Efek hidrogel getah jarak cina (Jatropha multifida Linn.) berbasis karagenan kappa dan karagenan iota terhadap penyembuhan luka tikus wistar jantan
|
|
- Devi Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pharmaciana Vol.6, No.2, November 2016, Hal DOI: /pharmaciana.v6i Efek hidrogel getah jarak cina (Jatropha multifida Linn.) berbasis karagenan kappa dan karagenan iota terhadap penyembuhan luka tikus wistar jantan Fetri Lestari, Amila Gadri, Gita Cahya Eka Darma, Rikka Kartika 1 Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Islam Bandung Jl. Ranggagading No 8 Bandung Submitted: Reviewed: Accepted: ABSTRAK Getah jarak cina (Jatropha multifida Linn.) diketahui memiliki aktivitas dalam penyembuhan luka. Telah dikembangkan sediaan hidrogel mengandung 3% getah jarak cina dengan variasi basis polimer karagenan kappa dan karagenan iota yang memenuhi karakteristik sediaan yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek penyembuhan luka dari kedua sediaan hidrogel tersebut pada tikus Wistar. Pengujian dilakukan terhadap lima kelompok tikus yang diberi luka berdiameter 1,5 cm di area punggung, terdiri dari kelompok kontrol, dua kelompok uji yang masing-masing diberi sediaan hidrogel getah jarak cina berbasis 2% karagenan kappa (kelompok hidrogel-kappa) dan sediaan hidrogel getah jarak cina berbasis 2% karagenan iota (kelompok hidrogel-iota), serta dua kelompok yang masingmasing diberi basis hidrogel yang berbeda sesuai tipe sediaan uji. Parameter penyembuhan luka mencakup waktu kering luka, waktu terbentuk keropeng, dan perubahan diameter luka. Hasil menunjukkan kelompok hidrogel-kappa mengalami penyembuhan luka paling cepat dibandingkan kelompok kontrol secara signifikan (p<0,05) dan dibandingkan kelompok hidrogel-iota berdasarkan waktu kering luka (16,6±2,2 jam) dan waktu terbentuk keropeng (92,6 ± 2,2 jam). Kelompok hidrogelkappa juga menunjukkan perubahan diameter luka paling baik pada hari ke-21 yaitu mengecil hingga 0,02 ± 0,03 cm dibandingkan kelompok kontrol dan kelompok hidrogel-iota. Sehingga disimpulkan sediaan hidrogel yang mengandung 3% getah jarak cina dan berbasis polimer 2% karagenan kappa memberikan efek lebih baik dalam mempercepat penyembuhan luka dibandingkan sediaan berbasis polimer karagenan iota pada penelitian ini. Kata kunci : Getah jarak cina (Jatropha multifida Linn.), hidrogel, kappa karagenan, iota karagenan, penyembuhan luka ABSTRACT Jatropha multifida Linn. latex has been reported in many study for its activities to treats wound. Preparation of hydrogels containing 3% of Jatropha multifida Linn. latex with variety of base polymers kappa carrageenan and iota carrageenan was conducted and met good characteristics. This study aimed to evaluate effect of both hydrogels to promote wound healing in Wistar rats. Tests carried out on five groups of rats with 1.5 cm diameter of wound in the back area, consisting of a control group, two test groups were each treated by 2% kappa carrageenan-based hydrogel (kappa-hydrogel group) and 2% iota carrageenan-based hydrogel (iota-hydrogel group) of the latex, and two groups were each given a different hydrogel base according to type of hydrogel tested. Effect on wound healing was assessed by parameters including wound drying period, scab forming period, and the change in diameter of the wound. Results show kappa-hydrogel group achieve the most rapid wound healing compare to the control group significantly (p<0,05) and the iota-hydrogel group on wound drying period (16.6 ± 2.2 hours) and scab forming period (92.6 ± 2.2 hours). Penulis korespondesi: Fetri Lestari Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Islam Bandung Jl. Ranggagading No 8 Bandung fetrilestari@gmail.com Journal homepage:
2 118 Kappa-hydrogel group also show best changes in diameter of the wound at day 21 which is reduced to 0.02 ± 0.03 cm, compare to the control group and iota-hydrogel group. As a conclusion, the 2% kappa carrageenan-based hydrogel containing 3% of Jatropha multifida Linn. latex produce better effect to promote wound healing than iota carrageenan-based hydrogel in this study. Keywords: Jatropha multifida Linn. latex, hydrogel, kappa carrageenan, iota carrageenan, wound healing PENDAHULUAN Getah jarak cina (Jatropha multifida Linn.) telah diketahui memberikan efek mempersingkat waktu perdarahan pada luka sayatan. Aktivitas hemostatik ini disebabkan adanya kandungan tanin dan flavonoid dalam getah (Dougnon et al., 2012). Pada penelitian Syarfati dan Damhoeri (2011), getah jarak cina berpotensi sama dengan povidon iodin dalam lama waktu terbentuk keropeng pada luka baru, lama pengelupasan keropeng dan penyembuhan luka tidak berbeda nyata, permukaan luka yang telah sembuh dengan pengolesan getah jarak cina terbentuk sempurna seperti semula. Pada penelitian Aiyelaagbe et al. (2008), menunjukkan bahwa jarak cina memiliki aktivitas sebagai anti mikroba. Kebanyakan tumbuhan bila digunakan secara langsung atau sebagai ekstrak kasar, mungkin mengandung mikroorganisme sehingga potensial sebagai sumber infeksi (Boateng et al., 2008). Untuk meningkatkan efektivitas getah jarak cina dalam penyembuhan luka, telah dikembangkan formulasi sediaan topikal. Pada penelitian sebelumnya, dikembangkan formulasi sediaan gel dan salep mengandung 1% dan 3% getah jarak cina menghasilkan gel dan salep yang memenuhi syarat secara farmasetika dan memberikan efek yang lebih baik pada penyembuhan luka pada mencit dibandingkan kontrol, terutama penyembuhan luka tercepat dicapai oleh gel mengandung 3% getah (Amila et