Eka Susila Anggraeni 1), Dr. Ir. Imam Santoso, MP. 2), Dhita Morita Ikasari STP, MP. 2)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Eka Susila Anggraeni 1), Dr. Ir. Imam Santoso, MP. 2), Dhita Morita Ikasari STP, MP. 2)"

Transkripsi

1 ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PROSES ADOPSI TEKNOLOGI PADA INDUSTRI KECIL KERUPUK SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PARTIAL LEAST SQUARE (Studi Kasus Pada Industri Kecil Kerupuk Singkong Desa Kemasantani, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto) Eka Susila Anggraeni 1), Dr. Ir. Imam Santoso, MP. 2), Dhita Morita Ikasari STP, MP. 2) 1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian, 2) Staff Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian ABSTRAK Pengembangan dan pertumbuhan IKM merupakan salah satu penggerak bagi pembangunan ekonomi di Indonesia. Industri kecil yang diharapkan perannya sebagai kelanjutan pembangunan pertanian adalah industri yang mengolah hasil-hasil pertanian yaitu singkong yang dapat diolah menjadi kerupuk singkong. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi Proses Adopsi Teknologi dan Tingkatan Adopsi Teknologi pada sentra industri kerupuk singkong Analisa data dilakukan dengan metode Partial Least Square dan software SmartPLS. Tingkat Adopsi Teknologi dianalisis berdasarkan level of use yang dibagi dalam delapan level. Hasil penelitian menunjukkan variabelvariabel yang mempengaruhi Proses Adopsi Teknologi adalah orientasi pasar dengan t-statistik 6,230, struktur pemodalan dengan t- statistik 2,292, serta kompetensi SDM dengan t-statistik 8,230. Tingkat Adopsi Teknologi pada IKM kerupuk singkong adalah berada pada level routine sebesar 68,42%, tingkatan orientation sebesar 13,6%, tingkatan mechanical use sebesar 10,53% dan tingkatan refinement sebesar 7,89%. 1

2 ABSTRACT The growth and augmentation of IKM happen to be the factors which enhance the economical development in Indonesia. Microbusiness which is expected to be the continuation of farming improvement is the industry that makes use of the crops i.e., in this case, cassava which can be turned out into cassava crackers. The purpose of this study is to recognize the variables which influence the Technology Adoption process and the level of Technology Adoption within central point of cassava crackers. Furthermore, data analysis is conducted by employing Partial Least Square method and SmartPLS software. The rate of Technology Adoption, which is analyzed based on level of use, is divided into eight levels. Based on the result of the study, it is found that there are some variables which influence the Technology Adopting Process: market orientation with t-statistic of 6,230, structure of investment with t-statistic of 2,292, and competency of Human Resources with t-statistic of 8,230. From the highest to the lowest one, rate of Technology Adoption of IKM cassava crackers Desa Kemasantani are found out to be in the level of routine (68,42%), orientation (13,6%), mechanical use (10,53%), and refinement (7,89%). 2

3 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Kecil Menengah (IKM) memegang peranan strategis dalam perekonomian nasional, sehingga sepatutnya kita tetap fokus pada segala usaha untuk pemberdayaan dan pengembangan IKM (Ariawati, 2004). Salah satu strategi pengembangan IKM yang baik untuk diterapkan adalah dengan cara pengelompokan (clustering). Secara alamiah, beberapa usaha industri yang sejenis telah membentuk semacam kelompok yang kemudian menjadi sentrasentra IKM. Menurut Tambunan (2002), dengan adanya sentra-sentra IKMmaka hal ini dapat memudahkan para pengusaha dalam mengolah dan memasarkan produknya. Menurut Hardono (2004), pada dasarnya IKM memiliki permasalahan diantaranya rendahnya Sumber Daya Manusia, lemahnya manajemen, serta terbatasnya akses pasar. Selain itu permasalahan lain yang terjadi pada IKM adalah rendahnya informasi dan teknologi yang dimilikinya. Kendala IKM kerupuk singkong dalam mengadopsi teknologi disebabkan oleh keterbatasan kemampuan IKM dalam mengadopsi teknologi dan kebutuhan teknologi belum banyak dibutuhkan oleh IKM sebagai penyelesaian masalah. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa proses adopsi teknologi menjadi faktor penting dalam keberhasilan pemanfaatan teknologi. Dari kajian teoritik, diperoleh variabel yang mempengaruhi Proses Adopsi Teknologi (PAT) pada sentra industri kerupuk singkong antara lain orientasi pasar, struktur pemodalan, keunggulan kompetitif, dan kompetensi sumber daya manusia. Teknik analisa data yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS). Partial Least Square merupakan metode alternatif dari metode Structural Equation Model (SEM) yang didesain untuk menyelesaikan masalah ketika ada permasalahan pada data misalnya sampel penelitian kecil (Jogiyanto, 2009). Setelah dilakukan analisa data dengan menggunakan metode PLS dilanjutkan dengan analisis Tingkat Adopsi Teknologi di sentra industri kerupuk singkong desa Kemasantani. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui Tingkat Adopsi Teknologi (TAT) pada sentra industri kerupuk singkong diukur berdasarkan tingkatan 3

