ANTARA PRIA DAN WANITA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANTARA PRIA DAN WANITA"

Transkripsi

1 ANTARA PRIA DAN WANITA Di dalam Al Quran, Allah swt. berfirman berkaitan dengan keberadaan manusia, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, sebagai berikut, Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal (Q.S. Al Hujurat [49]: 13). Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah (Q.S. Al Infithar [82]: 6). Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya? Dari apakah Allah menciptakannya? Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya (Q.S. Abasa [80]: 17-19). Allah swt. menyerukan kepada segenap umat manusia dengan berbagai macam taklif. Manusia telah dijadikan-nya sebagai sasaran khitab (seruan) dan taklif. Kepada manusialah Allah swt. menurunkan syariat- Nya. Dia akan membangkitkan manusia dan menghisab amal perbuatannya. Dia juga telah menciptakan surga dan neraka untuk manusia. Jadi, Allah swt. telah menjadikan manusia, bukan hanya pria atau wanita saja, sebagai objek pelaksanaan berbagai macam taklif. Allah swt. menciptakan manusia, baik pria maupun wanita, dengan sesuatu fitrah yang khas, yang berbeda dengan hewan. Wanita adalah seorang manusia, sebagaimana halnya pria. Masing-masing tidak dapat dibedakan dari aspek kemanusiaannya. Yang satu tidak melebihi yang lainnya dalam hal ini. Allah swt. telah mempersiapkan kedua-duanya untuk mengarungi kancah kehidupan dunia sesuai dengan batas-batas kemanusiaannya. Pria dan wanita telah ditakdirkan untuk hidup bersama dalam sebuah masyarakat. Allah swt. juga telah menetapkan bahwa kelangsungan keturunan manusia bergantung pada interaksi kedua lawan jenis tersebut, selain keberadaan keduanya pada setiap masyarakat. Oleh karena itu, kedua-duanya harus sama-sama dipandang sebagai manusia, lengkap dengan segala kelebihan yang dimilikinya dan segala kemampuan yang mendukung kehidupannya. Allah swt. telah menciptakan pada masing-masing pihak sebuah potensi dinamis (thaqah hayawiyah). Potensi tersebut berupa dorongan kebutuhan jasmani (hajat udhuwiyah) seperti rasa lapar, rasa dahaga, atau buang hajat; serta berbagai potensi naluriah/insting (ghara iz, bentuk jamak dari gharizah) seperti naluri untuk mempertahankan kehidupan, naluri seksual untuk melestarikan keturunan, dan naluri beragama (religiousitas). Ternyata, dorongan kebutuhan jasmani maupun naluri-naluri ini ada pada masing-masing jenis kelamin. Allah swt. juga menjadikan pada diri keduanya kekuatan berpikir. Akal yang ada pada seorang pria ternyata ada pula pada wanita, karena Allah swt. memang menciptakan akal untuk seluruh manusia, bukan hanya untuk pria atau hanya untuk wanita saja. Hanya saja, sekalipun naluri seksual bisa dipenuhi oleh seseorang dengan sesama jenisnya (pria dengan pria atau wanita dengan wanita) dan bisa pula dipenuhi dengan binatang atau dengan sarana-sarana lain, tetapi cara demikian tidak akan mungkin mengantarkan manusia pada tujuan yang telah ditentukan Allah swt.. Pemenuhan tersebut tidak lain hanya melalui satu cara, yaitu pemenuhan naluri seksual wanita oleh seorang pria atau sebaliknya. Oleh karena itu, hubungan pria dan wanita atau sebaliknya, dalam kaitannya dengan naluri seksual ini, tidak lain merupakan hubungan yang bersifat alamiah dan bukan merupakan hal yang aneh. Dapat dikatakan, hubungan tersebut merupakan hubungan dasar yang dapat mewujudkan tujuan penciptaan naluri ini, yaitu melestarikan keturunan manusia. Artinya jika kedua lawan jenis (pria dan wanita) ini saling berhubungan, hal itu sangat alami, bukan hal yang aneh; bahkan merupakan kelaziman demi keberlangsungan keturunan manusia. Namun demikian, melepaskan kendali naluri ini secara bebas merupakan tindakan yang sangat membahayakan bagi diri manusia dan kehidupan bermasyarakat. Sebab tujuan dijadikannya naluri seksual tiada lain untuk melahirkan anak demi melestarikan keturunan. Atas dasar itu, pandangan terhadap naluri ini harus difokuskan pada tujuan dari penciptaannya pada diri manusia, yaitu untuk melestarikan keturunan, sehingga dalam hal ini tidak ada perbedaan antara pria ataupun wanita. Sementara itu, rasa lezat dan kenikmatan seksual yang diperoleh dari pemenuhan naluri ini adalah bersifat alamiah dan lazim, baik diperhatikan oleh pelakunya atau tidak. Oleh karena itu, tidak benar bila dikatakan bahwa, rasa lezat dan kenikmatan harus dijauhkan dari naluri seksual. Sebab, rasa lezat dan kenikmatan seksual ini memang tidak berasal dari persepsi seseorang, melainkan sesuatu yang alamiah dan lazim. Rasa ini juga tidak bisa dihilangkan, karena menghilangkannya adalah mustahil. Namun demikian, persepsi terhadap kenikmatan seksual itu sendiri memang berasal dari pemahaman manusia terhadap pemenuhan naluri dan tujuan diciptakannya naluri itu. Dari sinilah seharusnya, manusia memiliki pemahaman tertentu mengenai gharizah an nau (naluri seksual untuk melestarikan keturunan) dan tujuan penciptaannya dalam diri manusia. Hal ini akan membentuk pemahaman yang khas mengenai naluri tersebut yang telah Allah swt. ciptakan dalam diri manusia, yaitu pemahaman yang membatasi hubungan pria dengan wanita atau sebaliknya. Di samping itu, akan terbentuk pula pemahaman khas terhadap hubungan pria dan wanita yaitu hubungan biologis atau hubungan seksual antara dua lawan jenis sehingga akan mengarah pada tujuan penciptaan naluri ini, yaitu melestarikan keturunan. 1