al., 2015). Tahap berikutnya, dikembangkan formulasi sediaan pembalut luka dari getah jarak cina yang termasuk kategori modern dressing yaitu berupa hidrogel. Hidrogel merupakan jaringan rantai polimer tiga dimensi dengan ikatan silang yang memiliki kapasitas mengembang (swelling) dengan menyerap air atau cairan biologis dan tidak larut serta tetap mempertahankan struktur tiga dimensinya (Omidian et al., 2013). Kemampuan menyerap air disebabkan terikatnya gugus hidrofilik kepada rantai polimerik. Resistensi terhadap disolusi timbul akibat adanya ikatan silang antar rantai polimer (Ahmed, 2015). Hidrogel dapat digunakan sebagai gel amorf atau sebagai lembaran atau film yang elastis dan padat. Hidrogel film dapat digunakan untuk pembalut luka primer maupun sekunder (Boateng et al., 2012). Polimer yang dipilih sebagai basis hidrogel getah jarak cina adalah polimer alam berupa karagenan kappa dan karagenan iota. Karagenan kappa dan karagenan iota berasal dari spesies rhodophyta yang berbeda (Distantina et al., 2010). Hidrogel dari polimer alam secara umum non toksik dan biodegradable (Ahmed, 2015). Formulasi hidrogel dengan basis karagenan iota 2% memberikan karakteristik yang baik berdasarkan parameter uji organoleptik, kemampuan mengembang, dan fraksi gel (Gadri et al., 2014). Sediaan hidrogel getah jarak cina berbasis 2% karagenan kappa menunjukkan karakteristik kemampuan mengembang dan fraksi gel yang baik (Gadri et al., 2015). Berdasarkan hasil dari pengembangan formulasi sediaan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan efek penyembuhan luka hidrogel getah jarak cina berbasis karagenan kappa dan karagenan iota pada tikus Wistar. METODE PENELITIAN Alat dan Bahan Jarak cina diperoleh dari Manoko, Lembang. Getah diperoleh melalui penyadapan dengan menyayat batang tanaman dan kemudian dibuat serbuk getah dengan alat freeze dryer. Sediaan hidrogel mengandung 3% getah jarak cina dibuat dalam dua formula basis mengandung 2% karagenan kappa (formula 1) atau karagenan iota (formula 2), kalium klorida (formula 1) atau kalsium klorida (formula 2), PVP, PEG 400, propilenglikol, gliserin, agar, nipagin dan nipasol dalam kedua formula. Hidrogel yang dihasilkan membentuk lapisan film (Gambar 1). Pharmaciana Vol. 6, No. 2, November 2016, Hal
3 Pharmaciana 119 (a) (b) Gambar 1. Film hidrogel berbasis karagenan (a) tanpa getah jarak cina, (b) mengandung getah jarak cina Uji efek dilakukan terhadap 5 kelompok tikus Wistar jantan masing-masing terdiri dari 5 ekor dengan bobot gram, usia 2-3 bulan. Jalannya Penelitian Pengelompokan hewan Tikus sebanyak 25 ekor dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing terdiri dari 5 ekor yaitu kelompok kontrol; kelompok yang diberi sediaan hidrogel getah jarak cina dengan basis polimer karagenan kappa (kelompok hidrogel-kappa); kelompok yang diberi basis hidrogel dengan polimer karagenan kappa (kelompok basis hidrogel-kappa); kelompok yang diberi sediaan hidrogel getah jarak cina dengan basis polimer karagenan iota (kelompok hidrogel-iota); dan kelompok yang diberi basis hidrogel dengan polimer karagenan iota (kelompok basis hidrogel-iota). Induksi luka Tikus dianestesi dengan ketamin 70mg/Kg BB secara intraperitoneal, kemudian diletakkan di atas bak bedah dengan posisi telungkup dan keempat kaki diikat. Rambut di sekitar punggung bagian tengah tikus dicukur, kemudian dibersihkan dengan kapas yang dibasahi alkohol 70%. Luka dibuat berbentuk lingkaran dengan diameter 1,5 cm, dengan menggunting kulit pada bagian yang telah ditandai sampai bagian dermis beserta jaringan ikat dibawahnya. Uji aktivitas penyembuhan luka Masing masing kelompok tikus diaplikasikan sediaan uji yang sesuai pada lingkaran luka dengan ketebalan pengolesan yang sama dan kemudian dibalut dengan kasa steril untuk menghindari kontaminasi dan agar film hidrogel tidak terlepas akibat pergerakan tikus. Pemberian sediaan dilakukan setiap dua kali sehari, pada interval waktu yang sama sampai luka sembuh. Pengamatan proses penyembuhan luka dilakukan tiga kali sehari pada interval waktu yang sama. Parameter untuk menentukan efek penyembuhan luka meliputi waktu kering luka, waktu terbentuk keropeng dan perubahan diameter luka pada hari ke-21. Analisis Data Data dianalisa secara statistik non parametrik dengan menggunakan uji Mann-Whitney (α=0,05) untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara kelompok hidrogel- kappa dan kelompok hidrogel-iota) dengan kelompok kontrol. HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu kering luka pada kelompok hidrogel-kappa dan kelompok hidrogel-iota lebih cepat dibandingkan waktu kering luka kelompok basis dan juga lebih cepat dibandingkan kontrol (44,1 jam). Waktu pengeringan luka tercepat dicapai oleh sediaan hidrogel-kappa dengan rata-rata 16,6 jam. Efek pengeringan luka oleh kelompok hidrogel-kappa dan hidrogel-iota signifikan secara statistik dibandingkan kontrol (p=0,002; 0,001). Efek yang diberikan hidrogel-kappa tidak berbeda bermakna dibandingkan hidrogel-iota dengan nilai p=0,324. Pengamatan waktu kering luka tercantum pada Tabel I. Hasil ini menunjukkan adanya efek dari serbuk getah jarak cina dalam sediaan hidrogel terhadap proses penyembuhan luka, melebihi pengaruh yang diberikan basis. Tanin yang terdapat dalam getah jarak cina dapat menimbulkan efek vasokontriksi pembuluh darah kapiler (Syarfati dan Damhoeri, 2011). Film hidrogel dapat mengabsorbsi dan menahan sejumlah volume air ketika kontak dengan luka basah (Boateng et al., 2008). Efek hidrogel getah jarak (Fetri Lestari dkk.)
