BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persepsi Mekanisme persepsi merupakan suatu peristiwa psikologi dan proses eksternal yang membangkitkan persepsi yang mempengaruhi mata, saraf di bagian visual cortex, yang memberikan efek ke lingkungan yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh susunan saraf pusat. Menurut Eko Hadi Wiyono (2007: 481) dalam bukunya: Persepsi adalah anggapan langsung atas sesuatu Gibson dan Donely (1994: 53) menjelaskan bahwa: Persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu. Manusia secara umum menerima informasi dari lingkungan lewat proses yang sama, oleh karena itu dalam memahami persepsi harus ada proses di mana ada informasi yang di peroleh lewat ingatan organisme yang hidup. Fakta ini memudahkan peningkatan persepsi individu, adanya stimulus yang mempengaruhi individu yang mencetuskan suatu pengalaman dari organisme, sehingga timbul berpikir yang dalam proses perseptual merupakan proses yang paling tinggi. diantaranya: Dalam keterkaitan proses persepsi ada 3 komponen yang sangat terkait 1. Pembelajaran dari pengalaman organisme terhadap stimulus 2. Ingatan dari organisme 3. Through dari komponen satu dan dua (Pembelajaran dan Ingatan). Berdasarkan penjelasan keterkaitan proses persepsi maka organisme/individu harus menerima informasi terlebih dahulu sebelumnya, dimana informasi yang dibutuhkan adalah informasi mengenai bagi hasil. Hal ini dibutuhkan agar organisme/individu dapat memahami informasi yang diproses bersamaan dengan ingatan organisme/individu tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, diantaranya sebagai berikut:

2 Bagi Hasil 1. Faktor Eksternal atau dari luar : - Concreteness, yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit di persepsikan dibandingkan dengan yang objektif. - Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk dipersepsikan dibandingkan dengan hal-hal yang lama. - Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif dibandingkan dengan gerakan yang lambat. - Conditioned stimuli, stimulus yang di kondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan lain lain. 2. Faktor Internal - Motivasi, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon terhadap istirahat - Menarik, hal hal yang menarik lebih di perhatikan daripada yang tidak menarik. - Kebutuhan, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian. - Asumsi, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat, merasakan dan lain-lain Pengertian Bagi Hasil Menurut Muhammad (2005: 176): Bagi hasil adalah sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Sedangkan menurut Ach. Bakhrul Muchtasib (Tanpa Tahun Terbit: Bagi hasil merupakan sistem di mana dilakukannya perjanjian atau ikatan bersama di dalam melakukan kegiatan usaha. Di dalam usaha tersebut diperjanjikan adanya pembagian hasil atas keuntungan yang akan di dapat antara kedua belah pihak atau lebih.

3 Berdasarkan kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa bagi hasil merupakan perjanjian atau ikatan yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dan pengelola dana. Bagi hasil dalam sistem perbankan syari ah merupakan ciri khusus yang ditawarkan kapada masyarakat, dan di dalam aturan syari ah yang berkaitan dengan pembagian hasil usaha harus ditentukan terlebih dahulu pada awal terjadinya kontrak (akad). Besarnya penentuan porsi bagi hasil antara kedua belah pihak ditentukan sesuai kesepakatan bersama, dan harus terjadi dengan adanya kerelaan (An-Tarodhin) di masing-masing pihak tanpa adanya unsur paksaan. Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan di dalam perbankan syari ah terdiri dari dua sistem, yaitu: 1. Profit Sharing Profit sharing menurut etimologi Indonesia adalah bagi keuntungan. Dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Profit secara istilah adalah perbedaan yang timbul ketika total pendapatan (total revenue) suatu perusahaan lebih besar dari biaya total (total cost). Di dalam istilah lain profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Pada perbankan syariah istilah yang sering dipakai adalah profit and loss sharing, di mana hal ini dapat diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan yang diterima atas hasil usaha yang telah dilakukan. Sistem profit and loss sharing dalam pelaksanaannya merupakan bentuk dari perjanjian kerjasama antara pemodal (Investor) dan pengelola modal (enterpreneur) dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, dimana di antara keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai nisbah kesepakatan di awal perjanjian, dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan ditanggung bersama sesuai porsi masing-masing. Kerugian bagi pemodal tidak mendapatkan kembali modal investasinya secara utuh ataupun keseluruhan, dan bagi pengelola modal tidak mendapatkan upah/hasil dari jerih payahnya atas kerja yang telah dilakukannya.

4 Keuntungan yang didapat dari hasil usaha tersebut akan dilakukan pembagian setelah dilakukan perhitungan terlebih dahulu atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan selama proses usaha. Keuntungan usaha dalam dunia bisnis bisa negatif, artinya usaha merugi, positif berarti ada angka lebih sisa dari pendapatan dikurangi biaya-biaya, dan nol artinya antara pendapatan dan biaya menjadi balance. Keuntungan yang dibagikan adalah keuntungan bersih (net profit) yang merupakan lebihan dari selisih atas pengurangan total cost terhadap total revenue. 2. Revenue Sharing Revenue Sharing berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti; hasil, penghasilan, pendapatan. Sharing adalah bentuk kata kerja dari share yang berarti bagi atau bagian. Revenue sharing berarti pembagian hasil, penghasilan atau pendapatan. Revenue (pendapatan) dalam kamus ekonomi adalah hasil uang yang diterima oleh suatu perusahaan dari penjualan barang-barang (goods) dan jasa-jasa (services) yang dihasilkannya dari pendapatan penjualan (sales revenue). Dalam arti lain revenue merupakan besaran yang mengacu pada perkalian antara jumlah out put yang dihasilkan dari kagiatan produksi dikalikan dengan harga barang atau jasa dari suatu produksi tersebut. Di dalam revenue terdapat unsur-unsur yang terdiri dari total biaya (total cost) dan laba (profit). Laba bersih (net profit) merupakan laba kotor (gross profit) dikurangi biaya distribusi penjualan, administrasi dan keuangan. Berdasarkan definisi di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa arti revenue pada prinsip ekonomi dapat diartikan sebagai total penerimaan dari hasil usaha dalam kegiatan produksi, yang merupakan jumlah dari total pengeluaran atas barang ataupun jasa dikalikan dengan harga barang tersebut. Unsur yang terdapat di dalam revenue meliputi total harga pokok penjualan ditambah dengan total selisih dari hasil pendapatan penjualan tersebut. Tentunya di dalamnya meliputi modal (capital) ditambah dengan keuntungannya (profit). Berbeda dengan revenue di dalam arti perbankan. Yang dimaksud dengan revenue bagi bank adalah jumlah dari penghasilan bunga bank yang diterima dari

