BAB IV STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN KEMISKINAN"

Transkripsi

1 BAB IV STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN KEMISKINAN Rencana aksi penanggulangan kean diarahkan pada penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar secara bertahap dan progresif Penanggulangan kean merupakan kewajiban moral, dan amanat konstitusi bagi bangsa Indonesia 4.1 Landasan Konstitusional Upaya penanggulangan kean merupakan amanat konstitusi dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Penanggulangan kean juga terkait dengan mandat Undang-undang Dasar 1945 yang tertuang dalam beberapa pasal terutama: (1) Pasal 18 B ayat 1: Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan dan prinsip Strategi Nasional Penanggulangan Kean 119

2 Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang (2) Pasal 27 ayat 2 : Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. (3) Pasal 28 A: Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya. (4) Pasal 28 B ayat 2 : Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. (5) Pasal 28 C : Ayat 1: Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Ayat 2: Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun, bangsa dan negaranya. (6) Pasal 28 D: Ayat 1: Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum. Ayat 2: Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Ayat 3: Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan. Ayat 4: Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. 120 Strategi Nasional Penanggulangan Kean

3 (7) Pasal 28 F: Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. (8) Pasal 28 G ayat 1: Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. (9) Pasal 28 H: Ayat 1 : Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Ayat 2 : Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. Ayat 3 : Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. Ayat 4 : Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun. (10) Pasal 28 I: Ayat 1: Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan Strategi Nasional Penanggulangan Kean 121

4 hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. Ayat 2: Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. Ayat 4: Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah. Ayat 5: Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan. (11) Pasal 31 ayat 1: Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pendidikan (12) Pasal 33: Ayat 1 : Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Ayat 2 : Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Ayat 3 : Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Ayat 4 : Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. 122 Strategi Nasional Penanggulangan Kean

5 (13) Pasal 34 : Ayat 1 : Fakir dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Ayat 2 : Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Ayat 3 : Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan umum. 4.2 Visi dan Misi Masyarakat Indonesia baik laki-laki maupun perempuan memperoleh hak-hak dasar yang menjamin harkat dan martabatnya sebagai manusia dan warganegara. Visi tersebut dicapai melalui misi sebagai berikut: (1) Negara mengakui dan mengadopsi kean sebagai masalah multidimensi. (2) Negara menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak dasar baik laki-laki maupun perempuan. (3) Pengarusutamaan penanggulangan kean dalam seluruh kebijakan dan aksi publik. (4) Menjamin seluruh kebijakan dan aksi publik memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender. (5) Menjamin seluruh kebijakan dan aksi publik memperhatikan kelestarian lingkungan. (6) Menjamin seluruh kebijakan dan aksi publik memperhatikan pengembangan tata pemerintahan yang baik. Strategi Nasional Penanggulangan Kean 123

6 4.3 Tujuan Sejalan dengan Pembukaan UUD 1945 dan komitmen global yang tertuang dalam tujuan pembangunan millenium, tujuan penanggulangan kean adalah mewujudkan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar secara bertahap dan progresif agar dapat menjalani kehidupan yang bermartabat, dan menurunkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan. 4.4 Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dalam penanggulangan kean adalah: (1) Tersedianya pangan yang bermutu dan terjangkau, serta meningkatnya status gizi, terutama ibu, bayi dan anak balita. (2) Tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan tanpa diskriminasi gender. (3) Tersedianya pelayanan pendidikan dasar yang bermutu, terjangkau dan tanpa diskriminasi gender. (4) Tersedianya lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta meningkatnya kemampuan pengembangan usaha tanpa diskriminasi gender. (5) Tersedianya perumahan yang layak dan lingkungan permukiman yang sehat. (6) Tersedianya air bersih dan aman, dan sanitasi dasar yang baik. (7) Terjamin dan terlindunginya hak perorangan dan hak komunal atas tanah. (8) Terbukanya akses dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan. (9) Terjaminnya rasa aman dari gangguan keamanan dan tindak kekerasan, terutama di daerah konflik. 124 Strategi Nasional Penanggulangan Kean

7 (10) Terjaminnya partisipasi dalam keseluruhan proses pembangunan. Dengan tercapainya berbagai sasaran tersebut, persentase penduduk yang berada di bawah garis kean diharapkan menurun secara bertahap menjadi 8,2% pada tahun Prinsip-prinsip Nilai-nilai dasar yang dianut dalam dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Kean ini meliputi: Nilai-nilai yang Berkenaan dengan Tujuan (1) Kesamaan hak dan tanpa pembedaan Penanggulangan kean menjamin adanya kesamaan hak tanpa membedakan atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik dan kemampuan berbeda. (2) Manfaat Bersama Penanggulangan kean harus memberikan manfaat bagi semua pihak, terutama bagi laki-laki dan perempuan Nilai-nilai yang Berkenaan dengan Proses (1) Partisipasi Penanggulangan kean dilakukan dengan keterlibatan aktif semua pihak, termasuk orang baik laki-laki maupun perempuan. (2) Transparansi Penanggulangan kean menekankan asas keterbukaan bagi semua pihak melalui pelayanan dan penyediaan informasi bagi semua pihak termasuk. Strategi Nasional Penanggulangan Kean 125

8 (3) Akuntabilitas Adanya proses dan mekanisme pertanggungjawaban atas kemajuan, hambatan, capaian, hasil dan manfaat baik dari sudut pandang pemerintah dan apa yang dialami oleh, terutama, laki-laki dan perempuan kepada parlemen dan rakyat. (4) Keterwakilan Adanya keterwakilan kelompok-kelompok yang berkepentingan dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dari penanggulangan kean dengan mempertimbangkan keterwakilan kelompok minoritas dan kelompok rentan. (5) Keberlanjutan Penanggulangan kean harus menjamin pelaksanaan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan. (6) Kemitraan Adanya kemitraan yang setara dan saling menguntungkan antarpelaku dalam penanggulangan kean. (7) Terpadu Adanya sinergi dan keterkaitan yang terpadu antarpelaku dalam penanggulangan kean. 4.6 Strategi Utama Berdasarkan arah umum dan prinsip-prinsip dasar yang menjadi pedoman, serta kerangka berpikir yang melatarbelakangi upaya penanggulangan kean melalui kesepakatan segenap pihak yang berkepentingan telah dirumuskan lima strategi utama sebagai berikut: 126 Strategi Nasional Penanggulangan Kean

9 (1) Perluasan kesempatan Strategi yang dilakukan untuk menciptakan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik, dan sosial yang memungkinkan baik laki-laki maupun perempuan dapat memperoleh kesempatan seluas-luasnya dalam pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan. (2) Pemberdayaan kelembagaan Strategi yang dilakukan untuk memperkuat kelembagaan sosial, politik, ekonomi dan budaya, dan memperluas partisipasi baik laki-laki maupun perempuan dalam pengambilan keputusan kebijakan publik yang menjamin penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar. (3) Peningkatan kapasitas Strategi yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dasar dan kemampuan berusaha baik laki-laki maupun perempuan agar dapat memanfaatkan perkembangan lingkungan. (4) Perlindungan sosial Strategi yang dilakukan untuk memberikan perlindungan dan rasa aman bagi kelompok rentan (perempuan kepala rumah tangga, fakir, orang jompo, anak terlantar, kemampuan berbeda/ penyandang cacat) dan baru baik laki-laki maupun perempuan yang disebabkan antara lain oleh bencana alam, dampak negatif krisis ekonomi, dan konflik sosial. (5) Penataan kemitraan global Strategi yang dilakukan untuk mengembangkan dan menataulang hubungan dan kerjasama internasional guna mendukung pelaksanaan keempat strategi di atas. Strategi Nasional Penanggulangan Kean 127

