Oleh, Albina Septifo Br. Bukit Drs. Syamsul Arif, M.Pd ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Oleh, Albina Septifo Br. Bukit Drs. Syamsul Arif, M.Pd ABSTRAK"

Transkripsi

1 ANALISIS TINDAK TUTUR RAKUT SITELU SAAT ERDIDONG-DIDONG DALAM PESTA ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT KARO DI KABUPATEN KARO (KAJIAN PRAGMATIK) Oleh, Albina Septifo Br. Bukit Drs. Syamsul Arif, M.Pd ABSTRAK Penggunaan bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari didasarkan atas kepentingan agar komunikasi tetap dapat berjalan. Dengan mengikuti kecenderungan dalam etnometodologi, bahasa digunakan oleh masyarakat tutur sebagai cara para peserta interaksi saling memahami apa yang mereka ujarkan. Ada tiga jenis tindak tutur yang digunakan dalam praktik penggunaan bahasa, yakni lokusi, ilokusi dan perlokusi. Tindak lokusi adalah melakukan tindakan untuk mengatakan sesuatu, tindak ilokusi adalah melakukan sesuatu tindakan dalam mengatakan sesuatu, dan perlokusi adalah melakukan sesuatu tindakan dengan mengatakan sesuatu. Dinilai dari segi komunikatifnya, tuturan yang disampaikan seseorang juga dapat ditelaah dengan menggunakan tindak tutur asertif, direktif, ekspresif, komisif dan deklaratif. Erdidong-didong merupakan sebuah tradisi masyarakat Karo yang biasanya disajikan ketika melaksankan upacara adat. Bahasa tutur yang dipakai oleh rakut sitelu merupakan kajian pragmatik. Karena yang dikaji dalam tuturan tersebut adalah makna satuan lingual dari tuturan yang disampaikan. Seperti halnya dalam kajian pragmatik, konteks juga sangat penting dalam pemahaman tindak tutur. Kata Kunci : Tindak Tutur, Rakut sitelu, Erdidong-didong. PENDAHULUAN Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan, keduanya merupakan konsep yang saling berkaitan. Masyarakat merupakan pendukung dari kebudayaan. Wujud dari kebudayaan itu sendiri berupa aturanaturan yang telah ada di tengah-tengah masyarakat kemudian tumbuh dan berkembang pada pelaksanaan adat istiadat atau tradisi masyarakat. Salah satu wujud dari pelaksanaan kebudayaan adalah adat istiadat, sedangkan upacara adat merupakan wujud nyata dari adat istiadat tersebut yang berhubungan dengan segala aspek kehidupan manusia. Upacara adat perkawinan merupakan upacara 1

2 adat yang penting bagi sekelompok masyarakat karena merupakan jembatan yang memperkenalkan keluarga pengantin dari kedua belah pihak. Salah satunya adalah upacara adat perkawinan masyarakat suku Karo. Dalam perkawinan adat suku Karo dikenal dengan adanya merga silima, tutur siwaluh, rakut sitelu. Ketiga hubungan kekeluargaan ini memiliki peranan peranan penting dalam perkawinan adat suku Karo. Memahami adat istiadat Karo secara baik tidak ada jalan lain selain terlebih dahulu memahami tentang tutur yang tampak pada hubungan kekeluargaan. Tutur adalah merga yang terdiri dari lima induk merga yang menghasilkan delapan hubungan kekerabatan, dan mengikat tiga kekerabatan Karo satu sama lain dalam hubungan adat. Dengan demikian struktur kekerabatan masyarakat Karo terdiri atas merga silima, tutur siwaluh, dan rakut sitelu (Meliala, 2007:1). Secara umum antar masyarakat Karo terikat dalam hubungan adat yang disebut rakut sitelu dan diperoleh berdasarkan hubungan darah dan perkawinan karena dalam setiap pelaksanaan adat istiadat yang berperan adalah rakut sitelu. Rakut sitelu yang artinya tiga ikatan adalah unsur yang menjadi satu kesatuan sebagai penghubung ikatan kekeluargaan dalam satu sistem kekerabatan sosial dan cara hidup masyarakat serta mempunyai peranan penting dalam setiap pelaksanaan upacara adat istiadat masyarakat suku Karo. Unsur kekeluargaan dalam rakut sitelu tersebut terdiri dari Kalimbubu, Senina/Sukut dan Anak beru. Ungkapan rakut sitelu ini menggambarkan satu sistem dengan tiga unsur yang erat hubungannya satu sama lain. Dengan kata lain sistem itu hanya berfungsi jika ada ketiga unsurnya. Apabila salah satu dari ketiga unsur tersebut tidak ada maka upacara perkawinan tidak berjalan dengan baik sebagaimana mestinya sebuah upacara perkawinan secara adat Karo. Ketiga kelompok yang termasuk ke dalam rakut sitelu ini mempunyai fungsi dan tugasnya masing-masing dalam setiap acara pesta adat. Fungsi dan tugas kelompok satu dengan kelompok satunya berbeda-beda, dengan kata lain antara Kalimbubu dengan Sukut ataupun Anak Beru itu mempunyai fungsi dan tugas yang berbeda-beda. Salah satu dari keunikan dari budaya Karo dapat kita temukan pada pesta adat perkawinan masyarakat Karo dimana dikenal sebuah tradisi yang masih kental dalam budaya ketika pihak rakut sitelu menyampaikan 2

