Kata Kunci : Agroindustri Salak, Penerimaan maksimal, Optimasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci : Agroindustri Salak, Penerimaan maksimal, Optimasi"

Transkripsi

1 OPTIMASI AGROINDUSTRI SALAK Achmad Ganjar Nugraha 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi Riantin Hikmahwidi, Ir., M.Si. 2) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi Hj Rina Nuryati, Ir., M.P. 3) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di Desa Karangtinggal Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya, dengan tujuan untuk mengetahui : (1) Kondisi aktual agroindustri berbahan baku Salak pada UKM Binangkit, (2) Kondisi optimal agroindustri berbahan baku Salak pada UKM Binangkit, (3) Selisih penerimaan sebelum dan setelah dilakukan optimasi. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Metode Studi Kasus pada sebuah agroindustri yaitu UKM Binangkit, yang berlokasi di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Analisis yang digunakan adalah analisis linear programming. Waktu penelitian dilaksanakan pada Bulan Juni sampai Bulan Agustus 2013.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kondisi aktual agroindustri berbahan baku Salak pada UKM Binangkit berdasarkan penggunaan bahan baku adalah 30 kg untuk keripik salak, 20 kg untuk dodol salak dan 4 kg untuk manisan salak. Berdasarkan penggunaan tenaga kerja adalah 13,53 JKO untuk keripik salak, 47,5 JKO untuk dodol salak dan 50,97 JKO untuk manisan Salak, sehingga dengan 3,75 kg keripik, 9,5 kg dodol dan 4 kg manisan Salak diperoleh total penerimaan sebesar Rp ,00. (2) Kondisi optimal agroindustri berbahan baku Salak pada UKM Binangkit berdasarkan penggunaan bahan baku adalah 34,26 kg untuk keripik salak, 40,74 kg untuk dodol salak dan tidak memproduksi manisan salak. Berdasarkan penggunaan tenaga kerja adalah 15,46 JKO untuk keripik salak, 96,54 JKO untuk dodol salak, sehingga dengan 4,28 kg keripik, 19,31 kg dodol diperoleh total penerimaan sebesar Rp ,00. (3) Perbedaan penerimaan setelah dilakukan optimasi sebesar Rp ,00. Jika perusahaan dihadapkan pada kasus yang sama, disarankan untuk menggunakan solusi optimal, dengan jumlah penerimaan sebesar Rp ,00. Kata Kunci : Agroindustri Salak, Penerimaan maksimal, Optimasi 1

2 ABSTRACT The research conducted in agro-industry at the Village of Karangtinggal, in Manonjaya Subdistrict on Tasikmalaya District. This study aimed to determine: (1) Actual condition of the agro-industry zalacca raw material of UKM Binangkit. (2) Optimal conditions of the agro-industry zalacca raw material of UKM Binangkit. (3) Difference in revenues before and after optimization. This research was conducted using the case study method on an agro-industry in UKM Binangkit, which is located in subdistrict Manonjaya Tasikmalaya regency of West Java. The analysis used is linear programming analysis. Time study conducted in June through August The results showed that (1)Actual condition of the agro-industry zalacca raw materials in UKM Binangkit based on the use of raw materials is 30 kg for chips, 20 kg to 4 kg lunkhead and and 4 kg for zalacca candied. Based on the use of labor is JKO for chips, jko 47.5 JKO for lunkhead and JKO for zalacca sweets, so with chips 3.75 kg, lunkhead 9.5 kg and sweets 4 kg, earned total revenue is Rp. 732, (2)Optimal condition of agro-industry zalacca raw material in UKM Binangkit, based on the use of raw materials is kg for chips, kg for lunkhead and do not produce candied. Based on the use of labor is JKO for chips and JKO for lunkhead, so with chips 4.28 kg, lunkhead kg, earned total revenue is Rp. 960, (3)Differences revenue after analysis of Rp ,00. If the company is faced with the same case, it is recommended to use the optimal solution, which the amount of revenue is Rp. 960, Key Word: Zalacca Agro-industry, Maximum Revenue, Optimization PENDAHULUAN Pembangunan pertanian merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan dari suatu keadaan yang lebih baik dari sebelumnya demi tercapainya tingkat kesejahteraan atau mutu hidup suatu masyarakat (dan individu-individu didalamnya). Menurut Mosher (1991), pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi dan masyarakat secara umum. Pembangunan pertanian memberikan sumbangan kepada negara serta menjamin bahwa pembangunan menyeluruh (overall development) akan benar-benar bersifat umum, dan mencakup penduduk yang hidup dari bertani yang jumlahnya besar dan dalam beberapa tahun mendatang di berbagai negara akan terus hidup dari bertani. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan bila terjadi pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi dan sekaligus terjadi perubahan yang lebih baik. Agroindustri merupakan bagian dari pembangunan pertanian dalam upaya untuk meningkatkan nilai tambah dari pada produk pertanian dijual mentah. Agroindustri adalah industri pengolahan yang bergerak dalam pengolahan hasil pertanian. Mengingat 2

3 produk pertanian menurut Buchari Alma (2004), memiliki karakteristik produk seperti mudah rusak atau cepat busuk (perishable), produksinya terpencar-pencar, dan bersifat musiman maka upaya untuk menanggulanginya adalah melalui pengolahan hasil pertanian tersebut atau lebih dikenal sebagai agroindustri. Pembangunan perusahaan berbasis agroindustri akan menciptakan produk-produk baru yang inovatif dan mendatangkan keuntungan baik itu untuk perusahaan maupun negara. Industri pengolahan makanan adalah salah satu jenis agroindustri yang dipandang strategis untuk dikembangkan. Oleh sebab itu industri pengolahan makanan adalah salah satu yang memiliki prospek yang menjanjikan cukup tinggi untuk mendapatkan keuntungan. Salah satu komoditas pertanian yang bisa dijadikan bahan baku dalam agroindustri yaitu dari jenis buah-buahan, diantaranya adalah buah Salak. Buah Salak (Salacca edulis L) adalah tanaman asli Indonesia. Orang Jawa, Sunda, Madura, Malaysia, Inggris dan Belanda menyebutnya Salak, orang Jerman menyebutnya Zalacca palmae, dan beberapa suku di Indonesia memberinya sebutan yang berbeda, misalnya Saloobi (Batak), Hakam, Loosoom (Dayak), Sekomai (Jambi), serta Sala (Minangkabau, Bugis dan Makasar) (Nur Tjahjadi, 1991). Buah Salak memiliki ragam varietas di Indonesia seperti Salak Pondoh, Bali, Swaru dan Condet oleh sebab itu dari eksotika rasa buah Salak memiliki perbedaan rasa, ada yang sangat manis, agak masam, ada juga yang sepet. Salah satu kabupaten di Indonesia yang merupakan sentral komoditas Salak adalah Kabupaten Tasikmalaya. Perkembangan Realisasi Tanam, Panen, Produksi, Produktivitas Salak Lokal dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Realisasi Tanam, Panen, Produksi, Produktivitas Salak Lokal Kabupaten Tasikmalaya SALAK LOKAL No Tanam Panen Produksi Produktivitas Phn Ha Phn Ha Kw Kw/Ha , , , , , ,88 Sumber : Dinas Pertanian Kab. Tasikmalaya Pada Tabel 1 dijelaskan bahwa sampai tahun 2012, terjadi kenaikan hasil produksi Salak menjadi kwintal setelah pada tahun sebelumnya mengalami penurunan hasil produksi. Ini mengindikasikan bahwa produktivitas Salak lokal di Tasikmalaya berkembang kembali. Salah satu daerah penghasil dan pengembang Salak 3

