ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN KARTU PEMBAYARAN ELEKTRONIK DAN DAYA SUBSTITUSI TRANSAKSI NON TUNAI ELEKTRONIK TERHADAP TRANSAKSI TUNAI INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN KARTU PEMBAYARAN ELEKTRONIK DAN DAYA SUBSTITUSI TRANSAKSI NON TUNAI ELEKTRONIK TERHADAP TRANSAKSI TUNAI INDONESIA"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN KARTU PEMBAYARAN ELEKTRONIK DAN DAYA SUBSTITUSI TRANSAKSI NON TUNAI ELEKTRONIK TERHADAP TRANSAKSI TUNAI INDONESIA OLEH SIERA ROSSA SITORUS H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

2 RINGKASAN SIERA ROSSA SITORUS. Analisis Pengaruh Penggunaan Kartu Pembayaran Elektronik dan Daya Substitusi Transaksi Non Tunai Elektronik Terhadap Transaksi Tunai Indonesia (dibimbing oleh RINA OKTAVIANI). Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) adalah seluruh instrumen sistem pembayaran yang pada umumnya berbasis kartu antara lain: kartu Anjungan Tunai Mandiri, kartu kredit, kartu debit, serta jenis kartu lain yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran seperti misalnya kartu smart, e-wallet, serta beberapa alat pembayaran lain yang dapat dipersamakan dengan kartu (Bank Indonesia, 2005). Sampai saat ini Bank Indonesia mencatat telah ada 22 penerbit kartu kredit yang terdiri dari dua puluh bank dan dua lembaga selain bank. Sementara itu sudah terdapat 62 buah bank menerbitkan kartu ATM dan yang sembilan diantaranya kartu ATM tersebut sudah dapat pula digunakan sebagai kartu debit. Bank Indonesia menyadari keuntungan yang diperoleh negara ketika sistem pembayaran diarahkan ke pembayaran non tunai. Penggunaan transaksi non tunai dapat mengurangi biaya moneter pencetakan dan peredaran uang kertas. Perkembangan transaksi pembayaran menuju cash-less society merupakan arah perubahan yang tidak bisa dihindari. Perkembangan teknologi informasi dan inovasi sistem pembayaran mengarah pada penggunaan alat pembayaran yang makin efisien, aman, nyaman dan cepat. Inovasi itu tidak saja pada berkembangnya penggunaan instrumen pembayaran berbasis kertas (paper based), penggunaan alat pembayaran dengan menggunakan kartu (card based), dan pembayaran secara elektronik (electronic based) tetapi juga sudah disertai dengan makin cepatnya proses penyelesaian setelmennya. Upaya peningkatan penggunaan pembayaran non tunai yang dipersiapkan Bank Indonesia menuju cash-less society tidak lain adalah upaya untuk mewujudkan sistem pembayaran yang efektif dan efisien. Harus diakui pengembangan cash-less society saat ini masih menghadapi kendala karena memegang uang adalah kebiasaan atau budaya dari masyarakat Indonesia. Dengan demikian harus ada pensubstitusian transaksi non tunai terhadap transaksi tunai. Berdasarkan data perkembangan penggunaan APMK dan nilai transaksi non tunai lainnya maka penulis ingin menganalisis pengaruh penggunaan kartu pembayaran elektronik dan daya substitusi transaksi non tunai elektronik terhadap transaksi tunai di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh penggunaan kartu pembayaran elektronik, dalam hal ini kartu kredit, kartu debit, dan kartu ATM, terhadap transaksi tunai dan daya substitusi transaksi non tunai terhadap transaksi tunai Indonesia. Adapun tujuan ini dijawab dengan menggunakan dua model persamaan yang diadopsi dari jurnal Snelman, Vesalla, dan Humphrey (2000) yaitu Substitution of noncash payment instruments for cash in Europe.

3 Jenis data yang digunakan adalah data time series bulanan dari tahun 2002: bulan 1 sampai 2005: bulan 12. Seluruh data adalah data sekunder yang diperoleh dari Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia. Variabelvariabel yang digunakan adalah pendapatan nasional (GDP), SBI 30 hari, jumlah pemegang kartu kredit, jumlah pemegang kartu debit, jumlah pemegang kartu ATM, jumlah mesin ATM, nilai transaksi APMK, nilai transaksi BI-RTGS, dan nilai transaksi kliring. Untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan, maka ada dua metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Estimasi terhadap pengaruh penggunaan kartu pembayaran elektronik dan daya substitusi transaksi non tunai terhadap transaksi tunai Indonesia pada jangka panjang dilakukan dengan menggunakan uji kointegrasi Engel Granger. Sedangkan estimasi terhadap transaksi tunai dan kemungkinannya tersubstitusi oleh transaksi non tunai Indonesia dinamis (jangka pendek) menggunakan error correction model (ECM). Penggunaan ECM dikarenakan metode ini mampu menggabungkan efek jangka panjang dan efek jangka pendek. Hasil penelitian ini membuktikan adanya hubungan yang signifikan untuk jangka panjang antara penggunaan kartu pembayaran elektronik terhadap transaksi tunai dari perkembangan jumlah pemegang kartu ATM dan nilai transaksi APMKnya. Peningkatan volume transaksi non tunai yaitu transaksi APMK dan BI-RTGS mampu mensubstitusi transaksi tunai. Meskipun proporsi pensubstitusian transaksi APMK masih relatif sedikit namun dalam jangka panjang korelasi negatif ini signifikan secara statistik.

4 ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN KARTU PEMBAYARAN ELEKTRONIK DAN DAYA SUBSTITUSI TRANSAKSI NON TUNAI ELEKTRONIK TERHADAP TRANSAKSI TUNAI INDONESIA Oleh SIERA ROSSA SITORUS H Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

5 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Siera Rossa Sitorus Nomor Registrasi Pokok : H Departemen : Ilmu Ekonomi Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Penggunaan Kartu Pembayaran Elektronik dan Daya Substitusi Transaksi Non Tunai Elektronik terhadap Transaksi Tunai Indonesia dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS. NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS. NIP Tanggal Kelulusan :

6 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, November 2006 Siera Rossa Sitorus H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Siera Rossa Sitorus, lahir pada tanggal 15 September 1984 di kota Medan. Penulis adalah bungsu dari empat bersaudara, dari pasangan Pantas Sitorus dan Ivonne Senduk. Jenjang pendidikan penulis dilalui tanpa hambatan yang berarti. Penulis menamatkan sekolah dasar pada SD St. Antonius V di Medan, kemudian melanjutkan ke SLTP Katholik Trisakti I di Medan dan lulus pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima di SMU Negeri 5 Medan dan lulus pada tahun Melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai mahasiswa angkatan Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). IPB menjadi pilihan penulis dalam melanjutkan pendidikan formal yang lebih tinggi dengan harapan besar agar dapat menggali ilmu dan mengembangkan pola pikir, sehingga menjadi pribadi yang lebih baik, berguna, dan mampu meraih impian di masa depan kelak. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK)-IPB, Komisi Kesenian PMK-IPB sebagai anggota dan pernah menjadi bendahara untuk satu masa kepengurusan. Penulis juga berkesempatan mengikuti program pemagangan bakti BCA dan menjadi penyiar radio komunitas IPB, AgriFM.

8 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11)

9 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas berkat dan kasihnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Pengaruh Penggunaan Kartu Pembayaran Elektronik dan Daya Substitusi Transaksi Non Tunai Elektronik Terhadap Transaksi Tunai Indonesia. Penelitian mengenai sistem pembayaran non tunai elektronik ini penulis lakukan atas dasar keingintahuan akan keadaan sistem pembayaran non tunai elektronik di Indonesia. Isu ini juga merupakan hal yang penting dibahas sejak sistem pembayaran elektronik memberikan efisiensi dan efektifitas dalam proses transaksi. Kecenderungan ini mendorong banyak negara berupaya untuk mengimplementasikannya, termasuk Indonesia yang berupaya mewujudkan cashless society pada waktu mendatang. Penelitian ini dilakukan di Bogor dengan menggunakan seluruh data sekunder yang diperoleh dari Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran, Bank Indonesia. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada: 1. Ibu Rina Oktaviani, Ph. D, sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu memberikan saran dan dorongan kepada penulis. 2. Bapak Parulian Hutagaol, Ph.D, sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan kritikan dan saran yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini. 3. Ibu Fifi Diana Thamrin, M.Si, sebagai Komisi Pendidikan yang memberikan saran dan kritikan dalam memperbaiki pola penulisan dan ejaan skripsi ini. 4. Papa dan Mamaku tersayang, Bapak Ir. Pantas Sitorus dan Ibu Ivonne Senduk, yang dengan kasih selalu mendoakanku dan dengan sabar memberi dorongan semangat setiap waktu.

