. Di tengah persaingan usaha yang semakin padat, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah harus punya kelebihan dibanding pesaing. UMKM akan sulit berkembang jika tidak mengetahui cara memasarkan suatu produk. Salah satu hal penting yang diaplikasikan melalui strategi pemasaran adalah strategi promosi. Kesuksesan suatu 20

21 UMKM adalah ketika bisa menciptakan produk yang berkualitas serta memasarkan dengan baik. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat selalu berupaya untuk meningkatkan pemasaran produk UMKM. Melalui Dinas Koperasi, UMKM Propinsi Sumatera Barat telah banyak dilakukan upaya dalam peningkatan pemasaran produk UMKM, yaitu melalui pameran, iklan di media sosial dan media promosi lainnya. Indikator kinerja pada sasaran strategis ini adalah ; Persentase UMK yang bermitra dengan target 40%. Dalam rangka pengembangan UMK di Sumatera Barat salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui kemitraan dengan pihak-pihak terkait. Kemitraan merupakan suatu hubungan kerja yang strategis diantara berbagai pelaku untuk mewujudkan tujuan yang disepakati bersama. BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Dari hasil pengukuran kinerja terhadap 7 program dan 42 kegiatan yang ditetapkan dalam rencana kinerja Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Sumatera Barat pada Tahun Anggaran 2015 terlaksana sangat baik. Capaian pelaksanaan kegiatan tahun 2015 ini diharapkan dapat mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan. Sasaran strategis tersebut adalah: a.i.1.a.i.1. Meningkatnya kualitas kelembagaan koperasi a.i.1.a.i.2. Meningkatnya kinerja usaha koperasi sektor riil dan kinerja usaha Simpan Pinjam/KSP a.i.1.a.i.3. Meningkatnya legalitas usaha UMKM binaan a.i.1.a.i.4. Meningkatnya kemampuan permodalan UMKM 21

22 a.i.1.a.i.5. Meningkatnya pemasaran produk UMKM Sehubungan dengan pencapaian sasaran tersebut diatas maka dilakukanlah pengukuran kinerja dengan metode membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja dalam bentuk persentase, membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan realisasi kinerja tahun sebelumnya. Pengukuran kinerja pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015 dilakukan dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut : a. Tingkat pencapaian sasaran ditetapkan sangat baik apabila persentase pencapaian rencana tingkat capaian sasaran sebesar diatas 95%, baik apabila persentase pencapaian sebesar 75% - 95%, cukup baik apabila persentase pencapaian sebesar 50%-75%. b. Persentase capaian sasaran merupakan komulatif dari capaian program-program yang digunakan untuk pencapaian kinerja sasaran yang bersangkutan PERBANDINGAN ANTARA TARGET DAN REALISASI KINERJA TAHUN INI DENGAN TAHUN LALU DAN BEBERAPA TAHUN TERAKHIR Analisis capaian kinerja tahun 2015 Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Barat dapat dijelaskan berdasarkan sasaran strategisnya sebagai berikut : Sasaran 1 Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Koperasi a.a.1.a. Perbandingan antara Target dengan Realisasi Kinerja Kelembagaan koperasi sangat dipengaruhi oleh kualitas partisipasi anggota koperasi. Kualitas partisipasi anggota koperasi ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain faktor Intern Pengurus dan pengawas koperasi yang lemah. Hal ini disebabkan dipilihnya pengurus/pengawas yang tidak memenuhi kualifikasi, sehingga kurang berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu hal ini juga akan berdampak pada kualitas pelaksanaan RAT yang lemah. Kebanyakan anggota pasif sehingga RAT akhirnya hanya didominasi oleh sekelompok orang tertentu. Hal ini isebabkan kesadaran anggota yang masih rendah dan kegiatan usaha koperasi yang tidak dilandaskan pada kepentingan ekonomi anggota. 22

23 Sasaran ini bertujuan untuk meningkatkan kulaitas kelembagaan koperasi. Indikator yang digunakan adalah: a. Presentase koperasi aktif Persentase koperasi aktif dapat dihitung dengan perbandingan antara jumlah koperasi aktif dengan jumlah koperasi b. Persentase Peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam/ksp Presentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam/ksp dapat dihitung dari perbandingan antara jumlah koperasi sehat dengan jumlah koperasi aktif Tabel 6. Pencapaian Realisasi Sasaran Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Koperasi Tahun Sasaran Meningkatnya Kualitas Kelembagaan Koperasi Indikator Kinerja Persentase Koperasi Aktif Persentase Peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam/ksp Realisasi Target Realisasi Capaian 66,31 69,36 70,48 69,03 71,5% 69,88% 97,73% 30,42 30,48 30,56 32,57 32% 40,45% 126,41% Dari tabel diatas dapat kami jelaskan sebagai berikut : 1. Presentase koperasi aktif Pada tahun 2015 target persentase koperasi aktif sebesar 71,5 % dengan realisasi sebesar 69,88 % atau pencapaian kinerja sebesar 97,73 % dari target yang ditetapkan. Dalam tahun 2015 ini dari jumlah koperasi sebanyak unit aktif sebanyak unit dan tidak aktif sebanyak unit atau persentase koperasi aktif sebesar 69,88 % yang terdiri dari 11 Kab/Kota mencapai target persentase koperasi aktif diatas 70% ( Kab. Agam, Kab. Pasaman Barat,Kab. Padang pariaman, Kab. Tanah Datar, Kota Bukittinggi Kota Padang, Kota Sawahlunto, Kota Padang Panjang, Kota Solok, Kota Payakumbuh dan Kota Pariaman) dan 8 Kabupaten dengan realisasi persentase koperasi aktif dibawah 70% ( Kab. Pasaman, Kab. Lima Puluh Kota, Kab. Solok Selatan, Kab. Pesisir Selatan Kab. Dharmasraya, dan Kab. Kep. Mentawai), seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 7. Persentase Jumlah Koperasi Aktif Kab/Kota 23

24 Tahun 2015 Grafik 1. 24

25 Jumlah koperasi aktif kabupaten/kota Tahun 2015 Dinas Koperasi, UMKM Propinsi Sumatera Barat telah melakukan berbagai upaya dalam pembinaan terhadap koperasi aktif dan pembenahan kepada koperasi tidak aktif. Upaya yang telah dilakukan adalah dalam bentuk penyuluhan, bimbingan teknis, penilaian koperasi, peningkatan kompetensi SDM pengelola dan pembina koperasi, sertifikasi koperasi, dan pendampingan oleh petugas penyuluh lapangan di 19 Kab/Kota sebanyak 20 orang serta penguatan kelembagaan agar persentase koperasi aktif meningkat dari tahun sebelumnya, namun realisasi persentase koperasi tidak aktif terjadi penurunan sebesar 2,27% yang disebabkan masih banyaknya koperasi di Kabupaten/Kota yang tidak bisa dibubarkan karena ada keterkaitan dengan pihak ketiga serta adanya penumbuhan koperasi baru Persentase koperasi aktif merupakan perbandingan antara jumlah koperasi aktif dengan jumlah koperasi. Pada tahun 2014 persentase koperasi aktif sebesar 69,03 %,tahun 2013 sebesar 70.48%, tahun 2012 sebesar 69,36%, dan tahun 2011 sebesar 66,31%. Peningkatan koperasi aktif terlihat pada tabel dibawah ini: Grafik 2. Persentase Peningkatan Koperasi Aktif Tahun Persentase Peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam/ksp Salah satu indikator penilaian kinerja Koperasi yang memiliki usaha Simpan Pinjam adalah tingkat kesehatan usaha simpan pinjam koperasi yang bersangkutan. Dalam perkembangannya predikat sehat untuk usaha simpan pinjam koperasi tersebut sangat 25

26 penting, karena koperasi yang sehat menggambarkan bahwa koperasi tersebut telah memiliki sistem pengelolaan usaha dan manajemen yang baik. Persentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam merupakan perbandingan antara jumlah koperasi sehat dengan jumlah koperasi aktif. Pada tahun 2015 ini persentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam koperasi ditargetkan sebesar 32% dan terealisasi 40,45% (1.097 unit) atau capaiannya sebesar 126,41%, seperti tabel dibawah ini : Tabel 8. Reakpitulasi Jumlah Koperasi Sehat Kab/Kota Tahun 2015 NO. KAB/KOTA JUMLAH Kab. Agam 61 2 Kab. Pasaman 27 3 Kab. Lima Puluh Kota 61 4 Kab. Solok 40 5 Kab. Padang Pariaman 51 6 Kab. Pesisir Selatan 76 7 Kab. Tanah Datar 94 8 Kab. Sijunjung 40 9 Kab. Mentawai - 26

