PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER MELUKIS DI SD MUHAMMADIYAH I MALANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER MELUKIS DI SD MUHAMMADIYAH I MALANG"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER MELUKIS DI SD MUHAMMADIYAH I MALANG ARTIKEL ILMIAH OLEH YULISTINE DWI SUSANTI NIM UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA MEI 2012

2 HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH Nama : Yulistine Dwi Susanti Nim : Prodi/Jurusan : Pendidikan Seni Rupa/ Seni dan Desain Telah menyelesaikan artikel ilmiah dengan judul Pelaksanaan Pembelajaran Ekstrakurikuler Melukis di SD Muhammadiyah I Malang. Malang, 24 Mei 2012 Penulis Yulistine Dwi Susanti NIM Mengetahui, Pembimbing I Pembimbing II Drs. Mistaram, M.Pd, Ph.D Dra. Tjitjik Sriwardhani, M.Pd NIP NIP

3 PELAKSANAAN PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER MELUKIS DI SD MUHAMMADIYAH I MALANG Yulistine Dwi Susanti, Mistaram, dan Tjitjik Sriwardhani Universitas Negeri Malang yulistine_cs@yahoo.co.id ABSTRAK: Kegiatan ekstrakurikuler yang sering juga disebut ekskul merupakan kegiatan tambahan di suatu lembaga pendidikan, yang dilaksanakan diluar kegiatan kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar akademik. Ekstrakuriktiler sendiri artinya kegiatan yang dilakukan siswa sekolah di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai universitas. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan (1) pengelolaan kegiatan (2) pelaksanaan pembelajaran ekstrakurikuler melukis, (3) hasil karya siswa ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi serta dianalisis dengan teknik deskriptif dan kualitatif. Hasil penelitian adalah: (1) pengelolaan ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang belum mengalami kendala selama 3 tahun dilaksanakan, (2) Pelaksanaan ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang merupakan kegiatan yang menekankan kegiatan mewarnai dengan menggunakan metode pemberian pola, (3) hasil karya siswa dalam satu kelas cenderung menunjukkan kemiripan atau hampir sama, dalam hal ini berkaitan dengan warna. Kata Kunci: ekstrakurikuler, melukis, SD Kegiatan ekstrakurikuler yang sering juga disebut ekskul merupakan kegiatan tambahan di suatu lembaga pendidikan, yang dilaksanakan diluar kegiatan kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar akademik. Ekstrakuriktiler sendiri artinya kegiatan yang dilakukan siswa sekolah di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai universitas. SD Muhammadiyah 1 Malang adalah salah satu sekolah dasar di Malang yang menyediakan beragam kegiatan ektrakurikuler, antara lain: drum band, pencak silat, qiro ah, melukis, teater, dll. Dari semua bidang kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini, hampir semuanya diajarkan oleh tenaga kependidikan dari pihak luar sekolah, misalnya sanggar, dll. Seperti salah satunya yaitu kegiatan ekstrakurikuler melukis, pada kegiatan ini siswa dibimbing oleh tenaga pengajar dari sanggar LKM (Lembaga Kesenian Malang). Hal ini sejalan dengan pendapat Martinis Yamin (2008) bahwa pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Selain hal tersebut, sekolah juga menyediakan fasilitas, sarana dan prasarana yang cukup memadai untuk

4 kegiatan ekstrakurikuler melukis, misalnya kondisi bangunan sekolah yang baik dan fasilitas berupa buku gambar dan alat pewarna untuk setiap masing-masing siswa. Dalam pelaksanaannya khusus untuk ekstrakurikuler melukis merupakan kegiatan ekstrakurikuler wajib bagi siswa kelas 1 dan 2. Hal ini sebenarnya tidak sejalan dengan pendapat Dr. E. Mulyasa (2009) yang mengatakan bahwa pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik. Kaitannya dengan hal tersebut di atas peneliti ingin mendeskripsikan bagaimana proses pembelajaran ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang, serta mengetahui pengelolaan yang diterapkan sekolah untuk kegiatan ekstrakurikuler melukis serta mendokumentasikan hasil karya siswa perserta kegiatan ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang. Sehingga dilakukan penelitian dengan judul Pelaksanaan Pembelajaran Ekstrakurikuler Melukis di SD Muhammadiyah I Malang. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yang akan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat yang berhubungan dengan pengelolaan, kegiatan pembelajaran mulai dari perencanaan sampai pada evaluasi pembelajaran, dan hasil karya siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah I Malang, merupakan sekolah dasar yang menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler didukung dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang cukup memadai, termasuk didalamnya ekstrakurikuler melukis. Penelitian akan difokuskan pada kelas yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang. Sebagai langkah untuk memperoleh data yang relevan, maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: observasi, wawancara dan dokumentasi. Sesuai dengan fokus masalah yang diteliti, maka sumber data yang dibutuhkan adalah data yang diperoleh secara langsung dari lapangan berupa catatan hasil observasi tentang proses pembelajaran ekstrakurikuler melukis, catatan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru koordinator/ pengelola kegiatan ekstrakurikuler melukis, guru pengajar kegiatan ekstrakurikuler melukis dan kepala sekolah, serta hasil dokumentasi berupa karya gambar siswa dan foto kegiatan pembelajaran. KAJIAN TEORI Kegiatan ekstrakurikuler yang sering juga disebut ekskul merupakan kegiatan tambahan di suatu lembaga pendidikan, yang dilaksanakan diluar kegiatan kurikuler (E. Mulyasa. 2007: 111). Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan ( Martinis Yamin.2008:159). Hal yang sama dikemukakan oleh Mulyasa (2009) Dalam struktur kurikulum pendidikan umum, dijelaskan bahwa pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

