PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 UPAYA PENINGKATAN HIDUP ROHANI KELUARGA KRISTIANI DI LINGKUNGAN SANTO PAULUS MAGUWOHARJO PAROKI MARGANINGSIH YOGYAKARTA MELALUI KATEKESE KELUARGA S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Sophia Nona Puka NIM: PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015

2 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI

3 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI

4 PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada Kongregasi Suster Misi Abdi Roh Kudus (SSpS), khususnya Provinsi Maria Ratu Para Rasul Kalimantan Provinsi Maria Bunda Allah Jawa. Komunitas Roh Suci SSpS Yogyakarta, Keluarga, Sahabat dan Umat di lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo

5 MOTTO Sebab rancangan-ku bukanlah rancanganmu, jalanmu bukanlah jalan-ku (Yes 55:8) Tuhan adalah Gembalaku (Mzm 23:1)

6

7 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI

8 ABSTRAK Judul skripsi ini adalah UPAYA PENINGKATAN HIDUP ROHANI KELUARGA-KELUARGA KRISTIANI DI LINGKUNGAN ST. PAULUS MAGUWOHARJO MELALUI KATEKESE. Latar belakang penulisan skripsi ini adalah berdasarkan keprihatinan yang penulis lihat sehubungan dengan kehidupan rohani keluarga-keluarga Kristiani di lingkungan St. Paulus Maguwoharjo. Keluargakeluarga Kristiani masih sibuk dengan masing-masing pekerjaannya sehingga jarang melaksanakan kegiatan rohani dalam keluarga. Menanggapi situasi tersebut penulis sangat tertarik untuk menulis skripsi ini untuk memberi sumbangan pemikiran kepada keluarga-keluarga Kristiani sekaligus memberi dukungan dan semangat di dalam meningkatkan hidup rohani di tengah masing-masing keluarganya agar semakin dekat dengan Yesus dan melaksanakan karya pewartaan Yesus di tengah-tengah dunia. Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah bagaimana meningkatkan hidup rohani keluarga-keluarga Kristiani di lingkungan melalui katekese keluarga. Untuk menanggapi permasalahan tersebut maka penulis mengumpulkan data hidup rohani keluarga-keluarga Kristiani. Oleh karena itu penulis menyebarkan kuesioner dan wawancara yang berhubungan dengan judul skripsi kepada keluarga-keluarga Kristiani di lingkungan St. Paulus. Di samping itu diperlukan studi pustaka untuk memperoleh pemikiran-pemikiran yang diharapkan untuk membantu keluargakeluarga dalam mengembangkan hidup rohani dalam keluarga, lingkungan dan Gereja. Untuk menindaklanjuti keprihatinan tentang hidup rohani keluarga-keluarga Kristiani penulis membuat usulan program pembinaan dalam keluarga Kristiani melalui katekese keluarga. Katekese keluarga dapat membantu keluarga-keluarga untuk kembali sadar dan berbenah diri serta memberikan pandangan kepada keluarga bahwa hidup rohani dalam keluarga sangat penting, dimana dapat terjalin komunikasi yang baik, saling meneguhkan, menguatkan dan membuat keluarga bisa ikut terlibat dalam kegiatan di lingkungan dan Gereja.

9 ABSTRACT The title of this minithesis is DO EFFORTS IN DEVELOPING SPIRITUAL LIFE OF THE CHRISTIAN FAMILIES IN THE ST. PAUL COMMUNITY MAGUWOHARJO PARISH MARGANINGSIH KALASAN YOGYAKARTA THROUGH CATECHISM. The background of writing this minithesis is based on my concern on the life of the christian families in the community of st. Paul Maguwoharjo. The families are rushing outside along day so it is not easy for them even to find a single minute for prayer. From this point of view, I am interested to do my research and try to put more ideas how to build a family prayer up in such situation and how to motivate them in developing their families' spiritual life so they can come close to Jesus in prayer any time they want and take part in Jesus' mission in the world. The main issue in this minithesis is how to develop the spiritual life of christisn families in community through a family catechism. To answer the main issue, I have to collect the details of spiritual life of the Christian families. I have to distribute questionnare and making interview in accord with my title of minithesis to the Christian families in st. Paul community Maguwoharjo. In addition, I do a library research to get more new ideas and thoughts in which can help the families in developing their spiritual life in the community and in the Church. As an action plan regarding my concern about the spiritual life of the christisn families, I make a suggestion of doing an impressive christian families program through family catechism. Family catechism can help families to realize and get ready, open a new thoughts as well to them that spiritual life in a family is very important in bringing families to a good communication and deepest faith.

10 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Tritunggal Maha Kudus, atas segala berkat dan bimbingan-nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripi ini dengan baik. Kasih Allah begitu indah. Ia telah mendampingi, menyertai dan hadir nyata dalam diri setiap pribadi yang dengan caranya sendiri telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Skripsi ini berjudul UPAYA PENINGKATAN HIDUP ROHANI KELUARGA- KELUARGA KRISTIANI DI LINGGKUNGAN SANTO PAULUS MAGUWOHARJO PAROKI MARGANINGSIH KALASAN YOGYAKARTA MELALUI KATEKESE KELUARGA. Skripsi ini ditulis berdasarkan keprihatinan penulis terhadap pelaksanaan hidup rohani dalam keluarga-keluarga Kristiani di lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo. Mereka perlu mendapat perhatian dalam mengembangkan hidup rohani. Penyusunan skripsi dimaksudkan untuk membantu keluarga-keluarga di lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo dalam meningkatkan hidup rohani di tengah-tengah keluarganya sehingga mereka juga ikut ambil bagian dalam kegiatan di lingkungan dan di Gereja. Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ,M.Ed, selaku kaprodi dan dosen pembimbing utama yang telah meluangkan waktu, tenaga dalam membimbing

11 penulis baik dalam menempu studi di IPPAK maupun dalam penulisan skripsi ini mulai dari penyusunan hingga pertanggungjawaban skripsi ini. 2. Dr. Bernardus Agus Rukiyanto, SJ. selaku dosen penguji II dan DPA yang dengan caranya sendiri telah mendukung dan memberi semangat dalam penulisan skripsi ini 3. Bapak Drs. L. Bambang Hendrato, Y.M.Hum. selaku dosen penguji III yang selalu setia memberi dukungan, sapaan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini. 4. Kongregasi SSpS, secara khusus Tim Pimpinan Propinsi Maria Ratu Para Rasul Kalimantan, yang memberi kepercayaan, dukungan baik spiritual, moril maupun finansial kepada penulis selama masa studi dan penulisan skripsi di IPPAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 5. Untuk Tim Pimpinan Propinsi Maria Bunda Allah Jawa dan para suster di komunitas Biara Roh Suci Yogyakarta yang dengan caranya masing-masing telah mendukung, mendoakan dan memberi motivasi kepada penulis selama studi hingga penyelesaian penulisan skripsi ini. 6. Bapak Lumaksono selaku ketua lingkungan beserta bapak-bapak dan ibu-ibu di lingkungan St. Paulus Maguwoharjo, yang telah meluangkan waktu, memberi kesempatan kepada penulis mengadakan penelitian dan memberikan semangat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 7. Orang tua dan anggota keluarga yang telah mendukung penulis lewat cinta, perhatian, doa dan dukungan selama ini 8. Rekan-rekan mahasiswa, khususnya angkatan 2010, yang telah mendukung secara spiritual dn moril maupun dalam bentuk apa saja sampai terselesainya skripsi ini

12 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI

13 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xiii DAFTAR SINGKATAN...xix BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C. Tujuan Penulisan... 6 D. Manfaat Penulisan... 6 E. Metode Penulisan..7 F. Sistematika Penulisan... 7 BAB II. HIDUP ROHANI DALAM KELUARGA-KELUARGA KRISTIANI DI ZAMAN SEKARANG... 9 A. Hidup Rohani Pengertian Hidup Rohani Bentuk-bentuk Kegiatan Hidup rohani a. Doa Pribadi dan Bersama b. Mengikuti Perayaan Ekaristi c. Membaca dan Merenungkan Kitab Suci d. Ikut Aktif dalam Kelompok Pembinaan Iman e. Ikut Ambil Bagian dalam Rekoleksi, Retret, Ziarah f. Refleksi Harian g. Terlibat dalam Perkumpulan Keluarga Katolik (ME)... 15

14 3. Tujuan Hidup Rohani a. Meningkatkan Relasi dengan Tuhan b. Memupuk Relasi Kasih dengan Sesama Manusia c. Membangun Sikap Peduli Terhadap Semesta B. Keluarga Kristiani Pengertian Keluarga Kristiani Pokok-Pokok Keluarga Kristiani a. Keluarga adalah Komunitas Pribadi-pribadi dalam Cinta Kasih b. Keluarga adalah Persekutuan Pembela Kehidupan c. Keluarga adalah Gereja Rumah Tangga ) Persekutuan (Koinonia) ) Liturgi (Leiturgia) ) Pewartaan Injil (Kerygma) ) Pelayanan (Diakonia) ) Kesaksian Iman (Martyria) d. Keluarga adalah Sel Terkecil Masyarakat e. Tanggung Jawab Keluarga Kristiani f. Tujuan Keluarga Kristiani ) Kesejahteraan Keluarga ) Demi Keturunan ) Perkembangan Pribadi g. Tugas Keluarga Kristiani ) Membentuk Kesatuan Pribadi-Pribadi (a) Cinta Kasih Sebagai Asas Kekuaran Persatuan (b) Persatuan Utuh Suami-Istri (c) Kesatuan Persekutuan Sami-Istri yang Tak Terceraikan (d) Persatuan Keluarga yang Lebih Luas (e) Hak-hak serta Peranan Wanita (f) Kaum Wanita dan Masyarakat (g) Pria Sebagai Suami dan Ayah (h) Hak-hak Anak ) Melayani Kehidupan... 33

