Prosiding Nasional ISSN: Seminar dan Lokakarya Penulisan Karya Ilmiah Denpasar, 2 4 Nopember 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prosiding Nasional ISSN: Seminar dan Lokakarya Penulisan Karya Ilmiah Denpasar, 2 4 Nopember 2015"

Transkripsi

1 MODEL COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDK St. XAVERIUS SURABAYA PADA TEMA SELALU BERHEMAT ENERGI M. Indra Patmoko Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya Abstrak Meskipun telah dilakukan perubahan pada regulasi pendidikan terutama perubahan mendasar dalam proses pembelajaran dalam Kurikulum 2013, namun pada kenyataannya implementasi pembelajaran di kelas, terutama untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) masih belum sepenuhnya terlaksana sebagaimana tuntutan kurikulum. Seperti halnya hasil observasi yang dilakukan pada kelas IV SDK St. Xaverius Surabaya yang telah menerapkan K13, ternyata proses pembelajaran yang dilakukan masih bersifat konvensional. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian tindakan yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model Course review horay (CRH). Desain penelitian ini adalah desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara bersiklus selama 2 siklus dengan menggunakan model pembelajaran CRH. Hasil penelitian siklus I, rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah 72,92% dan dikategorikan baik. Hasil belajar siswa secara klasikal 78,13% atau belum mencapai kriteria ketuntasan secara klasikal yang ditetapkan yaitu 85%. Berdasarkan hasil refleksi dan saran dari kolaborator pada akhir siklus I, sebagai bahan perencanaan selanjutnya dan akan dilakukan perbaikan kualitas pembelajaran pada siklus ke II. Hasil penelitian pada siklus II adalah rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat menjadi 91,66%. dan dikategorikan sangat baik. Hasil belajar secara klasikal 93,75% mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan yaitu mendapatkan nilai 70. Sehingga dengan ini dinyatakan bahwa secara klasikal hasil belajar siswa paka siklus II dinyatakan tuntas. Berdasarkan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model CRH pada kelas IV SDK St. Xaverius Surabaya terbukti mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kata kunci : Model Course Review Horay (CRH), Aktivitas belajar siswa, Sedolah Dasar. PENDAHULUAN Pada dasarnya tujuan pembelajaran adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat minat dan kemempuan dan lingkungannya (Solihatin, 2011:15). Kemampuan dan ketrampilan guru dalam memilih metode, model dan strategi pembelajaran senantiasa harus terus ditingkatkan, agar pembelajaran benar-benar mampu mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan dan ketrampilan dasar bagi siswa untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Proses pembelajaran di kelas, terutama pada tingkat sekolah dasar yang mengacu pada Kurikulum 2013 hendaknya dilakukan secara terintegratif dengan menggunakan pendekatan saintifik dan bersifat kontekstual. Pembelajaran 28

2 menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan nilai-nilai dan keterampilan hidup pada siswa. Penekanan pembelajaran bukan sebatas pada upaya memberikan konsepkonsep yang bersifat hafalan belaka melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajari sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta melakoni kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan hasil observasi di kelas IV SDK St. Xaverius Surabaya menunjukkan bahwa hasil dari proses belajar siswa masih menghadapi beberapa masalah atau kendala, yaitu; 1) siswa kurang antusias dan kurang aktif dalam proses pembelaajaran; 2) kurangnya motivasi belajar yang tercermin dari rendahnya aktifitas belajar sisiwa menyebabkan hasil belajar sisiwa juga rendah, hal ini tampak dari perolehan nilai siswa secara klasikal pada ulangan harian yang baru mencapai 65% di bawah kriteria ketuntasan indiividu yaitu memperoleh nilai 70. 3) pembelajaran tematik terpadu yang diberikan oleh guru dinilai kurang menarik, kurang bervariasi dan kurang tantangan yang terlihat gaduh serta kurang konsentrasi pada saat pembelajaran. 4) siswa kurang memahami manfaat langsung dari materi pelajaran yang diajaekan pada pelajaran tematik terpadu pada tema sebelumnya untuk implementasinya dalam kehidupan sehari hari. Masalah yang paling mendasar yang terjadi di kelas IV SDK St. Xaverius Surabaya adalah aktivitas belajar siswa di kelas tersebut tergolong rendah dan berimplikasi pada pencapaian hasil belajar yang tidak memenuhi target. Salah satu solusi yang dipilih untuk mengatasi masalah tersebut di atas adalah menggunakan model Course Review Horay (CRH) dalam pembelajaran. Model CRH dipilih karena memiliki potensi untuk mengatasi masalah pembelajaran tematik terpadu pada kelas IV SD dan mempunyai beberapa kelebihan, antara lain, pembelajaran lebih menarik, pembelajaran lebih bervariasi, mendorong siswa terlibat kedalam situasi pembelajaran, siswa lebih semangat belajar karena suasana belajar lebih menyenangkan Adapun langkah-langkah yang diterapkan dalam model pembelajaran CRH yaitu; 1) penyampaian kompetensi; 2) penyampaian materi pelajaran; 3) pembentukan kelompok, 4) membuat yel-yel kelompok, 5) membuat kotak soal dan mengisi kotak dengan soal, 6) guru membaca soal, 7) siswa menjawab, 8) jawaban benar oleh siswa diikuti dengan menyayikan yel-yel, dan 9) memberikan umpan balik. Model pembelajaran CRH merupakan model pembelajaran yang berbasis PAIKEM dengan mengutamakan konsep rekreasi dan hiburan di dalamnya. Model pembelajaran CRH sangat tepat digunakan terutama ketika materi pelajaran yang diberikan ke siswa memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Siswa merasa lebih mudah memahami pelajaran sekaligus dapat melakukan evaluasi pembelajaran bersama-sama. Model CRH sesuai dengan cooperative learning mengandung pengertian bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Pembentukan kelompok belajar dalam cooperative learning bersifat heterogen. Siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompoknya (Solihatin, 2011:4). Pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran yang memungkinkan siswa untuk bekerjasama memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Cooperative learning membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok. Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri dengan model CRH. Teori pendukung dalam penelitian ini adalah teori kontruktivis dan teori motivasi. Teori konstruktivistik merupakan teori yang dikembangkan antara lain oleh Vigostsky dan Piaget (McInerney dan McInerney, 1998, dalam Jaramis 2006). Kedua ahli perkembangan ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia, diantaranya anak usia 29

