STUDI PERBANDINGAN HAMBATAN TOTAL TONGKANG PELAT DATAR MODEL DENGAN DAN TANPA CAT BIOPOLIMER DARI MINYAK KULIT KACANG METE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI PERBANDINGAN HAMBATAN TOTAL TONGKANG PELAT DATAR MODEL DENGAN DAN TANPA CAT BIOPOLIMER DARI MINYAK KULIT KACANG METE"

Transkripsi

1 STUDI PERBANDINGAN HAMBATAN TOTAL TONGKANG PELAT DATAR MODEL DENGAN DAN TANPA CAT BIOPOLIMER DARI MINYAK KULIT KACANG METE Bartolomeus Ridwan Simanjorang Teknik Perkapalan, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus Baru Depok, Indonesia barto@outlook.co.id Abstrak Batubara adalah salah satu komoditas ekspor terbesar Indonesia, namun pengangkutan batubara masih belum efisien dalam penggunaan bahan bakar. Terbatasnya cadangan minyak dunia memerlukan inovasi dalam rangka mecnapai pengurangan konsumsi bahan bakar pada kendaraan laut. Salah satu solusi untuk meningkatkan efisiensi adalah dengan mengurangi hambatan total kapal dengan menggunakan cat biopolimer. Biopolimer dipilih karena bersifat biodegradable. Biopolimer yang akan diuji coba adalah minyak kulit mete (Cashew Nut Shell Liquid/CNSL). Penelitian dilakukan dengan uji coba tongkang pelat datar model di kolam percobaan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh cat biopolimer dari CNSL terhadap hambatan total kapal. Hasil ditunjukkan dalam grafik hubungan koefisien hambatan total dengan variasi bilangan Froude. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan cat biopolimer dari CNSL dapat mengurangi hambatan gesek kapal dimulai pada bilangan Froude pada kondisi tanpa beban dan pada kondisi diberikan beban 3 kilogram. Kata kunci: hambatan total, minyak kulit kacang mete. Abstract Coal is one of Indonesia s largest export commodity, yet still not efficient in fuel use. Limited world s oil reserve requires innovation in order to achieve fuel consumption reduction on marine vehicles. One solution to improve efficency is to reduce ship s total resistance by using biopolymer paint. Biopolymer chosen because it has biodegradable properties. Biopolymer to be tested is the cashew nut shell liquid (CNSL). The study was conducted by using a flat plat barge models to investigate the biopolymer paint effect against ship s total resistance. The results are shown on the graph as a function of the drag coefficient and Froude number. It shows that the use of CNSL biopolymer paint can reduce ship s total resistance begins at Froude number with no-load and with 3 kilograms load. Keywords: total resistance, cashew nut shell liquid.

2 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang The world merchant fleet expanded to million deadweight tons (DWT) at the beginning of 2006, a remarkable 7.2% increase, and the highest since 1989, when world merchant fleet started the recovery of 1980 slump. Newbuilding deliveries increased to 70.5 million DWT, and tonnage broken up and lost was a modest 6.3 million DWT, which left a net gain of 64.2 million DWT. (United Nations Conference on Trade and Development, 2006) Pertumbuhan jumlah kapal berbanding lurus dengan pertumbuhan jumlah barang yang diproduksi dan digunakan oleh manusia. Namun seiring berjalannya waktu, dunia menghadapi permasalahan lain, energi fosil yang selama ini merupakan sumber energi utama bersifat tidak terbarukan. Minyak bumi memiliki jumlah yang terbatas dan membutuhkan banyak waktu dan biaya untuk melakukan eksplorasi. Makin menipisnya jumlah cadangan minyak terbukti membuat pemanfaatan energi fosil sebagai bahan bakar kapal yang lebih efisien menjadi salah satu perhatian masyarakat dunia. Penggunaan bahan bakar yang sehemat mungkin menjadi hal yang sangat penting. Pembuatan kapal baru tidak hanya mensyaratkan kapal mampu mengangkut barang dalam jumlah besar, namun juga memiliki efisiensi dalam penggunaan bahan bakar. Salah satu jenis kapal yang digunakan untuk keperluan transportasi adalah tongkang (barge). A barge is a flat-bottomed boat, built mainly for river and canal transport of heavy goods. Some barges are not-self propelled and need to be towed or pushed by towboats (Chrisholm, 1991). Seiring dengan perkembangan teknologi, kini terdapat tongkang yang sudah dilengkapi dengan mesin penggerak, tongkang ini disebut self propelled barge. Self propelled barge menghasilkan 5% penghematan bahan bakar dibandingkan dengan tongkang standar yang berupa sebuah set tongkang dan tugboat dalam mengangkut jumlah beban yang sama. (Handling, 2013). Umumnya, kapal berbentuk lengkung (streamline), namun terdapat alternatif lain yaitu kapal pelat datar (flat hull). Kapal pelat datar merupakan kapal dengan lambung yang terdiri dari pelat-pelat datar tanpa di-bending terlebih dahulu. Pembuatan kapal tanpa proses bending dapat memberikan kemudahan dalam proses perakitan dan memungkinkan pengurangan pekerjaan pelengkungan pelat. Kapal pelat datar pertama kali dirancang oleh Prof. Gallin dari TU Delft pada tahun untuk kapal kontainer Pioneer. Selanjutnya kapal pelat datar dikembangkan di Indonesia oleh Ir. Hadi Tresno Wibowo, M.T.. Kapal pelat datar dikembangkan ke berbagai jenis kapal, salah satunya adalah tongkang pelat datar. Secara umum, suatu kapal yang bergerak maju di atas gelombang akan mengalami suatu perlawanan yang disebut hambatan. Hambatan tersebut merupakan gaya fluida yang melawan gerakan kapal, dimana sama dengan gaya fluida yang bekerja sejajar dengan sumbu gerakan kapal. (Harvald, 1984, p.43). Bertram (2000) mengemukakan bahwa hambatan total (total resistance) dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu residual resistance (R R ) dan dan skin friction resistance (R FO ). Lebih lanjut disajikan dalam Gambar 1.1. Gambar 1. Diagram komponen hambatan kapal (Bertram, 2000) Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi hambatan adalah menggunakan polimer dan coating. Penggunaan polimer dan coating terkendala masalah lingkungan karena terdapat polimer yang tidak ramah lingkungan. Setelah melakukan beberapa penelitian, diketahui bahwa minyak kulit kacang mete (Cashew Nut Shell Liquid/CNSL) dapat digunakan sebagai polimer dan ramah lingkungan Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cat biopolimer dari CNSL akan menghasilkan hambatan yang lebih kecil dibandingkan dengan cat kapal biasa Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan metodologi sebagai berikut: 1. Studi literatur Studi ini dilakukan untuk mendapatkan informasi, data-data teoritis serta perkembangan penelitian serupa melalui buku, jurnal, artikel, skripsi, dan literatur lainnya yang mendukung. 2. Percobaan di laboratorium Percobaan dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Percobaan menggunakan tongkang pelat datar model dengan ukuran:

3 Panjang kapal : 101 m = 101 cm Lebar (B) : 26 m = 26 cm Tinggi (H) : 10 m = 10 cm Skala : 1:100 Percobaan dilakukan dengan menggunakan dua variasi cat, yaitu cat kapal dan cat biopolimer dari CNSL. Percobaan dilakukan dengan melakukan uji tarik dengan mengalirkan listrik pada dinamo motor listrik. Aliran listrik yang mengalir diatur dengan cara mengubah voltage Percobaan dilakukan dengan dua kondisi beban, kosong dan diberi beban seberat 3 (tiga) kilogram. Nilai hambatan tercatat secara otomatis pada komputer melalui load cell yang diletakkan di tongkang pelat datar model. Waktu yang dicatat menggunakan aplikasi stopwatch digital yang ada pada smartphone.!! =!!!!!!!! dimana: Fr : bilangan Froude V : kecepatan kapal g : gaya gravitasi (9.814 m/s 2 ) L : panjang kapal (m) R T : gaya resistansi kapal (kg) ρ : massa jenis air (kg/m 3 ) S : luas bidang basah (m 2 ) (2.2) 3. Pengumpulan data Data kecepatan tongkang pelat datar model hasil percobaan berdasarkan variasi tegangan pada motor penarik stopwatch digital. Data perhitungan dari hasil pengujian kapal model. 4. Pengolahan dan analisis data Analisa mengenai perbandingan hambatan tongkang pelat datar model dengan cat kapal biasa dengan cat biopolimer dari CNSL. Kesimpulan 5. Penyusunan laporan Pada tahap ini, seluruh data percobaan, hasil pengolahan data dan literatur pendukung dirangkum dan disusun kedalam bentuk tulisan sebagai bentuk laporan skripsi. 2. Landasan Teori 2.1. Hambatan Kapal Hambatan kapal pada suatu kecepatan adalah gaya fluida yang bekerja pada kapal sedemikian rupa sehingga melawan gerakan kapal tersebut. Hambatan tersebut sama dengan komponen gaya fluida yang bekerja sejajar dengan sumbu gerak kapal. Umumnya, dalam hidrodinamika kapal, kata resistansi lebih sering digunakan. Contoh grafik diberikan pada Gambar 2.1, dimana absis adalah Bilangan Froude:!! =!!" (2.1) dan ordinat merupakan koefisien resistansi yang didefiniskan oleh: Gambar 2 Kurva koefisien resistansi (Harvald, 1983) Hambatan Gesek Bagi suatu benda yang bergerak dalam fluida, adanya viskositas akan menimbulkan gesekan. Pengaruh gesekan dalam situasi fisik ini tergantung pada jenis fluida dan pola alirannya. Untuk menyeragamkan cara menghitung gesekan permukaan, The International Towing Tank Conference (ITTC) tahun 1957 memberikan persetujuan dengan rumus sebagai berikut:!! =!,!"#!"#!"!"!!! (2.4) Bilangan Reynolds merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling penting dalam mekanika fluida. Bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia terhadap gaya viskos yang mengkuantifikasikan kedua hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. (Falkovich, 2011). Bilangan ini digunakan untuk mengidentifikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar dan turbulen. Rumus bilangan Froudes umumnya diberikan sebagai berikut:!" =!.!.!!!" =!.!! dimana: Re : bilangan Reynolds ρ : densitas fluida (2.5) (2.6)

4 V : kecepatan kapal µ : viskositas absolut fluida dinamis L : panjang kapal (m) ϑ : viskositas kinematik (m 2 /s) Hambatan Gelombang Kapal yang bergerak dalam air akan mengalami hambatan sehingga menyebabkan terbentuknya suatu sistem gelombang. Sistem gelombang ini terbentuk akibat terjadinya variasi tekanan air terhadap lambung kapal pada saat kapal bergerak dengan kecepatan tertentu. Ada tiga jenis gelombang yang biasanya akan terbentuk pada saat kapal bergerak yaitu gelombang haluan, gelombang melintang pada sisi lambung dan gelombang buritan. Energi yang dibutuhkan untuk membentuk sistem gelombang ini diperoleh dari gerakan kapal sendiri. Pemindahan energi ini dianggap menggambarkan adanya suatu gaya yang menghambat gerak maju dari kapal dan dianggap sebagai hambatan gelombang Hambatan Bentuk Hambatan bentuk terjadi karena terbentuknya partikelpartikel air yang bergerak dalam suatu pusaran (eddy). Pusaran-pusaran ini terjadi antara lain karena bentukbentuk yang tidak streamline, bentuk ini terdapat di bagian belakang kapal. Akibat terjadinya arus eddy ini, pada bagian buritan tekanan yang terjadi tidak dapat mengimbangi tekanan pada bagian depan sehingga menimbulkan suatu gaya yang melawan gerak maju dari kapal Hambatan Udara Hambatan udara terjadi pada badan kapal yang berada di atas permukaan air. Seperti halnya pada badan kapal yang berada di bawah garis air, maka hambatan udara juga terbagi menjadi dua, yaitu hambatan gesek dan hambatan bentuk. Hambatan udara berkisar 2-4%, nilai ini tidak berlaku pada saat cuaca buruk Hambatan Tambahan Hambatan ini terjadi karena adanya penonjolan daripada alat-alat bantu pada lambung kapal seperti kemudi, lunas sayap, zinc anode, bentuk buritan, dan lain-lain. Besarnya hambatan ini dapat mencapai sepuluh persen dari hambatan total yang dialami Polimer p.1). Istilah polimer digunakan untuk menggambarkan molekul raksasa atau rantai yang sangat panjang yang terdiri atas unit-unit kecil yang berulang-ulang sebagai blok-blok penyusunnya. Berdasarkan asalnya polimer dapat dibagi menjadi dua yaitu polimer sintetis dan polimer alami (biopolimer). Polimer sintetis diturunkan dari minyak bumi dan dibuat oleh ilmuwan dan insinyur. Sedangkan polimer alami (biopolimer) didapatkan dari alam dan dapat diekstrak. (CMU, Natural vs Synthetic Polymers, paragraf 1) Biopolimer adalah polimer yang dihasilkan oleh organisme hidup. Beberapa biopolimer bersifat biodegredable, yang artinya dapat diuraikan menjadi CO2 dan air oleh mikroorganisme. Ditambah, beberapa biopolimer yang bersifat biodegredable adalah compostable. Jika biodegredable diartikan dapat dikonsumsi oleh mikroorganisme dan dapat kembali ke senyawa yang ditemukan di alam, compostable dikhususkan bahwa polimer tersebut dapat menjadi kompos. (Princeton, Biopolymer, paragraf 1 dan 3). Polimer biodegredable dapat diperoleh dengan tiga cara, biosintesis, bioteknologi, dan dengan proses sintesis kimia Cashew Nut Shell Liquid Minyak kulit biji mete merupakan cairan kental berwarna coklat tua yang dikenal dengan nama CNSL (Cashew Nut Shell Liquid) karena diperoleh dari hasil ekstraksi kulit gelondong mete. Nair et a.l, (1979) menyatakan minyak kulit biji mete dalam kulit mete terdapat pada lapisan mesokarp, yaitu lapisan tengah yang memiliki struktur seperti sarang lebah yang mampu memberikan perlindungan pada kernel dari gangguan serangga (Waliy, 2013, p.46). Mahanwar (1996) mengemukakan komponen penyusun minyak kulit biji mete terdiri atas asam anakardat, kardol, kardanol, dan metil kardol (Waliy, 2013, p. 46). 3. Metodologi Penelitian 3.1. Tongkang Pelat Datar Model Percobaan mengenai pembandingan gaya hambat pada percobaan ini menggunakan sebuah tongkang pelat datar model. Tongkang model ini mendapatkan variasi, yang pertama menggunakan cat Hempel, dan kedua menggunakan cat biopolimer dari CNSL. Tongkang pelat datar model ini memiliki dimensi sebagai berikut: L=101cm, B=26cm, T=10cm. Tongkang ditampilkan pada Gambar 3. A polymer is a very large molecule comprising hundreds or thousands of atoms, formed by successive linking of one or two, occasionally more, types of small molecules into chain or network structures (Hall, 1984,