4 penggunaan (level of use) yang dibagi dalam delapan level yaitu non use, orientation, preparation, mechanical use, routine, refinement, integration, dan renewal. 1.2 Rumusan Masalah 1. Variabel manakah yang mempengaruhi Proses Adopsi Teknologi pada sentra industri kerupuk singkong? 2 Berada pada level manakah tingkat teknologi yang telah diadopsi oleh sentra industri kerupuk singkong yang akan diukur berdasarkan level of use? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui variabelvariabel yang mempengaruhi Proses Adopsi Teknologi (PAT) pada sentra industri kerupuk singkong. 2. Mengetahui tingkatan adopsi teknologi yang telah diadopsi oleh sentra industri kerupuk singkong yang akan diukur berdasarkan level of use. II. METODE PENELITIAN 2.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sentra Industri Kerupuk Singkong, Desa Kemasantani, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur yang dilakukan pada bulan Mei 2012 sampai selesai. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang. 2.2 Batasan Masalah Batasan Masalah dalam penelitian ini adalah: a. Penelitian ini hanya dilakukan pada sentra industri kerupuk singkong Desa Kemasantani, Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto. b. Penelitian ini tidak membahas mengenai biaya. c. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah orientasi pasar, struktur pemodalan, keunggulan kompetitif, dan kompetensi SDM 2.3 Variabel dan Indikator Variabel yang digunakan yaitu Proses Adopsi Teknologi (Y), orientasi pasar (X 1), struktur pemodalan (X 2), keunggulan kompetitif (X 3), dan kompetensi Sumber Daya Manusia (X 4). Variabel dan indikator yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. 4

5 Tabel 1. Variabel dan Indikator Penelitian Variabel Indikator Proses Adopsi 1. Kemampuan mendapatkan dan menyerap Teknologi (PAT) (Y) informasi terhadap teknologi baru (Y 15) 2. Kemampuan mengadopsi teknologi baru (Y 11) 3. Kecepatan melakukan penyesuaian terhadap penggunaan teknologi baru (Y 12) 4. Kemampuan memodifikasi teknologi yang dimiliki (Y 13) 5. Kemampuan merespon perubahan kualitas atau selera konsumen berbasis penggunaan teknologi baru (Y 14) Orientasi Pasar (X 1) Struktur pemodalan (X 2) Keunggulan kompetitif (X 3) Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) (X 4) 1. Orientasi pelanggan (X 11) 2. Orientasi pesaing (X 12) 3. Informasi pasar (X 13) 1. Pertumbuhan (X 21) 2. Laba bersih (X 22) 3. Pajak (X 23) 4. Struktur asset (X 24) 5. Stabilitas penjualan (X 25) 1. Ekuitas merek (X 31) 2. Komunikasi yang efektif (X 32) 3. Inovasi produk (X 33) 1. Keterampilan (skills) (X 41) 2. Pengetahuan (cognitive) (X 42) 3. Kemampuan (ability) (X 43) 2.4 Populasi dan Sampel Berdasarkan literatur yang didapatkan, sampel yang dipakai dalam metode Partial Least Square (PLS) yaitu antara Dalam penelitian ini terdapat 38 populasi dari sentra industri kerupuk singkong. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Hal ini sesuai dengan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, dengan populasi sebesar 38 responden dari keseluruhan 5

6 pemilik IKM kerupuk singkong di Desa Kemasantani yang akan dipakai untuk sampel penelitian. Alasan mengambil total sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. 2.5 Analisa Data Partial Least Square (PLS) digunakan untuk pengujian model dengan hubungan hubungan yang akan dikembangkan. Dalam pengujian model dengan menggunakan Partial Least Square (PLS) terdapat enam langkah yang dapat dilihat pada Gambar 1. Pengujian model dalam Partial Least Square (PLS) dilakukan dengan menggunakan bantuan software SmartPLS. \ Merancang model structural (inner model) Merancang model pengukuran (outer model) Mengkonstruksi diagram jalur Estimasi Parameter Evaluasi Goodness of Fit Pengujian hipotesis Gambar 1. Langkah-langkah pengujian PLS a. Merancang inner model Merancang model structural (inner model) yaitu merancang hubungan antar variabel laten pada Partial Least Square. Dalam 6