15 a) Penerus Hidup (1) Bekerjasama dalam Kasih Allah Pencipta (2) Ajaran dan kaidah Gereja, sudah lama tetapi selalu Baru (3) Gereja Membela Kehidupan b) Pendidikan (1) Hak dan Kewajiban Orang Tua untuk Mendidik (2) Mendidik Menuju Nilai-Nilai Hakiki Hidup Manusia (3) Hubungan dengan Para Pelaksana Pendidikan yang lain ) Turut Serta Mengembangkan Masyarakat (a) Keluarga sebagai sel masyarakat yang pertama dan amat penting (b) Hidup Berkeluarga Sebagai Pengalaman Hidup Bersatu dan Berbagi Rasa (c) Peranan Sosial dan Politis (d) Masyarakat Melayani Keluarga (e) Piagam Hak-Hak Keluarga (f) Rahmat dan Tanggungjawab Keluarga Kristiani (g) Menuju Tatanan Internasional yang Baru ) Turut Serta Dalam Hidup dan Perutusan Gereja (a) Keluarga dalam Misteri Gereja (b) Peranan Gereja yang Khusus dan asli C. Makna Hidup Rohani Keluarga Kristiani di Zaman Sekarang BAB III. PENGHAYATAN HIDUP ROHANI KELUARGA-KELUARGA KRISTIANI DI LINGKUNGAN ST. PAULUS MAGUWOHARJO PAROKI MARGANINGSIH KALASAN YOGYAKARTA A. Keadaan Umum Umat di lingkungan St. Paulus Maguwoharjo Letak Lingkungan St. Paulus Maguwoharjo Jumlah dan Situasi Umat Katolik Kegiatan-Kegiatan yang ada di Lingkungan St. Paulus Kesulitan-Kesulitan yang Dihadapi oleh Umat di Lingkungan St. Paulus Maguwoharjo B. Gambaran Hidup Rohani Keluarga Kristiani di

16 Lingkungan St. Paulus Maguwoharjo C. Penelitian Pelaksanaan Hidup Rohani Keluarga di Lingkungan St. Paulus Maguwoharjo Melalui Katekese Umat Desain Penelitian a. Latar Belakang Penelitian b. Tujuan Penelitian c. Jenis Penelitian d. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian e. Responden Penelitian f. Waktu dan Tempat g. Variabel Penelitian Laporan Hasil Penelitian Penghayatan Hidup Rohani Keluarga-Keluarga di Lingkungan St. Paulus Maguwoharjo a. Gambaran Kegiatan Rohani pada Umumnya b. Gambaran tentang Keluarga Kristiani Menghayati Panggilannya sebagai Gereja Domestik c. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penghayatan Hidup Rohani Keluarga Kristiani Laporan Hasil Penelitian dengan Wawancara a. Keluarga Menyediakan Waktu untuk Berdoa Bersama dalam Keluarga b. Seluruh Keluarga Ikut Terlibat dalam Kegiatan Doa Lingkungan dan Pendalaman Iman c. Hambatan dan Faktor Pendukung yang Dialami dalam Melaksanakan Doa Bersama dalam Keluarga d. Keluarga Memiliki Kebiasaan Doa Bersama Saat Ulang Tahun Kelahiran dan Ulang Tahun Perkawinan e. Seluruh Keluarga Ikut Terlibat dalam Kegiatan di Gereja dan Lingkungan Kesimpulan Hasil Penelitian BAB IV. KATEKESE KELUARGA SEBAGAI JALAN UNTUK MENINGKATKAN HIDUP ROHANI KELUARGA KRISTIANI... 73

17 A. Katekese Pengertian Katekese Tujuan Katekese Pelaku Katekese a. Para Uskup b. Para Imam c. Para Biarawan/Biarawati d. Para Katekis Awam e. Keluarga f. Seluruh Umat B. Katekese Keluarga Pengertian Katekese Keluarga Tujuan Katekese Kekhasan Katekese keluarga Hal-hal yang perlu diperhatikan pendamping dalam Ketekese Keluarga a. Keadaan Keluarga b. Tema c. Materi Katekese d. Sasaran atau peserta katekese keluarga e. Waktu dan tempat katekese keluarga C. Proses Katekese Keluarga Pengungkapan Pengalaman Refleksi Pengalaman Hidup Pendalaman Kitab Suci Penerapan Sabda Tuhan dalam Situasi konkrit Mengusahakan Suatu Aksi Konkrit...86 D. Usulan Program Katekese Keluarga Latar Belakang Pemilihan Program Tujuan dan Pembinaan Hidup Rohani Rumusan Tema dan Tujuan...87 E. Matriks Program..89 F. Contoh Satuan Pertemuan Katekese Keluarga... 93

18 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN.. Lampiran I: Surat Izin Penelitian...(1) Lampiran II: Bukti Pelaksanaan Penelitian (2) Lampiran III: Angket Penelitian (3) Lampiran IV: Contoh Jawaban Responden...(5) Lampiran V: Pertanyaan Wawancara.(7) Transkip VI: Transkip Hasil Wawancara..(8) Lampiran VII: Teks Cerita (12) Lampiran VIII: Teks Injil..(13)

19 A. Singkatan Kitab Suci DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH Luk Kor : Lukas : Korintus Mzm : Mazmur Kej : Kejadian B. Singkatan Dokumen-Dokumen Resmi Gereja CT : Catechest Tradendae Anjuran Apostolik Paus Yohanes II kepada para uskup, klerus dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, tanggal 16 Oktober 1979 FC : Familiaris Consortio Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, imam-imam dan umat beriman seluruh Gereja Katolik 22 November 1981 GS : Gaudium et Spes merupakan dokumen Konstitusi Pastoral tentang Gereja dalam dunia modern, hasil Konsili Vatikan II, 7 Desember LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja tanggal 21 November 1964 KWI : Konfrensi Waligereja Indonesia KHK : Kitab Hukum Kanonik C. Singkatan Lain Art LBI ME : Artikel : Lembaga Biblika Indonesia : Marriage Encounter (Gerakan dari Gereja Katolik untuk pasangan suami/istri OMK : Orang Muda Katolik

20 PIA PIR : Pendampingan Iman Anak : Pendampingan Iman Remaja

21 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup rohani adalah hidup yang dijiwai oleh Roh Tuhan atau relasi pribadi dengan Tuhan, sehingga manusia mengalami ketenangan dan kedamaian hati. Supaya mencapai kematangan hidup rohani, orang harus berjuang meluangkan waktu untuk membangun relasi dengan Tuhan, diri sendiri dan sesama. Namun situasi perkembangan kehidupan yang semakin modern membuat orang semakin sibuk. Waktu menjadi hal yang sangat berharga sehingga membuat orang merasa takut kehilangan waktu. Bahkan ada yang tak mau lagi meluangkan waktu untuk membangun relasi dengan Tuhan. Membangun relasi dengan Tuhan menjadi tidak teratur lagi sehingga hal ini membuat orang mengalami krisis iman, krisis panggilan, dan lain sebagainya. Artinya hidup rohani yang sebenarnya menjadi hal yang mendasar bagi hidup manusia menjadi hilang dan kabur. Hidup rohani merupakan kekuatan yang berasal dari Allah. Setiap umat beriman yang telah dipermandikan mendapat kekuatan dari Allah yaitu melalui Yesus Kristus berkat sakramen permandian. Yang menjadi persoalan adalah apakah setiap pribadi berusaha untuk menjaga, memelihara dan memperkembangkan hidup rohaninya. Untuk memperkembangkan sesuatu dibutuhkan sarana dan cara tertentu, demikian juga dalam kehidupan rohani, bila cara dan sarana tidak diperhatikan, maka tidak akan terjadi perkembangan dan hidup rohani pun akan mati. Dalam hidup rohani, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap pribadi mengalami perkembangan yang berbeda-beda. Hal ini bisa terjadi karena lingkungan yang mendukung, dan juga usaha pribadi itu sendiri yang mengembangkannya. Maka hal ini bisa menjadi kekuatan untuk saling menguatkan

22 2 dan membantu satu sama lain. Misalnya mengingatkan dan memberi perhatian pada sesama untuk memperhatikan hidup doa. Ataupun kita tetap memberi suasana batin yang membantu orang lain untuk tetap menjalin hubungan pribadinya dengan Tuhan. Saling membantu dalam memperkembangan hidup rohani bukan tugas pribadi masing-masing tetapi tanggung jawab kita bersama. Maka secara bersamasama kita perlu menyediakan waktu untuk mengadakan kegiatan yang mendukung perkembangan hidup rohani tersebut. Misalnya kegiatan Bakti Sosial untuk membantu mereka yang lemah miskin dan yang menderita. Kemudian menyediakan waktu secara khusus untuk mengadakan kegiatan rekoleksi bersama sebagai bentuk rasa syukur sekaligus menjadi kesempatan untuk berbagi pengalaman iman dan merefleksikan setiap kegiatan rohani yang dilaksanakan. Kehidupan rohani menyangkut relasi pribadi manusia dengan Tuhan. Untuk membangun relasi yang semakin mendalam dengan Tuhan, maka manusia terus menerus menyediakan waktu untuk membangun relasi dan memupuknya dengan cara berdoa, membaca Kitab Suci, mengikuti perayaan Ekaristi, ibadat lingkungan, meditasi serta devosi-devosi dan juga ikut terlibat dalam kegiatan menggereja.untuk memperkembangkan hidup rohani, tentunya manusia tidak sendirian. Maka kehadiran sesama menjadi sangat penting dalam hal mengembangakan hidup rohani. Hal ini bisa dimulai dari keluarga. Karena keluarga memberi arti mendalam bagi perkembangan dan pertumbuhan seseorang. Keluarga merupakan tempat utama dan pertama dalam hidup seseorang. Maka, keluarga menjadi jantung dan persemaian nilai-nilai hidup Kristiani. Dari keluargalah diharapkan lahir orangorang yang mengalami dan kemudian mewartakan kabar gembira di tengah-tengah masyarakat.