10 5. Kakak-kakakku tersayang, Kak Nova, Kak Joice, dan Bang Boni yang selalu mendukung semua kegiatanku, mendoakanku, dan memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Rini, Rina, Hani, Ulan, dan Uthe yang selalu memberikan semangat setiap waktu. Terima kasih untuk waktu, kebersamaan, dukungan, kasih sayang dan doa yang menyertaiku. Kalian menjadi bagian indah dalam kenangan hidupku. Thanx for the keyword SEMANGAT!!. 7. Teman-teman Komisi Kesenian PMK-IPB, yang telah menjadi keluargaku, tempat aku bertumbuh, berbagi dan belajar mengasihi. Terima kasih untuk semua dukungan semangat dan doanya. I thank God for knowing you friends. 8. Teman-teman ekbang 39 atas segala dukungan, bantuan, semangat, dan doa. Terima kasih untuk kebersamaan kita. 9. Teman-temanku di Serena dan Joglo, yang memberikan keceriaan dan semangat baru setiap hari. 10. Keluarga besarku dimanapun kalian berada. Terima kasih untuk dukungan dan doa yang selalu menyertaiku. 11. Semua pihak yang telah banyak memberikan dorongan, bantuan dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun, besar harapan penulis semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca dan perbankan Indonesia. Bogor, November 2006 Siera Rossa Sitorus H

11 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi DAFTAR SINGKATAN... xii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Sistem Pembayaran Definisi Sistem Pembayaran Evolusi Sistem Pembayaran Sistem Pembayaran Elektronik Teori Kuantitas Uang Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran Hipotesis Penelitian III. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Model Penelitian Metode Analisis Data Uji Akar Unit Uji Kointegrasi Error Correction Model (ECM) Uji Kebaikan Model IV. GAMBARAN UMUM PEMBAYARAN NASIONAL... 44

12 4.1. Cara Pembayaran Indonesia Sistem Penyelesaian Transaksi Antar Bank V. HASIL DAN PEMBAHASAN Persamaan Untuk Menganalisis Pengaruh Penggunaan Kartu Pembayaran Elektronik Terhadap Transaksi Tunai Uji Kointegrasi Hasil Estimasi Model Persamaan Jangka Panjang Uji Kebaikan Model Persamaan Jangka Pendek Hasil Estimasi Jangka Pendek Persamaan Untuk Menganalisis Daya Substitusi Transaksi Non Tunai Terhadap Transaksi Tunai yang Terjadi di Indonesia Uji Kointegrasi Hasil Estimasi Model Persamaan Jangka Panjang Uji Kebaikan Model Persamaan Jangka Pendek Hasil Estimasi Jangka Pendek VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 79

13 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1.1. Jumlah Pemegang Alat Pembayaran Menggunakan Kartu Nama, Simbol, dan Sumber Data Nilai Transaksi e-commerce B2B Indonesia Uji Akar Unit pada Level Uji Akar Unit pada First Difference Persamaan Jangka Panjang Pengaruh Penggunaan Kartu Pembayaran Elektronik terhadap Transaksi Tunai Uji Kointegrasi Persamaan Pengaruh Penggunaan Kartu Pembayaran Elektronik terhadap Transaksi Tunai Hasil Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Normalitas dengan Histogram-Normality Test Hasil Estimasi Persamaan Jangka Pendek Pengaruh Penggunaan Kartu Pembayaran Elektronik terhadap Transaksi Tunai Hasil Estimasi Persamaan Jangka Pendek Pengaruh Penggunaan Kartu Pembayaran Elektronik terhadap Transaksi Tunai yg Signifikan Uji Akar Unit pada Level Uji Akar Unit pada First Difference Persamaan Jangka Panjang Daya Substitusi Transaksi Non Tunai terhadap Transaksi Tunai Uji Kointegrasi Persamaan Daya Substitusi Transaksi Non Tunai terhadap Transaksi Tunai Hasil Uji Autokorelasi dengan Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Normalitas dengan Histogram-Normality Test Hasil Estimasi Persamaan Jangka Pendek Daya Substitusi Transaksi Non Tunai terhadap Transaksi Tunai yang Signifikan... 72

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1.1. Perkembangan transaksi tunai dan non tunai di Indonesia Ilustrasi sederhana proses sistem pembayaran Mekanisme transaksi pembayaran elektronik Kerangka Pemikiran Penelitian Jumlah mesin dan volume transaksi ATM Indonesia... 57

15 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Data-Data Penelitian (data mentah), persamaan pertama Uji Kestasioneran data Hasil Estimasi Jangka Panjang Persamaan Pertama Uji Kointegrasi Persamaan Pertama Hasil Estimasi Jangka Pendek Persamaan Pertama Uji Autokorelasi Persamaan ECM Uji Heteroskedastisitas Persamaan ECM Uji Normalitas Persamaan ECM Data-Data Penelitian (data mentah), persamaan kedua Uji Kestasioneran Data Hasil Estimasi Jangka Panjang Persamaan Kedua Uji Kointegrasi Persamaan Kedua Hasil Estimasi Persamaan Jangka Pendek Persamaan Kedua Uji Autokorelasi Persamaan ECM Uji Heteroskedastisitas Persamaan ECM Uji Normalitas Persamaan ECM...110

16 DAFTAR SINGKATAN ADF APMK ARCH ATM BI-RTGS BLUE ECM ECT EFT-POS GDP OLS PDB POS SBI SIC = Augmented Dickey Fuller = Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu = Autoregressive Conditional Heteroskedasticity = Automatic Teller Machine = Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement System = Best Linier Unbiased Estimator = Error Correction Model = Error Correction Term = Electronic Fund Transfer-Point of Sale = Gross Domestic Product = Ordinary Least Square = Produk Domestik Bruto = Point of Sale = Sertifikat Bank Indonesia = Schwarz Information Criterion

17 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pembayaran elektronik saat ini menjadi isu yang penting dibicarakan. Besarnya respon masyarakat akan kemudahan transaksi dan gencarnya pihak bank menawarkan fasilitas ini terefleksi dari makin banyaknya bank dan lembaga selain bank yang terlibat dalam penyediaan fasilitas pembayaran elektronik. Menurut Bank Indonesia (2005), Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) adalah seluruh instrumen sistem pembayaran yang pada umumnya berbasis kartu antara lain: kartu Anjungan Tunai Mandiri, kartu kredit, kartu debit, serta jenis kartu lain yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran seperti misalnya kartu smart, e-wallet, serta beberapa alat pembayaran lain yang dapat dipersamakan dengan kartu. Sampai saat ini Bank Indonesia mencatat telah ada 22 penerbit kartu kredit yang terdiri dari dua puluh bank dan dua lembaga selain bank. Sementara itu sudah terdapat 62 buah bank yang menerbitkan kartu ATM dan yang sembilan diantaranya kartu ATM tersebut sudah dapat pula digunakan sebagai kartu debit. APMK yang paling dekat dengan masyarakat Indonesia pada saat ini adalah kartu kredit, kartu debit dan kartu ATM. Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan jumlah pemegang APMK yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Data jumlah pemegang APMK dapat dilihat pada Tabel 1.1.

18 2 Tabel 1.1. Tabel Pemegang Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu Tahun Tahun Kartu Kartu Kartu Kartu EFT/ Kredit Debit Smart ATM POS Sumber: Laporan Tahunan Bank Indonesia (2000,2001) Kecenderungan arah perubahan sistem pembayaran tunai menuju non tunai elektronik terjadi di banyak negara. Beberapa di antaranya, adalah Jepang dan Eropa yang menggunakan sistem pembayaran elektronik sebesar masing-masing 78 persen dan 66 persen dari total pembayaran non tunainya. Biaya yang harus dikeluarkan sebuah negara untuk membiayai sistem pembayaran dapat mencapai tiga persen dari GDP atau pendapatan nasionalnya (Humphrey, Pulley, dan Vesala, 2000). Sejak sistem pembayaran non tunai elektronik memerlukan biaya hanya sepertiga sampai setengah dari sistem pembayaran non tunai berbasis kertas (paper based) maka jelaslah bahwa biaya sosial dalam sistem pembayaran dapat dikurangi dengan mengimplementasikan sistem pembayaran elektronik (Humphrey, 2001). Bank Indonesia menyadari keuntungan yang diperoleh negara ketika sistem pembayaran diarahkan ke pembayaran non tunai. Penggunaan transaksi non tunai dapat mengurangi biaya moneter pencetakan dan peredaran uang kertas. Perkembangan transaksi pembayaran menuju cash-less society merupakan arah perubahan yang tidak bisa dihindari. Perkembangan teknologi informasi dan inovasi sistem pembayaran mengarah pada penggunaan alat pembayaran yang makin efisien, aman, nyaman dan cepat. Inovasi itu tidak saja pada berkembangnya penggunaan instrumen pembayaran berbasis kertas (paper

19 3 based), penggunaan alat pembayaran dengan menggunakan kartu (card based), dan pembayaran secara elektronik (electronic based) tetapi juga sudah disertai dengan makin cepatnya proses penyelesaian setelmennya. Potensi pengembangan instrumen sistem pembayaran non tunai di Indonesia masih sangat besar. Adanya peningkatan penggunaan APMK (card based payment instruments) yang sangat signifikan dalam beberapa tahun terakhir, adanya kemudahan dalam penggunaan dan pengembangan teknologi, kecenderungan dan tuntutan masyarakat untuk bertransaksi dengan menggunakan instrumen yang lebih efisien dan aman, serta beberapa keunggulan instrumen non tunai dibandingkan dengan penggunaan uang tunai, telah mendorong Bank Indonesia untuk lebih mengupayakan terciptanya masyarakat yang berkecenderungan non tunai. Upaya yang ditempuh Bank Indonesia dalam hal ini adalah memetakan preferensi masyarakat, menggali sisi makro ekonomi, teknis operasional, legal, dan perlindungan konsumen, serta menyusun arah ke depan penggunaan instrumen non tunai, dalam suatu Grand Desain Upaya Peningkatan Penggunaan Pembayaran Non Tunai di Indonesia (Ibrahim, 2006). Hasil penelitian Sridawati (2006) membuktikan ada delapan variabel yang nyata mempengaruhi preferensi masyarakat di Indonesia dalam menggunakan kartu pembayaran elektronik, diantaranya; jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan rata-rata per bulan, pengeluaran rata-rata per bulan, lokasi, teknologi dan motivasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketiga kartu bervariasi. Pada kartu kredit, variabel yang mempengaruhi penggunaannya adalah pendidikan,

