GERAKAN BURUH DI AMERIKA SERIKAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GERAKAN BURUH DI AMERIKA SERIKAT"

Transkripsi

1

2 GERAKAN BURUH DI AMERIKA SERIKAT Diterbitkan dan dicetak oleh : Lembah Manah, Bantul, DIY bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Universitas Jember, 200 Lay out : Allusia Paradipta Chrysty Design Cover : Alfa Riki Dosan Perpustakaan Nasional RI Katalog Dalam Terbitan. KRISNADI, IG. Gerakan Buruh di Amerika Serikat/IG. Krisnadi Ed., Cet. DIY, Penerbit Lembah Manah, Bantul, DIY bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Universitas Jember, 200 Xi, hlm: xi; cm. Bibliografi: hlm... ISBN :. Amerika Serikat Gerakan Buruh 2. Judul. Hak cipta pada pengarang dilindungi oleh undang-undang Kutipan Pasal 44: Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta 987. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau member izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lambat 7 (tujuh) tahun dan/ atau denda paling banyak RP ,00,- (seratus juta rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp ,00,- (lima puluh juta rupiah).

3 Pengantar Penulis Gerakan kaum buruh di Amerika Serikat untuk menghadapi kaum pengusaha dalam perjuangan perbaikan kondisi sosial-ekonominya mempunyai sejarah yang panjang di Amerika Serikat. Bahkan sebelum proklamasi kemerdekaan dikumandangkan (4 Juli 776), para tukang dalam pekerjaan tangan dan kerajinan rumah bergabung dalam perkumpulan-perkumpulan sukarela dengan tujuan untuk menolong para anggota serta keluarga mereka dalam soal keuangan, memberikan bantuan sosial secara sukarela kepada pihak keluarga yang sedang tertimpa musibah seperti sakit atau bahkan meninggal dunia. Walaupun perkumpulanperkumpulan (serikat sekerja) tersebut masih memiliki sedikit sifat serikat buruh dewasa ini, namun serikat sekerja- serikat sekerja tersebut telah mempertemukan para pekerja untuk membahas persoalan-persoalan yang menyangkut kepentingan bersama seperti: penyediaan bahan baku, pemasaran, pelatihan kerja, pemberian santunan sosial. Pada awal gerakan kaum buruh di Amerika Serikat ditandai kondisi-sosial ekonominya sangat memprihatinkan, karena tereksploitasi kaum pengusaha berupa penetapan upah rendah, jam kerja panjang, kondisi pekerjaan tidak sehat dan membahayakan. Mereka berusaha memperbaiki kondisi sosial-ekonominya dengan bersatu membentuk serikat buruh, sehingga pada tahun 79 telah muncul serikat-serikat sekerja di Philaderphia, New York maupun Bonton yang meliputi: serikat sekerja pembuat sepatu, percetakan dan penjahit pakaian. Serikat-serikat sekerja tersebut memiliki gerakan yang bersifat lokal yang hanya terbatas pada daerah-daerah setempat, dan gerakannya masih lemah, karena kesadaran untuk berorganisasi yang rendah, menyebabkan keanggotaan mereka belum mencakup semua pekerja dari berbagai vak dan hanya terbatas dari kaum buruh terampil dalam satu jenis pekerjaan yang sama, sehingga sebagian besar serikat-serikat sekerja tersebut berumur pendek. Seiring dengan perjalanan waktu, pertumbuhan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara sampai tahun 835 telah muncul lebih dari 50 serikat buruh yang terdapat di New York, Philadelphia, Newark, Boston, Cincinnati, Pittsburgh, Louisville, bahkan pada tahun 836 mereka telah berhasil membentuk National Trade Union (Serikat Buruh Nasional) di kota New York. Serikat Buruh Nasional yang

4 keanggotaannya tidak terbatas di kalangan buruh terampil yang bekerja dalam satu vak, melainkan mereka terdiri dari para pekerja dari berbagai vak yang tersebar di berbagai kota di tiap-tiap negara bagian di Amerika Serikat dan memiliki gerakan yang bersifat nasional. Organisasi ini berhasil memperjuangkan tuntutan 0 jam kerja sehari dan berbagai tuntutan lainnya, serta menggunakan aksi pemogokan dalam perjuangan memperbaiki kondisi sosialekonominya. Bahkan melalui gerakan yang tidak kenal menyerah, Serikat Buruh Nasional berhasil mengubah citra buruk terhadap keberadaan kaum buruh yang semula dianggap pemerintah di negara-negara bagian Amerika Serikat sebagai organisasi persekongkolan para pengacau keamanan dan keberadaan mereka dianggap illegal, namun pada tahun 842 Mahkamah Agung Massachusetts menetapkan bahwa keberadaan serikat buruh diakui secara legal-formal dan mendapat jaminan perlindungan hukum, kebijakan tersebut kemudian diikuti oleh lembaga-lembaga pengadilan di tiap-tiap negara bagian. Sejak kelahiran Serikat Buruh Nasional (836), bermunculan berbagai organisasi buruh berskala nasional yang anggotanya terdiri dari para pekerja dari berbagai vak di kota-kota yang tersebar di setiap negara bagian Amerika Serikat. Misal National Labor Union (Persatuan Buruh Nasional) di kota Baltimore pada tahun 866, Knights of Labor (Para Ksatria Buruh) di Philadelphia pada tahun 869, Federasi Serikat Buruh Industri dan Kerajinan Amerika Serikat dan Canada (88) di Pittsburgh, American Federation of Labor (Federasi Buruh Amerika) pada tahun 886 di Columbus, Ohio. Tuntutan yang diajukan organisasi-organisasi buruh tersebut meliputi penetapan 8 jam kerja sehari, kenaikan upah buruh dan berbagai tuntutan perbaikan nasib kaum buruh. Strategi dan taktik yang digunakan kaum buruh Amerika Serikat dalam menghadapi kaum pengusaha dalam perselisihan perburuhan tampak pada strategi dan taktik Federasi Buruh Amerika dalam menghadapi perselesihan perburuhan dengan kaum pengusaha. Strategi Federasi Buruh Amerika dalam menghadapi kaum pengusaha dengan menerima kaum pengusaha untuk diajak bekerjasama untuk membicarakan masalah perjanjian kerja. Federasi Buruh Amerika berharap kaum pengusaha memberikan jaminan hak-hak buruh yang diwujudkan dalam perjanjian kerja, sehingga kaum buruh di Amerika Serikat dapat diperlakukan sebagai warga negara penuh di dalam masyarakat kapitalis. Selain itu Federasi Buruh Amerika menggelar strategi menolak gerakan buruh radikal yang mempercayai kebenaran teori perjuangan kelas seperti yang ditunjukkan kaum Marxis maupun kaum anarkis. Gerakan tersebut dianggap sebagai jenis ideology impor dari luar negeri dan tidak cocok dengan sendi-sendi dasar kebudayaan

5 Amerika Serikat. Ideologi radikalisme (Marxisme dan Anarkisme) akan merintangi dan menodai gerakan serikat buruh di Amerika Serikat, bahkan ideologi radikalisme hanya akan mengkonsentrasikan seluruh elemen masyarakat untuk melawan gerakan serikat buruh, sehingga akan melenyapkan keberadaan kaum buruh di Amerika Serikat. Berbagai taktik di dalam gerakan buruh meliputi: gerakan pengorganisasian, boikot, sabotase, slowdown (menghambat pekerjaan), aksi pemogokan. Namun Federasi Buruh Amerika lebih memilih taktik gerakan pengorganisasian dan merasa tidak cocok dengan taktik boikot, sabotase maupun slowdown. Senjata kaum pengusaha Amerika Serikat dalam menghadapi gerakan kaum buruh dengan melakukan langkah kooperatif terhadap kaum buruhnya yang diyakini sebagai langkah efektif dalam menyelesaikan perselisihan perburuhan. Pihak pengusaha meyakinkan kepada para pekerjanya bahwa persahabatan maupun kerjasama yang baik di masa lalu akan sama-sama lebih menguntungkan. Pihak pengusaha meyakinkan kepada para pekerjanya bahwa kedua belah pihak sama-sama tidak senang dengan kedairan pihak luar yang akan mengeruhkan suasana. Kebijakan semacam ini termanifestasikan dalam kerjasama kaum buruh dengan kaum pengusaha di Amerika Serikat dalam mendirikan National Civic Federation (Federasi Warga Negara Nasional) pada tahun 90 dengan Marcus A. Hanna dari pihak pengusaha ditetapkan sebagai presiden, dan Samuel Gompers dari pihak buruh ditetapkan sebagai wakil presiden organisasi tersebut. Buku yang berjudul Gerakan Buruh di Amerika Serikat yang berisi tentang segala hal yang berhubungan dengan gerakan buruh di Amerika Serikat bagian Utara sejak tahun 886 sampai tahun 892, semula merupakan skripsi tingkat strata satu (S) yang berjudul Pergerakan Serikat Buruh di Amerika Serikat Bagian Utara Pada Tahun Untuk memperoleh gelar kesarjanaan di bidang ilmu sejarah, skripsi ini pada 5 Mei 988 berhasil dipertahankan di depan dewan penguji skripsi dengan hasil sangat memuaskan. Penulisan untuk skripsi sedikit berbeda dengan yang disajikan dalam buku ini. Tidak dapat disangkal, seiring waktu berjalan ( ), pemerolehan ilmu pun bertambah, ikut memperkaya dan mewarnai penulisan buku ini. Mengingat kondisi naskah asli buku ini adalah skripsi yang tertulis menggunakan mesin ketik, dan dalam keadaan tidak jelas (kabur), karena dimakan oleh waktu, sehingga tujuan penulisan buku ini selain untuk keperluan penyebaran khasanah ilmu terkait dengan segala hal berkenaan dengan gerakan buruh di Amerika Serikat, juga memiliki tujuan untuk menyelamatkan dokumen (skripsi) tersebut dari kerusakan. Mengingat referensi berkaitan dengan segala hal yang berhubungan dengan gerakan buruh di Amerika Serikat sangat langka,