4 di Tasikmalaya adalah Kecamatan Manonjaya, sehingga dikenal dengan Salak Manonjaya yang merupakan salah satu buah khas Tasikmalaya. Perusahaan yang bergerak dalam agroindustri Salak banyak dijumpai dalam bentuk UKM atau Usaha Kecil dan Menengah. Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu pada jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan usaha yang berdiri sendiri (Wikipedia,2013). UKM di bidang agroindustri pada umumnya dihadapkan pada aktifitas penggunaan modal. Modal yang dikorbankan harus mampu menghasilkan kepentingan perusahaan baik itu kepentingan produksi maupun orientasi pada penerimaan maksimal. Bagi perusahaan yang memiliki modal tidak terbatas tentunya peluang untuk meningkatkan hasil produksi akan besar salah satunya adalah dengan menambah skala usaha, tetapi perusahaan yang memiliki modal terbatas, tentunya perusahaan harus mampu mencari kombinasi yang tepat dalam penggunaan faktor-faktor produksi. Modal yang terbatas ini maksudnya adalah kemampuan perusahaan untuk menyediakan jumlah bahan baku dan tenaga kerja yang akan digunakan untuk membuat output. Walaupun demikian perusahaan dituntut untuk tetap berproduksi secara maksimal dengan membuat sebuah keputusan dari keterbatasan sumberdaya yang tersedia. Melalui optimasi, perusahaan akan mampu mengkombinasikan faktor-faktor produksi agar penerimaan maksimal tetap diperoleh. Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana kondisi aktual agroindustri berbahan baku Salak pada UKM Binangkit? (2) Bagaimana kondisi optimal agroindustri berbahan baku Salak pada UKM Binangkit? (3) Berapa selisih penerimaan sebelum dan setelah dilakukan optimasi? METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Metode Studi Kasus pada sebuah industri pengolahan makanan yang bernama UKM Binangkit, yang berlokasi di Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan dengan alasan UKM Binangkit adalah salah satu dari industri pengolahan makanan di Tasikmalaya yang menggunakan buah Salak sebagai bahan baku pembuatan beberapa produknya yaitu keripik, dodol dan manisan Salak dan juga 4

5 keberadaan usahanya masih berlangsung sampai saat ini sehingga dapat dikatakan layak untuk diteliti. Linear Programming adalah salah satu teknis analisis dari kelompok teknik riset operasional yang menggunakan model matematik. Tujuannya adalah untuk mencari, memilih dan menentukan alternatif yang terbaik dari sekian alternatif grafis dan metode analisis secara aljabar (metode simpleks). Dengan demikian dapat diartikan sebagai salah satu teknik dari Riset Operasi untuk memecahkan persoalan optimasi (maksimasi atau minimasi) dengan menggunakan persamaan dan ketidaksamaan linear dalam rangka untuk mencari pemecahan yang optimum dengan memperhatikan pembatasanpembatasan yang ada, melalui program solver. Solver merupakan extension yang terdapat pada Microsoft excel yang mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk penyelesaian optimasi program linier. Tujuan dari pada optimasi tidak harus dalam konsep pendapatan atau keuntungan maksimal. Soekartawi (1992), menyatakan bahwa setiap penyelesaian cara Linear Programming untuk maksud mendesain perencanaan yang baik agar memaksimumkan tujuan dapat diperoleh salah satunya dengan program memaksimumkan total penerimaan. J. Supranto (1983) menambahkan untuk menentukan fungsi tujuan, harus ditentukan nilai variabel x melalui persamaan fungsi kendala. Kendala yang berpengaruh terhadap fungsi tujuan dibedakan menjadi dua yaitu ketersediaan bahan baku, dan jumlah tenaga kerja. Kendala bahan baku yaitu banyaknya bahan baku ( ) yang dibutuhkan untuk pembuatan kripik Salak, dodol Salak dan manisan Salak. Menurut Pangestu Subagyo, dkk (2000), Formulasinya ditulis sebagai berikut : (. ) + (. ) + (. ) Kendala tenaga kerja, yaitu banyaknya tenaga kerja ( ) yang dibutuhkan untuk mengerjakan kegiatan memproduksi keripik Salak, dodol Salak dan manisan Salak. Rumus matematikanya adalah : (. ) + (. ) + (. ) Setelah data dikumpukan, selanjutnya data dianalisis dengan program solver. Maka dapat dicari nilai dari total penerimaan pada fungsi tujuan yang dapat diformulasikan sebagai berikut. 5

6 Z = + + Keterangan : Z = Total Penerimaan = Harga jual keripik Salak = Jumlah produksi keripik Salak = Harga jual dodol Salak = Jumlah produksi dodol Salak = Harga jual manisan Salak = Jumlah produksi manisan Salak Persamaan di atas, menghasilkan bentuk matrik dasar Linear Programming. Dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Matrik Dasar Linear Programming Aktifitas atau Kegiatan Penggunaan Faktor Produksi per Unit Kegiatan RHS Faktor Produksi yang Tersedia Tingkat Kegiatan N Rata-rata Fungsi Tujuan (Z) Fungsi Batasan/Kendala : Kebutuhan Faktor Produksi 1 2 Model LP tersebut merupakan bentuk dan susunan yang mempunyai masalah-masalah yang akan dipecahkan dengan teknik LP. Keterangan : = Nilai yang dioptimalkan yaitu nilai maksimasi, total penerimaan agroindustri buah Salak setelah adanya optimasi. Satuan yang digunakan adalah rupiah (Rp) 1 = Kendala bahan baku 2 = Kendala tenaga kerja (JKO) = Jumlah produksi keripik Salak = Jumlah produksi dodol Salak = Jumlah produksi manisan Salak = Penerimaan Keripik Salak = Penerimaan Dodol Salak = Penerimaan Manisan Salak = Kebutuhan bahan baku untuk pembuatan keripik Salak = Kebutuhan bahan baku untuk pembuatan dodol Salak = Kebutuhan bahan baku untuk pembuatan manisan Salak = Ketersediaan bahan baku Salak = Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pembuatan keripik Salak (JKO) 6

