DESAIN SISTEM KENDALI KECEPATAN DAN COUNTER PUTARAN BERBASIS TEKNOLOGI OTOMASI PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESAIN SISTEM KENDALI KECEPATAN DAN COUNTER PUTARAN BERBASIS TEKNOLOGI OTOMASI PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH"

Transkripsi

1 DESAIN SISTEM KENDALI KECEPATAN DAN COUNTER PUTARAN BERBASIS TEKNOLOGI OTOMASI PADA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH Eko Prianto 1, K. Ima Ismara 2, Andik Asmara 3 1, 2, 3 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta Kampus Karangmalang, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281Telp eko.teladan@gmail.com Abstrak Proses produksi di suatu industri memerlukan penerapan teknologi otomasi di dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang akan dihasilkan. Teknologi otomasi di dalam suatu proses produksi diaplikasikan dalam tahapan-tahapan mulai dari input, proses dan output yang dihasilkan. Industri kecil dan menengah memerlukan penerapan sistem otomasi. Teknologi otomasi yang diterapkan di industri kecil dan menengah berkaitan dengan pengurangan keterlibatan tenaga manusia dalam beberapa proses produksi, misalnya pada proses pencampuran/mixing, menggulung suatu bahan, menghitung suatu putaran yang masih menggunakan proses mekanik tanpa didukung dengan proses otomasi secara elektronis terprogram. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain dan mengimplementasikan suatu proses otomasi berbasis pada penghitungan/ counter putaran suatu mesin (proses pencampuran atau penggulungan), pengaturan kecepatan putar dan menghentikan putaran mesin setelah proses berjalan sesuai setting yang telah ditetapkan, sehingga proses dilakukan secara lebih cepat dan otomatis. Penelitian ini dilakukan dengan membuat suatu desain sistem otomasi yang diterapkan pada proses penghitungan besaran putaran dan pengaturan kecepatan suatu mesin produksi di industri kecil dan menengah. Tahapan penelitian ini diawali dengan membuat desain, mensimulasikan dan mengimplementasikannya dalam suatu rangkaian kendali otomatis. Software yang digunakan untuk membuat sistem otomasi ini menggunakan CodeVisionAVR C Compiler yang digunakan untuk memprogram IC Mikrokontroler ATMega 32. Analisis yang dilakukan adalah analisis kinerja alat berdasarkan rangkaian yang telah dibuat dan analisis kode program. Penelitian ini menghasilkan suatu alat kendali otomatis berbasis penghitungan/counter putaran dan pengaturan kecepatan dengan menggunakan sistem elektronis terprogram yang dapat diterapkan pada sistem produksi di industri kecil dan menengah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sistem produksi. Kata kunci: Otomasi, pengaturan kecepatan, penghitungan putaran, proses produksi Pendahuluan Otomasi memiliki tujuan untuk lebih mendukung kenyamanan, keselamatan dan kesehatan manusia yang selanjutnya memperbaiki bahkan mengatasi keterbatasan manusia dalam rangka peningkatan produktivitas kerja. Otomasi merupakan penggabungan antara perangkat mekanik dan elektronik untuk menggantikan sebagian kemampuan tenaga kerja manusia. Saat ini proses otomasi di industri telah menuju pada penggunaan program komputer untuk diaplikasikan pada pengendalian peralatan industri, baik menggunaan interface yang terhubung langsung dengan alat produksi, sehingga pengendalian dilakukan melalui komputer ataupun menggunakan chip mikrokontroler untuk menyimpan program dan instruksi untuk peralatan yang dikendalikan, sehingga pengendalian dilakukan langsung pada alat dengan menginputkan intruksi melalui keypad atau peralatan input lainnya (sensor dan tranducer). Penerapan proses otomasi dengan menggunakan program komputer saat ini telah banyak diaplikasikan di industri besar, sedangkan untuk industri kecil dan menengah belum banyak diterapkan, sehingga perlu untuk diadakan penelitian yang berkaitan dengan penerapan otomasi ini di berbagai bidang yang berkaitan dengan pengembangan industri kecil dan menengah. Proses otomasi digunakan pada sistem kontrol dan teknologi informasi untuk mengurangi pekerjaan yang dikerjakan manusia didalam sistem produksi. Proses otomasi pada bidang industri mengurangi keterlibatan manusia sebagai operator. Sistem otomasi didefinisikan sebagai suatu teknologi yang berkaitan dengan aplikasi mekanik, elektronik dan sistem yang berbasis komputer (komputer, Programmable Logic Control/ PLC atau mikrokontroler). I-34