2 Pandangan seperti inilah yang dapat mewujudkan pemenuhan naluri ini untuk melestarikan keturunan, sekaligus mampu mewujudkan tujuan penciptaan naluri ini, serta menciptakan ketentraman bagi masyarakat yang mengambil dan memiliki pandangan yang khas ini. Pandangan masyarakat terhadap hubungan antara dua lawan jenis yaitu hubungan seksual antara pria dan wanita, sebagai hubungan untuk meraih kenikmatan dan kelezatan semata-mata, harus diubah menjadi pandangan yang menganggap hubungan ini sebagai sesuatu yang alamiah dan pasti pada saat pemenuhan naluri ini. Pandangan tersebut juga harus terfokus pada tujuan penciptaan naluri tersebut. Pandangan seperti inilah yang mampu mempertahankan naluri seksual dan menempatkannya sesuai dengan tujuan yang benar. Pandangan seperti ini pula yang akan memberikan kesempatan kepada manusia untuk melaksanakan segala aktivitasnya dan menyelesaikan segala urusannya yang dapat mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya. Oleh karena itulah, setiap orang, mau tidak mau, harus memiliki pemahaman terhadap pemenuhan naluri seksual ini sebagai naluri untuk melestarikan keturunan serta terhadap tujuan penciptaan naluri tersebut. Pada tingkat masyarakat, mau tidak mau, harus ada suatu peraturan yang dapat menghapuskan pada diri manusia pandangan yang keliru terhadap hubungan lawan jenis dan anggapan bahwa hubungan tersebut sebagai satusatunya perkara yang harus diperhatikan. Peraturan tersebut juga harus mampu mempertahankan hubungan kerjasama yang saling membantu antara pria dan wanita. Sebab, tidak akan tercapai kemaslahatan apapun pada komunitas masyarakat, kecuali dengan adanya kerjasama harmonis antara pria dan wanita; dengan alasan keduanya merupakan dua saudara yang saling mendukung karena adanya sifat kasih sayang dan saling menyayangi. Atas dasar itu, upaya untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap hubungan pria dan wanita secara menyeluruh harus ditekankan sehingga mampu menepis pemahaman yang semata-mata bertumpu pada yang alami dan lazim pada saat pemenuhan, sehingga dapat menghapus pemahaman yang membatasi hubungan itu sebagai hubungan yang bertumpu pada kenikmatan dan kelezatan seksual semata. Hubungan tersebut juga harus dijadikan sebagai pemahaman yang ditujukan demi kemaslahatan bersama, bukan dilihat dari sisi jenis kelamin masing-masing. Pandangan ini harus selalu disandarkan pada ketakwaan kepada Allah swt., bukan untuk mencari kenikmatan dan menuruti syahwat. Artinya, pandangan tersebut tidak mengingkari adanya kenikmatan dan kelezatan hubungan seksual, tetapi menganggapnya sebagai suatu bentuk kenikmatan yang dibenarkan oleh syariat; mampu mewujudkan keturunan; dan selaras dengan cita-cita luhur seorang muslim, yaitu mendapatkan keridhaan Allah swt.. Ayat-ayat Al Quran sangat memperhatikan hubungan suami istri, yakni pada tujuan penciptaan naluri untuk melanjutkan keturunan. Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa, pada dasarnya naluri seksual diciptakan agar manusia menjalani kehidupan secara berpasangan sebagai suami istri dan sekaligus untuk melanjutkan keturunan. Dengan kata lain, naluri ini semata-mata diciptakan Allah swt. demi kehidupan suami istri saja. Banyak ayat Al Quran menjelaskan keterangan demikian dengan berbagai cara dan makna yang beragam agar pandangan masyarakat terhadap hubungan pria dan wanita terbatas pada kehidupan suami istri saja, bukan pada hubungan seksual pria dan wanita secara umum. Allah swt. berfirman, Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak (Q.S. An Nisa [4]: 1). Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata, Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur (Q.S. Al A raf [7]: 189). Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu (Q.S. An Nahl [16]: 72). Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-nya diantaramu rasa kasih dan sayang (Q.S. Ar Rum [30]: 21). (Dia) Pencipta langit dan bumi. dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan (Q.S. As Syura [42]: 11). Dan bahwasanya Dia-lah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita. Dari air mani, apabila dipancarkan (Q.S. An Najm [53]: 45-46). Kami telah menjadikan kalian berpasang-pasangan (Q.S. An Naba [78]: 8). Ayat-ayat tersebut menggambarkan betapa Allah sangat menekankan penciptaan laki-laki dan perempuan sebagai makhluk yang saling berpasangan dalam konteks kehidupan suami istri. Hal ini diulang-ulang sehingga menjadikan pandangan terhadap hubungan pria dan wanita hanya bertumpu pada kehidupan suami istri atau pada upaya untuk melahirkan anak demi melanjutkan keturunan. 2