23 3 Keluarga Kristiani pada dasarnya merupakan persekutuan hidup antara ayah, ibu dan anak-anak yang hidup berdasarkan cinta kasih, saling memberi, saling menerima, saling membantu dan saling menolong satu sama lain sehingga tercapai kesejahteraan bersama atau pribadi. Dalam keluarga Kristiani iman masing-masing anggota keluarga harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan dikembangkan sehingga makin hari makin menjadi mendalam. Kegiatan yang dilaksanakan dalam keluarga yang dapat menumbuh kembangkan hidup rohani anggota keluarga adalah doa bersama seperti membaca dan merenungkan Kitab Suci, merayakan ulang tahun anak atau ulang tahun perkawinan, rekoleksi, doa bersama sebelum dan sesudah sarapan dan lain sebagainya. Pada dasarnya keluarga terdiri dari pribadi-pribadi. Oleh karena itu keluarga merupakan sekolah hidup bersama yang utama dan pertama, sebagai komunitas cinta, keluarga bergerak dan berkembang dengan memberikan dirinya. Kebersamaan dan cinta yang merupakan bagian dari suka-duka hidup keluarga adalah guru yang baik karena mengajarkan keterlibatan dan perhatian kepada masyarakat sekitarnya. Keluarga merupakan sekolah hidup bersama. Jadi, dengan membangun persekutuan pribadi-pribadi yang otentik dan dewasa, keluarga menjadi sekolah hidup bersama yang pertama dan tak tergantikan. Keluarga Kristiani diharapkan menjadi contoh bagi keluarga-keluarga yang lain dengan sikap saling menghormati, memupuk martabat pribadi pada masing-masing anggota, sikap memberi dengan sukarela dan tulus hati. Setiap keluarga Kristen juga dipanggil untuk mempersiapkan, memelihara dan melindungi berbagai panggilan yang ditumbuhkan Allah dalam keluarganya. Panggilan di sini memang lebih ditekankan pada suatu panggilan khusus dalam Gereja seperti menjadi imam, biarawan dan biarawati. Justru dalam keluargalah

24 4 panggilan-panggilan semacam ini tumbuh. Ini suatu tugas dan peran yang luhur bagi keluarga. Oleh karena itu, mereka harus memperkaya diri sendiri dan seluruh keluarga dengan nilai-nilai rohani dan moral, seperti semangat keagamaan yang mendalam dan penuh keyakinan, kesadaran merasul dan menggereja, dan pengertian jelas mengenai apa itu panggilan. Untuk mencapai kehidupan keluarga Kristiani yang lebih baik, Gereja berusaha membantu untuk meningkatkan kehidupan rohani di dalam keluarga. Salah satu usaha untuk meningkatkan iman dalam keluarga Kristiani ialah melalui katekese keluarga yang akan penulis uraikan sebagai berikut: Katekese keluarga adalah usaha saling tolong menolong secara terus menerus untuk memperdalam iman mereka sendiri dalam keluarga antara orang tua dan anakanak melalui doa bersama, membaca dan merenungkan Kitab Suci, saling berbagi pengalaman iman. Katekese keluarga mau membangkitkan kesadaran tentang tugas orangtua dalam hidup iman dari hari ke hari, baik dalam hubungan mereka maupun dengan anak-anaknya (Egong, 1983:24). Dari rumusan tersebut dapat dimengerti bahwa katekese keluarga merupakan salah satu katekese umat. Katekese keluarga merupakan komunikasi iman dalam keluarga dan antar keluarga. Melalui katekese, keluarga berusaha untuk menciptakan keluarga Kristiani yang saling bekerjasama sebagai bagian dari Gereja yang lebih luas. Katekese keluarga berusaha untuk menumbuhkan persekutuan hidup Kristiani dalam keluarga yang dapat memberikan pengaruh pada perkembangan manusia secara keseluruhan sebagai umat Allah. Melalui katekese, umat mengungkapkan pengalaman hidupnya sehari-hari yang dihayati sesuai dengan Injil. Mereka saling memberi dan memperoleh kekuatan dan keuntungan dalam tugas sebagai pendidik bagi anggota keluarganya. Dengan berkomunikasi dalam katekese setiap keluarga saling membantu dalam

25 5 perkembangan hidup beriman serta dapat saling memperoleh pengetahuan dan pengalaman dengan seluruh anggota keluarganya. Jadi katekese keluarga ialah katekese yang diadakan di lingkungan untuk para orang tua sekaligus menjadi katekese dari para orang tua kepada anak-anaknya. Dalam berkatekese peserta memiliki rasa saling percaya, terbuka dan mengungkapkan pendapatnya dengan bebas serta berani untuk mendengarkan orang lain. Dalam dunia modern sekarang ini banyak perubahan-perubahan yang terjadi yang membawa dampak bagi kehidupan manusia termasuk juga dalam kehidupan keluarga-keluarga Kristiani. Ada keluarga Kristiani yang masih berpegang teguh pada nilai-nilai Kristiani namun sebagian besar menjadi ragu, dan bimbang tentang makna hidup keluarga sehingga mereka mudah putus asa dan ingin menyerah bahkan ada yang mulai menjauhkan diri dari kehidupan menggereja. Orang ke Gereja, ikut kegiatan di lingkungan atau kegiatan rohani lainnya hanyalah sekedar rutinitas bahkan dalam keluarga tidak ada kegiatan rohani yang menumbuh kembangkan iman anggota keluarga. Anggota keluarga lebih senang dengan dunianya sendiri dan bahkan mengabaikan orang lain disekitarnya. Berdasarkan pengalaman di lingkungan Santo Paulus, situasi yang demikian ternyata juga dialami oleh keluarga Kristiani. Penulis juga pernah mendengarkan sharing pengalaman yang dibagikan oleh beberapa keluarga Kristiani bahwa yang menjalankan kegiatan rohani hanya sebagian keluarga. Maka hal ini menjadi keprihatinan penulis. Untuk itu penulis mau menganalisis sejauh mana keterlibatan keluarga Kristiani dalam kegiatan kerohanian. Karena kegiatan rohani yang dijalankan hanya sekedar rutinitas, ketika ada kegiatan di Gereja atau lingkungan yang ikut terlibat hanya orang-orang tertentu saja sedangkan yang lain sibuk dengan pekerjaan atau tugas rumah. Melihat realitas di atas maka penulis ingin mengkaji hal

26 6 tersebut dengan menulis skripsi yang berjudul Upaya Peningkatan Hidup Rohani Keluarga Kristiani di Lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo Paroki Marganingsih Kalasan Yogyakarta melalui Katekese Keluarga B. Rumusan Masalah Dengan melihat latar belakang kehidupan keluarga-keluarga Kristiani maka penulis akan membahas dalam tulisan ini permasalahan-permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran hidup rohani keluarga Kristiani menurut pandangan Gereja Katolik? 2. Sejauh mana keluarga-keluarga Kristiani di lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo Paroki Marganingsih Kalasan Yogyakarta telah menghayati hidup rohaninya? 3. Bagaimana katekese keluarga dapat digunakan untuk meningkatkan hidup rohani keluarga Kristiani di lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo Paroki Marganingsih Kalasan Yogyakarta C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah : 1. Menggambarkan hidup rohani keluarga Kristiani dalam kenyataan hidup seharihari 2. Mengetahui sejauhmana keluarga Kristiani menghayati hidup rohaninya? 3. Bagaimana katekese keluarga dapat meningkatkan hidup rohani keluarga? D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Keluarga Kristiani :

27 7 Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai kehidupan rohani keluarga kristiani melalui katekese umat. Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan kepada keluarga Kristiani untuk lebih memperhatikan kehidupan rohani dalam keluarganya agar iman keluarga semakin bertumbuh. 2. Menambah pengetahuan penulis tentang kehidupan keluarga Kristiani melalui katekese keluarga. E. Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan adalah deskripsi analisis, yaitu menggambarkan apa yang penulis dapatkan berdasarkan studi pustaka dan penelitian di lapangan serta mengumpulkan data berdasarkan penyebaran angket dan wawancara kepada umat di lingkungan Santo Paulus Maguwoharjo Paroki Marganinsih Kalasan Yogyakarta kemudian dilaporkan, dianalisis dan dibuat kesimpulan. F. Sistematika Penulisan Supaya memperoleh gambaran yang jelas mengenai penulisan ini, penulis akan menyampaikan pokok-pokok gagasan dalam penulisan ini: 1. BAB I berisi pendahuluan, yang meliputi latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan 2. BAB II menguraikan pentingnya keluarga Kristiani dalam meningkatkan hidup rohani keluarga. 3. BAB III menggambarkan sejauhmana keluarga-keluarga Kristiani telah menghayati hidup rohani di lingkungan St. Paulus. Pada bab ini bagian pertama memaparkan gambaran umum lingkungan santo Paulus, jumlah umat

28 8 lingkungan St. Paulus, Situasi Lingkungan Santo Paulus, Permasalahan di lingkungan Santo Paulus, kegiatan hidup rohani. Bagian kedua menyampaikan hasil penelitian pembahasan serta kesimpulan. 4. BAB IV Katekese keluarga sebagai jalan untuk meningkatkan hidup rohani keluarga Kristiani. 5. BAB V penulis membuat kesimpulan dan saran.

29 9 BAB II HIDUP ROHANI DALAM KELUARGA-KELUARGA KRISTIANI DI ZAMAN SEKARANG Salah satu panggilan hidup manusia adalah berkeluarga. Panggilan hidup yang luhur ini dikehendaki oleh Allah. Cinta kasih suami istri itu disempurnakan dengan cinta kasih Allah dalam sakramen perkawinan. Agar cinta kasih itu langgeng dibutuhkan kesetiaan yang tiada hentinya yang terus menerus perlu diusahakan. Keluarga sebagai Gereja domestik mempunyai tanggung jawab utama dan pertama dalam mendidik anak-anak. Gereja Domestik menunjukan bahwa wajah Gereja semesta ditentukan oleh kualitas hidup beriman keluarga-keluarga Kristiani. Jika setiap keluarga Kristiani mampu menghidupi semangat Kristus, mereka berpeluang menjadi contoh bagi keluarga-keluarga lain. Bahkan, Paus Paulus VI menekankan keluarga Kristiani berkewajiban menjadi penginjil bagi keluarga-keluarga lain. Di mana keluarga mampu menghadirkan Kristus di tengah umat lain melalui pelayanan dan kesaksian hidup mereka. Keluarga Kristiani juga diharapkan mampu mewartakan kabar gembira tentang kerajaan Allah, namun pertama-tama hendaknya melalui keluargakeluarganya sendiri dan setelah itu baru ke orang lain (Sarasehan Membangun Keluarga, 2013: 2). Seperti terjadi pada kebanyakan keluarga dalam dunia modern mereka kurang memperhatikan kehidupan rohani dalam keluarganya sehingga kehidupan iman semakin melorot. Meskipun ada beberapa keluarga mencoba tetap setia pada iman akan Yesus Kristus, tetapi ada keluarga yang menjadi bimbang dengan hidup keluarganya, bahkan ada banyak keluarga yang menjadi ragu-ragu dan hampir tak sadar akan makna hidup berkeluarga di zaman ini.