6 dan jika ada itu pun sebagian besar referensi yang tersedia berbahasa Inggris, sehingga dengan kehadiran buku yang berjudul Gerakan Buruh di Amerika Serikat dapat membantu pihak-pihak yang berminat mempelajari atau mengkaji sejarah sosial khususnya yang menyangkut dengan gerakan buruh di Amerika Serikat. Buku ini hanya mungkin terbit berkat bantuan, nasihat, dukungan dan bimbingan intelektual dari berbagai pihak. Pertama yang perlu disebut adalah Bapak Drs. M.H. Sundoro dan Drs. Sudiro, SU selaku pembimbing skripsi satu dan dua yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan akademik. Mereka berdua dengan tulus-ikhlas dan kesabarannya telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan dan wawasan ilmiah, sehingga skripsi tersebut dapat terselesaikan tepat waktu. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dewan Penguji Skripsi yang terdiri dari Drs. Soedardi (Almarhum), Drs. M.H. Sundoro (Penguji ), Drs. Sudiro, S.U, Drs. Kamidjan SH, M.Hum, Dra. Siti Sumardiati (Sekretaris) yang telah banyak memberikan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pegawai koleksi buku jursan di Fakulktas Sastra Universitas Jember, perpustakaan pusat Universitas Jember, perpustakaan Pasca-sarjana UGM, perpustakaan IKIP Sanatadharma, perpustakaan pusat Universitas Indonesia, perpustakaan LIPI, maupun pegawai perpustakaan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta yang banyak menyediakan buku-buku referensi. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada penerbit PT Lembah Manah, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang bersedia menerbitkan buku ini. Betapa berat beban yang harus ditanggung oleh mereka yang ada di sekeliling penulis dan sungguh besar bantuan, nasihat, dukungan serta bimbingan intelektual terhadap penerbitan buku ini. Namun penulis hanya dapat memberikan imbalan yang sungguh tidak pantas untuk diterima kepada mereka semuanya, karena memang begitu kecil nilainya, yaitu sekedar ucapan terima kasih. Walaupun demikian, Tuhan Yang Mahaesa senantiasa memberikan balasan yang setimpal untuk mereka dengan kelimpahan berkat dan hidayah-nya yang senantiasa mengalir untuk mereka. Selama penyusunan buku ini sangat menyita banyak waktu, sehingga tidak jarang penulis banyak menghabiskan waktunya di dalam kamar hanya sekedar untuk menyelesaikan buku ini. Bahkan tidak jarang pekerjaan sehari-hari penulis sebagai kepala keluarga terbengkelaikan. Namun istriku tercinta, Dwi Sunaryati, dan anak-anakku tersayang Mita, Allusia, Kresna dan Ester serta cucuku Dewa Arjuna sudah terbiasa mengalami masa-masa

7 seperti ini. Hanya kesabaran dan pengertian serta dorongan merekalah yang membuat stabilitas keluarga tidak terganggu dan proses penulisan buku pun menjadi lebih lancar. Sungguh pantas kiranya buku ini kupersembahkan untuk mereka. Jember, 200 IG. Krisnadi.

8 Pengantar Drs. Nawiyanto, MA, PhD. Rasa senang mengiringi kehadiran buku Gerakan Buruh di Amerika Serikat karya IG. Krisnadi. Saya mengenal penulis buku ini, selain sebagai kolega di Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Jember, juga melalui keterlibatan dalam kegiatan penelitian, pengabdian kepada masyarakat maupun dalam berbagai kegiatan lainnya. Ia telah membuktikan diri sebagai tenaga pengajar yang produktif dalam berkarya, serta dedikatif terhadap ilmu sejarah yang digelutinya. Ia memiliki tipologi selain dikenal sebagai pekerja keras, disiplin, ulet, tangguh dan berani dalam berkarya. Karya-karya ilmiah yang pernah dihasilkannya menunjukkan pembelaan terhadap orang-orang lemah yang tertindas, dibuktikan dengan bukunya yang berjudul Tahanan Politik Pulau Buru ( ) yang diterbitkan LP3ES (April, 200), dikembangkan dari tesis S2 yang ditulis ketika Orde Baru masih berdiri kokoh. Keberpihakannya terhadap orang-orang lemah dan termarginalkan juga tampak dalam karya Gerakan Buruh di Amerika Serikat. Melalui karya-karyanya ini IG Krisnadi bisa diposisikan sebagai bagian dari apa yang dianjurkan sejarawan Kanada H. Zinn sebagai penulisan sejarah terlibat (enganged history). IG. Krisnadi dalam karyanya yang berjudul Gerakan Buruh di Amerika Serikat memotret sebagian dari sejarah sosial Amerika Serikat khususnya yang terkait dengan gerakan buruh di Amerika Serikat bagian Utara dalam perjuangan menghadapi kaum pengusaha dalam perselisihan perburuhan. Karya ini merupakan pendalaman dan perluasan dari karya ilmiah yang pertama kali ditulisnya 9 tahun yang lalu dalam rangka mendapatkan gelar sarjana sejarah. Dalam kurun waktu yang panjang naskah tersebut terus disempurnakan dan diperbaiki sehingga menambah bobot ilmiahnya baik dari segi analisis maupun bahan rujukan. Materi pokok karya IG. Krisnadi yang berjudul Gerakan Buruh di Amerika Serikat terbagi dalam lima bab. Bab berisi pengertian gerakan buruh di Amerika Serikat bagian Utara, kerangka teori, serta metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji gerakan buruh di Amerika Serikat bagian Utara dalam kurun waktu Bab 2 membahas latar belakang Staf pengajar Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Jember.

9 sosial-ekonomi kaum buruh hingga tahun 886. Bab 3 membicarakan peranan Federasi Buruh Amerika dalam gerakan buruh di Amerika Serikat bagian Utara. Bab 4 memaparkan reaksi serikat buruh radikal. Bab 5 sebagai penutup berisi kesimpulan pembahasan. Masing-masing bab dirinci secara detail di dalam subbab-subbab disertai dengan penjelasan di dalam catatan kaki, sehingga memudahkan para pembaca di dalam mengikuti uraian keseluruhan buku ini. Berdasarkan pengamatan saya, referensi sejarah sosial Amerika Serikat khususnya yang terkait dengan gerakan buruh di Amerika Serikat bagian Utara yang ditulis dalam bahasa Indonesia bisa dikatakan langka. Oleh karena itu, buku ini merupakan sumbangan penting dalam menunjang kegiatan belajar-mengajar khususnya untuk mata kuliah Sejarah Amerika Serikat maupun Sejarah Perindustrian. Buku ini dapat digunakan sebagai pegangan dan rujukan bagi mahasiswa, dosen dan peminat sejarah gerakan buruh. Tentu saja apa yang ditulis di sini baru sepenggal dan belum mencerminkan kompleksitas gerakan buruh di Amerika Serikat bagian Utara. Akan tetapi penulisan sejarah memang tidak akan pernah tuntas ditulis sehingga selalu terbuka peluang baru untuk menuliskannya kembali. Karya ini merupakan inspirasi berharga untuk menulis gerakan buruh di Amerika Serikat Abad ke-20, serta membuka peluangpeluang untuk melakukan komparasi sejarah buruh dengan kawasan lain termasuk Indonesia bisa dari penulis yang sama maupun penulis-penulis lain yang meminati. Seiring dengan proses industrialisasi, isu-isu perburuhan akan terus tumbuh aktualitasnya dan dalam konteks demikian kajiah-kajian historis mengenai perburuhan, termasuk yang telah disumbangkan penulis ini, akan memberikan kontribusi berharga kearah pemahaman yang lebih utuh mengenai dinamika sejarah dan pemecahan masalah-masalah perburuhan. Oleh karena itu, terbitnya buku karya IG. Krisnadi ini, sudah sepantasnya disambut dengan pikiran dan tangan terbuka. Jember, 200 Drs. Nawiyanto, MA, PhD.

10 DAFTAR ISI Prakata Penerbit.. i Pengantar Penulis iii Pengantar (Drs. Nawiyanto, MA, PhD).. viii Daftar Isi. ix Daftar Gambar xi Daftar Peta.. xii Daftar Tabel xiii BAB PENDAHULUAN. BAB 2 KONDISI SOSIAL-EKONOMI KAUM BURUH SAMPAI TAHUN Pertumbuhan Kapitalisme Pertumbuhan Serikat Buruh Kehidupan Sosial-ekonomi Kaum Buruh 42 BAB 3 PERANAN FEDERASI BURUH AMERIKA DALAM GERAKAN BURUH Keorganisasian Federasi Buruh Amerika Strategi dan Taktik Federasi Buruh Amerika Senjata Pengusaha dalam Perselisihan Perburuhan 83 BAB 4 SERIKAT BURUH RADIKAL Serikat Buruh Internasional Keresahan-keresahan Sosial Pemogokan di Perusahaan Mesin Pengetam Tahun Pemogokan di Perusahaan Besi dan Baja, Homestead Tahun BAB 7 KESIMPULAN 37 Lampiran.. 4

11 . Anggota Federasi Buruh Amerika Sampai tahun Jumlah Anggota Serikat Buruh di Amerika Serikat Sampai Tahun Daftar Singkatan 47 Glosarium Daftar Pustaka 5 Indeks. 52

12 DAFTAR GAMBAR. Menkeu Alexander Hamilton 9 2. Menlu Thomas Jefferson Patung Liberty Presiden FBA, Samuel Gompers Para Pejabat Eksekutif Federasi Buruh Amerika Karl Marx Robert Owen William Lovett Flora Tristan Mazzini. 07. Louis Blanq Michael Bakunin Proudhon Frederick Adolf Sorge 3 5. Agust Spies Henry Clay Frick Alexander Berkman. 32

