PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
|
|
- Verawati Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Panduan Pelaksanaan Kode Etik PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
2 Panduan Pelaksanaan Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak Kode Etik Pegawai Direktorat Jenderal Pajak (Kode Etik) adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan, yang mengikat Pegawai Direktorat Jenderal Pajak (Pegawai) dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta dalam pergaulan hidup sehari-hari. Dengan Kode Etik, segenap jajaran Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dituntut untuk mengetahui, memahami, menghayati, dan melaksanakan tugas sesuai prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance).
3 Kode Etik disusun atas kesadaran bahwa dalam pelaksanaan tugasnya, Pegawai seringkali dihadapkan pada situasi yang menimbulkan pertentangan kepentingan (conflict of interest) dan situasi yang dilematis. Dalam situasi yang demikian, Kode Etik diperlukan sebagai pedoman bagi pegawai untuk menentukan sikap yang paling layak diambil. Disamping itu melalui pemberlakuan Kode Etik, Pegawai dituntut untuk meningkatkan citra DJP di mata masyarakat terutama untuk mendukung visi dan misi DJP. Mengingat butir-butir Kode Etik disusun dalam kalimat-kalimat yang ringkas, dalam pelaksanaannya dapat terjadi perbedaan penafsiran. Oleh karena itu, diperlukan Panduan Pelaksanaan Kode Etik Pegawai DJP yang merupakan penjabaran, penjelasan atau penegasan atas butirbutir kewajiban dan larangan yang tercantum dalam Kode Etik disertai dengan contoh-contoh pelaksanaannya. Melalui Panduan Kode Etik, Pegawai diharapkan dapat memahami makna yang terkandung dalam butir-butir Kode Etik secara lebih baik. Keberhasilan pelaksanaan Kode Etik tidak hanya bergantung pada badan atau unit yang berwenang mengawasi Kode Etik, tetapi juga ditentukan oleh faktor-faktor seperti pengawasan melekat dan keteladanan dari atasan dan tanggung jawab seluruh Pegawai DJP. Oleh karena itu Pegawai diharapkan memiliki inisiatif untuk menjaga agar Kode Etik dapat dipatuhi antara lain dengan saling mengingatkan sesama Pegawai, berkonsultasi dengan atasan, atau melaporkan apabila terjadi pelanggaran Kode Etik di lingkungan kerja masing-masing.
4 Panduan Kewajiban Pegawai
5 1 Menghormati agama, kepercayaan, budaya, dan adat istiadat orang lain. Pegawai harus mengembangkan sikap kerjasama dan toleransi dalam melaksanakan tugas, yang meliputi: a. saling menghormati antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda, sehingga terbina kerukunan antar Pegawai maupun dengan pihak lain yang akan menimbulkan suasana kondusif dalam pelaksanaan tugas; b. saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing sehingga terbina kerukunan antar pegawai; A adalah Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) ABC. Sehubungan dengan akan d i s e l e n g g a ra ka n n ya Rapat Koordinasi DJP, A mengadakan rapat internal kantor untuk mempersiapkan materi Rapat Koordinasi tersebut. Ketika waktu sholat tiba, A mempersilakan para peserta rapat yang akan menunaikan ibadah sholat untuk menjalankannya. c. saling menghormati budaya dan adat istiadat orang lain sehingga terbina kerukunan antar pegawai maupun dengan pihak lain. 01
6 B adalah Kepala KPP XYZ. Dalam suatu kesempatan, B diundang oleh masyarakat setempat untuk menghadiri suatu acara adat. Untuk menghormati masyarakat setempat, B sebaiknya menghadiri acara tersebut. 2 Bekerja secara profesional, transparan, dan akuntabel. Pegawai mempunyai kewajiban untuk bekerja secara profesional, transparan, dan akuntabel. a. Bekerja secara profesional meliputi: integritas, yaitu ukuran kualitas moral Pegawai yang diwujudkan dalam sikap jujur, bersih dari tindakan tercela, dan senantiasa mengutamakan kepentingan negara; A adalah Account Representative (AR) pada KPP DEF. Pada saat melakukan klarifikasi data terhadap Wajib Pajak (WP) yang menjadi tanggung jawabnya, WP tersebut meminta agar A memusnahkan data yang diperoleh pada saat dilakukan klarifikasi dengan menawarkan imbalan tertentu. Atas kondisi tersebut A wajib menolak permintaan WP dan tetap memanfaatkan data tersebut untuk kepentingan perpajakan. disiplin, yaitu pencerminan ketaatan Pegawai terhadap setiap ketentuan yang berlaku; 1) B adalah Fungsional Pemeriksa Pajak pada KPP GHI. B ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan terhadap WP EF. B menyelesaikan 02
7 pemeriksaan tersebut dalam batas waktu yang ditentukan. 2) C adalah pelaksana pada Kanwil MNO. Sebagai pegawai yang memiliki tingkat disiplin yang tinggi, C selalu datang dan pulang sesuai dengan jam kerja yang ditetapkan serta memanfaatkan waktu kerja sesuai ketentuan dengan sebaik-baiknya. Disisi lain apabila terdapat pegawai yang meskipun selalu datang dan pulang sesuai dengan jam kerja yang ditetapkan namun memanfaatkan waktu kerja untuk kepentingan di luar kedinasan, maka hal tersebut tidak mencerminkan sikap disiplin yang dituntut dari seorang pegawai. 3) D adalah Fungsional Pemeriksa Pajak pada KPP ABC. Dalam melakukan peminjaman data dan atau dokumen WP, sesuai ketentuan, D wajib memberikan bukti peminjaman, serta menyimpannya dengan baik. Setelah selesai pemeriksaan, D diwajibkan untuk segera 03