3 petuah-petuah serta harapan-harapannya kepada mereka yang melaksanakan perkawinan yakni erdidong-didong. Uniknya erdidong-didong ini, petuah-petuah serta harapan - harapan tersebut disampaikan seperti sebuah nyanyian atau senandung. Bahasa yang digunakan merupakan bahasa halus yang mengandung unsur keindahan dan menggunakan bahasa kiasan yang memiliki makna yang lebih mendalam dibanding dengan jika pihak rakut sitelu menyampaikan dengan ucapan biasa saja. Kata erdidong-didong diambil dari kata didong yang artinya bernyanyi. Diperkirakan pada zaman dahulu masyarakat Karo belum mengenal seni suara secara nyata. Kemudian dalam perkembangannya muncullah lagu-lagu yang dibawakan seseorang sebagai Perende-ende (penyanyi). Lagu ini biasanya dibawakan untuk pengantar sebuah cerita atau memuja seseorang, juga dibawakan untuk menyampaikan doa atau nasehat. Dari kebiasaan ini kemudian akhirnya muncul kata erdidong-didong. Erdidong-didong ini selalu digunakan dalam setiap upacara adat istiadat masyarakat Karo. Baik dalam adat perkawinan, kematian, memasuki rumah baru, ataupun kegiatan adat lainnya. Bahasa tutur yang dipakai oleh rakut sitelu merupakan kajian pragmatik. Karena yang dikaji dalam tuturan tersebut adalah makna satuan lingual dari tuturan yang disampaikan. Seperti halnya dalam kajian pragmatik, konteks juga sangat penting dalam pemahaman tindak tutur. Pragmatik merupakan bidang ilmu yang tumbuh di Eropa mulai tahun 1940-an. Perkembangan ini diawali dari pandangan Morris pada tahun 1938 tentang semiotika. Ia membagi ilmu tanda menjadi tiga, yakni sintaksis, semantik, dan pragmatik. Pandangan itu kemudian mendapat sambutan dari ahli lain seperti Halliday yang pada tahun 1960-an yang kemudian mengembangkan teori sosial mengenai bahasa dengan memandang bahasa sebagai fenomena sosial. Teori mereka mengenai tindak ujaran ini kemudian mempengaruhi perubahan linguistik dari pengkajian bentuk-bentuk bahasa ke arah fungsi-fungsi bahasa dan pemakaiannya dalam komunikasi. Tindak tutur merupakan kajian konsep yang membahas bagaimana seseorang menggunakan tuturan serta tindakan tuturan tersebut kepada orang lain. 3

