Evaluasi dan Pengembangan Aplikasi Pengisisan SPT (e-spt) di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan. Nur Hidayat.
|
|
- Sonny Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Evaluasi dan Pengembangan Aplikasi Pengisisan SPT (e-spt) di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Nur Hidayat ABSTRAK Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting peranannya dalam pembangunan. Sistem pemungutan Pajak Indonesia menganut system Self Assesment yaitu Wajib Pajak diberi kebebasan dalam menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan perpajakannya. Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Pengiriman SPT dapat dilakukan secara manual (kertas) dan dalam Bentuk elektronik. Dengan ada nya SPT Bentuk digital sangat bermanfaat sekali bagi petugas pajak, karena petugas pajak tidak perlu lagi merekam SPT yang dilaporkannya. Tetapi dalam perjalananya Wajib pajak Orang Pribadi masih sedikit sekali yang menggunakan SPT dalam bentuk elektronik. Didalam tesis penulis melakukan peninjauan terhadap pengisian elektronik SPT (espt) di Direktorat Jenderal Pajak. Dan penulis akan mengembangkan aplikasi espt agar Wajib Pajak banyak yang mengirimkan SPT secara elektronik. Kata kunci: elektronik SPT, espt PENDAHULUAN Sejak berlakunya sistem Self Assessment dalam administrasi perpajakan Indonesia dimulai dari tahun 1983, yang artinya Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan dan melaporkan sendiri pajak yang terutang oleh Wajib Pajak, maka Petugas pajak bertugas untuk mengawasinya. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa merupakan kewajiban dari Wajib Pajak selain menghitung sendiri pajaknya, memperhitungkan termasuk membayarnya, juga ada kewajiban untuk melaporkan pajak yang telah dihitung dan dibayarkannya. Sarana untuk melaporkan pajak yang telah dihitung dan dibayar adalah Surat Pemberitahuan Masa dan Surat Pemberitahuan Tahunan. Rencana pemerintah untuk meningkatkan pendapatan melalui penerimaan pajak memerlukan perbaikan pelayanan pajak secara menyeluruh. Upaya intensifikasi maupun ekstensifikasi pajak akan menjadi suatu upaya yang harus selalu dilakukan secara berkesinambungan. Usaha tersebut perlu didukung oleh sistem yang dapat meningkatkan produktifitas dengan tetap mengedepankan efisiensi, dan hal tersebut merupakan suatu tantangan yang perlu diantisipasi dengan segera. Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pajak, masyarakat tidak menghindari pajak lagi, sehingga jumlah wajib pajak meningkat dan tingkat kepatuhan Wajib Pajak (WP) dalam menyampaikan Surat
2 Pemberitahuan (SPT) semakin tinggi. Tentunya peningkatan ini menuntut kecepatan perekaman dan pemrosesan data yang akurat, data yang dihasilkan benar serta dapat mendukung analisis yang tepat dan cepat dalam pelaksanaan operasional perpajakan. Realisasi penerimaan pajak selama 5 (lima) tahun terakhir, setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Tahun 2005 sebesar 304,1 triliun, tahun 2006 sebesar 314,5 triliun, tahun 2007 sebesar 426,2 triliun, Tahun 2008 sebesar 571,1 triliun dan tahun 2009 sebesar 641,2 triliun. Selama 5 (lima) tahun terakhir, jumlah pemilik NPWP terus mengalami kenaikan. Tahun 2005 sebanyak 4,35 juta, tahun 2006 sebanyak 4,80 juta, tahun 2007 sebanyak 7,13 juta, tahun 2008 sebanyak 10,68 juta, tahun 2009 sebanyak 15,91 juta. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mempunyai tugas dan kewajiban untuk memberikan pelayanan prima kepada Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan semaksimal mungkin. Seiring dengan bertambahnya jumlah Wajib Pajak mensyaratkan adanya peningkatan kualitas pelayanan. Melihat kondisi yang demikian maka DJP berusaha untuk menyederhanakan system dan prosedur perpajakan agar Wajib Pajak bisa lebih mudah melakukan aktivitas perpajakan yaitu mendaftar, menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan pajak nya. Salah satu upaya penyederhanaan sistem tersebut adalah melalui teknologi informasi. Teknologi informasi yang berkembang secara pesat telah mengubah tatanan dan sistem manual menjadi sebuah sitem elektronik yang cangih dan serba cepat. Dunia perpajakan yang memberikan system layanan online akan memproses kerja menjadi lebih cepat, efektif, akurat dan transparan. Di samping pembentukan kantor dan penerapan sistem modern, modernisasi lebih lanjut ditandai dengan penerapan teknologi informasi terkini dalam pelayanan perpajakan (online payment, espt, e-filling, e- registration dan sistem informasi DJP). Seiring dengan itu, Dirjen Pajak juga melakukan kampanye sadar dan peduli pajak, pengembangan bank data dan Single Identification Number (SIN) serta langkah-langkah lainnya yang sedang dan terus dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penerimaan dan pengolahan SPT Manual dan espt di Direktorat Jendelal Pajak, untuk mengetahui persepsi pengguna aplikasi espt terhadap sistem lama, dan pengembangan aplikasi espt baru berdasarkan evaluasi terhadap sistem sebelumnya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi akademis dan Direktorat Jenderal Pajak. Bagi Direktorat Jenderal Pajak hasil penelitian ini sebagai bahan analisis yang konstruktif dalam pengembangan lebih lanjut sistem espt sebagai alternatif pelaporan kewajiban perpajakan. TINJAUAN PUSTAKA Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) adalah model yang disusun oleh Davis (1986) untuk menjelaskan penerimaan teknologi yang akan digunakan oleh pengguna teknologi. Dalam memformulasikan TAM, Davis menggunakan TRA sebagai grand theorynya namun tidak mengakomodasi semua komponen teori TRA seperti yang tergambarkan dalam Gambar-2.1. Davis hanya memanfaatkan komponen Belief dan Attitude saja, sedangkan Normative Belief dan Subjective Norms tidak digunakannya. Secara skematik teori TAM tergambarkan dalam Gambar-2.3.
3 Gambar 1 Technology Acceptance Model (TAM) (Davis, 1986) Menurut Davis perilaku menggunakan IT diawali oleh adanya persepsi mengenai manfaat (usefulness) dan persepsi mengenai kemudahan menggunakan IT (ease of use). Kedua komponen ini bila dikaitkan dengan TRA adalah bagian dari Belief. Davis mendefinisikan persepsi mengenai kegunaan (usefulness) ini berdasarkan definisi dari kata useful yaitu capable of being used advantageously, atau dapat digunakan untuk tujuan yang menguntungkan. Persepsi terhadap usefulness adalah manfaat yang diyakini individu dapat diperolehnya apabila menggunakan IT. Dalam konteks organisasi, kegunaan ini tentu saja dikaitkan dengan peningkatan kinerja individu yang secara langsung atau tidak langsung berdampak pada kesempatan memperoleh keuntungan-keuntungan baik yang bersifat fisik atau materi maupun non materi. Agak berbeda dengan persepsi individu terhadap kegunaan IT ini, variabel lain yang dikemukakan Davis mempengaruhi kecenderungan individu menggunakan IT adalah persepsi terhadap kemudahan dalam menggunakan IT. Kemudahan (ease) bermakna tanpa kesulitan atau terbebaskan dari kesulitan atau tidak perlu berusaha keras. Dengan demikian persepsi mengenai kemudahan menggunakan ini merujuk pada keyakinan individu bahwa sistem IT yang akan digunakan tidak merepotkan atau tidak membutuhkan usaha yang besar, pada saat digunakan. Persepsi terhadap manfaat IT (Perceived usefulness) dan persepsi terhadap kemudahan penggunaan IT (Perceived ease of use) mempengaruhi sikap (Attitude) individu terhadap penggunaan IT, yang selanjutnya akan menentukan apakah orang berniat untuk menggunakan IT (Intention). Niat untuk menggunakan IT akan menentukan apakah orang akan menggunakan IT (Behavior). Dalam TAM, Davis (1986) menemukan bahwa persepsi terhadap manfaat IT juga mempengaruhi persepsi kemudahan penggunaan IT tetapi tidak berlaku sebaliknya. Dengan demikian, selama individu merasa bahwa IT bermanfaat dalam tugas-tugasnya, ia akan berniat untuk menggunakannya terlepas apakah IT itu mudah atau tidak mudah digunakan. Untuk mengungkap lebih jauh mengenai saling hubungan antara persepsi terhadap manfaat dan persepsi kemudahan menggunakan IT ini, Davis et all (1989) melakukan riset dengan cara menyajikan masing-masing 6 item (tabel 2.1).
4 Tabel 1 Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap IT No Kegunaan (usefulness) Kemudahan (ease of use) 1 Bekerja lebih cepat Mudah dipelajari 2 Kinerja Dapat dikontrol 3 Produktivitas meningkat Jelas dan mudah dipahami 4 Efektif Fleksibel 5 Mempermudah tugas Mudah dikuasai/terampil 6 Kegunaan Mudah digunakan Analisis Davis terhadap riset tersebut menunjukkan bahwa persepsi individu terhadap kemudahan dalam menggunakan IT berkorelasi dengan penggunaan IT saat ini dan keinginan untuk menggunakannya di masa yang akan datang. Persepsi terhadap kemudahan dalam menggunakan IT ini juga merupakan anteseden bagi persepsi individu mengenai manfaat IT dalam kehidupan individu Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) berdasarkan pengguna adalah: a. Wajib Pajak Sebagai sarana WP untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang: a) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak; b) Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak; c) Harta dan kewajiban; d) Pemotongan/ pemungutan pajak orang atau badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak. b. Pengusaha Kena Pajak Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang: a) Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran; b) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. c. Pemotong/Pemungut Pajak Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan.
5 Pengertian Elektronik SPT (espt) Elektronik SPT (espt) adalah data SPT Wajib Pajak dalam bentuk elektronik yang di buat oleh Wajib Pajak dengan menggunakan aplikasi e-spt yang di sediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. e-spt merupakan salah satu digitalisasi Surat Pemberitahuan yang bertujuan untuk memudah Wajib Pajak dalam membuat dan menyampaikan Surat Pemberitahuan ke Kantor Pelayanan Pajak terdaftar. espt mempunyai banyak kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan SPT secara kertas antara lain: a. Penyampaian SPT dapa di lakukan secara cepat dan aman, karena SPT induk dan lampiran dalam bentuk file CSV (comma-separated values) yang sudah terenkripsi dan dapat di simpan dalam bentuk media CD,disket,flash disk atau media penyimpanan lainnya b. Data perpajakan terorganisir dengan baik. c. Sistem aplikasi e-spt mengorganisasikan data perpajakan perusahaan dengan baik dan sistemmatis. METODE PENELITIAN Dalam penulisan ini penulis menggunakan tahapan-tahapan dalam penelitian. Tahapan-tahapan nya adalah sebagai berikut: Identifikasi Proses Bisnis, Kuesioner Technology Acceptance Model, Observasi Sistem Yang Telah Ada, Analisa Kekurangan dan Kelebihan Sistem dan Pengembangan Sistem Baru. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Sistem dan Prosedur Penyampaian SPT DJP Kewajiban Pajak Wajib Pajak (WP) setelah mendaftarkan diri dan mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sesuai dengan pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan adalah mengisi Surat Pemberitahuan dan menandatanganinya serta menyampaikannnya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat WP terdaftar atau dikukuhkan. Surat Pemberitahuan (untuk selanjutnya akan disingkat SPT) adalah surat yang oleh WP digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak, dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundangundangan. Terdapat dua jenis SPT, yaitu SPT Masa untuk suatu masa pajak dan SPT Tahunan untuk suatu tahun pajak atau bagian tahun pajak Sistem penyampaian SPT secara manual mewajibkan WP untuk menyampaikan atau melaporkan SPT-nya beserta semua keterangan dan atau dokumen-dokumen yang harus dilampirkan langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempatnya terdaftar atau dikukuhkan. WP dapat langsung menyampaikan sendiri SPT-nya ke KPP atau juga dapat menyapaikan SPT melalui pos, yaitu paling lambat 20 hari setelah berakhirnya masa pajak untuk SPT Masa, dan paling lambat 3 bulan setelah akhir tahun pajak untuk SPT Tahunan.
6 WP Mengisi SPT Petugas KPP menerima SPT WP menyampaikan SPT WP menyampaikan melalui Kantor Pos Gambar 2 Penyampaian SPT secara manual Setelah SPT diterima dari Wajib Pajak, petugas pajak akan memeriksa kelengkapan SPTnya. Jika lengkap Wajib Pajak akan diberikan tanda terima penyampaian SPT. Sistem dan Prosedur Penyampaian SPT Secara Digital Elektronik Surat Pemberitahuan (espt) Wajib Pajak dapat meminta aplikasi espt di KPP atau bisa juga mengunduh aplikasi espt di website Setelah aplikasi espt di terima Wajib Pajak melakukan instalasi aplikasi espt pada sistem komputer yang digunakan untuk keperluan administrasi perpajakannya. Dengan aplikasi espt Wajib pajak merekam data-data perpajakan yang akan dilaporkan, antara lain: 1. Data identitas Wajib Pajak pemotong/pemungut dan identitas Wajib Pajak yang dipotong/dipungut seperti NPWP, nama, alamat, kode pos, nama KPP, pejabat penandatangan, kota, format nomor bukti potong/pungut, nomor awal bukti potong/pungut, kode kurs mata uang yang digunakan. 2. Bukti pemotongan/pemungutan PPh. 3. Faktur pajak. 4. Data perpajakan yang terkandung dalam SPT. 5. Data Surat Setoran Pajak (SSP), seperti: masa pajak, tahun pajak, tanggal setor, NTPP, kode MAP/KJS dan jumlah pembayaran pajak. Jika Wajib Pajak telah memiliki sistem administrasi keuangan/perpajakan sendiri dapat melakukan proses impor data dari sistem yang dimiliki Wajib Pajak kedalam aplikasi espt dengan mengacu kepada format data yang sesuai dengan aplikasi espt. Wajib Pajak dapat mencetak bukti potong/pungut dengan menggunakan aplikasi espt dan menyampaikannya kepada pihak yang dipotong/dipungut. Jika Wajib Pajak akan melaporkan perpajakannya maka Wajib Pajak membentuk file data SPT (csv file) dari aplikasi espt dan disimpan ke dalam media lain, seperti disket, flash disk, compact disc (CD) atau media penyimpan elektronik lain nya. Langkah selanjutnya, wajib pajak mencetak induk SPT SPT Masa PPh dan atau SPT Masa PPN dan/atau SPT Tahunan dan ditandatangani berguna untuk salah satu bagian pelaporan SPT. Wajib Pajak melaporkan SPT dengan menggunakan media elektronik ke KPP dengan membawa formulir Induk
7 SPT Masa PPh/PPN dan/atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan espt yang telah ditandatangani beserta file data SPT yang tersimpan dalam media komputer sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Evaluasi Persepsi Pengguna Aplikasi espt Berdasarkan hasil kuesioner persepsi terhadap manfaat (Perceived usefulness) yang terdiri dari 6 (enam) pertanyaaan. Untuk pertanyaan Pemanfaatan perangkat lunak espt untuk pelaporan pajak akan mempercepat pekerjaan saya 60% responden menjawab setuju. Untuk pertanyaan Pemanfaatan perangkat lunak espt untuk pelaporan pajak akan meningkatkan kinerja saya 53% responden menjawab setuju. Untuk pertanyaan Pemanfaatan perangkat lunak espt untuk pelaporan pajak akan meningkatkan produktivitas saya 47% responden menjawab setuju. Untuk pertanyaan Pemanfaatan perangkat lunak espt untuk pelaporan pajak akan meningkatkan efektifitas usaha saya sebanyak 53% responden menjawab setuju. Untuk pertanyaan Pemanfaatan perangkat lunak espt untuk pelaporan pajak akan membuat pekerjaan saya lebih mudah sebanyak 57% responden menjawab setuju. Dan untuk p[ertannyaan terakhir Pemanfaatan perangkat lunak espt untuk pelaporan pajak sangat bermanfaat untuk saya 57% responden menjawab setuju. Dilihat dari hasil kuesioner diatas aplikasi espt sangat membantu dan berguna untuk meningkatkan kinerja Wajib Pajak dalam pengisian SPT. Karena dengan menggunakan aplikasi espt terdapat penghitugan secara otomatis yang dapat meminimalisir kesalahan Wajib Pajak dalam melakukan pengisian SPT. Sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja Wajib Pajak. Untuk persepsi terhadap kemudahan penggunaan aplikasi espt (perceived ease of use) terdapat 6 (enam) pertanyaan. Untuk pertanyaan pertama Saya merasa mudah mempelajari penggunaan perangkat lunak espt 77% responden menjawab agak setuju. Untuk pertanyaan Saya merasa jelas dan mudah mengerti dalam penggunaan perangkat lunak espt 37% responden menjawab agak setuju. Dan pertanyaan Saya merasa mudah untuk menjadi seseorang yang terampil dalam menggunakan perangkat lunak espt sebanyak 33% responden menjawab agak setuju dan 33% responden menjawab netral, didalam pertannyaan ini wajib pajak ragu-ragu dalam penguasaaan aplikasi espt ini. Untuk pertanyaan Perangkat lunak espt itu mudah digunakan 40% responden menjawab agak setuju. Dan untuk pertanyaan Perangkat lunak espt itu mudah dikendalikan 47% responden menjawab netral. Dan untuk pertanyaan terakhir Saya merasa mudah untuk mengingat istilah-istilah dalam perangakat lunak espt 47% responden menjawab netral. Dilihat dari hasil kuesioner diatas aplikasi espt sangat membantu dan berguna untuk meningkatkan kinerja Wajib Pajak dalam pengisian SPT. Karena dengan menggunakan aplikasi espt terdapat penghitugan secara otomatis yang dapat meminimalisir kesalahan Wajib Pajak dalam melakukan pengisian SPT. Sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan kinerja Wajib Pajak. Untuk persepsi terhadap kemudahan penggunaan aplikasi espt (perceived ease of use) terdapat 6 (enam) pertanyaan. Untuk pertanyaan pertama Saya merasa mudah mempelajari penggunaan perangkat lunak espt 77% responden menjawab agak setuju. Untuk pertanyaan Saya merasa jelas dan mudah mengerti dalam penggunaan perangkat lunak espt 37% responden menjawab agak setuju. Dan pertanyaan Saya merasa mudah untuk menjadi seseorang yang terampil dalam menggunakan perangkat lunak espt sebanyak 33% responden menjawab agak setuju dan 33% responden menjawab netral, didalam pertannyaan ini wajib pajak ragu-ragu dalam penguasaaan aplikasi espt ini. Untuk pertanyaan Perangkat lunak espt itu mudah digunakan 40% responden
8 menjawab agak setuju. Dan untuk pertanyaan Perangkat lunak espt itu mudah dikendalikan 47% responden menjawab netral. Dan untuk pertanyaan terakhir Saya merasa mudah untuk mengingat istilah-istilah dalam perangakat lunak espt 47% responden menjawab netral. Dengan melihat persepsi pengguna espt terhadap kemudahan penggunaan (perceived ease of use) aplikasi espt diatas, penulis dapat menarik kesimpulan banyak pengguna aplikasi espt merasa ragu-ragu atau tidak mudahnya dalam menggunakan aplikasi espt. Hal ini disebabkan banyaknya peraturan-perturan perpajakan yang terkait dalam pengisian espt dan seringnya perubahan formulir SPT yang berlaku. Aplikasi espt digunakan juga dalam pengiriman SPT dengan cara efiling, dibawah ini adalah persepsi kemampuan pengguna terhadap kemampuan penggunaan internet untuk aplikasi espt dan efiling (Internet self efficacy) terdapat 4 (empat) pertanyaan. Untuk pertanyaan pertama Saya merasa yakin bisa memahami istilahistilah mengenai perangkat lunak espt sebanyak 40% responden menjawan agak setuju. Dan untuk pertanyaan kedua Saya merasa yakin bisa menjelaskan fungsi-fungsi dari perangkat lunak espt dan efiling 47% responden menjawab netral. Dan pertanyaan ketiga adalah Saya merasa yakin bisa memecahkan masalah-masalah dalam perangkat lunak espt dan efiling 47% responden menjawab netral. Untuk pertanyaan terakhir Saya merasa yakin bisa menjelaskan kenapa pekerjaan saya tidak jalan di perangkat lunak espt dan efiling sejumlah 57% responden menjawab netral. Dengan melihat persepsi pengguna espt terhadap kemampuan penggunaan internet (internet self efficacy) untuk aplikasi espt dan efiling diatas, penulis dapat menarik kesimpulan banyak pengguna aplikasi espt dan efiling yang merasa ragu-ragu atau tidak mudahnya dalam menggunakan aplikasi espt dan efiling. Hal ini disebabkan sumber daya manusianya yang kurang memahami penggunaan internet. Yang terakhir adalah persepsi pengguna aplikasi espt terhadap kecemasan (anxiety) yang terdiri dari 4 (empat) pertanyaan. Pertanyaan pertama Bekerja dengan perangkat lunak espt membuat saya gugup 57% responden menjawab netral. Dan untuk pertanyaan selanjutnya Perangkat lunak espt membuat saya tidak nyaman 40% responden menjawab netral. Untuk pertanyaan Perangkat lunak espt membuat saya susah 43% responden menjawab netral. Dan untuk pertanyaan terakhir Perangkat lunak espt menakutkan saya 37% responden menjawab netral. Dari hasil kuesioner kemudian dilakukan skor rata-rata atas penilaian dan kondisi yang saat ini berjalan. Perhitungan dilakukan dengan cara sebagai berikut: Skor = (tot_sts)*1 + (tot_ts)*2 + (tot_ats)*3 + (tot_n)*4 + (tot_as)*5 + (tot_s)*6 + (tot_ss)*7 Keterangan: Tot_sts,tot_ts, tot_ats, dan seterusnya menyatakan jumlah persentase responden yang memberikan nilai sts,ts,ats,..ss terhadap satu pertanyaan. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
9 Tabel 2 Tabel Skor dan Rata-Rata Hasil Kuesioner No Atribut Skor Rata- Rata , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,6 Rekomendasi Penyempurnaan Aplikasi espt Setelah melihat hasil kuesioner diatas penulis mendapat tantangan bagaimana membuat aplikasi espt 1770S yang mudah dalam pengoperasiannya dan tidak membuat bingung Wajib Pajak yang menggunakan aplikasi espt 1770S tersebut. Dibawah ini adalah tabel rekomendasi perubahan/penyempurnaan aplikasi espt 1770S yang telah ada. Tabel 3 Rekomendasi Penyempurnaan Aplikasi espt 1770S No espt 1770S yang telah ada Rekomendasi Pengisian SPT seperti pengisian Pengisian SPT seperti 1 model kertas pengisian kuesioner 2 Tidak ada bantuan setiap field Dibuat Bantuan setiap field yang harus diisi yang diisi Banyaknya settingan pada saat Hilangkan setinggan yang 3 mulai isi SPT tdak diperlukan Perbandingan espt Sistem Lama Dengan Sistem Baru Dibawah ini adalah perbandingan Formulir SPT PPh Orang Pribadi Sederhana (1770S) tahun pajak 2009 dengan tahun pajak 2010 dan perbandingan aplikasi espt PPh orang Pribadi Sederhana (1770S) sistem lama dan sistem baru.
10 Tabel 4 Perbandingan espt Sistem Lama Dengan Sistem Baru No Hal Sistem Lama Sistem Baru Keterangan Perubahan 1. Dasar Hukum 2. Pengisian SPT 3. Menu Bantuan Aplikasi Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 34/PJ/2010 Tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Beserta Petunjuk Pengisiannya Tanggal 27 Juli 2010 Pengisian SPT dilalukan seperti pengisian SPT kertas Menu bantuan tidak dijelaskan secara detil 4. Export harta terdapat menu export harta 5. Import Harta 6. Seting PTKP 7. Username & Password KESIMPULAN Terdapat menu import harta Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) ditentukan oleh pengguna Untuk masuk aplikasi espt dibutuhkan username & password Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 34/PJ/2009 Tentang Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Beserta Petunjuk Pengisiannya Tanggal 27 Juni 2009 Pengisian SPT dilakukan seperti mengisi kuesioner Menu bantuan terdapat di setiap fiels yang akan diisi dihilangkan dihilangkan Besarnya PTKP tidak perlu disetting oleh pengguna Username & password dihilangkan Perubahan Formulir SPT PPh Orang Pribadi Sederhana (1770S) Perubahan cara pengisian SPT Penambahan menu bantuan export harta dihilangkan import harta dihilangkan dihilangkan setting PTKP Username & Password dihilangkan Dari hasil observasi dan analisa pengolahan data SPT di Direktorat Jenderal Pajak dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengisisan SPT di Direktorat Jenderal Pajak masih menggunakan dua sistem pengisian, yaitu pengisian SPT secara manual (SPT kertas) dan menggunakan aplikasi espt. 2. Wajib Pajak menyadari aplikasi espt dapat membatu Wajib Pajak dalam pengisian laporan perpajakan. Tetapi masih banyak Wajib Pajak yang kurang memahami bagai mana cara pengoperasian aplikasi espt. Sehingga masih sedikitnya Wajib Pajak yang menggunakan aplikasi espt dalam membuat laporan perpajakan. 3. Untuk dapat meningkatkan Wajib Pajak yang menggunakan aplikasi espt dalam membuat laporan perpajakan, maka dibuat aplikasi pengisian espt yang baru dengan fitur pengisian SPT seperti pengisian kuesioner dan penambahan menu bantuan pada setiap field yang akan diisi.
11 SARAN Didalam aplikasi espt yang telah dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pajak ini masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Beberapa saran yang dapat dikemukakan terkait dengan penelitian ini adalah : 1. Direktorat Jenderal Pajak harus memperbanyak sosialisasi di bidang perpajakan, baik dalam segi aturan yang berlaku atau pun aplikasi yang digunakan oleh Wajib Pajak. Sehingga Wajib Pajak paham tentang perpajakan. 2. Aturan-aturan perpajakan yang berkaitan dengan SPT agar dibuat sesederhana mungkin sehingga Wajib Pajak mudah memahami dalam pengisian SPT. 3. Aplikasi espt dibuat lebih mudah dimengerti dalam pengisiannya, sehingga Wajib Pajak merasa mudah dan nyaman menggunakan aplikasi espt yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak. DAFTAR PUSTAKA Neila Ramdani Model Perilaku Penggunaan IT NR-2007 Pengembangan dari Technology Acceptance Model (TAM). Pajak Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Pajak Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-34/PJ/2010 Tentang Bentuk Formulir Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan Beserta Petunjuk Pengisiannya. Pajak 2008, Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan. Szajna, B., 1996, Empirical Evaluation of the Revised Technology Acceptance Model, dalam Management Science, Vol. 42, No. 1, pp Yusniza Kamarulzaman et all Tax E-filing Adoption in Malaysia: A Conceptual Model
BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini pembangunan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Theory of Reasoned Action atau Teori Aksi Rencana (TRA)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Reasoned Action atau Teori Aksi Rencana (TRA) Theory of Reasoned Action (TRA) adalah suatu teori yang berhubungan dengan sikap dan perilaku individu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran. memembayar pengeluaran-pengeluaran umum (Supramono, 2010).
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Pajak Dan Wajib Pajak 1. Pengertian Pajak Menurut Feldmann (2009:2) pajak adalah Prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut normanorma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, pemerintah sangat mengandalkan penerimaan dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, pemerintah sangat mengandalkan penerimaan dari sektor perpajakan sebagai tulang punggung penerimaan Negara. Pajak sebagai sumber penerimaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (1995;1013), patuh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory) Kepatuhan berasal dari kata patuh. Menurut KBBI (1995;1013), patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan dan berdisiplin.
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 03 /PJ/2015 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 03 /PJ/2015 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pengertian pajak adalah:
digilib.uns.ac.id 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pajak Menurut pasal 1 Undang-Undang No. 28 tahun 2007 tentang ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pengertian pajak adalah: Kontribusi wajib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi yang semakin berkembang pesat dibelahan dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang semakin berkembang pesat dibelahan dunia termasuk Indonesia menyebabkan perubahan yang sangat besar dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Lebih terperinciSPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto
SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto Definisi adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau
Lebih terperinciDefinisi. SPT (Surat Pemberitahuan)
Definisi SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan penerimaan negara terbesar yang digunakan untuk pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan sebagai alat bagi pemerintah
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENGAMATAN Dalam pembahasan berikut ini penulis akan mendeskripsikan mengenai Self Assessment System Wajib Pajak Orang Pribadi Melalui e-spt di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta.
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2013
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2013 TENTANG BENTUK, ISI, TATA CARA PENGISIAN DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA
Lebih terperinci: Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi Secara Elektronik : Ni Putu Putri Yuliana Dewi ABSTRAK
Judul Nama : Prosedur Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan Orang Pribadi Secara Elektronik : Ni Putu Putri Yuliana Dewi Nim : 1406043046 ABSTRAK e-spt adalah Surat Pemberitahuan beserta lampiran-lampirannya
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-44/PJ/2010 Tanggal 6 Oktober 2010 BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENGISIAN SERTA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) DIREKTUR
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Berkembangnya teknologi yang semakin pesat khususnya dalam bidang. teknologi informasi, membuat kebutuhan masyarakat atas akses informasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya teknologi yang semakin pesat khususnya dalam bidang teknologi informasi, membuat kebutuhan masyarakat atas akses informasi terhadap perpajakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah Indonesia yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Prosedur e-filing dalam pengadministrasian perpajakan Sesuai dengan peraturan PER-146/PJ/2006 tanggal 29 September 2006, tentang Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN dan Lampiran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cara Perpajakan (KUP), pengertian pajak adalah : Menurut Adriani dalam Purwono (2010 : 7) pengertian pajak yaitu :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pajak Menurut Pasal 1 UU No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), pengertian pajak adalah : Konstribusi wajib kepada negara yang terutang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pajak di Indonesia semakin meningkat dari masa ke masa. Pajak ditempatkan pada posisi teratas sebagai sumber penerimaan yang pertama dan utama dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu tolak ukur kemajuan suatu negara adalah kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan rakyat dapat dicapai melalui pembangunan nasional dalam berbagai aspek,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pajak ini sangat berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Seiring
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar. Penerimaan pajak ini sangat berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Seiring dengan hal tersebut
Lebih terperinciEVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
EVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Kasus Pada KPP Pratama Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara dalam bentuk pajak merupakan sumber pembiayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki cita-cita dan tujuan yaitu menjadi bangsa yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Pemerintah telah merancang berbagai strategi dan sasaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar di Indonesia. Berdasarkan data Penerimaan Perpajakan 2012-2013 yang dikeluarkan Kementerian Keuangan, realisasi sementara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber pendapatan utama negara yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan utama negara yang digunakan dalam pelayanan publik, pembiayaan, subsidi, pembangunan dan proyekproyek pemerintah. Peran dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Bandung Cibeunying terbentuk berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 94/KMK.01/1994. Dengan Surat
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITAN. pajak untuk mempermudah administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai
BAB III HASIL PENELITAN A.Pengertian a. NPWP (Nomor Pokok wajib Pajak) adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak untuk mempermudah administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kurniawan dan Niswah (2015) penelitian yang berjudul Penerapan E-Faktur Pajak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Kurniawan dan Niswah (2015) penelitian yang berjudul Penerapan E-Faktur Pajak Terhadap Pengusaha Kena Pajak Di KotaSurabaya(Studi Pada Kantor Pelayanan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pasal 1 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan:
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Dasar Perpajakan II.1.1 Pengertian Perpajakan Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007 Pasal 1 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan:
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis
BAB IV PEMBAHASAN Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis melakukan pemeriksaan pajak dengan menguji dan memeriksa ketaatan perpajakan, serta kebenaran jumlah dalam SPT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yaitu baik dari segi pembangunan masyarakat, kesejahteraan, keamanan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber utama pada penerimaan negara. Pajak sendiri memiliki definisi sebagai iuran rakyat yang dapat dipaksakan pada pemungutannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pajak Pengertian Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat (1) adalah : Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
Lebih terperinciMANFAAT MEMBAYAR PAJAK DAN PENGISIAN SPT BAGI WAJIB PAJAK. Oleh: Amanita Novi Yushita, M.Si.
MANFAAT MEMBAYAR PAJAK DAN PENGISIAN SPT BAGI WAJIB PAJAK Oleh: Amanita Novi Yushita, M.Si. amanitanovi@uny.ac.id *Makalah disampaikan pada Program Pengabdian Pada Masyarakat Pelatihan tentang Implementasi
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 28/PJ/2015 TENTANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 28/PJ/2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PENCABUTAN SERTIFIKAT ELEKTRONIK DIREKTUR JENDERAL PAJAK, Menimbang : a. bahwa Pengusaha Kena Pajak untuk dapat
Lebih terperinciLAPOR SPT TAHUNAN PPh OP MELALUI INTERNET
LAPOR SPT TAHUNAN PPh OP MELALUI INTERNET Amin Isnanto Penerbit: CV. Gunung Perahu Banjarnegara 2014 *landscape lebih baik LAPOR SPT TAHUNAN PPh OP MELALUI INTERNET Amin Isnanto Penerbit: CV. Gunung Perahu
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat
BAB IV PEMBAHASAN Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat membantu pembangunan nasional, besar dan kecilnya pajak suatu negara ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan rakyat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalannya roda pemerintahan. Lembaga yang ditunjuk untuk mengelola pajak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Penerimaan pajak merupakan sumber utama pendapatan negara dalam pembiayaan pemerintah dan pembangunan. Pajak bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep, Konstruk Dan Variabel Penelitian. Definisi atau pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk Dan Variabel Penelitian 2.1.1 Pajak 2.1.1.1 Pengertian Pajak Definisi atau pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam buku Mardiasmo (2011:1)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM) Technology Acceptance Model (TAM) diadopsi dari model Theory of Reasoned Action (TRA) yang diperkenalkan
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau
Lebih terperinciBab 1 Pengenalan Aplikasi Pajak Online. Aplikasi Pajak Online - Bagian 1
Bab 1 Pengenalan Aplikasi Pajak Online 1 Aplikasi Pajak Online - Bagian 1 Macam Macam Aplikasi Pajak Online Sesuai dengan self assessment system yang berlaku dalam perpajakan di Indonesia, Wajib Pajak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. reformasi perpajakan, dimana reformasi perpajakan tersebut dapat berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan dalam negeri yang diharapkan dapat menunjang pembelanjaan negara dan pembangunan nasional. Saat ini berbagai usaha telah dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar negara yang digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar negara yang digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia sehingga penerimaan pajak sangat berperan
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR: PER-160/PJ/2006 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN
Lebih terperinciSPT MASA PPN UNIVERSITAS MERCU BUANA JURUSAN AKUNTANSI
SPT MASA PPN Mata Kuliah : Perpajakan II Ruang, Hari /Jam kuliah : M 504, Minggu, Jam :16.15 18.45 WIB Tatap Muka : Ke 15 Dosen : Sugianto, Ak., MSi UNIVERSITAS MERCU BUANA JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM KELAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem pemungutan pajak dengan metode self assessment yang telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pemungutan pajak dengan metode self assessment yang telah berjalan selama lebih dari tiga dekade ini telah berhasil menggerakkan tanggung jawab dari wajib pajak.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber dana bagi pendapatan negara berasal dari pajak. Pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber dana bagi pendapatan negara berasal dari pajak. Pajak menyumbangkan dana cukup besar bagi pendapatan suatu negara. Pendapatan ini nantinya akan digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat baik dari segi materill maupun spiritual. Merealisasikan tujuan tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung secara terusmenerus dan berkesinambungan. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik dari segi
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan sistem teknologi informasi merupakan salah satu hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem teknologi informasi merupakan salah satu hal yang sudah berkembang pesat saat ini. Bukan hanya di negara-negara maju, namun di negara-negara berkembang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK
KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK Para Pemungut PPN yang terhormat, Setiap bulan setelah Masa Pajak berakhir, Pemungut PPN harus melaksanakan kewajiban untuk melaporkan kegiatan pemungutan PPN yang
Lebih terperinciPENERAPAN E-FAKTUR DAN PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP) (STUDI PADA PENGUSAHA KENA PAJAK DI KABUPATEN BULELENG)
PENERAPAN E-FAKTUR DAN PERSEPSI PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP) I Nyoman Putra Yasa 1 (Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja) 1 Email : putrayasanyoman11@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/ PMK.03/2007
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 181/ PMK.03/2007 TENTANG BENTUK DAN ISI SURAT PEMBERITAHUAN, SERTA TATA CARA PENGAMBILAN, PENGISIAN, PENANDATANGANAN, DAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN Undang-Undang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pengaruh dalam adalah sebagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pengaruh dan Penerapan Sebelum membahas lebih lanjut tentang skripsi ini, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan pengaruh dan penerapan.
Lebih terperinciBAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga
BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA III.1 Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga beralamatkan di Jl. K.H
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULAN 1.1. Latar belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULAN 1.1. Latar belakang Masalah Pajak merupakan sumber keuangan Negara dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan. Pajak juga merupakan andalan pemerintah untuk memenuhi keuangan pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah penerimaan dari sektor perpajakan. Hal ini membuat pajak mempunyai peranan yang sangat besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maju dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional sebagai suatu rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan akan menuntut adanya modernisasi meliputi semua aspek kehidupan. Layaknya sebuah
Lebih terperinciDEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 47/PJ/2008 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN DAN PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerimaan dalam negeri melalui sektor pajak merupakan penerimaan paling populer bagi negara. Hal ini terjadi akibat pengaruh pergeseran penerimaan dari sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat terselesaikan dengan cepat, mudah dan praktis. Konsep inilah yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan informasi berkembang sangat pesat termasuk juga di Indonesia. Dengan berkembangnya teknologi dan informasi, segala hal dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengembangan e-government merupakan upaya pemerintah Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pengembangan e-government merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas layanan publik serta kinerja birokrasi menuju terwujudnya pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang berguna untuk membiayai pengeluaran negara. Pajak berasal dari iuran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Penelitian Pajak adalah kata yang tidak bisa lepas dari sebuah negara, hampir semua negara menerapkan sistem perpajakan karena pajak merupakan salah satu penerimaan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. Biotek Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi (obatobatan hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. : 1. Para Kepala Kantor Wilayah DJP 2. Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak 3. Para Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi
Lebih terperinciLAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-5/PJ/2011 TENTANG : TATA CARA PENGAJUAN DAN PENELITIAN ATAS PERMOHONAN
LAMPIRAN I Nomor :...(1)...,...(2) Lampiran :...(3) Hal : Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan Yang Seharusnya Tidak Terutang Yth. Direktur Jenderal Pajak u.p. Pelayanan Pajak......
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tabel Penerimaan Dalam Negeri Tahun (dalam miliar rupiah)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang telah diketahui bahwa negara dalam hal menyelenggarakan pemerintahan termasuk membiayai pembangunan membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu komponen penting dan sumber utama pada penerimaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu komponen penting dan sumber utama pada penerimaan negara. Pajak sendiri didefinisikan sebagai iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
Lebih terperinciSURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN
DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Nama Pemungut : Alamat : No. Telp : Usaha : SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku
Lebih terperincipembiayaan dan pembangunan dalam negeri. Pemerintah Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat bangsa dan Negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan sistem
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah dilakukan analisis data dan pembahasan analisis penelitian mengenai pengaruh penerapan e-spt terhadap efisiensi pengisian SPT, maka dapat ditarik bahwa : 1.
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ/2010 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 45/PJ/2010 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENGISIAN SERTA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PENGUSAHA KENA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planed Behavior (TPB) Theory of Planned Behavior (TPB) menjelaskan bahwa perilaku individu untuk tidak patuh terhadap ketentuan perpajakan dipengaruhi
Lebih terperinciTATA CARA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN SECARA e-filing MELALUI MENGAJUKAN PERMOHONAN e-fin. e-fin
TATA CARA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN SECARA e-filing MELALUI www.pajak.go.id 1 MENGAJUKAN PERMOHONAN a MELALUI WEBSITE DIREKTORAT JENDERAL PAJAK (www.pajak.go.id) b MELALUI KANTOR PELAYANAN PAJAK TERDEKAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perpajakan ditentukan melakukan kewajiban perpajakan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditujukan dan digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mau harus ditanggung Wajib Pajak (Waluyo, B.Illyas, Perpajakan Indonesia, 2003;4)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak adalah iuran wajib yang diberikan oleh seseorang atau badan organisasi yang disetor atau diberikan kepada pemerintah tanpa memperoleh prestasi atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Pajak 2.1.1.1 Definisi Pajak Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut memberikan berbagai definisi tentang
Lebih terperinciABSTRAK. Tax Payer Obediance Rate Analyze of SPT Masa PPN Deliver with Electronic Application on KPP Pratama North Makassar
ABSTRAK Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak atas Penyampaian SPT Masa PPN dengan Penerapan Electronic (e-spt) Di Kantor Pelayanan Pajak Makassar Utara Tax Payer Obediance Rate Analyze of SPT Masa PPN
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Analisis Perlakuan Pajak Penghasilan dalam Transaksi Jasa Lelang oleh Balai Lelang Swasta Sebagaimana telah disebutkan dalam pembahasan sebelumnya bahwa transaksi
Lebih terperinciAnalisis Penggunaan e-spt Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pada CV Serasan Sekundang Mandiri Di Muara Enim
Analisis Penggunaan e-spt Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pada CV Serasan Sekundang Mandiri Di Muara Enim Sofi Indriani (Shofie_chen@yahoo.com) Siti Khairani (siti.khairani@mdp.ac.id) Akuntansi (S1) STIE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penerimaan pajak memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerimaan pajak memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap keuangan negara, karena pajak merupakan suatu sumber pendapatan negara yang terbesar yaitu sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dan informasi kepada pelanggannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teknologi internet memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan informasi dunia. Dahulu memerlukan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut, maka negara harus menggali
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi kewajiban pembangunan bangsa, maka pemerintah harus memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber dana negara salah satunya yaitu
Lebih terperinciPERPAJAKAN II. PENGISIAN e-spt PPN Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi
Modul ke: PERPAJAKAN II PENGISIAN e-spt PPN 1111 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Sejak 1 Januari 2011, pelaporan PPN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan tulang punggung penerimaan negara dan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Pajak berasal dari iuran masyarakat dan dapat dipaksakan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga Penggunaan Aplikasi E-SPT di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga secara resmi dapat digunakan pada tahun 2007. Wajib
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU Penelitian yang dilakukan oleh Naranthaka (2010) menggunakan teknik analisis data dengan metode silogisme dan interpretasi. Teknik analisis data tersebut
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER 2/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 29/PJ/2008 TENTANG BENTUK, ISI, DAN TATA CARA PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) DALAM BENTUK FORMULIR KERTAS (HARD COPY)
Lebih terperinciTATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN/
LAMPIRAN I NOMOR PER-1/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN/e-SPT TAHUNAN 1. Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan/e-SPT Tahunan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dengan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dan mempertimbangkan akibat dari tindakan mereka. Ajzen. pertimbangan tersebut akan membentuk intensi untuk melakukan suatu
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planned Behaviour (TPB) Manusia pada umumnya berperilaku dengan cara yang masuk akal, mereka mempertimbangkan perilakunya berdasarkan informasi
Lebih terperinciCEPAT MUDAH AMAN. Pelaporan SPT melalui e-filing PJ.091/KUP/S/001/ Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak 2016
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak 2016 djponline.pajak.go.id Pelaporan SPT melalui e-filing CEPAT MUDAH AMAN PJ.091/KUP/S/001/2016-00 Cara penyampaian SPT Tahunan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerimaan negara tersbesar ini dapat dilihat dalam RAPBN sebesar Rp
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar, penerimaan pajak ini berperan dalam kesejahteraan masyarakat Indonesia. Penerimaan negara tersbesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi.pada perekonomian secara keseluruhah pada saat ini teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini sudah semakin maju dan berkembang khususnya pada kemajuan teknologi informasi.penggunaan teknologi informasi sangat
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA
ANALISIS PENGGUNAAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA Riza Hardianti Binus University, Tanah Kusir II, Jl R/21, 085691235588, riyzha_cho2@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam kemudahan, kecepatan akses informasi, efektifitas dan efisiensi pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi informasi merupakan salah satu faktor menuju era globalisasi. Teknologi informasi menawarkan berbagai macam kemudahan,
Lebih terperinci