DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
|
|
- Agus Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH Notulen Public Hearing Draft Publikasian Standar Akuntansi Pemerintahan Hotel Sanur Paradise, Denpasar, 11 Desember 2003 Penyelenggara: Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah bekerja sama dengan Kantor Akuntansi Regional Denpasar Peserta : 1. Pejabat Pemerintah propinsi / Pemerintah Kabupaten / Pemerintah Kota seluruh wilayah Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. 2. Pejabat DPRD Propinsi seluruh Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. 3. Pimpinan IAI cabang Bali 4. Pejabat Instansi Vertikal seluruh Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, dan Papua. 5. Ketua Jurusan Akuntansi PTN / PTS seluruh Bali 6. Pejabat BPK IV Perwakilan Bali 7. Pejabat BPKP Bali, NTT, Sulawesi Utara, dan Papua 8. Anggota Komite Standar yang terdiri dari: 1) Dr. Binsar Simanjuntak, Ak, CMA (Ketua Komite Kerja) 2) Sonny Loho, Ak, MPM (Sekretaris Komite Kerja) 3) Drs. AB Triharta, Ak, MM (Anggota Komite Kerja) 4) Drs. Jan Hoesada, Ak, MM (Anggota Komite Kerja) 5) Dr. Ilya Avianti, SE, Ak, M Si (Anggota Komite Kerja) 6) Moh. Hatta, Ak, MBA (Anggota Komite Kerja) 7) Yuniar Yanuar Rasyid, Ak, MM (Ketua Kelompok Kerja) 8) Margustienny OA, Ak, MBA (Anggota Kelompok Kerja) 9) Rahayu Puspasari, SE, MBA (Anggota Kelompok Kerja) 10) Dini Sri Hartati, SE Ak, MM (Anggota Kelompok Kerja) 11) Yulia C. Kusumarini, SE, S Sos (Anggota Kelompok Kerja) Moderator : 1. Dr Ilya Avianti,Ak,Msi. 2. Drs Yan Husada,MM
2 Penyaji : 1. Drs Jan Husada,MM PSAP 04 Catatan Atas Laporan Keuangan 2. Yuniar Yanuar Rasyid,Ak,MM PSAP 06 Akuntansi Investasi 3. Dr Binsar Simanjutak,Ak,,CMA PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap 4. Drs. AB. Triharta, Ak, MM PSAP 08 Konstruksi dalam Pengerjaan 5. Dr. Ilya Avianti, SE, Msi, Ak PSAP 09 Kewajiban 6. Sonny Loho, Ak, MM PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian Susunan Acara: Pembukaan Sambutan oleh Komite Pengarah Komite Standar Akuntansi Pemerintah Pusat dan Daerah Kata Sambutan dan Pembukaan dari Gubenur Bali yang diwakili oleh Asisten Administrasi Rehat Presentasi dan pembahasan PSAP 04,06, Istirahat Presentasi dan pembahasan PSAP 08,09, Rehat Lanjutan Presentasi dan pembahasan PSAP 08,09, Penutup A. Pembukaan Diskusi dibuka oleh Ketua Komite Kerja dengan menyampaikan agenda sebagai berikut: Selayang Pandang Komite Standar Akuntansi Pusat dan Daerah (overview) Presentasi Draft Publikasian Tanya Jawab - 2 -
3 B. Kesimpulan Diskusi Keanggotaan Komite Standar merupakan gabungan dari unsur Departemen Keuangan, Departemen Dalam Negeri dan Ikatan Akuntan Indonesia. Payung Standar Akuntansi Pemerintahan adalah UU No. 17 Tahun 2003 dimana standar akan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Komite tengah mengupayakan penegakan hukum dengan mempersiapkan dan mengusulkan Peraturan Perundangan Standar Akuntansi Pemerintahan disusun oleh komite yang independen yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah, setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari BPK. Bila tidak dilaksanakan sanksinya adalah bahwa laporan keuangan tidak dapat memperoleh opini wajar tanpa pengecualian dari BPK.. Tahun persiapan 2004 berisi antara lain; memilih konsultan pendamping yang baik untuk implementasi, mencari dan memantapkan kepala akuntansi yang tepat, pembuatan pedoman akuntansi untuk entitas pelapor, pembuatan EDP atau software agar kita bisa run melalui komputer, pelatihan praktek akuntansi dan persiapan sdm akuntansi di wilayah-wilayah, ada anggaran khusus untuk itu, kemudian penyesuaian dengan Kepmen 29. Bahwa Januari 2005 para entitas pelapor telah dianggap mampu membuat catatan harian akuntansi dan sudah melakukan key in computer, sehingga per 31 Desember 2004 dianggap sudah siap. Desember 2005 telah ada opini BPK atas Laporan Keuangan tersebut. Raport yang tertinggi adalah wajar tanpa pengecualian dari audit BPK. Otonomi daerah mengandung konsekuensi pertanggungjawaban, antara lain pertanggungjawaban dalam bentuk laporan keuangan. Public Hearing telah memberi peluang publik untuk berpartisipasi untuk pembentukan standar bagi RI, dengan demikian juga membentuk sense of belonging untuk kepemilikan standar ini, dari kita untuk kita. Semua saran didokumentasikan dan akan dibahas pada rapat-rapat komite Ringkasan tanya jawab peserta dengan penyaji makalah dapat dilihat pada lampiran 1 Denpasar, 11 Desember 2003 Sekretaris Komite - 3 -