5 penyaluran dananya atau jasa atas pinjaman maupun titipan yang diberikan oleh bank. Revenue pada perbankan Syari'ah adalah hasil yang diterima oleh bank dari penyaluran dana (investasi) ke dalam bentuk aktiva produktif, yaitu penempatan dana bank pada pihak lain. Hal ini merupakan selisih atau angka lebih dari aktiva produktif dengan hasil penerimaan bank. Perbankan Syari'ah memperkenalkan sistem pada masyarakat dengan istilah Revenue Sharing, yaitu sistem bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana tanpa dikurangi dengan biaya pengelolaan dana. Lebih jelasnya Revenue sharing dalam arti perbankan adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada total seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biayabiaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Sistem revenue sharing berlaku pada pendapatan bank yang akan dibagikan dihitung berdasarkan pendapatan kotor (gross sales), yang digunakan dalam menghitung bagi hasil untuk produk pendanaan bank. 2.3 Bunga Pengertian Bunga Dalam bunga di bank konvensional dapat disebut sebagai balas jasa yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabahnya karena telah mempercayai bank untuk menyimpan uangnya di bank dan bila dilihat dari sisi bank sebagai penyedia kredit maka pihak bank yang akan mendapatkan balas jasa dari nasabah berupa bunga. Dalam kegiatan perbankan berdasarkan prinsip konvensional ada dua macam bunga yang diberikan kepada nasabah yaitu: Pertama adalah bunga simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uang di Bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya, seperti jasa giro, bunga tabungan serta bunga deposito dan harga ini bagi bank merupakan harga beli. Kedua adalah bunga pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah pemnjam kepada bank seperti bunga keredit dan harga ini bagi bank merupakan harga jual.

6 Pada dasarnya suku bunga menurut Myers (1999) dapat dibedakan menjadi suku bunga sederhana dan suku bunga majemuk. Suku buga sederhana mengambil asumsi bahwa yang diinvestasikan. Kenyataannya, semua pelaku bisnis di bidang keuangan menggunakan suku bunga majemuk. Keynes dalam teorinya menyebutkan bahwa tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Menurut teori ini, ada tiga motif seseorang bersedia untuk memegang uang tunai, yaitu motif transaksi, motif berjaga-jaga dan spekulasi (Boediono, 1982). Tiga motif itulah yang merupakan sumber timbulnya permintaan uang yang diberi istilah liquidity preference, artinya permintaan akan uang menurut teori Keynes berlandaskan pada konsepsi bahwa umumnya orang menginginkan dirinya tetap liquid untuk memenuhi tiga motif tersebut. Teori Keynes menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut (tingkat bunga) dengan unsur permintaan akan uang untuk tujuan spekulasi (Boediono, 1982). Permintaan besar apabila tingkat bunga tinggi dan permintaan kecil apabila tingkat bunga rendah. Tabungan, menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga, makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank. Artinya, pada tingkat bunga tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungan. Dasar-Dasar Penetapan Tingkat Suku Bunga Dilihat dari sudut pandang ekonomi makro, pengertian dari tingkat bunga akan dikaitkan dengan dua subyek yaitu pemilik modal dan pemakai modal. Dalam transaksi negosiasi antara kedua belah pihak, tentu saja pemilik modal menginginkan tingkat bunga setinggi-tingginya. Secara umum tingkat bunga dapat dikatakan sebagai harga uang yang ditetapkan dari transaksi antara penawaran dan permintaan uang. Besarnya penawaran dan permintaan dari uang tersebut juga dipengaruhi oleh besarnya arus uang beredar. Faktor utama yang mempengaruhi besarnya tingkat bunga yaitu perkembangan ekonomi, kebijakan pemerintah. Menurut Kasmir (2003) dalam bukunya Manajemen Perbankan suatu bank dalam menetapkan tingkat bunga deposito akan dipengaruhi oleh hal sebagai berikut:

7 a. Faktor Fundamental 1. Keadaan ekonomi dan keuangan nasional Suatu kondisi yang berhubungan dengan tingkat penawaran dan permintaan uang, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap inflasi dan suku bunga deposito. Ilustrasi dapat dimisalkan seperti bank cenderung untuk menaikkan tingkat suku bunga depositonya jika penawaran masyarakat akan dana rendah, sehingga untuk mengantisipasinya keadaan semacam itu bank menawarkan tingkat deposito yang tinggi. 2. Kebijakan pemerintah Dalam menentukan baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi batas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Artinya ada batasan maksimal dan batas minimal untuk suku bunga yang dipinjamkan. Tujuannya adalah agar bank dapat bersaing secara sehat. 3. Persaingan Dalam menarik konsumen agar menyimpan uang dan melakukan pinjaman kepada sebuah bank, maka yang seharusnya dilakukan bank tersebut adalah memperhatikan bunga simpanan dan bunga pinjaman yang ditawarkan oleh pesaing. Dimana bila pesaing member harga untuk bunga simpanan sebesar 15% per tahun maka hendaknya bank yang bersangkutan memberikan harga diatas harga pesaing, namun dengan tetap memperhatikan harga bunga simpanan yang telah ditetapkan oleh BI. 4. Jangka waktu Bunga merupakan jasa bank terhadap deposan yang telah menyimpan dananya di bank yang pada umumnya semakin lama jangka waktu simpanan maka semakin tinggi pula suku bunga yang akan diperoleh deposan. 5. Keadaan intern bank Terlihat pada komposisi dana bank, kebutuhan dana bank dan kebijakan intern bank. Pada umumnya dana bank berasal dari pihak ketiga. Berdasarkan hal tersebut hendaknya bank dalam menentukan tingkat suku bunga deposito harus tetap memperhatikan pula tingkat suku bunga produk lain.

8 b. Faktor Teknis Secara teknis perkembangan tingkat suku bunga dilihat dari pergerakannya, yaitu: 1. Secular Merupakan pergerakan suku bunga yang terjadi atas beberapa lingkaran usaha dalam kurun waktu tahun. Pengamatan pada pergerakan tingkat suku bunga ini berguna untuk mengamati pergerakan tingkat suku bunga jangka panjang. 2. Cyclical Merupakan pergerakan suku bunga yang menjadi bagian dari secular dimana terjadi dalam kurun 3-5 tahun. Pergerakan ini bermanfaat untuk memperkirakan perkembangan tingkat suku bunga dalam jangka menengah. 3. Seasonal and Random Merupakan pergerakan tingkat suku bunga yang dipengaruhi oleh suatu kejadian luar biasa seperti adanya perang, bencana alam, dll. 2.4 Pengertian Minat Definisi minat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 744): Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Menurut Eko Hadi Wiyono (2007: 406): Minat merupakan keinginan yang kuat, gairah, kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu. Menurut John Holland (2008: bpkpenabur.or.id/files/hal %20penguatan%20membaca.pdf): Minat sebagai aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat menjadi indikator dari kekuatan seseorang di area tertentu dimana ia akan termotivasi untuk mempelajari dan menunjukkan kinerja yang tinggi. Berdasarkan pernyataan diatas minat itu timbul didahului oleh pengetahuan dan informasi, kemudian disertai dengan rasa senang dan timbul perhatian terhadapnya serta ada hasrat dan keinginan untuk melakukannya.

9 Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian minat, maka dapat disimpulkan bahwa minat merupakan: 1. Kecenderungan untuk memikirkan dalam jiwa seseorang. 2. Adanya pemusatan penelitian dari individu. 3. Rasa senang yang timbul dalam diri individu terhadap objek. 4. Keinginan dalam diri individu untuk mengetahui, melakukan dan membuktikan lebih lanjut. 5. Pemusatan pikiran, perasaan dan kemauan terhadap objek karena menarik perhatian. Jadi dengan kata lain bahwa minat timbul didahului oleh pengetahuan dan informasi, kemudian disertai dengan rasa senang dan timbul perhatian terhadapnya serta ada hasrat dan keinginan untuk melakukannya. Minat menurut Hurlock (1995: 117) terbagi menjadi 3 aspek, yaitu: a) Aspek kognitif Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat dan berbagai jenis media massa. b) Aspek Afektif Konsep yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu, orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu. c) Aspek Psikomotor Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat. Namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat. Jika seseorang sangat menginginkan objek minat dalam waktu segera. Minat dapat ditimbulkan dengan cara (Effendi, 1993: 72): a) Membangkitkan suatu kebutuhan. b) Menghubungkan dengan pengalaman yang lampau. c) Memberikan kesempatan untuk mendapat hasil yang lebih baik.

10 Beberapa kondisi yang mempengaruhi minat: a) Status ekonomi Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka. b) Pendidikan Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan. Seperti yang dikutip Notoatmojo, 1997 dari L.W. Green mengatakan bahwa Jika ada seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka ia mencari pelayanan yang lebih kompeten atau lebih aman baginya. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan mereka. c) Tempat tinggal Dimana orang tinggal banyak dipengaruhi oleh keinginan yang biasa mereka penuhi pada kehidupan sebelumnya masih dapat dilakukan atau tidak. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan perusahaan riset marketing Asto S Subroto (2008: diungkapkan: Ternyata faktor utama nasabah memilih bank syariah adalah keuntungan emosional atau emotional benefit. Hal ini tercermin dari dua alasan terbesar nasabah, yaitu kesesuaian dengan syariat Islam dan keinginan agar terhindar dari riba. Sementara sisanya, merupakan faktor yang bersifat keuntungan fungsional yang mendasar atau functional benefit. Seperti keamanan, kedekatan lokasi, bagi hasil, dan kualitas layanan. Hasil riset diatas didukung dengan beberapa pendapat para ahli, seperti menurut Moh Khoiruddin (tanpa tahun terbit: 2): Sebagai proses pengambilan keputusan, perilaku konsumen untuk menjadi nasabah sangat dipengaruhi oleh faktor intern, seperti sikap, persepsi,