5 mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. HASIL Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Melukis Tujuan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler melukis di sekolah ini dimaksudkan untuk mengembangkan bakat yang dimiliki oleh siswa dalam bidang kesenian khususnya menggambar, untuk mendukung kegiatan ini sekolah menyediakan fasilitas berupa buku gambar dan alat warna kepada masing-masing siswa. Pembimbing atau guru yang mengajar kegiatan ekstrakurikuler melukis di sekolah ini dari lembaga luar sekolah yaitu LKM (Lembaga Kesenian Malang). Jumlah pengajar untuk kegiatan ekstrakurikuler melukis berjumlah 3 orang, antara lain: Ibu Uswa mengajar kelas 1, Pak Zainal Abidin mengajar kelas 2A dan Ibu Renita mengajar kelas 2B. Peserta kegiatan ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang ini adalah siswa kelas 1 dan kelas 2. Sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu Sri Murti selaku salah satu koordinator ekskul melukis sekaligus walikelas 1 di SD Muhammadiyah I Malang, mengenai kebijakan sekolah yang mewajibkan siswa kelas 1 dan 2 untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler melukis, yang demikian bukan berarti tanpa pertimbangan. Namun hal tersebut didasarkan atas pemikiran bahwa siswa kelas 1 dan 2 belum cukup bisa untuk memutuskan sendiri langkahnya harus kemana atau memilih ekskul yang tepat untuk bisa mereka ikuti sesuai dengan bakat dan minat yang mereka miliki. Selain itu, menurut pendapat beliau kegiatan menggambar atau melukis ini merupakan kegiatan yang sangat disenangi siswa untuk usia anak-anak seperti kelas 1 dan 2. Demikian pula penuturan kepala sekolah yang menjelaskan mengenai kebijakan sekolah mewajibkan kegiatan ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang yaitu siswa dirasa belum mampu untuk menentukan harus kemana atau memilih ekstrakurikuler yang tepat sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, selain hal tersebut kegiatan melukis ataupun mewarna ini sangat baik untuk melatih kemampuan motorik siswa sehingga akan baik untuk perkembangan siswa dimasa depan. Jumlah siswa peserta kegiatan ekstrakurikuler melukis adalah sebagai berikut: kelas 1 berjumlah ±35 siswa, kelas 2A berjumlah ±28 siswa, kelas 2B berjumlah ±25 siswa. Kegiatan ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang dilaksanakan setiap satu minggu sekali selama ± 60 menit yaitu pada hari Sabtu, dimulai dari pukul WIB. Selama ini kegiatan ekstrakurikuler melukis selalu dilaksanakan didalam ruang kelas. Pelaksanaan Pembelajaran Ekstrakurikuler Melukis Perencanaan pembelajaran adalah suatu perangkat yang dibuat oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan rencana. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada para pengajar ekstrakurikuler melukis, didapatkan informasi bahwa para pengajar dalam pelaksanaannya menggunakan rencana pembelajaran untuk mengajar kegiatan ekstrakurikuler melukis. Setelah dilakukan pendokumentasian RPP yang digunakan pengajar ekstrakurikuler melukis baik kelas