3 PANDANGAN TERHADAP HUBUNGAN PRIA-WANITA DAN PENGARUHNYA Jika naluri seorang manusia bergejolak, sudah barang tentu membutuhkan adanya pemuasan. Sebaliknya, jika naluri manusia tidak bergejolak, tentu tidak perlu adanya pemuasan. Pada saat naluri menuntut adanya pemuasan, naluri itu akan mendorong seseorang untuk memenuhinya. Jika ia belum berhasil memenuhinya yakni selama naluri tersebut masih bergejolak maka yang timbul adalah kegelisahan. Baru setelah gejolak naluri tersebut reda, akan hilanglah rasa gelisah itu. Naluri yang tidak terpenuhi memang tidak sampai mengantarkan seseorang pada kematian; tidak juga mengakibatkan gangguan fisik, jiwa maupun akal. Naluri yang tidak terpenuhi hanya akan mengakibatkan kegelisahan dan kepedihan yang menyakitkan. Dari fakta ini, dapat dipahami bahwa pemenuhan naluri bukanlah pemenuhan yang mutlak harus ada sebagaimana pemenuhan atas dorongan kebutuhan jasmani. Pemenuhan gejolak naluri tidak lain merupakan upaya untuk mendapatkan ketenangan dan ketentraman. Faktor-faktor yang dapat membangkitkan naluri ada dua macam: (1) fakta yang diindera; (2) pikiran-pikiran yang dapat mengundang makna-makna (bayangan-bayangan) tertentu. Jika salah satu dari kedua faktor itu tidak ada, naluri manusia tidak akan bergejolak. Sebab, gejolak naluri bukan berasal dari faktor-faktor internal, sebagaimana halnya dorongan kebutuhan jasmani, melainkan karena faktor-faktor eksternal yaitu fakta-fakta yang terindera dan pikiran-pikiran yang dihadirkan. Kenyataan ini sesuai dan berlaku untuk semua macam naluri yang ada pada diri manusia, yaitu: naluri untuk menjaga eksistensi diri (gharizah al baqa ), naluri beragama/religousitas (gharizah at tadayyun), dan naluri seksual untuk melanjutkan keturunan (gharizah an nau ). Antara yang satu dengan yang lainnya tidak ada perbedaan. Naluri manusia untuk melanjutkan keturunan (naluri seksual), sebagaimana kedua jenis naluri lainnya, menuntut suatu pemuasan ketika bergejolak. Akan tetapi, ketiga naluri tersebut sama-sama tidak akan bergejolak kecuali karena adanya fakta yang dapat diindera atau adanya pikiran-pikiran yang sengaja dihadirkan. Oleh karena itu, pemenuhan naluri seksual sesungguhnya merupakan perkara yang dapat diatur oleh manusia. Manusia bahkan dapat mengatur kemunculannya. Manusia juga mampu mencegah munculnya berbagai gejala dari naluri ini, kecuali gejala yang mengarah pada tujuan untuk melestarikan keturunan. Melihat wanita atau fakta-fakta yang menggugah birahi, misalnya, tentu akan membangkitkan naluri seksual sehingga akan melahirkan tuntutan pemuasan. Demikian pula membaca atau mendengarkan ceria-cerita porno, berpikir tentang hal-hal yang cabul, dan kemudian membayangkan semua itu. Sebaliknya, tindakan menjauhkan diri dari wanita atau segala sesuatu yang dapat membangkitkan birahi, ataupun menghindarkan diri dari fantasifantasi seksual, tentu dapat mencegah bergejolaknya naluri seksual. Sebab, naluri ini tidak mungkin bergejolak, kecuali dengan sengaja dibangkitkan melalui fakta-fakta atau melalui fantasi-fantasi seksual yang dihadirkan. Dengan demikian, jika pandangan sekelompok orang terhadap hubungan pria dan wanita didominasi oleh pandangan yang bersifat seksual (sebatas hubungan biologis antara lelaki dan perempuan) seperti yang terjadi pada masyarakat Barat, maka tindakan menciptakan fakta-fakta yang terindera dan pikiran-pikiran yang mengundang birahi (fantasi-fantasi seksual) merupakan tindakan yang lazim mereka lakukan. Tujuannya adalah demi membangkitkan naluri seksual mereka sehingga naluri tersebut menuntut pemuasan. Pemenuhan tersebut bisa dilakukan seperti yang mereka inginkan dari hubungan semacam ini. Dengan cara demikianlah mereka mendapatkan ketenangan. Sebaliknya, jika pandangan sekelompok orang terhadap hubungan pria dan wanita dikuasai oleh suatu pandangan yang hanya memusatkan diri pada tujuan penciptaan naluri ini, yaitu untuk melestarikan keturunan, maka tindakan menjauhkan fakta-fakta dan pikiran-pikiran yang mengundang birahi dari pria maupun wanita merupakan upaya yang harus dilakukan dalam kehidupan umum. Dengan itu, diharapkan naluri ini tidak akan bergejolak, sehingga tidak perlu menuntut adanya pemuasan yang tidak selalu bisa dihindari, serta dapat mengakibatkan kepedihan dan kegelisahan. Sementara itu, upaya untuk membatasi fakta-fakta yang mengundang birahi yang hanya boleh ada untuk suami istri, merupakan tindakan yang harus dilakukan. Tujuannya adalah demi kelestarian keturunan, terwujudnya ketenangan, dan terciptanya ketentraman ketika melakukan pemuasan naluri. Dari sini, tampak jelas sampai sejauh mana pengaruh pandangan sekelompok orang terhadap hubungan antara pria dan wanita dalam mengatur kehidupan berbagai kelompok dan masyarakat umum. Pandangan orang-orang Barat penganut ideologi kapitalisme dan orang-orang Timur penganut ideologi komunis terhadap hubungan pria dan wanita merupakan pandangan yang bersifat seksual semata, bukan pandangan untuk melestarikan keturunan manusia. Oleh karena itu, dengan terencana, mereka sengaja menciptakan fakta-fakta yang terindera dan pikiran-pikiran yang mengandung hasrat seksual, semata-mata untuk dipenuhi. Mereka menganggap bahwa gejolak naluri yang tidak dipenuhi akan mengakibatkan kerusakan pada diri manusia; baik terhadap fisik, psikis maupun akalnya, sampai ke tingkat yang mereka dakwakan. Dari sini, kita bisa memahami mengapa banya komunitas masyarakat, baik di Barat yang kapitalis ataupun di Timur yang komunis, serta di dalam masyarakat di sana secara umum, selalu menciptakan pikiran-pikiran yang mengundang hasrat seksual (fantasi-fantasi seksual); baik dalam cerita-cerita, lagu-lagu, maupun berbagai karya mereka lainnya. Masyarakat di sana juga sudah begitu terbiasa dengan gaya hidup campur-baur antara pria dan wanita 3