4 LAMPIRAN 1 : HASIL DISKUSI PUBLIC HEARING DI DENPASAR No Nama/Instansi Pertanyaan/Komentar Jawaban 1 Sutan Rambun Pangenan (BPKP Perwakilan Provinsi Bali) Seperti diketahui bahwa terdapat Perbedaan antara Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dengan Kepmendagri no 29 tahun 2002, dan Kepmendagri no 29 sudah berjalan Bagaimana aplikasi SAP selanjutnya, karena akan membawa perubahan-perubahan? SL: keanggotaan KSAP gabungan termasuk dari unsur Depdagri. Pada PP105 disebutkan mengenai Standar. Bila PP mengenai standar sudah ditetapkan maka peraturan perundangan yang berada di bawahnya harus menyesuaikan. Berkaitan dengan Invetasi? Masuk dalam pos mana invetasi non permanen dalam neraca? YY: format neraca pada PSAP 02 hanya merupakan ilustrasi/ contoh. Urutannya diantara Aset lancar dan asset permanen. 2 Muji Hartoto (BPKP NTT) PSAP 07 (par 16) Kriteria Aset tetap tidak menunjukkan kriteria dikuasai/ dimiliki mohon hal tersebut ditegaskan BS: Dlm par 16, tidak terdapat Kriteria dikuasai /dimiliki karena kriteia ini bersifat universal. Disamping itu sudah tersirat dalam penggunaan kata-kata digunakan dan tidak untuk dijual. Tetapi kalau misalnya ada halhal yang khusus dapat dimasukkan dalam catatan atas laporan keuangan. PSPA 07 (par 20) tidak BS :Hal ini akan - 4 -
5 mampu menjawab apabila aset tersebut berasal dari asset daerah yang diperoleh melalui dana dekonsentrasi dan BLN, sementara asset tersebut belum diserahkan secara formal? PSAP 7 (par 28) pargaraf ini bertentangan dengan paragraph sebelumnya, padahal dlm prakteknbya untuk penyusunan neraca awal tsb. Dapt menggunakan biaya perolehan, jika tidak diketahui maka dapat digunakan nilai wajar saat asset tersebut diperolleh mendorong user untuk menyerahkan assetaset tersebut kepada pemerintah pusat maupun daerah. BS: Nilai wajar adalah yang paling reliable. Eg penggunaan NJOP pada saat penyusunan neraca awal. Untuk itu perlu dilakukan inventarisasi untuk menentukan nilai asetaset daerah. ABT: Neraca awal menggunakan nilai wajar (para 28). Untuk tanah menggunakan NJOP. Bila menggunakan appraisal bisa, tapi biayanya terlalu besar. Mungkin para 28 perlu ditulis dengan huruf tebal. PSAP 7 (par 49) Mohon dipertimbangkan karena laporan realisasi anggaran masih menggunkan basis kas, jadi menurut pendapat penanya tidak perlu dicatat dalam lap.keuangan tetapi cukup didisclose dlm cat. Atas lap. Keuangan - 5 -
6 PSAP 7 (par 50) Bagaimana kalau kapitalisasi asset adalah penggantian dari komponen utama asset tersebut? PSAP 7 (par 54-58) menurut penanya penyusutan asset tetap kurang memebrikan manfaat, karena dlm pemerintahan tidak ada alokasi biaya, sehingga tidak perlu dilakukan. BS : Berdasarkan pada konsep materialisme, berdasarkan manfaatnya BS : Penyusutan disini maksudnya bukan pengalokasian biaya akan tetapi adalah merupakan penurunan nilai dari aset yang dimiliki. Dan hal ini merupakan proses belajar untuk menuju ke konsep akrual. ABT : Dlm komite sendiri terjadi perbedaan pendapat mengenai masalah penyusutan, apakah disusutkan secara bertahap atau sekaligus kalau aset tersebut sudah dihapuskan. Setelah public hearing akan di bahas lagi olh komite 3. I Gede Sanice (Universitas Pendidikan Nasional Denpasar) Catatan Atas Llaporan Keuangan (CALK) Apa yang harus diungkapkan untuk memberi sinyal apa yang harus diungkapkan dlm CALK yg mrpk historical cost bila opini dalam suatu laporan wajar tanpa syarat tapi th berikutnya bangkrut? Standar untuk mengukur konsep materialisme, sehingga bias ditentukan JH: Yang ditanyakan penanya adalah draft peristiwa setelah tanggal neraca yang akan disusun oleh komite JH : tidak mengukur secara unik nilai materialisme untuk - 6 -