3 taman kanak-kanak, tidak dapat dijelaskan dari satu faktor saja, seperti yang berkaitan dengan kematangan atau pengaruh lingkungan. Pendapat tersebut menyatakan bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh berbegai sudut pandang dan berbagai faktorfaktor yang berkaitan dengan biologis, kematangan, lingkungan, dan sosial. Sehingga peran orang tua, guru, serta pihak-pihak yang berkaitan dengan pendidikan dan pengembangan tingkah laku anak tersebut perlu menjadi pertimbangan. Menurut saya pendapat ini sangat bagus karena adanya kejasama antara berbagai pihak dalam pembentukan tingkah laku yang terbaik yang dapat diterapkan pada anak. Determinan yang penting bagi prestasi individu adalah motivasi, motivasi dapat mempengaruhi perilaku dan prestasi individu (Mendari, 2010). Motivasi merupakan suatu kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Sedangkan motif yang bersifat potensial dan aktualisasinya dinamakan motivasi. Pada umumnya diwujudkan dalam bentuk perbuatan nyata. Motivasi dapat mempengaruhi prestasi seseorang dalam melakukan kegiatan tertentu. Apabila siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi, mereka akan terdorong dan berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam meningkatkan prestasi belajar. Keberhasilan perguruan tinggi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa tidaklah dicapai dengan cara yang mudah. Hal tersebut hanya dapat terjadi berkat kepiawaian pihak perguruan tinggi dalam memahami kebutuhan siswa dan kepuasan siswa, selain kemampuan perguruan tinggi dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif sehingga para siswa merasa termotivasi secara internal. Menurut teori motivasi siswa berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya ada keinginan atau motivasi untuk belajar. Motivasi berdasarkan sumber yang menimbulkan, dibedakan menjadi 2 macam yaitu: (1) motivasi intrinsik, timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena telah ada dalam diri individu yang sesuai dengan kebutuhan, (2) motivasi ekstrinsik, timbul karena adanya ransangan dari luar individu (Sardiman, 1996). Motif intrinsik lebih kuat daripada motif ekstrinsik. Pendidikan berusaha menimbulkan motivasi intrinsik dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat terhadap bidang studi yang relevan dengan kebutuhan. METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau CAR (Classroom Action Researtc) yang dilakukan pada kelas IV SDK St. Xaverius Surabaya. Penelitian ini dilakukan dalam dua, dengan menerapkan model pembelajaran CRH pada tema Selalu Berhemat Energi. Berdasarkan action plan tahapan-tahapan penelitian tindakan ini meliputi tahap perencanaan, tahap tindakan dan tahap refleksi. Pada tahap perencanaan disusun perangkat yang digunakan dalam pembelajaran diantaranya: penyusunan silabus, RPP, LKS, lembar pengamatan aktivitas siswa, kisi-kisi THB, THB yang valid, Analisis THB, dan instrumen monev. Pada tahap tindakan perangkat pembelajaran yang disusun digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan model CRH. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran disusun sesuai dengan RPP. Pada tahap refleksi guru sebagai peneliti berdiskusi dengan observer tentang kekurangan pada siklus 1 dalam pembelajaran dan telah diperbaiki pada siklus 2. Penelitian tindakan dilakukan dalam tiga tahap kegiatan. Secara garis besar, tahapan-tahapan penelitian tindakan dalam satu siklus adalah sebagai berikut: 30