2 Semuanya bergabung menjadi satu untuk memberikan fungsi terhadap manipulator (mekanik) sehingga memiliki fungsi tertentu. Terdapat tiga elemen dasar yang menjadi syarat mutlak bagi sistem otomasi, yaitu power, program of instruction, sistem kendali yang kesemuanya untuk mendukung proses sistem otomasi tersebut (Pambudi, 2008). Power atau sumber energi dari sistem otomasi digunakan untuk mengoperasikan beberapa proses dan menggerakkan serta mengendalikan semua komponen dari sistem otomasi. Bahasa pemrograman sangat diperlukan pada sistem kontrol yang menggunakan komputer dan keluarganya (PLC maupun mikrokontroler). Kompilasi bahasa pemrograman yang digunakan memberi fasilitas pada programer untuk mengimplementasikan program aplikasi. Kompiler mengubah statemen yang tertulis dari program menjadi informasi yang dapat dimengerti oleh komputer. Komputer menggunakan instruksi yang dituliskan untuk mendefinisikan urutan operasi yang dieksekusi. Sistem kontrol mutlak diperlukan dalam sistem otomasi. Sistem kontrol merupakan bagian inti yang mengatur keseluruhan sistem. Saat ini sistem kontrol yang paling sering digunakan dalam suatu sistem otomasi adalah menggunaan komputer (PLC atau mikrokontroler). Penerapan sistem otomasi di dalam industri berdasar atas ide dasar dari sistem otomasi yaitu penggunaan sistem elektrik dan/atau sistem mekanik untuk menjalankan mesin atau alat tertentu, membuat program sehingga dapat digunakan sebagai otak yang mengendalikan mesin atau alat, bertujuan agar produktivitas meningkat dan menurunkan biaya produksi. Secara umum sistem otomasi dapat didefinisikan sebagai suatu teknologi yang berkaitan dengan aplikasi mekanik elektronik dan sistem yang berbasis komputer (komputer, PLC atau mikrokontroler) yang semuanya bergabung menjadi satu untuk memberikan fungsi terhadap manipulator (mekanik) sehingga memiliki fungsi tertentu. Sebuah contoh yaitu peneltian yang dilakukan oleh Mulyadinata (2009) dengan membuat alat pembuat lilitan pada transformator dan motor listrik. Alat pembuat lilitan pada sistem ini memiliki rangkaian input dimana photo transistor yang mendeteksi cahaya infra merah. Selanjutnya phototransistor ini akan memberikan input pada komparator. Proses yang terjadi pada komparator adalah jika tegangan input pada kaki negatif (-) lebih tinggi dari kaki positif (+), maka ouput komparator menghasilkan tegangan 0V atau logika low. Pada rangkaian driver, driver motor disulut dari pin mikrokontroller PA.7. Rangkaian driver motor disulut dengan dua buah transistor NPN dan dua buah relay. Kelebihan alat yang telah dibuat yaitu alat bisa lebih akurat dalam perhitungan jumlah lilitan sehingga kesalahan dalam perhitungan jumlah lilitan dapat dihindari, waktu yang diperlukan untuk membuat lilitan bisa lebih cepat dibandingkan dengan membuat lilitan secara manual, proses perhitungan jumlah lilitan yang sedang berlangsung akan tampil pada layar LCD, apabila terjadi kawat putus maka motor akan berhenti secara otomatis. Kekurangan alat yang telah dibuat yaitu mempunyai penggerak berupa motor AC 110V dengan satu kecepatan sehingga alat ini hanya memiliki satu kecepatan saja, karena alat pencetak lilitan berupa miniatur sehingga hanya dapat digunakan untuk membuat lilitan pada motor dengan daya dibawah 3 HP, baterai back up hanya digunakan untuk rangkaian control dan penampilan LCD sedangkan untuk rangkaian utama untuk supply tegangan ke motor tidak ada, sehingga alat ini apabila listrik mati tidak bisa digunakan secara otomatis. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat dibuat sebuah alat yang berfungsi sebagai controller kecepatan dan counter putaran yang memiliki sensitifitas yang tinggi sehingga kecepatan sebuah mesin dalam berputar dapat diatur dan jumlah putaran dapat dikendalikan, sehingga proses dalam suatu sistem produksi dapat dikendalikan dengan menerapkan sistem otomasi. Sistem otomasi yang dibuat berupa kode program yang disimpan dalam sebuah chip mikrokontroler yang berfungsi untuk mengendalikan putaran dan menghitung jumlah putaran dengan menggunakan input berupa optoisolator dan output berupa pengendalian tegangan output ke motor untuk pengaturan kecepatannya dan pengedalian ON/OFF relay untuk memulai dan menghentikan proses. Berdasarkan saran penelitian diatas, sistem yang dibuat memiliki memori penympanan proses, sehingga apabila proses berhenti karena listrik padam, memori ini tetap menyimpan kondisi akhir dari proses yang telah dikerjakan dan melanjutkan kembali proses tersebut setelah sumber energi listrik kembali tersedia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu rancangan alat pengendali kecepatan dan jumlah putaran yang dapat diterapkan pada suatu proses produksi. Alat ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung suatu sistem produksi yang memerlukan pengendalian kecepatan dan penghitungan jumlah putaran seperti pada proses membuat lilitan/ gulungan, proses pencampuran suatu bahan degan cara mengaduk dalam suatu sistem produksi dimana proses ini masih dilakukan secara manual di beberapa industri kecil dan menengah. Metode Penelitian Alat ini bekerja dengan sistem otomasi menggunakan mikrokontroler sebagai pengendalinya. Bagan pengendalian dapat dilihat pada blok diagram seperti pada gambar 1. Perancangan alat meliputi perancangan secara elektronis. Perancangan elektronis dilakukan dengan membuat rangkaian mikrokontroler, rangkaian DAC, rangkaian pengendali motor DC, rangkaian sensor, rangkaian ADC dan rangkaian penampil LCD. Desain alat yang dibuat seperti terlihat pada Gambar 2. I-35