11 motivasi, dan faktor ekstern, seperti pengaruh kelompok referensi, pendidikan, kondisi sosial dan keluarga. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat yang juga didukung oleh beberapa riset adalah seperti di bawah ini: 1. Faktor dorongan dari dalam (intern) meliputi sikap, persepsi, dan motivasi. 2. Faktor motivasi sosial (ekstern) meliputi pengaruh kelompok referensi, pendidikan, kondisi sosial dan keluarga. 3. Faktor emosional (emotional benefit) meliputi kesesuaian dengan syariat Islam dan keinginan agar terhindar dari riba. 2.5 Pengertian Mahasiswa Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000: 613): Mahasiswa merupakan orang yang belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa secara harfiah adalah orang yang belajar di perguruan tinggi entah di universitas, institut atau akademi. Mereka yang terdaftar sebagai murid di perguruan tinggi otomatis dapat disebut sebagai mahasiswa. Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang berada di masyarakat, dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu berada sedikit di atas masyarakat. Mahasiswa juga belum tercekcoki oleh kepentingan-kepentingan suatu golongan, ormas, parpol, dsb. Sehingga mahasiswa dapat dikatakan (seharusnya) memiliki idealisme. Idealisme adalah suatu kebenaran yang diyakini murni dari pribadi seseorang dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang dapat menggeser makna kebenaran tersebut. Mahasiswa memang menjadi komunitas yang unik di mana dalam catatan sejarah perubahan selalu menjadi garda terdepan dan motor penggerak perubahan. Mahasiswa di kenal dengan jiwa patriotnya serta pengorbanan yang tulus tanpa pamrih. Namun hanya sedikit rakyat Indonesia yang dapat merasakan dan punya kesempatan memperoleh perndidikan hingga ke jenjang ini karena system perekomian di Indonesia yang kapitalis serta biaya pendidikan yang begitu mahal sehingga kemiskinan menjadi bagian hidup rakyat ini.

12 Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak sepantasnyalah bila mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negaranya. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat. Oleh karena itu perlu dirumuskan perihal peran, fungsi, dan posisi mahasiswa untuk menentukan arah perjuangan dan kontribusi mahasiswa tersebut. Fungsi Mahasiswa Berdasarkan tugas perguruan tinggi yang diungkapkan M.Hatta yaitu membentuk manusisa susila dan demokrat yang : 1. Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat 2. Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan 3. Cakap memangku jabatan atau pekerjaan di masyarakat Berdasarkan pemikiran M.Hatta tersebut, dapat kita sederhanakan bahwa tugas perguruan tinggi adalah membentuk insan akademis, yang selanjutnya hal tersebut akan menjadi sebuah fungsi bagi mahasiswa itu sendiri. Insan akademis itu sendiri memiliki dua ciri yaitu : memiliki sense of crisis, dan selalu mengembangkan dirinya. Insan akademis harus memiliki sense of crisis yaitu peka dan kritis terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya saat ini. Hal ini akan tumbuh dengan sendirinya bila mahasiswa itu mengikuti watak ilmu, yaitu selalu mencari pembenaran-pembenaran ilmiah. Dengan mengikuti watak ilmu tersebut maka mahasiswa diharapkan dapat memahami berbagai masalah yang terjadi dan terlebih lagi menemukan solusi-solusi yang tepat untuk menyelesaikannya. Insan akademis harus selalu mengembangkan dirinya sehingga mereka bisa menjadi generasi yang tanggap dan mampu menghadapi tantangan masa depan. Dalam hal insan akademis sebagai orang yang selalu mengikuti watak ilmu, ini juga berhubungan dengan peran mahasiswa sebagai penjaga nilai, dimana

13 mahasiswa harus mencari nilai-nilai kebenaran itu sendiri, kemudian meneruskannya kepada masyarakat, dan yang terpenting adalah menjaga nilai kebenaran tersebut. Peran Mahasiswa Mahasiswa dengan segala kelebihan dan potensinya tentu saja tidak bisa disamakan dengan rakyat dalam hal perjuangan dan kontribusi terhadap bangsa. Mahasiswa pun masih tergolong kaum idealis, dimana keyakinan dan pemikiran mereka belum dipengarohi oleh parpol, ormas, dan lain sebagainya. Sehingga mahasiswa menurut saya tepat bila dikatakan memiliki posisi diantara masyarakat dan pemerintah. Mahasiswa dalam hal hubungan masyarakat ke pemerintah dapat berperan sebagai kontrol politik, yaitu mengawasi dan membahas segala pengambilan keputusan beserta keputusan-keputusan yang telah dihasilkan sebelumnya. Mahasiswa pun dapat berperan sebagai penyampai aspirasi rakyat, dengan melakukan interaksi sosial dengan masyarakat dilanjutkan dengan analisis masalah yang tepat maka diharapkan mahasiswa mampu menyampaikan realita yang terjadi di masyarakat beserta solusi ilmiah dan bertanggung jawab dalam menjawab berbagai masalah yang terjadi di masyarakat. Mahasiswa dalam hal hubungan pemerintah ke masyarakat dapat berperan sebagai penyambung lidah pemerintah. Mahasiswa diharapkan mampu membantu menyosialisasikan berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Tak jarang kebijakan-kebijakan pemerintah mengandung banyak salah pengertian dari masyarakat, oleh karena itu tugas mahasiswalah yang marus menerjemahkan maksud dan tujuan berbagai kebijakan kontroversial tersebut agar mudah dimengerti masyarakat. 2.6 Pengertian Nasabah Pengertian nasabah menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah adalah: Akad pihak yang menggunakan jasa Bank Syariah dan/atau Unit Usaha Syariah.

