TESIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TESIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR"

Transkripsi

1 TESIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR FRINS APUL SIMARMATA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

2 TESIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR FRINS APUL SIMARMATA NIM : PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

3 STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Udayana FRINS APUL SIMARMATA NIM : PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

4 Lembar Pengesahan Tesis ini Telah Disetujui Tanggal, 28 Mei 2015 Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping, Prof. Dr. IG.B. Wiksuana, SE., MS Prof.Dr. Luh PutuWiagustini, SE.,MSi NIP NIP Mengetahui Direktur Ketua Program Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Program Pascasarjana Universitas Udayana, Universitas Udayana, Prof.Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., MSi NIP NIP

5 Tesis ini Telah Diuji pada Tanggal, 28 Mei 2015 Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana No. 773/UN14.4/HK/2015, Tanggal 20 Pebruari 2015 Ketua : Prof. Dr. IG.B. Wiksuana, SE., MS Anggota : 1. Prof. Dr. L.P. Wiagustini, SE.,MSi 2. Dr. I. B. Anom Purbawangsa, SE., MM 3. Dr. I. B. Panji Sedana SE, M.Si 4. Dr. Henny Rahyuda SE, MM., Ak

6 SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Nama : Frins Apul Simarmata Nim : Program Studi Judul Tesis : Magister Manajemen : Studi Kelayakan Investasi Pengadaan Peralatan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Di Makassar Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Denpasar, 28 Mei 2015 (Frins Apul Simarmata)

7 UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama penulis memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugraha-nya/karunia-nya, tesis ini dapat diselesaikan. Pada saat kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., MS sebagai pembimbing utama yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti pendidikan pada program Magister Menajemen, khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini SE., M.Si sebagai Pembimbing Pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S(K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas ijn yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program Magister Manajemen. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE., M.Si sebagai Ketua Program Magister Manajemen Universitas Udayana. Ungkapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis yaitu Dr. I. B. Anom Purbawangsa, SE., MM, Dr. I. B. Panji Sedana SE., M.Si dan Dr. Henny Rahyuda SE., MM., Ak yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus disertai penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua dan mertua, yang dengan penuh kasih sayang dan penuh cinta membesarkan, mendidik, dan memberikan dasar-dasar berpikir logik dan suasana demokratis sehinga tercipta lahan yang baik untuk berkembangnya kreativitas. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada istri tercinta dr. Floria Eva Sitinjak M.Biomed., Sp.A yang dengan penuh pengorbanan telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan tesis ini. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini serta kepada penulis sekeluarga. Denpasar, 28 Mei 2015 Penulis

8 ABSTRAK STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR Investasi secara sederhana adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas uang atau dana tersebut. Dalam kenyataannya suatu investasi dapat menguntungkan dan tidak menguntungkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah suatu investasi dapat dikatakan layak atau tidak layak. Penelitian ini dilakukan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Terminal Petikemas Makassar (TPM) menggunakan alat analisis keuangan Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Index (PI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Payback Period selama 7 tahun 2 bulan menunjukkan investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut layak (2) NPV lebih kecil daripada nol menunjukkan bahwa investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut tidak layak (3) IRR lebih kecil daripada biaya modal menunjukkan investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut tidak layak (4) PI lebih kecil daripada 1 (satu) menunjukkan investasi peralatan Forklift 32 Ton tersebut tidak layak (5) Hasil analisis sensitivitas yaitu optimis, moderat dan pesimis menunjukkan bahwa hanya Payback Period yang menjelaskan investasi forklift 32 ton tersebut layak dilaksanakan sedangkan untuk Net Present Value, Internal Rate of Return dan Profitability Index menunjukkan bahwa investasi tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Kata Kunci : Investasi, Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),danProfitability Index (PI).

9 ABSTRACT FEASIBILITY STUDY ON INVESTMENT EQUIPMENT PROCUREMENT PT PELABUHAN INDONESIA IV ( PERSERO ) IN MAKASSAR Investments in a simple is put money or funds in the hope of obtaining additional or gain upon money or these funds. In reality an investment favorable and unfavorable. The purpose of this study is to assess whether an investment it can be said feasible or not feasible. This reasearch conducted in PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Makassar Container Terminal (TPM) used a financial analysis Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Index (PI). The results of this research shows that (1) Payback Period (PP) for seven years two months show investment equipment forklift 32 tons is feasible (2) NPV smaller than the zero shows that investment equipment forklift 32 tons is not feasible (3) Internal Rate of Return (IRR) smaller than the cost of capital show investment equipment forklift 32 tons is not feasible (4) Profitability Index (PI) smaller than 1 (one) show investment equipment forklift 32 tons is not feasible (5) Sensitivity analysis of optimistic, moderate and pessimistic show that only Payback Period explains investment forklift 32 tons said feasible to be implemented while Net Present Value, Internal Rate of Return and Profitability Index shows that investment is not feasible tobe implemented. Keywords : Investment, Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR),and Profitability Index (PI).

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... PRASYARAT GELAR... HALAMAN PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi vii viii ix xii xiii xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang RumusanMasalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1Investasi Biaya... 18

11 2.3Studi Kelayakan Proyek Capital Budgeting Metode Profitabilitas Investasi BAB III KERANGKAPIKIR DAN KONSEPTUAL 3.1 KerangkaBerpikir KerangkaKonseptual BAB IV METODE PENELITIAN 4.1Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data Asumsi-asumsi BAB V PEMBAHASAN 5.1Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Singkat Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan Nilai dan Budaya Perusahaan Struktur Organisasi dan Wilayah Kerja Sumber Daya Manusia Perusahaan Aspek-Aspek Studi Kelayakan Aspek Pasar Aspek Operasional/Teknis Aspek Keuangan Proyeksi Arus Kas Analisis Kelayakan Investasi BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan Saran... 78

12 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 83

13 DAFTAR TABEL No. Nama Tabel Halaman 1.1. Trafik pertumbuhan jasa Terminal Petikemas Makassar (TPM) Peralatan Terminal Petikemas Makassar (TPM) Pertumbuhan Jasa Pelayanan PT Pelindo IV (Persero) Proyeksi Trafik Total Jasa Pelayanan PT Pelindo IV(Persero) Tarif Pergerakan Forklift PT Pelindo IV (Persero) Tahun Produksi Pergerakan Forklift PT Pelindo IV (Persero) Tahun Proyeksi Laba Rugi PT Pelindo IV (Persero) Tahun Perhitungan Payback Period (PP) Investasi Forklift 32 Ton dengan Disc.Fact 12% Perhitungan Net Present Value (NPV) Investasi Forklift 32 Ton dengan Disc.Fact 12% Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) Investasi Forklift 32 Ton dengan Disc.Fact 12% Analisis Sensitivitas Tabel Keputusan Investasi... 75

14 DAFTAR GAMBAR No. Nama Gambar Halaman 3.1. Kerangka Berpikir Penelitian Struktur Organisasi PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Wilayah Kerja PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)... 55

15 DAFTAR LAMPIRAN No. Nama Lampiran Halaman 1. Trafik Produksi Tarif Perhitungan biaya pegawai Perhitungan biaya bahan Perhitungan biaya rutin dan lainnya Perhitungan biaya penyusutan Perhitungan biaya asuransi Perhitungan biaya administrasi kantor Perhitungan biaya umum... 92