27 10 Kab. Pasaman Barat Kab. Dharmasraya Kab. Solok Selatan Kota Bukittinggi Kota Padang Kota Sawahlunto Kota Padang Panjang Kota Solok Kota Payakumbuh Kota Pariaman Provinsi 2 Jumlah Capaian realisasi persentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam ini disebabkan karena semakin baiknya pengelolaan usaha simpan pinjam yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat melalui Dinas Koperasi, UMKM selalu berupaya untuk meningkat sistem manajemen koperasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam tersebut dilakukan melalui beberapa kegiatan pembinaan seperti rapat koordinasi, bimbingan teknis, dan pelatihan kepada petugas penilai kesehatan untuk 19 kabupaten/kota se- Sumatera Barat. Jika dibandingkan dengan persentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam koperasi terjadi peningkatan setiap tahunnya, pada tahun 2011 sebesar 30,42%, tahun 2012 sebesar 30,48%, tahun 2013 sebesar 30,56%, tahun 2014 sebesar 32,57%, dan tahun 2015 sebesar 40,45%. Hal ini menggambarkan bahwa kinerja koperasi khususnya Koperasi Simpan Pinjam maupun Usaha Simpan Pinjam semakin membaik. Grafik 3. Persentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam Tahun

28 b. Analisa Penyebab Peningkatan/Penurunan Realisasi dari Target Kinerja Pada sasaran meningkatnya kualitas kelembagaan koperasi pencapaian indikator kinerja terlihat bahwa indikator persentase koperasi aktif tidak mencapai target sedangkan indikator persentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam/ksp pencapaiannya melebihi target yang telah ditetapkan. Faktor penyebab peningkatan/penurunan capaian realisasi adalah : 1. Penyebab penurunan realisasi persentase koperasi aktif ( dari target kinerja sebesar 71,5% terealisasi 69,88% dengan capaian sebesar 97,73%) adalah karena adanya penumbuhan koperasi baru melalui kegiatan penyuluhan bagi kelompok usaha ekonomi produktif untuk membentuk kelembagaan yang berbadan hukum koperasi, sehingga kelompok usaha produktif tersebut melegalkan usahanya berbadan hukum koperasi. Disamping itu masih banyaknya koperasi yang tidak melaksanakan RAT di Kabupaten/Kota seperti Kab. Pasaman, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Kep. Mentawai. Pada tahun 2015 Provinsi Sumatera Barat mendapatkan beberapa penghargaan di tingkat nasional terkait dengan pemberdayaan koperasi yaitu : a. Penghargaan Satyalancana Pembangunan/Wirakarya dari Presiden RI kepada 2 Kepala Daerah (Bupati Padang Pariaman dan Walikota Padang) b. Penghargaan Bhakti Koperasi dari Menteri Koperasi dan UKM RI kepada Kepala Dinas Perindagkoptamben Kab. Lima Puluh Kota. c. Penghargaan koperasi berprestasi/koperasi award dari Menteri Koperasi dan UKM RI kepada KPN Wilayah Baso Kab. Agam, KPRI Guru-Guru TK/ SD/Pegawai Dinas Pendidikan Kab.Lima Puluh Kota, Primko Kepolisian RI (Primkoppol) Kota Sawahlunto, KUD Sinar Makmur Kab.Dharmasraya, Kopkar PT. PLN Cabang Padang Kota Padang, KPRI RSUD DR.Achmad Mochtar Kota Bukittinggi. Penghargaan yang diterima oleh penggerak koperasi di Sumatera Barat menunjukkan besarnya keberpihakan, perhatian dan kepedulian yang tinggi para tokok maupun penggiat koperasi dan UMKM dalam mengembangkan koperasi dan UMKM. 28

29 Persentase koperasi aktif dari tahun selalu mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2013 koperasi aktif sebanyak unit atau sebesar 70.48%, tahun 2012 koperasi aktif sebanyak unit atau sebesar 69,36%, dan tahun 2011 koperasi aktif sebanyak unit atau sebesar 66,31%. Pada tahun 2014 presentase koperasi aktif mengalami penurunan dimana jumlah koperasi aktif sebanyak unit atau sebesar 69,03%. Namun pada tahun 2015 jumlah koperasi aktif ini kembali mengalami peningkatan yaitu jumlah koperasi aktif adalah unit. Hal ini disebabkan adanya pembenahan koperasi tidak aktif yang berpotensi untuk dapat diaktifkan kembali melalui kegiatan pendampingan langsung oleh pembina koperasi baik dari propinsi maupun dari Kabupaten/Kota. 2. Peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam koperasi ( dari target 32% terealisasi 40,45% dengan capaiannya sebesar 128,41%) disebabkan : a) adanya dukungan dana melalui APBN, APBD Kab/Kota/propinsi dalam pelaksanaan pembinaan dan penilaian kesehatan usaha simpan pinjam koperasi. b) berfungsinya satgas pengawasan usaha simpan pinjam koperasi sesuai dengan Permenkop dan UKM No. 15/Per/M.KUKM/12/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM No. 19/Per/MKUKM/11/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. Sasaran 2 Meningkatnya Kinerja Usaha Koperasi Sektor Riil dan Kinerja Usaha Simpan Pinjam/KSP Sasaran ini bertujuan untuk mewujudkan peningkatan kinerja usaha koperasi sektor riil dan koperasi simpan pinjam. a. Perbandingan antara Target dengan Realisasi Kinerja Persentase Peningkatan Volume Usaha. Volume Usaha koperasi adalah total nilai penjualan atau penerimaan dari barang dan atau jasa pada suatu periode waktu atau tahun buku yang bersangkutan. Presentase peningkatan volume usaha dapat dihitung dari jumlah volume usaha tahun 2015 dikurang volume usaha tahun 2014 bagi volume usaha tahun 2014 dikali 100%. 29

30 Perbandingan antara target dan realisasi tahun sebelumnya dari Sasaran 2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 9 Pencapaian Realisasi Sasaran Meningkatnya Kinerja Usaha Koperasi Sektor Riil dan Kinerja Usaha Simpan Pinjam Tahun Sasaran Indikator Kinerja Realisasi Tahun Target Realis Capaian asi Meningkatnya Kinerja Usaha Koperasi Sektor Riil dan Presentase peningkatan volume 29,65 14,79 1,28 12,12 15% 9,74 64,93 Kinerja Usaha Simpan usaha Pinjam/KSP Grafik 4. Persentase Peningkatan Volume usaha Tahun Berdasarkan tabel diatas pencapaian dari realisasi indikator kinerja mengalami penurunan yaitu sebesar 14,80% dari target sebesar 15% terealisasi sebesar 9,74% 30

31 atau pencapaian sebesar 64,93% dari volume usaha tahun 2014 sebesar Rp ,154 milyar naik menjadi Rp ,881 milyar pada tahun b. Analisa Penyebab Peningkatan/Penurunan Realisasi dari Target Kinerja Penurunan capaian realisasi indikator presentase peningkatan volume usaha disebabkan adanya penurunan volume usaha pada beberapa Kabupaten/Kota seperti Kab. Pasaman, Kab. Pasaman Barat, Kab. Solok, Kab. Sijunjung, Kab. Dharmasraya, Kota Sawahlunto, dan Kota Pariaman. Volume usaha koperasi sektor riil turun disebabkan turunnya harga sawi. Disamping itu salah satu penyebab lain turunnya volume usaha, yaitu kegiatan bantuan modal dan sarana usaha bagi koperasi yang tidak bisa dilaksanakan karena adanya kebijakan bantuan hibah kepada masyarakat untuk tahun 2015 tidak bisa direalisasikan ( sesuai evaluasi Kemendagri). Disamping itu faktor eksternal yang mempengaruhi penurunan volume usaha koperasi adalah : a) Volume usaha koperasi secara mikro dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti produksi, harga, tempat usaha dan promosi. Peningkatan hasil produk koperasi yang bergerak di sektor ril akan dipengaruhi oleh tingkat persaingan dan harga pasar yang kompetitif. Selain dari tingkat persaingan dan harga juga dipengaruhi oleh tingkat pelayanan dan partisipasi anggota dalam memanfaatkan jasa dan usaha koperasi. Kemampuan Pengurus/pengelola koperasi dalam menetapkan tempat lokasi usaha serta promosi produk juga akan berpengaruh terhadap peningkatan volume usaha. b) Volume usaha koperasi juga dipengaruhi oleh terbatasnya modal koperasi dalam pengembangan usaha. Salah satu usaha KUD adalah pengencer pupuk bersubsidi. Dalam penyediaan pupuk bersubsidi ini koperasi harus memiliki modal yang cukup untuk mendapatkan pupuk dari PT. Pusri, sedangkan modal dari koperasi tersebut sangat terbatas sehingga koperasi tidak dapat mengembangkan usahanya secara maksimal. c) Dengan terjadinya inflasi pada tahun 2015 yang berakibat produk pertanian/perkebunan mengalamai penurunan harga, sehingga dengan terjadinya penurunan harga pada produk tersebut berakibat kepada rendahnya pendapatan koperasi. 31