10 4.7. Rencana Aksi Rencana aksi disusun agar strategi nasional penanggulangan kean dilaksanakan secara terpadu, terukur, sinergis dan terencana yang dilandasi oleh kemitraan dan keterlibatan berbagai pihak, dan dikelola sebagai suatu gerakan bersama penanggulangan kean Kebijakan Ekonomi Makro Kebijakan ekonomi makro merupakan landasan bagi terselenggaranya berbagai kebijakan pemenuhan hak-hak dasar. Kebijakan ekonomi makro diarahkan pada terwujudnya lingkungan yang kondusif bagi pengembangan usaha, dan terbukanya kesempatan yang luas bagi peningkatan kapabilitas. Dalam rangka pemenuhan hak-hak dasar, kebijakan ekonomi makro perlu memperhitungkan empat tujuan yang saling berkaitan, yaitu menjaga stabilitas ekonomi, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memperluas kesempatan kerja, dan mengurangi kesenjangan antarwilayah Penciptaan Stabilitas Ekonomi Makro Stabilitas ekonomi akan meningkatkan kepastian berusaha yang merupakan syarat utama bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Stabilitas ekonomi diperlukan untuk menjaga dan mempertahankan pendapatan riil terhadap gejolak kenaikan harga barang dan jasa. Selain itu, stabilitas ekonomi juga diperlukan untuk menjaga daya beli terhadap kenaikan harga kebutuhan pokok. Upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi dilakukan dengan kebijakan moneter, perbankan dan fiskal. Dalam upaya mendukung penanggulangan kean, kebijakan moneter tidak hanya diarahkan untuk mengendalikan nilai tukar rupiah dan laju inflasi, tetapi juga diarahkan untuk memperluas kegiatan investasi. Langkah kebijakan moneter yang akan dilakukan antara lain: (1) Pengaturan likuiditas ekonomi agar tercipta keseimbangan pasar uang dan pasar barang dan jasa. 128 Strategi Nasional Penanggulangan Kean

11 (2) Pemantapan koordinasi Bank Indonesia dan pemerintah dalam pengendalian inflasi dan nilai tukar. (3) Revitalisasi manajemen cadangan devisa dengan mengutamakan pengelolaan yang jujur, terbuka dan bertanggung jawab yang dapat mendukung terwujudnya nilai tukar rupiah yang cukup kondusif bagi kegiatan investasi dan perdagangan. Selain itu, kebijakan moneter didukung dengan penataan sistem perbankan antara lain: (1) Peningkatan akses terhadap permodalan dengan memperluas jangkauan pelayanan lembaga keuangan mikro dan memperingan persyaratan agunan yang diperlukan. (2) Peningkatan mutu manajemen dan operasi bank dan lembaga dan jasa keuangan lainnya yang dapat mendukung terwujudnya penyaluran kredit bagi pengusaha kecil dan mikro dengan tingkat suku bunga yang rendah. (3) Penegakan hukum secara konsisten terhadap berbagai penyimpangan yang dilakukan oleh bank dan lembaga jasa keuangan lainnya. Kebijakan fiskal diarahkan untuk menjaga keberlanjutan fiskal dengan mengoptimalkan sumber-sumber penerimaan dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengeluaran bagi pemenuhan hak-hak dasar rakyat. Langkah kebijakan fiskal yang dilakukan antara lain: (1) Reorientasi anggaran negara terutama penajaman alokasi dana dekonsentrasi bagi pemenuhan hak dasar rakyat. (2) Penetapan Dana Alokasi Khusus untuk pemenuhan hak dasar. (3) Pengembangan mekanisme pengendalian dan pengawasan (safeguarding) dalam penentuan, penyaluran dan pengelolaan dana perimbangan. (4) Realokasi belanja subsidi yang tidak efektif dan efisien untuk meningkatkan anggaran bagi pemenuhan hak-hak dasar rakyat. Strategi Nasional Penanggulangan Kean 129

12 (5) Reformasi perpajakan termasuk penataan administrasi perpajakan yang transparan dan efisien; penghapusan berbagai tindak penggelapan pajak; penyesuaian pendapatan tidak kena pajak (PTKP) pada tingkat pendapatan yang mengurangi beban dari kewajiban membayar pajak; serta pengembangan pajak progresif dengan mengurangi tingkat pajak bahan pangan lokal dan barang pokok lainnya yang dikonsumsi oleh sebagian besar rakyat, dan meningkatkan pajak barang mewah dari impor. (6) Restrukturisasi kepabeanan termasuk pemberantasan berbagai tindak penyimpangan untuk meningkatkan penerimaan negara. (7) Pembaharuan sistem pengadaan barang dan jasa pemerintah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas anggaran negara dengan melibatkan pengusaha mikro dan kecil. (8) Peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan berbagai asset negara. (9) Optimalisasi sumber-sumber penerimaan negara terutama penghapusan berbagai illegal logging, illegal fishing, penyelundupan dan tindakan korupsi. (10) Reformasi manajamen utang dan hibah baik dalam negeri maupun luar negeri termasuk perencanaan, penyaluran dan pemanfaatan utang dan hibah. (11) Pelembagaan partisipasi publik dalam penyusunan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan anggaran negara Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi dilakukan melalui berbagai kebijakan yang diarahkan untuk mengembangkan investasi, meningkatkan produktivitas, memperluas perdagangan, dan meningkatkan pembangunan infrastruktur. 130 Strategi Nasional Penanggulangan Kean

13 Investasi pemerintah yang diarahkan pada pengembangan prasarana sosial dasar dan infrastruktur perdesaan merupakan prasayarat bagi peningkatan investasi swasta. Langkah kebijakan yang dilakukan untuk mengembangkan investasi antara lain: (1) Pengembangan sistem insentif yang lebih menarik untuk memberikan kemudahan bagi calon penanam modal terutama kegiatan ekonomi yang menyerap tenaga kerja, dan pengembangan usaha di daerah tertinggal dan daerah perbatasan. (2) Reformasi perijinan investasi termasuk penyederhanaan prosedur pelayanan dan percepatan pemberian ijin terutama bagi usaha mikro dan kecil, dan koperasi. (3) Sinkronisasi berbagai kebijakan kementerian/lembaga untuk meningkatkan daya tarik investasi dan menjamin kepastian investasi. (4) Revitalisasi kelembagaan penanaman modal baik di pusat maupun daerah. (5) Pembatalan berbagai peraturan pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang menghambat pengembangan investasi. (6) Penghapusan berbagai hambatan, tindakan pemerasan dan pungutan liar yang menyebabkan tingginya biaya investasi. Langkah kebijakan yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas antara lain: (1) Reorientasi pengelolaan usaha tani melalui pengembangan agribisnis dengan tetap mengutamakan peningkatan kesejahteraan petani. (2) Pencegahan konversi lahan pertanian produktif. (3) Revitalisasi penyuluhan dan pendampingan untuk meningkatan kemampuan dan produktivitas petani dan nelayan. Strategi Nasional Penanggulangan Kean 131