4 120 Tabel I. Waktu kering luka tikus setelah pemberian sediaan Kelompok Rata-rata Waktu Kering Luka p* (jam) ± SD Kontrol 44,1 ± 4,3 - Basis Hidrogel- Kappa 24,2 ± 1,8 - Sediaan Hidrogel-Kappa 16,6 ± 2,2 0,002 Basis Hidrogel-Iota 24,2 ± 1,8 - Sediaan Hidrogel-Iota 18,8 ± 1,8 0,001 *p= Signifikansi perbedaan waktu kering luka kelompok uji dibandingkan kelompok kontrol berdasarkan uji statistik Mann-Whitney Fase inflamasi terjadi bersamaan dengan hemostasis, mulai dari beberapa menit sampai 24 jam setelah terbentuk luka dan berakhir sampai sekitar 3 hari, melibatkan respon selular dan vaskular. Pelepasan eksudat yang kaya protein kepada luka menyebabkan vasodilatasi melalui pelepasan histamin dan serotonin, sehingga memberi jalan bagi makrofag untuk menuju luka dan memfagosit jaringan nekrotik (Boateng et al., 2008). Perbaikan matriks jaringan ikat diatur oleh sel-sel radang dengan melepaskan sitokin yang dikenal sebagai faktor pertumbuhan (Schwartz, 2000). Jaringan nekrotik yang keras diuraikan oleh aktivitas enzimatik sehingga menghasilkan massa cairan yang berwarna kekuningan. Lingkungan yang kering mencegah aktivitas proteolitik tersebut sebaliknya eksudat berlebih akan menghambat proliferasi dan aktivitas sel serta pembentukan matriks ekstraselular dan faktor pertumbuhan sehingga penyembuhan luka menjadi lebih lama (Boateng et al., 2008). Sehingga penyerapan cairan eksudat oleh hidrogel memungkinkan untuk mempercepat penyembuhan luka. Pada fase hemostasis, kandungan jatrophine dalam getah jarak cina dapat meningkatkan jumlah trombosit. Trombosit akan mengeluarkan adenosine difosfat (ADP) yang menyebabkan permukaan trombosit melekat pada lapisan trombosit yang pertama. Trombosit yang baru melekat mengeluarkan lebih banyak ADP, sehingga bertambah jumlah trombosit yang melekat. Proses penumpukan trombosit didukung oleh tromboksan A 2 yang secara langsung mendorong agregasi trombosit sehingga dapat mempercepat pembekuan darah dengan cara mengeluarkan lebih banyak ADP (Syarfati dan Damhoeri, 2011). Fibrinogen yang terdapat dalam eksudat memicu koagulasi. Benang fibrin membentuk bekuan yang kemudian akan mengering membentuk keropeng. Tabel II. Waktu terbentuk keropeng setelah pemberian sediaan Kelompok Rata-rata Waktu Terbentuk Keropeng p* (jam) ± SD Kontrol 211,7 ± 19,7 - Basis Hidrogel- Kappa 127,4 ± 10,8 - Sediaan Hidrogel-Kappa 92,6 ± 2,2 0,002 Basis Hidrogel-Iota 125,8 ± 3,3 - Sediaan Hidrogel-Iota 116,6 ± 2,2 0,002 *p= Signifikansi perbedaan waktu terbentuk keropeng dibandingkan kelompok kontrol berdasarkan uji statistik Mann-Whitney Selaras dengan hasil pengamatan waktu kering luka, waktu terbentuk keropeng kelompok yang diberi hidrogel getah jarak cina lebih cepat dibandingkan efek dari basisnya masing-masing dan dibandingkan kelompok kontrol (Tabel II). Pada uji Mann-Whitney menunjukkan waktu terbentuk keropeng pada kedua kelompok hidrogel berbeda bermakna (p=0,002) dibandingkan kontrol. Waktu terbentuknya keropeng rata-rata pada kelompok sediaan hidrogel-kappa (92,6 jam) lebih cepat dibandingkan kelompok yang diberi sediaan hidrogel-iota (116,6 jam) secara bermakna (p=0,007). Hal ini menunjukkan adanya pengaruh dari perbedaan basis polimer yang diberikan. Terbentuknya keropeng menunjukkan proses penyembuhan luka berlanjut ke fase migrasi. Migrasi melibatkan pergerakan sel epitel dan fibroblas kepada area luka untuk menggantikan jaringan yang rusak. Sel ini beregenerasi dari tepi, tumbuh cepat menutup luka di bawah keropeng disertai dengan penebalan epitel. Fase proliferatif terjadi bersamaan atau segera setelah fase migrasi (mulai hari ketiga). Jaringan granulasi dibentuk dari pertumbuhan pembuluh kapiler dan limfatik pada luka dan kolagen disintesis oleh fibroblas untuk membentuk kulit baru (Boateng et al., 2008). Pharmaciana Vol. 6, No. 2, November 2016, Hal
5 Pharmaciana 121 Kandungan saponin dalam getah jarak cina dapat memicu pembentukan kolagen (Syarfati dan Damhoeri, 2011). Hal ini terlihat dengan berkurangnya diameter luka setelah pemberian sediaan selama 21 hari. Semua kelompok telah mengalami penyempitan diameter luka dari diameter luka awal yaitu 1,5 cm. Diameter luka kelompok kontrol adalah 0,42 cm, lebih besar dibandingkan kelompok yang diberi sediaan uji. Pada Tabel III, terlihat kedua kelompok uji yang diberi sediaan hidrogel getah jarak cina memberikan efek penyempitan diameter luka yang signifikan (p=0,002) dibandingkan kelompok kontrol. Pada kelompok sediaan hidrogel-kappa tersisa diameter luka rata-rata 0,02 cm, dan kemudian luka tertutup sempurna pada semua subjek uji pada hari ke-23. Sediaan hidrogel-iota memberikan perubahan diameter luka kurang baik dikarenakan masih terdapat luka rata-rata sebesar 0,20 cm. Diameter luka antara kedua kelompok hidrogel berbeda bermakna dengan nilai p=0,008. Tabel III. Diameter Luka pada Hari ke-21 Kelompok Rata-rata Diameter Luka (cm) ± p* SD Kontrol 0,42 ± 0,03 - Basis Hidrogel- Kappa 0,10 ± 0,13 - Sediaan Hidrogel-Kappa 0,02 ± 0,03 0,002 Basis Hidrogel-Iota 0,09 ± 0,05 - Sediaan Hidrogel-Iota 0,20 ± 0,06 0,002 *p=: Signifikansi perbedaan diameter luka dibandingkan kelompok kontrol berdasarkan uji statistik Mann-Whitney Proses penyembuhan luka kelompok kontrol, kelompok hidrogel-kappa dan kelompok hidrogeliota selama 4 minggu terlihat dari Gambar 2, 3, dan 4. (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 2. Proses penyembuhan luka tikus kelompok kontrol (a). Hari ke 1 (b). Hari ke 3 (c). Hari ke 8 (d). Hari ke 15 (e). Hari ke 27 (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 3. Proses penyembuhan luka tikus kelompok hidrogel-kappa (a). Hari ke 1 (b). Hari ke 3 (c). Hari ke 8 (d). Hari ke 15 (e). Hari ke 27 (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 4. Proses penyembuhan luka tikus kelompok hidrogel-iota (a). Hari ke 1 (b). Hari ke 3 (c). Hari ke 8 (d). Hari ke 15 (e). Hari ke 27 Secara keseluruhan berdasarkan nilai rata-rata pada semua parameter yang diamati, kedua jenis sediaan hidrogel yang mengandung getah jarak cina memberikan efek mempercepat penyembuhan luka. Efek sediaan hidrogel getah jarak cina berbasis karagenan kappa lebih baik dibandingkan sediaan hidrogel berbasis karagenan iota. Efek hidrogel getah jarak (Fetri Lestari dkk.)
