ABSTRAK. RAHMANIAR Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Jaring Laba-laba di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar
|
|
- Fanny Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 ABSTRAK RAHMANIAR Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Jaring Laba-laba di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar Penelitian ini bertujuan untuk : Memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jaring labalaba di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain preetest-posttest kontrol group design. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes kemampuan kognisi anak. Data dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Hasil analisis menunjukkan bahwa: Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba didasarkan pada aspek perkembangan anak dengan menekankan pada tema yang diminati anak, dari tema itu diciptakan aktivitas bermain dan belajar yang mendukung perkembangan anak, Hasil akhir yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat interaksi, persepsi, dan refleksi terhadap konsep yang dipelajari anak. ABSTRACT RAHMANIAR Learning Implementation by Using Webbed Learning at Taman Kanak-kanak Pertiwi in Makassar This study aims at obtaining the description of learning implementation using webbed learning model at Pertiwi Kindergarten in Makassar; This study is an experiment research with pretest-posttest control group design. Data were collected using observation and children s cognitive competence test techniques. Data were analized with descriptive analysis and inferential analysis. The results reveal that the description of learning implementation using webbed learning model is based on the children s development particularly their interests. This will eventually followed by both playing and learning activities in supporting the children s development final result shows the interaction, perception, and reflection towards concepts learned by children. Kata Kunci: Pembelajaran AUDI, Model pembelajaran jaring laba-laba, kemampuan kognisi.
2 2 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Taman Kanak-kanak (TK) merupakan lembaga PAUD formal sebelum anak memasuki sekolah dasar, lembaga ini dianggap penting karena bagi anak, usia ini merupakan golden age (usia emas) yang di dalamnya terdapat masa peka yang hanya datang sekali. Masa peka adalah suatu masa yang menuntut perkembangan anak dikembangkan secara optimal. Penelitian menunjukkan bahwa 80% perkembangan mental, kecerdasan anak berlangsung pada usia ini. Kenyataan di lapangan bahwa anak yang tinggal kelas, drop out, khususnya pada kelas rendah disebabkan anak yang bersangkutan tidak mendapatkan pengasuhan dan pendidikan yang tepat pada usia dini. Sebagai lembaga pendidikan prasekolah, tugas utama TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan keterampilan agar anak dapat melanjutkan kegiatan belajar yang sesungguhnya di sekolah dasar. Pengemasan pengalaman belajar pada anak sangat berpengaruh terhadap hasil yang diharapkan. Pengalaman belajar yang menunjukkan keterkaitan antar setiap bidang pengembangan akan meningkatkan peluang terjadinya pembelajaran yang lebih efektif dan lebih bermakna. Model pembelajaran yang sesuai dengan pengalaman belajar tersebut adalah model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) yang merupakan salah satu model sistem terpadu yang disajikan berdasarkan tema. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) akan membantu menciptakan kesempatan yang luas bagi anak untuk melihat dan membangun konsep-konsep di lingkungannya yang saling berkaitan dan memahami masalah yang kompleks yang ada di lingkungan dengan pandangan yang utuh. Peran model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) sebagai salah satu inovasi pembelajaran di Taman Kanak-Kanak diharapkan dapat memberikan solusi yang baik bagi kebermaknaan pembelajaran pada anak. Model ini menggunakan pendekatan tematik sebagai pusat pembelajaran yang dijabarkan dalam berbagai kegiatan dan/atau bidang pengembangan. Pada model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) ini, tema berfungsi sebagai sarana untuk mengenalkan berbagai konsep pada anak dengan tujuan
3 3 menyatukan isi kurikulum dan memperkaya perbendaharaan kata anak. Kekuatan pembelajaran dengan pendekatan tema adalah pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak, menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak, hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna, mengembangkan keterampilan berpikir melalui berbagai latihan pemecahan permasalahan yang dihadapi, serta menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, bertoleransi, berkomunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) juga lebih menekankan pada keterlibatan anak dan mengerahkan anak untuk aktif (learning by doing). Dari beberapa model pembelajaran terpadu, model yang dianggap paling sesuai dengan karakteristik perkembangan anak usia dini adalah model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) sistem terpadu. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembangan (nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, sosial dan emosional) untuk memberikan pengalaman yang nyata dan bermakna kepada anak. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan pendekatan tematik dianggap sangat cocok diterapkan pada anak usia dini karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik). Perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional. Dengan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) pada pembelajaran anak usia dini di TK dapat membangun pengetahuan pada anak dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Dalam mengembangkan tema, hal yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana membangun pengetahuan secara sistematis dan holistik. Berdasarkan uraian konsep pembelajaran dengan model jaring laba-laba (webbed) dan tinjauan tentang kondisi riil di Taman Kanak-Kanak Pertiwi Makassar, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang efektivitas model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap peningkatan kemampuan kognisi anak usia dini di Taman Kanak-Kanak Pertiwi Makassar.
4 4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) di Taman Kanak-kanak Pertiwi Makassar. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan dari tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis a. Memperkaya khasanah keilmuan pada lembaga pendidikan anak usia dini khususnya pada tingkat Taman Kanak-Kanak (pra sekolah). b. Dengan mengetahui, memahami serta melihat dampaknya secara langsung atas pengaruh dari model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) terhadap kemampuan kognisi anak usia dini di Sekolah Taman Kanak-Kanak, diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan model pembelajaran tersebut di taman kanak-kanak. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan masukan atau informasi kepada guru dan kepala sekolah tentang pentingnya menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan prinsip pengembangan pada anak usia dini pada sekolah taman kanak-kanak.