8 mengembalikan data dan atau dokumen yang dipinjam dari WP tersebut disertai bukti pengembalian. kompetensi, yaitu ukuran tingkat pengetahuan, kemampuan dan penguasaan atas bidang tugas Pegawai sehingga mampu melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. 1) A adalah pegawai pada Kantor Penyuluhan, Pelayanan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) BCD. Kepala KP2KP BCD menugaskan A untuk memberikan sosialisasi tentang ketentuan perpajakan terbaru kepada sekelompok WP. Sehubungan penugasan tersebut, A wajib bersikap profesional antara lain dengan mempelajari ketentuan tersebut dan mempersiapkan materi sosialisasi sehingga kegiatan sosialisasi dapat berlangsung dengan baik. 2) B adalah AR yang baru diangkat pada KPP XYZ. B memiliki kemampuan teknis perpajakan dan kemampuan komunikasi yang terbatas. Untuk memenuhi tuntutan tugasnya, B terus berusaha meningkatkan kemampuan teknis perpajakan dan komunikasinya agar dapat melaksanakan tugas sebagai AR dengan sebaik-baiknya. b. Bekerja secara transparan, yaitu setiap Pegawai bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun demikian, kerahasiaan jabatan sesuai 04
9 dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetap harus diterapkan. Terkait dengan transparansi yang dituntut dari setiap Pegawai, maka dalam hal Pegawai berada dalam atau berpotensi mengalami situasi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugas, yang bersangkutan harus melaporkan secara tertulis hal tersebut kepada atasannya. 1) A adalah Fungsional Pemeriksa Pajak pada KPP XYZ. Keluarga A memiliki perusahaan PT BC yang terdaftar sebagai WP di KPP XYZ. Untuk menghindari terjadinya situasi konflik kepentingan, A wajib melaporkan secara tertulis kepada Kepala KPP XYZ, bahwa PT BC adalah perusahaan milik keluarganya. 2) B adalah AR pada KPP PQR. B melaporkan secara tertulis kepada Kepala KPP PQR bahwa DE salah satu WP orang pribadi di KPP PQR adalah mertuanya. Untuk menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam pelaksanaan tugas B, maka Kepala KPP PQR tidak menetapkan DE sebagai WP yang berada dalam pengawasan dan bimbingan B. 3) C adalah AR pada KPP KLM. Dalam melaksanakan tugasnya, C harus secara transparan menjelaskan kepada WP yang menjadi tanggung jawabnya mengenai hak dan kewajiban WP tersebut. Sebagai contoh dalam rangka penerbitan STP, C harus harus menjelaskan dasar penerbitan, penghitungan, dan tata cara pelunasan STP kepada WP. Namun 05
10 demikian, C tetap harus menjaga kerahasiaan data WP tersebut dari WP lain atau pihak lain yang tidak berkepentingan sesuai ketentuan mengenai rahasia jabatan. c. Bekerja secara akuntabel artinya Pegawai harus bertanggungjawab dan bersedia untuk diperiksa oleh pihak yang berwenang atas setiap keputusan atau tindakan yang diambil dalam rangka pelaksanaan tugas. Setiap Pegawai harus dapat mempertanggungjawabkan pekerjaannya sesuai dengan prosedur yang berlaku. A adalah Fungsional Pemeriksa Pajak pada KPP DEF. A harus bertanggung jawab terhadap hasil pemeriksaannya, misalnya dengan memberikan keterangan yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam proses penyelesaian keberatan, banding ataupun peninjauan kembali. Setiap Pegawai harus mampu meminimalkan risiko kegagalan dengan cara melaksanakan tugas sesuai prosedur secara serius, hati-hati, dan tepat waktu. B adalah Penelaah Keberatan pada Kanwil GHI. Dalam menyelesaikan proses keberatan, B wajib meneliti setiap dokumen yang terkait dengan permohonan keberatan WP secara serius dan hati-hati, meminta keterangan dari WP dan atau pemeriksa pajak, serta memperhatikan jangka waktu penyelesaian yang ditetapkan. Setiap Pegawai wajib berusaha secara maksimal untuk menguasai tugas yang diberikan, 06
11 bertanggung jawab atas hasil, serta melakukan tindakan-tindakan antisipatif dalam pelaksanaan tugasnya. C adalah Juru Sita pada KPP MNO. Dalam melaksanakan penagihan, C harus memiliki pengetahuan yang memadai mengenai prosedur penagihan, serta mampu menjelaskan dasar-dasar penerbitan Surat Paksa (SP). Sebagai langkah antisipatif dalam proses penyampaian SP, C harus memperhatikan kondisi lingkungan tempat kedudukan atau tempat tinggal WP, karakter WP, dan mempersiapkan langkahlangkah yang perlu diambil dalam proses tersebut. Setiap Pegawai bertanggung jawab atas segala keputusan, pendapat, atau perbuatan yang terkait dengan kepentingan kedinasan. Oleh karenanya setiap keputusan, pendapat, atau perbuatan tersebut harus mencerminkan sikap atau kebijakan organisasi DJP secara keseluruhan. 1) D adalah Kepala Bidang P2 Humas pada Kanwil XYZ. Dalam melaksanakan tugas kehumasan, D harus berhati-hati dalam menyampaikan pendapatnya terkait dengan kebijakan DJP kepada pihak luar, misalnya media massa. Dalam hal ini D sebaiknya tidak menyampaikan pendapat yang sifatnya pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan DJP secara keseluruhan. 2) E adalah Kepala Seksi pada KPDJP yang telah dikenal luas oleh publik sebagai penulis artikel perpajakan. Sebagai penulis, E tidak diperkenankan memberikan pendapat atas nama institusi DJP. Disamping itu sebagai 07