14 (4) Penguatan lembaga pertanian dan perdesaan untuk meningkatkan akses petani dan nelayan terhadap modal, informasi, prasarana dan sarana, teknologi dan pasar. (5) Pengembangan industri pertanian (agroindustri) yang didasarkan pada penelitian dan pengembangan komoditas unggulan dengan mengutamakan usaha kecil dan mikro, dan koperasi. (6) Revitalisasi industri kecil dan menengah melalui penelitian dan pengembangan komoditas unggulan, penguatan kemitraan dan kerjasama dengan usaha kecil dan mikro, dan koperasi dengan swasta. Langkah kebijakan yang dilakukan untuk memperluas perdagangan antara lain: (1) Penyederhanaan prosedur ekspor dan impor untuk meningkatkan kemudahan arus barang dan jasa terutama hasil usaha kecil dan mikro, dan koperasi. (2) Penghapusan berbagai peraturan pemerintah pusat dan pemerintah daerah tentang pajak, pungutan dan retribusi yang menghambat perdagangan antardaerah dan menyebabkan ekonomi biaya tinggi. (3) Pengawasan dan pengamanan jalur distribusi dan perdagangan dari berbagai tindak kriminal, pemerasan dan pungutan liar. (4) Peningkatan promosi dan kerjasama industri dan perdagangan internasional dengan melibatkan secara langsung pelaku usaha kecil dan mikro, dan koperasi. Langkah kebijakan yang dilakukan untuk membangun infrastruktur antara lain: (1) Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan di daerah perdesaan terutama yang menghubungkan pusat kegiatan usaha kecil dan menengah, dan koperasi dengan ruas jalur utama distribusi dan pusat perdagangan. (2) Penataan sistem transportasi nasional dan wilayah untuk memperlancar angkutan barang dan angkutan penumpang. 132 Strategi Nasional Penanggulangan Kean

15 (3) Peningkatan kualitas jasa layanan sarana dan prasarana energi, listrik, air dan telekomunikasi, serta meningkatkan aksesibilitas pemanfaatannya terutama bagi yang tinggal di daerah perdesaan dan kawasan tertinggal. (4) Restrukturisasi pengelolaan jalan tol, pelabuhan, bandar udara, terminal bus, dan stasiun kereta api untuk meningkatkan layanan angkutan barang dan penumpang secara lebih efisien, efektif dan manusiawi Perluasan Kesempatan Kerja Upaya perluasan kesempatan kerja dilakukan melalui berbagai kebijakan yang diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas usaha. Langkah kebijakan yang dilakukan untuk menciptakan lapangan kerja antara lain: (1) Pengembangan mekanisme penyaluran kredit bagi usaha koperasi, dan usaha mikro dan kecil dengan bunga yang terjangkau. (2) Perlindungan dan dukungan bagi pengembangan lembaga keuangan mikro. (3) Revitalisasi dan perluasan usaha perkebunan, perikanan dan peternakan. (4) Pengembangan usaha di luar pertanian (off farm) di perdesaan. (5) Perluasan usaha di kawasan pesisir dan daerah tertinggal. (6) Penguatan Usaha Koperasi, dan Usaha Mikro dan Kecil. (7) Penguatan Lembaga Keuangan Mikro. (8) Pengembangan industri yang menyerap tenaga kerja. (9) Pembangunan infrastruktur untuk menyerap tenaga kerja. (10) Peningkatan kerjasama antara lembaga bursa kerja dan perusahaan. Strategi Nasional Penanggulangan Kean 133

16 Langkah kebijakan yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja antara lain: (1) Revitalisasi Balai Latihan Tenaga Kerja. (2) Revitalisasi Balai Penyuluh Pertanian/Nelayan. (3) Pengembangan pendidikan dan latihan tenaga kerja. (4) Pengembangan standar kompetensi kerja melalui lembaga pendidikan dan pelatihan Pengurangan Kesenjangan Antarwilayah Upaya pengurangan kesenjangan dilakukan melalui berbagai langkah kebijakan yang diarahkan untuk mempercepat pembangunan wilayah tertinggal dan terpecil, wilayah perbatasan, wilayah pasca konflik dan wilayah pasca bencana alam. Langkah kebijakan yang dilakukan untuk mengurangi kesenjangan antarwilayah antara lain: (1) Pengembangan, revitalisasi dan rehabilitasi sarana dan prasarana sosial ekonomi di daerah tertinggal, daerah perbatasan, daerah pasca konflik dan daerah pasca bencana alam. (2) Pengembangan sistem insentif untuk meningkatkan investasi swasta di daerah tertinggal dan daerah perbatasan. (3) Penataan kebijakan tata ruang nasional untuk mendorong optimalisasi sumberdaya pembangunan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru. (4) Pengembangan klaster industri terutama industri kecil dan industri rumahtangga di daerah tertinggal dan daerah perbatasan. (5) Optimalisasi dana dekonsentrasi dan dana alokasi khusus untuk menanggulangi kesenjangan antarwilayah. (6) Peningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah dan dalam pengelolaan dan pengembangan ekonomi lokal. 134 Strategi Nasional Penanggulangan Kean

17 4.7.2 Rencana Aksi Pemenuhan Hak Dasar Penanggulangan kean tidak dapat dilakukan secara singkat dan sekaligus karena kompleksitas permasalahan yang dihadapi dan keterbatasan sumberdaya untuk mewujudkan pemenuhan hak-hak dasar. Oleh sebab itu, rencana aksi penanggulangan kean dipusatkan pada prioritas penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak atas pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, tanah, lingkungan hidup dan sumberdaya alam, rasa aman, dan berpartisipasi dengan memperhitungkan kemajuan secara bertahap. Rencana aksi pemenuhan hak dasar memuat tujuan dan target yang ingin dicapai selama lima tahun dengan target terukur sejauh data dan informasi tersedia, dan target kualitatif, langkah kebijakan, dan pelaksana. Pelaksanaan rencana aksi menegaskan adanya kewajiban pokok (core obligation) bagi pemerintah sebagai pemegang mandat untuk menggunakan sumberdaya secara maksimal dalam mewujudkan pemenuhan hak-hak dasar rakyat secara bertahap dan progresif. juga mempunyai kewajiban untuk melakukan pengkajian (obligation to research) terhadap hambatan dalam pemenuhan hak dasar. Dalam menjalankan rencana aksi, pemerintah mempunyai kewajiban untuk mengelola anggaran, menerbitkan peraturan dan melakukan tindakan (obligation to conduct) yang didasarkan pada hukum yang berlaku sehingga menjamin pemenuhan hak dasar, tidak menciptakan hambatan dan beban bagi, dan tidak mematikan inisiatif yang dilakukan oleh berbagai pihak. Selain itu, pemerintah dapat membangun kerjasama dengan berbagai pihak baik swasta, pemerintah negara lain, dan lembaga internasional dalam pemenuhan hak dasar rakyat. Strategi Nasional Penanggulangan Kean 135

18 Pemenuhan Hak atas Pangan Tujuan : Memenuhi kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau serta meningkatkan status gizi terutama ibu, bayi dan anak balita. Target Indikator Kebijakan Langkah Kebijakan Pelaksana Menurunnya persentase penduduk yang berada di bawah garis kecukupan konsumsi pangan 1. Persentase penduduk dibawah garis kecukupan konsumsi pangan 2100 Kalori/ kapita/ hari 2. Persentase penduduk dibawah garis kean makanan (setara 2100 Kilo Kalori/kapita/h ari) 3. Presentase anak balita dengan status gizi kurang 4. Presentase anak balita dengan status gizi buruk Melindungi : pengetahuan tentang diversifikasi konsumsi pangan tanpa diskriminasi gender. Memenuhi : Menjamin kecukupan pangan dan kelompok rentan akibat goncangan ekonomi, sosial dan bencana alam Kampanye pentingnya gizi yang berimbang dan tidak diskriminatif gender Sosialisasi kandungan kalori dan gizi pada bahan pangan lokal selain beras Sosialisasi cara pengolahan bahan pangan dengan gizi berimbang Pemberian bantuan pangan sesuai dengan bahan makanan pokok setempat bagi dan kelompok rentan yang menjadi korban goncangan ekonomi, sosial, dan bencana alam KOMINFO, Kesehatan, KOMINFO, Kesehatan, KOMINFO, Kesehatan, Perum Bulog Pertanian Dalam Negeri Menurunnya angka gizi kurang pada balita menjadi 20% pada tahun (1) Status gizi balita kurang dan buruk (L/P) (2) Jumlah desa/kelurahan yang terjadi kasus busung lapar/ho/kura ng gizi/marasmus Melindungi: Peningkatan pengetahuan tentang gizi dan perawatan anak Memenuhi : Menjamin kecukupan gizi Sosialisasi tentang gizi berimbang Pembinaan keluarga tentang gizi dan perawatan anak Penyediaan makanan tambahan atau pemulihan, terutama Sosial, Pendidikan Nasional Kesehatan, Dalam Negeri. Sosial, Kesehatan, Dalam Negeri. Sosial, Pendidikan Nasional 136 Strategi Nasional Penanggulangan Kean

