BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Anak-Anak Menunggu Tampil (kharistya.wordpress.com, 2008)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Anak-Anak Menunggu Tampil (kharistya.wordpress.com, 2008)"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Saung Angklung Udjo Berbekal cinta kasih dan cita-cita ingin melestarikan kesenian khas daerah Jawa Barat, alam dan lingkungan sekitarnya, Udjo Ngalagena (Alm.) bersama istrinya Uum Sumiati (Alm.) merintis pendirian Saung Angklung Udjo (SAU) pada tahun SAU sebagai objek wisata budaya, merupakan replika dari suatu perkampungan masyarakat Sunda, dimana di dalamnya terdapat berbagai seni dan budaya tradisional masyarakat Sunda. Dari pertunjukkan musik bambu yang atraktif dan dinamis, pagelaran kesenian khas Jawa Barat, kegiatan pengrajin memproduksi barang kerajinan khas dan alat-alat musik bambu, sampai dengan menikmati hidangan khas Sunda. SAU adalah laboratorium hidup untuk mempelajari, meneliti, menggali serta menghidupkan kembali tradisi masyarakat Sunda, yang kemudian akan menyadarkan kita akan keluhuran seni dan budaya masyarakat tradisional. Gambar 1.1. Anak-Anak Menunggu Tampil (kharistya.wordpress.com, 2008) Dengan mengandalkan gotong-royong antar sesama warga desa, kini di tahun 2008 tidak kurang dari 400 anak-anak anggota SAU yang setiap hari bersama-sama menyambut dan menyajikan atraksi kesenian khas Jawa Barat kepada para wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. SAU pernah dituduh melakukan eksploitasi anakanak untuk bekerja di bawah umur oleh salah satu lembaga dunia. Tuduhan tersebut tidak terbukti setelah Direktur SAU, Taufik Hidayat Udjo, menjelaskan bahwa ini bukan upah bekerja melainkan merupakan itikad baik dari perusahaan untuk membantu masyarakat di sekitar lingkungan SAU. (Taufik Hidayat Udjo, Wawancara Pribadi, 15/04/2008). 1

2 SAU dalam melakukan Corporate Social Responsibility (CSR), tidak serta merta hanya memberikan santunan dana berupa beasiswa kepada anak-anak. SAU lebih memposisikan saungnya sebagai tempat yang terbuka, ramah, dan nyaman pada masyarakat sekitar, sehingga masyarakat dengan sendirinya tertarik untuk ikut membantu SAU. Dengan prestasi dan kesuksesan yang telah diraih selama ini, maka sangat tidak salah jika Pemda Jabar memberikan perhatian lebih pada SAU, dengan cara memberikan bantuan dana dan menjadikan model CSR SAU sebagai percontohan bagi tempat pariwisata lain guna mengurangi tingkat pengangguran di Jawa Barat Sejarah Perusahaan Udjo Ngalagena (Alm.) merupakan arsitek dan penggagas dari SAU. Kecintaannya terhadap seni musik sudah tertanam sejak kanak-kanak. Perkenalannya dengan musik angklung dimulai pada saat dirinya dibimbing langsung oleh Daeng Soetigna (Alm.). Seni tradisional Sunda dipelajarinya sejak masa sekolah disamping berguru kepada para tokoh musik Sunda yang ada pada masa itu. Beliau berguru kepada Mang Koko untuk permainan Kecapi, dan kepada Rd. Machyar Angga Kusumahdinata untuk mendalami ilmu alat musik gamelan. Gambar 1.2. Udjo Ngalagena (Alm.) (angklung-udjo.co.id, 2008) Dari pendalamannya terhadap alat musik angklung, Udjo Ngalagena (Alm.) menambahkan filosofi alat musik angklung Daeng Sutigna (Alm.) yang biasa dikenal dengan sebutan 5M, yaitu : Mudah, Murah, Mendidik, Menarik dan Massal, ditambahkan atribut Meriah, sehingga menjadi 6M. 2

3 Disadari atau tidak, hal inilah yang mendasari Udjo Ngalagena (Alm.) untuk membuat suatu konsep ideal mengenai Kaulinan Urang Lembur menjadi suatu pertunjukan yang atraktif tanpa meninggalkan unsur penting edukatif itu sendiri. Dari konsep itulah Saung Angklung Udjo didirikan. Tahun-tahun bersejarah bagi Saung Angklung Udjo : Tahun Udjo Ngalagena (Alm.) mulai serius mendalami angklung kepada Daeng Sutigna (Alm.). Tahun Udjo Ngalagena (Alm.) memimpin rombongan siswa siswi SGTK Kartini dalam pagelaran Angklung pada penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika yang Pertama di depan Gedung Merdeka di hadapan seluruh Kepala Negara yang hadir pada Konferensi Asia Afrika tersebut. Tahun Saung Angklung Udjo mulai dirintis. Tahun Udjo Ngalagena (Alm.) memimpin pagelaran Angklung di hotel Savoy Homann dalam rangka peringatan 5 tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung di hadapan Kepala Negara yang hadir pada saat itu pada acara makan malam. Tahun Saung Angklung Udjo mulai memproduksi angklung sendiri. Tahun Saung Angklung Udjo mulai berdiri. Tahun Menampilkan bagaian paket pagelaran kepada wisatawan nusantara maupun mancanegara. Pertamakali wisatawan asal Belanda hadir di SAU. Tahun Tercatat sebagai organisasi Seni & Budaya di Disbudpar Jabar. Tahun Ditunjuk sebagai pusat pendidikan dan pelatihan Seni dan Budaya. Tahun Kantor Departemen Kepariwisataan menunjuk SAU sebagai proyek wisata Kota. Tahun Mendapat tugas dari Menteri Luar Negeri RI (Prof. Dr. Muctar Kusumaatmadja) untuk mengajar cara pembuatan instrumen angklung dan melatih cara memainkannya pada kader-kader seniman setempat di kota Honiara, Ibukota Solomon di Pasifik Selatan. Tahun Mengisi acara pada KTT Non Blok Ke 10 di Bandung dan Jakarta. - Mendapat penghargaan Adhikarya Pariwisata Pos dan Telekomunikasi. Tahun Mengisi acara pada WTO Gala Dinner yang diselenggarakan di Bali. - Di undang oleh World Music and Dance di Jepang. 3