3 Rangka Rotary Encoder MOTOR Sensor Display Pengendali Keypad SOURCE Gambar desain alat ditunjukkan dalam gambar 2. Gambar 1. Gambar proses pengendalian Gambar 2. Desain alat Prinsip kerja dari rangkaian sensor dengan menggunakan optocoupler tersebut adalah apabila phototransistor terkena cahaya dari dioda infrared, maka arus Vcc mengalir dari sisi collector ke emitter. Sehingga pada output AVR mendeteksi adanya signal 0 yang berasal dari internalground. Relay yang digunakan di dalam rangkaian ini adalah relay dengan input tegangan untuk mengaktifkan relay sebesar 5 volt DC, dan output tegangan 24 volt DC. Tegangan yang digunakan sebagai suplai bagian input relai adalah tegangan dari hasil penyearahan 5 volt DC. I-36

4 Sedangkan sebagai pengendali relai digunakan port PD.4 dan PD.5. Apabila port PD.4 ataupun PD.5 tersebut berada pada kondisi 0, maka relai berada pada kondisi aktif, sedangkan apabila port tersebut berada pada kondisi 1, maka relai berada pada kondisi off. Saat relai berada pada kondisi aktif/ on, kontak NC berubah menjadi NO, sehingga arus mengalir dari konektor CN1 ke konektor CN2. Perhitungan atau pengukuran yang dilakukan adalah pada linieritas kepekaan sensor dalam menghitung jumlah putaran, perbandingan antara jumlah putaran yang disetting dengan jumlah putaran hasil dan pengukuran pada setiap bagian komponen elektronik alat beserta penjelasan dari kode program yang telah dibuat. Suatu peralatan berbasis otomasi menggunakan suatu sistem pengendalian. Saat ini sistem pengendalian dapat menggunakan beberapa komponen, diantaranya mikrokontroler, PLC (Programmable Logic Controller) ataupun PC (Personal Computer). Berikut ini disajikan perbandingan antara mikrokontroler dengan alat kendali berupa PLC ataupun PC yang disajikan dalam tabel 1 dengan kategori penilaian seperti ditunjukkan dalam tabel 2. Tabel 1. Perbandingan antara Mikrokontroler, PLC dan PC No Aspek Mikro PLC PC Pembanding 1 Harga Keragaman Aplikasi/ Fleksibilitas 3 Daya yang digunakan 4 Memori Fasilitas yang disediakan 6 Kemudahan dalam penggunaan Total Nilai Tabel 2. Kategori Penilaian Skor Nilai Kategori 0 20% 1 Sangat Kurang 21% - 40% 2 Kurang 41% - 60% 3 Cukup Baik 61% - 80% 4 Baik 81% - 100% 5 Sangat Baik Dengan memperhatikan total penilaian pada tabel 2, dapat dihitung kategori perbandingan antara mikrokontroler dengan peralatan lainnya dengan perhitungan sebagai berikut :..(1) Dari perbandingan menggunakan beberapa aspek pada tabel 2. dapat disimpulkan bahwa mikrokontroler memiliki keunggulan dalam penggunaan untuk berbagai macam aplikasi baik pengendalian peralatan berbasis analog maupun digital dengan kategori Sangat Baik. Hasil dan Pembahasan Analisis yang dilakukan adalah analisis kinerja alat berdasarkan rangkaian yang telah dibuat, bahan yang digunakan, analisis keberhasilan alat dalam melakukan proses pengaturan kecepatan dan menghitung jumlah putaran. Hasil dari penelitian ini diharapkan mendapatkan sebuah rancangan alat pengendali kecepatan dan penghitung jumlah putaran yang dapat di set jumlah putarannya secara otomatis, daya listrik I-37