20 4 pengeluaran rata-rata per bulan, dan teknologi. Kartu debet dalam penggunaannya dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, pendapatan dan motivasi, sedangkan faktor-faktor yang terbukti mempengaruhi kartu ATM adalah umur, pendidikan, pendapatan rata-rata per bulan, dan lokasi. Sementara itu alasan perusahaan retail kecil dalam menerima sistem pembayaran elektronik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mendorong kesediaan perusahaan retail kecil menerima pembayaran dalam bentuk kartu kredit dan debit adalah status badan hukum dan jumlah tenaga kerja yang dimiliki perusahaan tersebut. Kartu debit memiliki karakteristik yang hampir sama dengan kartu kredit, baik dari segi karakteristik perusahaan maupun jenis efisiensi dari sistem pembayarannya. Transfer melalui bank juga telah banyak digunakan oleh perusahaan retail kecil. Alasan penggunaannya adalah karena tingkat keamanan yang baik sehingga perusahaan tidak perlu mengkhawatirkan terjadinya pencurian atau jenis kehilangan lain (Febriyenny, 2006). Sistem pembayaran adalah suatu mekanisme yang menunjukkan adanya aliran sejumlah nilai dari pembeli ke penjual dalam sebuah transaksi. Jika dikaitkan dengan isu perkembangan sistem pembayaran elektronik yang ternyata terbukti lebih efisien dari sistem pembayaran paper based maka dapat dikatakan sistem pembayaran mengalami proses menuju yang lebih efisien. Peningkatan aktivitas masyarakat menggunakan fasilitas pembayaran elektronik ini akan mampu mempercepat transaksi, atau dengan kata lain akan mempengaruhi kecepatan perputaran uang, yang dalam hal ini mengindikasikan berapa kali sejumlah unit rupiah digunakan untuk memenuhi sebuah transaksi, di Indonesia.

21 5 Sederhananya, semakin sering seseorang mentransaksikan sejumlah rupiah dengan nominal tertentu dari fasilitas pembayaran elektronik, transaksi pembayaran akan semakin cepat terselesaikan dan dana yang telah dikeluarkan untuk transaksi itu dapat digunakan kembali untuk transaksi selanjutnya oleh pihak yang telah menerima dana dari transaksi pertama. Dengan demikian, semakin cepat perputaran uang akan mendorong semakin banyaknya barang dan jasa yang dapat ditransaksikan. Jenis transaksi dalam perekonomian terdiri dari transaksi tunai dan non tunai. Informasi mengenai jumlah maupun nilai transaksi tunai yang aktual dalam sebuah negara sulit diukur. Namun demikian, data transaksi tunai ini dapat diperoleh melalui proksi nilai dengan memanfaatkan informasi jumlah uang beredar dan transaksi non tunai. Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa perkembangan inovasi sistem pembayaran, dalam hal ini penggunaan kartu kredit, kartu debit, dan kartu ATM, mempengaruhi jumlah permintaan uang tunai, yang menurut Snellman, Vesala, dan Humphrey (2000) mampu mempengaruhi penerimaan seigniorage bank sentral dan pemerintah. Kemampuan transaksi non tunai mensubstitusi transaksi tunai dapat dijadikan gambaran bagaimana proporsi penggunaan transaksi non tunai di masa yang akan datang. Upaya peningkatan penggunaan pembayaran non tunai yang dipersiapkan Bank Indonesia menuju cash-less society tidak lain adalah upaya untuk mewujudkan sistem pembayaran yang efektif dan efisien. Harus diakui pengembangan cash-less society saat ini masih menghadapi kendala karena memegang uang adalah kebiasaan atau budaya dari masyarakat Indonesia. Dengan

22 6 demikian untuk mencapai sistem pembayaran yang dimaksud harus ada pensubstitusian transaksi non tunai terhadap transaksi tunai. Berdasarkan data perkembangan penggunaan APMK dan nilai transaksi non tunai lainnya maka penulis ingin menganalisis pengaruh penggunaan kartu pembayaran elektronik dan daya substitusi transaksi non tunai elektronik terhadap transaksi tunai di Indonesia Permasalahan Perkembangan transaksi pembayaran menuju cash-less society merupakan arah perubahan yang tidak dapat dihindari. Dengan keuntungan yang diperoleh negara melalui penghematan biaya transaksi, diharapkan adanya kecenderungan arah perubahan transaksi tunai menuju transaksi non tunai. Kartu kredit, kartu debit, dan kartu ATM adalah bentuk kartu pembayaran elektronik yang memfasilitasi pembayaran non tunai dan mempermudah masyarakat menyelesaikan proses transaksi. Perkembangan jumlah dan nilai transaksi non tunai tercatat pada laporan bank dan lembaga penyelenggara selain bank. Sementara itu, nilai transaksi tunai yang aktual terjadi sulit diukur. Menurut Snellman, Vesala, dan Humphrey (2000) jumlah dan nilai aktual transaksi tunai penting diketahui karena berpengaruh terhadap penerimaan seigniorage bank sentral dan pemerintah. Penghitungan nilai transaksi tunai dan non tunai menjadi informasi yang merefleksikan proporsi sistem pembayaran yang ada. Dengan menggunakan pendekatan dari data jumlah pendapatan nasional (GDP) dan nilai transaksi non tunai yang tercatat pada Bank Indonesia akan diperoleh nilai transaksi tunai Indonesia.

23 7 Gambar 1.1 menunjukkan perkembangan transaksi tunai dan non tunai di Indonesia dengan menggunakan pendekatan data GDP. Dari grafik terlihat ada kecenderungan peningkatan transaksi non tunai yang mensubstitusi transaksi tunai. Pengembangan cash-less society saat ini masih menghadapi kendala akan budaya memegang uang tunai oleh masyarakat Indonesia. Meskipun proporsi transaksi tunai masih besar dalam aktivitas ekonomi namun penggunaan APMK (card based payment instruments) menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Artinya ada kecenderungan sistem pembayaran yang terjadi di Indonesia menuju sistem pembayaran non tunai yang efisien. Nilai Transaksi Tunai dan Non Tunai Indonesia Rp Trilyun M1 2002M4 2002M7 2002M M1 2003M4 2003M7 2003M M1 2004M4 Tahun 2004M7 2004M M1 2005M4 2005M7 2005M10 GDP CASH NON CASH Sumber: Data Bank Indonesia (2005), diolah Gambar 1.1. Perkembangan transaksi tunai dan non tunai di Indonesia Substitusi transaksi non tunai terhadap transaksi tunai yang terjadi di negara maju seperti di Eropa menunjukkan kecenderungan yang hampir sama. Penelitian Snellman, Vesala, dan Humphrey (2000) yang menganalisis pensubstitusian

24 8 sepuluh negara di Eropa menyimpulkan bahwa faktor kunci proses pensubstitusian terhadap transaksi tunai adalah jumlah terminal EFTPOS (Electronic Fund Transfer at Point Of Sale) dan jumlah ATM. Jumlah terminal EFTPOS merepresentasikan peningkatan penggunaan kartu pembayaran elektronik, secara signifikan berpengaruh negatif terhadap jumlah suplai uang. Keberadaan ATM menurunkan biaya transaksi penarikan tunai sehingga meningkatkan frekuensi penarikan tunai. Namun, nilai rata-rata jumlah penarikan berkurang dari waktu ke waktu dan dengan demikian menurunkan jumlah uang yang dipegang masyarakat untuk transaksi tunai. Dengan kata lain keberadaan fasilitas pembayaran elektronik berpengaruh negatif terhadap transaksi tunai. Helmut Stix (2004) pun menganalisis dampak transaksi ATM dan pembayaran non tunai terhadap permintaan uang tunai di Austria. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh signifikan transaksi ATM terhadap permintaan tunai dalam jangka panjang. Dari analisis total penarikan tunai diperoleh angka 53 persen penarikan tunai dilakukan melalui ATM dan 37 persen melalui bank. Stix menyimpulkan pengguna ATM memegang uang tunai 42 persen lebih sedikit daripada orang yang melakukan penarikan tunai dari bank. Penurunan jumlah permintaan transaksi tunai menunjukkan kecenderungan pensubstitusian transaksi non tunai terhadap transaksi tunai di Austria. Hasil penelitian di negara maju menyimpulkan secara garis besar bahwa keberadaan fasilitas pembayaran elektronik berpengaruh negatif terhadap (mampu mensubstitusi) transaksi tunai. Di Indonesia sendiri instrumen kartu pembayaran elektronik menunjukkan peningkatan yang signifikan. Namun belum ada yang

25 9 dapat memastikan bahwa peningkatan ini juga berpengaruh signifikan terhadap transaksi tunai di Indonesia. Sementara itu Bank Indonesia mengupayakan peningkatan penggunaan pembayaran non tunai untuk menuju less cash society di Indonesia. Upaya yang ditempuh Bank Indonesia dalam hal ini adalah memetakan preferensi masyarakat, menggali sisi makro ekonomi, teknis operasional, legal, dan perlindungan konsumen, serta menyusun arah ke depan penggunaan instrumen non tunai. Maka untuk menuju sistem pembayaran yang efisien tersebut Indonesia perlu mengkaji keadaan sistem pembayaran yang terjadi di masyarakat dengan kehadiran APMK, sebagai salah satu bentuk fasilitas pembayaran non tunai elektronik, dan kemampuannya menggantikan budaya sistem pembayaran tunai. Dengan demikian permasalahan yang akan dibahas adalah: 1. Bagaimana pengaruh penggunaan kartu pembayaran elektronik terhadap transaksi tunai di Indonesia? 2. Bagaimana daya substitusi transaksi non tunai elektronik terhadap transaksi tunai di Indonesia? 1.3. Tujuan Penelitian Melihat kecenderungan peningkatan penggunaan transaksi pembayaran non tunai yang mampu mensubstitusi transaksi tunai maka tujuan dasar penelitian ini adalah: 1. Menganalisis pengaruh penggunaan kartu pembayaran elektronik terhadap transaksi tunai di Indonesia.