5 5 b. Sebagai umpan balik terhadap perbaikan penyelenggaraan pembelajaran anak usia dini maupun sebagai bahan kajian dalam meningkatkan pelayanan pendidikan anak usia dini bagi masyarakat. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Model Pembelajaran Jaring Laba-laba (Webbed) di Taman Kanakkanak. Model jaring laba-laba (webbed) merupakan model pembelajaran terpadu yang bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran jaring laba-laba adalah model pembelajaran yang dipergunakan untuk mengajarkan tema tertentu yang berkecenderungan dapat disampaikan melalui beberapa bidang pengembangan lain. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam bidang pengembangan tertentu maupun lintas bidang pengembangan. Dengan demikian model ini, merupakan model yang menggunakan model tematis lintas bidang pengembangan. Pada model pembelajaran jaring laba-laba (webbed model) guru menyajikan pembelajaran dengan tema yang menghubungkan antar bidang pengembangan. Model webbed adalah pembelajaran yang mengintegrasikan materi pelajaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya (Trianto, 2010:253). Sebagai sebuah model, model jaring laba-laba (webbed) mempunyai beberapa kelebihan. Menurut Aisyah (2007: ) kelebihan model jaring laba-laba adalah sebagai berikut: (1) adanya kekuatan motivasi internal yang berasal dari proses penentuan tema yang diminati anak; (2) relatif mudah digunakan; (3) mempermudah perencanaan kerja tim guru; (4) memberikan kejelasan payung melalui pendekatan tematik; dan (5) memudahkan anak untuk melihat berbagai kegiatan atau gagasan yang berbeda, tetapi saling terkait dalam satu tema. Model pembelajaran jaring laba-laba sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis daripada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran dengan
6 6 model jaring laba-laba pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan setiap bidang pengembangan sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada anak. Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan pendekatan tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Pembelajaran tematik diajarkan pada anak karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik), perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional. B. Rancangan Pembelajaran Jaring Laba-Laba (Webbed) Untuk membuat rancangan pembelajaran terpadu dengan model jaring laba-laba di TK menurut Aisyah(2007:4.12) perlu memperhatikan tahapan langkah yaitu: (1) mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator setiap bidang pengembangan untuk masing-masing kelompok usia, baik kelompok A maupun kelompok B, (2) mengidentifikasi tema dan subtema dan memetakannya dalam jaringan tema, (3) mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan subtema, (4) menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indikator yang akan dicapai dan subtema yang dipilih, (5) menyusun rencana kegiatan mingguan, dan (6) menyusun rencana kegiatan harian. Langkah awal dalam membuat rancangan pembelajaran model apapun adalah terlebih dahulu mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator pada setiap kelompok di lembaga PAUD. Kompetensi tersebut akan menjadi acuan dalam pembelajaran, dengan pemilihan tema yang sesuai. Tema memegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran di TK yaitu untuk : (1) Memudahkan anak memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu; (2) Memudahkan anak mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
7 7 berbagai bidang pengembangan dalam tema yang sama; (3) Meningkatkan pemahaman terhadap materi sehingga lebih mendalam dan terkesan aspek pengembangan lain dan pengalaman pribadi anak (4) Anak lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; (5) Meningkatkan gairah belajar anak karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis dll; (6) Efisiensi waktu karena bidang pengembangan yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga kali pertemuan (Aisyah, 2007:4.13). Rambu-rambu dalam pembelajaran berdasarkan tema atau pembelajaran tematis yaitu sebagai berikut: (1) Pembelajaran tematis dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh; (2) Dalam pelaksanaannya perlu mempertimbangkan alokasi waktu setiap tema dan banyak sedikitnya bahan yang ada di lingkungan sekitar, (3) Tema dipilih mulai dari lingkungan yang terdekat dengan anak; (4) Lebih mengutamakan pengembangan kompetensi dari pada tema. Selain itu, pemilihan tema yang akan digunakan dalam pembelajaran di TK dapat dikembangkan dengan memperhatikan berbagai kriteria, yaitu tema tersebut disesuaikan dengan minat anak, minat guru, kebutuhan anak,hari besar nasional atau hari istimewa, dan kurikulum sekolah. Fungsi dibuatnya jaring tema ini adalah agar kita dapat memperkirakan materi kegiatan pembelajaran sesuai tema secara mendalam dan tuntas, tidak dangkal atau sekedar tempelan saja. Lebih lanjut Carol Seefeldt dan Barbara (2008:207) menyatakan bahwa sebelum memutuskan tentang sebuah tema, para guru melakukan hal berikut: (1) Memeriksa tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran sistem; (2) Merujuk ke dalam standar-standar belajar dalam bidang-bidang isi yang spesifik; (3) Mengamati anakanak diantaranya mengamati tentang minat anak, keterampilan, perkembangan anak, informasi, isi pengetahuan yang sudah dimiliki; (4) Mengamati lingkungan, para guru menentukan apa yang berlangsung di sekolah, masyarakat, dan lingkungan fisik; (5) membuat pertimbangan tentang berapa pantasnya usia anak; (6) Menetapkan kaitan budaya dari tema dengan bertanya.
8 8 Setelah menentukan jaring tema maka mengidentifikasi indikator pada berbagai bidang pengembangan yang disesuaikan dengan jaring tema yang telah dibuat. Setiap indikator yang telah ditentukan perlu dipikirkan kegiatan yang sesuai dengan jaring tema yang telah dibuat. Selanjutnya kita perlu membuat rencana kegiatan pembelajaran untuk satu minggu yang bisa disebut dengan Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) Model RKM yang bisa digunakan di TK ada dua macam, yaitu dilihat dari sisi bentuk dari sisi pengorganisasian kelasnya, terdapat model pembelajaran kelompok dan model pembelajaran berdasarkan minat. Untuk RKM bentuk webbed dengan pembelajaran berdasarkan minat maka sering yang dibuat disesuaikan dengan area /kelompok/pusat minat. Setelah RKM disusun, selanjutnya kita perlu menjabarkan dalam rencana kegiatan harian, yang biasanya disebut dengan Rencana Kegiatan Harian (RKH). RKH terdiri dari dua model yaitu bentuk webbed dan bentuk matriks. Kelebihan RKH bentuk webbed adalah kita dengan mudah dapat melihat jenis kegiatan dalam satu hari secara keseluruhan. A. Jenis dan Desain Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan metode true experimental design. Dikatakan true experimental, karena dalam desain ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel yang dapat mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validasi internal dapat menjadi tinggi (Sugiyono, 2008:112), dimana kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diambil secara random setelah dilakukan pree-test untuk mengetahui kemampuan awal anak, (data pree-test dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 14). Hasil randomisasi dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dan kelompok kontrol dengan menggunakan model konvensional. Penggunaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) yang dilaksanakan di kelas eksperimen dan penggunaan model pembelajaran konvensional