12 Pegawai, E juga wajib menjaga kredibilitas instansi dengan tidak membuat pernyataan yang mendiskreditkan DJP. 3 Mengamankan data dan atau informasi yang dimiliki Direktorat Jenderal Pajak. a. Mengamankan data dan atau informasi. Termasuk dalam pengertian data dan atau informasi adalah semua dokumen dan atau data baik dalam bentuk fisik dokumen (hardcopy), media elektronik (softcopy), maupun data pada aplikasi portal DJP (intranet DJP). Semua data dan atau informasi hanya digunakan untuk kepentingan pelaksanaan tugas dan tidak digunakan untuk kepentingan pribadi atau golongan. Setiap pegawai wajib menjaga agar data dan atau informasi tersebut tidak jatuh ke tangan yang tidak berhak ataupun ke pihak-pihak yang 08
13 tidak seharusnya menguasai ataupun mengetahui isi data dan atau informasi. Semua data dan atau informasi harus diarsipkan dan disimpan dengan baik. Penyimpanan data dan atau informasi harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab agar terhindar dari kerusakan serta penyalahgunaan. Pegawai tidak diperkenankan memberitahukan, menggandakan dan atau memberikan data dan atau informasi di luar ketentuan dan atau kepentingan dinas. 1) A adalah pelaksana pada Direktorat ABC. A ditugaskan untuk menjawab surat dari WP XY. Pada saat menyusun konsep jawaban, WP XY mengetahui bahwa A adalah pegawai yang ditugaskan untuk menyusun jawaban surat. WP XY menghubungi A dan ingin mengetahui isi dari konsep surat jawaban tersebut. Terhadap permintaan WP tersebut, A wajib merahasiakan isi dari konsep surat. 2) B adalah Penata Usaha Administrasi Berkas dan Konfirmasi pada Seksi Pelayanan KPP DEF. Dalam suatu kesempatan tertentu, B diminta oleh pihak lain (yang tidak berhak) untuk menggandakan file atau berkas dan memberikannya kepada pihak lain tersebut. Terhadap hal tersebut B wajib menolak dan melaporkannya kepada atasan atau pihak lain yang berwenang. b. Mengamankan user id dan password serta tidak membocorkannya kepada Pegawai dan atau pihak lain yang tidak berhak. 09
14 Termasuk dalam pengertian user id dan password adalah identitas dan otentifikasi untuk mengakses seluruh sumber daya informasi milik DJP yang meliputi informasi, aplikasi, dan infrastruktur. User id dan password hanya diketahui oleh pegawai pemegang user id dan password serta pihak lain yang diberikan kewenangan untuk itu, misalnya administrator. Pegawai wajib merahasiakan user id dan password-nya, baik kepada pegawai lain atau pihak lain yang tidak berhak. Pegawai yang oleh karena alasan tertentu dalam rangka pelaksanaan tugas harus memberitahukan user id dan password komputer kepada pegawai atau pihak lain, wajib memenuhi prosedur yang ditetapkan serta melaporkannya kepada atasan. Disamping itu dalam hal diperlukan, Pegawai yang bersangkutan wajib melakukan penggantian password setelah password tersebut selesai digunakan oleh pihak lain. A adalah pelaksana pada Direktorat PQR. A ditugaskan untuk melakukan perjalanan dinas ke pedalaman Kalimantan. Oleh karena sesuatu hal, dibutuhkan beberapa file yang tersimpan di komputer milik A di Jakarta. B yang juga pegawai pada Direktorat PQR mendapat tugas tertentu yang membutuhkan beberapa file pada komputer milik A. Untuk membuka file dimaksud, dibutuhkan password yang hanya diketahui oleh A. Dalam keadaan tersebut, A wajib memenuhi prosedur yang ditetapkan serta melaporkannya kepada atasan. Apabila diperlukan, A wajib melakukan penggantian password setelah password tersebut selesai digunakan oleh B. 10
15 c. Memusnahkan dokumen yang tidak terpakai sesuai prosedur. A adalah Kepala Seksi Pelayanan KPP CDE. A ditugaskan untuk mengumpulkan dokumen atau berkas yang telah daluwarsa untuk dimusnahkan. A wajib mengikuti prosedur pemusnahan dokumen. d. Tidak mengijinkan orang yang tidak berhak berada dalam ruangan kerja. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Pegawai banyak berhubungan dengan data yang sifatnya rahasia dan membutuhkan konsentrasi dalam pelaksanaan tugasnya. Kehadiran orang yang tidak berhak, dikhawatirkan dapat mengetahui dan atau mengambil data yang sifatnya rahasia, serta mengganggu konsentrasi kerja. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: tamu atau pihak lain hanya dapat diterima di ruangan yang telah disediakan; Pegawai yang mengetahui adanya orang yang tidak berhak berada di dalam ruangan kerja, agar mengarahkan orang tersebut dengan sopan ke ruangan yang disediakan; Pegawai yang mengetahui pegawai lain menerima tamu atau orang lain yang tidak berhak di ruang kerja, wajib mengingatkan pegawai lain tersebut untuk tidak menerima tamu atau orang yang tidak berhak di ruang kerja. 11