7 biaya-biaya mana yg dapat dikapitalisir? dapat merangkul kejadian-kejadian di masa depan. Tapi dapat disusun petunjuk umum untuk materialisme ini. Aset yang lebih dari 1 tahun tapi nilainya tidak material tidak dirinci dalam standar. JH: Pada umumnya langsung Dicatat sebagai biaya. Eg. Lampu, sapu. Akuntansi sumber daya manusia (mengirim pegawai u sekolah) nilainya material, bagaimana perlakuannya? Akuntansi biaya sosial. Eg membangun pusat listrik tenaga uap ada sisi positif dan negatifnya bagaimana Perlakuannya? JH: Akan ada permasalahan apabila hal ini dikapitalisasi (eg. Karyawan mengundurkan diri, meninggal) JH:Akt biaya sosial, intelectual property sulit dilakukan Sehingga umtuk saat ini tidak menjadi prioritas 4. Hj. Nurbaya Baru (DPRD Kab. Enrekang, Sulsel) Karena baru belajar mungkin semua daerah Penerapan tahun 2003 belum siap. Penilaian aset tahun 60an, apakah dinilai sesuai nilai tahun itu? JH: 2004 dilakukan ujicoba sehingga 2005 siap. JH: dipertimbangkan untuk membuat petunjuk mengenai neraca awal juga penting. SL: NJOP dianggap nilai wajar karena diukur dengan teknik2 tertentu oleh DJ Pajak. Dan akan dikeluarkan petunjuk mengenai neraca awal
8 5. Jon David (DPRD Kab. Sumba Timur) Pertukaran aset: tukar guling dengan pengusaha antara Gedung dan Tanah Pemerintah dengan pengusaha yang bersedia membangun dan akan tetapi dlm perjalanannya ditentang masyarakat, karena pengusaha hanya mampu membangun di tanah milik pemda Bagaimana tanggapan komite? IA: Diperlukan perdaperda lebih lanjut untuk melengkapi dan sebagai petunjuk pelaksanaan standar karena standar merupakan pedoman saja. JH: nilai aset yang diserahkan dicatat sesuai nilai perolehannya. Bila nilai aset yang diterima handal maka akan dicatat di neraca. BOT hak pengelolaan yang dimiliki para pengelola adalah eg 20 th. Sesudah itu kembali menjadi hak pemerintah. Akan dijadikan agenda rapat komite 6. I Made Patru (Kebun Raya, LIPI, Bedugul) PSAP 07: tanah yang kami gunakan berstatus pinjam pakai tapi sudah dapat digunakan seluas-luasnya. Bagaimana pencatatannya? ABT: tanah pinjam tidak termasuk aset instansi ybs karena tidak dimiliki dan tidak dikuasai. JH: aset tetap harus memenuhi kriteria dimiliki, digunakan, tidak dimaksudkan untuk dijual. Dengan demikian bukan termasuk aset tanaman-tanaman koleksi sebagai hasil ABT: masuk ke dalam Persediaan (merujuk - 8 -
9 dari pengembangan / penelitian di LIPI. Bagaimana pencatatannya? PSAP No. 5). JH: hasil temuan teknologi, jika sangat penting bisa dimasukkan ke dalam aset tak berwujud (intangible asset) 7. Izudin Maheri (Biro Keu, Pemda Prop. NTB) Indikator kinerja keuangan (par 24 dst). Sifatnya hanya merupakan definisi Seperti apa wujudnya mohon dipertegas dan pengukurannya? JH: merupakan wilayah yang sangat luas, Dan akan menjadi agenda komite diawal tahun depan. SL: indikator kinerja keuangan tidak sama dengan LAKIP. 8. Agung Wastini (Kanwil BPN, Bali) Dana bergulir ada 2 pengertian. (i) berputarnya di masyarakat perlakukannya seperti transfer (cash basis) (ii) pemerintah memberi dana kepada masyarakat untuk nanti dikembalikan, sehingga bersifat pinjaman (accrual basis), seperti apa dana bergulir, blm diatur dalam standar Definisi CALK ada frase disetujui DPRD mohon dipertegas apa yang dimaksud Disetujui apakah lisan, tertulis, atau dengan perda? PSAP 07 par 53 mengenai penyusutan: metode penyusutan ABT: di Pusat ada RDI dan RPD. Dana bergulir merupakan Dana bergulir merupakan nvestasi non Permanen Lainnya. JH: akan dibahas di komite JH: Perlu dilakukan penyusutan karena dapat menyebabkan - 9 -
10 9. Mohammad Hasan Junaedi (DPRD Kab. Gowa) menggunakan apa? Bagaimana prosentasenya, Perlu petunjuk mengenai penyusutan. Susah menentukan nilai neraca awal. perlu petunjuk lebih jelas berkaitan dengan penilaian asset untuk neraca awal. Apakah standar akuntansi ini bisa dilaksanakan?, apakah dasar hukum SAP? Dan apa sanksi bagi yang tidak melaksanakan, Mengingat peraturanperaturan sendiri banyak yang tidak dilaksanakan? neraca menjadi overvalue. ABT: keduanya harus menggunakan metode yang sama yaitu nilai wajar. Eg. NJOP. SL: Payung standar akuntasi pemerintah adalah UU No 17 Tahun 2003 dimana standar akan ditetapkan dengan peraturan pemerintah.. Komite juga tengah mengupayakan upaya penegakan hukum dgn mempersiapkan dan mengusulkan peraturan perundangan. ABT: Landasan hukumnya: Pasal 32 (1) UU. No. 17/2003 Bentuk dari pelaksanaan APBN/APBD sebagaimana dimaksud pasal 30 dan 31 disusun sesuai dengan standar akuntansi pemerintah. Ayat (2) SAP ditetapkan komite tang indenpendenyang ditetapkan dengan PP, setelah terlebih dahulu mendapat petimbangan dari BPK. Negara. Sanksi: bila tidak melaksanakan, maka