7 = Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pembuatan dodol Salak (JKO) = Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pembuatan manisan Salak (JKO) = Ketersediaan tenaga kerja (JKO) HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Aktual Agroindustri Berbahan Baku Salak Pada UKM Binangkit Data yang digunakan berdasarkan produksi terakhir yang dilakukan UKM Binangkit pada saat dilakukan penelitian. Tercatat jumlah bahan baku yang dikorbankan oleh perusahaan untuk memproduksi keripik, dodol dan manisan Salak adalah 75 kg. Jumlah bahan baku ini hampir sama setiap 1 kali produksi, karena kemampuan perusahaan dalam membelanjakan modal tidak hanya untuk komoditas Salak saja, mengingat perusahaan ini juga memproduksi output-output lainnya seperti kue bangket dari bahan baku jahe, keripik pisang, manisan pala dan banyak lainnya. Walaupun demikian produk-produk berbahan dasar buah Salak merupakan produk yang diunggulkan karena identitas Manonjaya sebagai penghasil buah Salak khas Tasikmalaya a. Penggunaan bahan baku Penggunaan bahan baku untuk pembuatan keripik, dodol dan manisan Salak secara aktual atau sebelum dilakukan optimasi, dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 3. Penggunaan Bahan Baku (BB) Aktual Nama Jumlah BB Hasil Produksi Kebutuhan BB per 1 Kg Output Produk Keripik 30 3,75 8,00 Dodol 20 9,50 2,11 Manisan 25 4,00 6,25 Jumlah 75 17,25 - Tabel 3. menunjukkan bahwa dari 75 kilogram bahan baku yang tersedia, perusahaan mengalokasikan 30 kilogram untuk keripik, 20 kilogram untuk dodol serta 25 kilogram untuk manisan, dan 30 kilogram bahan baku yang dialokasikan untuk produk keripik Salak diperoleh hasil produksi keripik Salak sebanyak 3,75 kilogram, sehingga untuk menghasilkan 1 kilogram keripik Salak dibutuhkan 8 kilogram buah Salak. Bahan baku sejumlah 20 kilogram yang dialokasikan untuk pembuatan dodol Salak, diperoleh hasil produksi dodol Salak sebanyak 9,5 kilogram, oleh karena itu setiap 1 kilogram dodol 7

8 Salak dibutuhkan 2,11 kilogram buah Salak. Lain halnya dengan pembuatan Manisan Salak, dari 25 kilogram buah Salak diperoleh manisan Salak sebanyak 4 kilogram, dengan demikian setiap 1 kilogram manisan Salak dibutuhkan 6,25 kilogram buah Salak. Keripik Salak merupakan produk yang paling banyak menyerap bahan baku, karena terjadi penyusutan yang paling besar dalam proses produksinya, sedangkan dodol dan manisan Salak tidak mengalami penyusutan yang banyak seperti produksi keripik Salak. Pengurangan bobot pada keripik Salak terjadi karena banyak bagian buah Salak yang terbuang seperti kadar air, biji, cangkang dan anakan Salak yang kecil juga melalui tahap penggorengan. Penyusutan pada dodol Salak hanya terjadi saat dilakukan pembuangan biji dan cangkang. sedangkan kadar air tidak menyusut. Manisan Salak juga mengalami penyusutan seperti pembuatan keripik Salak karena buah Salak semakin mengerucut setelah melalui beberapa proses seperti proses pemasakan dan penjemuran. Kondisi tersebut menjadi alasan perusahaan untuk menyediakan bahan baku lebih banyak untuk produksi keripik Salak. b. Penggunaan Tenaga Kerja Penggunaan Tenaga kerja aktual sebelum dilakukan optimasi untuk memproduksi keripik, dodol dan manisan salak dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Penggunaan Tenaga Kerja (TK) Aktual Nama Produk Penggunaan TK (JKO) Hasil Produksi Kebutuhan TK per 1 Kg Output (JKO) Keripik 13,53 3,75 3,61 Dodol 47,50 9,50 5,00 Manisan 50,97 4,00 12,74 Jumlah 112,00 17,25 - Ketersediaan tenaga kerja sebanyak 112 JKO, diperoleh dari aktivitas produksi untuk menghasilkan ketiga output tersebut. Proses produksi berlangsung selama 7 hari yang dilakukan oleh dua orang pegawai dan waktu yang dipergunakan untuk tiap harinya adalah 8 jam. Kondisi ini disesuaikan dari sistem perusahaan yang menggaji tenaga kerjanya untuk ke 3 produk tersebut selama 7 hari. 8

9 Tabel 4. menunjukkan, produksi keripik sebanyak 3,75 kilogram dibutuhkan tenaga kerja 13,53 JKO. sehingga diketahui setiap 1 kilogram hasil produksi dibutuhkan 3,61 JKO. Produksi 9,5 kilogram dodol Salak dibutuhkan tenaga kerja 47,5 JKO oleh karena itu diketahui setiap 1 kilogram hasil produksi dibutuhkan 5 JKO dan produksi 4 kilogram manisan dibutuhkan tenaga kerja 50,97 JKO, maka untuk menghasilkan 1 kilogram hasil produksi dibutuhkan 12,74 JKO. c. Penerimaan Agroindustri Salak Berdasarkan analisis aktual mengenai penggunaan bahan baku dan tenaga kerja, diperoleh total penerimaan dari ketiga hasil produksi tersebut, dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Penerimaan Tanpa Solusi LP Output Jumlah Produksi Harga (Rp/Kg) Penerimaan (Rp) Keripik 3, , ,00 Dodol 9, , ,00 Manisan 4, , ,00 Total Penerimaan 17, ,00 Tabel 5. menunjukkan, total produksi yang dihasilkan sebesar 17,25 kilogram dengan total penerimaan sebesar Rp ,- untuk satu kali produksi atau setiap minggunya. Produk total terdiri dari 3,75 kilogram keripik Salak dengan harga jual Rp ,- per kilogram maka diperoleh penerimaan sebesar Rp ,-. Produksi 9,50 kilogram dodol Salak dengan harga jual Rp ,- per kilogram maka diperoleh penerimaan sebesar Rp ,-. Produksi 4,00 kilogram manisan Salak dengan harga jual Rp ,00 per kilogram maka diperoleh penerimaan sebesar Rp ,-, Kondisi Optimal Agroindustri Berbahan Baku Salak Pada UKM Binangkit Data seperti kebutuhan tenaga kerja, kebutuhan bahan baku, harga jual produk, ketersediaan bahan baku, dan ketersediaan tenaga kerja telah terkumpul, kemudian diolah dan dianalisis dengan Linear Programming. Hasil analisis tersebut dapat dijelaskan dari poin-poin berikut. a. Penggunaan Bahan baku Penggunaan bahan baku optimal menurut analisis Linear Programming untuk produksi keripik, dodol dan manisan Salak adalah dengan mengkalikan hasil produksi 9