19 Target Indikator Kebijakan Langkah Kebijakan Pelaksana balita yang berasal dari keluarga pada bayi, anak balita, dan ibu hamil yang bersatus gizi kurang dan buruk Kesehatan, Dalam Meningkatnya ketahanan pangan lokal 1. Jumlah cadangan bahan pangan pokok perkapita 2. Pengeluaran riil per kapita 3. Harga bahan pangan pokok Melindungi : Meningkatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan dalam mendukung ketahanan pangan lokal Melindungi : efisiensi produksi pangan petani dan hasil industri pengolahan dengan memperhatikan mutu produksi. Melindungi : Menyempurna kan sistem penyediaan, distribusi dan harga pangan Revitalisasi Dewan Ketahanan Pangan dalam menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan lokal Revitalisasi lumbung pangan Intensifikasi dan rehabilitasi prasarana pendukung Penelitian untuk meningkatkan varietas tanaman pangan unggul Pemberian subsidi dan kemudahan kepada petani dalam memperoleh sarana produksi pertanian Pelatihan penerapan teknologi tepat guna Pengembangan industri pengolahan dengan memperhatikan mutu produksi Penguatan kerjasama antardaerah dalam penyediaan dan distribusi pangan Pemantauan ketersediaan pangan dan harga bahan pangan di pasar induk dan pasar tradisional eceran. Pertanian, Dalam Pertanian, Dalam PU, Pertanian, Pertanian, Menristek, Pertanian, Keuangan, PU, Pertanian, Menristek, Pertanian, Perindustrian, Menristek Dalam Negeri Pertanian, Perdagangan Perum Bulog, Melindungi : pendapatan petani pangan dan sekaligus Pengendalian tarif impor agar menjadi lebih efektif dan berpihak pada petani. Keuangan, Perindustrian, Perdagangan, Strategi Nasional Penanggulangan Kean 137

20 Target Indikator Kebijakan Langkah Kebijakan Pelaksana melindungi Perum Bulog produk pangan dalam negeri Pengaturan Harga Pembelian Keuangan, dari pangan (HPP) terhadap gabah dan Perdagangan, impor beras petani Pertanian, Perum Bulog Pengawasan dan Polri, penegakan hukum untuk mengurangi Kehakiman, penyelundupan bahan Kejaksaan, pangan Perdagangan, Perindustrian, Perum Bulog Melindungi : sistem kewaspadaan dini dalam gizi dan rawan pangan Pengembangan sistem deteksi dini kegagalan panen dan rawan pangan Pengembangan mekanisme pendataan kondisi persediaan pangan dan gizi keluarga per daerah Pertanian, BMG, BPS, Pertanian, Kesehatan, Pemenuhan Hak atas Layanan Kesehatan Tujuan : Memenuhi hak dasar atas layanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan tanpa diskriminasi gender. Target Indikator Kebijakan Langkah Kebijakan Pelaksana 1. Menurunn ya angka kematian bayi dan balita menjadi 25/1000 dan 40/1000 kelahiran hidup pada tahun Meningkat nya jumlah 1. Angka Kematian Bayi (IMR) 2. Angka Kematian Balita (Under 5 Mortality Rate) 3. Angka cakupan imunisasi berdasarkan Universal Child Immunization (UCI) Menghormati : tingkat pengetahuan tentang kesehatan masa kehamilan, persalinan dan masa nifas. Menghormati: tingkat pengetahuan tentang tumbuh kembang Kampanye secara intensif yang ditujukan pada tentang kesehatan pada saat kehamilan, persalinan dan masa nifas Kampanye secara intensif yang ditujukan pada tentang tumbuh kembang dan gizi balita Kesehatan, BKKBN, Kesehatan, BKKBN, 138 Strategi Nasional Penanggulangan Kean

21 Target Indikator Kebijakan Langkah Kebijakan Pelaksana anak yang diimunisas i campak sebelum usia satu tahun menjadi 90% pada tahun dan gizi balita Menghormati: tingkat pengetahuan tentang pencegahan penyakit menular pada anak Menghormati : partisipasi dalam pengembangan pelayanan kesehatan untuk balita pada Menghormati : kemampuan identifikasi masalah kesehatan balita Melindungi : investasi kesehatan guna menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan balita bagi di berbagai tingkat pemerintahan. Melindungi : kerjasama global dalam penanggulangan masalah kesehatan balita Memenuhi: Mengutamakan penanggulangan Kampanye secara intensif yang ditujukan pada tentang pencegahan penyakit menular pada anak Pembinaan peranserta dalam upaya kesehatan terutama pemberdayaan perempuan dan keluarga, revitalisasi Posyandu dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) lainnya Penyediaan data pilah kesehatan di setiap daerah dan nasional Perencanaan alokasi anggaran kesehatan yang menjawab kebutuhan Penetapan SPM (standar pelayanan minimum ) bidang kesehatan sebagai tolok ukur pemenuhan hak atas pelayanan kesehatan Peningkatan kerjasama dan koordinasi antarnegara, antarlembaga donor dan organisasi internasional Pelayanan peningkatan dan pemulihan gizi Kesehatan, BKKBN, Kesehatan,, BKKBN. Kesehatan,, BPS, BKKBN Kesehatan, Keuangan, Kesehatan Dalam Kesehatan, Luar Negeri. Kesehatan, Strategi Nasional Penanggulangan Kean 139

22 Target Indikator Kebijakan Langkah Kebijakan Pelaksana masalah kesehatan khususnya yang berkaitan dengan kematian bayi dan anak balita balita dari keluarga Pengembangan kebijakan yang mampu menekan harga obat esensial generik, BKKBN. Kesehatan, 1. Menurunn ya angka kematian ibu menjadi kurang dari 226/100 ribu kelahiran hidup pada tahun Meningkat nya pertolonga n persalinan oleh 1. Angka Kematian Ibu (AKI) 2. Persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih Memenuhi: ketersediaan pelayanan kesehatan, khususnya keseahatan anak yang bermutu dan terjangkau bagi, Menghormati : tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, termasuk masa kehamilan, persalinan dan masa nifas Pelayanan peningkatan dan pemulihan gizi terutama balita dan wanita dari keluarga Penempatan Dokter dan Bidan di Desa atau tenaga kesehatan terampil lain di daerah terpencil, tertinggal, dan terisolasi Peningkatan ketersediaan obat esensial dan perbekalan kesehatan yang terjangkau di daerah terpencil Perluasan jangkauan Puskesmas melalui Puskesmas keliling, Puskesmas pembantu, jaringan Puskesmas, dan Pos pengobatan pada daerah tertinggal dan daerah terpencil Kampanye secara intensif yang ditujukan pada tentang masa kehamilan, persalinan dan masa nifas Peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi pasangan usia subur dan remaja Kampanye secara intensif yang ditujukan pada tentang gizi keluarga Pelayanan peningkatan dan pemulihan gizi wanita dari keluarga Kesehatan,, BKKBN. Kesehatan, Kesehatan, Kesehatan, Kesehatan, Meneg Kominfo, BKKBN. Kesehatan, BKKBN, Kesehatan, Meneg Kominfo, BKKBN. Kesehatan, Meneg Kominfo, BKKBN. 140 Strategi Nasional Penanggulangan Kean