4 yang tidak semestinya seperti di rumah-rumah, tempat-tempat rekreasi, di jalan-jalan, di kolam-kolam renang, atau di tempat-tempat lainnya. Semua ini muncul karena mereka menganggap tindakan-tindakan semacam itu merupakan hal yang lazim dan penting. Mereka dengan sengaja mewujudkannya. Sebab, menurut mereka, tindakan semacam itu merupakan bagian dari sistem dan gaya hidup mereka. Sementara itu, pandangan kaum muslim, yaitu orang-orang yang memeluk agama Islam serta benar-benar telah meyakini akidah dan hukum Islam dengan kata lain, pandangan Islam terhadap hubungan antara pria dan wanita, merupakan pandangan yang terkait dengan tujuan untuk melestarikan keturunan, bukan semata-mata pandangan yang bersifat seksual. Sekalipun Islam mengakui bahwa pemenuhan hasrat seksual merupakan suatu hal yang pasti, tetapi bukan hasrat seksual itu sendiri yang mengendalikan dorongan pemenuhannya. Dalam konteks itulah, Islam menganggap berkembangnya pikiran-pikiran yang mengundang hasrat seksual sekelompok orang sebagai perkara yang dapat mendatangkan marabahaya. Demikian pula fakta-fakta yang dapat membangkitkan nafsu biologis, selalu akan menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu, Islam melarang pria dan wanita ber-khalwat; melarang wanita bersolek dan berhias di hadapan laki-laki asing (non mahram); juga melarang setiap pria maupun wanita memandang lawan jenisnya dengan pandangan nafsu birahi. Islam juga telah membatasi kerja sama yang mungkin dilakukan oleh pria dan wanita dalam kehidupan umum, serta menentukan bahwa hubungan seksual antara pria dan wanita hanya boleh dilakukan dalam dua keadaan, tidak lebih, yaitu; pernikahan dan pemilikan hamba sahaya. Walhasil, Islam mencegah segala hal yang dapat membangkitkan nafsu seksual dalam kehidupan umum dan membatasi hubungan seksual hanya pada keadaan-keadaan tertentu. Sementara itu, sistem kapitalis dan komunis justru berusaha menciptakan segala hal yang dapat membangkitkan nafsu seksual dengan tujuan agar dapat dinikmati secara bebas. Pada saat Islam memandang hubungan pria dan wanita hanya sebatas untuk melestarikan keturunan, maka sistem kapitalis dan sosialis memandangnya dengan pandangan yang bersifat seksual semata, yakni sebatas sebagai hubungan dua lawan jenis antara seorang laki-laki dan perempuan. Dua pandangan tersebut sangat jauh berbeda. Langkah-langkah yang dilakukan oleh Islam dan kedua ideologi itu pun saling bertolak belakang. Dengan demikian, jelaslah betapa pandangan Islam dalam konteks interaksi pria dan wanita dipenuhi dengan pandangan kesucian, kemuliaan, dan kehormatan diri; di samping merupakan pandangan yang dapat mewujudkan ketenangan hidup dan kelestarian keturunan manusia. Sementara itu, prasangka orang-orang Barat dan orang-orang komunis yang menyatakan bahwa pengekangan naluri seksual pada pria dan wanita akan mengakibatkan berbagai penyakit fisik, psikis, maupun akal adalah keliru dan hanya merupakan prasangka yang kontradiktif dengan fakta sebenarnya. Sebab, memang ada perbedaan antara naluri manusia dan dorongan kebutuhan jasmaninya dari segi pemenuhannya. Kebutuhan jasmani seperti makan, minum, dan buang hajat menuntut pemenuhan secara pasti. Kebutuhan-kebutuhan tersebut, jika tidak dipenuhi, akan mengakibatkan marabahaya yang dapat mengantarkan manusia pada kematian. Sebaliknya, naluri manusia seperti naluri untuk mempertahankan eksistensi diri, naluri beragama (religiousitas), dan naluri seksual tidak menuntut pemenuhan secara pasti. Naluri-naluri tersebut, jika tidak dipenuhi, tidak akan menimbulkan bahaya terhadap fisik, psikis, maupun akal manusia; yang mungkin terjadi hanyalah kepedihan dan kegelisahan, tidak lebih. Buktinya, bisa saja terjadi, orang yang seumur hidupnya tidak memenuhi seluruh naluri tersebut, ternyata tidak mengalami bahaya apapun pada dirinya. Dakwaan orang-orang Barat dan orang-orang komunis tentang akan munculnya berbagai gangguan atau penyakit fisik, psikis, maupun akal, ternyata juga tidak terjadi pada setiap orang ketika ia tidak memenuhi naluri seksualnya; walaupun mungkin terjadi pada individu-individu tertentu. Kenyataan ini menunjukkan bahwa akibat-akibat negatif tersebut, yang disebabkan oleh tidak dipenuhinya naluri seksual, tidak terjadi secara alami sebagai fitrah manusia. Artinya, dalam konteks tersebut, ada sebab-sebab lain, bukan karena faktor pengekangan. Kalau memang karena pengekangan, tentu akibat-akibat tersebut akan selalu terjadi secara alami sebagai suatu fitrah pada setiap manusia, setiap kali ada pengekangan. Namun ternyata, hal tersebut tidak pernah terjadi. Mereka pun sebenarnya mengakui bahwa akibat-akibat itu, secara fitrah tidak selalu terjadi pada manusia sebagai akibat pengekangan terhadap naluri seksualnya. Oleh karena itu, akibat-akibat yang terjadi pada individu-individu tertentu pasti karena adanya sebab-sebab lain, bukan karena adanya pengekangan. Ini dilihat dari satu segi. Dari segi lain, sesungguhnya tuntutan kebutuhan jasmani muncul secara internal, bukan secara eksternal karena pengaruh luar; meskipun pengaruh luar itu bisa saja muncul pada saat manusia merasakan adanya kebutuhan yang mendesak. Berbeda halnya dengan naluri manusia. Naluri manusia sesungguhnya tidak akan menuntut pemenuhan karena dorongan internalnya, jika tidak ada pengaruh eksternal. Bahkan, dapat dikatakan, naluri manusia tidak akan bangkit jika hanya mengandalkan pengaruh internal. Artinya bangkitnya naluri manusia, seperti naluri seksual ini, memang karena faktor eksternal, baik faktor itu berupa fakta-fakta yang dapat diindera ataupun pikiran-pikiran cabul yang dihadirkan. Jika tidak ada pengaruh eksternal, naluri tersebut tidak mungkin akan bangkit. Kenyataan seperti ini berlaku pada seluruh jenis naluri yang ada pada diri manusia; baik naluri untuk mempertahankan diri, naluri beragama, maupun naluri seksual dengan seluruh gejalanya. Jika di hadapan seseorang terdapat sesuatu yang dapat membangkitkan salah satu nalurinya, niscaya akan muncul gejolak yang 4

5 menuntut pemenuhan. Jika orang itu menjauhkan diri dari faktor-faktor yang dapat membangkitkan nalurinya, atau mencari kesibukan yang dapat mengalihkan pengaruh tersebut, maka tuntutan naluri akan pemenuhan itu bisa hilang dan manusia akan kembali tenang. Hal ini berbeda dengan kebutuhan jasmani. Tuntutan pemenuhan dari dorongan kebutuhan jasmani tidak akan hilang selama faktor-faktor yang memunculkan dorongan-dorongan tersebut tetap ada secara mutlak atau sampai tuntutannya dipenuhi. Berdasarkan penjelasan di atas, tampak jelas bahwa, tidak terpenuhinya naluri seksual tidak akan sampai mengakibatkan penyakit apapun; baik terhadap fisik, psikis, maupun akal. Sebab, naluri tidak sama dengan dorongan kebutuhan jasmani. Segala sesuatu yang ada di hadapan seseorang yang dapat membangkitkan naluri seksualnya, baik berbentuk fakta-fakta atapun fantasi-fantasi seksual, akan menyebabkan orang yang bersangkutan merasakan adanya gejolak yang menuntut pemenuhan. Jika tuntutan tersebut tidak terpenuhi akibatnya adalah munculnya kegelisahan. Kegelisahan yang berulang-ulang akan menyebabkan kepedihan yang menyakitkan. Jika orang tadi menjauhkan faktor-faktor yang dapat membangkitkan naluri seksual atau mencari kesibukan yang dapat mengalihkan dorongan naluri tersebut, niscaya kegelisahan itu dengan sendirinya akan sirna. Atas dasar itu, upaya pengekangan terhadap naluri seksual yang tengah bergejolak hanya akan mengakibatkan munculnya kegelisahan, tidak lebih. Akan tetapi, jika naluri seksual ini tidak muncul, maka tidak akan mengakibatkan kegelisahan. Dengan demikian, jalan keluar agar naluri seksual tidak bangkit tentu saja dengan tidak berusaha memunculkannya, yakni berusaha menjauhkan seluruh faktor yang dapat membangkitkannya agar tidak akan ada dorongan yang menuntut pemenuhan. Berdasarkan keterangan di atas, tampak jelas kesalahan pandangan masyarakat Barat maupun masyarakat sosialis yang memandang hubungan pria dan wanita sebatas hubungan seksual antara seorang laki-laki dan seorang perempuan saja. Tampak jelas pula kesalahan mereka dalam memecahkan problematika ini. Mereka keliru ketika membangkitkan naluri ini pada pria maupun wanita secara sengaja melalui pergaulan bebas di antara keduanya; pertunjukan-pertunjukan tari, nyanyi dan sejenisnya; serta berbagai permainan, cerita-cerita dan lain sebagainya. Sebaliknya, kebenaran jelas tampak dalam pandangan Islam. Islam menjadikan pandangan manusia terhadap hubungan pria dan wanita lebih dipengaruhi oleh tujuan dari penciptaan naluri itu sendiri, yaitu untuk melangsungkan keturunan manusia. Tampak jelas pula kebenaran jalan pemecahan Islam dalam persoalan ini, yaitu dengan menjauhkan segala hal yang dapat membangkitkan naluri seksual; baik berbentuk fakta-fakta cabul maupun pikiran-pikiran porno. Jika hal ini tidak mungkin untuk dilakukan, syariat Islam telah memberikan jalan pemecahan yang lain, yaitu melalui perkawinan. Islamlah satu-satunya yang mampu mencegah akibat yang mungkin ditimbulkan dari naluri seksual berupa kerusakan yang terjadi di masyarakat. Caranya adalah dengan pemecahan yang tepat dan sempurna, yang akan menciptakan kemaslahatan dan kedamaian di tengah-tengah masyarakat. Wallahu a lam bisshawab. 5