16 4 Memberikan pelayanan kepada wajib pajak, sesama pegawai, atau pihak lain dalam pelaksanaan tugas dengan sebaik-baiknya. Pelayanan prima merupakan nilai sikap dan perilaku setiap Pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan kualitas terbaik. Nilai ini diharapkan dapat membentuk sikap setiap Pegawai agar mampu memposisikan diri sebagai abdi masyarakat yang mengedepankan sikap melayani dan bukan sebaliknya. Nilai pelayanan prima juga harus selalu dijunjung tinggi dalam pelaksanaan tugas yang berhubungan dengan sesama Pegawai maupun dengan pihak lain. Yang dimaksud dengan pihak lain adalah pihak-pihak di luar WP dan sesama Pegawai, yang dapat berinteraksi dengan Pegawai dalam melaksanakan tugasnya, misalnya: rekanan, peserta tender atau lelang, Pegawai Negeri Sipil (PNS) di luar DJP, dan instansi atau badan pemerintahan lainnya. 1) BC adalah WP yang terdaftar di KPP DEF. Tempat tinggal BC jauh dari lokasi KPP DEF. Suatu hari BC mendatangi KPP XYZ yang berlokasi lebih dekat dari tempat tinggalnya dan menemui A, petugas di KPP XYZ. BC berkonsultasi mengenai ketentuan perpajakan terkait fasilitas investasi. A wajib memberikan pelayanan yang diminta oleh BC tersebut. 12
17 2) Terkait dengan contoh di atas, selanjutnya BC meminta bantuan A untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh Pasal 25-nya ke KPP DEF tempat BC terdaftar. Dalam hal ini, A wajib menginformasikan kepada BC bahwa pemenuhan kewajiban tersebut harus dilaksanakan sendiri oleh BC dengan cara menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25-nya ke KPP tempat BC terdaftar, yaitu KPP DEF. 3) B adalah pelaksana Subbagian Umum pada Direktorat ABC. B bertugas menangani usulan kenaikan pangkat pegawai Direktorat ABC. Dalam melaksanakan tugasnya, B harus secara proaktif mengusulkan kenaikan pangkat tanpa harus menunggu permintaan dari para pegawai di Direktorat ABC, kecuali ada ketentuan lain yang mengatur. 4) PQ adalah seorang mahasiswi sedang mengerjakan tugas kuliah dan telah memperoleh ijin untuk melakukan penelitian di KPP ABC. C adalah AR yang ditugaskan untuk membantu PQ dengan menyediakan data dan memberikan penjelasan yang dibutuhkannya. Sepanjang tidak bertentangan dengan rahasia jabatan, C harus melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya. 5) ST adalah WP yang terdaftar di KPP GHI. Karena keterbatasan pengetahuan perpajakannya, ST meminta bantuan D seorang pegawai pada KPP GHI untuk membantu mengisi formulir SPT Tahunan PPh Orang Pribadinya. Dalam hal ini D wajib menjelaskan kepada ST mengenai tatacara pengisian SPT tersebut. Namun dalam hal ST akhirnya menyerahkan data-data keuangan dan meminta D untuk mengisikan SPT tersebut (dengan atau tanpa imbalan), maka D wajib menolak permintaan ST karena tindakan mengisikan SPT telah menyimpang dari makna pelayanan yang dimaksud dalam butir ini. 13
18 5 Mentaati perintah kedinasan. Perintah kedinasan adalah perintah yang diberikan oleh atasan yang berwenang mengenai atau yang ada hubungannya dengan kedinasan. Semua pegawai DJP wajib mengerjakan semua perintah kedinasan dari atasan yang berwenang. Pegawai berhak menolak perintah dari atasan yang tidak berhubungan dengan kedinasan. 1) A adalah Penata Usaha Administrasi Berkas dan Konfirmasi pada Seksi Pelayanan KPP STU. Suatu ketika atasannya memerintahkan untuk membuat rekapitulasi penerimaan SPT. Walaupun tidak sesuai dengan uraian jabatannya, A harus tetap melaksanakan perintah tersebut. 2) B adalah AR pada KPP DEF. Dalam suatu penyuluhan perpajakan, secara dinas Kepala KP2KP meminta B untuk menjadi nara sumber pada kegiatan tersebut. Atas seijin Kepala KPP DEF, B wajib melaksanakan tugas penyuluhan tersebut. 3) C adalah pelaksana pada Seksi Pemeriksaan KPP GHI. Atasan C meminta bantuan C untuk mengurus keperluan pribadi (misalnya ke bengkel) pada jam kerja. Atas permintaan tersebut C berhak menolak. 6 Bertanggung jawab dalam penggunaan barang inventaris milik Direktorat Jenderal Pajak. DJP memiliki barang inventaris yang merupakan fasilitas bagi Pegawai agar dapat menunjang pelaksanaan tugas dengan efektif dan efisien. Oleh sebab itu Pegawai bertanggung jawab untuk: a. menggunakan barang inventaris hanya untuk keperluan dinas, misalnya tidak menggunakan kendaraan dinas 14
19 untuk tujuan komersial, tidak menyewakan atau mengalihkan penggunaan rumah dinas untuk orang yang tidak berhak; b. menyerahkan kembali barang inventaris kepada pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan, dalam hal hak pemakaian atas barang inventaris tersebut telah berakhir. Misalnya pemakaian rumah dinas atau mobil dinas; c. menggunakan dan memelihara barang inventaris dengan sebaik-baiknya, misalnya mematikan komputer jika tidak dipergunakan; d. melakukan usaha-usaha untuk mengamankan barang inventaris, misalnya menyimpan LCD projector/laptop pada tempat yang aman serta memarkir kendaraan dinas pada tempat yang aman. 7 Mentaati ketentuan jam kerja dan tata tertib kantor. a. Pegawai berada di tempat kerja sesuai ketentuan mengenai jam kerja dan memanfaatkan jam kerja tersebut untuk melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Mentaati ketentuan jam kerja agar tidak dipahami bahwa Pegawai hanya berada di tempat kerja pada jam kerja yang ditentukan. Dalam hal-hal tertentu dimana tugas harus diselesaikan di luar jam kerja maka Pegawai juga diwajibkan untuk melaksanakan tugas tersebut sesuai tanggung jawab yang diberikan. b. Pegawai tidak diperkenankan bermain game di kantor. c. Pegawai dapat meninggalkan tempat kerja untuk alasan pribadi dengan persetujuan atasan dan sesuai dengan prosedur mengenai ijin keluar kantor. d. Pegawai yang meninggalkan tempat kerja untuk kepentingan dinas harus dilengkapi dengan surat tugas/ surat ijin keluar kantor/sppd atau mengisi buku ijin keluar 15