4 Tindak tutur merupakan unsur pragmatik yang melibatkan pembicara, pendengar, pokok tuturan, serta situasi saat bertutur. Chaer (1995:65) mengungkapkan bahwa, Tindak tutur merupakan tuturan dari seseorang yang bersifat psikologis dan yang dilihat dari makna tindakan dalam tuturan itu. Serangkaian tindak tutur akan membentuk suatu peristiwa tutur, lalu tindak tutur dan peristiwa ini menjadi dua gejala yang terdapat dalam satu proses yakni komunikasi. Searle dalam (Aslinda, 2007:34) mengemukakan bahwa Tindak tutur adalah produk atau hasil dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan merupakan kesatuan terkecil dari interaksi lingual. Tindak tutur adalah melakukan tindakan tertentu melalui kata, misalnya memohon sesuatu, menolak, berterima kasih, memberi salam, memuji, meminta maaf dan mengeluh. Bentuk lahiriah tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu yang sebenarnya kita lakukan ketika kita berbicara dan terlibat dalam suatu percakapan. Dalam melakukan tindak tutur, penutur harus mempertimbangkan berbagai hal yang ditimbulkan dari komunikasi yang akan disampaikan. Komunikasi yang digunakan harus dapat menciptakan dan menjaga hubungan sosial. Hal ini sering disebut siasat kesantunan. Kesantunan dalam berkomunikasi ini pada dasarnya dapat digunakan dalam berkomunikasi yang memiliki fungsi kompetitif yakni tindak tutur seperti meminta, memerintah, dan menuntut. Sedangkan fungsi convivial meliputi menawarkan, mengundang, memberi salam dan berterima kasih. Menurut Searle dalam Nadar (2009:13) mengemukakan bahwa Secara pragmatik ada tiga jenis tindak bahasa yang dapat diwujudkan seorang penutur. Ketiga macam tindak tutur tersebut adalah Tindak Tutur Lokusi, Tindak Tutur Ilokusi dan Tindak Tutur Perlokusi. Tindak lokusi merupakan tindak yang semata-mata menyatakan sesuatu tanpa mempermasalahkan maksud dan fungsi tuturan yang disampaikan oleh si penutur. Austin dalam Purba (2002:78) mengungkapkan bahwa Tindak tutur lokusi yaitu penutur melakukan tindak bahasa dengan mengatakan sesuatu yang pasti. Searle dalam Rahardi (2008:35) menyatakan bahwa Tindak tutur ilokusi ialah tindak bertutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai dengan makna yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat itu. Austin dalam Purba (2002:87) mengungkapkan Tindak tutur perlokusi 4

5 adalah tindak tutur yang diucapkan seorang penutur yang mempunyai efek dan daya pengaruh, baik secara sengaja maupun tidak sengaja bagi yang mendengar. Selanjutnya dikatakan oleh Searle 1990 (dalam Nadar, 2009:16) bahwa sehubungan dengan pengertian tindak tutur, tindak tutur berdasarkan nilai komunikatifnya (maksud penutur saat berbicara) dapat dikategorikan menjadi lima jenis yakni: Asertif, Direktif, Ekspresif, Komisif, dan Deklaratif. Searle dalam Rahardi (2008:36) menyatakan bahwa, Asertif adalah bentuk tutur yang mengikat penutur pada kebenaran proposisi yang diungkapkan. Menurut Tarigan (2009:43) Tindak tuturan direktif merupakan bentuk tuturan yang dimaksudkan penuturnya untuk membuat pengaruh agar si mitra tutur melakukan apa yang dikehendaki. Tindak tutur ekspresif merupakan bentuk tindak tutur yang berfungsi untuk menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis si penutur terhadap keadaan tertentu (Tarigan, 2009:43). Menurut Finegan dalam Nadar (2009:16) Komisif merupakan ungkapan terhadap seseorang berupa berjanji, mengancam dan mengusahakan. Menurut Tarigan (2009:43) Tindak tutur deklaratif merupakan bentuk tindak tutur yang menghubungkan antara isi tuturan dengan kenyataan. Bertutur adalah kegiatan yang berdimensi sosial. Seperti lazimnya kegiatan-kegiatan sosial lain, kegiatan bertutur dapat berlangsung dengan baik apabila para peserta tuturan terlibat aktif dalam proses bertutur tersebut. Agar proses komunikasi dapat berjalan baik dan lancar, maka haruslah dapat saling bekerja sama. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara untuk mencapai suatu penyelesaian masalah dengan mengumpulkan dan menganalisis data untuk mencapai tujuan yang diinginkan yang didasari oleh disiplin ilmu untuk mengetahui masalah yang timbul (Depdiknas, 2007:741). Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian. Tinggi rendahnya kualitas hasil penelitian sangat ditentukan oleh ketepatan peneliti dalam memilih metode penelitian. Sebagai upaya mencapai tujuan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan bersifat kualitatif dengan metode deskriptif yang artinya pendekatan tidak menggunakan analisis data statistik karena data yang 5

6 diperoleh merupakan kata-kata dan bukan angka. Metode deskriptif kualitatif ini dipilih oleh penulis karena metode ini dapat memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai individu, keadaan bahasa, gejala dan kelompok tertentu. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian yaitu data yang secara langsung berkaitan dengan masalah yang diteliti dan langsung dari sumber. Sumber tersebut berupa tuturan yang disampaikan dalam kalimat erdidong yang berbentuk lisan dan diperoleh dari rekaman CD pelaksanaan upacara adat perkawinan yang sudah ada sebelumnya, serta hasil dari wawancara dengan orang-orang tua atau tokoh-tokoh tertentu dalam masyarakat yang mengetahui prosesi upacara perkawinan Karo. Sedangkan data sekunder diperoleh dari bahanbahan tertulis yang berhubungan dengan buku tindak tutur, jurnal dll. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak yang dilakukan dengan cara merekam pembicaraan para informan dengan maksud agar data yang didapat benar-benar akurat dan sesuai dengan masalah sebenarnya. Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik interview yaitu dengan melakukan wawancara kepada beberapa tokoh adat, penyaji maupun individu-individu yang pernah terlibat dalam menyajikan didong ini. Adapun teknik wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara berfokus (focus interview) yaitu melakukan pertanyaan selalu berpusat pada pokok permasalahan. Peneliti juga melakukan wawancara bebas (free interview) yaitu pertanyaan tidak hanya terfokus pada pokok permasalahan tetapi pertanyaan dapat berkembang kepokok permasalahan lainnya yang bertujuan untuk memperoleh berbagai ragam data, namun tidak menyimpang dari pokok permasalahan. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data adalah teknik dokumentasi. Analisis data menunjukkan kegiatan penyederhanaan data ke dalam susunan tertentu yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan sehingga bisa digunakan untuk mengambil keputusan. Penelitian ini bersifat kulitatif yang hanya mendeskripsikan hasil penelitian tanpa menggunakan rumus ataupun angkaangka. Oleh karena itu, penelitian ini hanya memaparkan hasil yang telah diperoleh yakni mendeskripsikan tindak tutur yang disampaikan oleh rakut sitelu saat erdidong dalam pesta adat perkawinan masyarakat Karo. 6

7 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN Hasil Penelitian Data dalam penelitian ini berupa tuturan yang diucapkan oleh penutur (pihak rakut sitelu). Peneliti kemudian menganalisis jenis tuturan erdidong-didong tersebut dengan menggunakan teori Searle yang mengkaji tuturan berdasarkan pragmatiknya yaitu tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi setelah itu barulah penulis menganalis bentuk tuturan yang disampaikan berdasarkan nilai komunikatifnya yakni asertif, direktif, ekspresif, komisif dan deklaratif serta makna yang terkandung dalam tuturan yang disampaikan. Pembahasan Tuturan-tuturan yang disampaikan oleh rakut sitelu saat erdidong-didong memiliki jenis dan bentuk serta makna. Kalimat-kalimat yang dituturkan tersebut kemudian akan dianalisis berdasarkan tindak tuturnya. Berikut ini adalah penjabaran jenis tindak tutur berdasarkan situasi tuturannya, bentuk tindak tutur dinilai dari segi komunikatifnya dan makna yang terkandung dari tuturan tersebut setelah diketahui bentuk tuturannya. Dalam hal ini situasi tuturan adalah penyampaian didong-didong oleh rakut sitelu kepada pihak yang melangsungkan pesta dan keluarga. a) Enggo melala kata pedah ajar rikut toto mehuli ituriken. Malem kel ate kami ngalo-ngalo kepulungenndu kalimbubu puang kami. (Telah banyak nasehat dan doa yang diberikan. Dengan penuh rasa bahagia kami menyambut dan menerima kehadiran Puang Kalimbubu kami). Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Kalimbubu kepada pihak yang berpesta sebagai ucapan terimakasih karena telah disambut dengan baik dan sekaligus salam pembuka kepada semua yang hadir pada pesta tersebut. Kalimat tuturan (a) termasuk dalam jenis tindak tutur lokusi dimana tuturan tersebut merupakan kalimat yang mengandung informasi yang disampaikan kepada semua yang hadir dalam pesta tersebut tanpa mengubah fungsi ataupun mempengaruhi mitra tuturnya. b) Enggo me kam tading wari sekalenda mereken toto pasu-pasu. Maka natap dage pertendinndu ibas kami pulung e. (Kamu sudah tidak dapat ikut dalam kebahagiaan kami saat ini namun kami tetap meminta agar kamu dapat mendoakan kami dari tempatmu). 7

8 Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh kalimbubu kepada ayah yang telah tiada sebagai ungkapan kesedihan dengan ketidakhadiran beliau dalam pesta tersebut. Tuturan (b) merupakan tuturan yang di dalamnya terdapat kalimat berupa menyarankan dan memerintah dimana tuturan tersebut mengandung suatu daya yang menuntut si penutur ataupun mitra tuturnya melakukan isi dari tuturannya. Dalam hal ini kondisi dan situasi sangat berpengaruh dengan hasil tutur yang disampaikan seperti terlihat pada kalimat tersebut dimana keadaannya sedang dalam berduka namun dituntut untuk berbahagia disebabkan kondisi sedang dalam acara pernikahan. c) Nggo turikenndu kata pusuhndu, malemka ate kami ngalo-ngalosa. (Sudah kamu sampaikan isi hatimu, dan kami pun senang mendengarnya). Konteks Tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh Kalimbubu kepada anak berunya, dimana pihak kalimbubu akan merasakan bahagia seandainya anak beru mempersunting putri mereka sebagai menantu. Kalimat tuturan (c) merupakan kalimat yang memberikan efek atau pengaruh kepada pendengarnya dan kalimat tersebut memiliki tujuan tertentu pada perkataan yang diungkapkan. d) Adi nulih kami kutengah jabundu Tarigan mergana, bagi singingeti sitading lupa nina pusuh kami. (Jika kami melihat dalam keluarga, seperti mengingatkan sesuatu pada kami). Konteks tuturan: tuturan ini disampaikan kepada keluarga pengantin perempuan, dimana jika masih merasakan kesedihan jika mengingat ayah mereka yang baru meninggal. Disimpulkan bahwa kalimat tuturan tersebut menyatakan sesuatu kebenaran yang dimana pihak keluarga merasakan kesedihan karena ayah mereka meninggal. Dalam ungkapan tuturan ini terkandung juga makna yakni mengeluh. e) Ula bangger-bangger cawir kam metua man penggurun kami. (Janganlah kamu sakit-sakit, panjang lah umurmu sebagai tempat kami belajar). Konteks tuturan: tuturan ini disampaikan oleh anak beru kepada pihak kalimbubunya sebagai doa agar kalimbubunya selalu dalam keadaan sehat serta panjang umur. 8

9 Tuturan tersebut mengungkapkan tuturan direktif yang mengharapkan agar mitra tuturnya melakukan sesuatu. Hal ini terlihat dari tuturan yang mengatakan agar kalimbubu panjang umur sehingga menjadi tempat belajar. Tuturan ini juga mengandung makna meminta. f) Bagepe enggo iturikenndu kerna kata ras ajarndu nangdangi beru Karo ras Ginting mergana gelah lit pagi gelemenna. (Kamu juga sudah menyampaikan pesan dan nasehat kepada beru Karo dan merga Ginting, sehingga itu akan mereka pakai dalam kehidupan mereka). Konteks tuturan: tuturan tersebut disampaikan oleh pihak senina kepada kalimbubu karena mereka sudah memberikan banyak pengajaran kepada pengantin yang sedang melangsungkan pernikahan. Dalam tuturan ini kalimat tersebut mengandung ucapan terimakasih, karena pihak kalimbubu dimana dalam situasi adat memang kalimbubu lah yang seharusnya memberikan doa. Maka dalam hal ini, kalimat tuturan di atas termasuk ke dalam tindak tutur ekspresif. g) Enggo turikenndu kata pusuhndu, malemka ate kami ngalo-ngalosa. (Dimana sudah kamu sampaikan isi hatimu, kami pun bahagia mendengarnya). Konteks tuturan: tuturan tersebut mengungkapkan penawaran dari kalimbubu kepada anak berunya agar mempersunting putrid mereka sebagai menantu. Dalam konteks tuturan ini terdapat tawaran dimana pihak kalimbubu memberikan penawaran kepada anak beru agar anak beru menjadikan putrid mereka sebagai menantu. Dalam hal ini kalimat tuturan di atas termasuk ke dalam tindak tutur komisif yang mengandung makna tawaran. h) Bapa Karo mergana wari sekalenda pulung kami kerina ermeriah ukur ibas lanai kepe tertimai ndu pulung kita kerina ras sangkep geluh bapa. (Ayah merga Karo, hari ini kami semua berkumpul dalam kebahagiaan tanpa kehadiranmu). Konteks tuturan: Tuturan ini disampaikan oleh pihak senina kepada semua yang hadir dalam pesta sebagai ungkapan kesedihan karena dalam kebahagiaan mereka ternyata orangtua mereka tidak dapat hadir. Dalam konteks tuturan ini, kalimat yang disampaikan merupakan berkaitan dengan keadaan yang sebenarnya. Dimana kalimat tersebut menyatakan bahwa ada kesedihan ketika mereka mengingat ayah mereka yang telah meninggal. Hal ini berkaitan dengan tuturan deklaratif yakni situasi tuturan berkaitan dengan kenyataan. Tuturan ini juga mengandung makna berpasrah. 9

10 Dari hasil pembahasan jenis dan bentuk tindak tutur serta makna yang terkandung dalam tuturan, maka diketahui bahwa tuturan yang disampaikan oleh seorang penutur pastilah mengandung maksud dan tujuan tertentu. Hal ini dipengaruhi oleh situasi tuturan serta kepada siapa tuturan tersebut disampaikan. Setelah melihat penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa isi tuturan yang disampaika berupa pesan, doa dan harapan. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa, wujud pemakaian tindak tutur yang disampaikan rakut sitelu saat erdidong-didong secara umum tidak memiliki struktur teks yang baku. Artinya teks yang diungkapkan oleh penyaji dituturkan berdasarkan isi hati si penyaji itu sendiri. Berdasarkan pengamatan penulis, sajian teks didong-didong yang disampaikan oleh rakut sitelu terdapat 3 jenis tuturan yakni lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Dalam hal ini, jenis tuturan yang paling dominan adalah tuturan ilokusi yang berisikan kalimat-kalimat tuturan yang mengharapkan si mitra tutur (dalam hal ini orang yang melangsungkan pesta) melakukan apa yang penutur (pihak rakut sitelu) kehendaki. Terdapat pula bentuk tuturan berupa asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. Dilihat dari jenis serta bentuk tuturan, maka diketahui bahwa tuturan yang disampaikan saat erdidong-didong memiliki banyak makna seperti ungkapan terimakasih, permohonan maaf, ungkapan berpasrah, memberkati, memberikan nasehat, ungkapan tawaran, ungkapan janji, dan ungkapan belasungkawa. Tuturan dalam erdidong-didong ini tidak memiliki struktur yang baku. Pesan-pesan yang disampaikan oleh si penyaji diungkapkan berdasarkan perasaan si penyaji dan diungkapkan secara acak. Namun setiap tuturan yang disampaikan memiliki makna yang hampir sama. Penulis menyimpulkan bahwa penggunaan tindak tutur dalam erdidong-didong tidak berdasarkan tingkatan adatnya. Hal ini terlihat dari isi erdidong-didong yang disampaikan oleh rakut sitelu. Dilihat dari makna yang tersirat pada tuturan tersebut, pesan-pesan yang terkandung dari tuturan memiliki nilai sosial budaya yakni sebagai perantara atau media pendidikan sosial dan budaya terhadap masyarakat Karo. Berdasarkan penjelasan diatas maka diketahui bahwa penggunaan erdidong-didong yang disajikan di 10

11 dalam pesta perkawinan masyarakat Karo ini, jelas dapat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat Karo itu sendiri. Jika erdidong-didong ini dilakukan oleh setiap generasi, sudah dapat dipastikan bahwa kelestariannya akan tetap terjaga sebagai sebuah warisan kebudayaan pada masyarakat Karo. DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Ginting, M. Ukur Adat Karo Sirulo. Medan. Nadar. F. X Pragmatik & Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Purba, Antilan Pragmatik Bahasa Indonesia. Medan: USU Press. Rahardi, R. Kunjana Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Erlangga. Meliala, Terang Malem Indahnya Perkawinan Adat Karo. Jakarta. Tarigan, Henry Guntur Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa. 11

BAB I PENDAHULUAN. perasaanya. Sebagai masyarakat yang berinteraksi mereka mempunyai penilaian

BAB I PENDAHULUAN. perasaanya. Sebagai masyarakat yang berinteraksi mereka mempunyai penilaian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar belakang Manusia sebagai mahluk sosial selalu berinteraksi dengan sesamanya, dengan bahasalah mereka dapat mengungkapkan pikiran, gagasan, maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera merupakan pulau keenam terbesar

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAAN PUSTAKA 2.2 Konsep Konsep gambaran mental dari objek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Tindak Tutur Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang melakukan beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia atau disebut dengan Nusantara adalah sebuah Negara yang terdiri dari banyak Pulau dan sebuah Bangsa yang memiliki berbagai kebudayaan etnik, agama,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, perkawinan, tindak tutur, dan konteks situasi. Keempat konsep ini perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari interaksi yang menggunakan sebuah media berupa bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi yang digunakan pada setiap ranah profesi.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan dengan sesama anggota masyarakat

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI Oleh: Latifah Dwi Wahyuni Program Pascasarjana Linguistik Deskriptif UNS Surakarta Abstrak Komunikasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana terpenting dalam segala jenis komunikasi yang terjadi di dalam kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah,

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan 1 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan menjadi identitasnya masing-masing. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki beragam kebudayaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi atau interaksi sosial. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah media komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam berhubungan dengan dunia di luar dirinya. Hal itu berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. digunakan Dalihan na tolu beserta tindak tutur yang dominan diujarkan. Temuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. digunakan Dalihan na tolu beserta tindak tutur yang dominan diujarkan. Temuan 82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab IV telah dibahas mengenai jenis dan fungsi tindak tutur yang digunakan Dalihan na tolu beserta tindak tutur yang dominan diujarkan. Temuan dan pembahasan penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kesopanan Berbahasa Kesopanan berbahasa sangat diperlukan bagi penutur dan petutur. Menurut Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property associated with

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu (Effendy, 1986:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembeda antara sub-etnis di atas adalah bahasa dan letak geografis.

BAB I PENDAHULUAN. pembeda antara sub-etnis di atas adalah bahasa dan letak geografis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Batak Pakpak merupakan salah satu sub-etnis dari masyarakat Batak Toba, Simalungun, Karo, dan Mandailing. Salah satu yang menjadi cirri pembeda antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Levinson (dalam Manaf 2009:6) Bahasa dapat dikaji, berdasarkan pragmatik, pragmatik adalah cabang linguistik yang membahas pemakaian bentuk bahasa untuk fungsi komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lain, alat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki beranekaragam suku bangsa, tentu memiliki puluhan bahkan ratusan adat budaya. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuturan manusia dapat diekspresikan melalui media masa baik lisan maupun tulisan. Dalam media lisan, pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pembicara)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Pragmatik Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama Charles Morris. Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa

Lebih terperinci

ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM TAYANGAN INDONESIA LAWAK KLUB

ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM TAYANGAN INDONESIA LAWAK KLUB ILOKUSI DAN PERLOKUSI DALAM TAYANGAN INDONESIA LAWAK KLUB Putri Suristyaning Pratiwi Fathiaty Murtadho Sam Mukhtar Chan 110 Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan perwujudan ilokusi dan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal lain(kbbi, 2003:58). 2.1.1Implikatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Komunikasi dapat dilakukan oleh

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur komisif bahasa Jawa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, Definisi Operasional 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media komunikasi yang paling canggih dan produktif. Kentjono (dalam Chaer, 2007: 32) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting yang dimiliki oleh manusia. Pada dasarnya bahasa digunakan sebagai sarana komunikasi dalam kehidupan manusia untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur (istilah Kridalaksana pertuturan speech act, speech event) adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik manusia. Bahasa merupakan salah satu ciri pembeda utama umat manusia dengan makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan proses interaksi manusia satu dengan yang lainnya. Komunikasi bertujuan memberikan informasi atau menyampaikan pesan kepada mitra tutur.

Lebih terperinci

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH UTAMA DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG SUTRADARA TYA SUBIYAKTO DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN BERBICARA DI KELAS X SMA Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi (Wijana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan interaksi dengan sesamanya. Interaksi yang terjadi dapat dilaksanakan dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu simpulan dan saran. Bagian simpulan memaparkan tentang keseluruhan hasil penelitian secara garis besar yang meliputi strategi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa berperan penting di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, hampir semua kegiatan manusia bergantung pada dan bertaut dengan bahasa. Tanpa adanya bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tradisi merupakan kebiasaan dalam suatu masyarakat yang diwariskan secara turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam suatu masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi oleh penuturnya. Bahasa dipisahkan menjadi dua kelompok besar, yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Sebagaimana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa tutur terjadinya atau berlangsung pada interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabang linguistik yang mempelajari tentang penuturan bahasa secara mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu ujaran

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMAN. Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual) Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual)

DAFTAR INFORMAN. Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual) Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual) DAFTAR INFORMAN 1. Nama : Timbangan Perangin-angin : Medan Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual) 2. Nama : Mail bangun : kabanjahe Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis penelitian, data dan sumber data, pengembangan instrumen, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam BAB V SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam menangani siswa bermasalah dilihat dari tindak tuturnya. Selain itu telah dibahas juga mengenai bentuk ilokusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode pada dasarnya adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan berkomunikasi antar manusia terbagi menjadi dua bentuk komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua bentuk yaitu lisan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap suku-suku pasti memiliki berbagai jenis upacara adat sebagai perwujudan

Lebih terperinci

Wacana Merbayopada upacara perkawinan Batak Pakpak: kajian tindak tutur. Oleh Flora Sinamo Hendra K Pulungan, S.Sos, M.I.

Wacana Merbayopada upacara perkawinan Batak Pakpak: kajian tindak tutur. Oleh Flora Sinamo Hendra K Pulungan, S.Sos, M.I. 0 Wacana Merbayopada upacara perkawinan Batak Pakpak: kajian tindak tutur Oleh Flora Sinamo Hendra K Pulungan, S.Sos, M.I.Kom ABSTRAK Merbayo merupakan bentuk perkawinan yang ideal bagi suku pakpak. Karena

Lebih terperinci

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN 2.1. Pengertian Tindak Tutur Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan pengaruh yang besar di bidang filsafat dan lingustik. Gagasannya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari pengaruh manusia lain. Di dalam dirinya terdapat dorongan untuk berinteraksi satu sama lain. Mereka membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Baryadi (2005: 67) sopan santun atau tata krama adalah salah satu wujud penghormatan seseorang kepada orang lain. Penghormatan atau penghargaan terhadap

Lebih terperinci

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM:

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM: TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF DALAM KOMUNIKASI PENJUAL DAN PEMBELI DI DEPOT SATE DAN GULE HAJI UMAR DESA SUMBEREJO KECAMATAN NGASEM KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dan menetapkan masa depan masyarakat melalui pelaksana religinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merayakan upacara-upacara yang terkait pada lingkaran kehidupan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat Karo. Upacara atau perayaan berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks, karenaujarantersebutmengandung pemikiran-pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi BAB II KAJIAN TEORI Untuk mendukung penelitian ini, digunakan beberapa teori yang dianggap relevan dan dapat mendukung penemuan data agar memperkuat teori dan keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa sebagai wahana komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi bahasa adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam berbahasa diperlukan kesantunan, karena tujuan berkomunkasi bukan hanya bertukar pesan melainkan menjalin hubungan sosial. Chaer (2010:15) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia kreatif menciptakan media baru sebagai sarana untuk mempermudah proses berkomunikasi. Media yang tercipta misalnya bentuk media cetak dan elektronik. Dua media

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA SUTRADARA HERWIN NOVIANTO, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Sri Utami Fatimah Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jawa merupakan alat komunikasi yang sangat penting peranannya bagi masyarakat Jawa. Penggunaan Bahasa Jawa di masyarakat semakin beragam dan kreatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai dua peran dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, yaitu sebagai pemberi informasi dan sebagai penerima informasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari penelitian lapangan, baik dari buku-buku maupun skripsi yang sudah ada. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan peranan yang sangat penting, tanpa bahasa manusia tidak akan bisa sempurna dalam berinteraksi. Manusia dapat memenuhi semua kebutuhan sosialnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan subbab-subbab yaitu, (1) latar belakang, (2) fokus masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian dan (6) definisi operasional. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar-mengajar guru mempunyai peran penting dalam menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik melalui komunikasi. Komunikasi adalah alat untuk

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DAN GAYA BAHASA PADA DIALOG-DIALOG NASKAH DRAMA REPUBLIK BAGONG KARYA N. RINATIARNO

ANALISIS TINDAK TUTUR DAN GAYA BAHASA PADA DIALOG-DIALOG NASKAH DRAMA REPUBLIK BAGONG KARYA N. RINATIARNO ANALISIS TINDAK TUTUR DAN GAYA BAHASA PADA DIALOG-DIALOG NASKAH DRAMA REPUBLIK BAGONG KARYA N. RINATIARNO Ida Hamidah dan Yusuf Maulana Akbar Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah 0 TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7 Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri individu yang beretika adalah individu tersebut santun berbahasa. Santun berbahasa adalah bagaimana bahasa menunjukkan jarak sosial diantara para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa diperlukan manusia sebagai sarana yang paling utama dan penting untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia harus berinteraksi dengan orang lain agar dapat bertahan hidup. Dalam interaksi denga yang lain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana, yaitu bahasa tulis dan bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur (istilah Kridalaksana pertuturan speech act, speech event) adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM 120388201079 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur merupakan tindakan yang terjadi dalam setiap proses komunikasi dengan menggunakan bahasa. Berbahasa dalam bentuk berbicara merupakan bagian dari keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk karya sastra berupa novel. Novel dibangun melalui beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat mirip dengan dunia nyata

Lebih terperinci

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan 1 BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Bahasa merupakan produk budaya yang paling dinamis dalam pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan pemikiran, permintaan, dan perasaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan pikiran manusia. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif bagi manusia. Tanpa bahasa, sulit

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) sucimuliana41@yahoo.com Abstrak Penelitian yang berjudul tindak tutur ekspresif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melalui bahasa manusia dapat berkomunikasi dengan sesama untuk memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk menyatakan pikiran dan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). 2.1.1 Tindak Tutur Istilah dan teori tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan wujud yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. Setiap komunikasi dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki makna yang sama. Salah satu fungsi dari bahasa adalah sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki makna yang sama. Salah satu fungsi dari bahasa adalah sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan cerminan dari suatu masyarakat penuturnya dan karya manusia yang hidup. Sebagai sesuatu yang hidup, ia mengalami perkembangan; yaitu mengalami

Lebih terperinci