32 Peningkatan volume usaha koperasi Kabupaten/Kota tahun 2014 s/d 2015 adalah sebagaimana tercantum pada tabel dibawah ini: Tabel 10 Rekapitulasi Volume Usaha Koperasi Kab/Kota Tahun Sasaran 3 Meningkatnya legalitas usaha UMKM binaan Sasaran ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan usaha UMKM sehingga dalam perkembangan UMKM ini lebih terarah dan memiliki legalitas usaha a. Perbandingan antara Target dengan Realisasi Kinerja Indikator kinerja dalam mencapai sasaran ini adalah Persentase UMKM yang memiliki legalitas usaha Legalitas Usaha merupakan jati diri yang melegalkan atau mengesahkan suatu usaha dan produk. UMKM seharusnya memiliki legalitas usaha karena banyak sekali manfaat dari legalitas usaha, antara lain : 1) sarana perlindungan hukum; 2) sarana 32

33 promosi; 3) bukti kepatuhan terhadap aturan hukum;4) mempermudah pengembangan usaha. Tabel 11. Pencapaian Realisasi Sasaran Meningkatnya Legalitas Usaha UMKM Binaan Tahun Sasaran Indikator Kinerja Realisasi (%) Tahun Target Realisasi Capaian Meningkatnya Presentase ,33 42,57 28,57 60,44 211,55 legalitas usaha UMKM yang UMKM binaan memiliki legalitas usaha Pada table diatas dapat dilihat perbandingan target dengan realisasi kinerja tahun 2015 untuk sasaran meningkatkan legalitas usaha UMKM binaan dengan target sebesar 28,57% dapat direalisasikan sebesar 60,44% dengan capaian kinerja sebesar 211,55 % Pada tahun 2015 realisasi legalitas usaha UMKM sebanyak produk/umkm terdiri dari pendaftaran merek sebanyak 30 produk UMKM, sertifikasi Halal 15 produk UMKM dengan total sebanyak 45 produk UMKM, dan pendaftaran merk dari Kementerian Koperasi Dan UMKM RI sebanyak 150 produk UMKM, dan sertifikasi Halal sebanyak 33 produk UMKM, pemberian izin usaha mikro kecil sebanyak IUMK, SIUP sebanyak UMKM, TDP sebanyak UMKM Persentase UMKM yang memiliki legalitas usaha selalu mengalami peningkatan dari tahun Pada tahun 2012 realisasi persentase UMKM yang memiliki legalitas usaha adalah sebesar 10%, tahun 2013 sebesar 33,33%, tahun 2014 sebesar 42,57%, dan dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Grafik 5. Persentase UMKM yang memiliki legalitas usaha Tahun b. Analisi Penyebab Peningkatan/Penurunan Realisasi dari Target Kinerja 33

34 Peningkatan realisasi presentase UMKM yang memiliki legalitas usaha yang cukup signifikan yaitu diatas 100% yaitu dengan capaian sebesar 211,55% disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: a) adanya dukungan kegiatan dan anggaran dari Kementerian Koperasi dan UKM RI berupa pemberian IUMK. b) adanya dukungan kegiatan dan anggaran dari SKPD terkait dalam pembinaan dan peningkatan legalitas UMKM. c) adanya kegiatan dan anggaran untuk melakukan koordinasi dan sosialisasi tentang legalitas usaha UMKM d) adanya motivasi lanjutan dari kegiatan koordinasi dan sosialisasi untuk memberikan bantuan pendaftaran merk dan sertifikasi halal bagi produk yang sudah bersaing di pasar. Sasaran 4 Meningkatnya kemampuan permodalan UMKM Sasaran ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan UMKM dalam mengakses permodalan sehingga dalam perkembangan UMKM ini lebih kuat. a. Perbandingan antara Target dengan Realisasi Kinerja Indikator kinerja dalam mencapai sasaran ini adalah Persentase UMKM yang mengakses permodalan ke perbankan/bumn. Salah satu kendala utama dalam pengembangan usaha UMKM adalah masalah permodalan. Untuk itu pemerintah berusaha membantu UMKM dalam mengakses permodalan melalui perbankan/ BUMN. Realisasi dari target indikator meningkatnya kemampuan permodalan UMKM 34

35 Tabel 12. Pencapaian Realisasi Sasaran Meningkatnya Kemampuan Permodalan UMKM Tahun Sasaran Indikator Kinerja Realisasi (%) Tahun Target Realisasi Capaian Meningkatnya kemampuan Presentase UMKM yang mengakses ,92 45,14 9 9,55 106,11 permodalan UMKM permodalan ke perbankan/bumn Grafik 6. Persentase UMKM yang mengakses permodalan ke perbankan/bumn Tahun Pada table diatas dapat dilihat perbandingan target dengan realisasi kinerja tahun 2015, untuk sasaran meningkatnya kemampuan permodalan UMKM dengan target sebesar 9% dapat direalisasikan sebesar 11,44% dengan capaian kinerja sebesar 127,11%. Pada tahun 2015 realisasi presentase UMKM yang mengakses permodalan ke perbankan/bumn sebanyak UMKM terdiri dari akses permodalan dari program KUR sebanyak UMKM, program PKBL BUMN sebanyak 495 UMKM. b. Analisa Penyebab Peningkatan/Penurunan Realisasi dari Target Kinerja Peningkatan realisasi Presentase UMKM yang mengakses permodalan ke perbankan/bumn dengan capaian 127,11% disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: a) koordinasi dan sosialisasi yang intensif dengan bank pelaksana KUR dan penyalur PKBL BUMN untuk meningkatkan akses permodalan UMKM. 35

36 b) adanya koperasi pendamping KUR yang membantu UMKM dalam mengakses permodalan ke perbankan Sasaran 5 Meningkatnya pemasaran produk UMKM Sasaran ini bertujuan untuk meningkatkan pemasaran produk UMKM sehingga produk tersebut dapat bersaing dalam pangsa pasar. a. Perbandingan antara Target dengan Realisasi Kinerja Indikator kinerja dalam mencapai sasaran ini adalah persentase peningkatan UMK yang bermitra. Pada indikator ini pencapaian target dengan realisasi kinerja tahun 2015 dan tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel 13. Pencapaian Realisasi Sasaran Meningkatnya Pemasaran Produk UMKM Tahun Sasaran Indikator Kinerja Realisasi (%) Tahun Target Realisasi Capaian Meningkatnya pemasaran Presentase peningkatan ,92 45, ,05 125,13 produk UMKM UMK yang bermitra Grafik 7. Persentase Peningkatan UMKM Yang Bermitra Tahun Pada tabel diatas dapat dilihat perbandingan target dengan realisasi kinerja tahun 2015, untuk sasaran meningkatnya pemasaran produk UMKM binaan dengan target sebesar 40% dapat direalisasikan sebesar 50,05% dengan capaian kinerja sebesar 125,13 %. 36