20 kantor. Pegawai harus dapat mempertanggungjawabkan kegiatan dinas yang dilakukan di luar kantor kepada atasannya. e. Pengecualian jam kerja dapat diberikan kepada Pegawai yang: mempunyai tugas khusus, misalnya Pegawai yang bertugas untuk melakukan intelijen, penyidikan, investigasi; mempunyai pekerjaan khusus, misalnya Pegawai yang bekerja pada bagian yang berkaitan dengan teknologi informasi; menghadapi situasi khusus, misalnya terjadi bencana alam. A adalah Pegawai yang diberikan tugas khusus untuk melakukan penyidikan terhadap WP CD yang diduga melakukan tindak pidana di bidang perpajakan. Atas tugas penyidikan tersebut, dengan persetujuan atasan, A diperkenakan untuk tidak mentaati ketentuan mengenai jam kerja. f. Pegawai harus menjaga kebersihan dan kerapian tempat kerja dan lingkungan kantor. 8 Menjadi panutan yang baik bagi masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Sebagai anggota masyarakat, Pegawai harus menjadi teladan dalam memenuhi kewajiban perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku, antara lain: a. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); b. mengisi SPT dengan lengkap, benar, dan jelas; 16
21 c. melaporkan SPT tepat waktu; d. membayar pajak yang terutang atau pajak yang masih harus dibayar. 9 Bersikap, berpenampilan, dan bertutur kata secara sopan. a. Pegawai wajib mengenakan pakaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada jam kerja atau pada waktu melaksanakan tugas kedinasan. b. Pegawai wajib mengenakan tanda pengenal pada saat melaksanakan tugas kecuali Pegawai yang mempunyai pekerjaan khusus atau sedang melaksanakan tugas khusus. c. Pegawai wajib menjaga setiap tutur katanya dengan baik dan bersikap sopan sesuai norma umum yang berlaku. d. Pegawai wajib menjaga kerapian dalam berpenampilan sesuai dengan kepantasan yang berlaku umum. 17
KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : / 4078 / 2015
PEMERINTAH DINAS Jalan Pahlawan No. 4, Telepon. (024) 8311708, 8311705, 8419826, 8417601, Fax. 8311707, 8451700 SEMARANG - 50241 KEPUTUSAN KEPALA DINAS NOMOR : 821.05 / 4078 / 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-06/M.
SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-06/M.EKON/12/2008 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinci4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
KEPUTUSAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA NOMOR 391 TAHUN 2O1O TENTANG KODE ETIK PEGAWAI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciSE - 74/PJ/2010 PENGAMANAN DATA, INFORMASI, DAN/ATAU DOKUMEN NON ELEKTRONIK MILIK DIREKTORAT JENDERA
SE - 74/PJ/2010 PENGAMANAN DATA, INFORMASI, DAN/ATAU DOKUMEN NON ELEKTRONIK MILIK DIREKTORAT JENDERA Contributed by Administrator Tuesday, 29 June 2010 Pusat Peraturan Pajak Online 29 Juni 2010 SURAT EDARAN
Lebih terperinciTAHAPAN PERSIAPAN KONFIRMASI STATUS WAJIB PAJAK
LAMPIRAN I Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-33/PJ/2016 Tanggal : 18 Juli 2016 TAHAPAN PERSIAPAN KONFIRMASI STATUS WAJIB PAJAK A. Gambaran Umum 1. Tahapan persiapan KSWP adalah tahapan yang
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian BAB 3 OBJEK PENELITIAN KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Satu beralamat di jalan Gedung Patra Jasa Lt. Dasar dan Lt. 14 Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 32-34, Jakarta Selatan
Lebih terperinciETIKA DALAM PRAKTIK PERPAJAKAN KELOMPOK 5 1. HERLIN RATNA PRATIWI 2. HERTI DIANA HUTAPEA
ETIKA DALAM PRAKTIK PERPAJAKAN KELOMPOK 5 1. HERLIN RATNA PRATIWI 2. HERTI DIANA HUTAPEA PAJAK Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG
PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, SEKRETARIS
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 800-376 Tahun 2011 TENTANG KODE ETIK KHUSUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DITJEN KEUANGAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM
Lebih terperinci2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.263, 2015 LIPI. Pegawai. Kode Etik. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinci2 perpajakan yang terkait dengan Bea Meterai telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai; e. bahwa ketentuan mengenai tin
No.1951. 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pemeriksaan. Bulat Permukaan. Tindak Pidana Perpajakan. Pencabutan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239 /PMK.03/2014 TENTANG
Lebih terperinciMENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN LOKASI UMUM PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota
BAB II GAMBARAN LOKASI UMUM PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota 1. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Kota KPP Pratama Medan Kota merupakan salah satu
Lebih terperinciDiatur dalam pasal 1 angka 25 UU KUP Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan dan/atau bukti yang
Diatur dalam pasal 1 angka 25 UU KUP Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan proporsional berdasarkan suatu
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan
14 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor
29 BAB III DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat KPP Madya Tangerang Sebelum diterapkannya sistem administrasi perpajakan modern, Kantor Pelayanan Pajak Madya Tangerang, dimana struktur organisasinya
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN. A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan
BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan Sebagai gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan semula bernama Kantor Pelayanan Pajak Medan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTUR
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciA. CONTOH FORMAT PANGGILAN DALAM RANGKA PERTEMUAN SEHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN LAPANGAN
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-07/PJ/2017 TANGGAL : 21 APRIL 2017 A. CONTOH FORMAT PANGGILAN DALAM RANGKA PERTEMUAN SEHUBUNGAN DENGAN PEMERIKSAAN LAPANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciKEPUTUSAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 008-A/SEK/SK/1/2012 TENT ANG ATURAN PERILAKU PEGAWAI MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 008-A/SEK/SK/1/2012 TENT ANG ATURAN PERILAKU PEGAWAI MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIS
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Contribution from the person, to the goverment to defray the expenses
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.Pemahaman Pajak Pengertian pajak menurut Edwin R. A. Seligman Tax is compulsory Contribution from the person, to the goverment to defray the expenses incurred in the common interest
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR Diundangkan dalam
Lebih terperinci2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.513, 2011 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Kode Etik. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
PERATURAN BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN,
Lebih terperinciBAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN
BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Jakarta Duren Sawit yang dibentuk sebagai bagian dari
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-49/PJ/2012 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-49/PJ/2012 TENTANG PENELAAHAN SEJAWAT (PEER REVIEW) PEMERIKSAAN KEMENTERIAN KEUANGAN
Lebih terperinciPERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,
1 PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk mencapai tujuan Ombudsman, para
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN
Peraturan Peraturan Menteri Keuangan - 239/PMK.03/2014, 22 Des 2014 PencarianPeraturan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN
Lebih terperinciPEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Panduan Pelaksanaan Kode Etik PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Panduan Larangan Pegawai 1 Bersikap diskriminatif dalam melaksanakan tugas.
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN
PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan disusun dalam 9 (sembilan) bab
Lebih terperinciPERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN
PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 17 Keputusan Menteri
Lebih terperinciIKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
IKATAN KELUARGA ALUMNI STAR BPKP PERATURAN KETUA IKA STAR BPKP NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK IKA STAR BPKP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA IKA STAR BPKP, Menimbang Mengingat : bahwa untuk
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1894, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. Ditjen Pajak. Instansi Vertikal. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 206.2/PMK.01/2014 TENTANG
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DAN PENELITIAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,
SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PERSONIL UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN
Lebih terperinciBUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH
BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
Lebih terperinciTATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018
TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018 DASAR HUKUM Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang. Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan dengan
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang KPP Pratama Soreang ini pada mulanya merupakan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan
Lebih terperinci2 memberikan kepastian hukum, perlu mengatur ketentuan mengenai tata cara pemeriksaan dan penelitian Pajak Bumi dan Bangunan; d. bahwa berdasarkan per
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2015, 2014 KEMENKEU. Pajak Bumi Dan Bangunan. Penelitian. Pemeriksaan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA
Lebih terperinciMENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI KEMENTERIAN PEKERJAAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA C ARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN
Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/PMK.03/2013 TENTANG TATA C ARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua dibentuk berdasarkan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR: KI70/DJM.S/201 0 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
,.,. 10 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR: 28251.KI70/DJM.S/201 0 TENTANG KODE
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA
SALINAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS KABINET REPUBLIK
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 545/KMK.04/2000 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 545/KMK.04/2000 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinci2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1507, 2017 KEMENKUMHAM. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG KODE
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPENGADUAN PELAYANAN SALAH SATU BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK
PENGADUAN PELAYANAN SALAH SATU BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK Oleh : RINI F. JAMRAH, S.Pd, MM WIDYAISWARA MUDA BADAN DIKLAT PROVINSI SUMBAR ABSTRAK Perbaikan kinerja pelayanan publik
Lebih terperinci2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.861, 2017 KEMEN-KP. Kode Etik PPNS Perikanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat Pada tahun 1976, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1647, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL. Kode Etik. PNS. Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DENGAN
Lebih terperinciBUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI
PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kesadaran Pegawai
Lebih terperinci2017, No profesi harus berlandaskan pada prinsip yang salah satunya merupakan kode etik dan kode perilaku; d. bahwa berdasarkan pertimbangan se
No.547, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 07/PRT/M/2017 TENTANG KODE ETIK DAN KODE
Lebih terperinciKEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN NOMOR : PER.068/DJ-P2HP/2011 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa ketentuan
Lebih terperinciMENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA
SALINAN PERATURAN NOMOR : PER 04/1VIBU/2012 TENTANG KODE ETIK APARATUR KEMENTERIAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan aparatur Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang bersih, berwibawa, dan
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PARIAMAN, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 800/125/SK/SET-1/DLH
PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU DINAS LINGKUNGAN HIDUP Alamat : Jln. Dharma Praja No. 3 Gunung Tinggi Telp / Fax. 0518 6076050 http: //www.dislh.tanahbumbukab.go.id Email : DLH.tanbu@gmail.com Batulicin
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Instansi 1. Sejarah KPP Pratama Kebumen Sejarah berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Kebumen bermula dari Kantor Dinas Luar Tingkat I yang merupakan cabang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : : BUPATI SUMENEP
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 17/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ketentuan
Lebih terperinciBUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH
BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH Menimbang : Mengingat : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, a. bahwa untuk
Lebih terperinciBAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres
BAB III OBYEK PENELITIAN III.1. Latar Belakang Obyek Penelitian III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres adalah instansi vertikal Direktorat
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1094, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN. Kode Etik. Pegawai Negeri Sipil. Pembinaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciPERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG
PERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK NOMOR: 51/KEP/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK
PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK NOMOR: 51/KEP/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In
No.1421, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU. Kode Etik Pegawai. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN PENGAWAS PEMILIHAN
Lebih terperinciKODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