5 Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN yang rendah dalam pengoperasian serta membangun sebuah sistem yang dapat menghasilkan keuntungan yang lebih baik. Sistem kendali kecepatan putaran motor ini apabila diterapkan untuk mengatur putaran motor DC berdasarkan karakteristik motor DC menghasilkan grafik pada gambar 3. Tabel hubungan antara setting jumlah putaran dan jumlah putaran hasil di dalam proses menggulung bahan disajikan dalam Tabel 3. Gambar 3. Grafik tegangan dan kecepatan Tabel 3. Hubungan antara setting jumlah putaran dan jumlah putaran hasil. NO Setting Jumlah Putaran (angka) Jumlah Putaran Hasil Sistem ini apabila diterapkan pada suatu proses pembuat lilitan menhasilkan perbandingan antara proses manual dengan proses otomatis disajikan dalam grafik pada gambar 4. Gambar 4. Grafik Perbandingan waktu proses membuat lilitan. Gambar 5. Grafik Perbandingan prosentase waktu membuat lilitan. Apabila dihitung dengan menggunakan prosentase, waktu melilit dengan menggunakan proses manual mengalami mengalami penurunan dibanding dengan proses menggunakan mesin otomatis. Grafik tersebut disajikan dalam Gambar 5. Dari grafik pada gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin tinggi tegangan yang diberikan pada motor, maka semakin tinggi pula kecepatan motornya. Hal ini dikarenakan gaya gerak listrik (GGL) yang ada di dalam motor listrik mengalami peningkatan sesuai dengan peningkatan suplai tegangan yang diberikan. I-38

6 Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN Berdasarkan Tabel 3, yaitu hubungan antara setting jumlah lilitan yang diberikan input melalui keypad dan data jumlah lilitan hasil menunjukkan kesamaan pada setiap setting-nya. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan didalam proses menghitung jumlah putaran adalah 100 % sehingga berapapun jumlah setting yang kita berikan melalui keypad, maka akan menunjukkan hasil yang sama pada jumlah putaran hasil. Digit yang diberikan pada mikrokontroller terdiri dari 4 digit mulai dari Jadi jumlah maksimum putaran yang dapat di proses adalah putaran. Apabila ingin menaikkan digit tersebut, maka kode program yang ada didalam chip mikrokontroler harus diubah menjadi lebih dari 4 digit. Analisis secara elektronis dilakukan untuk mengukur besaran-besaran elektronis yang ditimbulkan dari pengoperasian peralatan. Pengukuran dilakukan per bagian alat yaitu pada bagian rangkaian supply, rangkaian sensor, rangkaian relay dan mikrokontroler serta pembahasan tentang penggunaan kode program didalam sistem mikrokontroler. Gambar 5. Rangkaian Supply Mikrokontroler Dari rangkaian tersebut dapat dilihat bahwa rangkaian yang digunakan di dalam penyearahan menggunakan rangkaian full wave rectifier dengan transformator jenis center tap (CT) sebagai supply tegangan AC-nya. Masing-masing diode yaitu D1 dan D2 membuat penyearahan masing-masing setengah gelombang yang kemudian masuk ke IC regulator LM7805 yang meregulasikan tegangan menjadi 5 volt. Gambar 6. Grafik hubungan tegangan dan waktu pengisian kapasitor pada rangkaian supply Dari gambar 6 dapat dilihat bahwa sesaat setelah tegangan AC diberikan pada sistem penyearahan, terjadi proses pengisian pada kapasitor C1. Proses pengisisan ini berlangsung dari 0 sampai sekitar 100 ms. Kemudian tegangan akan stabil setelah proses pengisian selesai, sehingga output yang diberikan pada IC regulator sebesar 5 volt. Rangkaian sensor yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 7. Sensor yang digunakan di dalam sistem ini adalah optocoupler dimana memiliki dua bagian yaitu pengirim (transmitter) dan penerima (receiver) sinyal. Pengirim yang digunakan adalah LED infra merah, sedangkan penerimanya berupa fotodioda yang terbentuk di dalam satu paket sensor. Untuk penghitungan jumlah putaran digunakan piringan yang dibuat seperti bentuk yang ditunjukkan pada Gambar 8. Sehingga apabila sensor optocoupler diputus sebanyak 4 kali, maka akan terhitung 1 kali putaran. Hal ini berlaku untuk kelipatannya yaitu 8 untuk 2 putaran dan seterusnya, sehingga pada akhirnya tepat terhenti pada 4 kali jumlah setting lilitannya. I-39