37 Pada tahun 2015 realisasi Presentase peningkatan UMK yang bermitra yang sebanyak 970 UMK yang terdiri dari UMKM yang bermitra pada partisipasi pameran dan bazar rakyat sebanyak 247 UMKM, UMKM pengrajin yang bermitra sebanyak 135 UMKM, UMKM yang bermitra dengan instansi terkait 318 UMKM b. Analisa Penyebab Peningkatan/Penurunan Realisasi dari Target Kinerja Peningkatan realisasi Presentase peningkatan UMK yang bermitra sebesar 125,13% disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: a) adanya dukungan kegiatan dan anggaran dari Kementerian Koperasi dan UKM RI berupa magang bagi UMKM, pendidikan dan latihan dalam meningkatkan daya saing dan kemitraan UMKM b) adanya dukungan pendidikan dan latihan bagi pelaku UMKM dalam peningkatan daya saing dan manajemen usaha c) adanya dukungan kegiatan dari BUMN dan SKPD terkait dalam pembinaan dan peningkatan kemitraan UMKM PERBANDINGAN REALISASI KINERJA SAMPAI DENGAN TAHUN INI DENGAN TARGET JANGKA MENENGAH YANG TERDAPAT DALAM DOKUMEN PERENCANAAN STRATEGIS ORGANISASI Terkait dengan adanya revisi terhadap Rencana Strategis Dinas Koperasi, UMKM Tahun , terdapat penyesuaian indikator kinerja yang semula berorientasi output menjadi indikator kinerja yang berorientasi outcome sesuai dengan arahan dari Kementerian Pendayaagunaan Aparatur Negara dan RB, dengan rincian sebagaimana tabel berikut ini: 37

38 38

39 Tabel 14 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah No Tujuan Sasaran Indikator Kinerja 1 2 Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi Peningkatan kualitas kelembagaan dan organisasi koperasi yang sesuai jati diri koperasi Peningkatan peran koperasi dalam perekonomian daerah terutama dalam pengembangan sektor riil. Peningkatan peran koperasi dalam menghimpun dan menyediakan dana bagi UMK Peningkatan peran koperasi dalam pengembangan sector riil dan peningkatan kualitas KSP sebagai lembaga keuangan alternatif bagi UMK Meningkatnya kualitas kelembagaan koperasi. AWAL Perkembangan jumlah koperasi aktif REVISI Target Kinerja Sasaran Pada Tahun Ke Meningkatnya koperasi RAT Persentase koperasi aktif ,5 1. Meningkatnya jumlah koperasi yang berusaha di sektor riil 1 Meningkatnya jumlah simpanan/tabungan pada koperasi. 2 Meningkatnya jumlah pemberian pinjaman koperasi. Meningkatnya kinerja usaha koperasi sektor riil dan kinerja Usaha Simpan Pinjam/KSP dalam permodalan dan pemberian pinjaman AWAL Jumlah koperasi yang berusaha di sector riil 3 AWAL Peningkatan peran 1. Meningkatnya kemampuan KUMKM dalam wirausaha penciptaan lapangan kerja dan pendapatan 2. Meningkatnya kesejahteraan pelaku usaha pelaku KUMKM Peningkatan usaha UMKM Meningkatnya kualitas kelembagaan usaha UMKM Jumlah simpanan koperasi REVISI Persentase Koperasi Sehat Return on Aset - - 9,75 10 Aset turn over - - 1,50 1,60 1. Jumlah wirausaha baru 2. Volume usaha (omset) UMKM REVISI Persentase UMKM yang memiliki legalitas usaha Persentase UMKM yang mengakses permodalan ke perbankan/bumn

40 4.2Untuk beberapa sasaran dan indikator kinerja lainnya perbandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi, sebagai berikut: 4.3 Sasaran 1. Meningkatnya kualitas kelembagaan koperasi dengan indikator: persentase koperasi aktif dengan target sebesar 71,5% terealisasi sampai tahun ini sebesar 69,88% dengan capaian sebesar 97,33%, jika dibandingkan dengan target kinerja jangka menengah yang terdapat dalam dokumen Renstra capaian kinerja sangat baik persentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam dengan target sebesar 32% terealisasi sampai tahun ini sebesar 40,45% dengan capaian sebesar 126,41%, jika dibandingkan dengan target kinerja jangka menengah yang terdapat dalam dokumen Renstra capaian kinerja sangat baik. 4.6 Sasaran 2. Meningkatnya kinerja usaha koperasi sektor riil dan kinerja usaha simpan pinjam 4.7 Pada tahun 2015 dilakukan kembali revisi kinerja terhadap sasaran meningkatnya kinerja usaha koperasi sektor riil dan kinerja Usaha Simpan Pinjam/KSP dengan indikator semula Return on Asset dan Asset Turn Over menjadi persentase peningkatan volume usaha. 4.8 Sehubungan dengan hal tersebut realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi tidak dapat dibandingkan terkait dengan adanya perubahan pada indikator kinerja tersebut diatas 4.9 Selain itu pada sasaran meningkatnya kualitas kelembagaan usaha UMKM juga mengalami perubahan menjadi 3 sasaran yaitu : meningkatnya legalitas usaha UMKM binaan, meningkatnya kemampuan permodalan UMKM, meningkatnya pemasaran produk UMKM 4.10 Sasaran 3. Meningkatnya legalitas usaha UMKM binaan 4.11 Indikator persentase peningkatan UMKM binaan yang memiliki legalitas usaha dengan target sebesar 28,57% terealisasi sampai tahun ini sebesar 60,44% dengan capaian sebesar 211,55%, jika dibandingkan dengan target kinerja 40

41 jangka menengah yang terdapat dalam dokumen Renstra capaian kinerja sangat baik Sasaran 4. Meningkatnya kemampuan permodalan UMKM 4.13 Indikator persentase UMKM binaan yang mengakses permodalan ke perbankan/bumn dengan target sebesar 9% terealisasi sampai tahun ini sebesar 9,55% dengan capaian sebesar 106,11%, jika dibandingkan dengan target kinerja jangka menengah yang terdapat dalam dokumen Renstra capaian kinerja sangat baik Sasaran 5. Meningkatnya pemasaran produk UMKM 4.15 Indikator persentase peningkatan UMK yang bermitra dengan target sebesar 40% terealisasi sampai tahun ini sebesar 50,05% dengan capaian sebesar 125,13%, jika dibandingkan dengan target kinerja jangka menengah yang terdapat dalam dokumen Renstra capaian kinerja sangat baik EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA 4.17 Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas kelembagaan koperasi 4.18 Dalam mencapaian sasaran meningkatnya kualitas kelembagaan koperasi dibutuhkan sumber daya seperti sumber daya manusia dan sarana prasarana. Sumber daya manusia yang digunakan dalam pencapaian sasaran tersebut berupa pengelola koperasi yang bersertifikasi ( kegiatan sertifikasi koperasi), pengelola dan pembina koperasi yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan di UPTD Balatkop, serta pembina propinsi. Untuk sarana prasarana penunjang pencapaian sasaran antara lain kendaraan operasional, peralatan dan perlengkapan kantor Sasaran 2 : Meningkatnya kinerja usaha koperasi sektor riil dan kinerja usaha simpan pinjam/ksp 4.20 Untuk pencapaian sasaran meningkatnya kinerja usaha koperasi sektor riil dan kinerja usaha simpan pinjam/ksp sarana pendukungnya adalah penggunaan sumber daya seperti sumber daya manusia dan sarana prasarana. Sumber daya manusia yang digunakan dalam pencapaian sasaran tersebut berupa, pengelola dan pembina koperasi yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan di UPTD Balatkop, tim satuan tugas koperasi simpan pinjam yang merupakan pembina di Kabupaten/Kota. 41

42 Untuk sarana prasarana penunjang pencapaian sasaran antara lain kendaraan operasional, peralatan dan perlengkapan kantor Sasaran 3 : Meningkatnya legalitas usaha UMKM binaan 4.23 Sasaran meningkatnya legalitas usaha UMKM binaan pencapaiannya didukung oleh adanya sumber daya berupa fasilitasi dari Kemenkumham, BPOM, MUI, camat untuk penerbitan merk produk, serttifikat hala, SIUP, TDP. Sarana prasarana penunjang pencapaian sasaran antara lain kendaraan operasional, peralatan dan perlengkapan kantor 4.24 Sasaran 4 : Meningkatnya kemampuan permodalan UMKM 4.25 Sasaran meningkatnya kemampuan permodalan UMKM pencapaiannya didukung oleh adanya sumber daya berupa tenaga pendamping KUR, Bank Pelaksana KUR, KKMB, PKBL BUMN, Gerakan Kewirausahaan Nasional ( Wira Usaha Pemula). Sarana prasarana penunjang pencapaian sasaran antara lain kendaraan operasional, peralatan dan perlengkapan kantor 4.26 Sasaran 5 : Meningkatnya pemasaran produk UMKM 4.27 Sasaran meningkatnya pemasaran produk UMKM pencapaiannya didukung oleh adanya sumber daya berupa UMKM yang berpartisipasi pada pameran produk UMKM dan temu mitra. Sarana prasarana penunjang pencapaian sasaran antara lain kendaraan operasional, peralatan dan perlengkapan kantor ANALISA PROGRAM DAN KEGIATAN PENUNJANG PENCAPAIAN KINERJA TAHUN Pada tahun 2015 program kegiatan yang menunjang pencapaian sasaran dan indikator dalam perjanjian kinerja adalah : 4.30 Sasaran 1 : Meningkatnya kualitas kelembagaan koperasi 4.31 Untuk menunjang pencapaian sasaran meningkatnya kualitas kelembagaan koperasi, pada tahun 2015 sesuai dengan Rencana Strategis telah ditetapkan indikator kinerja dengan program dan kegiatan sebagai berikut: 4.32 a) Indikator ; Persentase koperasi aktif 42

43 4.33 Indikator persentase koperasi aktif dengan rincian program kegiatan adalah : 4.34 I. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi, dengan kegiatan: ) Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi Award 4.36 Penilaian koperasi berprestasi /Koperasi Award merupakan kegiatan penilaian terhadap koperasi aktif dengan kriteria aktif dari segi usaha dan kelembagaan. Dengan adanya kegiatan ini akan mendukung pencapaian indikator koperasi aktif karena terkait langsung dengan peningkatan koperasi aktif di Kabupaten/Kota ) Sosialisasi dan Penguatan Koperasi di Lokasi TMMD/N 4.38 Sosialisasi perkoperasian dilokasi TMMMD/N dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan pengurus, pengawas dan anggota koperasi dilokasi TMMDN tentang perkoperasian. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan koperasi yang tidak aktif dapat diaktifkan kembali sehingga persentase koperasi aktif dapat ditingkatkan ) Pembenahan Koperasi Tidak Aktif 4.40 Pembenahan koperasi tidak aktif merupakan salah satu kegiatan utama yang menunjang meningkatnya jumlah koperasi aktif.. Pembenahan Koperasi Tidak Aktif dilaksanakan dengan tujuan memberikan penyuluhan dan pembinaan tentang tata cara mengaktifkan kembali koperasi yang tidak aktif kepada pembina koperasi di 19 kab/kota di Sumatera Barat ) Bimtek Pengembangan Koperasi Berkualitas 4.42 Kegiatan bimbingan teknis pengembangan koperasi berkualitas dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kepercayaan anggota dan masyarakat terhadap keberadaan koperasi sebagai wadah ekonomi rakyat.dengan tingginya kepercayaan anggota terhadap koperasi diharapkan nantinya ) Bimtek Peningkatan Peran Koperasi Dalam Pengembangan Kelompok Usaha Strategis 4.44 Kegiatan Bimtek Peningkatan Peran Koperasi dalam Pengembangan Kelompok Usaha Strategis dilaksanakan dengan tujuan memberikan 43

44 bimbingan teknis kepada kelompok usaha strategis untuk dapat membentuk kelompok usaha yang berbadan hukum koperasi. Dengan adanya Bimtek ini diharapkan nantinya adanya penumbuhan koperasi baru dan meningkatkan jumlah koperasi aktif ) Bimtek Peraturan Perundang-Undangan Perkoperasian II Kegiatan bimbingan teknis ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan pembina, gerakan dan pemangku kepentingan tentang peraturan perkoperasian sehingga terciptanya persamaan persepsi dan pemahaman dalam implementasi peraturan perkoperasian tersebut dalam pengelolaan koperasi sesuai dengan prinsip-prinsip koperasi ) Sertifikasi Pengelola Koperasi 4.48 Kegiatan sertifikasi pengelola koperasi dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kompetensi pengelola koperasi sehingga pengelolaan koperasi lebih akuntabel dan memiliki kinerja yang lebih baik ) Sosialisasi dan Pendampingan Implementasi Revitalisasi Koperasi 4.50 Kegiatan sosialisasi dan pendampingan implementasi revitalisasi koperasi dilaksanakan dengan tujuan meningkatnya kepercayaan anggota dan masyarakat terhadap keberadaan koperasi sebagai wadah ekonomi rakyat, meningkatnya jumlah koperasi aktif, dan meningkatnya jumlah anggota koperasi ) Kebijakan Perpajakan Bagi Koperasi 4.52 Kegiatan perpajakan bagi koperasi dilaksanakan untuk menginformasikan kepada koperasi tentang hak dan kewajibannya dalam kebijakan perpajakan sehingga koperasi bisa melaksanakan aturan perpajakan yang berlaku. Program Peningkatan Kompetensi SDM UMKMK dan Aparatur Pembina UMKMK, dengan kegiatan: 1) Pelatihan Perkoperasian bagi Pengelola LKM 4.53 Pelatihan Perkoperasian bagi Pengelola LKM dilaksanakan dengan tujuan memberikan dan meningkatkan pengetahuan bagi pengelola LKM tentang perkoperasian sesuai UU No. 25 Tahun 1992 sehingga pengelola LKM merasa tertarik untuk membentuk koperasi atau berintegrasi dengan 44

45 koperasi. Dengan berintegrasinya LKM ke koperasi diaharpakan akan meningkatkan jumlah koperasi di Sumatera Barat. 2) Pelatihan Pengembangan KSP bagi Pengelola Koperasi 4.54 Tujuan pelaksanaan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengelola KSP dalam mengelola usahanya sesuai dengan aspek kelembagaan dan manajemen usaha sehingga pengelolaan koperasi berjalan dengan lancar dan sesuai dengan aturan yang berlaku. 3) Pelatihan SKU Bagi Manager Koperasi 4.55 Pelatihan SKU bagi manager koperasi dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan manager koperasi dengan tata cara penyusunan Studi Kelayakan Usaha sehingga manager koperasi dapat mengambil keputusan secara cepat dan tepat. Pengelolaan koperasi yang baik bagi seotang manager akan berpengaruh terhadap kepercayaan anggota kepada pengelola koperasi. 4) Pelatihan Perkoperasian bagi Pembina 4.56 Tujuan pelaksanaan pelatihan perkoperasian bagi pembina adalah meningkatkan pengetahuan tentang perkoperasian bagi Pembina yang belum pernah mengikuti atau mendapatkan pelatihan perkoperasian sehingga mampu membina koperasi yang berada pada wilayahnya. Dengan adanya pelatihan perkoperasian ini diharapkan nantinya pembina dapat mendampingi koperasi dalam mengelola koperasi sehingga koperasi akan dapat melaksanakan RAT dengan tepat waktu. 5) Sinkronisasi Program Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian dan UMKM 4.57 Dalam rangka meningkatkan kinerja kelembagaan dan usaha koperasi telah dilakukan upaya yang dapat menunjang perkembangan koperasi. Perkembangan koperasi saat ini masih kurang baik yang disebabkan oleh kurangnya SDM dalam hal pengembanagn usaha koperasi. Sinkronisasi ini merupakan salah satu sarana dalam menetapkan jenis pelatihan yang 45

46 dibutuhkan oleh pembina koperasi dan gerakan koperasi, sehingga SDM koperasi akan meningkat. 6) Pengiriman TOT Widyaiswara 4.58 TOT Widyaiswara dilaksanakan dalam rangka peningkatan SDM widyaiswara pada UPTD Balatkop. Peningkatan SDM widyaiswara ini sangat penting karena kualitas SDM widyaiswara akan menentukan kualitas dari materi dan pelaksanaan pelatihan bagi pembina dan gerakan koperasi di Kabupaten/Kota Pencapaian dari indikator persentase koperasi aktif didukung oleh 2 (dua) program dan 15 (lima belas) kegiatan yang tersebut tersebut diatas dengan target capaian sebesar 71,5% b) Indikator ; Persentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam 4.62 Indikator persentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam, dengan programnya adalah Program Peningkatan Lembaga Keuangan Non Bank dalam Pembiayaan UMKMK, dengan rincian kegiatan sebagai berikut: 1) Pembinaan dan Percepatan Penilaian Kesehatan Usaha Simpan Pinjam Koperasi 4.63 Koperasi memerlukan pengukuran kinerja yang tepat sebagai dasar menentukan efektifikats kegiatan usahanya. Untuk itu perlu kiranya dilakukan penilaian atas kesehatan usaha simpan pinjam koperasi dalam rangka pemenuhan stansar kesehatan koperasi. Selain penilaian kesehatan juga perlu dilakukan pembinaan terhadap usaha simpan pinjam koperasi dimaksud. Kesehatan usaha simpan pinjam oleh koperasi terkait dengan kepentingan berbagai pihak yakni anggota, pengurus dan pengawas serta pemerintah sebagai pembina koperasi. 2) Pembinaan dan Peningkatan Pengawasan Usaha Simpan Pinjam Koperasi 4.64 Berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi No. 21/Per./M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pengawasan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam menyatakan bahwa KSP/USP-Kop merupakan lembaga kopersai yang melakukan kegiatan usaha penghimpun dan penyaluran dana dari dan untuk anggota yang perlu dikelola secara profesional. 46

