ARTIKEL ANALISIS PEDAH-PEDAH PADA UPACARA ADAT PERNIKAHAN SUKU KARO (KAJIAN PRAGMATIK) Disusun dan Diajukan oleh: ANANIAS GINTING NIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ARTIKEL ANALISIS PEDAH-PEDAH PADA UPACARA ADAT PERNIKAHAN SUKU KARO (KAJIAN PRAGMATIK) Disusun dan Diajukan oleh: ANANIAS GINTING NIM"

Transkripsi

1 ARTIKEL ANALISIS PEDAH-PEDAH PADA UPACARA ADAT PERNIKAHAN SUKU KARO (KAJIAN PRAGMATIK) Disusun dan Diajukan oleh: ANANIAS GINTING NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat Untuk Diunggah pada Jurnal Online Medan, Maret 2013 Menyetujui: Editor Pembimbing Skripsi Hendra K. P, S.Sos., M.I.Kom Drs. Malan Lubis, M.Hum. NIP NIP

2 ANALISIS PEDAH-PEDAH PADA UPACARA ADAT PERNIKAHAN SUKU KARO (KAJIAN PRAGMATIK) Oleh: Ananias Ginting NIM ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui bentuk-bentuk atau ketegori tindak tutur, menjelaskan makna, menemukan bagaimana maxim kesopanan/kesantunan dalam Pedah-Pedah pada Upacara Adat Pernikahan Suku Karo, dan setelah menemukan dan menjelaskan ketiga tujuan diatas maka peneliti dapat membuat bagaimana bentuk atau struktur Pedah-Pedah yang baik, sopan-santun dan mampu mengefisienkan waktu sehingga proses penyampain pedah-pedah ini tidak lagi menyita waktu yang lama. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Naman Teran, Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo selama dua bulan yakni mulai tanggal 30 Juli sampai 30 September Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada yaitu dengan gejala menurut apa adanya pada penelitian yang dilakukan dengan memaparkan hasil penelitian dalam bentuk analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tiap-tiap bentuk tuturan tersebut disampaikan oleh banyak orang yang padadasarnya berisikan hal yang sama. Dari enam data penelitian bahwa bentuk-bentuk tindak tutur pada pedah-pedah yakni: tindak tutur meminta merupakan kategori direktif,menyarankan merupakan kategori asertif, berterimakasih merupakan kategori ekspresif, mengucapkan berduka merupakan kategori ekspresif, memperingatkan merupakan kategori direktif, menjelaskan merupakan kategori asertif. Kata Kunci: pedah-pedah, upacara adat pernikahan, tindak tutur

3 PENDAHULUAN Budaya merupakan suatu tatacara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama, politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Nilai-nilai budaya yang menjadi ciri-ciri kehidupan suatu masyarakat biasanya terkandung di dalam sumber-sumber tertulis, lisan dan gerak. Masyarakat merupakan sekelompok orang yang terorganisasi, hidup dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Artinya masyarakat memiliki organisasi dan aturan-aturan untuk berhubungan satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat tidak pernah terlepas dari kebudayaan. Kebudayaan tidak akan pernah ada apabila masyarakat tidak ada, sebaliknya masyarakat tanpa kebudayaan akan kehilangan arah dalam menjalani kehidupannya. Dapat pula disebutkan bahwa masyarakat merupakan pendukung dari kebudayaan. E.B.Tylor (dalam Soekanto, 1971:55) menyebutkan bahwa kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, adat-istiadat dan sebagainya. Jadi, setiap tindakan masyarakat secara keseluruhan disebut kebudayaan, dalamnya terdapat juga unsur-unsur kebudayaan dari semua suku bangsa di dunia. Salah satu wujud dari kebudayaan adalah adat istiadat sedangkan upacara merupakan wujud nyata dari adat istiadat yang berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia baik itu aspek sosial, budaya, ekonomi dan lain sebagainya. Pada masyarakat tradisional kegiatan mengaktifkan kebudayaan antara lain diwujudkan dalam pelaksanaan upacara tradisonal, yakni dalam bentuk upacara kematian, kelahiran, perkawinan, sunatan, syukuran dan lain sebagainya yang memang manjadi sarana sosialisasi bagi kebudayaan yang telah dimantapkan lewat pewarisan (transformasi) tradisi. Dalam kegiatan mengaktifkan kebudayaan tersebut bahasa merupakan salah satu aspek yang digunakan. Bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa, sebagaimana dilakukan oleh linguistik umum, melainkan dilihat atau didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat. Setiap

4 kegiatan kemasyarakatan manusia, mulai dari upacara pemberian nama bayi yang baru lahir sampai upacara pemakaman jenazah tentu saja tidak terlepas dari penggunaan bahasa. Pada upacara adat pernikahan suku Batak Karo misalnya, bahasa sangat berperan penting mulai dari awal upacara adat pernikahan sampai kepada selesainya pesta pernikahan tersebut. Salah satunya terlihat saat pihak sangkep nggeluh (keluarga) memberikan pedah-pedah. Pedah-pedah adalah katakata atau kalimat yang di utarakan/dikumandangkan oleh pihak keluarga kepada pengantin/kedua orang tua pengantin dalam upacara adat pernikahan suku karo yang mana berisikan kalimat ajaran atau nasehat. Searle (dalam Aslinda 2007:33) mengemukakan, bahwa dalam semua interaksi lingual terdapat tindak tutur. Interaksi lingual bukan hanya lambang, kata, atau kalimat, melainkan lebih tepat bila disebut produk atau lambang kata, atau kalimat yang berwujud prilaku tindak tutur (the performance of speech act). Secara ringkas dapat dikatakan, bahwa tindak tutur adalah produk atau hasil dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan kesatuan terkecil dari interaksi lingual. Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa tindak tutur adalah sepenggal tuturan yang dihasilkan sebagai bagian terkecil dalam interaksi lingual. Berdasarkan dari teori di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pedahpedah yang yang diutarakan pihak keluarga dalam pesta upacara adat pernikahan suku Karo merupakan tindak tutur karena dalam prosesnya telah terjadi interaksi lingual. Bidang bahasa yang mengkaji tindak tutur beserta konteksnya disebut pragmatik. Pedah-pedah (nasihat-nasihat) yang disampaikan keluarga (pihak sangkep nggeluh) yaitu kalimbubu, anak beru, dan sembuyak kepada kedua mempelai akan dilakukan secara bergantian yang diatur oleh protokol acara. Namun apabila diperhatikan, pedah-pedah yang disampaikan oleh keluarga (kalimbubu, anak beru, dan sembuyak) kepada kedua mempelai pada dasarnya adalah sama. Proses ini akan menyita waktu yang lama karena setiap pihak keluarga tanpa dibatasi jumlahnya akan memberikan pedah-pedah kepada kedua mempelai. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk meneliti teks nasihat yang disebut pedah-pedah pada upacara adat pernikahan suku Karo. Dimana bila

5 diperhatikan, pedah-pedah yang diberikan pada dasarnya mengandung makna yang sama. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlu dilakukan pengikisan/pemangkasan proses adat terutama pada proses pedah-pedah. Peneliti menunjukkan bahwa pemberian kata-kata pedah-pedah kepada pengantin perlu lebih di efisienkan baik waktu maupun tenaga mengingat kehidupan masyarakat masa kini yang selalu ingin serba cepat. Terkait dengan perspektif kebahasaan penelitian, fokus penelitian ini diarahkan pada aspek tuturan (speech) yang diproduksi oleh kedua belah pihak keluarga mempelai dengan mengungkapkan makna/isi yang terkandung di dalamnya dengan kajian pragmatik. Levincon (dalam Rahardi, 1983:48) mendefinisikan pragmatik sebagai studi bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Parker (dalam Rahardi, 1986:48) pragmatik adalah cabang ilmu yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal. Dari definisi kedua tokoh di atas disimpulkan bahwa pragmaktik menjadi suatu kajian yang amat penting untuk memenangkan kajian makna bahasa, karena pada kajian pragmatik pengkajian makna akan dikaitkan dengan konteks. Makna yang dikaji dalam pragmatik bersifat terikat dengan konteks. Pragmatik mengkaji bahasa untuk memahami maksud penuturnya dengan pertimbangan-pertimbangan konteks. Kajian pragmatik mutlak harus berkaitan erat dengan konteks situasi tutur, hal ini sejalan dengan teori Leech (1993:8) mengungkapkan bahwa pragmatik adalah studi tentang makna dan hubungannya dengan situasi ujar (speech situations). Menurutnya pragmatik mempelajari bagaimana bahasa digunakan dalam 15 komunikasi dan pragmatik juga menyelidiki makna dalam konteks dan bukan makna sebagai sesuatu yang abstrak. Mey menyatakan tentang pragmatik sebagai berikut; Pragmatik is the study of the conditions of humen language uses as these are determined by the context of society (dalam Rahari, 1983 :49). Dari pengertian di atas, pragmatik mempunyai arti ilmu bahasa yang mempelajari pemakaian bahasa, pada dasarnya selalu harus ditentukan oleh konteks situasi tutur di dalam masyarakat dan wahana kebudayaan yang mewadahi dan melatarbelakangi. Konteks situasi tutur yang dimaksudkan oleh Mey sebagaimana dikutib oleh Rahardi yakni konteks sosial dan konteks sositel.

6 Konteks sosial adalah konteks kebahasaan yang timbul sebagai akibat dari munculnya komunikasi dan interaksi antar anggota masyarakat dengan latar belakang sosial budaya yang sangat tertentu sifatnya. Sedangkan konteks societal adalah konteks yang ditentukan oleh kedudukan anggota masyarakat dalam institusi-institusi sosial yang ada dalam masyarakat sosial dan budaya tertentu. Di bagian depan sudah diuraikan bahwa pragmatik adalah studi yang mendasarkan pijakan analisisnya pada konteks. Konteks yang dimaksud adalah segala latar belakang pengetahuan yang dimiliki bersama oleh penutur dan mitra tutur serta yang menyertai dan mewadahi sebuah tuturan. Dengan berdasarkan pada gagasan Leech ( 1983: 13-14) bahwa konteks yang semacam itu dapat disebut dengan konteks situasi tutur, mencangkup aspek-aspek: 1. penutur dan lawan tutur ( petutur) 2. konteks tuturan 3. tujuan tuturan 4. tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas 5. tuturan sebagai produk tindak verbal. Maka itu penelitian ini sangat relevan menggunakan kajian pragmatik khususnya makna pragmatik dalam mengaktualisasikan gagasan atau ide sesuai dengan wacana tutur/ujar. Berdasarkan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bentuk tindak tutur apa sajakah yang terdapat dalam pedah-pedah pada upacara adat pernikahan suku Karo? (2) Makna apa sajakah yang terdapat dalam pedah-pedah (tuturan) pada upacara adat pernikahan suku Karo tersebut? (3) Maxim kesopanan/kesantunan apa sajakah yang terdapat pada pedah-pedah yang diujarkan oleh tiap-tiap orang dari pihak kalimbubu? METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, dimulai pada tanggal 30 Juli sampai tanggal 30 September Tempat penelitian yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah di Desa Naman Kec. Naman Teran Kab. Karo. Selain di desa Naman Teran, peneliti juga mencari sumber data dari kecamatan lainnya

7 sebagai bahan perbandingan. Di dalam sebuah penelitian, data merupakan keseluruhan hal yang dijadikan bahan penelitian. Dikarenakan penelitian ini bertujuan untuk menemukan sejumlah data yang berbentuk lisan, maka yang menjadi sumber data diperoleh dari CD-CD pelaksanaan upacara adat pernikahan yang sudah ada sebelumnya, serta hasil dari wawancara dengan orang-orang tua atau tokoh-tokoh tertentu dalam masyarakat yang mengetahui kronologis daripada prosesi upacara tersebut. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode desktiptif kualitatif, yaitu metode yang menggambarkan serta memaparkan suatu keadaan secara apa adanya sesuai dengan masa sekarang atau terjadi dalam keadaan sebenarnya. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: (1)Mengumpulkan CD dari keluarga yang menikah sebelumnya (tidak melihat waktu pengambilan/ perekaman proses adat penikahan) melakukan observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan dan pemahaman terhadap objek yang dikaji; Data akan diambil dari 3 (tiga) CD adat pernikahan, dari ke tiga CD tersebut akan diambil masing-masing 2 pembicara yakni dari pihak Kalimbubu. (2) Teknik interview, yaitu dengan melakukan wawancara kepada informan yang bersifat tidak terarah (jawaban dan pertanyaan tidak ditentukan/dibatasi sebelumnya), artinya memberikan kebebasan kepada informan untuk menjawab atas setiap pertanyaan yang dikaji. Dengan tujuan memperoleh data mengenai bagaimana prosesi dari upacara tersebut. Setelah data terkumpul sesuai kebutuhan maka dilanjutkan dengan langkah-langkah pengolahan data. Semua data yang telah diperoleh kemudian dianalisis secara sistematis sehingga jelas struktur, nilai budaya, dan nilai makna di dalamnya. Adapun cara yang dilakukan peneliti sebagai berikut: 1. Memutar rekaman secara berulang-ulang dengan seksama bahan yang telah terkumpul 2. Mengubah data dari lisan (dalam CD) ke dalam bentuk teks 3. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan kajian sopan santun bahasa.

8 4. Mengadakan penyeleksian terhadap data yang diperoleh, data yang sangat berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. 5. Menelaah dan membahas seluruh data yang telah diseleksi, kemudian menerapkannya dalam pembahasan masalah. Data akan diambil dari 3 ( tiga) CD adat pernikahan, dari ke tiga CD tersebut akan diambil masing-masing 2 pembicara yakni dari pihak Kalimbubu. Data-data lisan yang telah diarsipkan kemudian dibuat dalam bentuk teks dan kemudian dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia. Data tersebut di kaji dengan kajian Pragmatik. Setelah dikaji maka akan ditarik kesimpulan dari ke 6 (enam) pembicara (penutur) dari pihak Kalimbubu tersebut, yakni hal-hal apa saja yang harus di utarakan dan penting diutarakan pada pedah-pedah tersebut. Dari hasil yang telah diperoleh maka akan dibuat satu bentuk pedah-pedah yang baik dan mampu merangkum pedah-pedah kesemua sub bagian Kalimbubu yang ada dan dapat disampaikan secara ringkas dan gamblang. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Ketiga sumber data yang berbentuk CD diperoleh terlebih dahulu, selanjutnya melalui tahap pengumpulan penyeleksian data dilakukan, dilanjutkan dengan mentranskrip kedalam bentuk tulisan dan kemudian diterjemahkan ke bahasa Indionedia. Data tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel serta dianalisis atau disusun sebagai hasil penelitian. Data yang dianalisis peneliti adalah nuri-nuri yang diujarkan oleh pihak kalimbubu, tanpa melihat atau membagi/membatasi nuri-nuri oleh sub kalimbubu yang mana. Dari hasil analisis data yang dilakukan maka dapat dipaparkan bentuk/kategori, makna, dan penggunaan maksim pada tindak tutur oleh kalimbubu. Tindak tutur menyapa/bersalam. Tutur-turan ini disampaikan kalimbubu untuk memulai/membuka tuturan. Tuturan menyapa/bersalam merupakan tuturan ilokusi dengan kategori ekspresif. Tuturan ini disampaikan dengan tujuan supaya adanya saling menghormati antar seluruh jabatan adat. Contoh

9 Sinihamati kami kalimbubu kami, puang kami, ras puang ni puang kami, bujur ikataken kami ibas kesempaten wari enda nggo sempatkenndu reh, ngepkep-ngepkep kami bage beberendu. Tuturan diatas juga menunjukkan bagaimana pemakaian maksim kerendahan hati seorang kalimbubu mau mengasihi anak baru dan menyapa dengan hormat. Pada bisanya untuk penyampaian peda-pedah diawali oleh kata - perpulungan si ermeriah ukur yang menyatakan bahwa berkumpulnya sanak saudara didasari atas rasa sukacita dan dijalanjutkan dengan tuturan yang menyebutkan bahwa penutur berbicara atas nama kalimbubu yang kemudian di ikutkan kepada siapa tuturan tersebut ditujukan. Kata salam yang disampaikan oleh pihak kalimbubu pada umumnya disampaikan terdahulu kepada kalimbubunya atau puang kalimbubu dari keluarga yang mengadakan pesta pernikahan, kemudian kepada senina/sembuyak dari kalimbubu itu sendiri, selanjutnya kepada anak beru dan dilanjutkan kepada seluruh yang hadir. Tuturan menyapa/bersalam dituturkan dengan kaidah maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, dan maksim kemurahan.. Pada data diatas tampak bahwa maksim yang mendominasi adalah maksim kerendahan hati. Hal ini berarti bahwa tuturan menyapa didasari atas rasa hormat penutur kepada petutur, yaitu untuk memaksimalkan ketidakhormatan kepada diri sendiri, dan meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Kerendahan hati tetap diperhatikan oleh kalimbubu, hal ini dipengaruhi oleh adanya rasa saling menghormati. Tindak tutur meminta. Tindak tutur meminta ini dituturkan oleh pihak kalimbubu kepada seluruh anak beru baik itu langsung kepada kedua pengantin, kepada orang tua kandung yang menikah, kepada paman/bibik kandung dari pengantin yang menikah, atau kepada saudara kandung atau semarga agar dipenuhi. Apabila pihak kalimbubu meminta kepada anak beru hal ini harus dipenuhi oleh anak beru, karena kalimbubu adalah yang paling di hormati dan dihargai kedudukannya. Tutur meminta diatas merupakan tuturan ilokusi dengan kategoti tuturan direktif yang dituturkan dengan kaidah maksim kebijaksanaan. Tuturan meminta dituturkan oleh kalimbubu dengan tujuan ingin mencapai

10 sesuatu dari anak beru, dalam hal ini adalah meminta supaya anak beru (berebere) menghargai pernikahannya tersebut, mengutamakan diskusi untuk mengambil keputusan keluarga, dan sebagainya. Tuturan meminta ini tidak hanya dituturkan kepada kedua mempelai saja, melainkan kepada kedua belah pihak orang tua pengantin Tindak tutur menyarankan. Tindak tutur menyarankan ini adalah tindak tutur yang diucapkan oleh kalimbubu kepada anak beru dengan tujuan mencapai sesuatu yakni supaya dilaksanakan. Menyarankan supaya tetap mengandalkan Tuhan dalam pernikahannya, menghargai pernikahan, dan mengenali semua keluarga-keluarganya. Tuturan menyarankan ini akan lebih terasa apabila yang menikah adalah anak yang paling tua dikarenakan dialah nantinya yang menjadi panutan kepada saudara-saudaranya yang lain. Selain itu, tuturan menyarankan pada umumnya disampaikan oleh pihak puang kalimbubu, hal ini dikarenakan oleh jabatan paung kalimbubu adalah jabatan yang tugasnya hanya menyarankan dan bukan sebagai pemberi keputusan atau perintah. Tutur menyarankan diatas merupakan tuturan ilokusi dengan ketegori asertif. Tuturan asertif dituturkan dengan kaidah maksim kecocokan, maksim kemurahan, dan maksim kesimpatian. Tuturan menyarankan dituturkan oleh kalimbubu dengan tujuan untuk memberi saran atau masukan kepada anak beru. Tindak tutur berterimakasih. Tutur berterimakasih ini adalah tutur yang diucapkan oleh kalimbubu kepada anak beru atau kepada bebere dari kalimbubu tesebut. Pada pembuka tuturan pedah-pedah, ucapan terimakasih terlebih dahulu diucapkan kepada Tuhan atas berkat dan rahmat-nya, kemudian diucapkan kembali saat mengakhiri penyampaian tuturan pedah-pedah. Ucapan terimakasih pada saat diakhirinya tuturan disampaikan kepada semua orang yang hadir. Tuturan berterimakasih ini adalah tuturan klasifikasi tindak ilokusi dengan ketegori tururan Ekspresif. Tuturan ekspresif dituturkan dengan kaindah maksim kerendahan hati. Tuturan terimakasih juga tetap di sampaikan oleh kalimbubu walau mengingat kalimbubu adalah jabatan adat yang tertinggi. Tuturan berterimakasih ini dituturkan oleh kalimbubu dikarenakan oleh jabatan yang dijabat oleh kalimbubu tersebut adalah jabatan yang bukan jabatan tetap, artinya

11 bahwa jabatan adat di acara adat di satu keluarga akan berbeda bila dia (kalimbubu) menghadiri acara adat di keluarga yang lainnya, hal ini dipengaruhi oleh hubungan kekeluargaan. Untuk memulai pembicaraan pada acara adat, biasanya dimulai dengan ucapan terimakasih kepada Tuhan dan kemudian kepada jabatan dari yang tinggi sampai kepada jabatan yang rendah. Tuturan berterimakasih juga akan kembali di tuturkan pada saat mengakhiri penyampaian pedah-pedah. Tindak tutur mengucapkan selamat. Tindak tutur mengucapkan selamat yang disampikan oleh kalimbubu ditujukan kepada anak beru pada umumnya berisikan bahwa pihak kalimbubu juga ikut merasakan kebahagiaan dengan ikut campur dalam menyelesaikan upacara adat pernikahan tersebut. Tindak tutur mengucapkan duka merupakan tuturan klasifikasi tindak ilokusi dengan ketegori tururan ekspresif. Tuturan ekpresif dituturkan dengan kaidah maksim kecocokan, maksim kesimpatian, maksim kebijaksanaan, dan maksim kemurahan. Tuturan ini di sampaikan dengan maksud pihak kalimbubu juga turut berbahagia dalam pesta adat pernikahan tersebut. Tuturan ini juga dituturkan dengan makna bahwa adanya keterikatan hati dan batin antara kalimbubu dengan anak beru dan berebere (kedua pengantin) Tindak tutur memperingatkan. Tutur memperingatkan diatas merupakan tuturan ilokusi kategori tuturan direktif yang dituturkan dengan kaidah maksim kebijaksanaan dan maksim kemurahan. Tindak tutur memperingatkan yang diberikan oleh kalimbubu adalah memperingatkan anak beru ( yang menikahkan anak) supaya bertindak benar dan tidak membuat kesalahan dalam hidupnya, yaitu mengutamakan kebenaran dan mematuhi adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat Karo serta kepada bere-bere (yang menikah) untuk menghargai pernikahan yang akan dijalaninya. Mematuhi adat merupakan hal yang paling penting karena adat merupakan warisan nenek moyang yang bernilai tinggi yang sangat bermanfaat pada kegidupan sehari-hari. Memperingatkan dalam hal ini merupakan pemberian nasehat kepada anak beru untuk tetap menyerahkan hidupnya kepada Tuhan serta memperingatkan supaya bertindak yang bardasarkan aturan yang berlaku. Tuturan ini disampaikan oleh kalimbubu, hal ini

12 berarti bahwa maksim kebijaksanaan memang sangat tepat. Hal ini dikarenakan bahwa jabatan kalimbubu adalah jabatan tertinggi dalam adat Karo. Penyampaian tuturan memeperingatkan haruslah disampaikan dengan penuh kebijaksanaan. Tindak tutur menjelaskan. Tutur menjelaskan diatas merupakan tuturan ilokusi kategori tuturan asertif yang dituturkan dengan kaidah maksim kemurahan, maksim kecocokan, dan maksim kebijaksanaan. Tuturan menjelaskan ini adalah tutur oleh kalimbubu kepada anak beru dan bere-bere yang berisikan bagaimana tentang kejadian yang di hadapi setelah menikahkan anak, hal ini disampaikan kepada kedua orang tua mempelai dan tuturan menjelaskan bagaimana seharusnya kehidupan setelah menikah, bagaimana harusnya tindakan dalam mematuhi sistem peradatan yang ada dituturkan kepada kedua pengantin. Dari penelitian yang telah dilakukan maka ditemukan bahwa isi, makna dan tujuan pedah-pedah pada dasarnya berisikan tentang kalimat untuk memberi nasihat, yang disertai dengan tuturan menyapa, meminta, menyarankan, berterimakasih, mengucapkan selamat, memperingatkan, dan menjelaskan. Kesamaan isi, makna atau tujuan tuturan tersebut yakni: Pada tuturan menyapa/bersalam pada data kalimbubu 1 CD 1, kalimbubu 2 CD 1, kalimbubu 1 CD 2, kalimbubu 1 CD 3 atau kalimbubu 2 CD 3, yakni samasama menyapa atau bersalam yang ditujukan kepada anak beru. Pada tuturan menyapa/bersalam, isi dan makna dan tujuan dari pada tuturan yang disampaikan pada dasarnya sama dan akan disampaikan secara berulang-ulang oleh beberapa kalimbubu. Pada tuturan meminta juga dapat dilihat kesamaan isi, makna ataupun tujuan seperti pada data: kalimbubu 1 CD 1 Janah tole ningkami man kam anak kami Vina ras Joel, endeskenlah krina geluhndu man Tuhan, gelemilah kata Dibata bas jabundu. Sebab erjabu emekap sada ikaten perjuangen Jika dibandingkan dengan kalimbubu 2 CD 1,

13 - Jenda ngerana ate kami sitik, langsung saja tujuken kami man Vina ras kela kami ginting mergana ningkami man bandu anakku, adi nggo erjabu tingkah lakundu arusna i perobahindu. - Ola bagi singuda-nguda nari nakku, di ningkami adi nggo kam erjabu ertutusna atendu man Tuhan, mbiar kam man Tuhan nakku. Tuturan yang disampaikan oleh kalimbubu 1 CD 1 diulangi kembali oleh kalimbubu 2 CD 1, yaitu sama-sama meminta agar bere-bere mereka setelah menikah, perilaku yang dulu diubah. Meminta supaya keduanya serius dalam menjaga kehidupan rumah tangga mereka, dan supaya mereka tetap berserah pada Tuhan. Begitu pula halnya dengan data pada kalimbubu 1 CD 2, kalimbubu 2 CD 2 atau kalimbubu 2 CD 3, yang berulang-ulang disampaikan para kalimbubu tersebut kepada bere-bere mereka yang menikah. Jika ditinjau pada tuturan menyarankan yakni pada data: kalimbubu 2 CD 1, - Janah man kam pe agi kami duana, sebabna labo kami beluhsa kel ngerana, erpengendeslah kam man Tuhan adi anakta nggo erjabu erbuaina man perbeben man Tuhan agi. - Endeskenndulah perjabundu e man Tuhan. Atau pada data kalimbubu 2 CD 2 Tutus erjabu. Tutus erdahin, emeka persada ukurndu bebere kami, arih-arih kam muat simehuli e. menyatakan isi, makna atau tujuan yang sama, yakni sama-sama menyarankan agar bere-bere mereka yang baru menikah tersebut agar serius dalam pernikahan mereka, setia terhadap pasangan, dan tetap berserah pada Tuhan. Hal yang sama dapat dilihat dari tuturan berterima kasih, yakni disampaikan berulang-ulang oleh orang yang berbeda dan dilakukan oleh beberapa kalimbubu dengan maksud yang sama. Contohnya, Kalimbubu 2 CD 1, - Jendam ikataken kami melala bujur man bandu. - Pertama-tama lebe kataken kami bujur man Tuhan.

14 Atau Kalimbubu 2 CD 3, Emaka megah kel akap kami, malem kel ate kami, janah bujur kel ninta man Tuhan ibas keadaan si bagennda rupana, si enggo terlaksana seh ku karaben wari enda. Yakni sama-sama mengungkapkan rasa syukur atau berterimakasih kepada Tuhan untuk terlaksananya acara adat pernikahan bere-bere mereka. Pengulanganpengulangan pesan dengan maksud yang sama pun dapat dijumpai pada tuturan mengucapkan selamat, yakni: Kalimbubu 1 CD 1 - Endam kata sierbelas bas kami nari kalimbubundu, selamat menempuh hidup baru ningkami sekali nari. Bujur. Kalimbubu 1 CD 2 - Selamat kam pejabuken bebere kami e anak beru kami. - Jenari kerina kam Karo mergana baik i taneh ujung teran, Deram, Sukatepu, bage pe Naman enda, sangap kam pejabuken bebere kami e, janah sehat-sehat kam kerina. Yang menyatakan bahwa mereka turut merasakan kebahagiaan atas menikahnya bere-bere mereka dengan mengucapkan ucapan selamat. Begitu pula pada data kalimbubu 2 CD 2, kalimbubu 1 CD 3 ataupun kalimbubu 2 CD 3 yang berulangulang disampaikan oleh orang yang berbeda-beda namun dengan maksud yang sama. Tidak berbeda dengan temuan diatas, pada tuturan memperingatkan juga terdapat pengulangan yang sama oleh beberapa kalimbubu, seperti pada data: Kalimbubu 1 CD 1 Gundari meriah ukurndu, tapi tiknarin nggo idahndu kerina, banci enda jadi sada baban berat man bandu. Kalimbubu 2 CD 2 Emaka bagem anak beru kami Sitepu mergana, ibas kam nguda denga kerina persada-sadalah arihndu, ula kam si panjangpunjuten.

15 sama-sama memperingatkan kedua mempelai agar tidak hanya bersatu dalam kabahagiaan, akan tetapi juga tetap bersehati dalam mengarungi bahtera rumah tangga yang begitu banyak permasalahan yang menanti didepan. Memperingatkan agar tidak saling menyalahkan, tetapi seia sekata dalam setiap keadaan rumah tangga. Begitu juga halnya yang dapat ditemui dalam data tuturan menjelaskan, yakni: Kalimbubu 1 CD 1 Sebab erjabu emekap sada ikaten perjuangen. Gundari meriah ukurndu, tapi tiknarin nggo idahndu kerina, banci enda jadi sada baban berat man bandu. Kalimbubu 2 CD 2 Tentu ibas peradaten si dalanken kita bas wari enda, di ningkami kalimbubundu, seninandu si i buatndu wari sisendah i ingan kundulendu enda, ei ula kam lupa. Ingetndu pagi, menggo ingetndu e pagi kerina? Gelah kami pe pagi ras kalimbubundu katawari pe lit dahinndu, lit dahin kami, ersada perarihlah kita kerina anak beru kami. kedua data tersebut diatas dapat dilihat bahwa kalimbubu memjelaskan kepada bere-bere mereka mengenai kehidupan rumah tangga yang akan mereka hadapi, bahwa pernikahan adalah sebuah perjuangan yang mengharuskan mereka untuk tetap bersehati dan bekerja sama. Menjelaskan bahwa ketika sudah menikah artinya mereka sudah diikat dalam ikatan keluarga sehingga setiap ada acara keluarga yang lain, sudah sepantasnya mereka juga ikut bekerja sama untuk merayakannya. PENUTUP Seperti yang telah disebutkan pada latar belakang masalah bahwa tuturan yang disebut dengan pedah-pedah oleh pihak kalimbubu, penyampaiannya dilakukan tiga sampai lima orang atau lebih yang isi atau makna serta tujuan penyampaiannya sama. Data dari masing-masing CD yang telah ditranskripkan diatas merupakan tuturan yang telah dipilih untuk mewakili tuturan yang

16 disampaikan oleh banyak kalimbubu. Maka dari hasil penelitian ini bahwa isi, makna atau tujuan dari masing-masing penutur adalah sama. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka ditemukan bahwa: (1) Tindak tutur menyapa/bersalam merupakan tuturan klasifikasi tindak ilokusi dengan kategori tuturan ekspresif. Tutur menyapa ini disampaikan dengan kaidah maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, dan maksim kemurahan. (2)Tindak tutur meminta merupakan tuturan kalisifikasi tindak ilokusi dengan kategori tuturan direktif. Tutur menyapa ini disampaikan dengan kaidah maksim kebijaksanaan. (3) Tindak tutur menyarankan merupakan tuturan klaisifikasi tindak ilokusi dengan kategori tuturan asertif. Tutur menyarankan disampaikan dengan kaidah maksim kecocokan, maksim kemurahan, dan maksim kesimpatian. (4) Tindak tutur berterimakasih merupakan tuturan kalisifikasi tindak ilokusi dengan ketegori ekspresif. Tutur menyarankan disampaikan dengan kaidah maksim kerendahan hati. (5) Tindak tutur mengucapkan selamat merupakan tuturan kalisifikasi ilokusi dengan ketegori ekspresif dengan kaidah maksim kecocokan, maksim kesimpatian, dan maksim kemurahan. (6) Tindak tutur memperingatkan merupakan tuturan kalisifikasi ilokusi dengan ketegori direktif dengan menggunakan kaidah maksim kebijaksanaan dan maksim kemurahan. (7) Tindak tutur menjelaskan merupakan tuturan klasifikasi ilokusi degan penyampaiannya dengan tuturan kategori asertif. Tuturan asertif ini di sampaikan dengan kaidah maksim kemurahan, maksim kecocokan, dan maksim kebijaksanaan.

17 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Prosedur Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatnya. Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hamid Hasan Lubis, H.A Analisis Wacana Pragmatik. Bandung, Angkasa. Jumanto, Komunikasi Fatis Di Kalangan Penutur Jati Bahasa Inggris. Desertasi, Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok. Koentjaraningrat Kebudayaan dan Mentalitas Pembangunan. Jakarta: Gramedia Koentjaraningrat Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Leech, Geoffry Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta. Universitas Indonesia. Mustapa, H.Hasan Adat Istiadat Sunda. Bandung: Alumni Nader, F.X Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta. Graha Ilmu. Ohoiwutun, Paul Sosiolinguistik. Jakarta: Kesaint Blanc. Parera, J.D Morfologi. Jakarta: Gramedia. Phoenix, Team Pustaka Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta: Team Pustaka Phoenix. Prinst, Darwin Kamus Karo Indonesia. Medan: Bina Media Perintis Rahardi, Kunjana Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Erlangga.

Oleh, Albina Septifo Br. Bukit Drs. Syamsul Arif, M.Pd ABSTRAK

Oleh, Albina Septifo Br. Bukit Drs. Syamsul Arif, M.Pd ABSTRAK ANALISIS TINDAK TUTUR RAKUT SITELU SAAT ERDIDONG-DIDONG DALAM PESTA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT KARO DI KABUPATEN KARO (KAJIAN PRAGMATIK) Oleh, Albina Septifo Br. Bukit Drs. Syamsul Arif, M.Pd ABSTRAK Penggunaan

Lebih terperinci

BENTUK NURI-NURI PADA UPACARA ADAT KEMATIAN SUKU KARO (KAJIAN PRAGMATIK) EDI KHALMA

BENTUK NURI-NURI PADA UPACARA ADAT KEMATIAN SUKU KARO (KAJIAN PRAGMATIK) EDI KHALMA BENTUK NURI-NURI PADA UPACARA ADAT KEMATIAN SUKU KARO (KAJIAN PRAGMATIK) EDI KHALMA ABSTRAK Isi dan tujan dari nuri-nuri yang tuturkan oleh pihak kalmbubu adalah sama, yakni berisi untuk meneguhkah hati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaanya. Sebagai masyarakat yang berinteraksi mereka mempunyai penilaian

BAB I PENDAHULUAN. perasaanya. Sebagai masyarakat yang berinteraksi mereka mempunyai penilaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar belakang Manusia sebagai mahluk sosial selalu berinteraksi dengan sesamanya, dengan bahasalah mereka dapat mengungkapkan pikiran, gagasan, maksud

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan 1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan menjadi identitasnya masing-masing. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki beragam kebudayaan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. digunakan Dalihan na tolu beserta tindak tutur yang dominan diujarkan. Temuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. digunakan Dalihan na tolu beserta tindak tutur yang dominan diujarkan. Temuan 82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab IV telah dibahas mengenai jenis dan fungsi tindak tutur yang digunakan Dalihan na tolu beserta tindak tutur yang dominan diujarkan. Temuan dan pembahasan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan proses interaksi manusia satu dengan yang lainnya. Komunikasi bertujuan memberikan informasi atau menyampaikan pesan kepada mitra tutur.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kesopanan Berbahasa Kesopanan berbahasa sangat diperlukan bagi penutur dan petutur. Menurut Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property associated with

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW Syamsul Arif Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Kesantunan berbahasa merupakan hal yang penting dalam kegiatan berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki beranekaragam suku bangsa, tentu memiliki puluhan bahkan ratusan adat budaya. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi merupakan kebiasaan dalam suatu masyarakat yang diwariskan secara turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam suatu masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap suku-suku pasti memiliki berbagai jenis upacara adat sebagai perwujudan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dan anggota masyarakat memerlukan bahasa sebagai media komunikasi untuk berinteraksi dengan makhluk lainnya untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERTUTUR DI KALANGAN AWAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOYOLALI: TINJAUAN PRAGMATIK

KESANTUNAN BERTUTUR DI KALANGAN AWAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOYOLALI: TINJAUAN PRAGMATIK KESANTUNAN BERTUTUR DI KALANGAN AWAK KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA BOYOLALI: TINJAUAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 ERWITIAN MARYA AGUSTINE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai Negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa. Masing-masing suku bangsa memiliki warisan budaya yang tak ternilai harganya.kata budaya

Lebih terperinci

Proses Komunikasi Pesta Budaya Tahunan Pada Suku Karo di Desa Batu Karang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

Proses Komunikasi Pesta Budaya Tahunan Pada Suku Karo di Desa Batu Karang Kecamatan Payung Kabupaten Karo Proses Komunikasi Pesta Budaya Tahunan Pada Suku Karo di Desa Batu Karang Kecamatan Payung Kabupaten Karo (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Proses Komunikasi Pesta Budaya Tahunan Pada Suku Karo di Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks, karenaujarantersebutmengandung pemikiran-pemikiran

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran BAB V PENUTUP Pada bagian ini akan dibahas mengenai kesimpulan hasil penelitian Analisis Pemanfaatan Prinsip Kesantunan Berbahasa pada Kegiatan Diskusi Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia merupakan suatu makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan bahasa baik lisan maupun tulisan guna bergaul dengan manusia lain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan ide-ide di dalam pikirannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesopanan merupakan adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesopanan merupakan adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesopanan merupakan adat sopan santun, tingkah laku (tutur kata) yang baik tata krama (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 1493). Kesopanan juga merupakan

Lebih terperinci

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA Oleh: Tatang Suparman FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 2008 LEMBAR PENGESAHAN Judul Penelitian : MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA

Lebih terperinci

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A KESANTUNAN BERBICARA PENYIAR RADIO SE-EKS KARESIDENAN SURAKARTA: KAJIAN PRAGMATIK Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembeda antara sub-etnis di atas adalah bahasa dan letak geografis.

BAB I PENDAHULUAN. pembeda antara sub-etnis di atas adalah bahasa dan letak geografis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Batak Pakpak merupakan salah satu sub-etnis dari masyarakat Batak Toba, Simalungun, Karo, dan Mandailing. Salah satu yang menjadi cirri pembeda antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dulu mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dulu mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suku Karo merupakan suku bangsa tersendiri dalam tubuh bangsa Indonesia. Suku Karo mempunyai bahasa tersendiri yaitu bahasa Karo. Suku Karo yang merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, perkawinan, tindak tutur, dan konteks situasi. Keempat konsep ini perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi vital yang dimiliki oleh manusia dan digunakan untuk berinteraksi antarsesamanya. Sesuai dengan fungsinya, bahasa memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi atau interaksi sosial. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri individu yang beretika adalah individu tersebut santun berbahasa. Santun berbahasa adalah bagaimana bahasa menunjukkan jarak sosial diantara para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam berbahasa diperlukan kesantunan, karena tujuan berkomunkasi bukan hanya bertukar pesan melainkan menjalin hubungan sosial. Chaer (2010:15) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku.setiap suku memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku.setiap suku memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku.setiap suku memiliki acara adat yang berbeda-beda dalam upacara adat perkawinan, kematian dan memasuki rumah baru.dalam

Lebih terperinci

Wacana Merbayopada upacara perkawinan Batak Pakpak: kajian tindak tutur. Oleh Flora Sinamo Hendra K Pulungan, S.Sos, M.I.

Wacana Merbayopada upacara perkawinan Batak Pakpak: kajian tindak tutur. Oleh Flora Sinamo Hendra K Pulungan, S.Sos, M.I. 0 Wacana Merbayopada upacara perkawinan Batak Pakpak: kajian tindak tutur Oleh Flora Sinamo Hendra K Pulungan, S.Sos, M.I.Kom ABSTRAK Merbayo merupakan bentuk perkawinan yang ideal bagi suku pakpak. Karena

Lebih terperinci

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo

Oleh: Wenny Setiyawan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhamadiyah Purworejo PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PENCERAH SUTRADARA HANUNG BRAMANTYO, RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK DAN BERBICARA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA

Lebih terperinci

PERGESERAN TINDAK KESANTUAN DIREKTIF MEMOHON DI KALANGAN ANAK SD BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA. Naskah Publikasi

PERGESERAN TINDAK KESANTUAN DIREKTIF MEMOHON DI KALANGAN ANAK SD BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA. Naskah Publikasi PERGESERAN TINDAK KESANTUAN DIREKTIF MEMOHON DI KALANGAN ANAK SD BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera merupakan pulau keenam terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia harus berinteraksi dengan orang lain agar dapat bertahan hidup. Dalam interaksi denga yang lain,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan dengan sesama anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi (Wijana,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif berusaha memahami makna dari fenomena-fenomena, peristiwa-peristiwa,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31 DAFTAR ISI PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Penelitian... 1 B. Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal 1 I. PENDAHULUAN Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal yang menjadi latar belakang pemilihan topik penelitian, termasuk mensignifikasikan pemilihan topik penelitian

Lebih terperinci

TEKS PIDATO SOEKARNO TENTANG LAHIRNYA PANCASILA TINJAUAN PRGAMATIK

TEKS PIDATO SOEKARNO TENTANG LAHIRNYA PANCASILA TINJAUAN PRGAMATIK TEKS PIDATO SOEKARNO TENTANG LAHIRNYA PANCASILA TINJAUAN PRGAMATIK SKRIPSI OLEH FORESTER K. P. MENDROFA NIM 080701017 DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA MEDAN 2012 PERNYATAAN Dengan ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman pada saat ini banyak menuntut masyarakat untuk memahami berbagai macam penggunaan bahasa yang digunakan sebagai suatu alat untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar sesamanya di dalam suatu lingkungan pergaulan hidup untuk melaksanakan maksud tertentu. Banyak

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal lain(kbbi, 2003:58). 2.1.1Implikatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melalui bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan sesama untuk memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk menyatakan pikiran dan

Lebih terperinci

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh EKANA FAUJI A 310 080 133 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 UNIVERSITASS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya senantiasa melakukan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting karena dengan bahasa orang dapat menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing suku tersebut memiliki nilai budaya yang dapat membedakan ciri satu dengan yang lainya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan pikiran manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif bagi manusia. Tanpa bahasa, sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi yang datang dan berasal dari tempat atau arah yang berbeda. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media komunikasi yang paling canggih dan produktif. Kentjono (dalam Chaer, 2007: 32) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa.

PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa. 1 PENDAHULUAN Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Jawa untuk berkomunikasi antarsesama masyarakat Jawa. Dalam interaksi sosial masyarakat Jawa, lebih cenderung menggunakan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra karena di dalamnya terdapat media untuk berinteraksi antara

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra karena di dalamnya terdapat media untuk berinteraksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAAN PUSTAKA 2.2 Konsep Konsep gambaran mental dari objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). 2.1.1 Tindak Tutur Istilah dan teori tentang

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 3, Nomor 3, Desember 2015 PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN PELANGGARAN PRINSIP-PRINSIP KESOPANAN PADA MEMO DINAS DI SALAH SATU PERGURUAN TINGGI DI BANTEN Dhafid Wahyu Utomo 1 Bayu Permana Sukma 2 Abstrak Di ranah formal, seperti di perguruan tinggi, penggunaan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG Nensi Yuferi 1), Hasnul Fikri 2), Gusnetti 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, manusia dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting yang dimiliki oleh manusia. Pada dasarnya bahasa digunakan sebagai sarana komunikasi dalam kehidupan manusia untuk

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA TUTURAN ANAK USIA EMPAT- -ENAM TAHUN DESA GENTING PULUR KECAMATAN JEMAJA TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA TUTURAN ANAK USIA EMPAT- -ENAM TAHUN DESA GENTING PULUR KECAMATAN JEMAJA TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA TUTURAN ANAK USIA EMPAT- -ENAM TAHUN DESA GENTING PULUR KECAMATAN JEMAJA TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesantunan berbahasa pada hakikatnya erat kaitannya dengan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesantunan berbahasa pada hakikatnya erat kaitannya dengan hubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesantunan berbahasa pada hakikatnya erat kaitannya dengan hubungan sosial dalam masyarakat. Kesantunan berbahasa sendiri merupakan pengungkapan gagasan, ide atau pendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan dua hal yang merupakan jawaban dari perumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya. Simpulan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi, digunakan oleh anggota masyarakat untuk berinteraksi, dengan kata lain interaksi atau segala macam kegiatan komunikasi di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seseorang ketika berbicara tidak lepas dari penggunaan bahasa. Pengertian bahasa menurut KBBI (2007:88) adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunkaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia kreatif menciptakan media baru sebagai sarana untuk mempermudah proses berkomunikasi. Media yang tercipta misalnya bentuk media cetak dan elektronik. Dua media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Chaer (2011: 1) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi, bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana terpenting dalam segala jenis komunikasi yang terjadi di dalam kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Sofa,S.IP(2008) yang menulis tentang, Penggunaan Pendekatan Pragmatik dalam Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara bagi Siswa SMPN 3 Tarakan Kalimantan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PROSESI LAMARAN PADA PERKAWINAN ADAT JAWA (Studi Kasus Di Dukuh Sentulan, Kelurahan Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari interaksi yang menggunakan sebuah media berupa bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi yang digunakan pada setiap ranah profesi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas dan sebagainya. mengingat jumlah bahasa atau variabel bahasa yang digunakan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial atau makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Oleh karena itu, dalam proses interaksi sosial manusia, peristiwa komunikasi tidak pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya dilindungi oleh Undang-undang Dasar Dalam penjelasan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya dilindungi oleh Undang-undang Dasar Dalam penjelasan Undangundang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia terdapat berbagai ragam bahasa daerah. Bahasa daerah hidup berdampingan dengan bahasa Indonesia. Semua bahasa daerah yang dipakai penuturnya dilindungi

Lebih terperinci

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM:

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM: TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF DALAM KOMUNIKASI PENJUAL DAN PEMBELI DI DEPOT SATE DAN GULE HAJI UMAR DESA SUMBEREJO KECAMATAN NGASEM KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi. Berbahasa berkaitan dengan pemilihan

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PASAMBAHAN DALAM BATAGAK GALA DI KANAGARIAN PAUH V SKRIPSI

IMPLIKATUR PASAMBAHAN DALAM BATAGAK GALA DI KANAGARIAN PAUH V SKRIPSI IMPLIKATUR PASAMBAHAN DALAM BATAGAK GALA DI KANAGARIAN PAUH V SKRIPSI Disusun untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana SI pada Jurusan Satra Daerah Diajukan oleh : IMELDA NIM 06186002 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan sesuatu yang bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA PEMANFAATAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KEGIATAN DISKUSI KELAS PADA SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lambang berupa bunyi yang bersifat sewenang-wenang (arbitrer) yang dipakai oleh

BAB I PENDAHULUAN. lambang berupa bunyi yang bersifat sewenang-wenang (arbitrer) yang dipakai oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan ide, pikiran, dan keinginan kepada orang lain. Manusia dapat

Lebih terperinci

PENYIMPANGAN KESANTUNAN TINDAK TUTUR SISWA DI LINGKUNGAN SMAN 5 KEDIRI TAHUN PELAJARAN

PENYIMPANGAN KESANTUNAN TINDAK TUTUR SISWA DI LINGKUNGAN SMAN 5 KEDIRI TAHUN PELAJARAN PENYIMPANGAN KESANTUNAN TINDAK TUTUR SISWA DI LINGKUNGAN SMAN 5 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014-2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa tutur terjadinya atau berlangsung pada interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku

BAB I PENDAHULUAN. Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola dan Mandailing. Keenam suku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suku Batak Toba merupakan salah satu suku besar di Indonesia. Suku Batak merupakan bagian dari enam ( 6) sub suku yakni: Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat untuk menunjukkan identitas masyarakat pemakai bahasa. Masyarakat tutur merupakan masyarakat

Lebih terperinci