23 Target Indikator Kebijakan Langkah Kebijakan Pelaksana tenaga Sosialisasi dan kesehatan kampanye program terlatih keluarga berencana dan menjadi alat kontrasepsi aman 90% pada pada tahun Menghormati : tingkat pengetahuan tentang keluarga berencana Menghormati : partisipasi dalam pengembangan pelayanan kesehatan untuk perempuan pada Menghormati : kemampuan identifikasi masalah kesehatan perempuan Memenuhi: Mengutamakan penanggulangan masalah kesehatan khususnya kematian ibu saat melahirkan Melindungi : investasi kesehatan guna menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan perempuan bagi di berbagai tingkat Pembinaan peranserta dalam upaya kesehatan terutama pemberdayaan perempuan dan keluarga, revitalisasi Posyandu dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) lainnya Penyediaan data pilah kesehatan di setiap daerah dan nasional Penanggulangan kurang energi protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium, kurang vitamin A dan kekurangan gizi mikro lainnya pada ibu Pelayanan peningkatan dan pemulihan gizi perempuan dari keluarga Perencanaan alokasi anggaran kesehatan yang menjawab kebutuhan Penetapan SPM (standar pelayanan minimum ) bidang kesehatan sebagai tolok ukur pemenuhan hak atas pelayanan kesehatan Kesehatan,, BKKBN. Kesehatan,, BPS, BKKBN Kesehatan, Kesehatan,, BKKBN. Kesehatan, Keuangan, Kesehatan Dalam Strategi Nasional Penanggulangan Kean 141

24 Target Indikator Kebijakan Langkah Kebijakan Pelaksana pemerintahan. 1. Menurunn ya angka prevalensi HIV/AIDS menjadi 1. Angka prevalensi HIV/AIDS 2. Angka kesakitan Melindungi : Menjamin perlindungan resiko akibat pengeluaran kesehatan bagi Melindungi : kerjasama global dalam penanggulangan masalah kesehatan perempuan Memenuhi: ketersediaan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi, baik perempuan maupun laki-laki. Menghormati : tingkat pengetahuan Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan secara pra upaya secara berkelanjutan Peningkatan kerjasama dan koordinasi antarnegara, antarlembaga donor dan organisasi internasional Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi yang aman Pelayanan peningkatan dan pemulihan gizi terutama wanita dari keluarga Penempatan Dokter dan Bidan di Desa atau tenaga kesehatan terampil lain di daerah terpencil, tertinggal, dan terisolasi Peningkatan ketersediaan alat kontrasepsi, obat esensial dan perbekalan kesehatan yang terjangkau di daerah terpencil Perluasan jangkauan Puskesmas melalui Puskesmas keliling, Puskesmas pembantu, jaringan Puskesmas, dan Pos pengobatan pada daerah tertinggal dan daerah terpencil Kampanye secara intensif yang ditujukan pada tentang pencegahan penyakit HIV/AIDS dan Kesehatan, Keuangan, Kesehatan, Luar Negeri. Kesehatan BKKBN. Kesehatan,, BKKBN. Kesehatan, Kesehatan, Kesehatan, Kesehatan, BKKBN, 142 Strategi Nasional Penanggulangan Kean

25 Target Indikator Kebijakan Langkah Kebijakan Pelaksana 0,9% pada tahun Menurunn malaria 3. Angka deteksi kasus TBC 4. Angka Pengobatan tentang penyakit HIV/AIDS termasuk pencegahannya. perilaku hidup sehat ya angka DOTS kesakitan malaria menjadi 5 per penduduk pada tahun Meningkat nya angka deteksi kasus tuberkulos is paru yang ditemukan pada tahun 2005 menjadi 70% dan pengobata n DOTS yang berhasil 85% pada tahun 2009 Menghormati : tingkat pengetahuan tentang pencegahan penyakit malaria Menghormati : tingkat pengetahuan tentang pencegahan penyakit tuberkulosis Menghormati : tingkat pengetahuan tentang pencegahan penyakit menular, lingkungan sehat, perilaku hidup sehat dan bahaya merokok secara komprehensif Menghormati : partisipasi dalam pengembangan pelayanan kesehatan untuk penyakit TBC, malaria dan HIV/AIDS Menghormati : kemampuan identifikasi Kampanye secara intensif yang ditujukan pada tentang penyakit malaria dan pencegahannya. Kampanye secara intensif yang ditujukan pada tentang penyakit TBC dan pencegahannya. Kampanye secara intensif yang ditujukan pada tentang pencegahan penyakit menular, lingkungan sehat, perilaku hidup sehat dan bahaya merokok secara komprehensif Pembinaan peranserta dalam upaya kesehatan terutama pemberdayaan perempuan dan keluarga, revitalisasi Posyandu dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) lainnya Penyediaan data pilah kesehatan di setiap daerah dan nasional Kesehatan, BKKBN, Kesehatan, BKKBN, Kesehatan, BKKBN, Kesehatan,, BKKBN. Kesehatan,, BPS, Strategi Nasional Penanggulangan Kean 143

26 Target Indikator Kebijakan Langkah Kebijakan Pelaksana penyakit TBC, BKKBN malaria dan HIV/AIDS Melindungi : investasi kesehatan guna menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan di berbagai tingkat pemerintahan untuk penyakit TBC, malaria dan HIV/AIDS Melindungi : Menjamin perlindungan resiko akibat pengeluaran kesehatan bagi Melindungi : kerjasama global dalam penanggulangan masalah penyakit TBC, Malaria dan HIV/AIDS Memenuhi: Mengutamakan penanggulangan masalah kesehatan khususnya HIV/AIDS Memenuhi: Mengutamakan penanggulangan masalah khususnya malaria Perencanaan alokasi anggaran kesehatan yang menjawab kebutuhan Penetapan SPM (standar pelayanan minimum ) bidang kesehatan sebagai tolok ukur pemenuhan hak atas pelayanan kesehatan Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan secara pra upaya secara berkelanjutan Peningkatan kerjasama dan koordinasi antarnegara, antarlembaga donor dan organisasi internasional 1. Pelayanan kesehatan melalui penanggulangan penyakit menular khususnya HIV/AIDS 2. Menjamin akses ke obat anti retroviral bagi Pelayanan kesehatan melalui penanggulangan penyakit menular, khususnya Malaria Kesehatan, Keuangan, Kesehatan Dalam Kesehatan, Keuangan, Kesehatan, Luar Negeri. Kesehatan, Kesehatan, 144 Strategi Nasional Penanggulangan Kean