13 DAFTAR PETA. Peta Negara Amerika Serikat Posisi Koloni Spanyol, Prancis dan Inggris di Benua Amerika Jalur Kereta Api di Amerika Serikat Sampai Tahun

14 DAFTAR TABEL. Perkembangan Barang Produksi Pabrik (Setiap Juta Dolar) Pertumbuhan Anggota Serikat Buruh Amerika Serikat Anggota Federasi Buruh Amerika Sampai Tahun Jumlah Anggota Buruh Di Amerika Serikat Sampai Tahun

15 BAB PENDAHULUAN Istilah buruh yang dalam bahasa Inggris labor diartikan sebagai seseorang yang melakukan pekerjaan tertentu untuk mendapatkan upah. Namun buruh juga diartikan sebagai prestasi seseorang maupun kelompok yang harus dikaitkan dengan industri modern, produksi, organisasi, tenaga kerja serta tergantung pada keberhasilan perusahaan modern 2. Pada mulanya kaum buruh di Amerika Serikat bagian Utara mengadakan perjanjian kerja antara pihak pengusaha dengan pihak buruh yang belum berorganisasi, sehingga sistem semacam ini bersifat berat sebelah dan lebih menguntungkan kaum pengusaha. Perjanjian kerja semacam ini biasanya ditetapkan oleh pihak pengusaha dengan melalui upah rendah, jam kerja panjang, kondisi pekerjaan tidak sehat dan membahayakan, sehingga kaum buruh di Amerika Serikat bagian Utara hidupnya sangat memprihatinkan, karena tereksploitasi oleh kaum pengusaha, sehingga mereka mempersatukan diri membentuk serikat buruh untuk memperjuangkan perbaikan kondisi sosial ekonominya. Kaum buruh Amerika Serikat bagian Utara dengan rasa berat hati menerima perjanjian kerja secara perseorangan, karena mendapat tekanan dari kebutuhan keluarga 3. Berkaitan dengan berbagai tingkatan perkembangan teknologi di dalam industrialisasi, maka kaum buruh di Amerika Serikat bagian Utara dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang meliputi: () Skilled labor; merupakan buruh yang mempunyai keahlian khusus dalam suatu pekerjaan. Kelompok ini terdiri dari buruh terampil dan buruh berspesialisasi. (2) Semi-skilled labor atau sebagai buruh setengah terampil. Yang termasuk kelompok ini adalah buruh magang yang mendapatkan pendidikan, pelatihan dan langsung mempraktekkannya. Buruh magang biasanya terdiri dari buruh usia anak-anak dan remaja. (3) Unskilled labor, merupakan buruh tidak terampil, dan biasanya mereka bekerja sebagai buruh kasar. (4) Buruh sebagai tenaga administrasi dan tenaga pemasaran 4. Kesadaran kaum buruh Amerika Serikat bagian Utara membentuk serikat buruh, pada mulanya berasal dari buruh terampil di beberapa kota seperti: Philadelphia, New York, Boston sejak akhir abad 2 The Encyclopedia Americana Volume 6 (New York: Americana Corporation, 977), hlm Comton's, Pictured. Encyclopedia And-Fact-Index (Chicago: F.E. Comton s & Company, 960), volume 8, hlm S.R. Parker, Industri dan Pendidikan, dalam G. Kartasapoetra (penyadur), Sosiologi Industri (Jakarta: Dina Aksara, 985), hlm

16 XVIII yang terdiri dari: para tukang kayu, tukang sepatu, tukang cetak, dan para penjahit pakaian. Mereka sebagai pelopor kaum buruh untuk membentuk serikat buruh di,amerika Serikat bagian Utara, karena keadaan sosial ekonomi mereka lebih baik apabika dibandingkan dengan kelompok buruh lainnya seperti pada kelompok semi-skilled labor maupun unskilled labor. Mereka juga mempunyai penghasilan dan pola berpikir lebih baik, sehingga mampu untuk membantu iuran para anggotanya. Pada awal pertumbuhan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara masih dalam bentuk serikat sekerja yang anggota-anggotanya terdiri dari orang-orang yang melakukan jenis pekerjaan yang sama, dan biasanya para anggotanya terdiri dari buruh terampil. 5 Misal: serikat sekerja para tukang pembuat sepatu, tukang cetak, tukang penjahit pakaian yang sudah terdapat di Boston, Philadelphia dan New York sejak tahun 790-an, dan serikat sekerja ini masih bersifat lokal. Pada awal pertumbuhan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara mendapat rintangan dari kaum pengusaha yaitu dengan lebih cenderung memperkerjakan para buruh yang tidak masuk ke dalam keanggotaan serikat buruh. Cara lain yang ditempuh kaum pengusaha untuk merintangi pertumbuhan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara dengan berkolusi kepada kalangan dewan legislatif (para senator), hakim maupun pihak kepolisian agar berpihak kepada kaum pengusaha dan diharapkan tidak memberikan jaminan perlindungan hukum maupun keamanan kepada kaum buruh baik yang tergabung di dalam serikat-serikat buruh maupun secara perseorangan. Pergerakan serikat buruh Amerika Serikat bagian Utara merupakan aksi kaum buruh yang dilakukan melalui serikat-serikat buruh untuk menuju ke arah perbaikan hidup. Mereka hidup miskin karena tereksploitasi kaum pengusaha melalui penetapan jam kerja panjang, upah buruh rendah, kondisi pekerjaan tidak sehat dan membahayakan, hukuman penjara bagi buruh yang bersalah dalam melakukan pekerjaan maupun tidak dapat membayar hutang, bentuk sistem perjanjian kerja secara perseorangan, dan pemberian upah berupa barang yang tidak sebanding dengan prestasi kerja buruh. Sebelum tahun 830 sebagian besar kaum buruh di Amerika Serikat bagian Utara telah bekerja sebanyak 2 jam sehari, walaupun kaum buruh di kota New York telah memperoleh 0 jam sehari, karena di kota tersebut kekurangan tenaga buruh terampil. 6 Sampai pada tahun 890 kaum buruh di kota Norwich dan Connecticut masih menerima upah berupa barang produksi, dan hal ini merugikan kaum buruh. 7 Periode tahun bagi pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat masih dalam usia muda, walaupun sejak tahun 790 telah muncul serikat-serikat buruh dalam bentuk serikat sekerja, tetapi 5 A. Madjid Siregar, Perkembangan Serikat Buruh Di beberapa Negara (Djakarta: Pustaka Rakyat, 953), hlm.9. 6 Adrian A. Paradis, Labor in Action; The Story The American Labor Movement (New York: The New American Library, 966), hlm Leon Litwack, The American Labor Movement (Prentice-Hall Inc; 962), hlm. 8.

17 Kongres. 9 Pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat di bawah pimpinan Para Ksatria Buruh dan American itupun lenyap kembali pada masa depresi ekonomi tahun 837. Pada tahun 860-an perkembangan serikat buruh di Amerika Serikat mulai tumbuh lagi, terbukti pada tahun 863 telah muncul 80 serikat buruh lokal, dan satu tahun berikutnya telah terdapat 300 serikat buruh lokal di Amerika Serikat 8. Kemudian pada tahun 869 telah lahir Knights of Labor (K of L) di Philadelphia. K of L (Para Ksatria Buruh) sebagai perintis pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bersifat modern, karena organisasi ini telah memiliki struktur keorganisasian yang teratur, dan merupakan serikat buruh nasional berbentuk general labour union, maksudnya anggota-anggotanya terdiri dari segala kelompok kaum buruh dengan tidak memperhatikan jenis pekerjaannya, sehingga anggotanya tidak terbatas pada kalangan buruh terampil saja, melainkan juga buruh setengah terampil, buruh tidak terampil, buruh tenaga administrasi dan pemasaran. Para Ksatria Buruh berhasil mengontrol berbagai serikat buruh di distrik-distrik, pada setiap distrik minimal mengontrol -5 serikat buruh lokal, dan pada setiap serikat buruh lokal biasanya terdiri dari serikat sekerja dan serikat buruh dalam ikatan perusahaan yang anggotanya terdiri dari buruh terampil, setengah terampil, tidak terampil, tenaga administrasi dan pemasaran di dalam suatu perusahaan. Para Ksatria Buruh telah memiliki program kerja mantap yakni: menuntut 8 jam bekerja untuk setiap hari, mendapatkan upah yang layak, menghapuskan hukuman penjara bagi buruh yang bersalah di dalam melakukan pekerjaan maupun tidak dapat membayar hutang, menetapkan batas usia minimal buruh anak-anak, menyelenggarakan perjanjian kerja secara kolektif, dan berusaha menempatkan anggotanya duduk di dalam Federation of Labor (AFL) tidak memiliki "kesadaran golongan buruh" atau tidak memiliki gerakan yang didasarkan atas pertentangan kelas 0 seperti biasanya pada pergerakan serikat buruh di Rusia maupun di Republik Rakyat Cina. Walaupun demikian kaum buruh di Amerika Serikat bersifat militan untuk mempertahankan kedudukannya dan jaminan bagi seorang warga negara penuh di dalam masyarakat kapitalis. Pada pertengahan abad XIX sosialisme mulai masuk ke Amerika Serikat dibawakan oleh kaum imigran dari berbagai negara di Eropa. Pada mulanya sosialisme yang masuk ke Amerika Serikat masih berbentuk sosialisme utopia, dan ajaran ini pertama kali masuk ke Amerika Serikat berkat jasa Robert Owen. Perkembangan sosialisme di Amerika Serikat menjadi lebih mantap, karena mendapat pengaruh 8 Maurice J. Tobin, op. cit., hlm.. 9 Ibid. 0 Yang dimaksud pertentangan kelas disini yaitu pertentangan antara kelas kapitalis sebagai pemilik alat-alat produksi melawan kelas buruh yang hanya memiliki kemampuan untuk bekerja saja. Keduanya saling konflik, karena kelas kapitalis selalu menghisap kelas buruh, maka kelas kapitalis harus dilenyapkan, kemudian kaum buruh berkuasa untuk kepentingan bersama.