14 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 775): Orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi pelanggan bank (dalam hal keuangan). Menurut Eko Hadi Wiyono (2007: 424): Orang yang menjadi pelanggan (menabung, dsb) di bank. Sedangkan menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 7/7/PBI/2005 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah: Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank, termasuk pihak yang tidak memiliki rekening namun memanfaatkan jasa bank untuk melakukan transaksi keuangan (walk-in costumer). Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa nasabah merupakan pihak yang menggunakan jasa bank dalam hal keuangan. 2.7 Bank Syariah Pengertian Bank Syariah Pengertian Bank Syariah menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah adalah: Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Menurut Institut Manajemen Bina Mulia Consulting Centre (2008: 4): Bank syariah ialah bank yang berasaskan, antara lain, pada asas kemitraan, keadilan, transparansi dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah. Menurut Edy Wibowo dan Untung Hendy Widodo (2005: 33): Bank syariah atau bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam maksudnya adalah bank yang dalam operasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata-cara bermuamalah secara Islam. Dalam tata cara bermuamalah itu dijauhi praktik-praktik yang dikhawatirkan mengandung unsurunsur riba, untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan

15 pembiayaan perdagangan atau praktik-praktik usaha yang dilakukan di zaman Rasulullah atau bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelumnya, tetapi tidak dilarang oleh beliau. Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efisiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas. Bisnis berdasarkan syariah di negeri ini tampak mulai tumbuh. Pertumbuhan itu tampak jelas pada sektor keuangan. Di mana kita telah mencatat tiga bank umum syariah, 78 BPR Syariah, dan lebih dari unit Baitul Maal wa Tamwil (Lembaga Keuangan Mikro Syariah seperti BMT). Lembaga ini telah mengelola berjuta bahkan bermiliar rupiah dana masyarakat sesuai dengan prinsip syariah. Lembaga keuangan tersebut harus beroperasi secara ketat berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Prinsip ini sangat berbeda dengan prinsip yang dianut oleh lembaga keuangan non-syariah. Menurut Muhamad, (2000: 25): Adapun prinsip-prinsip yang dirujuk adalah: 1. Larangan menerapkan bunga pada semua bentuk dan jemis transaksi. 2. Menjalankan bisnis dan perdagangan berdasarkan pada kewajaran dan keuntungan yang halal. 3. Mengeluarkan zakat dari hasil kegiatannya. 4. Larangan menjalankan monopoli. 5. Bekerjasama dalam membangun masyarakat, melalui aktivitas bisnis dan perdagangan yang tidak dilarang oleh Islam.

16 Tabel 2.1. Perbedaan Bank Syarih dan Bank Konvensional No. Perbedaan Bank Syariah Bank Konvensional 1 Falsafah Tidak berdasarkan bunga (riba), spekulasi (maisir), dan ketidakjelasan (ghanar) 2 Operasionalisasi - Dana masyarakat berupa titipan dan investasi yang baru akan mendapatkan hasil jika diusahakan terlebih dahulu - Penyaluran pada usaha yang halal dan menguntungkan 3 Aspek Sosial Dinyatakan secara eksplisit dan tegas yang tertuang dalam visi dan misi 4 Organisasi Harus memiliki Dewan Pengawas Syariah Sumber: Rifki Muhammad (2008: 53) Berdasarkan bunga - Dana masyarakat berupa simpanan harus dibayar bunganya pada saat jatuh tempo - Penyaluran pada sektor yang menguntungkan tanpa memperhitungkan aspek halal atau tidaknya sektor tersebut Tidak diketahui secara tegas Tidak memiliki Dewan Pengawas Syariah

17 Tabel 2.2. Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga BAGI HASIL 1. Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dengan pedoman pada kemungkinan untung-rugi. 2. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan. 3. Bagi hasil bergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan (bisa bagi untung arau bagi rugi) 4. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan pendapatan. jumlah 5. Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil. BUNGA 1. Penentuan unga dengan asumsi harus selalu untung. 2. Besarnya % berdasarkan jumlah uang yang dipinjamkan. 3. Pembayaran bunga tetap tanpa pertimbangan apakah proyek untung atau rugi. 4. Jumlah pembayaran bunga tidak terpengaruh oleh peningkatan atau penurunan jumlah pendapatan. 5. Eksistensi bunga diragukan oleh semua agama, termasuk Islam. 2.8 Pengaruh Persepsi Atas Bagi Hasil Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Nasabah Bank Syariah Bank syariah dalam pengembangannya tidak hanya berlandaskan pada aspek legalitas keberadaan undang-undang dan keunggulan nilai-ilai moral semata yang diaplikasikan dalam operasi perbankan syariah, tetapi juga harus berdasarkan pada market driven. Bank syariah dapat berkembang baik bila mengacu pada demand masyarakat akan produk yang menguntungkan dan jasa bank syariah. Potensi terbesar bank syariah terdapat pada segmen floating market, yang mempunyai cirri lebih menunjkkan aspek financial benefit dibandingkan aspek syariah. Bagi segmen floating market, ketertarikan dan kemauan untuk bertransaksi dengan bank syariah sangat ditentukan oleh layanan dan keuntungan yang

18 ditawarkan. Segmen pasar ini akan bertransaksi dengan bank syariah jika bank syariah memberikan layanan dan keuntungan minimal sama atau bahkan lebih dibandingkan ank konvensional (Karim, 2005). Sehingga bank syariah jika ingin merebut pangsa floating market, harus memikirkan cara untuk meningkatkan pendapatan bagi hasil yang diberikan kepada nasabah. Artinya, jika bank syariah memiliki pendapatan bagi hasil yang lebih besar dari periode sebelumnya, berearti bank syariah telah mampu menunjukkan kinerja yang lebih baik, sehingga akan mempengaruhi minat masyarakat khususnya mahasiswa untuk mengadopsi bank syariah, yang akhirnya berdampak pada kenaikkan jumlah simpanan di bank syariah. 2.9 Pengaruh Persepsi Atas Bunga Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Nasabah Bank Syariah Bank syariah dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dihadapkan pula pada resiko suku bunga. Tidak dapat dipungkiri lagi, semua sisi perekonomian tidak luput mekanisme bunga. Alasan utama ketertarikan pasar terhadap suku bunga adalah adanya kepastian hasil. Sampai saat ini, suku bunga masih menjadi faktor penentu utama dalam mempertimbangkan keputusan investasi bisnis. Smithin (1994) menyebutkan bahwa tingkat bunga merupakan salah satu pertimbangan utama seseorang dalam memutuskan untuk menabung. Wicksell (1997) juga menyatakan bahwa tingginya minat masyarakat untuk enabung dipengaruhi oleh tingkat bunga. Artinya, pada saat tingkat bunga tinggi, masyarakat lebih tertarik untuk mengorbankan konsumsi sekarang guna menambah tabungannya. Jika dikaitkan dengan teori Keynes, seseorang bersedia untuk memegang uang tunai salah satunya karena motif berspekulasi. Berawal dari motif berspekulasi itulah ketika masyarakat yang memegang uang tunai tersebut dihadapkan pada suku bunga yang tinggi, akan cenderung menanamkan dananya di bank konvensional ketimbang menginvestasikannya di bank syariah, dengan alasan adanya kepastian hasil. Suku buga yang tinggi tersebut memungkinkan masyarakat yang sudah mengadopsi bank syariah untuk segera menarik dananya di bank syariah.

19 2.10 Pengaruh Persepsi Atas Bagi Hasil Dan Bunga Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Nasabah Bank Syariah Pendapatan bagi hasil dan bunga digunakan untuk menggambarkan tingkat return yang diberikan bank syariah dan bank konvensional. Semakin besar pendapatan bagi hasil dan bunga yang diberikan, akan semakin besar pula pendapatan yang diperoleh pemegang dana. Pendapatan bagi hasil dan suku bunga bisa saja berbeda-beda antara satu bank dengan bank yang lainnya, atau dari satu periode ke periode lainnya, tetapi yang jelas semakin tinggi pendapatan bagi hasil dan suku bunga yang diberikan bank, akan semakin besar minat nasabah rasional untuk menyimpan dananya di bank tersebut. Nasabah rasional yang dimaksud adalah nasabah yang dalam menentukan pilihan untuk menanamkan dana lebih mementingkan keuntungan. Hubungan positif antara tingkat return dengan tingkat tabungan menunjukkan bahwa pada umumnya para penabung bermotif keuntungan (Khairunnisa, 2001). Besarnya proporsi nasabah rasional (floating market), membuat bank syariah dan bank konvensional berlomba-lomba untuk merebut pasar tersebut. Nasabah rasional pemburu keuntungan atau mencermati setiap pergerakan pendapatan bagi hasil dan bunga.

BAB II TINAJAUAN PUSTAKA

BAB II TINAJAUAN PUSTAKA 20 BAB II TINAJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Bank 2.1.1 Definisi Bank Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengaruh Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 849) yaitu : Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bank yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi menempati posisi yang sangat vital pada era perekonomian modern saat ini. Lalu lintas perdagangan dalam skala domestik,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun

Lebih terperinci

Peran Mahasiswa Dalam Pembangunan

Peran Mahasiswa Dalam Pembangunan Peran Mahasiswa Dalam Pembangunan Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang berada di masyarakat, dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu berada sedikit di atas masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam zaman modern sekarang ini, tentu sebagian besar orang sudah mengenal tentang bank dan menggunakan jasanya, baik itu sebagai tempat menabung atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia saat ini organisasi bisnis Islam yang berkembang adalah bank syariah. Salah satu penyebab yang menjadikan bank syariah terus mengalami peningkatan adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih Deposito mudharabah merupakan simpanan dana dengan akad mudharabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti bahwa Islam diperuntukan bagi seluruh umat manusia di muka bumi dan dapat diterapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Penelitian Terdahulu Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti di susun berdasarkan pada penelitian-penelitian yang terdahulu beserta persamaan dan perbedaannya yang mendukung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori A. Pengertian Lembaga Keuangan Dalam sistem keuangan suatu Negara, lembaga keuangan berperan dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa di bidang keuangan. Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi syariah merupakan bagian dari muamalat (hubungan antara manusia. Al-Qur`an dan As-sunnah sebagai sumber hukum Islam.

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi syariah merupakan bagian dari muamalat (hubungan antara manusia. Al-Qur`an dan As-sunnah sebagai sumber hukum Islam. BAB II LANDASAN TEORI A. Perbankan Syariah 1. Pengertian Perbankan Syariah Perbankan syariah merupakan bagian dari ekonomi syariah, dimana ekonomi syariah merupakan bagian dari muamalat (hubungan antara

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH Heny Kurniati dan Hendri Maulana Universitas Ibn Khaldun Bogor ABSTRAK Industri perbankan syariah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial intermediary artinya menghimpun dana masyarakat dan menyalurkan kembali ke masyarakat

Lebih terperinci

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia perbankan mengalami perkembangan seiring dengan kondisi perekonomian yang sempat bergejolak. Prospek ekonomi yang dibayangi oleh kelesuan ekonomi Eropa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang mendasari kegiatan operasional perbankannya sesuai dengan aspek kehidupan ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan kegiatan ekonomi di Surakarta semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan kegiatan ekonomi di Surakarta semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan kegiatan ekonomi di Surakarta semakin pesat, khususnya bidang perbankan. Hal ini dilihat dengan munculnya berbagai bank-bank swasta yang menawarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peranan bank sangat penting dalam proses perekonomian di Indonesia. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga mempunyai peranan dalam hal stabilitas

