BASTIAN TITO WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BASTIAN TITO WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212"

Transkripsi

1 BASTIAN TITO WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212

2 1

3 Episode : Cincin Warisan Setan SATU WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212 Hujan turun menggila malam itu. Bunyi derunya menegakkan bulu roma. Apalagi angin bertiup kencang, memukul daun pepohonan, menambah seramnya pendengaran. Sesekali kilat menyambar seperti hendak membelah bumi di malam gelap gulita itu. Kemudian menggelegar suara guntur. Bumi bergoncang seperti mau amblas, langit seolah-olah hendak runtuh! Hujan keparat! maki pemuda berpakaian putih yang lari di bawah hujan lebat itu. Sekujur tubuh dan pakaiannya basah kuyup. Karenanya dia tak merasa perlu lagi mencari tempat untuk berteduh. Lagi pula di mana akan ditemukan tempat berlindung di dalam rimba belantara lebat itu. Daun-daun pepohonan besar tidak kuasa membendung curahan air hujan. Kilat menyambar, membuat orang ini terkejut. Sesaat wajahnya tampak jelas dalam terangnya sambaran kilat. Kembali dia menyumpah dalam hati. Baru saja menyumpah geledek kembali menggelegar. Benar-benar gila! makinya kembali. Mendadak orang ini hentikan larinya. Lapat-lapat, di kejauhan sepasang telinganya yang tajam luar biasa mendengar suara aneh. Suara hiruk pikuk seperti teriakan manusia. Dia pejamkan kedua matanya dan mendongak ke langit. Setan atau ibliskah yang menjerit di malam gila ini? tanyanya pada diri sendiri. Kalau memang itu jeritan manusia mengapa mereka menjerit. Dan manusia macam mana pula yang hujan lebat begini, berada dalam rimba belantara pada malam buta..? Orang ini tidak menyadari, dia sendiri secara aneh berada di tempat itu! Dia membalikkan tubuh, lalu lari ke jurusan datangnya suara jeritan yang sangat ramai itu. Beberapa pohon kecil yang melintang di hadapannya dihantamnya dengan tangan kiri atau tangan kanan. Krak..! Krak..! Batang-batang pohon itu patah bertumbangan! Makin cepat dia berlari makin keras suara jeritan itu tanda dia semakin dekat ke sumber suara. Mendadak suara jeritan lenyap. Orang yang tadi berlari hentikan gerakannya, memandang berkeliling, lalu menatap tajam ke samping kanan. Samarsamar dalam gelapnya malam dan lebatnya curahan air hujan, sekitar sepuluh tombak dari tempatnya berdiri dia melihat sesosok tubuh tegak berkacak pinggang di bawah hujan lebat. Hati-hati sekali, hampir tidak mengeluarkan suara pemuda tadi menyelinap di balik pepohonan dan semak belukar, berusaha mendekati sosok tubuh yang ada di depannya. Ketika hanya tinggal empat tombak saja lagi dari orang yang tegak berkacak pinggang itu, tiba-tiba orang itu keluarkan suara tertawa bergelak. Lelaki berpakaian putih yang coba mengintai tersentak kaget dan cepat-cepat berlindung ke balik sebatang pohon. Dari sini dia meneruskan pengintaiannya. Orang yang tertawa bergelak sambil bertolak pinggang itu mengenakan pakaian serba hitam yang basah kuyup. Rambutnya terjurah panjang, semula disangka soerang perempuan. Tapi setelah jelas kelihatan raut wajahnya ternyata dia seorang lelaki bermuka cekung, berjanggut dan berkumis lebat. Pada masing-masing lengannya terdapat tiga buah gelang akar bahar. Kilat menyambar dan! Orang yang mengintai dari balik pohon merasakan jantungnya seperti copot! Betapakan tidak. Ketika rimba belantara itu menjadi terang

4 BASTIAN TITO 2

5 WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212 benderang sekilas, pada saat itulah dia menyaksikan puluhan tubuh manusia berkaparan di tanah, di atas semak belukar, di antara pohon-pohon. Semua tergelimpang tak bergerak. Kepala atau wajah masing-masing telah hancur mengerikan. Rambut dan potongan-potongan kepala serta otak berhamburan di manamana. Air hujan yang tergenang tampak merah kehitaman. Pembunuhan masal! Siapa yang melakukannya?! membatin pemuda yang mengintai. Tubuhnya terasa dingin sekali, sepasang lututnya terasa goyah. Selama hidupnya dia telah melihat kematian, pembunuhan bahkan dia juga telah berulang kali melakukan pembunuhan. Tapi kematian orang seperti itu dengan kepala atau muka hancur, benar-benar satu hal luar biasa. Dari pakaian yang dikenakan manusiamanusia malang itu, dari tombak, pedang dan perisai yang bergelimpangan di selasela tubuh manusia, jelas yang menemui kematian itu adalah serombongan pasukan. Entah pasukan dari kadipaten atau keraton mana. Di tengah tumpukan mayat itu, orang yang tertawa semakin keras tawanya. Sambil tertawa kepalanya yang berambut panjang digoyang-goyangkan hingga air hujan yang membasahi rambutnya berdesing melesat, menghantam pohon-pohon dan dedaunan. Orang yang bersembunyi di balik pohon melengak kaget ketika menyaksikan begaimana tetesan-tetesan air hujan yang dilesatkan rambut itu menghantam rontok kulit pohon di hadapannya dan meninggalkan lobang dalam pada batang pohon! Dua puluh sembilan hari menguntit dan mengurung! Tiba-tiba orang berpakaian hitam berambut panjang itu hentikan tawa dan keluarkan ucapan. Semua berakhir pada kematian! Manusia-manusia tolol! Pangeran kalian hanya menyuruh kalian mengantar nyawa di dalam rimba belantara ini! Ha.ha..ha. Orang di tengah gelimpangan mayat itu kemudian tampak tundukkan kepala. Seperti tengah memperhatikan sesuatu yang ada di tangan kanannya. Lalu kembali dia tertawa gelak-gelak. Mendadak suara tawanya lenyap, tubuhnya diputar ke kiri. Tangan kanannya diangkat ke depan, sama rata dengan bahu. Dari jari telunjuknya yang diacungkan lurus ke muka tiba-tiba melesat tiga cahaya putih. Dua cahaya sebesar batang lidi, satunya lagi sebesar batang padi. Ketiga cahaya putih itu mengeluarkan suara seperti lengkingan seruling yang ditiup pada nada tinggi dengan kekuatan tiupan dahsyat. Siut.siut.siut! Brak! Batang pohon di depan hidung pemuda yang mengintai hancur lebur. Pohon besar itu roboh dengan suara bergemuruh! Keparat setan alas! maki lelaki berpakaian putih yang sembunyi di balik pohon besar itu. Bangsat berjangut itu tahu kalau aku mengintai di sini! Gila, ilmu pukulan sakti apa yang dilepaskannya itu! Secepat kilat orang itu jatuhkan diri ke tanah, menyusup ke dalam semak belukar lalu melompat satu tombak ke samping kanan dan berguling. Sepasang telinganya kembali mendengar suara melengking. Tanda orang berpakaian hitam itu melepaskan lagi pukulan yang memancarkan tiga garis cahaya putih itu. Setumpuk semak belukar rambas, sebatang pohon lagi hancur dan tumbang. Tapi pemuda yang tadi berhasil menyelamatkan diri saat itu sudah berada jauh di tempat yang cukup aman, yakni melesat ke atas dan bersembunyi di atas cabang pohon, di antara kerimbunan daun-daun. Ternyata manusia yang menyerangnya tidak mengetahui kalau kini dia ada di atas pohon. Sebaliknya dari atas pohon dia dapat melihat jelas gerak gerik orang di bawah sana. Sesaat lelaki di atas pohon ini berpikir-pikir, apakah dia akan membalas serangan maut tadi dengan pukulan sakti yang dimilikinya. Tetapi setelah menimbang akhirnya dia memutuskan untuk menunda.

6 BASTIAN TITO 3

7 WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212 Di bawah pohon orang tadi kembali tertawa gelak-gelak. Lalu berteriak Ada yang lolos rupanya! Tidak apa. Biar dia lari dan memberitahu pada pangerannya! Ha..ha..ha..! Suara tawa itu sirap. Orang di atas pohon memutuskan inilah saatnya dia harus melepaskan pukulan untuk melumpuhkan orang di bawah sana. Tetapi. Astaga! Ketika memandang lagi ke bawah sambil siapkan pukulan, orang berambut panjang berpakaian hitam itu sudah lenyap entah ke mana! Sialan! Aku terlambat! maki pemuda di atas pohon. Setelah meneliti keadaan di bawah pohon sekali lagi sementara hujan lebat masih terus turu maka diapun melompat turun. Ketika masih melayang di udara itulah mendadak telinganya mendengar suara seperti tiupan seruling. Tiga larik cahaya putih yang sangat terang menyilaukan berkiblat, menyambar ke arahnya. Celaka! Bangsat itu belum pergi rupanya. Dan kini dia kembali menyerangku! Orang yang melompat turun terkejut dan memaki. Secepat kilat dia jungkir balik di udara lalu membuang diri ke samping kanan. Namun sambaran tiga cahaya datangnya cepat luar biasa. Berkiblat deras dan menghantam perutnya dengan telak. Orang ini keluarkan seruan keras, mencelat ke atas lalu jatuh ke tanah, di antara gelimpangan mayat-mayat dan genangan air hujan campur darah! Ha ha.ha.! Terdengar tawa bergelak dari belakang batang pohon besar. Pengintai tolol! Kalau saja kau tadi terus lari tentu tak akan mampus percuma! Sayang! Kini tak ada yang akan memberi laporan pada sang pangeran! Ha ha.ha.! Suara tawa lwnyap. Keadaan di tempat itu kini hanya dihantui oleh deru air hujan, desau angin dan gemerisik daun-daun pepohonan. Tak selang berapa lama, sosok tubuh yang tadi dihantam tiga larik sinar dan terhempas ke tanah, perlahan-lahan tapak bergerak bahkan kini coba berdiri sambil pegangi perutnya. Ternyata manusia satu ini tidak mati. Dia tidak sampai menjadi korban tiga larik sinar maut yang dilepaskan oleh orang berpakaian serba hitam tadi. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Jangankan tubuh manusia. Btang pohon yang besar dan keras hancur tumbang berantakan oleh hantaman sinar itu. Pemuda itu pegangi pakaiannya di bagian perut yang tampak bolong besasr. Baigan tepi yang bolong itu seperti hangus terbakar berwarna kehitaman. Pada bagian pakaian yang berlubang itu tampak tersembul sebuah benda putih yang berkilauan setiap sinar kilat menyambar terang. Mukanya yang tadi pucat seperti kain kafan berangsur-angsur berdarah kembali dan dari mulutnya pemdua ini tak henti-hentinya memaki. Dia pegangi benda putih berkilat yang tersembul di depan perutnya, garukgaruk kepalanya dengan tangan yang lain lalu cepat menyelinap ke balik semak belukar. Ada rasa kawatir kalau-kalau orang yang tadi menyerangnya masih berada di tempat itu atau muncul kembali. Kapak ini telah menyelamatkan nyawaku.. kata lelaki berakaian putih yang kini pakaiannya penuh lumpur bercampur darah. Tengkuknya masih terasa dingin. Bukan oleh karena dinginnya udara atau dinginnya air hujan, tapi karena baru saja menyadari, kalau senjata mustikanya itu tidak tersisip melindungi perutnya, pastilah perutnya akan bobol amblas dihantam sinar ganas tadi. Dia segera pula menyadari bahwa senjatanya itu memiliki keampuhan yang tinggi dan tak sanggup dihantam pukulan sinar aneh dan mematikan itu. Ketika dipastikannya keadaaan di tempat itu benar-benar telah aman maka diapun segera keluar dari balik rerimbunan semak belukar. Dia coba meneliti sekian puluh mayat yang terkapar mengerikan. Pasukan yang malang.. Pangeran dari mana yang mengutus kalian mencari mati di tempat ini.? Orang itu geleng-geleng kepala. Tak habis pikir bagaimana

8 BASTIAN TITO 4

9 WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212 orang berjanggut tadi sanggup membunuh puluhan manusia ini. dengan sinar mautnya itu..? Sinar maut hebat luar biasa, tapi ganas mengerikan.. Heh, apa yang harus aku lakukan? Tolol! Orang itu memaki dirinya sendiri. Lalu menjaab pertanyaan sendiri. Yang paling baik aku harus pergi dari sini. Rimba belantara ini lebih seram dari neraka! Tempat celaka apa ini! Gila! Maka diapun bergerak pergi. Namun baru dua kali menindak melangkahi mayat-mayat di tanah, mendadak terdengar bentakan garang. Berhenti! BAST IAN TITO

10 5

11 WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212 DUA Bangsat! Siapa pula yang membentak! Setan rimba belantara?! Eh, mungkin orang berjanggut tadi..?! Dengan sikap waspada dan mengerahkan tenaga dalam ke tangan kanan siap untuk mengahantam, dia memandang ke arah kegelapan dari mana suara bentakan tadi datang. Dia melihat sesosok tubuh dalam kegelapan. Lalu sosok tubuh kedua. Ketiga.keempat. Ketika dia memandang berkeliling, ternyata dia telah dikurung oleh enam orang berbadan besar. Masing-masing memegang kelewang panjang. Siapa kalian?! Lelaki berpakaian serba putih balik membentak. Randu Ireng! Dua kali bulan pernama kami menguntitmu! Sekarang tak mungkin lepas! terdengar jawaban dari kegelapan. Randu Ireng.? Desis orang yang dikurung. Siapa yang kalian maksudkan.. Terdengar suara batuk-batuk di sebelah kanan, menyusul suara berkata Kami tahu kelicikanmu. Kau bisa menyamar seribu kali dalam semalam. Tapi kami berenam tak mungkin kau tipu! Gila! Malam-malam buta, hujan lebat begini rupa dan disaksikan puluhan mayat celaka kalian ini bicara apa sebenarnya?! Dengar Randu Ireng. Setan alas! Namaku bukan Randu Ireng.! Hardik orang yang dikurung. Keluar jawaban. Terserah kau mau memakai nama apa. Tapi yang jelas kau sudah kami kurung. Tak mungkin lolos walaupun kau bisa merubah diri menjadi seekor tuma! Kawan-kawan, apakah kalian lihat benda itu di jari telunjuk kanannya..? Lima suara menyahut. Kami tidakmelihatnya! Dia a pasti menyembunyikannya di balik pakaiannya! Keparat! Benda apa yang dimaksudkan enam jahanam gila ini? ujar pemuda yang dikurung lalu meneliti jari telunjuk tangannya sendiri. Jari telunjuk tangan kanan itu memang tidak ada apa-apanya. Mengapa orang-orang itu sengaja memperhatikan jari telunjuk tangan kanannya? Siapa mereka sebenarnya dan siapa pula orang bernama Randu Ireng itu? Selagi dia bertanya-tanya seperti itu, kembali orang yang tegak di hadapannya dalam kegelapan membuka suara sementara hujan masih terus turun walau sekarang mulai mereda. Radu Ireng! Serahkan cincin itu pada kami! Betul! Serahkan lekas. Dan kami akan mengampuni selembar nyawamu! Orang di samping kiri ikut bersuara. Pemuda yang tegak di antara tebaran mayat kembali memaki dalam hati. Kemudian dia tertawa gelak-gelak. Namun hatinya tetap saja jengkel. Kalian orang-orang gila kesasar! Buka telinga kalian baik-baik dan dengar ucapanku. Aku bukan Randu Ireng! Aku tidak tahu menahu, tidak mengerti cincin apa yang kalian minta. Aku sama sekali tidak memiliki cinicn, atau kalung atau gelang. Ha ha.ha.! Dusta! Bohong besar! Rupanya dia tidak sayang nyawa! Kalau begitu tunggu apa lagi? Kita bantai saja!

12 BASTIAN TITO 6

13 WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212 Enam sosok tubuh bergerak maju, mendekar dan memperapat pengurungan. Enam batang kelewang panjang tergenggam erat dalan enam tangan kukuh, melintang di depan dada. Sejarak lima langkah, keenam orang itu berhenti. Orang yang dikurung memandangi wajah mereka satu persatu. Tak seroangpun yang dikenalnya. Kami masih memberi kesempatan terakhir! kata orang di samping kanan. Lekas serahkan cincin itu! Cincin apa?! tanya lelaki yang pakaiannya basah kuyup, penuh belepotan lumpur dan darah. Jangan pura-pura tidak tahu! Cincin apa lagi kalau bukan Cincin Kepala Ular Kobra Baja! jawab orang yang tepat berdiri di depan lelaki tadi. Kini berubahlah paras pemuda ini. dia pernah mendengar tentang benda itu, tapi tak pernah melihatnya. Cincin baja yang merupakan senjata mustika ganas. Tibatiba dia ingat pada orang berpakaian serba hitam yang tadi menyerangnya. Kalau begitu.. desisnya. Kalau begitu apa?! ucapannya langsung dipotong. Kalau begitu orang berjanggut dan berkumis lebat tadi yang kalian maksudkan.. Jangan coba mengalihkan pembicaraan. Siapa yang kau maksud dengan manusia berjanggut dan berkumis itu?! Manusia yang membunuh puluhan perajurit ini! Kalau dia tidak memiliki senjata ampuh luar biasa mana mungkin dia sanggup membunuh lawan sebegini banyak. Dusta! Bukankah kau sendiri yang telah membunuh balatentara dari Demak ini? Dan tentunya dengan mempergunakan cincin keramat itu! Aku tidak memiliki benda itu. bahkan aku sendiri tadi diserang bangsat itu. lihat pakaianku yang hangus dan berlubang besar di bagian perut ini.. Enam orang di depannya menyeringai mengejek. Tak percaya tentunya. Yang di samping kiri berkata. Kalau diserang dengan cincin sakti itu, saat ini kau bukan manusia lagi. Tapi sudah jadi bangkai dengan perut bobol! Mungkin! Tapi Ah, percuma saja aku menerangkan. Kalian tentu tak akan percaya.. kata pemuda yang tegak di antara tebaran mayat. Dia merasa tak perlu menjelaskan bahwa senjata sakti yang dimilikinya telah menyelamatkannya dari hantaman tiga cahaya putih yang melesat keluar dari jari telunjuk orang berpakaian serba hitam itu. Ayo, mana cincin itu. Lekas serahkan! Aku tak mau lagi bicara dengan kalian orang-orang gila! Aku bukan Randu Ireng. Aku tidak memiliki benda yang kalian cari! Sekarang beri jalan, kau mau lewat. Aku mau pergi dari tempat celaka ini! Ragamu boleh pergi tapi nyawamu tinggalkan di sini! Enam kelewang. Bergerak naik ke atas. Kau akan mampus percuma! Cincin itu akan kami ambil dari tubuhmu yang tercincang! Orang yang terkurung dan hendak dibantai menyeringai lalu keluarkan suara bersiul. Tangan kanannya bergerak ke pinggang. Enam lelaki bertubuh besar dan bermuka garang serentak mundur dua langkah ketika menyaksikan senjata berbentuk kapak yang memiliki dua buah mata terlihat tergenggam di tangan kanan orang yang mereka sangka Randu Ireng itu. yang membuat mereka jadi terkesiap ialah melihat

14 BASTIAN TITO 7

15 WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212 sinar menggetarkan yang keluar dari badan dan mata kapak, padahal keadaan di situ gelap sama sekali tak ada kilatan sinar yang memantul ke permukaan kapak. Siapa kau sebenarnya?! Salah seorang dari enam pengurung bertanya. Kau pasti tuli! Tadi-tadi aku sudah bilang aku ini bukan Randu Ireng! Kalau begitu coba katakan siapa kau adanya! Kau tidak perlu tahu! Jika tak berani memperkenalkan diri berarti kau memang Randu Ireng! Kentut busuk! Senjata apa yang ada di tanganmu itu?! Kapak Naga Geni 212! Enam pengurung tersentak kaget. Mereka saling pandang. Kalau begitu kau adalah pendekar muda Wiro Sableng, murid Sinto Gendeng nenek sakti dari Gunung Gede! Orang yang memegang kapak tidak menjawab meskipun apa yang diucapkan orang di depannya memang benar adanya. Kalau begitu kami telah salah sangka. Harap dimaafkan keteledoran ini. hanya saja, apakah kau dapat menjelaskan apa yang terjadi di tempat ini..? Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212, orang yang tadi hendak dikeroyok sebenarnya ingin lekas-lekas meninggalkan tempat itu. Namun diam-diam diapun ingin mengetahui siapa adanya manusia bernama Randu Ireng dan apa sebenarnya cincin baja berkepala ular itu. Aku bersedia menerangkan apa yang kulihat di sini walaupun tak banyak, tapi harap kalian mau mengatakan siapa kalian adanya. Kami berenam kakak beradik. Aku yang tertua. Namaku Sebrang Lor. Kami dikenal dengan julukan Enam Kelewang Maut. Wiro Sableng kernyitkan kening. Kapak Naga Geni 212 disisipkannya kembali ke pinggang lalu berkata Setahuku kalian adalah para pendekar dari golongan putih. Tapi gerak gerik kalian malam ini tidka beda dengan bangsa gerombolan rampok atau rombongan maling. Tidak disangka kalian selama ini disenangi ternyata bertindak tanduk memalukan. Kami mengakui telah kesalahan tangan, kata Sebrang Lor. Semua terjadi karena kejengkelan kami sudah sampai di puncaknya. Kami telah menguntit manusia bernama Randu Ireng itu hampir selama enam puluh hari. Malam ini ternyata kami menemui kegagalan lagi.. Nah, apakah kau mau menerangkan apa yang kau ketahui.? Wiro menjelaskan tidak banyak. Mulai dari dia mendengarkan suara jeritanjeritan, sampai dia mendapat serangan, lalu lenyapnya si penyerang yakni lelaki berpakaian serba hitam, berjanggut dan berkumis. Mungkin manusia yang menyerangku itulah Randu Ireng, orang yang kalian cari Barangkali.. Manusia bernama Randu Ireng ini sebenarnya dia tidak memiliki kepandaian silat tinggi, apalagi ilmu kesaktian. Namun ada satu kehebatannya. Yaitu dapat menyamar secara lihay dan cepat. Lalu karena cincin keramat itu berada di tangannya, maka tak ada satu orangpun yang mampu mengahadapinya. Jangankan satu orang, seluruh pasukan kerajaan sanggup dihancurkannya dengan benda keramat itu Kau berulang kali menyebut cincin. Benda bagaimanakah sebenarnya cincin itu..? Sebrang Lor lalu memberi penuturan.

16 BASTIAN TITO 8

17 WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212 Dua belas tahun silam, seorang nelayan muda yang diam di sebuah desa di pantai selatan bermimpi. Dalam mimpinya itu dia bertemu dengan sesosok mahluk tinggi besar berjubah putih yang berjalan tanpa menjejak bumi. Wajah mahluk ini seram sekali. Memiliki sepasang kuping panjang mencuat ke atas, berambut gondrong dan bermata cekung dengan sepasang bola mata putih sedang bagian mayang seharusnya putih tampak sangat merah seperti api. Bagian hidungnya hanya merupakan sebuah lobang menjijikkan. Bibirnya mencuat oleh barisan gigi yang besar serta bertaring panjang. Semua gigi ini tampak basah oleh cairan berwarna merah darah. Lidahnya juga panjang dan selalu terjulur. Mahluk ini menuding dengan jari tangannya yang ternyata hanya merupakan tulang belulang tapi berkuku panjang. Nelayan muda.. kata mahluk dalam mimpi itu. suaranya membahana, bumi seolah-olah bergetar. Besok malam kau harus turun ke laut! Mana mungkin. Sahut nelayan itu ketakutan. Sudah sejak seminggu ini hujan turun terus setiap malam. Tak mungkin menangkap ikan dalam hujan dan angin kencang Aku memerintahkan kau turun ke laut bukan untuk menangkap ikan! La..lalu..? Mahluk itu menyeringai. Saat demi saat tubuhnya tampak bertambah besar dan tinggi. Ketika si nelayan mendongak mahluk itu sudah stinggi pohon kelapa! Turun ke laut. Kayuh perahumu ke pulau Pangiri dan berhenti di sebelah timur, kira-kira seratus kayuhan dari pulau. Kau sama sekali tidak boleh membawa jala. Hanya membawa sebuah pancingan dan umpan tunggal seekor ikan teri basah. Lemparkan kalimu ke dalam laut dan tunggu sampai ada yang menyentuh. Jika sudah terasa ada sentuhan, sentak kail itu dan kau akan mendapatkan seekor ikan aneh berwarna hitam. Ikan itu kau belah perutnya. Di dalam perut ikan akan kau temui sebuah cincin terbuat dari baja putih, berbentuk kepala ular kobra. Jika cincin itu kau kenakan di jari telunjukmu lalu jarimu kau acungkan ke depan sambil menggigit bibirmu sebelah bawah maka tiga cahaya putih menyilaukan akan melesat keluar dari sepasang mata dan mulut cincin kepala ular. Tapi cahaya halus itu merupakan kekuatan dahsyat yang sanggup menghancurkan gunung dan rimba belantara. Kau boleh menyimpan dan memiliki cincin itu sampai aku datang lagi memberi petunjuk lebih lanjut. Cincin itu sekali-kali tak boleh kau jual. Karena selain merupakan warisan, tujuh kerajaan dikumpulkan bersama tak sanggup membayar nilainya! Kau dengar itu nelayan muda? Kudengar tapi.. Tidak ada tetapi-tetapian. Besok malam turun ke laut. Ada satu hal harus kau ingat. Setelah cincin kau dapatkan dari perut ikan, bakar ikan itu sampai hancur dan cemplungkan abu serta tulang belulangnya ke dalam laut. Jika kau sampai melupakan hal itu maka penjaga dan pemilik lau selatan akan menelanmu lumat-lumat. Kau tahu siapa penjaga dan penguasa laut selatan itu..? Tahu.. Nyi Roro Kidul.. Hemmm.. Mahluk setan dalam mimpi menyeringai. Lalu sosoknya lenyap. Begitu mimpinya berakhir, nelayan muda itu terbangun dari tidurnya lalu terduduk di tepi balai-balai. Sesaat dia duduk termangu. Apakah akan dibangunkannya istrinya dan menceritakan mimpinya pada perempuan yang tengah hamil muda itu? Akhirnya setelah menganggap mimpi itu hanya mimpi biasa saja yang bisa terjadi pada diri setiap orang, nelayan itu kembali tidur. Keesokan harinya dia memang teringat kembali pada mimpi itu, namun karena tak mau memperdulikan maka menjelang siang segera saja dilupakannya. Dan pada malan harinya dia sama

18 BASTIAN TITO 9

19 WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212 sekali tidak turun ke laut melainkan merangkuli tubuh mulus istrinya dan tertidur sambil berpelukan. Lewat tengah malam dama kenyenyakan tidur mendadak mahluk berjubah putih berwajah setan itu muncul kembali. Kedua matanya berapi-api, taringnya mencuat, lidahnya terjulur dan meneteskan cairan merah darah. Lima jari tangannya menggapai ke depan seperti hendak merobek muka nelayan muda itu, membuat si nelayan menjerit dalam tidurnya hingga istrinya terbangun dan mengguncang tubuhnya. Ada apa? tanya sang istri. Kau bermimpi? Entahlah.. Mungkin. Tapi aku tak ingat mimpi apa.. Ah sudahlah. Tidur saja kembali. Besok aku harus bangun pagi-pagi. Sudah janji dengan paklikmu untuk membantunya mengolah ladang.. Kedua suami istri itu tidur kembali. Hampir menjelang pagi nelayan muda tadi mimpi lagi. Mahluk setan itu muncul lagi. Kali ini wajahnya tampak tambah mengerikan. Dengan penuh amarah mahluk ini bertanya Malam ini sesuai perintahku kau harus turun ke laut. Mengapa tidak kau laksanakan..? Aku.aku lup..lupa.. jawab si nelayan. Dengar, aku memberi kesempatan sekali lagi padamu. Kesempatan terakhir. Malam besok kau turun ke laut. Jika tidak kau laksanakan maka anakmu kelak akan lahir cacat. Wajahnya akan seburuk wajahku. Habis berkata begitu mahluk berwajah setan itupun lenyap. Kembali si nelayan terbangun dan tak dapat tidur sampai keesokan paginya. Sepanjang hari sampai sore dia lebih banyak duduk melamun sambil menghisap rokok, duduk di bawah cucuran atap pondoknya dan memandang ke tengah laut sementara hujan turun gerimis. Ada rasa takut dan ngeri kini dalam hati nelayan ini. takut kalau dia tidak mengikuti perintah mahluk seram itu, kelak anaknya lahir benar-benar akan cacat. Akhirnya malam itu, meskipun istrinya bertanya tak kunjung henti mengapa dia menyiapkan perahu dan turun ke laut, nelayan itu meninggalkan tepi pantai. Para tetangganya juga tampak keheranan menyaksikan. Tanpa peduli dia mengayuhkan perahunya ke tengah laut. Pulau Pangiri cukup jauh. Ombak agak besar dan hujan rintik-rintik yang turun saat itu setiap saat bisa berubah menjadi hujan besar lalu kalau sudah begitu badaipun datang menyongsong! Makin jauh ke tengah laut ombak terasa makin besar dan laut menjadi ganas. Perahu kecil itu laksana sebuah sabut yang dipermainkan dan dihantam gelombang tiada henti. Air laut memenuhi lantai perahu dan harus cepat ditimba keluar kalau tak mau tenggelam. Rasa takut menyamaki diri nelayan muda itu. Dia mulai berpikirpikir apakah tidak sebaiknya kembali saja sebelum dia tenggelam di lanun ombak dan mati jadi santapan ikan-ikan buas. Namun rasa takut melihat kenyataan kalau anaknya benar-benar lahir cacat kemudian hari, membuat nelayan ini lebih baik meneruskan merancah laut menuju pulau Pangiri. Hampir menjelang tengah malam, dalam keadaan basah kuyup dan tubuh letih kehabisan tenaga akhirnya dia sampai juga ke pulau tujuan. Sesuai pesan mahluk setan itu dia hentikan perahu sekitar seratus kayuhan dari pulau Pangiri. Anehnya saat itu laut di tempat dia berhenti tampak tenang sekali, tak ada ombak apalagi gelombang. Sedang hujanpun tiba-tiba saja berhenti. Dengan tanagn gemetar nelayan itu mengambil kailnya lalu memasang umpan pada mata kali yakni seekor teri basah. Lalu kail dilemparkannya ke dalam laut. Tali pancingan diulur sampai habis. Dan dia menunggu dengan hati berdebar.

20 BASTIAN TITO 10

21 WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212 TIGA Nelayan muda itu tidak tahu entah sudah berapa lama dia duduk di atas perahunya memegangi pancing. Tapi sampai tubuhnya jadi tambah letih dan tanagnnya pegal serta matanya terkantuk-kantuk masih belum terasa ikan atau apapun yang menyentuh mata kailnya. Dia mulai berpikir mungkin mimpi yang dialaminya itu benar-benar hanya mimpi biasa atau mimpi gila! Dia memutuskan untuk menunggu beberapa lama lagi dan berusaha mempersabar diri. Jika sampai sekian lama tak ada juga terjadi apaapa maka dia akan kembali pulang. Tak lama kemudian selagi kesabarannya hampir habis dan dia siap untuk pulang saja, mendadak nelayan ini merasakan sesuatu menyambar mata kailnya, keras sekali. Secepat kilat kayu pancingannya disentakkan lalu dibetot ke atas dengan hati berdebar. Seekor ikan berbentuk aneh berwarna hitam yang tak pernah dilihatnya sebelumnya menggelepar di mata kailnya. Cepat ikan ini dijatuhkannya ke dalam perahu, ditangkapnya dengan tangan kiri agar jangan sampai mencemplung lagi ke dalam laut. Diperhatikan dekat-dekat, binatang ini memiliki kepala yang seram. Kedua matanya menonjol lebar, ada sebentuk taring yang menonjol keluar. Lalu pada bagian atas depan di antara kedua mata terdapat lobang aneh. Di kedua sisi kiri kanan di bawah mata terdapat sirip tebal yang mencuat ke atas. Kepala ikan hitam ini mengingatkan nelayan itu pada kepala dan wajah mahluk seram dalam mimpinya. Jangan-jangan binatang ini penjelmaan mahluk itu. Ingat apa yang kemudian harus dilakukannya maka dari balik pinggang celananya dikeluarkannya sebilah pisau. Dengan tangan gemetar ditorehnya perut ikan itu. aneh, ternyata badan ikan itu atos sekali. Dengan susah payah bahkan sampai keringatan baru dia akhirnya dapat memotong bagian perutnya. Dengan ujung pisau dikoreknya isi perut binatang itu. Di antara isi perut yang berbusaian terlihat sebuah benda putih. Ternyata sebentuk cincin dengan ukiran kepala ular sendok. Tangannya gemetar ketika menyentuh cincin itu. Sesuatu yang aneh tiba-tiba terjadi. Si nelayan merasakan tubuhnya menjadi sangat enteng. Pemandangannya menjadi tajam dan pendengarannyapun demikian pula. Cepat-cepat cincin itu dimasukkannya ke dalam saku celana dan saku itu diikatnya dengan seutas tali. Sesuai perintah dalam mimpi, ikan hitam itu dibakarnya sampai hancur. Sisa pembakarannya dibuangnya ke dalam laut. Saat itu tiba-tiba kilat menyambar, guntur menggelegar dan hujan lebat turun. Laut mengganas, ombak menggila. Ketakutan nelayan itu segera kayuh perahunya meninggalkan tempat tersebut. Menjelang pagi dia sampai ke pantai. Di pantai dilihatnya istrinya sudah menunggu dengan cemas. Beberapa tetangga dan teman-temannya ikut menjemput ke pantai. Mereka semula heran ketika melihat perahu miliki nelayan muda muda itu penuh dengan ikan-ikan besar. Padahal si nelayan sama sekali tidak membawa jala. Tentu saja semuanya bertanya bagaimana dia bisa melakukan hal itu. Menangkap ikan demikian banyaknya! Selain itu bukankah udara sangat buruk dan hujan lebat turun terus menerus sepanjang malam? Yang lain memperbincangkan keberaniannya pergi melaut seorang diri. Nelayan itu sama sekali tak bisa menjawab apa-apa. Dia juga merasa heran bagaimana tahu-tahu dalam perahunya ada sekian banyak ikan? Tanpa berniat untuk memunggah isi perahunya, nelayan itu memegang lengan istrinya langsung mengajaknya pulang ke rumah.

22 BASTIAN TITO 11

23 WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212 Selama tiga hari tiga malam nelayan itu jatuh sakit. Diserang demam panas yang membuatnya mengigau dan meracau sepanjang saat. Hari keempat baru sakitnya lenyap dan sepanjang hari dia duduk di depan rumah, memandang jauh ke tengah laut. Cincin baja putih berkepala ular yang ada dalam saku pakaiannya senantiasa digenggamnya erat-erat. Dia menjenguk ke dalam rumah. Istrinya sibuk di belakang. Dia menoleh ke kiri dan ke kanan, memandang berkeliling. Takut ada seseorang atau istrinya tiba-tiba muncul. Setelah pasti dia hanya sendirian maka cincin ular kobra itu dimasukkannya ke jari telunjuk tangan kanannya. Jari ini diacungkannya lurus-lurus ke depan. Lalu dicobanya menggigit bibirnya sebelah bawah. Mendadak terdengar suara bersuit, seperti suara seruling, kencang dan menusuk liang telinga. Suara aneh itu disusul dengan melesatnya tiga cahaya putih, dua kecil, satu agak besar. Cahaya ini menyambar ujung atap rumahnya. Langsung atap rumah itu hancur berantakan. Membuat bukan saja si nelayan menjadi terkejut dan pucat wajahnya tapi sang istri yang sedang bekerja di belakang bergegas lari ke depan rumah untuk melihar apa yang terjadi. Sore harinya dengan alasan hendak memeriksa perahu, nelaayn itu meninggalkan rumah. Diam-diam dia pergi ke bukit yang terletak tak jauh di selatan perkampungan. Di hadapan sebuah pohon besar dia berhenti dan mengeluarkan cincin kepala ular kobra itu. Cincin dimasukkannya ke jari telunjuk. Jari ini diluruskannya, diarahkan ke batang pohon besar. Bersamaaan dengan itu digigitnya bibinya. Terdengar suara bersuit. Tiga cahaya putih berkiblat. Cahaya ini mengahantam batang pohon. Batang yang dua kali pemeluk manusia itu hancur berantakan dan pohon tumbang dengan suara gemuruh. Nelayan itu melompat ketakutan saking rasa tidak percayanya. Dengan perasaan campur aduk, setangah berlari nelayan itu menuruni bukit. Di tengah jalan dilihatnya sebuah batu gunung besar hitam. Dia ingin mencoba dan membuktikan keampuhan cincin sakti itu kembali. Cincin dikeluarkannya dipakainya lagi pada jari telunjuk. Ketika diacungkan ke arah batu sambil menggigit bibir, melengking suara seruling lalu sinar yang melesat keluar menghancur leburkan batu besar itu Sejak dia memiliki cincin sakti tersebut si nelayan menunjukkan perubahan sikap. Hampir setiap hari dia selalu mengurung diri dalam rumah atau duduk termenung di bawah atap memandang ke tengah laut. Perubahan dirinya ini bukan saja mengherankan istrinya, tetapi juga para tetangga dan kawan-kawan. Namun sampai sebegitu jauh tak seorangpun mengetahui apa sebenarnya telah terjadi dengan dirinya, termasuk istrinya. Pada masa itu umumnya kampung-kampung nelayan dan desa-desa di sekitar pantai banyak yang berada dalam keadaan tidak aman. Para perompak atau bajak laut, jika tidak mendapatkan hasil jarahan di laut banyak yang turun ke darat melakukan perampokan, merampas harta benda penduduk termasuk bahan makanan serta melakukan penculikan. Kampung di mana nelayan muda tadi tinggal tak bebas dari bencana itu. Sejak setahun belakangan ini sudah dua kali bajak laut mendarat melakukan perampokan, perampasan penculikan dan pembunuhan. Sore itu, menjelang malam hujan baru saja mulai berhenti setelah turun seharian. Laut tampak tenang tak seorangpun nelayanpun berani turun menangkap ikan. Menurut pengalaman meskipun laut tampak tenang namun sewaktu-waktu udara atau cuaca bisa berubah mendadak. Selewatnya tengah malam kampung yang diselimuti kesunyian dan dibungkus udara dingin berembun yang mengandung garam itu tiba-tiba diramaikan oleh suara kentongan. Mula-mula suara kentongan ini terdengar dari pantai sebelah timur. Lalu merambat ke barat dan bersahut-sahutan

24 BASTIAN TITO 12

25 WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212 dengan kentongan di dalam kampung sampai ke kaki bukit. Di mana-mana terdengar teriakan-teriakan Perompak..perompak! Bajak laut datang! Bajak laut datang! Semua orang lekas lari! Tinggalkan rumah kalian! Selamatkan diri! Serta merta kampung nelayan itu menjadi hiruk pikuk. Orang-orang perempuan berpekikan. Anak-anak bertangisan. Orang-orang lelaki segera mengumpulkan anak istri mereka dan melarikannya ke tempat yang aman jauh di balik bukit. Beberapa pemuda bersenjatakan golok, kelewang dan tombak berkumpul membentuk barisan pertahanan, siap berjibaku. Tapi kepala kampung segera menemui mereka. Tak ada gunanya melawan perompak itu. Jumlah mereka jauh lebih banyak dari kita! Di samping itu mereka banyak memilki senjata-senjata hebat. Mungkin juga meriam besar! Kalian semua ikut kami menyelamatkan diri! Salah seorang pemuda menjawab. Kami tahu mereka lebih banyak. Tapi kami tidak takut! Kami rela mati demi kampung halaman.kalau bajak itu tidak diberi perlawanan, mereka akan selalu datang mengganggu! Soal perlawanan kita bicarakan nanti! Sekarang lekas angkat kaki dari sini! Tak ada artinya jadi pahlawan sia-sia.! Baru saja kepala kampung itu berkata begitu, dari tengah laut tampak kilatan api. Sesaat kemudian didahului oleh letusan menggelegar sebuah benda bulat bercahaya melayang menuju perkampungan. Mereka menembakkan meriam! teriak kepala kampung. Lekas menyingkir! Bajak laut keparat! Dari mana mereka mendapatkan senjata pemusnah itu! maki seorang pemuda. Tapi saat itu nyalinya sudah lumer dan buru-buru dia melarikan diri mengikuti kawan-kawannya yang telah menyingkir lebih dahulu bersama kepala kampung. Di tengah laut tampak sebuah kapal kayu besar menurunkan lebih dari selusin perahu kecil yang masing-masing berisi empat sampai lima orang. Bajak laut itu serentak mulai mengayuh menuju pantai perkampungan nelayan yang kini telah sunyi senyap ditinggalkan seluruh penduduknya. BASTI AN TITO

26 13

27 WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212 EMPAT Soma, nelayan muda itu memegang lengan istrinya erat-erat. Perempuan yang hamil muda ini tak bisa berlari cepat karena takut jabang bayi dalam kandungannya mengalami cidera. Sekali dia terjatuh bayi itu bisa cacat. Hal itu juga yang dikhawatirkan Soma. Karenanya mereka tertinggal jauh dari penduduk kampung yang telah lari lebih dulu. Pada saat mencapai kaki bukit mendadak Soma ingat akan cincin sakti baja putih berkapal ular sendok yang ada dalam saku celananya. Jika cincin itu sanggup menghancurkan batang kayu dan batu besar, berarti terlalu mudah baginya untuk menghantam lumat tubuh manusia. Selintas pikiran muncul dalam benak Soma. Maka diapun berkata pada istrinya. Istriku, aku akan antarkan kau sampai ke balik bukit itu bergabung dengan orang-orang sekampung.. Lalu, kau sendiri hendak ke mana..? tanya sang istri heran. Aku akan kembali ke kampung.. Kembali ke kampung? Perompak-perompak itu akan membunuhmu! Aku harus kembali. Ada sesuatu yang akan kulakuan. Aku berjanji akan menemuimu lagi dalam waktu cepat. Kau tak usah kawatir.. Tentu saja aku sangat kawatir. Apa yang hendak kau lakukan, Kakak Soma? Tidak..tidak apa-apa. Aku hanya sebentar. Sang istri tetap tak mau ditinggal. Sebaliknya Soma bersikeras untuk kembali. Begitu sampai di bali bukit, nelayan muda ini tinggalkan istrinya. Telinganya seperti tidak perduli akan jeritan sang istri yang tiada henti memanggil. Ketika Soma sampai di kampungnya kembali dilihatnya puluhan bajak tengah menjarah isi rumah penduduk. Mereka membawa apa saja yang dianggap berharga termasuk ternak. Bajak-bajak laut ini tampaknya marah sekali tidak menemukan seorang pendudukpun di perkampungan itu. Padahal sebelumnya mereka sudah berniat untuk menculik anak gadis dan istri orang. Kemarahan kini ditumpahkan pada rumah-rumah penduduk yang segera mereka bakar dan hancurkan. Soma bersembunyi di balik sebtang pohon yang bagian bawahnya penuh dengan semak belukar. Cincin baja putih dikeluarkan dari saku dan cepat dikenakan ke telunjuk tangan kanan. Perompak yang terdekat berada sekitar delapan tombak di seberangnya, tengah melangkah sambil menggiring seekor kambing. Soma kertakkan rahang. Dia tahu betul kambing itu adalah kambing mertuanya. Nelayan muda ini gigit bibir sebelah bawah. Suara seperti seruling melengking tinggi. Tiga cahaya putih melesat dari cincin baja berkepala ular kobra itu. anggota bajak yang tengah menggiring kambing tidak sempat mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Tubuhnya terbanting ke tanah. Dia mati tanpa mengeluarkan jeritan dengan kepala hancur. Kambing yang barusan dicurinya mengembik tiada henti dan lari dalam kegelapan malam. Nelayan muda itu tegak dengan lutut goyah tubuh gemetar serta tengkuk dingin. Keringat mericik di keningnya. Wajahnya seputih kertas. Seumur hidup dia tak pernah membunuh manusia. Malam itu dia melakukannya. Dan dia menyaksikan kematian perompak itu begitu mengerikan. Semula hendak ditinggalkannya tempat itu dan lari ke bukit saking takutnya. Namun ketika di bagian lain dia menyaksikan para anggota bajak menghancurkan dan membakar rumah-rumah penduduk, darahnya terbakar kembali. Soma menyelinap dalam kegelapan. Dua bajak ditemuinya dekat surau kampung, siap membakar bangunan itu. Soma angkat tangan kanannya,