5 Gambar 5. Motor penarik dan AC voltage regulator Gambar 3 Tongkang pelat datar model 3.2. Skematik Pengujian Pengambilan data pada percobaan ini dengan melakukan uji tarik. Pelaksanaan uji tarik dilaksanakan di kolam, dikarenakan ukuran kapal model yang besar sehingga tidak efisien untuk dilakukan uji tarik di laboratorium Teknik Perkapalan Universitas Indonesia. Lokasi pelaksanaan uji tarik adalah di PT. SKWR yang beralamat di Jalan Yos Sudarso, Daan Mogot km 19. Dimensi kolam ini adalah 16,5 m x 16,5 m x 2 m. Gambar kolam ditunjukkan pada Gambar Pengolahan dan Analisis Data 4.1. Perhitungan Data Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan data berupa waktu tempuh kapal dalam satuan detik dan hambatan total kapal. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan marine paint kemudian dilanjutkan menggunakan cat biopolimer dari CNSL. Luas permukaan basah yang didapatkan menggunakan perangkat lunak AutoCAD adalah m Data kapal tanpa beban a. Menggunakan marine paint Data yang diperoleh pada pengambilan data menggunakan kapal model menggunakan marine paint adalah hambatan total (R T ) dan waktu tempuh (t). Dari kedua data tersebut dapat diolah untuk mendapatkan kecepatan, bilangan Froude (Fr), dan koefisien hambatan total (C T ). Data yang dihasilkan disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Data waktu tempuh, kecepatan, tahanan total, bilangan Froude dan koefisien tahanan total dari tongkang pelat datar model menggunakan marine paint tanpa beban Gambar 4. Kolam Uji Tarik Panjang lintasan yang dilalui kapal adalah 15 m. Kapal ditarik oleh motor penarik dengan menggunakan kabel baja. Kecepatan putar motor penarik ini diatur oleh AC Voltage Regulator. Pada AC Voltage Regulator terdapat kabel yang tersambung ke load cell yang ditaruh di center of gravity kapal model. Load cell diikatkan dengan motor penarik menggunakan tali baja. Tegangan tali baja ini akan diasumsikan sebagai besar hambatan total yang dialami kapal. Motor penarik dan AC Voltage Regulator ditunjukkan dalam Gambar 5. Waktu tempuh (s) Kecepatan

6 b. Menggunakan cat biopolimer dari CNSL Data yang diperoleh pada pengambilan data menggunakan kapal model menggunakan cat biopolimer dari CNSL adalah hambatan total (R T ) dan waktu tempuh (t). Dari kedua data tersebut dapat diolah untuk mendapatkan kecepatan, bilangan Froude (Fr), dan koefisien hambatan total (C T ) Data yang dihasilkan disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Data waktu tempuh, kecepatan, tahanan total, bilangan Froude dan koefisien tahanan total dari tongkang pelat datar model menggunakan marine paint tanpa beban Kecepatan Data kapal dengan beban 3kg a. Menggunakan marine paint Data yang diperoleh pada pengambilan data menggunakan kapal model menggunakan cat biopolimer dari CNSL adalah hambatan total (R T ) dan waktu tempuh (t). Dari kedua data tersebut dapat diolah untuk mendapatkan kecepatan, bilangan Froude (Fr), dan koefisien hambatan total (C T ) Data yang dihasilkan disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Data waktu tempuh, kecepatan, tahanan total, bilangan Froude dan koefisien tahanan total dari tongkang pelat datar model menggunakan marine paint tanpa beban Waktu tempuh (s) Tahanan Total (kg) Bilangan Froude Koefisien Tahanan Total Waktu tempuh (s) Ratarata Tahanan Total (kg) Bilangan Froude Koefisien Tahanan Total Ratarata

7 b. Menggunakan cat biopolimer dari CNSL Data yang diperoleh pada pengambilan data menggunakan kapal model menggunakan cat biopolimer dari CNSL adalah hambatan total (R T ) dan waktu tempuh (t). Dari kedua data tersebut dapat diolah untuk mendapatkan kecepatan, bilangan Froude (Fr), dan koefisien hambatan total (C T ) Data yang dihasilkan disajikan dalam Tabel 4. Tabel 4. Data waktu tempuh, kecepatan, tahanan total, bilangan Froude dan koefisien tahanan total dari tongkang pelat datar model menggunakan marine paint tanpa beban Kecepatan Tahanan Total (kg) Bilangan Froude Koefisien Tahanan Total Waktu tempuh (s) Kecepatan Tahanan Total (kg) Bilangan Froude Koefisien Tahanan Total Analisis Data Setelah mendapatkan data seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya, data tersebut dapat dibandingkan seperti ditampilkan pada Tabel 5 dan dibuat grafik seperti pada Gambar 6. Tabel 5. Data perbandingan rata kecepatan dan tahanan dari tongkang pelat datar model tanpa beban menggunakan variasi cat

8 Hambatan (kg) Marine paint Kecepatan Tahanan total (kg) Cat biopolimer dari CNSL Kecepatan Tahanan total ratarata (kg) Gambar 6 Grafik perbandingan hambatan total terhadap kecepatan tongkang pelat datar model tanpa beban dengan variasi cat Data pada Tabel 5 ditampilkan pada Gambar 6. Terlihat bahwa makin besar voltase yang diberikan maka semakin besar kecepatan, semakin besar pula hambatan total yang dialami kapal. Pada tongkang pelat datar model dengan marine paint, pada setiap kecepatan yang dipergunakan mendapatkan hambatan total yang lebih besar dibandingkan dengan tongkang pelat datar model dengan cat biopolimer dari CNSL. Perbandingan data tongkang pelat datar model dengan pembebanan 3 kilogram ditampilkan pada Tabel 6 dan Gambar 7. Tabel 6. Data perbandingan rata kecepatan dan tahanan dari tongkang pelat datar model dengan beban 3kg menggunakan variasi cat Marine paint Kecepatan R vs V tanpa beban Tahanan total (kg) Kecepatan Cat biopolimer dari CNSL Kecepatan Marine Paint CNSL Tahanan total ratarata (kg) Hambatan (kg) R vs V dengan beban 3kg Kecepatan Gambar 7 Grafik perbandingan hambatan total terhadap kecepatan tongkang pelat datar model dengan beban 3kg dengan variasi cat Data pada Tabel 6 ditampilkan pada Gambar 7. Terlihat bahwa makin besar voltase yang diberikan maka semakin besar kecepatan, semakin besar pula hambatan total yang dialami kapal. Pada tongkang pelat datar model dengan marine paint, pada setiap kecepatan yang dipergunakan mendapatkan hambatan total yang lebih besar dibandingkan dengan tongkang pelat datar model dengan cat biopolimer dari CNSL. Secara umum terlihat bahwa cat bahwa cat biopolimer memberikan drag reduction yang lebih baik dibandingkan dengan marine paint. Data ditampilkan pada Tabel 7 untuk data tongkang pelat datar model tanpa beban dan Tabel 8 untuk data tongkang pelat datar model dengan pembebanan 3 kilogram. Tabel 4.7 Persentase perbedaan kecepatan dan reduksi hambatan cat biopolimer dari CNSL terhadap marine paint tanpa beban Bilanga Kecepatan Perbedaan Froude Marine n kecepatan CNSL (%) (Fr) paint % % % % % % Marine Paint CNSL