7 Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN Dari rangkaian tersebut dapat dihitung apabila kecepatan motor yang diberikan untuk proses melilit sebesar 70 rpm, maka jumlah pemutusan pancaran cahaya dari LED infra merah ke photodioda sebesar 70 4 atau 280 pemutusan per menit. Apabila dihitung frekuensi pemutusan cahaya perdetiknya adalah sehingga satu kali pemutusan memakan waktu sebesar Gambar 7. Rangkaian sensor optocoupler Gambar 8. Piringan untuk sensor Rangkaian relai disajikan dalam Gambar 9. Dari rangkaian tersebut dapat dianalisa apabila PD.3 dan PD.4 memberikan sinyal 0, maka relai berada pada kondisi aktif sehingga arus sumber mengalir dari konektor CN1 ke konektor CN2, sedangkan apabila PD.3 dan PD.4 memberikan sinyal 1, maka relai berada pada kondisi off dan arus tidak mengalir ke motor. Tabel 4. Kondisi relai saat PD.3 dan PD.4 berlogika 0 atau 1 NO KONDISI PD.3 dan PD.4 CN1 CN2 1 0 ON ON 2 1 OFF OFF Gambar 9. Rangkaian relay Dari gambar rangkaian sistem minimum mikrokontroler yang ditunjukkan pada Gambar 2 diatas dapat dianalisa bahwa Port B digunakan sebagai input push button untuk OK, RESET, DOWN, UP/PAUSE dan BACK, sedangkan port C digunakan untuk penampil LCD, LCD yang digunakan di dalam rangkaian ini adalah LCD Port D digunakan sebagai pengendali ON dan OFF motor menggunakan relay. Port PD3 (INT1) digunakan sebagai pengendali ON dan OFF relay. Apabila PD3 berada pada logika 1 maka relay ON, begitu pula sebaliknya. Motor yang digunakan di dalam proses adalah motor DC 24 volt yang dilengkapi dengan reducer berupa gear, sehingga disaat motor diputus suplai tegangannya, maka seketika itu pula motor berhenti pada titik tersebut sehingga motor tidak berputar melebihi saat tersebut. Driver motor digunakan untuk memutar motor berdasarkan perintah yang diberikan oleh mikrokontroler. Driver motor yang digunakan menggunakan tegangan DC sebagai sumbernya. Contoh sebuah driver motor DC seperti dilihat pada gambar 10. I-40

8 Gambar 10. Gambar Driver Motor DC (Sumber : 1.htm (19 September 2012)) Gambar 11. Gambar pengendalian menggunakan sinyal PWM Jenis gelombang yang dihasilkan dari pengendalian motor menggunakan sinyal Pulse Width Modulation (PWM), seperti yang tertera dalam Gambar 11. Proses pengaturan kecepatan putar dan penghitungan putaran mesin ini dapat diterapkan pada peralatan pengaduk/ mixing sebagai contoh pada alat pengaduk bumbu, alat pencampur suatu larutan, vaccum frying untuk pembuatan keripik buah, penggulung lilitan motor listrik, pemintalan benang dan peralatan-peralatan lain yang membutuhkan ketepatan kecepatan putar dan jumlah putaran mesin. Peralatan-peralatan tersebut dalam industri kecil dan menengah masih banyak menggunakan proses manual ataupun menggunakan mesin tanpa adanya sistem pengaturan/ controlling. Penerapan alat ini untuk proses pengadukan/ mixing dapat dilakukan dengan berbagai macam variasi kecepatan. Kecepatan pengaduk yang umumnya digunakan pada operasi industri kimia adalah yaitu Kecepatan tinggi, berkisar pada kecepatan 1750 rpm. Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan viskositas rendah misalnya air. Kecepatan sedang, berkisar pada kecepatan 1150 rpm. Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental dan minyak pernis. Kecepatan rendah, berkisar pada kecepatan 400 rpm. Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk minyak kental, lumpur di mana terdapat serat atau pada cairan yang dapat menimbulkan busa. (Modul tangki Pengaduk, Dept. Teknik Kimia ITB) Kesimpulan Telah dirancang sebuah alat kendali kecepatan dan counter putaran dengan sistem otomatis yaitu menggunakan chip mikrokontroller ATMega32 yang disusun dengan menggunakan sensor optocoupler sebagai pendeteksi putarannya, serta keypad sebagian inputannya dan LCD sebagai penampil hasilnya yaitu berupa putaran yang turun/ berkurang dari setting yang diberikan sampai dengan menunjukkan angka 0. Digit yang diberikan sebagai inputan adalah dari Dari tabel hasil penghitungan jumlah putaran, dapat dilihat untuk setiap settingnya memiliki jumlah putaran hasil yang sama dengan setting yang diberikan. Kecepatan motor dikendalikan dengan menggunakan sinyal Pulse Width Modulation sebagai input bagi semikonduktor daya (Transistor/ SCR atau MOSFET) yang digunakan untuk mengendalikan kecepatan motor. Daftar Pustaka Anonim, (2008), Mesin Listrik, Malang :PPPPTK VEDC Anonim, (Tanpa Tahun), Motor Listrik, Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia Anonim, (Tanpa Tahun), Dasar Motor Stepper, 19 September 2012) Budisantoso, N, (2009), Alat Penggulung lilitan trafo. (8 Mei 2013) Condit, R. and Jones, D.W. (2004). Stepping Motors Fundamentals (Microchip AN907). U.S.A: Microchip Technology Inc. DS00907A. Dept. Teknik Kimia ITB, (2012), Modul Tangki Pengaduk, (diakses tanggal 10 November 2013) Fadali, M.S. (2009). Digital Control Engineering. Burlington : Elsevier Halliday, Resnick and Walker. (2010). Fundamental of Physics 8 th Edition. E-Book Ibrahim, D. (2006). Microcontroller Based Applied Digital Control. New Delhi, India : John Wiley & Sons. Moudgalya, K.M. (2007). Digital Control. England : John Wiley & Sons Pambudi, N.A. (2008). Sistem Otomasi. Petruzela, F.D. (2007). Elektronik Industri. Yogyakarta : ANDI Putra, A.E. (2005). Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55: Teori & Aplikasi (edisi 2). Yogyakarta : Gava Media. I-41

