FITOREMEDIASI PHOSFAT PADA LIMBAH CAIR LAUNDRY DENGAN MENGGUNAKAN TUMBUHAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica Forsk) ARTIKEL JURNAL.
|
|
- Ridwan Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FITOREMEDIASI PHOSFAT PADA LIMBAH CAIR LAUNDRY DENGAN MENGGUNAKAN TUMBUHAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica Forsk) ARTIKEL JURNAL Oleh WIW FATRIANA S. SUBANOMO NIM : JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2015
2
3 FITOREMEDIASI PHOSFAT PADA LIMBAH CAIR LAUNDRY DENGAN MENGGUNAKAN TUMBUHAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica Forsk) Wiwi Fatriana S. Subanomo 1, Ramli Utina 2, Novri Y. Kandowangko 2 1) Mahasiswa Jurusan Biologi, 2) Dosen Jurusan Biologi Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo fatrianawiwi@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan : 1) mengetahui kemampuan akumulasi fosfat pada limbah cair laundry oleh kangkung air sebagai agen fitoremediasi; 2) mengetahui kemampuan kangkung air terhadap peningkatan kualitas limbah cair laundry. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment. Parameter yang diamati adalah konsentrasi fosfat pada organ tanaman (akar, batang dan daun), konsentrasi DO, BOD, suhu dan ph pada limbah cair laundry sebelum dan sesudah ditanami kangkung air selama 27 hari. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Data penelitian menunjukkan bahwa tumbuhan kangkung air mampu meremediasi fosfat pada limbah cair laundry dan mengakumulasikan fosfat pada organ tanaman rata-rata sebesar 0,1563 ppm pada akar (54,21 %), 0,1160 ppm pada batang (40,24 %) dan 0,0976 ppm pada daun (33,85 %). Selanjutnya tumbuhan kangkung air mampu meningkatkan kualitas limbah cair laoundry ditandai dengan adanya peningkatan konsentrasi Dissolved Oxygen sebesar 75,74 %, dan penurunan konsentrasi Biological Oxygen Demand (BOD 5 ), ph dan suhu masing-masing sebesar 46,19 %, 26,94 % dan 21,88 %. Kata Kunci : Fitoremediasi, Limbah cair laundry, Phosfat, Kangkung air PENDAHULUAN Studi pendahuluan yang sudah dilakukan bahwa pada umumnya usaha laundry yang berada di Kota Gorontalo membuang air limbahnya langsung ke selokan/badan air. Hasil observasi yang dilakukan pada salah satu laundry pada saat pencucian menggunakan volume deterjen yang cukup banyak (± 1000 gr) perharinya dan membuang limbahnya langsung ke selokan tanpa ada penyaringan terlebih dahulu. Apabila kondisi ini berlangsung lama maka akan menyebabkan terjadinya pencemaran perairan dan membahayakan kehidupan biota air. Hal ini disebabkan oleh adanya senyawa Alkyl Benzen Sulfonat (ABS) yang sulit terurai dan buih (foam) dari senyawa polyphosfat yang berlebih, sehingga dapat mengganggu proses pelarutan oksigen (O 2 ) kedalam badan air dan kesuburan yang berlebih di perairan. Phosfat adalah unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara normal. Phospat pada limbah cair laundry berasal dari Sodium Tripolyphosphate (STPP) yang merupakan salah satu bahan yang kadarnya besar dalam detergen. Jumlah fosfat yang tinggi melebihi kebutuhan menyebabkan pertumbuhan tanaman air secara berlebihan. Selain itu dalam detergen mengandung bahan pencemar yang mengakibatkan penurunan kualitas perairan. Kualitas air limbah detergen dapat dilihat dari parameter ph, oksigen terlarut (DO), BOD, dan suhu. Salah satu upaya pemulihan yang dapat digunakan untuk mengolah limbah terhadap badan air yang tercemar agar tidak berdampak
4 buruk bagi ekosistem perairan yakni teknologi fitoremediasi dengan pemanfaatan tumbuhan. Pada penelitian ini tumbuhan yang akan dimanfaatkan untuk proses remediasi adalah tumbuhan kangkung air ( Ipomoea aquatica Forsk). Dipilihnya tumbuhan kangkung air karena menurut Hidayat dalam Alfa (2003), kangkung air dapat mengurangi pencemaran limbah roti, tekstil, dan industri obat-obatan karena pada siang hari kangkung air dapat meningkatkan kualitas oksigen terlarut dan menurunkan kandungan CO 2 bebas di perairan tercemar, sehingga tanaman ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengurangi pencemaran. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan akumulasi phosfat oleh Kangkung air ( Ipomoea aquatica Forsk.) sebagai agen fitoremediasi pada limbah cair laundry dan untuk mengetahui kemampuan fitoremediasi menggunakan tumbuhan Kangkung air terhadap peningkatan kualitas limbah cair laundry. phosfat pada organ akar, batang dan daun. Analisis data dilakukan secara deskriptif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Sampel yang dianalisis yaitu organ tanaman Kangkung air (akar, batang dan daun) dan limbah cair laundry. Hasil analisis awal pada limbah cair laundry sebelum ditanami Kangkung air menunjukkan konsentrasi fosfat yaitu 0,2883 ppm dan hasil analisis akhir konsentrasi fosfat setelah ditanami Kangkung air tidak terdeteksi oleh alat spektrofotometer. Tabel 1. Data hasil pengukuran DO, BOD, ph, suhu dan fosfat pada limbah cair laundry Parameter Satuan Awal Pengamatan Akhir Efisiensi (%) Baku Mutu METODE PENELITIAN Waktu penelitian adalah ± 2 bulan, pada bulan Februari Maret Penelitian ini terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama adalah pemeliharaan kangkung air yang dilaksanakan di Green House Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo. Tahap kedua adalah analisis phosfat dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Kimia Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment (eksperimen semu). Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah konsentrasi phosfat yang terakumulasi pada setiap organ tanaman dan pada limbah cair laundry, konsentrasi DO (Dissolved Oxygen), BOD ( Biological Oxygen Demand), suhu dan ph sebelum dan sesudah dilakukan fitoremediasi. Perlakuan fitoremediasi dengan menanam Kangkung air sebanyak 4 individu atau sekitar 100 gr untuk dipelihara selama 27 hari dalam 5 liter limbah cair laundry. Pengukuran phosfat menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dari akumulasi DO mg/l 4,74 8,33 75,74 % 6 BOD mg/l 4,33 2,33 46,19 % 3,00 ph - 9,43 6,89 26,94 % 6-8,5 Suhu o C ,88 % 30 o C Fosfat mg/l 0, % 0,1 Berdasarkan hasil penelitian, kangkung air dapat meningkatkan kadar oksigen terlarut (DO) sebesar 56,9% atau dari rata-rata 4,74 mg/l menjadi 8,33 mg/l. Dan nilai BOD pada awal pengamatan dengan rata-rata 4,33 mg/l menurun menjadi 2,33 mg/l di akhir pengamatan dengan efisiensi penurunan sebesar 46,19 %. Pada penelitian ini, ph limbah cair laundry pada saat di lokasi pengambilan limbah dan persiapan pemeliharaan tanaman adalah 9,43 dan menurun menjadi 6,89 pada akhir pengamatan (hari ke -27). Suhu awal pada saat limbah cair laundry diambil adalah 32 C, pada saat panen menurun menjadi 25 C.
5 Pembahasan Berdasarkan hasil analisis limbah cair laundry setelah perlakuan fitoremediasi menggunakan Kangkung air selama 27 hari, konsentrasi fosfat yang terkandung dalam limbah tidak lagi terdeteksi disebabkan sensitifitas alat tidak dapat membaca konsentrasi fosfat dalam limbah karena konsentrasi yang kecil. Hal ini menunjukkan bahwa Kangkung air dapat digunakan sebagai agen remediasi karena mampu menyerap dan mengakumulasi fosfat dalam limbah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui terjadi penurunan volume limbah sampai pada akhir pengamatan. Menurut Srivastava dalam Hermawati et all. (2005) bahwa faktor yang mempengaruhi absorbsi air adalah konsentrasi media. Semakin banyak zat terlarut konsentrasi semakin meningkat akibatnya ketersediaan air menurun. Air yang diserap tumbuhan sebagian kecil digunakan untuk proses metabolisme dan dipertahankan di dalam sel, namun sebagian besar akan dilepaskan kembali ke atmosfer. Besar akumulasi pada organ tanaman Kangkung air paling banyak adalah pada bagian akar, kemudian diikuti oleh bagian batang dan daun. Hal ini disebabkan Akar merupakan bagian tanaman yang pertama kali berinteraksi secara langsung dengan media melalui rhizosfir. Penyerapan melalui jalur apoplas akar dimana epidermis dan korteks sangat permeabel untuk pergerakan zat terlarut. Dalam jalur apoplas jalannya air dan zat terlarut dapat mengalir dan menyebar tanpa melintasi membran, maka pergerakan masuknya relatif tidak diatur. Dinding sel dari lapisan endodermal sel bertindak sebagai penghalang untuk difusi jalur apoplas ke dalam sistem vaskular. Umumnya sebelum masuknya ion logam dalam xilem, zat terlarut harus masuk melewati jalur simplas akar. Mekanisme penyerapan fosfat melalui jalur simplas yaitu melewati plasma sel satu dan diteruskan ke plasma sel berikutnya. Penyerapan fosfat oleh akar tergantung pada sistem transpor aktif dalam membran sel dan melibatkan ATP sehingga mampu melawan gradien konsentrasi fosfat dalam sel akar. Jika fosfat terdapat dalam jumlah yang berlebihan maka pertumbuhan akar akan melebihi tajuk. Akar tumbuhan berperan sangat baik menyerap fosfat yang terkandung dalam air limbah. Kelebihan fosfat di vakuola tersimpan sebagai endapan polyfosfat dan dalam bentuk inositol heksafosfat (Rompas, dalam Hermawati et all., 2005). Pada penelitian ini, Kangkung air mengalami perubahan warna daun menjadi kekuningan dan gugurnya helaian daun. Dalam kondisi seperti lingkungan yang tercemar limbah detergen, Hermawati et all. (2005) mengemukakan bahwa limbah detergen dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena limbah detergen merupakan racun pada tanaman jika dalam jumlah yang banyak, dapat menurunkan berat basah tanaman bahkan menyebabkan kematian tanaman. Perubahan warna daun menjadi kekuningan dapat disebabkan oleh pencemaran bahan organik yang terdapat pada limbah. Limbah detergen selain mengandung unsur-unsur esensial (C, H, O, N, P, K, S, Ca, Mg dan Fe) juga mengandung unsur non esensial (Na, Si, Co dan Se). Limbah cair detergen yang semakin pekat akan meningkatkan jumlah unsur non esensial yang beracun dan dapat menyebabkan gangguan atau keracunan tanaman. Selama pemeliharaan kangkung air pada awal perlakuan sampai hari ke-14 helaian daun gugur dan muncul tunas baru, hal ini bahwa kangkung air telah beradaptasi dengan lingkungannya agar dapat bertahan hidup dalam kondisi ph yang tinggi. Pertumbuhan tunas yang muncul pada ruas atau buku batang kangkung air disebabkan adanya jaringan meristem interkalar pada buku batang serta struktur batang bulat berongga untuk menyimpan oksigen sehingga tetap aktif melakukan pembelahan. Semua polifosfat mengalami hidrolisis membentuk ortofosfat. Perubahan ini bergantung pada suhu. Pada suhu yang mendekati titik didih, perubahan polifosfat menjadi ortofosfat berlangsung cepat. Kecepatan ini meningkat dengan menurunnya nilai ph. Perubahan polifosfat menjadi
6 ortofosfat pada air limbah yang mengandung bakteri berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan perubahan yang terjadi pada air bersih. Menurut Suharjono (2010), bakteri anggota Genus Pseudomonas di kolom air ekosistem sungai yang tercemar deterjen lebih tinggi dibandingkan dengan di ekosistem yang relatif tidak tercemar. Berbagai strain anggota genus tersebut memiliki keunggulan metabolik, sehingga dapat digunakan dalam bioremediasi berbagai pencemar di lingkungan khususnya berperan sangat penting dalam biodegradasi dan mereduksi toksisitas limbah deterjen. Suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam penanganan limbah. Pada suhu yang tinggi oksidasi bahan organik lebih besar. Pada pengukuran suhu awal sebelum perlakuan fitoremediasi suhu limbah cair laundry yaitu 32 0 C, pada suhu ini akan menunjang aktifitas perombak alkyl benzen sulfonate yang sulit terurai. Akibat perombakan ini maka akan menurunya nilai ph. Pada akhir pengamatan suhu menjadi 25 0 C yang merupakan suhu optimal untuk pertumbuhan Kangkung air. Penurunan suhu dipengaruhi bentuk morfologi Kangkung air yang tidak seluruhnya menutupi permukaan media, sehingga oksigen bebas dapat berdifusi dengan media. Difusi oksigen bebas ke dalam media dapat menyebabkan turunnya suhu air limbah. Faktor ph penting dalam fitoremediasi karena berpengaruh pada kelarutan unsur hara yang menyebabkan adanya pertumbuhan bagi tanaman. Ditinjau dari kondisi ph awal limbah yaitu 9,43, maka kondisi tersebut merupakan kondisi ph yang kurang baik bagi tersedianya unsur P. Menurut Foth dalam Hermawati et all (2005), kondisi ph yang baik untuk penyerapan fosfat oleh tanaman antara 6-7. Di bawah atau di atas angka tersebut maka penyerapan unsur P akan terganggu. Dengan adanya perlakuan fitoremediasi menggunakan Kangkung air dapat menurunkan ph menjadi 6,89 pada akhir perlakuan, hal ini baik untuk penyerapan fosfat dan masih dalam kisaran ph untuk pertumbuhan Kangkung air. Penurunan ph disebabkan karena terserapnya unsur-unsur dalam air limbah ke dalam akar tanaman dalam jumlah yang banyak. Secara umum ph air dipengaruhi oleh konsentrasi CO 2 bebas. Fitoplankton dan tanaman air lainnya akan mengambil CO 2 dari air selama proses fotosintesis sehingga mengakibatkan ph air meningkat pada siang hari dan menurun pada malam hari. Penurunan nilai ph limbah detergen dapat disebabkan pelepasan gugus sulfonat dari detergen yang kemudian teroksidasi menjadi sulfat (Suharjono dan Kurniati, dalam Hermawati et all., 2005). Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan tanaman dalam air. Kehidupan tanaman dalam air tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi O 2 minimal yang dibutuhkan untuk kehidupan. Waktu pengambilan data juga mempengaruhi kadar oksigen terlarut, dimana pengambilan data dilakukan pada siang hari. Menurut Connell dan Miller dalam Hermawati et all. (2005), bahwa kadar oksigen terlarut mencapai maksimum pada siang hari dan petang hari serta menurun terus sampai menjelang fajar. Kandungan oksigen terlarut maksimum pada siang hari karena pada saat itu tanaman aktif melakukan fotosintesis sehingga banyak dihasilkan oksigen. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan (mengoksidasikan) hampir semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi dalam air. Pada penelitian ini, rata-rata konsentrasi BOD limbah cair laundry dari ke tiga wadah yaitu 4,33 mg/l dapat diturunkan sampai 2,33 mg/l. Hal ini menunjukkan pada saat yang bersamaan dengan menggunakan oksigen yang terlarut di dalam air limbah senyawa polutan akan diuraikan oleh mikroba yang ada di rhizosfir. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa parameter kualitas limbah cair laundry berupa kadar oksigen terlarut (DO) dan BOD pada awal pengamatan dikategorikan dalam kualitas air tercemar ringan. Hasil pengukuran di akhir pengamatan (hari ke -27) terjadi peningkatan oksigen terlarut (DO) dan penurunan kadar BOD. Pengolahan limbah dengan menanamkan Kangkung air pada limbah cair laundry dapat memperbaiki kualitas limbah cair laundry menjadi tidak tercemar.
7 Di perairan bentuk unsur fosfat berubah secara terus-menerus, akibat proses dekomposisi dan sintesis antara bentuk organik dan bentuk anorganik yang dilakukan oleh mikroba. Mikroba pelarut fosfat meliputi berbagai jenis mikroba yang dapat mengubah senyawa fosfat tidak terlarut menjadi fosfat terlarut. Menurut Lynch & Poole dalam Raharjo et all., (2007), mikroba pelarut fosfat berperan dalam perubahan fosfat menjadi bentuk terlarut dengan cara : 1) Mengubah kelarutan senyawa fosfat anorganik; 2) mineralisasi senyawa organik dengan melepaskan orthophosphat; 3) mengubah fosfat anorganik yang menyediakan anion ke protoplasma sel (immobilisasi); 4) oksidasi dan reduksi senyawa fosfat anorganik. Pada pembelajaran Biologi di sekolah pada materi pencemaran lingkungan dapat diterapkan pada siswa untuk berpikir kritis dan logis dalam memecahkan persoalan permasalahan lingkungan serta dampaknya. Pengembangan materi yang kontekstual terhadap keadaan lingkungan sekitar, mengajarkan siswa agar dapat menjaga lingkungan dan mengatasi kerusakan lingkungan yang terjadi, salah satunya dampak dari pencemaran limbah detergen. Sehingga mampu memperkaya materi dan informasi mengenai pencemaran lingkungan. Serta mengajarkan pendidikan karakter pada siswa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa tumbuhan kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk) yang dipelihara pada limbah cair laundry mampu meremediasi fosfat dan mengakumulasikannya pada akar, batang dan daun. Rerata akumulasi fosfat pada akar tumbuhan Kangkung air yaitu 0,1563 ppm atau sekitar 54,21 %, kemudian diikuti oleh bagian batang 0,1160 ppm atau sekitar 40,23 % dan bagian daun sebesar 0,0976 ppm atau sekitar 33,85 %. Fitoremediasi menggunakan Kangkung air dapat memperbaiki kualitas limbah cair laundry dengan menurunkan parameter suhu, ph, dan BOD serta meningkatkan oksigen terlarut sehingga mampu meningkatkan kualitas perairan yang tercemar limbah laundry. SARAN Untuk mengatasi perairan yang tercemar fosfat dalam konsentrasi tinggi akibat kegiatan industri maupun pembuangan penduduk dapat menggunakan tumbuhan kangkung air. Kangkung air yang digunakan sebagai agen fitoremediasi tidak layak untuk dikonsumsi apabila melebihi batas yang ditetapkan. Bagi yang ingin melanjutkan penelitian ini, perlu dikembangkan dengan perlakuan variasi konsentrasi fosfat dan efisiensi waktu untuk mengetahui akumulasi tiap harinya oleh tanaman terhadap konsentrasi fosfat. DAFTAR PUSTAKA Alfa, D.F Kemampuan genjer, kangkung air, dan selada air untuk menurunkan konsentrasi logam timbal (Pb) di dalam air [skripsi]. Bogor : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, IPB. Gardner, F. P., R. B. Pearce, R. L. Mitchell Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan Herawati Susilo. p : UI-Press, Jakarta. Hermawati, E., Wiryanto, dan Solichatun Fitoremediasi limbah detergen menggunakan kayu apu ( Pistia stratiotes L. ) dan genjer ( Limnocharis flava L). BioSMART. Vol: 7 (2): ISSN: X. Stefhany, C.A., M. Sutisna, dan K. Pharmawati Fitoremediasi phospat dengan menggunakan tumbuhan eceng gondok (Eichornia crassipes) pada limbah cair indrusti kecil pencucian pakaian (laundry). Reka Lingkungan. Vol: 1 (1) : 1 11.
8
I. PENDAHULUAN. menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air. Salah satu faktor terpenting
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Wardhana (2007), pencemaran air dapat disebabkan oleh pembuangan limbah sisa hasil produksi suatu industri yang dibuang langsung ke sungai bukan pada tempat penampungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesehatan lingkungan. Hampir semua limbah binatu rumahan dibuang melalui. kesehatan manusia dan lingkungannya (Ahsan, 2005).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah binatu mengandung sisa deterjen, pewangi, pelembut, pemutih, dan senyawa aktif metilen biru yang sulit terdegradasi dan berbahaya bagi kesehatan lingkungan. Hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan dasar dari makhluk hidup. Air mempunyai fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah satunya yaitu berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini pencemaran air merupakan permasalahan yang cukup serius. Aktivitas manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambah jumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan penduduk dikarenakan tempat tinggal mereka telah tercemar. Salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi dewasa ini dibeberapa negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, isu kualitas lingkungan menjadi permasalahan yang perlu dicari pemecahannya.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) F-233
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-233 Fitoremediasi Air yang Tercemar Limbah Laundry dengan Menggunakan Kayu apu (Pistia stratiotes) Dea Ghiovani Raissa dan Bieby
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Sebelum dibuang ke lingkungan, keberadaan suatu limbah membutuhkan pengolahan dan pengendalian agar tidak terjadi pencemaran lingkungan yang tidak terkendali. Sehingga, setiap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi pelayanan bidang kesehatan dengan bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun promotif (Kusumanto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sungai merupakan ekosistem perairan darat yang merupakan bagian integral dari kehidupan organisme dan manusia di sekitarnya, serta dipengaruhi oleh berbagai
Lebih terperincibarang tentu akan semakin beraneka ragam pula hasil buangan sampingnya. Dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin pesatnya pertumbuhan industri yang beraneka ragam sudah barang tentu akan semakin beraneka ragam pula hasil buangan sampingnya. Dari berbagai macam kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan. Limbah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air dan sumber-sumbernya merupakan salah satu kekayaan alam yang mutlak dibutuhkan oleh makhluk hidup guna menopang kelangsungan hidupnya dan berguna untuk memelihara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup lilin untuk membentuk corak hiasannya, membentuk sebuah bidang pewarnaan. Batik merupakan salah satu kekayaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi Limbah Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Tahu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi Limbah Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Tahu Berdasarkan analisis ANAVA (α=0.05) terhadap Hubungan antara kualitas fisik dan kimia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pakaian. Penyebab maraknya usaha laundry yaitu kesibukan akan aktifitas sehari-hari
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laundry adalah salah satu penyedia jasa layanan dalam hal cuci mencuci pakaian. Penyebab maraknya usaha laundry yaitu kesibukan akan aktifitas sehari-hari yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang sering diamati antara lain suhu, kecerahan, ph, DO, CO 2, alkalinitas, kesadahan,
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas air memegang peranan penting dalam bidang perikanan terutama untuk kegiatan budidaya serta dalam produktifitas hewan akuatik. Parameter kualitas air yang sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang pesat khususnya di kota-kota besar,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang pesat khususnya di kota-kota besar, telah mendorong peningkatan kebutuhan akan perumahan. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan
BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan menggunakan gabungan metode elektrokoagulasi dan EAPR. Parameter yang digunakan yaitu logam berat Pb, Cu, COD dan ph.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak disebabkan oleh banyak hal. Namun yang paling utama dari sekian banyak penyebab tercemarnya suatu tatanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran logam berat merupakan salah satu masalah penting yang sering terjadi di perairan Indonesia, khususnya di perairan yang berada dekat dengan kawasan industri,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. manusia mengakibatkan bertambahnya limbah yang masuk ke lingkungan. Limbah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan beragamnya kegiatan manusia mengakibatkan bertambahnya limbah yang masuk ke lingkungan. Limbah dapat berasal dari kegiatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Eceng Gondok Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) adalah tumbuhan air yang hidup di perairan tawar yang menyerap nutrien untuk pertumbuhannya. Penyerapan nutrien dalam jumlah
Lebih terperinciFitoremediasi Phospat dengan menggunakan Tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) pada Limbah Cair Industri kecil Pencucian Pakaian (Laundry)
Fitoremediasi Phospat dengan menggunakan Tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) pada Limbah Cair Industri kecil Pencucian Pakaian (Laundry) CUT ANANDA STEFHANY 1, MUMU SUTISNA 2, KANCITRA PHARMAWATI
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut ini adalah hasil penelitian dari perlakuan perbedaan substrat menggunakan sistem filter undergravel yang meliputi hasil pengukuran parameter kualitas air dan
Lebih terperinciIma Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)
PENGELOLAAN KUALITAS AIR DALAM KEGIATAN PEMBENIHAN IKAN DAN UDANG Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic) DISSOLVED OXYGEN (DO) Oksigen terlarut ( DO ) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang
Lebih terperinciFitoremediasi Limbah Cair Tapioka dengan menggunakan Tumbuhan Kangkung Air (Ipomoea aquatica) RIKA NURKEMALASARI 1, MUMU SUTISNA 2, EKA WARDHANI 3
Reka Lingkungan [Teknik Lingkungan] Itenas No.2 Vol. 1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [September 2013] Fitoremediasi Limbah Cair Tapioka dengan menggunakan Tumbuhan Kangkung Air (Ipomoea aquatica)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian juga memiliki dampak meningkatkan pencemaran oleh limbah cair
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan akan pakaian menjadi semakin tinggi. Hal ini disebabkan semakin besarnya permintaan pasar terhadap produk
Lebih terperinciEchinodorus paleafolius SEBAGAI TANAMAN FITOREMEDIAN DALAM MENURUNKAN PHOSPAT LIMBAH CAIR LAUNDRY
Echinodorus paleafolius SEBAGAI TANAMAN FITOREMEDIAN DALAM MENURUNKAN PHOSPAT LIMBAH CAIR LAUNDRY Ayu Maharani Siswandari 1, Iin Hindun 2, Sukarsono 3 1 Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Amonia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai dari parameter amonia yang disajikan dalam bentuk grafik. Dari grafik dapat diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup. Maka, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai penanganan pencemaran limbah laboratorium
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian mengenai penanganan pencemaran limbah laboratorium sebenarnya sudah banyak dilakukan, namun pada prosesnya banyak yang menggunakan proses konvensional baik secara fisik
Lebih terperinciFitoremediasi Limbah Detergen Menggunakan Kayu Apu (Pistia stratiotes L. ) dan Genjer (Limnocharis flava L.)
BioSMART ISSN: 1411-321X Volume 7, Nomor 2 Oktober 5 Halaman: 115-124 Fitoremediasi Limbah Detergen Menggunakan Kayu Apu (Pistia stratiotes L. ) dan Genjer (Limnocharis flava L.) Phytoremediation of detergent
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan kandungan bahan-bahan berbahaya yang cukup tinggi, sehingga diperlukan suatu pengolahan sebelum dibuang
Lebih terperinciEFEKTIVITAS DAN EFISIENSI FITOREMEDIASI ORTHOFOSFAT PADA DETERJEN MENGGUNAKAN KIAMBANG (Pistia stratiotes)
EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI FITOREMEDIASI ORTHOFOSFAT PADA DETERJEN MENGGUNAKAN KIAMBANG (Pistia stratiotes) FITOREMEDIATION EFFECTIVITY AND EFFICIENCY OF WATER LETTUCE (Pistia stratiotes) FOR DETERGENT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mandi, mencuci, dan sebagainya. Di sisi lain, air mudah sekali terkontaminasi oleh
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, karena selain dikonsumsi, juga digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan seperti memasak, mandi, mencuci, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahluk hidup sebagian besar terdiri dari air. Disamping sebagai bagian penyusun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan zat esensial untuk kehidupan, ini disebabkan tubuh mahluk hidup sebagian besar terdiri dari air. Disamping sebagai bagian penyusun tubuh, air esensial
Lebih terperinciProgram Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK
Efektivitas Eceng Gondok Terhadap Penurunan Kadar COD dan BOD pada Limbah Cair Industri Kembang Gula Lunak Mega Masittha, Dra. Ani Iryani, M.Si dan Farida Nuraeni, M.Si. Program Studi Kimia, Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enceng gondok (Eichhornia Crassipes) merupakan salah satu jenis tanaman air yang memiliki kemampuan untuk menyerap dan mengakumulasi logam berat (Ingole, 2003). Tumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri tetapi dapat berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan khususnya pencemaran air di negara berkembang seperti Indonesia saat ini telah menunjukkan gejala cukup serius dan harus segera mendapat
Lebih terperinciBab V Hasil dan Pembahasan
biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI TEMBAGA
PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI TEMBAGA (Cu) TERHADAP JUMLAH TRAKEA AKAR ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Anita Munawwaroh, S.Si., M. Si. IKIP Budi Utomo Malang E-mail : munawwarohanita86@gmail.com
Lebih terperinciPERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK
PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK 1. Siklus Nitrogen Nitrogen merupakan limiting factor yang harus diperhatikan dalam suatu ekosistem perairan. Nitrgen di perairan terdapat
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Pertumbuhan tanaman buncis Setelah dilakukan penyiraman dengan volume penyiraman 121 ml (setengah kapasitas lapang), 242 ml (satu kapasitas lapang), dan 363 ml
Lebih terperinciNatalina 1 dan Hardoyo 2. Surel : ABSTRACT
9- November PENGGUNAAN ENCENG GONDOK (Eichornia crassipes (Mart) Solms) DAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica Forsk ) DALAM PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI TAHU Natalina dan Hardoyo ) Jurusan Teknik
Lebih terperinciPengaruh Lama Tanam dan Luas Penutupan Azolla microphylla terhadap Kualitas Kimia dan Fisika Limbah Cair Laundry
Pengaruh Lama Tanam dan Luas Penutupan Azolla microphylla terhadap Kualitas Kimia dan Fisika Limbah Cair Laundry Nazilatus Salafiyah Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Negeri Maulana
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat
Lebih terperinciWaterlettuce (Pistia statiotes L.) as Biofilter
EFEKTIVITAS PENURUNAN BAHAN ORGANIK DAN ANORGANIK PADA LIMBAH CAIR PENYAMAKAN KULIT MENGGUNAKAN TUMBUHAN KAYU APU ( (Pistia statiotes L.) SEBAGAI BIOFILTER Decreasing Effectiveness of Organic and Inorganic
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri batik memiliki peran penting sebagai penggerak perekonomian
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia yang telah mendapat pengakuan internasional dari UNESCO pada tahun 2009. Pencanangan hari batik nasional berperan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pembangunan termasuk industri tidak hanya mampu menyerap tenaga kerja, namun turut pula menyebabkan dampak negatif apabila tidak dikelola secara benar. Salah
Lebih terperinciEFEK TIMBAL (Pb) TERHADAP BEDA POTENSIAL LISTRIK PERMUKAAN DAUN KANGKUNG (Ipomoea aquatica)
EFEK TIMBAL (Pb) TERHADAP BEDA POTENSIAL LISTRIK PERMUKAAN DAUN KANGKUNG (Ipomoea aquatica) SKRIPSI 0leh Nini Liat Robertina NIM 041810201034 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI TERHADAP FITOREMIDIASI LIMBAH Zn MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes)
PENGARUH KONSENTRASI TERHADAP FITOREMIDIASI LIMBAH Zn MENGGUNAKAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) Emi Erawati dan Harjuna Mukti Saputra Program Studi Teknik Kimia Jl. A.Yani. Tromol Pos I Pabelan, Kartasura,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai
TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga
Lebih terperinciBab V Hasil dan Pembahasan
terukur yang melebihi 0,1 mg/l tersebut dikarenakan sifat ortofosfat yang cenderung mengendap dan membentuk sedimen, sehingga pada saat pengambilan sampel air di bagian dasar ada kemungkinan sebagian material
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga tidak jarang merugikan masyarakat, yaitu berupa timbulnya pencemaran lingkungan
Lebih terperinciPENENTUAN KUALITAS AIR
PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA Tambak udang vannamei masyarakat Desa Poncosari, Srandakan, Bantul merupakan tambak udang milik masyarakat yang berasaskan koperasi dari kelompok tambak yang ada
Lebih terperinciMahasiswa Program Studi S1 Kimia 2
FITOREMEDIASI FOSFAT DALAM LARUTAN SIMULASI MENGGUNAKAN TANAMAN GENJER (Limnocharis flava), KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatica Forsk) DAN ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Oktavia Surya Indra 1, Itnawita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur lingkungan hidup untuk kelangsungan hidupnya. Kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang alamiah. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar biologi tidak hanya berasal dari buku saja, melainkan seperti proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan makhluk hidup. Seperti struktur yang membentuk makhluk hidup, komponen yang dibutuhkan
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK DENGAN BIOTA UJI IKAN NILA (oreochromis Niloticus) dan TUMBUHAN KAYU APU (PISTA STRATIOTES)
UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK DENGAN BIOTA UJI IKAN NILA (oreochromis Niloticus) dan TUMBUHAN KAYU APU (PISTA STRATIOTES) BRIAN PRAMUDITA 3310100032 DOSEN PEMBIMBING: BIEBY VOIJANT TANGAHU
Lebih terperinciDETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho
Latar Belakang Masalah DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki populasi penduduk yang sangat pesat. Pada tahun 2005,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sektor industri menjadi salah satu sektor penting, dimana keberadaannya berdampak positif dalam pembangunan suatu wilayah karena dengan adanya industri maka
Lebih terperinciAnalisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) COD atau kebutuhan oksigen kimia (KOK) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat
Lebih terperinciKonsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling
Tabel V.9 Konsentrasi Seng Pada Setiap Titik Sampling dan Kedalaman Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling A B C A B C 1 0,062 0,062 0,051 0,076 0,030 0,048
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk
Lebih terperinciPEMANFAATAN TUMBUHAN IRIS AIR (Neomarica gracillis) SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI AIR LIMBAH RUMAH TANGGA ABSTRAK
18-191 PEMANFAATAN TUMBUHAN IRIS AIR (Neomarica gracillis) SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI AIR LIMBAH RUMAH TANGGA Rischa Wulandari 1, Yuli Siti F. 2, Eka Septia W. 2, Jenni Indah DPN 2, Niken RH 2 1 Departemen
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Danau Maninjau merupakan danau yang terdapat di Sumatera Barat, Kabupaten Agam. Secara geografis wilayah ini terletak pada ketinggian 461,5 m di atas permukaan laut
Lebih terperinciAnis Artiyani Dosen Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI
Kadar N dan P Limbah Cair Tahu Anis Artiyani PENURUNAN KADAR N-TOTAL DAN P-TOTAL PADA LIMBAH CAIR TAHU DENGAN METODE FITOREMEDIASI ALIRAN BATCH DAN KONTINYU MENGGUNAKAN TANAMAN HYDRILLA VERTICILLATA Anis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Panggang adalah salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu yang memiliki berbagai ekosistem pesisir seperti ekosistem mangrove, padang lamun, dan terumbu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang melaksanakan pembangunan di berbagai sektor seperti bidang ekonomi, sosial dan budaya. Momentum pembangunan dicapai dengan kerusakan
Lebih terperinciAnalisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri
11 didinginkan. absorbansi diukur pada panjang gelombang 410 nm. Setelah kalibrasi sampel disaring dengan milipore dan ditambahkan 1 ml natrium arsenit. Selanjutnya 5 ml sampel dipipet ke dalam tabung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri tahu telah berkontribusi dalam penyediaan pangan bergizi,
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Industri tahu telah berkontribusi dalam penyediaan pangan bergizi, penyerapan tenaga kerja, dan pengembangan ekonomi daerah. Namun industri tahu juga berpotensi mencemari
Lebih terperinciMAKALAH KIMIA ANALITIK
MAKALAH KIMIA ANALITIK Aplikasi COD dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Disusun oleh : Ulinnahiyatul Wachidah ( 412014003 ) Ayundhai Elantra ( 412014017 ) Rut Christine ( 4120140 ) Universitas Kristen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian
TINJAUAN PUSTAKA Ikan Patin Sektor perikanan memang unik beberapa karakter yang melekat di dalamnya tidak dimiliki oleh sektor lain seperti pertanian. Tidaklah mengherankan jika kemudian penanganan masalah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan
4 TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman (Hadisuwito, 2008). Tindakan mempertahankan dan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Kondisi saluran sekunder sungai Sawojajar Saluran sekunder sungai Sawojajar merupakan aliran sungai yang mengalir ke induk sungai Sawojajar. Letak
Lebih terperinciFitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Seng (Zn) Menggunakan Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas L.)