9 9 yang dilaksanakan di kelas kontrol merupakan variabel bebas sedangkan kemampuan kognisi anak usia dini merupakan variabel terikat. Keberhasilan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) yang diujikan dapat dilihat dari nilai tes kelompok eksperimen dan nilai test kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan desain preetest-posttest kontrol group design yang merupakan bentuk desain penelitian dengan metode true experimental design. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut: 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Pertiwi yang beralamat di Jalan Bonto Langkasa No. 15 Gunung Sari Baru Kecamatan Rappocini Kota Makassar. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan dari 19 Agustus sampai dengan 19 Oktober Setiap kali pertemuan berlangsung mulai sampai dengan Wita. Kegiatan penelitian berlangsung masing-masing enam kali pertemuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi data hasil penelitian dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai gambaran tentang proses pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) pada kelas eksperimen dan gambaran proses pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol tanpa menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed). 1. Gambaran Pelaksanaan Model Pembelajaran Jaring Laba-laba a. Gambaran pelaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen Kegiatan pembelajaran berlangsung enam kali pertemuan dengan materi (panca indera, rumahku, sayur-sayuran dan buah-buahan, ikan mas di kolam, bebek dan ayam, dan bagian-bagian tanaman) berlangsung di dalam kelas dan di luar kelas. Sebelum
10 10 proses pembelajaran di kelas, terlebih dahulu membuat rancangan pembelajaran dengan model jaring laba-laba (webbed). Kegiatan diawali dengan menentukan tema dan sub tema yang akan dibahas pada enam kali pertemuan oleh tim guru dan peneliti yang akan terlibat pada proses penelitian dengan memperhatikan minat anak. Tema dan sub tema yang diambil disesuaikan dengan program sekolah dan dituangkan dalam RKM dalam bentuk jaringan tema. berdasarkan tema dan sub tema tersebut, tim guru dan peneliti mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan kemudian menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indikator yang akan dicapai dan sub tema yang dipilih (lampiran 2). Pada kegiatan inti pembelajaran disusun dengan memperhatikan indicator pengembangan kognitif anak, tanpa mengabaikan bidang pengembangan yang lain tetapi semua bidang yang dikembangkan mengarahkan anak ke pembentukan dan pemahaman konsep yang mengandung unsur berfikir/kognitif (lampiran 7). 1) Pelaksanaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan materi panca indera Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama kemudian menyanyikan lagu panca indera manusia. Untuk menggiring anak ke materi yang akan disampaikan dan menggali kemampuan kognisi awal anak terlebih dahulu guru melakukan brainstorming melalui kegiatan tanya jawab dengan anak tentang kejadian yang dilihat, didengar, dan dirasakan sebelum berangkat ke sekolah dan menanyakan siapa pencipta panca indera manusia (mata, telinga, hidung, lidah dan kulit). Kegiatan selanjutnya adalah anak melakukan gerakan sederhana dengan menggerakkan kepala, tangan, dan kaki sesuai dengan irama musik. Kegiatan ini untuk melatih dan mengembangkan kemampuan fisik motorik anak. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru mengulas kembali tentang materi panca indera dan anak menceritakan kembali kejadian-kejadian yang dilihat, didengar, dan dirasakan di rumah masing-masing. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih anak membiasakan diri mengemukakan pikiran dan pendapatnya (kognitif) serta
11 11 mengembangkan kemampuan bahasa anak. Kegiatan selanjutnya, dengan menggunakan gambar panca indera manusia guru menjelaskan bagian-bagian panca indera dan menjelaskan fungsi masing-masing, kemudian membandingkan gambar dengan panca indera masing masing anak sambil menghitung jumlah telinga, hidung, lubang hidung, dan jumlah panca indera manusia. Pada saat menghitung, secara bersamaan anak mengambil kartu angka yang sesuai dengan jumlah hitungannya dan memperlihatkan kepada guru dan teman-temannya. Kegiatan ini dilakukan untuk menanamkan konsep berhitung dan konsep nilai atau nama angka. Guru membagi anak menjadi empat kelompok dan secara bergantian setiap kelompok berdiri memeragakan (menunjukkan bagian-bagian panca indera masingmasing), saling meraba kulit, menutup dan membuka telinga, menutup dan membuka mata, menutup dan membuka hidung dengan tujuan anak lebih memahami fungsi setiap panca indera manusia. Kegiatan ini dilakukan sambil bernyanyi. Untuk melatih gerakan motorik halus anak sekaligus memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan berkreasi serta mengembangkan seni melalui permainan warna kegiatan dilanjutkan dengan mewarnai gambar manusia. Selain itu untuk menanamkan nilai agama kepada anak guru melakukan tanya jawab tentang sang Pencipta panca indera manusia. Semua kegiatan yang dilakukan melalui kegiatan bermain, sehingga setiap sesi kegiatan anak kelihatan senang, tanpa merasa bosan dan terbebani. Pada waktu istirahat/makan guru tetap memandu anak untuk mencuci tangan, berdoa sebelum makan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bermain. Kegiatan diakhiri dengan bernyanyi dan diskusi tentang kegiatan satu hari. 2) Pelaksanaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan materi rumahku Kegiatan pembelajaran dengan materi rumahku berlangsung di dalam kelas. Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu rumahku, kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama. Untuk menggiring anak ke materi yang akan disampaikan dan menggali kemampuan kognisi awal anak terlebih dahulu guru
12 12 melakukan brainstorming dengan menceritakan bagian-bagian rumah dan melakukan tanya jawab dengan anak dengan berbagai hal sehubungan dengan rumah. Contoh: ada berapa kamar tidur di rumahnya?, apa saja yang terdapat di ruang tamu anakanak?. Kegiatan selanjutnya adalah anak melakukan gerakan sederhana dengan berjalan sambil berjinjit di atas papan titian yang sudah disiapkan guru. Kegiatan ini untuk melatih keseimbangan tubuh dan mengembangkan kemampuan fisik motorik anak. Pada kegiatan inti pembelajaran guru menceritakan kembali tentang bagianbagian rumah dan isinya sesuai dengan gambar yang diperlihatkan. Sesekali guru menunjuk gambar bagian rumah dan anak menyebutkan bagian yang dimaksud. Selanjutnya, secara bergantian anak menceritakan kembali tentang bagian-bagian rumah. Kegiatan ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan kognitif (daya ingat) dan kemampuan bahasa anak. Kegiatan selanjutnya, guru membagi anak menjadi empat kelompok (5 orang satu kelompok) kemudian kelompok satu dan kelompok dua diberi tugas menempel potongan geometri pada rumah-rumahan yang terbuat dari karton. Sebelum kerja kelompok, setiap kelompok menyebutkan bentuk-bentuk geometri yang diberikan dan menghitungnya serta mengelompokkan sesuai dengan bentuk dan warnanya, kegiatan ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak. Selanjutnya, kelompok tiga dan empat diberi tugas membuat rumah-rumahan dari potongan puzzle (potongan geometri) kemudian membuat rumah-rumahan beserta tamannya di lantai. Setiap kelompok pada kelompok 1 dan 2 diberikan kesempatan mengambil potongan geometri sesuai warna yang diinginkan dan anak diberi kesempatan berkreasi dan bereksplorasi dengan memberikan keleluasaan kepada anak untuk menempel potongan geometri pada rumah-rumahan tersebut sesuai kreasi masing-masing. Begitu pula pada kelompok 3 dan 4, anak diberikan keleluasaan membuat rumah dan tamannya sesuai dengan kreasi masing-masing. Kegiatan selanjutnya, guru menukar kegiatan dari setiap kelompok, sehingga semua kelompok diberikan kesempatan yang sama dengan dua macam kegiatan. Kegiatan ini selain mengembangkan kemampuan kognitif anak juga
13 13 mengembangkan seni dan motorik halus anak. Semua kegiatan yang dilakukan oleh anak tetap dalam pengawasan guru. Kegiatan inti diakhiri dengan mengumpulkan kembali potongan geometri yang dipakai di lantai, dan rumah-rumahan yang telah ditempeli potongan geometri disimpan anak sebagai hasil karya di lemari. Selanjutnya, anak berkumpul kembali dan menyanyikan lagu rumahku. Semua kegiatan yang dilakukan dalam bentuk permainan sehingga anak tidak merasa bosan dan terbebani. Pada waktu istirahat/makan guru tetap memandu anak untuk mencuci tangan, berdoa sebelum makan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bermain. Kegiatan diakhiri dengan bernyanyi dan diskusi tentang kegiatan satu hari. 3) Pelaksanaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan materi sayursayuran dan buah-buahan Kegiatan pembelajaran dengan materi sayur-sayuran dan buah-buahan berlangsung di dalam kelas. Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu kebunku, kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama. Untuk menggiring anak ke materi yang akan disampaikan dan menggali kemampuan kognisi awal anak terlebih dahulu guru melakukan brainstorming dengan menceritakan tentang macam-macam sayur dan buah-buahan. Untuk menanamkan nilai agama kepada anak guru memancing anak dengan pertanyaan, siapa menciptakan tumbuh-tumbuhan anak-anak?, Siapa yang menurunkan hujan untuk menyirami sayur-sayuran dan buah-buahan?. Sebelum memasuki inti pembelajaran, guru mengajak anak melakukan gerakan-gerakan sederhana dengan menggerakkan kepala, tangan, dan kaki dengan menirukan gerakan pohon yang sepoi-sepoi dan tertiup angin kencang dari empat arah yakni: utara, selatan, barat, dan timur. Kegiatan ini dilakukan untuk melatih fisik motorik anak dan mengenalkan konsep arah. Pada kegiatan inti, guru menceritakan kembali dan melakukan tanya jawab dengan anak tentang sayur-sayuran dan buah-buahan sambil memperkenalkan macam sayur dan buah asli yang disediakan. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih anak membiasakan diri mengemukakan pikiran dan pendapatnya serta mengembangkan
14 14 kemampuan bahasa anak. Kegiatan selanjutnya,guru membagi anak menjadi dua kelompok (kelompok sayur dan kelompok buah. Guru meletakkan kartu gambar sayur dan buah, buah asli, kartu nama buah dan sayur, dan kartu bilangan di atas meja. Secara berpasangan dan bergantian dari kedua kelompok menyebutkan macam sayur dan buah yang ada di atas meja. Dengan menggunakan buah-buahan (anggur, apel, pear, dan lengkeng) di piring, guru memandu anak untuk mencocokkan kartu lambang bilangan dengan jumlah buah yang ada di piring, selanjutnya secara bergantian setiap anak melakukan pengurangan dan penambahan jumlah buah di piring, dan anak yang lain yang memberikan kartu lambang bilangan yang sesuai. Kegiatan ini dilakukan untuk mengembangkan kemampuan kognitif atau untuk menanamkan konsep pengurangan dan penjumlahan pada anak. Untuk menanamkan konsep nama buah (kemampuan bahasa), guru menyuruh anak memasangkan kartu nama buah dan sayur dengan kartu gambar buah dan sayur yang ada di meja. Untuk menanamkan konsep rasa pada anak, guru mengajak anak untuk mencoba rasa buah yang disediakan. Setiap buah yang dicicipi anak dan menyebutkan rasa buah tersebut. Kegiatan selanjutnya, guru membagikan lembar kerja kepada anak, kemudian anak mencocokkan jumlah gambar buah dan sayur dengan lambang bilangan yang ada di lembar kerja tersebut. Untuk melatih motorik halus sekaligus mengembangkan seni anak, berdasarkan nama kelompok anak mewarnai gambar buah dan sayur. Pada kegiatan ini anak diberikan kesempatan berkreasi memilih warna krayon yang disukai untk mewarnai. Kegiatan inti diakhiri dengan menyanyikan lagu buah anggur. Semua kegiatan yang dilakukan dalam bentuk permainan sehingga anak tidak merasa bosan dan terbebani. Pada waktu istirahat/makan guru tetap memandu anak untuk mencuci tangan, berdoa sebelum makan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bermain. Kegiatan diakhiri dengan bernyanyi dan diskusi tentang kegiatan satu hari. 4) Pelaksanaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan materi ikan mas di kolam Kegiatan pembelajaran dengan materi ikan mas di kolam berlangsung di dalam kelas, proses pengamatan pun berlangsung di dalam kelas. Kegiatan diawali dengan
15 15 menyanyikan lagu ikan di dalam kolam, kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama. Untuk menggiring anak ke materi yang akan disampaikan dan menggali kemampuan kognisi awal anak terlebih dahulu guru melakukan brainstorming dengan menceritakan tentang macam-macam ikan. Untuk menanamkan nilai agama kepada anak guru memancing anak dengan pertanyaan, siapa menciptakan ikan anak-anak?. Sebelum memasuki inti pembelajaran, guru mengajak anak melakukan gerakan-gerakan sederhana dengan berjalan di atas papan titian (latihan fisik untuk melatih keseimbangan tubuh anak). Pada kegiatan inti pembelajaran guru memulai dengan menceritakan kembali tentang ikan mas dan melakukan tanya jawab dengan anak. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih anak membiasakan diri mengemukakan pikiran dan pendapatnya serta mengembangkan kemampuan bahasa anak. Guru meletakkan 2 toples besar yang berisi ikan mas, dan mengajak anak mengamati ikan mas di toples. pada saat pengamatan berlangsung, anak kelihatan sangat antusias, gembira dan santai mengamati gerakgerik ikan dan bertanya sendiri tentang berbagai hal yang berhubungan dengan ikan yang diamatinya. Setiap anak diberikan kesempatan menghitung satu persatu ikan sesuai pengamatannya dan menyebutkan warna ikan mas yang diamati. Pada saat pengamatan berlangsung, guru menjelaskan ciri-ciri ikan secara umum kepada anak, dan anak mengamati secara seksama ciri-ciri yang disebutkan itu. Untuk melatih motorik anak, guru membagikan buku bergambar ikan dan anak mewarnai dengan bebas sesuai kreasinya. Kegiatan inti diakhiri dengan bernyanyi dan berdoa. Semua kegiatan yang dilakukan dalam bentuk permainan sehingga anak tidak merasa bosan dan terbebani. Pada waktu istirahat/makan guru tetap memandu anak untuk mencuci tangan, berdoa sebelum makan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bermain. Kegiatan diakhiri dengan bernyanyi dan diskusi tentang kegiatan satu hari. 5) Pelaksanaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan materi bebek dan ayam Kegiatan pembelajaran dengan materi bebek dan ayam berlangsung di dalam kelas. Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu potong bebek angsa, kemudian
16 16 dilanjutkan dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama. Untuk menggiring anak ke materi yang akan disampaikan dan menggali kemampuan kognisi awal anak terlebih dahulu guru melakukan brainstorming dengan menceritakan tentang bebek dan ayam. Untuk menanamkan nilai agama kepada anak guru memancing anak dengan pertanyaan, siapa menciptakan binatang anak-anak?. siapa yang menciptakan bebek dan ayam? Sebelum memasuki inti pembelajaran, guru mengajak anak melakukan gerakan-gerakan sederhana dengan menirukan gerakan bebek berjalan dan ayam mengepakkan sayap sambil menirukan suaranya. Kegiatan inti diawali dengan guru menceritakan kembali tentang bebek dan ayam dengan menggunakan buku cerita bergambar bebek dan ayam. Guru memancing pengetahuan anak dengan menyuruh anak menyebutkan sebanyak-banyaknya binatang/hewan yang diketahui. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih daya ingat dan melatih anak berfikir serta mengembangkan kemampuan bahasa anak. Pengembangan kemampuan kognitif dilatihkan dengan memperlihatkan gambar bebek dan ayam, anak menghitung sesuai dengan jumlah gambar yang diperlihatkan. Guru melakukan pengurangan dan penambahan kartu gambar bebek dan ayam dan anak menyebutkan hasil pengurangan dan penambahan dengan mengambil kartu bilangan kemudian menyebutkannya. Guru membagi anak menjadi empat kelompok, nama kelompok ditentukan sendiri oleh kesepakatan anak di kelompoknya. Selanjutnya, guru menyiapkan karton segi empat dan sedotan minuman yang berwarna warni. Anak mencipta kandang bebek dan ayam dengan menempelkan sedotan minuman yang telah dipotong-potong pada karton tersebut. Setiap kelompok menghasilkan satu kandang ayam. Hasil kerja kelompok disimpan di lemari hasil kerja anak. Kegiatan inti diakhiri dengan permainan jalan bebek, kelompok yang paling menyerupai bebek berjalan dianggap sebagai juara Semua kegiatan yang dilakukan dalam bentuk permainan sehingga anak tidak merasa bosan dan terbebani. Pada waktu istirahat/makan guru tetap memandu anak untuk mencuci tangan, berdoa sebelum makan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bermain. Kegiatan diakhiri dengan bernyanyi dan diskusi tentang kegiatan satu hari.
17 17 6) Pelaksanaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) dengan materi bagianbagian tanaman Kegiatan pembelajaran dengan materi bagian-bagian tanaman berlangsung di dalam dan di luar kelas. Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu kebunku, kemudian dilanjutkan dengan mengucapkan salam dan berdoa bersama. Untuk menggiring anak ke materi yang akan disampaikan dan menggali kemampuan kognisi awal anak terlebih dahulu guru melakukan brainstorming dengan menceritakan tentang tanaman dan bagian-bagiannya. Untuk menanamkan nilai agama kepada anak guru memancing anak dengan pertanyaan, siapa menciptakan tanaman anak-anak?. Siapa yang memberikan hidup pada tanaman? Sebelum memasuki inti pembelajaran, guru mengajak anak melakukan gerakan-gerakan sederhana dengan menirukan gerakan tanaman yang terkena angin (sepoi-sepoi, angin kencang) dengan lincah. Kegiatan ini bertujuan untuk melatik fisik motorik anak. Kegiatan inti diawali dengan guru menyiapkan kartu gambar bagian-bagian tanaman, bagian-bagian tanaman yang terdiri dari daun, batang, akan, buah dan bunga di atas meja. Guru menceritakan kembali tentang bagian-bagian tanaman sambil memperlihatkan gambar bagian-bagian tanaman dan anak menyebutkan bagian tanaman yang diperlihatkan. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih daya ingat dan kemampuan berfikir anak. Pada saat anak menyebutkan gambar, guru menggambar kembali di papan tulis dan menuliskan nama gambar bagian tanaman yang digambar. Kegiatan selanjutnya guru menyuruh anak ke depan secara bergantian, dan menyuruh anak memegang bagian-bagian tanaman yang disebutkan guru. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan konsep nama bagian-bagian tanaman pada anak. Untuk memperdalam konsep pada anak, guru membawa anak ke taman dan mengamati langsung bentuk daun, bunga, batang, dan akar. Setelah pengamatan berlangsung, anak masuk kembali di kelas. Guru membagikan lembar kerja kepada anak dan anak memasangkan gambar bagian-bagian tanaman dan tulisannya, dan selanjutnya anak mewarnai gambar tersebut. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan kemampuan kognitif, fisik motorik halus dan seni anak.
18 18 Kegiatan inti diakhiri dengan berpegangan tangan bersama kemudian bernyanyi. Semua kegiatan yang dilakukan dalam bentuk permainan sehingga anak tidak merasa bosan dan terbebani. Pada waktu istirahat/makan guru tetap memandu anak untuk mencuci tangan, berdoa sebelum makan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bermain. Kegiatan diakhiri dengan bernyanyi dan diskusi tentang kegiatan satu hari. b. Gambaran pelaksanaan pada kelompok kontrol Pada proses pembelajaran di kelas kontrol dilaksanakan dengan enam kali pertemuan dengan materi yang diambil mulai dari pertemuan pertama sampai keenam berturut-turut: materi panca indera, rumahku, sayur-sayuran dan buah-buahan, ikan mas di kolam, bebek dan ayam dan materi bagian-bagian tanaman. Proses pembelajaran di kelas kontrol berlangsung seperti hari-hari sebelumnya, dalam arti bahwa tidak ada perbedaan perlakuan dengan model yang selama ini guru berikan dengan model baru saat penelitian berlangsung. Pada proses pembelajaran semua materi yang diberikan menggunakan alat atau media pembelajaran berupa gambar atau foto (abstrak). Pada materi panca indera anak diajak mengenali panca inderanya masing-masing melalui gambar dan guru menjelaskan fungsi masing-masing setiap bagian. Begitu pula pada proses pembelajaran dengan materi rumahku, sayur-sayuran dan buah-buahan, ikan mas di kolam, bebek dan ayam dan materi bagian-bagian tanaman. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan gambar, ataupun potongan geometri, dan diakhiri dengan mewarnai gambar. Proses pembelajaran di kelas kontrol, terlihat bahwa anak terlihat antusias hanya pada 5-15 menit pertama, setelah itu sebagian anak sudah mulai mondar-mandir, keluar ruangan, merengek ke gurunya, meliuk-liukkan badan sambil malas-malasan, ada yang berbaring di meja, memilih ngobrol dengan temannya ketimbang memperhatikan materi yang disampaikan gurunya. Anak kelihatan bersemangat lagi pada saat anak disuruh mengambil pensil atau krayon di loker masing-masing, kemudian mewarnai gambar.
19 19 Secara umum proses pembelajaran dengan di kelas kontrol terlaksana sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disusun sebelumnya (lampiran 4). Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada setiap sesi pembelajaran terlihat bahwa anak mengikuti pembelajaran sesuai dengan instruksi guru. Hal ini disebabkan pada setiap materi yang diberikan belum didukung oleh media pembelajaran yang interaktif dan variatif, sehingga anak cenderung pasif dalam menerima setiap materi. Proses pembelajaran umumnya berlangsung secara klasikal. A. Pembahasan Hasil Penelitian Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed) memungkinkan anak untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan penuh dalam suasana belajar yang menyenangkan karena pembelajaran dengan model ini sesuai dengan minat anak. Anak bukan lagi sebagai objek pembelajaran, namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya. Penggunaan model pembelajaran jaring laba-laba membantu keefektifan proses pembelajaran dan mengarahkan perhatian anak untuk berkonsentrasi terhadap materi yang diberikan karena setiap tema yang dibahas melibatkan berbagai bidang pengembangan yang dilakukan dengan berbagai variasi pembelajaran sehingga anak tidak cepat bosan dan lebih mudah memahami dan mengingat informasi. Model pembelajaran inilah yang mampu memberikan pengalaman nyata dan bermakna bagi anak usia dini. Selama proses penelitian berlangsung, pada kelompok anak yang menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed), anak-anak terlihat sangat antusias mengikuti setiap sesi pembelajaran. Pada kegiatan praktek membuat rumah dari potongan geometri misalnya, ketertarikan anak ketika mereka diberi kesempatan untuk menggunakan potongan geometri dari berbagai warna, sehingga anak dengan senang dapat membuat rumah sesuai dengan warna kesukaannya masing-masing, dan anak diajak bereksplorasi dalam kegiatan ini. Demikian pula pada kegiatan pengamatan ikan mas di toples. Anak dengan sangat antusias mengamati gerak-gerik ikan mas dan bertanya sendiri tentang berbagai hal yang berhubungan dengan ikan yang diamatinya
20 20 serta secara bergantian menghitung ikan yang ada di toples tersebut. Kegiatan menyenangkan yang lain juga nampak pada saat mengamati bagian-bagian tanaman dan pada tema sayur-sayuran dan buah-buahan, dimana anak pada kegiatan ini diberi kesempatan untuk mencicipi berbagai macam rasa buah-buahan. Salah satu prinsip yang sesuai untuk pembelajaran anak usia dini adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan secara terpadu, holistik dan integratif artinya kegiatan belajar yang diberikan kepada anak tidak terpisah menjadi bagian-bagian seperti pembidangan dalam pembelajaran, melainkan terpadu dan menyeluruh, terkait antara satu bidang dengan bidang yang lainnya. Selain itu aktifitas belajar yang dilakukan anak perlu melibatkan aktifitas fisik dan mental, sehingga potensi anak dapat dikembangkan secara optimal dan lebih bermakna bagi anak. Dari beberapa model pembelajaran terpadu, model yang dianggap paling sesuai dengan karakteristik perkembangan anak usia dini adalah model pembelajaran jaring laba-laba (webbed). Model ini merupakan suatu model yang melibatkan beberapa bidang pengembangan secara terpadu dan sangat cocok diterapkan pada anak usia dini karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai keutuhan (holistik). Perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial, dan emosional. Dengan model pembelajaran jaring labalaba pada anak usia dini di Taman kanak-kanak dapat membangun pengetahuan pada anak dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Dengan demikian dalam kegiatan mengajar sebaiknya menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed).
21 21 V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan uji stastistik pada pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba didasarkan pada aspek perkembangan anak dengan menekankan pada tema yang diminati anak, dari tema itu diciptakan aktivitas bermain dan belajar yang mendukung perkembangan anak, Dari hasil penciptaan kondisi pembelajaran yang melibatkan berbagai bidang pengembangan dilakukan dengan berbagai pendekatan pengembangan kognitif anak (konvergen dan divergen). Hasil akhir yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat interaksi, persepsi, dan refleksi terhadap konsep yang dipelajari anak.
22 22 DAFTAR PUSTAKA Aisyah, S Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka Manajemen Penelitian. Cetakan Kesepuluh. Jakarta: Rineka Cipta Charner, Kathy dkk Brain Power (Permainan Berbasis sentra Pembelajaran). Terjemahan oleh Dian Pertiwi. Erlangga. Depdiknas. 2007a. Kerangka Dasar Kurikulum PAUD. Direktorat PAUD. Direktorat Pembinaan TK dan SD. Universitas Negeri Jakarta (UNJ) b. Pedoman Pembelajaran Bidang Kognitif Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta. Direktorat Pembinaan TK dan SD Hurlock, Elizabeth B Perkembangan Anak. (Edisi Keenam). Terjemahan oleh Meitasari T & Muslichah Z. Jakarta: Erlangga. Isjoni Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Alfabeta. Bandung. Kemendiknas Kurikulum Taman Kanak-Kanak: (Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Dirjen. Jakarta: Direktorat Pembinaan TK dan SD. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D). Bandung: Alfabeta. Sujiono Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. (Cetakan Pertama) Jakarta: Macanan Jaya Cemerlang Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks. Sukayati Pembelajaran Tematik Di SD Merupakan Terapan Dari Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta: Depdiknas. PPPG Matematika. Syaodih, Ernawulan, dkk Bahan Belajar Mandiri Tematik SD Kelas Awal: Bahan Belajar Mandiri BERMUTU. Jakarta: Depdiknas. Dirjen PMPTK. Direktorat Pembinaan Diklat. Trianto Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JARING LABA-LABA (WEBBED) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNISI ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI MAKASSAR
1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JARING LABA-LABA (WEBBED) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNISI ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI MAKASSAR RAHMANIAR Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan E-Mail: rn_umar@yahoo.com
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age) dalam proses perkembangan anak akan mengalami kemajuan fisik, intelektual dan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Taman Kanak-kanak adalah bagian dari pendidikan anak usia dini bagi anak usia 4 8 tahun sebelum memasuki jenjang pendidikan dasar (PP No. 27 Tahun 1990 Bab I pasal 1)
Lebih terperinciDalam pengembangan kegiatan pembelajaran perlu dibuat sebuah perencanaan yang disebut silabus.
Dalam pengembangan kegiatan pembelajaran perlu dibuat sebuah perencanaan yang disebut silabus. a. Silabus Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan anak pada rentang usia 0-8 tahun. Pada usia tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh potensinya. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan untuk anak dalam rentang usia empat sampai dengan enam tahun yang sangat penting untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentang usia lahir sampai 6 tahun. Masa ini merupakan masa peka bagi anak dalam merespon
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelompok A di TK Pertiwi Banaran 5 Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 yang dapat diidentifikasi adanya masalah yang
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM Eka Guswarni Abstrak Kemampuan membaca awal anak masih rendah. Peningkatan kemampuan bahasa
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SD KELAS AWAL
MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SD KELAS AWAL Dwi Esti Andriani, M. Pd Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY Yogyakarta, Oktober 2007 Pengertian Belajar: upaya individu untuk melakukan perubahan
Lebih terperinciMENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN
MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN SITI LATIFATU NAILI RISLINA; ROSA IMANI KHAN Program Studi PG PAUD Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciMATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)
MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD 321 4 SKS) TATAP MUKA 5 PENGORGANISASIAN MODEL KURIKULUM PEMBELAJARAN TERPADU WEBBED Dr. RATNAWATI SUSANTO., M.M., M.Pd KEMAMPUAN AKHIR : MAHASISWA MEMILIKI KEMAMPUAN
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENYUSUN BEKAS OROTAN PENSIL MENJADI BENTUK BUNGA PADA ANAK KELOMPOK B TK PKK PULEREJO I KECAMATAN BAKUNG KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah pelaksanaan Pendidikan ditentukan oleh beberapa hal yang salah satunya adalah kualitas pembelajaran. Upaya peningkatan mutu pembelajaran menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa ini merupakan masa kritis dimana anak membutuhkan rangsanganrangsangan yang tepat untuk mencapai
Lebih terperinciIMPROVING NUMERACY ACTIVITY THROUGH THE NUMBERS ON PLAYING CARDS CHILDREN GROUP A RA DARUL ULUM REJOTANGAN DISTRICT DISTRICT REJOTANGAN TULUNGAGUNG
JURNAL MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI KEGIATAN BERMAIN KARTU ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A RA DARUL ULUM REJOTANGAN KECAMATAN REJOTANGAN KABUPATEN TULUNGAGUNG IMPROVING NUMERACY ACTIVITY THROUGH
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN 1-10 MELALUI PENGGUNAAN MEDIA STICK ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A PAUD PKK KANDAT KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini ialah anak yang baru dilahirkan sampai dengan usia 6 tahun. Usia dini merupakan usia yang sangat fundamental dalam menentukan pembentukan karakter
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori. 2.1.1. Prestasi Belajar Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:2) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam
Lebih terperinciK A 2012/2013. Disusun Oleh: YULIANA DEWI A FAKULTA
0 PENGARUH KEGIATAN MERONCE TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK DI TK PERTIWI SINGOPADU, SIDOHARJO, SRAGEN KELOMPOK K A TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: YULIANA DEWI A520090084
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN Anita Roslina Simanjuntak Dewi Komalasari PG-PAUD fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Jl.