11 10. Muji Hartoto ( Perwakilan BPKP NTT) 11. Wayan Djagri (BPS Prop. Bali) Bagaimana perlakuan untuk Konsturksi dalam Pengerjaan untuk kontrak jangka panjang (multiyears) apakah memakai harga perolehan atau persentase prosentase penyelesaian? Dan bagaimana pengakuan kewajibannya? PSAP 11: entitas pelaporan mana yang mempunyai kewajiban membuat laporan konsolidasian? Disampaikan ke pihak mana? Hubungan antara SAP (standar) dan Sistem Akt. Pemerintah Pusat. belum jelas. Apa bedanya? Ada banyak jenis laporan di proyek dalam SAI. Bendaharawan supaya menjadi jabatan fungsional. LK tidak dapat memperoleh opini wajar tanpa pengecualian dari BPK. ABT: Dicatat per termin yang telah dibayar/nilai yang sudah dikeluarkan oleh Pemerintah. SL: persentase terlihat di SPM yang dikeluarkan sebagai dasar pembayaran. ABT: LK Konsolidasian untuk Pusat ada 2: Presiden cq Depkeu. Untuk Pemda: 1 Kepala Daerah = 1 LK Konsolidasian untuk LK masing-masing dinas. Hubungan antara SAP (standar) dan Sistem Akt. Pemerintah belum jelas. Bedanya apa? SL: sistem diatur/disiapkan oleh daerah masingmasing dengan menggunakan standar yang sama. sistem dan prosedur ditetapkan oleh Kepala Daerah. YY: laporan tersebut merupakan laporan interim bendaharawan
12 12. Bp. Wijaya (BPK Denpasar) 13. Bp. Novian Heru (BPK Denpasar) 14. Bp. Dangin (BPKAD Badung) PSAP 11: para 5 dan para 6. latar belakangnya apa? Apakah entitas akuntansi harus dipisahkan dnegan entitas pelaporan? Hal ini rancu bagi para auditor Bila laporan keuangan konsolidasian ini diterapkan di pemda kota dan pemda kab. Daya aplikasinya akan menjadi kendala tersendiri. Agar dipertimbangkan. Kepmendagri 29: entitas hanya satu. Standar ini akan mengubah apa yang kami jalankan karena di unit kami hal tidak melaksankan konsolidasaian. Agar dipertimbangkan agar LK Konsolidasian tidak baku, karena akan sulit dilaksanakan. ABT: mnt UU No. 17/2003 yang melaporkan pertanggungjawaban adalah entitas pelaporan. Entitas akuntansi adalah semua yang mendapat anggaran dari pemerintah JH: Studi kelayakan mengenai daya aplikasi sudah dilakukan. SL: standar merupakan aturan minimal. Bila Kepala Daerah menghendaki adanya laporan yang lain diperbolehkan. Unit-unit kecil tidak perlu menjadi unit akuntansi. Yang melakukan pertanggung-jawaban hanya kepala daerah saja. ABT: Departemen menjadi entitas pelaporan. Di dalam standar disebutkan bahwa departemen secara tidak langsung menyusun LK, yang penggabungannya dilakukan oleh Depkeu cq. BAKUN. Untuk itu perlu mekanisme penggabungan, sehingga dibuatkan standarnya
13 15. Bp...Darwin (Kanwil Depkeh) 16. Bp. Suteja (Karo Keuangan, Pemda Prop. Bali) Apakah sudah dipikirkan mengenai sosialisasinya? Bendaharawan barang, apakah juga bisa memperoleh perlakuan khusus. Agar kami yang sudah jalan dapat tetap berjalan, jangan sampai menjadi tidak berlaku karena munculnya standar ini. Agar APBN juga melaksanakan anggaran berbasis kinerja seperti di pemda.yang wajib menerapkan LK Konsolidasian? SL: membangun jaringan adalah rencana jangka panjang. Sementara menggunakan disket/internet SL: Akan terbit PP mengenai Rencana Kerja Instansi Pemerintah sebagai amanat UU KN yang berlaku bagi pemerintah pusat dan daerah. Direncanakan Feb Ini untuk menyeragamkan anggaran kinerja. Pempus berusaha menyusun neraca bertahun-tahun, tapi karena rumit belum selesai. Kesimpulan: Public hearing telah memberi peluang publik untuk berpartisipasi. Sehingga membentuk sense of belongings. Semua saran didokumentasikan dan akan di bahas di rapat KSAP
14 Tahun 2005 para entitas pelapor dianggap mampu melaksanakan. Ralat PSAP 08 hal 6 Para 29 Kata tidak dihapus
KEPPRES 84/2004, KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN *51796 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 84 TAHUN 2004 (84/2004)
Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 84/2004, KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN *51796 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 84 TAHUN 2004 (84/2004) TENTANG KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH Gedung BAPEKSTA Lantai 2 Telepon (021)3443009, (021)3449230 Ext 6662,6663 Jalan lapangan Banteng Timur 24 Faksimile
Lebih terperinciSELAMAT DATANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
SELAMAT DATANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Oleh: Jamason Sinaga, Ak.*) 1. Pendahuluan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tanggal 13
