b. Kerjasama Program Dana Bergulir

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "b. Kerjasama Program Dana Bergulir"

Transkripsi

1 NOMOR & TANGGAL NO PERJANJIAN Sumber: Bagian Kerjasama KETERANGAN dalam bidang olah raga golf. Jangka waktu sewa adalah sampai dengan di tunjuknya pengelola tetap atau paling lama 1 tahun, mulai tanggal 23 Oktober. Nilai sewa sebesar Rp ,- setiap bulan yang dibayarkan setiap tanggal 15 pada periode berkenaan. b. Kerjasama Program Dana Bergulir NO NOMOR & TANGGAL PERJANJIAN KETERANGAN 1. No.050/2910 No.229/BMI/SMG/IX/ Tanggal 13 September Program Pengelolaan Dana Bergulir Syariah Bagi Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Di Kota Semarang Kerjasama Dengan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Semarang. Bagi hasil dan/atau marjin bagi Koperasi dan UMKM penerima Dana Bergulir Syariah dilakukan berdasarkan keuntungan bersih yg diperoleh dari pembiayaan kepada anggotanya. Keuntungan bersih diperoleh dari pendapatan Koperasi dan UMKM setelah dikurangi pajak dan biaya paling banyak 20 % dari total pendapatan program. Perhitungan dan distribusi bagi hasil sebagai berikut : - Pihak I 15 %, Pihak II 20 %, Koperasi & UMKM 65 % - Keuntungan Pihak II didistribusikan untuk keperluan adm, pengawasan dan pembinaan Koperasi & UMKM - Perhitungan & distribusi dilakukan setiap 3 bln terhitung sejak pencairan dana bergulir syariah dari Pihak II 2. No /1104 No.17/BPSMG/IV/13 Tanggal 19 April Program Pengelolaan Modal Bergulir Bagi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Kota Semarang kerjasama dengan PD.BPR Bank Pasar. Sasaran : Koperasi, Lembaga Keuangan Mikro (LKM) binaan PKK dan Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM). Jangka waktu 36 bulan (19/4/ - 18/4/2016) Sumber: Bagian Kerjasama c. Selain kerjasama tersebut diatas,pemerintah Kota Semarang telah melakukan fasilitasi optimalisasi pengembangan lapangan golf Manyaran Indah dengan PT. Mega Kuantum Properti Indonesia yang menghasilkan perjanjian sewa menyewa selama 30 tahun dengan masa grace period diawal untuk pembangunan selama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal 1 Januari 2014 dan akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2045 dengan nilai sewa sebesar Rp ,- (empat puluh empar milyar dua ratus tujuh puluh juta rupiah) d. Dalam rangka pengawasan dan pengendalian kerjasama dengan pihak ketiga, maka pelaksanaan kerjasama yang kurang menguntungkan Pemerintah Kota Semarang dan mempunyai potensi 5 5 6

2 konflik / bermasalah selama ini, pada tahun telah dilakukan langkah tegas penyelesaian dengan melakukan pemutusan / pengakhiran perikatan perjanjian kerjasama yaitu: Penghentian perjanjian sewa tanah di Jl. Pandanaran Kel. Mugassari yang dipergunakan untuk SPBU oleh PT.Rabas dikarenakan adanya permasalahan hukum terkait denda keterlambatan pembayaran uang sewa yang sampai saat ini masih proses tingkat kasasi di Mahkamah Agung. Dalam rangka memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau maka saat ini tanah tersebut di fungsikan sebagai taman kota. Pemutusan perikatan perjanjian sewa tanah dan bangunan lapangan golf Gombel Golf Semarang berserta fasilitasnya di Jl. Gombel Lama Nomor 90 Kel. Tinjomoyo Kec. Banyumanik Semarang oleh PT. Damar Djaya Lestari dikarenakan adanya cidera janji pihak PT.Damar Djaya Lestari yaitu: - Tidak membayar bank garansi sebesar Rp ,- (satu milyar tujuh ratus juta rupiah) - Tidak membayar Pajak Bumi dan Bangunan selama 2 tahun (tahun 2012 dan ) berserta dendanya sebesar Rp (tujuh ratus enam puluh tujuh juta rupiah) per September. Dasar : - Surat Walikota Semarang Nomor : 030/04175 tanggal 10 Oktober perihal Pemutusan Perikatan Perjanjian Sewa Menyewa Lapangan Golf Gombel Golf Semarang. - Berita Acara Serah Terima Nomor :030/04332 tanggal 22 Oktober tentang Serah Terima Pengelolaan Tanah Dan Bangunan Lapangan Golf Gombel Golf Semarang Berserta Fasilitasnya Yang Terletak Di Jalan Gombel Lama Nomor 90 Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Untuk menghindari kekosongan pengelolaan lapangan golf Gombel Golf Semarang, maka saat ini ditunjuk Persatuan Golf Indonesia (PGI) Jawa Tengah sebagai pengelola sementara dengan cara sewa sampai ditunjuknya pengelola tetap atau paling lama 1 tahun. Dasar: - Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor : 030/579 tanggal 22 Oktober tentang Penunjukan Pengelolaan Sementara Tanah Dan Bangunan Lapangan Golf Gombel Golf Semarang Berserta 5 5 7

3 Fasilitasnya Yang Terletak Di Jalan Gombel Lama Nomor 90 Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang Oleh Persatuan Golf Indonesia (PGI) Jawa Tengah. - Surat Perjanjian Nomor : 019.6/218/ Nomor : 019/SEK/PGI- JTG/XII/ tanggal 23 Oktober tentang Pengelolaan Sementara Tanah Dan Bangunan Lapangan Golf Gombel Golf Semarang Berserta Fasilitasnya Yang Terletak Di Jalan Gombel Lama Nomor 90 Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang Oleh Persatuan Golf Indonesia Provinsi Jawa Tengah. - Berita Acara Nomor : 031/04335 tanggal 23 Oktober tentang Serah Terima Pengelolaan Tanah Dan Bangunan Lapangan Golf Gombel Golf Semarang Berserta Fasilitasnya Yang Terletak Di Jalan Gombel Lama Nomor 90 Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. e. Dalam rangka mendukung pelaksanaan kerjasama dengan pihak ketiga pada tahun telah dilakukan kegiatan kajian terhadap beberapa obyek yang di pandang mempunyai potensi untuk di kerjasamakan / dikembangkan yaitu: 1. Kajian Peluang Kerjasama Pengembangan Kawasan Tinjomoyo Kota Semarang. 2. Kajian Potensi Kerjasama Pemanfaatan Pasar Ikan Higienis (PIH) Mina Rejomulyo Kota Semarang. 3. Kajian Peruntukan Terbaik Lapangan Pancasila Terhadap Pengembangan Kawasan Simpanglima Terpadu. 4. Kajian Strategi Pengembangan Goa Kreo Kota Semarang 5. Kajian Strategi Pengembangan Kawasan Kota Lama Di Kota Semarang 6. Kajian Pemanfaatan Kawasan Banjir Kanal Barat Sebagai Wisata Air Kota Semarang (Waterfront City) f. Sedangkan dalam rangka evaluasi perjanjian kerjasama maka telah diadakan kajian yaitu: 1. Kajian Evaluasi Perjanjian Kerjasama Tentang Kontrak Bagi Tempat Usaha Dalam Rangka Peningkatan Daya Guna Tanah Di Sekitar Tugu Tabanas Gombel Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang. 2. Kajian Evaluasi Perjanjian Kerjasama Tentang Sewa Menyewa Tanah Dan Bangunan Lapangan Golf Gombel Golf Semarang Berserta Fasilitasnya Milik Pemerintah Kota Semarang Yang Terletak 5 5 8

4 Di Jalan Gombel Lama No.90 Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. 6.3 KOORDINASI DENGAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH Koordinasi Musyawarah Pimpinan Daerah Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Bupati/Walikota tidak lagi berkedudukan sebagai kepala wilayah, di dalam pasal 25 mengatur mengenai tugas dan wewenang Kepala Daerah sama sekali tidak disinggung kewenangan mengenai melakukan koordinasi pemerintahan. Dengan demikian Bupati/Walikota tidak lagi memiliki kewajiban secara hukum untuk melakukan koordinasi instansi vertikal di daerah. Koordinasi yang dijalankan saat ini, termasuk forum MUSPIDA hanyalah meneruskan praktik pemerintahan yg selama ada tetapi tanpa dasar hukum yang jelas. Walaupun demikian pelaksanaan koordinasi dengan instansi vertikal di Kota Semarang tetap dilaksanakan oleh Walikota mengingat menjadi hal ini tetap menjadi keputusan yang strategis untuk dilakukan demi kestabilan bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Keamanan di wilayah Kota Semarang. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 1986 bahwa Pimpinan Muspida Kabupaten/Kota secara ex-officio dijabat oleh Kepala wilayah (Walikota) dengan keanggotaan pimpinan unsur pertahanan (Dandim), pimpinan unsur kepolisian (Kapolres), dan pimpinan unsur kejaksaan (Kajari). Namun untuk menjaga hubungan baik dan untuk mempermudah pelaksanaan tugas umum pemerintahan maka unsur MUSPIDA ditambahkan beberapa Instansi Vertikal yang ada di wilayah Kota Semarang. Penambahan tersebut ditetapkan dalam Keputusan Walikota Semarang Nomor 130/1/2010 tentang Pembentukan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kota Semarang dengan susunan keanggotaan sebagai berikut : Ketua : Walikota Semarang Wakil Ketua : Wakil Walikota Semarang Sekretaris : Sekretaris Daerah Kota Semarang Anggota : 1. Ketua DPRD Kota Semarang 2. Kapolrestabes Semarang 3. Komandan Kodim 0733/BS Semarang 4. Kepala Kejaksaan Negeri Semarang 5. Ketua Pengadilan Negeri Semarang 5 5 9

5 6. Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang 7. Ketua Pengadilan Militer II-10 Semarang 8. Ketua Pengadilan Agama Semarang 9. Komandan Lanal Semarang 10. Kepala Satuan Brimob Daerah Jawa Tengah 11. Komandan Yon Arhanudse 15 Semarang 12. Komandan Denpom IV/5 Semarang 13. Komandan Yonif 400/Raider Semarang 14. Kepala Detasemen TNI AU Semarang 15. Kepala Kantor Imigrasi Semarang 16. Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Semarang. Pelaksanaan koordinasi yang bersifat pokok dan strategis dilakukan oleh Walikota Semarang bersama-sama dengan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kota Semarang serta Perangkat Daerah yang ada. Bersama dengan para Pimpinan Wilayah, Walikota Semarang melakukan rapat-rapat atau menyelenggarakan Musyawarah Pimpinan Daerah Plus (Muspida Plus), sedangkan dengan Perangkat Daerah dilakukan dalam bentuk rapat-rapat koordinasi yang sifatnya koordinasi teknis. Rapat atau forum koordinasi dimaksudkan dalam rangka konsultasi dan koordinasi untuk mewujudkan dan memelihara stabilitas dan situasi kondisi daerah yang kondusif. Dalam prakteknya Walikota Semarang selaku Ketua, sedapat mungkin langsung memimpin rapat-rapat koordinasi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, untuk dapat merumuskan berbagai alternatif kebijakan berdasarkan permufakatan dan kesamaan pendapat di antara seluruh anggota. Selama tahun pelaksanaan rapat-rapat koordinasi di tingkat Muspida Plus selalu efektif dalam membantu memperlancar proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan kota, termasuk memelihara kehidupan sosial dan politik yang sehat serta kesatuan dan persatuan bangsa yang kokoh. Di samping fungsi tersebut peran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah ini juga sangat sentral dan strategis guna memadukan berbagai kegiatan pemerintahan, pembangunan kota dan pelayanan umum, sehingga sangat membantu dalam pelaksanaan tugastugas Kepala Daerah. Rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah yang dilakukan memiliki beberapa tujuan antara lain : 1) Membangun pemahaman dan persepsi yang sama terhadap kebijakan- kebijakan yang ditempuh dalam rangka mengefektifkan 5 6 0

6 program-program pembangunan kota yang dilaksanakan, seperti pembebasan tanah untuk pembangunan infrastruktur kota, keamanan wilayah dan lain-lain. 2) Mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan mensinkronisasikan penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan di lingkungan Pemerintah Kota Semarang secara berdaya guna dan berhasil guna. 3) Mengevaluasi dan melakukan penilaian atas intensitas, ekstensitas, situasi dan kondisi ketentraman, keamanan dan ketertiban dalam masyarakat serta merumuskan langkah-langkah strategis, teknis dan taktis yang diperlukan dalam rangka pengendalian, pencegahan maupun penanggulangan ketentraman dan ketertiban umum. 4) Menentukan sistem, prosedur dan mekanisme operasional pengamanan pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan kota guna mewujudkan stabilitas nasional dan daerah yang mantap dan terkendali serta kondusif. Secara keseluruhan pelaksanaan tugas umum pemerintahan koordinasi Muspida dilaksanakan dalam bentuk pelaporan, konsultasi dan rapat-rapat koordinasi dalam berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan daerah. Hasil pokok yang dicapai selama tahun adalah meningkatnya manajemen penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan kota yang lebih efektif dan terpadu. Pada tahun Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kota Semarang telah beberapa kali melaksanakan pertemuan formal maupun informal untuk membahas dan mencari formula yang tepat untuk menyelesaikan masalah atau menghadapi kondisi ideologi, sosial politik, sosial budaya, ekonomi dan keamanan dengan data sebagai berikut : DATA KEGIATAN FORUM KOMUNIKASI PIMPINAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN NO HARI / TANGGAL MATERI 1 Rabu 16 januari Rapat FKPD tentang Koordinasi Persiapan Kunjungan Wakil Presiden RI di Kota Semarang 2 Senin 21 januari Rakor FKPD tentang Antisipasi Menghadapi Rob, Banjir, Puting Beliung dan Longsor 3 Kamis 7 februari Rakor FKPD dalam rangka Meninjaklanjuti Inpres No.2 Tahun tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri 4 Selasa 19 Februari Rakor FKPD tentang Mengurai Titik-titik Keramaian di Kota Semarang 5 Senin 25 Februari Rapat FKPD tentang koordinasi persiapan penilaian tahap kedua terkait Adipura 5 6 1

7 NO HARI / TANGGAL MATERI 6 Rabu 6 Maret Pengarahan Forum koordinasi pimpinan Daerah dalam rangka pengamanan Wilayah 7 Kamis 14 Maret Rakor FKPD tentang Rencana Pelaksanaan kegiatan memperingati Hari Air Sedunia tingka Kota Semarang 8 Kamis 28 Maret Rakor FKPD tentang sosialisasi persiapan Semarang Great Sale 9 Senin 1 April Rakor FKPD tentang Rangkaian kegiatan Hari Jadi Kota Semarang ke Selasa 9 April Pengarahan FKPD tentang terkait pemeliharaan Kamtibmas di Kota Semarang 11 Selasa 16 April Rakor FKPD tentang upaya meminimalisir kejahatan jalanan 12 Kamis 25 April Rapat FKPD Mengenai koordinasi Pelaksana Festival Semarang Night Carnival 13 Rabu 1 Mei Rakor FKPD tentang Antisipasi Kenaikan BBM dan Hari Buruh Nasional 14 Rabu 9 Mei Rapat koordinasi FKPD mengenai persiapan pelaksanaan TMMD Sengkuyung Tahap 1 Tahun 15 Senin Rakor FKPD tentang Persiapan Pelaksanaan Pilgub Jateng 13 Mei 16 Kamis 30 Mei Rakor FKPD tentang Pemantapan Persiapan Pengamanan Laga Sepakbola di Wilayah Kota Semarang 17 Selasa 4 Juni Rakor FKPD tentang persiapan Gerakan Program Semarang Bersih di16 Kecamatan Secara Serentak 18 Kamis 13 Juni Rapat FKPD mengenai koordinasi Pelaksanaan Launching Car Free Night and Day 19 Selasa Rakor FKPD tentang Antisipasi Kenaikan BBM 18 Juni 20 Selasa 25 Juni Rapat FKPD mengenai Sosialisasi Kenaikan Tarif Angkutan Umum 21 Kamis Rakor FKPD mengenai Jelang Bulan Ramadhan 4 Juli 22 Selasa 9 Juli Rakor FKPD tenang Persiapan Tinjauan Lapangan Menghadapi Bulan Ramadhan 23 Selasa Rakor FKPD tentang Menjelang Lebaran 23 Juli 24 Rabu 31 Juli Rakor FKPD mengenai Pemantauan Kesiapan Fasilitas Umum (seperti Pasar, Stasiun) dan Harga Kebutuhan Pokok Masyarakat Jelang Hari Raya Idul Fitri dilanjutkan Tinjauan Lapangan 25 Jumat 2 Agustus Rakor FKPD mengenai Pemantauan Arus Lalu Lintas Jelang Lebaran dilanjutkan Pemantauan dari Udara 5 6 2

8 NO HARI / TANGGAL MATERI 26 Senin 5 Agustus Rakor FKPD mengenai Obyek Vital dan Kesiapan Poskoposko Lebaran dilanjutkan Tinjauan Tinjauan Lapangan ke Balaikota,Taman lele, Gudang Bulog, Bonbin Mangkang, Terminal Mangkang dan Posko Lebaran 27 Selasa 13 Agustus Rakor FKPD tentang Persiapan Rangkaian Kegiatan HUT RI ke-68 Tingkat Kota Semarang 28 Selasa 3 September Rakor FKPD tentang Pelaksanaan Festival Banjir Kanal Barat 29 Selasa 10 September Rapat FKPD tentang Sosialisasi Penyelenggaraan Festival Kota Lama dan Shympony Kota Lama 30 Selasa 16 September Rapat FKPD tentang persiapan kegiatan Peringatan Haornas Tingkat Semarang 31 Selasa 24 September Rakor FKPD mengenai upaya percepatan penyelesaian perekaman E-KTP 32 Senin 30 September Rapat FKPD tentang Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Peringatan Pertempuran Lima Hari Semarang 33 Rabu 16 Oktober Rakor FKPD tentang Kesiapsiagaan Pengamanan Situasi kamtibmas dan kontijensi Jelang Pileg Selasa 22 Oktober Rapat FKPD mengenai checking pelaksanaan Gelar Pasukan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana 35 Senin 28 Oktober Rapat FKPD tentang koordinasi Kegiatan Kerja Bakti terpadu TNI, Polri dan PNS 36 Senin 11 November Rakor FKPD tentang Rencana Kunjungan Kerja Walikota Jungu Korea Selatan ke Kota Semarang 37 Senin 18 November Rapat FKPD tentang Antisipasi Aksi Unjuk Rasa Menuntut Kenaikan UMK Buruh 38 Senin 25 November Rakor FKPD mengenai Memungkinan Bahaya Bencana selama Musim Penghujan dan Paparan Jalan satu arah 39 Senin 2 Desember Rapat FKPD tentang Persiapan Penyelenggaraan FFI di Kota Semarang 40 Selasa 10 Desember Rakor FKPD mengenai Rangkaian Kegiatan Hari Nusantara ke-14 Tingkat Kota Semarang 5 6 3

9 NO HARI / TANGGAL MATERI 41 Senin 16 Desember Rakor FKPD tentang Pengamanan Natal dan Tahun Baru Jumat 20 Desember Rakor FKPD mengenai Pengamanan Perayaan Natal dan Persiapan Pemantauan Natal di Gereja-gereja di Kota Semarang 43 Selasa 31 Desember Rakor FKPD mengenai Kesiapan Pengamaan Kegiatan Semarak Akhir Tahun Sumber Data : Badan Kesbangpol Kota Semarang Tahun KOORDINASI BIDANG PERTANAHAN Prinsip dasar pembangunan adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Agar pembangunan untuk kepentingan umum dapat terselenggara dengan baik, maka diperlukan ketersediaan tanah dengan berpedoman pada azas Kemanusiaan, Demokratis dan Berkeadilan. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum bertujuan menyediakan tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hokum pihak yang berhak. Pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum dari tahun ke tahun terus mengalami perubahan seiring perkembangan dan tuntutan kebutuhan masyarakat, sehingga dilakukan penyempurnaan dengan terbitnya regulasi yang mengatur antara lain : 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum; 2. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum; 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2012 tentang Biaya Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.2/ tentang Biaya Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 5 6 4

10 5. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah; 6. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 18 Tahun tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Persiapan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Selanjutnya dijelaskan dalam Undang-undang tersebut mengenai proses/ tahapan dalam pengadaan tanah sebagai berikut : a. Perencanaan, yang disusun dalam sebuah dokumen perencanaan pengadaan tanah. b. Persiapan, meliputi pemberitahuan rencana pembangunan; pendataan awal lokasi rencana pembangunan; dan konsultasi publik rencana pembangunan. c. Pelaksanaan, meliputi inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah; penilaian ganti kerugian; musyawarah penetapan ganti kerugian; pemberian ganti kerugian; dan pelepasan tanah instansi. d. Penyerahan hasil. Pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum memerlukan kerjasama dan koordinasi antara Pemerintah Daerah dengan Badan Pertanahan Nasional. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan selama Tahun antara lain: 1. PENGADAAN TANAH UNTUK WADUK JATIBARANG Pada Tahun proses pengadaan tanah untuk pembangunan Waduk Jatibarang telah mencapai tahap akhir dengan dilaksanakannya pembayaran ganti rugi tanah yang terletak di Kelurahan Kedungpane, Kandri dan Jatirejo dengan perincian sebagai berikut : LETAK TANAH TARGET REALISASI NO JML LUAS JML LUAS KETERANGAN / PROGRES KELURAHAN KECAMATAN BID. ( M ²) BID. ( M ²) Tdk diketahui pemiliknya (NN) = 1 Kedungpane Mijen 227 1,026, ,020,408 1 bidang, sepakat /ada sengketa = 2 bidang 2 Jatibarang Mijen Selesai 3 Kandri Gunungpati Selesai 4 Jatirejo Gunungpati Selesai JUMLAH TOTAL ,021,623 PROSENTASE = 99 % Sumber Data : Sekretariat Daerah Kota Semarang Tahun

11 a. Permasalahan / Hambatan: 1) Ada pemilik bidang tanah an. Irwan Apriyanto yang belum sepakat dengan harga ganti rugi yang ditawarkan; 2) Terdapat 1 (satu) bidang tanah seluas ± 500 M 2 yang belum diketahui pemiliknya; 3) Penetapan lokasi akan berakhir Juni b. Upaya Penyelesaian 1) P2T perlu melakukan klarifikasi dengan pihak irwan apriyanto, apakah dapat segera dibayarkan ganti ruginya atau dilakukan konsinyasi oleh Dinas PSDA & ESDM Kota Semarang; 2) Menyiapkan surat perintah konsinyasi dari P2T kepada SATKER serta dokumen pendukungnya; 3) Mengingat penetapan lokasi sudah merupakan perpanjangan, sehingga sebelum bulan juni pengadaan tanah waduk jatibarang harus selesai (termasuk apabila harus dikonsinyasi). 2. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN / NORMALISASI KALI TENGGANG Proses pengadaan tanah untuk pembangunan/ normalisasi Kali Tenggan pada Tahun secara administrasi vakum. Hal ini disebabkan karena permintaan harga warga masyarakat yang terlalu tinggi dibandingkan dengan harga yang dihitung oleh Appraisal. Di Kelurahan Tambakrejo, harga Appraisal Rp ,- sedangkan permintaan warga Rp ,-. Adapun di Kelurahan Terboyo Kulon harga Appraisal Rp ,- sedangkan permintaan warga Rp ,-. Sebagai upaya penyelesaian akan dijadwalkan musyawarah dengan warga dengan difasilitasi P2T membahas permasalahan harga tanah, nilai bangunan dan tanaman. Selanjutnya terhadap sisa tanah yang tidak efektif dipertimbangkan untuk dibeli semua oleh Satker setelah dilakukan verifikasi oleh Tim. Demikian halnya terhadap sisa bangunan yang tidak efektif akan dilakukan pengecekan oleh Dinas terkait. 3. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN KOLAM RETENSI (RETARDING POND) Upaya penyelesaian terhadap proses pengadaan tanah untuk pembangunan kolam retensi terus dilakukan, antara lain koordinasi 5 6 6

12 dengan pihak-pihak terkait (Kementerian BUMN, PT. Pelindo III, PT. TMB, Kejaksanaan, BPKRI, Pemprov Jateng). Selanjutnya PT. Pelindo III (Persero) selaku pemegang HPL melalui suratnya kepada Walikota Semarang yakni Nomor PJ.06/25.1/PIII- Tanggal 31 Januari tentang Pembayaran ganti rugi pelepasan tanah HPL Pelabuhan menyatakan bahwa pada prinsipnya telah menyepakati / mau menerima ganti rugi dengan mendasarkan pada Nilai Appraisal independen dan setelah adanya pendapat resmi dari BPKP. Namun belum ada kejelasan tentang mekanisme pembayarannya. 4. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL BATANG SEMARANG. Proses pengadaan tanah guna pembangunan jalan tol Semarang Batang sampai dengan Tahun sementara vakum, menunggu kejelasan dari Kementrian Pekerjaan Umum. 5. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALUR GANDA KERETA API (DOUBLE TRACK) LINTAS PEKALONGAN-SEMARANG. Pemerintah melalui Kementrian Perhubungan Direktorat Jendral Perkeretaapian memiliki program pembangunan jalur ganda kereta api lintas utara Jawa yang menghubungkan Jakarta- Surabaya termasuk di dalamnya melewati wilayah Kota Semarang, yaitu jalur Pekalongan Semarang dan Semarang Bojonegoro. Selanjutnya pada pada tanggal 9 November 2011, telah dilakukan penetapan lokasi oleh Gubernur Jawa Tengah. Adapun realisasi kegiatan pengadaan tanah yang dilaksanakan pada Tahun sejumlah 289 bidang tanah seluas M 2 senilai Rp ,- atau sebesar 59% dengan perincian sebagai berikut: NO. TARGET REALISASI KETERANGAN LETAK TANAH (KELURAHAN) PEMBER BELUM BID LUAS BID LUAS GANTI RUGI KASAN SEPAKAT Kec. Tugu 1 Mangkang Kulon Mangunharjo Mangkang Wetan Randugarut Karanganyar

13 NO. TARGET REALISASI KETERANGAN LETAK TANAH (KELURAHAN) PEMBER BELUM BID LUAS BID LUAS GANTI RUGI KASAN SEPAKAT 6 Tugurejo Jrakah Kec. Smg Barat 8 Krapyak Kalibanteng Kulon Tawangsari Karangayu Krobokan Tambakharjo Gisikdrono Kec. Smg Utara 15 Bulu Lor Plombokan Dadapsari Bandarharjo JUMLAH Sumber Data : Sekretariat Daerah Kota Semarang Tahun. a. Permasalahan / Hambatan 1) Terdapat 350 bidang yang merupakan tanah Negara yang tidak memiliki bukti kepemilikan P.II dan belum ada payung hukum untuk penyelesaiannya; 2) Sebagian warga masih belum sepakat dengan harga yang ditawarkan oleh SATKER (permintaan warga terlalu tingggi). b. Upaya Penyelesaian 1) SATKER dan P2T terus melakukan pendekatan secara persuasif kepada warga termasuk mekanisme akhir apabila tidak tercapai kesepakatan akan ditempuh upaya penitipan ganti rugi di Pengadilan (Konsinyasi); 2) Satgas melakukan upaya jemput bola atas kendala kelengkapan dokumen dalam pemberkasan (Waris, Pembuktian Alas Hak, Wakaf); 3) P2T Kota Semarang telah berkonsultasi baik secara tertulis maupun audiensi dengan BPNRI terkait persoalan payung hukum tanah negara yang terkena jalur ganda, namun belum ada jawaban/ petunjuk lebih lanjut; 5 6 8

14 4) Melalui fasilitasi DPRD Kota Semarang dilaksanakan audiensi dengan warga penghuni tanah Negara di Kelurahan Karangayu, Krobokan dan Bulu Lor dengan kesimpulan akan dilakukan audiensi dengan Kementrian Keuangan dan Kementrian Perhubungan. 6. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALUR GANDA KERETA API (DOUBLE TRACK) LINTAS SEMARANG - BOJONEGORO. Pembangunan jalur ganda kereta api lintas utara Jawa yang selanjutnya adalah Jalur Ganda Lintas Semarang Bojonegoro. Adapun perkembangan proses pengadaan tanah yang dilaksanakan selama Tahun sebagai berikut: No. TARGET REALISASI LETAK TANAH (KELURAHAN) LUAS LUAS BIDANG BIDANG GANTI RUGI (M2) (M2) 1 Kemijen , Tambakrejo Tlogomulyo KETERANGAN 2 bidang yang belum sepakat adalah tanah P.II 6 bidang yang belum sepakat adalah tanah P.II Tanah PT.Pertamina meminta ganti lahan JUMLAH Sumber Data : Sekretariat Daerah Kota Semarang Tahun % a. Permasalahan / Hambatan: 1) Terdapat 6 bidang tanah di Kelurahan Tambakrejo dan 2 bidang tanah di Kelurahan Kemijen dengan status tanah P.II (tanah negara) sehingga belum dapat dilakukan proses pembayaran; 2) Di Kelurahan Tlogomulyo, PT. Pertamina selaku pemilik tanah meminta ganti rugi dapat diberikan dalam bentuk ganti lahan. b. Upaya Penyelesaian 1) Terhadap tanah dengan status P.II (tanah negara), meskipun telah ada pendapat hukum (legal opinion) dari KEJATI Jateng Nomor B.3194/0.3/Gp.2/07/ Tanggal 29 Juli, namun belum dapat dilaksanakan pembayaran ganti rugi karena menunggu petunjuk dari BPNRI/ Pemerintah Pusat; 2) Terhadap tanah milik PT. Pertamina akan diselesaikan dengan mekanisme tukar guling secara langsung antara SATKER dengan PT. Pertamina (di luar mekanisme P2T)

15 7. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM (TPU) Pada Tahun telah dilakukan realisasi pembayaran tanah untuk pembangunan tempat pemakaman umum yang berada di Kelurahan Jabungan Kecamatan Banyumanik sejumlah 1 (satu) bidang tanah seluas M 2 senilai Rp ,-. a. Permasalahan / Hambatan 1) Sebagian lahan merupakan tanah P.II / Tanah Negara; 2) Terdapat beberapa bidang tanah yang belum sepakat; 3) Ketersediaan Anggaran dari SATKER yang terbatas; 4) Biaya operasional P2T belum terakomodir sesuai Permenkeu Nomor 58. b. Upaya Penyelesaian 1) Terhadap bidang tanah yang merupakan tanah P.II / Tanah negara dikonsultasikan dan dikoordinasikan payung hukumnya; 2) Terhadap pemilik yang belum sepakat secara intensif dilakukan pendekatan baik oleh Satker maupun P2T baik secara langsung maupun melalui tokoh masyarakat setempat; 3) Dilakukan penjelasan agar pemahaman tentang penganggaran biaya-biaya yang diperlukan dalam pengadaan tanah sesuai ketentuan. 8. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN DAN PELEBARAN JALAN KARTINI JOLOTUNDO GAJAH Pengadaan tanah untuk pembangunan dan pelebaran jalan Kartini Jolotundo Gajah terletak di wilayah Kelurahan Sambirejo Kecamatan Gayamsari. Jalan ini merupakan penghubung antara Jalan Kartini dengan Jalan Gajah dengan target bidang tanah seluas ± M 2 yang terdiri dari 100 bidang tanah. Adapun realisasi pembayaran ganti rugi pada Tahun sebagai berikut: No. LETAK TANAH TARGET REALISASI KELURAHAN KECAMATAN BIDANG LUAS BIDANG LUAS BESAR GANTI RUGI 1 SAMBIREJO GAYAMSARI JUMLAH TOTAL Sumber Data : Sekretariat Daerah Kota Semarang Tahun 5 7 0

16 a. Permasalahan / Hambatan 1) Terdapat 3 bidang tanah yang belum diketahui pemiliknya (NN); 2) Terdapat 5 pemilik bidang tanah yang belum sepakat; 3) Terdapat 7 bidang tanah yang terindikasi sengketa kepemilikan tanah; 4) Terdapat 1 bidang A.n Laila Rohmah yang keberatan atas kelas/zona nilai tanah; 5) Terdapat perbedaan hasil ukur dan data yuridis tanah BKM. b. Upaya Penyelesaian 1) Terhadap bidang tanah yang belum diketahui pemiliknya (NN) telah dipublikasikan / diumumkan melalui media koran Tanggal 23 Desember ; 2) Terhadap pemilik yang belum sepakat secara intensif dilakukan pendekatan baik oleh Satker maupun P2T baik secara langsung; 3) SATKER perlu koordinasi dengan Lembaga Penilai Tanah untuk peninjauan kembali atas Zona/Kelas tanah; 4) Akan dilaksanakan ploting dan sinkronisasi data yuridis dan lapangan. 9. PENGADAAN TANAH NORMALISASI KALI BERINGIN Sebagai salah satu usaha Pemerintah Kota Semarang dalam mengatasi permasalahan banjir yang terjadi di Kota Semarang khususnya di wilayah Kecamatan Tugu, maka dilaksanakan kegiatan normalisasi Kali Beringin yang terletak di Kelurahan Mangkang Wetan dan Mangunharjo Kecamatan Tugu. Adapun target pelaksanaan sejumlah 153 bidang dengan luas ± M 2, dengan realisasi pembayaran ganti rugi pada Tahun sebesar Rp , - dengan perincian sebagai berikut: No. LETAK TANAH TARGET REALISASI KELURAHAN KECAMATAN BIDANG LUAS BIDANG LUAS BESAR GANTI RUGI 1 MANGKANG WETAN TUGU Rp MANGUNHARJO TUGU JUMLAH TOTAL Rp Sumber Data : Sekretariat Daerah Kota Semarang Tahun 5 7 1

17 a. Permasalahan / Hambatan 1) Terdapat beberapa bidang tanah yang belum sepakat; 2) Terdapat beberapa bidang tanah yang belum terdata dalam inventarisasi tanah; 3) Terdapat beberapa pemilik tanah yang komplain atas tanah/bangunan. b. Upaya Penyelesaian 1) Terhadap pemilik yang belum sepakat secara intensif dilakukan pendekatan baik oleh Satker maupun P2T baik secara langsung maupun melalui tokoh masyarakat setempat; 2) Akan dilakukan pengecekan ulang atas tanah/bangunan. 10. PENGADAAN TANAH EMBUNG HULU KALI BERINGIN Selanjutnya kegiatan yang terkait dengan normalisasi Kali Beringin adalah pembuatan Embung Hulu Kali Beringin yang terletak di Kelurahan Ngadirgo Kecamatan Mijen dan Kelurahan Wates Kecamatan Ngaliyan, dengan target pelaksanaan sejumlah 29 bidang dengan luas ± M 2. Pada Tahun belum dilaksanakan realisasi pembayaran ganti rugi, pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah masih dalam proses sosialisasi atas hasil inventarisasi atas tanah/ tanaman/ bangunan yang terkena pengadaan tanah KOORDINASI BIDANG STATISTIK 1. Kebijakan dan Kegiatan a. Forum Koordinasi Koordinasi di bidang Statistik diperlukan dalam rangka meningkatkan efektivitas perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan. Data statistik yang obyektif dan dapat dipercaya menunjang keberhasilan perencanaan pembangunan. b. Materi Koordinasi Beberapa kegiatan yang dilakukan di bidang statistik dalam rangka akurasi dan validitas data : a) Penerbitan buku-buku yang berisi analisis, kajian dan paparan data statistik; 5 7 2

18 b) Survei dan sensus yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat (terutama yang dilaksanakan oleh BPS) dengan dukungan dari Pemerintah Kota Semarang. c. Instansi Vertikal yang Terlibat Koordinasi di bidang Statistik dilaksanakan antara Pemerintah Kota Semarang dengan Badan Pusat Statistik (BPS), sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik, khususnya pada Pasal 17 yang menyebutkan bahwa Koordinasi dan kerjasama penyelenggaraan statistik dilakukan oleh BPS dengan instansi pemerintah dan masyarakat, di tingkat pusat dan daerah. 2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan a. Sumber dan Jumlah Anggaran 1) Penerbitan buku-buku Anggaran berasal dari APBD Kota Semarang dengan jumlah anggaran untuk tahun sejumlah Rp ,- dan terserap sejumlah Rp ,- 2) Survei dan Sensus Anggaran berasal dari Pemerintah Pusat (APBN) b. SKPD Penyelenggara Koordinasi dengan Instansi Vertikal di Daerah 1) Penerbitan buku-buku Bappeda Kota Semarang 2) Survei dan Sensus Kecamatan dan Kelurahan sebagai petugas lapangan dan kontributor data serta SKPD lain yang secara teknis terkait langsung dengan survei dan sensus yang dilaksanakan c. Jumlah Kegiatan Koordinasi yang dilaksanakan 1) Penerbitan buku-buku 2) Survei dan Sensus Survey PPLS (Program Perlindungan Sosial) Survey Industri Susenas d. Hasil dan Manfaat Koordinasi 1) Penerbitan buku-buku Kerjasama dalam penyusunan Buku-buku Statistik yang diperlukan dalam perencanaan dan pengendalian 5 7 3

19 pembangunan di Kota Semarang sudah dilaksanakan secara rutin tiap tahun dan berlangsung lama. Pada tahun, buku-buku yang diterbitkan adalah sebagai berikut : 1. Buku Kota Semarang Dalam Angka tahun Buku Profil Kependudukan Kota Semarang tahun Buku Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota Semarang tahun 2011/ Buku Kecamatan Dalam Angka tahun Buku Domestik Regional Bruto Kota Semarang tahun Buku Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Semarang tahun Buku Statistik Ketahanan Sosial Kota Semarang tahun Buku Saku Kota Semarang tahun Buku Indikator Ekonomi Kota Semarang tahun Buku PDRB Menurut Penggunaan Kota Semarang tahun Buku Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Semarang Tahun Buku Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi Penduduk Kota Semarang tahun ) Survei dan Sensus SURVEY PPLS (Program Perlindungan Sosial), up-dating data kemiskinan Kegiatan ini lebih mendasarkan pada pemahaman bahwa penanggulangan kemiskinan dibutuhkan suatu sinergitas dan keterpaduan secara berkelanjutan sehingga dibutuhkan adanya up-dating data kemiskinan sebagai bahan dasar perumusan kebijakan selanjutnya. Koordinasi tersebut dalam rangka mendukung pelaksanaan pendataan dilapangan dengan melibatkan petugas dari Kelurahan dan Kecamatan dalam hal : - Rekruitmen petugas penjaringan yang berasal dari masyarakat secara langsung ( Karang Taruna, Ketua RT/RW dll ). - Koordinasi pendataan dan sosialisasi. Survey PPLS ini bersifat insidentil dan tergantung kebutuhan Pusat, selama ini sudah dilaksanakan setiap 3 tahun sekali

20 SURVEY INDUSTRI Kegiatan ini diarahkan untuk dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan investasi di Kota Semarang, khususnya disektor industri, yang diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian lebih lanjut bagi para pelaku usaha untuk berinvestasi sekaligus dalam rangka penyusunan kebijakan di bidang ketenagakerjaan. SUSENAS Kegiatan ini merupakan upaya identifikasi kemandirian masyarakat dilihat dari kemampuan sektor ekonominya. Dalam upaya validasinya, telah dilaksanakan pendataan oleh Tim dengan metode terjun langsung ke masyarakat. Dengan data ini diharapkan dapat dirumuskan kebijakankebijakan dibidang perekonomian yang lebih mengarah kepada penguatan program ekonomi kerakyatan. e. Tindak Lanjut Hasil Koordinasi 1) Penerbitan buku-buku Buku-buku yang diterbitkan telah dikirimkan kepada seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, Perguruan Tinggi, Instansi Vertikal di Kota Semarang serta berbagai instansi yang membutuhkan, baik pemerintah maupun nonpemerintah. 2) Survei dan Sensus Data hasil survei dan sensus dikirimkan oleh BPS Kota Semarang kepada Pemerintah Pusat untuk dilaksanakan kompilasi dengan data dari daerah lain. Setelah itu, dilakukan analisis atas data yang telah dikompilasi sebagai bahan penyusunan berbagai kebijakan. Selain itu, sebagian data hasil survei dan sensus juga digunakan sebagai bahan kajian dan analisis mengenai kondisi di Kota Semarang yang disajikan dalam bentuk buku statistik yang diterbitkan oleh Bappeda Kota Semarang 3. Permasalahan dan Solusi Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam koordinasi bidang Statistik adalah : 5 7 5

21 a. Ketergantungan yang cukup tinggi terhadap BPS dalam hal pengumpulan data potensi daerah, karena secara Undangundang otoritas kewenangan penyediaan data ada pada BPS. b. Sebagai instansi vertikal, BPS memiliki penjenjangan organisasi sampai ke tingkat pusat, sehingga beberapa keputusan membutuhkan waktu yang cukup lama, karena menunggu adanya keputusan resmi dari BPS Pusat. Untuk mengatasi permasalahan pada koordinasi bidang statistik, solusi yang ditempuh adalah : Mempererat kerja sama dan peningkatan koordinasi dengan BPS untuk memperoleh data yang dibutuhkan. 6.4 PENEGASAN BATAS WILAYAH Penegasan batas wilayah merupakan suatu kegiatan yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/ kota. Melalui penegasan batas ditetapkan batas otorita dari masing-masing daerah. Sehingga tercipta stabilitas dan sinergitas hubungan antara dua wilayah yang berbatasan. Penetapan batas wilayah dalam hal ini diartikan sebagai upaya penetapan dan penegasan batas baik antara kelurahan, kecamatan maupun dengan Kabupaten/Kota tetangga. Penegasan batas juga bermanfaat guna meminimalisir kemungkinan munculnya permasalahan di wilayah perbatasan Penegasan Batas Antar Daerah Secara geografis, Kota Semarang berbatasan dengan 3 (tiga) daerah, yaitu Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Kendal. Adapun panjang garis batas Kota Semarang dengan daerah yang berbatasan sebagai berikut: - Dengan Kabupaten Semarang ± 18,05 Km - Dengan Kabupaten Demak ± 34,63 Km - Dengan Kabupaten Kendal ± 44,61 Km Kegiatan penegasan batas daerah Kota Semarang dengan Kabupaten berbatasan pada Tahun ini adalah perapatan pilar batas Kota Semarang dengan Kabupaten Semarang (segmen Kecamatan Banyumanik dan Tembalang Kecamatan Ungaran Timur) dengan pemasangan sejumlah 27 pilar perapat. Kegiatan ini dibiayai melalui APBD Kota Semarang. Selain itu dilaksanakan juga kegiatan perapatan pilar batas Kota Semarang dengan Kabupaten Kendal (segmen Kecamatan Ngaliyan dan 5 7 6

22 Tugu Kecamatan Kaliwungu Selatan dan Kaliwungu) dengan pemasangan sejumlah 10 pilar perapat. Adapun kegiatan tersebut dibiayai melalui APBD Kabupaten Kendal Batas Wilayah Administrasi Kecamatan Kota Semarang Pelaksanaan penegasan batas wilayah dimulai tahun 2010 berjumlah 40 buah dengan rincian Pilar Batas Utama (PBU), 1 (satu) buah, Pilar Acuan Batas Utama (PABU) berjumlah 22 buah,dan Pilar Acuan Batas Antara (PABA) sejumlah 17 buah, pada tahun 2012 berjumlah 27 buah pilar pembatas ( Kecamatan Tugu, Ngaliyan dan Mijen) dan pada tahun sejumlah 27 buah pilar pembatas (Kecamatan Gunungpati, Banyumanik, Gajahmungkur & Semarang Barat). Di 16 Kecamatan Kota Semarang yang sudah dilaksanakan Pemasangan Pilar adalah sebagai berikut : NO KECAMATAN KELURAHAN 1 Genuk Bangetayu Wetan, Muktiharjo Lor, Terboyo Kulon 2 Pedrungan Tlogomulyo, Muktiharjo Kidul, Gemah, Pedurungan Kidul 3 Gayamsari Kaligawe, Tambakrejo, Pandean Lamper, Gayamsari 4 Semarang Timur Kemijen, Rejomulyo, Karangturi, Karang Tempel 5 Semarang Utara Tanjung Mas, Bandarharjo, Bulu Lor, Panggung Kidul, Panggung Lor 6 Semarang Tengah Purwodinatan, karang Kidul, Lamper Tengah, Pendrikan Lor 7 Semarang Selatan Pleburan, Peterongan, Lamper Tengah, Wonodri, Burusari, Bulu Stalan, Mugasari, Randusari 8 Tembalang Sendangguwo, Sendang Mulyo, Kramas, Tembalang, Jangli 9 Banyumanik Jabungan, Pedalangan, Sumurboto, Ngesrep, Tinjomoyo, Pudak Payung, Padangsari, Sumurboto, Srodol Kulon 10 Candisari Karang Anyar Gunung, Jatingaleh, Kaliwiru, Tegalsari, Candi, Jomblang, Wonotingal 11 Gajahmungkur Karangrejo, Lempongsari, Bendungan, Sampangan, Bendan Duwur, Petompon, Gajahmungkur 12 Semarang Barat Bongsari, Cabean, Krobokan, Krapyak, Kembang Arum, Manyaran, Tambakharjo, Ngemplak Simongan, Bojong Salaman, Tawang Mas, Tawang Sari 13 Tugu Jrakah, Tugurejo, Karang Anyar, Randugarut, Mangkang Wetan, Mangkang Kulon, Mangunharjo 14 Ngaliyan Purwoyoso, Kalipancur, Bamban Kerep, Wates, Podorejo, Tambakaji, Wonosari, Ngaliyan 15 Gunungpati Sukorejo, Sumurejo, Cepoko, Sadeng, Jatirejo, Kandri, Sekaran, Patemon, Pakintelan 16 Mijen Purwosari, Kedungpane, Pesantren, Ngadirgo, Wonoplumbon, Jatibarang Rencana Tindak Lanjut Rencana Perapatan pilar batas wilayah administrasi kecamatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2014 adalah Kecamatan Semarang Utara ( Utama), Semarang Tengah (Utama), Semarang Timur (Utama)Semarang 5 7 7