9 Tabel 8 Persentase perbedaan kecepatan dan reduksi hambatan cat biopolimer dari CNSL terhadap marine paint dengan pembebanan 3 kilogram % Bilanga Koefisien hambatan Reduksi Froude Marine n total hambatan CNSL (%) (Fr) paint % % % % % % % Bilanga Kecepatan Perbedaan Froude Marine n kecepatan CNSL (%) (Fr) paint % % % % % % % Bilanga Koefisien hambatan Reduksi Froude Marine n total hambatan CNSL (%) (Fr) paint % % % % % % % Data Tabel 7 dan Tabel 8 pada kolom Perbedaan kecepatan (%), nilai negatif menunjukkan bahwa kecepatan yang dihasilkan lebih lambat, sedangkan pada kolom Reduksi hamabatan (%) nilai negatif menunjukkan adanya reduksi hambatan, semakin besar nilai negatifnya maka semakin besar reduksi yang terjadi. Data tersebut menunjukkan bahwa, pada bilangan Froude rendah penggunaan cat biopolimer dari CNSL memiliki kecepatan yang lebih lambat dan hambatan yang lebih besar. Namun, semakin besara bilangan Froude, maka kecepatan menjadi lebih besar, mencapai 15.32% tanpa pembebanan dan 12.80% dengan pembanan, selain itu mengalami reduksi yang mencapai 28.19% dalam kondisi tanpa beban dan 28.31% saat diberikan pembebanan. Terjadinya pengurangan reduksi dapat terjadi dikarenakan pada saat kecepatan rendah, gaya tarik yang diberikan motor penarik belum sepenuhnya mengatasi gaya hambat yang didapat oleh tongkang pelat datar model. Ketika voltase ditambah, gaya tarik sudah mengatasi gaya hambat yang dialami tongkang pelat datar model, hal ini menyebabkan lapisan licin pada lambung kapal yang dilapisi cat biopolimer dari CNSL menjadi bereaksi. Sebagai informasi tambahan, dilakukan foto permukaan sampel tongkang model yang digunakan. Pengambilan foto dilakukan di Laboratorium Metalografi Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Foto dilakukan dengan pembesaran 500 kali. Hasil foto laboratorium juga menunjukkan bahwa pelapisan yang terjadi karena penggunaan cat biopolimer dari CNSL (Gambar 8) lebih halus daripada marine paint (Gambar 9). Gambar 8 Foto permukaan tongkang pelat datar model menggunakan marine paint Gambar 9 Foto permukaan tongkang pelat datar model menggunakan cat biopolimer dari CNSL

10 5. Kesimpulan Penggunaan cat biopolimer dari CNSL berpengaruh terhadap nilai koefisien hambatan total. Perngaruh penggunaan cat biopolimer dari CNSL tampak signifikan pada bilangan Froude tinggi. Penggunaan cat biopolimer dari CNSL pada percobaan ini dapat mencapai kecepatan lebih besar 15.32% pada bilangan Froude dan mengurangi hambatan sebesar 28.31% pada bilangan Froude dibandingkan dengan penggunaan marine paint. 6. Daftar Acuan Bertram, V. (2000). Practical Ship Hydrodinamics. Oxford: Butterworth-Heinemann. Biopolymer. (n.d.). 26 November k/docs/Biopolymer.html Carnegie Mellon University, Leonard Gelfand Center. (n.d.). Natural vs Synthetic Polymers. 30 November Chisholm, Hugh. (1911). "Barge". Encyclopædia Britannica (11th ed.). Cambridge University Press. Falkovich, G. (2011). Fluid Mechanics. Cambridge University Press. Hall, C. (1989). Polymer Materials (2nd ed.). Hong Kong: Macmillan Education, Ltd. Harvald, Sv.Aa. (1983). Resistance and Propulsion of Ships. New York: John Wiley & Sons. LD Ports & Logistics. (n.d.). Self Propelled Barges. 18 November Seif, M.S. dan Tavakoli, M.T. (2004). New Technology for Reducing Fuel Consumption in Marine Vehicles. XVI Symposium SORTA. U.S. Energy Information Administration, International Energy Statistic. (n.d.). Crude Oil Proved Reserves. 30 November Waliy, A. (2013). Esterifikasi CNSL Sebagai Bahan Baku Pembuatan Resin Alkid. Jakarta: FMIPA UI. Wibowo, W. (19 November 2013). Personal interview.

Muhammad Ikhwan Kurniawan 1, Yanuar 2. Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok, 16424, Indonesia

Muhammad Ikhwan Kurniawan 1, Yanuar 2. Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok, 16424, Indonesia ANALISA MODEL KAPAL SELAM DENGAN VARIASI PANJANG LAMBUNG DAN SUDUT TALI BUSUR HALUAN MENGGUNAKAN METODE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS DAN TAL Muhammad Ikhwan Kurniawan 1, Yanuar 2 1,2 Departemen Teknik

Lebih terperinci

STUDI PEMBANDINGAN HAMBATAN GESEK LAJU KAPAL DENGAN PENGGUNAAN 50% BIOPOLIMER KANJI DALAM FORMULASI CAT KAPAL SKRIPSI

STUDI PEMBANDINGAN HAMBATAN GESEK LAJU KAPAL DENGAN PENGGUNAAN 50% BIOPOLIMER KANJI DALAM FORMULASI CAT KAPAL SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA STUDI PEMBANDINGAN HAMBATAN GESEK LAJU KAPAL DENGAN PENGGUNAAN 50% BIOPOLIMER KANJI DALAM FORMULASI CAT KAPAL SKRIPSI NENI SUDIAR SIREGAR 0706275416 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Aliran Turbulen (Turbulent Flow)

Aliran Turbulen (Turbulent Flow) Aliran Turbulen (Turbulent Flow) A. Laminer dan Turbulen Laminer adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikelpartikel fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer,

Lebih terperinci

Penilaian Hambatan Total Kapal Transportasi Antar Pulau Tipe Longboat

Penilaian Hambatan Total Kapal Transportasi Antar Pulau Tipe Longboat Penilaian Hambatan Total Kapal Transportasi Antar Pulau Tipe Longboat Yuniar E. Priharanto 1, M. Zaki Latif A 2, Djoko Prasetyo 3 Program Studi Mekanisasi Perikanan Politeknik Kelautan Dan Perikanan Sorong

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Penambahan Serat Bambu dan Serat Kelapa Terhadap Nilai Minor Losses pada Pipa Spiral Lengkung

Analisa Pengaruh Penambahan Serat Bambu dan Serat Kelapa Terhadap Nilai Minor Losses pada Pipa Spiral Lengkung Analisa Pengaruh Penambahan Serat Bambu dan Serat Kelapa Terhadap Nilai Minor Losses pada Pipa Spiral Lengkung Andhika Bramida H. Departemen Teknik Mesin, FT UI, Kampus UI Depok 16424 Indonesia andhika.bramida@ui.ac.id

Lebih terperinci

ANALISA ALIRAN DAN TEKANAN PADA BULBOUS BOW DENGAN DIMPLE (CEKUNGAN) MENGGUNAKAN PENDEKATAN CFD

ANALISA ALIRAN DAN TEKANAN PADA BULBOUS BOW DENGAN DIMPLE (CEKUNGAN) MENGGUNAKAN PENDEKATAN CFD ANALISA ALIRAN DAN TEKANAN PADA BULBOUS BOW DENGAN DIMPLE (CEKUNGAN) MENGGUNAKAN PENDEKATAN CFD Oleh Achmad Irfan Santoso 1), Irfan Syarif Arief ST, MT 2), Ir. Toni Bambang Musriyadi, PGD. 2) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Penambahan Rambut dan Serat Pisang Terhadap Nilai Minor Losses pada Pipa Spiral Lengkung

Analisa Pengaruh Penambahan Rambut dan Serat Pisang Terhadap Nilai Minor Losses pada Pipa Spiral Lengkung Analisa Pengaruh Penambahan Rambut dan Serat Pisang Terhadap Nilai Minor Losses pada Pipa Spiral Lengkung Frans Enriko Siregar dan Andhika Bramida H. Departemen Teknik Mesin, FT UI, Kampus UI Depok 16424