27 Target Indikator Kebijakan Langkah Kebijakan Pelaksana Memenuhi: Mengutamakan penanggulangan masalah kesehatan khususnya Tuberkulosis paru Memenuhi: ketersediaan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi, terutama untuk penyakit TBC, malaria dan HIV/AIDS 1. Pelayanan kesehatan melalui penanggulangan penyakit menular, khususnya Tuberkulosis paru 2. Menjamin ketersediaan Obat untuk DOTS Pelayanan Kesehatan yang mampu menjawab kebutuhan Pelayanan peningkatan pola hidup sehat keluarga Penempatan Dokter dan Bidan di Desa atau tenaga kesehatan terampil lain di daerah terpencil, tertinggal, dan terisolasi Peningkatan ketersediaan, obat malaria, TBC Paru dan anti retroviral bagi Perluasan jangkauan Puskesmas melalui Puskesmas keliling, Puskesmas pembantu, jaringan Puskesmas, dan Pos pengobatan pada daerah tertinggal dan daerah terpencil Kesehatan, Kesehatan Kesehatan,, BKKBN. Kesehatan, Kesehatan, Kesehatan, Pemenuhan Hak atas Layanan Pendidikan Tujuan : Memenuhi hak untuk memperoleh layanan pendidikan dasar yang bermutu, terjangkau dan tanpa diskriminasi gender. Target Indikator Kebijakan Langkah Kebijakan Pelaksana Meningkatnya 1. APK siswa Melindungi : Penyusunan Strategi Nasional Penanggulangan Kean 145

28 Target Indikator Kebijakan angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) siswa SD/MI/Paket A laki-laki dan perempuan yang berasal dari keluarga menjadi 109 persen dan 96 persen pada tahun SD/MI/ Paket A laki-laki dan perempuan yang berasal dari keluarga 2. APM siswa SD/MI/Paket A laki-laki dan perempuan yang berasal dari keluarga pelayananan pendidikan pada jalur pendidikan SD/MI/Paket A bagi. Menghormati : kesadaran dan pemahaman terhadap pentingnya ilmu pengetahuan melalui dunia pendidikan Memenuhi : partisipasi siswa peserta Program Wajib belajar 9 tahun bagi melalui pendidikan formal Melindungi : partisipasi Langkah Kebijakan Standar Pelayanan Minimum pada jalur pendidikan SD/MI/Paket A Penyediaan lokasi tempat duduk secara khusus untuk siswa SD/MI/Paket A yang berasal dari keluarga Kampanye program wajib belajar 9 tahun Peningkatan jumlah dan sasaran Program Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) bagi seluruh siswa SD/MI dan SDLB khususnya bagi siswa yang berasal dari keluarga. Pemberian beasiswa dan pembebasan dari berbagai biaya yang dikeluarkan, buku tulis, pakaian seragam, buku, sepatu, transport dsb bagi seluruh siswa peserta belajar program Dikdas yang berasal dari keluarga. Peningkatan peran aktif Pelaksana Agama, Sosial, Agama, Sosial, Agama, Sosial, Meneg Kominfo, Agama, Agama, Sosial, Agama, 146 Strategi Nasional Penanggulangan Kean

29 Target Indikator Kebijakan dalam penyelenggaran pendidikan dasar 9 tahun Memenuhi : mutu Pendidikan SD/MI/Paket A Langkah Kebijakan termasuk dalam Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah Penyediaan bantuan biaya operasional pendidikan secara memadai melalui subsidi/ hibah atau imbal swadaya bagi satuan pendidikan SD/MI/Paket A yang berada di perdesaan, wilayah terpencil dan kepulauan. Rehabilitasi dan revitalisasi sarana dan prasarana pendidikan yang rusak termasuk yang berada di wilayah konflik dan bencana alam Pengadaan buku pelajaran dan modul yang diperlukan khusus bagi siswa yang berasal dari keluarga peserta program Dikdas Penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan SD/MI/Paket A di daerah perdesaan, wilayah terpencil, kepulauan dan kantong-kantong kean. Peningkatan jumlah dan realokasi anggaran untuk Pelaksana Agama, Sosial, Agama, PU, Agama, Agama, Sosial, Agama, Sosial, Strategi Nasional Penanggulangan Kean 147

30 Target Indikator Kebijakan Meningkatnya angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) siswa SLTP/MTs/Paket B laki-laki dan perempuan yang berasal dari keluarga menjadi 71 persen dan 57,5 persen pada tahun APK siswa SLTP/MTs/Paket B laki-laki dan perempuan yang berasal dari keluarga APM siswa SLTP/MTs/Paket B laki-laki dan perempuan yang berasal dari keluarga Melindungi : pelayananan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non-formal bagi. Menghormati : kesadaran dan pemahaman terhadap pentingnya ilmu pengetahuan melalui dunia pendidikan Memenuhi : partisipasi siswa peserta Program Wajib belajar 9 tahun bagi melalui pendidikan formal Langkah Kebijakan insentif tenaga kependidikan yang bertugas di SD/MI/Paket A di perdesaan, daerah terpencil dan komunitas. Pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan model-model pembelajaran pendidikan paket A yang mengacu pada standar nasional. Penyusunan Standar Pelayanan Minimum pada jalur pendidikan dasar formal dan non-formal Penyediaan lokasi tempat duduk secara khusus untuk siswa SLTP/MTs dan SMPLB yang berasal dari keluarga Kampanye program wajib belajar 9 tahun Pemberian beasiswa dan pembebasan dari berbagai biaya yang dikeluarkan, buku tulis, pakaian seragam, buku, sepatu, transport dsb bagi seluruh siswa peserta Pelaksana Agama, Sosial, Agama, Sosial, Agama, Sosial, Agama, Sosial, Meneg Kominfo, Agama, Sosial, 148 Strategi Nasional Penanggulangan Kean

31 Target Indikator Kebijakan Meningkatnya angka partisipasi kasar APK siswa SLTASMU/MA/ Paket C dan SMK) Melindungi : partisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan dasar 9 tahun Memenuhi : mutu Pendidikan SLTP/MTs/Paket B Memenuhi : mutu Pendidikan Langkah Kebijakan belajar program Dikdas yang berasal dari keluarga. Mewajibkan perempuan yang akan menikah sudah tamat SLTP. Peningkatan peran aktif termasuk dalam Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah di tingkat SLTP/MTs/Paket B Rehabilitasi dan revitalisasi sarana dan prasarana pendidikan yang rusak termasuk yang berada di wilayah konflik dan bencana alam Pengadaan buku pelajaran dan modul yang diperlukan khusus bagi siswa yang berasal dari keluarga peserta program Dikdas Penyediaan bantuan biaya operasional pendidikan secara memadai melalui subsidi/ hibah atau imbal swadaya bagi satuan pendidikan SLTP/MTs/Paket B yang berada di perdesaan, wilayah terpencil dan kepulauan. Pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan Pelaksana Agama, Agama, Agama, PU, Agama, Agama, Sosial, Agama, Sosial, Strategi Nasional Penanggulangan Kean 149