18 perpindahan markas besar Internasional I dari London ke New York tahun 872. Studi tentang pergerakan serikat Buruh di Amerika Serikat bagian Utara pada tahun menjadi kajian yang urgent dengan pertimbangan sebagai berikut: () masih sedikit referensi yang mengupas secara terinci mengenai masalah pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara. Andaikan ada itu pun masih berupa buku-buku berbahasa Inggris; (2) masalah tersebut masih sedikit dibahas dalam suatu karya tulis ilmiah, sehingga kajian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah atau memperkaya referensi mata kuliah Sejarah Amerika Serikat; (3) periode tahun bagi pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat telah menunjukkan sifat gerakan yang modern dengan memiliki bentuk organisasi yang teratur dalam wadah Federasi Buruh Amerika. Pada tahun 886 Federasi Buruh Amerika beranggotakan orang, kemudian berkembang pesat, dan pada tahun 894 anggotanya mencapai orang, atau mencapai 73 % dari seluruh anggota serikat buruh di Amerika Serikat; (4) penulis ingin mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh pergerakan Serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara dalam usahanya untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi kaum buruh. Pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara merupakan masalah yang komplek, karena proses pergerakan serikat buruh tersebut bersifat kontinuitas, dan memiliki ruang lingkup yang luas, sehingga obyek yang menjadi pembahasan dalam kajian tersebut harus dibatasi baik dalam aspek temporal maupun spasialnya. Dalam aspek spasial akan dibatasi pada pergerakan serikat buruh yang telah berafiliasi ke dalam Federasi Buruh Amerika khususnya di Amerika Serikat bagian Utara. Mengapa hanya dibatasi pada kaum buruh yang berafiliasi ke dalam Federasi Buruh Amerika saja, karena organisasi ini mempunyai peranan penting dalam sejarah pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara. Demikian juga akan dibahas keresahan-keresahan sosial yang terdapat pada: aksi pemogokan di Perusahaan Mesin Pengetam Chicago tahun 886, aksi kerusuhan di Haymarket Square tahun 886, aksi pemogokan pada Perusahaan Besi dan Baja di Homestead tahun 892. Apa yang dimaksud Amerika Serikat?, Amerika Serikat bagian Utara itu wilayahnya meliputi negara bagian mana saja?, apakah ada batasan secara tegas antara Amerika Serikat bagian Utara dengan Amerika Serikat bagian Selatan?, dan mengapa yang menjadi obyek pembahasan di dalam kajian ini hanya membatasi diri pada pergerakan serikat buruh yang ada di Amerika Serikat bagian Utara saja? Untuk menjawab pertanyaan pengertian tentang Amerika Serikat, terlebih dahulu akan dibahas tentang asal-usul istilah Amerika. Untuk mengetahui asal-usul istilah Amerika dapat dikaitkan dengan nama Amerigo Vespucci. Ia adalah sahabat dekat Christoporus Columbus yang keduanya berasal dari Genoa (Italia). Christoporus Columbus ketika menerima tawaran Raja Spanyol, Ferdinan untuk berlayar mengarungi samodera guna mencari India sebagai tempat asal-usul rempah-rempah, mendapat support dari Amerigo Vespucci. Ia mencatat segala hal yang dilihat, dijumpai, dirasakan dan dialami selama mengarungi samodera bersama rombongan ekspedisi Christoporus Columbus hingga ekspedisi tersebut

19 berhasil menemukan benua Amerika. Segala hal yang dicatat oleh Amerigo Vespucci ternyata menjadi dokumen penting terkait dengan dengan penemuan benua Amerika. Dokumen tersebut dipelajari oleh Prof. Martin Waldseemuller, namun nama Amerika tidak diketemukan di dalam dokumen tersebut. Untuk mengenang jasa Amerigo Vespucci, maka Prof Martin Waldseemuller memberi nama benua baru tersebut dengan nama Amerika sebagai suatu istilah yang diambil dari nama Amerigo Vespucci. Istilah Amerika Serikat berasal dari bahasa Inggris United States of America (USA). Istilah ini untuk menyebut suatu negara yang berbentuk republik federal yang berada di belahan benua Amerika bagian Utara. 2 Negeri ini pada mulanya daerah jajahan Inggris, namun pada 4 Juli 776 ke-3 koloni 3 yang berada di sepanjang pantai Samodera Atlantik tersebut berhasil memerdekan diri dari pemerintah kolonial Inggris. Negara Amerika Serikat ketika baru merdeka hanya terdiri dari tiga belas negara bagian, namun hingga kini negeri ini terdiri dari 50 negara bagian yang meliputi: New Hamshire (Maine), Massachusetts, Rhose Island, Connecticut, New York, New Jersey, Pennsylvania, Delaware, Maryland, Virginia, North Carolina, South Carolina; Georgia, Florida, Alabama, Alaska, Arizona, Arkansas, California, Colorado, Idaho, Hawai, Illinois, Indiana, Iowa, Kansas, Kentucky, Lousiana, Maine, Michigan, Minnesota, Mississippi, Missouri, Montana, Nebraska, Nevada, New Mexico, Ohio, Oklahoma, Oregon, Tennessee, North Dakota, South Dakota, Texas, Utah, Vermonth, Washington D.C, West Virginia, Wisconsin, Wyoming. 4 Untuk lebih jelasnya ke-50 negara bagian yang bergabung ke dalam Amerika Serikat dapat dilihat dalam peta berikut ini. Peta, Negara Amerika Serikat 5 D.K. Kolit, Sejarah Amerika Latin. Terjemahan. (Kupang, tanpa badan penerbit, 972), hlm Robert Sobel, Basic Facts of United State of America History (New York: The Crowell-Collier Publishing Company, 963), hlm. i. 3 Ke-3 koloni yang pada 4 Juli 776 mendirikan suatu negara yang bernama United Stated of America tersebut meliputi: New Hampshire, Massachusetts, Rhose Island, Connecticut, New York, New Jersey, Pennsylvania, Delaware, Maryland, Virginia, North Carolina, South Carolina; Georgia John W. Caughey, Ernest R. May,A history of the United States (Chicago: Rand McNally & Company, 5

20 Amerika Serikat memiliki dua sistem kepartaian, yaitu Partai Republik dan Partai Demokrat. Pada mulanya Partai Republik bernama Partai Federal yang didirikan oleh George Washington sebagai Presiders I Amerika Serikat, kemudian berubah menjadi Partai Republik ketika diseponsori oleh John Quincy Adam dan Henry Clay. Partai Republik mendapat dukungan dari kaum industrialis yang berada di Amerika Serikat bagian Utara, sedangkan Partai Demokrat mendapat dukungan dari para tuan tanah yang berada di negara-negara bagian di wilayah Amerika Serikat bagian Selatan. Semasa pemerintahan George Washington ( ), terjadi pertikaian politik antara kaum federalis yang para pendukungnya adalah kaum pengusaha di bagian Utara dengan dipelopori oleh Alexander Hamilton sebagai Menteri Keuangan berhadapan dengan kaum demokrat yang didukung kaum tuan tanah di bagian Selatan dengan dipelopori oleh Menteri Luar Negeri, Thomas Jefferson. Alexander Hamilton mempercayai bahwa kekayaan dan kesejahteraan bangsa Amerika Serikat ditentukan oleh pertumbuhan secara baik barang-barang produksi pabrik, sehingga ia lebih menandaskan bahwa Amerika Serikat harus mendapatkan kepercayaan atas perkembangan industri dan kegiatan perdagangan. 6 Berkenaan dengan itu, Alexander Hamilton berusaha melindungi industri dalam negeri Amerika Serikat dengan melaksanakan kebijakan politik proteksi, 7 dengan cara menetapkan bea masuk bagi barang-barang luar negeri yang setinggi-tingginya. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi dan merangsang pertumbuhan industri dalam negeri. Pemerintah Amerika Serikat juga diharapkan memberikan subsidi kepada 6 Alexander Hamilton mempercayai terciptanya kekayaan dan kesejahteraan Amerika Serikat, tergantung pada pertumbuhan produksi pabrik secara baik. Lihat; Hugh A. Bone, American Poities and Party System (New York: McGraw-Hill Book Company, 965), hal. 72. Ia juga mempercayai pembangunan Amerika Serikat tergantung pada pertumbuhan perdagangan secara baik. Lihat; The United States Information Service, Garis Besar Sejarah Amerika (Jakarta: USICA, tanpa tahun terbit), hlm Politik proteksi merupakan politik yang dijalankan pemerintah Amerika Serikat dengan menetapkan bea masuk bagi barangbarang luar negeri (impor) setinggi-tingginya, maksudnya untuk melindungi dan merangsang pertumbuhan industri dalam negeri. Pemerintah juga diharapkan memberikan subsidi kepada para pengusaha yang hendak mendirikan industri baru.