SIDANG TUGAS AKHIR Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Seng (Zn) Menggunakan Tanaman Jarak pagar (Jatropha curcas L.) Oleh Senja Ike Rismawati 1507 100 033 Dosen Pembimbing: Aunuroim, S.Si, DEA Dini
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:
ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KRAKAT DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN INDIKATOR NILAI COLIFORM FECAL SETELAH DIBERI PERLAKUAN TANAMAN ENCENG GONDOK (Eichhornia crassipes Mart.Solms) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengaplikasikan sifat-sifat alami proses naturalisasi limbah (self purification).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, proses pengolahan limbah terutama limbah cair sering mengaplikasikan sifat-sifat alami proses naturalisasi limbah (self purification). Salah satu cara yang
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kualitas Air Kualitas air merupakan faktor kelayakan suatu perairan untuk menunjang kehidupan dan pertumbuhan organisme akuatik yang nilainya ditentukan dalam kisaran
Lebih terperinciDyah Puspito Rukmi et al., Efektivitas Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)...
Efektivitas Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) dalam Menurunkan Kadar Deterjen, BOD, dan COD pada Air Limbah Laundry (Studi di Laundry X di Kelurahan Jember Lor Kecamatan Patrang Kabupaten Jember) The
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id II. TELAAH PUSTAKA
II. TELAAH PUSTAKA Limbah cair tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dari tahap pengkanjian, penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan, pencetakan dan proses penyempurnaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gugus amino yang bersifat basa dan memiliki inti benzen. Rhodamin B termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Rhodamin B adalah zat warna sintetik berbentuk serbuk kristal bewarna kehijauan, bewarna merah keunguan dalam bentuk terlarut pada konsentrasi tinggi dan bewarna merah
Lebih terperinciPencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di. sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran air merupakan persoalan yang terjadi di sungai dari badan air di Indonesia. Sumber pencemaran air terutama disebabkan oleh aktivitas manusia dan dipicu
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penelitian pembuatan pupuk organik cair ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Limbah Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus pencemaran terhadap sumber-sumber air. Bahan pencemar air yang seringkali menjadi masalah
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam timbal atau Pb adalah jenis logam lunak berwarna coklat kehitaman dan mudah dimurnikan. Logam Pb lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya
Lebih terperinciFITOREMEDIASI LIMBAH DETERJEN MENGGUNAKAN KAYU APU (PISTIA STRATIOTES L.) DAN GENJER (LIMNOCHARIS FLAVA L.)
100 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7 No.2 FITOREMEDIASI LIMBAH DETERJEN MENGGUNAKAN KAYU APU (PISTIA STRATIOTES L.) DAN GENJER (LIMNOCHARIS FLAVA L.) Prasetyo Herlambang dan Okik Hendriyanto Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peristiwa meluapnya lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa meluapnya lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, telah menyebabkan tergenangnya kawasan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produktivitas Primer Fitoplankton Berdasarkan hasil penelitian di Situ Cileunca didapatkan nilai rata-rata produktivitas primer (PP) fitoplankton pada Tabel 6. Nilai PP
Lebih terperinciF. MIPA. UNDIP. ABSTRAK
Kandungan Logam tembaga (Cu) dalam Eceng Gondok (Eichhornia crassipes Solms.), Perairan dan Sedimen Berdasarkan Tata Guna Lahan di Sekitar Sungai Banger Pekalongan (Siska Setyowati, Nanik Heru Suprapti
Lebih terperinciPENGGUNAAN TANAMAN KAYU API (PISTIA STRATIOTES) UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH LAUNDRY SECARAFITOREMEDIASI ABSTRAK
Pengolahan Limbah Loundry dengan Tanaman kayu Apu, (Rido dan Rudy Laksmono) 60 PENGGUNAAN TANAMAN KAYU API (PISTIA STRATIOTES) UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH LAUNDRY SECARAFITOREMEDIASI RidoWandana dan Rudy
Lebih terperinci