7 hal ini Proses Adopsi Teknologi dipengaruhi oleh 4 variabel laten yaitu orientasi pasar, struktur pemodalan, keunggulan kompetitif, dan kompetensi Sumber Daya Manusia. b. Merancang outer model Merancang model pengukuran (outer model) yaitu merancang hubungan antara variabel late dengan indikatornya. Dalam enelitian ini indikator bersifat relektif yaitu variabel orientasi pasar, struktur pemodaln, keunggulan kompetitif, dan kompetensi Sumber Daya Manusia adalah cerminan dari masing-masing indikatornya. c. Mengkonstruksi diagram jalur Konstruksi diagram jalur yaitu menyusun suatu hubungan kausalitas yang didapat dari perancangan inner model dan outer model. Konstruksi diagram jalur Proses Adopsi Teknologi dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Konstruksi Diagram Jalur PAT 7

8 d. Estimasi Parameter Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel laten Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten (koefisien jalur) dan antara variabel laten dengan indikatornya (loading) e. Evaluasi Goodness of fit 1. Outer Model Goodness of fit Outer model refleksif meliputi convergent validity, discriminant validity, dan composite reliability. - Convergent ity Uji itas yang dimaksud adalah pengujian terhadap indikator dalam variabel laten untuk memastikan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian ini benarbenar mampu dipahami dengan baik oleh responden sehingga responden tidak mengalami kesalahpahaman terhadap indikator yang digunakan. Indikator penelitian dapat dikatakan valid apabila memiliki nilai outer loading >0,7. - Discriminant ity Discriminant validity merupakan pengukuran indikator dengan variabel latennya. Pengukuran discriminant validity dilakukan dengan cara membandingkan nilai square root of average variance extracted (Akar AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk tersebut dengan konstruk lainnya dalam model. Jika AVE konstruk lebih besar dari korelasi dengan seluruh konstruk lainnya maka dikatakan memiliki discriminant validity yang baik. Berikut rumus untuk menghitung AVE: AVE = Dimana λ i adalah component loading ke indikator dan var(ε i) = 1-λ i2. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar Composite Reliability Composite reliability adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya untuk diandalkan. Suatu konstruk dapat dikatakan reliabel apabila nilai composite reliabilitynya >0,6. 2. Inner Model Model structural atau inner model dievaluasi dengan menggunakan nilai R-square (R 2 ) untuk variabel laten dependen. Nilai R 2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R 2 maka 8

9 semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan. f. Pengujian Hipotesis Uji hipotesis digunakan untuk menguji pengaruh variabel eksogen (X) terhadap variabel endogen (Y). Nilai koefisien inner weight dari model struktural dikatakan signifikan dengan syarat nilai t- hitung > dari t-tabel yakni sebesar 1,96 (1,96 adalah nilai t- tabel dalam signifikansi 5%) (Jogiyanto,2009). Kriteria pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Jika nilai t-hitung < t-tabel, maka H 1 ditolak dan H o diterima b. Jika nilai t-hitung > t-tabel, maka H 1 diterima dan H 0 ditolak 2.6 Tingkat adopsi Teknologi Analisis Tingkat Adopsi Teknologi (TAT) ini digunakan untuk mengetahui tingkatan teknologi yang telah diadopsi oleh sentra industri kerupuk singkong. Analisis TAT ini akan diukur berdasarkan tingkatan penggunaan (level of use) yang dibagi dalam delapan level. Tabel 2. Level of Use Level Level of use Keterangan Level 0 Non use Sedikit atau bahkan tidak tahu tentang teknologi Level I Orientation Sudah memperoleh informasi tentang teknologi Level II Preparation Persiapan untuk menggunakan teknologi untuk pertama kalinya Level III Mechanical use Teknologi yang digunakan masih dalam tahap berlatih dan jarang digunakan Level IVA Routine Teknologi sudah digunakan rutin tetapi belum ada pemikiran untuk memodifikasi Level IVB Refinement Teknologi sudah digunakan rutin dan sudah ada pemikiran untuk memodifikasi Level V Integration Bekerjasama dengan rekan-rekan dalam upaya peningkatan penggunaan teknologi Level VI Renewal Mengevaluasi teknologi 9

10 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Evaluasi Model Pengukuran (outer model) Model pengukuran atau outer model dengan indikator refleksif dievaluasi dengan convergent dan discriminant validity dari indikatornya dan composite realibility untuk blok indikator. 1. Convergent ity Convergent validity dari measurement model dengan indikator refleksif dapat dilihat dari korelasi antara skor indikator dengan skor variabelnya. Indikator individu dianggap reliabel apabila memiliki nilai outer loading diatas 0,70. Hasil output korelasi antara indikator dengan variabelnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Pengujian convergent validity Variabel Indikator Outer Loading Keterangan X 11 0,938 Orientasi Pasar X 12 0,858 (X1) 0,872 Struktur Pemodalan (X2) Keunggulan Kompetitif (X3) Kompetensi Sumber Daya Manusia (X4) Proses Adopsi Teknologi (Y) X 13 X 21 X 22 X 23 X 24 X 25 X 31 X 32 X 33 X 41 X 42 X 43 Y 1 Y 2 Y 3 Y 4 Y 5 0,825 0,882 0,885 0,867 0,856 0,926 0,931 0,862 0,928 0,817 0,912 0,913 0,903 0,886 0,884 0,857 10

11 Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 3. menunjukkan bahwa seluruh nilai outer loading konstruk memiliki nilai diatas 0,70, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini benar-benar mampu dipahami dengan baik oleh responden sehingga responden tidak mengalami kesalahpahaman terhadap indikator yang digunakan. 2. Dicriminant ity Discrimant validity merupakan pengukuran indikator dengan variabel latennya. Pengukuran discriminant validity dilakukan dengan cara melihat nilai akar AVE setiap variabel. Apabila nilai akar AVE tiap variabel memiliki nilai >0,5 maka dapat disimpulkan konstruk tersebut memiliki nilai discriminant validity yang baik. Hasil pengujian discriminant validity dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Discriminant ity Variabel Nilai AVE X 1 0,792 X 2 0,745 X 3 0,823 X 4 0,786 Y 0,790 Dari Tabel 4. dapat dilihat bahwa nilai akar AVE > 0,50. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel dalam model yang diestimasi memenuhi kriteria discriminant validity. 3. Composite Reliability Disamping uji validitas konstruk, dilakukan juga uji reabilitas konstruk yang diukur dengan dua kriteria yaitu composite reability dan cronbanch s alpha dari indikator yang mengukur konstruk. Konstruk dinyatakan reliabel jika nilai composite reability dan cronbanch s alpha diatas 0,60. Hasil output composite reability dan cronbanch s alpha dapat dilihat pada Tabel 5. dan Tabel 6. Tabel 5. Composite reliability Variabel Composite Reliability X 1 0,920 X 2 0,936 X 3 0,933 X 4 0,917 Y 0,950 Tabel 6. Cronbanch; s Alpha Variabel Cronbanch s Alpha X 1 0,872 X 2 0,914 X 3 0,893 X 4 0,864 Y 0,933 11

12 Berdasarkan Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 Dapat diketahui bahwa hasil pengujian menunjukkan nilai yang memuaskan, yaitu seluruh nilai composite reability dan cronbanch s alpha menghasilkan nilai yang lebih besar dari 0,6, sehingga dapat disimpulkan seluruh indikator memiliki reliabilitas yang baik. 3.2 Hasil Evaluasi Model Struktural (inner model) Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel, nilai signifikansi dan R-square dari model penelitian. Selain nilai R-square, model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q-square predictive relevance untuk model konstruk. Q-square bertujuan untuk mengukur seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya (Ghozali, 2008). Nilai Q-square lebih besar dari 0 menunjukkan bahwa model memiliki nilai predictive relevance, sedangkan nilai Q-square kurang dari 0 menunjukkan bahwa model kurang memiliki predictive relevance. Hasil output pengujian dengan menggunakan software SmartPLS dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Output model struktural 12

13 Model struktural dievaluasi dengan melihat nilai R 2 untuk variabel dependen. Dari hasil output pengujian dengan menggunakan software smartpls dapat diketahui nilai R 2 yang diperoleh sebesar 0,843. Hasil perhitungan memperlihatkan nilai R 2 sebesar 0,843 atau 84,3% artinya sebesar 84,3% variabel Proses Adopsi Teknologi dipengaruhi oleh variabel orientasi pasar, struktur pemodalan, keunggulan kompetitif, kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM). Selebihnya yaitu sebesar 15,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Selain R-square model juga dievaluasi dengan melihat nilai Q-square. Nilai dari Q-square dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut : Q 2 = 1 (1 (R square) 2 ) Q 2 = 1 (1 (0,843) 2 ) = 0,711 Berdasarkan hasil dari perhitungan Q-square dapat dilihat bahwa nilai Q-square sebesar 0,711. karena nilai Q 2 > 0, dapat disimpulakan bahwa variabel orientasi pasar, struktur permodalan, keunggulan kompetitif dan komptensi SDM memiliki tingkat prediksi yang baik terhadap Proses Adopsi Teknologi (PAT). 3.3 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai t-hitung pada masing-masing path. Hasil output pengujian setelah dilakukan bootstrapping dapat dilihat pada Tabel 7. Variabel Bebas Orientasi Pasar Struktur Pemodalan Keunggulan Kompetitif Kompetensi SDM Tabel 7. Output Pengujian Hipotesis Variabel Inner T-tabel T-Statistik Keterangan Terikat Weight PAT 0,240 1,96 6,230 Signifikan PAT 0,117 1,96 2,292 Signifikan PAT 0,005 1,96 0,105 Non Signifikan PAT 0,590 1,96 8,230 Signifikan 13

14 Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa orientasi pasar, struktur pemodalan, dan kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh signifikan terhadap Proses Adopsi Teknologi, sedangkan variabel keunggulan kompetitif tidak signifikan dikarenakan nilai t- statistik variabel keunggulan kompetitif lebih kecil < t-tabel. 3.4 Analisis Tingkat Adopsi Teknologi Analisis Tingkat Adopsi Teknologi di IKM kerupuk singkong digunakan untuk mengetahui pada tingkatan mana IKM tersebut dalam mengadopsi teknologi. Tingkat Adopsi Teknologi di IKM kerupuk singkong diukur berdasarkan tingkatan penggunaan (level of use) terhadap teknologi yang telah diadopsi selama kurun waktu tertentu. Tingkat penggunaan (Level of Use) Adopsi Teknologi di IKM kerupuk singkong dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Level of Use di IKM kerupuk singkong Level Keterangan Jumlah (Orang) Persentase 0 Non Use 0 0% I Orientation 5 13,16% II Preparation 0 0% III Mechanical Use 4 10,53% IVA Routine 26 68,42% IVB Refinement 3 7,89% V Integration 0 0% VI Renewal 0 0% Tingkat Adopsi Teknologi pada IKM kerupuk singkong Desa Kemasantani yang terbesar adalah berada pada level routine yaitu sebesar 68,42%, yang kedua berada pada tingkatan orientation yaitu sebesar 13,6%, yang ketiga berada pada tingkatan mechanical use yaitu sebesar 10,53% dan yang terakhir berada pada tingkatan refinement yaitu sebesar 7,89%. IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan, variabel-variabel 14

15 yang mempengaruhi Proses Adopsi Teknologi adalah orientasi pasar dengan t- statistik 6,230 dan indikator yang berpengaruh adalah orientasi pelanggan, struktur pemodalan dengan t-statistik 2,292 dan indikator yang berpengaruh adalah stabilitas penjualan, serta kompetensi SDM dengan t-statistik 8,230 dan indikator yang berpengaruh adalah keterampilan. Tingkat Adopsi Teknologi pada IKM kerupuk singkong Desa Kemasantani yang terbesar adalah berada pada level routine yaitu sebesar 68,42%, yang kedua berada pada tingkatan orientation yaitu sebesar 13,16%, mechanical use 10,53%,dan yang terakhir berada pada tingkatan refinement yaitu sebesar 7,89%. 4.2 Saran Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dilanjutkan dengan mencari variabel lain yang mempengaruhi Proses Adopsi Teknologi dengan melakukakn riset terhadap sentra industri lain. DAFTAR PUSTAKA Ariawati, Ria Ratna Usaha Kecil Dan Kesempatan Kerja. Fakultas Ekonomi. Unikom. Jakarta. Ghozali, I Structural Equation Modeling Metode Alternatif Dengan Partial Least Square. Edisi Kedua. Undip. Semarang. Hardono Faktor-Faktor Yang Menghambat Bisnis Ekspor Ukm. Makalah Dalam Diskusi Panel Pengembangan Ukm Dalam Kegiatan Ekspor, 21 September Hotel Bumi Karsa. Jakarta. Jogiyanto Konsep dan Aplikasi PLS Untuk Penelitian Empiris. Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Yogyakarta. Sugiyono Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Tambunan, T Usaha Kecil Dan Menengah Di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. 15

ANALISIS VARIABEL VARIABEL YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI DENGAN METODE PARTIAL LEAST SQUARE

ANALISIS VARIABEL VARIABEL YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI DENGAN METODE PARTIAL LEAST SQUARE ANALISIS VARIABEL VARIABEL YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI DENGAN METODE PARTIAL LEAST SQUARE (STUDI KASUS PADA SENTRA INDUSTRI TAHU DESA SENDANG, KEC. BANYAKAN, KEDIRI) ANALYSIS OF INFLUENTIAL

Lebih terperinci

Vol. 4 No. 2 Oktober 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: ANALISIS E-LEARNING STMIK STIKOM BALI MENGGUNAKAN TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL

Vol. 4 No. 2 Oktober 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN: ANALISIS E-LEARNING STMIK STIKOM BALI MENGGUNAKAN TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL ANALISIS E-LEARNING STMIK STIKOM BALI MENGGUNAKAN TECHONOLOGY ACCEPTANCE MODEL Ni Made Shandyastini 1, Kadek Dwi Pradnyani Novianti 2 STMIK STIKOM Bali shandyastini311090@yahoo.co.id 1, novianti@stikom-bali.ac.id

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausal karena bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variabel (variabel independen)

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Hasil Penelitian Responden dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara. Penyebaran kuesioner dilakukan menggunakan penyebaran secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen beserta karakteristiknya yang menjadi objek penyelidikan atau penelitian secara menyeluruh. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Kantor Keluarga Berencana Kota Administrasi Jakarta Barat Sejarah berdirinya kantor Keluarga Berencana dimulai dari pembentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian di Universitas Pendidikan Indonesia. Penelitian mulai dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini :

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. convergent validity yaitu apakah loading factor indikator untuk masing-masing konstruk sudah

BAB V ANALISA HASIL. convergent validity yaitu apakah loading factor indikator untuk masing-masing konstruk sudah BAB V ANALISA HASIL 5.1 Langkah langkah Pengujian 5.1.1 Convergent Validity (Uji Validitas) Langkah pertama yang dilakukan adalah menguji apakah model sudah memenuhi convergent validity yaitu apakah loading

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Keripik Talas Dessy Padang-Panjang adalah usaha keripik Talas dengan bahan baku utama umbi talas berskala rumah tangga merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Direktorat Jendral Pajak (DJP) merupakan Direktorat Jendral di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit II Gamping yang merupakan salah satu instansi rumah sakit yang berada di Jl. Wates

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen.

BAB III METODE PENELITIAN. Kasihan, Tamantirto, Bantul, Yogyakarta. Akuntansi, Prodi Ilmu Ekonomi sejumlah 76 dosen. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Alamat: Jalan Lingkar Selatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah Karyawan PT Tuin Abadi. Penelitian ini diteliti dengan kuesioner tertulis secara Face to Face (tatap muka) yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan

BAB III METODE PENELITIAN. kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian akan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini tentang pengaruh keamanan dan kemudahan terhadap kepuasan pelanggan berbelanja di Tokopedia. Proses penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dari tahap awal sampai pada pengujian hipotesis untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini. Selanjutnya akan dibahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksplanatori adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini menerapkan adalah analisis asosiative karena penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan kausal antara variabel independen terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com. pusat perkantoran yang berada di Jakarta. BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilakukan pada responden yang tinggal di Jakarta Selatan dan pernah melakukan pembelian produk secara online di Bukalapak.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:55) penelitian yang bersifat asosiatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:55) penelitian yang bersifat asosiatif merupakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat asosiatif. Menurut Sugiyono (2010:55) penelitian yang bersifat asosiatif merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada PT. First Media Production yang beralamat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada PT. First Media Production yang beralamat di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. First Media Production yang beralamat di Gedung Berita Satu Plaza Lantai 5 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 35-36 Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITAN BAB III METODE PENELITAN A. Obyek / Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada PUSKESMAS Mantrijeron, sebagai unit pelayanan jasa yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAKSI... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKSI... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Batasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelakasanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Gambar 3.1 Tahapan Penelitian. 3.2 Tahap Pendahuluan Pada tahap ini hal yag dilakukan terdiri atas 3 tahapan, yaitu melakukan studi literatur, melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah kerangka untuk melaksanakan proyek riset

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian adalah kerangka untuk melaksanakan proyek riset BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian adalah kerangka untuk melaksanakan proyek riset pemasaran. Desain penelitian merupakan rincian prosedur dalam memperoleh informasi

Lebih terperinci

2 METODE. Kerangka Pemikiran

2 METODE. Kerangka Pemikiran 16 2 METODE Kerangka Pemikiran PTT padi merupakan suatu metode pendekatan untuk mempertahankan atau meningkatkan produktivitas padi secara berkelanjutan dan efisiensi produksi. PTT menekankan pada prinsip

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Semarang Computer Center adalah pusat jual-beli komputer yang berdiri sejak 1 April 2004 di area lantai 4 dan 5 Plasa Simpang Lima Semarang. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi dan sampel, variabel dan indikator, serta teknik analisis data.

BAB III METODE PENELITIAN. data, populasi dan sampel, variabel dan indikator, serta teknik analisis data. 40 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai arah dan cara melaksanakan penelitian yang mencakup jenis penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bekerja di sektor publik khususnya di institusi kepolisian. Dipilihnya institusi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bekerja di sektor publik khususnya di institusi kepolisian. Dipilihnya institusi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Dalam penelitian ini populasi yang digunakan oleh penulis adalah karyawan yang bekerja di sektor publik khususnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk menguji dan membuktikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan pada universitas yang ada di Bandar Lampung untuk mengetahui faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Ahmad Dahlan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis (para

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis (para BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan sampel Populasi dari penelitian ini adalah karyawan tingkat kepala bagian di lima rumah sakit yang terdiri dari tenaga medis (para dokter), tenaga paramedis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana yang mencakup penelitian secara menyeluruh yang akan dilakukan oleh peneliti mulai dari membuat hipotesis dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang

BAB III METODE PENELITIAN. perumusan masalah yang teridentifikasi, pengumpulan dasar teori yang BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Pada proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan di tempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (explanatory research). Menurut Singarimbun dan Effendi (1995: 5) dalam Liyana (2015: 48), penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif ini digunakan dalam meneliti para karyawan di PT. Wira Saka Abadi dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan pencarian dan pengumpulan data, pengolahan data dan penulisan hasil laporan, sampai penyajian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat eksplanatory

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat eksplanatory 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian dalam penelitian ini adalah tipe penelitian yang bersifat eksplanatory reasearch. Menurut Singarimbun dan Effendi (1995 ), penelitian eksplanatori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanative research dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanative research dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah explanative research dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono dalam Illah (2010), penelitian menurut tingkat

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 dan diperkirakan akan selesai pada bulan Mei 2012. Dengan waktu penelitian tersebut diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah metode studi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah metode studi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah metode studi empiris, yaitu penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Ex post facto, yang berarti setelah kejadian. Peneliti menyelidiki permasalahan dengan mempelajari peubahpeubah.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Proses Metodologi Penelitian Pada gambar dibawah ini adalah alur proses dari tahapan metodologi penelitian yang dapat dilihat pada gambar 3.1 Tahap Awal 1. Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat.