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Joko Supriyanto Setelah mengalami proses yang panjang, Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah lama dinantikan oleh berbagai pihak telah ditetapkan dengan Peraturan
Lebih terperinciNOTULEN PUBLIC HEARING MEDAN
NOTULEN PUBLIC HEARING MEDAN Hari/Tanggal : Kamis, 11 Desember 2003 Waktu : 08.30 16.00 Tempat : Balai Citra, Hotel Tiara Medan Acara : I. Pembukaan II. III. Presentasi Sesi I PSAP 04 Catatan atas Laporan
Lebih terperinciKOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Peranan Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) dalam Upaya Peningkatan Akuntabilitas Laporan Keuangan Sektor Publik Dwi Martani Wakil Ketua Komite Standar Akuntansi
Lebih terperinciSEJARAH AKUNTANSI PEMERINTAH DI INDONESIA
SEJARAH AKUNTANSI PEMERINTAH DI INDONESIA FASE III 2005-sekarang FASE I: Sebelum 2003 AKUNTANSI TRADISIONAL FASE II: 2003/2004 Lahirnya UU KN DAN UU PN TONGGAK REFORMASI AKUNTANSI AKUNTANSI MODERN BASIS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU. Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi. Tujuan dari penelitian ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Sulistyo (2016) mengenai Evaluasi Implementasi Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Lebih terperinciBAB III PERKEMBANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN AKUNTANSI PEMERINTAH
BAB III PERKEMBANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN AKUNTANSI PEMERINTAH 3.1 Sistem Pembukuan Tunggal Pada awal pemerintahan Indonesia, sistem pemerintahan dan pengelolaan keuangan negara masih sederhana sehingga
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Beberapa hal yang diubah antara lain:
KATA PENGANTAR Peraturan Pemerintah Nomor Tahun 00 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) mengamanatkan bahwa akuntansi pemerintahan berbasis akrual diterapkan paling lambat pada tahun anggaran 0.
Lebih terperinciKOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENGANTAR KETUA KOMITE KERJA STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Binsar H. Simanjuntak Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) dibentuk pertama kali pada tahun 2002
Lebih terperinciPENGANTAR ( LATAR BELAKANG )
PENGANTAR ( LATAR BELAKANG ) Sehubungan dengan adanya transaksi dalam mata uang asing maka timbul pertanyaan tentang pembukuan mata uang rupiah dengan menjabarkan jumlah mata uang asing menurut kurs tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadikan daerah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlakunya UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menjadikan daerah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan pengelolaan keuangannya sendiri,
Lebih terperinciBADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Lampiran I BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sering disebut good governance. Pemerintahan yang baik ini. merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam menjalankan tugas untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap Negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang sering disebut good governance. Pemerintahan yang baik ini merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam
Lebih terperinciSTRATEGI PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2015
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA STRATEGI PENERAPAN AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2015 oleh: DIREKTUR PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciAkuntansi Sektor Publik (Akuntansi Pemerintahan)
Akuntansi Sektor Publik (Akuntansi Pemerintahan) I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak., B.K.P. Politeknik Negeri Bali 4 Nopember 2011 Pengertian Sektor Publik Dari sudut pandang ilmu ekonomi, sektor publik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertuang dalam pasal 32 ayat (1) yang berbunyi: UU No. 17 Tahun 2003 juga mengamanatkan setiap instansi pemerintah,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara merupakan awal dalam perkembangan akuntansi pemerintahan di Indonesia, sebagaimana tertuang dalam pasal 32
Lebih terperinciM E N C A R I B E N T U K STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH 1 Oleh Drs. Syarifuddin, M.Soc.Sc., Ak.
M E N C A R I B E N T U K STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH 1 Oleh Drs. Syarifuddin, M.Soc.Sc., Ak. Pendahuluan Dalam waktu yang sangat singkat, akuntansi sektor publik telah menjadi topik yang utama
Lebih terperinciKERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Menurut PP No 71 Tahun 2010 ttg SAP)
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Menurut PP No 71 Tahun 2010 ttg SAP) Latar Belakang Terbitnya SAP Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan Pengakuan, pengukuran dan Penyajian/pengungkapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan keuangan. Seiring berjalannya waktu, akuntansi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN LITERATUR Proses Pelaporan Keuangan Urutan siklus akuntansi menurut Indra Bastian (2005) adalah sebagai berikut:
9 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Proses Pelaporan Keuangan Urutan siklus akuntansi menurut Indra Bastian (2005) adalah sebagai berikut: a. pencatatan bukti-bukti pembukuan dalam buku jurnal. Transaksi yang
Lebih terperinciPENYAJIAN NERACA AWAL PEMDA
PENYAJIAN NERACA AWAL PEMDA (Oleh: Jamason Sinaga, Ak., MAP*) I. Pendahuluan Apa yang harus dilakukan Pemda dalam pengelolaan keuangan di awal tahun 2007? Neraca awal Pemda masihkah perlu dibicarakan?
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Standar akuntansi pemerintah atau yang selanjutnya disingkat SAP merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggaran Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17. berbunyi sebagai berikut : Ketentuan mengenai pengakuan dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang akuntansi. Salah satunya reformasi yang dilakukan adalah keharusan penerapan akuntansi berbasis
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Basis Akuntansi Di dalam catatan atas laporan keuangan Pemerintah Kota Depok telah disebutkan bahwa laporan keuangan Pemerintah Kota Depok
Lebih terperinciSILABUS SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN PROGRAM MGISTER AKUNTANSI FE UNS 2014
SILABUS SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN PROGRAM MGISTER AKUNTANSI FE UNS 2014 Dosen: Kelas IIA IB; IIB Dr. Payamta, M.Si, Ak. CA, CPA. KAP. Jl. Ir. Sutami 25 Solo. Web: kappayamta.com. Email: Tmr.yamta@yahoo.com
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Setelah penulis menggali dan mengganalisis data temuan BPK RI Perwakilan
88 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 5.1 Kesimpulan Setelah penulis menggali dan mengganalisis data temuan BPK RI Perwakilan Lampung dari laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan partisipan yang memperoleh
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS ATAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH. 1
TINJAUAN YURIDIS ATAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH http://www.ksap.org/ 1 I. PENDAHULUAN Berdasarkan undang-undang pemerintah daerah wajib menyusun Laporan
Lebih terperinci1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Maksud penyusunan Laporan Keuangan Dinas Dikpora Provinsi NTB adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENGAKUAN DAN PENILAIAN ASET TETAP
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENGAKUAN DAN PENILAIAN ASET TETAP Dalam melaksanakan pencatatan dan penilaian aset tetap pemerintah, dokumen sumber utama yang digunakan oleh Kementerian Komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperbaiki kualitas kinerja, transparansi dan akuntabilitas pemerintahan di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kualitas kinerja, transparansi dan akuntabilitas pemerintahan di Indonesia selama beberapa dekade
Lebih terperinciNTT Raih WTP, Ini Untuk Pertama Kalinya
NTT Raih WTP, Ini Untuk Pertama Kalinya www.beritalima.com Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur akhirnya meraih predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) untuk pertama kalinya bagi Pemerintah Provinsi
Lebih terperinciBULETIN TEKNIS NOMOR 01 PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
Keputusan BPK RI Nomor : /K/I-XIII./ / Tanggal: September Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia BULETIN TEKNIS NOMOR 0 PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH 0 0 0 WTP WDP TW
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1404 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja badan pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi keuangan daerah yang diawali dengan bergulirnya UU Nomor
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi keuangan daerah yang diawali dengan bergulirnya UU Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian diubah menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Lebih terperinciSISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI Sesi 7: KEBIJAKAN AKUNTANSI & PELAPORAN KEUANGAN: POS POS NERACA Penyusunan LK DASAR HUKUM LAPORAN KEUANGAN UU 1/2004 Ps. 55 ayat (1) = Mkeu Ps. 55 ayat (2), Ps. 4 ayat
Lebih terperinciANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA.
ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Sesi 1 Copyright 2016 bandi.staff.fe.uns.ac.id. Arah dan cakupan Anggaran Sektor Publik Learning
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2007 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang
Lebih terperinciPROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET. SILABUS (Reg 1A) Semester: Pebruari-Juli 2014
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SILABUS (Reg 1A) Semester: Pebruari-Juli 2014 Mata Kuliah : Sistem Akuntansi Pemerintahan (Non Profit) Kode : Semester : III
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi Keuangan Pemerintahan sekarang memasuki Era Desentralisasi, maka pelaksanaan akuntansi pemerintahan itu ada di daerah-daerah (Provinsi ataupun Kabupaten),
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA KEPUTUSAN KEPALA BADAN AKUNTANSI KEUANGAN NEGARA NOMOR : KEP- 07/AK/2003 TENTANG PELAKSANAAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kualitas kinerja, tranparansi, dan akuntabilitas pemerintahan di Indonesia selama beberapa dekade
Lebih terperinciSosialisasi PP 71 /2010 tentang SAP Akrual. A. B. Triharta
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Sosialisasi PP 71 /2010 tentang SAP Akrual PSAP 12 LAPORAN OPERASIONAL Jakarta, 14 Desember 2010 A. B. Triharta 1 TOPIK BAHASAN PP 71/2010 tentang SAP berbasis Akrual
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini reformasi pengelolaan keuangan negara masih terus dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini dimaksudkan agar amanat yang tertuang dalam pasal
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. internal, intuisi, pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menguraikan pengertian pengetahuan tentang proses audit internal, intuisi, pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus. Untuk bisa memenuhi ketentuan Pasal 3. Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang keuangan, negara
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbaikan dalam pengelolaan keuangan negara masih terus berlangsung secara terus menerus. Untuk bisa memenuhi ketentuan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No.17
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (PP 71 TAHUN 2010)
GAMBARAN UMUM STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL (PP 71 TAHUN 2010) Sosialisasi PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP Jakarta, 14 Desember 2010 DASAR HUKUM Psl 1 UU17/2003 Pendapatan negara/daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Otonomi daerah mengarahkan Pemerintah Indonesia menuju gerbang kemandirian dalam mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik atau sering disebut dengan Good
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2006 NOMOR 1 SERI A NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2006 NOMOR 1 SERI A NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Frilia Dera Waliah, 2015 ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reformasi keuangan negara pada tahap pertama telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Peraturan Pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia memiliki kewajiban untuk secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mewujudkannya, salah satunya dalam bidang keuangan pemerintahan. Dimana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemerintahan yang baik adalah tujuan dari sistem pemerintahan yang ada di Indonesia. Seiring dengan perkembangan sistem pemerintahan yang ada di Indonesia,
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PROSES PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL
LAMPIRAN III PROSES PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL LAMPIRAN III PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 2010 TANGGAL 22 OKTOBER 2010 PROSES PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah otonomi daerah. pengambilan keputusan daerah secara lebih leluasa untuk mengelola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara substansial, Undang-Undang Dasar 1945 pasal 18 menyatakan bahwa terdapat tiga lingkup pemerintahan dalam sistem pemerintahan Republik Indonesia, yaitu pemerintah
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUB NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM TAHUN ANGGARAN 2014
1 of 10 02/01/2015 9:17 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah merupakan penyelenggara seluruh urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
Lebih terperinciAssalamu alaikum Wr. Wb., Selamat pagi dan salam sejahtera,
SAMBUTAN Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara (Anggota Komite Konsultatif KSAP) Dalam Acara Sosialisasi STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Jakarta, 26 Juli 2005 Yang kami hormati, Sdr. Direktur
Lebih terperinciKOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 04 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 04 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TUJUAN Tujuan Pernyataan Standar Catatan atas Laporan Keuangan adalah mengatur penyajian dan pengungkapan yang diperlukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karakteristik organisasi nirlaba atau organisasi sektor publik berbeda dengan organisasi bisnis pada umumnya. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
BAB III PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Gambaran Singkat Perusahaan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dipimpin oleh seorang Kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami garis besar lingkup pengelolaan keuangan unit-unit kerja yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan sistem pengelolaan keuangan kementrian/kelembagaan adalah memahami garis besar lingkup pengelolaan keuangan unit-unit kerja yang ada di bawah organisasi/kelembagaan,
Lebih terperinciPENGANTAR STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL : 13 JUNI 2005 PENGANTAR STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PENGANTAR STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN Pengantar ini menguraikan
Lebih terperinciDAMPAK PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO
DAMPAK PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO Wiwin Indayani Dosen Fakultas Ekonomi Prodi Akuntansi Universitas Darul Ulum Jombang Jl. Gus
Lebih terperinciKomite Standar Akuntansi Pemerintahan
Laporan Tahunan 2005 Komite Standar Akuntansi Pemerintahan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menyampaikan PP No.24/2005 kepada Ketua BPK-RI, Anwar Nasution pada Launching PP No.24/2005, Istana Wakil Presiden
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dalam penyusunan laporan keuangan serta tujuan dari
Lebih terperinciPP NOMOR 23 TAHUN 2006 PASAL 26 dan Perdirjen 67/PB/2007Pasal 2
Pencatatan PNBP Pendidikan Tinggi Berdasarkan BAS RAHMAT MULYONO DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN WORKSHOP PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PELAPORAN SATKER PT
Lebih terperinciKERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN Des 2009 1 TUJUAN Sebagai acuan bagi : Penyusun standar Penyusun laporan keuangan Pemeriksa Para pengguna laporan 2 POSISI KERANGKA KONSEPTUAL Kerangka Konseptual
Lebih terperinciKOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (KSAP)
KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (KSAP) Berdasarkan Pasal Peraturan Pemerintah Nomor Tahun 00 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menyatakan bahwa:. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN NOMOR 38/DPD RI/II/2013 2014 TENTANG PERTIMBANGAN TERHADAP TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN SEMESTER I TAHUN 2013 JAKARTA 2013 KEPUTUSAN NOMOR 38/DPD RI/II/2013 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dimulai pada tahun 2003 dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dampak dari dikeluarkannya paket regulasi pengelolaan keuangan negara yang dimulai pada tahun 2003 dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1292, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Dekonsentrasi. Kegiatan. Anggaran. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN
Lebih terperinciKata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP
LAPORAN KEUANGAN SKPD TAHUN ANGGARAN 06 PEMERINTAH KOTA BINJAI DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN Kata Pengantar Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 00 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan
Lebih terperinciKONVERSI LKPD VERSI PP NO. 24 TAHUN 2005 MENJADI LKPD VERSI PP NO. 71 TAHUN 2010 (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan)
KONVERSI LKPD VERSI PP NO. 24 TAHUN 2005 MENJADI LKPD VERSI PP NO. 71 TAHUN 2010 (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan) Neni Nurhayati Dosen Universitas Kuningan ABSTRAK Penelitian ini
Lebih terperinciBAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT SEBAGAI UNIT KUASA PENGGUNA ANGGARAN
BAGIAN ANGGARAN 089 LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA BARAT SEBAGAI UNIT KUASA PENGGUNA ANGGARAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2014 PERIODE YANG BERAKHIR
Lebih terperinciLaporan Keuangan Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah (05) Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian Semester II TA. 2014
KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR PEMERIKSAAN (PSP) NOMOR : 0.0 TANGGAL : NOPEMBER 00 LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KOMITE STANDAR PEMERIKSAAN
Lebih terperinciRINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS KE PROVINSI PAPUA MARET 2017
LAPORAN HASIL PERJALANAN DINAS KE PROVINSI PAPUA 27 31 MARET 2017 I. Dasar Pelaksanaan : 1 2 3 Dokumen Pelaksanaan Kegiatan-DIPA Nomor MA 002.01.001012.01.51.11.5799.001.001.052B.524111 kegiatan Belanja
Lebih terperinciLaporan Keuangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Semester 1 Tahun 2013
RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011
Lebih terperinci2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.35, 2016 KEMEN-KUKM. Anggaran. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pedoman. Tahun 2016 PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 /PER/M.KUKM/XII/2015
Lebih terperinciDasar Hukum. PMK Nomor 49/PMK.07/2016 Tentang Tatacara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa
Dasar Hukum UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa PP 43/2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 6/2014 PP 47/2015 tentang Perubahan atas PP 43/2014 PP 60/2014 tentang Dana Desa Bersumber dari APBN PP 22/2015 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebelum UU No.17 tahu 2003, pengelolaan keuangan negara dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebelum UU No.17 tahu 2003, pengelolaan keuangan negara dilakukan dengan pencatatan tunggal (single entry), dengan menggunakan Cash basis. Sehingga tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance Government) telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN
TUGAS MAKALAH ANALISA LAPORAN KEUANGAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisa laporan keuangan Nama : Febri Jaya Rizki Nim :1210307038 VI/MKS/A Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas
Lebih terperinciDrs. SATRIO IMAM P, MSi
Drs. SATRIO IMAM P, MSi Laporan Perubahan SAL Laporan Realisasi Anggaran N e r a c a Laporan Operasional (LO) Laporan Arus Kas Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) CaLK Aset berpengaruh pada 7 laporan tersebut
Lebih terperinciPENGANTAR. Djoko Sartono, SH, M.Si Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo
PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kami atas nama Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menyusun Buku Saku Tahun 2013. Buku Saku adalah merupakan publikasi rangkuman data
Lebih terperinciBADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 08 /Per/M.KUKM/XII/2010 TENTANG
MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 08 /Per/M.KUKM/XII/2010 TENTANG PEDOMAN
Lebih terperinciANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) Bandi, Dr., M.Si., Ak., CA. PENDAHULUAN
ANGGARAN SEKTOR PUBLIIK (AnSP) PENDAHULUAN Overview Sesi 1 Anggaran Sektor Publik Copyright 2016 bandi.staff.fe.uns.ac.id. Arah dan cakupan Anggaran Sektor Publik Learning Objective (LO) 1. Memahamkan
Lebih terperinciBADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (065) LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 (Audited) Jalan Jenderal Gatot Subroto Nomor 44 Jakarta Selatan 12190 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan
Lebih terperinciBULETIN TEKNIS SAP NOMOR 01 PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMERINTAH PUSAT
BULETIN TEKNIS SAP NOMOR 01 PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMERINTAH PUSAT 1 PENGERTIAN Buletin teknis ini merupakan informasi yang diterbitkan oleh KSAP yang memberikan arahan/pedoman bagi entitas akuntansi
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG SEBELUM AUDIT
LAPORAN KEUANGAN DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG SEBELUM AUDIT DINAS TENAGA KERJA 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Laporan Keuangan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dipisahkan pada perusahaan Negara/perusahaan daerah. Pemerintah Daerah memerlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 2 Undang Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. salah satu unsur keuangan Negara antara lain kekayaan Negara/kekayaan daerah berupa uang,
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 63/BL/2007 TENTANG PEDOMAN PENYAJIAN
Lebih terperinci