21 para pengusaha yang hendak mendirikan industri baru. 8 Ia juga menginginkan perluasan kekuasaan pemerintah pusat dengan mendirikan sistem bank nasional yang menanggung hutang-hutang uni serta hutang-hutang dari berbagai negara bagian, juga menetapkan berbagai pajak federal, dan menghendaki penghapusan perbudakan 9. Gambar, Menkeu Alexander Hamilton. 20 Kaum demokrat yang dipelopori oleh Menteri Luar Negeri yang pertama Thomas Jefferson, menentang pembentukan negara federal yang diusulkan Menteri Keuangan Alexander Hamilton beserta kaum industrialis (Kaum Pengusaha) sebagai pendukungnya dari wilayah Utara yang dianggapnya cenderung mengekang kemerdekaan perseorangan dari stiap warga negara Amerika Serikat dalam melakukan berbagai aktivitas kegiatannya termasuk dalam berkegiatan bisnis. Untuk itu Thomas Jefferson lebih cenderung menghendaki pembentukan suatu negara konfederasi yang memberikan jaminan kemerdekaan perseorangan yang lebih luas. Selain itu ia menginginkan adanya perluasan sistem pertanian di Amerika Serikat ke arah daerah-daerah pedalaman di bagian barat yang masih berupa hutan belantara dengan mempertahankan sistem perbudakan yang digunakan sebagai tenaga inti pertanian (perkebunan kapas). Thomas Jefferson juga menyarankan agar Amerika Serikat dapat menjadi negara besar yang maju dalam sector perekonomian, maka negeri ini wajib untuk melaksanakan politik perdagangan bebas dengan tidak adanya campur tangan pemerintah pusat (Pemerintah Federal) dalam soal perdagangan, tidak menyetujui pajak federal, dan menghendaki politik perdamaian, maksudnya apabila damai maka keadaan aman untuk melaksanakan perdagangan bebas. 2 Selain itu ia juga menghendaki terbentuknya negara konfederasi Amerika Serikat yang terdiri dari gabungan beberapa negara yang berdiri sendiri, tetapi dipimpin oleh pemerintah pusat. Kedaulatan keluar sepenuhnya dipimpin oleh pemerintah pusat, tetapi kedaulatan ke dalam sepenuhnya dipegang oleh pemerintah negara bagian masing-masing. Ia juga menyarankan politik perdagangan bebas, artinya pemerintah tidak boleh campur tangan dalam masalah perdagangan, dan kebebasan berusaha harus dihormati. Ia menentang politik proteksi, karena adanya penetapan bea impor yang tinggi, sehingga akan menyulitkan penyelenggaraan perdagangan secara ektensif. 22 Untuk mengetahui seorang tokoh dari Selatan sebagai sang pejuang terbentuknya negara konfederasi di Amerika Serikat yaitu Thomas Jefferson, dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 8 Ibid. 9 Hugh A. Bone, lock. cit Charles R. Adrian, The American Political Process (New York: McGraw Hill Book Company, 965), hal Ibid.

22 Gambar 2, Menlu Thomas Jefferson 23 Amerika Serikat bagian Utara wilayahnya meliputi: negara-negara bagian yang berpusat di sebelah timur laut, dan negara-negara bagian yang berpusat di sebelah utara. Dalam kajian ini, akan dibatasi pada negaranegara bagian yang berada di sebelah timur laut yang terletak pada batas-batas yang meliputi: () sebelah selatan; yaitu pada garis Mason dan Dison terletak pada garis lintang utara. Garis tersebut berada diantara Maryland dan Pensylvania; (2) sebelah barat dibatasi oleh Minnesota, Iowa dan Missouri; (3) sebelah utara dibatasi oleh Canada; (4) sebelah timur dibatasi oleh Samodera Atlantik. 24 Pada tahun 892 negara-negara bagian yang berada di sebelah timur laut tersebut terdiri dari: 6 negara bagian yakni: Maine, New Hampshire, Vermont, Masaachusetts, Rhode Island, Connecticut, New York, Ohio, Pennsylvania, New Jersey, Delaware, Maryland, Michigan, Indiana, Wisconsin dan Illinois 25 Pembatasan scope temporal dalam kajian pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara adalah tahun dengan pertimbangan sebagai berikut: pada tahun 886 digunakan sebagai batas awal kajian dengan pertimbangan pada tahun 886 adalah tahun berdirinya Federasi Buruh Amerika. Sedangkan penentuan tahun 892 sebagai batas akhir kajian berdasarkan pada peristiwa aksi pemogokan pada Perusahaan Besi dan Baja di Homestead tahun 892. Kedua peristiwa aksi pemogokan buruh tersebut menjadi awal kejatuhan atau awal merosotnya pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat di bawah pimpinan Federasi Buruh Amerika. Setiap permasalahan yang muncul dalam kajian pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara pada tahun dicoba didekati dengan menggunakan ilmu bantu sosiologi industri. Menurut M.A. Smith, sosiologi industi merupakan salah satu disiplin ilmu sempalan (cabang) dari disiplin ilmu sosiologi yang membahas karakter dan arti dunia kerja, serta kehidupan manusia yang terlibat di dalamnya 26. Ilmu bantu ini (sosiologi industri) diharapkan mampu memecahkan setiap permasalahan yang muncul terkait dengan masalah perselisihan perburuhan di Amerika Serikat bagian Utara pada tahun The United States Information Service, U.S.A: its Geography and Growth (Washington D.C; USICA, tanpa tahun terbit), hal Sedangkan negara-negara bagian yang berpusat di sebelah utara terdiri dari: Minnesota, North Dakota, South Dakota, Montana, Iowa, Nebraska, Wyoming. Ibid., hal M.A. Smith, Sosiologi Industri; Perpektif dan Model, dalam G. Kartasapoetra, (penyadur), op. cit., hal. -26.

23 Yang dijadikan sebagai pisau analisis untuk membahas secara ilmiah setiap permasalahan yang muncul terkait dengan pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara pada tahun dengan menggunakan teori konflik 27 menurut konsep Lewis A. Coser. Menurut Lewis A. Coser, konflik adalah pertentangan yang terjadi antara dua belah pihak atau lebih yang disebabkan karena kekecewaan maupun perbedaan kepentingan. Ia lebih lanjut mengatakan bahwa konflik tidak selalu bersifat merusak struktur sosial melainkan dapat juga sebagai katub penyelamat terhadap struktur sosial yang ada. Bentuk konflik yang bagaimana yang dapat merusak struktur sosial? dan bentuk konflik yang bagaimana yang justru bermanfaat sebagai katup penyelamat struktur sosial (memperkuat struktur sosial)? Untuk menjawab dua pertanyaan tersebut, Lewis A. Coser menjawab secara tegas bahwa konflik yang merusak struktur sosial adalah jika konflik tersebut terjadi di wilayah inti konflik. Misal sepasang suami-istri di dalam suatu rumah tangga yang sudah puluhan tahun hidup dalam suasana bahagia, tiba-tiba dikejutkan berita perselingkuhan suaminya dengan WIL (Wanita Idaman Lain) atau sebaliknya yakni ketika suami menerima berita perselingkuhan istri dengan PIL (Pria Idaman Lain). Konflik semacam ini terjadi dalam wilayah inti konflik yang dapat meruntuhkan struktur rumah tangga yang dibangun oleh sepasang suami-istri atas dasar rasa saling percaya, oleh suatu pengkianatan. Konflik yang terjadi di wilayah pinggiran dapat dimanfaatkan sebagai instrument pembentukan, penyatuan, dan memelihara struktur sosial. Ia lebih lanjut mengatakan bahwa konflik dapat juga dimanfaatkan sebagai katup-penyelamat, maksudnya dengan membiarkan luapan permusuhan tersalur tanpa menghancurkan seluruh struktur yang ada, sehingga konflik justru dapat berfungsi untuk membersihkan suasana. Misalnya ketika sepasang suami-istri seringkali bertengkar terkait dengan uang belanja harian, atau perbedaan dalam penentuan warna cat rumah, dan sebagainya. Dalam membahas berbagai situasi konflik, maka Lewis A. Cooser membedakan konflik ke dalam dua jenis, yakni konflik realistic dan non-realistic. Konflik realistic berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan-tuntutan khusus yang terjadi di dalam hubungan sosial. Misal adanya kekecewaan kaum buruh yang tidak dikabulkan tuntutan perbaikan nasib berupa pengurangan jam kerja dan kenaikan upah, sehingga mereka melakukan aksi pemogokan terhadap majikannya. Konflik non-realistic berasal dari kekecewaan terhadap tuntutan dan kerugian yang tidak terungkapkan. Misal ketika ada salah seorang pekerja yang di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) oleh majikannya, ia kecewa dan melakukan balas dendam lewat ilmu gaip (menyantet) dengan meminta bantuan kepada pihak ketiga (dukun santet). Teori konflik dari Lewis Coser tersebut diharapkan dapat digunakan untuk mengamati secara tajam berbagai masalah sosial ekonomi berdasarkan pada proses konflik yang merupakan gejala sosial, dan 27 Lewis A. Coser dalam teori konfliknya telah mengemukakan secara mendalam tentang strukturalisme konflik yang membahas fungsi konflik. Ia Lihat Margaret M. Poloma, Sosiologi, Kontemporer (Jakarta: Rajawali, 984), hal