4 1. Tahap perencanaan Pada tahap ini masalah di kelas IV diidentifikasi dan dirumuskan, peneliti sebagai pemrakarsa dan didukung oleh 2 orang kolaborator. Dalam tahap perencanaan ini guru mempersiapkan hal-hal sebagai berikut: a) Silabus, b) RPP, c) LKS, d) Catatan kegiatan siswa, e) Kisi-kisi soal tes hasil belajar, f) Soal penilaian proses, g) Soal tes hasil belajar, h) Analisis soal tes hasil belajar. Sumber belajar lain yang direkomendasikan guru, yaitu media pembelajaran siswa seperti peta, LCD, chart, gambar-gambar dan media-media lainnya. 2. Tahap tindakan dan observasi Guru sebagai peneliti melakukan pembelajaran di kelas. Panduan yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas IV adalah RPP yang disusun sebelumnya. Selama pelaksanaan tindakan pembelajaran di kelas, kolaborator bertindak sebagai observer yang mempunyai tugas mengamati keterlaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang disusun oleh peneliti dan hasil pengamatan dicatat dalam lembar observasi. Pengamat tidak hanya mengamati guru, tetapi juga mengamati aktivitas siswa di kelas. Hasil pengamatan ditulis dalam catatan kegiatan siswa. 3. Tahap refleksi setelah observasi Setelah tahap tindakan dan tahap observasi selesai dilakukan, peneliti bersama-sama dengan guru kolaborator membahas hasil observasi dan melakukan penilaian atau refleksi untuk menetukan hasil dari tindakan yang telah dilakukan. Satu dari dua kemungkinan keputusan kemudian diambil pertama, apabila hasilnya memuaskan, penelitian akan dihentikan, apabila hasilnya belum memuaskan, penelitian akan dilanjutkan ke siklus 2, 3, dan seterusnya. Ukuran keberhasilan penelitian tindakan dengan model CRH adalah meningkatnya aktivitas siswa di kelas dan peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan pendapat Paul B Diendrich tentang jenis-jenis aktivitas siswa di kelas, kreteria keberhasilan peningkatan aktivitas siswa di kelas jika siswa mampu menguasai 2 kegiatan yaitu (1) mental aktivities yang meliputi menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan dan (2) emotional aktivities meliputi menaruh minat, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang (Sardiman, 1996:101) HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan terhadap aktivitas siswa kelas IV SDK St. Xaverius Surabaya, dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model CRH dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan. Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan yang dilakukan oleh 2 orang pengamat dari guru kolaborator. Terdapat 6 aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yang diobservasi yaitu; (1) mendengarkan penyampaian kompetensi, motivasi dan apersepsi oleh guru, (2) aktivitas siswa dalam memperhatikan penyampaian materi guru, (3) aktivitas siswa dalam mengerjakan LKS, (4) aktivitas diskusi dalam kerja kelompok dan penyelesaian tugas di LKS, (5) aktivitas dan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan kuis horay dan (6) 31

5 aktivitas siswa dalam merangkum dan umpan balik yang diberikan guru di akhir pembelajaran. Oleh karena itu disimpulkan bahwa model CRH yang diimplementasikan pada kelas IV SDK St. Xaverius Surabayapada tema Selalu Berhemat Energi efektif, yang didukung beberapa kreteria, diantaranya: (1) Aktivitas siswa selama pembelajaran efektif, (2) respon siswa positif, (3) hasil monev menunjukkan aktifitas guru dan siswa baik dan (4) hasil tes belajar secara individu dan secara klasikal tuntas. Model CRH yang diterapkan dalam pembelajaran untuk mencapai ketuntasan belajar secara klasikal di kelas IV didukung oleh teori kontruktivis oleh Vygotsky. Kontruktivis menekankan pada peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Peran aktif siswa dalam pembelajaran didasarkan pada pengamatan/observasi yang dilakukan oleh observer. Salah satu prinsip yang diterapkan dalam pembelajaran kontruktivis oleh Vigotsky adalah ZPD (Zone of proximal development) artinya siswa dapat mempelajari konsep-konsep dengan baik. Penerapan ZPD dalam model CRH dilakukan pada saat diskusi kelompok dan pelaksanaan kuis. Dalam zona ini siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi dengan bantuan orang lain yang lebih dewasa yang telah dilakukan dalam diskusi kelompok dan kuis horay. Model CRH yang diterapkan juga sesuai dengan teori motivasi. Dalam model CRH guru mengurangi dominasi dalam pembelajaran yang ditandai dengan berkurangnya ceramah yang dilakukan oleh guru. Guru sebagai motivator mengajak peran seluruh siswa di kelas IV untuk aktif dalam pembelajaran. Aktivitas guru dan siswa tercatat dalam RPP yang telah disusun dan diamati oleh kolaborator. Siklus I Pada siklus I ketuntasan belajar siswa secara klasikal di kelas IV dari sejumlah 32 siswa, sebanyak 22 siswa atau 78,13% dinyatakan tuntas atau mendapatkan nilai 70, dan sejumlah 7 siswa atau 21,88% belum tuntas. Ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai karena kriteria ketuntasan secara klasikal yang di tetapkan di SDK St. Xaverius Surabaya adalah 85%. Selanjutnya prosesntase hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada Chart 1.1 berikut. Chart. 1.1 Hasil Belajar Siklus I Hasil Belajar Siklus I Hasil Belajar Siklus I 0 Tuntas Tidak Tuntas 32

6 Sementara itu, berdasarkan observasi yang dilakukan oleh dua orang observer pada siklus I diperoleh nilai untuk aktivitas mendengarkan penyampaian kompetensi, motivasi dan apersepsi oleh guru rata-rata mendapat nilai 3,5 atau prosentase sebesar 87,5%. Aktivitas siswa dalam memperhatikan penyampaian materi guru rata-rata mendapat nilai 3 atau prosentase sebesar 75%. Untuk aktivitas aktivitas siswa dalam mengerjakan LKS rata-rata mendapat nilai 2,5 atau prosentase sebesar 62,5%. Aktivitas diskusi dalam kerja kelompok dan penyelesaian tugas di LKS rata-rata mendapat nilai 3 atau prosentase sebesar 75%. Untuk aktivitas dan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan kuis horay sebesar rata-rata mendapat nilai 3 atau prosentase sebesar 75% dan untuk aktivitas siswa dalam merangkum dan merespon umpan balik yang diberikan guru sebesar rata-rata mendapat nilai 2,5 atau prosentase sebesar 62,5%. Secara lebih jelas perolehan nilai rata-rata aktivitas siswa ini dapat dilihat pada tabel 1.1. berikut. N o Tabel 1.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus I Aktivitas Yang Diamati Nilai Presentase Rata- Rata 3,5 87,5% 1 Mendengarkan penyampaian kompetensi, motivasi dan apersepsi oleh guru 2 Memperhatikan penyampaian materi guru 3 75% 3 Mengerjakan LKS 2,5 62,5% 4 Diskusi dalam kerja kelompok dan penyelesaian tugas di 3 75% LKS 5 Menjawab pertanyaan kuis horay 3 75% 6 Merangkum dan menanggapi umpan balik yang 2,5 62,5% diberikan guru Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pada saat kegiatan pembelajaran bertangsung, terutama pada pertemuan pertama siswa kurang memperhatikan penjelasan, terutama pada saat guru memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran banyak diantara siswa yang tidak memperhatikan karena guru menyampaikan tujuan pembelajaran hanya secara lisan tidak menuliskan di papan tulis. Namun pada pertemuan-pertemuan selanjutnya aspek mendengarkan penjelasan guru terus mengalami peningkatan hal ini disebabkan oleh perubahan strategi guru dalam menjelaskan tujuan pembelajaran serta adanya penekanan guru tentang pentingnya menguasai materi pembelajaran. Aktivitas siswa pada siklus I memang sudah tergolong cukup baik, namun hasil belajar secara klasikal pada siklus I belum mencapai ketuntasan secara klasikal yang ditetapkan yaitu 85%. Oleh karena itu diputuskan untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan model CRH pada siklus II. Siklus II Pada siklus II ketuntasan belajar secara klasikal telah tercapai, karena jumlah siswa yang tuntas belajarnya sudah meningkat menjadi 30 siswa atau sebesar 93,75% dan siswa yang tidak tuntas belajar hanya sebanyak 2 siswa atau sebesar 6,25%, 33

7 sehingga secara klasikal kelas IV SDK St. Xaverius Surabayatelah mencapai ketuntasan yang ditetapkan yaitu 85%. Selanjutnya kenaikan hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada Chart 1.2 berikut. Chart 1.2 Kenaikan Hasil Belajar dari Siklus I ke Siklus II Siklus I Siklus II Tuntas Tidak Tuntas Sementara itu berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II didapatkan hasil, untuk aktivitas mendengarkan penyampaian kompetensi, motivasi dan apersepsi oleh guru nilai rata-rata siswa naik menjadi 4 atau sebesar 100%. Untuk aktivitas siswa dalam memperhatikan penyampaian materi guru naik menjadi rata-rata 4 atau sebesar 100%. Aktivitas siswa dalam mengerjakan LKS naik menjadi rata-rata 3,5 atau sebesar 87,5%. Aktivitas diskusi dalam kerja kelompok dan penyelesaian tugas di LKS naik menjadi rata-rata 4% atau sebesar 100%. Untuk aktivitas dan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan kuis horay naik menjadi rata-rata 3,5 atau sebesar 87,5%, sedangkan aktivitas siswa dalam merangkum dan merespon umpan balik yang diberikan guru naik menjadi rata-rata 3 atau sebesar 75%. Adapun perolehan nilai aktivitas belajar siswa pada siklus II ini dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut. N o Tabel 1.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Siklus II Aktivitas Yang Diamati Nilai Presentase Rata- Rata 4 100% 1 Mendengarkan penyampaian kompetensi, motivasi dan apersepsi oleh guru 2 Memperhatikan penyampaian materi guru 4 100% 3 Mengerjakan LKS 3,5 87,5% 4 Diskusi dalam kerja kelompok dan penyelesaian tugas di 4 100% LKS 5 Menjawab pertanyaan kuis horay 3,5 87,5% 6 Merangkum dan menanggapi umpan balik yang 3 75% diberikan guru 34

8 Berdasarkan data kenaikan nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus II tersebut maka dapat didapatkan hasil bahwa pada siklus II untuk aktivitas mendengarkan penyampaian kompetensi, motivasi dan apersepsi oleh guru naik sebesar 12,5%. Untuk aktivitas siswa dalam memperhatikan penyampaian materi guru naik sebesar 25%. Aktivitas siswa dalam mengerjakan LKS naik 25%. Aktivitas diskusi dalam kerja kelompok dan penyelesaian tugas di LKS naik 25%. Untuk aktivitas dan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan kuis horay naik sebesar 12,5%. Sedangkan aktivitas siswa dalam merangkum dan merespon umpan balik yang diberikan guru naik 12,5%. Adapun perolehan nilai aktivitas belajar siswa pada siklus II ini dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut. Tabel 1.3 Kenaikan Hasil aktivitas siswa dari siklus I ke Siklus II No Aktivitas Nilai Rata-Rata Aktivitas Prosentase Kenaikan Siklus I Siklus II 1 Mendengarkan penyampaian kompetensi, motivasi 87,5% 100% 12,5% dan apersepsi oleh guru 2 Memperhatikan penyampaian materi guru 75% 100% 25% 3 Mengerjakan LKS 62,5% 87,5% 25% 4 Diskusi dalam kerja kelompok dan penyelesaian 75% 100% 25% tugas di LKS 5 Menjawab pertanyaan kuis horay 75% 87,5% 12,5% 6 Merangkum dan menanggapi umpan balik yang diberikan guru 62,5% 75% 12,5% Rata-Rata 72,92% 91,66% 18,75% Berdasarkan tabel 1.3 tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata prosentase hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 72,92% dan pada siklus II sebesar 91,66%. Sehingga dapat dikatakan bahwa prosentase rata-rata aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II naik sebesar 18,75%. Lebih jelasnya kenaikan prosentase rata-rata aktivitas siswa ini dapat dilihat pada chart 1.3 berikut. Chart. 1.1 Grafik Kenaikan Aktivitas Siswa Siklus I ke Siklus II Rata-Rata Aktivitas Siswa Siklus I Siklus II Rata-Rata 35

9 Peningkatan nilai rata-rata aktivitas siswa ini disebabkan karena siswa sudah mulai merasa terbiasa dengan pembelajaran model CRH ini. Siswa mulai memahami bagaimana memecahkan persoalan dengan berdiskusi sesama anggota kelompoknya juga mereka sudah bisa membuat prediksi pertanyaan lanjutan tentang materi yang sedang dibahas. Peningkatan ini juga didukung oleh peran serta guru dalam membimbing siswa dalam melaksanakan diskusi kelompoknya. Kenaikan ini disebabkan karena setelah pertemuan pertama siklus I sudah banyak siswa mempersiapkan diri dirumahnya dengan mempelajari materi-materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya, bahkan sebahagian mereka sudah mempersiapkan pertanyaan. Dengan demikian antusias siswa dalam mengajukan pertanyaan ataupun ikut memberikan penjelasan dan sanggahan semakin meningkat. Kenaikan rata-rata aktivitas siswa pada siklus II ini juga didorong oleh adanya motivasi dari guru dengan memberikan nilai tambahan bagi siswa atau kelompok yang berani tampil kedepan ataupun mengajukan pertanyaan, sanggahan atau penjelasan pada kelompok lain serta aktif berpartisipasi pada saat kuis horay. Adanya pemberian nilai tambahan oleh guru bagi siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas, mendorong siswa serius dalam melaksanakan kegiatan diskusi. Adanya kompetisi dalam mendapatkan nilai membuat siswa menjadi aktif dan semangat untuk mendapatkan nilai terbaik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh beberapa simpulan pertama, berdasakan hasil penelitian tindakan yang telah dilakukan di kelas IV SDK St. Xaverius Surabayadiperoleh hasil bahwa penggunaan model CRH dalam pembelajaran tematik terpadu untuk tema Selalu Berhemat Energi dinyatakan efektif meningkatkan aktivitas belajar siswa. Ketuntasan belajar secara klasikal dengan model CRH mencapai 88,46% dan pencapaian nilai secara individu rata-rata 84,56. Aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran efektif, mayoritas siswa terlibat dalam pembelajaran. Berdasarkan data pada lembar observasi dan penilaian yang dilakukan oleh dua orang observer diketahui bahwa rata-rata prosentase hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 72,92% dan pada siklus II sebesar 91,66%. Sehingga dapat dikatakan bahwa prosentase rata-rata aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II naik sebesar 18,75%. Hasil belajar siswa juga meningkat, dimana pada siklus I hasil belajar siswa secara klasikal baru mencapai 78,13% atau dinyatakan belum tuntas secara klasikal dan pada siklus II terjadi kenaikan secara siknifikan menjadi 93,75% atau dinyatakan tuntas dengan kriteria nilai klasikal dinyatakan tuntas apabila memenuhi angka 85%. Dengan hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model CRH untuk materi tematik terpadu pada kelas IV SDK St. Xaverius Surabaya mampu meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa, sehingga dapat direkomendasikan bagi guru SD untuk sering menggunakan model ini dalam upaya meningkatkan motivasi dan keaktifan belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Jamaris, Martini (2006). Perkembangan Dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak- Kanak Pedoman Bagi Orang Tua Dan Guru. Grasindo: Jakarta. 36

10 Mendari, Anastasia Sri. (2010) Aplikasi Teori Hierarki Kebutuhan Maslow dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Widyawarta, No. 01 Tahun 2014 hal 82. Sardiman. (1996). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Solihatin, Etin. (2011). Cooperative Learning (Analisis Model Pembelaaran IPS). Bumi Aksara: Jakarta Spayanawati, Putu. (2010). Teori Belajar. Surabaya: UNESA. 37

Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, PAIKEM A. PENDAHULUAN

Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, PAIKEM A. PENDAHULUAN Implementasi Pendekatan PAIKEM Untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa Kelas XI SMKN 1 Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun Pelajaran 2012/2013. Oleh M. Hajar Anwari. Pendidikan Teknik Otomotif. e-mail: mhajaranwari@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran Aqidah

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI KOMBINASI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN COURSE REVIEW HORAY

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI KOMBINASI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN COURSE REVIEW HORAY MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI KOMBINASI MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN COURSE REVIEW HORAY Oleh: Esti Nurjanah, Mujiyem Sapti, Erni Puji Astuti Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pengamat maupun dari peneliti sendiri berdasarkan fokus penelitian

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pengamat maupun dari peneliti sendiri berdasarkan fokus penelitian 78 BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada bagian ini akan membahas hal-hal yang telah diperoleh baik dari pengamat maupun dari peneliti sendiri berdasarkan fokus penelitian 1. Fokus belajar pada Penerapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP 2 SUSUKAN kelas VII F semester 2 tahun pelajaran 2013/2014, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa, terdiri dari siswa

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KELAS IV B SD NEGERI TAHUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Fathonah Guru Kelas IVB SD Negeri Tahunan Yogyakarta Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan pemahaman materi jenisjenis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan pemahaman materi jenisjenis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas tentang peningkatan pemahaman materi jenisjenis pekerjaan pada mata pelajaran IPS melalui metode Course Review Horray di kelas III MI Miftahul

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS. yang berjudul Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

BAB IV HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS. yang berjudul Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Aqidah Akhlak BAB IV HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Kalimat

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Observasi Awal Sebelum melakukan tindakan pada siklus I, peneliti melakukan observasi awal di kelas IX MTs Ma arif NU 1 Karanglewas Kabupaten Banyumas. Pada

Lebih terperinci

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sesuai rancangan penelitian, hasil penelitian dipaparkan dalam dua paparan, yaitu peningkatan hasil belajar siswa dan proses pembelajaran dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Jurnal Euclid, Vol.4, No.1, pp.739 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN Kusnati SMPN 3 Ciawigebang;

Lebih terperinci

JEMBER TAHUN PELAJARAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V SD Negeri Kauman 06 Kecamatan Batang, Kabupaten Batang. Alasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Pra Siklus dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 2 Februari 2012. Pada tahap ini yang diobservasi adalah siswa kelas IV dengan materi Pecahan

Lebih terperinci

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI

Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd, MM* ABSTRAKSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MATERI ANNOUNCEMENT DI KELAS IX A SMP NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DENGAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROUND TABLE Luwis Subi Widyaningsih, S.Pd,

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY Triyanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Meningkatan hasil belajar bagi siswa yang kurang mampu dalam memahami mata pelajaran biologi merupakan penelitian tindakan kelas yang direncanakan pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Triyatno 1, John Sabari 2 1 Mahasiswa Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Oleh: EDI BADRISYEH NIP. 19670501 199212 1 001 ABSTRAK Model Ccoperative Learning adalah suatu model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Slametharjo Kabupaten Banggai

Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Slametharjo Kabupaten Banggai Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Slametharjo Kabupaten Banggai Aswan Natalia, Bonifasius Saneba, dan Hasdin Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Diskripsi Per Siklus 4.1.1. Pelaksanaan Siklus I 4.1.1.1.Perencanaan Setelah berdiskusi dengan teman sejawat, peneliti menentukan pendekatan CTL (Contextual

Lebih terperinci

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember PENGGUNAAN METODE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MENGIDENTIFIKASI CIRI KHUSUS YANG DIMILIKI HEWAN PADA SISWA KELAS VI SDN DARUNGAN 02 TANGGUL Sumono 38 Abstrak. Penelitian ini diterapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan guru mata pelajaran Matematika terkait dengan strategi dan metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan guru mata pelajaran Matematika terkait dengan strategi dan metode BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Metode Inquiry 1. Pra PTK Pelaksanaan kegiatan pra siklus dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari hasil wawancara yang telah dilakukan

Lebih terperinci

perbaikan pada siklus kedua, berdasarkan hasil diskusi, kemudian RPP yang telah

perbaikan pada siklus kedua, berdasarkan hasil diskusi, kemudian RPP yang telah I. Kegiatan Siklus II 1. Perencanaan Siklus II Pembahasan RPP Teman-teman yang diperoleh pada saat kegiatan siklus pertama kemudian didiskusikan dengan supervisor untuk dijadikan sebagai dasar menyusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan Classroom Action Reseacrh. Menurut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Tes Akhir Siklus I, II dan III. a. Siklus I Setelah selesai penyajian materi dua kompetensi dasar pada siklus I dilaksanakan tes hasil belejar dalam ulangan harian.

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) Pada Siswa Kelas IV di SDK Jononunu Rismawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) Siti Halimatus Sakdiyah, Didik Iswahyudi Universitas Kanjuruhan Malang halimatus@unikama.ac.id,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pra Siklus Sesuai dengan proses pembelajaran fiqih, pra siklus yang dilakukan pada tanggal 28 Februari 2013, siklus ini dilakukan beberapa tahapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PRA SIKLUS Pembelajaran pra siklus dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2013 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit, dengan materi ajar menggapi cerita

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 01 tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23

Lebih terperinci

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Kondisi awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peneliti berperan utama sebagai pengajar dan sebagai perencana tindakan artinya peneliti sebagai pengajar dalam proses belajar mengajar dan peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode Student Teams Achievmet Division (STAD). Guru mengawali pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penilitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) Suharsimi Arikunto (2012: 3) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan peneliti yang juga sebagai guru mata pelajaran yang terlibat dalam penelitian

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu Jusman Lapatta, Siti Nuryanti, dan Yusuf Kendek Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD PADA MATA KULIAH GEOGRAFI SOSIAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA ANGKATAN 2006A DI JURUSAN GEOGRAFI-FIS-UNESA Sri Murtini *) Abstrak : Model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam bab IV ini akan disajikan hasil penelitian dan pembehasan dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Tiap siklus mendeskripsikan mengenai

Lebih terperinci

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan model konvensional. Model konvensional disini berupa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KARANGSARI TAHUN AJARAN 2013/2014 May Winarsih 1, H. Setyo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas merupakan langkah-langkah sistematis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas merupakan langkah-langkah sistematis BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan penelitian merupakan cara penelitian yang akan digunakan dalam rangka proses pemecahan masalah. Penelitian disini menggunakan Penelitian Tindakan

Lebih terperinci

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 2014 ISSN 2087-3557 PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATERI AJAR POWER POINT (PPt) SMP Teuku Umar Semarang Abstrak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengawali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan.

Lebih terperinci

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 279 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MATERI KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS XI TITL 1 DI SMK

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS (Think Pair Share) PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMEKAR 07 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Kawit Supriana 14 Abstrak. Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Arikunto (2006: 58) menjelaskan penelitian tindakan kelas adalah gabungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan komponen dari ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya, sehingga berfokus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMA KORPRI BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI AJAR USAHA-ENERGI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMA KORPRI BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI AJAR USAHA-ENERGI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMA KORPRI BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA MATERI AJAR USAHA-ENERGI Desi Dewi Pratama, M. Arifuddin Jamal, dan Suyidno Program

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN: PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS PEMINATAN XI MIA 3 SEMESTER 2 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 Lihar Raudina Izzati 1, Sutopo

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN REJOAGUNG 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Sri Nupiksani 2 Abstrak. Dewasa ini tumbuh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari hasil tes dan nontes, baik pada siklus I maupun siklus II. Hasil kedua tes tersebut terangkum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari fisika siswa tidak hanya dituntut dalam menghafal rumus yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari fisika siswa tidak hanya dituntut dalam menghafal rumus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fisika adalah pelajaran yang sulit dipahami oleh sebagian besar siswa. Dalam mempelajari fisika siswa tidak hanya dituntut dalam menghafal rumus yang diberikan, namun

Lebih terperinci

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII.1 SMP NEGERI 2 PEKANBARU TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Darmawati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Gunungterang,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Gunungterang, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Gunungterang, yaitu merupakan salah satu SD Negeri yang berada di daerah kota

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IIIA SDN SEMBORO 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kasmiati 10 Abstrak. Tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH Siti Halimatus Sakdiyah dan Kurnia Tri Yuli Prodi PGSD-FIP Universitas Kanjuruhan Malang E-mail: halimatus@unikama.ac.id

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode NHT (Numbered Head Together) Pada Pokok Bahasan Gaya Kelas V SDN 6 Tambun Hildayanti Anwar Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Kemmis (dalam Rochiati, 2008) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk inkuiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum PTK dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 2 SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus Tahap pra siklus dilakukan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya di lapangan sebagai data awal siswa sebelum peneliti melakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MODUL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DASAR SISWA KELAS X-6 SMA N 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi OLEH: RARAS

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) SISWA KELAS X1 SMA NEGERI 1 ANGSANA KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIIA SMP NEGERI 10 PALU Norma Deysi Mawarni 1 Dahlia Syuaib 2 Asep Mahfudz 3 Program Studi PPKn, Jurusan

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Dalam Indarwati Rohana, Puji Nugraheni Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Email: indarwatirohana@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peneliti sebanyak dua siklus, yang selanjutnya akan disampaikan hasil perbaikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK ERIKA NADAPDAP Guru SMP Negeri 1 Patumbak Email : seriussembiring@gmail.com

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 35 Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1. Deskripsi Pra Siklus Kegiatan belajar mengajar sebelum pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, Guru dalam mengajar masih menggunakan metode ceramah. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di semua jenjang pendidikan terutama di sekolah dasar. Bahasa Indonesia merupakan mata

Lebih terperinci

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu

Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu Penerapan Metode Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran IPS di SDK Despot Petunasugi Kecamatan Bolano Lambunu Maryati, Jamaludin, Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data Data penelitian perbaikan hasil pembelajaran ini, peneliti bertindak sebagai pelaku sedangkan yang sebagai observer dan pengamat adalah guru pamong serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi, rata-rata hasil belajar IPA semester I kelas III SD Negeri Karangwotan

Lebih terperinci

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Tutik Yuliarni 7 Abstrak. Proses pembelajaran masih

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBAGI WILAYAH WAKTU INDONESIA MELALUI METODE DEMONSTRASI PETA. Setiyanto

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBAGI WILAYAH WAKTU INDONESIA MELALUI METODE DEMONSTRASI PETA. Setiyanto Dinamika Vol. 5, No. 4, Oktober 2015 ISSN 0854-2172 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBAGI WILAYAH WAKTU INDONESIA MELALUI METODE DEMONSTRASI PETA SDN 02 Depok Kec. Siwalan Kab. Pekalongan Abstrak Dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X Kompetensi Keahlian 2 SMK Negeri 1 Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 16 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan hasil evaluasi pada tes semester I tahun pelajaran 2011/2012 banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil yang diperoleh selama penelitian yang dilanjutkan dengan analisis data dan refleksi terhadap proses pelaksanaan tindakan, maka penerapan metode brainstorming

Lebih terperinci