32 Target Indikator Kebijakan (APK) dan angka partisipasi murni (APM) siswa SLTA (SMU/MA/ Paket C dan SMK) laki-laki dan perempuan yang berasal dari keluarga menjadi 35 persen dan 28,5 pada tahun 2009 Meningkatnya angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM) mahasiswa laki-laki dan perempuan dari keluarga yang berprestasi laki-laki dan perempuan yang berasal dari keluarga APM siswa SLTASMU/MA/ Paket C dan SMK) laki-laki dan perempuan yang berasal dari keluarga APK mahasiswa laki-laki dan perempuan yang berasal dari keluarga APM mahasiswa laki-laki dan perempuan yang berasal dari keluarga SLTA (SMU/MA/ Paket C dan SMK) Memenuhi : Pemberian Kesempatan bagi anak berprestasi dari keluarga untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan menengah atas Memenuhi : Pemberian Kesempatan bagi anak berprestasi dari keluarga untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi Langkah Kebijakan model-model pembelajaran pendidikan Paket C yang mengacu pada standar nasional. Perluasan kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang menengah atas bagi seluruh siswa berprestasi dari keluarga tanpa dipungut biaya apapun. Perluasan kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi bagi seluruh siswa berprestasi dari keluarga dengan memberikan subsidi khusus. Menjalin kerjasama dengan pihak swasta untuk memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang berasal dari keluarga Pelaksana Agama, Agama, Agama, Meningkatnya jumlah sekolah SLTP/MTs dan kelompok Belajar Paket B yang memiliki fasilitas air bersih dan sarana sanitasi, guru bermutu, buku dan perpustakaan yang memadai 1. Jumlah SLTP/MTs yang memiliki fasilitas air bersih dan sarana sanitasi 2. Jumlah kelompok Belajar Paket B yang memiliki fasilitas air bersih dan sarana sanitasi 3. Jumlah Memenuhi : Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas di daerah perdesaan, wilayah terpencil dan kepulauan Rehabilitasi dan revitalisasi sarana dan prasarana pendidikan yang rusak termasuk yang berada di wilayah konflik dan bencana alam Penyediaan perpusatakaan sekolah Agama, PU, Agama, 150 Strategi Nasional Penanggulangan Kean

33 Target Indikator Kebijakan di daerah perdesaan dan komunitas di desa dan kota pada tahun Meningkatnya layanan pendidikan khusus bagi anak jalanan, pekerja anak dan anak dari daerah terpencil menjadi tiga kali dari yang terdaftar saat ini pada tahun SLTP/MTs yang memiliki guru bermutu 4. Jumlah kelompok Belajar Paket B yang memiliki guru bermutu 5. Jumlah SLTP/MTs yang memiliki buku dan perpustakaan 6. Jumlah kelompok Belajar Paket B yang memiliki buku dan perpustakaan 1. Jumlah pekerja anak dan anak jalanan yang mendapat pendidikan khusus 2. Jumlah layanan pendidikan khusus di daerah terpencil Melindungi : partisipasi dalam proses penyelenggaraan pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus. Perluasan jangkauan pendidikan Langkah Kebijakan Pengadaan guru bermutu Peningkatan kualitas guru Penyediaan fasilitas air bersih dan sarana sanitasi Peningkatan peranserta dalam perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan pengembangan pendidikan keluarga melalui jalur pendidikan khusus Memberikan insentif bagi yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan khusus Peningkatan kerjasama industri dan pengusaha dalam memberikan beasiswa, magang, kerja praktek, dan bantuan lainnya bagi anak dari keluarga. Penyelenggaraan pelayanan pendidikan bagi Pelaksana Agama, Agama, Agama, PU, Agama, Agama, Agama, Agama, Sosial, Strategi Nasional Penanggulangan Kean 151

34 Target Indikator Kebijakan Menurunnya angka buta aksara usia 10 tahun keatas menjadi 2,6 juta pada tahun Angka buta huruf pada penduduk berusia di atas 10 tahun (laki-laki dan perempuan) 2. Jumlah pemuda dan orang dewasa dari keluarga yang mengikuti kursus keterampilan 3. Jumlah lembaga yang menyelenggarak an kursus keterampilan bagi orang khusus dan pendidikan layanan khusus bagi siswa dari keluarga. Memenuhi : pelayanan warga belajar melalui pendidikan non-formal Langkah Kebijakan anak dengan kemampuan berbeda (diffable), pekerja anak, anak jalanan, anak korban konflik dan bencana alam, tanpa diskriminasi gender. Pengembangan model dan mengadakan prasarana dan sarana belajar untuk Pendidikan Anak Usia Dini di perkotaan dan perdesaan serta kantong-kantong kean. Peningkatan jumlah dan penyebaran kelompok Belajar program Paket A dan B sebanyak jumlah yang diperlukan oleh warga belajar dari keluarga di setiap daerah dan perdesaan. Perluasan jangkauan pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus bagi siswa dari keluarga. Perluasan jumlah dan sarana Program Keaksaraan Fungsional tanpa diskriminasi gender di perkotaan dan perdesaan. Perluasan jumlah dan sasaran Pelaksana Agama, Sosial, Agama, Sosial, Agama, Sosial, Agama, Sosial, Agama, 152 Strategi Nasional Penanggulangan Kean

35 Target Indikator Kebijakan Melindungi : partisipasi dalam program keaksaraan fungsional bagi penduduk Memenuhi : Langkah Kebijakan program pelatihan keterampilan hidup melalui lembaga kursus bagi pemuda dan orang dewasa yang masih menganggur khususnya yang berasal dari keluarga. Pemberdayaan lembaga kursus yang melayani pelatihan bagi warga belajar dari keluarga di kantong-kantong kean dan perdesaan. Pemberian beasiswa bagi peserta didik pendidikan non-formal dari keluarga Peningkatan peranserta dalam perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan pengembangan program keaksaraan fungsional bagi keluarga Peningkatan kerjasama, industri dan pengusaha dalam memberikan beasiswa dan bantuan lainnya untuk program keaksaraan fungsional anak dari keluarga. Peningkatan kualitas Pelaksana Sosial, Agama, Sosial, Agama, Sosial, Agama, Agama, Agama, Strategi Nasional Penanggulangan Kean 153

36 Target Indikator Kebijakan mutu Pendidikan keaksaraan funsional bagi penduduk Langkah Kebijakan penyelenggaraan pendidikan keaksaraan fungsional bagi penduduk buta aksara Pengembangan kurikulum, bahan ajar, dan model-model pembelajaran pendidikan keaksaraan fungsional yang mengacu pada standar nasional. Pelaksana Agama, Sosial, Pemenuhan Hak atas Pekerjaan dan Berusaha Tujuan : memenuhi hak atas pekerjaan yang layak dan kesempatan berusaha, serta pengembangan usaha tanpa diskriminasi gender. Target Indikator Kebijakan Langkah Kebijakan Pelaksana Berkurangnya angka pengangguran terbuka menjadi 5,1% tahun Tingkat Patisipasi Angkatan Kerja (L/P) 2. Pengangguran Terbuka (L/P) 3. Angka Setengah Pengangguran Terbuka 4. Jumlah TKI yang dikirim ke luar negeri secara legal 5. Angka pencari kerja yang dilatih di BLK/LLK Melindungi : pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan kemampuan kerja dan berusaha Pelatihan keterampilan kepada angkatan kerja muda yang tidak terdidik agar lebih memiliki kemampuan dalam bekerja dan berusaha Penyebarluasan informasi mengenai proses perekrutan buruh migran secara legal dan hak-hak buruh migran Pelatihan pada buruh migran mengenai bahasa, kultur, dan keterampilan yang akan mendukung buruh migran dalam Deprt. Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dalam Kadin, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dalam Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dalam 154 Strategi Nasional Penanggulangan Kean

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa sistem

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 13 TAHUN TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 13 TAHUN TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 13 TAHUN 2 010 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) I. Pendahuluan II. III. IV. Pangan dan Gizi Sebagai Investasi Pembangunan Analisis Situasi Pangan dan Gizi

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN SALINAN NOMOR 28, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA MALANG TAHUN 2013 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam upaya mewujudkan Misi maka strategi dan arah kebijakan yang akan dilaksanakan tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut. 6.1. MISI 1 : MENINGKATKAN PENEGAKAN SUPREMASI

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a.bahwa setiap warga negara berhak untuk

Lebih terperinci

BAB VI SISTEM MONITORING DAN EVALUASI

BAB VI SISTEM MONITORING DAN EVALUASI BAB VI SISTEM MONITORING DAN EVALUASI Sistem monitoring dan evaluasi diperlukan untuk menjamin agar strategi penanggulangan kemiskinan dapat dilaksanakan, dipantau, dan dievaluasi secara efisien dan efektif