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut mutlak diperlukan sarana dan prasarana perhubungan darat, laut dan udara. Eksistensi sub sektor perhubungan laut merupakan salah satu aktivitas yang sangat menentukan dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan yang menghendaki kesatuan teknologi, politik, ekonomi, sosial budaya pengetahuan yang terakumulasi dalam mempertahankan nusantara. Transportasi laut merupakan tulang punggung perdagangan dunia dan mendorong timbulnya globalisasi, karena hampir 80% perdagangan dunia ditransfer melalui laut (seaborne trade). Perdagangan dunia lewat laut pada tahun 2007 mencapai 8,02 milyar ton, atau meningkat 4,8% tiap tahun. Perkembangan ini sejalan dengan meningkatnya produk domestik gross dunia (the world gross domestic product, GDP) yaitu 3,8% seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Negara berkembang dan pemulihan ekonomi global (Gurning, 2007). Jasa pelabuhanan sebagai salah satu sarana utama transportasi laut yang sangat dibutuhkan terutama dalam menunjang pemerataan pembangunan ke seluruh pelosok tanah air. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang digunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang dan bongkar muat barang, berupa terminal yang

17 dilengkapi dengan fasilitas keselamatan/keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antra moda transportasi (UU No.17 Tahun 2008). Pelabuhan mempunyai peran penting dan strategis untuk pertumbuhan industri dan perdagangan serta dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan nasional. Hal ini membawa konsekuensi terhadap pengelolaan segmen usaha pelabuhan agar pengoperasiannya dapat dilakukan secara efektif, efisien dan profesional sehingga pelayanan pelabuhan menjadi lancar, aman, dan cepat dengan biaya yang terjangkau. Pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan adalah pelayanan terhadap kapal dan pelayanan termasuk muatan (barang dan penumpang). Barang yang diangkut dengan kapal akan dibongkar dan dipindahkan ke moda lain, seperti moda darat (truk atau kereta api). Sebaliknya barang yang diangkut dengan truk atau kereta api ke pelabuhan bongkar akan dimuat lagi ke kapal. Oleh karena itu, berbagai kepentingan saling bertemu di pelabuhan seperti perbankan, perusahaan pelayaran, bea cukai, imigrasi, karantina, syahbandar dan pusat kegiatan lainnya. Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagai salah satu infrastruktur transportasi yang dapat meningkatkan kegiatan perekonomian suatu wilayah karena merupakan bagian dari mata rantai dari sistem transportasi maupun logistik. Kawasan Indonesia Timur merupakan wilayah yang memiliki potensi besar, namun hingga kini secara relatif masih belum berkembang yang disebabkan antara lain oleh masih minimnya prasarana dan sarana yang dimiliki. Perhubungan

18 laut merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk menghubungkan berbagai wilayah yang tersebar, dimana terdapat pelabuhan yang dapat digunakan sebagai tempat persinggahan. PT Pelabuhan Indonesia IV yang berkantor pusat di Jalan Soekarno Makassar, merupakan salah satu pintu gerbang keluar masuk kapal dan barang baik secara domestik maupun ekspor-impor dan tergolong pelabuhan kelas utama keempat setelah Pelabuhan Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan sebagai pelabuhan laut terbesar di Kawasan Timur Indonesia yang terletak di selat Makassar, memegang peran utama dalam pendistribusian barang yang telah dilengkapi dengan fasilitas bongkar muat barang dari dan ke kapal sampai di gudang penerima. Pendirian PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) tidak terlepas dengan sejarah mengenai kebijakan sistem pengelolaan pelabuhan laut di Indonesia. Sebelum tahun 1983 pengelolaan pelabuhan laut yang diusahakan dilaksanakan oleh 8 (delapan) Badan Usaha berbentuk Perusahaan Negara yaitu PN.Pelabuhan I VIII. Pada tahun 1983 sejalan dengan kebijakan tatanan kepelabuhanan nasional yaitu pemerintah menetapkan adanya 4 (empat) pintu gerbang perdagangan luar negeri nasional, maka dilakukan merger 8 Badan Usaha PN.Pelabuhan menjadi 4 (empat) Badan Usaha yang berstatus Perusahaan Umum (Perum), salah satu diantaranya adalah Perum Pelabuhan IV. Perum Pelabuhan IV merupakan hasil merger PN. Pelabuhan V, VI, VII, dan VIII, ditambah dengan 6 (enam ) pelabuhan yang tidak diusahakan di Propinsi Irian Jaya, yang pendiriannya didasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 17

19 Tahun 1983 yo PP. No. 7 Tahun Selanjutnya pada tahun 1992, berdasarkan PP. 59 tahun 1991 status Badan Usaha Perum dialihkan menjadi Persero yaitu menjadi PT. Pelabuhan Indonesia IV yang dikuatkan dengan Anggaran Dasar Perusahaan yang pengesahannya melalui Akta Notaris Imas Fatimah, SH No. 7 tanggal 1 Desember PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) membagi segmen usahanya menjadi beberapa bagian, diantaranya: 1) Pelayanan kapal, yang meliputi: penyediaan dan pelayanan jasa labuh (anchorage service), penyediaan dan pelayanan jasa pandu (pilotage), penyediaan dan pelayanan jasa tunda, penyediaan dan pelayanan jasa tambat, dan penyediaan air bersih untuk kapal. 2) Pelayanan barang, meliputi: jasa bongkar muat, tenaga bongkar muat, pemanfaatan gudang, lapangan penumpukan, dermaga, dan pemadam kebakaran. 3) Pelayanan rupa-rupa usaha, yakni untuk pelayanan selain kapal dan barang, di mana PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) juga menyediakan pelayanan lain seperti: pelayanan terminal penumpang, pas pelabuhan, terminal konvensional (stevedoring, cargodoring, receiving/delivery), terminal petikemas (pelayanan paket FCL/LCL, penumpukan petikemas, gudang CFS, Delivery/receiving petikemas, dermaga), Pengusahaan Peralatan (pemanfaatan alat mekanik dan non-mekanik), dan Pelayanan TBL (pemanfaatan tanah, pemanfaatan bangunan, pelayanan listrik).

20 Perubahan pola distribusi barang dari lepasan ke kemasan terus mengalami peningkatan dan perkembangan, hal ini ditandai dengan semakin besarnya pertumbuhan arus petikemas (siginifikan). Konsekuensi dari pertumbuhan kegiatan tersebut harus didukung dengan penyediaan peralatan bongkar muat untuk menunjang pelayanan kegiatan petikemas. Saat ini, sebagian besar pelabuhan di lingkungan PT Pelindo IV (Persero) belum dilengkapi dengan peralatan bongkar muat petikemas penunjang di lapangan yang dimiliki oleh PT Pelindo IV (Persero), sementara potensi terhadap kontribusi pendapatan ralatif besar. Khusus untuk Pelabuhan TPM, arus petikemas berdasarkan data realisasi tahun 2012 telah mencapai Teus, dengan pertumbuhan arus petikemas rata-rata mencapai ± 10% pertahun. Sebagai implementasi UU 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran dan PP 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan, maka PT Pelindo IV (Persero) harus lebih siap menghadapi kompetisi dengan salah satu cara melakukan pengembangan suprastruktur dalam meraih pangsa pasar dari kegiatan penunjang. Terminal Petikemas Makassar (TPM) direncanakan juga untuk menangani kegiatan petikemas secara full di Pelabuhan Bitung, sehingga alokasi kegiatan di pelabuhan konvensional akan secara bertahap berpindah ke Terminal Petikemas Bitung (TPB).