Lebih terperinci

BAB III KONSEP EKONOMI ISLAM TENTANG BAGI HASIL. profit sharing. Profit dalam kaus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara

BAB III KONSEP EKONOMI ISLAM TENTANG BAGI HASIL. profit sharing. Profit dalam kaus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara BAB III KONSEP EKONOMI ISLAM TENTANG BAGI HASIL A. Pengertian Bagi Hasil Bagi hasil menurut terminologi asing (bahasa Inggris) dikenal dengan profit sharing. Profit dalam kaus ekonomi diartikan pembagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT), BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dewasa ini, perkembangan perekonomian masyarakat dalam skala makro dan mikro, membuat lembaga keuangan khususnya lembaga keuangan syariah bersaing untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Harta Insan Karimah 4.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah di Bank

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Bank pada dasarnya dikenal dan diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dana dari masyarakat baik dalam bentuk giro, tabungan maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Antonio, 2001). Khairunisa, 2001 ). (Karim, 2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Antonio, 2001). Khairunisa, 2001 ). (Karim, 2005). 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran dua gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari pendirian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ide pendirian bank syariah di negara negara Islam tidak terlepas dari kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional yang beredar di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan Lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Sebagai Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis yang melanda dunia perbankan Indonesia sejak tahun 997 telah menyadarkan semua pihak bahwa perbankan dengan sistem konvensional bukan merupakan satu-satunya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan bank sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan memegang peranan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan akan dana. Sehubungan dengan hal tersebut sudah

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sebagai landasan dalam penelitian ini, digunakan beberapa penelitian yang dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang mengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Umat Islam di Indonesia sudah cukup lama menginginkan perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan dalam segenap aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan sekarang ini, ada dua jenis lembaga keuangan syariah yaitu lembaga keuangan syariah yang berupa bank dan lembaga keuangan syariah non bank. Lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI

BAB I PENDAHULUAN. saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengonversi bank konvensional menjadi bank yang syariah kini seperti trend saja. Lihatlah, seperti Bank Mandiri Syariah, Unit BNI syariah, dan Unit Bank BRI Syariah

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL Nama : Suci Lestari NPM : 26210706 Kelas : 3EB14 Jurusan : Akuntansi Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah IV.1.1 Prinsip Bagi Hasil dan Risiko Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Mudharabah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah atau yang disebut juga dengan qirad adalah suatu bentuk akad kerja sama antara

Lebih terperinci

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi masyarakat yang semakin meningkat yang ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa khawatir pada setiap individu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan merupakan salah satu instrumen yang penting dalam ekonomi modern, terutama dalam pembangunan suatu negara di bidang ekonomi. Bank memiliki peran sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah sebagaimana bank konvensional memiliki fungsi sebagai perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu menghimpun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), 32

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), 32 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencangkup kelembagaan kegiatan usaha, serta cara dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan sangat penting dalam semua jenis perusahaan, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya, serta perusahaan industri dan retail. Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian di suatu negara. Pada perekonomian yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian di suatu negara. Pada perekonomian yang semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung oleh adanya perkembangan dinamis dan kontribusi nyata di sektor perbankan, alasannya karena kontribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami perubahan, penyempurnaan, dan kemajuan. Hal ini diikuti

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami perubahan, penyempurnaan, dan kemajuan. Hal ini diikuti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyempurnaan piranti lembaga keuangan syariah dari waktu ke waktu selalu mengalami perubahan, penyempurnaan, dan kemajuan. Hal ini diikuti dengan permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro syariah mempunyai peran yang cukup penting dalam mengembangkan aspek-aspek produksi dan investasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan fungsi-fungsi perbankan sebenarnya telah menjadi tradisi sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank terdiri atas bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. bank terdiri atas bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu sektor penting yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap aktivitas ekonomi masyarakat, dalam operasionalnya bank terdiri atas bank konvensional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk yang disebabkan oleh adanya krisis moneter (tahun 1997 tahun 1998),

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk yang disebabkan oleh adanya krisis moneter (tahun 1997 tahun 1998), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung oleh adanya perkembangan dinamis dan kontribusi nyata di sektor perbankan, alasannya karena kontribusi sektor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/ perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia merupakan suatu perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem perbankan alternatif yang selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan-pembiayaan yang dapat membantu masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan-pembiayaan yang dapat membantu masyarakat dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu kegiatan operasional perbankan syariah adalah memberikan pembiayaan-pembiayaan yang dapat membantu masyarakat dalam menjalankan kegiatan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan sistem bagi hasil atau profit sharing (Kasmir, 2006:23).

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan sistem bagi hasil atau profit sharing (Kasmir, 2006:23). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa kini perkembangan Negara Republik Indonesia sangat pesat terutama dalam bidang perbankan, hal ini menunjukkan bahwa peranan perbankan membantu dalam