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2013 BAB IV 1 Tabel 4.1 Hubungan Visi/Misi dan Tujuan/Sasaran Pembangunan No Visi / Misi Tujuan Sasaran 1 2 3 4 Misi : 1 Mengembangkan Masyarakat Lombok Barat yang

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN PESISIR SELATAN RENSTRA ( RENCANA STRATEGIS ) DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2011 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Sejalan dengan arah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. STRATEGI Untuk mewujudkan visi dan misi daerah Kabupaten Tojo Una-una lima tahun ke depan, strategi dan arah

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA (BIDANG KESEHATAN) Disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VIII DPR RI Jakarta, 23 November 2005 AGENDA PEMBANGUNAN AGENDA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 65.095.787.348 29.550.471.790 13.569.606.845 2.844.103.829 111.059.969.812 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 64.772.302.460

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.583.925.475 29.611.683.617 8.624.554.612 766.706.038 105.586.869.742 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.571.946.166

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 10 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KABUPATEN BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 70.623.211.429 31.273.319.583 8.012.737.962 316.844.352 110.226.113.326 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 70.609.451.524

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana pemerintah Kabupaten Pinrang bersama seluruh pemangku kepentingan mencapai tujuan

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.396.506.021 27.495.554.957 7.892.014.873 639.818.161 102.423.894.012 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.384.518.779

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT INSTRUKSI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT, Dalam rangka mempercepat pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat dan sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Pembukaan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN BAGIAN 2. PERKEMBANGAN PENCAPAIAN 25 TUJUAN 1: TUJUAN 2: TUJUAN 3: TUJUAN 4: TUJUAN 5: TUJUAN 6: TUJUAN 7: Menanggulagi Kemiskinan dan Kelaparan Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua Mendorong Kesetaraan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG PEMERINTAH KOTA PERKEMBANGAN EKONOMI DAN PENDAPATAN DAERAH PERTUMBUHAN EKONOMI Tahun 2004 = 7,69 % Tahun 2005 = 4,57 % PDRB (harga konstan 2000)(dalam juta rupiah) Realisasi Tahun 2004 = 4.554.824 Realisasi

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN 3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/ kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBANGUNAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBANGUNAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA HASIL PANSUS FINAL 9-05-09_26-5-09 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBANGUNAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi Kabupaten Grobogan pada saat ini, dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Bengkulu Utara selama lima tahun, yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

Lampiran Rekapitulasi Capaian Kinerja Tahun 2016

Lampiran Rekapitulasi Capaian Kinerja Tahun 2016 Lampiran Rekapitulasi Kinerja Tahun 2016 Tujuan Sasaran Indikator Target Mewujudkan 1. Mewujudkan 1. Opini BPK WTP On proses - - 6.054.909.055,- 5.208.945.347,- 86,02 kualitas penyelenggaraan Sistem kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, tiap individu selalu dihadapkan pada aturan, norma, standar, ukuran yang harus dipenuhi. Aturan, norma, standar, maupun ukuran tersebut

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

BAB III PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH BAB III PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH 3.1 PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH Pembangunan daerah tahun 2009 merupakan bagian dari pembangunan daerah jangka menengah tahun 2004 2009. Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi Desa Jatilor saat ini, dan terkait dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Desa), maka untuk pembangunan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. iii KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. iii KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ii iii vii viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Maksud dan Tujuan... 3 1.3 Proses Penyusunan... 3 1.3.1 Analisis

Lebih terperinci

SALINAN WALIKOTA LANGSA,

SALINAN WALIKOTA LANGSA, SALINAN QANUN KOTA LANGSA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA

Lebih terperinci

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan serta pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2016, maka disusun berbagai program prioritas yang

Lebih terperinci

BAB VII ISU STRATEGIS DAN RENCANA AKSI DAERAH

BAB VII ISU STRATEGIS DAN RENCANA AKSI DAERAH BAB VII ISU STRATEGIS DAN RENCANA AKSI DAERAH 7.1. Isu Strategis Berbagai masalah yang dialami oleh miskin menggambarkan bahwa kemiskinan bersumber dari ketidakberdayaan dan ketidakmampuan dalam memenuhi

Lebih terperinci

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No AGENDA PROGRAM Pagu Indikatif Tahunan dan Satu Tahun Transisi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Mencermati kondisi aktual daerah dengan berbagai permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

Lebih terperinci

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia LEVEL : VISI MISI LEVEL : ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN RPJM PROVINSI JAWA TIMUR Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Misi 1) Meningkatkan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka mempercepat pembangunan Provinsi

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan;

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan; BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII.1 Program Pembangunan Daerah Berdasarkan visi, misi serta tujuan yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya dijabarkan secara sistematik melalui

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN Upaya untuk mewujudkan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan dari setiap misi daerah Kabupaten Sumba Barat

Lebih terperinci

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015-2019 MISI 1. MEWUJUDKAN BOGOR KOTA YANG CERDAS DAN BERWAWASAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA

Lebih terperinci

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN Pada tahun 2009, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian melakukan kegiatan analisis dan kajian secara spesifik tentang

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi pembangunan daerah Kabupaten Ngawi 2010 2015, Pemerintah Kabupaten Ngawi menetapkan strategi yang merupakan upaya untuk

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan Umum adalah arahan strategis yang berfungsi sebagai penunjuk arah pembangunan Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk jangka panjang. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN

VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN VIII. REKOMENDASI KEBIJAKAN 8.1. Rekomendasi Kebijakan Umum Rekomendasi kebijakan dalam rangka memperkuat pembangunan perdesaan di Kabupaten Bogor adalah: 1. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat, adalah

Lebih terperinci

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep

Tabel 6.1 Strategi dan Arah Kebijakan Kabupaten Sumenep Tabel 6.1 Strategi dan Kabupaten Sumenep 2016-2021 Visi : Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan yang Mandiri, Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional Tujuan Sasaran Strategi Misi I :

Lebih terperinci

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH MALUKU 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Peningkatan kapasitas pemerintah Meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain dari 7

Lebih terperinci

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

IKU Pemerintah Provinsi Jambi Pemerintah Provinsi Jambi dalam menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan. Untuk itu, dalam mewujudkan capaian keberhasilan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. STRATEGI Untuk mencapai tujuan daerah yang merupakan hasil akhir dari tolok ukur pembangunan lima tahun yang akan datang dalam menjalankan misi guna mendukung terwujudnya

Lebih terperinci

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 Kebijakan Umum Perumusan arah kebijakan dan program pembangunan daerah bertujuan untuk menggambarkan keterkaitan antara bidang urusan pemerintahan

Lebih terperinci

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Bidang Sumber Daya Air 1. Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Perencanaan Dokumen perencanaan tahunan daerah yang digunakan sebagai acuan perencanaan pembangunan dan penyusunan anggaran Tahun 2014, adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa setiap warga negara berhak untuk

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 1 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TINGKAT NASIONAL DAN REGIONAL

BAB III KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TINGKAT NASIONAL DAN REGIONAL BAB III KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TINGKAT NASIONAL DAN REGIONAL A. Penanggulangan Kemiskinan: Amanat UUD 1945 Upaya penanggulangan kemiskinan merupakan amanat konstitusi sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN Melalui Buku Pegangan yang diterbitkan setiap tahun ini, semua pihak yang berkepentingan diharapkan dapat memperoleh gambaran umum tentang proses penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PROVINSI PAPUA BARAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka mempercepat pembangunan Provinsi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memenuhi hak

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E 2006 SERI E

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E 2006 SERI E 11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci