ANALISA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (ISO 14000) DAN KEMUNGKINAN IMPLEMENTASINYA OLEH PARA KONTRAKTOR KELAS A DI SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (ISO 14000) DAN KEMUNGKINAN IMPLEMENTASINYA OLEH PARA KONTRAKTOR KELAS A DI SURABAYA"

Transkripsi

1 Dimensi Teknik Sipil, Vol., No., 77-8, September 00 ISSN ANALISA SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (ISO 1000) DAN KEMUNGKINAN IMPLEMENTASINYA OLEH PARA KONTRAKTOR KELAS A DI SURABAYA Herry P. Chandra Dosen Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Jurusan Teknik Sipil - Universitas Kristen Petra Djoni, Christian Alumni Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan, Jurusan Teknik Sipil - Universitas Kristen Petra ABSTRAK Konsep konstruksi berkelanjutan memerlukan sistem manajemen lingkungan yang baik. Standar internasional ISO 1000 merupakan salah satu wahana untuk menjamin kinerja sistem manajemen lingkungan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum tentang sejauh mana para kontraktor kelas A di Surabaya mengetahui tentang informasi, elemen, dan keuntungan ISO 1000 serta bagaimana melakukan analisa sistem manajemen lingkungan tersebut dengan Friedman dan Wilcoxon Signed Ranks Test. Hasil analisa data menunjukkan 6,71% responden mengetahui informasi tentang ISO 1000, dan isu keselamatan dan kesehatan kerja menjadi prioritas utama (mean rank 8,09). Isu tersebut ditindaklanjuti dengan pengembangan strategi proaktif (61,76%), dimana strategi tersebut diikuti dengan pengembangan taktik antara lain memeriksa kesehatan sesuai dengan standard kesehatan yang telah ditentukan oleh pihak yang berwenang (mean rank 5,00). Kata kunci: ISO 1000, sistem manajemen lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja, implementasi, kontraktor. ABSTRACT Sustainable construction development needs a good environmental management system. International standard ISO 1000 is one the standard of a good environmental management system. This research aims to obtain general idea on how far Class A contractors in Surabaya know about information, element, and the benefit of ISO 1000, and how to engage in analyzing environmental management system using Friedman and Wilcoxon Signed Rank Test. From the data analysis, it was shown that 6,71% of the respondents is aware of ISO 1000 and issue on work safety and health for employees has become a first priority (mean rank 8.09). This issue has been followed-up with the development of a proactive strategy (61.76%). The strategy is followed by tactic development among others is to check employees health in accordance to standard of work safety and health for employees which has been imposed by the government (mean rank 5.00). Keywords: ISO 1000, environmental management system, issue on work safety and health of employees, implementation, contractors. PENDAHULUAN Konsep konstruksi berkelanjutan yang memasukkan aspek lingkungan dalam setiap tahap proses konstruksi perlu mendapat perhatian. Untuk melaksanakan konsep konstruksi berkelanjutan diperlukan adanya suatu sistem Catatan: Diskusi untuk makalah ini diterima sebelum tanggal 1 November 00. Diskusi yang layak muat akan diterbitkan pada Dimensi Teknik Sipil Volume 5 Nomor 1 September 00. manajemen lingkungan yang baik dengan didukung oleh standar yang mengatur tentang sistem tersebut. Dalam studi ini digunakan ISO 1000 sebagai wahana untuk menjamin kinerja sistem manajemen lingkungan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum tentang sejauh mana para kontraktor kelas A di Surabaya mengetahui tentang informasi, elemen, dan keuntungan ISO 1000 serta bagaimana melakukan analisa 77 Dimensi Teknik Sipil ISSN print 00 Universitas Kristen Petra

2 H. P. Chandra, et. al. / Analisa Sistem Manajemen Lingkungan (Iso 1000) / DTS, Vol., No., 77-8, September 00 sistem manajemen lingkungan tersebut dengan analisa statistik Wilcoxon Signed Ranks Test. Dalam penelitian ini digunakan kerangka teoritis yang dapat dilihat pada Gambar 1, dimana kerangka teoritis tersebut berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan ISO 1000 (informasi, elemen, dan keuntungan) serta tahapantahapan yang perlu dilakukan oleh kontraktor dalam melaksanakan sistem manajemen lingkungan. LANDASAN TEORI ISO 1000 merupakan standar internasional tentang sistem manajemen lingkungan secara umum, sedangkan untuk bidang konstruksi masih didukung oleh adanya konsep konstruksi berkelanjutan (sustainable construction). Dalam penelitian ini dijelaskan juga tentang elemen ISO 1000 dan keuntungan yang ada diperoleh bila menerapkannya. Elemen ISO 1000 yang terkait dengan proyek konstruksi adalah polusi udara, pembuangan ke sumber air, pasokan air dan pengolahan limbah domestik, limbah dan bahan-bahan, gangguan, bunyi/kebisingan dan getaran, radiasi, perencanaan fisik, pengembangan perkotaan, gangguan bahan/, penggunaan energi, keselamatan dan kesehatan kerja [1]. Sedangkan keuntungan ISO 1000 terdiri dari dua bagian, yaitu keuntungan potensial langsung dan keuntungan potensial tidak langsung [1]. Keuntungan potensial langsung meliputi reduksi dalam penggunaan sumber daya, reduksi dalam penggunaan energi, reduksi dalam bahan sisa, reduksi dalam keluhan dan tindak lanjut, menghindari denda dan penalti, dan menghindari pertanggungjawaban seseorang [1]. Sistem manajemen lingkungan adalah suatu sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk mengelola lingkungan. Dalam penelitian ini lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan dalam proyek dan selama proses konstruksi berlangsung. Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh perusahaan kontraktor untuk melakukan sistem manajemen lingkungan adalah identifikasi isu lingkungan dan kedenderungannya dalam dugaan publik, evaluasi dampak isu, penelitian dan analisa, pengembangan posisi, pengembangan strategi, implementasi, dan evaluasi []. Dalam penelitian ini, seluruh langkah-langkah yang ada di dalam sistem manajemen lingkungan diteliti berdasarkan isu lingkungan yang terkait dengan proses konstruksi yaitu: polusi udara, polusi air, polusi tanah, limbah dan bahan-bahan, bunyi/kebisingan Gambar 1. Kerangka Teoritis Penelitian 78

3 H. P. Chandra, et. al. / Analisa Sistem Manajemen Lingkungan (Iso 1000) / DTS, Vol., No., 77-8, September 00 dan getaran, radiasi, perencanaan fisik, penggunaan bahan/, penggunaan energi, keselamatan dan kesehatan kerja []. ALASAN TIDAK MENGETAHUI ISO 1000 Wilcoxon Signed Ranks test adalah salah satu metode analisa statistik non parametrik yang digunakan untuk mencari rangking dari suatu variabel yang diteliti []. METODE PENELITIAN Lain - lain 5.00% Kurang informasi 75.00% Studi kepustakaan, untuk mendapatkan variabel-variabel tentang informasi, elemen, dan keuntungan ISO 1000 serta faktor-faktor yang berperan dalam sistem manajemen lingkungan, kemudian diteliti ulang dengan melakukan penelitian lapangan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada kontraktor kelas A di Surabaya. Penelitian ini menggunakan skala nominal sebagai berikut: 1 = Ya, = Tidak dan skala ordinal/ranking sebagai berikut: Skala 1 : Sangat Tidak Berperan Skala : Tidak Berperan Skala : Kurang Berperan Skala : Agak Berperan Skala 5 : Berperan Skala 6 : Sangat Berperan Analisa data menggunakan analisa Wilcoxon Signed Ranks Test dengan menggunakan program SPSS V [5]. ISO 1000 ANALISA DATA DAN HASIL Hasil analisa data tentang informasi, elemen, dan keuntungan ISO 1000 dapat dilihat pada Gambar, Tabel 1, dan Tabel. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam referensi[6]. Informasi ISO 1000 PENGETAHUAN TENTANG INFORMASI ISO 1000 Tidak Mengetahui 5.9% Mengetahui 6.71% INFORMASI ISO 1000 PERTAMA KALI DIPEROLEH Lain-lain 5.8% Literatur asing.17% Relasi bisnis 16.67% Mass media.% Gambar. Informasi Tentang ISO 1000 Elemen ISO 1000 Tabel 1. Peringkat Elemen ISO 1000 ELEMEN ISO Keselamatan dan kesehatan kerja 7.91 Limbah dan bahan bahan 7. Pembuangan ke sumber air (pembuangan sisa ) 7.15 Perencanaan fisik (tanah, fasilitas kenyamanan, pohon dan kehidupan sekitar) Pasokan air dan pengolahan limbah domestik Radiasi Polusi udara (debu, asap) Penggunaan / bahan Penggunaan energi Pengembangan perkotaan Gangguan Bunyi / kebisingan dan getaran 5.1 Keternagan: * Hasil mean rank didapatkan berdasarkan analisa Wilcoxon Signed Ranks Test. 79

4 H. P. Chandra, et. al. / Analisa Sistem Manajemen Lingkungan (Iso 1000) / DTS, Vol., No., 77-8, September 00 Keuntungan ISO 1000 Tabel. Peringkat Keuntungan ISO 1000 KEUNTUNGAN ISO 1000 Keuntungan potensial langsung 1 Reduksi dalam pembuangan bahan sisa.90 Menghindari kecelakaan dan tindakan darurat.79 Menghindari klaim/ tuntutan.66 Menghindari pertanggungjawaban seseorang.6 5 Menghindari denda dan penalti.7 6 Reduksi dalam keluhan dan tindak lanjut.6 7 Reduksi dalam penggunaan sumber daya.16 8 Reduksi dalam penggunaan energi.9 Keuntungan potensial tidak langsung 1 Meningkatkan citra perusahaan.1 Hubungan yang lebih baik dengan langganan.06 Hubungan yang lebih baik dengan masyarakat.9 Meningkatkan kemampuan pemasaran.9 5 Mengembangkan moral.78 Wilcoxon Signed Ranks Test. Sistem Manajemen Lingkungan Hasil analisa tentang hal-hal yang berhubungan dengan sistem manajemen lingkungan (identifikasi isu lingkungan, evaluasi dampak, penelitian dan analisa, pengembangan posisi, pengembangan strategi, implementasi, dan evaluasi) adalah sebagai berikut: Identifikasi isu lingkungan dan evaluasi dampak isu dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Identifikasi Isu Lingkungan dan Evaluasi Dampak Isu ISU LINGKUNGAN %* 1 Keselamatan dan 1 kesehatan kerja 85.9 Penggunaan bahan/ Perencanaan fisik EVALUASI DAMPAK produktifitas kerja prestasi kerja waktu kerja pemilihan peralatan yang digunakan kesehatan kondisi lingkungan kerja kerusakan lingkungan proses daur ulang fasilitas kenyamanan pengembangan perkotaan penggunaan bangunan flora dan fauna sekitar * lanjutan Bunyi / kebisingan dan getaran Penggunaan energi Polusi udara (debu,asap) Polusi air Limbah dan bahan bahan Radiasi Polusi tanah Dampak psikologis terhadap manusia lingkungan sekitar bangunan di sekitarnya (getaran terhadap bangunan di sekitarnya prestasi kerja waktu kerja proses daur ulang pembuangan bahan sisa Dampak kesehatan flora dan fauna Dampak estetika dan iklim Dampak ekonomi (kerusakan properti, peralatan, dan fasilitas) Dampak kesehatan Terjadinya pendangkalan pada saluran drainase Kerusakan mutu air (BOD, ph) Perubahan fisik air air (pencemaran saluran drainase) tanah (penumpukan sampah) udara (bau, produk sisa) proses daur ulang (proses daur ulang ) kesehatan manusia buangan limbah radiasi lingkungan kerja flora dan fauna sekitar bangunan yang didirikan dan sekitarnya pekerja flora dan fauna pengguna bangunan * Prosentase (%) didapatkan dari analisa frekuensi * Wilcoxon Signed Ranks Test. Penelitian dan analisa Tahap ini meliputi tanggapan staf, daerah fungsional, dan sumber informasi. Tanggapan staf terhadap isu beserta peringkatnya dapat dilihat pada Tabel, sedangkan untuk daerah fungsional dan sumber informasi dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel

5 H. P. Chandra, et. al. / Analisa Sistem Manajemen Lingkungan (Iso 1000) / DTS, Vol., No., 77-8, September 00 Tabel. Peringkat Tanggapan Staf Terhadap Isu TANGGAPAN STAF TERHADAP ISU 1 Keselamatan dan kesehatan kerja 8.09 Polusi udara (debu, asap) 6.01 Polusi air 5.69 Penggunaan bahan / Bunyi / kebisingan dan getaran Perencanaan fisik Penggunaan energi Limbah dan bahan bahan.99 9 Radiasi Polusi tanah.9 Hasil mean rank didapatkan dari analisa Wilcoxon Signed Ranks Test Tabel 5. Rekapitulasi Peranan Daerah Fungsional Untuk Setiap Isu DAERAH FUNGSIONAL Polusi (udara, air, tanah, suara/ getaran) Limbah & bahan (limbah & radiasi ) RANK Perencanaan fisik Penggunaan dan energi Keselamatan & kesehat- an kerja Divisi Penelitian dan Pengembangan - Ukuran, umur dan,6,50,59,6 5,00,58 lokasi fasilitas penelitian dan pengembangan yang baik - Jumlah, karakter,,9,65,65,65,51 dan pengalaman dari staf ahli - Kemampuan staf,9,65,6,7,76,56,5 untuk menggunakan teknologi yang efektif dan efisien - Kemampuan,18,50,8,9,8, dasar staf untuk melakukan penelitian dasar tentang dan peralatan yang digunakan - Lingkungan kerja yang memungkinkan pekerja untuk melakukan kreativitas dan inovasi,5,8,5,59,79,5 Divisi Hukum dan Perundang - undangan - Peraturan yang,7,7,5,7,8,55 spesifik terhadap kegiatan(misalnya izin operasi) - Peraturan yang,,56,,8,8,50 spesifik terhadap produk atau jasa dan industri dari perusahaan (kebijakan lingkungan perusahaan) - Undang - undang,85,88,65,56,76,7,6 lingkungan - Peraturan tentang kriteria kinerja internal (misal : sistem manajemen, tanggung - jawab ),56,65,85,7 5,00,76 lanjutan - Peraturan dari,59,68,7,8,85,59 asosiasi atau kelompok industri Divisi Personalia - Kualitas,5,8,68,8 5,0,65 /staf dalam perusahaan - Pendidikan dan,1,65,7,85 5,18,77 pelatihan - Jumlah, karakter,1,8,7,7,97,59 dan pengalaman dari manajer dan staf - Sistem dukungan,9,1,6,71,85,58,6 staf terhadap yang efektif - Hubungan antar,5,5,65,79 5,1,69 staf yang efektif - Struktur, iklim dan,,50,59,5,79,57 budaya perusahaan yang efektif Divisi Perencanaan - Kemampuan,71,71 5,09 5,00,8,87 perencana untuk mempertemukan tujuan desain dan kebutuhan konsumen - Perencanaan,6,68 5,09 5,09,91,88,80 kebutuhan dan peralatan - Integrasi antar,50,5,91,9,6,66 desain, bahan dan metode pelaksanaan Divisi Keuangan - Biaya untuk,79,76,9,9,97,88 penelitian dan pengembangan - Biaya teknik,56,59,85,97,9,78 - Biaya pemasaran,09,18,6,68,65, - Biaya personalia,,1,5,65,88,50,69 - Prosedur serta,,5,9 5,00,91,70 struktur pendanaan modal yang efektif - Perencanaan,7,56 5,06 5,1,9,8 keuangan yang efektif dan efisien Divisi Pemasaran - Pemasok,88,15,59,88,56,1 dan pihak terkait - Citra perusahaan,8,59,97,88 5,15,79,6 - Strategi bersaing,9,1,85,91,85,66 Divisi Teknik - Jumlah, lokasi,,56,59,7,8,7,69 ukuran, usia dan tipe peralatan yang efektif dan efisien - Jumlah, karakter,7,5,71,79,85,6 dan pengalaman dari staf dan pekerja - Ketersediaan,56,1,76,79,68,6,61 dan bahan penunjangnya - Fasilitas yang,,7,79,79,8,6 efektif dan efisien - Sistem,8,8,71,85,8,6 pengontrolan peralatan yang efektif dan efisien - Fleksibilitas dalam pelaksanaan di lapangan,,1,,68,8,5 81

6 H. P. Chandra, et. al. / Analisa Sistem Manajemen Lingkungan (Iso 1000) / DTS, Vol., No., 77-8, September 00 Tabel 6. Peringkat Peranan Sumber Informasi Terhadap Isu SUMBER INFORMASI 1 Surat kabar perusahaan.6 Jurnal tentang isu lingkungan.07 Buletin.96 Laporan berkala perusahaan tentang kondisi lingkungan di perusahaan.96 5 Buku, poster, diagram, kaset, film.56 Wilcoxon Signed Ranks Test Pengembangan Posisi Dalam tahap ini dilakukan pengukuran terhadap peranan aspek pengembangan posisi suatu perusahaan kontraktor dalam menghadapi isu lingkungan. Hasil analisa tentang hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Peringkat Aspek Pengembangan Posisi ASPEK PENGEMBANGAN POSISI 1 Ekonomi (misal : kemampuan finansial perusahaan, kebijakan ekonomi makro) 6.75 Tuntutan pasar (misal : tuntutan pelanggan) 6.1 Teknologi (misal : teknologi penanganan polusi, teknologi penanganan limbah) 6. Politik (misal : kebijakan pemerintah) Sumber daya manusia (misal : jumlah ) Budaya (misal : kesadaran dan kepedulian, budaya kerja).9 6 Pesaing (misal : keunggulan bersaing terhadap pesaing lain) Sosial (misal : perubahan paradigma, opini publik, tekanan masyarakat) Hukum (misal : peraturan perundang undangan, kebijakan lingkungan).68 9 Kemungkinan terjadinya isu lingkungan.1 Wilcoxon Signed Ranks Test Pengembangan Strategi Dalam tahap ini dilakukan pengukuran terhadap pilihan pengembangan strategi suatu perusahaan kontraktor dalam menghadapi isu lingkungan. Hasil analisa tentang hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Peringkat Pilihan Strategi Untuk Setiap Isu ISU LINGKUNGAN RANK * 1 Keselamatan dan kesehatan kerja Polusi udara (debu, asap) Polusi air Penggunaan bahan/ PENGEMBANGAN STRATEGI Interaktif Interaktif % ** lanjutan 5 Bunyi / kebisingan dan getaran Perencanaan fisik Penggunaan energi Limbah dan bahan bahan Radiasi Polusi tanah.9 1 Interaktif Wilcoxon Signed Ranks Test ** Prosentase didapatkan dari analisa frekuensi Impelemtasi Dalam tahap ini dilakukan pengukuran terhadap implementasi yang dijabarkan melalui pengembangan taktik yang dilakukan oleh perusahaan kontraktor terhadap setiap isu, hasil analisa tentang hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Peringkat Pengembangan Taktik untuk Setiap Isu ISU PENGEMBANGAN TAKTIK % ** LINGKUNGAN 1 Keselamatan dan kesehatan kerja Menciptakan lingkungan kerja yang baik dan bersih serta terhindar dari bahan bahan dengan tetap memperhatikan peraturan / kebijakan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang ada. Polusi udara Melakukan penyiraman air (debu, asap) terhadap daerah yang berdebu dalam lokasi proyek. Polusi air Menggunakan air secara efektif Penggunaan bahan / 5 Bunyi / kebisingan dan getaran 6 Perencanaan fisik 7 Penggunaan energi 8 Limbah dan bahan bahan dan efisien Mengurangi terjadinya pemborosan bahan / (perencanaan jumlah yang tepat) Melakukan pemilihan teknik pemancangan (pondasi tiang pancang), misal : bored pile,jack in pile Melakukan penempatan bangunan yang tepat sesuai dengan pengaturan tata letak wilayah bangunan yang ada dengan tetap memperhatikan dampak lingkungan, sosial dan ekonomi Memaksimalkan efisiensi dalam penggunaan energi terhadap peralatan, bahan/ yang digunakan.99 1 Mengurangi jumlah limbah dan bahan bahan dalam proyek 9 Radiasi.60 1 Melindungi pekerja dengan penutup mata dalam melakukan pekerjaan pengelasan 10 Polusi tanah.9 1 Tidak melakukan pembuangan bahan sisa secara sembarangan dan membuatkan tempat khusus untuk membuang bahan sisa

7 H. P. Chandra, et. al. / Analisa Sistem Manajemen Lingkungan (Iso 1000) / DTS, Vol., No., 77-8, September 00 Wilcoxon Signed Ranks Test. ** Prosentase didapatkan dari analisa frekuensi Evaluasi Dalam tahap ini dilakukan evaluasi terhadap hambatan dalam implementasi (Tabel 10), dan jika perlu diadakan modifikasi rencana implementasi dan penelitian tambahan (Tabel 11) yang dilakukan perusahaan kontraktor terhadap setiap isu. Tabel 10. Peringkat Evaluasi Hambatan Implementasi Untuk Setiap Isu ISU HAMBATAN %** LINGKUNGAN IMPLEMENTASI 1 Keselamatan dan kesehatan kerja Kurangnya kesadaran pekerja akan dampak limbah dan polusi 88. terhadap kesehatannya Kelalaian para pekerja itu sendiri 85.9 Kurangnya kesadaran pekerja akan keselamatan kerja 8.5 Polusi udara Biaya masih tinggi 88. (debu, asap) Tidak tersedianya komponen Polusi air 5.69 Penggunaan bahan / 5 Bunyi / kebisingan dan getaran 6 Perencanaan fisik 7 Penggunaan energi 8 Limbah dan bahan bahan Radiasi Polusi tanah.9 komponen sistem tersebut Sulit dilakukan Biaya masih tinggi 88. Kurangnya kesadaran para pekerja untuk menghemat pemakaian air 79.1 Tidak tersedianya komponen komponen sistem tersebut 1 Teknologi daur ulang belum begitu dikenal saat ini 79.1 Bahan / yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang sulit diperoleh Persediaan yang terbatas serta kualitas / mutunya tidak sesuai dengan yang diharapkan Biaya masih tinggi 88. Tidak tersedianya komponen komponen sistem tersebut Sulit dilakukan Biaya masih tinggi 7.5 Adanya tuntutan pemilik / klien Adanya perubahan kebijakan pemerintah 1 Biaya yang dikeluarkan untuk peralatan yang baik lebih tinggi dari peralatan yang biasanya Alternatif peralatan hemat energi yang minimal Belum ada ketentuan tentang bangunan hemat energi 1 Kurangnya kesadaran pekerja akan dampak limbah terhadap lingkungan Sumber daya manusia yang belum memadai Teknologi belum memadai 79.1 Sumber daya manusia yang belum memadai 1 Teknologi belum memadai 100 Tidak ada peralatan yang dapat 9.1 mengurangi radiasi secara baik Sumber daya manusia yang 88. belum memadai 1 Biaya masih tinggi 88. Tidak tersedianya komponen komponen sistem tersebut Sulit dilakukan 6.71 Katerangan: Wilcoxon Signed Ranks Test. ** Prosentase didapatkan dari analisa frekuensi Rekapitulasi analisa data tentang ISO 1000 dan tahapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) dapat dilihat pada Tabel 1 dan 1. Tabel 11. Modifikasi Rencana Implementasi dan Penelitian Tambahan MODIFIKASI RENCANA IMPLEMENTASI 1 Keselamatan dan kesehatan kerja Penggunaan bahan/ Perencanaan fisik 9.1 Bunyi/kebisingan dan getaran % * PENELITIAN TAMBAHAN 1 Penggunaan bahan/ %* Perencanaan fisik 85.9 Keselamatan dan 85.9 keselamatan kerja Penggunaan energi Polusi udara (debu, 85.9 Limbah dan bahanbahan asap) Polusi air 85.9 Bunyi/kebisingan dan getaran Penggunaan energi Radiasi Polusi tanah Polusi air Rasiasi Limbah dan bahanbahan Polusi udara (debu,.1 asap) 8 Polusi tanah 1.18 * Prosentase didapatkan dari hasil analisa frekuensi Tabel 1. Rekapitulasi peringkat hasil analisa data tentang ISO 1000 No. SUBJEK FAKTOR FAKTOR % 1. Informasi ISO Elemen ISO Keuntungan ISO Mengetahui informasi ISO Sumber informasi ISO 1000 (seminar, internet, literatur bahasa Indonesia, literatur alih bahasa, sistem manajemen mutu) - Tidak mengetahui ISO 1000 (kurang informasi) - Keselamatan dan kesehatan kerja - Limbah dan bahan bahan - Pembuangan ke sumber air (pembuangan sisa ) - Reduksi dalam pembuangan bahan sisa - Menghindari kecelakaan dan tindakan darurat - Menghindari klaim / tuntutan 6.71 % 5.8 % % RANK

8 H. P. Chandra, et. al. / Analisa Sistem Manajemen Lingkungan (Iso 1000) / DTS, Vol., No., 77-8, September 00 Tabel 1. Rekapitulasi Sistem Manajemen Lingkungan No. SUBJEK FAKTOR FAKTOR % 1 Identifikasi isu Keselamatan dan kesehatan 85.9 % lingkungan kerja Penggunaan bahan / 85.9 % Perencanaan fisik 76.7 % Evaluasi dampak Dampak kesehatan (polusi.51*) isu udara) kesehatan (penggunaan bahan / ).06*) Dampak kesehatan (polusi air).0*) Penelitian dan Tanggapan staf terhadap 8.09*) analisa keselamatan dan kesehatan kerja Divisi perencanaan.80 Pengembangan posisi 5 Pilihan pengembangan strategi Surat kabar perusahaan.6*) Ekonomi 6.75*) Tuntutan pasar 6.1*) Teknologi 6.*) (keselamatan dan % kesehatan kerja ) (penggunaan bahan / 5.9 % ) (perencanaan fisik) % 6 Pengembangan taktik Melakukan penempatan bangunan yang tepat sesuai dengan pengaturan tata letak 100 % wilayah bangunan yang ada dengan tetap memperhatikan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi Mengurangi terjadinya 100 % pemborosan bahan / (perencanaan jumlah yang tepat) Mengoptimalkan penyediaan dan pengendalian bahan bangunan di lapangan 100 % (pengadaan, penyaluran, pemeriksaan, dan pengontrolan bahan bahan bangunan) Meminimalkan pembuangan 100 % sisa bahan bangunan di lapangan 7 Evaluasi Teknologi belum memadai 100 % Modifikasi rencana implementasi untuk keselamatan dan kesehatan kerja dan penggunaan bahan / % Penelitian tambahan untuk penggunaan bahan / % Keterangan : Friedman Test dan Wilcoxon Signed Ranks Test relasi bisnis, mass media, dan lain-lain. Isu keselamatan dan kesehatan kerja menjadi prioritas utama bagi para kontraktor (mean rank 8,09). Isu tersebut ditindaklanjuti dengan mengembangkan strategi yang bersifat proaktif (61,76%), dimana strategi tersebut ditindaklanjuti dengan pengembangan taktik yang sesuai untuk keselamatan dan kesehatan kerja antara lain memeriksa kesehatan sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ditentukan oleh pihak yang berwenang (mean rank 5,00). Bagi kontraktor, diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 1000) dalam perusahaannya. DAFTAR PUSTAKA 1. Rothery, Brian, ISO 1000 and ISO Vermont: Gower Publishing Limited, Buchholz, Rogene A., Business Environment and Public Policy. New Jersey: Prentice Hall, Inc, CIRIA, Environmental assessment. London: CIRIA, Bhattacharyya, G.K. and Johnson R.A., Statistical, Principles and Method, third edition, John Wiley and Sons, Inc., SPSS Software Products 000, SPSS v.10: SPSS c.10 for Windows [Computer Software]. SPSS Inc., Headquarters, Chicago, Illinois. 6. Djonni dan Christian, Analisis Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 1000) dan Kemungkinan Implementasinya oleh Para Kontraktor Kelas A di Surabaya, Skripsi No. 110.S., Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Kristen Petra, Surabaya, 001. DISKUSI DAN KESIMPULAN Dari hasil survei terhadap kontraktor kelas A di Surabaya, didapatkan hasil bahwa 6,71% responden mengetahui informasi tentang ISO Mereka mengetahui informasi tentang ISO 1000 pertama kali dari literatur asing, 8

ISU LINGKUNGAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI PROYEK KONSTRUKSI DI BANDA ACEH

ISU LINGKUNGAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI PROYEK KONSTRUKSI DI BANDA ACEH ISU LINGKUNGAN DAN KENDALA YANG DIHADAPI PROYEK KONSTRUKSI DI BANDA ACEH Cut Mutiawati 1, Cut Zukhrina Oktaviani 2, dan Amanda Setiawan 2 1,2,3 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Syiah Kuala, Jl.

Lebih terperinci

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA

TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA Alfonsus Dwiputra W. 1, Yulius Candi 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Proses pembangunan perumahan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan jumlah limbah dan penyempitan lahan yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah telah menciptakan kebutuhan untuk menerapkan manajemen limbah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Infrastruktur adalah bangunan yang mendukung dan atau meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Infrastruktur adalah bangunan yang mendukung dan atau meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur adalah bangunan yang mendukung dan atau meningkatkan kegiatan ekonomi/bisnis dan atau kegiatan sosial suatu masyarakat. Jalan merupakan infrastruktur

Lebih terperinci

STRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK)

STRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK) J. Tek. Ling Edisi Khusus Hal. 15-19 Jakarta Juli 2008 ISSN 1441-318X STRATEGI TEKNOLOGI PRODUKSI BERSIH MELALUI TATA KELOLA YANG APIK (GHK) Indriyati Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 45 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis data mengenai analisis penerapan program K3/5R dengan standar OHSAS 18001 oleh kontraktor, maka penulis mendapatkan kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001 SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN MENURUT ISO 14001 Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi

Lebih terperinci

ANALISIS TANTANGAN DAN MANFAAT BANGUNAN HIJAU

ANALISIS TANTANGAN DAN MANFAAT BANGUNAN HIJAU ANALISIS TANTANGAN DAN MANFAAT BANGUNAN HIJAU Gregorius Kevin 1, Iwan Anggalimanto 2, Herry P. Chandra 3, Soehendro Ratnawidjaja 4 ABSTRAK : Konsep Bangunan Hijau atau Green Building muncul sebagai cara

Lebih terperinci

Mada Asawidya [ ] Yusronia Eka Putri, ST, MT Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D

Mada Asawidya [ ] Yusronia Eka Putri, ST, MT Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D Oleh : Mada Asawidya [31.07.100.051] Dosen Pembimbing : Yusronia Eka Putri, ST, MT Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D ABSTRAK konsep mengenai pembangunan suatu gedung maupun bangunan lainnya mengacu pada konsep

Lebih terperinci

STUDI AWAL PENERAPAN GREEN SPECIFICATION DI INDONESIA

STUDI AWAL PENERAPAN GREEN SPECIFICATION DI INDONESIA STUDI AWAL PENERAPAN GREEN SPECIFICATION DI INDONESIA Austin Vincentius Mastan 1, Hans Pratama Haliman 2, Paul Nugraha 3 ABSTRAK: Perlu ditemukan suatu cara yang dapat secara signifikan mengurangi dampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.1.1 Pengertian Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah usaha yang kompleks dan tidak memiliki kesamaan persis dengan proyek manapun sebelumnya sehingga

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001

Sistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001 Materi yang terdapat dalam halaman ini adalah materi yang disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan yang diadakan atas kerja sama antara Departemen Biologi FMIPA IPB bekerja sama dengan Bagian PKSDM

Lebih terperinci

ANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

ANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institute Teknologi Sepuluh Nopember MAKALAH TUGAS AKHIR ANALISIS KRITERIA PENERAPAN GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Mada

Lebih terperinci

ISO Nur Hadi Wijaya

ISO Nur Hadi Wijaya ISO 14000 Nur Hadi Wijaya Isu-isu Lingkungan Global Air Pollution Ozone Depletion Global Warming Water & Soil Contamination Degradation of Biodiversity Global Climate Change Environment effect - Global

Lebih terperinci

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO) Sistem suatu kondisi harmonis dan interaksi yang teratur Manajemen suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

Lebih terperinci

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR

KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR KEPENTINGAN DAN IMPLEMENTASI GREEN CONSTRUCTION DARI SISI PANDANG KONTRAKTOR Wiliem Koe 1, Regina Cynthia Rose 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK : Kegiatan konstruksi berdampak negatif terhadap lingkungan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai Green Construction telah dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya mengenai Green Construction telah dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Studi Literatur Penelitian sebelumnya mengenai Green Construction telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti di Indonesia antara lain: 1. Atmaja (2011), dalam skripsinya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGKAT KEPENTINGAN VARIABEL LAYANAN PADA JASA YANG BERSIFAT REKREATIF DAN NON REKREATIF

PERBANDINGAN TINGKAT KEPENTINGAN VARIABEL LAYANAN PADA JASA YANG BERSIFAT REKREATIF DAN NON REKREATIF PERBANDINGAN TINGKAT KEPENTINGAN VARIABEL LAYANAN PADA JASA YANG BERSIFAT REKREATIF DAN NON REKREATIF Kriswanto Widiawan Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri, Universitas Kristen

Lebih terperinci

EVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN. Patricia 1, David 2 and Andi 3

EVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN. Patricia 1, David 2 and Andi 3 EVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN Patricia 1, David 2 and Andi 3 ABSTRAK : Perkembangan dunia properti menimbulkan berbagai

Lebih terperinci

SURVEI TINGKAT KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL DARI GREENSHIP RATING TOOLS PADA PROYEK KONSTRUKSI

SURVEI TINGKAT KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL DARI GREENSHIP RATING TOOLS PADA PROYEK KONSTRUKSI SURVEI TINGKAT KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SUMBER DAN SIKLUS MATERIAL DARI GREENSHIP RATING TOOLS PADA PROYEK KONSTRUKSI Febrian Pratama Poetra Setiawan 1, Grace Erny Gazali 2, Paulus Nugraha 3, Sandra Loekita

Lebih terperinci

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Permasalahan... 3 1.3 Tujuan Studi...

Lebih terperinci

PERBEDAAN AMDAL DAN ANDAL

PERBEDAAN AMDAL DAN ANDAL PERBEDAAN AMDAL DAN ANDAL 1. Pengertian Untuk dapat mengetahui perbedaan antara Amdal dan Andal, maka kita dapat merujuk pada Pasal 5 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jika di masa lalu perusahaan berorientasi pada konsumen (customer oriented) yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Jika di masa lalu perusahaan berorientasi pada konsumen (customer oriented) yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis di era globalisasi saat ini semakin ketat, sehingga perusahaan harus memiliki strategi dalam memenangkan persaingan bisnis tersebut. Jika di masa

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Konsep Penelitian Bab ini membahas tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini Metode penelitian berisi uraian tentang: bahan atau materi penelitian, alat, cara

Lebih terperinci

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU

TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU TANTANGAN YANG BERPENGARUH DAN KETERAMPILAN MANAJER PROYEK PADA PROYEK YANG BERUPAYA MENJADI BANGUNAN HIJAU Jimantoro 1, Billie Jaya 2, Herry P. Chandra 3 ABSTRAK : Pemanasan global dan perubahan iklim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di buang tanpa memikirkan dampak dari menumpuknya sampah salah satunya sampah organik,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA. Oleh:

IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA. Oleh: IDENTIFIKASI INDIKATOR GREEN CONSTRUCTION PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA Oleh: Wulfram I. Ervianto 1, Biemo W. Soemardi 2, Muhamad Abduh dan Suryamanto 4 1 Kandidat Doktor Teknik Sipil,

Lebih terperinci

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996)

Sumber: ISO Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996) Sumber: ISO 14001 Environmental Management System Self-Assesment Checklist, GEMI (1996) DAFTAR ISI Pengantar Prinsip-Prinsip Standar ISO 14001 Cara Menggunakan Cheklist Interpretasi Penilaian Standar ISO

Lebih terperinci

BAB II BIAYA KUALITAS LINGKUNGAN. Menurut ISO 14001, lingkungan adalah keadaan sekeliling di mana organisasi

BAB II BIAYA KUALITAS LINGKUNGAN. Menurut ISO 14001, lingkungan adalah keadaan sekeliling di mana organisasi 12 BAB II BIAYA KUALITAS LINGKUNGAN II.1 Lingkungan II.1.1 Definisi Lingkungan Menurut ISO 14001, lingkungan adalah keadaan sekeliling di mana organisasi beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber

Lebih terperinci

PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Johanes Jiman¹, Eka Pramudita², Andi³ ABSTRAK : Konstruksi merupakan salah satu industri yang

Lebih terperinci

ISO : Click to edit Master text styles. Environmental Management System. Second level. Third level. Lely Riawati, ST., MT

ISO : Click to edit Master text styles. Environmental Management System. Second level. Third level. Lely Riawati, ST., MT ISO 14001 : Environmental Management System Lely Riawati, ST., MT Global Environmental Issues Environment Click to edit Master text styles Surrounding where an organization operates, including air, water,

Lebih terperinci

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL, KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 163/KA/XII/2009 TENTANG PENETAPAN STANDAR BATAN TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN DAN PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN KEPALA BADAN TENAGA

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1.Brand salience smartphone Xiaomi baik karena brand tidak hanya sekedar diketahui oleh para responden,tetapi lebih dari itu responden dapat mengidentifikasi smartphone

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditetapkan di Bab 1, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Diperoleh karakteristik kebutuhan dan keinginan konsumen

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan serta pada pembahasan Bab IV mengenai Pengaruh Dorongan Akuntansi Manajemen Lingkungan Proaktif Terhadap Kinerja Lingkungan

Lebih terperinci

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI

ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI F. Simhanandi 1, W. Budiharjo 2, Andi 3 ABSTRAK : Dalam setiap proyek konstruksi selalu

Lebih terperinci

pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri. Dalam menjalankan fungsinya Rumah Sakit dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan, pasien,

pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri. Dalam menjalankan fungsinya Rumah Sakit dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan, pasien, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tren Eco-Friendly telah masuk dalam dunia perumahsakitan. Konsep Green Hospital saat ini telah berkembang menjadi pendekatan sisi baru dalam pengelolaan Rumah

Lebih terperinci

CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION

CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION DALAM PROYEK BANGUNAN GEDUNG MENGGUNAKAN MODEL ASSESSMENT GREEN CONSTRUCTION Wulfram I. Ervianto 1 1 Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI PERUSAHAAN MELALUI KONSEP NON PRODUK OUTPUT (NPO) SEBAGAI BAGIAN INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN

PENINGKATAN EFISIENSI PERUSAHAAN MELALUI KONSEP NON PRODUK OUTPUT (NPO) SEBAGAI BAGIAN INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN J. Tek. Ling Edisi Khusus Hal. 20-25 Jakarta Juli 2008 ISSN 1441-318X PENINGKATAN EFISIENSI PERUSAHAAN MELALUI KONSEP NON PRODUK OUTPUT (NPO) SEBAGAI BAGIAN INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN Lestario Widodo

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Metode yang Digunakan Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian dan studi literatur pada bab sebelumnya, ada 2 (dua) variabel penelitian yang akan menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipikirkan mengingat dampak dari buruknya pengelolaan lingkungan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. dipikirkan mengingat dampak dari buruknya pengelolaan lingkungan yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permasalahan lingkungan di Indonesia merupakan faktor penting yang harus dipikirkan mengingat dampak dari buruknya pengelolaan lingkungan yang semakin nyata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Khusus Ibukota Jakarta dalam rentang tahun , dan tidak termasuk. Tabel 1.1 Pertumbuhan Panjang Jalan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Khusus Ibukota Jakarta dalam rentang tahun , dan tidak termasuk. Tabel 1.1 Pertumbuhan Panjang Jalan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran infrastruktur sangat penting dalam mewujudkan pemenuhan hak dasar rakyat seperti pangan, sandang, papan, rasa aman, pendidikan, dan kesehatan. Selain itu, infrastruktur

Lebih terperinci

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana) KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana) INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Sebuah Strategi Menuju Efisiensi Sumber Daya dan Keberlanjutan 2020 A Big Step towards

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 pada sasaran ke enam ditujukan untuk mewujudkan ketersediaan dan pengelolaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi)

LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi) LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi) 101 KUESIONER PENELITIAN IDENTIFIKASI RISIKO DALAM ASPEK PRASARANA LINGKUNGAN PERUMAHAN YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA BIAYA DEVELOPER

Lebih terperinci

Sistem manajemen lingkungan Panduan umum tentang prinsip, sistem dan teknik pendukung

Sistem manajemen lingkungan Panduan umum tentang prinsip, sistem dan teknik pendukung Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen lingkungan Panduan umum tentang prinsip, sistem dan teknik pendukung ICS 13.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... Prakata... Pendahuluan...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 4 1.3. Tujuan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian terhadap sejumlah responden di Yogyakarta dan Malang sebanyak 58 responden dengan rincian 31 responden di Yogyakarta dan 27 responden

Lebih terperinci

II. ISI LAPORAN KEBERLANJUTAN Uraian isi Laporan Keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada romawi I angka 2 memuat rincian sebagai berikut: A. La

II. ISI LAPORAN KEBERLANJUTAN Uraian isi Laporan Keberlanjutan sebagaimana dimaksud pada romawi I angka 2 memuat rincian sebagai berikut: A. La - 20 - LAMPIRAN II PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM 1. Laporan Keberlanjutan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah, BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarakan hasil analisis data dan pembahasan secara keseluruhan mengenai upaya green construction pada proyek konstruksi di Jawa Tengah, dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Makalah Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV MMT-ITS PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 ANTONIUS GATOT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi lingkungan global dan lokal saat ini sudah mulai memprihatinkan yang dapat mengancam kehidupan di muka bumi. Salah satu sumber terjadinya masalah antara alam

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA Aris Windarko Saputro dan I Putu Artama W Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

Evaluasi Penerapan Prosedur Operasional Sistem Mananejem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. PETROKIMIA GRESIK

Evaluasi Penerapan Prosedur Operasional Sistem Mananejem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. PETROKIMIA GRESIK Evaluasi Penerapan Prosedur Operasional Sistem Mananejem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di PT. PETROKIMIA GRESIK Ferraz Romadiaty 1 dan Eko Nurmianto 2 Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP) ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP) Caesario Alam Widjaja S 1, Heryanto Hartadi 2 and Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PADA POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PADA POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF MAKASSAR Muliaty / Jurnal Administrasi Publik, Volume 6 No. 1 Thn. 2016 77 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PADA POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF MAKASSAR Muliaty Politeknik Negeri Media Kreatif

Lebih terperinci

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Hand-out Industrial Safety Dr.Ir. Harinaldi, M.Eng Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Tempat Kerja Produk/jasa Kualitas tinggi Biaya minimum Safety comes

Lebih terperinci

Bab III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada

Bab III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada Bab III METODE PENELITIAN Penelitian tentang pegelolaan construction waste untuk mengurangi waste pada setiap proyek kontruksi dilakukan pertama-tama dengan pengumpulan studi literature pembelajaran dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengelolaan Lingkungan Hidup Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 4 Tahun 1982 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang disempurnakan dan diganti dengan Undang Undang

Lebih terperinci

PENGARUH SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION OLEH KONTRAKTOR DALAM PROYEK GEDUNG DI INDONESIA

PENGARUH SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION OLEH KONTRAKTOR DALAM PROYEK GEDUNG DI INDONESIA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP CAPAIAN GREEN CONSTRUCTION OLEH KONTRAKTOR DALAM PROYEK GEDUNG DI INDONESIA Wulfram I. Ervianto 1 1 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pada awalnya BINUS University merupakan lembaga pendidikan computer jangka pendek yang diberi nama Modern Computer Course yang didirikan pada

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang terdapat pada bab satu, dapat disimpulkan bahwa: 1. Karakteristik kebutuhan dan keinginan pelanggan Restoran Ametori

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA MANADO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA MANADO FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA MANADO Daisy Debora Grace Pangemanan Pengajar di Jurusan Teknik Sipil, Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan keprihatinan masyarakat dunia tentang pentingnya pelestarian lingkungan, hal ini tentu

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses pengelolaannya

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA

PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA PENGUKURAN TINGKAT MOTIVASI DAN DEMOTIVASI PEKERJA KONSTRUKSI PADA SUATU PROYEK DI SURABAYA William Liedianto 1 dan Andi 2 ABSTRAK : Performa kerja seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL

PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE PADA RUMAH TINGGAL DARI SEGI MATERIAL Allan Subrata Ottong 1, Felix Yuwono 2, Ratna S. Alifen 3, Paulus Nugraha 4 ABSTRAK : Pembangunan rumah tinggal di Indonesia adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dunia konstruksi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI

ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI Theresia Monica Sudarsono 1, Olivia Christie 2 and Andi 3 ABSTRAK: Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa kemungkinan terjadinya

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (Studi Kasus Universitas Pelita Harapan Surabaya)

PENGARUH LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (Studi Kasus Universitas Pelita Harapan Surabaya) PENGARUH LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (Studi Kasus Universitas Pelita Harapan Surabaya) Hastuti Naibaho Jurusan Manajemen Universitas Pelita Harapan Surabaya Email: hastuti.naibaho@uphsurabaya.ac.id

Lebih terperinci

USULAN PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI RUMAH SAKIT LIMIJATI BANDUNG ABSTRAK

USULAN PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI RUMAH SAKIT LIMIJATI BANDUNG ABSTRAK USULAN PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI RUMAH SAKIT LIMIJATI BANDUNG Mega Tristanto Nrp : 0621037 Pembimbing : Maksum Tanubrata,

Lebih terperinci

Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya

Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya Thomas Albertus 1, Windrik Tomy 2, Paulus Nugraha 3, dan Herry P. Chandra, ABSTRAK : Constructability adalah penggunaan optimal

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

Model Rencana Impelementasi Pengembangan SML-14001

Model Rencana Impelementasi Pengembangan SML-14001 Model Rencana Impelementasi Pengembangan SML-14001 ELEMEN ISO 14001 IMPLEMENTASI PENANGGUNG- 4.2. Kebijakan Lingkungan Mengevaluasi kebijakan SMM & SMK3 dan menyusun kebijakan lingkungan sesuai persyaratan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Antonius Gatot Yudo Pratomo, Aris Tjahyanto Magister Manajemen Teknologi,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan mengenai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan mengenai studi kasus tentang Penerapan Value Engineering pada proyek konstruksi di Jogjakarta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN Penelitian pendahuluan telah dilakukan sejak tahun 2007 di pabrik gula baik yang konvensional maupun yang rafinasi serta tempat lain yang ada kaitannya dengan bidang penelitian.

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN

PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO SECARA BERSAMAAN PENERAPAN STANDAR ISO 9001 DAN ISO 14001 SECARA BERSAMAAN Sumito Abstrak ISO seri 9000 tentang sistem manajemen mutu pertama kali diterbitkan oleh organisasi standardisasi internasional (ISO) pada tahun

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Assessment Tool - Responsible Med

Corporate Social Responsibility (CSR) Assessment Tool - Responsible Med LAMPIRAN Lampiran 1. CSR Assessment Tool tahap 1 Survei Corporate Social Responsibility (CSR) Assessment Tool - Responsible Med anda adalah karyawan loyal dan memiliki tanggungjawab dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Dasar dari perancangan Rumah Susun dan Pasar di Jakarta Barat ini disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN Pert 8 MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017 Biaya lingkungan mendapatkan perhatian yang semakin besar dalam manajemen perusahaan. Peraturan mengenai lingkungan menjadi

Lebih terperinci

PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR. Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D

PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR. Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D 004 349 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sisa Material Menurut Construction Waste Management Guide, sisa material adalah benda yang tidak berbahaya berwujud yang berasal dari aktivitas pembangunan, penghancuran dan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS ALAT HYDRAULIC HAMMER DAN JACK IN PILE DI SURABAYA

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS ALAT HYDRAULIC HAMMER DAN JACK IN PILE DI SURABAYA PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS ALAT HYDRAULIC HAMMER DAN JACK IN PILE DI SURABAYA Risanto Tedjokusumo 1, Verryanto Goenawan 2, Paravita S. Wulandari 3, dan Jonathan Hendra Kusuma 4 ABSTRAK : Pelaksanaan pemancangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1.1.1. Kelayakan Proyek Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal ini membuat tingkat kebutuhannya juga semakin bertambah, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Orang-orang mulai khawatir akan dampak global warming pada

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Orang-orang mulai khawatir akan dampak global warming pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan ini dicetuskan oleh adanya

Lebih terperinci

KECELAKAAN KERJA DAN ANALISIS PENERAPAN PERATURAN KESELAMATAN KERJA PEKERJAAN GALIAN TANAH PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

KECELAKAAN KERJA DAN ANALISIS PENERAPAN PERATURAN KESELAMATAN KERJA PEKERJAAN GALIAN TANAH PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA KECELAKAAN KERJA DAN ANALISIS PENERAPAN PERATURAN KESELAMATAN KERJA PEKERJAAN GALIAN TANAH PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Yonathan 1, Andreas 2 dan Andi 3 ABSTRAK : Dari permasalahan pekerjaan galian

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM MANAJEMEN K3 TERHADAP METODE PEMANCANGAN JACK-IN PILE

EVALUASI SISTEM MANAJEMEN K3 TERHADAP METODE PEMANCANGAN JACK-IN PILE EVALUASI SISTEM MANAJEMEN K3 TERHADAP METODE PEMANCANGAN JACK-IN PILE Filbert 1, Garry 2, Sugie 3, Jonathan 4 ABSTRAK : Pekerjaan Pekerjaan pondasi menggunakan metode jack-in pile sering kali menjadi pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan teknologi berkembang secara pesat, sehingga permasalahan urbanisasi meningkat per tahunnya. Peningkatan

Lebih terperinci

SUMBANG PEMIKIRAN: PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN UNTUK MEWUJUDKAN KAMPUS HIJAU UNILA GREEN CAMPUS

SUMBANG PEMIKIRAN: PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN UNTUK MEWUJUDKAN KAMPUS HIJAU UNILA GREEN CAMPUS SUMBANG PEMIKIRAN: PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN UNTUK MEWUJUDKAN KAMPUS HIJAU UNILA GREEN CAMPUS Ahmad Tusi, S.Tp., M.Si. Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Unila Email: atusi@unila.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir akhir ini global warming tengah menjadi topik pembahasan yang sering di bicarakan oleh masyarakat dunia. Global warming adalah perubahan meningkatnya temperatur

Lebih terperinci

PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN

PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN PRINSIP 2: PERENCANAAN PRINSIP 1: KOMITMEN DAN KEBIJAKAN 4.2. Kebijakan Lingkungan Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan lingkungan organisasi dan memastikan bahwa kebijakan tersebut: a) sesuai dengan skala dan karakteristik

Lebih terperinci

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek 2012 Oleh: Arrigo Dirgantara 1106069664 Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2012 Pertanyaan:

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam pembangunan proyekproyek. konstruksi di Yogyakarta, yaitu: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Frekuensi risiko yang paling dominan terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Holtekamp dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis didapat bahwa konsep greenroads pada proyek

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Holtekamp dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis didapat bahwa konsep greenroads pada proyek BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan untuk mengidentifikasi implementasi konsep greenroads pada pembangunan jalan di ruas Hamadi- Holtekamp dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan banyaknya korban

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan banyaknya korban BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyaknya kecelakaan yang terjadi pada pekerja khususnya pada pekerja bangunan sering diakibatkan karena pihak pelaksana jasa kurang memprioritaskan keselamatan dan

Lebih terperinci

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia KMA 43026 Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. United State Environmental Protection Agency DEFINISI

Lebih terperinci

PRODUKSI BERSIH (Cleaner Production) HA Latief Burhan Universitas Airlangga

PRODUKSI BERSIH (Cleaner Production) HA Latief Burhan Universitas Airlangga PRODUKSI BERSIH (Cleaner Production) HA Latief Burhan Universitas Airlangga Tujuan Produksi Bersih Mengurangi dan peningkatan efisiensi penggunaan energi & bahan baku, serta meminimalisasi terbentuknya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

HISTORY OF ECO-INDUSTRIAL

HISTORY OF ECO-INDUSTRIAL HISTORY OF ECO-INDUSTRIAL 1898 - Robert Frosch (Journal Scientific American) Mengapa sistem industri tidak seperti ekosistem alam? 1972 - Harry Zhi Evan (Seminar + Journal for International Labour Review)

Lebih terperinci