23 Selatan (Pendukung), Gayamsari (pendukung). Kegiatan ini akan dianggarkan lagi pada tahun anggaran PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA Pencegahan dan penanggulangan bencana yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang berpedoman kepada Undang Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah salah satu amanat dalam Undang- Undang tersebut, sebagai institusi teknis dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Penyelenggaraan penanggulangan bencana dilaksanakan dengan serangkaian upaya meliputi, kegiatan mitigasi bencana, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan rehabilitasi. 1) Mitigasi bencana, yaitu serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. 2) Kesiapsiagaan bencana, yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. 3) Tanggap darurat bencana, adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi dan penyelamatan. 4) Rehabilitasi bencana, yaitu serangkaian kegiatan perbaikan dan pemulihan aspek kebutuhan dasar masyarakat korban bencana sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar aspek kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana. Kondisi geografis Kota Semarang yang diantaranya terdiri dari wilayah pesisir, dataran rendah, perbukitan serta secara geologis memiliki daerah patahan, rentan terhadap bencana alam terutama banjir dan tanah longsor. Banjir di wilayah Kota Semarang dapat disebabkan oleh hujan lokal, banjir kiriman dari wilayah Kabupaten Semarang/Kendal dan rob air laut. Secara keseluruhan kejadian-kejadian bencana selama tahun masih didominasi dalam bentuk bencana kebakaran disusul kemudian 5 7 8

24 banjir, pohon tumbang, tanah longsor dan angin puting beliung, seluruh kejadian bencana tercatat sebanyak 155 kejadian. Dari sekian banyak kejadian tersebut, Walikota Semarang selama tahun pernah mengeluarkan surat pernyataan status bencana sebagai prasyarat dalam menggunakan dana Bantuan Sosial Kejadian Tidak Terencana dan Dana Kedaruratan. Akibat kejadian tersebut tercatat 2 orang meninggal dunia dan 9 orang luka ringan/berat dengan taksiran kerugian materi sebesar Rp ,- Dalam rangka penanggulangan bencana Pemerintah Kota mengalokasikan bantuan sosial dan dana siap pakai dalam APBD Tahun Anggaran. Dengan memberikan bantuan sosial kepada para korban bencana, masyarakat korban bencana telah mampu bangkit untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan diharapkan secara bertahap mampu untuk kembali hidup secara wajar dalam segala aspek kehidupannya. Sedangkan dana siap pakai hanya dapat dipergunakan setelah ada penetapan bencana daerah oleh Walikota Semarang, selama tahun tidak ada penetapan status bencana sehingga dana siap pakai belum dipergunakan. Adapun dana bantuan sosial yang telah sebesar Rp ,- (dua ratus empat puluh delapan juta rupiah) diperuntukan kepada 80 orang kepala keluarga korban bencana. 6.6 PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM Ketentraman dan ketertiban umum adalah suatu keadaan dinamis yang memungkinkan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tentram, tertib dan teratur. Penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum merupakan bagian dari tugas-tugas umum pemerintahan yang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pembangunan kota dan pelayanan umum yang dilaksanakan. Mewujudkan ketenteraman dan ketertiban umum yang efektif juga sangat terkait dengan penegakan hukum yang tegas dan konsisten. Dengan demikian terkait dengan kesadaran hukum dan disiplin masyarakat serta seluruh aparat penegak hukum dan penyelenggara negara secara keseluruhan. Upaya-upaya konsepsional, teknis operasional dan taktis bersamasama unsur lainnya yang terkait untuk mewujudkan ketenteraman dan ketertiban umum antara lain : 1) Penetapan kebijakan taktis operasional pembinaan ketenteraman dan ketertiban umum melalui penerapan sistem dan prosedur tetap pengamanan daerah-daerah dan obyek vital

25 2) Peningkatan pengamanan swakarsa masyarakat di masing-masing lingkungannya, khususnya lingkungan permukiman melalui pemberdayaan Linmas. 3) Peningkatan intensitas penegakan hukum khususnya terhadap pelanggaraan peraturan daerah, operasi penertiban khususnya pelanggaran peraturan daerah yang dapat merusak wajah kota seperti pedagang kaki lima (PKL), pengemis gelandangan orang terlantar (PGOT), wanita tuna susila (WTS) dan sejenisnya. 4) Pembinaan masyarakat melalui pengawasan, pengamanan, pemantauan aksi-aksi unjuk rasa, serta tindakan kriminal yang mengganggu ketenteraman dan ketertiban masyarakat. 5) Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan lembaga negara lainnya, kerjasama sebagaimana dimaksud didasarkan atas hubungan fungsional, saling membantu dan saling menghormati dengan mengutamakan kepentingan umum dan memperhatikan hirarki dan kode etik profesi dan birokrasi. Walaupun upaya-upaya tersebut telah dilakukan harus diakui hasil yang dicapai belum sepenuhnya optimal, namun tindakan-tindakan operasional yang telah dilakukan mampu secara relatif lebih memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga Kota Semarang. Hal ini dapat dilihat bahwa pada tahun gangguan kemanan, ketentraman dan ketertiban umum di wilayah Kota Semarang tidak menjurus kepada anarkhis, separatis dan tidak berlatar belakang SARA. Gangguan yang terjadi meliputi pelanggaran Perda sebanyak 589 kasus, unjuk rasa sebanyak 36 kali. Sedangkan untuk kriminalitas yang tercatat di Polrestabes Semarang pada tahun sejumlah kasus yang terdiri atas kasus pidana umum dan 435 kasus pidana khusus. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibanding tahun 2012 yang mencapai kasus. Di samping itu, motivasi tindakan pelanggaran dan kejahatan sering terkait dengan faktor-faktor sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, upayaupaya pencegahan dan penanggulangan tindakan kriminalitas juga harus dilakukan dengan mengupayakan partisipasi aktif masyarakat. Bersamasama dengan berbagai komponen masyarakat, Pemerintah Kota Semarang maupun pihak Polrestabes Semarang juga melakukan berbagai kegiatan pembinaan, santiaji, dialog dan sebagainya dalam rangka menurunkan tingkat kriminalitas di Kota Semarang

DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) PER-TPS PEMILU GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TENGAH TAHUN 2013 KOTA SEMARANG

DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) PER-TPS PEMILU GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TENGAH TAHUN 2013 KOTA SEMARANG DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) PER-TPS PEMILU GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TENGAH TAHUN 2013 KOTA SEMARANG NO KECAMATAN KELURAHAN TPS DAFTAR PEMILIH LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1 SEMARANG 1. MIROTO 1 245

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG NOMOR: 45/Kpts/KPU-Kota /2015 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG NOMOR: 45/Kpts/KPU-Kota /2015 TENTANG KOMISI PEMILIHAN UMUM KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR: 45/Kpts/KPU-Kota-012.329521/2015 TENTANG REKAPITULASI DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) DAN JUMLAH TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA (TPS) DALAM PEMILIHAN WALIKOTA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 62 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 62 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2001 SERI D NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA SEMARANG DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2001 SERI D NOMOR 4 PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI, Menimbang

Lebih terperinci

Jakarta, 22 Desember Pemerintah Kota Semarang

Jakarta, 22 Desember Pemerintah Kota Semarang Jakarta, 22 Desember 2014 Pemerintah Kota Semarang JAWA TENGAH Posisi Strategis Kota Semarang Ibukota Provinsi Jawa Tengah Terletak pada 6 o 50 7 o 10 S dan 109 o 50 110 o 35 E KOTA SEMARANG PDAM West

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG K e p a l a, BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG.

KATA PENGANTAR. Semarang, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG K e p a l a, BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG. KATA PENGANTAR Dalam pelaksanaan pembangunan, penduduk merupakan faktor yang sangat dominan karena penduduk tidak saja menjadi pelaksana tetapi juga menjadi sasaran dari pembangunan. Oleh karena itu untuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG K e p a l a,

KATA PENGANTAR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG K e p a l a, KATA PENGANTAR Dalam pelaksanaan pembangunan, penduduk merupakan faktor yang sangat dominan karena penduduk tidak saja menjadi pelaksana tetapi juga menjadi sasaran dari pembangunan. Oleh karena itu untuk

Lebih terperinci

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, 1 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 893 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PERILAKU BERSEPEDA DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

LATAR BELAKANG PERILAKU BERSEPEDA DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG LATAR BELAKANG PERILAKU BERSEPEDA DI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG Alfa Narendra Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229, Telp

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN: 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil dan pembahasan Penelitian yang terdiri dari hasil analisapeta parameter, peta kerawanan longsor, validasi lapangan, riwayat kejadian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

22. URUSAN WAJIB PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

22. URUSAN WAJIB PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA 22. URUSAN WAJIB PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA A. KEBIJAKAN PROGRAM Pembangunan urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa diarahkan pada peran serta dan keberdayaan masyarakat dalam pembangunan wilayah

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN

Lebih terperinci

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 62 TAHUN 2015

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 62 TAHUN 2015 BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 62 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT OPERASIONAL DAN UNIT PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NUNUKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANGKAT NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LANGKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANGKAT, Menimbang

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) 2 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 19/2014 PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LEBAK

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :60 2014 SERI : D PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SERTA RINCIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang 1

Masterplan Pengembangan Pola Perpasaran Kota Semarang 1 1. Latar Belakang Kota jika dilihat secara kepentingan ekonomi adalah kehidupan nonagraris, yang memiliki fungsi khas kultural, industri dan perdagangan. Perkembangan suatu kota erat kaitannya dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA SEMARANG BARAT

BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA SEMARANG BARAT BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA SEMARANG BARAT A. Profil KPP Pratama Semarang Barat Moderenisasi sistem administrasi perpajakan yang di mulai sejak tahun 2002 tidak terasa telah

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNSI PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI ESA HILANG DUA TERBILANG PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI PERATURAN DAERAH KOTA TEBING TINGGI NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TEBING TINGGI DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA SINGKAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN

URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN 4.1.21. URUSAN WAJIB KETAHANAN PANGAN 4.1.21.1 KONDISI UMUM Urusan ketahanan pangan secara substansial ditujukan untuk melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan ketersediaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 11 2014 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG FORUM KOORDINASI PIMPINAN DI DAERAH KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2010 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 88 TAHUN 2007

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 88 TAHUN 2007 PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 88 TAHUN 2007 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 8 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum PDAM TIRTA MOEDAL kota Semarang. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Moedal Kota Semarang merupakan perusahaan milik Daerah (BUMD) yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010 SABID UAK SADAYU A NG T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA PARIAMAN KOTA PARIAMAN TAHUN 2010-0

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO, Menimbang : a.

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANDA ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang :

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG 1 SALINAN WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS UNSUR-UNSUR ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

Lebih terperinci

11. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana;

11. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana; Menimbang Mengingat QANUN KABUPATEN ACEH JAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN ACEH JAYA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH SALINAN NOMOR 44, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN

Lebih terperinci

BAB II PELAYANAN SKPD

BAB II PELAYANAN SKPD BAB II PELAYANAN SKPD 2.1. Tupoksi dan Struktur Organisasi 2.1.1. Tugas Pokok Tembalang mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Walikota untuk menangani sebagian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BALIKPAPAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BALIKPAPAN PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. WALIKOTA BALIKPAPAN,

Lebih terperinci

4.2.3 URUSAN PILIHAN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL

4.2.3 URUSAN PILIHAN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL 4.2.3 URUSAN PILIHAN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL 4.2.3.1 KONDISI UMUM Wilayah kota Semarang secara umum struktur daerahnya terdiri atas tiga bagian yaitu struktur joint (kekar), patahan (fault), dan

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL 1 2015 No.22,2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul. Perubahan, Peraturan Daerah Kabupaten Bantul, Penanggulangan, bencana. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

2 2015, No.1443 Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Bantuan Pendanaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pascabencana; Mengingat : 1. Un

2 2015, No.1443 Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Bantuan Pendanaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Pascabencana; Mengingat : 1. Un No.1443, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Pendanaan. Rehabilitasi. Rekontruksi. Pasca bencana. Pemerintah Daerah. Pemerintah Pusat. Hibah. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

Lebih terperinci

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI PEMANGKU JABATAN STRUKTURAL DAN NONSTRUKTURAL PADA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TEGAL

PERATURAN WALIKOTA TEGAL WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL,

Lebih terperinci

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KOTA SEMARANG PEMENUHAN KEKURANGAN TRIWULAN 3 & 4 TAHUN 2015

DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KOTA SEMARANG PEMENUHAN KEKURANGAN TRIWULAN 3 & 4 TAHUN 2015 DATA PENCAIRAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) KOTA SEMARANG PEMENUHAN KEKURANGAN TRIWULAN 3 & 4 TAHUN 2015 SD/SDLB NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN NAMA REKENING (BUKAN NAMA PRIBADI) NOMOR REKENING NAMA

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NGANJUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG PERBAIKAN DARURAT PADA SAAT TRANSISI DARURAT BENCANA DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa untuk meminimalisasi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22,2012 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, PEMERINTAH KOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR : 21 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI MALUKU GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa percepatan penurunan angka

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG DENGAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN KESATUAN BANGSA, PERLINDUNGAN MASYARAKAT DAN PENANGGULANGAN BENCANA KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG FASILITASI PENANGANAN SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG FASILITASI PENANGANAN SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG FASILITASI PENANGANAN SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, :

Lebih terperinci

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 2 TAHUN 2011 Direncanakan oleh : Kasubbag Kelembagaan, IBRAHIM, S. Sos NIP. 520 010 396 Disetujui oleh : Kepala Bagian Organisasi, TENTANG PEMBENTUKAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH

INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 360 / 009205 TENTANG PENANGANAN DARURAT BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH Diperbanyak Oleh : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH JALAN IMAM BONJOL

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara geografis Kota Semarang terletak di pantai utara Jawa Tengah, terbentang antara garis 06 o 50 07 o 10 Lintang Selatan dan garis 110 o 35 Bujur Timur. Sedang

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 111 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KUPANG

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KUPANG PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : a. b. c.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 195 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2010 NOMOR 14 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2005-2010 Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN 1 PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

Lebih terperinci

Profil dan Data Base BPBD Sleman

Profil dan Data Base BPBD Sleman PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI SLEMAN Menimbang : a. bahwa wilayah Kabupaten Sleman

Lebih terperinci

BAB II KONDISI UMUM DAERAH

BAB II KONDISI UMUM DAERAH BAB II KONDISI UMUM DAERAH II.1 KONDISI GEOGRAFIS Kota Semarang merupakan Ibukota Propinsi Jawa Tengah, berada pada pelintasan Jalur Jalan Utara Pulau Jawa yang menghubungkan Kota Surabaya dan Jakarta.

Lebih terperinci