6 1 maupun kelas 2 adalah sama. Baik mengenai materi, tujuan yang akan dicapai dan alat evaluasi yang digunakan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti dengan cara mengamati setiap pembelajaran di masing-masing kelas ekstrakurikuler melukis didapati bahwa materi yang diajarkan kepada siswa berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran tidak sejalan dengan rencana pembelajaran yang ada. Strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran secara garis besar adalah sama yaitu dengan memberikan contoh kepada siswa, dalam hal ini adalah cara mewarnai. Dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat dimungkinkan adanya interaksi, baik antara guru dan murid, juga antara murid dan murid. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan peneliti, suasana kegiatan siswa disaat kegiatan pembelajaran lebih menunjukkan sikap yang kurang serius dengan bahasa yang berbeda pengajar esktrakurikuler mengungkapkan suasana tersebut yaitu kegiatan belajar sambil bermain agar siswa lebih senang dengan kegiatan ekstrakurikuler melukis. Namun kenyataannya kondisi tersebut menjadi tidak menguntungkan bagi guru, terlihat guru terkadang kesulitan mengatur dan mengendalikan ketertiban siswa, sehingga tidak jarang ditemui siswa yang berkelahi, menangis, juga ada beberapa siswa yang enggan untuk mengerjakan tugas dari guru karena keasyikan bermain dengan temannya bahkan ada siswa yang memberontak disaat guru menyuruh untuk kembali mengerjakan tugasnya. Peralatan yang digunakan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler melukis selain buku gambar dan crayon antara lain: alat tulis, kuas, kain lap, spidol kecil warna hitam dan pensil kaca. Dalam berkarya kuas digunakan untuk membersihkan sisa-sisa krayon pada buku gambar agar tidak mengotori buku gambar atau obyek-obyek lain pada gambar jika tanpa sengaja tergores telapak tangan. Kain lap digunakan untuk membersihkan atau mengelap ujung krayon saat akan digunakan, sebab setelah digunakan biasanya ujung krayon akan tercampur dengan warna lain. Spidol kecil digunakan untuk menebali garis atau outline gambar. Pensil kaca digunakan untuk menebali garis setelah diwarna dengan krayon, dikarenakan krayon mengandung minyak jika di-outline menggunakan spidol maka tidak akan menyatu sehingga digunakan pensil kaca. Jenis penilaian yang dilakukan berupa penilaian non tes, yang meliputi: kerapian dalam mewarnai ( arah goresan pewarna, warna blok, tidak terdapat noda putih) dan kreatifitas siswa (keragaman warna yang digunakan siswa). Sistem penilaian menggunakan penilaian kuantitatif dan kualitatif. Dengan rincian sebagai berikut: A= , B= 84-75, C=74-60, D=< 60. Hasil Karya Siswa Hasil karya merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler melukis yang ditunjukkan dengan dokumentasi gambar/ karya siswa. Dari hasil pendokumentasian yang dilanjutkan dengan analisis data, didapatkan bahwa karya siswa bersifat homogen, hal ini berkaitan dengan strategi atau metode yang diterapkan guru dalam pembelajaran. Namun dalam segi pemilihan warna, karya siswa sangat beragam dan sangat ekspresif, dinamis dan sangat berani dalam mencampur dan memadukan warna, dapat diamati pada gambar di bawah ini.

7 Karya: Airen Karya: M.Arsha Karya: Fitri Gambar diatas merupakan karya siswa kelas 1 peserta ekstrakurikuler melukis, adapun karya siswa kelas 2 juga memiliki kedinamisan dalam hal pemilihan warna, di bawah ini adalah gambar karya siswa kelas 2. Karya: Fakhringga Karya: Ikrima Karya: Putri PEMBAHASAN Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler Melukis SD Muhammadiyah I Malang merupakan sekolah yang menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler, termasuk didalamnya ekstrakurikuler berkesenian yang biasa disebut dengan Ekstrakurikuler Melukis. Melukis pada hakekatnya adalah kegiatan menggambar yang fungsinya mengarah pada ekspresi seni murni secara bebas individual dan tidak selalu terikat pada ketentuan-ketentuan seperti halnya menggambar. Jika ditinjau dari kegiatan pembelajarannya, kegiatan ekstrakurikuler di SD Muhammadiyah I Malang tidak mengarah pada kegiatan menggambar bebas atau menggambar ekspresif, namun lebih mengarah pada kegiatan mewarna. Sebab dalam proses pembelajarannya, siswa lebih ditekankan pada kegiatan mewarnai atau berekpresi dalam media warna. Selain hal tersebut diatas dalam pelaksanaannya, sekolah membuat kebijakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler ini diwajibkan untuk siswa kelas 1 dan kelas 2. Kegiatan Pengembangan diri seharusnya ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan bakat dan minat setiap peserta didik, dalam struktur kurikulum pendidikan umum, dijelaskan bahwa pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar akademik. Apabila kegiatan ekstrakurikuler melukis merupakan kegiatan wajib bagi siswa secara tidak langsung kegiatan ini bersifat memaksa kepada siswa, dengan kata lain telah mengenyampingkan daripada hakikat atau tujuan ekstrakurikuler sendiri. Jika dikorelasikan dengan struktur kurikulum pendidikan umum seperti yang

8 dijelaskan di atas, mewajibkannya kegiatan ekstrakurikuler untuk anak hal ini sama dengan membatasi kesempatan anak untuk mengembangkan kemampuan atau bakat yang dimilikinya. Sejalan dengan tujuan pendidikan seni di SD, sekolah mestinya menawarkan pengalaman belajar yang relevan dengan minat dan kematangan intelektual, sosial dan estetis murid. Selain hal tersebut kegiatan seni pada usia sekolah dasar tingkat rendah harus menekankan minat yang mempribadi karena pengalaman menggambar dan melukis akan berkembang dari minat anak. Dalam pelaksanaannya berkaitan dengan tenaga kependidikan, sekolah memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler ini dengan mendatangkan guru pengajar dari sanggar. Menurut kepala sekolah, hal tersebut untuk keprofesionalan, dimaksudkan agar siswa benar-benar mampu dan dapat berkembang pada bidang kesenian khususnya menggambar dengan ditangani langsung oleh ahlinya dan bukan hanya untuk kegiatan ekstrakurikuler melukis saja namun untuk semua kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler ini tidak memberikan pengaruh pada penilaian kegiatan intra siswa, misalnya siswa bisa tidak naik kelas dikarenakan kendala kehadiran atau presensi ekstrakurikuler melukis atau nilainya tidak begitu memuaskan. Dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler melukis sekolah masih belum mengalami kendala. Pelaksanaan Pembelajaran Ekstrakurikuler Melukis Metode yang digunakan dalam mengajar ekstrakurikuler melukis merupakan metode pemberian pola. Metode pemberian pola mempunyai pengertian yaitu pola dalam bentuk benda nyata atau gambar jadi yang disajikan guru. Dalam kegiatan berkarya (mengekspresikan diri) ke dalam rancangan dan karya seni rupa apa yang dilakukan oleh siswa harus mengikuti pola yang disediakan oleh guru. Pada kegiatan ekstarkurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang ini, guru memberikan gambar yang sudah jadi kepada siswa, untuk kemudian siswa berkarya atau berekspresi dengan media warna. Selain metode pemberian pola, khusus kelas 1 pengajar juga menerapkan metode dikte kepada anak-anak. Terlihat dalam kegiatan mewarna bersama, dimana guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam memilih warna untuk mewarna bersama-sama. Pemberian pola tersebut pada dasarnya merupakan pembatasan ide/gagasan yang akan diekspresikan oleh setiap siswa. Seperti halnya metode yang diterapkan guru dalam pembelajarannya di ekstrakurikuler melukis SD Muhammadiyah I Malang, hal tersebut jelas merupakan pembatasan ekspresi siswa dalam menuang gagasannya dalam menggambar, namun dengan pertimbangan bahwa belajar bertujuan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu yang dirancang dan dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, maka pemberian pola disini dapat diartikan sebagai tuntunan, kegiatan membiasakan, mengarahkan dan membina keterampilan kreatif siswa dalam menggambar dan mewarnai sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran ekstrakurikuler melukis kenyataan siswa lebih cenderung menunjukkan sikap kurang tertarik terhadap kegiatan ekstrakurikuler melukis, misalnya siswa lebih menampakan sikap bermain-main, mengeluh capek, memberontak saat guru kembali menyuruh untuk mengerjakan tugas, dan kurang bisa serius serta kurang bertanggungjawab terhadap pembelajaran. Selain hal tersebut, guru juga kurang bisa menguasai kelas untuk menertibkan siswa dalam

9 pelaksanaannya di dalam kelas. Sehingga selalu ditemui siswa menangis, enggan mewarnai atau bahkan berkelahi ditengah kegiatan pembelajaran. Kegiatan seni pada usia sekolah dasar tingkat rendah seharusnya disesuaikan atau menekankan minat yang mempribadi kepada siswa karena pengalaman menggambar dan melukis akan berkembang dari minat anak. Sehingga munculnya prilaku dan sikap siswa yang demikian tentu bukan hal yang mengherankan, sehingga seringkali pengajar juga mengalami kesulitan dalam membimbing siswa Faktor Pendukung merupakan faktor-faktor yang mendukung kelancaran kegiatan siswa dalam kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler melukis, antara lain: (1) fasilitas sekolah berupa ruang kelas yang nyaman; (2) sekolah mendatangkan tenaga pengajar dari sanggar; (3) sekolah juga menyediakan buku gambar dan krayon; (4) selain peralatan yang disediakan sekolah, masing-masing siswa mempunyai peralatan yang lengkap seperti krayon 48, kuas, kain lap, pensil kaca, spidol kecil warna hitam. Faktor Penghambat, merupakan hal-hal yang menghambat kelancaran kegiatan pembelajaran siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler melukis, antara lain: (1) minat, ketertarikan atau keinginan siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler melukis. Sebagian dari siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler melukis menunjukkan ciri-ciri kurang tertarik terhadap kegiatan ekstrakurikuler melukis yang mereka ikuti; (2) guru kurang memahami karakter dan fase-fase perkembangan seni pada anak, sehingga guru menginginkan siswa menghasilkan gambar yang baik atau tidak sesuai dengan fase perkembangan anak; (3) metode yang digunakan guru berupa metode pemberian pola merupakan pembatasan atau pengekangan siswa dalam berekspresi menuang gagasan atau ide dalam sebuah karya gambar; (4) dalam kegiatan pembelajaran siswa sulit diarahkan dan ditertibkan sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai seperti yang telah direncanakan. Hasil Karya Siswa Hasil belajar seni adalah capaian kemampuan belajar yang telah dilakukan oleh siswa sesuai dengan batasan lingkup materi seni pada periode atau tingkatan tertentu. Secara umum hasil belajar seni merupakan bukti dari aktivitas pendidikan yang diikuti oleh setiap siswa. Kreativitas yang dapat dikembangkan pada kegiatan mewarnai gambar bagi anak SD adalah adanya kebebasan untuk memilih, mengaplikasikan, menggores dan mengkombinasikan unsur warna pada obyek gambar yang diwarnainya sesuai keinginan anak. Dalam pembelajarannya di kegiatan ekstrakurikuler melukis dengan guru menerapkan metode pemberian pola dan setelah dilakukan deskripsi dan apresiasi pada setiap karya siswa, didapatkan bahwa pada setiap karya siswa pada kelas yang sama memiliki kecenderungan sama, namun karya siswa dalam hal pemilihan warna tetap terlihat dinamis dan ekspresif misalnya dari segi goresan, teknik dan pengaplikasian warna. PENUTUP Kesimpulan Kegitan ekstrakurikuler melukis diadakan di SD Muhammadiyah I Malang ± 3 tahun sebelum peneliti mengadakan penelitian di sekolah tersebut. Selama itu pula pihak sekolah belum mengalami kendala dalam pengelolaannya. Namun hingga saat

10 ini belum tampak hasil atau prestasi yang menonjol yang ditunjukkan oleh siswa peserta ekstrakurikuler melukis. Pelaksanaan ekstrakurikuler melukis di SD Muhammadiyah I Malang merupakan kegiatan yang menekankan kegiatan mewarnai dengan menggunakan metode pemberian pola, bukan merupakan kegiatan menggambar bebas ataupun melukis. Minat sangat berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran, kaitannya dengan kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler melukis guru kesulitan mengarahkan dan menertibkan siswa, siswa cenderung menunjukkan sikap kurang perhatian pada pembelajaran, memberontak, bermain-main, enggan atau hanya diam saja dan mengerjakan tugas dari guru, sehingga tujuan pembelajaran sulit dicapai. Hasil karya siswa dalam satu kelas cenderung menunjukkan kemiripan atau hampir sama, dalam hal ini berkaitan dengan warna. Saran Berkaitan dengan pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler melukis, sekolah mungkin bisa melakukan beberapa hal di bawah ini untuk lebih memajukan kegiatan ekstrakurikuler melukis, antara lain: (1) sejak awal pihak sekolah mencari tahu bakat, minat, dan kemampuan masing-masing siswa. misalnya dengan tes kemampuan, dll; (2) pihak sekolah mengarahkan siswa untuk mengikuti satu kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minat siswa; (3) pihak sekolah memperhatikan penyusun kurikulum atau silabus kegiatan ekstrakurikuler yang dibuat oleh pengajar agar jelas tujuan, proses, target, dan evaluasinya; (4) sekolah sebaiknya mempunyai kerja sama antarsekolah. Misalnya, untuk mengukur tingkat kemampuan siswa yang selama ini diperoleh melalui kegiatan ekstrakurikuler diadakan kegiatan lomba lukis atau menggambar antar sekolah. Melalui kegiatan ini, kemampuan siswa akan semakin terasah. Berkaitan dengan kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler melukis, beberapa masukan yang mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan bagi para pengajar ekstrakurikuler melukis antara lain: (1) sebaiknya siswa sesekali diberikan kebebasan dalam menuang gagasannya dalam menggambar, hal ini dimaksudkan agar siswa tetap dapat berekspresi; (2) guru sebaiknya jangan memaksakan karya siswa harus bagus atau setara dengan gambar orang dewasa. Dengan kata lain sebaiknya pembelajaran atau kegiatan berkesenian harus disesuaikan dengan karakter peserta didik dan fase perkembangan menggambar anak; (3) untuk mengatasi siswa-siswa yang kurang berminat atau kurang antusias sebenarnya bisa disiasati dengan beberapa cara misalnya dengan media atau metode yang digunakan guru untuk mengajar, dimana bisa menumbuhkan rasa keingintahuan siswa. Dari rasa keingintahuan tersebut bisa menjadi suatu langkah awal untuk menarik perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran. DAFTAR RUJUKAN Mulyasa, E Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mulyasa, E Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

11 Universitas Negeri Malang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang. Yamin, Martinis, H Paradigma Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung Persada Press.

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan dan perwujudan diri individu dalam pembangunan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan dan perwujudan diri individu dalam pembangunan bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama bagi perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini sebagai fase pertama sistem pendidikan seumur hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun manusia yang memiliki kepribadian. Hal ini juga diwujudkan oleh pemerintah, dengan membangun

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan Ekstrakurikuler Kesenian di Sekolah Dasar merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang mendukung mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta untuk membantu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Esti imaniatun NIM : 7101409296 Prodi : Pend. Ekonomi Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

ANGKET UNTUK WAKIL KEPALA SEKOLAH KURIKULUM

ANGKET UNTUK WAKIL KEPALA SEKOLAH KURIKULUM ANGKET UNTUK WAKIL KEPALA SEKOLAH KURIKULUM Nama : NIP : Sekolah : Bagian A. Standar Isi Berilah tanda checklist ( ) pada pilihan yang sesuai bagi setiap pertanyaan berikut: 1. Pembelajaran didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan pada banyak media yang ditemukannya, seperti dinding, kain alas tempat tidur, kertas,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH Disusun oleh: Eko Prastyo Herfianto 2101409072 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

Pengaruh Kreativitas dan Cara Belajar Terhadap Hasil Belajar Bahasa Jawa Pada Siswa Kelas VII di MTs Roudlotush Sholihin Jemur Kebumen Tahun 2015/2016

Pengaruh Kreativitas dan Cara Belajar Terhadap Hasil Belajar Bahasa Jawa Pada Siswa Kelas VII di MTs Roudlotush Sholihin Jemur Kebumen Tahun 2015/2016 Pengaruh Kreativitas dan Cara Belajar Terhadap Hasil Belajar Bahasa Jawa Pada Siswa Kelas VII di MTs Roudlotush Sholihin Jemur Kebumen Tahun 2015/2016 Oleh: Ahmar Rahardani Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi yang dimiliki siswa berbeda-beda, begitu juga dengan cara mengembangkan potensi yang dimiliki. Cara mengembangkan bergantung kepada keinginan yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berekspresi adalah ungkapan perasaan berdasarkan pada imijinasi,

BAB I PENDAHULUAN. Berekspresi adalah ungkapan perasaan berdasarkan pada imijinasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengekspresikan diri melalui karya seni lukis/gambar merupakan salah satu kompetensi dasar yang terdapat pada mata pelajaran seni budaya di SMP kelas VIII. Salah satu

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS BIMBINGAN EKSTRA KURIKULER

PELUANG BISNIS BIMBINGAN EKSTRA KURIKULER PELUANG BISNIS BIMBINGAN EKSTRA KURIKULER Disusun Oleh : N A M A : MUHAMMAD GEA ALRASYID N I M : 11. 02. 8027 PROGRAM STUDI JURUSAN : LINGKUNGAN BISNIS : D3 MI ABSTRAK Peluang Bisnis Bimbingan Ekstrakurikuler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran yang sangat penting, karena dengan pembelajaran bahasa anak memiliki keterampilan dan kemahiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus dilakukan sampai saat ini secara berkesinambungan. Berbagai upaya dilakukan demi meningkatkan kualitas pendidikan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengetahuan serta membentuk kepribadian individu. Sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengetahuan serta membentuk kepribadian individu. Sehubungan 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama berorientasi pada kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa negara.

Lebih terperinci

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI

Lebih terperinci

BAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro

BAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro BAB II KEGIATAN PPL A. KEGIATAN PPL Rangkaian kegiatan PPL dimulai sejak mahasiswa di kampus sampai di SMA Negeri 7 Purworejo. Penyerahan mahasiswa di sekolah dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2014. Praktik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun oleh Nama : Novian Fitri Nurani NIM : Prodi : Pendidikan Biologi

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun oleh Nama : Novian Fitri Nurani NIM : Prodi : Pendidikan Biologi LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG Disusun oleh Nama : Novian Fitri Nurani NIM : 4401409039 Prodi : Pendidikan Biologi FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Menyadari pentingnya proses

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MELUKIS MENGGUNAKAN SIKAT GIGI TAMAN KANAK-KANAK PADANG

PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MELUKIS MENGGUNAKAN SIKAT GIGI TAMAN KANAK-KANAK PADANG PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI MELUKIS MENGGUNAKAN SIKAT GIGI TAMAN KANAK-KANAK PADANG MARTINIS Abstrak: Kemampuan kreativitas anak masih rendah karena guru tidak menggunakan media yang bervariasi,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENERAPAN METODE THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI PABELAN 01 KARTASURA SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk

Lebih terperinci

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang

Lebih terperinci

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salahsatu kewenangan otonomi daerah yaitu memiliki kewenangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salahsatu kewenangan otonomi daerah yaitu memiliki kewenangan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salahsatu kewenangan otonomi daerah yaitu memiliki kewenangan untuk memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah (Undang-Undang, 1999). Sehingga keanekaragaman

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 10 MAGELANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 10 MAGELANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 10 MAGELANG Disusun oleh : Nama : Dede Eri Patria NIM : 2501409037 Program Studi : Pendidikan Seni Musik FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU Arni Anggriyani 1 ABSTRAK Pengembangan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 TENGARAN. Disusun oleh: Ahmad Zahry Mujadid Pendidikan Seni Musik

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 TENGARAN. Disusun oleh: Ahmad Zahry Mujadid Pendidikan Seni Musik LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 TENGARAN Disusun oleh: Ahmad Zahry Mujadid 2501409030 Pendidikan Seni Musik FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 PENGESAHAN Laporan

Lebih terperinci

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI Ni Nyoman Ayu Surasmi 1 ABSTRAK Permasalahan pokok dalam penelitian ini

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014 UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN PLASTISIN PADA ANAK PLAYGROUP DI PAUD NUR ROHMAH PLUPUH SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA Dra. Isnaeni Praptanti, M.Pd., dan Drs. Karma Iswasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan, yang menampung peserta didik dan dibina agar mereka memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Dalam proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya pencapaian pendidikan yang berkualitas, peran guru sangat menentukan sebuah keberhasilan proses belajar mengajar. Guru dituntut menciptakan lingkungan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan.

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Pendidikan. Meningkatkan Keterampilan Menyelesaikan Operasi Hitung Campuran Bilangan Cacah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Turnamen Game Tim Atau TGT Pada Siswa Kelas II SDN V Toili Kabupaten Banggai LEMBAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persoalan lemahnya kreativitas siswa dalam proses pembelajaran Seni Tari di sekolah, antara lain disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: 1) cara belajar siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni khususnya seni tari pada saat ini sudah banyak dipelajari diberbagai lembaga pendidikan formal maupun non formal, seperti sekolah negri atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara. 1 Dalam mewujudkan kecerdasan bangsa yaitu dengan belajar, dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 BATANG. Disusun Oleh : Nama : Akbar Wimboko NIM : Prodi : Pendidikan Bahasa Jawa

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 BATANG. Disusun Oleh : Nama : Akbar Wimboko NIM : Prodi : Pendidikan Bahasa Jawa LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 BATANG Disusun Oleh : Nama : Akbar Wimboko NIM : 2601409061 Prodi : Pendidikan Bahasa Jawa FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG Disusun oleh : Nama : Mega Eriska R.P. NIM : 4101409069 Prodi : Pendidikan Matematika, S1 FAKULTAS MATEMTAIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1 UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS MELALUI MENGGAMBAR BEBAS PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH 03 NGRINGO JATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kini telah menjadi suatu kebutuhan. Berbagai literature dan laporan

BAB I PENDAHULUAN. kini telah menjadi suatu kebutuhan. Berbagai literature dan laporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tidak dapat disangkal bahwa pendidikan musik anak di Indonesia kini telah menjadi suatu kebutuhan. Berbagai literature dan laporan penelitian tentang pengaruh

Lebih terperinci

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERBASIS PAIKEM DI SD NEGERI 2 GROBOGAN, KECAMATAN GROBOGAN, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Seni 1. Pengertian Seni Menurut Soedarso (1988: 16-17) bahwa kata seni berasal dari bahasa Sansekerta sani yang berarti pemujaan, palayanan, donasi, permintaan atau mata pencaharian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam berkarya seni, setiap individu selalu ingin mengkomunikasikan karyanya kepada orang lain dan sekaligus memuaskan orang lain tersebut. Individu tidak akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN Disusun oleh : Nama : Annisa Candra Sekar NIM : 5401409029 Prodi : PKK S1 (Tata Busana) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i

Lebih terperinci

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU Indriwati 1 ABSTRAK Masalahan pokok dalam artikel ini adalah kreativitas anak yang belum berkembang sesuai harapan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu alat komunikasi dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan hasil kebudayaan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Pada prinsipnya

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Pada prinsipnya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Pada prinsipnya fungsi tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Menulis sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pendidikan, seni dan teknologi yang sangat pesat, hal ini berpengaruh terhadap berbagai aspek. Salah satunya terhadap kegiatan intrakulikuler

Lebih terperinci

TARI ZAPIN PECAH LIMA SEBAGAI STIMULUS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM PROSES EKSPLORASI GERAK TARI

TARI ZAPIN PECAH LIMA SEBAGAI STIMULUS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM PROSES EKSPLORASI GERAK TARI TARI ZAPIN PECAH LIMA SEBAGAI STIMULUS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DALAM PROSES EKSPLORASI GERAK TARI Putri Nandia Septiawani Program Studi Pendidikan Seni Tari dan Musik FKIP UNTAN Email : putrinandia89@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah mendukung kepemilikan kompetensi tamatan Sekolah Dasar yang memiliki pengetahuan, nilai,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 GRABAG TAHUN AJARAN 2012/2013

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 GRABAG TAHUN AJARAN 2012/2013 LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMA NEGERI 2 GRABAG TAHUN AJARAN 2012/2013 Disusun oleh : Nama : Damar Aji Widiarso NIM : 3101409034 Prodi. : Pend Sejarah FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG (Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG UPT SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) KABUPATEN BANDUNG 2017 DESAIN PEMBELAJARAN Oleh: Yaya Sukarya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMP NEGERI 1 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMP NEGERI 1 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMP NEGERI 1 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Yenni Indriyani NIM : 2401409019 Prodi. : Pendidikan Seni Rupa FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA Zulfa 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan merupakan wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Proses

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs. NEGERI BRANGSONG KENDAL

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs. NEGERI BRANGSONG KENDAL LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs. NEGERI BRANGSONG KENDAL Disusun oleh : Nama : Naili Surayya NIM : 2701409050 Prodi : Pendidikan Bahasa Arab FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik pengalaman lapangan (PPL) dilaksanakan kurang lebih selama dua bulan, dimana mahasiswa PPL harus benar-benar mempersiapkan diri baik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG Disusun oleh Nama : Rosadi NIM : 6102409017 Prodi : PGPJSD, S1 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya sadar yang dilakukan oleh manusia untuk memperluas pengetahuan. Selain itu pendidikan merupakan proses bagi setiap manusia

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan yang wajib ditempuh oleh mahasiswa S1 UNY program kependidikan karena orientasi utamanya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter

I. PENDAHULUAN. bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan di Indonesia bertujuan membentuk manusia yang berkualitas bukan hanya dari potensi akademik melainkan juga dari segi karakter individu, dan hal ini