24 selalu melekat di setiap masyarakat 28. Teori ini dapat digunakan untuk menjelaskan permasalahan secara tajam dan ilmiah dalam kaitannya dengan pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara pada tahun secara jelas. Data yang digunakan dalam kajian ini sebagian besar dalam bentuk sumber-sumber sekunder berupa buku-buku referensi berbahasa Inggris, karena jika menginginkan sumber primer di dalam kajian ini, maka akan terbentur pada masalah biaya, (transportasi maupun akomodasi) karena terkait letak obyek kajian (Amerika Serikat) yang sangat jauh dengan tempat tinggal pengkaji. Berkenaan dengan itu pengkaji menginginkan pencarian data sekunder dengan mengunjungi berbagai perpustakaan yang ada di Kajian Sejarah Amerika di Jakarta, koleksi buku jurusan di Fakultas Sastra dan Budaya UGM, perpustakaan Pasca-sarjana UGM, perpustakaan IKIP Sanata Dharma (Sekarang berubah menjadi Universitas Sanata Dharma), koleksi buku jurusan di Fakultas Sastra Universitas Jember, Perpustakaan Pusat Universitas Jember. Meskipun data yang berhasil dihimpun dalam bentuk data sekunder, namun data yang digunakan di dalam kajian ini dapat memberikan kebenaran yang mendekati obyektif setelah melalui proses pentahapan kegiatan penelitian sejarah seperti yang telah diatur dalam metode sejarah 29 dengan cara memberikan penilaian terhadap sumber yang telah ada dengan memberi kritik cermat dan tidak berat sebelah, selanjutnya diinterpratasikan berdasarkan analisis ilmiah dengan mempersoalkan permasalahan yang menyangkut pertanyaan yang mencakup lima W + H (what, when, who, where, why + how). Setelah itu dituangkan ke dalam tulisan dengan menggunakan ragam bahasa ilmah, sehingga akan diperoleh penulisan sejarah yang diskriptif-analitis. 30 Penulisan tesis ini diharapkan dapat memperdalam masalah pergerakan serikat buruh, khususnya mengenai pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara, dan juga diharapkan untuk melengkapi perbendaharaan Sejarah Sosial di Fakultas Sastra, Universitas Jember. Bagi para peminat untuk mempelajari Sejarah Sosial Amerika Serikat khususnya masalah perburuhan, maka tesis ini diharapkan dapat membantu memberikan petunjuk mengenai sumber-sumbernya. Isi buku ini mencakup pembahasan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, bab ini mencakup 28 Nasikun, Sebuah Pendekatan Untuk.Mempelajari Sistim Sosial Indonesia (Yogyakarta: Fakultas Sosial Politik Universitas Gajah Mada, 974), hal Metode penelitian sejarah mencakup pentahapan kegiatan sebagai berikut: heuristic (pengumpulan data), kritik sumber sejarah), interpretasi, historiografi (penulisan sejarah). Sartono Kartodirdjo, Pendektan Ilmu Sosial dalam Sejarah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 993). Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah (Terjemahan Nugroho Notosusanto), (Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia,975). 30 Penulisan sejarah diskriptif-analitis menjelaskan kausalitas dari segala peristiwa yang terjadi dengan mempersoalkan permasalahan yang menyangkut apa, kapan, dimana, bagaimana, dan mengapa" Lihat Sartono Kartodirdjo, Pemikiran Dan Perkembangan Historiografi Indonesia (Jakarta: Gramedia, 982), hlm

25 pembahasan pentingnya kajian, latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat kajian, ruang lingkup pembahasan yang meliputi pembatasan spasial dan temporal, penggunaan ilmu bantu, kerangka teori, metode penelitian, pengorganisasian tulisan. Bab II akan dikemukakan tentang Kondisi Sosial Ekonomi Kaum Buruh Di Amerika Serikat Bagian Utara Sebelum Sampai Tahun 886. Bab ini akan membahas pertumbuhan kapitalisme Amerika Serikat sampai tahun 892, mencakup masa merkantilisme yang menuju masa kapitalisme Amerika Serikat. Pada masa merkantilisme dimulai sejak masa penjajahan Inggris, Prancis, dan Spanyol, kemudian masa ini berakhir setelah para koloni berhasil mendirikan suatu negara yang bernama Amerika Serikat pada 4 Juli 776, dan sejak itu menginjak masa kapitalisme Amerika Serikat. Dalam Bab II ini juga akan dikemukakan tentang pertumbuhan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara sampai tahun 886. Pada awal pertumbuhan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara berbentuk serikat sekerja lokal yang sejak tahun 79 telah terdapat di Philadelphia, New York. Pada tahun 836 telah lahir National Trade Union di kota New York, tahun 866 lahir National Labor Union (NLU) di Baltimore. Pada Bab II ini juga akan dikemukakan tentang kehidupan sosial ekonomi kaum buruh di Amerika Serikat bagian Utara sebelum tahun 886 yang masih memprihatinkan sebagai akibat dari ekploitasi kaum pengusaha dalam usahanya untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Ekploitasi tersebut dapat berbentuk: jam kerja panjang, upah buruh rendah, kondisi pekerjaan tidak sehat, dan sebagainya. Pada Bab III akan dikemukakan tentang Peranan AFL (Federasi Buruh Amerika) dalam Gerakan Buruh di Amerika Serikat. Dalam Bab ini akan membahas keanggotaan, strategi dan taktik Federasi Buruh Amerika untuk menghadapi kaum pengusaha dalam memperjuangkan perbaikan nasib para anggotanya. Pada ini juga akan dibahas tentang berbagai senjata kaum pengusaha untuk menghancurkan pergerakan Serikat buruh, seperti: penggunaan tenaga detektif, blacklist, kampanye propaganda anti serikat buruh, penggunaan kekuatan lembaga negara seperti pengadilan, kepolisian, dan sebagainya. Pada Bab IV akan dikemukakan tentang Serikat Buruh Radikal. Bab ini akan dikemukakan pertumbuhan pergerakan serikat buruh internasional yang tergabung di dalam gerakan Internasional I. Pada bab ini juga akan dibahas tentang aksi pemogokan pada Perusahaan Mesin Pengetam Chicago pada tahun 886, peristiwa peledakan bom di kantor kepolisian di Haymarket Square tahun 886, dan aksi pemogokan buruh Perusahaan Besi dan Baja di Homestead pada tahun 892. Bab V sebagai penutup yang memuat tentang kesimpulan pembahasan kajian tentang Pergerakan Serikat Buruh di Amerika Serikat bagian utara pada tahun

26 BAB 2 KONDISI SOSIAL-EKONOMI KAUM BURUH SAMPAI TAHUN 886 Dalam membicarakan proses pergerakan serikat buruh di Amerika Serikat bagian Utara pada tahun , terlebih dahulu akan dikemukakan kondisi sosial -ekonomi kaum buruh di Amerika Serikat bagian Utara sampai tahun 886. Pertumbuhan masyarakat kapitalisme 3 di Amerika Serikat sebelum tahun 886 telah menimbulkan rasa tidak pusas kaum buruh terhadap kondisi sosial-ekonominya sebagai akibat eksploitasi kaum pengusaha. Dalam menjelaskan permasalahan ini, akan dibahas secara terinci kondisi sosial-ekonomi kaum buruh di Amerika Serikat bagian Utara sampai tahun 886 yang meliputi pertumbuhan kapitalisme, perkembangan serikat buruh, dan kehidupan kaum buruh di Amerika Serikat bagian Utara sampai tahun Pertumbuhan Kapitalisme Amerika Serikat sebelum berhasil memproklamasikan diri pada 4 Juli 776, pernah menjadi daerah koloni di berbagai negara di belahan Eropa barat, misal: Prancis, Spanyol, Inggris. Istilah koloni pada mulanya berasal dari bahasa latin "colonia" yang berarti tanah, tanah pemukiman atau jajahan. Menurut catatan sejarah, sistem koloni sudah muncul sejak zaman Yunani Kuno. Di dalam sejarah perkembangan koloni, politik kolonial modern mulai tumbuh semarak sejak abad ke-6. Cikal bakal politik kolonial modern adalah berbagai penemuan besar yang dilakukan oleh para pedagang bangsa Barat (Eropa) yang haus dengan nama besar (Tiga-G) yakni, Gold (Kekayaan), Glory (Kejayaan), Gospel (Kristenisasi). Ketiga-G tersebut merupakan semboyan dari imperialisme kuno. Bangsa-bangsa yang dapat disebut sebagai kolonisator yang pertama adalah bangsa Portugis dan Spanyol yang menyelenggarakan koloni sejak abad XVI. Pada abad ke-7 muncul bangsa Inggris, Prancis dan Belanda 3 Kapitalisme merupakan bentuk perekonomian yang ditandai adanya hak milik perseorangan, modal bebas digunakan untuk memperoleh keuntungan. Dalam masyarakat kapitalisme faktor-faktor produksi (physical capital dan financial) berada di tangan swasta, dan motifasi terpenting di dalam berproduksi semata-mata untuk memperoleh keuntungan sebesarbesarnya. The Encyclopedia Americana (New York: Americana Corporation, 976), Volume 5, hlm

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH Daftar Isi BAB I KETENTUAN UMUM I-7 BAB II ASAS, SIFAT, DAN TUJUAN I-8 BAB III PEMBENTUKAN I-10 BAB

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 131, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3989) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

Menyelesaikan Masalah Antar Daerah Administrasi dengan Special Purpose District: Sejarah dan Contoh dari Amerika Serikat

Menyelesaikan Masalah Antar Daerah Administrasi dengan Special Purpose District: Sejarah dan Contoh dari Amerika Serikat Menyelesaikan Masalah Antar Daerah Administrasi dengan Special Purpose District: Sejarah dan Contoh dari Amerika Serikat Miles Toder, PhD. Director, Office of Democratic Governance USAID Mission to Indonesia,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

Laporan CRS untuk Kongres

Laporan CRS untuk Kongres Kode Pemesanan RS20273 Dimutakhirkan pada 8 September 2003 Laporan CRS untuk Kongres Diterima melalui Jaringan Internet CRS Majelis Pemilihan: Bagaimana Cara Kerjanya dalam Pemilihan Presiden Masa Kini

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000

UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000 UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

BAB I SEJARAH KEMERDEKAAN DAN DIPLOMASI AMERIKA SERIKAT

BAB I SEJARAH KEMERDEKAAN DAN DIPLOMASI AMERIKA SERIKAT BAB I SEJARAH KEMERDEKAAN DAN DIPLOMASI AMERIKA SERIKAT Benua Amerika ditemukan oleh Colombus pada tahun 1492. Selanjutnya terjadi migrasi orang-orang Eropa secara besar-besarfifi ke Amerika. Pada tahun