30 10 Melihat realitas seperti ini keluarga Kristiani perlu mengembangkan hidup rohani dalam keluarganya. Hidup rohani merupakan aspek terpenting dari kehidupan manusia karena menyangkut tujuan hidup manusia. Melalui hidup rohani manusia bisa bertemu dengan Tuhan dalam doa bersama maupun doa pribadi, refleksi dan ikut terlibat aktif dalam kegiatan menggereja baik di lingkungan, wilayah maupun di paroki. Melalui kegiatan ini setiap anggota keluarga akan mengalami dan merasakan hidup aman, damai dan menyertakan Tuhan dalam seluruh peristiwa hidup. A. Hidup Rohani 1. Pengertian Hidup Rohani Kata rohani berasal dari kata Ibrani ruah yang berarti nafas. Adanya hidup dalam tubuh manusia sering dihubungkan dengan adanya nafas sehingga manusia sebagai makhluk rohani berarti manusia sanggup berhubungan dengan Sang Sumber hidupnya. Makna rohani lebih dipusatkan pada kesanggupan untuk berhubungan dengan Tuhan dan menyadari kehadiran Yang Ilahi dalam hidupnya. Manusia dipanggil untuk mengenal Dia yang hadir dalam batinnya (Heuken, 2005: 120). Hidup rohani juga menyangkut roh (spirit). Roh mengacu pada keseluruhan diri sejati.siapa diri kita tercermin dalam sikap terhadap Tuhan. Aspek rohani menyangkut segala sesuatu yang bersifat immaterial dan tak terlihat secara fisik, karena itu kehidupan rohani menyangkut sikap hati, jiwa atau roh secara keseluruhan terhadap Tuhan (Hidya Tjahya, 2011: 60). Alkitab menyebutkan suatu unsur yang mutlak perlu bagi kerohanian manusia. Santo Paulus dalam suratnya kepada umat di Korintus mengemukakan bahwa manusia rohani digambarkan sebagai orang yang menerima roh yang berasal dari Allah. Roh ini adalah tenaga aktif Allah, dan bekerjanya roh tersebut merupakan syarat mutlak untuk mengetahui hal-hal rohani. Dengan demikian,

31 11 seseorang bisa menguji dan memahami segala sesuatu dari sudut pandang rohani.orang yang tidak memiliki roh Allah disebut manusia jasmani, yang menganggap hal-hal rohani sebagai kebodohan (1 Kor 2: 12-15). Maka, meski kita memiliki kesanggupan untuk bertindak dan berpikir seperti Allah karena diciptakan menurut gambar-nya, kerohanian yang sejati tidak bisa dikembangkan melalui hikmat manusia semata, kesadaran akan kesanggupan pribadi, atau prestasi pribadi saja. Untuk itu diperlukan Roh Kudus Allah. Orang yang menolak kehadiran Roh Allah, tetapi memilih untuk mengejar keinginannya sendiri, digambarkan sebagai orang yang tidak rohani. Roh mendorong setiap orang beriman untuk semakin bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang semakin rohani dalam segala hal. Proses kehidupan manusia adalah riwayat rohani masing-masing dan berlangsung terus sampai manusia meninggalkan dunia ini. Walaupun hidup rohani manusia bersifat pribadi dan unik, namun terdapat persamaan, rahmat panggilan, cita-cita rohani dan bakat-bakat kodrati yang merupakan dasar kemanusiaan. Manusia zaman sekarang ada yang begitu mencintai imannya akan Yesus dan sebaliknya ada yang menolak dan tampak jauh dari Tuhan, namun demikian Roh Kudus tetap bekerja dalam diri manusia. Yang diperlukan sekarang ini ialah kaum Kristiani yang mau menjumpai dan mengalami kasih Tuhan dalam kehidupannya sehari-hari. Karena itu dalam kehidupan rohaninya, umat Kristiani perlu menjalin relasi yang dekat dengan Tuhan. Bila manusia berkehendak untuk sampai kepada Allah melalui Yesus Kristus maka niatnya harus dilaksanakan dengan seluruh jiwa raganya, dalam setiap tindakan dalam kehidupan sehari-hari, dalam pekerjaannya dan di tengah sesama dan di tengah lingkungan keluarganya.

32 12 2. Bentuk- Bentuk Kegiatan Hidup Rohani dalam Keluarga Untuk mencapai hidup rohani yang semakin matang dan mendalam masingmasing pribadi perlu mempererat hubungannya dengan Tuhan: antara lain dengan mendengarkan sabdanya dalam Injil melalui hatinya, semakin menghidupkan dan meningkatkan cara berdoa. Berdoa merupakan kegiatan manusia yang paling mulia. Dalam doa segala segi kehidupan dan iman seseorang menyatu, lalu dihantarkan kepada Tuhan. Panggilan pribadi didengar dan dipertajam dalam doa, karena Tuhan memanggil kita sebagai anak-nya yang disayangi-nya. Oleh karena itu, sebagai anak tugas kita adalah menyapa Tuhan dengan berterimakasih, mengeluh, memuji atau meminta namun terutama dengan mendengarkan-nya dalam hati. Dengan demikian, Tuhan sendirilah yang menuntun kita dalam dan melalui berbagai peristiwa hidup kita (Heuken, 2002: 12). Konferensi Waligereja Indonesia dalam buku Pedoman Pastoral Keluarga, 2011 menyatakan bahwa setiap keluarga Katolik harus memperhatikan kehidupan iman anggota keluarganya karena keluarga adalah sekolah nilai-nilai kemanusiaan dan iman Katolik. Cara yang dilakukan bersama dalam keluarga agar kehidupan iman dan rohaninya semakin berkembang antara lain: a. Doa Pribadi dan doa bersama Dalam keluarga perlu dibiasakan untuk berdoa secara teratur, baik secara pribadi maupun secara bersama. Doa pribadi yang teratur oleh masing-masing anggota keluarga, dapat dilakukan terutama sebelum dan sesudah tidur dan sebelum dan sesudah makan. Sedangkan doa bersama di dalam keluarga dapat dilakukan terutama ketika ada anggota keluarga yang merayakan ulang tahun, sedang bersedih, atau sedang menghadapi tugas penting. Maka dalam kaitan dengan doa pribadi dan doa bersama, perlu dijelaskan bahwa berdoa adalah komunikasi dengan Tuhan,

33 13 sehingga setiap anggota keluarga diberi kesempatan untuk mengungkapkan isi hatinya melalui doa-doa spontan. Dalam berdoa keluarga juga perlu menggunakan secara tepat benda-benda rohani seperti salib, patung, gambar, rosario dan lain-lain (Pedoman Pastoral Keluarga, 2011:35) b. Mengikuti Perayaan Ekaristi Sejak dini keluarga perlu ikut ambil bagian secara aktif dalam perayaan liturgi, terutama Ekaristi supaya dapat mengenal dan mencintai Tuhan. Hari Raya Natal dapat digunakan sebagai moment untuk memperkenalkan kepada anak-anak, Pribadi Yesus Kristus yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Sebaiknya anak juga dilibatkan dalam persiapan perayaan tersebut, misalnya dengan menghias pohon natal atau membantu membuat gua natal. Perayaan ekaristi khusus untuk anak-anak sangat membantu mereka untuk terlibat di dalamnya. Lagu-lagu yang sederhana, kotbah yang menarik dan mudah dimengerti, dapat memikat perhatian anak. Dengan cara demikian mereka dibiasakan untuk terlibat dalam perayaan ekaristi. Mungkin pada awalnya anak-anak hanya menirukan sikap orang tua. Selanjutnya mereka dapat mengungkapkan iman dalam ekaristi. Bila mereka sudah mampu memahami, orang tua sebaiknya menjelaskan makna perayaan ekaristi yaitu sebagai perjamuan kasih Tuhan. Dalam perjamuan itu Tuhan memberikan Diri-Nya dan memanggil manusia untuk bersatu dengan-nya. Maka menyambut tubuh Kristus dalam komuni berarti bersatu dengan Tuhan sendiri. Juga perlu dijelaskan bahwa perayaan ekaristi adalah perayaan syukur atas karya keselamatan Allah yang terlaksana melalui Yesus Kristus bersatu dengan Tuhan dan Gereja yang adalah Tubuh Mistik Kristus (seri puskat no, 22, 40).

34 14 c. Membaca dan Merenungkan Kitab Suci Keluarga Kristiani mempunyai kebiasaan untuk membaca dan merenungkan Kitab Suci. Melalui pembacaan Kitab Suci, keluarga mengenal Allah yang menyelamatkan manusia dalam sejarah keselamatan yang berpuncak dalam diri Yesus Kristus. Dengan membaca dan mendengarkan serta merenungkan Kitab Suci, hati mereka diarahkan kepada Allah yang hadir melalui sabda-nya, sehingga anggota keluarga dapat menimba inspirasi untuk hidup iman melalui teladan hidup Yesus dan tokoh-tokoh iman dalam Kitab Suci (Pedoman Pastoral Keluarga, 2011:35) d. Ikut Aktif dalam Kelompok Pembinaan Iman Untuk membantu keluarga dalam memberikan pendidikan iman dan menumbuhkan sikap hidup menggereja dalam diri keluarga Kristiani, maka keluarga Kristiani harus terlibat aktif dalam kegiatan menggereja baik di lingkungan, wilayah, maupun paroki. Maka, sejak kecil, anak-anak sebaiknya didorong untuk terlibat kegiatan kelompok pembinaan iman, seperti Sekolah Minggu, Pembinaan Iman Anak dan Remaja. Dengan mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut di atas, iman anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain itu, anak juga dapat menghayati kebersamaan hidup sebagai anggota Gereja (Pedoman Pastoral Keluarga, 2011:35) e. Ikut Ambil Bagian dalam Rekoleksi, Retret, Ziarah Rekoleksi, retret, ziarah sudah dikembangkan cukup lama dalam Gereja dan menghasilkan buah-buah yang baik. Maka keluarga Kristiani hendaknya mendorong dan mendukung seluruh anggota keluarganya untuk mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan tersebut demi pengembangan hidup beriman mereka. Melalui kegiatan-kegiatan ini setiap anggota keluarga akan semakin terlibat aktif dalam