21 Tabel 1.1 Trafik pertumbuhan jasa Terminal Petikemas Makassar (TPM) NO URAIAN SATUAN Pertumbuhan 1 20' Full Box , ' Empty Box , ' Full Box , ' Empty Box ,23 Box ,09 Jumlah Teus ,10 Sumber:Direktorat Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan dari tahun 2009 sampai tahun 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 1%. Selanjutnya sebagai bentuk kontribusi dalam rangka menunjang kecepatan bongkar/muat petikemas di pelabuhan dan mempersingkat waktu kapal di pelabuhan, maka perlu didukung dengan sarana penunjang kegiatan lapangan. Berdasarkan latar belakang atas kebutuhan tersebut, PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar (TPM) yang berada di Jl.Nusantara No. 329 Makassar, pada tahun 2013 berencana akan melakukan investasi dengan melakukan pengadaan alat yang mendukung dalam optimalisasi pendapatan perusahaan yaitu 1 unit Forklift 32 Ton. Tabel 1.2 Peralatan Terminal Petikemas Makassar (TPM) No. Jenis Peralatan Jumlah (Unit) 1 Reach Stacker 2 Unit PT. Pelindo IV 2 Transtainer 14 Unit PT. Pelindo IV 3 Side Loader 1 Unit PT. Pelindo IV 4 Forklift 7 ton 1 Unit PT. Pelindo IV Sumber: Direktorat Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelabuhan Indonesia IV Berdasarkan data Tabel 1.2, dapat dilihat Saat ini seluruh kegiatan lapangan yang dilaksanakan oleh Terminal Petikemas Makassar sebagai bentuk

22 single operator kegiatan di terminal. Hanya terkadang dalam satu waktu, terjadi kegiatan pelayanan secara paralel yaitu kegiatan bongkar muat dan kegiatan receiving-delivery, ditambah adanya kegiatan angsur petikemas. Kondisi di atas, mengakibatkan seringnya terjadi keterlambatan pelayanan dikarenakan harus ada kegiatan yang diprioritaskan, kondisi ini membutuhkan dukungan tambahan peralatan lapangan. Harapan perusahaan dengan adanya pertambahan peralatan tersebut adalah agar tercapainya dalam level of service untuk kegiatan petikemas, peningkatan pangsa pasar pelayanan khususnya petikemas, peningkatan kecepatan dan kualitas bongkar muat, bertumbuhnya image perusahaan terhadap operasional, dan sebagai wujud salah satu bentuk implementasi operasional terhadap UU 17 Tahun 2008 dan PP 61 Tahun PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) cabang TPM berharap pengadaan peralatan tersebut sudah dapat beroperasi pada tahun 2013 agar dapat melayani bongkar muat petikemas pengguna jasa dengan cepat dan dapat memberikan pelayanan dengan lebih baik. Biaya yang digunakan untuk investasi peralatan 1 unit Forklift 32 ton tersebut sebesar Rp ,-. Pengertian investasi secara sederhana adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas uang atau dana tersebut. Uang ditempatkan dengan cara dibelikan properti, ditabung atau ditanam ke dalam suatu usaha. Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang (Halim, 2005). Kasmir dan Jakfar (2007) membagi

23 investasi menjadi dua jenis, yaitu: (1) Investasi nyata (real investment) merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, peralatan, atau mesin-mesin; dan (2) Investasi keuangan (financial investment) merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian sahma atau obligasi atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito. PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dalam melakukan investasi pengadaan peralatan tentu memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, analisis kelayakan investasi sangat penting terutama investasi yang berskala besar seperti investasi peralatan 1 unit Forklift 32 ton. Tujuan dilakukan studi kelayakan adalah untuk menghindari investasi yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan membutuhkan biaya, tetapi biaya itu relatif kecil apabila dibandingkan dengan resiko kegiatan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar. Analisis kelayakan investasi merupakan penelitian terhadap rencana investasi pengadaan peralatan yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak investasi tersebut, tetapi juga pada saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Analisis kelayakan investasi dapat dapat juga digunakan untuk membuktikan usulan penggantian mesin produksi yang baru sehingga memberikan manfaat lebih bagi perusahaan, karena dapat menekan waktu operasional sehingga produktivitas perusahaan meningkat yang pada akhirnya

24 perusahaan mendapatkan keuntungan karena biaya untuk operasional serta perawatan mesin lebih murah. Sehubungan dengan investasi pengadaan peralatan pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) yang layak ditindak-lanjuti dengan menganalisis tingkat kelayakan ditinjau dari berbagai aspek, antara lain: aspek pasar, aspek operasional, dan aspek keuangan. Ketiga aspek analisis kelayakan investasi peralatan tersebut sangat penting dalan pengambilan keputusan pengembangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) akan lebih obyektif, termasuk kecepatan Bongkar/Muat per Kapal (Kecepatan Bongkar Muat di Pelabuhan dan Kecepatan Bongkar Muat di Tambatan). Analisis kelayakan ditinjau dari aspek pasar dan pemasaran meliputi analisa terhadap beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: permintaan, penawaran, proyeksi permintaan dan penawaran, harga, produk (barang/jasa), segmentasi pasar, strategi dan implementasi pemasaran (Subagyo, 2008; Mukti, 2009). Selanjutnya aspek operasional meliputi: skala produksi sudah optimal, proses produksi sudah tepat, mesin-mesin dan perlengkapan yang dipilih sudah tepat, perlengkapan-perlengkapan tambahan dan pekerjaan teknis tambahan sudah dilakukan, tata letak dari fasilitas cukup baik, dan sebagainya. Sedangkan dari aspek keuangan meliputi: dana yang diperlukan untuk investasi, sumber-sumber pembelajaran yang akan dipergunakan, taksiran penghasilan, proyeksi keuangan, manfaat dan biaya financial (seperti PP, NPV,IRR, PI).

25 Analisis kelayakan investasi penambahan atau pengadaan peralatan yang dilakukan jika telah memiliki asset usaha yang sedang berjalan, namun ingin menambah kapasitas dan kualitas produksi dengan menggunakan 1 unit Forklift 32 ton yang memiliki kapasitas besar. Kelayakan investasi pengadaan peralatan tersebut dilakukandengan menghitung nilai beberapa kriteria investasi, yaitu: analisis NPV (Net Present Value) merupakan selisih nilai sekarang dari penerimaan dengan nilai sekrang pengeluaran pada tingkat bunga tertentu. Usaha dikatakan layak jika NPV lebih besar atau sama dengan nol. Jika NPVsama dengan nol berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar social opportunity cost of capital. Jika NPV lebih kecil dari nol maka proyek dinyatakan tidak layak untuk dijalankan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: Studi Kelayakan Investasi Pengadaan Peralatan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) di Makassar. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah rencana pengadaan peralatan 1 unit Forklift 32 ton tersebut layak dilihat dari aspek pasar, aspek operasional, dan aspek keuangan. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan investasi peralatan 1 (satu) unit Forklift 32

26 ton di Terminal Petikemas Makassar (TPM) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) ditinjau dari aspek pasar, aspek operasional, dan aspek keuangan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis Diharapkan dapat menjadi saran dan tambahan pemikiran bagi manajemen PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) dalam menentukan kebijakan yang tepat dan menguntungkan di masa yang akan datang. 2. Manfaat Teoritis Diharapkan sebagai sarana pembelajaran dan informasi bagi para pembaca dalam pertimbangan pengambilan keputusan investasi khususnya pengadaan peralatan dan sebagai pedoman bagi penelitian selanjutnya dalam meneliti hal-hal yang berkaitan dengan studi kelayakan investasi.