Sistem Pergaulan Islam رات

Sistem Pergaulan Islam رات Sistem Pergaulan Islam 1 رات ا ب 2 Sistem Pergaulan Dalam Islam الطبعة الرابعة ه - (معتمدة) م دارالامة للطباعة والنشرة والتوزيع ص.ب. بيروت - لبنان Sistem Pergaulan Islam 3 TAQIYUDDIN AN-NABHANI (Edisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dipilih manusia dengan tujuan agar dapat merasakan ketentraman dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang mensyari atkan pernikahan bagi umatnya. Menikah dalam Islam adalah salah satu sarana untuk menggapai separuh kesempurnaan dalam beragama.

Lebih terperinci

BAB VII CATATAN REFLEKSI PENDAMPINGAN. yang melatarbelakanginya. Dari persoalan ekonomi, pendidikan, agama, budaya,

BAB VII CATATAN REFLEKSI PENDAMPINGAN. yang melatarbelakanginya. Dari persoalan ekonomi, pendidikan, agama, budaya, BAB VII CATATAN REFLEKSI PENDAMPINGAN A. Nikah Sirri: Problem yang Kompleks Praktik nikah sirri di Indonesia tidak terlepas dari rantai permasalahan yang melatarbelakanginya. Dari persoalan ekonomi, pendidikan,

Lebih terperinci

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling A. Latar Belakang Masalah Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling membutuhkan dan cenderung ingin hidup bersama. Berdasarkan sifatnya manusia sebagai makhluk

Lebih terperinci

KONSEP ANAK DALAM ISLAM

KONSEP ANAK DALAM ISLAM KONSEP ANAK DALAM ISLAM Musdah Mulia Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang khawatir akan meninggalkan keturunan berupa anak-anak yang lemah dan dikhawatirkan kesejahteraannya. Oleh sebab itu,

Lebih terperinci

Hakikat Manusia Menurut Islam

Hakikat Manusia Menurut Islam Hakikat Manusia Menurut Islam Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWt yang memiliki peranan penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya

Lebih terperinci

Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah sajalah hati akan menjadi tenteram (QS Ar Ra d : 28).

Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah sajalah hati akan menjadi tenteram (QS Ar Ra d : 28). MENCARI KEBAHAGIAN Secara naluri setiap manusia menginginkan kebahagian, menginginkan sesuatu yang baik terjadi pada dirinya. Siapapun dia dan apapun latar belakangnya. Walaupun ukuran kebahagian masing-masing

Lebih terperinci

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang

yang dapat membuahi, didalam istilah kedokteran disebut Menarche (haid yang 20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkawinan Usia Dini 1. Pengertian Perkawinan Usia Dini Menurut Ali Akbar dalam Rouf (2002) untuk menentukan seseorang melaksanakan kawin usia dini dapat dilihat dari sudut

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. 1. Kesimpulan

BAB VI PENUTUP. 1. Kesimpulan BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan Kedudukan perempuan dalam pandangan ajaran Islam tidak sebagaimana diduga atau dipraktekkan sementara masyarakat. Ajaran Islam pada hakikatnya memberikan perhatian yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sempurna. Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sempurna. Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih Allah SWT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan salah satu pokok hidup yang paling utama dalam pergaulan masyarakat yang sempurna. Pernikahan adalah suatu cara yang dipilih Allah SWT sebagai jalan

Lebih terperinci

LAMPIRAN TERJEMAH. No Bab Surah/Hadis Terjemah. 1 I QS. al-baqarah: 132 Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan

LAMPIRAN TERJEMAH. No Bab Surah/Hadis Terjemah. 1 I QS. al-baqarah: 132 Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan LAMPIRAN TERJEMAH No Bab Surah/Hadis Terjemah 1 I QS. al-baqarah: 132 Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya kub. (Ibrahim berkata): Hai anakanakku! Sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam buku At Tarbiyah al jinsiyyah lil athfal wa al balighin maka dapat. 1. Konsep pendidikan seks dalam islam

BAB V PENUTUP. dalam buku At Tarbiyah al jinsiyyah lil athfal wa al balighin maka dapat. 1. Konsep pendidikan seks dalam islam 112 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan tentang konsep Pendidikan Seks Bagi Anak dalam buku At Tarbiyah al jinsiyyah lil athfal wa al balighin maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki kedudukan mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling berhubungan antara satu dengan

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: 04Fakultas Ekonomi dan Bisnis EKSISTENSI MARTABAT MANUSIA Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen UNTUK APA KITA ADA DI DUNIA? Proses lahir dan keberadaan manusia

Lebih terperinci

Semua ini telah didorong oleh sistem kapitalis yang mengeksploitasi wanita sedemikian rupa untuk mengeruk keuntungan.

Semua ini telah didorong oleh sistem kapitalis yang mengeksploitasi wanita sedemikian rupa untuk mengeruk keuntungan. Semua ini telah didorong oleh sistem kapitalis yang mengeksploitasi wanita sedemikian rupa untuk mengeruk keuntungan. Barat memandang wanita sebagai komoditas seksual belaka. Pandangan ini menjadikan kaum

Lebih terperinci

JODOH DALAM PANDANGAN ISLAM http://sav3-prabandari.blog.friendster.com/2007/06/jodoh-dalam-pandangan-islam/ Allah swt berfirman dalam QS : Ar Ruum : 21 Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia

Lebih terperinci

Islami. Pernikahan Dalam Islam

Islami. Pernikahan Dalam Islam Islami Pernikahan Dalam Islam Pernikahan merupakan ikatan diantara dua insan yang mempunyai banyak perbedaan, baik dari segi fisik, asuhan keluarga, pergaulan, cara berfikir (mental), pendidikan dan lain

Lebih terperinci

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6 BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan, manusia tidak dapat hidup dengan mengandalkan dirinya sendiri. Setiap orang membutuhkan manusia lain untuk menjalani kehidupannya dalam semua hal, termasuk dalam pengembangbiakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurul Khoeriyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurul Khoeriyah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia, pria dan wanita, dengan sifat fitrah yang khas. Manusia memiliki naluri, perasaan, dan akal. Adanya rasa cinta kasih

Lebih terperinci

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( ) Kelompok 5 1. Azizatul Mar ati (14144600200) 2. Nur Ihsani Rahmawati (14144600186) 3. Nurul Fitria Febrianti (14144600175) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah 1 BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah hidupnya karena keturunan dan perkembangbiakan

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

ISLAM DAN TOLERANSI. ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi Teknik Industri.