47 4.65 Indikator persentase peningkatan tingkat kesehatan usaha simpan pinjam koperasi target yang ditetapkan adalah sebesar 32%. Pencapaian dari target tersebut didukung oleh 1 ( program) dengan 2 (dua) kegiatan Sasaran 2 : Meningkatnya kinerja usaha koperasi sektor riil dan 4.67 kinerja usaha simpan pinjam/ksp 4.68 Indikator: Persentase Peningkatan Volume Usaha Indikator ini dicapai melaui program kegiatan pendukung sebagai berikut: 4.70 I. Program Peningkatan Lembaga Keuangan Non Bank dalam Pembiayaan UMKMK, dengan rincian kegiatan: ) Pembinaan dan Evaluasi Peningkatan Permodalan Koperasi 4.72 Kegiatan pembinaan dan evaluasi peningkatan permodalan koperasi dilaksanakan untuk membina dan mengevaluasi kinerja koperasi yang telah menerima bantuan modal dari Kementerian Koperasi dan UKM RI. Bantuan modal ini diberikan dalam bentuk bantuan pengembangan permodalan kepada Koperasi Wanita/PERKASSA serta Koperasi Perkotaan dan Pedesaan. Bantuan permodalan akan membantu dalam peningkatan volume usaha koperasi ) Pembinaan dan Pengembangan KSP/USP-Koperasi, KJKS/UJKS-Kop Pengelola Dana Bergulir 4.74 Program dana bergulir merupakan program dari Kementerian Koperasi dan UKM RI yang diluncurkan untuk penyediaan bantuan perkuatan modal bagi UMK dan koperasi. Bantuan yang disalurkan sejak tahun ini sesuai dengan aturan Kementerian harus dilakukan pembinaan serta monitoring dan evaluasi terhadap pelaku usaha dan koperasi penerima bantuan dana bergulir tersebut. 3) Peningkatan Peran Koperasi Jasa Keuangan Syariah 4.75 Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) merupakan lembaga keuangan mikro yang melakukan kegiatan usaha melalui penghimpunan dan penyaluran dana menggunakan sistem syariah. Dalam rangka meningkatkan 47

48 peran KJKS sebagai suatu lembaga keuangan syariah yang profesional sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan kekuatan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan manfaat yang besar bagi masyarakat, maka perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan terhadap KJKS tersebut. 4) Pembinaan dan Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam Koperasi Dalam Rangka Mendukung Program Integrasi PKL 4.76 Program integrasi PKL kepada koperasi merupakan salah satu program mensejahterakan masyarakat terutama PKL melalui koperasi. Melalui program ini modal yang telah disalurkan kepada PKL melalui koperasi dapat dikembangkan dan dikelola sesuai aturan simapn pinjam koperasi Bantuan modal bagi PKL diluncurkan dari tahun yang dikelola oleh 179 koperasi dengan total bantuan sebesar Rp , II. Program Peningkatan Peranan Koperasi Dalam Sektor Riil, dengan kegiatan: ) Promosi Usaha Koperasi melalui Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi 4.80 Dalam rangka pemberdayaan dan percepatan pengembangan usaha koperasi khususnya sektor riil, Pemerintah Propinsi Sumatera Barat melalui Dinas Koperasi, UMKM telah mengalokasikan anggaran untuk kegiatan Promosi Usaha Koperasi melalui Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah membantu pengembangan jaringan pemasaran hasil usaha yang diproduksi oleh anggota maupun koperasi serta meningkatkan semangat berkoperasi. Dengan meningkatnya jaringan pengembangan pemasaran hasil usaha akn berdampak kepada meningkatnya volume usaha koperasi. 2) Pembinaan dan Pengembangan Usaha Koperasi Sektor Pertanian 4.81 Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Usaha Koperasi Sektor Pertanian dilaksanakan dengan tujuan untuk melakukan koordinasi, persamaan persepsi dan sinkronisasi program dengan dinas yang membidangi koperasi, UMKM Kab/Kota dan Gerakan Koperasi untuk 48

49 pengembangan usaha koperasi khususnya disektor pertanian. Usaha koperasi sektor pertanian ini merupakan salah satu penyumbang dalam penghitungan volume usaha koperasi. 3) Pembinaan dan Verifikasi Koperasi Calon Penerima Bantuan Perkuatan 4.82 Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan pembinaan terhadap koperasi calon penerima bantuan perkuatan dari pemerintah. Selain itu dalam pelaksanaan kegiatan ini juga dilakukan verifikasi terhadap koperasi yang mengusulkan bantuan perkuatan sarana. Bantuan sarana usaha bagi koperasi masih sangat diharapkan, karena sarana usaha ini merupkan bantuan untuk pengembangan usaha koperasi ) Pembinaan dan Pengembangan Koperasi di Sektor Aneka Usaha 4.84 Kegiatan pembinaan dan pengembangan koperasi di sektor aneka usaha dilaksanakan dengan tujuan untuk melakukan pembinaan terhadap koperasi di sektor aneka usaha (aneka makanan), agar dapat mempunyai daya saing dengan memperhatikan rasa, kesehatan serta kemasannya. Peningkatan daya saing koperasi akan berdampak kepada peningkatan usaha koperasi tersebut. 5) Koordinasi Pengembangan Usaha Koperasi Pasar (KOPPAS) 4.85 Tujuan dari pelaksanaan kegiatan koordinasi pengembangan usaha koperasi pasar (KOPPAS) adalah pemberdayaan koperasi pasar untuk menambah peluang usaha guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggotanya. 6) Pengembangan Usaha Ritail Koperasi 4.86 Kegiatan pengembangan usaha ritail koperasi dilaksanakan dengan tujuan untuk melakukan pembinaan dalam rangka pengembangan usaha ritail koperasi untuk meningkatkan volume usaha waserda. 7) Peningkatan Produk Unggulan Daerah dengan Pendekatan OVOP melalui Koperasi 49

50 4.87 Kegiatan peningkatan produk unggulan daerah dengan pendekatan OVOP melalui Koperasi dilaksanakan dengan tujuan untuk identifikasi/pembinaan produk unggulan daerah dengan pendekatan OVOP melalui koperasi, menumbuhkan koordinasi dan keterpaduan SKPD dan Stakeholder terkait dalam pengembangan produk unggulan daerah, serta menumbuhkan semangat kepada masyarakat untuk mengembangkan produk unggulan melalui koperasi Pencapaian realisasi target persentase peningkatan volume usaha koperasi sebesar 15% dilakukan melalui pelaksanaan 2 (dua) program dan 11 (sebelas) kegiatan yang tesebut diatas Sasaran 3 : Meningkatnya legalitas usaha UMKM binaan 4.93 Indikator; Persentase UMKM binaan yang memiliki legalitas Usaha Pencapaian indikator persentase UMKM binaan yang memiliki legalitas usaha adalah melalui Program Terpadu Peningkatan Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, dengan kegiatan Koordinasi dan Sosialisasi Pendaftaran Merk dan Sertifikat Halal. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan daya saing produk UMKM sehingga produk tersebut berada pada poisis yang kuat pada jaringan pasar UMKM Era masyarakat Ekonomi Asean (MEA) efektif akan dilaksanakan pada tahun 2016 ini. Hal ini akan berakibat semakin ketatnya persaingan produk. Ratusan produk akan bersaing untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Disinilah sangat diperlukan merk dan sertifikat halal atas produk tersebut. Merk dan sertifikat halal merupakan aset tak berwujud yang sangat berharga bagi UKM dalam pemasaran produknya Sasaran 4 : Meningkatnya kemampuan permodalan UMKM 50