Lebih terperinci

PEMILIHAN PRESIDEN 2000 DI AMERIKA SERIKAT

PEMILIHAN PRESIDEN 2000 DI AMERIKA SERIKAT Pemilihan Presiden 2000 di Amerika Serikat PEMILIHAN PRESIDEN 2000 DI AMERIKA SERIKAT Harun Alrasid Penulis artikel im mengulas pemilihan presiden di Amerika Serikat pada tahun 2000, dengan menekankan

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 PERADABAN MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Revolusi Amerika 1776 Perang Sipil di Amerika 1861-1845 Perkembangan Amerika Serikat dan Amerika Latin Amerika Serikat Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, manusia selalu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam konteks kehidupan bermasyarakat, manusia selalu berhubungan satu sama lain. Kehidupan bersama itu menyebabkan adanya interaksi atau hubungan satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewan keamanan PBB bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara dan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negaranegara anggota PBB.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sejarah Korea yang pernah berada di bawah kolonial kekuasaan Jepang menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi sumber

Lebih terperinci

NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

Pendekatan Historis Struktural

Pendekatan Historis Struktural Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan modernisasi membawa kenajuan bagi negara dunia ketiga

Lebih terperinci

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 LEMBAGA NEGARA. POLITIK. Pemilu. DPR / DPRD. Warga Negara. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

2015 PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT

2015 PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Amerika Serikat merupakan negara federasi yang pemerintahannya berdasarkan konstitusi dan menganut sistem demokrasi perwakilan. Negara tersebut merdeka pada

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBELAJARAN

STRATEGI PEMBELAJARAN STRATEGI PEMBELAJARAN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. Lingkup Hak Cipta Pasal 2 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk

Lebih terperinci

Adam Smith Sebuah Primer Bagian 4: Tentang Wealth of Nations. Upah bergantung pada pertumbuhan ekonomi

Adam Smith Sebuah Primer Bagian 4: Tentang Wealth of Nations. Upah bergantung pada pertumbuhan ekonomi Adam Smith Sebuah Primer Bagian 4: Tentang Wealth of Nations Upah bergantung pada pertumbuhan ekonomi Ketidaksempurnaan tersebut terjadi juga di pasar kerja. Tanah, modal dan kerja mungkin bisa saling

Lebih terperinci

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN Slamet Widodo Teori modernisasi ternyata mempunyai banyak kelemahan sehingga timbul sebuah alternatif teori yang merupakan antitesis dari teori modernisasi. Kegagalan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA / SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA / SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA / SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBL1K INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kemerdekaan berserikat,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA UU No 21/2000 Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh UU No 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan UU No 2/2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial UNTUK

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2007 TANGGAL : 19 Juni 2007 ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" Bahwa Veteran

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Antika, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Antika, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini, demokrasi merupakan salah satu pandangan dan landasan kehidupan dalam berbangsa yang memiliki banyak negara pengikutnya. Demokrasi merupakan paham

Lebih terperinci

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-1950 SKRIPSI Oleh Aprilia Nur Hasanah NIM 070210302089 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

KISAH PILU KAUM PEREMPUAN INDONESIA SEPANJANG MASA Jumat, 23 Desember :17 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 23 Desember :20

KISAH PILU KAUM PEREMPUAN INDONESIA SEPANJANG MASA Jumat, 23 Desember :17 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 23 Desember :20 KISAH PILU KAUM PEREMPUAN INDONESIA SEPANJANG MASA Pada saat ini kondisi kaum perempuan di negeri ini memang telah mengalami perbaikan di bandingkan dengan masa-masa dahulu. Kita dapat melihat bagaimana

Lebih terperinci

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA BEBAS AKTIF TAHUN

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA BEBAS AKTIF TAHUN POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA BEBAS AKTIF TAHUN 1948-1961 SKRIPSI Oleh : Evi Ristiyanti NIM. 070210302077 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Namibia merupakan negara mandat dari Afrika Selatan setelah Perang Dunia I. Sebelumnya, Namibia merupakan negara jajahan Jerman. Menurut Soeratman (2012,

Lebih terperinci

FUNGSI LEGISLASI: PEmbENtUkAN dan PELAkSANAAN beberapa UNdANG-UNdANG republik INdoNESIA

FUNGSI LEGISLASI: PEmbENtUkAN dan PELAkSANAAN beberapa UNdANG-UNdANG republik INdoNESIA FUNGSI LEGISLASI: Pembentukan dan Pelaksanaan Beberapa Undang-Undang Republik Indonesia FUNGSI LEGISLASI: Pembentukan dan Pelaksanaan Beberapa Undang-Undang Republik Indonesia Penyunting: DR. Harsanto

Lebih terperinci

KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN

KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN BAB 1 PERJANJIAN KERJA 1.1. DEFINISI Pasal 1 UU No. 13/2003 14. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja / buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan adalah mahkluk ciptaan Tuhan yang sederajat dengan laki-laki hanya saja terdapat perbedaan fisik dan kodrat. Sebagai sesama manusia, laki laki dan perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara di pesisir Atlantik, yang kemudian diarahkan oleh satu Konstitusi

BAB I PENDAHULUAN. negara di pesisir Atlantik, yang kemudian diarahkan oleh satu Konstitusi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bermula dari para pendatang dari Eropa yang bermukim di Amerika utara sejak abad ke-16, bangsa Amerika menjadi sebuah bangsa baru yang lahir dalam suatu

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN 1989 TENTANG PENERJEMAHAN DAN/ATAU PERBANYAKAN CIPTAAN UNTUK KEPENTINGAN PENDIDIKAN, ILMU PENGETAHUAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

GREATEST RAIDS. Kisah-Kisah Operasi Pembebasan Sandera

GREATEST RAIDS. Kisah-Kisah Operasi Pembebasan Sandera GREATEST RAIDS Kisah-Kisah Operasi Pembebasan Sandera Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan

Lebih terperinci

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI

MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI MEMAHAMI UNTUK MEMBASMI BUKU SAKU UNTUK MEMAHAMI TINDAK PIDANA KORUPSI KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA MEMAHAMI UNTUK

Lebih terperinci

Andi Sabrina Qamarani (4) Dhara Devina Velda (8) REVOLUSI AMERIKA KELAS XI IIS 2

Andi Sabrina Qamarani (4) Dhara Devina Velda (8) REVOLUSI AMERIKA KELAS XI IIS 2 + Andi Sabrina Qamarani (4) Dhara Devina Velda (8) REVOLUSI AMERIKA KELAS XI IIS 2 + Revolusi Amerika Revolusi Amerika dikenal sebagai Perang Kemerdekaan Amerika Merupakan perang kemerdekaan Amerika untuk

Lebih terperinci

TRAGEDI BERDARAH DI CHICAGO: STUDI KASUS AKSI PEMOGOKAN BURUH PABRIK ALAT PENUAI DAN PELEMPARAN BOM DI KANTOR KEPOLISIAN CHICAGO TAHUN 1886

TRAGEDI BERDARAH DI CHICAGO: STUDI KASUS AKSI PEMOGOKAN BURUH PABRIK ALAT PENUAI DAN PELEMPARAN BOM DI KANTOR KEPOLISIAN CHICAGO TAHUN 1886 TRAGEDI BERDARAH DI CHICAGO: STUDI KASUS AKSI PEMOGOKAN BURUH PABRIK ALAT PENUAI DAN PELEMPARAN BOM DI KANTOR KEPOLISIAN CHICAGO TAHUN 1886 Oleh: IG. Krisnadi * Abstract: Drawing upon mainly only secondary

Lebih terperinci

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara

TUJUAN NEGARA. Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara IDEOLOGI POLITIK TUJUAN NEGARA Sesuai dengan tujuan bersama yang disepakati Tujuan negara sesuai dengan ideologi yang digunakan dalam negara tersebut MINGGU DEPAN 1. Ideologi : Anarkisme dan Komunisme

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tanda bukti kepemilikan. Tanah adat tersebut hanya ditandai dengan ciri-ciri fisik

I. PENDAHULUAN. tanda bukti kepemilikan. Tanah adat tersebut hanya ditandai dengan ciri-ciri fisik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak zaman manusia Indonesia hidup bertani dan menetap, dimulai pola penguasaan tanah secara adat dan berlangsung turun temurun tanpa memiliki tanda bukti kepemilikan.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan

Lebih terperinci

Negara Jangan Cuci Tangan

Negara Jangan Cuci Tangan Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Kenyataan telah membuktikan bahwa faktor ketenagakerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam penulisan sejarah Indonesia, gerakan-gerakan sosial cenderung ditulis sebagai fenomena yang tidak penting dengan alasan bahwa sejarawan konvensial lebih

Lebih terperinci

HUKUM EKONOMI AGUNG EKO PURWANA, SE, MSI.