10 tiap produk yang telah diketahui dari perhitungan solver dengan penggunaan bahan baku per 1 kilogram dari masing-masing output. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Penggunaan Bahan Baku Optimal Nama Produk Hasil Produksi Penggunaan BB per 1 Kg Output Jumlah BB Keripik 4, ,00 34,26 Dodol 19, ,11 40,74 Manisan 0, ,00 0,00 Jumlah 23, ,00 Tabel 6. menunjukkan dari hasil analisis linnear programming melalui program solver perusahaan dianjurkan untuk memproduksi keripik Salak sejumlah 4,28251 atau 4,28 kilogram, dodol Salak 19,30800 atau 19,31 kilogram dan tidak memproduksi manisan Salak. Untuk memproduksi 4,28 kilogram keripik Salak, perusahaan harus mengalokasikan bahan baku sejumlah 34,26 kilogram diperoleh dari hasil kali hasil produksi dengan penggunaan bahan baku per 1 kilogram output seperti yang diketahui dari kondisi aktualnya untuk tiap 1 kilogram keripik salak yaitu 8,00 kilogram. Begitu juga untuk 19,31 kilogram dodol Salak perusahaan harus mengalokasian 40,74 kilogram bahan baku diperoleh dari hasil produksi di kali 2,11 kilogram penggunaan bahan baku per 1 kilogram outputnya. Tabel 6 menunjukkan bahwa tidak ada aktifitas produksi manisan Salak, karena semua ketersediaan tenaga kerja dan bahan baku telah habis terserap oleh produksi keripik dan dodol Salak. Manisan Salak dinilai kurang memberikan penerimaan yang besar sebab, dianggap tidak sebanding dengan penyerapan bahan baku yaitu 25 kilogram dan menghasilkan output hanya 4 kilogram jika dibandingkan dengan dodol Salak yang hanya membutuhkan bahan baku 20 kilogram tetapi menghasilkan output lebih banyak sebesar 9,50 kilogram dilihat pada kondisi aktualnya. Dengan harga yang ditawarkan untuk setiap 1 kilogramnya yaitu Rp ,00 manisan Salak hanya memberikan keuntungan sebesar Rp ,00 lebih kecil dari output keripik dan dodol salak. Output yang paling optimal dari hasil optimasi dengan linnear programming adalah Dodol Salak. Pada kondisi aktualnya UKM Binangkit mengalokasikan bahan 10

11 baku untuk output berupa dodol Salak sejumlah 20 kilogram. Jumlah tersebut merupakan jumlah terkecil dibanding yang dialokasikan untuk keripik dan manisan Salak. walaupun demikian jumlah output yang dihasilkan lebih besar jika dibandingkan dengan keripik dan manisan Salak yaitu sebesar 9,50 kilogram dengan harga yang ditawarkan sebesar Rp ,00 memberikan sumbangan penerimaan terbesar yaitu Rp ,00. Oleh sebab itu kombinasi penggunaan ketersediaan tenaga kerja dan bahan baku di perusahaan Binangkit akan lebih optimal apabila digunakan untuk dodol Salak dan keripik Salak. b. Penggunaan Tenaga kerja Penggunaan Tenaga kerja menurut Linear Programming untuk produksi keripik, dodol dan manisan Salak dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Penggunaan Tenaga Kerja (TK) Optimal Nama Produk Hasil Produksi Penggunaan TK per 1 Kg Output Penggunaan TK (JKO) Keripik 4, ,61 15,46 Dodol 19, ,00 96,54 Manisan 0, ,00 0,00 Jumlah 23, ,00 Tabel 7. menunjukkan, hasil produksi keripik sebanyak 4,28251 atau 4,28 kilogram, diketahui penggunaan tenaga kerja per 1 kilogram output dibutuhkan 3,61 JKO sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan 4,28 kilogram output adalah sebanyak 15,46 JKO, sementara itu diketahui untuk menghasilkan 1 kilogram dodol Salak dibutuhkan 5 JKO sehingga untuk memproduksi output 19,30800 atau 19,31 kilogram membutuhkan tenaga kerja 96,54 JKO. Dari penjelasan di atas tentunya ketersediaan tenaga kerja habis untuk memproduksi keripik dan dodol Salak, karena jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk tenaga kerja pembuatan keripik Salak dan dodol Salak adalah sebesar 112 JKO. c. Penerimaan Agroindustri Salak Diketahui formulasi untuk mencari total penerimaan adalah sebagai berikut : Z = + + Z = ,00(4,28251) ,00(19,30800) + 0 Z = , ,00 Z = ,00 Pengaplikasian formulasi tersebut dapat dilihat pada Tabel

12 Tabel 8. Penerimaan Agroindustri Salak dengan LP Nama Produk Jumlah Output Harga/Kg (Rp) Penerimaan (Rp) Keripik 4, , ,00 Dodol 19, , ,00 Manisan 0, ,00 0 Total 23, ,00 Tabel 8. menunjukkan, hasil optimasi akan memberikan penerimaan kepada perusahaan sebesar Rp ,00 dari total produksi olahan buah Salak yaitu 23,59 kilogram, dengan rincian untuk output keripik Salak sebesar atau 4,28 kilogram dan dodol Salak sebesar atau 19,31 kilogram. Yang mana harga jual keripik Salak adalah Rp ,00 maka penerimaan keripik Salak sebesar Rp ,00 dan harga jual dodol Salak sebesar Rp ,00 maka penerimaan dari dodol Salak adalah Rp ,00. Selisih Penerimaan Sebelum dan Setelah Dilakukan Optimasi Terdapat perbedaan besar penerimaan antara yang menggunakan solusi optimal dengan keadaan aktualnya, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Selisih Penerimaan Sebelum dan Setelah Optimasi Sebelum Optimasi Setelah Optimasi Selisih Output Harga Jumlah Penerimaan Jumlah Penerimaan Penerimaan (Rp/Kg) Output (Rp) Output (Rp) (Rp) Keripik , ,00 4, , ,00 Dodol , ,00 19, , ,00 Manisan , , ,00 Total 17, ,00 23, , ,00 Tabel 9. menunjukkan, secara aktual jumlah produksi agroindustri Salak menjadi keripik, dodol serta manisan Salak adalah sebesar 17,25 kilogram dengan rincian 3,75 kilogram untuk keripik Salak, 9,50 kilogram untuk dodol Salak dan 4,00 kilogram untuk manisan Salak. Berbeda dengan hasil optimasi yang menunjukkan jumlah dari ketiga output tersebut adalah 23,59 kilogram dengan rincian produksi keripik Salak sebanyak 12