51 4.97 Indikator; Persentase UMKM binaan yang mengakses permodalan ke perbankan/bumn 4.98 Program dan kegiatan dari pencapaian indikator persentase UMKM binaan yang mengakses permodalan ke perbankan/bumn adalah: 4.99 I. Program Peningkatan Dukungan dan Akses Permodalan UMKMK, dengan kegiatan: 1) Koordinasi dan Sosialisasi Temu Permodalan dengan Modal Ventura Bagi UMKM Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 18/PMK pasal 6 menjelaskan bahwa perusahan ventura mendorong penumbuhan pembiayaan UMKM Inovatif berdasarkan siklus usahanya. Untuk itu perlu dilakukan temu permodalan dengan modal ventura bagi UMKM. Kegiatan temu permodalan ini perlu dilakukan dalam rangka memfasilitasi akses penjaminan dalam penyediaan pembiayaan bagi UMKM II. Program Pengembangan dan Kemitraan UMKMK, dengan kegiatan: ) Koordinasi dan Sosialisasi KUR Kegiatan Koordinasi dan Sosialisasi Program KUR dilaksanakan dengan tujuan sebagai pedoman dalam pelaksanaan peningkatan koordinasi program Kredit Usaha Rakyat sehingga percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKM dalam rangka pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja dapat tercapai. Selain itu dengan adanya kegiatan ini diharapkan UMKM dapat lebih mudah dalam mengakses pembiayaan melalui program KUR ) Koordinasi dan Sosialisasi Kemitraan PKBL BUMN Program Kemitraan bertujuaan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil mitra binaan BUMN agar menjadi tangguh dan 51

52 mandiri sekaligus memberikan multiplier effect bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar kerjanya, serta Meningkatkan keseimbangan serta menggalang kebersamaan dgn masyarakat sekitar lingkungan perusahaan sehingga tercipta iklim yang kondusif bagi pelaksanaan operasional pengembangan perusahaan ditujukan untuk Mitra Binaan yang bergerak dalam Usaha Kecil Menengah Di Propinsi Sumatera Barat terdapat beberapa BUMN yang telah memberikan konstribusi terhadap perkembagan perekonomian masyarakat melalui program PKBL BUMN diantaranya sebanyak 10 (Sepuluh ) Pada tahun 2015 ini PT. Jamsostek, PT. Askes, PT. PLN, Bank Tabungan Negara tidak menyalurkan lagi program PKBL BUMN Sasaran 5 : Meningkatnya pemasaran produk UMKM Indikator kinerja pada sasaran 5 ini adalah persentase peningkatan UMK yang bermitra.. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian indikator ini adalah: I. Program Terpadu Peningkatan Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, dengan kegiatan: ) Koordinasi Pengembangan Program Terpadu Program terpadu pengembangan koperasi dan UMKM di propinsi Sumatera Barat dilaksanakan dengan tujuan untuk mendukung pencapaian kinerja pembangunan daerah.program ini mencakup sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, dan sektor pertanian dengan melibatkan beberapa SKPD Provinsi Sumatera Barat yakni Dinas Koperasi dan UMKM, Bappeda, BKP, BPPr dan KB, Dinas Perindag Disnaker DKP, Dinas Pertanian dan TP, Dinas Perkebunan, Peternakan, Dinas Kehutanan, Dinas Sosial, Biro Perekonomian yang tergabung dalam Tim Terpadu Pengembangan UMKM ) Perkuatan Produk UMKM Melalui Keamanan Pangan, Peningkatan Daya Saing dan Inovasi Produk Kegiatan perkuatan produk UMKM melalui keamanan pangan, peningkatan daya saing dan inovasi produk dilaksanakan dengan tujuan 52

53 untuk meningkatkan nilai jual serta pemasaran produk dalam rangka menghadapi pasar bebas MEA ) Penguatan Kelembagaan di Lokasi Sentra Sentra UMKM merupakan suatu wilayah dimana pada wilayah tersebut terdapat pengelompokkan UMKM yang sejenis atau memiliki keterkaitan erat diantara UMKM tersebut. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk membantu mendukung terwujudnya kesejahteraan para pelaku UMKM Sumatera Barat. Selain itu UMKM yang dibina ini nantinya dapat membentuk suatu badan usaha koperasi sehingga pembinaan terhadap UMKM ini dapat berkelanjutan II. Program Peningkatan Kompetensi SDM UMKMK dan Aparatur Pembina UMKMK, dengan kegiatan: ) Pelatihan Akuntansi bagi Pelaku UMKM Pelatihan akuntansi bagi pelaku UMKM ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan UMKM tentang pengelolaan keuangan dan pembuatan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi sehingga pengelolaan keuangan berjalan tertib dan lancar. 7) Pelatihan Wirausaha UMKM Alat dan Mesin Tujuan pelaksanaan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang kelembagaan dan bisnis alsintan, motivasi usaha dan tata cara berkelompok menjadi anggota koperasi sehingga pembinaan terhadap wirausaha ini lebih terintergrasi dalam badan usaha koperasi. III. Program Pengembangan dan Kemitraan UMKMK, dengan kegiatan : 1) Partisipasi Promosi Produk UMKM Promosi merupakan bagian dari strategi pemasaran yang sangat dibutuhkan UMKM. Strategi pemasaran sering digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan permintaan atas produk UMKM. Selain itu kegiatan promosi juga memberikan kemudahan dalam merencanakan strategis pemasaran selanjutnya. 2) Penyusunan Data Based UMKM Pengrajin 53

54 4.123 Penyusunan Data Based UMKM Pengrajin Ssumatera Barat merupakan sarana yang dapat informasi tentang produk UMKM. Dalam penyusunan buku data based ini disajikan berbagai jenis produk UMKM binaan Dinas Koperasi, UMKM Propinsi Sumatera Barat terutama hasil kerajinan tangan seperti rajutan, sulaman, juga bordirtan. 3) Temu Mitra UMKM Pengrajin Temu Mitra UMKM Pengrajin dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan sinergitas anatar unsur mitra UMKM, Dinas Koperasi, UMKM, inkubator bisnis agar UMKM tersebut meningkat menjadi UMKM naik kelas. Dengan kegiatan temu mitra ini diharapkan juga meningkatnya jumlah mitra UMKM sehingga usaha UMKM dapat berkembang. Temu mitra ini diikuti oleh 35 UMKM kerajinan di 15 Kabupaten/Kota se Sumatera Barat. 4) Temu Lembaga Pembina UMKM Kerajinan Dalam rangka memperluas jaringan pemasaran produk pengrajin Sumatera Barat, Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Sumatera Barat bekerja sama dengan Dekranasda Propinsi Sumatera Barat melaksanakan kegiatan Temu Lembaga Pembina UMKM Kerajinan. Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan ini adalah rapat koordinasi dengan Dekranasda Kab/Kota serta pembekalan bagi lembaga pembina UMKM kerajinan. 5) Pengembangan Lembaga Pembina UMKM Kerajinan Pengembangan Lembaga Pembina UMKM Kerajinan dilaksanakan dalam rangka peningkatan keterampilan serta motivasi UMKM dalam menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan. Lembaga pembina UMKM di Kabupaten/Kota adalah Dekranasda di masing-masing Kabupaten/Kota Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan ini adalah 1) bimbingan terhadap lembaga pembina kerajinan di 19 kab/kota; 2) monitoring atas pelaksanaan kegiatan lembaga pembina kerajinan di 19 Kab/Kota. 54

55 REALISASI ANGGARAN Pada tahun anggaran tahun 2015 Dinas Koperasi melaksanakan program dan kegiatan baik dari alokasi APBD maupun dana dekonsentrasi APBN. Dalam alokasi anggaran APBD dituangkan dalam Belanja Langsung Pokok yang terdiri atas 5 program dan 32 kegiatan, serta Belanja Langsung Urusan yang terdiri atas 7 program dan 42 kegiatan Alokasi anggaran pada DPA Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Sumatera Barat sebesar Rp ,- terdiri dari : - Belanja Tidak Langsung sebesar Rp ,- dengan realisasi - Belanja Langsung sebesar Rp ,- dengan realisasi sebesar Rp. sebesar Rp , , Realisasi anggaran untuk mencapai sasaran adalah sebagai berikut: Tabel Realisasi Anggaran Per Sasaran

56

57

58

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja satuan pemerintah daerah ( Renja) SKPD merupakan dokumen perencanaan satuan kerja pemerintah daerah untuk periode 1 (satu) tahun yang memuat kebijakan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pembangunan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah Kabupaten Banyuwangi diselaraskan dengan tujuan pembangunan koperasi dan UMKM yang tercantum pada Pola

Lebih terperinci

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM Pancasila dan Undang-undang Dasar Tahun 1945 merupakan landasan ideologi dan konstitusional pembangunan nasional termasuk pemberdayaan koperasi dan usaha

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG GAMBARAN PELAYANAN DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah salah satu perangkat daerah di lingkungan Pemerintah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN SUMEDANG