35 15 kegiatan di keluarga dan Gereja dan saling terbuka satu dengan yang lain (Pedoman Pastoral Keluarga, 2011:35) f. Refleksi Harian Refleksi harian merupakan hal yang paling penting dalam hidup manusia, karena dengan refleksi manusia dapat menemukan siapa dirinya sesungguhnya dengan segala situasi hidup yang dialami dan dirasakan, sehingga dapat memaknai hidup ini begitu berati. Demikian pula dalam hidup berkeluarga, setiap anggota keluarga mampu merefleksikan setiap pengalaman yang mereka alami dalam hidup sehari-hari sehingga mereka mampu menerima segala kekurangan dan kelebihan setiap anggota keluarganya agar hidup mereka semakin sempurna dimana ada cinta kasih timbal balik. g. Terlibat dalam Perkumpulan Keluarga Katolik (ME) Marriage Encounter atau yang disingkat dengan ME adalah sebuah gerekan dari Gereja Katolik untuk pasangan suami istri, atau sebuah program yang biasanya diberikan pada akhir pekan dimana para pasutri mendapat kesempatan untuk melatih teknik berkomunikasi dengan kasih yang dapat mereka gunakan sampai akhir hayat. Hal tersebut adalah sebuah kesempatan untuk dapat melihat sejauh mana hubungan mereka satu sama lain, dan hubungan mereka dengan Tuhan. Selain itu merupakan kesempatan untuk berbagi perasaan, harapan, dan mimpi-mimpi dari mereka. Weekend dalam Marriage Encounter merupakan kesempatan untuk membangun komunikasi antara suami istri. Weekend memberikan suasana yang kondusif bagi pasutri untuk menghabiskan waktu bersama, jauh dari tekanan hidup sehari-hari, sekaligus mendukung mereka untuk memusatkan perhatiaan pada satu sama lain dan hubungan mereka. (Gema Warta).

36 16 3. Tujuan Hidup Rohani a. Meningkatkan Relasi dengan Tuhan Hidup merupakan anugerah indah dari Tuhan yang harus selalu terasa indah bila kita hayati sesuai dengan tujuan yang dikehendaki oleh Tuhan. Hal yang paling penting yang harus selalu disadari oleh manusia adalah bahwa Tuhan senantiasa mengasihi dan menyayangi semua makhluk-nya, termasuk manusia tanpa batas. Tuhan adalah kasih dan kasih-nya yang telah kita terima dengan cuma-cuma hendak dibagikan kepada semua makhluk ciptaan sehingga mereka pun mengalami kasih Tuhan. Sebagai balasannya manusia perlu belajar untuk lebih percaya kepada Tuhan dan menjalin relasi yang dekat dengan Tuhan agar manusia dapat bersatu erat dengan Tuhan dan kembali seutuhnya kepada Tuhan (Hidya Tjahya, 2011: 24). b. Memupuk Relasi Kasih dengan Sesama Manusia Manusia adalah citra Allah. Ia diciptakan oleh Allah menurut gambar dan rupa- Nya (Kej 1: 26-27). Kasih menjadi dasar bagi Allah untuk menciptakan manusia dan selanjutnya menyelamatkan manusia. Oleh kasih Allah itu, manusia dapat hidup.maka, sebagai makhluk pribadi sekaligus sebagai mahkluk social, manusia harus menjalin relasi yang penuh kasih dengan sesama manusia. Dengan itu, manusia dapat hidup dengan aman, damai dan tenteram bersama dengan sesamanya. c. Membangun Sikap Peduli terhadap Alam Semesta Akal budi yang menjadi nilai lebih dari manusia yang adalah gambar dan rupa Allah (Kej 1:26) mewajibkan manusia untuk terlibat untuk menjaga keutuhan dan kelestarian lingkungan. Dengan akal budinya manusia dituntut untuk memelihara alam. Oleh karena itu, manusia adalah rekan kerja Allah. Meskipun dalam pemahaman ekologis, manusia memiliki asal usul yang sama dengan segala sesuatu yang ada di dunia, namun manusia adalah makhluk yang istimewa. Keistimewaan

37 17 manusia terletak pada aspek kesadaran diri (self consciousness) yang memampukan manusia untuk membuat distingsi antara yang baik dan yang buruk bagi keberlangsungan hidup ciptaan di dunia ini. Atas dasar itu, maka peran, kedudukan dan tugas manusia adalah menjadi mitra kerja Allah yang bersama-sama memelihara dan menjaga alam semesta. Manusia menjadi kolaborator Allah dalam karya penciptaan, bukan menggantikan kedudukan dan peran Allah (Surip, 2010:28) B. Keluarga Kristiani 1. Pengertian Keluarga Kristiani Keluarga Kristiani adalah suatu institusi yang dibentuk melalui sakramen perkawinan. Nilai-nilai yang menggerakan keluarga itu adalah nilai iman, harapan dan kasih yang ditimba dari Kitab Suci dan Ajaran Gereja. Sebagai suatu komunitas iman, Keluarga Kristiani yang terdiri dari ayah, ibu, anak dipandang sebagai suatu perwujudan, pewahyuan dan penampakkan yang istimewa dari komunitas Gereja. Dalam kesehariannya, mereka selalu bersama-sama baik itu dalam kesusahan maupun dalam kebahagiaan. Keluarga menjadi besar karena hadirnya sanak saudara di dalamnya yang selalu memberikan dukungan dan memberikan rasa aman (Konferensi Waligereja Indonesia,1996: 54) Keluarga adalah komunitas pertama dan asal mula keberadaan setiap manusia dan merupakan persekutuan pribadi-pribadi (communion personarum) yang hidupnya berdasarkan dan bersumber pada cinta kasih (Pedoman Pastoral Keluarga 2011:10). Kasih sejati yang selalu hadir dalam keluarga akan membuahkan kebaikan bagi semua anggota keluarga. Maka setiap pribadi dalam keluarga harus

38 18 mewujudkan cinta kasih dalam tindakan konkret untuk kebahagiaan, kesejahteraan, dan keselamatan seluruh keluarga. Gaudium et Spes, art. 48 menyatakan bahwa Keluarga Kristiani merupakan Gambaran dan partisipasi perjanjian cinta kasih antara Kristus dan Gereja. Gambaran dan partisipasi yang dimaksudkan dalam rumusan ini adalah gambaran dan partisipasi sebuah keluarga yang dibangun berdasarkan perjanjian cinta kasih kepada Kristus dan kepada Gereja, karena perjanjian cinta kasih dalam sebuah keluarga harus selalu berlandaskan pada cinta kasih akan Kristus yang telah mempersatukan mereka dalam Gereja dan menjadikan sebuah keluarga menjadi keluarga yang Kristiani. Jika gambaran dan partisipasi akan perjanjian cinta kasih antara Kristus dan Gereja sudah terwujud maka Keluarga Kristiani dapat dibangun dengan baik. Keluarga Kristen adalah persekutuan hidup antara ayah, ibu, dan anak-anak yang telah percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi serta meneladani hidup dan ajaran-ajarannya dalam kehidupan seharihari. Pengertian ini dibangun dari pengertian Kristen itu sendiri.kristen artinya menjadi pengikut Kristus, yang meneladani hidup dan ajaran-ajaran Kristus. 2. Pokok-Pokok Keluarga Kristiani a. Keluarga adalah Komunitas Pribadi-Pribadi dalam Cinta kasih Keluarga adalah komunitas pertama dan asal mula keberadaan setiap mnusia dan merupakan persekutuan pribadi-pribadi (communion personarum) yang hidupnya berdasarkan dan bersumber pada cinta-kasih. Kasih sejati dalam keluarga adalah kasih yang membuahkan kebaikan bagi semua anggota keluarga. Setiap pribadi dalam keluarga semestinya mewujudkan cinta-kasih melalui tindakan

39 19 konkret untuk kebahagiaan, kesejahteraan, dan keselamatan seluruh anggota keluarganya. Cinta-kasih merupakan kekuatan keluarga yang utama, karena tanpa cinta-kasih keluarga tidak akan mengalami kerukunan dalam hidup dan tidak dapat berkembang serta menyempurnakan diri sebagai persektuan pribadi-pribadi. Pada hakekatnya setiap manusia memiliki kebutuhan untuk dikasihi dan mengasihi. Maka keluarga mempunyai tugas yang utama, yakni menghayati dirinya sebagai persekutuan hidup yang dilandasi cinta-kasih dan berusaha terus menerus untuk mengembangkan hidup rukun antaranggota keluarganya (Pedoman Pastoral Keluarga, 2010: 10). b. Keluarga adalah Persekutuan Pembela Kehidupan Allah menciptakan laki-laki dan perempuan menurut gambar-nya (bdk. Kej 1:26-28). Laki-laki dan perempuan itu kemudian diberkati oleh Allah. Pemberkatan ini memang dapat diartikan sebagai pemberkatan nikah karena laki-laki dan perempuan yang diberkati itu kemudian diberi tugas untuk beranakcucu dan menguasai bumi. Hal ini mau menegaskan bahwa Keluarga yang dibangun adalah sebuah persekutuan yang diutus oleh Tuhan untuk menjada pembela kehidupan (Purwa Hadiwardoyo,1988: 12-13). Laki-laki dan perempuan diciptakan oleh Allah untuk menjadi satu daging dan ikut ambil bagian dalam karya perutusan-nya. Salah satunya adalah dengan melahirkan anak dan mendidik anak. Melahirkan dan mendidik anak adalah tugas suami-istri yang paling istimewa dan tak tergantikan. Anak-anak yang dilahirkan merupakan buah cinta antara suami istri maka anak-anak harus diterima dengan penuh sukacita. Orang tua harus mendidik dan membantu mereka untuk bertumbuh dalam segala segi aspek sehingga menjadi anak yang baik bagi keluarga, Gereja dan masyarakat (Pedoman Pastoral Keluarga, 2011: 12).