ISLAM DAN TOLERANSI. ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I. Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi Teknik Industri. Modul ke: ISLAM DAN TOLERANSI Fakultas TEKNIK ABDUL RACHMAN, S.S., M.Pd.I Program Studi Teknik Industri www.mercubuana.ac.id Masjid Al-Aqsa, sebuah nama masjid bersejarah di Kudus, Jawa Tengah memang kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah mempunyai daya tarik antara satu dengan yang lainnya untuk membina suatu hubungan. Sebagai realisasi manusia dalam membina hubungan

Lebih terperinci

MEMAHAMI KONSEPSI MANUSIA

MEMAHAMI KONSEPSI MANUSIA MEMAHAMI KONSEPSI MANUSIA 1 Manusia telah mencurahkan perhatian yang sangat besar untuk memahami dirinya sendiri. Pemahaman manusia tentang dirinya sangat menentukan corak perilaku manusia itu dalam menjalani

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Pernikahan Beda Agama Perspektif Undang-Undang Perkawinan

Mam MAKALAH ISLAM. Pernikahan Beda Agama Perspektif Undang-Undang Perkawinan Mam MAKALAH ISLAM Pernikahan Beda Agama Perspektif Undang-Undang Perkawinan 20 Oktober 2014 Makalah Islam Pernikahan Beda Agama Perspektif Undang-Undang Perkawinan H. Anwar Saadi (Kepala Subdit Kepenghuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Rahman I. Doi, penjelasan lengkap hukum-hukum allah (syariah), PT Raja Grafindo persada, Jakarta, 2002, hal.

BAB I PENDAHULUAN. A.Rahman I. Doi, penjelasan lengkap hukum-hukum allah (syariah), PT Raja Grafindo persada, Jakarta, 2002, hal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu hal yang paling sakral dalam hidup ini.pernikahan ataupun Nikah merupakan sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk Allah baik itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagian yang terkecil dan yang pertama kali digunakan manusia sebagai sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga inilah kemudian

Lebih terperinci

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia melewati beberapa fase dalam siklus kehidupannya. Fase kedua dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di mana

Lebih terperinci

MENGHAYATI PERAN ISTRI

MENGHAYATI PERAN ISTRI MENGHAYATI PERAN ISTRI Perhiasan yang paling indah Bagi seorang abdi Allah Itulah ia wanita shalehah Ia menghiasi dunia.. --------------------------------------------------------------------- Ada yang

Lebih terperinci

EKSISTENSI MANUSIA. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

EKSISTENSI MANUSIA. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK Modul ke: EKSISTENSI MANUSIA Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Fakultas TEHNIK MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.ac.id Dari proses sebelum lahir,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam adalah Agama yang ditetapkan Allah SWT untuk manusia, segala

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam adalah Agama yang ditetapkan Allah SWT untuk manusia, segala BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah Agama yang ditetapkan Allah SWT untuk manusia, segala sesuatu yang di perbuat oleh manusia ada tuntunannya baik untuk diri sendiri maupun untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua makhluk Allah SWT yang bernyawa. Adanya pernikahan bertujuan untuk memperoleh kebahagiaan

Lebih terperinci

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

PERSATUAN DAN KERUKUNAN PERSATUAN DAN KERUKUNAN PENGERTIAN PERSATUAN DAN KESATUAN A. PERSATUAN Dari segi bahasa persatuan berarti gabungan, ikatan atau kumpulan. Sedangkan menurut istilah persatuan adalah kumpulan individu manusia

Lebih terperinci

Sucikan Diri Benahi Hati

Sucikan Diri Benahi Hati Sucikan Diri Benahi Hati Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????...????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Mushaf al-azhar, Al-Qur an dan Terjemahan, Bandung: Penebit Hilal, 2010, hal. 354

Mushaf al-azhar, Al-Qur an dan Terjemahan, Bandung: Penebit Hilal, 2010, hal. 354 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk menempuh kehidupan rumah tangga.1 Untuk mempertahankan jenisnya, setiap makhluk hidup haruslah berpasangan

Lebih terperinci

Biodata. 2. Tempat Tanggal Lahir : Banjarmasin, 20 Januari Alamat : Jln Teluk Tiram Darat Gg Bakti

Biodata. 2. Tempat Tanggal Lahir : Banjarmasin, 20 Januari Alamat : Jln Teluk Tiram Darat Gg Bakti Biodata 1. Nama Lengkap : Ahmad Maulani 2. Tempat Tanggal Lahir : Banjarmasin, 20 Januari 1993 3. Agama : Islam 4. Kebangsaan : Indonesia 5. Status Perkawinan : Belum Menikah 6. Alamat : Jln Teluk Tiram

Lebih terperinci

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak

Qana ah dan Tasamuh. Aspek Akhlak Aspek Akhlak 4 Qana ah dan Tasamuh Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, siswa akan mengetahui tentang pengertian qanaah dan tasamuh, menampilkan contoh perilaku qanaah dan tasamuh serta dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendapatkan pasangan hidup yang terbaik, tentu menjadi harapan setiap manusia. Pasangan hidup saling membutuhkan kasih sayang, perhatian dan kecukupan pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita. kehidupan umat manusia. Perseorangan maupun kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita. kehidupan umat manusia. Perseorangan maupun kelompok. 1 BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita kehidupan umat manusia. Perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi

Lebih terperinci

Islam memiliki tatanan sosial yang paripurna untuk menjaga seluruh lapisan masyarakat.

Islam memiliki tatanan sosial yang paripurna untuk menjaga seluruh lapisan masyarakat. Islam memiliki tatanan sosial yang paripurna untuk menjaga seluruh lapisan masyarakat. Liberalisasi tidak hanya menyasar bidang politik dan ekonomi tapi juga sosial. Pelan tapi pasti, masyarakat dicabut

Lebih terperinci

ALASAN MEREKA YANG ENGGAN BERJILBAB

ALASAN MEREKA YANG ENGGAN BERJILBAB ALASAN MEREKA YANG ENGGAN BERJILBAB Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". (Al-Ahzab:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan perkawinan antara seorang laki-laki dan perempuan pada kenyataannya merupakan sudut penting bagi kebutuhan manusia. Bahkan perkawinan adalah hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan yang bernilai ibadah adalah perkawinan. Shahihah, dari Anas bin Malik RA, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan yang bernilai ibadah adalah perkawinan. Shahihah, dari Anas bin Malik RA, Ia berkata bahwa Rasulullah SAW BAB I PENDAHULUAN Allah SWT menciptakan manusia terdiri dari dua jenis, pria dan wanita. dengan kodrat jasmani dan bobot kejiwaan yang relatif berbeda yang ditakdirkan untuk saling berpasangan dan saling

Lebih terperinci

AYAT-AYAT AL-QUR AN Tentang ASAL-USUL MANUSIA

AYAT-AYAT AL-QUR AN Tentang ASAL-USUL MANUSIA AYAT-AYAT AL-QUR AN Tentang ASAL-USUL MANUSIA Oleh : Yudi Ardianto (411.046) Dosen Pembimbing : Drs.H.Hasymi Dt.R.Panjang, S.H, M.Si JURUSAN TADRIS IPA KOSENTRASI FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan

Lebih terperinci

Kenapa Nikah atau Putus???