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO Jl. Imam Bonjol 13 Telp/Fax (0342) 801833,812549 Email : diskopum@blitarkab.go.id B L I T A R KEPUTUSAN KEPALA DINAS KOPERASI DAN UM KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 120 TAHUN 2016 TENTANG

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 120 TAHUN 2016 TENTANG -1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 120 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG

Lebih terperinci

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah. 4.1.15 URUSAN WAJIB KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH 4.1.15.1 KONDISI UMUM Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang sering disebut UMKM, merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi rakyat

Lebih terperinci

PROFILE DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

PROFILE DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH PROFILE DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH VISI DAN MISI DAERAH KABUPATEN KARAWANG Visi Daerah Kabupaten Karawang : Visi Kabupaten Karawang adalah Karawang yang sejahtera berbasis Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah serta Undang-Undang Nomor 33 Tahun2004 Tentang perimbangan keuangan pusat dalam rangka mengimplementasikan

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO 1 GAMBARAN UMUM OPD IMPLEMENTASI SAKIP OPD SISTEMATIKA PAPARAN INOVASI OPD 3 4 GAMBARAN UMUM DINAS KOPERASI DAN USHA MIKRO 1 2 3 Tugas dan Fungsi Struktur Organisasi Potensi

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN

RENCANA STRATEGIS DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 1. Visi Terwujudnya, Usaha Mikro, Kecil dan berperan sebagai pelaku utama dalam perekonomian daerah 2. Misi 1. Mewujudkan yang berkualitas dan sehat 2. Meningkatnya pertumbuhan koperasi dan UMKM serta

Lebih terperinci

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM Tugas dan Fungsi Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang BAB I PENDUHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era otonomi daerah saat sekarang, daerah diberi kewenangan dan peluang yang luas untuk mengembangkan potensi ekonomi, sosial, politik dan budaya. Sebagian besar

Lebih terperinci

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional dan menjadi langkah strategis dalam meningkatkan dan memperkuat

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI. LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016

PEMERINTAH PROVINSI BALI. LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BALI LAPORAN KINERJA (LKjIP) DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2016 Laporan Kinerja Dinas Koperasi UMKM Provinsi Bali Tahun 2016 i KATA PENGANTAR Puji Syukur kami

Lebih terperinci

TUPOKSI DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SUMATERA BARAT

TUPOKSI DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SUMATERA BARAT TUPOKSI DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SUMATERA BARAT I. Sekretariat Rincian tugas Sekretariat : a. menyelenggarakan pengkajian serta koordinasi perencanaan dan program dinas; b. menyelenggarakan pengkajian

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 25 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung, Dinas Koperasi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung, Dinas Koperasi 9 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 2008, Tentang Organisasi Perangkat Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 No.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN MALANG Nomor : 518/ /35.07.112/2017 Tanggal : Januari 2017 1. JABATAN : SEKRETARIS DINAS 2. TUGAS : a. Melaksanakan Pengelolaan administrasi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KABUPATEN KUNINGAN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG 1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 47 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 63 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

Praja Wibawa 1950

Praja Wibawa 1950 Praja Wibawa 1950 2 0 1 6 KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, Provinsi Sumatera Barat dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD 4.1.1 VISI Mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, pada pasal 1 ayat (12) dinyatakan bahwa visi adalah rumusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima,

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, Keenam, Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kebijakan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUKM) dewasa ini telah diatur di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 7 Tahun

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH a. Program dan Kegiatan. Program pokok tahun 2012 yang dilaksanakan oleh SKPD/UPT dalam rangka penyelenggaraan urusan Koperasi dan UKM yaitu: 1) Program penciptaan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA ( RENJA )

RENCANA KERJA ( RENJA ) RENCANA KERJA ( RENJA ) DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2018 DINAS KOPERASI DAN UKM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Renja Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang : a. bahwa usaha mikro, kecil dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 66 TAHUN 2004 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 66 TAHUN 2004 TENTANG WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 66 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP ) TAHUN 2016 DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN GIANYAR BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam

Lebih terperinci

Dasar Hukum Pembentukan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Binjai.

Dasar Hukum Pembentukan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Binjai. Dasar Hukum Pembentukan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Binjai. Terbentuknya Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Binjai berawal dari terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor : 18 Tahun

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI Menimbang BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN UKM KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA,

WALIKOTA TASIKMALAYA, WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, TATA KERJA DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL DI LINGKUNGAN DINAS PERINDUSTRIAN,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA: KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya 2012 2013 2014 2012 2013 2014 305,2

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012 1 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR Menimbang

Lebih terperinci

DAFTAR INFORAMASI PUBLIK DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UKM KABUPATEN MUKOMUKO

DAFTAR INFORAMASI PUBLIK DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UKM KABUPATEN MUKOMUKO DAFTAR INFORAMASI PUBLIK DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UKM KABUPATEN MUKOMUKO NO INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA I. Informasi tentang Profil DINAS PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH KOTA KEDIRI PEMERINTAH KOTA KEDIRI SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang

Lebih terperinci

Rencana Strategis Tahun BAB I PENDAHULUAN

Rencana Strategis Tahun BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka menjabarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) wajib menyiapkan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Penyusunan Perjanjian Kinerja merupakan salah satu tahapan dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah yang termuat dalam Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA disampaikan pada acara Rapat Koordinasi Nasional Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2018 Yogyakarta, 4 6 April

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang : a. bahwa pembangunan koperasi merupakan tugas bersama antara

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 108 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012 4 Oktober 2012 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C 3/C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI SETIA BHAKTI WANITA SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : BELLA NOVRITA AREA NIM : 2012410814 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2015 Latar Belakang Pada

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH,

Lebih terperinci

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang mesti dilaksanakan dalam usaha mewujudkan visi dan misi pembangunan sekaligus aspirasi serta cita-cita

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana

Lebih terperinci

Oleh: LIES FAHIMAH. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Tengah

Oleh: LIES FAHIMAH. Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Tengah Oleh: LIES FAHIMAH Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Tengah Yogyakarta, 05 April 2018 inas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Kalimantan Tengah 3 1. KOPERASI a. Jumlah Koperasi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang : a. bahwa Usaha Mikro,

Lebih terperinci

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016

enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 2016 Kata Pengantar enyusunann Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) Tahun 206 ini didasarkan pada Undang-undang Nomor 23 Tahun 204 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 37 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH PROVINSI RIAU

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 37 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH PROVINSI RIAU 1 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 37 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang Mengingat : : a. Bahwa

Lebih terperinci

BAPPEDA PROVINSI BANTEN

BAPPEDA PROVINSI BANTEN RANCANA KERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA ( DISPORA )PROVINSI BANTEN TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RECANA KERJA 2016 DISPORA PROVINSI BANTEN i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Kami

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, USAHA KECIL DAN USAHA MENENGAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KOPERASI, USAHA KECIL MENENGAH DAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, MENENGAH DAN PASAR KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN BANYUWANGI BUPATI BANYUWANGI Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU SALINAN BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN DAN STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI, TATA KERJA, DAN ESELON JABATAN

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp Magetan

RENCANA KERJA TAHUN DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp Magetan RENCANA KERJA TAHUN 2017 DINAS KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH KABUPATEN MAGETAN JL. Yos Sudarso No 52 Telp. 0351 895047 Magetan TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan segala puji dan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 Ayat 2 bahwa

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 Ayat 2 bahwa BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Utara Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 Ayat 2 bahwa pembangunan ketenagakerjaan ditunjuk untuk menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Soppeng 8 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI 1. VISI BPM-P2TSP KAB. KEDIRI Visi merupakan cara pandang jauh ke depan dari suatu lembaga/institusi yang harus dibawa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lamongan, Maret 2017 KEPALA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN LAMONGAN

KATA PENGANTAR. Lamongan, Maret 2017 KEPALA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KABUPATEN LAMONGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan rancangan rencana kerja Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Lamongan

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

TUGAS POKOK DAN FUNGSI TUGAS POKOK DAN FUNGSI Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Sijunjung ditetapkan berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN ESELON PADA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN. 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN 2.1 Sejarah Singkat dan Aktivitas Utama Instansi 2.1.1 Sejarah Singkat Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Berdasarkan undang-undang Nomor 22 tahun 1999 pasal 60 Sekertariat

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Kata Pengantar Puji dan syukur kami ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Periode 2017 2021

Lebih terperinci

b. mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan Dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b. mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan Dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas; 213 Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 1. KEPALA DINAS LAMPIRAN XI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM Kepala Dinas Koperasi, Usaha

Lebih terperinci