Lebih terperinci

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dalam menunjang kemajuan perekonomian suatu negara. Keberadaan perbankan sangat dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun 1992, dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, yang mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diantara berbagai kebijaksanaan ekonomi yang dilaksanakan pemerintah, bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian pemerintah karena bank merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah pada dasamya merupakan suatu industri keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah pada dasamya merupakan suatu industri keuangan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan syariah pada dasamya merupakan suatu industri keuangan yang memiliki sejumlah perbedaan mendasar dalam kegiatan utamanya dibandingkan dengan perbankan konvensional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan dunia perbankan. Hampir semua aktivitas perekonomian memanfaatkan perbankan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem perbankan alternatif yang menyediakan jasa perbankan/keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling besar pengaruhnya dalam aktifitas perekonomian masyarakat modern. Perbankan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan syariah (syariah financial institution) merupakan suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset-aset keuangan (financial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Besar Haluan Negara (GBHN), dipaparkan secara tegas bahwa pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Besar Haluan Negara (GBHN), dipaparkan secara tegas bahwa pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama yang penting bagi berlangsungnya pembangunan ekonomi. Di dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian bank menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagai mana diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 : a. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menopangnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menopangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menopangnya (antara lain Akuntansi) baru kajian Ekonomi Islam dan Akuntansi Islam yang lebih terdepan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pembiayaan BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-Teori 1. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Pembiayaan Penyaluran dana pada bank syari ah disebut dengan pembiayaan. Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah terbagi menjadi beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai roda kehidupan bagi perekonomian di seluruh negara-negara dunia. Sangat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai roda kehidupan bagi perekonomian di seluruh negara-negara dunia. Sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem perekonomian dunia saat ini tidak lepas dari peran serta bank dalam mengelola dan menghimpun dana masyarakat. Oleh sebab itu, kini bank dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan bermunculan bank-bank umum syariah maupun unit usaha syariah yang dimiliki oleh bank-bank konvensional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Islam atau bank syariah merupakan fenomena baru dalam dunia ekonomi modern, kemunculannya seiring dengan upaya yang dilakukan oleh para pakar Islam dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dalam kehidupan masyarakat modern merupakan lembaga yang sulit untuk dihadiri keberadaannya, sehingga menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat. Bank tidak hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Awal kelahiran sistem perbankan syariah di latar belakangi oleh pembentukan sistem berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perbankan syariah di dunia sekarang ini mengalami perkembangan pesat. Di Indonesia sendiri perbankan syariah menunjukkan perkembangan yang cukup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan ekonomi Islam di Indonesia semakin lama semakin mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, baik itu mencakup kelembagaan,

BAB I PENDAHULUAN. Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, baik itu mencakup kelembagaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perbankan syariah ialah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, baik itu mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH (Studi Kasus di BNI Syari ah Surakarta)

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH (Studi Kasus di BNI Syari ah Surakarta) FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH (Studi Kasus di BNI Syari ah Surakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

KONSEP BAGI HASIL DALAM PERBANKAN SYARIAH

KONSEP BAGI HASIL DALAM PERBANKAN SYARIAH 99 Muh. Ilyas: Konsep Bagi Hasil dalam Perbankan Syariah 99 KONSEP BAGI HASIL DALAM PERBANKAN SYARIAH Muh. Ilyas 1 Abstrak: Sistem bagi hasil yang diterapkan di dalam perbankan syari ah terbagi kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, sistem keuangan dinegara kita telah mengalami kemajuan. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia bisnis. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang melakukan jual

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang melakukan jual BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Istilah kredit bukan hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang melakukan jual beli barang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umum dan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Agama islam tidak hanya meliputi

BAB I PENDAHULUAN. umum dan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Agama islam tidak hanya meliputi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Islam merupakan agama yang bersifat universal dan komprehensif Islam bersifat umum dan meliputi seluruh aspek kehidupan manusia. Agama islam tidak hanya meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional adalah untuk menawarkan sistem perbankan alternatif bagi umat Islam yang membutuhkan atau ingin memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perbankan syariah di Indonesia terus berkembang pesat. Dalam waktu yang relatif singkat, perbankan syariah telah mampu memperlihatkan kemajuan

Lebih terperinci

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004),

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004), BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Pendapatan/Laba Teori Pendapatan/Laba adalah pendapatan bersih yang di lihat dari selisih antara pendapatan total perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan sektor perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional dalam mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia, dalam kurun waktu 17 tahun total aset industri perbankan syariah telah meningkat sebesar 27

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara maju, mendengar kata. bank sudah bukan merupakan sesuatu yang asing, bank sudah

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara maju, mendengar kata. bank sudah bukan merupakan sesuatu yang asing, bank sudah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi masyarakat yang hidup di negara maju, mendengar kata bank sudah bukan merupakan sesuatu yang asing, bank sudah merupakan mitra dalam rangka memenuhi semua kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 1997, Indonesia mengalami krisis moneter yang mampu merubah perekonomian menjadi sangat terpuruk. Hal ini berakibat kepada perusahaanperusahaan yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah secara konsisten telah menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di wilayah mesir pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di Indonesia baru berkembang sejak kurang lebih satu dekade terakhir. Perkembangan ini dilatar belakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan merupakan salah satu Lembaga Keuangan yang memiliki pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Dimana bank adalah sebuah lembaga bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Prinsip bagi hasil (profit sharing) merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank syariah secara keseluruhan. Secara syariah prinsipnya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan berlandaskan syariah Agama Islam. Seperti halnya bank konvensional bank syariah berfungsi sebagai lembaga intermediari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak orang berlomba untuk berinvestasi. Baik itu dari kalangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak orang berlomba untuk berinvestasi. Baik itu dari kalangan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak orang berlomba untuk berinvestasi. Baik itu dari kalangan ritel ataupun dari kalangan besar. Kebanyakan investor ritel menempatkan dana investasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman uang. Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. ketahui hasil nya adalah sebagai berikut: Indonesia pada Periode Tahun

BAB V PEMBAHASAN. ketahui hasil nya adalah sebagai berikut: Indonesia pada Periode Tahun 63 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan paparan hasil penelitan diatas, dengan menggunakan alat bantu analisis data yaitu spss, dan menggunakan teknik analisis data berupa uji asumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran dan yang tidak kalah pentingnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank bersangkutan (Frianto, 2012:71).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank bersangkutan (Frianto, 2012:71). 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula permintaan atau kebutuhan pendanaan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan. Namun,

Lebih terperinci