6 122 KESIMPULAN Sediaan hidrogel mengandung 3% getah jarak cina dengan basis 2% karagenan kappa memberikan waktu penyembuhan luka lebih cepat dibandingkan kelompok kontrol secara signifikan (p<0,05) dan dibandingkan sediaan hidrogel berbasis karagenan iota berdasarkan rata-rata waktu kering luka (16,6±2,2 jam), waktu terbentuk keropeng (92,6 ± 2,2 jam) dan diameter luka pada hari ke-21 (mengecil hingga 0,02 ± 0,03 cm). UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Bandung (LPPM UNISBA) yang telah membiayai penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Ahmed, E.M., 2015, Hydrogel: Preparation, characterization, and applications: a review, J Adv Res. 6 (2), Aiyelaagbe,O.O., Oguntuase, B.J., Arimah, B.D., Adeniyi, B.A, 2008, The antimicrobial activity of Jatropha multifida extracts and chromatographic fractions against sexuality transmitted infection. J. Med.Sci, 8(2): Amila, Lestari, F., Rahman, A, 2015, Formulation of Jatropha multifida Linn. latex as topical dosage form and wound healing study in swiss webster mice, in Proceeding International Conference ICB Pharma, Muhammadiyah University of Surakarta, Solo,8-15. Boateng, J.S., Matthews, K.R., Stevens H.N.E., Eccleston, G.M, 2008, Wound healing dressings and drug delivery systems: A Review, J Pharm Sci. 97: Dougnon, T.V., Klotoé,J.R., Sègbo,J., Atègbo,J., Edorh,A.P., Gbaguidi,F., Hounkpatin,A.S., Dandjesso,C., Fah,L., Fanou, B., Dramane,K., and Loko,F, 2012, Evaluation of The Phytochemical and Hemostatic Potential of Jatropha multifida Sap, Afr J Pharm Pharacol. 6(26): Gadri, A., Mulyanti.D, Aprilianti,S., 2014, Formulasi sediaan pembalut luka hidrogel berbasis iotakaragenan dengan metode Freezing and Thawing Cycle, dalam Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi dan Kesehatan, LPPM Universitas Islam Bandung, Gadri, A., Lestari, F., Dharma, G.C.E., Kartika, R., Shafira, U., 2015, Formulasi pembalut luka hidrogel serbuk getah jarak cina (Jatropha multifida Linn.) berbasis kappa karagenan, dalam Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Kesehatan, LPPM Universitas Islam Bandung, Omidian, H., Park, K. 2010, Biomedical applications of hydrogels handbook. Springer Science. USA. 2-3, 351. Schwartz, S.I. 2000, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, terjemahan Laniyati. EGC. Jakarta. 25, Syarfati, K. E., Damhoeri,A., 2011, The potential of jarak cina (Jatropha multifida L.) secretion in healing new-wounded mice, Jurnal Natural. 11(1): Pharmaciana Vol. 6, No. 2, November 2016, Hal
1. Pendahuluan FORMULASI PEMBALUT LUKA HIDROGEL SERBUK GETAH JARAK CINA (JATROPHA MULITIFIDA LINN.) BERBASIS KAPPA-KARAGENAN
Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn 2477-2364 eissn 2477-2356 FORMULASI PEMBALUT LUKA HIDROGEL SERBUK GETAH JARAK CINA (JATROPHA MULITIFIDA LINN.) BERBASIS KAPPA-KARAGENAN 1 Amila Gadri, 2 Fetri Lestari,
Lebih terperinciProsiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN
Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN 2460-6472 Formulasi Sediaan Spray Gel Serbuk Getah Tanaman Jarak Cina (Jatropha Multifida Linn.) dengan Variasi Jenis Polimer Pembentuk Film dan Jenis Plasticizer
Lebih terperinci1. Pendahuluan FORMULASI PEMBALLUT LUKA HIDROGEL BERBASIS I-KARAGENAN DENGAN METODE FREEZING AND THAWING CYCLE
Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 FORMULASI PEMBALLUT LUKA HIDROGEL BERBASIS I-KARAGENAN DENGAN METODE FREEZING AND THAWING CYCLE 1 Amila Gadri, 2 Dina
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi rongga mulut. Lapisan ini terdiri dari epitel gepeng berlapis baik yang berkeratin maupun
Lebih terperinciFormulasi Basis Sediaan Pembalut Luka Hidrogel dengan Teknik Beku Leleh Menggunakan Polimer Kappa Karagenan
Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN 2460-6472 Formulasi Basis Sediaan Pembalut Luka Hidrogel dengan Teknik Beku Leleh Menggunakan Polimer Kappa Karagenan 1 Rikka Kartika, 2 Amila Gadri, 3 G. C.
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL BIJI SEMANGKA (Citrullus lanatus Thunb.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN DEWASA
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL BIJI SEMANGKA (Citrullus lanatus Thunb.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN DEWASA Fredrica, 2016. Pembimbing I : Roro Wahyudianingsih, dr.,
Lebih terperinciUji Efektivitas Ekstrak Daun Wungu (Graptophyllum Pictum (L.) Griff) sebagai Penyembuh Luka
Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN 2460-6472 Uji Efektivitas Ekstrak Daun Wungu (Graptophyllum Pictum (L.) Griff) sebagai Penyembuh Luka 1 Rita Andiyani, 2 Umi Yuniarni, dan 3 Dina Mulyanti 1,2,3
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Luka sering terjadi pada mukosa mulut dapat disebabkan oleh trauma maupun infeksi. Proses penyembuhan luka terbagi menjadi empat fase, yaitu fase hemostasis, inflamasi, proliferasi dan remodeling.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulut, yang dapat disebabkan oleh trauma maupun tindakan bedah. Proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Luka merupakan kerusakan fisik yang ditandai dengan terganggunya kontinuitas struktur jaringan yang normal. 1 Luka sering terjadi dalam rongga mulut, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. 2013; Wasitaatmadja, 2011). Terjadinya luka pada kulit dapat mengganggu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Limabelas persen dari berat badan manusia merupakan kulit (Wasitaatmadja, 2011). Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia yang memiliki fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. normal (Nagori and Solanki, 2011). Berdasarkan sifatnya luka dibagi menjadi 2,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka merupakan kerusakan fisik sebagai akibat dari terbukanya atau hancurnya kulit yang menyebabkan ketidakseimbangan fungsi dan anatomi kulit normal (Nagori and
Lebih terperinciABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia Mangostana L.) TERHADAP WAKTU PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN
ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia Mangostana L.) TERHADAP WAKTU PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN Kemaladewi Yulianti, 1210194 ; Pembimbing I : Fenny, dr.,sp.pk,m.kes Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai obat tradisional yang dapat dikembangkan secara luas. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang luar biasa, yaitu sekitar 40.000 jenis tumbuhan, dari jumlah tersebut sekitar 1300 diantaranya digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh, terhitung sekitar 16% dari berat badan manusia dewasa. Kulit memiliki banyak fungsi penting, termasuk sebagai sistem pertahanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa tipe dari luka, diantaranya abrasi, laserasi, insisi, puncture,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Luka merupakan rusaknya permukaan kulit/mukosa yang menghasilkan perdarahan. Luka dapat disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor fisik dan kimia. Terdapat beberapa
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Skrining Fitokimia Hasil pengujian skrining fitokimia menunjukan bahwa ekstrak yang dioleskan pada hewan coba mengandung tannin, saponin, dan flavonoid (Tabel 1). Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagian besar wilayah di Indonesia adalah wilayah dengan dataran rendah yaitu berupa sungai dan rawa yang di dalamnya banyak sekali spesies ikan yang berpotensi tinggi
Lebih terperinciABSTRAK EFEK PROPOLIS DAN MADU TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT SWISS WEBSTER. : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes
ABSTRAK EFEK PROPOLIS DAN MADU TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT SWISS WEBSTER Doni Surya; 2016 Pembimbing I Pembimbing II : Fen Tih, dr., M.Kes : Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes Luka
Lebih terperinciPERBANDINGAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA INSISI DENGAN PEMBERIAN VITAMIN C DAN EKSTRAK BUAH MORINDA CITRIFOLIA
ABSTRAK PERBANDINGAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA INSISI DENGAN PEMBERIAN VITAMIN C DAN EKSTRAK BUAH MORINDA CITRIFOLIA L. (MENGKUDU) SECARA ORAL PADA MUKOSA LABIAL TIKUS WISTAR Luka adalah hal yang wajar
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang menutupi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang menutupi seluruh permukaan bagian tubuh. Fungsi utama kulit sebagai pelindung dari mikroorganisme,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dkk., 2006). Secara fisiologis, tubuh manusia akan merespons adanya perlukaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gingiva merupakan bagian dari mukosa rongga mulut yang menutupi tulang alveolar pada kedua rahang dan mengelilingi leher gigi (Reddy, 2008). Perlukaan pada gingiva sering
Lebih terperinciProsiding Farmasi ISSN:
Prosiding Farmasi ISSN: 2460-6472 Pengaruh Penambahan Getah Jarak Cina (Jatropha multifida Linn) terhadap Proses Penyembuhan Luka Ditinjau dari Pemeriksaan Lama Waktu Koagulasi Effect of an Addition of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan kasus cedera yang sering dialami oleh setiap manusia. Luka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Luka merupakan kasus cedera yang sering dialami oleh setiap manusia. Luka itu sendiri didefinisikan sebagai hilangnya integritas epitelial dari kulit. (Cohen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan suatu bentuk trauma yang sering terjadi pada kulit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar merupakan suatu bentuk trauma yang sering terjadi pada kulit atau jaringan akibat adanya kontak dengan listrik, api, pajanan suhu yang tinggi dari matahari,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. makroskopis (in vivo), hasil FTIR dan hasil uji kemampuan absorbsi tentang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil pengumpulan data dari observasi makroskopis (in vivo), hasil FTIR dan hasil uji kemampuan absorbsi tentang pengaruh kasa hidrogel paduan kitosan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tindakan yang sering dilakukan oleh dokter gigi dalam perawatan kesehatan gigi dan mulut adalah melakukan ekstraksi atau pencabutaan gigi, dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka merupakan rusak atau hilangnya sebagian dari jaringan tubuh. Penyebab keadaan ini dapat terjadi karena adanya trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat
Lebih terperinciPENYEMBUHAN LUKA DENGAN PENURUNAN ERITEMA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERIKAN GETAH BATANG JARAK CINA (Jatropha multifida L.
PENYEMBUHAN LUKA DENGAN PENURUNAN ERITEMA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERIKAN GETAH BATANG JARAK CINA (Jatropha multifida L.) Rinawati 1, Rismia Agustina 2, Eko Suhartono 3 1 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penghilangan gigi dari soketnya (Wray dkk, 2003). Pencabutan gigi dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencabutan gigi didefinisikan sebagai tindakan pembedahan dengan tujuan penghilangan gigi dari soketnya (Wray dkk, 2003). Pencabutan gigi dilakukan karena berbagai hal
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH BUBUK KULIT TELUR AYAM PETERNAK (Gallus gallus domesticus) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT Swiss-Webster JANTAN
ABSTRAK PENGARUH BUBUK KULIT TELUR AYAM PETERNAK (Gallus gallus domesticus) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT Swiss-Webster JANTAN Rahman Abdi Nugraha, 2015. Pembimbing 1 : Harijadi Pramono,
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER
ABSTRAK PENGARUH BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER Ainy Natalia, 2007; Pembimbing I: Sri Utami Sugeng Dra., M.Kes. Pembimbing II: Kartika
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH GETAH PISANG (Musa paradisiaca) TERHADAP DURASI PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER
ABSTRAK PENGARUH GETAH PISANG (Musa paradisiaca) TERHADAP DURASI PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER Dimpuulina Erna M, 2011 Pembimbing I : Sri Utami Sugeng Dra., M.kes. Pembimbing
Lebih terperinciBAB 3 PERCOBAAN 3.1 Alat 3.2 Bahan 3.3 Hewan Uji
BAB 3 PERCOBAAN Alat, bahan, dan hewan uji yang diperlukan dalam percobaan dijelaskan dalam bab ini. Prosedur yang dilakukan meliputi penyiapan bahan tanaman, pembuatan jus, orientasi pembuatan model tikus
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1.Pemeriksaan Mutu Sampel Pemeriksaan mutu madu dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Padang dan Balai Besar Industri Agro Bogor. Hasil pemeriksaan
Lebih terperinciABSTRAK EFEK SALEP EKSTRAK METANOL
ABSTRAK EFEK SALEP EKSTRAK METANOL dan SALEP SERBUK DAUN SOSOR BEBEK (Kalanchoe pinnata (Lamk)) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT Adi Kurnia Suprapto, 2012. Pembimbing I : Fen Tih, dr.,m.kes.
Lebih terperinciPERBANDINGAN EFEK AIR PERASAN DAUN BLUSTRU
ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK AIR PERASAN DAUN BLUSTRU (Luffa cylindrica (L.) Roem) DAN AIR PERASAN DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L) DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA INSISI MENCIT Swiss Webster Velicia
Lebih terperinciPADA RADANG KRONIS. INDUCTION OF Vitis vinifera EXTRACT AGAINST IFN-γ EXPRESSION IN CHRONIC INFLAMMATION ABSTRACT
INDUKSI EKSTRAK ANGGUR (Vitis vinifera) TERHADAP EKSPRESI IFN-γ PADA RADANG KRONIS INDUCTION OF Vitis vinifera EXTRACT AGAINST IFN-γ EXPRESSION IN CHRONIC INFLAMMATION ABSTRACT Background : Wound is a
Lebih terperinciKata kunci: Penyembuhan luka, Ulserasi, Mukosa Oral, Sirih Merah
ABSTRAK Latar belakang Luka yang sering ditemukan didalam rongga mulut adalah luka ulserasi. Ulserasi adalah lesi berbentuk seperti kawah pada kulit atau mukosa mulut, ulser biasanya terasa sakit seringkali
Lebih terperinciPENYEMBUHAN LUKA INSISI SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER
ABSTRAK PENGARUH TUMBUKAN DAUN SIRIH (Piper betle) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI SECARA MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS-WEBSTER Dandy Pasandha, 2016 Pembimbing Utama Pembimbing
Lebih terperinciKata kunci: salep ekstrak herba meniran, triamcinolone acetonide, penyembuhan luka
ABSTRAK Luka di dalam rongga mulut dapat disebabkan oleh trauma maupun tindakan pembedahan. Proses penyembuhan luka dapat secara alami, dan dapat dipercepat dengan bantuan obat-obatan, dalam bidang kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan gangguan integritas jaringan yang menyebabkan kerusakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Luka merupakan gangguan integritas jaringan yang menyebabkan kerusakan dan biasanya berhubungan dengan hilangnya fungsi. 1 Saat barier rusak akibat ulkus, luka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu jenis perawatan gigi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindakan pencabutan gigi merupakan salah satu jenis perawatan gigi yang dilaksanakan di Poli Gigi dan Mulut Puskesmas. 1 Pencabutan gigi merupakan suatu tindakan mengeluarkan
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH DAUN DEWA (Gynura segetum [Lour] Merr.)TERHADAP WAKTU PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT Swiss Webster JANTAN
iv ABSTRAK PENGARUH DAUN DEWA (Gynura segetum [Lour] Merr.)TERHADAP WAKTU PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT Swiss Webster JANTAN Dian Apriliani G., 2011. Pembimbing I: Diana Aprilia Bahartresna, dr,
Lebih terperinciKata kunci: waktu perdarahan, pencabutan gigi, ekstrak etanol daun teh (Camellia Sinensis L.Kuntze), mencit Swiss Webster.
ABSTRAK Perdarahan merupakan salah satu komplikasi pasca tindakan pencabutan gigi. Perdarahan dapat berhenti karena terdapat efek hemostatik pada tubuh. Tanaman teh mengandung zat tannin yang sangat tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kerusakan secara selular dan diskontinyu anatomis pada suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Luka adalah kerusakan secara selular dan diskontinyu anatomis pada suatu jaringan (James, dkk., 2010). Sedangkan yang dimaksud dengan teknik eksisi adalah penghilangan
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK PROPOLIS INDONESIA MEREK X DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster
ABSTRAK EFEK PROPOLIS INDONESIA MEREK X DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster Kamajaya Mulyana, 2014; Pembimbing : Sri Nadya J. Saanin, dr., M.Kes Luka pada kulit sering
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. PERBEDAAN EKSTRAK BUAH DAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP SEL PMN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA GINGIVA
KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN EKSTRAK BUAH DAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP SEL PMN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA GINGIVA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. proliferasi, dan remodeling jaringan (Van Beurden et al, 2005). Fase proliferasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan resiko timbulnya luka pada tubuh. Luka atau vulnus adalah putusnya kontinuitas kulit jaringan dibawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik dengan tingkat keparahan ringan, sedang atau berat. Luka adalah hilangnya atau rusaknya
Lebih terperinciMARVIDA PUSPA INDAH
MARVIDA PUSPA INDAH 10703023 UJI EFEK SEDIAAN LARUTAN PENYUBUR RAMBUT DAUN KUCAI (Allium schoenoprasum L.) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELEBATAN RAMBUT SERTA UJI IRITASINYA PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai hilangnya integritas epitelial dari kulit (Schwartz et al.,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka merupakan kasus cedera yang sering dialami oleh setiap manusia. Luka merupakan suatu keadaan hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Luka didefinisikan
Lebih terperinciEFEK HEMOSTATIS EKSTRAK METANOL DAUN SISIK NAGA (Drymoglossum Piloselloides Presl.) PADA TIKUS JANTAN (Rattus norvegicus L.
EFEK HEMOSTATIS EKSTRAK METANOL DAUN SISIK NAGA (Drymoglossum Piloselloides Presl.) PADA TIKUS JANTAN Ika Rahayu, Hadi Kuncoro, Arsyik Ibrahim Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS, Fakultas
Lebih terperinciEFEKTIVITAS ENHANCER MENTHOL DALAM PATCH TOPIKAL ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KENCUR (KAEMPFERIA GALANGA L.) TERHADAP JUMLAH NEUTROFIL PADA MENCIT
EFEKTIVITAS ENHANCER MENTHOL DALAM PATCH TOPIKAL ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KENCUR (KAEMPFERIA GALANGA L.) TERHADAP JUMLAH NEUTROFIL PADA MENCIT AMALIA SEPTIA WARDANI 2443012200 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka merupakan sebuah cedera pada tubuh akibat penetrasi pada sebagian atau seluruh lapisan kulit dan meluas kedalam jaringan yang ada didasarnya. Luka seperti itu
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
25 BAB 5 HASIL PENELITIAN Preparat jaringan yang telah dibuat, diamati dibawah mikroskop multinokuler dengan perbesaran 4x dan 10x. Semua preparat dapat dibaca berdasarkan tolok ukur skor tingkat peradangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN X O-1
27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan posttest only control group design. 23 R : X O-1 ( ) O-2 Dalam rancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. yaitu : hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Setiap fase penyembuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyembuhan luka merupakan proses yang dinamis, meliputi empat fase, yaitu : hemostasis, inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Setiap fase penyembuhan luka
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jintan hitam (Nigella sativa) terhadap jumlah sel Neutrofil pada proses. Tabel 1. Hasil Perhitungan Angka Neutrofil
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh pemberian gel biji jintan hitam (Nigella sativa) terhadap jumlah sel Neutrofil pada proses penyembuhan luka gingiva.
Lebih terperinciKata kunci : air perasan buah blustru, air perasan buah nanas, penyembuhan luka
ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK AIR PERASAN BUAH BLUSTRU (Luffa cylindrica (L.) Roem) DAN BUAH NANAS Ananas comosus (L.) Merr.) PADA PENYEMBUHAN LUKA INSISI MENCIT SWISS WEBSTER Jessica Widjaja, 2016 Pembimbing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (Nurdiana dkk., 2008). Luka bakar merupakan cedera yang mengakibatkan
I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Luka bakar merupakan salah satu insiden yang sering terjadi di masyarakat khususnya rumah tangga dan ditemukan terbayak adalah luka bakar derajat II (Nurdiana dkk., 2008).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suhu yang tinggi, syok listrik, atau bahan kimia ke kulit. 1, 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar adalah luka yang disebabkan karena pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh, baik lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami penyembuhan luka (Fedi dkk., 2004). Proses penyembuhan luka meliputi beberapa fase yaitu fase inflamasi,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luka adalah terputusnya kontinuitas sel dan jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma (Fedi dkk., 2004). Luka dapat disebabkan oleh trauma mekanis, suhu dan kimia (Chandrasoma
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lembab karena sejatinya kulit normal manusia adalah dalam suasana moist atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit mempunyai beberapa fungsi utama yang penting untuk tubuh, yaitu sebagai termoregulasi, sintesis metabolik, dan pelindung. Adanya suatu trauma baik itu secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kimia, kini penggunaan obat-obatan herbal sangat populer dikalangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan di bidang kedokteran juga semakin berkembang. Selain pengembangan obat-obatan kimia, kini penggunaan obat-obatan
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PENELITIAN
0 BAB 5 HASIL PENELITIAN Berdasarkan pengamatan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 4x dan 10x terhadap 60 preparat, terlihat adanya peradangan yang diakibatkan aplikasi H 2 O 2 10%, serta perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh dokter gigi untuk menghilangkan gigi dari dalam soketnya dan menyebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencabutan gigi adalah salah satu tindakan bedah minor yang dilakukan oleh dokter gigi untuk menghilangkan gigi dari dalam soketnya dan menyebabkan perlukaan (Wray dkk.,
Lebih terperinciAlvina Dewiyanti, Hana Ratnawati, Sugiarto Puradisastra Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Perbandingan Pengaruh Ozon, Getah Jarak Cina (Jatropha Multifida L.) dan Povidone Iodine 10% terhadap Waktu Penyembuhan Luka pada Mencit Betina Galur Swiss Webster Alvina Dewiyanti, Hana Ratnawati, Sugiarto
Lebih terperinciPENGGUNAAN LUMATAN DAUN BUNGA SEPATU (HIBISCUS ROSA- SINENSIS L) UNTUK PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR).
PENGGUNAAN LUMATAN DAUN BUNGA SEPATU (HIBISCUS ROSA- SINENSIS L) UNTUK PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR). Retno Sumara 1 Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh (R. Sjamsuhidajat dan Wim de Jong, 2004). Luka sering terjadi dalam aktivitas sehari-hari dan dapat terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai perawatan jaringan periodontal dengan tujuan untuk menghilangkan poket
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Regenerasi jaringan periodontal merupakan tujuan utama terapi periodontal (Uraz dkk., 2013). Salah satu tindakan terapi periodontal ialah bedah periodontal sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar merupakan kerusakan atau kehilangan jaringan disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Luka yang sulit sembuh merupakan salah satu komplikasi pada penderita
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Luka yang sulit sembuh merupakan salah satu komplikasi pada penderita Diabetes Melitus (DM). Sebanyak 15 % dari seluruh populasi penderita DM memiliki komplikasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. percampuran natrium alginat-kitosan-kurkumin dengan magnetic stirrer sampai
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan absorbent dressing sponge dimulai dengan tahap percampuran natrium alginat-kitosan-kurkumin dengan magnetic stirrer sampai penghilangan air dengan proses lyophilizer.
Lebih terperinciPENGARUH PROPOLIS SECARA TOPIKAL TERHADAP FIBROBLAS PASCA LUKA BAKAR PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) Oleh : RAUZATUL FITRI
PENGARUH PROPOLIS SECARA TOPIKAL TERHADAP FIBROBLAS PASCA LUKA BAKAR PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) Oleh : RAUZATUL FITRI 120100185 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 i LEMBAR PENGESAHAN
Lebih terperinciUJI EFEK DAUN ILER (Coleus atropurpureus [L.] Benth.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA KULIT KELINCI (Oryctolagus cuniculus)
UJI EFEK DAUN ILER (Coleus atropurpureus [L.] Benth.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA KULIT KELINCI (Oryctolagus cuniculus) 1 Rudianto Tari 2 Jimmy Posangi 2 P. M. Wowor 1 Kandidat Skripsi Fakultas
Lebih terperinciPERBANDINGAN EFEK EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG DAYAK
ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK ETANOL UMBI BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia) DAN AKAR PURWOCENG (Pimpinella pruatjan) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS WISTAR JANTAN MODEL HIPERGLIKEMI
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitiann Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengetahui manfaat pemberian kurkumin secara topikal terhadap kulit mencit yang telah disinari
Lebih terperinciPERBANDINGAN GETAH TANAMAN YODIUM (Jatropha multifida Linn) DENGAN POVIDON IODIN UNTUK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA TIKUS PUTIH GALUR (Sprague Dawley)
PERBANDINGAN GETAH TANAMAN YODIUM (Jatropha multifida Linn) DENGAN POVIDON IODIN UNTUK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA TIKUS PUTIH GALUR (Sprague Dawley) Fitria Sri Haryati, Sunyoto, Sholikhah Deti Andasari
Lebih terperinciABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG
ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG ( Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER Niken Tania Wijaya, 2014. Pembimbing I: Rita Tjokropranoto,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka merupakan keadaan hilang atau terputusnya kontinuitas jaringan (Arif Mansjoer, 2000). Luka merupakan hal yang sering dialami oleh seseorang. Luka bisa terjadi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : salep, ekstrak, bonggol pisang Ambon, penyembuhan luka, tikus putih jantan.
FORMULASI dan PENGUJIAN SALEP EKSTRAK BONGGOL PISANG AMBON (Musa paradisiaca var. sapientum (L.)) TERHADAP LUKA TERBUKA PADA KULIT TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) Grace Riani Pongsipulung
Lebih terperinciUJI EFEK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus)
UJI EFEK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus) 1 Nurul Fitri Ramdani, 2 Christi Mambo, 2 Jane Wuisan 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciUJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN JENGKOL (Pithecellobium lobatum Benth) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR Dea Yunitasari 1, Ilham Alifiar 2, Muharam Priatna 3 Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan luka terbuka sebesar 25,4%, dan prevalensi tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka adalah terputusnya kontinuitas atau hubungan anatomis jaringan yang di akibatkan karena trauma, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan
Lebih terperinciPERBANDINGAN EFEK FRAKSI
ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK FRAKSI n-heksana DAN FRAKSI ETIL ASETAT Phyllanthus niruri L HERBA TERHADAP PERSENTASE EOSINOFIL PADA APUS DARAH MENCIT DENGAN DERMATITIS ALERGIKA DAN UJI KUALITATIF SENYAWA AKTIF
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakkan jaringan untuk menghancurkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diagnosis (Melrose dkk., 2007 sit. Avon dan Klieb, 2012). Biopsi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Biopsi adalah pengambilan jaringan dari tubuh makhluk hidup untuk mendapatkan spesimen histopatologi dalam upaya membantu menegakkan diagnosis (Melrose dkk.,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tubuh dari serangan fisik, kimiawi, dan biologi dari luar tubuh serta mencegah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas dan mencapai 15% dari total berat badan dewasa. Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan jaringan subkutaneus.
Lebih terperinciEFEKTIVITAS GEL PUTIH TELUR PADA LUKA INSISI TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) MELALUI PENGAMATAN PANJANG AREA LUKA DAN KEPADATAN DEPOSIT KOLAGEN
EFEKTIVITAS GEL PUTIH TELUR PADA LUKA INSISI TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) MELALUI PENGAMATAN PANJANG AREA LUKA DAN KEPADATAN DEPOSIT KOLAGEN MEI TRIANASARI 2443012164 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia tidak pernah lepas dari trauma, contohnya luka. Luka adalah rusaknya sebagian jaringan tubuh. Luka dapat disebabkan oleh trauma benda tajam
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Lendir bekicot, luka insisi, waktu penyembuhan luka. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) DALAM MEMPERCEPAT WAKTU PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MENCIT GALUR SWISS WEBSTER JANTAN Maesa R. Kusnandar, 2015; Pembimbing : Hartini Tiono,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang penting dalam perawatan luka. Prinsip dasar dalam memilih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dressing (balutan) luka merupakan suatu material yang digunakan untuk menutupi luka. Tujuan dari penutupan luka ini adalah untuk melindungi luka dari infeksi
Lebih terperinciABSTRACT THE EFFECT OF CALCIUM AND VITAMIN D TOWARDS HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF WISTAR MALE RAT S KIDNEY WITH THE INDUCED OF HIGH LIPID DIET
ABSTRACT THE EFFECT OF CALCIUM AND VITAMIN D TOWARDS HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF WISTAR MALE RAT S KIDNEY WITH THE INDUCED OF HIGH LIPID DIET Elsa Patricia Anisah, 2014 1st Advisor : Dr. Meilinah Hidayat,
Lebih terperinci2016 SINTESIS DAN KARAKTERISASI HIDROGEL SUPERABSORBEN (SAP) BERBASIS POLI (VINIL ALKOHOL-KO-ETILEN GLIKOL)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hidrogel polimer adalah suatu material yang tersusun dari kisi-kisi polimer padat dan sebuah fasa larutan. Secara khusus, hidrogel memiliki kemampuan untuk menyerap
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Waktu perdarahan, hemostatik, Panax notoginseng.
ABSTRAK Latar belakang: Ekstraksi gigi merupakan prosedur pembedahan. Perdarahan setelah pencabutan gigi merupakan komplikasi yang sering terjadi. Notoginseng merupakan akar kering dari Panax Notoginseng
Lebih terperinciEDWARD WYENANTEA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN EKSTRAK BIJI KELABET (TRIGONELLA FOENUM-GRAECUM LINN.) DAN EKSTRAK DAUN TAPAK DARA (CATHARANTHUS ROSEUS LINN.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH EDWARD WYENANTEA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdarahan, salah satunya adalah ekstraksi gigi. Ekstraksi gigi merupakan prosedur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek seorang dokter gigi sering melibatkan prosedur yang menyebabkan perdarahan, salah satunya adalah ekstraksi gigi. Ekstraksi gigi merupakan prosedur pembedahan,
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENGGUNAAN IODIN 10%, IODIN 70 %, IODIN 80%, DAN NaCl DALAM PERCEPATAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA PADA PUNGGUNG TIKUS JANTAN Sprague Dawley
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN IODIN 10%, IODIN 70 %, IODIN 80%, DAN NaCl DALAM PERCEPATAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA PADA PUNGGUNG TIKUS JANTAN Sprague Dawley SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. didukung oleh jaringan periodontal yang sehat (Dostalova dan Syedlova, 2010).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencabutan gigi selalu dihubungkan sebagai prosedur yang tidak nyaman bagi pasien karena rasa takut terhadap sakit. Pencabutan gigi yang ideal adalah pengambilan seluruh
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) DALAM MENURUNKAN KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN
ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) DALAM MENURUNKAN KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN Tria Pertiwi, 2014 Pembimbing I Dr. Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes. Pembimbing
Lebih terperinci