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Lokasi penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian hanya pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah mahasiswa program S1 Akuntansi di Kota Bandarlampung. Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian 26 Obyek penelitian ini adalah manajer menengah yang bekerja di perusahaan perhotelan bintang satu sampai bintang lima yang berlokasi di Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Gagasan pertama berdirinya Rumah Sakit Islam Jakarta, bermula dirasakannya kebutuhan akan pelayanan rumah sakit yang bernafaskan islam.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Yogyakarta yaitu sebanyak 48 SKPD. Dari populasi ditarik sejumlah sampel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Pendekatan deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi

BAB III METODE PENELITIAN. 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 kabupaten dan 1 kota di Provinsi D.I. Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan data realisasi APBD

Lebih terperinci

BAB lll METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini dilakukan di MGMP PAI SMKN Surabaya, kualitas pembelajaran PAI di MGMP PAI SMKN Surabaya.

BAB lll METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini dilakukan di MGMP PAI SMKN Surabaya, kualitas pembelajaran PAI di MGMP PAI SMKN Surabaya. BAB lll METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dilakukan di MGMP PAI SMKN Surabaya, terkait dengan hubungan kompetensi, motivasi dan kinerja guru terhadap kualitas

Lebih terperinci

Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya 2)

Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya 2) PENGARUH PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KFC (STUDI KASUS DI RESTORAN KFC CABANG KAWI MALANG) The Influence of Consumer Behavior in The Decision Making Process of KFC s Products

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan Emory,

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti (Cooper dan Emory, III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang berasal langsung dari sumber data dikumpulkan secara khusus dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Riduwan dan Achmad, BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Dalam suatu penelitian, populasi dan sampel digunakan untuk menentukan atau memilih subjek penelitian a. Populasi adalah wilayah generalisasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola

BAB III METODE PENELITIAN. semua pengguna akhir sistem (end-user) pada Dinas Pendapatan, Pengelola 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sumber Data Penelitian ini menggunakan data primer yang merupakan data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber aslinya (Sekaran, 2003). Objek penelitian adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPUTUSAN KONSUMEN DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPUTUSAN KONSUMEN DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPUTUSAN KONSUMEN DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST SQUARE Alodya Ann Gita Alfa 1), Dewi Rachmatin 2), Fitriani Agustina 3) 1), 2), 3) Departemen Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. WOM Finance merupakan salah satu perusahaan pembiayaan (finance), dimana bidang usahanya memberikan pembiayaan kepada konsumen dengan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:38)

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:38) BAB III METODE PENELITIAN.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran untuk mendapatkan suatu data. Dengan pengertian objek penlitian yang dikemukakan oleh Sugiyono (01:8) bahwa Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditempat yang akan digunakan sebagai, perumusan masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. ditempat yang akan digunakan sebagai, perumusan masalah yang 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dantempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai, perumusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memiliki nomor ijin usaha No /P-01/ Dengan memulai bisnis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memiliki nomor ijin usaha No /P-01/ Dengan memulai bisnis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Rotaryana Prima didirikan pada tahun 1973 oleh Kameron Kamdani yang memiliki nomor ijin usaha No. 03526/P-01/1-824.271. Dengan memulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Penelitian ini menguji pengaruh penerapan empat karakteristik SIAM yang terdiri dari broad scope, aggregation, integration, timeliness, terhadap kinerja Manajer

Lebih terperinci

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. menjelaskan keadaan pada objek penelitian yaitu dengan penelitian asosiatif. Penelitian

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. menjelaskan keadaan pada objek penelitian yaitu dengan penelitian asosiatif. Penelitian BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Disesuaikan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan untuk menjelaskan keadaan pada objek penelitian yaitu dengan penelitian asosiatif.