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAKSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... xv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 37 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1 Perancangan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU Adhe Ninu Indriawan, Hendi Handian Rachmat Subjurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau sebagai industri yang memiliki prospek yang tinggi. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau sebagai industri yang memiliki prospek yang tinggi. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri perawatan dan perbaikan motor listrik saat ini masih belum ditinjau sebagai industri yang memiliki prospek yang tinggi. Hal ini dikarenakan industri ini masih

Lebih terperinci

BAB III. Perencanaan Alat

BAB III. Perencanaan Alat BAB III Perencanaan Alat Pada bab ini penulis merencanakan alat ini dengan beberapa blok rangkaian yang ingin dijelaskan mengenai prinsip kerja dari masing-masing rangkaian, untuk mempermudah dalam memahami

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISEM 3.1. Perancangan Perangkat Keras Blok diagram yang dibuat pada perancangan tugas akhir ini secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1. Keypad Sensor 1 Sensor 2 Sensor 3

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah. BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51 Isa Hamdan 1), Slamet Winardi 2) 1) Teknik Elektro, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya 2) Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya

Lebih terperinci

1. Latar Belakang 2. Permasalahan 3. Batasan Masalah 4. Relevansi 5. Dasar Teori 5.1 Biskuit

1. Latar Belakang 2. Permasalahan 3. Batasan Masalah 4. Relevansi 5. Dasar Teori 5.1 Biskuit MAKALAH 1. Latar Belakang Usaha kecil di bidang makanan ringan semakin berkembang dan terbukti mampu mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Namun, industri skala kecil seperti ini mengalami banyak

Lebih terperinci

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC UNTUK STARTING DAN BREAKING PADA PINTU GESER MENGGUNAKAN PID

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC UNTUK STARTING DAN BREAKING PADA PINTU GESER MENGGUNAKAN PID SISTEM PENGATURAN MOTOR DC UNTUK STARTING DAN BREAKING PADA PINTU GESER MENGGUNAKAN PID Disusun oleh : Rachmat Yustiawan Hadi 2209030002 Lucky Setiawan 2209030031 Dosen pembimbing 1 Ir. Rusdhianto Effendi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Ali Firdaus, Rancang Bangun Rautan Pensil Pintar 31 RANCANG BANGUN RAUTAN PENSIL PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 Ali Firdaus *1, Rahmatika Inayah *2 1 Jurusan Teknik Komputer Politeknik; Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram PLN merupakan sumber daya yang berasal dari perusahaan listrik Negara yang memiliki tegangan listrik AC 220 Volt. Saklar ON/OFF merupakan sebuah saklar yang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Nur Hudi, Lestari; Robot Omni Directional Steering Berbasis Mikrokontroler ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Abstrak: Robot Omni merupakan seperangkat