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 MAGELANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 MAGELANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 MAGELANG Disusun oleh : Nama : PRADIPTA ARDI N NIM : 2401409032 Prodi : Pendidikan Seni Rupa FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN EKPRESI SENI MEMATUNG SISWA MELALUI METODE EKSPRESI BEBAS DI KELAS IX-4 SMP NEGERI 1 PANAI TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN EKPRESI SENI MEMATUNG SISWA MELALUI METODE EKSPRESI BEBAS DI KELAS IX-4 SMP NEGERI 1 PANAI TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015 WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN KETERAMPILAN EKPRESI SENI MEMATUNG SISWA MELALUI METODE EKSPRESI BEBAS DI KELAS IX-4 SMP NEGERI 1 PANAI TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Penegasan Judul 1. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun suatu bangsa, pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara efektif dapat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU KELOMPOK B DI TK PERTIWI CEPORAN I GANTIWARNO KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU KELOMPOK B DI TK PERTIWI CEPORAN I GANTIWARNO KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI KEGIATAN GERAK DAN LAGU KELOMPOK B DI TK PERTIWI CEPORAN I GANTIWARNO KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT Anifa Alfia Nur Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Tugas akhir ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang tingkat kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seni sudah sejak lama menjadi salah satu bidang kajian yang diajarkan baik pada pendidikan formal maupun non formal. Dalam pendidikan formal, seni tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif. Sedangkan sikap seseorang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG. Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : Jurusan/Prodi : HKn/PPKn

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG. Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : Jurusan/Prodi : HKn/PPKn LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : 3301409100 Jurusan/Prodi : HKn/PPKn FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di berbagai lembaga pendidikan formal maupun non formal, seperti sekolah negeri atau swasta yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN Idrawati Abstrak Kemampuan motorik kasar anak di TK Melati Kabupaten Solok Selatan masih

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 12 SEMARANG TAHUN 2012/2013. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 12 SEMARANG TAHUN 2012/2013. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 12 SEMARANG TAHUN 2012/2013 Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktik Pengalaman Lapangan 2 (PPL 2) Disusun Oleh : Nama : Laela Niswah

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENERAPAN PEMBELAJARAN MEMBACA DENGAN PERMAINAN KARTU GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK SATU ATAP MARDI PUTRA I WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB XI LAYANAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER

BAB XI LAYANAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER BAB XI LAYANAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER A. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler. Ada beberapa pengertian kegiatan ekstrakurikuler(ekskul) seperti dijelaskan berikut ini : 1. Kegiatan tambahan di luar struktur

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI KELOMPOK B TK PGRI TARIPA

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI KELOMPOK B TK PGRI TARIPA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI KELOMPOK B TK PGRI TARIPA Dian Herawati 1 ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Terdiri beberapa aspek perlakuan dan pengamatan

Lebih terperinci

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK

Suci Lawati Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung ABSTRAK PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI PADA SISWA KELAS X MAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) Suci Lawati 09.21.0081 suciwijay@gmail.com

Lebih terperinci

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG. Disusun oleh: : Anik setyo Utami Nim : Program studi : Pendidikan IPA

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG. Disusun oleh: : Anik setyo Utami Nim : Program studi : Pendidikan IPA LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG Disusun oleh: Nama : Anik setyo Utami Nim : 4001409004 Program studi : Pendidikan IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBELAJARAN. C. Prinsip Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini sebagai berikut.

PEDOMAN PEMBELAJARAN. C. Prinsip Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini sebagai berikut. SALINAN LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 146 TAHUN 2014 TENTANG KURIKULUM 2013 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI PEDOMAN PEMBELAJARAN I. PENDAHULUAN Pendekatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya sekolah yang kuat merupakan suatu kekuatan yang dapat menyatukan tujuan, menciptakan motivasi, komitmen dan loyalitas seluruh warga sekolah, serta memberikan

Lebih terperinci

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017 ANALISIS PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN DI SDN GADINGKEMBAR 2 KECAMATAN JABUNG MALANG Ratih Kartika Werdiningtiyas 1, Cicilia Ika Rahayunita 2, Universitas Kanjuruhan Malang Email: ratihkartika26@gmail.com,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 32 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 32 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 32 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Teguh Afriyadi NIM : 3201409087 Prodi : Pendidikan Geografi FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak

BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak peminatnya dari semua kalangan. Mulai dari anak-anak sudah dimasukan di perguruan-perguruan pencak silat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai karena bahasa adalah sarana interaksi dan alat komunikasi antar manusia. Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan. Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan. Dalam proses pendidikan diperlukan pembinaan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang menampung peserta didik dan dibina agar mereka memiliki kemampuan, kecerdasan dan keterampilan. Dalam proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai fasilitator memiliki pengaruh yang besar dalam proses kegiatan pembelajaran. Salah satunya guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Arif Rohman, 2009: 8). Sedangkan Undang-Undang Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. (Arif Rohman, 2009: 8). Sedangkan Undang-Undang Republik Indonesia Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai usaha menuntun segenap kekuatan kodrat yang ada pada anak didik baik sebagai individu manusia maupun sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling kompleks mengutip istilah Brown (2004: 220), mulai dari imitative

BAB I PENDAHULUAN. paling kompleks mengutip istilah Brown (2004: 220), mulai dari imitative 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang diajarkan secara berkesinambungan pada jenjang pendidikan formal. Mulai

Lebih terperinci