BAB II TINJAUAN PEMBELAJARAN MUSIK DAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PEMBELAJARAN MUSIK DAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL"

Transkripsi

1 praktik instrumen gitar menurut guru dengan kurikulum yang terdapat di sekolah Chandra Kusuma School. Bab keempat membahas tentang masalah-masalah faktor penghambat dan teknik dalam proses pembelajaran instrumen gitar. Bab kelima mambahas tentang solusi dari permasalahan faktor penghambat dan teknik dalam proses pembelajaran instrumen gitar. Bab keenam adalah penutup yang ditutup dengan kesimpulan dan saran. BAB II TINJAUAN PEMBELAJARAN MUSIK DAN PRAKTIK INSTRUMEN GITAR DI CHANDRA KUSUMA SCHOOL 2.1 Sejarah Chandra Kusuma School Chandra Kusuma School didirikan pada tahun 2003 di bulan Mei, yang terletak di Perumahan Cemara Asri, Blok O, Jl. Cemara, Deliserdang Sejak awal didirikan sekolah ini bertujuan memberikan kontribusi yang berbeda di dunia pendidikan khususnya di kota Medan. Sekolah Chandra Kusuma mengajarkan siswa untuk belajar secara mandiri, baik pada pelajaran teori maupun praktik yang lebih mementingkan pemahaman esensi dari pelajaran yang dipelajari seorang siswa. Sekolah Chandra Kusuma juga memberikan kesempatan pada siswa untuk menerapkan pelajaran yang didapat dari sekolah dan mengaplikasikannya di lapangan, seperti perjalanan field trip untuk tingkat secondary, siswa langsung dihadapkan antara teori dan kenyataan yang terjadi di

2 alam untuk mengetahui tingkat penalaran mereka, setelah itu akan dilakukan pengetesan pemahaman melalui ujian. Chandra Kusuma adalah sebuah sekolah yang cukup besar dengan fasilitas yang memadai untuk sebuah pembelajaran. Jumlah siswa perkelas dibatasi maksimal 24 siswa, agar perhatian seorang guru lebih terfokus kepada siswa. Ada program ekstrakurikuler yang menawarkan siswa berbagai mata pelajaran praktik, seperti: olahraga, seni dan kegiatan pendidikan. Acara sekolah seperti Sports Day, Camp School, Charity Bazaar, Art dan Musik Malam, yang diselenggarakan bersama siswa dan guru, memberikan beberapa pengalaman dalam bekerja dengan orang-orang dan juga membangun kebersamaan. Chandra Kusuma telah membuat kehidupan kampus menjadi lebih mudah karena sistem pengajaran tidak berfokus pada teori. Kunjungan lapangan diadakan setidaknya sekali setahun di setiap kelas untuk mendorong siswa untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam lingkungan nyata. Tes yang diberikan tidak hanya tertulis, tetapi juga dalam bentuk praktis, presentasi atau proyek kelompok/individu yang membantu siswa tidak hanya menghafal tapi benar-benar memahami pelajaran. Bahasa yang digunakan siswa di sekolah Chandra Kusuma adalah bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, hukuman dengan maksud mendidik akan diberikan kepada siswa yang tidak taat pada peraturan sekolah Chandra Kusuma, seperti menulis cerita dalam bahasa Inggris atau bahasa Indonesia. Chandra Kusuma juga memastikan bahwa siswa siap untuk melanjutkan jenjang pendidikan pada perguruan tinggi atau universitas.

3 2.1.1 Misi dan visi Chandra Kusuma School Misi Chandra Kusuma School Misi sekolah Chandra Kusuma untuk menumbuhkan perkembangan alami anak dengan menggunakan kognitif, fisik, emosional dan sosial, mempromosikan kemandirian anak, menghargai, disiplin, rasa tanggung jawab dan rasa hormat terhadap diri, orang lain, dan alam semesta. Visi Chandra Kusuma School Menjadi sekolah yang bergerak di bidang keilmuan dan mampu menciptakan tenaga pekerja yang sukses secara professional, integrasi, dan terpercaya dilingkup nasional maupun internasional. Gambar 2.1 Denah lokasi Chandra Kusuma School (Dok.

4 2.2 Pendidikan Seni Musik di Chandra Kusuma School Pendidikan formal di sekolah mempunyai peranan yang cukup besar dalam membentuk manusia. Sekolah Chandra Kusuma telah menyusun sebuah kurikulum guna mewujudkan sistem pendidikan dalam proses belajar-mengajar. Dalam setiap mata pelajaran terdapat sebuah kurikulum untuk memberikan arah yang jelas pada tujuan pembelajaran dari sebuah mata pelajaran. Pendidikan formal dilaksanakan di sekolah, berlangsung melalui proses belajar-mengajar antara guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar. Selain pendidikan formal dan non-formal juga terdapat pendidikan informal. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang lebih umum, berjalan dengan sendirinya, berlangsung terutama dalam lingkungan keluarga, media massa, dan tempat bermain. Pendidikan seni di sekolah Chandra Kusuma merupakan salah satu mata pelajaran yang mengisi kurikulum persekolahan, di samping pendidikan mata pelajaran Agama, Pancasila, Matematika, dan Bahasa Indonesia. Pendidikan seni di sekolah Chandra Kusuma memiliki keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estestis dalam bentuk kegiatan berekspresi, berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan belajar dengan seni, belajar melalui seni dan belajar tentang seni. Seni musik termasuk salah satu aspek mata pelajaran seni budaya di sekolah Chandra Kusuma, hal ini dikarenakan pendidikan tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran saja, masuknya pelajaran kesenian dalam kurikulum persekolahan merupakan salah satu kepedulian akan pentingnya apresiasi seni

5 bagi masyarakat. Tujuan utamanya adalah agar masyarakat dapat menikmati dan memiliki sikap menghargai seni budayanya. Tujuan yang lebih luas lagi adalah untuk perkembangan kreativitas siswa. Pembelajaran musik di sekolah Chandra Kusuma memiliki kesamaaan dengan instansi musik lainnya seperti Farabi, Medan Musik, Sumatra Conservatoire, Avia Cantata, Era Musika, dan setara dengan sekolah musik lainnya. Hal ini dikarenakan kurikulum, tenaga pengajar, instrumen musik, yang dipakai instansi-instansi tersebut memiliki kesamaaan dengan pembelajan musik di sekolah Chandra Kusuma. Perbedaannya adalah instansi maupun sekolah musik lainnya tidak menggunakan pelajaran umum lainnya seperti kimia, biologi, bahasa Mandarin, dan lain-lain. Aspek-aspek yang di nilai dalam pembelajaran musik di sekolah Chandra Kusuma bukan hanya meliputi keterampilan bermain musik atau bernyanyi, tetapi juga tentang wawasan musik dan sikap terhadap seni musik. Dalam hal ini, tiap siswa memiliki wawasan dan pengetahuan tentang musik yang berbeda-beda. Pengetahuan dan pengalaman tentang musik mereka dapatkan bukan hanya dari sekolah saja, tetapi juga informasi-informasi dari internet, buku tentang musik, acara musik yang mereka lihat di televisi, mendengar dari radio, melihat acara festival musik. Terkadang mereka mendapatkan pengetahuan musik tersebut karena kegemaran dan ketertarikan mereka terhadap musik. Informasi dan wawasan tersebut juga mereka dapatkan dari lingkungan sesama siswa. Akan tetapi, setiap siswa memiliki tingkat pengetahuan dan pengalaman musik yang berbeda-beda. Informasi dari hal tersebut, dapat menambah wawasan siswa mengenai seni musik. Semakin banyak sumber pengetahuan lingkungan yang

6 dimanfaatkan dalam proses belajar, para siswa akan lebih mudah dan lebih memahami hal-hal yang bersifat kongkrit. Tujuan pengajaran musik di sekolah Chandra Kusuma School adalah bagian dari pendidikan keseluruhan anak pada tahap pembentukan pribadinya dalam rangka menuju kepada pembentukan manusia Indonesia seutuhnya, seperti yang kita cita-citakan bersama. Untuk melaksanakan pengajaran musik sekolah tersebut selalu berpedoman kepada tujuan yang hendak dicapai. Rumusan tujuan pengajaran musik itu dapat bermacam-macam, tetapi tidak boleh berlawanan dengan tujuan yang tertera dalam sebuah kurikulum yang berlaku dan tujuan umum. Salah satu alternatif rumusan tujuan pengajaran musik di Sekolah Chandra Kusuma sebagai berikut: meningkatkan dan mengembangkan potensi rasa keindahan yang dimiliki murid melalui pengalaman dan penghayatan musik, kemampuan mengungkapkan dirinya melalui musik, kemampuan menilai musik melalui selera intelektual dan selera artistik sesuai dengan budaya bangsa sehingga memungkinkan murid mengembangkan kepekaan terhadap dunia disekelilingnya, dan dapat meningkatkan dan mengembangkan sendiri pengetahuan dan kemampuannya dalam bidang musik. 2.3 Falsafah Pendidikan Di sekolah Chandra Kusuma Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat,

7 pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pendidikan Chandra Kusuma adalah suatu proses pengembangan potensi peserta didik sehingga siswa\i mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan yang dikaji dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana siswa\i tersebut hidup dan mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang budaya tersebut akan dimiliki siswa\i apabila pengetahuan, kemampuan intelektual, sikap dan kebiasaan, keterampilan sosial memberikan dasar untuk mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, warganegara, dan anggota umat manusia. Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa dengan segala aspek kehidupan bangsa yang mencerminkan manusia yang berkarakter masa kini. Oleh karena itu, konten pendidikan yang mereka pelajari tidak semata berupa prestasi besar bangsa di masa lalu tetapi juga hal-hal yang berkembang pada saat kini dan akan berkelanjutan ke masa mendatang. Perkembangan ilmu, teknologi, budaya, ekonomi, sosial, politik yang di hadapi masyarakat, bangsa dan umat manusia dikemas sebagai konten pendidikan. Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini memberi landasan bagi pendidikan untuk selalu terkait dengan kehidupan masyarakat dalam berbagai

8 aspek kehidupan, kemampuan berpartisipasi dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan memposisikan pendidikan yang tidak terlepas dari lingkungan sosial, budaya, dan alam. Pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini akan memberi makna yang lebih berarti bagi keunggulan budaya bangsa di masa lalu untuk digunakan dan dikembangkan sebagai bagian dari kehidupan masa kini. Siswa\i yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan 12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai warganegara. Atas dasar pikiran itu maka konten pendidikan yang dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan masa kini perlu diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik, menggunakannya bagi kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan pendidikan formalnya. Dengan demikian sikap, keterampilan dan pengetahuan yang menjadi konten pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan nyata. Konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara yang produktif serta bertanggung jawab di masa mendatang. Kurikulum dalam dimensi proses adalah realisasi ide dan rancangan kurikulum menjadi suatu proses pembelajaran. Guru adalah tenaga kependidikan utama yang mengembangkan ide dan rancangan tersebut menjadi proses pembelajaran. Pemahaman guru tentang kurikulum akan menentukan rancangan guru (Rencana Program Pembelajaran/RPP) dan diterjemahkan ke dalam bentuk

9 kegiatan pembelajaran. Peserta didik berhubungan langsung dengan apa yang di lakukan guru dalam kegiatan pembelajaran dan menjadi pengalaman langsung peserta didik. Apa yang dialami peserta didik akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil dari sebuah kurikulum. Oleh karena itu proses pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi dari yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan. 2.4 Tujuan Pengajaran Musik di Chandra Kusuma School Tujuan pengajaran musik di sekolah Chandra Kusuma dijabarkan menjadi beberapa tujuan instruksional umum yang lazim disebut sesuai dengan pengelompokan unsur-unsur musik yang esensial yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu, dan ekspresi. Untuk pengajaran musik di sekolah Chandra Kusuma ini dirumuskan kembali sebagai berikut. Murid dapat memiliki pengetahuan tentang irama, merasakan irama melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai bayangan penginderaan gerak irama, membuat gerak irama, membuat pola-pola irama sederhana, dan membaca notasi pola-pola irama dengan benar. Murid dapat memiliki pengetahuan tentang melodi, merasakan melodi melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai bayangan penginderaan gerak melodi membuat pola-pola melodi sederhana, dan membaca notasi melodi dengan benar.

10 Murid dapat memiliki pengetahuan tentang harmoni, merasakan harmoni melalui pengetahuan dan penghayatan musik, mempunyai bayangan penginderaan gerak harmoni, mengiringi lagu-lagu sederhana dengan alat musik harmoni sederhana dan membaca notasi harmoni dengan dengan sederhana. Murid dapat memiliki pengetahuan tentang bentuk / struktur lagu melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai bayangan penginderaan bentuk-bentuk lagu dan mengarang lagu-lagu sederhana. Murid dapat pengetahuan tentang ekspresi, merasakan ekspresi melalui pengalaman dan penghayatan musik, mempunyai penginderaan bermacam tingkat ekspresi, menyanyikan atau memainkan lagu-lagu dengan tingkat ekspresi yang tingi. 2.5 Guru Sekolah Chandra Kusuma School Guru harus dapat memilih dan merencanakan kemampuan dan materi yang akan diajarkan, yang hasilnya langsung dapat diamati. Hasil yang ingin dicapai ini dirumuskan dalam tujuan-tujuan pengajaran terkecil, yang disebut tujuan instruksional yang selalu mengarah kepada usaha pencapaian. Proses belajarmengajar dapat di sekolah Chandra Kusuma terjadi bila ada yang belajar, yang belajar ini ialah murid. Murid-murid ini datang dari lingkungan yang berbedabeda. Lingkungan yang selalu mendengarkan musik akan mempercepat perkembangan rasa musik anak. Pengalaman mendengar dan meniru suara yang sering dilakukan anak memberikan kemampuan bernyanyi bagi seorang anak,

11 sehingga ketika anak mempelajari instrumen, seorang anak juga sudah dapat menyanyikan beberapa lagu dengan cukup baik. Pengajaran musik yang dimulai dengan kegiatan bernyanyi akan memberikan kesenangan bagi seorang anak. Untuk dapat melaksanakan pengajaran musik di sekolah Chandra Kusuma dengan baik, guru harus memahami peranan komponen-komponen proses belajar mengajar serta hubungan saling keterkaitannya dalam pengajaran musik. Guru yang mengajar memiliki kemampuan dan memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, antara lain adalah sebagai berikut: a. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik dalam bidang musik, sehingga menguasai isi atau materi pengajaran musik yang disajikan. b. Memiliki pengetahuan dan pandangan tentang sifat dan hakikat musik itu sendiri, sifat dan hakikat proses belajar musik, serta sifat dan hakikat pengajaran musik. c. Memiliki pengetahuan dan keterampilan bernyanyi dengan menggunakan teknik bernyanyi yang baik. d. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk memainkan alat-alat musik yang digunakan dalam memberikan pengajaran musik e. Memiliki pengetahuan dan kemampuan menggunakan berbagai macama metode penyajian yang diperlukan untuk memberikan pengajaran musik. f. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menjajaki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan tingkat kematangan murid, untuk

12 dapat menentukan materi dan bahan pengajaran musik yang sesuai bagi murid-muridnya; guru haruslah cepat dapat melihat bagian mana dari materi dan bahan pengajaran itu yang sudah dikuasai murid dan mana pula yang belum mereka ketahui. Pengajaran harus selalu disesuaikan dengan tingkat kemampuan murid untuk menerimanya. g. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memilih dan menentukan lagu-lagu atau komposisi musik yang sesuai dengan kondisi murid-murid, sebagai bahan pengajaran untuk menyampaikan materi pengajaran musik. h. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mencari dan memilih serta menggunakan sarana dan media yang dapat digunakan untuk memberikan pengajaran musik i. Memiliki keterampilan memberikan bahan pengajaran melalui kegiatan pengalaman musik j. Memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memilih dan menggunakan metode-metode pengajaran musik yang tepat untuk situasi dan kondisi yang dihadapi k. Memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang cara memberi penilaian terhadap pencapaian hasil belajar murid Profil guru gitar Chandra Kusuma School Ganda Swandana Sigalingging adalah nama lengkap sosok guru muda yang sehari-hari melakukan kegiatan belajar mengajar musik (instrumen gitar) di

13 Chandra Kusuma School, yang lahir pada bulan Oktober 1983 di kota Jambi. Ia adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang berasal dari keluarga berdarah Batak, adapun asal kampung kedua orangtuanya berada di Dolok Sanggul tepatnya di Kecamatan Pakkat-Kabupaten Humbang Hasudutan, Sumatera Utara. Pak Ganda (panggilan yang kerap ditujukan) menyelesaikan pendidikan formal; SD tahun 1995, SMP tahun 1998, dan SMA tahun Di tahun yang sama, Pak Ganda masuk perguruan tinggi swasta (Universitas Tridinanti) di Palembang mengambil jurusan teknik sipil, namun tidak menyelesaikan study karena tidak sesuai dengan hati dan pikiran atau dengan kata lain salah jurusan. Sejak kecil ia suka mendengarkan musik dan atas dukungan keluarga serta dorongan dari diri sendiri, maka di tahun 2002 ia masuk di Universitas HKBP Nommensen Medan, Fakultas Bahasa dan Seni, program studi seni musik dengan major instrumen gitar klasik. Sejak saat itu, Pak Ganda semakin tertarik dan serius ingin mendalami musik klasik Eropa Barat, oleh sebab itu ia mengambil konsentrasi studi pada Teori dan Komposisi Musik.

14 Gambar 2.2 Pak Ganda, guru instrumen gitar di Chandra Kusuma School (Dok. Andry Permana) Selama mengikuti perkuliahan, ia banyak mengikuti kegiatan baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus; pernah menjabat sebagai wakil ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa FBS Universitas HKBP Nommensen Medan. Ketua panitia konser Malam Tembang Kenangan, panitia Classic Guitar Competition, konser Classical Guitar Ensemble UHN, terlibat dalam kegiatan Reboisasi di kota Medan oleh Kementerian Lingkungan Hidup, dan sebagainya. Setelah tamat kuliah di tahun 2008, Pak Ganda mengajar gitar klasik, kursus musik maupun les privat, serta menjadi guru kelas musik di kompleks PT.RAPP, Pangkalan Kerinci-Riau. Keinginan untuk menjadi tenaga pengajar professional membuat ia berniat mengambil Akta IV yang kemudian di tahun 2009 kembali ke Kota Medan untuk mewujudkan hal tersebut. Setelah menyelesaikan study Akta IV, ia diterima bekerja di Chandra Kusuma School di tahun 2010 sampai sekarang. Di Chandra Kusuma School, Pak Ganda mengajar sebagai guru kelas musik dan tutor gitar klasik dalam musik program maupun les privat. 2.6 Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran dan penciptaan kondisi belajar peserta didik secara aktif. Apabila strategi pembelajaran dapat mendorong timbulnya aktifitas peserta didik. Maka proses

15 belajar peserta didik juga akan semakin banyak terjadi dan hasil belajar peserta didik akan semakin meningkat. Gagne dan Briggs (1997) mengatakan bahwa sistem instruksional adalah suatu set peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sehingga terjadi proses belajar. Suatu set peristiwa itu mungkin dilakukan oleh pengajar sehingga disebut pembelajaran, mungkin juga dilakukan oleh peserta didik sendiri dengan menggunakan buku, gambar, program televisi atau kombinasi berbagai media, baik oleh pengajar maupun oleh peserta didik sendiri, kegiatan itu haruslah terencana secara sistematik untuk dapat disebut sebagai kegiatan pembelajaran. Romizowski (1981) berpendapat bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu pendekatan menyeluruh yang dapat dibedakan menjadi dua strategi dasar, yaitu ekspositori (penjelasan) dan inquiri/diskoveri (penemuan). Kedua strategi ini dapat dipandang sebagai dua ujung yang sejalan dalam suatu kontinum strategi. Hal ini erat sekali kaitannya dengan pendekatan deduktif dimana strategi ini dimulai dengan penyajian informasi mengenai prinsip atau kaidah kemudian diikuti dengan tes penguasaan dan penerapan dalam bentuk contoh dan penerapan pada situasi tertentu, sedangkan strategi inquiri/diskoveri didasarkan pada teori belajar pengalaman yang disebut juga teori belajar pengalaman. Moedjiono dan Dimyati (1999) menjelaskan bahwa untuk mengoptimalkan interaksi antara peserta didik dengan komponen sistem pembelajaran lainnya, tenaga pengajar harus mengkonsistensikan tiap-tiap aspek dari komponen-komponen yang membentuk sistem tersebut dan dapat melakukan hal tersebut dengan berbagai siasat. Kegiatan tenaga pengajar mengupayakan

16 konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentuk sistem pembelajaran dengan siasat tertentu inilah yang disebut dengan istilah strategi pembelajaran. Dari paparan diatas dapatlah dimaknai bahwa strategi pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam empat pengertian yaitu: urutan kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan pengajaran dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik, metode pembelajaran, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang digunakan pengajar dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, dan waktu yang digunakan oleh pengajar dan peserta didik dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran. Dalam menggunakan strategi pembelajaran hal utama yang harus diperhatikan adalah karakteristik peserta didik. Seels dan Richey (1994) berpendapat bahwa karakteristik peserta didik adalah segi-segi latar belakang pengalaman yang berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya, Dick dan Carey (1996) menjelaskan bahwa dalam pengembangan pembelajaran penting sekali mempertimbangkan karakteristik peserta didik untuk memilih pendekatan yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran. Langkah-langkah yang ditempuh sebagai prosedur desain dan pengembangan pembelajaran, yaitu: (1) analisis kebutuhan untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran umum, (2) melakukan analisis instruksional, (3) menganalisis karakteritik peserta didik dan konteks, (4) pengembangan instrument penilaian, (5) mengembangkan strategi pembelajaran, (6) mengembangkan dan memilih bahan-bahan pembelajaran, (7) merancang dan menyusun evaluasi formatif pembelajaran, (8) merancang dan menyusun evaluasi

17 sumatif pembelajaran, dan (9) revisi untuk setiap langkah pengembangan pembelajaran. Pembelajaran kontekstual merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara penuh dalam proses pembelajaran. Peserta didik didorong untuk beraktivitas mempelajari materi pelajaran sesuai dengan topik yang akan dipelajari. Belajar dalam pembelajaran kontekstual bukan hanya sekedar mendengar dan mencatat tetapi belajar adalah proses pengalaman langsung. Melalui proses pembelajaran tersebut diharapkan perkembangan peserta didik secara utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik. Selain itu, pembelajaran tersebut mendorong siswa-siswi membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya. Konstruktivisme berkaitan dengan proses aktif pada diri peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan. Peran tenaga pengajar memfasilitasi proses tersebut dengan cara (1) menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi peserta didik, (2) memberikan kesempatan peserta didik menemukan dan menerapkan idenya sendiri, dan (3) menyadarkan peserta didik agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar. Sehingga pengetahuan tumbuh berkembang melalui pengalaman, pemahaman berkembang semakin dalam dan semakin kuat apabila selalu diuji dengan pengalaman baru. Menemukan (inquiry) berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh peserta didik diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat faktafakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Tenaga pengajar merancang kegiatan

18 yang merujuk pada kegiatan menemukan apapun materi yang diajarkannya. Untuk itu dalam hal ini agar bisa menemukan sendiri maka ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh peserta didik tersebut yaitu: (1) observasi (observation), (2) bertanya (questioning), (3) mengajukan dugaan (hipotesis), (4) pengumpulan data (data gathering), dan (5) penyimpulan (conclussion). Pengetahuan yang dimiliki peserta didik bermula dari bertanya. Bertanya dalam pembelajaran di pandang sebagai kegiatan tenaga pengajar untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir peserta didik. Bagi peserta didik kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inquiri yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya. Masyarakat belajar (learning community), konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman, antar kelompok dan antara yang tahu kepada yang belum tahu. Kelompok harus bertanggung jawab dalam mencapai tujuan dan setiap individu harus bertanggung jawab atas pekerjaan yang dibagikan. Dalam kelas, tenaga pengajar disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Peserta didik dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen, yang pintar mengajar yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul.

19 Pemodelan (modelling). Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang dapat ditiru. Model itu biasanya berupa cara mengoperasikan sesuatu, model karya tulis, atau peseta didik memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Model dapat dirancang dengan melibatkan peserta didik, seorang peserta didik bisa ditunjuk untuk memberi contoh temannya cara mengerjakan soal. Peserta didik itu dapat ditunjuk untuk mendemonstrasikan keahliannya. Refleksi (reflection) merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Peserta didik mengedepankan apa yang baru yang merupakan pengayaan atau rivisi dari pengetahuan sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment) yaitu proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan peserta didik. Gambaran perkembangan belajar peserta didik mengalami proses pembelajaran dengan benar. Data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan peserta didik pada saat melakukan proses pembelajaran. 2.7 Sarana dan Media Pengajaran Musik Pengajaran musik diberikan melalui pengalaman musik, yang menimbulkan bermacam-macam bunyi. Oleh sebab itu pengajaran musik di Chandra Kusuma ini dilaksanakan di dalam kelas yang khusus dan agak terpisah, sehingga tidak mengganggu kelas-kelas lain yang belajar pada waktu yang sama.

20 Untuk menuntun murid-murid dalam kegiatan pengalaman musik di sekolah Chandra Kusuma menyediakan alat musik pengiring yang tepat digunakan adalah sebuah piano. Piano berguna untuk menjelaskan materi pengajaran musik kepada murid. Jika tidak ada piano di sekolah dapat juga digunakan alat musik lainnya seperti keyboard, gitar, dan alat musik lainnya yang lain seperti organ, jika organ atau accordion juga tidak ada, sekurang-kurangnya guru harus dapat menyediakan sebuah gitar. Gambar 2.3 Instrumen musik di Chandra Kusuma School (Dok. Andry Permana) Untuk membahas unsur melodi hendaknya dapat disediakan alat-alat musik melodi seperti glockenspiel, silopon, melodika, pianika, recorder, harmonika, atau alat musik melodi apa saja yang dapat disajikan seperti kolintang, angklung, suling bambu, dan sebagainya. Untuk menentukan tinggi nada disediakan pula garpu tala dan puput tala. Untuk membahas unsur harmoni hendaknya dapat disediakan alat musik harmoni seperti harmonika akor, ukulele, gitar, atau kalau mungkin disediakan otoharpa, yaitu sejenis kecapi yang dapat menghasilkan beberapa macam bunyi akor sesuai dengan yang diinginkan.

21 2.8 Materi dan Bahan Pengajaran Musik Pengajaran musik di sekolah Chandra Kusuma adalah sebuah pengajaran tentang kemampuan bermusik dengan memahami arti dan makna dari unsur-unsur musik yang membentuk suatu lagu atau komposisi musik, yang disampaikan kepada murid melalui kegiatan-kegiatan pengalaman musik. Unsur-unsur musik sebagai materi pengajaran musik yaitu merupakan suatu kesatuan yang berkaitan erat, membentuk sebuah lagu atau komposisi musik. Untuk kepentingan materi pengajaran musik, unsur-unsur musik di bagi atas lima komponen seolah-olah dapat dipisah-pisahkan yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu, unsur musik inilah yang dijadikan pokok bahasan yang esensial dengan sub-sub pokok bahasan dan uraiannya. 2.9 Metode Pengajaran Musik Metode pengajaran musik ini didasarkan atas tahap tingkat urutan kegiatan belajar musik. Urutan kegiatan musik haruslah mengikuti tahapan syarat tingkat urutan kemampuan bermusik dan tingkat urutan materi pengajaran musik yang logis. Metode yang digunakan seorang guru musik akan sangat tergantung kepada pandangannya tentang sifat dan hakikat musik itu sendiri, sifat dan hakikat belajar musik, sifat dan hakikat pengajaran musik. Pendidikan musik di sekolah Chandra Kusuma School diperlukan untuk mendukung pendidikan seni yang lebih baik. Minat belajar seni musik pada siswa-siswi sekolah Chandra Kusuma School sangat banyak diminati. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tersebut yang banyak

22 melibatkan alat musik baik dari instrumen tradisional maupun instrumen barat seperti biola, cello, contra bass, flute, clarinet maupun trompet. Kemudian dari banyaknya pembelajaran kelas dan privat musik (face to face) yang dilakukan di instansi musik Ipac, dibawah pimpinan sekolah Chandra Kusuma School yang terletak disamping kiri sekolah Chandra Kusuma. Pembelajaran musik baik teori dan praktik disekolah Chandra Kusuma terbagi menjadi 2 (dua) bidang kelas yaitu musik program dan musik regular Musik reguler Musik reguler di sekolah Chandra Kusuma adalah pelajaran musik yang di spesifikasikan pada pembelajaran kelas yang dilakukan lebih dari sepuluh siswa siswi tanpa uang tambahan dilakukan seperti pembelajaran teori. Seperti pelajaran solfegio, teori musik, komposisi, kemudian terdapat juga pembelajaran praktik namun berbentuk kelas seperti pelajaran rekorder, pianika, paduan suara. Hal ini dilakukan seperti pelajaran kesenian lainnya. Pembelajaran musik di sekolah Chandra kusuma adalah salah satu pelajaran seni yang memiki perbedaan dengan sekolah lain, perbedaannya adalah sekolah Chandra Kusuma tidak menggabungkan pelajaran musik dengan pelajaran seni lainnya seperti drama, lukis, kria, tari. Sekolah Chandra kusuma memberikan guru yang berkompeten dibidangnya masing-masing dengan keahlian jurusan. Pembelajaran musik reguler di sekolah Chandra Kusuma juga memiliki keunikan, dengan mempelajari musik etnis yang terdapat di Indonesia, khususnya kota Medan. Pembelajaran tersebut memerlukan sumber tenaga dari luar (part time) yang dipanggil khusus mengajar musik tradisi, kerapnya individu yang

23 berkompeten dari Universitas Sumatra Utara (USU) jurusan etnomusikologi. Terlebih lagi pembelajaran paduan suara, rekorder dan pianika, pembelajaran tersebut dilakukan perkelas yang lebih dari sepuluh orang pemain, guru yang mengajar sering sekali melakukan dengan cara membagi siswa permelodi atau berbentuk sopran, alto, tenor, bass dengan format ansambel, hal ini dilakukan guru agar para siswa-siswi tidak bosan dengan satu melodi dan bermain secara bersamaan, yang berbentuk tim untuk pengelompokannya Musik program Musik program adalah pembelajaran musik yang lebih spesifik yang banyak diminati seorang anak, pembelajaran ini menggunakan uang tambahan untuk belajar instrumen baik biola, piano, vocal, gitar, cello, flute, dan trompet. Pembelajaran ini dilakukan perkelas tetapi dalam satu kelasnya maksimal terdapat delapan orang pemain, atau siswa-siswi. Pembelajaran tersebut menggunakan bahan reportoar maupun kurikulum dalam proses pembelajaran. Musik program menjadi salah satu kegiatan ekstra yang banyak diminati siswa dalam bidang seni. Musik program terbentuk dari keinginan siswa dengan seni musik khususnya instrumen gitar. Dalam pelaksanaan musik program diterapkan sistem ansembel yaitu bermain secara bersama-sama dalam satu kelas. Ansambel gitar selalu aktif dalam acara-acara sekolah, seperti masa orientasi siswa (MOS), penyambutan pelajar dari luar negeri, dan acara-acara lainnya dalam bidang musik. Musik program memiliki lebih dari 50 siswa dan dibagi menjadi dua kelas ansambel, yaitu pemula dan lanjut. Setiap kelas memiliki ketrampilan yang

24 berbeda, untuk pemula, biasanya siswa yang belum bisa bermain tetapi mempunyai keinginan untuk belajar bersama. Kelas lanjut biasanya siswa yang sudah mampu memainkan lagu-lagu kecil, tangga nada, serta teknik-teknik dasar instrumen. Kurikulum yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah kurikulum ABRSM, kurikulum tersebut digunakan sebagai bahan ajar seorang guru kemudian dimainkan siswa-siswi dan akan diujiankan jika siswa telah siap untuk program ujian. Pembelajaran yang dilakukan guru dengan bermain satu melodi untuk semua siswa, agar siswa yang daya tangkap bermainnya kurang dapat mengikuti temannya dan tidak tertinggal begitu jauh. Selain pembelajaran kelas, musik program juga membuka pembelajaran individual yang dilakukan seorang guru dan murid (face to face) pembelajaran ini dilakukan ketika seorang anak telah menunjukkan permainan yang jauh dari teman-teman kelasnya, dan jika dipaksakan terus didalam kelas musik program, anak yang berkemampuan tinggi tersebut akan tetap bermain bahan yang sama dengan teman-temannya persoalan ini menjadi hal yang harus dimengerti sebuah instansi untuk dikatakan anak dalam proses pembelajaran praktik instrumen, khususnya instrumen gitar. Pembelajaran praktik instrumen gitar tidak memiliki sebuah perbedaan terhadap instrumen lainnya, persoalannya hanya pada orang tua yang menganggap tanpa mengikuti pelajaran praktik instrumen gitar, pengetahuan tentang memainkan gitar dapat ditemui diluar sekolah, pembelajaran praktik instrumen gitar dilakukan dengan permainan kelas, tetapi kerapnya pembelajaran

25 tersebut dilakukan perorangan karena anak lebih suka sendiri diajar seorang guru dalam permainan instrumen gitar. Pembelajaran instrumen gitar di Chandra Kusuma awalnya memiliki banyak peminat dari kalangan sekolah dasar, tetapi kebijakan sekolah Chandra Kusuma menutup program instrumen gitar untuk anak pada tingkatan sekolah dasar (SD). Hal ini mengakibatkan minat pembelajaran gitar semakin sedikit, dikarenakan permainan gitar hanya dilakukan untuk tingkatan SLTP ketingkatan yang lebih tinggi. Pembelajaran instrumen gitar dilakukan dengan memakai kurikulum ABRSM hal ini dilakukan karena pembelajaran melalui kurikulum tersebut sangat efektif dalam proses pembelajarannya. Melalui sebuah jari maupun teknik permainan tangan kanan dan tangan kiri, yang telah disesuaikan dengan tingkatan great pada pembelajaran instrumen gitar. Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler yang dispesifikasikan terhadap musik program sangat baik untuk mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuan siswa di berbagai bidang di luar bidang akademik sehingga siswa dapat menyalurkan bakat dan minat pada musik program ketika ingin memainkan instrumen Pendukung Proses Pembelajaran Gitar di Chandra Kusuma School Proses Awal Pembelajaran Gitar di Chandra Kusuma School berbentuk Kinestetik yang merupakan tahapan pembelajaran musik yang pertama, tipe pembelajaran ini memungkinkan anak didik untuk melihat, mendengarkan, dan meniru permainan yang diperagakan oleh pengajar/instruktur/guru musik. Pada

26 tahap ini murid masih belum diajarkan untuk belajar mandiri, sama halnya dengan bayi, mereka menirukan apa yang mereka lihat, dengar dan rasakan. Tipe pembelajaran ini disarankan untuk diberikan kepada murid pemula, atau yang belajar dari nol. Kemudian mengenalkan anak pembelajaran teori sebelum memasuki praktik instrumen gitar dalam proses pembelajaran praktik instrumen gitar secara akademisi dibutuhkan anak dapat menulis dan membaca sebuah notasi dalam memainkan instrumen gitar, hal tersebut yang membuat pentingnya teori dalam permainan instrumen gitar diawali dengan mengenalkan anak nilai notasi dan nilai istirahat (rest) Tabel 2.1 Notasi balok Mengenalkan siswa-siswi macam-macam dinamik adalah pp (pianissimo) yaitu sangat lembut, p (piano) yaitu lembut, mp (mezzopiano) yaitu agak lembut, mf (mezzoforte) yaitu agak keras, f (forte) yaitu keras, ff (fortissimo) yaitu sangat keras, crescendo yaitu bertambah keras, decrescendo yaitu bertambah lembut, dan dimin yaitu bertambah lemah. Lambang artikulasi yang dimaksudkan adalah

27 lambang-lambang notasi pada not balok maupun not angka. Prier (1991) menjelaskan bahwa notasi musik secara umum dikenal sekitar abad XI dengan tokohnya Guido Arezzo ( ) yang menemukan cara membaca dengan menggunakan suku kata do, re, mi, fa, sol, la, si. Suku kata ini berasal dari syair lagu Santo Yohannes. Lambang artikulasi pada notasi musik antara lain: Staff adalah sangkar nada atau paranada yaitu tempat penulisan not. Staff terdiri dari lima garis dan empat spasi. Spasi sebagi ruang garis juga berfungsi untuk penulisan not-not. Not-not yang ditulis pada garis disebut not garis sedangkan not yang ditulis pada spasi disebut not spasi. Contoh staff sebagai berikut: Kepala not dan tangkai not ada yang terbuka dan nada yang tertutup. Besarnya kepala not harus disesuaikan dengan sangkar nada. Jika kepala not terletak dibawah garis ketiga, tangkai not mengarah ke atas, jika kepala not berada diatas garis ketiga, tangkai not mengarah kebawah, sedangkan not yang terletak pada garis ketiga notnya boleh ke atas atau ke bawah sebagaimana tertera berikut ini Bendera not, bendera not arahnya kekanan, baik tangkai yang keatas maupun kebawah. Ujung bendera not tetap mengarah ke kepala not.

28 Tanda kunci, untuk mengetahui nama-nama not pada sangkar nada dibuatlah tanda kunci. Tanda kunci selalu dituliskan pada awal paranada. Terdapat tiga macam tanda kunci, yaitu: kunci G, kunci F, kunci C. Kunci G disebut juga treble clef yaitu staff untuk penulisan not-not tinggi. Dalam staff kunci G menunjukkan letak not g yaitu pada garis kedua, kunci G disebut juga kunci gitar dan semua not yang terletak pada garis kedua bernama not G. Dibawah garis kedua adalah spasi satu yaitu not F sedangkan dibawah spasi kesatu adalah tempat untuk not E. Kunci F disebut juga kunci bass atau bass cleft dimana dalam staff, kunci F berfungsi untuk tempat penulisan not-not rendah dan kunci F berpusat pada garis ke empat, apabila letak not F sudah diketahui maka letak not-not lain dapat pula diketahui. Kunci C dipergunakan untuk penulisan suara menengah (alto dan tenor) dimana letak kunci C menunjukkan letak not C. Kunci C boleh juga diletakkan pada sembarang tempat, apabila demikian halnya kunci C mempunyai berbagai kunci do dan sumbunya selalu menunjukkan do.

29 Tanda titik ditempatkan dibelakang not. Tanda titik berfungsi untuk memperpanjang nilai not di depannya. Hal ini berlaku untuk notasi balok maupun notasi angka. Namun demikian nilai titik pada notasi balok tidak sama dengan nilai titik pada notasi angka. Pada notasi balok jika tanda titik ditempatkan dibelakang not atau tanda diam maka nilainya setengah dari nilai not yang di depannya. Jika dalam satu partitur dijumpai pemakaian dua titik sekaligus dibelakang not maka nilai titik yang kedua adalah setengah dari nilai titik yang pertama. Sedangkan pada notasi angka, nilai satu titik adalah satu ketukan, dua titik maka nilainya dua ketukan. Tanda tempo, Largo (besar sangat lambat), adagio (tenang, tentram, lebih lambat dari andante, lebih cepat dari largo), lento (menunjukkan tempo lambat), moderato (menunjukkan tempo sedang), andante (sedang, menunjukkan sifat seperti berjalan), andantino (lebih cepat dari andante), allegro (senang, gembira, tempo cepat sesuai dengan karakter atau sifat dari gembira), vivace (tempo cepat), presto (tempo cepat) Tanda accidental, yaitu: (1) kreis (memindahkan letak dan bunyi nada setengah ke atas). Tanda kreis hanya berlaku untuk letak dan bunyi nada yang mengikutinya dalam birama yang bersangkutan, (2) mol (memindahkan letak dan bunyi nada setengah laras ke bawah). Tanda mol harus berlaku untuk letak dan bunyi nada yang mengikutinya dalam birama yang bersangkutan, dan (3) pugar (mengembalikan letak dan bunyi nada ke asalnya). Legato tanda yang menghubungkan dua nada atau lebih sedangkan ligature yaitu tanda yang menghubungkan dua nada yang sama secara berturut.

30 Pembelajaran membaca notasi dan menyanyikan nada-nada bukanlah persoalan sederhana, tetapi memiliki prosedur yang kompleks. Mursell (1995) menjelaskan untuk belajar notasi musik adalah sama halnya dengan bagaimana mengerti tentang musik itu sendiri. Nilai seluruh lambang-lambang membantu mengerti musik lebih baik lagi. Tanpa sebuah pengertian dari lambang tersebut maka pengertian akan musik akan ketinggalan, sama halnya dengan angka-angka, maka pengertian akan aritmatika juga akan ketinggalan. Maka pelajaran tentang membaca musik adalah program yang harus dilakukan dalam perencanaan untuk memajukan pendidikan musik. Solfeggio merupakan suatu pengetahuan musik yang mempelajari teknik membaca dan menulis notasi musik yang mencakup notasi irama dan notasi melodi. Notasi melodi dibaca atau dinyanyikan secara solmisasi sedangkan notasi irama dimainkan dengan tepukan. Menulis notasi musik mencakup aplikasi sence of music terhadap melodi yang diperdengarkan melalui instrument musik piano, melodi tersebut kemudian ditulis dengan tepat sesuai dengan frekuensi setiap nada (pitch). Jarak-jarak tertentu pada tangga nada ditandai dengan pola jarak: / /2. Tangga nada demikian disebut tangga nada mayor. Dalam bentuk asli (netral) deretan nada-nadanya adalah: c d e f g a b c. setiap susunan tangga nada mayor jika dinyanyikan dengan solmisasi berbunyi: do re mi fa sol la si do. Nada pertama dari tangga nada disebut root. Hartoyo (1994) menjelaskan interval adalah perbedaan tinggi nada (pitch) antara dua nada. Cara mempelajarinya biasanya lebih mudah melalui tangga nada

31 yaitu dengan cara menyebutkan perbedaan tinggi nada antara nada do (C) dengan nada-nada sesudahnya dan dihitung dari do (C) sebagai nada pokok dalam tangga nada C. Movable do adalah pembelajaran solfeggio dengan menggunakan do yang dapat berpindah-pindah sesuai dengan nada yang di pergunakan. Dalam movable do ada sebutan tambahan yaitu untuk nada-nada kromatis yaitu: (1) nada kromatis naik dan (2) nada kromatis turun. Untuk nada kromatis naik seperti nada-nada : di, ri, fi, sel, dan li. Sedangkan untuk nada kromatis turun seperti nada-nada : sa, le, sal/fi, ma dan ra. Selanjutnya dijelaskan rangkaian nada untuk tangga nada mayor selalu 1-1-1/ /2, maka ditemukan: (1) dalam tangga nada D mayor, muncul kreis kedua yang berlaku untuk setiap nada do (C), di samping kreis pertama yang sudah lebih muncul pada tangga nada G mayor. Pada tangga nada A mayor, muncul kreis yang ketiga yang berlaku untuk setiap nada sol (G), disamping kreis pertama dan kedua yang sudah lebih dulu muncul pada tangga nada G mayor dan D mayor, dan (2) dalam tangga nada Bes mayor, muncul mol kedua yang berlaku untuk setiap nada mi (E), disamping mol pertama yang sudah lebih dulu muncul pada tangga nada F mayor, dan pada tangga nada Es, muncul mol ketiga yang berlaku untuk setiap nada La (A) disamping mol pertama dan kedua yang sudah lebih dulu muncul pada tangga nada nada F mayor dan tangga nada Bes mayor. Proses penerapan selanjutnya di sekolah Chandra Kusuma dilakukan seorang murid untuk menerapkan teknik-teknik yang terdapat pada instrumen gitar seperti teknik pada tangan kanan dan tangan kiri. Kemudian dilakukan

32 berbentuk kelas dan dapat dilakukan antara seorang guru dan murid. Dalam tahapan pembelajaran instrumen gitar, siswa selalu menginginkan pembelajaran yang mudah, menarik, menyenangkan, dan bertahap. Tetapi beberapa siswa dan orangtua menginginkan pembelajaran yang instan (cepat bisa). Hal ini menunjukan peran seorang guru untuk mengajarkan teknik-teknik lanjutan dalam pembelajaran gitar sangat dibutuhkan. Kesabaran, ketekunan, ketelitian, konsisten terhadap sebuah bahan yang diberikan sangat penting dilakukan seorang siswa dalam mempelajari instrumen gitar. Kemudian sekolah Chandra Kusuma melakukan Tahap pembelajaran instrumen gitar secara visual, tahapan ini adalah sebuah tahapan yang memfokuskan dengan melihat materi yang disajikan, yaitu mulai mengajarkan membaca, mengenal not, tanda baca, dan materi lain yang kaitannya dengan visual (melihat). Pembelajaran visual mulai mengajarkan kepada murid untuk belajar mandiri, misalnya pengajar musik tidak ada dan yang ada hanya partiture/tablature maka murid masih bisa belajar dan bahkan murid bisa belajar lebih dari yang diajarkan pengajar ketika sudah menguasai materi sebelumnya. Kemudian secara auditory yang merupakan tahapan pembelajaran musik yang berkaitan dengan pendengaran dan pembelajaran adalah tahap paling tinggi pada pembelajaran musik. Murid yang bisa menguasai pembelajaran auditory biasanya mempunyai rasa feel yang bagus dalam menebak nada dan memainkannya dalam alat musik. Tahapan pembelajaran ini dilakukan setelah siswa mempelajari dasar-dasar awal yang mendukung siswa dalam permainan gitar. Setelah melihat anak mampu dalam tahapan-tahapan pembelajaran sekolah

33 Chandra Kusuma melakukan monitoring dan evaluasi. Monitoring dalam pembelajaran gitar di Chandra Kusuma School dilakukan seorang guru dengan cara memantau perkembangan siswa dan memberikan nasehat-nasehat serta peringatan kepada seorang siswa, jika hal itu penting untuk kebaikan siswa dan kelancaran proses belajar-mengajar di sekolah Chandra Kusuma. Terlebih lagi evaluasi yang dillakukan guru kepada seorang siswa untuk mengambil nilai dari pembelajaran praktik instrumen gitar di sekolah Chandra Kusuma. Penilaian yang nilai seorang guru dari absensi siswa mengikuti praktik instrumen gitar, teknik yang baik dalam permainan instrumen gitar, tugas latihan yang diberikan seorang guru untuk dilatih dirumah kepada siswa, teknik membaca yang baik dilakukan seorang siswa jika mendapat bahan ajar dari seorang guru. Kemudian pengambilan nilai yang dilakukan secara ujian kepada seorang siswa untuk melihat hasil belajar yang baik kepada seorang siswa. Dalam hal penilaian terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam proses pembelajaran (RPP), yaitu penilaian dari jumlah konsultasi setiap kelompok. Penilaian ini tidak terdapat pada RPP akan tetapi guru melakukan penilaian ini dalam pembelajarannya, dengan tujuan agar siswa mampu berlatih dengan rajin serta konsultasi kepada seorang guru untuk mendapat masukan-masukan dari guru agar memperbaiki hasil belajar praktik instrumen gitar dengan menggunakan sebuah metode yang baik dari seorang guru. Pembelajaran gitar di sekolah Chandra kusuma masih membutuhkan masukan dalam segala aspek pembelajaran, hal ini menunjukkan untuk perkembangan instrumen gitar disekolah Chandra Kusuma agar semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni musik sebagai bagian dari budaya dalam rangka menggali serta

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni musik sebagai bagian dari budaya dalam rangka menggali serta BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Musik dewasa ini menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Pada beberapa refrensi, musik dianggap sebagai penyeimbang kemampuan otak kanan dan otak kiri. Musik

Lebih terperinci

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006 (SK) dan (KD) Mata Pelajaran Sumber: KTSP 2006 52. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) A. Latar Belakang Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa kurikulum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan kepada Peraturan Pemerintah N0. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan

Lebih terperinci

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan simbol tempo dalam lagu 2. Menjelaskan makna ansambel 3. Menghubungkan antara simbol nada dengan elemen musik 4. Menghubungkan simbol nada dengan tempo dalam lagu 5. Memainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses pengembangan pendidikan kesenian di Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam proses pengembangan pendidikan kesenian di Sekolah Menengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pengembangan pendidikan kesenian di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) khususnya SMK Negeri 11 Medan yang sebelumnya disebut Sekolah Menengah Musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Kegiatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Kegiatan pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Penggunaan strategi dalam kegiatan

Lebih terperinci

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik, NO KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah salah satu hasil dari proses kebudayaan manusia dalam bentuk bunyi-bunyian yang memiliki unsur-unsur melodi, irama, dan tempo. Musik juga merupakan

Lebih terperinci

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar

Pelatihan Dasar Seni Musik Untuk Guru Musik Sekolah Dasar Yulisetiana Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Seni Budaya Universitas Negeri Surabaya Yulisetiana73@yahoo.com Abstrak Melihat pentingnya pendidikan seni musik untuk siswa Sekolah Dasar, maka guru musik

Lebih terperinci

TUGAS PLPG PEMBUATAN MODUL PEMBELAJARAN

TUGAS PLPG PEMBUATAN MODUL PEMBELAJARAN TUGAS PLPG PEMBUATAN MODUL PEMBELAJARAN Disusun oleh : JELLY EKO PURNOMO, S.Pd No Peserta 17046021710161 MODUL SENI BUDAYA 1 Materi Teknik membaca dan bernyanyi solmisasi partitur not angka secara unisono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha agar individu dapat mengembangkan kepribadian dan potensinya baik dalam segi fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar dalam membentuk manusia. Di sekolah telah disusun. usaha tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. cukup besar dalam membentuk manusia. Di sekolah telah disusun. usaha tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, pendidikan formal di sekolah mempunyai peranan yang cukup besar dalam membentuk manusia. Di sekolah telah disusun kurikulum guna mewujudkan tujuan Pembangunan

Lebih terperinci

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo Unsur- Unsur Musik Unsur Musik Bunyi Irama Notasi Melodi Harmoni Tonalitas Tekstur Gaya musik Pitch Dinamika Timbre Beat Birama Tempo Musik adalah bagian dari bunyi, namun bunyi dalam musik berbeda dengan

Lebih terperinci

FIXED DOH SEBAGAI METODE MEMBACA NOTASI BALOK YANG EFEKTIF BAGI PEMULA

FIXED DOH SEBAGAI METODE MEMBACA NOTASI BALOK YANG EFEKTIF BAGI PEMULA FIXED DOH SEBAGAI METODE MEMBACA NOTASI BALOK YANG EFEKTIF BAGI PEMULA S. Kari Hartaya A. Latar Belakang Masalah Hampir setiap manusia menyenangi cabang seni yang satu ini, yaitu musik. Baik itu pada tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumber daya manusia tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu hidup dan berkembang serta mampu meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

MATERI AJAR. Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik

MATERI AJAR. Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik MATERI AJAR Ansambel Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik Ansambel dapat diartikan sebagai sebuah sajian musik yang dilagukan secara bersama-sama dengan menggunakan

Lebih terperinci

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK A. Pendahuluan Pendidikan seni musik bukanlah sekedar hiburan untuk memancing siswa menjadi semangat dalam belajar, seperti yang didengungkan sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa kehidupan yang cerdas

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa kehidupan yang cerdas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa kehidupan yang cerdas yang membentuk kemandirian dan kreatifitas dalam menghadapi setiap persoalan kehidupan. Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan Kekuatan Dan Mazmurku merupakan salah satu lagu yang diciptakan oleh Theodora Sinaga. Theodora Sinaga adalah salah satu pencipta lagu yang ada di kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan bangsa dan merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan menduduki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan adalah usaha sadar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia (Banoe, 2003: 288). Musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih kepekaan dan keterampilan melalui media suara. Unsur-unsur musik menurut Jamalus (1998 :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAAN. Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULAAN. Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan BAB I PENDAHULAAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Setiap negara berusaha mempersiapkan diri untuk dapat bersaing

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. yang berpindah-pindah kemungkinan memberikan mereka inspirasi untuk

`BAB I PENDAHULUAN. yang berpindah-pindah kemungkinan memberikan mereka inspirasi untuk `BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik diperkirakan telah lahir sejak kehadiran manusia modern homo sapien yaitu sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Kehidupan mereka yang berpindah-pindah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

Efektifitas Angklung Sebagai Alat Musik Kolosal untuk Pembelajaran Seni Budaya

Efektifitas Angklung Sebagai Alat Musik Kolosal untuk Pembelajaran Seni Budaya Efektifitas Angklung Sebagai Alat Musik Kolosal untuk Pembelajaran Seni Budaya Oleh: S. Kari Hartaya ABSTRAK Makalah ini bertujuan untuk mengupas efektifitas alat musik angklung pada pembelajaran seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi,

BAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu karya seni yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, musik salah satu cabang kesenian yang merupakan sarana dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional mengamanatkan negara menjamin hak dasar setiap warga negara terhadap pemenuhan kebutuhan pendidikan serta pengembangan diri dan memperoleh

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Program Semester. : SMA Negeri 6 Yogyakarta : Seni Budaya ( Seni Musik) : X / Umum : 2 (Dua) : 3 x 45 menit A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar, Fungsi dan Tujuan Sistim Pendidikan Nasional Tahun 2003 pada pasal 3 yang dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia ketika mendengar alunan musik mayoritas menyukai. Orang yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota tubuhnya dan mengikuti irama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pembangunan nasional pada dasarnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Membangun dan membentuk masyarakat Indonesia untuk menjadi manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan agar mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihanpelatihan

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan agar mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihanpelatihan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memperoleh sebagian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi, memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah

Lebih terperinci

Membaca Suara dan Mendengar Tulisan

Membaca Suara dan Mendengar Tulisan Membaca Suara dan Mendengar Tulisan BAGI PEMAIN/ PENGAJAR MUSIK Oleh: S. Kari Hartaya ABSTRAK Musik adalah salah satu karya seni yang menggunakan suara sebagai medianya. Kepiawaian dalam menguasai serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KEGIATAN DIES NATALIS UNY KE 47

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KEGIATAN DIES NATALIS UNY KE 47 LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KEGIATAN DIES NATALIS UNY KE 47 Oleh: Fu adi, S.Sn., M.A JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011 0 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Pendidikan Nasional harus tanggap terhadap tuntutan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6 tahun. Pendidikan ini dapat dilaksanakan oleh beberapa lembaga pendidikan antara lain pendidikan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang bervariasi dan inovatif mempunyai tujuan untuk menimbulkan minat dan motivasi belajar peserta didik terhadap semua mata pelajaran di sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya suatu negara diukur melalui sistem pendidikannya, pendidikan juga tumpuan harapan bagi peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini, menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang khususnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia melalui proses pembelajaran dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman kehidupan manusiap musik saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman kehidupan manusiap musik saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan zaman kehidupan manusiap musik saat ini telah menjadi suatu kebutuhan pendidikan. Karena pengaruh musik terhadap perkembangan anak, membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal, seorang bayi mulai bisa berinteraksi dengan ibunya pada usia 3-4 bulan. Bila ibu merangsang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perubahan zaman, semakin maju pula peradaban dunia yaitu

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perubahan zaman, semakin maju pula peradaban dunia yaitu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perubahan zaman, semakin maju pula peradaban dunia yaitu dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kemajuan dunia dibidang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan usaha manusia untuk mewariskan, mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup kegiatan-kegiatan terarah dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkenaan dengan pendidikan seni dalam Permendiknas no.22 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Berkenaan dengan pendidikan seni dalam Permendiknas no.22 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkenaan dengan pendidikan seni dalam Permendiknas no.22 tahun 2006 tentang Standar Isi Kurikulum 2006 dijelaskan bahwa mata pelajaran Seni Budaya pada dasarnya merupakan

Lebih terperinci

PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA RINGKASAN SKRIPSI PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif. Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut kepada peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi cita-cita manusia semakin menuntut kepada peningkatan mutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sepanjang hayat, tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM. Penyusun: Tim

MODUL PRAKTIKUM. Penyusun: Tim MODUL PRAKTIKUM Penyusun: Tim PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 BUKU PANDUAN PANDUAN PRAKTIKUM PENDIDIKAN SENI MUSIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu yang secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan mengikuti

Lebih terperinci

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Disajikan dalam seminar sehari Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNP pada tanggal 9 Juli 2010 Oleh: Syeilendra JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP/ MTs Kelas : VIII Mata Pelajaran : Seni Budaya / Seni Musik Semester : 1 (satu / Gasal ) Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Standar kompetensi : Mengapresiasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting guna meningkatkan kualitas dan potensi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting guna meningkatkan kualitas dan potensi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan penting guna meningkatkan kualitas dan potensi sumber daya manusia. Melalui pendidikan akan terjadi proses pendewasaan diri sehingga di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Seni Budaya merupakan satu mata pelajaran yang dituntut oleh kurikulum untuk diajarkan atau diberikan kepada peserta didik mulai tingkat TK sampai dengan

Lebih terperinci

Oleh Imam Ghozali (PBS, Pendidikan Seni, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak)

Oleh Imam Ghozali (PBS, Pendidikan Seni, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak) KETERAMPILAN MEMBACA NOTASI BALOK DENGAN PENDEKATAN LAGU MODEL MAHASISWA PGSD FKIP UNTAN PONTIANAK Oleh Imam Ghozali (PBS, Pendidikan Seni, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak) E-mail: syamsu_ghz@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut dapat mengelola sumber

Lebih terperinci

Ear Training 2. Direktorat Pembinaan SMK 2013

Ear Training 2. Direktorat Pembinaan SMK 2013 ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kekuatan, rahmat, dan hidayah-nya sehingga Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat

Lebih terperinci

Makalah. Teori Dasar Musik. Riko Repliansyah Anisa Purnama Sari. Riski Okta Mayasari. Dosen Pengampu: Pebrian Tarmizi,M.Pd Mata Kuliah : Seni Musik

Makalah. Teori Dasar Musik. Riko Repliansyah Anisa Purnama Sari. Riski Okta Mayasari. Dosen Pengampu: Pebrian Tarmizi,M.Pd Mata Kuliah : Seni Musik Makalah Teori Dasar Musik Dosen Pengampu: Pebrian Tarmizi,M.Pd Mata Kuliah : Seni Musik Disusun oleh kelompok 3 Riko Repliansyah Anisa Purnama Sari Fitri Ramadayanti Riski Okta Mayasari (A1G016091) Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menentukan perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses,

Lebih terperinci

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terbukti bahwa musik menjadi salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan serta memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh

Lebih terperinci

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung 8 Siti Halimah, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SEMBON KECAMATAN KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI MPK BERBASIS KOMPETENSI

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI MPK BERBASIS KOMPETENSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI MPK BERBASIS KOMPETENSI Oleh SYIHABUDDIN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA VISI MPK Sebagai sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan... DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... B. ujuan...... C. Ruang Lingkup... II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORETIS. Dari buku yang ditulis Trianto (2007 : 5), Joice berpendapat bahwa yang di maksud

BAB II LANDASAN TEORETIS. Dari buku yang ditulis Trianto (2007 : 5), Joice berpendapat bahwa yang di maksud BAB II LANDASAN TEORETIS A. Konsep Belajar dan Pembelajaran Dari buku yang ditulis Trianto (2007 : 5), Joice berpendapat bahwa yang di maksud dengan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berstruktur dan berprogram, di mulai dari pendidikan dasar,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berstruktur dan berprogram, di mulai dari pendidikan dasar, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan kita. Pendidikan merupakan salah satu fasilitas kita sebagai manusia dan pendidik untuk merangsang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kemajuan iptek ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kemajuan iptek ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada peradaban modern yang makin berkembang pesat sekarang ini, negara kita mengalami persaingan yang luar biasa dalam berbagai kehidupan. Dalam persaingan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia yang cerdas, kreatif, dan kritis menjadi faktor dominan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi era persaingan global. Sementara itu proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika Khaerunnisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Etika Khaerunnisa, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran matematika, idealnya siswa dibiasakan memperoleh pemahaman melalui pengalaman dan pengetahuan yang dikembangkan oleh siswa sesuai perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional berbunyi bahwa pendidikan. diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional berbunyi bahwa pendidikan. diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembang kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalm rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Depdiknas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masalah pendidikan mendapat perhatian yang serius dari pemerintah, berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya, pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistematis untuk mewujudkan suatu proses pembelajaran agar siswa aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dan berencana yang dimiliki semua masyarakat sebagai siswa di dalam dunia pendidikan yang tersusun secara sistematis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 Undang- Undang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu membudayakan manusia. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam

Lebih terperinci

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang

Lebih terperinci

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 berisi rumusan tujuan pendidikan yang kaya dengan dimensi moralitas, sebagaimana disebutkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh manfaatnya secara langsung dalam perkembangan pribadinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam arus globalisasi yang berkembang dengan pesat, mendorong perlunya perubahan paradigma pendidikan. Salah satu upaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cara-cara yang sesuai untuk mengkombinasikan pola-pola nada, misalnya angkaangka.

BAB 1 PENDAHULUAN. cara-cara yang sesuai untuk mengkombinasikan pola-pola nada, misalnya angkaangka. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika yang disebut kombinatorika memungkinkan seseorang untuk menghitung cara-cara yang sesuai untuk mengkombinasikan pola-pola nada, misalnya angkaangka. Hal

Lebih terperinci