13 4,28 kilogram dan dodol Salak 19,31 kilogram. Jika dilihat dari jumlahnya, output secara aktual lebih kecil dibanding secara optimal. Perbedaan yang mencolok dari kedua analisis tersebut adalah tidak adanya aktifitas produksi manisan Salak pada solusi optimal, sedangkan pada aktualnya perusahaan memproduksi manisan sebanyak 4,00 kilogram, walaupun demikian jika dilihat dari besarnya penerimaan, solusi optimal jauh lebih besar dibandingkan dengan aktual. Dilihat dari penggunaan tenaga kerja kedua analisis ini menunjukkan bahwa semua ketersediaan tenaga kerja dan bahan baku habis digunakan untuk kegiatan produksi yaitu bahan baku sebanyak 75 kilogram dan tenaga kerja sebanyak 112 jam kerja orang. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 8. tentang hasil analisis aktual dan optimal. Secara optimal perusahaan mampu menghasilkan penerimaan sebesar Rp ,00 dari output-output berbahan baku Salak. Berbeda dengan secara aktual, dimana jumlah nominal yang diterima perusahaan adalah sebesar Rp ,00 dari ketiga output berbahan baku Salak. sehingga selisih antara aktual dengan solusi optimal sebesar Rp ,00 per satu kali produksi. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Kondisi aktual agroindustri berbahan baku Salak pada UKM Binangkit berdasarkan penggunaan bahan baku adalah 30 kg untuk keripik Salak, 20 kg untuk dodol Salak dan 25 kg untuk manisan Salak. Berdasarkan penggunaan tenaga kerja adalah 13,53 JKO untuk keripik Salak, 47,50 JKO untuk dodol Salak dan 50,97 JKO untuk manisan Salak, sehingga dengan 3,75 kg keripik, 9,50 kg dodol dan 4,00 kg manisan Salak diperoleh total penerimaan sebesar Rp ,00 2) Kondisi optimal agroindustri berbahan baku Salak pada UKM Binangkit berdasarkan penggunaan bahan baku adalah 34,26 kg untuk keripik Salak, 40,74 kg untuk dodol Salak dan tidak memproduksi manisan Salak. Berdasarkan penggunaan tenaga kerja adalah 15,46 JKO untuk keripik Salak, 96,54 JKO untuk dodol Salak, sehingga dengan 4,28 kg keripik dan 19,31 kg dodol diperoleh total penerimaan sebesar Rp ,00 13

14 3) Perbedaan penerimaan setelah dilakukan analisis sebesar Rp ,00. Saran Berdasarkan pada kesimpulan yang telah dihasilkan dari penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran yaitu jika perusahaan dihadapkan pada kasus yang sama, disarankan untuk menggunakan solusi optimal, apabila tujuan dari perusahaan tersebut adalah mencari total penerimaan yang maksimum maka produk yang harus diproduksi adalah keripik dan dodol salak yang mana jumlah total penerimaan yang akan diterima oleh perusahaan adalah sebesar Rp ,00. Secara optimal perusahaan harus mengorbankan atau tidak memproduksi manisan salak karena ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja akan habis oleh produksi keripik dan dodol salak. Tetapi jika kondisi perusahaan mengharuskan untuk melakukan lebih banyak diversifikasi produk berbahan baku buah salak untuk memperluas pangsa pasar dan tujuan dari perusahaan itu tidak hanya ingin mencari penerimaan yang maksimum maka, perusahaan bisa melaksanakan proses produksinya sesuai kondisi aktualnya yaitu dengan tetap memproduksi manisan salak dengan total penerimaan yang didapat seperti dari kondisi aktualnya yaitu sebesar Rp ,00. DAFTAR PUSTAKA Astri Indah Sari.2007.Analisis nilai tambah dan Efisiensi Pemasaran Keripik dan Dodol Salak, Skripsi ( tidak dipublikasikan). Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor Balai Pertanian Realisasi Tanam, Panen, Produksi, Produktivitas Salak Lokal Kabupaten Tasikmalaya Kab. Tasikmalaya Bayu Krisnamurthi Agribisnis. Yayasan Pengembangan Sinar Tani. Jakarta. Buchari Alma Dasar-Dasar Bisnis dan Pemasaran. Alfabeta. Bandung 14

15 J. Supranto Linear programming. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta J. Supranto Teknik Pengambilan Keputusan. Rineka Cipta. Jakarta Koprindag Potensi Sentra IKM Makanan Kabupaten Tasikmalaya Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan Kab. Tasikmalaya. Muslimin Nasution Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pedesaan untuk Agroindustri. IPB PRESS. Bogor Nur Tjahjadi Bertanam salak. Kanisius. Yogyakarta Pangestu Subagyo, Marwan Asri, Titani Handoko Dasar-Dasar Operations Research Edisi 2. yogyakarta : BPFE Rina kusniawati. (2010). Penarikan Sampel. (online). ITIAN%20%20PENARIKAN%20SAMPEL.htm [10 Mei 2013]. Santi Pelitawati Optimasi Pemanfaatan Sumberdaya pada Agroindustri beras ketan dalam meningkatkan pendapatan pengusaha, skripsi ( tidak di publikasikan). Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi. Tasikmalaya Soekartawi.1992.Linear programming.cv Rajawali.Jakarta Utara Soewartoyo. ( Mo dal-pt-tambang-batubara-bukit-asam-tbk-dan-anak-perusahaan- Husnul-Khoti mah-dan-novianti-wulansari. 10/05/2013) Sri Mulyono Reset Operasi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta Tarmizi ( 10/05/2013) Widji Anarsis Agribisnis Komoditas Salak. Bumi Aksara. Jakarta. Wikipedia Usaha Kecil dan Menengah. (online). a Kecil_dan_Menengah. [10 Mei 2013]. Wikipedia Salak. (online). [25 Mei 2013]. 15

OPTIMASI AGROINDUSTRI STROBERI OPTIMIZATION AGROINDUSTRI STRAWBERRIES Oleh: BETTY ROFATIN DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI email : bettyrofatin@yahoo.com HENDAR NURYAMAN

Lebih terperinci

OPTIMASI AGROINDUSTRI STROBERI OPTIMIZATION AGROINDUSTRI STRAWBERRIES

OPTIMASI AGROINDUSTRI STROBERI OPTIMIZATION AGROINDUSTRI STRAWBERRIES OPTIMASI AGROINDUSTRI STROBERI OPTIMIZATION AGROINDUSTRI STRAWBERRIES Oleh: BETTY ROFATIN DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI email : bettyrofatin@yahoo.com HENDAR NURYAMAN

Lebih terperinci

OPTIMASI USAHATANI POLIKULTUR ANTARA CABAI BESAR DENGAN CABAI KERITING

OPTIMASI USAHATANI POLIKULTUR ANTARA CABAI BESAR DENGAN CABAI KERITING OPTIMASI USAHATANI POLIKULTUR ANTARA CABAI BESAR DENGAN CABAI KERITING Nursahidin 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi al.nursahidin@gmail.com Dr. Dedi Sufyadi, Ir., M.Si.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komoditi salak merupakan salah satu jenis buah tropis asli Indonesia yang menjadi komoditas unggulan dan salah satu tanaman yang cocok untuk dikembangkan. Di Indonesia

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KERIPIK. SALAK (Salacca Zalacca)