27 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Investasi Menurut Martono dan Harjito (2010), dalam Manajemen Keuangan mempunyai 3 (tiga) fungsi utama, yaitu: 1. Keputusan Investasi (Investment Decision) Investasi diartikan sebagai penanaman modal perusahaan.penanaman modal dapat dilakukan pada aktiva riil ataupun aktiva finansial.aktiva riil merupakan aktiva yang bersifat fisik atau dapat dilihat jelas secara fisik, misalnya persediaan barang, gedung, tanah, dan bangunan.sedangkan aktiva finansial merupakan aktiva berupa surat-surat berharga seperti saham dan obligasi. 2. Keputusan Pendanaan (Financing Decision) Keputusan pendanaan menyangkut beberapa hal, antara lain : a. Keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi. Sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut dapat berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri. b. Penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut struktur modal yang optimum. Struktur modal optimum merupakan perimbangan hutang jangka panjang dan modal sendiri dengan biaya modal rata-rata minimum.

28 3. Keputusan Pengelolaan Aktiva (Assets Management Decision) Apabila aset telah diperoleh dengan pendanaan yang tepat, maka aset-aset tersebut memerlukan pengelolaan secara efisien. Dalam suatu investasi jangka panjang, manajemen keuangan sering dikaitkan dengan penganggaran modal atau capital budgeting. Pegertian capital terkait dengan barang modal yaitu aktiva tetap yang digunakan dalam proses produksi sedangkan pengertian budget adalah suatu rencana atau proyeksialiran kas dalam kurun waktu tertentu. Menurut Sjahrial (2010), Penganggaran Modal (Capital Budgeting) mempunyai arti yang sangat penting bagi perusahaan: 1. Dana yang dikeluarkan untuk penganggran modal akan terkait untuk jangka waktu lama dan secara berangsur-angsur melalui penyusutan/depresiasi dapat dicairkan sesuai jangka waktu penyusutan aktiva tetap tersebut. 2. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap peningkatan produksi dan penjualan dimasa datang. 3. Pengeluaran investasi untuk pembelian: tanah, bangunan, mesi-mesin produksi, alat pembangkit tenaga listrik, alat transport merupakan pengeluaran yang cukup besar. 4. Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran pembelian barang modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat. Menurut Sjahrial (2010), Investasi adalah penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan di masa yang akan datang. Dilihat dari jangka waktunya, investasi

29 dibedakan menjadi 3 macam yaitu investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan yang bersangkutan. Hal ini karena keputusan investasi menyangkut dana yang digunakan untuk investasi, jenis investasi yang akan dilakukan, pengambilan investasi dan resiko investasi yang mungkin akan ada. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefenisikan bahwa Investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang dalam berbagai bidang usaha (Kasmir,2003). Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut (Kamaruddin, 2004). Selanjutnya investasi yaitu setiap pengeluaran modal atau dana yang ditanamkan keberbagai aktiva dengan harapan dana tersebut akan diterima kembali baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan yang mengadakan investasi dalam investasi aktiva tetap tentunya mempunyai harapan bahwa perusahaan tersebut akan memperoleh kembali dana yang diinvestasikan seperti halnya dalam aktiva lancar. Perbedaaan antara aktiva lancar dan aktiva tetap terletak pada waktu dan cara perputaran dana yang tertanam. Investasi dalam aktiva lancar diharapkan dapat diterima kembali dalam waktu yang relatif singkat atau kurang dari satu tahun. Sebaliknya, investasi dalam

30 aktiva tetap akan diterima kembali secara keseluruhan dalam beberapa tahun dan kembalinya berangsur-angsur melalui depresiasi. Dalam melakukan investasi akan memerlukan dana yang cukup besar jumlahnya dan dana tersebut akan terikat untuk jangka waktu panjang jadi setiap keputusan untuk melakukan investasi pada aktiva tetap memerlukan perencanaan yang baik agar semua yang direncanakan sesuai dengan tujuan perusahaan. Menurut Martono dan Harjito (2005), Investasi adalah penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan kedalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Kegiatan investasi merupakan kegiatan penting yang memerlukan biaya besar dan berdampak jangka panjang terhadap kelanjutan usaha (Giatman, 2006). Oleh karena itu, analisis sistematis dan rasional sangat dibutuhkan sebelum kegiatan itu direalisasikan. Suatu investasi merupakan kegiatan menanamkan modal jangka panjang, dimana selain investasi tersebut perlu disadari juga dari awal bahwa investasi akan diikuti sejumlah pengeluaran lain yang secara periodik perlu disiapkan. Pengeluaran tersebut terdiri dari biaya operasional (operation cost), biaya perawatan (maintenance cost), dan biaya-biaya lainnya yang tidak dapat dihindarkan. Dalam investasi jangka panjang, pengembangan fasilitas dan usaha perlu dilakukan agar nilai perusahaan tersebut dapat semakin tinggi. Berdasarkan pemahaman ini maka sebuah investasi yang dilakukan oleh perusahaan merupakan sesuatu hal yang penting dalam rangka memaksimalkan kekayaan dari para pemegang saham perusahaan (Alexandri, 2008).

31 Investasi dari jenis aktivanya dapat dibedakan ke dalam investasi aktiva riil atau nyata (real investment) dan investasi non-riil atau sering disebut investasi finansial (financial investment). 1) Investasi nyata (real investment) Investasi nyata merupakan investasi yang dibuat dalam harta tetap (fixed asset) seperti tanah, bangunan, peralatan atau mesin-mesin. 2) Investasi finansial (financial investment) Investasi finansial merupakan investasi dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham, obligasi atau surat berharga lainnya seperti sertifikat deposito (Husnan, 2004). Menurut Sjahrial (2008), investasi jangka panjang dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu: 1) Investasi Penggantian (Replacements) Investasi penggantian aset merupakan penggantian aset yang sudah usang atau sudah tidak layak digunakan dalam operasional atau karena adanya teknologi yang terbaru. 2) Investasi Perluasan (Expansion) Investasi perluasan berupa penambahan kapasitas produksi karena adanya kesempatan usaha yang lebih baik. 3) Investasi Pertumbuhan (Growth) Investasi pertumbuhan menyangkut penambahan produk baru atau diversifikasi produk.