KODE ETIK DAN DISIPLIN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH RIAU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHH RIAU 2011 VISI Menjadikan Universitas Muhammadiyah Riau sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bermarwah dan bermartabat dalam
Lebih terperinci2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem
No.449, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Kode Etik. Prinsip. Sanksi. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI
Lebih terperinciPERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Modul ke: PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 11 2013 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK DAN PERILAKU APARATUR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG
GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciPERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA
PERSANDINGAN SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA PERATURAN-PERATURAN PELAKSANAANNYA KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten
BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Gambaran Umum tentang Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut ini : 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jateng II Kota
digilib.uns.ac.id BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jateng II Kota Surakarta 1. Sejarah Berdirinya Kanwil DJP Jateng II Kota Surakarta Direktorat Jenderal
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 20/PJ/2017 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 24 Agustus 2017 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 20/PJ/2017 TENTANG PENGAWASAN WAJIB PAJAK PASCA PERIODE PENGAMPUNAN PAJAK
Lebih terperinciKODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG. BAB I Ketentuan Umum
KODE ETIK DAN PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN IKIP VETERAN SEMARANG BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 1. Karyawan adalah setiap pegawai IKIP Veteran Semarang baik sebagai tenaga administrasi maupun tenaga penunjang.
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 9 TAHUN 2011
BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 9 Tahun 2011 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH WALIKOTA SAMARINDA Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan
Lebih terperinciKETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID
KEPUTUSAN KETUA STT NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO NOMOR : NJ-T06/0204/A.1.1/08-2011 TENTANG PEDOMAN ETIKA DOSEN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL JADID PAITON PROBOLINGGO KETUA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NURUL
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2017 SERI : PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK DAN PERILAKU PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM
- 2 - Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Lebih terperinci2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1423. 2015 KEMENLU. Kode Etik. Pegawai. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI KEMENTERIAN LUAR NEGERI DENGAN
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA CIKARANG SELATAN. 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Cikarang Selatan
BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA CIKARANG SELATAN 2.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Cikarang Selatan Sebelum berubah nama menjadi Kantor Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cikarang Selatan,
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Sejarah Singkat Berdirinya Instansi. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.
54 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 PENYAJIAN DATA 4.1.1 GAMBARAN UMUM INSTANSI 4.1.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Instansi Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Gresik Selatan berdiri berdasarkan
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot
No.1733, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BEKRAF. Kode Etik. Penegakan. PERATURAN BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DAN TATA CARA PENEGAKAN KODE
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 01/PM.9/2010 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 01/PM.9/2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pegawai Inspektorat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. berkaitan dengan hal tersebut yang terbagi menjadi 3 (tiga) bagian pokok yaitu
BAB II LANDASAN TEORI Dalam penelitian ini penulis akan membahas atau menganalisis hubungan antara pemeriksaan pajak dengan kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Oleh karena
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP.05.02 TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
Lebih terperinciK E P U T U S A N KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA TANGERANG BANTEN NOMOR: Stb.01/SK/ 024 /2013 TENTANG
K E P U T U S A N KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA NOMOR: Stb.01/SK/ 024 /2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA
Lebih terperinci