Lebih terperinci

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM Fandy Hartono 1 2203 100 067 Dr. Tri Arief Sardjono, ST. MT. 2-1970 02 12 1995 12 1001 1 Penulis, Mahasiswa S-1

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA RANCANG BANGUN AVR PADA SISI TEGANGAN RENDAH (TEGANGAN KONSUMEN) BERBASIS ATMEGA8 Syamsir #1, Bomo Sanjaya #2, Syaifurrahman #3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 1 syamsir6788@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Pengaturan Kecepatan Motor Induksi untuk Membuat Simulasi Gelombang Air pada Lab. Pengujian Miniatur Kapal Ir.Hendik Eko H.S, MT. 1, Suhariningsih, S.ST, MT.,Risky Ardianto 3, 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Bab ini akan membahas pembuatan seluruh perangkat yang ada pada Tugas Akhir tersebut. Secara garis besar dibagi atas dua bagian perangkat yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV Pengujian Alat dan Analisa BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4. Tujuan Pengujian Pada bab ini dibahas mengenai pengujian yang dilakukan terhadap rangkaian sensor, rangkaian pembalik arah putaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV. Hasil Dalam Bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Program pengujian disimulasikan di suatu sistem yang sesuai. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Pendahuluan Pada tugas akhir ini akan membahas tentang pengisian batere dengan metode constant current constant voltage. Pada implementasinya mengunakan rangkaian konverter

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Pemotong Rumput Lapangan Sepakbola Otomatis dengan Sensor Garis dan Dinding ini, terdapat beberapa masalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK BAB IV METODE KERJA PRAKTEK sebagai berikut : Metode yang digunakan dalam pengerjaan kerja praktek ini adalah 1. Wawancara, yaitu bertanya secara langsung kepada asisten laboratorium mikrokontroler untuk

Lebih terperinci

Oleh : Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP

Oleh : Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP Oleh : Armaditya T. M. S. Syahdari Lutfi Akbar 2207030015 2207030057 Pembimbing : Rachmad Setiawan, ST.,MT. NIP. 19690529.199512.1.001 Bidang Studi Komputer Kontrol Program Studi D3 Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

PENGUKURAN PANJANG PLASTIK ROL BERBASIS MIKROKONTROLLER AT Mega 8535

PENGUKURAN PANJANG PLASTIK ROL BERBASIS MIKROKONTROLLER AT Mega 8535 PENGUKURAN PANJANG PLASTIK ROL BERBASIS MIKROKONTROLLER AT Mega 8535 Kukuh Setyadjit, Balok Hariadi Teknik Elektro Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya kukuh@untag-sby.ac.id ABSTRACT The development of

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Penggulung Dinamo Menggunakan Mikrokontroler

Rancang Bangun Alat Penggulung Dinamo Menggunakan Mikrokontroler TUGAS AKHIR Rancang Bangun Alat Penggulung Dinamo Menggunakan Mikrokontroler Oleh : Anita Suryaningsih 2211039002 Rachmad Baktiono 2211039050 Dosen Pembimbingan : Ir. Hanny Boedinugroho, MT. Eko Pujiyatno

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation Bab III Perancangan Perangkat Keras Sistem Steel Ball Magnetic Levitation Dalam perancangan perangkat keras sistem Steel Ball Magnetic Levitation ini dibutuhkan pengetahuan dasar tentang elektromagnetik,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan Alat Pengaduk Adonan Kue ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sudah menjadi trend saat ini bahwa pengendali suatu alat sudah banyak yang diaplikasikan secara otomatis, hal ini merupakan salah satu penerapan dari perkembangan teknologi dalam

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : Juli 2010 November 2010 Tempat : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung B. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang

Lebih terperinci

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 PERANCANGAN KONTROL OTOMATIS TEMPERATUR RUMAH KACA BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 Yudhi Gunardi 1,Firmansyah 2 1,2 Jurusan Elektro, Universitas Mercu Buana Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini dibahas tentang pembuatan dan pengujian komponenkomponen sensor pada konveyor berbasis Mikrokontroler Arduino Uno. Pembahasan meliputi pembuatan sistem mekanik, pembuatan

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Alat Pengujian dilakukan bertujuan untuk mengetahui kinerja dan kemampuan dari perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem dari perangkat,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, 41 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, bertempat di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak PINTU GERBANG OTOMATIS DENGAN REMOTE CONTROL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 Robby Nurmansyah Jurusan Sistem Komputer, Universitas Gunadarma Kalimalang Bekasi Email: robby_taal@yahoo.co.id ABSTRAK Berkembangnya