40 20 c. Keluarga adalah Gereja Rumah Tangga Gereja merupakan sebuah keluarga. Sebaliknya keluarga adalah Gereja. Keluarga Kristiani tidak hanya merupakan bagian dari seluruh Gereja, namun juga merupakan sebuah Gereja, artinya : dalam Keluarga Kristiani, nampak adanya unsur paguyuban atau persekutuan iman. Ada kemiripan antara Gereja dan Keluarga (Paus Paulus VI 1994: 17). Keluarga merupakan tempat bertumbuh dan berkembangnya cinta kasih Allah. Oleh karena itu, setiap anggota keluarga dipanggil untuk mengambil bagian dalam pewartaan kasih Allah baik dalam keluarga maupun di luar keluarga. Selain itu keluarga Kristiani sebagai Gereja rumah tangga merupakan persekutuan orang beriman yang saling mencintai dan mendukung satu sama lain (Kila,2005: 7). Dalam hidup sehari-hari anggota keluarga juga melaksanakan tiga tugas Kristus yakni sebagai imam, nabi dan raja. Yang dimaksud dengan tiga tugas Kristus adalah tiga tugas yang melekat dalam diri semua orang yang telah dibaptis. Sejak seseorang menerima baptisan dan menjadi anggota Gereja, ia mengemban tugas sebagai imam, nabi dan raja (bdk. KHK 204 art. 1). Tugas sebagai imam, nabi dan raja juga diemban oleh keluarga Kristiani sebagai Gereja Rumah Tangga. Dasar dari tiga tugas Kristus dalam keluarga Kristiani adalah Baptisan yang telah diterima oleh semua anggotanya. Selain itu, suami-isteri juga dapat mengemban tugas ini berkat Sakramen Perkawinan yang mereka terima. Di dalam janji perkawinan, mereka sepakat untuk membentuk keluarga yang berdasarkan Injil. Sebagai nabi, keluarga Kristiani mempunyai tugas berpegang teguh pada kebenaran dan hidup menurut kebenaran yang telah ditetapkan oleh Kristus melalui

41 21 Gereja-Nya. Keluarga Kristiani diajak untuk turut aktif dalam setiap karya pewartaan baik melalui katekese atau kesaksian hidup sehari-hari. Sebagai imam, keluarga Kristiani diajak untuk terus berpartisipasi dalam kehidupan sakramen dan liturgi terutama sakramen Ekaristi dan sakramen tobat. Selain itu keluarga Kristiani juga diajak untuk hidup kudus dengan mengasihi Allah dan mengasihi sesama atas dasar kasih terhadap Allah. Sebagai raja, keluarga Kristiani diajak dalam tugas pelayanan, pelayanan pastoral dan persaudaraan dengan semua orang. Keluarga Kristiani bukan hanya merupakan sebuah komunitas basis manusia, melainkan juga komunitas basis Gerejawi. Sebagai komunitas basis Gerejawi, keluarga Kristiani dipanggil untuk ikut ambil dalam karya penyelamatan Allah dengan melaksanakan lima tugas Gereja yaitu: 1) Persekutuan (Koinonia) Keluarga adalah persekutuan seluruh hidup (consortium totius vitae) antara seorang laki-laki dan seorang perempuan berlandaskan perjanjian antara kedua pihak dan diteguhkan melalui kesepakatan perkawinan (bdk. KHK 1055 art. 1). Ciri pokok dari persekutuan tersebut adalah hidup bersama berdasarkan iman dan cinta kasih serta kesediaan untuk saling mengembangkan pribadi satu sama lain. Persekutuan dalam keluarga diwujudkan dengan menciptakan saat-saat bersama, doa bersama, kesetiaan dalam suka dan duka, untung dan malang, ketika sehat maupun sakit. (Pedoman Pastoral Keluarga, 2011: 15). 2) Liturgi (Leiturgia) Liturgi adalah istilah yang berasal dari bahasa Yunani, leitourgia, yang berarti kerja atau pelayanan yang dibaktikan bagi kepentingan bangsa. Dalam perkembangan selanjutnya, leitourgia mendapat arti kultis yakni pelayanan ibadat. Dalam liturgy juga mengandung kerja bersama. Kerja sama ini memiliki makna

42 22 peribadatan kepada Allah dan pelaksanaan kasih. Jadi liturgy adalah perayaan misteri karya keselamatan Allah dalam Kristus, yang dilaksanakan oleh Yesus Kristus, Sang Imam Agung, bersama Gereja-Nya di dalam ikatan Roh Kudus (Martasudjita,1999: 18-27). Kepenuhan hidup umat beriman Katolik tercapai dalam sakramen-sakramen dan hidup doa. Melalui sakramen-sakramen dan hidup doa, keluarga bertemu dan berdialog dengan Allah. Relasi antara Kristus dengan Gereja terwujud nyata dalam Sakramen Perkawinan, yang menjadi dasar panggilan dan tugas perutusan suami istri. Suami istri mempunyai tanggungjawab membangun kesejahteraan rohani dan jasmani keluarganya, dengan setia akan memberi kekuatan iman dalam hidup mereka terutama ketika mereka sedang menghadapi dan mengalami persoalan sulit dan berat, dan membuahkan berkat rohani, yaitu relasi yang mesra dengan Allah sehingga mereka dapat merasakan hidup dalam kedamaian dan saling meneguhkan (Pedoman Pastoral Keluarga, 2011:16). 3) Pewartaan Injil (Kerygma) Keluarga mengambil bagian dalam tugas Gereja untuk mewartakan Injil. Tugas itu dilaksanakan terutama dengan mendengarkan, menghayati, melaksanakan, dan mewartakan Sabda Allah. Keluarga, seperti Gereja, harus menjadi tempat Injil disalurkan dan memancarkan sinarnya. Orangtua tidak sekadar menyampaikan Injil kepada anak-anak, melainkan dari anak-anak mereka juga mampu menyampaikan Injil. Keluarga Kristiani menerima injil dalam bentuk penghayatan yang mendalam. Sabda Allah termuat dalam Kitab Suci yang tidak selalu dipahami, maka keluarga sebaiknya ikut mengambil bagian secara aktif dalam kegiatan-kegiatan pendalaman Kitab Suci (Pedoman Pastoral Keluarga, 201: 16).

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN

KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN KEADILAN, PERDAMAIAN DAN KEUTUHAN CIPTAAN DALAM KONSTITUSI KITA Kita mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah-masalah keadilan, damai dan keutuhan ciptaan.para suster didorong untuk aktif

Lebih terperinci

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Jenjang Pendidikan : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kurikulum : 2006 Jumlah Kisi-Kisi : 60 KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN) TAHUN PELAJARAN 2017/2018 NO KOMPETENSI DASAR

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan

Lebih terperinci

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan 11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

Lebih terperinci

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) 10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

Lebih terperinci

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL

KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Warta 22 November 2015 Tahun VI - No.47 KELUARGA KATOLIK: SUKACITA INJIL Hasil Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia IV (sambungan minggu lalu) Tantangan Keluarga dalam Memperjuangkan Sukacita Anglia 9.

Lebih terperinci

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J.

RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 RELIGIUS SEBAGAI MISTIK DAN NABI DI TENGAH MASYARAKAT Rohani, Juni 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Mistika dikenal oleh orang sekitar sebagai seorang yang suci, orang yang dekat dengan Tuhan,

Lebih terperinci

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan subyek yang ikut berperan 14 1 7. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI Menurut Anda pribadi, manakah rencana Allah bagi keluarga Anda? Dengan kata lain, apa yang menjadi harapan Allah dari keluarga Anda? Menurut Anda

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan

KISI-KISI PENULISAN SOAL. kemampuan KISI-KISI PENULISAN SOAL Jenis Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 Menit Jumlah soal : 40 + 5 Bentuk Soal : Pilihan Ganda dan Uraian

Lebih terperinci

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia.

03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. 03. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,

Lebih terperinci

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap

Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap Pengantar Selama ini selain bulan Mei, kita mengenal bulan Oktober adalah bulan Maria yang diperingati setiap tahunnya oleh seluruh umat katolik sedunia untuk menghormati Santa Perawan Maria. Bapa Suci

Lebih terperinci

TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH

TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH SOSIALISASI DALAM ARDAS KAJ UNTUK TIM PENGGERAK PAROKI KOMUNITAS DAN TAREKAT DIBAWAKAN OLEH TIM KERJA DKP GERAKAN ROHANI TAHUN KERAHIMAN DALAM ARDAS KAJ tantangan

Lebih terperinci

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a

Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a 1 Tahun C Hari Minggu Biasa III LITURGI SABDA Bacaan Pertama Neh. 8 : 3-5a. 6-7. 9-11 Bagian-bagian Kitab Taurat Allah dibacakan dengan jelas, dengan diberi keterangan-keterangan sehingga pembacaan dimengerti.

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan

SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan 1 SILABUS MATA PELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP Kelas : VIII Mata Pelajaran : Kompetensi Inti : KI 1:Menerima dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tangungjawab,

Lebih terperinci

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN

SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN SURAT GEMBALA PRAPASKAH 2018 KELUARGA KATOLIK YANG BERKESADARAN HUKUM DAN MORAL, MENGHARGAI SESAMA ALAM CIPTAAN Disampaikan sebagai pengganti khotbah dalam Perayaan Ekaristi Minggu Biasa VI tanggal 10-11

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas/Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi : Memahami

Lebih terperinci

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014

dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 SURAT GEMBALA PRAPASKA 2014 KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 1-2 Maret 2014 Allah Peduli dan kita menjadi perpanjangan Tangan Kasih-Nya untuk Melayani Saudari-saudaraku yang terkasih,

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA - 165 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNANETRA KELAS VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN

KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN KELUARGA SEKOLAH KEHIDUPAN Keluarga dan komunitas berperan sangat penting membangun kehidupan dunia dan alam raya ini. Dimana seseorang belajar banyak hal yang mempengaruhi kehidupan. Nilai iman dan kemanusiaan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 !!! DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN 2 I. HAKEKAT, TUJUAN, DAN SPIRITUALITAS 3 II. ALASAN DAN DASAR 4 III. MANFAAT 5 IV. KEGIATAN-KEGIATAN POKOK 5 V. KEGIATAN-KEGIATAN LAIN 6 VI. ORGANISASI 6 VII. PENDAFTARAN

Lebih terperinci

Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis

Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis BAHAN RENUNGAN (untuk kalangan sendiri) Meneladan Maria Menjadi Pribadi Ekaristis semakin beriman, semakin bersaudara dan berbela rasa Kata Pengantar Saudara saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat, memacu orang untuk semakin meningkatkan intensitas aktifitas dan kegiatannya. Tingginya intensitas

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Keluarga merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak, dalamnya harus terdapat keseimbangan, keselarasan kasih sayang

Lebih terperinci

Sukacita kita dalam doa

Sukacita kita dalam doa Sukacita kita dalam doa Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. (John 16:24) Sukacita dalam melayani Allah dan sesama merupakan suatu perwujudan nyata: sesuatu yang spontan, bahkan

Lebih terperinci

Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49)

Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49) HR KENAIKAN TUHAN : Kis 1:1-11; Ef 1:17-23; Luk 24:46-53 Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi (Luk 24:49) Sebelum menerima tahbisan imamat,

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN

KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN KISI KISI PENULISAN SOAL US TAHUN PELAJARAN 2012 2013 Sekolah : Bentuk soal : PG Mata Pelajaran : Agama Katolik Alokasi wkatu : 120 Menit Kurikulum acuan : KTSP Penyusun : Lukas Sungkowo, SPd Standar Kompetensi

Lebih terperinci

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA

MATERI V BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA BERTUMBUH DALAM CINTA AKAN KRISTUS MELALUI DOA 1. PENGANTAR Keluarga Kristiani dipanggil untuk menjadi rasul kehidupan Setiap pasangan suami-istri dipanggil oleh Tuhan untuk bertumbuh dan berkembang dalam

Lebih terperinci

Sukacita atas belas kasih Allah

Sukacita atas belas kasih Allah Sukacita atas belas kasih Allah Kehadiran gereja hendaknya menampakkan belas kasih Allah baik melalui paroki, komunitas, kelompok asosiasi dan gerakan lainnya; atau dengan kata lain kehadiran orang Kristen

Lebih terperinci

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI

NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI NOVENA PENTAKOSTA 2015 ROH KUDUS MEBANGKITKAN SIKAP SYUKUR DAN PEDULI *HATI YANG BERSYUKUR TERARAH PADA ALLAH *BERSYUKURLAH SENANTIASA SEBAB ALLAH PEDULI *ROH ALLAH MENGUDUSKAN KITA DALAM KEBENARAN *ROH

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam Di masa sekarang ini banyak para novis dan seminaris yang mengabaikan satu atau lebih aspek dari latihan pembentukan mereka untuk menjadi imam. Beberapa

Lebih terperinci

Suster-suster Notre Dame

Suster-suster Notre Dame Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Para Suster yang terkasih, Generalat/Rumah Induk Roma Natal, 2013 Natal adalah saat penuh misteri dan

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET

TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET 1 TANTANGAN RELIGIUS DALAM MEWARTAKAN KABAR GEMBIRA DI ZAMAN GADGET Seminar Religius di BKS 2016 Kanisius, 8 September 2016 Paul Suparno, SJ Pendahuluan Tema BKS tahun 2016 ini adalah agar keluarga mewartakan

Lebih terperinci

(mempelai wanita) & (mempelai pria) MISA KUDUS SAKRAMEN PERKAWINAN. Dipimpin oleh

(mempelai wanita) & (mempelai pria) MISA KUDUS SAKRAMEN PERKAWINAN. Dipimpin oleh MISA KUDUS SAKRAMEN PERKAWINAN (mempelai wanita) & (mempelai pria) Hari...,, Tanggal... Pukul ------- WIB Di... Paroko..., Kota... Dipimpin oleh ------------------------ PERSIAPAN Iringan mempelai bersiap

Lebih terperinci

Tata Upacara Pernikahan Sipil

Tata Upacara Pernikahan Sipil Tata Upacara Pernikahan Sipil 1 Penyerahan calon mempelai oleh wakil keluarga K Romo yang kami hormati. Atas nama orang tua dan keluarga dari kedua calon mempelai, perkenankanlah kami menyerahkan putra-putri

Lebih terperinci

ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA

ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA ARAH DASAR PASTORAL KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA Tahun 2011 2015 1 Latar Belakang Ecclesia Semper Reformanda >> gerak pastoral di KAJ >> perlunya pelayanan pastoral yg semakin baik. 1989 1990: Sinode I KAJ

Lebih terperinci

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran

UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran UJIAN SEMESTER I SEKOLAH BINA NUSANTARA Tahun Ajaran 2008 2009 L E M B A R S O A L Mata pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Kelas : 8 Hari / tanggal : Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM : 1. Tulislah nama

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima

Lebih terperinci

PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR!

PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR! PILIHLAH JAWABAN YANG BENAR! 1. Simbol perkawinan bahtera yang sedang berlayar mempunyai makna bahwa perkawinan... A. merupakan perjalanan yang menyenangkan B. ibarat mengarungi samudra luas yang penuh

Lebih terperinci

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Bulan Oktober adalah bulan Maria. Banyak orang menyempatkan diri untuk menghormati Bunda Maria dan mohon bimbingannya

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA - 273 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDIPEKERTI SMALB TUNANETRA KELAS: X Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

SPIRITUALITAS EKARISTI

SPIRITUALITAS EKARISTI SPIRITUALITAS EKARISTI SUSUNAN PERAYAAN EKARISTI RITUS PEMBUKA LITURGI SABDA LITURGI EKARISTI RITUS PENUTUP RITUS PEMBUKA Tanda Salib Salam Doa Tobat Madah Kemuliaan Doa Pembuka LITURGI SABDA Bacaan I

Lebih terperinci

PENGANTAR I. PRINSIP-PRINSIP DASAR

PENGANTAR I. PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGANTAR Bersama dan atas nama Kristus, Sang Gembala utama, para imam dan para tokoh awam dipanggil dan diutus untuk mendampingi umat beriman, berdasarkan ajaran dan teladan Kristus, Sang Gembala itu.

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Gereja Tubuh Kristus GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks.

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 01Fakultas Psikologi GEREJA DAN HAKIKATNYA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Psikologi HAKEKAT GEREJA A.pengertian Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa

Lebih terperinci

Suster-suster Notre Dame

Suster-suster Notre Dame Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Generalat/ Rumah Induk Roma Natal, 2014 Para Suster yang terkasih, Sabda telah menjadi manusia dan berdiam

Lebih terperinci

5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu.

5. Pengantar : Imam mengarahkan umat kepada inti bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu. TATA CARA dan URUTAN PERAYAAN EKARISTI: Bagian 1 : RITUS PEMBUKA Bertujuan mempersatukan umat yang berkumpul dan mempersiapkan umat untuk mendengarkan sabda Allah dan merayakan Ekaristi dengan layak. Ritus

Lebih terperinci

Suster-suster Notre Dame

Suster-suster Notre Dame Suster-suster Notre Dame Diutus untuk menjelmakan kasih Allah kita yang mahabaik dan penyelenggara Para suster yang terkasih, Generalat/Rumah Induk Roma Paskah, 5 April 2015 Kisah sesudah kebangkitan dalam

Lebih terperinci

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Roh Kudus Penolong dan Penghibur GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana PASTORAL DIALOGAL Erik Wahju Tjahjana Pendahuluan Konsili Vatikan II yang dijiwai oleh semangat aggiornamento 1 merupakan momentum yang telah menghantar Gereja Katolik memasuki Abad Pencerahan di mana

Lebih terperinci

Pnt. : Biarlah orang yang takut akan TUHAN berkata:

Pnt. : Biarlah orang yang takut akan TUHAN berkata: Tema : Keluarga : Bersatu Kita Teguh, Terpisah Pun Kita Kuat (1 Timotius 1 : 5) Sub Tema : Menghidupi Kasih Ibadah ini dikemas dalam bentuk ibadah keluarga. Oleh karena itu mohon diusahakan agar masing-masing

Lebih terperinci

-uhan BERSUKACITA. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. (Joh 15:16)

-uhan BERSUKACITA. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. (Joh 15:16) -uhan BERSUKACITA dengan panggilan kita Dalam panggilanmu, Tuhan berkata kepadamu: Kamu penting bagi-ku, Aku mencintaimu, Aku memperhitungkanmu. (Paus Fransiskus) Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNARUNGU

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNARUNGU - 554 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNARUNGU KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J.

PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 PERAYAAN HARI HIDUP BAKTI SEDUNIA Rohani, Maret 2012, hal 28-32 Paul Suparno, S.J. Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 6 Januari 1997 telah menetapkan bahwa tanggal 2 Februari, pada pesta Kanak-kanak

Lebih terperinci

MATERI II PRIA SEBAGAI SUAMI DAN AYAH DALAM KELUARGA

MATERI II PRIA SEBAGAI SUAMI DAN AYAH DALAM KELUARGA PRIA SEBAGAI SUAMI DAN AYAH DALAM KELUARGA 1. PENGANTAR ikut berperan serta dalam membangun Dalam tema ini akan dibicarakan peranan pria baik sebagai suami maupun ayah dalam keluarga. Sebagai suami jelas

Lebih terperinci

XII. Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan

XII.  Diunduh dari. Bab. Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi Lingkungan Bab XII A. Pengantar Bernyani Kucinta Keluarga Tuhan Kucinta k luarga Tuhan, terjalin mesra sekali semua saling mengasihi betapa s nang kumenjadi k luarganya Tuhan Keluarga Kristen Menjadi Berkat Bagi

Lebih terperinci

KAMIS DALAM PEKAN SUCI. Misa Krisma

KAMIS DALAM PEKAN SUCI. Misa Krisma KAMIS DALAM PEKAN SUCI 1. Seturut tradisi Gereja yang sangat tua, pada hari ini dilarang merayakan misa tanpa umat. Misa Krisma 2. Pemberkatan minyak orang sakit dan minyak katekumen serta konsekrasi minyak

Lebih terperinci

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri

TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri 1 RITUS PEMBUKA PERARAKAN MASUK LAGU PEMBUKA TANDA SALIB DAN SALAM Umat berdiri Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Umat : Amin. Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan

Lebih terperinci

26. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SD

26. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SD 26. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SD KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan secara keseluruhan

Lebih terperinci

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017 1 Th A Hari Minggu Biasa V 26 Februari 2017 Antifon Pembuka Mzm. 18 : 19-20 Tuhan menjadi sandaranku. a membawa aku keluar ke tempat lapang. a menyelamatkan aku karena a berkenan kepadaku. Pengantar Rasa-rasanya

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (2/6)

Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Seri Kedewasaan Kristen (2/6) Nama Kursus : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Ibadah dan Persekutuan Kode Pelajaran : OKB-P02 DAFTAR ISI A. BERTANGGUNG

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Katolik

Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Agama Katolik Modul ke: 03 EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro, M.M Pendahuluan Dalam suatu adegan yang mengharukan

Lebih terperinci

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 :

Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA. Bacaan Pertama Yes. 40 : 1 Tahun C Pesta Pembaptisan Tuhan LITURGI SABDA Bacaan Pertama Yes. 40 : 1-5. 9-11 Kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya. Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya: Beginilah

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 20 NOVEMBER 2016 (MINGGU KRISTUS RAJA) YESUS KRISTUS RAJA SURGAWI SEJATI

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 20 NOVEMBER 2016 (MINGGU KRISTUS RAJA) YESUS KRISTUS RAJA SURGAWI SEJATI TATA IBADAH MINGGU, 20 NOVEMBER 2016 (MINGGU KRISTUS RAJA) YESUS KRISTUS RAJA SURGAWI SEJATI PERSIAPAN Saat Teduh/Doa Pribadi Latihan Lagu & Pembacaan Warta Lisan Saat Hening Pnt. : Jemaat, marilah kita

Lebih terperinci

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL VISI : Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama MISI : Menjangkau jiwa dengan Injil, membina hingga dewasa didalam Kristus dan melayani

Lebih terperinci

Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1

Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1 Perayaan Ekaristi Hari Minggu Adven ke-1 1. Lagu Pembukaan: HAI, ANGKATLAH KEPALAMU (PS 445 / MB 326) http://www.lagumisa.web.id/lagu.php?&f=ps-445 Pengantar Seruan Tobat Saudara-saudari, marilah mengakui

Lebih terperinci

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS

A. JEMAAT BERHIMPUN TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS TATA IBADAH MINGGU, 30 APRIL 2017 (MINGGU PASKAH III) BERELASI DENGAN TUHAN YESUS KRISTUS Latihan Lagu-Lagu. Pembacaan Warta Lisan. Saat Hening. A. JEMAAT BERHIMPUN 1. AJAKAN BERIBADAH (JEMAAT DUDUK) Pnt.

Lebih terperinci

Liturgi Anak yang Hidup

Liturgi Anak yang Hidup Liturgi Anak yang Hidup 50 Tahun Sacrosanctum Concilium Makasar, 16 Oktober 2013 RD.Sridanto Aribowo, MA.Lit Gereja yang Peduli kepada Anak Sejarah Gereja menunjukkan anak kerap menjadi subyek maupun obyek

Lebih terperinci

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 EVANGELISASI BARU Rohani, Desember 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Budayanita waktu mengajar agama pada beberapa orang tua yang ingin menjadi Katolik, sering meneguhkan bahwa mereka itu sebenarnya

Lebih terperinci

Tugas Seorang. Istri

Tugas Seorang. Istri Tugas Seorang Istri Seorang wanita yang mengetahui bahwa peranannya sebagai istri merupakan suatu tanggung jawab besar, adalah orang yang bijaksana. Ia sudah siap untuk menerima petunjuk dari Allah bagaimana

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

Gereja di dalam Dunia Dewasa Ini

Gereja di dalam Dunia Dewasa Ini ix U Pengantar ndang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK 1 MODUL PERKULIAHAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK IMAN KATOLIK Fakultas Program Studi Tatap Muka Reguler Kode MK Disusun Oleh MKCU PSIKOLOGI 02 MK900022 Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Abstract Pada Bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menghasilkan keindahan melalui kegiatan bernyanyi. Bernyanyi adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Ia merupakan bagian dari kesenian atau keindahan yang dihasilkan melalui media bunyi atau suara. Suara

Lebih terperinci

RANGKUMAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 3 SEMESTER

RANGKUMAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 3 SEMESTER RANGKUMAN PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS 3 SEMESTER 2 Pelajaran 12. Sakramen Bapis 1) Ada 7 sakramen yang diakui oleh Gereja, yaitu: a) Sakramen Bapis b) Sakramen Ekarisi c) Sakramen Krisma d) Sakramen

Lebih terperinci

Pertemuan Pertama. Allah Yang Murah Hati

Pertemuan Pertama. Allah Yang Murah Hati APP 2013 Pertemuan Pertama Allah Yang Murah Hati Sasaran Pertemuan: Melalui pertemuan ini kita semakin meningkatkan kesadaran kita akan Allah yang murah hati, berbela rasa. Bacaan Pertemuan Pertama: Matius

Lebih terperinci

Pernikahan Kristen Sejati (2/6)

Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Nama Kursus   : Pernikahan Kristen yang Sejati Nama Pelajaran : Memilih Pasangan Kode Pelajaran : PKS-P02                    Pelajaran 02 - MEMILIH

Lebih terperinci

BAB II EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi

BAB II EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi BAB II Modul ke: 03 EKARISTI SEBAGAI SUMBER DAN PUNCAK HIDUP KRISTIANI Fakultas MKCU Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id 1 A. Pengertian Ekaristi Istilah

Lebih terperinci

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8

APA KATA TUHAN? RENUNGAN SINGKAT! POKOK ANGGUR YANG BENAR. Yoh 15:1-8 Yoh 15:1-8 POKOK ANGGUR YANG BENAR HARI MINGGU PASKAH V 03 MEI 2015 (1) Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. (2) Setiap ranting pada-ku yang tidak berbuah, dipotong-nya dan setiap

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J.

KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal Paul Suparno, S.J. 1 KEPEMIMPINAN KRISTIANI SEBAGAI PELAYAN DI BIARA Rohani, Juni 2013, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Serviana saat ini menjadi pimpinan suatu kongregasi. Ia termasuk pimpinan yang disenangi banyak

Lebih terperinci

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus

Lebih terperinci

Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia LITURGI SABDA

Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia LITURGI SABDA 1 Tahun A-B-C Hari Raya Natal - Allah menjadi manusia LTRG SABDA Bacaan Pertama Yes. 52 : 7-10 Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bacaan diambil dari Kitab Nabi Yesaya:

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMP-K PERMATA BUNDA CIMANGGIS : Pendidikan Agama Katolik : IX/2 : 2 x 40 menit A. Standar : Memahami dan melaksanakan

Lebih terperinci

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

-AKTIVITAS-AKTIVITAS KEHIDUPAN BARU -AKTIVITAS-AKTIVITAS BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Bagaimanakah Saudara Mempergunakan Waktumu? Bila Kegemaran-kegemaran Saudara Berubah Kegemaran-kegemaran Yang Baru

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS - 1822 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SMPLB AUTIS KELAS: VII Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

NABI YEHEZKIEL: KUALITAS HIDUP SEOFLING UTUSAN ALLAH DEMI KEBAIKAN BANGSA (Yehezkiel Bab 2 - Bab 3)

NABI YEHEZKIEL: KUALITAS HIDUP SEOFLING UTUSAN ALLAH DEMI KEBAIKAN BANGSA (Yehezkiel Bab 2 - Bab 3) PERTEMUAN IV : NABI YEHEZKIEL: KUALITAS HIDUP SEOFLING UTUSAN ALLAH DEMI KEBAIKAN BANGSA (Yehezkiel Bab 2 - Bab 3) Lagu & Doa Pembukaan : Lagu dipilih dari Puji Syukur atau lagu rohani lain. Doa pembukaan

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Nama Sekolah : SMP. Jumlah : 50 Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Katolik Bentuk :Pilihan Ganda Kelas :VII (Tujuh) Waktu : 90 Menit

Lebih terperinci

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

C. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA - 1238 - C. KOMPETENSI INTI DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA KELAS: I Kompetensi Sikap Spiritual, Kompetensi Sikap Sosial, Kompetensi Pengetahuan, dan Kompetensi Keterampilan

Lebih terperinci

MEMBANGUN BONUM CONIUGUM DENGAN MEMBINA RELASI INTERPERSONAL DALAM HIDUP BERKELUARGA MENURUT KANON KITAB HUKUM KANONIK 1983 SKRIPSI

MEMBANGUN BONUM CONIUGUM DENGAN MEMBINA RELASI INTERPERSONAL DALAM HIDUP BERKELUARGA MENURUT KANON KITAB HUKUM KANONIK 1983 SKRIPSI MEMBANGUN BONUM CONIUGUM DENGAN MEMBINA RELASI INTERPERSONAL DALAM HIDUP BERKELUARGA MENURUT KANON 1055 1 KITAB HUKUM KANONIK 1983 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira

Lebih terperinci

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN

LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH JEMAAT BERHIMPUN LITURGI MINGGU GEREJA KRISTEN INDONESIA JATIMURNI MINGGU, 3 SEPTEMBER 2017 Tema: MENYELAMI PEMIKIRAN ALLAH PERSIAPAN - Umat bersaat teduh - Lonceng berbunyi - Penyalaan Lilin JEMAAT BERHIMPUN PANGGILAN

Lebih terperinci

Tujuh Meditasi tentang CINTA

Tujuh Meditasi tentang CINTA 2016 Tujuh Meditasi tentang CINTA JADI S. LIMA Tujuh Meditasi tentang Cinta by Jadi S. Lima Copyright C 2011, 2016 FiatLux!, Jakarta all rights reserved 2 for Ita, with love... 3 DAFTAR ISI Pengantar...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam agama Katolik, terdapat struktur kepemimpinan gereja. Pemimpin tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam agama Katolik, terdapat struktur kepemimpinan gereja. Pemimpin tertinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam agama Katolik, terdapat struktur kepemimpinan gereja. Pemimpin tertinggi seluruh dunia dalam gereja Katolik adalah seorang Paus, saat ini bernama Paus

Lebih terperinci

PROGRAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS VII SMPK PERMATA BUNDA

PROGRAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011 PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS VII SMPK PERMATA BUNDA PRGRAM SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 010/011 PENDIDIKAN AGAMA KATLIK KELAS VII SMPK PERMATA BUNDA N 1 KMPETENSI 6. Menyadari bahwa pertumbuhan dan perkembangan dirinya tidak dapat lepas dari peran serta

Lebih terperinci