26 10 2. Menganalisis daya substitusi transaksi pembayaran non tunai terhadap transaksi pembayaran tunai di Indonesia Manfaat Penelitian Transaksi pembayaran non tunai elektronik memberikan efisiensi dalam proses transaksi ekonomi. Inti penelitian ini adalah ingin menganalisis kondisi pensubstitusian transaksi pembayaran non tunai elektronik terhadap transaksi tunai di Indonesia. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan berguna bagi: 1. Pemerintah Mendapat informasi dan gambaran kondisi sistem pembayaran non tunai di Indonesia 2. Dunia perbankan Sebagai pihak yang mengeluarkan inovasi dalam transaksi ekonomi negara, dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai gambaran mengenai pengaruh perubahan pola transaksi ekonomi dan kecenderungan pensubstitusian sistem pembayaran non tunai terhadap transaksi tunai 3. Pembaca Mendapat informasi mengenai perkembangan sistem pembayaran yang terjadi di Indonesia, dalam hal ini penggunaan alat pembayaran menggunakan kartu khususnya kartu kredit, kartu debet, dan kartu ATM terhadap transaksi tunai di Indonesia

27 Ruang Lingkup Fokus dalam penelitian ini adalah menganalisis bagaimana substitusi transaksi pembayaran non tunai terhadap transaksi tunai yang terjadi di Indonesia. Pendekatan pertama yang digunakan untuk menjawab permasalahan pertama yaitu, menganalisis pengaruh penggunaan kartu pembayaran elektronik terhadap permintaan transaksi tunai, menggunakan variabel jumlah pemegang APMK (dalam hal ini kartu kredit, kartu debit dan kartu ATM), jumlah mesin ATM, dan total nilai transaksi APMK. Selanjutnya, untuk menjawab permasalahan kedua yaitu, menganalisis daya substitusi transaksi non tunai terhadap transaksi tunai di Indonesia, penulis menambahkan nilai transaksi kliring antar bank dan nilai transaksi BI-RTGS yang terjadi selama periode Januari 2002 sampai Desember 2005 berdasarkan data Bank Indonesia.

28 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Sistem Pembayaran Sistem pembayaran adalah sesuatu yang memang sudah semestinya ada. Namun demikian, sistem pembayaran elektronik yang efisien tetap merupakan hal yang perlu dicapai untuk mewujudkan operasi pasar yang baik. Pasar adalah tempat dimana proses transaksi terjadi. Sistem pembayaran adalah sesuatu yang penting karena membentuk spesialisasi yang terjadi dalam produksi dan membantu menciptakan transaksi yang efisien (Humphrey, 2001). Hal ini pada akhirnya pun akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan efisiensi dalam pasar uang Definisi Sistem Pembayaran Sistem pembayaran pada dasarnya adalah hanya sebuah persetujuan mengenai cara mentransfer sejumlah nilai uang antara pembeli (buyer) dan penjual (seller) dalam sebuah transaksi (Humphrey, 2001). Seperti yang diilustrasikan dalam gambar, sistem pembayaran memfasilitasi pertukaran barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi. Transfer of goods or services Buyer Payor Transfer of value through a payment system Seller Payee Sumber: Humphrey (2001) Gambar 2.1. Ilustrasi sederhana proses sistem pembayaran

29 13 Menurut Listfield dan Montes-Negret (1994), sistem pembayaran adalah prosedur, peraturan, standar, serta instrumen yang digunakan untuk pertukaran nilai keuangan (financial value) antara dua pihak yang terlibat untuk melepaskan diri dari kewajiban. Mishkin (2001) mengungkapkan secara sederhana bahwa sistem pembayaran adalah metode untuk mengatur transaksi dalam perekonomian. Carl Menger dalam Global Insight (2003) mengungkapkan bahwa nilai-nilai subjektif juga berperan dalam sistem pembayaran tidak hanya tergantung pada karakteristik objektifnya. Kajian ini merupakan kritikan kepada Adam Smith yang tidak menghitung nilai-nilai preferensi dari masyarakat, yang sebenarnya merupakan dasar dalam seluruh kegiatan perekonomian Evolusi Sistem Pembayaran Sistem pembayaran telah mengalami evolusi selama berabad-abad, termasuk bentuk fisik dari uang. Pada awalnya, logam murni yaitu emas digunakan sebagai alat pertukaran yang sah dan merupakan bentuk uang pertama. Kemudian, seiring dengan perkembangan waktu bentuk uang kertas dijadikan sebagai alat bayar yang sah. Untuk menemukan darimana sistem pembayaran berawal, maka perlu ditelusuri bagaimana perkembangannya. Objek yang sah digunakan sebagai uang harus memenuhi persyaratan tertentu. Pertama, objek tersebut harus diterima oleh masyarakat umum. Artinya, setiap orang harus bersedia menerima objek tersebut dalam pembayaran barang atau jasa. Kedua, objek yang dianggap bernilai bagi semua orang dapat menjadi kandidat untuk dijadikan sebagai uang dan pilihannya jatuh pada logam mulia seperti emas dan perak. Selama beratus-ratus tahun logam mulia ini digunakan

30 14 sebagai media tukar pada masyarakat primitif. Masalah yang kemudian timbul dalam sistem pembayaran adalah karena emas dan perak cukup berat dalam jumlah tertentu sehingga susah untuk didistribusikan (Mishkin, 2001). Karena emas dan perak tidak praktis, maka evolusi ini berlanjut dengan penggunaan uang fiat (uang kepercayaan). Uang fiat adalah uang kertas yang diumumkan oleh pemerintah sebagai alat transaksi (Miskhin, 2001). Kelebihan dari uang kertas ini adalah lebih ringan daripada koin emas atau perak. Karena mata uang kertas ini menjadi legal dalam sistem pembayaran maka dalam perkembangannya, setiap negara menetapkan jenis mata uangnya sendiri. Cek sebagai alat bayar yang sah dalam sistem pembayaran hadir untuk mengatasi masalah dalam hal kesulitan transfer uang kertas dalam jumlah yang besar. Pengenalan cek merupakan inovasi dalam sistem pembayaran. Keuntungan dari cek adalah mengurangi biaya transportasi dan mengefisiensikan pembayaran. Selain itu, cek mempermudah transaksi dalam jumlah yang besar karena nilainya tergantung dari yang tertulis di atasnya. Tidak seperti sistem pembayaran tunai, dalam penggunaan cek terjadi dua proses, yaitu aliran cek secara fisik, serta transfer dana yang digunakan dalam transaksi tersebut (Listfield dan Montes- Negret, 1994). Kedua proses ini membutuhkan biaya (diestimasi biaya rata-rata dalam pemrosesan cek di Amerika Serikat lebih dari $5 miliar per tahun), waktu dan transportasi, karena cek bersifat front-office payments, yang hanya bisa dicairkan di kantor bank yang bersangkutan. Hambatan proses transaksi dengan cek kemudian diatasi dengan evolusi pembayaran elektronik. Perkembangan ini ditunjang pula dengan kemajuan

31 15 teknologi komputer yang sedemikian cepat. Sistem pembayaran elektronik memiliki efektifitas khususnya dalam transaksi yang bervolume tinggi dengan nilai transaksi yang kecil, terutama dalam perekonomian yang sedang berkembang yang memiliki akses teknologi yang terbatas (Listfield dan Montes-Negret, 1994). Pada dekade 1970-an dan 1980-an elektronifikasi dalam sistem pembayaran mulai berkembang. Alat pembayaran yang menggunakan kartu yang memudahkan masyarakat bertransaksi langsung di tempat penjualan (Point Of Sale, POS) menjadi fenomena. Varian pertama dari alat pembayaran ini yang mulai dikenal masyarakat adalah kartu kredit. Berawal dari kajian pemasaran yang cukup mendalam pada tahun 1958 Bank Of America mengenalkan kartu kredit (Global Insight, 2003). Untuk kepentingan ekspansi bisnis maka para penerbit Bank Americards mendirikan Visa pada tahun Penggunaan kartu kredit memungkinkan nasabah mendapatkan barang dan jasa secara kredit, dan melunasinya dengan cek atau rekeningnya yang berada pada bank pemegang lisensi penerbit kartu kredit tersebut (Visa, Mastercard, dll). Perkembangan ini terus berlanjut dengan penemuan varian-varian alat pembayaran elektronik lain seperti kartu debet, smart cards, internet banking, dan lain-lain Sistem Pembayaran Elektronik Perkembangan teknologi menjadi modal awal memasuki tahap baru dalam evolusi sistem pembayaran. Uang elektronik adalah uang yang disetor secara elektronik dan menggunakan beberapa media (Mishkin, 2001). Keuntungan dari e-money membuka peluang bagi sistem pembayaran untuk mewujudkan masyarakat yang tidak menggunakan uang tunai (cash-less society). Meskipun

32 16 sistem elektronik menjanjikan sistem pembayaran yang efisien dibandingkan sistem pembayaran non tunai berbasis kertas (paper based), ada beberapa faktor yang memperlambat pergeseran sistem pembayaran menuju elektronik. Pertama, besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun jaringan telekomunikasi dan mempersiapkan sistem komputer untuk mendukung pembayaran elektronik. Kedua, keuntungan menggunakan cek adalah adanya tanda bukti penyetoran berupa kwitansi yang pada umumnya dibutuhkan konsumen sebagai bukti tertulis. Ketiga, bagi pihak yang mengeluarkan cek ada rentang waktu yang diperlukan sebelum pencairan dana sehingga nasabah masih mendapatkan bunga bank dari nilai uang yang belum dicairkan, sedangkan sistem pembayaran elektronik yang bersifat segera tidak memberi kesempatan nasabah menikmati bunga. Keempat, pembayaran elektronik menuntut peningkatan pengamanan dan privasi, karena media telah membuktikan bahwa sistem komputerisasi masih mungkin diganggu oleh hacker yang dapat mengakses rekening seseorang dan mencuri dananya (Mishkin, 2001). Kartu plastik adalah salah satu bentuk populer dari sistem pembayaran elektronik. Berikut ini adalah beberapa bentuk dari kartu plastik dan definisinya menurut Bank Indonesia: a. KARTU KREDIT Kartu Kredit adalah Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan atau untuk melakukan penarikan tunai dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu

33 17 dipenuhi terlebih dahulu oleh penerbit atau aquirer, dan pemegang kartu berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati baik secara sekaligus ataupun secara angsuran (Bank Indonesia, 2004). b. KARTU DEBIT Kartu Debit adalah Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan, penarikan tunai, dan atau pemindahan dana, dimana kewajiban pemegang kartu dipenuhi seketika dengan mengurangi secara langsung simpanan pemegang kartu pada bank atau lembaga selain bank yang mendapat persetujuan untuk menghimpun dana (Bank Indonesia, 2004). Jika kartu kredit bersistem pay later maka kartu debit bersistem pay now. c. KARTU ATM Kartu ATM adalah Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu yang dapat digunakan untuk melakukan penarikan tunai dan atau pemindahan dana dimana kewajiban pemegang kartu dipenuhi seketika dengan mengurangi secara langsung simpanan pemegang kartu pada bank atau lembaga selain bank yang mendapat untuk menghimpun dana (Bank Indonesia, 2004). Transaksi kartu pembayaran elektronik mengikuti proses dasar transaksi. Proses ini (terdapat pada Gambar 2.2) meliputi lima pihak utama, yaitu:

34 18 Card Holder (you) Orang yang memiliki account pada lembaga institusi yang mengeluarkan kartu pembayaran (kartu debit atau kartu kredit) Retailer/Merchant Organisasi yang menerima pembayaran atas barang atau jasa dari cardholder (dapat berupa outlet, supermarket, dan toko-toko) Acquirer Bank atau lembaga selain bank yang melakukan kegiatan APMK baik sebagai financial acquirer (melakukan kegiatan pembayaran terlebih dulu kepada pemegang kartu) atau sebagai technical acquirer (menyediakan sarana yang diperlukan dalam pemrosesan kegiatan APMK). Card Scheme Organisasi penyedia jaringan kartu kredit yang mengontrol dan mengatur transaksi kartu kredit. Misalnya: Visa, MasterCard, dan Maestro. Card Issuer Bank atau lembaga keuangan yang mengeluarkan kartu pembayaran (kredit, debit, dan charge) kepada nasabahnya Teori Kuantitas Uang Teori ini masih termasuk dalam teori ekonomi klasik dan dikembangkan oleh dua pendekatan, yaitu pendekatan oleh Irving Fisher (ekonom Universitas Yale), serta pendekatan Cambridge (cash balance approach) yang dikembangkan oleh Marshall dan Pigou.

35 19 Jaringan Penyedia Kartu Kredit (Visa/Mastercard) Transaksi data Card issuer (cardholder s bank) Acquirer Penarikan account Transaksi data Card holder (you) Kartu untuk pembayaran barang dan jasa Retailer Sumber: Publikasi elektronik ( options/charge cards.html), 2006 Gambar 2.2. Mekanisme transaksi pembayaran elektronik Teori kuantitas uang dikembangkan oleh Irving Fisher pada awal abad dua puluh. Teori kuantitas uang tersebut disampaikan dalam bukunya The Purchasing Power of Money tahun Fisher ingin melihat hubungan antara kuantitas uang (money supply) dan PDB nominal P Y. Konsep yang menghubungkan M dan P Y disebut velositas uang (velocity of money). Velositas uang adalah tingkat perputaran uang yang didefinisikan sebagai berikut : V P Y = (2.1) M

36 20 dengan : V P = Velositas uang, = Tingkat harga, Y = Pendapatan agregat, M = Kuantitas uang. Dengan mengalikan kedua sisi dengan M, maka persamaan yang menghubungkan pendapatan nominal dengan kuantitas uang dan velositas (equation of exchange) adalah : M V = P Y (2.2) Irving Fisher juga mengemukakan bahwa velositas uang ditentukan oleh kelembagaan dalam ekonomi yang akan mempengaruhi cara individu melakukan transaksi. Dalam jangka pendek, aspek kelembagaan sulit berubah. Oleh karena itu, dalam jangka pendek velositas uang akan konstan. Pandangan Fisher bahwa velositas uang adalah konstan pada jangka pendek telah mentransformasi equation of exchange menjadi teori kuantitas uang yang menyebutkan bahwa pendapatan nominal ditentukan oleh pergerakan dalam kuantitas uang. Para ahli ekonomi klasik (termasuk Fisher) menganggap bahwa upah dan harga adalah fleksibel. Oleh karena itu mereka percaya bahwa tingkat output agregat (Y ) yang diproduksi oleh perekonomian pada waktu normal akan berada pada tingkat full equilibrium, sehingga Y juga akan konstan dalam jangka pendek. Dengan demikian, teori kuantitas uang mengemukakan bahwa jika M berubah maka P juga akan berubah dalam jangka pendek (karena V dan Y konstan). Untuk para ekonom klasik, teori kuantitas uang mampu menjelaskan

37 21 pergerakan dalam tingkat harga, yaitu: pergerakan tingkat harga merupakan akibat dari perubahan kuantitas uang. Teori kuantitas uang menunjukkan berapa banyak uang yang dipegan g untuk tingkat pendapatan tertentu, sehingga teori ini juga merupakan teori permintaan uang (theory of the demand for money). Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan membagi kedua sisi dari persamaan teori kuantitas uang dengan V, sehingga diperoleh : M = 1 PY (2.3) V Dimana PY adalah P Y, yang merupakan pendapatan nominal. Ketika pasar uang dalam ekuilibrium maka kuantitas uang ( M ) akan sama dengan d d jumlah uang yang diminta ( M ), sehingga M dapat diganti dengan M. Dengan demikian persamaan (2.3) dapat dituliskan : M 1 d = PY = k. PY (2.4) V Oleh karena itu, teori kuantitas uang dari Irving Fisher menyebutkan bahwa permintaan uang merupakan fungsi dari pendapatan dan suku bunga tidak berpengaruh terhadap permintaan uang. Fisher berkesimpulan seperti itu karena ia percaya bahwa orang memegang uang hanya untuk melakukan transaksi. Sehingga teori ini berpandangan bahwa uang hanya berfungsi sebagai alat tukar. Dengan demikian, menurut teori ini permintaan uang ditentukan oleh: (1) tingkat transaksi yang dihasilkan oleh tingkat pendapatan nominal ( PY ), dan (2) kelembagaan dalam ekonomi yang akan mempengaruhi cara individu melakukan transaksi yang menentukan velositas uang, dengan demikian juga menentukan k.

38 22 Model Cambridge Model Cambridge adalah model permintaan uang yang dikembangkan oleh para ekonom Cambridge, khususnya Marshall dan Pigou. Sebagai ahli ekonomi aliran klasik, mereka memandang uang sebagai alat tukar. Tetapi aliran mod el Cambridge mengakui juga fungsi uang sebagai alat penyimpan kekayaan (store of wealth). Karena itu manusia memiliki dua pilihan dalam menyimpan asetnya, yaitu uang tunai dan surat-surat berharga atau barang. Manfaat dari memegang uang tunai adalah sifatnya yang sangat likuid dan terbebasnya dari resiko gagal tagih (default) jika uang disimpan dalam bentuk surat berharga dan juga terhindar dari resiko kerugian akibat jual beli surat-surat berharga (capital loss). Tetapi, biaya ekonomi dari memegang uang tunai adalah kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan bunga dan keuntungan dari jual beli surat-surat berharga (capital gain). Para teoritisi moneter Cambridge berpandangan bahwa permintaan uang selain dipengaruhi oleh tingkat volume transaksi (PDB riil) juga dipengaruhi oleh tingkat kekayaan seseorang atau masyarakat, tingkat bunga, dan ekspektasi masyarakat tentang masa depan. Karena para ekonom Cambridge berpendapat bahwa nilai aset dihitung dalam nilai nominal, maka mereka percaya bahwa permintaan terhadap uang karena faktor kekayaan berhubungan proporsional dengan pendapatan nasional nominal. Karena itu mereka juga percaya bahwa permintaan uang mempunyai hubungan proporsional dengan pendapatan nominal, sebagai berikut : M d = bpy (2.5)

39 23 dimana : d M = Permintaan uang, P = Tingkat harga, Y = Tingkat output riil (PDB riil), b dalam jangka pendek dianggap konstan. Persamaan (2.5) sepintas sama dengan persamaan (2.4). Hal ini bermakna ba hwa para ekonom Cambridge sependapat dengan Fisher tentang fungsi uang sebagai alat tukar. Letak perbedaannya adalah Fisher sama sekali mengabaikan fungsi uang sebagai alat penyimpan kekayaan, sehingga tidak ada alternatif selain menyimpan uang dalam bentuk kas. Selain itu Fisher lebih menekankan pada aspek kelembagaan atau teknologi yang dalam jangka pendek diasumsikan konstan, sehingga velositas uang dalam jangka pendek juga konstan. Sebaliknya, ekonom Cambridge tidak menutup kemungkinan bahwa masyarakat dapat saja mengalokasikan kekayaannya dalam bentuk surat-surat berharga. Keputusan pengalokasian tersebut ditentukan oleh tingkat bunga dan tingkat hasil yang diharapkan (expected return). Karena itu, para ekonom Cambridge berpendapat bahwa b dalam jangka pendek pun dapat berubah. Dengan kata lain, velositas uang dapat saja berfluktuasi. Pendapat bahwa b dalam jangka pendek dianggap konstan dihasilkan dari penyusunan asumsi bahwa dalam jangka pendek jumlah kekayaan, volume transaksi, dan produksi riil mempunyai hubungan proporsionalkonstan.