HUKUM EKONOMI AGUNG EKO PURWANA, SE, MSI. HUKUM EKONOMI AGUNG EKO PURWANA, SE, MSI. Judul Buku: Hukum Ekonomi Penulis: Agung Eko Purwana, SE., MSI. Design Cover: Ahans Layout: Sony Sifatira Cetakan Pertama, 2011 ISBN: 978-979-3946-95-5 Penerbit:

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU PENGUASA PERANG TERTINGGI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU PENGUASA PERANG TERTINGGI PERATURAN PENGUASA PERANG TERTINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1960 TENTANG PENCEGAHAN PEMOGOKAN DAN/ATAU PENUTUPAN (LOCK-OUT) DIPERUSAHAAN-PERUSAHAAN, JAWATAN-JAWATAN DAN BADAN-BADAN YANG VITAL

Lebih terperinci

PERANG SAUDARA DI AMERIKA SERIKAT TAHUN SKRIPSI. Oleh: Siti Faizah NIM

PERANG SAUDARA DI AMERIKA SERIKAT TAHUN SKRIPSI. Oleh: Siti Faizah NIM PERANG SAUDARA DI AMERIKA SERIKAT TAHUN 1861-1865 SKRIPSI Oleh: Siti Faizah NIM 080 210 302 009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU PENGUASA PERANG TERTINGGI,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU PENGUASA PERANG TERTINGGI, PERATURAN PENGUASA PERANG TERTINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1960 TENTANG PENCEGAHAN PEMOGOKAN DAN/ATAU PENUTUPAN (LOCK-OUT) DI PERUSAHAAN-PERUSAHAAN, JAWATAN-JAWATAN DAN BADAN-BADAN YANG VITAL

Lebih terperinci

Dr. Taat Wulandari, M. Pd. HP , (0274)

Dr. Taat Wulandari, M. Pd. HP , (0274) Dr. Taat Wulandari, M. Pd. HP. 081328297509, (0274)6843076 E-mail: MATERI Pengantar Eksplorasi dan Kolonisasi Revolusi Kemerdekaan Periode Konfederasi dan Periode Konstitusi Perluasan Wilayah Ke Arah Barat

Lebih terperinci

Dicetak di Negara Republik Indonesia Cetakan Pertama; Juni ISBN:

Dicetak di Negara Republik Indonesia Cetakan Pertama; Juni ISBN: Judul Asli A New Way of Living Oleh : Joyce Meyer Pertama kali diterbitkan dalam Bahasa Inggris oleh FaithWords Publications Hachette Book Group 237 Park Avenue, New York, NY 10017 www.faithwords.com Alih

Lebih terperinci

NOMOR 2 TAHUN 1999 TENTANG PARTAI POLITIK

NOMOR 2 TAHUN 1999 TENTANG PARTAI POLITIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1999 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Menurut Suseno, paradigma sosialisme sebagian besar muncul sebagai reaksi atas dampak peristiwa Revolusi Perancis (1789-1795) dan Revolusi Industri (1750-1850). Para

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rusia merupakan negara federasi yang terbentuk pasca keruntuhan Uni Soviet. Sebagai negara baru, Rusia berusaha untuk membangun kembali kejayaan seperti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan 138 BAB V KESIMPULAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan Ideologi Posmarxisme Dalam Perkembangan Gerakan Anti Perang Masyarakat Global. Kesimpulan tersebut merujuk

Lebih terperinci

Studi kasus Employee Relation

Studi kasus Employee Relation Studi kasus Employee Relation Saks Fifth Avenue Saks Fifth Avenue CEO: Steve Sadove Gudang/toko : Saks Fifth Avenue 611 Fifth Avenue (diantara jalan 49th dan 50th) Peresmian toko : September 15, 1924 Pendiri

Lebih terperinci

Cetakan 1, Januari 2016

Cetakan 1, Januari 2016 DERADIKALISASI NUSANTARA Perang Semesta Berbasis Kearifan Lokal Melawan Radikalisasi dan Terorisme Copyright 2016 by Agus SB All rights reserved Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Desain Isi dan Sampul:

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa anak adalah bagian dari generasi muda sebagai

Lebih terperinci

PERJUANGAN INTEGRASI DARI NEGARA RIS KE NKRI SKRIPSI

PERJUANGAN INTEGRASI DARI NEGARA RIS KE NKRI SKRIPSI PERJUANGAN INTEGRASI DARI NEGARA RIS KE NKRI 1949-1950 SKRIPSI Oleh LIKNAWATI NIM. 090210302045 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

FAQ HAK BURUH MELAKUKAN AKSI DEMONSTRASI 1

FAQ HAK BURUH MELAKUKAN AKSI DEMONSTRASI 1 FAQ HAK BURUH MELAKUKAN AKSI DEMONSTRASI 1 1. Apa itu Demonstrasi? Pasal 1 ayat 3 UU No 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Dimuka Umum. Unjuk rasa atau Demonstrasi adalah kegiatan yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

maka dunia internasional berhak untuk memakai kembali wilayah laut Indonesia dengan bebas seperti sebelumnya 298.

maka dunia internasional berhak untuk memakai kembali wilayah laut Indonesia dengan bebas seperti sebelumnya 298. 115 maka dunia internasional berhak untuk memakai kembali wilayah laut Indonesia dengan bebas seperti sebelumnya 298. Konvensi Hukum Laut Internasional 1982 tidak hanya memberi keuntungan-keuntungan ekonomi

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI DI AMERIKA SERIKAT BAGIAN SELATAN TAHUN

REKONSTRUKSI DI AMERIKA SERIKAT BAGIAN SELATAN TAHUN REKONSTRUKSI DI AMERIKA SERIKAT BAGIAN SELATAN TAHUN 1865-1877 SKRIPSI Oleh: Catur Nilasari NIM 080210302006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tuntutan kaum buruh dapat terpenuhi. Gerakan buruh yang sedang dibangun juga

BAB V PENUTUP. tuntutan kaum buruh dapat terpenuhi. Gerakan buruh yang sedang dibangun juga BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Gerakan buruh yang pada hakikatnya adalah konsekuensi yang diitimbulkan dari realitas sistem ekonomi politik yang tidak sesuai dengan kepentingan rakyat/buruh maka akan terus

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 1960 TENTANG PERTAMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 1960 TENTANG PERTAMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 1960 TENTANG PERTAMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hukum pertambangan harus merupakan pelaksanaan dari pada Dekrit Presiden/Panglima

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 3387 (Penjelasan Atas Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 1) UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ideologi marxisme pada saat ini telah meninggalkan pemahaman-pemahaman pertentangan antar kelas yang dikemukakan oleh Marx, dan menjadi landasan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 1960 TENTANG PERTAMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 1960 TENTANG PERTAMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 1960 TENTANG PERTAMBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa hukum pertambangan harus merupakan pelaksanaan dari pada Dekrit Presiden/Panglima

Lebih terperinci

PERJUANGAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh MAYA AZMI SUNDARI NIM

PERJUANGAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh MAYA AZMI SUNDARI NIM PERJUANGAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-1950 SKRIPSI Oleh MAYA AZMI SUNDARI NIM 080210302030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG ORGANISASI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG ORGANISASI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG ORGANISASI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kebebasan berserikat, berkumpul,

Lebih terperinci

TEORI DAN PRAKTIK PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK TESTING. Drs. Susilo Rahardjo, M.Pd., Kons. & Edris Zamroni, S.Pd., M.Pd.

TEORI DAN PRAKTIK PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK TESTING. Drs. Susilo Rahardjo, M.Pd., Kons. & Edris Zamroni, S.Pd., M.Pd. TEORI DAN PRAKTIK PEMAHAMAN INDIVIDU TEKNIK TESTING Drs. Susilo Rahardjo, M.Pd., Kons. & Edris Zamroni, S.Pd., M.Pd. PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Universitas

Lebih terperinci

KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA. I. Pembocoran Rahasia Negara. Pasal 112. II. Pembocoran Rahasia Hankam Negara

KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA. I. Pembocoran Rahasia Negara. Pasal 112. II. Pembocoran Rahasia Hankam Negara Pasal-pasal Delik Pers KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA I. Pembocoran Rahasia Negara Pasal 112 Barang siapa dengan sengaja mengumumkan surat-surat, berita-berita atau

Lebih terperinci

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

Lebih terperinci

DINAMIKA HUKUM ADAT BAMBANG DARU NUGROHO

DINAMIKA HUKUM ADAT BAMBANG DARU NUGROHO DINAMIKA HUKUM ADAT DINAMIKA HUKUM ADAT BAMBANG DARU NUGROHO YAYASAN PENDIDIKAN NASIONAL BANDUNG DINAMIKA HUKUM ADAT Penulis: Bambang Daru Nugroho Editor: Shery Imam Slamet ISBN: 978-602-74419-2-7 97 halaman,

Lebih terperinci

PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN

PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN 1947-1988 Skripsi Oleh: RINI SUBEKTI NIM 020210302011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK

NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG PENGADILAN ANAK Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa anak adalah bagian dari generasi muda sebagai

Lebih terperinci

PEMIKIRAN EKONOMI PANCASILA

PEMIKIRAN EKONOMI PANCASILA PEMIKIRAN EKONOMI PANCASILA Disusun oleh NAMA : HAMDANI DHARMA YUNA RIMOSAN NIM : 11.11.4844 Kelompok : c JURUSAN : S1-teknik informatika DOSEN : drs. Tahajudin soedibyo STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan

Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan Agen-Agen Perubahan dan Aksi Tanpa Kekerasan Oleh Hardy Merriman Aksi tanpa kekerasan menjadi salah satu cara bagi masyarakat pada umumnya, untuk memperjuangkan hak, kebebasan, dan keadilan. Pilihan tanpa

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN TEORI DEPENDENSI Dr. Azwar, M.Si & Drs. Alfitri, MS JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS Latar Belakang Sejarah Teori Modernisasi

Lebih terperinci

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD)

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD) PENGURUS APKESI - PERIODE 2009-2012 Mukadimah DAFTAR ISI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Umum Pasal 2 Asas Pasal 3 Prinsip BAB II ORGANISASI

Lebih terperinci

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n 2 000 Tentang Desain Industri DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memajukan industri yang mampu

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk memajukan industri yang mampu bersaing

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING Menimbang : Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 243, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4045) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 159, 2004 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4459) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

PEMIKIRAN MOHAMMAD HATTA DALAM PEMBANGUNAN SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh Sigit Yuliawan NIM

PEMIKIRAN MOHAMMAD HATTA DALAM PEMBANGUNAN SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN SKRIPSI. Oleh Sigit Yuliawan NIM PEMIKIRAN MOHAMMAD HATTA DALAM PEMBANGUNAN SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 1921-1956 SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan

BAB I PENDAHULUAN. Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan pemerintah akan menimbulkan terselenggaranya hubungan industrial. Tujuan

Lebih terperinci