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 TK Cempaka Indah Ketitangkidul, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
Lebih terperinciB. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran 2. Isi (materi pembelajaran) a. Pengertian Tema
B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang pertama dalam perencanaan pembelajaran. Tujuan mengawali komponen yang lainnya. Mengapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dini Herdiani, 2014 Pembelajran Terpadu dalam Kurikulum 2013 di Kelas VIII SMP Pasundan 3 Bandung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keberadaan dan kebermaknaan kurikulum akan terwujud apabila ada proses pembelajaran
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD. Oleh :
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL KONSEP ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA SIDOWAREK I KECAMATAN PLEMAHAN KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa Kanak-kanak merupakan suatu periode pada saat individu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak ahli menyebut periode ini sebagai golden age
Lebih terperinciKEGIATAN BERNYANYI BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK TK KELOMPOK B
KEGIATAN BERNYANYI BERPENGARUH TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK TK KELOMPOK B PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan
Lebih terperinciARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P
Artikel Skripsi MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN TEKA TEKI SILANG PADA ANAK KELOMPOK B TK AL HIDAYAH FATHUL HUDA SEDURI KECAMATAN WONODADI KABUPATEN BLITAR TAHUN AJARAN 2015/2016
Lebih terperinciSetiap program/kegiatan memerlukan perencanaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.
PErENCaNaaN PEMBELaJaraN PaUD sri Harti, s. sos. PERENCANAAN Setiap program/kegiatan memerlukan perencanaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Tanpa perencanaan/planning, suatu kegiatan akan mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan yang sangat pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Sesuai
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL KONSEP UKURAN ANAK KELOMPOK B Reinita Suwandi PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya, Email: reinita_suwandi@yahoo.co.id
Lebih terperinciPEDOMAN PEMBELAJARAN. C. Prinsip Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini sebagai berikut.
SALINAN LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PEDOMAN PEMBELAJARAN I. PENDAHULUAN Pendekatan pembelajaran
Lebih terperinciPENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK
PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK Pendahuluan Karena media guru kurang menarik untuk anak, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini berada pada masa Golden Age (keemasan), sesuai dengan pendapat Froebel (M. Solehuddin, 2000:33) bahwa Masa anak-anak merupakan fase yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. pengamatan dalam proses pembelajaran untuk masing-masing siklus.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Prosedur dan Hasil Penelitian Data penelitian yang diperoleh berupa data observasi hasil pengamatan dalam proses pembelajaran untuk masing-masing siklus. Data lembar observasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan keutuhan NKRI dengan menggunakan metode Mind Mapping pada mata pelajaran PKn kelas V di MI Nurul Islam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Belajar bukan hanya sekedar menghafal, melainkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak bukanlah orang dewasa mini. Anak memiliki cara tersendiri untuk. lebih bereksplorasi menggunakan kemampuan yang dimiliki.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak-anak dengan berbagai karakter yang berbeda. Setiap anak adalah unik yang memiliki kemampuan berbeda-beda. Anak bukanlah orang dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, anak
Lebih terperinciDiri Sendiri 3 Minggu Mengenal diriku Mengenal tubuhku Kesukaanku
RKM PEMBELAJARAN KELOMPOK 2-4 Tahun Pembiasaan Mengucapkan doa sebelum dan sesudah makan Menyanyi lagu Doa Menyanyi lagu Aku Punya Tangan dan Kaki Menyanyi lagu Tuhan Maha Esa Mencuci tangan sebelum dan
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN SAINS DI TAMAN KANAK-KANAK DENGAN BERMAIN SAMBIL BELAJAR
MODEL PEMBELAJARAN SAINS DI TAMAN KANAK-KANAK DENGAN BERMAIN SAMBIL BELAJAR Dwi Yulianti 1, Wiyanto 2, Sri S. Dewanti H. 3 1,2 FMIPA, 3 PGTK FIP Universitas Negeri Semarang, Jl Raya Sekaran Gunung Pati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bangsa menginginkan negara itu berkembang dan maju. Maju dan berkembangnya suatu negara itu dipengaruhi oleh pendidikan dalam negara itu sendiri. Pendidikan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA BUBUR KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BEKU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI
1 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA BUBUR KERTAS PADA ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BEKU TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat
Lebih terperinciPENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010
PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Tutik Yuliarni 7 Abstrak. Proses pembelajaran masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proyek kemanusiaan yang tiada henti-hentinya ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke waktu. Pendidikan
Lebih terperinciDiajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :
MENINGKATKAN KEMAMPUAN DALAM MENGENAL URUTAN ANGKA 1-10 MELALUI BERMAIN MENCARI ANGKA DI BALOK PADA KELOMPOK A TK AL-HUDA KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014-2015 Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna
Lebih terperinciMochammad Maulana Trianggono, M.Pd. Prodi PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Jember 2016
Mochammad Maulana Trianggono, M.Pd Prodi PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Jember 2016 Model Pembelajaran Model Pembelajaran Suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN HARIAN
120 RENCANA KEGIATAN HARIAN KELOMPOK : B I / B2 SEMESTER/MINGGU : I/3 TEMA/SUB TEMA : Tanaman/Bunga, Buah dan Daun HARI, TANGGAL : Senin, 11 Oktober 2010 PERTEMUAN KE : Siklus I (pertemuan I ) WAKTU :
Lebih terperinciPENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B
Riskina, Pengaruh Metode Bercerita Terhadap Kemampuan Menyimak Anak PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK KELOMPOK B Isnariskina Kamilah Hakim Siti Mahmudah PG-PAUD, Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada
Lebih terperinciPengaruh Media Menara Angka Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Kelompok A
Pengaruh Media Menara Angka Terhadap Kemampuan Maylinda Gatindah Putri Andi Kristanto Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jl. Teratai No. 4 Surabaya (60136). (maylindagatindah@yahoo.com)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia prasekolah dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat, pemerintah, melalui binbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah sepanjang hayat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui pengalaman langsung dan nyata. Model ini memberi contoh bagi guru di kelas awal SD untuk menyusun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan saat ini sedang dihadapkan pada dua masalah besar, yaitu mutu pendidikan yang rendah dan sistem pembelajaran di sekolah yang kurang memadai.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini Merupakan salah satu bentuk pendidikan yang berada pada jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah tugas utama
Lebih terperinciPERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Abstrak
PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK Oleh: Ni Putu Parmini Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP Saraswati Tabanan Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan anak merupakan proses yang kompleks, terbentuk dari potensi anak diri anak yang bersangkutan dan lingkungan sekitaranya. Perkembangan anak berlangsung
Lebih terperinciPENINGKATAN MINAT MEMBACA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN
PENINGKATAN MINAT MEMBACA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN Siska, Fadillah, Marmawi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini FKIP UNTAN, Pontianak Email: siska_85@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG 1 ARTIKEL Oleh NANDA ERIKA NIM : 2009/51064 JURUSAN PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara Republik Indonesia tahun 1945, terutama pada alenia ke empat yang salah satu tujuan didirikan Negara Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan merupakan pendeskripsian yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan merupakan pendeskripsian yang mencakup seluruh temuan dan pembahasan hasil pada peserta
Lebih terperinciKAJIAN PUSTAKA. mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3), hasil belajar merupakan hasil dari
II. KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Hasil belajar mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas dan kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KANISIUS SIDOWAYAH KLATEN TAHUN AJARAN
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KANISIUS SIDOWAYAH KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 Naskah Publikasi Ilmiah Oleh: TH. ERI RETNO
Lebih terperinciPEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SD. Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd.
PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SD Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M.Pd. 1 Kompetensi Memberikan wawasan bagi guru tentang apa, mengapa, dan bagaimana pembelajaran tematik pada tingkat SD. Memberikan keterampilan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini atau prasekolah merupakan usia yang efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum Sekolah Dasar (SD) yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN MERANGKAI HURUF MENJADI KATA MELALUI MEDIA KOTAK ALFABET PADA KELOMPOK B
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERANGKAI HURUF MENJADI KATA MELALUI MEDIA KOTAK ALFABET PADA KELOMPOK B Ratna Wijayanti Mas udah PG-PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai No.4
Lebih terperinciProgram Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2
PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR TEKNIK MONTASE PADA ANAK KELOMPOK B RA AS-SYAFI IYAH JUWIRING KLATEN TAHUN 2015/2016 Miskah Nuzzela Birohmatik 1, Muhammad Shaifuddin 2,
Lebih terperinciPENGARUH MIND MAPPING BOARD TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK B
PENGARUH MIND MAPPING BOARD TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK B Maulida Saras Melati Soeprajitno PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai No. 4 Surabaya (60136).
Lebih terperinciPEMBELAJARAN TEMA. Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd
PEMBELAJARAN TEMA Oleh: Dra. Masitoh, M.Pd Pengertian Pembelajaran Tema Tema adalah ide-ide pokok. Pembelajaran tema adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang didasarkan ide-ide pokok atau ide-ide
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deni Ahmad Munawar, 2013 :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 1 SD, salah satunya kita harus melihat seluruh aspek perkembangannya sebagai satu kesatuan yang utuh (holistik).
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG. Martini ABSTRAK
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM FANTASI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG Martini ABSTRAK Kemampuan motorik kasar anak kelompok B6 di Taman Kanak-kanak AL Hikmah Lubuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga PAUD yang selama ini dikenal oleh masyarakat luas salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A Indah Putri Murdhani Nurul Khotimah PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai
Lebih terperinciSilabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam menjabarkan kompetensi
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA MELALUI BERMAIN KARTU KATA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA MELALUI BERMAIN KARTU KATA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Adhitya Eko Hartanto 1, Sukarno 2, Kuswadi 2 1 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) merupakan salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berada pada jalur pendidikan formal, sebagai lembaga pendidikan prasekolah,
Lebih terperinciMENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI PADA KELOMPOK A
1 MENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI PADA KELOMPOK A Lia Afdia Muhammad Reza PG-PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai No.4
Lebih terperinciSILABUS TEMATIK KELAS I
SILABUS TEMATIK KELAS I Satuan Pendidikan Kelas Kompetensi Inti : SD/MI : I (satu) KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke beberapa arah, yaitu pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di zaman globalisasi sekarang ini membutuhkan manusia yang mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI BENDA REALIA
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI BENDA REALIA Amanda Syahri Nasution 1, Dwi Septi Anjas Wulan 2 1,2 Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Email: mandasyahri@yahoo.com Abstrak Kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
Lebih terperinciRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS. 1 Semester 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik KELAS 1 Semester 1 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMATIK Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, IPS
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Penelitian ini dilaksanakan di TK Kandangan 2 Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan
Lebih terperinciPENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A
PENGARUH BERMAIN BOLA WARNA MODIFIKASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN PADA ANAK KELOMPOK A Yustiyana Arum Habsari Nurhenti Dorlina Simatupang Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA GELAS ANGKA 1-10 TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN KELOMPOK A
JPAUDI : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia Vol 1 No. 1 April 2015 PENGARUH MEDIA GELAS ANGKA 1-10 TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN KELOMPOK A Edy Riyanto PLB, Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Anak Usia Dini (AUD) merupakan masa emas perkembangan (golden age) pada individu, masa ini merupakan proses peletakan dasar pertama terjadinya pematangan kemampuan
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI ABSTRAK Kemampuan motorik kasar anak masih rendah. Penelitian bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya sadar dan terencana yang dilakukan dalam rangka mencapai kedewasaan subyek didik secara aktif mengembangkan potensipotensi dirinya.
Lebih terperinciPUBLIKASI. Untuk Memenuhi Tugas Akhir Program Sarjana S-1. Disusun Oleh : PURWANTI A53B111010
PUBLIKASI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI PERMAINAN MEMANCING IKAN PADA ANAK KELOMPOK B BA AISYIYAH TAMBAKBOYO PEDAN KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014 Untuk Memenuhi Tugas Akhir Program Sarjana
Lebih terperinciContoh RKH RPPH PAUD Tema Diri Sendiri (Tubuhku) K13
Contoh RKH RPPH PAUD Tema Diri Sendiri (Tubuhku) K13 Contoh RKH / RPPH PAUD Tema Diri Sendiri (Tubuhku) Kurikulum 2013 terbaru lengkap dengan rencana kegiatan mingguan. Download RKH RPPH PAUD (TK KB TPA)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Yogyakarta telah lama dikenal sebagai kota pelajar. Hal ini didasarkan dari beberapa faktor, salah satunya adalah dalam segi tingginya kuantitas
Lebih terperinci