Kenapa Nikah atau Putus??? PACARAN Kenapa Nikah atau Putus??? Manusia adalah makhluk sosial Saling membutuhkan komunikasi Pergaulan Pergaulan terjadi karena adanya interaksi Interaksi itu terjadi kapan saja, dengan siapa saja, dalam

Lebih terperinci

HAK ISTERI ATAS SUAMI. Dr. Yusuf Qardhawi PERTANYAAN

HAK ISTERI ATAS SUAMI. Dr. Yusuf Qardhawi PERTANYAAN HAK ISTERI ATAS SUAMI Dr. Yusuf Qardhawi PERTANYAAN Saya menikah dengan seorang laki-laki yang usianya lebih tua daripada saya dengan selisih lebih dari dua puluh tahun. Namun, saya tidak menganggap perbedaan

Lebih terperinci

Tak Mau Berjilbab, Alasan dan Jawaban

Tak Mau Berjilbab, Alasan dan Jawaban Tak Mau Berjilbab, Alasan dan Jawaban Artikel Buletin An-Nur (www.alsofwah.or.id) Seorang muslimah, diperintahkan untuk menutup auratnya ketika keluar rumah, yaitu dengan mengenakan pakaian syar'i yang

Lebih terperinci

Khutbah Jumat Masjid Nabawi: Nikmat Aman dan Stabilnya Kondisi Negara

Khutbah Jumat Masjid Nabawi: Nikmat Aman dan Stabilnya Kondisi Negara Khutbah Jumat Masjid Nabawi: Nikmat Aman dan Stabilnya Kondisi Negara Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? -???????????

Lebih terperinci

{mosimage}pergaulan Berdasarkan Sistem Islam, Bukan Nilai-nilai Barat yang Rusak

{mosimage}pergaulan Berdasarkan Sistem Islam, Bukan Nilai-nilai Barat yang Rusak {mosimage}pergaulan Berdasarkan Sistem Islam, Bukan Nilai-nilai Barat yang Rusak Sistem pergaulan adalah sistem yang mengatur interaksi antara laki-laki dan perempuan di tengah masyarakat. Sistem pergaulan

Lebih terperinci

Mengimani Kehendak Allah

Mengimani Kehendak Allah Mengimani Kehendak Allah Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Muhasabah dan Muraqabah, Jalan Menuju Takwa

Muhasabah dan Muraqabah, Jalan Menuju Takwa Muhasabah dan Muraqabah, Jalan Menuju Takwa Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:??????????????????????????????????..???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan sunnah Rasulullah Saw kepada umatnya. Beliau menganjurkan agar segera menikah apabila telah sampai pada masanya dan ada kemampuan untuk

Lebih terperinci

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS.

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.1 Nabi Adam AS. 5.1.2 Penciptaan Manusia Allah berkehendak menciptakan Adam dan keturunannya untuk menghuni bumi dan memakmurkannya. Allah menyampaikan kabar kepada para Malaikat bahwa Dia akan menciptakan makhluk lain

Lebih terperinci

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora) AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora) SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum

Lebih terperinci

Perintah Pertama di Dalam Alquran

Perintah Pertama di Dalam Alquran Perintah Pertama di Dalam Alquran Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Quran dinyatakan bahwa hidup berpasang-pasangan, hidup berjodoh-jodohan adalah naluri segala makhluk Allah, termasuk manusia. 1 Dalam surat Adz-Dzariyat ayat

Lebih terperinci

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Urgensi Menjaga Lisan Satu waktu Rasulullah saw pernah ditanya: keislamanan bagaimana yang utama? Beliau menjawab: siapa yang perkataan dan perbuatannya menjadikan orang Islam

Lebih terperinci

Mendidik Anak dengan Teladan Shaleh

Mendidik Anak dengan Teladan Shaleh Mendidik Anak dengan Teladan Shaleh Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang suci, yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw, sebagai rahmat untuk semesta alam. Setiap makhluk hidup mempunyai hak untuk menikmati kehidupan,

Lebih terperinci

Begitu Singkatnya Umur Manusia

Begitu Singkatnya Umur Manusia Begitu Singkatnya Umur Manusia Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:102].?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[??????:1].??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:70-71].??????:

Lebih terperinci

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H

Marhaban Yaa Ramadhan 1434 H Pengantar: Ramadhan 1434 H segera tiba. Sepantasnya kaum Muslim bergembira menyambutnya. Sebab di dalamnya penuh dengan pahala. Apa yang harus dilakukan dan bagaimana kaum Muslim bisa meraih ketakwaan.

Lebih terperinci

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah

Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah Mengenal Nama-Nama dan Sifat-Sifat Allah Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORITIS. serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi kepada generasi

BAB III KERANGKA TEORITIS. serangkaian kebiasaan dan nilai-nilai dari satu generasi kepada generasi BAB III KERANGKA TEORITIS Menurut Soekandar Wiriaatmaja, tradisi pernikahan merupakan suatu yang dibiasakan sehingga dapat dijadikan peraturan yang mengatur tata pergaulan hidup didalam masyarakat dan

Lebih terperinci

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Oleh: Hafidz Abdurrahman Oleh: Hafidz Abdurrahman Manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan fitrah yang melekat di dalam dirinya. Dengan bekal potensi kehidupan (thaqah hayawiyah), seperti kebutuhan jasmani dan naluri, manusia

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar.segala hal yang menyangkut tentang perkawinan haruslah dipersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. besar.segala hal yang menyangkut tentang perkawinan haruslah dipersiapkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkawinan bagi sebagian besar masyarakat merupakan hal yang sangat urgen dan sakral.hampir seluruh adat masyarakat di Indonesia memandang pernikawan sebagai sebuah

Lebih terperinci

Batasan Aurat Yang Boleh Dilihat Saat Pengobatan

Batasan Aurat Yang Boleh Dilihat Saat Pengobatan Batasan Aurat Yang Boleh Dilihat Saat Pengobatan الضوابط ف مسا لة نلظر للعورة ف العلاج ] إندوني [ Indonesia - Indonesian - Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid الشيخ مد صالح ملنجد Penterjemah: www.islamqa.info

Lebih terperinci

Renungan Pergantian Tahun

Renungan Pergantian Tahun Renungan Pergantian Tahun Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:102].?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[??????:1].??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:70-71].??????:

Lebih terperinci

??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????? Nikah Beda Agama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada

Lebih terperinci

TINJAUAN TEORITIS ASAS MONOGAMI TIDAK MUTLAK DALAM PERKAWINAN. Dahlan Hasyim *

TINJAUAN TEORITIS ASAS MONOGAMI TIDAK MUTLAK DALAM PERKAWINAN. Dahlan Hasyim * Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas Nomor : 23a/DIKTI/Kep./2004 Tgl 4 Juni 2004 TINJAUAN TEORITIS ASAS MONOGAMI TIDAK MUTLAK DALAM PERKAWINAN Dahlan Hasyim * Abstrak Perkawinan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surga ada neraka, ada pria ada wanita dan sebagainya. 1. semua mahluknya, baik pada manusia hewan maupun tumbuh-tumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. surga ada neraka, ada pria ada wanita dan sebagainya. 1. semua mahluknya, baik pada manusia hewan maupun tumbuh-tumbuhan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah melengkapi manusia dengan nafsu syahwat, yakni keinginan untuk menyalurkan kebutuhan biologis (kelamin nya). Dalam rangka itu Allah pun telah

Lebih terperinci

NOMOR : U-287 TAHUN Bismillahirohmanirohimi. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG :

NOMOR : U-287 TAHUN Bismillahirohmanirohimi. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG : NOMOR : U-287 TAHUN 2001 Bismillahirohmanirohimi Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG : 1. Bahwa pornografi dan pornoaksi serta hal-hal lain yang sejenis akhir-akhir ini semakin merebak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Perkawinan yang terjadi antara seorang pria dengan seorang wanita menimbulkan akibat

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akhlak Sosial Islam Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen Akhlak Sosial Islami Terkait dengan hidup sosial bersama orang lain,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG IZIN POLIGAMI A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Tentang Alasan-Alasan Izin Poligami Di Pengadilan Agama Pasuruan Fitrah yang diciptakan Allah atas manusia mengharuskan

Lebih terperinci

DORONGAN FISIOLOGIS, PSIKIS DAN SPIRITUAL DALAM AL QUR AN. Imron

DORONGAN FISIOLOGIS, PSIKIS DAN SPIRITUAL DALAM AL QUR AN. Imron DORONGAN FISIOLOGIS, PSIKIS DAN SPIRITUAL DALAM AL QUR AN Imron ABSTRAK Psikologi adalah adalah Ilmu pengetahuan tentang tingkah laku dan kehidupan psikis manusia. Psikologi berusaha mempelajari gejala-gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan sangat cepat. Perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, informasi dan juga ledakan populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hati. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur an 1

BAB I PENDAHULUAN. hati. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Al-Qur an 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga sakinah merupakan dambaan setiap insan yang bersuami istri. Keluarga sakinah adalah keluarga yang tenang, damai, tentram dan memuaskan hati. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan lingkungan yang ada pada saat ini. Dalam kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan lingkungan yang ada pada saat ini. Dalam kaitannya dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan lingkungan yang terkait dengan kenekaragaman hayati saat ini cukup menyita banyak perhatian dari berbagai kalangan terutama pada peneliti, lembaga konservasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan pengaruh kepada manusia untuk memenuhi segala macam kebutuhan

I. PENDAHULUAN. memberikan pengaruh kepada manusia untuk memenuhi segala macam kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki keinginan untuk menjalin hubungan dengan orang lain dan menyatu dengan lingkungan alam sekitarnya, memberikan pengaruh

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

Menyambut Keagungan Ramadhan. Written by Friday, 06 August :30

Menyambut Keagungan Ramadhan. Written by Friday, 06 August :30 Tanpa terasa, waktu demi waktu berlalu dengan cepatnya, dan beberapa hari lagi bulan suci Ramadhan akan hadir kembali di tengah-tengah kaum muslimin.kehadiran Ramadhan memberikan pengharapan dan optimisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekat perkawinan adalah penyatuan dua pribadi yang saling mengikatkan diri dalam interaksi atau hubungan suami istri, yaitu hubungan yang menjadikan seorang laki-laki

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

SURAT TERBUKA UNTUK WANITA YANG BEKERJA BERSAMA LAKI-LAKI

SURAT TERBUKA UNTUK WANITA YANG BEKERJA BERSAMA LAKI-LAKI SURAT TERBUKA UNTUK WANITA YANG BEKERJA BERSAMA LAKI-LAKI [ Indonesia Indonesian ] Penyusun : Div. Ilmiyah www.saaid.net Terjemah : Muh. Iqbal Ahmad Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2009-1430 : :

Lebih terperinci

XII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan

XII.  Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan Bab XII A. Pengantar Bernyani Kucinta Keluarga Tuhan Kucinta k luarga Tuhan, terjalin mesra sekali semua saling mengasihi betapa s nang kumenjadi k luarganya Tuhan Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi

Lebih terperinci

RAPOR MERAH KAUM FEMINIS Kritik atas Relativitas Tafsir Feminisme terhadap Al-Quran. Nunuy Nurjanah

RAPOR MERAH KAUM FEMINIS Kritik atas Relativitas Tafsir Feminisme terhadap Al-Quran. Nunuy Nurjanah RAPOR MERAH KAUM FEMINIS Kritik atas Relativitas Tafsir Feminisme terhadap Al-Quran Nunuy Nurjanah Tulisan ini akan memaparkan 1. fakta adanya upaya-upaya penafsiran ulang terhadap Al-Quran yang dilakukan

Lebih terperinci

Pendidikan Tauhid Sejak Dini

Pendidikan Tauhid Sejak Dini Pendidikan Tauhid Sejak Dini Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:?????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang positif dalam mewujudkan tujuan pernikahan. Allah SWT. Berfirman

BAB I PENDAHULUAN. yang positif dalam mewujudkan tujuan pernikahan. Allah SWT. Berfirman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT sebagai jalan bagi manusia untuk beranak, berkembang biak dan melestarikan kehidupannya setelah masing-masing

Lebih terperinci

Munakahat ZULKIFLI, MA

Munakahat ZULKIFLI, MA Munakahat ZULKIFLI, MA Perkawinan atau Pernikahan Menikah adalah salah satu perintah dalam agama. Salah satunya dijelaskan dalam surat An Nuur ayat 32 : Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara

Lebih terperinci

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan suatu perbuatan hukum. Perkawinan menimbulkan hak dan kewajiban kepada para pihak yang mengikatkan diri pada suatu perkawinan. Hak dan kewajiban tersebut harus dipenuhi

Lebih terperinci

BAB I. Seks dan Problematikanya. A. Pendahuluan

BAB I. Seks dan Problematikanya. A. Pendahuluan BAB I Seks dan Problematikanya A. Pendahuluan Seks bagi sebagian orang, khususnya bagi masyarakat peradaban Timur terdengar sangat menyeramkan. Membicarakannya merupakan suatu hal yang tabu, apalagi mengaitkannya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pernikahan adalah salah satu proses penting dalam kehidupan sosial manusia. Pernikahan merupakan kunci bagi individu untuk memasuki dunia keluarga, yang di dalamnya terdapat

Lebih terperinci