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. penelitian ini berlangsung selama periode Juli 2017.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. penelitian ini berlangsung selama periode Juli 2017. BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat yang akan dilakukan untuk penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah explanative research dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah explanative research dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah explanative research dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008), penelitian menurut tingkat penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Adapun

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan yang terjadi. Adapun BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows

STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS. SPSS for Windows STRUCTURAL EQUATION MODELING - PLS SPSS for Windows A. PENILAIAN MODEL PENGUKURAN Penilaian model pengukuran dibagi menjadi 2 pengukuran yaitu pengukuran model reflektif dan pengukuran model formatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjenis explanative research menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjenis explanative research menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini berjenis explanative research menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menurut tingkat penjelasannya bermaksud menjelaskan kedudukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Hipotesis (hypothesis testing). Uji

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Hipotesis (hypothesis testing). Uji BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Hipotesis (hypothesis testing). Uji Hipotesis adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahap Awal. Tahap Analisis Variabel - variabel Penerimaan SAP. (Model UTAUT) BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada sub bab ini menjelaskan tentang tahapan yang dilakukan dari proses awal sampai akhir dalam penelitian. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif ekspalanatori yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Pendekatan ini dipilih karena penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdapat di pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Pemilihan dinas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdapat di pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Pemilihan dinas 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terdapat di pemerintah Kabupaten/Kota se-provinsi Lampung. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono (2010:13) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono (2010:13) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Objek penelitian merupakan vaiabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Adapun pengertian dari objek penelitian menurut Sugiyono (2010:13) adalah sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Saat ini SDM berperan aktif dan menjadi salah satu faktor keberhasilan dalam pencapaian visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, SDM suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Deskriptif Data Penelitian Gambaran data hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkaya pembahasan, melalui gambaran data tanggapan responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian penulis adalah PT Surya Toto Indonesia, Tbk Divisi Fitting.

BAB III METODE PENELITIAN. objek penelitian penulis adalah PT Surya Toto Indonesia, Tbk Divisi Fitting. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Salah satu komponen penting dari sebuah penelitian adalah tempat penelitian (dalam hal ini adalah sebuah perusahaan). Perusahaan yang menjadi objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan Bagian Akuntansi dan Keuangan BMT Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sekitarnya. Sedangkan responden

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2010:13), definisi dari objek penelitian yaitu Sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA HIDUP DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PEPSODENT. (Studi Kasus Wilayah Tangerang, Karang Tengah) SKRIPSI

PENGARUH GAYA HIDUP DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PEPSODENT. (Studi Kasus Wilayah Tangerang, Karang Tengah) SKRIPSI PENGARUH GAYA HIDUP DAN PERSEPSI KUALITAS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PEPSODENT (Studi Kasus Wilayah Tangerang, Karang Tengah) SKRIPSI Dianjukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahap Awal Dinas Koperasi dan UMKM Surabaya merupakan bagian dari unit layanan kepada masyarakat. Salah satu ruang lingkup tugas yang terdapat pada Dinas Koperasi dan UMKM

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik penentuan sampel pada

III. METODE PENELITIAN. meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik penentuan sampel pada III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Tipe Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Gambir Tiga, Jakarta Pusat, tempat ini sengaja dipilih karena akses

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah Umum Fakultas Ekonomi UMY didirikan pada tanggal 24 Rabi ul Akhir 1401 H, bertepatan dengan tanggal 1 Maret 1981 M. Pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Umum Perumahan Rakyat merupakan instansi milik negara di bawah naungan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Umum Perumahan Rakyat merupakan instansi milik negara di bawah naungan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian Direktorat Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Kementeriaan Pekerjaan dan Umum Perumahan Rakyat merupakan instansi milik negara di bawah naungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bintaro Jaya Sektor IV Tangerang Selatan pondok betung no. 88 bintaro jaya sektor IV Tangerang Selatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bintaro Jaya Sektor IV Tangerang Selatan pondok betung no. 88 bintaro jaya sektor IV Tangerang Selatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai pada bulan September hingga Januari 2016. Lokasi penulis skripsi ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah pejabat yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran dan pejabat pelaksana anggaran di Satuan Kerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai pengaruh Penerapan Self Assessment System dan Kualitas Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan jumlah keseluruhan sampel kurang dari 100. Dikarenakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan jumlah keseluruhan sampel kurang dari 100. Dikarenakan penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah Bank Syaraiah Mandiri KCP Wirobrajan, Yogyakarta. Sedangkan untuk subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini akan mengukur dan menganalisis pengaruh kompetensi SDM, penerapan SPIP, dan SAP terhadap kualitas LKPD, sehingga peneliti menetapkan jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian 3.1.1 Populasi Penelitian Populasi (population) yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research) atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research) atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan sebuah penelitian eksplanatori (explanatory research) atau uji hipotesis. Menurut Singarimbun dan Sofyan Effendi (1995), penelitian

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikas permasalahan ditempat yang akan digunakan sebagai lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi

BAB III METODE PENELITIAN. minat perilaku nasabah dalam penggunaan layanan menggunakan model integrasi BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian dengan suatu landasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berdasarkan hipotesis yang diajukan maka selanjutnya perlu merancang penelitian untuk menguji hipotesisinya. Merancang riset berarti menentukan jenis risetnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode purposive sampling dimana sampel dipilih sesuai 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data primer. Data primer diperoleh dari kuisioner yang disebarkan berupa pernyataanpernyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Jogiyanto (2009:12), explanatory research merupakan

Lebih terperinci