KAJIAN TENTANG NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KERIPIK. SALAK (Salacca Zalacca) KAJIAN TENTANG NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KERIPIK SALAK (Salacca Zalacca) Reynaldy Kharisma Pratama 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi re_khatama21@yahoo.co.id Dedi Sufyadi

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) Ai Nurhayati 1, Sri Setyaningsih 2,dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

OPTIMASI USAHATANI SAYURAN DENGAN SISTEM DIVERSIFIKASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI

OPTIMASI USAHATANI SAYURAN DENGAN SISTEM DIVERSIFIKASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI OPTIMASI USAHATANI SAYURAN DENGAN SISTEM DIVERSIFIKASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI Ade Maulana Farid 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian maulanafarid93@gmail.com Hj. Enok Sumarsih

Lebih terperinci

OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU

OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU OPTIMALISASI USAHA AGROINDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU Akhmad Sarifudin, Djaimi Bakce, Evy Maharani Fakultas Pertanian Universitas Riau Hp: 085271968335; Email: akhmad_agb08@yahoo.com ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI STROBERI

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI STROBERI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI STROBERI Cici Aulia Permata Bunda 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi ciciaulia@rocketmail.com Unang 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 )

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 ) KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG Agus Muharam 1 ) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi agusmuharam@studdent.unsil.ac.id M. Iskandar Mamoen 2 ) Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA J. Agroland 21 (2) : 115-121, Agustus 2014 ISSN : 0854-641X E-ISSN : 2407-7607 ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI CAHAYA INDI DI DESA TANAMEA KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DAGING SAPI

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DAGING SAPI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI DAGING SAPI Vagar Basma Laksagenta¹ Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi vagargenta@yahoo.co.id Riantin Hikmah Widi² Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kelangkaan merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Hal ini menjadi masalah utama ketika keinginan manusia yang tidak terbatas berhadapan dengan

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG

PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG 1 PENENTUAN HARGA POKOK DAN SKALA MINIMUM PRODUKSI COMRING HASIL OLAHAN SINGKONG Agus Gusmiran 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi mirand17@yahoo.com Eri Cahrial, Ir.,

Lebih terperinci

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 1 (2) : 198-203, Juni 2013 ISSN : 2338-3011 MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA Profit Maximization Of Seaweed

Lebih terperinci

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin

Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin JSAI Analisis Pendapatan Agroindustri Aneka Keripik Putri Tunggal di Kecamatan Bangko Kabupaten Merangin Sabaruddin Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo, Jambi ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Optimasi Bauran Produk Sepatu dengan Menggunakan Metode Grafik (Study Kasus Pada New Grand Cibaduyut Bandung) Optimization Product Mix with Shoes Using Method Graphics

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.1 ; Juni 2015 OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ NINA HAIRIYAH Jurusan Teknologi Industri

Lebih terperinci

Oleh: Munirwan Zani 1) ABSTRACT

Oleh: Munirwan Zani 1) ABSTRACT 193 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHA PENGOLAHAN KACANG METE DI KABUPATEN BUTON Oleh: Munirwan Zani 1) ABSTRACT The study aimed to find out and to analyze factors affecting the amount of

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998, yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Fungsi Produksi Produksi dan operasi dalam ekonomi menurut Assauri (2008) dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang berhubungan dengan usaha

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 2 (5) : 495-499, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH DODOL RUMPUT LAUT PADA INDUSTRI CITA RASA DI KELURAHAN TINGGEDE KABUPATEN SIGI Analysis of Income and

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT

PENDAHULUAN. Nurmedika 1, Marhawati M 2, Max Nur Alam 2 ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 267-273, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH KERIPIK NANGKA PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA TIARA DI KOTA PALU Analysis of Income and Added Value of Jackfruit

Lebih terperinci

OPTIMALISASI HASIL PRODUKSI TAHU DAN TEMPE MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND BOUND (STUDI KASUS: PABRIK TEMPE ERI JL. TERATAI NO.

OPTIMALISASI HASIL PRODUKSI TAHU DAN TEMPE MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND BOUND (STUDI KASUS: PABRIK TEMPE ERI JL. TERATAI NO. JIMT Vol. 12 No. 1 Juni 2015 (Hal. 53-63) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X OPTIMALISASI HASIL PRODUKSI TAHU DAN TEMPE MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND BOUND (STUDI KASUS: PABRIK TEMPE

Lebih terperinci

MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI BATIK DENGAN MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING PADA BATIK HANA

MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI BATIK DENGAN MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING PADA BATIK HANA MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI BATIK DENGAN MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING PADA BATIK HANA Indrayanti, S.T, M.Kom 1 Program Studi Manajemen Informatika,STMIK Widya Pratama Jl.

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI

ABSTRAK. PENDAHULUAN Latar Belakang. GaneÇ Swara Vol. 10 No.1 Maret 2016 IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU KETUT MARINI ANALISIS NILAI TAMBAH (VALUE ADDED) BUAH PISANG MENJADI KRIPIK PISANG DI KELURAHAN BABAKAN KOTA MATARAM (Studi Kasus Pada Industri Rumah Tangga Kripik Pisang Cakra ) 1) IDA BGS. EKA ARTIKA, 2) IDA AYU

Lebih terperinci

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DE NOVO PROGRAMMING DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DE NOVO PROGRAMMING DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DE NOVO PROGRAMMING DI PT. ASAHIMAS FLAT GLASS Suseno Budi Prasetyo Teknik Industri-FTI-UPNV Jatim Abstraks Dalam memasuki era pasar bebas, industri

Lebih terperinci

Optimasi Produksi Dan Analisis Sensitivitas Menggunakan Algoritma Titik Interior (Studi Kasus: UP2K Melati, Prabumulih)

Optimasi Produksi Dan Analisis Sensitivitas Menggunakan Algoritma Titik Interior (Studi Kasus: UP2K Melati, Prabumulih) Jurnal Matematika Integratif ISSN 1412-6184 Volume 11 No 1, April 2015, pp 75-84 Optimasi Produksi Dan Analisis Sensitivitas Menggunakan Algoritma Titik Interior (Studi Kasus: UP2K Melati, Prabumulih)

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) yang berlokasi di Jalan KH Abdul Hamid Km 3, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang,

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Dian Wirdasari Abstrak Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C. KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA TALAS DENGAN SISTEM MONOKULTUR DAN TUMPANGSARI Danty Rinjani Aristanti Permadi 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi dantybanana91@gmail.com Suyudi

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KEUNTUNGAN PADA PERUSAHAAN KERIPIK BALADO MAHKOTA DENGAN METODE SIMPLEKS

OPTIMALISASI KEUNTUNGAN PADA PERUSAHAAN KERIPIK BALADO MAHKOTA DENGAN METODE SIMPLEKS OPTIMALISASI KEUNTUNGAN PADA PERUSAHAAN KERIPIK BALADO MAHKOTA DENGAN METODE SIMPLEKS Muhammad Muzakki Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas Padang,

Lebih terperinci

Metode Simpleks Dalam Optimalisasi Hasil Produksi

Metode Simpleks Dalam Optimalisasi Hasil Produksi INFORMATICS FOR EDUCATORS AND PROFESSIONALS, Vol.1, No. 1, Desember 2016, 27 36 E-ISSN: 2548-3412 27 Metode Simpleks Dalam Optimalisasi Hasil Produksi Andi Saryoko 1.* 1 Teknik Informatika; Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 1. Linier Programming adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumbersumberdaya yang

Lebih terperinci

LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan. Staf Pengajar Kuliah : Fitri Yulianti, MSi.

LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan. Staf Pengajar Kuliah : Fitri Yulianti, MSi. LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan Staf Pengajar Kuliah : Fitri Yulianti, MSi. Tahap-tahap Pemodelan dalam RO (Riset Operasional): 1. Merumuskan masalah 2. Pembentukan model 3. Mencari

Lebih terperinci

Ardaneswari D.P.C., STP, MP.

Ardaneswari D.P.C., STP, MP. Ardaneswari D.P.C., STP, MP. Materi Bahasan Pengantar pemrograman linier Pemecahan pemrograman linier dengan metode grafis PENGANTAR Pemrograman (programming) secara umum berkaitan dengan penggunaan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian adalah sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian berperan dalam pertumbuhan ekonomi, penerimaan devisa negara,

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Optimasi Bauran Produk dengan Menggunakan Metode Simpleks untuk Memaksimalkan Profit pada Boodskatt Multy Produk. Karawang, Jawa Barat The Optimize The Mix Product by

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Kombinasi Produk Optimum Penentuan kombinasi produksi dilakukan untuk memperoleh lebih dari satu output dengan menggunakan satu input. Hal ini

Lebih terperinci

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA) DI DESA LAM MANYANG KECAMATAN PEUKAN BADA KABUPATEN ACEH BESAR (Marketing Analysis Of Onion (Allium Cepa) In The Village Lam Manyang Peukan Bada District District

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tanaman salak (Salacca Edulis Reinw) termasuk kelompok tanaman palmae yang tumbuh berumpun, umumnya tumbuh

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu)

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu) Habitat Volume XXIV, No. 3, Bulan Desember 2013 ISSN: 0853-5167 ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu) BUSINESS ANALYSIS OF CASSAVA

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG Volume 01, No 02- Maret 2017 ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG ECONOMICS ANALYSIS OF FERMENTED FEED BASED ON BANANA AGROINDUSTRY WASTE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki iklim tropis yang banyak memberikan keuntungan, terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama hortikultura seperti buah-buahan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) Menurut Sri Mulyono (1999), Program Linier (LP) merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS CONTRIBUTION MARGIN ATAS PRODUK-PRODUK PADA USAHA WARUNG MAKAN PUTRA BUKIT DI TENGGARONG (PENERAPAN METODE SIMPLEK)

ANALISIS CONTRIBUTION MARGIN ATAS PRODUK-PRODUK PADA USAHA WARUNG MAKAN PUTRA BUKIT DI TENGGARONG (PENERAPAN METODE SIMPLEK) ANALISIS CONTRIBUTION MARGIN ATAS PRODUK-PRODUK PADA USAHA WARUNG MAKAN PUTRA BUKIT DI TENGGARONG (PENERAPAN METODE SIMPLEK) Oleh : Wiwik Afana, Iskandar dan Bahransyah Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran besar dalam perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan pertanian merupakan penghasil bahan makanan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56

No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) ,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56 No. Uraian Rata-rata/Produsen 1. Nilai Tambah Bruto (Rp) 3.405.545,56 2. Jumlah Bahan Baku (Kg) 6.900,00 Nilai Tambah per Bahan Baku (Rp/Kg) 493,56 Tabel 11. Rata-rata Nilai Tambah per Tenaga Kerja Industri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI

PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI Natalia Esther Dwi Astuti 1), Lilik Linawati 2), Tundjung Mahatma 2) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW 2) Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya masing-masing. Karakteristik antara satu wilayah dengan wilayah lainnya memiliki perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada dasarnya setiap perusahaan yang bergerak di sektor apapun pasti memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal dengan biaya yang minimal

Lebih terperinci

ANALISIS LINIER PROGRAMMING UNTUK OPTIMALISASI KOMBINASI PRODUK

ANALISIS LINIER PROGRAMMING UNTUK OPTIMALISASI KOMBINASI PRODUK TechnoCOM, Vol 13, No, November 01: 3-37 ANALISIS LINIER PROGRAMMING UNTUK OPTIMALISASI KOMBINASI PRODUK Yuniarsi Rahayu 1, Bowo Nurhadiyono, Dwi Nurul Izzhati 3 1, Program Studi Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Bauran Produk dengan Menggunakan Metode Simpleks untuk Memaksimalkan Profit pada CV. Dwi Karya Sejahtera Bandung The Mix Product Analysis using Simplex Method

Lebih terperinci

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill

Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill Petunjuk Sitasi: Pasaribu, M. F., & Puspita, R. (2017). Optimalisasi Pengadaan Tandan Buah Segar (TBS) Sebagai Bahan Baku Produksi Crude Palm Oil dan Palm Kernel PT. Ukindo-Palm Oil Mill. Prosiding SNTI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Produksi Produksi secara umum adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan kepuasan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 IT

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 IT MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 IT 011215 UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA 2016 Penerapan Riset Operasi Bidang akuntansi dan keuangan Penentuan jumlah kelayakan kredit Alokasi modal investasi, dll Bidang

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Ade Epa Apriani 1, Soetoro 2, Muhamad Nurdin Yusuf 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan program-program pembangunan.

Lebih terperinci

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang... FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) (Studi Kasus Pada Gapoktan Nusa Bhakti Desa Adinuso Kecamatan Reban Kabupaten Batang) Umi Faidah, Endah Subekti, Shofia

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR MULTI-OBJECTIVE DENGAN FIXED-WEIGHT METHOD

PROGRAM LINEAR MULTI-OBJECTIVE DENGAN FIXED-WEIGHT METHOD PROGRAM LINEAR MULTI-OBJECTIVE DENGAN FIXED-WEIGHT METHOD 1 Fhani Mulyani Zenis, 2 M. Yusuf Fajar, Drs.,M.Si., 3 Dr.Yani Ramdani, Dra.,M.Pd. 1 Jurusan Matematika, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, perkembangan perusahaan baik dalam bidang jasa atau produksi dapat dikatakan maju secara signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KASUS MANAJEMEN PRODUKSI KERIPIK PISANG SEBAGAI PRODUK OLAHAN BUAH PISANG

MAKALAH STUDI KASUS MANAJEMEN PRODUKSI KERIPIK PISANG SEBAGAI PRODUK OLAHAN BUAH PISANG MAKALAH STUDI KASUS MANAJEMEN PRODUKSI KERIPIK PISANG SEBAGAI PRODUK OLAHAN BUAH PISANG Disusun untuk memenuhi nilai Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah Manajemen Perusahaan Dosen Pengajar: Drs. Achmad

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Mix Produk Menggunakan Metode Simplex untuk Memaksimalkan Profit di CV. Laris Rotan Cirebon, Jawa Barat Product Mix Analysis Using Simplex Method to Maximize

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pemrograman Linear Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk memecahkan persoalan optimasi (maksimum atau minimum) dengan menggunakan persamaan dan

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA AGROINDUSTRI KRIPIK BUAH SANUR DI KABUPATEN MALANG ABSTRACT

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA AGROINDUSTRI KRIPIK BUAH SANUR DI KABUPATEN MALANG ABSTRACT ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA AGROINDUSTRI KRIPIK BUAH SANUR DI KABUPATEN MALANG Nineng Puspito Ratih 1, Anik Suwandari 2 & M. Rondhi 2 1 Mahasiswa, Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Menurut Aminudin (2005), program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Solusi dan Analisis Sensitivitas Program Linier Menggunakan Big-M dan Solver The Solution And The Sensitivity Analysis Of Linear Programming Used Big-M And Solver Melinda

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI. Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI. Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI SUSU KEDELAI Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Nenengirma11@yahoo.com Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi enoksumarsih@yahoo.com Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA e-j. Agrotekbis 4 (4) : 456-460, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA Income Analysis of Corn Farming Systemin Labuan

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI ANALISIS NILAI TAMBAH DAN RISIKO USAHA PADA AGROINDUSTRI SERUNDENG UBI JALAR DI KECAMATAN SIULAK KABUPATEN KERINCI JURNAL ELSA FITRIDIA JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG 1 ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA PENGOLAHAN GULA AREN DI DESA SUKA MAJU KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG Analysis of Value Added Palm Sugar Processing Business at Suka Maju Village Sibolangit District

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU

ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 2 (5) : 510-516, Oktober 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS NILAI TAMBAH BUAH PISANG MENJADI KERIPIK PISANG PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA SOFIE DI KOTA PALU Added Value Analysis of Banana Fruit

Lebih terperinci

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Analysis Of Self-Help Pattern Of Cocoa Marketing In Talontam Village Benai Subdistrict Kuantan Singingi

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasi masukan (input) menjadi hasil keluaran

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIOANAL (ATA 2011/2012)

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIOANAL (ATA 2011/2012) MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIOANAL (ATA 2011/2012) Versi 3.0 Tahun Penyusunan 2012 1. Hadir H 2. Hendri R Tim Penyusun 3. Yulius Nursyamsi 4. Ridwan Zulpi Agha 5. Wahyu Ageng Laboratorium Manajemen Menengah

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG DI UKM RIFA, KABUPATEN SUBANG

ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG DI UKM RIFA, KABUPATEN SUBANG Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 2 Desember 2015 83 ANALISIS NILAI TAMBAH KERIPIK PISANG DI UKM RIFA, KABUPATEN SUBANG Laras Sirly Safitri 1 1) Fakultas Agrobisnis dan Rekayasa Pertanian, Universitas Subang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah Riset Operasi pertama kali digunakan pada tahun 1940 oleh Mc. Closky dan Trefthen di suatu kota kecil, Bowdsey, Inggris. Pada masa awal perang 1939, pimpinan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia dilihat dari aspek kontribusinya terhadap PDB, penyediaan lapangan kerja, penyediaan penganekaragaman menu makanan,

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN Agricola, Vol 4 (1), Maret 2014, 1-7 p-issn : 2088-1673., e-issn 2354-7731 ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) Surel: untari_83@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING POTATO FARMING INCOME IN BENER MERIAH DISTRICT PROVINCE OF ACEH

Lebih terperinci

POTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN

POTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN POTENSI MODAL PETANI DALAM MELAKUKAN PEREMAJAAN KARET DI KABUPATEN MUSI RAWAS SUMATERA SELATAN (FARMER CAPITAL POTENCIES FOR REPLANTING RUBBER PLANTATION IN MUSI RAWAS REGENCY SOUTH SUMATERA) Maya Riantini

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. linear yang dinyatakan dengan fungsi tujuan dan fungsi kendala yang memiliki

BAB III PEMBAHASAN. linear yang dinyatakan dengan fungsi tujuan dan fungsi kendala yang memiliki BAB III PEMBAHASAN Masalah Fuzzy Linear Programming (FLP) merupakan masalah program linear yang dinyatakan dengan fungsi tujuan dan fungsi kendala yang memiliki parameter fuzzy dan ketidaksamaan fuzzy

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN KOMBINASI PRODUK OPTIMAL PADA PT. PISMATEX DI PEKALONGAN

ANALISIS PENENTUAN KOMBINASI PRODUK OPTIMAL PADA PT. PISMATEX DI PEKALONGAN ANALISIS PENENTUAN KOMBINASI PRODUK OPTIMAL PADA PT. PISMATEX DI PEKALONGAN Oleh MAULIDIN FACHRUR (Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan) ABSTRAKSI Keberhasilan perusahaan dapat diukur dari keberhasilannya

Lebih terperinci

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek.

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek. LINEAR PROGRAMMING Formulasi Model LP Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TORTILA RUMPUT LAUT DI INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TORTILA RUMPUT LAUT DI INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG J. Agroland 22 (1) : 69-75, April 2015 ISSN : 0854 641X E-ISSN : 2407 7607 ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TORTILA RUMPUT LAUT DI INDUSTRI RISQA MULIA DI DESA OLAYA KABUPATEN PARIGI MOUTONG Analysis

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG [ECONOMICS ANALYSIS OF FERMENTED FEED BASED ON BANANA AGROINDUSTRY WASTE IN DISTRICT OF LUMAJANG] Shanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap pembangunan di Indonesia,

Lebih terperinci

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN (Business Performance of Kelanting Agroindustry in Karang Anyar Village, Gedongtataan District, Pesawaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Metode Kombinasi Produk Dalam suatu perusahaan terdapat sebuah organisasi yang kegiatannya melakukan produksi. Yang dimaksud kegiatan produksi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DEVI KUNTARI NPM :

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI. Oleh : DEVI KUNTARI NPM : ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PISANG INDONESIA SKRIPSI Oleh : DEVI KUNTARI NPM : 0824010021 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JATIM

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci

KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA

KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA KELAYAKAN USAHA SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA Andri Setiadi 1) Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Siliwangi Andrisetiadi27@Gmail.com H. Djoni 2) Fakultas Pertanian Univerrsitas Siliwangi

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH EMPING TEKI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA KERTASADA KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH EMPING TEKI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA KERTASADA KABUPATEN SUMENEP 147 ANALISIS PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH EMPING TEKI PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA DESA KERTASADA KABUPATEN SUMENEP Eka Nofidayanti Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Islam Madura ABSTRAK Melalui

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN (Studi Kasus di Kecamatan Banjar Kota Banjar) Oleh: Ani Sulistiani 1,

Lebih terperinci