40 Penelitian Terdahulu Penelitian yang menganalisis penggunaan kartu pembayaran elektronik dan pensubstitusian transaksi non tunai terhadap transaksi tunai telah banyak dilakukan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: a. Snellman, Vesala, dan Humphrey (2000), Eropa. Menganalisis pensubstitusian transaksi non tunai terhadap transaksi tunai di Eropa. Penelitian ini menganalisis perbedaan kemampuan pensubstitusian antara sepuluh negara di Eropa. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pensubstitusian transaksi non tunai terhadap transaksi tunai di kesepuluh negara di Eropa. Secara sederhana perkembangan teknologi di tiap negara yang menentukan proses pensubstitusian. Jumlah terminal EFTPOS dan ATM mempunyai hubungan yang negatif terhadap jumlah uang tunai yang diminta. Peningkatan jumlah ATM akan menurunkan biaya penarikan tunai, dengan demikian hal ini akan mendorong peningkatan frekuensi penarikan tetapi secara rata-rata menurunkan nilai penarikan tunainya. b. Rinaldi (2001), seorang ekonom dari Universitas Leuven Belgia. Mengkaji pengaruh dari kartu debet dan kredit, ATM, EFT-POS serta gerai EFT-POS terhadap jumlah uang tunai uang beredar di negara Belgia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keseluruhan variabel dalam penelitian terkointegrasi. Dalam jangka panjang, terdapat hubungan negatif antara gerai-gerai EFT-POS dan ATM terhadap jumlah uang tunai yang beredar,

41 25 namun terhadap jumlah kartu ATM berhubungan positif meskipun lemah. Dari uji Error Correction Model yang dilakukannya, Rinaldi (2001) mengestimasi dalam jangka pendek jumlah ATM berhubungan positif dengan permintaan jumlah uang tunai yang beredar. c. Rachmat (2005), Indonesia. Mengkaji pengaruh jumlah ATM di Indonesia terhadap permintaan uang pada kurun waktu Januari 2000 hingga Desember Dengan menggunakan metodologi ECM didapatkan hasil bahwa kenaikan 1 persen jumlah ATM dalam jangka pendek secara signifikan berpengaruh negatif terhadap permintaan uang M1 sebesar 0, persen. Sementara itu, jumlah ATM dalam jangka panjang tidak mempengaruhi permintaan uang M1. Jumlah ATM juga berpengaruh kepada kebijakan moneter secara umum. d. Warjiyo (2006), Indonesia. Menganalisis pengaruh pembayaran non-tunai terhadap permintaan uang M1 di Indonesia berdasarkan analisis data dari 1998:1 hingga 2005:4. Peneliti ini memakai dua pendekatan sebagai indikator pembayaran nontunai, rasio konsumsi masyarakat dengan uang kartal (CP/CUR) serta rasio konsumsi masyarakat dengan ATM (CP/ATM). Dari kedua indikator tersebut menunjukkan hasil yang sama, dimana pembayaran non tunai mengurangi permintaan untuk M1.

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN KARTU PEMBAYARAN ELEKTRONIK DAN DAYA SUBSTITUSI TRANSAKSI NON TUNAI ELEKTRONIK TERHADAP TRANSAKSI TUNAI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN KARTU PEMBAYARAN ELEKTRONIK DAN DAYA SUBSTITUSI TRANSAKSI NON TUNAI ELEKTRONIK TERHADAP TRANSAKSI TUNAI INDONESIA ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN KARTU PEMBAYARAN ELEKTRONIK DAN DAYA SUBSTITUSI TRANSAKSI NON TUNAI ELEKTRONIK TERHADAP TRANSAKSI TUNAI INDONESIA OLEH SIERA ROSSA SITORUS H14102004 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DAN VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DAN VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DAN VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA OLEH ZAINAL MUTTAQIN H14102105 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi yang canggih. Kemajuan teknologi dalam sistem

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi yang canggih. Kemajuan teknologi dalam sistem 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pembayaran dalam transaksi ekonomi mengalami kemajuan yang pesat seiring dengan perkembangan teknologi yang canggih. Kemajuan teknologi dalam sistem pembayaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (non cash), yang diawali dengan alat pembayaran menggunakan kertas (paper

BAB I PENDAHULUAN. (non cash), yang diawali dengan alat pembayaran menggunakan kertas (paper BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin maju, mendorong pergerakan kegiatan ekonomi untuk bergerak semakin cepat. Untuk mendukung kegiatan ekonomi tersebut di perlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tranformasi sistem pembayaranpun juga semakin berkembang. Salah

BAB I PENDAHULUAN. tranformasi sistem pembayaranpun juga semakin berkembang. Salah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan teknologi yang tumbuh pesat, tranformasi sistem pembayaranpun juga semakin berkembang. Salah satunya adalah sistem pembayaran dengan kartu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan Transaksi Non-Tunai di Indonesia dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan Transaksi Non-Tunai di Indonesia dalam beberapa tahun BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penggunaan Transaksi Non-Tunai di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Disatu sisi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN KARTU PEMBAYARAN ELEKTRONIK Di Propinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN KARTU PEMBAYARAN ELEKTRONIK Di Propinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN KARTU PEMBAYARAN ELEKTRONIK Di Propinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat OLEH SRIDAWATI H14102014 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS INFLASI DI INDONESIA DARI SISI PERMINTAAN UANG OLEH NOVA MARDIANTI H

ANALISIS INFLASI DI INDONESIA DARI SISI PERMINTAAN UANG OLEH NOVA MARDIANTI H ANALISIS INFLASI DI INDONESIA DARI SISI PERMINTAAN UANG OLEH NOVA MARDIANTI H14102107 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN NOVA MARDIANTI. Analisis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

METODE PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 45 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI) dan melalui pengolahan data yang dihitung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Menurut Peraturan Bank Indonesia yang menjelaskan mengenai Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK). APMK adalah alat pembayaran yang berupa

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PENYERAPAN UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA OLEH DUNGDANG P HUTAPEA H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PENYERAPAN UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA OLEH DUNGDANG P HUTAPEA H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PENYERAPAN UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA OLEH DUNGDANG P HUTAPEA H14103004 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran K-13 Kelas X ekonomi SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan sistem pembayaran

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DAN VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DAN VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DAN VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA OLEH ZAINAL MUTTAQIN H14102105 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN RETAIL KECIL DALAM MENERIMA SISTEM PEMBAYARAN ELEKTRONIK (Studi Kasus Lima Propinsi di Indonesia)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN RETAIL KECIL DALAM MENERIMA SISTEM PEMBAYARAN ELEKTRONIK (Studi Kasus Lima Propinsi di Indonesia) 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN RETAIL KECIL DALAM MENERIMA SISTEM PEMBAYARAN ELEKTRONIK (Studi Kasus Lima Propinsi di Indonesia) OLEH RAUDHATUL FEBRIYENNY H14102045 DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Layaknya fungsi uang sebagai alat pembayaran dalam transaksi ekonomi, uang tidak terlepas dari

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H14102011 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PROMOSI BANK TERHADAP PENGHIMPUNAN TABUNGAN DAN DEPOSITO (Studi Kasus Sepuluh Bank Terbaik Berdasarkan Aset Tahun 2005)

ANALISIS PENGARUH PROMOSI BANK TERHADAP PENGHIMPUNAN TABUNGAN DAN DEPOSITO (Studi Kasus Sepuluh Bank Terbaik Berdasarkan Aset Tahun 2005) ANALISIS PENGARUH PROMOSI BANK TERHADAP PENGHIMPUNAN TABUNGAN DAN DEPOSITO (Studi Kasus Sepuluh Bank Terbaik Berdasarkan Aset Tahun 2005) OLEH LAMBOK SIRINGORINGO H14102102 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Data digunakan adalah data sekunder (time series) berupa data bulanan yang diperoleh dari data Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) dan

Lebih terperinci

PEMBAYARAN NON TUNAI. Reza Kurniawan. Abstrak.