4 Tahun Mendapatkan Heritage and Culture Gold Award yang dianugerahkan oleh PATA AWARD di Bali, Indonesia. - Mendapat penghargaan Adhikarya Pariwisata Presiden RI. Tahun Pertunjukan konser bersama Sherina & Friends di SABUGA. - Melatih cara memainkan Angklung di Argentina atas permintaan KBRI Indonesia di negara tersebut. - Udjo Ngalagena (Alm.) dinobatkan Sebagai Tokoh Seni Anak-Anak Indonesia bersama AT. Mahmud. Tahun Mengajar Angklung di Fukuoka Jepang, dalam misi Pariwisata bersama Garuda. Tahun Menyambut Presiden Korea Utara di Istana Negara Jakarta. - Charity Gala Dinner With Miss Universe 2002 Oxana Fedorova dari Rusia. Tahun Mendapatkan penghargaan Heritage and Culture Gold Award yang dianugerahkan oleh PATA AWARD di Jeju Island, Korea Selatan. - Mendapatkan Penghargaan Inovasi Kepariwisataan Indonesia dari Kementerian Kebudayaan Dan Pariwisata Republik Indonesia. Tahun Mendapatkan penghargaan Anugerah Kebudayaan dari BACC untuk Pengembangan dan Pelestarian Seni dan Pariwisata Jawa Barat. - Mendapatkan Penghargaan dari MURI sebagai pemecah rekor bermain Angklung sebanyak buah di Dies Natalis UNPAD. - Mendapatkan anugerah Kebudayaan 2007 dari Kementrian kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. - Mendapatkan anugerah "Pesona Wisata" Penghargaan dari Dinas Pariwisata Kota Bandung sebagai tempat Pariwisata peringkat pertama di Kota Bandung Visi dan Misi Saung Angklung di tahun 2008 mempunyai visi, menjadi etalase budaya Sunda yang mendunia dan menjadi tujuan Wisata Budaya terbaik di seluruh Indonesia. Sedangkan misinya adalah, melestarikan dan mengembangkan Budaya Sunda dengan basis Gotong Royong antar warga, serta pemuliaan alam dan lingkungan untuk kesejahteraan umat manusia. (Hand Guide for Employee of PT. Saung Angklung Udjo, 2008:3) 4

5 Struktur Organisasi Struktur organisasi terdiri Dewan Direksi yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang membawahi satu Direktur Operasional. Direktur Operasional dibantu oleh seorang Sekretaris membawahi 8 divisi, yaitu : souvenir, sales & marketing, komunikasi perusahaan, pertunjukan, keuangan, produksi, rumah tangga, dan sdm. Pembagian struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 1.3. Gambar 1.3. Struktur Organisasi Saung Angklung Udjo (Company Profile SAU, 2008:n.d) Jumlah tenaga karyawan dari keseluruhan karyawan Saung Angklung Udjo berjumlah sekitar 70 orang. Jumlah ini belum termasuk 400 anak-anak anggota SAU yang setiap hari bersama-sama menyambut dan menyajikan atraksi kesenian khas Jawa Barat kepada para wisatawan, dan belum termasuk para pengrajin angklung dan kesenian bambu lainnya di sekitar lingkungan SAU. Untuk penjabaran lebih lanjut mengenai struktur organisasi pada tiap divisi, dapat dilihat pada Lampiran. (Taufik Hidayat Udjo, Wawancara Pribadi, 15/04/2008) 1.2. Bidang Usaha Didirikan sejak tahun 1958, sebagai sebuah sanggar seni dan tempat produksi angklung oleh Udjo Ngalagena (Alm.) bersama istri, saat ini SAU telah berkembang menjadi salah satu perusahaan holding ternama di Kota Bandung, Jawa Barat. Saat ini bidang usaha SAU terbagi dalam 2 bidang kegiatan, yaitu : Bidang Kegiatan Produk dan Jasa, serta Bidang Kegiatan Edukasi (Riset, Dokumentasi, dan Pelatihan). 5

6 Dalam kaitannya sebagai holding company, melalui operasi dan cakupan bisnisnya, SAU adalah sebuah perusahaan penghasil pengalaman kasundaan terintegrasi (integrated Sundanese experience business) dengan cakupan aktivitas berkisar dari seefeel- do and experience holistic Sundanese Activities. Selama 50 tahun keberadaannya, SAU telah menjalin berbagai kerjasama dengan perusahaan berskala lokal, nasional maupun international. Perusahaan dan institusi seperti Dinas Pariwisata Prov. Jawa Barat, Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Departemen LN Indonesia, Gobel Foundation, adalah sebagian dari perusahaan yang telah menjalin kemitraan bersama. Sesuai dengan misi perusahaan to improve the quality of people where ever we work, perusahaan memberikan prioritas yang tinggi dalam aktivitas sosial, terutama yang menyangkut sektor pendidikan, pemulyaan seni dan budaya, sehingga tercipta hubungan yang saling menguntungkan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar Bidang Kegiatan Produk dan Jasa Sebagai etalase budaya Sunda, SAU menawarkan beragam produk dan jasa yang bersumber dari nilai-nilai Sunda. Bidang Kegiatan Produk dan Jasa SAU sendiri terbagi menjadi 4 kelompok utama, yaitu : Pertunjukan Internal SAU, Pertunjukan Eksternal SAU, Paket Pelatihan, dan Produk. Pertunjukan Internal SAU 1. Pertunjukan Bambu Petang Bambu petang merupakan gabungan kemasan dari seni pertunjukan kesenian Sunda, khusus dirancang untuk keperluan turis mancanegara yang memiliki kesempatan / waktu yang singkat. Pada umumnya upacara tradisional memakan waktu yang panjang dengan aturan yang ketat, tidak sesuai dengan kesempatan yang dimiliki para turis asing. Dengan mempertimbangkan kegiatan para turis yang mengunjungi tempat wisata Gunung Tangkuban Perahu dari pagi hingga pukul WIB, maka SAU mengemas program yang padat dan berisi, yaitu pertunjukan rutin yang tiap hari dilaksanakan mulai pukul hingga WIB.Pertunjukan dimulai dengan alunan musik gamelan yang merdu dan harmonis. Pembawa acara memperkenalkan nama-nama alat musik yang digunakan untuk pertunjukan gamelan. 6

7 Berikut adalah rangkaian acara yang disuguhkan dalam bambu petang : A. Demonstrasi Wayang Golek Pertunjukan wayang golek ini hanya bersifat demonstrasi, pada pertunjukan sesungguhnya dapat menghabiskan waktu lebih dari 7 jam sehingga tidak mungkin menampilkannya dengan kesempatan waktu turis mancanegara yang terbatas. Dalam pertunjukan sebenarnya, secara prinsip selalu membawa pesan moral, agar kita berbuat baik pada sesama dan taat pada Pencipta. B. Khitanan / Helaran Gambar 1.4. Demonstrasi Wayang Golek (kharistya.wordpress.com, 2008) Dahulu di pedesaan ada sebuah tradisi untuk memberikan suatu hiburan bagi anak laki-laki yang hendak dikhitan, sehingga anak tersebut terhibur. Dalam pertunjukan ini, anak yang dikhitan diarak keliling kampung dengan duduk di kursi khusus / jampana yang diangkat oleh 2 orang. Sementara itu teman-teman memberikan hiburan dengan menyanyi dan menari diiringi dengan angklung tradisional berlaraskan Salendro. Gambar 1.5. Khitanan / Helaran (kharistya.wordpress.com, 2008) 7

8 C. Arumba Arumba adalah alat musik bambu yang diciptakan dan dimainkan dalam format band, namun tetap dapat menghasilkan nada-nada harmonis dan dinamis. Arumba yang merupakan singkatan dari Alunan Rumpun Bambu baru muncul pada tahun 1970-an. D. Tari Topeng Gambar 1.6. Arumba (kharistya.wordpress.com, 2008) Tari yang disajikan adalah cuplikan dari pola-pola tarian klasik Topeng Kindaga. Tarian ini dibawakan oleh 3 anak perempuan. Tarian ini terbagi atas dua babak : Babak pertama (tanpa topeng), menceritakan Layang Kumintir, pembawa berita untuk Ratu Kencana Ungu dari Majapahit, yang sedang menyelidiki keadaan di kerajaan Blambangan. Babak kedua (memakai topeng), Layang Kumintir menyamar menjadi seorang pria gagah perkasa untuk melawan Ratu Menak Djinggo dari Blambangan. Gambar 1.7. Tari Topeng (kharistya.wordpress.com, 2008) 8

9 E. Bermain Angklung Bersama Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk memainkan angklung secara masal. Hand sign dan membaca angka-angka dilayar adalah metode yang mudah dimengerti. Tiap pengunjung diberikan masing-masing satu buah angklung yang memiliki angka-angka tertentu dari 1 hingga 8, tiap angka memiliki hand sign tersendiri. Dirigen akan membawakan lagu dengan menggerakan tangannya yang memiliki arti angka-angka dan terbentuk sebuah lagu, pengunjung tinggal mengikuti hand sign dari dirigen. F. Menari Bersama Gambar 1.8. Bermain Angklung Bersama (indo.com, 2008) Pada akhir acara, SAU akan mengajak pengunjung untuk bergembira, menari dan menyanyi bersama anak-anak. Sebuah pagelaran yang menarik dan interaktif. Gambar 1.9. Menari Bersama (Profile-Pendidikan SAU Dvd Capture, 2008) 9

10 2. Caruban Budaya Sunda Program khusus pelajar PG/TK, SD, SMP & SMU ini terdiri dari Tour Saung Angklung Udjo, dimana anak-anak diajak berkeliling Kampung Sunda Saung Angklung Udjo; Workshop Pembuatan Angklung Bersama Pengrajin, dimana anakanak secara langsung melihat dan mempelajari proses pembuatan angklung dari pengrajin angklung; Lomba Yel-Yel Group, ajang unjuk kreativitas melalui yel-yel; Pertunjukan Bambu Pagi, program pagelaran Kaulinan Urang Lembur Saung Angklung Udjo yang atraktif; dan Makan Siang Ala Kampung Sunda, dengan suasana Sunda di taman terbuka, anak-anak menikmati nasi timbel khas Sunda; termasuk juga Lomba Karya Tulis Saung Angklung Udjo, mengajak anak-anak berperan serta dalam pelestarian seni Sunda dengan menulis pengalaman mereka di Saung Angklung Udjo. 3. Setengah Hari di Saung Angklung Udjo Selain menikmati atraktifnya pagelaran Kaulinan Urang Lembur Saung Angklung Udjo melalui Pertunjukan Bambu, partisipan juga membawa angklung yang dibuatnya sendiri dan dimainkannya dalam angklung interaktif, sebagai souvenir. Dalam program ini, partisipan merasakan sulitnya membuat angklung, merasakan indahnya memainkan angklung, dan merasakan kebanggaan membawa souvenir hasil tangan sendiri. 4. Sehari di Saung Angklung Udjo Nature, Culture, Education & Harmony. Sehari di Saung Angklung Udjo memberi kesempatan setiap partisipan untuk secara lengkap merasakan hal-hal tersebut. Partisipan menikmati perannya sebagai seniman pewaris budaya Sunda secara langsung. Pertunjukan Eksternal SAU 1. Paket Iwung Paket Iwung adalah pertunjukan angklung interaktif. Hanya dalam beberapa menit, partisipan akan mampu menghasilkan harmonisasi lagu-lagu yang indah dengan angklung. Angklung yang dipergunakan dapat dijadikan sebagai cinderamata dengan hiasan tulisan tema acara. 10

11 2. Paket Awi Termasuk di dalamnya, yaitu paket iwung dan orkestra angklung. Orkestra angklung juga membawa filosofi angklung sebagai alat integritas yang membangun semangat patriotik, sehingga setelah menikmati pertunjukan awi, emosi dan hasrat penonton selalu tergugah. 3. Paket Gombong Menyerupai pagelaran Kaulinan Urang Lembur setiap hari pukul s/d WIB di Saung Angklung Udjo, pertunjukan gombong sebagai paket eksternal terlengkap dengan frekuensi tersering. 4. Paket Arumba Sebagai bentuk pengembangan baru dari instrumen bambu, arumba yang susunan nadanya hampir sama dengan organ, dimainkan dalam format band dengan nada yang harmonis dan dinamis. Karena bertangga nada diatonis, lagu yang dibawakan sudah tidak terbatas hanya pada lagu-lagu tradisional, tapi juga klasik hingga kontemporer mampu dibawakan dengan sempurna. Sekalipun lebih sering menjadi live performance acara pernikahan dan musik pengiring makan malam, sebagaimana band umumnya, arumba mampu menyesuaikan berbagai kegiatan pemesan. 5. Paket Kesenian Sunda Lainnya Sebagai etalase budaya Sunda, Saung Angklung Udjo juga menyediakan beragam paket kesenian Sunda lainnya baik berupa tari, rampak kendang, calung cilik, kecapi suling, prosesi upacara dan aktivitas seni Sunda lainnya Paket Pelatihan 1. Pelatihan Angklung / Arumba Dengan silabus yang terarah, para pengajar / pelatih Saung Angklung Udjo secara berkala memberikan materi angklung / arumba, mulai dari pengenalan, teknik memainkan, pen-tala-an dan perawatan sampai dengan pelatihan angklung / arumba. 2. Pelatihan Angklung untuk Manajemen Sebagai bagian dari usaha pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), pelatihan angklung sangat efektif membentuk sikap-sikap positif karyawan. 11

12 3. Pelatihan Seni dan Budaya Sunda Suatu proses pengenalan, pengembangan, inovasi seni dan budaya, yang diharapkan terjadi melalui proses akulturasi budaya-budaya yang berbeda, yaitu dengan melibatkan peserta program dalam aktivitas kehidupan seni dan budaya Sunda secara live in sehingga berbagai aspek kehidupan masyarakat Sunda secara umum dapat partisipan rasakan, alami, dan mungkin terjadi serapan dan transfer ilmu dan informasi seni dan budaya itu. Pada akhirnya mampu untuk diekspresikan dalam bentuk informasi budaya, dan karya-karya kesenian. 4. Program Liburan Sekolah Dalam memanfaatkan masa liburannya, para pelajar SD & SMP, terlibat dalam aktivitas kehidupan seni dan budaya Sunda secara live in sehingga mereka sebagai pewaris, dapat merasakan suasana Kampung Sunda beserta berbagai keunikkannya secara ringan, sekaligus menjadi saksi bahwa seni dan budaya tradisional bukanlah sesuatu yang membosankan, bahkan mudah dicerna. Produk 1. Toko Souvenir Sebagai galeri alat musik dan cinderamata Jawa Barat, toko souvenir menjual berbagai alat musik bambu, seperti angklung, arumba, suling, calung, kendang, dan aneka cinderamata seperti wayang golek, angklung mini, dan aneka kerajinan bambu yang menarik. 2. Catering Divisi catering SAU menawarkan beragam pilihan makanan khas Sunda di taman terbuka untuk beragam aktivitas di tempat pemesan. 3. Café Warung Hawu Dengan diiringi alunan angklung dan bunyi-bunyian khas Sunda lainnya, pengunjung dapat mencoba berbagai makanan dan minuman ringan khas Sunda, ataupun makanan dan minuman ringan umumnya. 4. Sewa Tempat Pendopo dan taman terbuka dengan suasana khas Sunda, tempat ini mampu menampung 800 orang, sangat cocok dipergunakan acara-acara khusus, seperti pernikahan, ulang tahun, perpisahan, reuni, company gathering, MICE, dll. 5. Penginapan (Guest House) Kamar-kamar penginapan yang tenang dan sejuk, dikelilingi atmosfer Sunda, dapat menjadi pilihan sarana akomodasi perjalanan pengunjung ke Bandung. 12

13 Bidang Kegiatan Edukasi (Riset, Dokumentasi, dan Pelatihan) Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab terhadap kelestarian seni dan budaya Sunda, SAU memiliki beragam program guna tetap melestarikan dan berkembangya seni dan budaya Sunda di masyarakat. Bidang Kegiatan Edukasi sendiri terbagi menjadi 2 kelompok utama, yaitu : Pelestarian Seni dan Budaya Sunda, serta Ruang Publik Seni dan Budaya. Pelestarian Seni dan Budaya Sunda 1. Program Beasiswa Seni & Budaya SAU Sasaran utama program beasiswa SB-SAU adalah masyarakat umum (khususnya anak-anak) disekitar SAU. Para siswa diberikan beragam pola pendidikan di bidang seni dan budaya berupa pengetahuan seni dan budaya, etika, pelatihan bahasa dan program komunikasi. Secara berkala siswa akan diberikan kesempatan untuk tampil dan berinteraksi bersama pengunjung SAU. 2. Sosialisasi Seni dan Budaya Sunda Secara berkala, SAU melakukan sosialisasi akan seni dan budaya Sunda kepada masyarakat baik di dalam maupun luar negeri. Ruang Publik Seni dan Budaya Ruang publik dipahami sebagai wadah yang didalamnya berbagai kelompok sosial dapat mengkomunikasikan dan merealisasikan berbagai aspirasi dan kepentingan. SAU dalam fungsinya kepada masyarakat memiliki sebuah aktivitas kepublikan yang memposisikan SAU sebagai sebuah ruang bersama (common space) dari berbagai kelompok. Dengan menjadi sebuah ruang milik masyarakat, SAU dapat menghantarkan fungsinya sebagai tempat yang memiliki beragam nilai guna, baik itu secara sosial, politis, cultural maupun ekonomis Pengembangan Bisnis Sejak sanggar seni pertunjukan Saung Angklung Udjo dibuka dan diperkenalkan untuk khalayak ramai, jumlah pengunjung, baik lokal maupun wisatawan mancanegara, yang datang ke SAU dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Jumlah pengunjung ke sanggar seni tradisional Saung Angklung Udjo di kawasan Padasuka, Kota Bandung, pada 2006 mencapai orang, dan cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini. (antara.co.id, 2007). 13

14 Setiap sore tamu dari dalam dan luar negeri berdatangan untuk menikmati sajian pertunjukan musik bambu dan musik tradisional khas Jawa Barat. Tamu yang datang begitu beragam. Mulai dari tamu lokal biasa hingga tamu VIP dan VVIP. Tempat pertunjukan yang hanya dapat menampung penonton dengan jumlah terbatas dirasakan sudah tidak memungkinkan lagi. Akhirnya pada tahun 1995 dibangun sebuah pendopo paseban yang dapat menampung penonton dengan kapasitas kurang lebih 500 orang tanpa meninggalkan unsur bambunya. Disamping pertunjukan rutin setiap sore, SAU telah berkali-kali mengadakan pertunjukan khusus yang dilakukan pada pagi atau siang hari. Pertunjukkan tersebut tidak terbatas diadakan di lokasi SAU saja, melainkan juga tampil sebagai undangan di berbagai tempat baik di dalam maupun di luar negeri dengan intensitas yang cukup tinggi juga. Bahkan pada bulan Agustus tahun 2000 di Sasana Budaya Ganesha ITB, Bandung, SAU mengadakan konser kolaborasi dengan penyanyi cilik yang dijuluki Shirley Temple nya Indonesia, yaitu Sherina. Dari berbagai prestasi yang sudah dicapai SAU, beberapa penghargaan dalam dan luar negeri telah diterima. Apa yang selanjutnya dilakukan SAU tidak terbatas pada hanya menjual seni pertunjukkan saja. Berbagai produk alat musik bambu tradisional (angklung, arumba, calung dan lainnya) dibuat dan dijual kepada para pembeli. Mengingat keterbatasan lahan serta untuk menstimulan perekonomian masyarakat lokal sekitar SAU, maka sejak tahun 1997, SAU membuat suatu pola kebijakan bahwa produksi dan pembuatan angklung tidak saja dapat dilakukan oleh SAU tetapi juga oleh penduduk di sekitar SAU dengan menerapkan pola kemitraan. Sehingga SAU hanya melakukan promosi dan penjualannya saja. Pola kemitraan yang dilakukan oleh SAU adalah memberikan pesanan pembuatan alat musik bambu dan materi pendukungnya, melakukan penyediaan bahan baku, mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk baik suara maupun artistiknya, melakukan pemberantasan hama yang menyerang bambu, dll Tingkat penjualan produk alat musik bambu sendiri cukup tinggi, terbukti dengan tingginya intensitas dan kuantitas pesanan yang diterima baik dalam maupun luar negeri. Apalagi mengingat alat musik angklung memiliki berbagai keunikan, yaitu memiliki fungsi pedagogik sebagai salah satu media yang dapat membangun karakter pelakunya. Sehingga banyak pesanan yang datang dari institusi berbasis pendidikan. 14

15 Selain itu, dalam upaya memasyarakatkan alat musik bambu, khususnya angklung, sebagai alat musik yang edukatif dan dapat membangun karakter pelakunya, Saung Angklung Udjo aktif mengadakan berbagai pelatihan mengenai cara menggunakan angklung dan alat musik bambu lainnya. Hingga saat ini sudah banyak institusi-institusi yang pernah dilatih oleh Saung Angklung Udjo baik dalam maupun luar negeri. Jelaslah bahwa Saung Angklung Udjo bukan hanya sebagai tempat untuk menyaksikan pertunjukan musik bambu saja tapi juga sebagai tempat untuk melayani permintaan produk- produk alat musik bambu serta pelatihan dan pendidikan berbagai alat musik bambu. Meskipun kompetisi dalam bisnis ini cenderung ketat, tim manajemen yakin dengan pendekatan yang unik dan persiapan secara matang, SAU dapat menghasilkan hasil yang diharapkan pada masa yang akan datang. SAU sebagai sebuah holding company akan mempergunakan portofolio strategi, dengan mengutamakan tiap bisnis unit yang terdeferensiasi untuk menghadapi persaingan bisnis yang ketat. Selain hal tersebut, budaya perusahaan yang menekankan pada kerja keras, antusiasme dan sumber daya yang berkualitas yang telah dimiliki perusahaan menjadi sebuah sebab utama dari suksesnya perusahaan Isu Bisnis Bisnis industri berbasis seni dan budaya di Jawa Barat tergolong menjanjikan. Direktur Saung Angklung Udjo, Taufik Hidayat Udjo di sela Workshop Leadership dan Entrepreneurship, Sabtu (8/3) di Hotel Preanger, Bandung mengatakan, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Saung Udjo sejak tahun naik dari pengunjung menjadi pengunjung. (kompas.com, 2008). Ketika sanggar seni pada umumnya hanya mampu melakukan satu kegiatan dalam sebulan, Saung Angklung Udjo dapat melakukan sekitar tiga sampai empat kali sehari. Fenomena ini menarik, karena di dalam seni dan budaya terkandung beragam potensi, peluang, dan tantangan besar bagi industri seni, budaya, dan pariwisata. Meski Jawa Barat identik dengan banyaknya industri kreatif pakaian, namun industri seni dan budaya juga berpeluang tinggi. 15

16 SAU sebagai pelopor industri seni dan budaya di Jawa Barat, memiliki berbagai kendala yang antara lain adalah mulai terbatasnya bahan baku bambu, keadaan infrastruktur yang tidak lagi memadai, dan jumlah pengunjung yang terus bertambah ditambah dengan makin banyaknya masyarakat sekitar yang ingin memberikan kontribusi pada SAU. Menyikapi hal tersebut, SAU berniat untuk memperluas area pariwisatanya, hanya saja masalah dana yang terbatas membuat SAU menunda rencananya untuk sementara waktu. (Taufik Hidayat Udjo, Wawancara Pribadi, 15/04/2008). SAU merupakan model yang sempurna dari pengembangan Corporate Social Responsibility (CSR) bagi industri pariwisata sejenis. Keberhasilan SAU dalam CSR seharusnya mendapatkan perhatian lebih dari Pemerintah Daerah Jawa Barat. Karena dengan cara mengembangkan model CSR pada SAU, Pemerintah Daerah Jawa Barat dapat menggunakannya untuk mengurangi tingkat pengangguran di Jawa Barat dan juga menggunakan CSR sebagai pembangkit jati diri bangsa. 16

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Saung Angklung Udjo adalah sanggar seni sebagai tempat pertunjukan seni, laboratorium pendidikan dan latihan kesenian untuk mendidik para pelatih dan pemain dalam

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Sumiati, Saung Angklung Udjo merupakan sanggat seni sebagai tempat

BAB III OBJEK PENELITIAN. Sumiati, Saung Angklung Udjo merupakan sanggat seni sebagai tempat BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Sejarah Saung Angklung Udjo Bandung Saung Angklung Udjo Bandung didirikan pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena (Alm) yang akrab dengan panggilan Mang Udjo dan istrinya, Uum

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta penggerak ekonomi masyarakat. Pada tahun 2010, pariwisata internasional tumbuh sebesar 7% dari 119

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran musik bisa didapat melalui jalur formal, non formal

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran musik bisa didapat melalui jalur formal, non formal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses berlangsungnya interaksi antara guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian dan Pariwisata merupakan dua kegiatan yang saling memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Dalam konteks pariwisata telah menjadi atraksi atau daya tarik wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angklung merupakan salah satu instrumen yang berasal dari tanah Sunda, Jawa Barat. Angklung merupakan salah satu instrumen tradisional yang berasal dari material Bambu.

Lebih terperinci

STUDIO TUGAS AKHIR DOSEN PEMBIMBING : Dr. ANDI HARAPAN S., S.T., M.T. BAB I PENDAHULUAN

STUDIO TUGAS AKHIR DOSEN PEMBIMBING : Dr. ANDI HARAPAN S., S.T., M.T. BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jawa Barat merupakan provinsi yang sangat potensial dari segi sumber daya alam, sumber daya manusia, hingga keseniannya. Kesenian Jawa Barat sangat beraneka ragam,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Aia.org, 2007, Triple Bottom Line Concept, Diakses 6 Mei, 2008 dari

DAFTAR PUSTAKA. Aia.org, 2007, Triple Bottom Line Concept, Diakses 6 Mei, 2008 dari DAFTAR PUSTAKA Aia.org, 2007, Triple Bottom Line Concept, Diakses 6 Mei, 2008 dari http://www.aia.org/siteobjects/files/conted_th1107.pdf Aingkumaha.blogspot.com, 2008, Bangunan dan Transportasi, Diakses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat dikenal sebagai Kota Parahyangan/Tatar Sunda, yang berarti tempat para Rahyang/Hyang bersemayam. Menurut cerita cerita masyarakat kuno, Tatar Parahyangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Hermantoro (2011 : 11) menyatakan bahwa lmu pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Hermantoro (2011 : 11) menyatakan bahwa lmu pariwisata 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitianzb Pariwisata telah bergerak sangat cepat dan telah menjadi stimulus pembangunan bangsa. Hermantoro (2011 : 11) menyatakan bahwa lmu pariwisata adalah bidang

Lebih terperinci

SAUNG ANGKLUNG UDJO SEBAGAI WISATA EDUKASI

SAUNG ANGKLUNG UDJO SEBAGAI WISATA EDUKASI BAB II SAUNG ANGKLUNG UDJO SEBAGAI WISATA EDUKASI 2.1 Wisata Edukasi 2.1.1 Pengertian Pariwisata Pengertian pariwisata dikemukakan oleh para ahli dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri pariwisata saat ini terbilang sangat cepat. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang melakukan perjalanan wisata.

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisa komponen pengembangan wisata belanja, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada potensi dan kemungkinan pengembangan wisata belanja Kabupaten Karanganyar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, untuk sementara waktu dengan tujuan rekreasi dan bukan untuk

Lebih terperinci

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN A. KEBIJAKAN PROGRAM Kebijakan Program Urusan Wajib Kebudayaan dititikberatkan pada pengembangan seni dan budaya sebagai daya tarik wisata. Hal tersebut didasarkan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini menjadi fokus utama yang sangat ramai dibicarakan masyarakat karena dengan mengembangkan sektor pariwisata maka pengaruh pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata telah menjadi sektor industri yang sangat pesat dewasa ini, pariwisata sangat berpengaruh besar di dunia sebagai salah satu penyumbang atau membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dengan berbagai suku dan keunikan alam yang terdapat di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai salah satu destinasi wisatawan yang cukup diminati, terbukti

Lebih terperinci

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP REVISIT INTENTION WISATAWAN SAUNG ANGKLUNG UDJO

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP REVISIT INTENTION WISATAWAN SAUNG ANGKLUNG UDJO BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri Pariwisata pada saat ini sangatlah pesat, karena Pariwisata merupakan salah satu kebudayaan global yang dilihat sebagai suatu keindahan

Lebih terperinci

2015 PELATIHAN ANGKLUNG SUNDA DI SANGGAR BAMBU WULUNG DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG

2015 PELATIHAN ANGKLUNG SUNDA DI SANGGAR BAMBU WULUNG DI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angklung merupakan salah satu jenis kesenian yang telah banyak dikenal oleh masyarakat baik secara lokal di Indonesia maupun di Mancanegara. Khususnya di Indonesia kesenian

Lebih terperinci

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014 LKPJ WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2014 4.1.17 URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 4.1.17.1 UMUM Keberadaan seni dan budaya memerlukan pelestarian agar tidak punah, dalam hal ini Pemerintah Kota Semarang melakukan fasilitasi

Lebih terperinci

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa memiliki ciri dan kebiasaan yang disebut kebudayaan, menurut Koentjaraningrat (1974), Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Umum Mirota Batik Yogyakarta Sebelum memasuki gerai Mirota Batik, pengunjung akan melihat lapaklapak pedagang kerajinan, batik, dan makanan di bagian depannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Baik dari segi ekonomi, teknologi dan juga hukum. Untuk sektor ekonomi, pariwisata menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Seni secara sederhana

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Desa Ledok Sambi merupakan salah satu desa wisata di Kabupaten Sleman, atraksi utama yang ada di desa ini adalah kegiatan outbound dengan konsep XP Learning

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 13.466 pulau 1, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Wisatawan Dalam Negeri Luar Negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Wisatawan Dalam Negeri Luar Negeri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, perkembangan sektor pariwisata mengalami peningkatan. Diantaranya adalah wisata budaya, wisata alam, dan wisata sejarah. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki tingkat mobilitas yang semakin tinggi sehingga mereka rentan mengalami kejenuhan. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi kejenuhan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Pengembangan sanggar tari tradisional berbasis pendidikan di kota tangerang selatan Kota Tangerang Selatan, yang merupakan sebuah pemekaran dari Kabupaten Tangerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fanny Ayu Handayani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keragaman budaya yang didalamnya terkandung kesenian, seperti halnya kesenian berupa tari-tarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung adalah salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan Ibukota Provinsi Jawa Barat yang banyak menyimpan berbagai sejarah serta memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang belum terlalu terpublikasi. dari potensi wisata alamnya, Indonesia jauh lebih unggul dibandingkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut beberapa data statistik dan artikel di berbagai media, pariwisata di Indonesia sejauh ini dapat dikatakan kurang dikenal di mancanegara, maupun di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan kawasan dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.

Lebih terperinci

7 CONTOH PROGRAM INTERPRETASI: MENGENAL BAMBU SEBAGAI BAHAN BAKU ANGKLUNG

7 CONTOH PROGRAM INTERPRETASI: MENGENAL BAMBU SEBAGAI BAHAN BAKU ANGKLUNG 49 Teknik Interpretasi Untuk menyampaikan pesan yang berupa materi interpretasi berbasis konservasi sumber daya bambu kepada pengunjung dengan baik, maka diperlukan teknik interpretasi. Sesuai dengan penjelasan

Lebih terperinci

PERANAN SAUNG ANGKLUNG UDJO DALAM MELESTARIKAN BUDAYA SUNDA SERTA MENARIK MINAT WISATAWAN JEPANG (Laporan Praktek Kerja Lapangan)

PERANAN SAUNG ANGKLUNG UDJO DALAM MELESTARIKAN BUDAYA SUNDA SERTA MENARIK MINAT WISATAWAN JEPANG (Laporan Praktek Kerja Lapangan) PERANAN SAUNG ANGKLUNG UDJO DALAM MELESTARIKAN BUDAYA SUNDA SERTA MENARIK MINAT WISATAWAN JEPANG (Laporan Praktek Kerja Lapangan) スンダの文化を不変にして 日本の観光客の関心を引く SAUNG ANGKLUNG UDJO の役割 ( 職業実習のレポート ) TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-32, 12 Juni 2010 Sabtu, 12 Juni 2010

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-32, 12 Juni 2010 Sabtu, 12 Juni 2010 Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-32, 12 Juni 2010 Sabtu, 12 Juni 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN PESTA KESENIAN BALI KE-32 DI DENPASAR, PROVINSI BALI

Lebih terperinci

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beraturan, terarah, dan terkonteks serta relevan dengan maksud dan tujuan.

BAB III METODE PENELITIAN. beraturan, terarah, dan terkonteks serta relevan dengan maksud dan tujuan. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Rakim (2008) mengemukakan bahwa metode adalah suatu kerangka kerja unutk melakukan tindakan atau suatu kerangka berpikir menyusun gagasan yang beraturan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang terdiri dari 34 provinsi terkenal dengan keberagaman suku bangsa yang dimilikinya. Baik dari segi bahasa, perilaku, adat istiadat, kebiasaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Indonesia sebagai Negara Kepulauan

Lebih terperinci

Hester Basoeki Garden Guest House terletak di desa CihideungUdik - Ciampea, Bogor. Resort desa ini dikenal juga sebagai" Kampoeng Wisata Cinangneng ".

Hester Basoeki Garden Guest House terletak di desa CihideungUdik - Ciampea, Bogor. Resort desa ini dikenal juga sebagai Kampoeng Wisata Cinangneng . Hester Basoeki Garden Guest House terletak di desa CihideungUdik - Ciampea, Bogor. Resort desa ini dikenal juga sebagai" Kampoeng Wisata Cinangneng ". Kampoeng Wisata Cinangneng menawarkan berbagai paket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Kemasan Sisingaan Pada Grup Setia Wargi Muda Kabupaten Subang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jawa Barat atau yang lebih dikenal dengan etnis Sunda sangat kaya dengan berbagai jenis kesenian. Kesenian itu sendiri lahir dari jiwa manusia dan gambaran masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Komunikasi dan edukasi..., Kukuh Pamuji, FIB UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Komunikasi dan edukasi..., Kukuh Pamuji, FIB UI, 2010. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas permuseuman kini makin berkembang sebagai akibat dari terjadinya perubahan paradigma. Apabila pada awalnya aktivitas permuseuman berpusat pada koleksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angklung adalah salah satu alat musik yang tumbuh dan berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. Angklung adalah salah satu alat musik yang tumbuh dan berkembang di BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angklung adalah salah satu alat musik yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat Sunda. Alat musik ini terbuat dari bahan baku tanaman bambu. Namun tidak semua

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN. 3.1 Strategi Promosi

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN. 3.1 Strategi Promosi BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP IKLAN 3.1 Strategi Promosi Pada perancangan promosi wisata edukasi Saung Angklung Udjo ini menggunakan strategi pendekatan pada konsumen yaitu dengan suatu pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan pariwisata di kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat semakin mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari padatnya pintu tol Pasteur sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi merupakan sebuah istilah yang berhubungan dengan peningkatan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia diseluruh dunia melalui hubungan perdagangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumedang larang merupakan sebuah kerajaan yang dipercaya oleh Kerajaan Padjajaran untuk meneruskan pemerintahan di tatar Sunda setelah Kerajaan Padjajaran terpecah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan hidup sebuah bangsa dan menyimpan berbagai karya luhur nenek moyang kita yang mencerminkan kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandeglang adalah sebuah Kabupaten bagian dari Provinsi Banten yang dinyatakan berdiri pada tahun 1874, secara administratif kabupaten ini terbagi atas 35

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling populer akan kepariwisataannya. Selain itu, pariwisata di Bali berkembang sangat pesat bahkan promosi pariwisata

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1) Ciri khas musik Rarak Godang Rarak Godang mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

Lebih terperinci

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 391,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 31,911,581, BELANJA LANGSUNG 91,604,159,680.00

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 391,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 31,911,581, BELANJA LANGSUNG 91,604,159,680.00 Urusan Pemerintahan Organisasi : : 1.17 URUSAN WAJIB Kebudayaan dan Pariwisata 1.17.01 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan KODE 00 00 PENDAPATAN DAERAH 00 00 1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 391,000,000.00 00 00 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013 Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pesta Kesenian Bali ke-35, Denpasar, 15 Juni 2013 Sabtu, 15 Juni 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN PESTA KESENIAN BALI KE-35 DI ART CENTRE, ARDHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya Sunda kini tengah menghadapi tantangan besar dalam proses regenerasi budaya. Banyak faktor yang mempengaruhinya, di antaranya terjadi degradasi nilai budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Sejarah Cafe Lawangwangi Cafe Lawangwangi Creative Space merupakan salah satu tempat dimana para seniman dapat memamerkan sekaligus menjual hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta adalah kota dengan berbagai predikat, banyak julukan yang dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua bangsa memiliki kebudayaan masing-masing. Dan kebudayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua bangsa memiliki kebudayaan masing-masing. Dan kebudayaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua bangsa memiliki kebudayaan masing-masing. Dan kebudayaan suatu bangsa mencerminkan kepribadian dan nilai-nilai budaya bangsa tersebut. Salah satu dari hasil kebudayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Obyek Penetapan otonomi daerah menjadi pintu gerbang bagi setiap pemerintah daerah untuk berlomba-lomba dalam mengelola, memacu, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda KONSERVASI PARTISIPASI KOMUNITAS SUNDA TAMAN BUDAYA SUNDA METODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian Rebana banyak berkembang di wilayah Jawa Barat. Berdasarkan perkembangannya, kesenian yang menggunakan alat musik rebana mengalami perubahan baik dari segi

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan jenis kesenian baik tradisi maupun kreasi. Salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa suatu negara. Berbagai negara terus berupaya mengembangkan pembangunan sektor

Lebih terperinci

newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009

newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009 newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009 Mengapa Kebudayaan? Tujuan, Komponen Utama Bagaimana cara kerjanya?, Tentang PNPM Mandiri Perdesaan, Kegiatan Kegiatan Mendatang Kegiatan Budaya Meramaikan Pertemuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Interior Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu maupun kelompok di tempat dan waktu tertentu, biasanya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan suatu daerah terutama dengan adanya hubungan dengan otonomi daerah khususnya di Indonesia.

Lebih terperinci

Drumblek. Penyusunan Data Master Referensi NIlai Budaya Tak Benda untuk Output Layanan Data dan Informasi Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah

Drumblek. Penyusunan Data Master Referensi NIlai Budaya Tak Benda untuk Output Layanan Data dan Informasi Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah Penyusunan Data Master Referensi NIlai Budaya Tak Benda untuk Output Layanan Data dan Informasi Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah Drumblek Pusat Data dan Statistik DAFTAR ISI A. Pendahuluan B. Pengertian

Lebih terperinci

PROSES PELATIHAN ANGKLUNG PADA KEGIATAN EKTRAKULIKULER DI SMPN 3 BANDUNG

PROSES PELATIHAN ANGKLUNG PADA KEGIATAN EKTRAKULIKULER DI SMPN 3 BANDUNG PROSES PELATIHAN ANGKLUNG PADA KEGIATAN EKTRAKULIKULER DI SMPN 3 BANDUNG Skripsi Diajukanuntukmemenuhi salah satu Syarat mengikuti ujian akhir sidang sarjana (S1) Seni Musik Oleh : ANGGA P.SYARIEF RANGKUTI

Lebih terperinci

SEBAGAI JURI LOMBA MENYANYI DI TK ABA BOGORAN, PEPE, TRIRENGGO, BANTUL

SEBAGAI JURI LOMBA MENYANYI DI TK ABA BOGORAN, PEPE, TRIRENGGO, BANTUL LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) SEBAGAI JURI LOMBA MENYANYI DI TK ABA BOGORAN, PEPE, TRIRENGGO, BANTUL Disusun oleh: Fu adi, S.Sn., M.A Disusun oleh: Fu adi, S.Sn., M.A NIP 19781202 200501

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angklung merupakan musik tradisional dari Jawa Barat yang cukup berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik tradisional yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai suku bangsa dan budaya yang beraneka ragam. Budaya maupun kesenian di setiap daerah tentunya berbeda beda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan bisnis di Indonesia semakin pesat. Dengan adanya globalisasi, segala bentuk dan jenis usaha dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Garut merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Garut merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Garut merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten Garut pada saat ini sedang berkembang pesat dari berbagai aspek, baik dalam perekonomian maupun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 125 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan yang didapat dari hasil penelitian yang telah dianalisis dan dikaji dengan berbagai pendapat para ahli dan penelitian terdahulu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prastyca Ries Navy Triesnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prastyca Ries Navy Triesnawati, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seni tidak bisa lepas dari produknya yaitu karya seni, karena kita baru bisa menikmati seni setelah seni tersebut diwujudkan dalam suatu karya konkrit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegiatan pariwisata merupakan suatu industri yang berkembang di seluruh dunia. Tiap-tiap negara mulai mengembangkan kepariwisataan yang bertujuan untuk menarik minat

Lebih terperinci

2017, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5067); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran

2017, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5067); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran No.727, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPORA. Bank Musik. PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG BANK MUSIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal berkenaan dengan bentuk, simbol serta sekilas tentang pertunjukan dari topeng Bangbarongan Ujungberung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata mempersiapkan 10 destinasi wisata unggulan yang akan menjadi prioritas kunjungan wisatawan di tahun 2016, dan Flores

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini Kota Bandung telah menjadi daerah tujuan wisata untuk para wisatawan lokal maupun asing. Didukung dengan daerah yang nyaman, dan aman serta udara yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengetahui dan mempelajarinya. Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan paduan

I. PENDAHULUAN. mengetahui dan mempelajarinya. Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan paduan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang beraneka ragam baik jumlahnya maupun keanekaragamannya. Karena keanekaragaman tersebut indonesia menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERANCANGAN Seiring dengan kemajuan zaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya Sunda merupakan budaya yang berpengaruh bagi perkembangan budaya Indonesia. Sunda sedikit banyak memiliki pengaruh pada perkembangan budaya di Indonesia, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan bentuk dan ragam kebudayaan. Kebudayaan yang hidup pada berbagai suku bangsa menyumbangkan kekayaan melimpah bagi kebudayaan

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Pendekatan Aspek Fungsional 5.1.1. Pendekatan Fasilitas Pusat Seni Budaya Rakyat Borobudur ini akan menyediakan fasilitas sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Perusahaan Mirota Batik merupakan sebuah tempat wisata belanja batik dan kerajinan yang terkemuka bagi pengunjung domestik dari berbagai

Lebih terperinci

Penyelenggaraan Forum Internasional ala Jepang

Penyelenggaraan Forum Internasional ala Jepang Penyelenggaraan Forum Internasional ala Jepang Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mendapatkan kesempatan untuk menjadi delegasi Indonesia mengikuti Forum Internasional tentang Warisan Dunia dan Pariwisata

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. Keaslian (Orisinalitas) State of The Art Dalam mengkonsep sebuah kegiatan pastinya banyak yang diperhatikan dengan menciptakan tema yang sesuai baik dari segi keadaan, target

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil perancangan projek yang telah dilaksanakan, maka dihasilkan paket wisata Bandung City Tour yang dirancang dengan metode Quality Function Deployment.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat kompleks, mencakup hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, sudah

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. wilayah Kabupaten Malang. Kota Malang memiliki luas Km². Penduduk

BAB 1. Pendahuluan. wilayah Kabupaten Malang. Kota Malang memiliki luas Km². Penduduk BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Malang merupakan wilayah terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Malang sendiri terbagi menjadi dua wilayah yaitu Kota Malang dan Kabupaten Seluruh wilayah

Lebih terperinci