32 4) Investasi Lain-lain (Others) Investasi lain yang tidak termasuk ke dalam ketiga kategori tersebut meliputi peralatan pengendalian polusi dan investasi peningkatan keselamatan kerja. Dalam mengambil keputusan investasi, diperlukan langkah-langkah yang harus diikuti dengan cermat mengingat keputusan yang telah diambil sulit untuk diperbaiki. Misalnya: dalam investasi aktiva tetap apabila kurang tepat dalam mengambil keputusan maka aktiva tersebut kurang bermanfaat. Menurut Haming dan Basalamah (2003), besarnya dana yang diperlukan untuk membiayai suatu rencana investasi sangat tergantung pada jenis proyek dan skala proyek. Proyek berskala besar memerlukan dana yang besar pula, sedangkan proyek berskala kecil hanya memerlukan dana investasi yang relatif kecil jumlahnya. Pengadaan peralatan dan pengoperasian suatu proyek dapat dibiayai dengan dua sumber pembiayaan utama yaitu dengan Dana sendiri (equity investment) dan Pinjaman dari pihak ketiga (project financing). Haming dan Basalamah (2003), berpendapat bahwa kebutuhan dana investasi dapat dipenuhi melalui tiga sumber, yaitu dana sendiri dari pengusaha (investor, self financing), dana sendiri dan dana pinjaman investasi (leverage financing), atau dana sendiri dan dana pinjaman atau kerjasama asing (joint venture). Pada umumnya permodalan dipenuhi dengan cara yang kedua, yaitu leverage financing. Kebijakan pendanaan ini membawa konsekuensi terhadap struktur modal proyek atau perusahaan, dan selanjutnya berdampak pada biaya modal dan nilai perusahaan.

33 Haming dan Basalamah (2003), juga menyatakan sekalipun menurut analisis optimalisasi struktur modal, debt ratio yang lebih besar akan menghasilkan kondisi yang lebih layak, baik dilihat dari sisi prospek pendapatan investasi maupun dari sisi biaya modal investasi, namun manajemenmasih perlu melihatnya dari sisi arus kas. Struktur modal dengan debt ratio yang lebih besar memiliki dampak pada lebih besarnya bunga dan cicilan pengembalian utang yang harus ditanggung di masa mendatang. Dalam investasi selalu membutuhkan penerimaan dan akan adanya pengeluaran tertentujuga. Penerimaan dan pengeluaran tersebut biasa disebut dengan arus kas atau cash flow dimana pengertian paling tepat adalah arus masuk dan arus keluar kas. Arus kas keluar adalah pengeluaran uang atau pengeluaran lain yang mempunyai nilai uang tertentu. Arus kas keluar ini digunakan untuk mengadakan investasi baru. Sedangkan arus kas masuk adalah penerimaan uang atau bentuk penerimaan lain yang mempunyai nilai tertentu. Arus kas masuk ini merupakan hasil dari investasi yang ditanamkan.informasi keuangan mengenai keuangan yang dilaporkan kurang tepat jika digunakan sebagai penilaian usulan investasi.akan tetapi lebih tepat jika didasarkan pada arus kas, karena keuntungan yang dilaporkan dalam laporan rugi laba belum tentu dalam bentuk kas.oleh karena itu perusahaan bisa memiliki kas lebih besar atau lebih kecil dan dilaporankan dalam laba rugi (Lukman, 2005). 2.2 Biaya Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Suatu perusahaan untuk mendapatkan laba atau keuntungan harus

34 dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikorbankannya. Agar dapat bersaing, suatu perusahaan harus memahami konsep dasar biaya dan unit-unit perusahaan sehingga biaya tersebut tetap dapat dikendalikan. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Suatu perusahaan untuk mendapatkan laba atau keuntungan harus dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah biaya yang dikorbankannya (Riyanto, 2009). Oleh karena itu untuk bisa bersaing, suatu perusahaan harus memahami konsep dasar biaya dan unit-unit perusahaan sehingga biaya tersebut tetap dapat dikendalikan. Menurut Sumastuti (2006), pengaturan keperluan biaya proyek yang efektif perlu memperhatikan beberapa faktor dibawah ini: 1) Adanya usul-usul investasi; 2) Penaksiran aliran kas dari usul-usul investasi tersebut; 3) Evaluasi aliran kas tersebut; 4) Memilih investasi/proyek-proyek sesuai dengan ukuran tertentu, dan 5) Penilaian terus menerus terhadap proyek investasi setelah proyek tersebut diterima. Investasi dapat berupa pengeluaran untuk aktiva lancar maupun aktiva tetap, dalam penyusunan studi kelayakan ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan dalam memperlakukan modal kerja dan memandang total investment cost. Kesalahan karena tidak diproyeksikannya modal kerja untuk keperluan operasional akan bersifat fatal, terutama terdapat pada tahap-tahap awal

35 operasi dimana pemasukan yang diharapkan masih lebih kecil dari pengeluaran yang ada. Menurut Sucipto (2006), seorang investor yang menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan dengan tingkat resiko yang ada tentunya mempunyai harapan untuk mendapatkan imbalan yang memuaskan. Imbalan tersebut bagi perusahaan akan dipandang sebagai biaya penggunaan modal atau biaya (Cost of Capital). Cost of Capital sebagai salah satu alat perencanaan dan pengendalian biaya sangatlah penting artinya bagi perusahaan sebelum memutuskan kebijaksanaan pembelanjaan jangka panjang. Cost of Capital ini untuk menentukan besarnya riil dari penggunaan modal masing-masing sumber dana. Disamping itu juga untuk menentukan biaya modal rata-rata dari keseluruhan dana yang digunakan di dalam perusahaan (Sucipto, 2006). Menurut Sucipto (2006) bahwa: " adapun cost of capital dari masingmasing sumber dana adalah sebagai berikut: 1) Biaya Hutang Jangka Pendek Pada dasarnya hutang jangka pendek yang digunakan untuk modal kerja terdiri dari hutang dagang, hutang wesel, dan kredit jangka pendek dari bank. Tingkat bunga pinjaman untuk hutang dagang biasanya sudah diketahui dimuka. Sedangkan untuk kredit jangka pendek biasanya bank langsung memotong bunganya dimuka dari jumlah hutang yang diberikan. 2) Biaya Hutang Jangka Panjang Biaya ini timbul akibat pinjaman jangka panjang, baik kepada lembaga keuangan dalam bentuk kredit maupun kepada masyarakat dalam bentuk

36 obligasi. Pada dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang atau biaya penggunaan dana yang berasal dari obligasi dapat dihitung dengan menggunakan tabel present value. 3) Biaya Saham Preferen Saham preferen mempunyai karakteristik campuran antara hutang dan saham biasa.seperti halnya hutang, saham preferen juga mengandung kewajiban tetap berupa pembayaran deviden secara periodik, hanya saja pembayaran bisa ditangguhkan sesuai dengan kemampuan perusahaan. Untuk saham preferen yang merupakan modal sendiri maka devidennya diambil dari laba bersih sesudah pajak. Dalam hal likuidasi, saham preferen mempunyai hak didahulukan atas pembagian kekayaan sebelum saham biasa dan setelah pembayaran hutang jangka panjang atau obligasi. 4) Biaya Saham Biasa Biaya saham biasa cara perhitungannya berbeda dengan saham preferen atau obligasi. Biaya saham biasa merupakan penyisihan yang telah dianggarkan dari laba setelah pajak yang diperolehnya. Oleh karena itu besarnya saham biasa dalam bentuk deviden tidak tetap. 5) Biaya Laba Ditahan Besarnya biaya modal yang berasal dari laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan investasi dalam saham yang akan diterima oleh investor. Laba ditahan merupakan keuntungan perusahan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Pendapatan pemegang saham sebelum ditanamkan kembali pada perusahaan terlebih dahulu dikurangi dengan pajak yang harus dibayar.

37 Oleh karena itu, apabila perusahaan langsung menggunakan laba ditahan untuk modal suatu proyek perlu dilakukan penyesuaian terhadap pajak yang harus dibayar pemegang saham. 6) Biaya Modal Keseluruhan Tingkat biaya modal yang harus diperhatikan perusahaan adalah tingkat biaya modal secara keseluruhan. Apabila suatu proyek dibiayai oleh suatu sumber modal yaitu modal sendiri, maka yang menjadi discount factor untuk menilai suatu usulan investasi adalah biaya modal itu sendiri. Tetapi apabila biaya proyek selain dari modal sendiri dan modal pinjaman discount factor yang digunakan merupakan biaya modal rata-rata tertimbang dari beberapa sumber biaya tersebut. 2.3 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayanan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Tentu saja semakin besar proyek yang akan dijalankan, semakin luas dampak yang terjadi (Afandi, 2009). Dampak ini bias berupa dampak ekonomis, dan bias juga bersifat sosial. Oleh karena itu, ada yang melengkapi studi kelayakan ini dengan analisa yang disebut analisa manfaat dan pengorbanan (cost and benefit analysis) termasuk di dalamnya semua manfaat dan pengorbanan sosial (social cost ad social benefit). Pada umumnya suatu studi kalayakan proyek akan menyangkut tiga aspek, yaitu:

38 1) Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi proyek itu sendiri (manfaat financial), artinya proyek dipandang cukup menguntungkan apabila dibandingkan dengan risiko proyek tersebut. 2) Manfaat ekonomis proyek ini bagi Negara tempat proyek dilaksanakan (manfaat ekonomi nasional) yang menunjukkan manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu Negara. 3) Manfaat sosial proyek itu bagi masyarakat sekitar proyek tersebut yang merupakan studi yang relatif sulit dilakukan (Mukti, 2009). Semakin sederhana proyek yang akan dilaksanakan, maka semakin sederhana pula lingkup penelitian yang akan dilakukan. Bahkan banyak proyekproyek investasi yang mungkin tidak pernah dilakukan studi kelayakan secara formal, tetapi ternyata kemudian terbukti berjalan dengan baik pula. Tujuan dilakukan studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran investasi yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan akan menelan biaya, tetapi biaya yang dikeluarkan tersebut relatif kecil dibandingkan dengan resiko kegiatan suatu proyek yang menyangkut investasi dalam jumlah besar (Subagyo, 2008). Umar (2005) mengemukakan bahwa hal-hal yang perlu diketahui dalam studi kelayakan proyek adalah sebagai berikut: 1) Ruang lingkup kegiatan proyek, yakni perlu dijelaskan/ditentukan bidangbidang apa proyek akan beroperasi.

39 2) Cara kegiatan proyek dilakukan, yakni perlu ditentukan apakah proyek akan ditangani sendiri atau akan diserahkan pada beberapa pihak lain atau siapa yang akan menangani proyek itu. 3) Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya seluruh proyek dengan mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan proyek tersebut. 4) Sarana yang diperlukan oleh proyek, menyangkut bukan hanya kebutuhan seperti material, dan tenaga kerja, tetapi termasuk juga fasilitas-fasilitas pendukung seperti: jalan raya, dan transportasi. 5) Hasil kegiatan proyek ini serta biaya-biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil tersebut. 6) Akibat-akibat yang bermanfaat maupun yang tidak dari adanya proyek itu atau disebut sebagai manfaat dan pengorbanan ekonomi dan sosial. 7) Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek beserta jadwal dari masing-masing kegiatan ini sampai dengan investasi siap berjalan. Penilaian terhadap keadaan dan proyek suatu proyek investasi dilakukan atas dasar kriteria-kriteria yang bias mempertimbangkan manfaat proyek bagi perusahaan, dan bias juga dengan memperhatikan aspek yang lebih luas (Widiyanthi, 2007). Beberapa proyek mungkin diteliti dengan sangat mendasar, mencakup berbagai aspek yang terpengaruh, bahkan sering juga dijumpai bahwa ada rencana-rencana investasi yang penilaiannya tidak dilakukan secara formal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi intensitas studi kelayakan, diantaranya adalah:

40 1) Besarnya dana yang diinvestasikan Umumnya semakin besar jumlah dana yang ditanamkan, semakin mendalam studi yang perlu dilakukan atau akan diteliti dalam aspek yang lebih luas seperti dampak sosial ekonomi. 2) Tingkat ketidakpastian proyek Semakin sulit memperkirakan penghasilan penjualan, biaya, aliran kas dan lain-lain, maka semakin penting melakukan studi kelayakan. Berbagai cara ditempuh untuk mengatasi ketidakpastian proyek yakni dengan analisa sensivitas dengan taksiran konservatif dan sebagainya. 3) Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek Setiap proyek dipengaruhi dan juga mempengaruhi faktor-faktor lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proyek mungkin menjadi sangat kompleks, sehingga pihak yang melakukan studi kelayakan terhadap proyek tersebut akan semakin berhati-hati. Semakin besar dana yang diinvestasikan, maka semakin tidak pasti taksiran yang dibuat akan semakin kompleks faktorfaktor yang mempengaruhinya dan semakin mendalam studi yang perlu dilakukan. Dalam studi kelayakan proyek, langkah pertama yang perlu ditentukan adalah sejauhmana aspek-aspek yang mempengaruhi proyek yang akan diteliti, kemudian untuk masing-masing aspek tersebut perlu dianalisa sehingga mempunyai gambaran kelayakan masing-masing aspek. Dengan demikian, alat dan kerangka analisa perlu disiapkan. Setelah itu perlu ditentukan data dan

41 sumber data untuk analisa tersebut, dengan mengendalikan sebagian besar data dari data sekunder, dan juga data primer (Sawir, 2005). Subagyo (2008) mengemukakan berbagai aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan kajian terhadap kelayakan suatu proyek. 1) Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Pasar merupakan aspek yang sangat perlu diperhatikan dan dikaji oleh investor dalam memberikan dana nya pada perusahaan agar dapat meningkatkan laba perusahaan. Pada saat ini, perusaaan harus dapat mengkaji apakah perlu dilakukannya investasi fisik atau non fisik jika permintaan dari pengguna jasa/konsumen tidak terlalu signifikan pertumbuhannya Kajian terhadap aspek pasar pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui seberapa besar potensi/peluang pasar yang bisa dimanfaatkan guna mendapatkan keuntungan. Dalam aspek iniada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: pasar dan jenisnya, analisis penawaran dan permintaan serta analisis tren perkembangan permintaan. Kajian atas peluang pasar ini merupakan fondasi bagi perencanaan dan strategi pemasaran. Aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang: a. Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen perubahan besar pemakai, sehingga perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut. b. Penawaran baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari impor. Bagaimana perkembangannya di masa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi

42 penawaran ini seperti jenis barang yang bias menyaingi, perlindungan dari pemerintah, dan sebagainya perlu pula diperhatikan. c. Harga dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi dalam negara lainnya. d. Progam pemasaran mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan marketing mix identifikasi siklus kehidupan produk, pada tahap apa produk yang akan dibuat. e. Perkiraan penjualan yang bias dicapai perusahaan, market share yang bias dikuasai perusahaan. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan investasi yang ditinjau dari aspek pasar, yaitu: a. Peluang Pasar Syarat bagi keberhasilan perusahaan dalam mengembangkan strategi pemasaran adalah mencari peluang-peluang yang terbuka bagi diadakannya kegiatan pemasaran. Menurut Kotler (2000), peluang pasar adalah suatu kebutuhan dimana perusahaan dapat bergerak dengan memperoleh laba. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peluang dapat diperoleh dan dipilih menurut daya tariknya, dan kemungkinan keberhasilan dalam memanfaatkan peluang yang ada. Perusahaan akan berhasil apabila kekuatan bisnisnya tidak hanya sesuai dengan kebutuhan utama dalam pasar sasaran tersebut, namun juga unggul dari pesaingnya. Perusahaan yang paling berhasil adalah perusahaan yang dapat

43 menciptakan nilai pelanggan tertinggi dan melakukannya dalam jangka panjang. b. Peramalan permintaan Tujuan dari peramalan permintaan adalah untuk mendapatkan gambaran atau informasi mengenai permintaan pengguna jasa/konsumen pada saat ini maupun pada masa yang akan datang sehingga perusahaan tidak melakukan kesalahan dalam mengambil dan menerapkan strategi pemasarannya. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) yang dimaksud peramalan permintaan adalah usaha untuk mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk dimasa yang akan datang dalam kendala satu set kondisi tertentu. Peramalan permintaan tidak dapat diartikan sebagai kegiatan yang bertujuan mengukur permintaan dimasa yang akan datang secara pasti, melainkan merupakan usaha untuk mengurangi terjadinya hal yang berlawanan antara keadaan yang sungguh-sungguh terjadi dikemudian hari dengan apa yang menjadi hasil peramalan. Dengan kata lain, hasil maksimal dari kegiatan peramalan adalah melakukan ketidakpastian secara minimal yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Beberapa metode peramalan dalam mengukur besarnya permintaan dimasa yang akan datang, diantaranya adalah dengan menggunakan metode trend. Metode ini digunakan untuk meramalkan tingkat kenaikan

TESIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR

TESIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR TESIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGADAAN PERALATAN PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) DI MAKASSAR FRINS APUL SIMARMATA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara kesatuan Republik Indonesia sebagai Negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau, maka untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut mutlak diperlukan sarana dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dapat dilakukan pada aktiva riil ataupun aktiva finansial.aktiva riil merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dapat dilakukan pada aktiva riil ataupun aktiva finansial.aktiva riil merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Investasi Menurut Martono dan Harjito (2010), dalam Manajemen Keuangan mempunyai 3 (tiga) fungsi utama, yaitu: 1. Keputusan Investasi (Investment Decision) Investasi diartikan

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF KINERJA PORTOFOLIO SAHAM SMALL MEDIUM ENTERPRISE (SME) DI PASAR MODAL INDONESIA, CHINA, DAN INDIA

STUDI KOMPARATIF KINERJA PORTOFOLIO SAHAM SMALL MEDIUM ENTERPRISE (SME) DI PASAR MODAL INDONESIA, CHINA, DAN INDIA STUDI KOMPARATIF KINERJA PORTOFOLIO SAHAM SMALL MEDIUM ENTERPRISE (SME) DI PASAR MODAL INDONESIA, CHINA, DAN INDIA Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Manajemen Program

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FKG UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FKG UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR TESIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN INVESTASI PADA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT FKG UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR NI KETUT ADI ARWATI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS STUDI

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, RISIKO PASAR, DEBT TO EQUITY RATIO

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, RISIKO PASAR, DEBT TO EQUITY RATIO TESIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, RISIKO PASAR, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI AND REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA PUTU AYU RUSMALA DEWI

Lebih terperinci

TESIS ANALISIS OVERREACTION PASAR PADA SAHAM WINNER DAN LOSER DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS ANALISIS OVERREACTION PASAR PADA SAHAM WINNER DAN LOSER DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS ANALISIS OVERREACTION PASAR PADA SAHAM WINNER DAN LOSER DI BURSA EFEK INDONESIA I GEDE SURYA PRATAMA NIM : 1390662029 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR TESIS STUDI PERBANDINGAN RENTABILITAS BANK SEBELUM DENGAN SETELAH PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SESUAI PBI NOMOR 11/25/PBI/2009 PADA PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI ADI SUSTIKA PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini transportasi mempunyai peran yang sangat penting karena merupakan salah satu unsur yang turut menentukan perkembangan ekonomi suatu kota bahkan Negara. Moda

Lebih terperinci

DAMPAK KEGIATAN PERTANIAN TERHADAP TINGKAT EUTROFIKASI DAN JENIS JENIS FITOPLANKTON DI DANAU BUYAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

DAMPAK KEGIATAN PERTANIAN TERHADAP TINGKAT EUTROFIKASI DAN JENIS JENIS FITOPLANKTON DI DANAU BUYAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI TESIS DAMPAK KEGIATAN PERTANIAN TERHADAP TINGKAT EUTROFIKASI DAN JENIS JENIS FITOPLANKTON DI DANAU BUYAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI NI PUTU VIVIN NOPIANTARI NIM. 1191261003 PROGRAM MAGISTER PROGRAM

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

TESIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

TESIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (Struktur Modal Sebagai Variabel Moderasi) NI MADE SUASTINI

Lebih terperinci

TESIS PENGARUH KESEMPATAN INVESTASI, LEVERAGE

TESIS PENGARUH KESEMPATAN INVESTASI, LEVERAGE TESIS PENGARUH KESEMPATAN INVESTASI, LEVERAGE DAN KEBIJAKAAN DIVIDEN TERHADAP ECONOMIC VALUE ADDED DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA NI WAYAN NURANI WIJANTI NIM: 1390662011

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN

I-1 BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan, peranan pelayaran sangat penting bagi kehidupan ekonomi, sosial, pemerintahan, pertahanan/keamanan. Bidang kegiatan pelayaran

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu investasi baik dalam bidang industri atau bidang lainnya bertujuan untuk memperoleh standar yang cukup layak di kemudian hari. Manfaat ini bisa berupa keuangan, non keuangan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

MIGUEL DE CARVALHO SOARES NIM

MIGUEL DE CARVALHO SOARES NIM TESIS ANALISIS EFEKTIFITAS ANGGARAN BELANJA PADA DIREÇÃO NACIONAL DE APROVISIONAMENTO, LOGÍSTICA E MATERIAIS DI MINISTÉRIO DO COMÉRCIO, INDÚSTRIA E AMBIENT TIMOR LESTE MIGUEL DE CARVALHO SOARES NIM : 1390661068

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Proyek Menurut UU No. 17 Tahun 2008, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) sebagai operator pelabuhan dituntut untuk bertanggung jawab terhadap aset negara. Dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

BAB II LANDASAN TEORI. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

STUDI SEASONED EQUITY OFFERINGS PADA PERUSAHAAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA

STUDI SEASONED EQUITY OFFERINGS PADA PERUSAHAAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS STUDI SEASONED EQUITY OFFERINGS PADA PERUSAHAAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA Ade Kusuma Dewi NIM : 1390662017 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH. Denpasar, Penulis

UCAPAN TERIMA KASIH. Denpasar, Penulis UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama puji syukur dipanjatkan kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugraha- Nya/karunia-Nya, tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan

Lebih terperinci

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN AKTIVITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MIRA-MAR BLOCK DILI TIMOR LESTE

PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN AKTIVITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MIRA-MAR BLOCK DILI TIMOR LESTE TESIS PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN AKTIVITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MIRA-MAR BLOCK DILI TIMOR LESTE ALEXANDRE DE JESUS LAY NIM : 1390661052 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

DETERMINASI KEPUTUSAN HEDGING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

DETERMINASI KEPUTUSAN HEDGING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS DETERMINASI KEPUTUSAN HEDGING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA IDA AYU PUTU MEGAWATI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 TESIS DETERMINASI KEPUTUSAN HEDGING PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena memerlukan dana dalam jumlah yang besar dan tertanam dalam jangka waktu

BAB I PENDAHULUAN. karena memerlukan dana dalam jumlah yang besar dan tertanam dalam jangka waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan, selalu terdapat aktiva tetap untuk menjalankan operasinya. Aktiva tetap mempunyai kedudukan yang penting dalam perusahaan karena memerlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM DESAIN STUDI KELAYAKAN Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Tujuan: Setelah mempelajari Bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami: Aspek-aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun laporan studi kelayakan?

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian dan Pentingnya Investasi Investasi diambil dari kata bahasa Inggris investation yang bermakna penanaman modal. Investasi merupakan salah

Lebih terperinci

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This study aims to find out how the feasibility of investment plans by the company Dian Jaya as one of the garment companies in Bandung in plans for a new machine t-shirt makers. Capital Budgeting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

9 Universitas Indonesia

9 Universitas Indonesia BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan atau feasibility study adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan,

Lebih terperinci

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO NILAI TUKAR TERHADAP PROFITABILITAS DAN RETURN SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO NILAI TUKAR TERHADAP PROFITABILITAS DAN RETURN SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS PENGARUH RISIKO KREDIT DAN RISIKO NILAI TUKAR TERHADAP PROFITABILITAS DAN RETURN SAHAM PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA ALVITA CHATARINE PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 TESIS

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi kelayakan investasi produk Fitaliv yakni capital budgeting.

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar yang ditargetkan, mempertahankan eksistensi perusahaan, dan lain lain.

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar yang ditargetkan, mempertahankan eksistensi perusahaan, dan lain lain. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ada beberapa alasan mengapa perusahaan mengembangkan bisnisnya. Beberapa di antaranya adalah maksimalisasi penjualan dan profit, minimisasi beban, mencapai pangsa pasar

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Capital Budgeting, Payback period, Net present value, Internal Rate of Return, Profitability indeks.

ABSTRACT. Keywords: Capital Budgeting, Payback period, Net present value, Internal Rate of Return, Profitability indeks. ABSTRACT This research aimed to assess whether a proposed investment or business development is not feasible based on the results of the analysis using the method of capital budgeting. The method used

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian Indonesia yang terus berkembang ke arah yang lebih baik, turut serta meningkatkan iklim pertumbuhan investasi dalam negeri. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 16 DESEMBER 2016

Lembar Persetujuan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 16 DESEMBER 2016 Lembar Persetujuan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 16 DESEMBER 2016 Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. I Ketut Budiartha, SE., Msi.,Ak.,CPA NIP. 19591202 198702 1 001 Dr.Drs.Herkulanus Bambang Suprasto,

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN AKASIA RESIDENCE TUGAS AKHIR OLEH : NI PUTU FITRI MAHA INDRAWATI ( 1004105083) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 UCAPAN

Lebih terperinci

PENGARUH NILAI TUKAR RIIL DAN TINGKAT SUKU BUNGA RIIL TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH NILAI TUKAR RIIL DAN TINGKAT SUKU BUNGA RIIL TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS PENGARUH NILAI TUKAR RIIL DAN TINGKAT SUKU BUNGA RIIL TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA IDA SRI DHARMA DEWI NIM : 04.90.662.057 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terkait penulisan skripsi ini, ada beberapa penulis terdahulu yang telah melakukan penelitian yang membahas berbagai persoalan mengenai analisis kelayakan usaha. Adapun skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menurut Mulyadi, R.A. Supriyono (2001, h.284) merupakan pengkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menurut Mulyadi, R.A. Supriyono (2001, h.284) merupakan pengkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi menurut Mulyadi, R.A. Supriyono (2001, h.284) merupakan pengkaitan seluruh sumber dana dalam jumlah besar dan menyangkut jangka waktu yang panjang (lebih

Lebih terperinci

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu BAB II INVESTASI II.1. Definisi Investasi Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu mempunyai harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut William F.S dan Chuek (2008) investasi adalah mengorbankan dollar sekarang untuk dollar dimasa datang. Dari pengertian ini tergantung

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan Pada 1992 Pemerintah Indonesia mengeluarkan deregulasi sector ketenagalistrikan. Proses ini berawal dengan diterbitkannya Keputusan Presiden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang)

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) pada usaha bisnis tertentu. Usaha bisnis itu sendiri dapat bersifat baru sama

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Studi Kelayakan & Aspek Teknis dalam Kegiatan Bisnis Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar otomotif di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pasar otomotif di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar otomotif di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan setiap tahunnya, meskipun perkembangannya tidak sepesat dibandingkan dengan negara tetangga Thailand.

Lebih terperinci

Pesawat Polonia

Pesawat Polonia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara maritim sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia, tidak bisa dibantah bahwa pelabuhan menjadi cukup penting dalam membantu peningkatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001:284). Investasi juga dapat didefinisikan

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Innovation Management

Entrepreneurship and Innovation Management Modul ke: 07Fakultas PASCA Entrepreneurship and Innovation Management Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar

BAB I PENDAHULUAN. Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Dengan

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Transportasi Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut atau membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pengangkutan atau pemindahan

Lebih terperinci

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL Analisis kelayakan finansial adalah alat yang digunakan untuk mengkaji kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman modal. Tujuan dilakukan analisis kelayakan

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN PADA RETURN SAHAM PADA EX-DIVIDEND DAY DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN PADA RETURN SAHAM PADA EX-DIVIDEND DAY DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN PADA RETURN SAHAM PADA EX-DIVIDEND DAY DI BURSA EFEK INDONESIA NYOMAN SHUADNYANA PUTRA NIM. : 0791662029 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Bisnis. Desain Studi Kelayakan

Studi Kelayakan Bisnis. Desain Studi Kelayakan , ST., MT Universitas Islam Malang 2007 Universitas Gunadarma TUJUAN Setelah mempelajari Bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami: Aspek-aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun laporan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: capital budgeting, fixed asset investment. vii

ABSTRACT. Keywords: capital budgeting, fixed asset investment. vii ABSTRACT This study describes the application of Capital Budgeting analysis to determine and assess the feasibility of fixed asset investment plan that will be carried CV. Qolbu Tamajaya form of additional

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENGUKUR KELAYAKAN INVESTASI (Studi Pada PT. Wahana Makmur Bersama Gresik) Anandhayu Mahatma Ratri Moch. Dzulkirom Achmad Husaini Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan usaha pengalokasian sejumlah besar modal (uang) yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan usaha pengalokasian sejumlah besar modal (uang) yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Investasi merupakan usaha pengalokasian sejumlah besar modal (uang) yang dilakukan oleh pemilik modal pada usaha atau unit bisnis tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, perusahaan

Lebih terperinci