PEMBAYARAN NON TUNAI. Reza Kurniawan. Abstrak. PEMBAYARAN NON TUNAI Reza Kurniawan Reza.kurniawan@raharja.info Abstrak Kehadiran alat pembayaran non tunai memberikan manfaat peningkatan efisiensi dan produktifitas keuangan yang mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembayaran yang digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan semakin tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. pembayaran yang digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan semakin tingginya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini ikut mempengaruhi perkembangan alat pembayaran yang digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan semakin tingginya tingkat ketergantungan

Lebih terperinci

UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG Pendahuluan Pada jaman dahulu, perdagangan dilakukan oleh masyarakat dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Settlement (CPSS/BIS) yaitu lembaga internasional yang menerbitkan acuan best

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Settlement (CPSS/BIS) yaitu lembaga internasional yang menerbitkan acuan best BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pembayaran 2.1.1 Defenisi Committee for Payment and Settlement Systems/ Bank for International Settlement (CPSS/BIS) yaitu lembaga internasional yang menerbitkan acuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Awal mulanya, kartu kredit muncul secara tidak sengaja. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Awal mulanya, kartu kredit muncul secara tidak sengaja. Penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Awal mulanya, kartu kredit muncul secara tidak sengaja. Penggunaan kartu tersebut terjadi pada tahun 1950-an. Hal ini dialami oleh seorang pengusaha terkenal asal Amerika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENILITIAN 44 BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi antara lain Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor moneter. Sektor moneter melalui kebijakan moneter digunakan untuk memecahkan masalah-masalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Mishkin (2001), mengungkapkan secara sederhana bahwa sistem pembayaran. adalah metode untuk mengatur transaksi dalam perekonomian.

TINJAUAN PUSTAKA. Mishkin (2001), mengungkapkan secara sederhana bahwa sistem pembayaran. adalah metode untuk mengatur transaksi dalam perekonomian. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Definisi Sistem Pembayaran Mishkin (2001), mengungkapkan secara sederhana bahwa sistem pembayaran adalah metode untuk mengatur transaksi dalam perekonomian.

Lebih terperinci

Teori Klasik tentang Permintaan Uang

Teori Klasik tentang Permintaan Uang Keseimbangan pasar uang tercapai ketika terjadi keseimbangan antara permintaan uang dengan penawaran uang (Md = Ms). Dari keseimbangan tersebut akan terbentuk kurva LM yang mencerminkan titik-titik keseimbangan

Lebih terperinci

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H14103001 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 STABILITAS MONETER PADA SISTEM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Tinjauan Literatur 2. 1. 1 Definisi Uang Masyarakat mengenal uang sebagai uang tunai yang terdiri atas uang kertas dan uang giral dengan kata lain uang yang berada ditangan masyarakat

Lebih terperinci

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value). A. PENDAHULUAN Uang adalah suatu benda atau alat tukar yang diterima oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatan pertukaran barang dengan barang atau lainnya. Ciri-ciri uang agar penggunaannya efisien:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data time series yang didapat dari Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik dan melalui

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Perhitungan PDB Tujuan PDB adalah meringkas aktivitas ekonomi dalam suatu nilai uang tertentu selama periode waktu tertentu. Menurut Mankiw (2007), ada dua cara untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengawasi perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lender of

BAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengawasi perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lender of 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Indonesia merupakan lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter,

Lebih terperinci

BOKS 3 Survei Optimalisasi Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai Di Sulawesi Tenggara

BOKS 3 Survei Optimalisasi Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai Di Sulawesi Tenggara BOKS 3 Survei Optimalisasi Penggunaan Alat Pembayaran Non Tunai Di Sulawesi Tenggara Salah satu tugas Bank Indonesia sesuai dengan UU No.23/1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No.3/2004 adalah mengatur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terkait. Uraian dari masing-masing hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terkait. Uraian dari masing-masing hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam tinjauan pustaka iniakan dikemukakan tentang definisi uang, teori-teori permintaan uang, suku bunga, pendapatan nasinonal, dan literatur/studi terkait. Uraian dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Instrumen/alat pembayaran merupakan media yang digunakan dalam pembayaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. Instrumen/alat pembayaran merupakan media yang digunakan dalam pembayaran. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instrumen/alat pembayaran merupakan media yang digunakan dalam pembayaran. Instrumen pembayaran saat ini dapat diklasifikasikan atas tunai dan non-tunai. Instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dituangkan dalam Undang Undang Bank Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dituangkan dalam Undang Undang Bank Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan nilai uang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. guna memenuhi suatu kewajiban yang timbuk dari suatu kegiatan ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. guna memenuhi suatu kewajiban yang timbuk dari suatu kegiatan ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Sistem Pembayaran Bank Indonesia dalam Undang-undang No. 23 Tahun 1999 menjelaskan sistem pembayaran adalah suatu sistem yang mencakup seperangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uang dari suatu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan

BAB I PENDAHULUAN. uang dari suatu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pembayaran (SP) adalah sistem yang berkaitan dengan pemindahan uang dari suatu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan nilai uang tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H14050206 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan teknologi dan kompetisi yang tinggi di sektor keuangan khususnya perbankan telah mendorong munculnya inovasi keuangan yang bertujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang 30 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Laporan Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang didapat dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi, BAB III 3.1. Jenis dan Sumber Data METODE PENELITIAN 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan adalah data yang dicatat secara

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS DAMPAK PEMBAYARAN NON TUNAI TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA OLEH LASONDY ISTANTO S

SKRIPSI ANALISIS DAMPAK PEMBAYARAN NON TUNAI TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA OLEH LASONDY ISTANTO S SKRIPSI ANALISIS DAMPAK PEMBAYARAN NON TUNAI TERHADAP JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA OLEH LASONDY ISTANTO S 100501134 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

PRODUK-PRODUK BANK. Disusun Oleh : Tyas Krisnawati Anita Satriana Dewi Dina Martiningsih

PRODUK-PRODUK BANK. Disusun Oleh : Tyas Krisnawati Anita Satriana Dewi Dina Martiningsih PRODUK-PRODUK BANK Disusun Oleh : Tyas Krisnawati 05412144020 Anita Satriana Dewi 05412144021 Dina Martiningsih 05412144022 Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara tanpa memasukkan besaran uang. Uang

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN UNGGULAN UNY TAHUN ANGGARAN 2014

PROPOSAL PENELITIAN UNGGULAN UNY TAHUN ANGGARAN 2014 Moneter PROPOSAL PENELITIAN UNGGULAN UNY TAHUN ANGGARAN 2014 Analisis Transaksi Non-Tunai (Cash-Less Transaction) Dalam Mempengaruhi Permintaan Uang (Money Demand) Guna Mewujudkan Perekonomian Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI SUMATERA UTARA SEBELUM DAN PADA MASA OTONOMI DAERAH ( )

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI SUMATERA UTARA SEBELUM DAN PADA MASA OTONOMI DAERAH ( ) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCIPTAAN KESEMPATAN KERJA DI PROVINSI SUMATERA UTARA SEBELUM DAN PADA MASA OTONOMI DAERAH (1994-2007) Disusun Oleh : LISBETH ROTUA SIANTURI H14104020 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu 2 Penyelenggara Statistik Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran : Bank Indonesia 3 Alamat : Gedung D, Lantai 5

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN TOTAL ASET BANK SYARIAH DI INDONESIA OLEH LATTI INDIRANI H14101089 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Uang didefinisikan sebagai alat pertukaran (medium of exchange) yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. Uang didefinisikan sebagai alat pertukaran (medium of exchange) yaitu suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang didefinisikan sebagai alat pertukaran (medium of exchange) yaitu suatu barang atau bentuk kekayaan riil (tangible asset) yang secara umum diterima sebagai pembayaran.

Lebih terperinci

SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode

SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode SEJARAH BANK INDONESIA : SISTEM PEMBAYARAN Periode 1997-1999 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Bank Indonesia di Bidang Sistem Pembayaran 2 Periode 1997-1999 2. Arah Kebijakan 1997-1999 3 3. Langkah-Langkah

Lebih terperinci

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Menguasai konsep dan teori uang. 2. Menentukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data 47 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang terdiri dari satu variabel terikat yaitu Ekses Likuiditas dan empat variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pola hidup konsumtif kini menjadi hal yang biasa bagi masyarakat. Ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pola hidup konsumtif kini menjadi hal yang biasa bagi masyarakat. Ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pola hidup konsumtif kini menjadi hal yang biasa bagi masyarakat. Ini dapat ditandainya dengan fenomena yang terjadi salah satunya adalah kartu kredit sudah

Lebih terperinci

BAB XI TEKNOLOGI PERBANKAN

BAB XI TEKNOLOGI PERBANKAN BAB XI TEKNOLOGI PERBANKAN A. Indikator Teknologi Sistem Informasi Perbankan Indikator teknologi sistem informasi perbankan yaitu: 1. Platform perangkat computer (main frame, minicomputer, PC LAN) 2. Media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak kelapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Mankiw, 2006: 145). Ini tidak berarti bahwa harga harga berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Mankiw, 2006: 145). Ini tidak berarti bahwa harga harga berbagai macam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Inflasi Salah satu peristiwa modern yang sangat penting dan yang selalu dijumpai dihampir semua negara di dunia adalah inflasi. Definisi singkat dari inflasi adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H

ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H ANALISIS PENGARUH NERACA PERDAGANGAN DAN CAPITAL INFLOW TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA OLEH PRIMA ANDRIANI H14104090 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Data dan Sumber Data 1. Data Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Variabel Sektor Moneter dan Riil Terhadap Inflasi di Indonesia (Periode 2006:1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipahami melalui pendekatan Flows atau Turn Overs dari jumlah uang beredar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dipahami melalui pendekatan Flows atau Turn Overs dari jumlah uang beredar. Jumlah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang. Peranan uang dalam perekonomian nasional suatu negara dapat dilihat dan dipahami melalui pendekatan Flows atau Turn Overs dari jumlah uang beredar. Jumlah uang beredar

Lebih terperinci

ANALISA Bank dan Lembaga Keuangan II

ANALISA Bank dan Lembaga Keuangan II ANALISA Bank dan Lembaga Keuangan II SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA (SKNBI) dan Real Time Gross Settlement (RTGS) Disusun oleh : Candy Gloria (2121 0516) Kelas: SMAK 04-05 Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

Bab 5. Pengelolaan Uang Tunai

Bab 5. Pengelolaan Uang Tunai Bab 5 Pengelolaan Uang Tunai Tujuan Pembelajaran 1. Memahami alat pengelolaan uang tunai dan penyedia layanan keuangan 2. Memahami aspek penting dari electronic banking 3. Menjelaskan berbagai bentuk layanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,

Lebih terperinci

Hubungan antara Inflasi dan Jumlah Uang Beredar

Hubungan antara Inflasi dan Jumlah Uang Beredar Hubungan antara Inflasi dan Jumlah Uang Beredar Paper ini mengulas hubungan antara inflasi dan jumlah uang beredar. Bagian pertama mengulas teori yang menjadi dasar paper ini, yaitu teori kuantitas uang

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H

ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H ANALISIS PERTUMBUHAN KESEMPATAN KERJA PASCA KEBIJAKAN UPAH MINIMUM DI KABUPATEN BOGOR OLEH ERNI YULIARTI H14102092 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, 391 III. METODE PENELITIAN Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi, dan Suku Bunga Luar Negeri Terhadap Nilai Impor Non Migas di Indonesia (Periode 2001:I 2012:IV)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral

Lebih terperinci

PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL OLEH IKA SARI WIDAYANTI H

PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL OLEH IKA SARI WIDAYANTI H PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL OLEH IKA SARI WIDAYANTI H14103029 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

INSTRUMEN PEMBAYARAN. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional

INSTRUMEN PEMBAYARAN. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional INSTRUMEN PEMBAYARAN Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 INSTRUMEN PEMBAYARAN...2 I. TUNAI/CASH...2 II. NON-TUNAI/CASHLESS...2

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM (GWM) TERHADAP TINGKAT KINERJA PERBANKAN INDONESIA OLEH WELLEM A. TENIWUT H

PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM (GWM) TERHADAP TINGKAT KINERJA PERBANKAN INDONESIA OLEH WELLEM A. TENIWUT H PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM (GWM) TERHADAP TINGKAT KINERJA PERBANKAN INDONESIA OLEH WELLEM A. TENIWUT H14102046 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UANG TERHADAP BUSINESS CYCLE INDONESIA OLEH SITI MASYITHO H

ANALISIS PENGARUH UANG TERHADAP BUSINESS CYCLE INDONESIA OLEH SITI MASYITHO H ANALISIS PENGARUH UANG TERHADAP BUSINESS CYCLE INDONESIA OLEH SITI MASYITHO H14102062 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN SITI MASYITHO. H14102062.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH EDI SUMANTO H

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH EDI SUMANTO H ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH EDI SUMANTO H14102021 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN EDI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN KINERJA BANK TERHADAP LABA PERBANKAN OLEH LIA AMALIA H14102098 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belum secanggih saat ini. Awalnya masyarakat memunuhi kebutuhannya. logam dan sampai lah ke tahap penetapan uang kertas.

BAB I PENDAHULUAN. belum secanggih saat ini. Awalnya masyarakat memunuhi kebutuhannya. logam dan sampai lah ke tahap penetapan uang kertas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Transaksi ekonomi telah berevolusi berabad-abad lamanya dan dapat dikatakan sangat pesat baik dalam kegiatan transaksinya maupun faktorfaktor pendukungnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to deposit ratio

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian III. METODOLOGI PENELITIAN A. Data dan Sumber Data Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian arsip yaitu suatu penelitian terhadap fakta yang tertulis. Dokumen atau arsip data yang diteliti berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat kita terutama yang hidup di perkotaan atau kota-kota besar

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat kita terutama yang hidup di perkotaan atau kota-kota besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat kita terutama yang hidup di perkotaan atau kota-kota besar sudah tidak asing lagi jika mendengar kata bank. Bahkan sekarang ini sebagian besar masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS BANK LENDING CHANNEL DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA OLEH DESY ANDRIYANI H

ANALISIS BANK LENDING CHANNEL DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA OLEH DESY ANDRIYANI H ANALISIS BANK LENDING CHANNEL DALAM TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA OLEH DESY ANDRIYANI H14103010 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam perekonomian terdapat dua jenis transaksi, yaitu transaksi tunai dan

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam perekonomian terdapat dua jenis transaksi, yaitu transaksi tunai dan BAB II LANDASAN TEORI A. Jenis-jenis Transaksi Dalam perekonomian terdapat dua jenis transaksi, yaitu transaksi tunai dan non tunai. Perbedaan dari dua jenis transaksi tersebut terletak pada alat/instrument

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju perkembangan teknologi informasi berjalan cepat seiring berkembangnya penggunaan internet. Dampak dari perkembangan teknologi dapat dirasakan hampir di berbagai

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang 38 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang didapat dari Bank Indonesia dan melalui pengolahan data yang dihitung

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENGURANGAN PENGANGGURAN DI INDONESIA OLEH ARDIANTI NIKEN MUSLIKHAH H

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENGURANGAN PENGANGGURAN DI INDONESIA OLEH ARDIANTI NIKEN MUSLIKHAH H PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN PENGURANGAN PENGANGGURAN DI INDONESIA 1976 2006 OLEH ARDIANTI NIKEN MUSLIKHAH H 14104067 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH OKTAVIANITA BR BANGUN H

ANALISIS PERAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH OKTAVIANITA BR BANGUN H ANALISIS PERAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH OKTAVIANITA BR BANGUN H 14104017 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Uang Rupiah. Pembayaran dan Pengelolaan. Sistem (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 106). PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis faktor-faktor yang diduga mempengaruhi deposito mudharabah bank syariah di Indonesia. Ada beberapa faktor

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH INOVASI SISTEM PEMBAYARAN TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TESIS IMADUDDIN SAHABAT

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH INOVASI SISTEM PEMBAYARAN TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TESIS IMADUDDIN SAHABAT UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH INOVASI SISTEM PEMBAYARAN TERHADAP PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TESIS IMADUDDIN SAHABAT 0706179310 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA DEPOK DESEMBER 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN RETAIL KECIL DALAM MENERIMA SISTEM PEMBAYARAN ELEKTRONIK (Studi Kasus Lima Propinsi di Indonesia)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN RETAIL KECIL DALAM MENERIMA SISTEM PEMBAYARAN ELEKTRONIK (Studi Kasus Lima Propinsi di Indonesia) 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN RETAIL KECIL DALAM MENERIMA SISTEM PEMBAYARAN ELEKTRONIK (Studi Kasus Lima Propinsi di Indonesia) OLEH RAUDHATUL FEBRIYENNY H14102045 DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

No. 8/13/DPM Jakarta, 1 Mei 2006 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

No. 8/13/DPM Jakarta, 1 Mei 2006 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK No. 8/13/DPM Jakarta, 1 Mei 2006 SURAT EDARAN Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK Perihal : Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Melalui Lelang Dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan, keamanan, dan penegakan hukum. 1 Salah satu dampak

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan, keamanan, dan penegakan hukum. 1 Salah satu dampak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh globalisasi dengan penggunaan sarana teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah pola hidup masyarakat, dan berkembang dalam tatanan kehidupan

Lebih terperinci

Kusnul Latifah Education SISTEM PEMBAYARAN & ALAT PEMBAYARAN. Kusnul Ekonomi Kelas X

Kusnul Latifah Education SISTEM PEMBAYARAN & ALAT PEMBAYARAN. Kusnul Ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN & ALAT PEMBAYARAN Ekonomi Kelas X Kusnul Latifah Education Kusnul Latifah @latifahhk ifahlatifah719@gmail.com A. Pengertian sistem pembayaran dan alat pembayaran a. Sistem pembayaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN di PASAR UANG. Minggu 11

KESEIMBANGAN di PASAR UANG. Minggu 11 KESEIMBANGAN di PASAR UANG Minggu 11 Pendahuluan Keseimbangan pasar uang tercapai ketika terjadi keseimbangan antara permintaan uang dengan penawaran uang (Md = Ms). Dari keseimbangan tersebut akan terbentuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bulanan yang mencakup periode Tahun 2009.01-2014.08.Data yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi Populasi dari penelitian ini adalah perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan laporan keuangan yang lengkap (Annual Report) pada periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mencegah kelemahan dari penggunaan uang tunai tersebut, kini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya mencegah kelemahan dari penggunaan uang tunai tersebut, kini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Uang selalu dibutuhkan manusia dalam kegiatan ekonomi. Uang telah lama digunakan sebagai alat pembayaran yang sah, namun penggunaan uang tunai dirasa memberikan banyak

Lebih terperinci

PENJELASAN UMUM 1.1. A. Tujuan Pelaporan

PENJELASAN UMUM 1.1. A. Tujuan Pelaporan 1.1 PENJELASAN UMUM A. Tujuan Pelaporan Bank Indonesia sebagai lembaga negara yang independen, salah satu tugasnya adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Agar tugas tersebut dapat dilaksanakan

Lebih terperinci