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIMPLE PADA LAMBUNG KAPAL UNTUK MENGURANGI TAHANAN KAPAL

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIMPLE PADA LAMBUNG KAPAL UNTUK MENGURANGI TAHANAN KAPAL PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIMPLE PADA LAMBUNG KAPAL UNTUK MENGURANGI TAHANAN KAPAL Dhani Mishbah Firmanullah 1), M Wahyu Firmansyah 2), Fandhika Putera Santoso 3) Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH BILANGAN REYNOLD TERHADAP KECEPATAN SUDUT TURBIN GORLOV HYDROFOIL NACA SUDUT KEMIRINGAN 45 TUGAS AKHIR

UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH BILANGAN REYNOLD TERHADAP KECEPATAN SUDUT TURBIN GORLOV HYDROFOIL NACA SUDUT KEMIRINGAN 45 TUGAS AKHIR UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGARUH BILANGAN REYNOLD TERHADAP KECEPATAN SUDUT TURBIN GORLOV HYDROFOIL NACA 0012-34 SUDUT KEMIRINGAN 45 TUGAS AKHIR ZEVO PRIORY SIBERO L2E 006 096 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

KOMPONEN GAYA HAMBATAN KAPAL CEPAT

KOMPONEN GAYA HAMBATAN KAPAL CEPAT KOMPONEN GAYA HAMBATAN KAPAL CEPAT Iskendar Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi, Kedeputian Bidang TIRBR, BPPT Abstract Ship resistance is very importance to learn as we need to calculate

Lebih terperinci

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut.

HUKUM STOKES. sekon (Pa.s). Fluida memiliki sifat-sifat sebagai berikut. HUKUM STOKES I. Pendahuluan Viskositas dan Hukum Stokes - Viskositas (kekentalan) fluida menyatakan besarnya gesekan yang dialami oleh suatu fluida saat mengalir. Makin besar viskositas suatu fluida, makin

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH PEMASANGAN CADIK PADA KAPAL NELAYAN 3 GT DITINJAU DARI POWER ENGINE

ANALISA PENGARUH PEMASANGAN CADIK PADA KAPAL NELAYAN 3 GT DITINJAU DARI POWER ENGINE ANALISA PENGARUH PEMASANGAN CADIK PADA KAPAL NELAYAN 3 GT DITINJAU DARI POWER ENGINE Muhammad Helmi 1), Nurhasanah 1), Budhi Santoso 1) 1) Jurusan Teknik Perkapalan Politeknik Negeri Bengkalis Email :

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia I Efflux Time BAB I PENDAHULUAN Page 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penggunaan efflux time dalam dunia industri banyak dijumpai pada pemindahan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan pipa tertutup serta tangki sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR

ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR ANALISIS FAKTOR GESEK PADA PIPA AKRILIK DENGAN ASPEK RASIO PENAMPANG 1 (PERSEGI) DENGAN PENDEKATAN METODE EKSPERIMENTAL DAN EMPIRIS TUGAS AKHIR Oleh : DEKY PUTRA 04 04 22 013 3 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml

2 yang mempunyai posisi vertikal sama akan mempunyai tekanan yang sama. Laju Aliran Volume Laju aliran volume disebut juga debit aliran (Q) yaitu juml KERUGIAN JATUH TEKAN (PRESSURE DROP) PIPA MULUS ACRYLIC Ø 10MM Muhammmad Haikal Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma ABSTRAK Kerugian jatuh tekanan (pressure drop) memiliki kaitan dengan koefisien

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Juni 2012 di Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian, Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA 4.1 DATA Selama penelitian berlangsung, penulis mengumpulkan data-data yang mendukung penelitian serta pengolahan data selanjutnya. Beberapa data yang telah terkumpul

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I VISKOSITAS CAIRAN BERBAGAI LARUTAN Oleh : Nama : I Gede Dika Virga Saputra NIM : 0805034 Kelompok : IV.B JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Fluida Aliran fluida atau zat cair (termasuk uap air dan gas) dibedakan dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah mengalir karena ikatan molekul

Lebih terperinci

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4 P A R A M I T A V E G A A. T R I S N A W A T I Y U L I N D R A E K A D E F I A N A M U F T I R I Z K A F A D I L L A H S I T I R U K A Y A H FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut: Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsρ) terhadap gaya viskos (μ/l) yang mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KONSUMSI BAHAN BAKAR KAPAL SKALA PENUH BERDASARKAN ANALISA UJI TARIK KAPAL MODEL SKRIPSI

OPTIMALISASI KONSUMSI BAHAN BAKAR KAPAL SKALA PENUH BERDASARKAN ANALISA UJI TARIK KAPAL MODEL SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA OPTIMALISASI KONSUMSI BAHAN BAKAR KAPAL SKALA PENUH BERDASARKAN ANALISA UJI TARIK KAPAL MODEL SKRIPSI KAMALUDIN 0706275353 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN DEPOK JUNI

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN-PAKAI MINYAK PELUMAS SAE 10W-30 PADA SEPEDA MOTOR (4TAK) BERDASARKAN VISKOSITAS DENGAN METODE VISKOMETER BOLA JATUH

ANALISIS KELAYAKAN-PAKAI MINYAK PELUMAS SAE 10W-30 PADA SEPEDA MOTOR (4TAK) BERDASARKAN VISKOSITAS DENGAN METODE VISKOMETER BOLA JATUH TUGAS AKHIR (TM 145316) KONVERSI ENERGI ANALISIS KELAYAKAN-PAKAI MINYAK PELUMAS SAE 10W-30 PADA SEPEDA MOTOR (4TAK) BERDASARKAN VISKOSITAS DENGAN METODE VISKOMETER BOLA JATUH OLEH : Ladrian Rohmi Abdi

Lebih terperinci

Bab III Metode Penelitian

Bab III Metode Penelitian Bab III Metode Penelitian 3.1 Tahapan Penelitian Studi penelitian yang telah dilakukan bersifat eksperimental di Kolam Gelombang Laboratorium Lingkungan dan Energi Laut, Jurusan Teknik Kelautan FTK, ITS

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Tahanan dan Momen Melintang Kapal Trimaran Terhadap Variasi Posisi Dan Lebar Sidehull

Studi Eksperimental Tahanan dan Momen Melintang Kapal Trimaran Terhadap Variasi Posisi Dan Lebar Sidehull JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-346 Studi Eksperimental Tahanan dan Momen Melintang Kapal Trimaran Terhadap Variasi Posisi Dan Lebar Sidehull Mochamad Adhan Fathoni, Aries

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Studi Pengaruh Bentuk Rumah Pada Buritan

Lebih terperinci

Published: ELTEK Engineering Journal, June 2004, POLINEMA

Published: ELTEK Engineering Journal, June 2004, POLINEMA Published: ELTEK Engineering Journal, June 4, POLINEMA APPLICATION OF DC MOTOR AS A PROPELLER MOVER OF TUGBOAT SHIP A.N. Afandi, Senior Member IAEng Power System and Controlling Operation State University

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO KAJI SEJARAH PERUBAHAN KECEPATAN SUDUT TURBIN SAVONIUS DENGAN PERBEDAAN SELA ANTAR BUCKET PADA VARIASI BILANGAN REYNOLD

UNIVERSITAS DIPONEGORO KAJI SEJARAH PERUBAHAN KECEPATAN SUDUT TURBIN SAVONIUS DENGAN PERBEDAAN SELA ANTAR BUCKET PADA VARIASI BILANGAN REYNOLD UNIVERSITAS DIPONEGORO KAJI SEJARAH PERUBAHAN KECEPATAN SUDUT TURBIN SAVONIUS DENGAN PERBEDAAN SELA ANTAR BUCKET PADA VARIASI BILANGAN REYNOLD TUGAS AKHIR PANCA ALLOY ATMA L2E 006 072 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN

Lebih terperinci

Studi Desain Model Konfigurasi Lambung pada Kapal Trimaran dengan bantuan CFD

Studi Desain Model Konfigurasi Lambung pada Kapal Trimaran dengan bantuan CFD Studi Desain Model Konfigurasi Lambung pada Kapal Trimaran dengan bantuan CFD TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 Oleh: M. Cahyo Adi N

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER 4.1 Perhitungan Blower Untuk mengetahui jenis blower yang digunakan dapat dihitung pada penjelasan dibawah ini : Parameter yang diketahui : Q = Kapasitas

Lebih terperinci

OPTIMALISASI HAMBATAN KAPAL SKALA PENUH BERDASARKAN ANALISA UJI TARIK KAPAL MODEL SKRIPSI

OPTIMALISASI HAMBATAN KAPAL SKALA PENUH BERDASARKAN ANALISA UJI TARIK KAPAL MODEL SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA OPTIMALISASI HAMBATAN KAPAL SKALA PENUH BERDASARKAN ANALISA UJI TARIK KAPAL MODEL SKRIPSI AYAT MAULANA 0706275284 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN DEPOK JUNI 2011 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antarmolekul

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan

Lebih terperinci

ANALISIS DEBIT FLUIDA PADA PIPA ELBOW 90 DENGAN VARIASI DIAMETER PIPA

ANALISIS DEBIT FLUIDA PADA PIPA ELBOW 90 DENGAN VARIASI DIAMETER PIPA 48 ANALISIS DEBIT FLUIDA PADA PIPA ELBOW 90 DENGAN VARIASI DIAMETER PIPA Sandi Setya Wibowo 1), Kun Suharno 2), Sri Widodo 3) 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tidar email:sandisetya354@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. gesekan antara moekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu cairan yang

BAB II DASAR TEORI. gesekan antara moekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu cairan yang BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Viskositas Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara moekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu cairan yang mudah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Dalam operasinya di laut, suatu kapal harus memiliki kemampuan untuk mempertahankan kecepatan dinas (Vs) seperti yang direncanakan. Hal ini mempunyai arti bahwa, kapal haruslah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Aliran hele shaw..., Azwar Effendy, FT UI, 2008

BAB II DASAR TEORI. Aliran hele shaw..., Azwar Effendy, FT UI, 2008 BAB II DASAR TEORI 2.1 KLASIFIKASI ALIRAN FLUIDA Secara umum fluida dikenal memiliki kecenderungan untuk bergerak atau mengalir. Sangat sulit untuk mengekang fluida agar tidak bergerak, tegangan geser

Lebih terperinci

UJI COBA PENGGUNAAN WATER TUNNEL DILENGKAPI PENGARAH PADA KAPAL PELAT DATAR UNTUK MENINGKATKAN PROPULSI KAPAL SKRIPSI

UJI COBA PENGGUNAAN WATER TUNNEL DILENGKAPI PENGARAH PADA KAPAL PELAT DATAR UNTUK MENINGKATKAN PROPULSI KAPAL SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA UJI COBA PENGGUNAAN WATER TUNNEL DILENGKAPI PENGARAH PADA KAPAL PELAT DATAR UNTUK MENINGKATKAN PROPULSI KAPAL SKRIPSI ALMER IBNU FARHAN 0706275214 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal ISSN

Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal ISSN Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal. 37-41 ISSN 0216-7395 HUBUNGAN KECEPATAN, POSISI GIGI, DAN JENIS BAHAN BAKAR DENGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR Tabah Priangkoso 1*, Aditya Wildana 1 dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengairan Tanah Pertambakan Pada daerah perbukitan di Atmasnawi Kecamatan Gunung Sindur., terdapat banyak sekali tambak ikan air tawar yang tidak dapat memelihara ikan pada

Lebih terperinci

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari

2 a) Viskositas dinamik Viskositas dinamik adalah perbandingan tegangan geser dengan laju perubahannya, besar nilai viskositas dinamik tergantung dari VARIASI JARAK NOZEL TERHADAP PERUAHAN PUTARAN TURIN PELTON Rizki Hario Wicaksono, ST Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma ASTRAK Efek jarak nozel terhadap sudu turbin dapat menghasilkan energi terbaik.

Lebih terperinci

Perbandingan Distribusi Temperatur Pada Drum Brakes Standar dan Modifikasi

Perbandingan Distribusi Temperatur Pada Drum Brakes Standar dan Modifikasi Perbandingan Distribusi Temperatur Pada Drum Brakes Standar dan Modifikasi Djoko Sungkono, Feri Fatkur Rizal Jurusan Teknik Mesin FTI- ITS surabaya Abstrak Cepatnya keausan kampas rem pada kendaraan bus

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Konsumsi tenaga listrik Indonesia... 1 Gambar 2.1 Klasifikasi aliran fluida... 6 Gambar 2.2 Daerah aliran inviscid dan aliran viscous... 7 Gambar 2.3 Roda air kuno... 10 Gambar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Fluida Fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang berubah bentuk secara kontinu bila terkena tegangan geser. Fluida mempunyai molekul yang terpisah jauh, gaya antar molekul

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN AIRBOAT SEBAGAI ALAT ANGKUT PENANGGULANGAN BENCANA TAHAP II

RANCANG BANGUN AIRBOAT SEBAGAI ALAT ANGKUT PENANGGULANGAN BENCANA TAHAP II ABSTRAK RANCANG BANGUN AIRBOAT SEBAGAI ALAT ANGKUT PENANGGULANGAN BENCANA TAHAP II Arif Fadillah * ) dan Hadi Kiswanto*) *) Jurusan Teknik Perkapalan, Fak. Teknologi Kelautan, Universitas Darma Persada

Lebih terperinci

ANALISIS AERODINAMIKA PADA MOBIL SEDAN DENGAN VARIASI SUDUT DIFFUSER DAN SUDUT BOAT TAIL MENGGUNAKAN CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS)

ANALISIS AERODINAMIKA PADA MOBIL SEDAN DENGAN VARIASI SUDUT DIFFUSER DAN SUDUT BOAT TAIL MENGGUNAKAN CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS) ANALISIS AERODINAMIKA PADA MOBIL SEDAN DENGAN VARIASI SUDUT DIFFUSER DAN SUDUT BOAT TAIL MENGGUNAKAN CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel Konsep Aliran Fluida Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel Hal-hal yang diperhatikan : Sifat Fisis Fluida : Tekanan, Temperatur, Masa

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Analisa Pengaruh Panjang, Letak dan

Lebih terperinci

SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L

SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L Oleh Hendriansyah 23410220 Pembimbing : Dr. Ridwan, MT. Latar Belakang Energi angin merupakan salah satu energi

Lebih terperinci

Surjo W. Adji. ITS Surabaya

Surjo W. Adji. ITS Surabaya Surjo W. Adji Dept. of Marine Engineering ITS Surabaya S.W. Adji 2009 1. UMUM Secara garis besar antara Tahanan Kapal (Ship Resistance) dan Propulsi Kapal (Ship Propulsion) memiliki hubungan yang sangat

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA.1 PERHITUNGAN DATA Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan data mentah berupa temperatur kerja fluida pada saat pengujian, perbedaan head tekanan, dan waktu

Lebih terperinci

PEMBUATAN SEPEDA LISTRIK BERTENAGA SURYA SEBAGAI ALAT TRANSPORTASI ALTERNATIF MASYARAKAT

PEMBUATAN SEPEDA LISTRIK BERTENAGA SURYA SEBAGAI ALAT TRANSPORTASI ALTERNATIF MASYARAKAT PKMT-3-8-1 PEMBUATAN SEPEDA LISTRIK BERTENAGA SURYA SEBAGAI ALAT TRANSPORTASI ALTERNATIF MASYARAKAT D.Z. Anugra, M.H. Yanuar, S. Widodo, S.R. Wibowo, R. Kusuma Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

KAJIAN EKSPERIMEN PENAMBAHAN PROPERTIES OUTLET PADA GAS BUANG ENGINE UNTUK MENAMBAH DAYA DORONG DAN EFEK TURBULENSI

KAJIAN EKSPERIMEN PENAMBAHAN PROPERTIES OUTLET PADA GAS BUANG ENGINE UNTUK MENAMBAH DAYA DORONG DAN EFEK TURBULENSI KAJIAN EKSPERIMEN PENAMBAHAN PROPERTIES OUTLET PADA GAS BUANG ENGINE UNTUK MENAMBAH DAYA DORONG DAN EFEK TURBULENSI Dimas Bagas Prakoso 1), Irfan Syarief Arief ST,MT. 2), 1) Mahasiswa : Jurusan Teknik

Lebih terperinci

LABORATORIUM SATUAN OPERASI

LABORATORIUM SATUAN OPERASI LABORATORIUM SATUAN OPERASI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014 MODUL : Pompa Sentrifugal PEMBIMBING : Ir. Unung Leoanggraini, MT Praktikum : 10 Maret 2014 Penyerahan : 17 Maret 2014 (Laporan) Oleh :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. KLASIFIKASI FLUIDA Fluida dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, tetapi secara garis besar fluida dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :.1.1 Fluida Newtonian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending 2.1.1. Definisi Alat Uji Bending Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending)

Lebih terperinci

INST-06: PENGEMBANGAN DESAIN TEROWONGAN ANGIN SEDERHANA

INST-06: PENGEMBANGAN DESAIN TEROWONGAN ANGIN SEDERHANA INST-06: PENGEMBANGAN DESAIN TEROWONGAN ANGIN SEDERHANA Christin Stefphanie *, Cecep E. Rustana, Hadi Nasbey Universitas Negeri Jakarta, Gedung FMIPA Jl. Pemuda, Jakarta 13220 * ) Email: christinstefphanie@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEPATAN, POSISI GIGI, DAN JENIS BAHAN BAKAR DENGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR

HUBUNGAN KECEPATAN, POSISI GIGI, DAN JENIS BAHAN BAKAR DENGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR HUBUNGAN KECEPATAN, POSISI GIGI, DAN JENIS BAHAN BAKAR DENGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR Tabah Priangkoso 1*, Aditya Wildana 1, Setyoko 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA

KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA Yogyakarta, 3 November 212 KLASIFIKASI PADATAN MENGGUNAKAN ALIRAN FLUIDA Ir. Adullah Kuntaarsa, MT, Ir. Drs. Priyo Waspodo US, MSc, Christine Charismawaty Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

Pengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat

Pengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat Pengaruh Diameter Gelembung Hidrogen Terhadap Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Pada Saluran Tertutup Segi-Empat Rachmat Subagyo 1, I.N.G. Wardana 2, Agung S.W 2., Eko Siswanto 2 1 Mahasiswa Program Doktor

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Analisa Hambatan Dan Olah Gerak PVC

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya konsumsi bahan bakar khususnya bahan bakar fosil sangat mempengaruhi peningkatan harga jual bahan bakar tersebut. Sehingga pemerintah berupaya mencari

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA BANTALAN UDARA PADA TONGKANG BATUABARA SKRIPSI. Yohanes S.T

UNIVERSITAS INDONESIA BANTALAN UDARA PADA TONGKANG BATUABARA SKRIPSI. Yohanes S.T UNIVERSITAS INDONESIA BANTALAN UDARA PADA TONGKANG BATUABARA SKRIPSI Yohanes S.T. 0405080297 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN DEPOK DESEMBER, 2009 i UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

PRASEDIMENTASI 7. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

PRASEDIMENTASI 7. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3 PRASEDIMENTASI 7 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof. Dr.

Lebih terperinci

SISTEM KONTROL PADA KENDARAAN RODA DUA BERPENGGERAK HIBRIDA

SISTEM KONTROL PADA KENDARAAN RODA DUA BERPENGGERAK HIBRIDA SISTEM KONTROL PADA KENDARAAN RODA DUA BERPENGGERAK HIBRIDA Didi Widya Utama 1), Kennard Dhammabhakti 1) dan Asrul Aziz 2) 1) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara 2) Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP TAHANAN KAPAL

PENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP TAHANAN KAPAL PROSIDING 20 13 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP TAHANAN KAPAL Jurusan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea Makassar,

Lebih terperinci

Abdul Qodir 1), Yanuar 2) Mahasiswa Program S-1, Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, UI

Abdul Qodir 1), Yanuar 2) Mahasiswa Program S-1, Program Studi Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, UI Analisa Tahanan Total Lambung Kapal Pentamaran dengan Variasi Jarak Sidehull II Melintang dan Membujur Menggunakan Metode Eksperimental dan Simulasi CFD Abdul Qodir 1), Yanuar 2) 1) Mahasiswa Program S-1,

Lebih terperinci

KODE SOAL B (NO ABSEN GENAP) SOAL ULANGAN FORMATIF II Nama : MATA PELAJARAN : FISIKA Kelas / No Absen :.../...

KODE SOAL B (NO ABSEN GENAP) SOAL ULANGAN FORMATIF II Nama : MATA PELAJARAN : FISIKA Kelas / No Absen :.../... KODE SOL (NO SEN GENP) SOL ULNGN FORMIF II Nama : M PELJRN : FISIK Kelas / No bsen :.../... KELS : X Pilihlah Jawaban yang benar dengan memberi tanda silang pada pilihan jawaban yang tersedia!!! (Cara

Lebih terperinci

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan Materi Kuliah: - Tegangan Permukaan - Fluida Mengalir - Kontinuitas - Persamaan Bernouli - Viskositas Beberapa topik tegangan permukaan Fenomena permukaan sangat mempengaruhi : Penetrasi melalui membran

Lebih terperinci

DATAR PUSTAKA 1. Ashby, Michael., Materials Selection in Mechanical Design: Third Edition. Butterworth Heinemann, Oxford. 2005. 2. Budiarko, Andriadi, "Pengembangan Desain dan Material Komposit Partikulat

Lebih terperinci

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. 1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. Berdasar gambar diatas, diketahui: 1) percepatan benda nol 2) benda bergerak lurus beraturan 3) benda dalam keadaan diam 4) benda akan bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu semakin bertambah pula jumlah populasi manusia di bumi, maka dengan demikian kebutuhan energi akan semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS ABSTRAK ANALISIS FAKTOR GESEKAN PADA PIPA HALUS Juari NRP: 1321025 Pembimbing: Robby Yussac Tallar, Ph.D. ABSTRAK Hidraulika merupakan ilmu dasar dalam bidang teknik sipil yang menjelaskan perilaku fluida atau

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONVEYOR KAPASITAS 1500 TPH DAN ANALISA KEKUATAN PIN PADA RANTAI RECLAIM FEEDER

PERANCANGAN SISTEM KONVEYOR KAPASITAS 1500 TPH DAN ANALISA KEKUATAN PIN PADA RANTAI RECLAIM FEEDER PERANCANGAN SISTEM KONVEYOR KAPASITAS 1500 TPH DAN ANALISA KEKUATAN PIN PADA RANTAI RECLAIM FEEDER TUGAS AKHIR Oleh DWI JAMES 04 05 22 017 X DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GAS BUANG YANG DIHASILKAN DARI RASIO PENCAMPURAN ANTARA GASOLINE DAN BIOETANOL

KARAKTERISTIK GAS BUANG YANG DIHASILKAN DARI RASIO PENCAMPURAN ANTARA GASOLINE DAN BIOETANOL KARAKTERISTIK GAS BUANG YANG DIHASILKAN DARI RASIO PENCAMPURAN ANTARA GASOLINE DAN BIOETANOL Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat Menyelesaikan pendidikan S1 Terapan Jurusan Teknik Kimia

Lebih terperinci

PERPINDAHAN MASSA KONVEKTIF DENGAN KONTROL TURBULENSI MENGGUNAKAN GANGGUAN DINDING PADA SEL ELEKTROKIMIA PLAT SEJAJAR SKRIPSI

PERPINDAHAN MASSA KONVEKTIF DENGAN KONTROL TURBULENSI MENGGUNAKAN GANGGUAN DINDING PADA SEL ELEKTROKIMIA PLAT SEJAJAR SKRIPSI PERPINDAHAN MASSA KONVEKTIF DENGAN KONTROL TURBULENSI MENGGUNAKAN GANGGUAN DINDING PADA SEL ELEKTROKIMIA PLAT SEJAJAR SKRIPSI Oleh INDRAWAN PRASETYO 04 03 02 043 2 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

EFEK PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA MINYAK PELUMAS MULTIGRADE TERHADAP KEKENTALAN DAN DISTRIBUSI TEKANAN BANTALAN LUNCUR

EFEK PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA MINYAK PELUMAS MULTIGRADE TERHADAP KEKENTALAN DAN DISTRIBUSI TEKANAN BANTALAN LUNCUR EFEK PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA MINYAK PELUMAS MULTIGRADE TERHADAP KEKENTALAN DAN DISTRIBUSI TEKANAN BANTALAN LUNCUR Tekad Sitepu, Himsar Ambarita, Tulus B. Sitorus, Danner Silaen Departemen Teknik Mesin

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BENTUK KASKO MODEL KAPAL IKAN DENGAN TAHANAN GERAK Relationship Between Hull Form of Fishing Vessel Model and its Resistance

HUBUNGAN ANTARA BENTUK KASKO MODEL KAPAL IKAN DENGAN TAHANAN GERAK Relationship Between Hull Form of Fishing Vessel Model and its Resistance HUBUNGAN ANTARA BENTUK KASKO MODEL KAPAL IKAN DENGAN TAHANAN GERAK Relationship Between Hull Form of Fishing Vessel Model and its Resistance Oleh: Yopi Novita 1 *, Budhi H. Iskandar 1 Diterima: 14 Februari

Lebih terperinci

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com

Gesekan. Hoga Saragih. hogasaragih.wordpress.com Gesekan Hoga Saragih Gaya Gesekan Gaya gesekan adalah gaya yang ditimbulkan oleh dua benda yang bergesekan dan arahnya berlawanan dengan arah gerak benda. Beberapa cara memperkecil gaya gesekan dalam kehidupan

Lebih terperinci

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

JUDUL TUGAS AKHIR  ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI JUDUL TUGAS AKHIR http://www.gunadarma.ac.id/ ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI ABSTRAKSI Alat uji kehilangan tekanan didalam sistem perpipaan dibuat dengan menggunakan

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi JURNAL TEKNIK SISTEM PERKAPALAN Vol. 1, No. 1, (213) 1-5 1 Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar dan Berbasis Pada Simulasi Yustinus Setiawan, Semin dan Tjoek Soeprejitno

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN Paket C 2011 Program IP Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Pembacaan jangka sorong berikut ini (bukan dalam skala sesungguhnya) serta banyaknya angka penting adalah. 10 cm 11 () 10,22

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa ALIRAN STEDY MELALUI SISTEM PIPA Persamaan kontinuitas Persamaan Bernoulli

Lebih terperinci

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy. SOAL HIDRO 1. Saluran drainase berbentuk empat persegi panjang dengan kemiringan dasar saluran 0,015, mempunyai kedalaman air 0,45 meter dan lebar dasar saluran 0,50 meter, koefisien kekasaran Manning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) saat ini terus mengalami peningkatan, baik bensin (gasoline), minyak solar (diesel), maupun minyak mentah (kerosene). Peningkaan

Lebih terperinci

Beban hidup yang diperhitungkan pada dermaga utama adalah beban hidup merata, beban petikemas, dan beban mobile crane.

Beban hidup yang diperhitungkan pada dermaga utama adalah beban hidup merata, beban petikemas, dan beban mobile crane. Bab 4 Analisa Beban Pada Dermaga BAB 4 ANALISA BEBAN PADA DERMAGA 4.1. Dasar Teori Pembebanan Dermaga yang telah direncanakan bentuk dan jenisnya, harus ditentukan disain detailnya yang direncanakan dapat

Lebih terperinci

ANALISIS KOEFISIEN TAHANAN GULIR ALAT ANGKUT DUMP TRUCK PADA JALAN ANGKUT DI KUARI BATUGAMPING

ANALISIS KOEFISIEN TAHANAN GULIR ALAT ANGKUT DUMP TRUCK PADA JALAN ANGKUT DI KUARI BATUGAMPING ANALISIS KOEFISIEN TAHANAN GULIR ALAT ANGKUT DUMP TRUCK PADA JALAN ANGKUT DI KUARI BATUGAMPING Yudhidya Wicaksana, Nuhindro P. Widodo, Suseno Kramadibrata, Ridho K. Wattimena, Fajar Ismail, Batara Nainggolan

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Tebal Sudu Terhadap Kinerja Kincir Air Tipe Sudu Datar

Pengaruh Variasi Tebal Sudu Terhadap Kinerja Kincir Air Tipe Sudu Datar Pengaruh Variasi Tebal Sudu Terhadap Kinerja Kincir Air Tipe Sudu Datar Slamet Wahyudi, Dhimas Nur Cahyadi, Purnami Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. MT. Haryono 167, Malang

Lebih terperinci

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Fahmi Wirawan NRP 2108100012 Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc Latar Belakang Menipisnya bahan bakar Kebutuhan bahan bakar yang banyak Salah satu solusi meningkatkan effisiensi

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR HIDROLIKA

PRINSIP DASAR HIDROLIKA PRINSIP DASAR HIDROLIKA 1.1.PENDAHULUAN Hidrolika adalah bagian dari hidromekanika (hydro mechanics) yang berhubungan dengan gerak air. Untuk mempelajari aliran saluran terbuka mahasiswa harus menempuh

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA LABORATORIUM TEKNIK SUMBERDAYA ALAM dan LINGKUNGAN JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 MATERI I KALIBRASI SEKAT UKUR

Lebih terperinci

Pengaruh Bulbous bow Terhadap Pengurangan Tahanan Kapal Kayu Tradisional

Pengaruh Bulbous bow Terhadap Pengurangan Tahanan Kapal Kayu Tradisional Prosiding Penelitian Teknologi Kelautan 2010 Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, 13 Juli 2010 Pengaruh Bulbous bow Terhadap Pengurangan Tahanan Kapal Kayu Tradisional Andi Haris

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh dengan Variasi Alifiana Buda Trisnaningtyas, dan I Nyoman

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Novie Rofiul Jamiah, 2013

DAFTAR ISI Novie Rofiul Jamiah, 2013 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR NOTASI... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Batasan

Lebih terperinci

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Dosen Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... ix Abstract...

Lebih terperinci

EFEK REDAMAN PADA SIMULASI KONVERVI ENERGI GELOMBANG LAUT MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN PRINSIP RESONANASI. Oleh

EFEK REDAMAN PADA SIMULASI KONVERVI ENERGI GELOMBANG LAUT MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN PRINSIP RESONANASI. Oleh EFEK REDAMAN PADA SIMULASI KONVERVI ENERGI GELOMBANG LAUT MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN PRINSIP RESONANASI Oleh Drs. Defrianto, DEA Jurusan Fisika Fmipa UNRI Abstrak Sistem mekanik yang terdiri dari tabung,

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci