Identifikasi Guru Pendidikan Jasmani Terhadap Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Kemampuan Gerak Dasar Pada Siswa Sekolah Dasar Kelas Bawah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Identifikasi Guru Pendidikan Jasmani Terhadap Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Kemampuan Gerak Dasar Pada Siswa Sekolah Dasar Kelas Bawah"

Transkripsi

1 Identifikasi Guru Pendidikan Jasmani Terhadap Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Kemampuan Gerak Dasar Pada Siswa Sekolah Dasar Kelas Bawah 1 Dadan Mulyana 1 (FPOK Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak Penelitian ini mencoba mengungkapkan hasil identifi-kasi guru terhadap faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar kemampuan gerak pada siswa Sekolah Dasar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskripsi dengan pendekatan teknik survey. Sampel penelitian adalah para guru pendidikan jasmani dengan pengalaman mengajar minimal 6 tahun di wilayah Kota Bandung. Instrumen penelitian menggunakan angket dan wawancara. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa variabel pengalaman belajar (metode dan tugas) yang disajikan oleh guru pendidikan jasmani berpengaruh lebih besar pada terjadinya kesulitan belajar gerak siswa Sekolah Dasar bila dibandingkan dengan variabel lingkungan belajar. Kata Kunci: Kesulitan belajar, kemampuan gerak dasar PENDAHULUAN Salah satu keunikan pendidikan jasmani adalah menjadikan gerak sebagai media atau wahana belajar siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang bersifat menyeluruh. Melalui aktivitas jasmani atau gerak tubuh, pendidikan jasmani berupaya menumbuhkembangkan seluruh aspek yang dimiliki siswa. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran di lapangan, pendidikan jasmani semakin unik untuk diamati. Menurut Lutan (2001), uniknya adalah proses berlangsung dalam sebuah variasi, bukan seperti proses yang sudah dilaksanakan, persis seperti skenario dalam persiapan mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas atau kegiatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani tidak selalu sama meski dengan materi atau pokok bahasan yang sama, tujuan yang sama, dan tingkatan kelas yang sama pula dengan karakter siswa yang mirip pula. Ini pulalah yang menjadi tantangan dan tuntutan kompetensi guru yang harus memiliki kinerja yang baik dalam rangka menciptakan lingkungan belajar yang 1 Penulis adalah Dosen tetap di Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Pendidikan Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia. Saat ini sedang menyelesaikan program magister di Program Studi Pendidikan Olahraga Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Hp:

2 kondusif bagi seluruh siswa. Apabila tantangan tersebut hanya dibiarkan saja tanpa ada upaya untuk lebih mengembangkan kompetensi mengajar maka yang terjadi adalah kemerosotan kualitas pembelajaran. Tujuan pembelajaran akan sangat sulit untuk dicapai. Untuk itu perlu adanya upaya yang dilakukan sendiri oleh para guru pendidikan jasmani dalam rangka terus berupaya meningkatkan kompetensi mengajar. Salah satu upayanya adalah dengan semakin memahami konsep, makna, dan hakikat belajar dan mengajar. Konsep belajar telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya dikemukakan oleh Ma mun dan Mahendra (1998) sebagai hasil analisis dari beberapa pernyatan para ahli. Diungkapkannya bahwa makna belajar itu memiliki dua aspek, yaitu: (1) adanya perubahan dalam perilaku dan (2) perubahan perilaku harus bersifat relatif permanen. Perilaku yang dimaksud adalah mencakup keseluruhan domain yang dimiliki siswa yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif. Misalnya dalam hal kemampuan melempar bola. Anak yang semula memiliki gerakan melempar yang asal saja mengalami perubahan gerakannya menjadi semakin baik dan sempurna setelah teridentifikasi penyebab kesulitan belajar gerakan melempar tersebut. Perubahan kemampuan melempar yang dimiliki anak (perubahan perilaku) bersifat relatif permanen. Ini maksudnya bahwa kemampuan itu melekat pada anak dalam waktu yang cukup lama, anak tidak cepat lupa pada kemampuan melempar yang dimilikinya bahkan pada tataran lebih lanjut kemampuan melempar terus meningkat hingga menjadi suatu keterampilan yang tinggi. Perubahan perilaku yang bersifat menetap sebagai hasil belajar tidak dapat langsung diperoleh siswa. Ada tahapan yang sistematis yang harus dilewati terlebih dulu. Dalam konsep belajar gerak terdiri dari tiga tahapan sebagaimana dikemukakan oleh Fitts and Posner (dalam Schmidt, 1991), yaitu (1) tahap verbal-cognitive, berisikan tugas yang harus dipelajari benar-benar merupakan tugas baru untuk pemula; (2) tahap motorik, berisikan tugas yang fokusnya berpindah pada pengorganisasian pola-pola gerakan yang lebih efektif untuk menghasilkan aksi; (3) tahap otonomi, berisikan tugas yang melibatkan perkembangan aksi otomatis yang tidak memerlukan adanya perhatian. Kemampuan guru untuk mampu memahami setiap tahapan yang harus dilalui selama siswa belajar gerak akan memudahkan guru mengidentifikasi kesulitan belajar gerak yang sedang dilakukan oleh siswa. Masalahnya, tantangan mengajar pendidikan jasmani tidak terbatas hanya kepada itu saja. Masih banyak hal yang menyebabkan siswa 46

3 mengalami kesulitan dalam belajar gerak, termasuk diantaranya adalah aktivitas pengajaran di sekolah yang masih bersifat tradisional. Masih dapat kita lihat bahwa pengajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar pada umumnya masih dilaksanakan secara tradisional, yakni kegiatan yang dilakukan oleh siswa sama dengan apa yang dilakukan oleh orang dewasa tanpa melakukan modifikasi (Cholik dan Lutan, 1996/1997). Contohnya pada saat siswa SD baru pertama kali belajar bermain bola voli, maka hampir semua sarana dan prasarana yang dipakainya sangat identik dengan sarana dan prasarana yang dipakai oleh orang dewasa. Peristiwa itu pulalah yang dijadikan alasan sebagian guru pendidikan jasmani untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar sebagai aktivitas rutin dengan tujuan agar para siswa sekedar aktif bergerak tanpa berupaya lebih jauh untuk mengembangkan seluruh potensi yang sebenarnya harus ditumbuhkembangkan. Untuk itu perlu kiranya menjadi bahan kajian agar kesulitan belajar siswa dapat diminimalisisr sehingga efektivitas belajar akan semakin mudah untuk dicapai. Faktor yang mempengaruhi keefektifan perilaku belajar menurut Dollar and Miller (dalam Makmun, 2004) yaitu motivasi (drives), perhatian dan mengetahui sasaran, usaha (respons), evaluasi dan pemantapan hasil. Jika ke empat faktor itu dianalisis, maka sesungguhnya guru memiliki peran yang pertama dan utama dalam upayanya mencapai efetivitas perilaku belajar siswa. Sebab semua itu sangat tergantung dari setiap upaya guru untuk memberikan stimulus belajar hingga mampu direspons dengan benar oleh siswa. Jika tidak terjadi kesesuaian antara stimulus dari guru dengan respons yang ditunjukkan siswa, ini menandakan terjadinya kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Bila setiap kesulitan belajar terjadi, latar belakangnya akan bersumber kepada komponen-komponen yang berpengaruh atas berlangsungnya proses belajar mengajar sendiri. Sedangkan variabel yang mempengaruhi proses belajar mengajar menurut Loree (1970 dalam Makmun, 2004:323) yaitu: (1) stimulus atau learning variabel, (2) organismic variabel, dan (3) response variabel. Variabel stimulus merupakan faktor pertama yang menyebabkan terjadi interaksi proses belajar mengajar antara guru dengan siswa. Variabel belajar pada faktor stimulus secara umum terbagi lagi menjadi dua aspek. Kedua aspek tersebut yakni learning experience variable dan environmental contects variable. Experience variable berkenaan dengan metode mengajar dan tugas-tugas ajar, sedang environmental variable menyangkut iklim belajar yang bergantung pada faktor tempat dan ruang belajar, waktu, fasilitas, dan hubungan sosial. Dalam peristiwa belajar 47

4 gerak, faktor yang menentukan keberhasilan menguasai suatu keterampilan yaitu faktor proses belajar (learning process), faktor pribadi (personal factors), dan faktor situasional (situational factors). Efektivitas pembelajaran dapat diidentifikasi dari jumlah waktu aktif belajar atau berlatih (JWAB) (Suherman, 1998). Untuk mengetahui JWAB banyak faktor yang mempengaruhinya. Selain ketersediaan media dan fasilitas pembelajaran, kompetensi guru merupakan faktor yang utama dan dominan yang menentukan keberhasilan belajar siswa. Guru sering kurang peduli untuk menganalisis kesulitan belajar yang dialami siswa. Guru cenderung menyampaikan materi sesuai dengan tuntutan kurikulum, kurang berimprovisasi dan memodifikasi lingkungan belajar. Pada akhirnya kegiatan belajar mengajar menjadi kaku dan hanya sebagian yang aktif. Ini bisa diantisipasi dengan mengidentifikasi kesulitan belajar yang sering terjadi pada siswa kemudian menyesuaikan dengan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kompetensi guru terkait dengan kemampuan menerapkan metode mengajar, merumuskan tujuan, dan menetapkan cara-cara untuk mengevaluasi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi ketiga aspek tersebut adalah kemampuan guru dalam mengidentifikasi kesulitan belajar pada aspek stimulus atau learning variable. Aspek ini akan dapat menentukan metode, tujuan, dan evaluasi yang harus ditentukan oleh guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Seperti diketahui ada dua faktor pokok yang mempengaruhi kesulitan belajar pada variabel stimulus, seperti dijelaskan oleh Loree (1970 dalam Makmun, 2004) sebagai berikut: (1) Variabel pengalaman belajar, antara lain terdiri atas: (a) Variabel metode, yang antara lain menyangkut masalah kuat lemahnya motivasi siswa untuk belajar, intensif tidaknya bimbingan guru, ada tidaknya kesempatan berlatih atau berpraktik, dan adanya tidaknya upaya dan kesempatan penguatan hasil belajar; (b) Variabel tugas ajar yang mencakup menarik tidaknya apa yang harus dipelajari dan dilakukan, bermakna tidaknya apa yang dipelajari dan dilakukan, dan sesuai tidaknya, panjang atau luasnya serta tingkat kesukaran apa yang harus dipelajari dan dikerjakan (2) Variabel lingkungan, menyangkut iklim belajar yang bergantung pada faktor-faktor: (a) tersedia tidaknya tempat atau ruangan yang memadai, (b) cukup tidaknya waktu, serta tepat tidaknya penggunaan waktu tersebut untuk belajar, (c) tersedia tidaknya fasilitas belajar yang 48

5 memadai, dan (d) harmonis tidaknya hubungan manusiawi baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungan masyarakat yang lebih luas. Seorang siswa dianggap mengalamai mengalami kesulitan belajar jika yang bersangkutan menunjukkan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Kegagalan belajar didefinisikan oleh Burton (1952 dalam Makmun, 2004) sebagai berikut: (1) Siswa dikatakan gagal apabila dalam batas waktu tertentu tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat penguasaan minimal dalam pelajaran tertentu. (2) Siswa dikatakan gagal apabila tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya (Berdasarkan ukuran tingkat kemampuannya; intelegensi, bakat). (3) Siswa dikatakan gagal apabila tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial sesuai dengan pola organismiknya (lingkungan sosialnya) pada fase perkembangan tertentu. (4) Siswa dikatakan gagal kalau tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan tertentu (level of mastery) yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya. Sesuai dengan semua uraian di atas, pengetahuan dan pemahaman guru pendidikan jasmani terhadap faktor-faktor penyebab kesulitan belajar gerak menjadi sesuatu yang penting, dan untuk alasan itulah penelitian ini menjadi penting pula baik dari aspek teoritis mamupun praktis, dengan focus masalah pada identifikasi guru pendidikan jasmani terhadap faktorfaktor penyebab kesulitan belajar gerak siswa Sekolah dasar, baik pada variabel pengalaman belajar maupun variabel lingkungan. METODE Penelitian menggunakan metode deskriptif komparatif (Arikunto, 1993; Sudjana dan Ibrahim, 2001) karena bermaksud untuk membandingkan upaya dan hasil identifikasi yang dilakukan oleh para guru pendidikan jasmani untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan belajar gerak pada siswa Sekolah Dasar. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah para guru pendidikan jasmani yang bertugas di Kota Bandung. Adapun sampel penelitian adalah 40 orang guru pendidikan jasmani yang diambil secara acak (random) berdasarkan proporsi wilayah yang terbagi ke dalam empat kategori yaitu bagian Bandung Utara, Timur, Selatan, dan Barat. Jumlah sampel setiap wilayah 49

6 terdiri dari 10 orang guru pendidikan jasmani dan diupayakan ada penyetaraan antara jumlah guru laki-laki dengan guru perempuan. Waktu dan Lokasi Waktu penelitian kurang lebih dua bulan. Minggu pertama dan ke dua dilakukan untuk proses penyebaran angket ke sampel penelitian. Minggu ke tiga dan ke empat untuk mengumpulkan angket. Minggu ke lima sampai selesai dipakai untuk mengolah dan menganalisis data untuk memperoleh jawaban atas semua masalah dan pertanyaan penelitian. Instrumen Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket kesulitan belajar pada variabel stimulus atau variabel belajar, terdiri dari dua sub variabel yaitu sub variabel pengalaman belajar dan sub variabel lingkungan (Loree,1970 dalam Makmun, 2004). Instrumen terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitas sehingga mampu menggambarkan informasi yang diperlukan untuk kebutuhan menjawab petanyaan-petanyaan penelitian. Angket yang digunakan adalah model skala Likert. Teknik Analisis Data Semua data yang terkumpul di dianalisis dengan teknik prosentase, prosedurnya adalah: (1) melakukan seleksi data untuk mengetahui data yang memenuhi syarat untuk diolah dan dianalisis; (2) mentabulasi data untuk kepentingan pengelompokkan data berdasarkan kebutuhan masalah penelitian; (3) menghitung prosentase dari setiap kategori untuk setiap butir. HASIL Berdasarkan pengolahan dan analisis data pada setiap butir pernyataan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1: Skor Faktual dan Taraf Serap Faktor Penyebab Kesulitan Belajar pada Variabel Stimulus Sub variabel Skor Faktual Taraf Serap Variabel Metode ,41 % Variabel Tugas Ajar ,72 % Variabel Lingkungan ,17 % Jumlah ,3 % Rata-rata 1754,67 82,43 % 50

7 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa faktor-faktor penyebab kesulitan belajar gerak siswa Sekolah Dasar sebagai hasil identifikasi guru pendidikan jasmani pada setiap sub variabelnya adalah: 1. Variabel metode dengan skor faktual sebesar 1791 dan taraf serap 81,41 %., ini mengandung arti bahwa variabel metode menjadi faktor yang besar sebagai penyebab kesulitan belajar gerak siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung. 2. Variabel Tugas Ajar dengan skor faktual sebesar 1525 dan taraf serap sebesar 84,72 %, ini mengandung arti bahwa variabel tugas ajar menjadi faktor yang besar sebagai penyebab kesulitan belajar gerak siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung. 3. Variabel Lingkungan dengan skor faktual 1948 dan taraf serap sebesar 81,17 %, ini mengandung arti bahwa variabel lingkungan menjadi faktor yang besar sebagai penyebab kesulitan belajar gerak siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung. Dari ketiga sub variabel di atas, diketahui bahwa variabel tugas ajar menjadi faktor terbesar yang menjadi faktor penyebab kesulitan belajar gerak pada siswa Sekolah Dasar sebagai hasil identifikasi guru pendidikan jasmani di Kota Bandung. Sedangkan secara umum, dari keseluruhan butir pernyataan pada variabel stimulus yang menjadi faktor penyebab kesulitan belajar gerak pada siswa Sekolah Dasar diketahui rata-ratanya adalah 82,43 %, hal ini mengandung arti bahwa hasil identifikasi guru pendidikan jasmani terhadap stimulus atau variabel belajar memiliki pengaruh yang besar sebagai faktor penyebab kesulitan belajar gerak pada siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung. PEMBAHASAN Sesuai dengan hasil diatas, diketahui bahwa variabel metode mengajar yang dipergunakan oleh guru menjadi faktor penyebab utama kesulitan belajar gerak siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung. Hasil ini menguatkan hasil penelitian lain yang dilakukan terhadap guru-guru di Kabupaten Sumedang. Terbukti bahwa keterbatasan waktu dan kesesuaian waktu belajar tidak menjadi kendala utama yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar gerak, seperti yang sering dikeluhkan selama ini, atau jam pelajaran pendidikan jasmani yang dilaksanakan pada siang hari sehingga para siswa tidak bersemangat lagi melaksanakan tugas gerak karena suasana dan lingkungan 51

8 pembelajaran terlalu panas. Bagi mereka yang terpenting adalah cara atau teknik menyajikan materi pembelajaran harus dalam bentuk-bentuk bermain. Hal ini dimaksudkan untuk menye-suaikan dunia anak-anak yaitu dunia bermaiin, sebab bermain bagi anak-anak adalah pekerjaan (Soemitro, 1992; Sukintaka, 1992). Penyajian materi atau tugas gerak melalui bermain diyakini akan lebih mampu memperoleh hasil yang baik karena bermain juga diyakini sebagai salah satu alat pendidikan yang efektif untuk menumbuhkembangkan potensi anak didik (Lutan, 2002). Selain cara penyajian pembelajaran yang sesuai, yang terpenting bagi guru pendidikan jasmani adalah memahami kesesuaian antara tingkat kesulitan dengan kemampuan siswa. Berdasarkan hasil identifikasi para guru pendidikan jasmani di Kabupaten Sumedang, hal ini menjadi penyebab terbesar siswa Sekolah Dasar mengalami kesulitan belajar gerak. Variabel lain yang ditenggarai sebagai penyebab kesulitan belajar gerak berdasarkan hasil penelitian ini adalah ketidaksesuaian tugas gerak dengan kemampuan siswa. Ketidaksesuain tugas gerak yang dimaksud adalah pada tingkat kesulitan atau jenis tugas gerak yang baru. Terkadang guru sering lupa mengenai kemampuan siswanya. Misalnya guru pendidikan jasmani memberikan tugas gerak dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi pada salah seorang siswa yang dianggapnya mampu, sementara kemampuan siswa belum mencapai ke arah itu. Ini bisa terjadi karena guru terlalu berpatokan kepada tuntuan kurikulum tanpa melihat dan mempertimbangkan lingkungan pembelajaran yang sesungguhnya yang sedang dihadapi. Hal ini pula yang sering menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar gerak. Kesulitan belajar gerak pada siswa akan dapat diminimalisir atau dihindarkan apabila guru mampu manyajikan materi yang sesuai dengan kemampuan siswa (Husdarta dan Saputra, 2000). Variabel terkahir yang menjadi penyebab kesulitan belajar gerak yang dihadapi oleh siswa sekolah dasar adalah variabel lingkungan, yang terdiri atas fasilitas dan sarana pendukung pembelajaran. Selama ini fasilitas dan sarana pendukung pembelajaran pendidikan jasmani sering dikeluhkan oleh para guru pendidikan jasmani karena tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian terhadap para guru pendidikan jasmani Sekolah Dasar di Sumedang yang menunjukkan bahwa alat dan media pembelajaran tidak menjadi faktor utama yang 52

9 menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar gerak. Meski demikian mereka tetap berpegang pada pernyataan bahwa ketersediaan fasilitas pendukung pembelajaran sangat diperlukan agar penyajiannya jelas dan utuh (Husdarta dan Saputra, 2000). Yang terpenting adalah tersedianya lapangan yang cukup luas yang dapat menjadi stimulus bagi siswa untuk mengekplorasi kemampuan geraknya dalam ruang atau lapangan yang tersedia. Bagi sebagian besar guru pendidiakan jasmani, alat pembelajaran dapat direkayasa atau diganti dengan alat bantu yang menyerupai alat sesungguhnya. Ini dimungkinkan karena di sebagian besar sekolah dasar tersedia sumber-sumber penunjang seperi bahanbahan yang dapat dijadikan alat peraga untuk pembelajaran penjas. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel pengalaman belajar (metode belajar dan tugas ajar) dapat menjadi faktor penyebab pokok terjadinya kesulitan belajar gerak pada siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung. Demikian juga dengan variabel lingkungan belajar. Dari kedua variabel yang berhasil diidentifikasi terbukti bahwa variabel pengalaman belajar memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan variabel lingkungan belajar sebagai faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar gerak siswa Sekolah Dasar di Kota Bandung. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Arma dan Manadji, Agus (1994). Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Dirjen Pendidikan Tinggi Depdikbud. Jakarta. Cholik M., Toho dan Lutan, Rusli,(1996/1997), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti Bagian Proyek Pengembangan Penidikan Guru Sekolah Dasar. Husdarta dan Saputra, M. Yudha (2000) Kiram, Yanuar, (1992), Belajar Motorik, Depdiknas Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. 53

10 Lutan, Rusli (1988). Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Lutan, Rusli (2002) Ma mun, Amung dan Mahendra, Agus (1998). Teori Belajar dan Pembelajaran Motorik. Bandung: IKIP Bandung Press. Makmun, Syamsuddin (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasution (1982). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Natawidjaya, Rochman (1997). Profil Kemampuan Guru Sekolah Dasar. Depdikbud Konsorsium Ilmu Pendidikan. Jakarta. Schmidt, Richard A. (1991). Motor Learning and Performanca From Principles to Practice. Illionis: Human Kinetics Books. Soemitro, (1992) Sudjana, Nana dan Ibrahim (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Sukintaka, (1992) Supandi, (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pmbinaan Tenaga Kependidikan. Suharsimi, Arikunto (1993), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta. Suherman, Adang, (1998), Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani, Bandung : IKIP Bandung Press. 54

11 Sugiyanto dan Sudjarwo, (1991). Materi Pokok Perkembangan Dan Belajar Gerak Buku I Modul 1-6. Jakarta: Depdikbud Proyek Penataran Guru SD setara D-II Bagian Proyek Penataran Guru Penjas SD setara D-II. Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Metodologi Ilmiah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Syarifuddin, A., Muhadi. (1992/1993). Pandidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Korespondensi untuk artikel ini dapat dialamatkan ke Sekretariat Research Journal of Physical Education Departemen Pendidikan Olahraga FPOK UPI. Jln. Dr. Setiabudi Nomor 229 Bandung. Hp ; jurnal_por2009@yahoo.com atau ke Dadan Mulyana Hp Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia 55

Perbedaan Persepsi Guru Pendidikan Jasmani Terhadap Orientasi Tujuan Instruksional Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar

Perbedaan Persepsi Guru Pendidikan Jasmani Terhadap Orientasi Tujuan Instruksional Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar Perbedaan Persepsi Guru Pendidikan Jasmani Terhadap Orientasi Tujuan Instruksional Pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar Yudy Hendrayana 1 Agus Mulyana 2 (Universitas Pendidikan Indonesia)

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP ORIENTASI TUJUAN INSTRUKSIONAL PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR

PERBEDAAN PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP ORIENTASI TUJUAN INSTRUKSIONAL PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR PERBEDAAN PERSEPSI GURU PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP ORIENTASI TUJUAN INSTRUKSIONAL PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR Agus Mulyana (Universitas Pendidikan Indonesia) Dian Budiana (Universitas

Lebih terperinci

1 Didin Budiman 1. (FPOK Universitas Pendidikan Indonesia)

1 Didin Budiman 1. (FPOK Universitas Pendidikan Indonesia) Perbandingan Pengaruh Pemberian Umpan Balik Positif Dan Umpan Balik Netral Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Terhadap Pembentukan Konsep Diri Yang Positif Siswa SD 1 Didin Budiman 1 (FPOK Universitas

Lebih terperinci

Upaya Guru Meningkatkan Keterampilan Dasar Dribling Dalam Permainan Bolas Basket Pada Siswa Sekolah Dasar Kelas 5

Upaya Guru Meningkatkan Keterampilan Dasar Dribling Dalam Permainan Bolas Basket Pada Siswa Sekolah Dasar Kelas 5 Upaya Guru Meningkatkan Keterampilan Dasar Dribling Dalam Permainan Bolas Basket Pada Siswa Sekolah Dasar Kelas 5 Rusmini 1 SDN Cisitu II Bandung Sucipto 2 Dian Budiana 3 FPOK Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

KEMAMPUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DI SLB BAGIAN A KOTA BANDUNG

KEMAMPUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DI SLB BAGIAN A KOTA BANDUNG KEMAMPUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DI SLB BAGIAN A KOTA BANDUNG Andi Suntoda S dan Santi Vidia Andriyani (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

SILABUS PEDAGOGI OLAHRAGA (SPORT PEDAGOGY) DASAR. 1. Identitas mata kuliah Nama mata kuliah : Pedagogi Olahraga (Sport Pedagogy) Nomor kode : OK 304

SILABUS PEDAGOGI OLAHRAGA (SPORT PEDAGOGY) DASAR. 1. Identitas mata kuliah Nama mata kuliah : Pedagogi Olahraga (Sport Pedagogy) Nomor kode : OK 304 SILABUS PEDAGOGI OLAHRAGA (SPORT PEDAGOGY) DASAR 1. Identitas mata kuliah Nama mata kuliah : Pedagogi Olahraga (Sport Pedagogy) Nomor kode : OK 304 Jumlah sks : 2 sks Semester : VI Program studi : PJKR

Lebih terperinci

Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Hubungan Kualifikasi Guru Pendidikan Jasmani dengan Efektifitas Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar Mudjihartono * FPOK Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa sebelum dilakukan pembelajaran lompat jauh dengan pendekatan bermain lompat

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 4 (12) (2015) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI PERATURAN PERMAINAN

Lebih terperinci

Universitas Pendidikan Indonesia

Universitas Pendidikan Indonesia Dampak Sertifikasi Terhadap Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Eka Surya Prasetia & Tjetjep Habibudin Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Penelitian ini bermaksud untuk mengungkap

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 4 (5) (2015) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SIMPLE BASKETBALL PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN-SARAN. penjas terhadap kemampuan mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan Prodi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN-SARAN. penjas terhadap kemampuan mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan Prodi BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan tanggapan guru penjas terhadap kemampuan mahasiswa Praktik Pengalaman

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN LAY-UP SHOOT PADA PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI PRINSIP URUTAN LATIHAN. Oleh: Zulfadhli Husni. Guru SMK Negeri 1 Sumedang

PENINGKATAN KETERAMPILAN LAY-UP SHOOT PADA PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI PRINSIP URUTAN LATIHAN. Oleh: Zulfadhli Husni. Guru SMK Negeri 1 Sumedang PENINGKATAN KETERAMPILAN LAY-UP SHOOT PADA PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI PRINSIP URUTAN LATIHAN Oleh: Zulfadhli Husni Guru SMK Negeri 1 Sumedang Abstrak: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh harapan peneliti

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAK BOLA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

PENGARUH METODE PEMBELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAK BOLA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI PENGARUH METODE PEMBELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR BERMAIN SEPAK BOLA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENGARUH BEBERAPA MACAM METODE LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT

PENGARUH BEBERAPA MACAM METODE LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT 1 PENGARUH BEBERAPA MACAM METODE LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT Oleh Drs. Acep Ruswan, M.Pd Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara metode latihan berbeban

Lebih terperinci

Jati Waluyaningsih 5. Kata Kunci : pendidikan jasmani, bola voli, modifikasi bola voli mini.

Jati Waluyaningsih 5. Kata Kunci : pendidikan jasmani, bola voli, modifikasi bola voli mini. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA VOLI MELALUI MODIFIKASI BOLA VOLI MINI SISWA KELAS IV SDN KLATAKAN 02 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Jati Waluyaningsih 5 Abstrak.

Lebih terperinci

PENGARUH METODE BELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015

PENGARUH METODE BELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 PENGARUH METODE BELAJAR GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

JPJO Page 68

JPJO  Page 68 PENERAPAN MODIFIKASI ALAT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN BULUTANGKIS (Penelitian Tindakan Kelas di SD Percobaan Negeri Setiabudi Bandung) Ichsan Mohamad N 1, Didin Budiman 2, Hendi Suhendi 3 1

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 4 (10) (2015) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN SEPAKBOLA DENGAN PERMAINAN BALANGKA DALAM

Lebih terperinci

SILABI MATA KULIAH. A. Identitas Mata Kuliah. Nama Mata Kuliah : Bermain Kode Mata Kuliah : PNJ 203. Program Studi : PJKR Prasyarat : -

SILABI MATA KULIAH. A. Identitas Mata Kuliah. Nama Mata Kuliah : Bermain Kode Mata Kuliah : PNJ 203. Program Studi : PJKR Prasyarat : - SILABI MATA KULIAH A. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Kode Mata Kuliah : PNJ 203 Jumlah SKS : 2 SKS (Teori) Program Studi : PJKR Prasyarat : - Semester : I (Ganjil) Pengampu : A.M. Bandi Utama,

Lebih terperinci

DAMPAK SARANA OLAHRAGA REKREASI TERHADAP PARTISIPASI BEROLAHRAGA. Mudjihartono. (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak

DAMPAK SARANA OLAHRAGA REKREASI TERHADAP PARTISIPASI BEROLAHRAGA. Mudjihartono. (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak DAMPAK SARANA OLAHRAGA REKREASI TERHADAP PARTISIPASI BEROLAHRAGA Mudjihartono (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak Sarana olahraga merupakan wahana yang diperlukan oleh warga masyarakat dalam mempermudah

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : SYAMSUL MA ARIF NPM

SKRIPSI. Oleh : SYAMSUL MA ARIF NPM Artikel Skripsi PENGARUH METODE PEMBELAJARAN GUIDE DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 1 PLOSOKLATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 4 (12) (2015) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN VOLTACER BOLA VOLI KELAS VII SMP NEGERI 1 GODONG

Lebih terperinci

PENGARUH METODE RESIPROKAL ATAU TIMBAL BALIK TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI PADA SISWA SMPN 6 KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

PENGARUH METODE RESIPROKAL ATAU TIMBAL BALIK TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI PADA SISWA SMPN 6 KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI PENGARUH METODE RESIPROKAL ATAU TIMBAL BALIK TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI PADA SISWA SMPN 6 KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Winarno Surahman NIM: 14.1.01.09.0380P Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerak pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN. Gerak pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerak pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya masyarakat karena selain merupakan fenomena sosial, gerak juga merupakan fenomena budaya.

Lebih terperinci

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI Loan Subarno*) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh latihan

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN KETEPATAN DAN PENDEKATAN KECEPATAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN

JURNAL SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN KETEPATAN DAN PENDEKATAN KECEPATAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN JURNAL SKRIPSI PENGARUH PENDEKATAN KETEPATAN DAN PENDEKATAN KECEPATAN TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN BULUTANGKIS PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER IV PROGRAM STUDI PENKEPOR JPOK FKIP UNS TAHUN

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014-2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas fisik yang di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas fisik yang di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas fisik yang di dalamnya terdapat olahraga. Pelajaran olahraga dan kesegaran jasmani dalam sistem pendidikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT Mudjihartono (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM :

SKRIPSI. oleh : FEBRIAN RIZKI SUSANDI NIM : HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DENGAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

S K R I P S I. Oleh : LILIK EKO PRAYITNO P

S K R I P S I. Oleh : LILIK EKO PRAYITNO P PENGARUH METODE LATIHAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP HASIL BELAJAR SMASH BULUTANGKIS PADA SISWA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP NEGERI 3 BATEALIT JEPARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 S

Lebih terperinci

PENGARUH MODIFIKASI ALAT TERHADAP TINGKAT PENGUASAAN TEKNIK DASAR CAKRAM PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

PENGARUH MODIFIKASI ALAT TERHADAP TINGKAT PENGUASAAN TEKNIK DASAR CAKRAM PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Artikel Skripsi PENGARUH MODIFIKASI ALAT TERHADAP TINGKAT PENGUASAAN TEKNIK DASAR CAKRAM PADA SISWA PUTRA SMK PGRI 4 KOTA KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENJAS DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA

HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENJAS DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA HUBUNGAN ANTARA PEMBELAJARAN PENJAS DENGAN PERILAKU SOSIAL SISWA Prodi PGSD PENJAS Departemen Pendidikan Olahraga Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia, Jln. Setiabudhi

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 3 (12) (2014) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENGEMBANGAN PERMAINAN WATER RINGBALL DALAM AKTIVITAS LUAR KELAS PADAPEMBELAJARAN

Lebih terperinci

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN

S K R I P S I. Oleh : HARIS KURNIAWAN Artikel Skripsi PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE DISRTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN 2015 S K R I P S I Diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK

PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI Loan Subarno*) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh latihan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI MINAT, KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI MURID SD NEGERI 32 BANDA ACEH.

KONTRIBUSI MINAT, KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI MURID SD NEGERI 32 BANDA ACEH. KONTRIBUSI MINAT, KECERDASAN INTELEKTUAL DAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI MURID SD NEGERI 32 BANDA ACEH Irwandi 1 Abstrak Hasil Belajar Penjas dipengaruhi oleh faktor psikologis

Lebih terperinci

Hubungan Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani

Hubungan Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Hubungan Motivasi Berprestasi Siswa Dengan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Helmy Firmansyah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi berprestasi dengan hasil belajar pendidikan

Lebih terperinci

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 2 No.1 Pebruari 2016 ISSN

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 2 No.1 Pebruari 2016 ISSN HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI (Studi Deskriptif di SMPN 2 Sidamulih Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Aris Risyanto ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE

PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE Puput Eka Bajuri Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi STKIP Modern Ngawi E-mail: ekacalamander201@gmail.com

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah: PEMBELAJARAN DAN PERKEMBANGAN GERAK (POK604) Di Susun oleh: Dr. Saifuddin, M. Pd Dr. Ahadin, M.

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah: PEMBELAJARAN DAN PERKEMBANGAN GERAK (POK604) Di Susun oleh: Dr. Saifuddin, M. Pd Dr. Ahadin, M. RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah: PEMBELAJARAN DAN PERKEMBANGAN GERAK (POK604) Di Susun oleh: Dr. Saifuddin, M. Pd Dr. Ahadin, M. Ed PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN OLAHRAGA PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP DIRI SISWA

MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP DIRI SISWA MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP PEMBENTUKAN KONSEP DIRI SISWA Arian Muhamad Firmansyah 1, Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd. 2 Program Studi PGSD Penjas UPI Kampus Sumedang Jl.

Lebih terperinci

Dedi Asmajaya

Dedi Asmajaya Dedi Asmajaya Upaya Peningkatan Hasil Belajar Servis Atas Bola Voli Menggunakan Metode Drill UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA SISWA KELAS VII SMP

Lebih terperinci

keterampilan bermain sepakbola hingga masuk dalam kategori Baik Sekali.

keterampilan bermain sepakbola hingga masuk dalam kategori Baik Sekali. jenjang waktu yang relatif masih lama untuk dapat meningkatkan keterampilan bermain sepakbola hingga masuk dalam kategori Baik Sekali. 2. Siswa yang berkategori Sedang Dari subjek yang berjumlah 26 siswa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH: Artikel Skripsi PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE DISRTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN FOREHAND PADA MAHASISWA PUTRA PEMBINAAN PRESTASI TENIS MEJA UNP KEDIRI SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

Ontong Sinaga Surel:

Ontong Sinaga Surel: PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN TEMBAK KALENG SEBAGAI ALTERNATIF VARIASI PERMAINAN BOLA KECIL DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 TEBING TINGGI Ontong Sinaga Surel: ontongsinaga222@gmail.com

Lebih terperinci

Zen Fadli Ardiansyah Harahap Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan, Medan, Indonesia

Zen Fadli Ardiansyah Harahap Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan, Medan, Indonesia PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI MENGGUNAKAN MEDIA MODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TOLAK PELURU PADA SISWA KELAS IX SMP N 1 SOSA KABUPATEN PADANG LAWAS TAHUN AJARAN 2015/2016 Zen Fadli Ardiansyah

Lebih terperinci

ARTIKEL. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek

ARTIKEL. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek Artikel Skripsi PERBANDINGAN PENGARUH PEMBERIAN PERMAINAN KECIL DAN KONVENSIONAL DALAM PEMANASAN TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMA PEMUDA PAPAR KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan proses yang sangat berperan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui proses pendidikan manusia dididik dan dibina

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI BAKUNG 02 UDANAWU

PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI BAKUNG 02 UDANAWU PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI BAKUNG 02 UDANAWU TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol 1, No. 2, Oktober 2016,

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol 1, No. 2, Oktober 2016, P-ISSN: 2528-5688 E-ISSN: 2528-5696 VOLT Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol 1, No. 2, Oktober 2016, 108-114 KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 4 (11) (2015) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN SENAM KESEIMBANGAN MELALUI PENDEKATAN BERMAIN

Lebih terperinci

Hubungan Antara Pembelajaran Penjas Dengan Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskriptif di SMA Negeri 10 Kota Bandung)

Hubungan Antara Pembelajaran Penjas Dengan Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskriptif di SMA Negeri 10 Kota Bandung) Hubungan Antara Pembelajaran Penjas Dengan Perilaku Sosial Siswa (Studi Deskriptif di SMA Negeri 10 Kota Bandung) Anna Mariam Sofiarini 1 Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN MELALUI MODIFIKASI BOLA BESAR PADA SISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUT TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Materi pelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. Materi pelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu mata 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Materi pelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum Sekolah Menengah Atas. Menurut Tamura dan Amung (2003 : 10) menjelaskan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi merupakan tempat atau unit analisa yang dijadikan sebagai tempat pelaksana penelitian atau tempat pengumpulan data

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP SD Negeri Kutamendala 02, Kecamatan Tonjong, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Penjasorkes Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa pakar. Para pakar penjasorkes cenderung

Lebih terperinci

TAHUN AJARAN 2015/1016 SKRIPSI. Diajukan Kepada Universitas Nusantara PGRI Kediri untuk memenuhi salah

TAHUN AJARAN 2015/1016 SKRIPSI. Diajukan Kepada Universitas Nusantara PGRI Kediri untuk memenuhi salah PERBANDINGAN PENGARUH PEMBELAJARAN SERVIS ATAS MENGGUNAKAN METODE PRAKTEK DISTRIBUSI DENGAN METODE PRAKTEK PADAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS XI SMA 1 KERTOSONO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada modern ini masyarakat memandang bahwa pendidikan sangat penting untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap. Pendidikan bertujuan agar seseorang

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02. Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN ANAK KE SEKOLAH LABORATORI OLAHRAGA BOLA VOLI (SELABORA) FIK UNY

LATAR BELAKANG ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN ANAK KE SEKOLAH LABORATORI OLAHRAGA BOLA VOLI (SELABORA) FIK UNY Latar Belakang Orang Tua Mengikutsertakan...(Ryn Mifta) 1 LATAR BELAKANG ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN ANAK KE SEKOLAH LABORATORI OLAHRAGA BOLA VOLI (SELABORA) FIK UNY THE PARENT S MOTIVE IN JOINING THEIR

Lebih terperinci

EFFORTS TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES BASEBALL KASBOL USING GAME IN CLASS IV SD STATE WARU WEST DISTRICT VI WARU PAMEKASAN LESSONS YEAR

EFFORTS TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES BASEBALL KASBOL USING GAME IN CLASS IV SD STATE WARU WEST DISTRICT VI WARU PAMEKASAN LESSONS YEAR JURNAL UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA KASTI DENGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN KASBOL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI WARU BARAT VI KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 EFFORTS TO

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 4 (6) (2015) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan 1. Bagaimanakah kinerja guru pendidikan jasmani di Kecamatan Conggeang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan 1. Bagaimanakah kinerja guru pendidikan jasmani di Kecamatan Conggeang 141 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini maka penulis mengajukan kesimpulan sebagai berikut: A. Kesimpulan 1. Bagaimanakah kinerja guru pendidikan jasmani

Lebih terperinci

Kata kunci: modifikasi alat bantu, hasil belajar memukul bola kasti, permainan bola kasti.

Kata kunci: modifikasi alat bantu, hasil belajar memukul bola kasti, permainan bola kasti. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMUKUL BOLA KASTI DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI ALAT BANTU PEMUKUL DAN BOLA PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI SUMBER IV BANJARSARI SURAKARTA Oleh: Ida Pawestri ABSTRAK

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PIRING PLASTIK SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PIRING PLASTIK SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PIRING PLASTIK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan

Lebih terperinci

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016 FAKTOR PENDUKUNG PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMK MUHAMMDIYAH 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016 SUPPORTING FACTOR OF VOLLEYBALL LEARNING IN SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN, KLATEN ACADEMIC YEAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang tidak terlepas dari kehidupan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya dengan kebutuhan lainnya,

Lebih terperinci

Oleh: M.SAIFUDIN NPM: Dibimbing oleh : 1. Drs. Slamet Junaidi, M.Pd. 2. Yulingga Nanda H, M.Or.

Oleh: M.SAIFUDIN NPM: Dibimbing oleh : 1. Drs. Slamet Junaidi, M.Pd. 2. Yulingga Nanda H, M.Or. JURNAL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI BOLA VOLI MINI TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMPN 2 KUTOREJO TAHUN 2016 The influence of direct

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 3 (7) (2014) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MELALUI PERMAINAN POS PATAHAN PADA

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PERMAINAN LEMPAR TURBO MELALUI PENERAPAN METODE PRAKTEK TERBIMBING. Sulama

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PERMAINAN LEMPAR TURBO MELALUI PENERAPAN METODE PRAKTEK TERBIMBING. Sulama Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) ISSN 2477-2240 (Media Cetak). 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PERMAINAN LEMPAR TURBO MELALUI PENERAPAN METODE PRAKTEK TERBIMBING

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap sesuatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM PERMAINAN BOLAVOLI NUR AHMAD MUHARRAM DOSEN PENJASKESREK UNP KEDIRI ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPRINT

PENGARUH PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPRINT PENGARUH PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN SPRINT 100 METER PADA SISWA SD KELAS III SDN PAMAROH I TAHUN AJARAN 2015/ 2016 Oleh : Mohammad Fadli NIM: 14.1.01.09.0383P

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Karena dengan pendidikan jasmani dapat mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI TAHUN PELAJARAN Marwati

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI TAHUN PELAJARAN Marwati UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI TAHUN PELAJARAN 0-0 Marwati SD Negeri Cepoko II Kecamatan Sumber Kabupaten.Probolinggo Abstrak: Penelitian ini berlatar belakang untuk ()

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN. dalam kategori kinerja sangat baik, yakni sebesar 41,66% (5 guru)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN. dalam kategori kinerja sangat baik, yakni sebesar 41,66% (5 guru) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pandangan guru pendidikan jasmani di SMP se-kota Yogyakarta terhadap kompetensi mahasiswa PJKR dalam

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 2 (10) (2013) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENINGKATAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Melalui pendidikan jasmani anak akan terlibat dalam interaksi antara anak didik dan lingkungan

Lebih terperinci

S K R I P S I. Oleh : RIDZAL DWI SEPTIAWAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

S K R I P S I. Oleh : RIDZAL DWI SEPTIAWAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) PENGARUH METODE LATIHAN DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP HASIL BELAJAR SMASH BULUTANGKIS PADA SISWA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMKN 1 GROGOL KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 S K R I P

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT 78 PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA DI SMPN 1 BATU BERSURAT mimiyulianti15@yahoo.com Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi FKIP

Lebih terperinci

PENGARUH METODE MENGAJAR DRILL

PENGARUH METODE MENGAJAR DRILL PENGARUH METODE MENGAJAR DRILL DAN METODE MENGAJAR KONVENSIONAL DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN SERVIS ATAS PADA PERMAINAN BOLA VOLI SISWA SMPN 15 KENDARI JURNAL PENELITIAN OLEH: ILSAM G2G1 15 130 PROGRAM

Lebih terperinci

Program pengajaran pendidikan jasmani (penjas)

Program pengajaran pendidikan jasmani (penjas) Pengembangan Konsep Diri yang Positif pada Siswa SD Sebagai Dampak Penerapan Umpan Balik (Feedback) dalam Proses Pembelajaran Penjas Djukanda Harjasuganda Abstrak Fungsi feedback adalah memberikan motivasi,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLAVOLI (Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sambogjaya 2 Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 4 (4) (2015) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr. MODEL PENGEMBANGAN LOMPAT WARNA DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES UNTUK MENINGKATKAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO Oleh: Nengah saputra wijaya Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif e-mail: nengahsaputrawijaya@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan bagian pendidikan secara umum yang mengutamakan aktivitas gerak sebagai media dalam pembelajaran. Pendidikan jasmani (Penjas) mempunyai

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 1 (1) (2012) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr KETERAMPILAN GERAK DASAR

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI

PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd.

PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI. Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd. PENGARUH PERMAINAN FUTSAL TERHADAP MOTOR ABILITY SISWA DI SDIT BANI SALEH 6 KOTA BEKASI Oleh : Memet Muhamad, Drs., MPd. *) ABSTRAK Penelitian yang penulis lakukan berawal dari pemikiran penulis terhadap

Lebih terperinci

Kata Kunci: Remedial teaching

Kata Kunci: Remedial teaching PELAKSANAAN REMEDIAL TEACHING MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI KABUPATEN REMBANG Joko Widodo 1 Abstrak: Permasalahan dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana kemampuan guru dalam mendiagnosis kesulitan

Lebih terperinci

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations ACTIVE 4 (11) (2015) Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr PENGEMBANGAN PERMAINAN BOLBAKDOR UNTUK PEMBELAJARAN GERAK DASAR PADA SISWA

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pengamatan pada indikator kerjasama sebagai berikut: dimana rata-rata sentuhan siklus I sebanyak 1,59 sentuhan, sehingga

BAB V PENUTUP. pengamatan pada indikator kerjasama sebagai berikut: dimana rata-rata sentuhan siklus I sebanyak 1,59 sentuhan, sehingga BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dan analisis data di lapangan diperoleh hasil pengamatan pada indikator kerjasama sebagai berikut: 1. Atlet sudah mampu kerjasama dengan pemain lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Permainan bola voli merupakan permainan terpopuler diseluruh dunia, bahkan di Indonesia. Sehingga permainan bola voli mengalami perkembangan yang sangat pesat

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN AJARAN 2014 / 2015

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN AJARAN 2014 / 2015 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN AJARAN 2014 / 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH BERPASANGAN DENGAN PASSING BAWAH KE DINDING TERHADAP KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH BERPASANGAN DENGAN PASSING BAWAH KE DINDING TERHADAP KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH BERPASANGAN DENGAN PASSING BAWAH KE DINDING TERHADAP KETERAMPILAN PASSING BAWAH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI (Eksperimen pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Voli SMP

Lebih terperinci