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan terhadap 8 sensor photodioda. mendeteksi garis yang berwarna putih dan lapangan yang berwarna hijau.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian dilakukan terhadap 8 sensor photodioda. mendeteksi garis yang berwarna putih dan lapangan yang berwarna hijau. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengujian Sensor Photodioda 5.1.1 Tujuan Pengujian dilakukan terhadap 8 sensor photodioda. Adapun tujuan dari pengujian sensor photodioda adalah digunakan untuk mendeteksi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN POTONG PLASTIK ROL BERBASIS MIKROKONTROLLER AT Mega 16

RANCANG BANGUN MESIN POTONG PLASTIK ROL BERBASIS MIKROKONTROLLER AT Mega 16 JHP17 Jurnal Hasil Penelitian LPPM Untag Surabaya September 2016, Vol. 01, No. 02, hal 169-178 RANCANG BANGUN MESIN POTONG PLASTIK ROL BERBASIS MIKROKONTROLLER AT Mega 16 Kukuh Setyadjit 1, Balok Hariadi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Umum Perancangan robot merupakan aplikasi dari ilmu tentang robotika yang diketahui. Kinerja alat tersebut dapat berjalan sesuai keinginan kita dengan apa yang kita rancang.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik robot. Sedangkan untuk pembuatan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari

Dalam kondisi normal receiver yang sudah aktif akan mendeteksi sinyal dari transmitter. Karena ada transmisi sinyal dari transmitter maka output dari BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM 3.1 Perancangan Diagram Blok Dalam pembuatan sistem diagram blok yang perlu dipahami adalah cara kerja dari sistem yang akan dibuat. Sistem sensor gas akan bekerja

Lebih terperinci

BAB III PEMILIHAN KOMPONEN DAN PERANCANGAN ALAT. perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem alat penyangrai dan

BAB III PEMILIHAN KOMPONEN DAN PERANCANGAN ALAT. perancangan perangkat keras dan perangkat lunak sistem alat penyangrai dan BAB III PEMILIHA KOMPOE DA PERACAGA ALAT Pada bab ini berisi mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. Serta perancangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sistem Hot Plate Magnetic Stirrer Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram Blok alat 20 21 Fungsi masing-masing

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALA Perancangan merupakan suatu proses yang penting dalam pembuatan alat. Untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan suatu proses perancangan dan perencanaan yang baik serta tepat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah : 1. Menentukan tujuan dan kondisi pembuatan simulasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... i ii iii iv vi viii ix xii xii

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM BAB III ANALISA SISTEM 3.1 Gambaran Sistem Umum Pembuka pintu otomatis merupakan sebuah alat yang berfungsi membuka pintu sebagai penganti pintu konvensional. Perancangan sistem pintu otomatis ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram Blok Berikut ini adalah diagram blok sistem rancang bangun alat pengontrol volume air dan aerator pada kolam budidaya udang menggunakan mikrokontroler. Sensor Utrasonik

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang dibuat dimana diantaranya terdiri dari penjelasan perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan rancang bangun

Lebih terperinci

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION

OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION OTOMATISASI SISTEM PEMISAHAN MINYAK DAN AIR PADA GATHERING STATION A. Sofwan dan Artdhita F. P. Institut Sains dan Teknologi Nasional Jl. Bhumi Srengseng Sawah - Jagakarsa - Jakarta Selatan, 12640 E-mail:

Lebih terperinci

SIMULATOR ALAT PEMOTONG KACA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLLER

SIMULATOR ALAT PEMOTONG KACA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLLER SIMULATOR ALAT PEMOTONG KACA OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLLER M. Ibrahim Ashari, Ahmad Faisol Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, ITN Malang Bryan_130572@yahoo.com, mzfais@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Secara garis besar, perancangan pengisian tangki air otomatis menggunakan sensor ultrasonik ini terdiri dari Bar Display, Mikrokontroler ATMega8535, Relay,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI. Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI. Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI 3.1 Perancangan Alat Simulasi Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi otomasi lahan parkir berupa Programmable Logic Control

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA 4.1 Tujuan Tujuan dari pengujian alat pada tugas akhir ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja sistem yang telah dibuat dan untuk mengetahui penyebabpenyebab ketidaksempurnaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perancangan Diagram Mekanik 1. Tampak Depan dan Belakang Gambar 3.1 Tampilan Depan dan Belakang Keterangan gambar : = tombol start = tombol up = tombol down = tombol stop

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas: III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Regulator tegangan merupakan sebuah rangkaian yang dapat melakukan pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber tegangan AC yang bernilai tetap

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 31 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Air ditampung pada wadah yang nantinya akan dialirkan dengan menggunakan pompa. Pompa akan menglirkan air melalui saluran penghubung yang dibuat sedemikian

Lebih terperinci

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting 27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan

Lebih terperinci