28 BASTIAN TITO 14

29 WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212 diacungkan lurus-lurus ke arah punggung bajak yang siap melemparkan obor ke atap surau yang terbuat dari rumbia. Soma gigit bibirnya. Dan suara seruling melengking. Tiga cahaya putih berkiblat. Bajak itu keluarkan pekikan maut. Tubuhnya terpental menghantam dinding surau lalu terkapar di tanah tak berkutik lagi. Bajak yang satu lagi tentu saja kaget bukan kepalang. Hai! Kau kenapa?! tanyanya berseru lalu membungkuk meneliti keadaan kawannya ini. Mukanya kontan mengerenyit ngeri ketika melihat punggung kawannya yang berlobang hancur dan darah menyembur! Dia berdiri kembali sambil memandang berkeliling. Pada saat itulah ada tiga larik cahaya putih menyilaukan menderu ke arahnya. Cepat dia melompat ke samping, tapi terlambat. Cahaya itu menghantam lebih cepat, tepat pada keningnya. Separuh kepalanya sebelah atas hancur. Tubuhnya tergelimpang tanpa nyawa! Tiga orang kawannya yang kemudian muncul di tempat itu sangat terkejut serta merta melakukan pemeriksaan. Salah seorang menyuruh kawannya memberi tahu pemimpin mereka. Dia dibokong dari belakang. Punggungnya hancur! Tapi lukanya aneh. Ini bukan seperti bekas tusukan pisau atau pedang. Mungkin ditusuk dengan tombak besar..gila! Siapa yang melakukan. Bajak yang satu berdiri dengan muka tegang. Tiba-tiba dia mendengar suara aneh. Seperti tiupan suling yang sangat nyaring. Dia berpaling ke kiri, arah datangnya suara itu. Justru saat itu pula tiga larik sinar putih menghantam perutnya. Anggota bajak ini menjerit dan terlipat ke depan. Perutnya ambrol. Darah dan usus memberurai keluar. Kawannya yang satu lagi berteriak tegang dan melompat. Dia melihat jelas ada cahaya putih yang menyambar, menghantam perut kawannya. Namun dia tidak tahu pasti cahaya apa. Dia memandang ke arah kegelapan. Rasa takut menggerayangi dirinya. Serta merta dia putar tubuh tinggalkan tempat itu. Namun dia baru lari tiga langkah ketika suara seruling kembali menggema dan sinar putih menghantam pinggangnya sampai putus! Soma kepalkan tangan kirinya. Lima bajak laut yang ganas-ganas telah dibunuhnya. Seperti kesetanan dia menyelinap ke jurusan lain untuk mencari anggotaanggota bajak lainnya. Siap untuk membunuh mereka dengan kekuatan sakti cincin baja ular kobra yang ada di jari telunjuk tangan kanannya. Ketika Boga Damar, pemimpin bajak laut sampai di tempat tersebut bersama dua orang anak buahnya, membeliak matanya. Mereka.. Gila! Mereka mati. Mereka dibunuh! teriaknya marah. Baru saja dia berteriak, di kejauhan terdengar jeritan beberapa kali berturutturut. Hai! Ada cahaya putih berkelebat di sebelah sana! seru salah seorang bajak. Mungkin sambaran petir..! kawannya menduga. Jangan ngacok! sentak Boga Damar, marah dalam keterkejutannya. Malam ini memang mendung, tapi tak ada hujan yang akan turun. Lagi pula mana ada peitr tanpa geledek?! Si anak buah terdiam tak berani menyahuti. Namun dalam hatinya tetap saja dia heran dan bertanya-tanya. Dengar.. Ada jeritan lagi! Susul menyusul! kata bajak satunya lagi. Setan alas! Apa yang sebenarnya terjadi! Boga Damar mendadak menjadi tegang. Dia memberi isyarat agar dua anak buahnya mengikuti. Ketiganya meninggalkan empat bajak yang telah menemui kematian itu tanpa melakukan pemeriksaan. Mereka lari ke jurusan timur kampung, dari arah mana jeritan-jeritan itu tadi terdengar dan cahaya-cahaya aneh tampak berkiblat.

30 BASTIAN TITO 15

31 WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212 Sampai di sebuah lapangan kecil di mana para anggota bajak mengumpulkan barang-barang jarahannya sebelum diangkat ke atas kapal, Boga Damar menyaksikan pemandangan yang sangat mengejutkan dan hampir tak dapat dipercayainya. Bulu kuduknya merinding. Sembilan anak buahnya menggeletak malang melintang di tanah. Mereka menemui ajal dengan salah satu bagian tubuh atau kepala hancur. Lalu dua orang lagi terlihat mati dengan cara sama dekat reruntuhan sebuah rumah. Empat lainnya di bawah pohon dan dua lagi di antara tumpukan barang-barang rampasan. Rahang menggelembung, pelipis bergerak-gerak dan kedua tangan terkepal serta merta mendelik Boga Damar membentak. Siapa yang melakukan ini semua? Apa yang sebenarnya terjadi?! Tentu saja tak seorangpun anak buahnya dapat memberikan jawaban. Ada yang tak beres di tempat ini..! sentaknya lagi. Mungkin mungkin ada setan atau jin! Aku tak percaya segala macam setan ataupun jin! memotong kepala bajak ketika anak buahnya coba membuka mulut. Tapi Boga, kau tahu sendiri. Tak seorang pendudukpun kelihatan di tempat ini. atau mungkin seorang sakti.. Kalau memang ada akan kupatahkan batang lehernya! tukas Boga Damar garang. Mendadak terdengar suara melengking. Hai! Tiupan seruling itu! seru salah seorang bajak. Tadi kudengar berulang kali sebelum disusul jeritan. Ada cahaya menyambar ke mari! bajak itu cepat melompat ke samping. Tiga larik sinar putih melesat dan di belakang sana seorang perompak tubuhnya terpental jauh lalu tergelimpang mati dengan dada berlubang hancur! Boga Damar dan yang lain-lainnya lari memburu namun gerakan mereka tertahan dan semuanya terpaksa selamatkan diri cerai berai ketika sinar puih aneh kembali berkiblat dan dua orang di antara mereka terdengar menjerit lalu roboh tergelimpang. Satu menemui ajal dengan leher hampir putus, satunya lagi merintih sesaat sambil pegangi perutnya yang memburai lalu kaku tak bergerak lagi! Bangsat! Siapa yang melancarkan serangan gelap ini! rutuk Boga Damar sambil bertiarap. Namun mulutnya serta merta terkancing dan lidahnya menjadi kaku ketika anak buahnya yang ikut bertiarap di sebelah kanannya kembali menemui kematian dengan cara mengerikan, batok kepala hancur disambar tiga larik sinar putih mengerikan itu! Boga Damar adalah seorang kepala bajak berhati ganas dan tidak kenal takut. Membunuh manusia sama mudahnya baginya dengan membalikkan telapak tangan. Berbagai lawan telah dihadapinya tanpa rasa takut. Tapi saat itu rasa takutnya tak dapat lagi dikendalikan. Dia tidak tahu dengan lawan atau kekuatan apa sebenarnya dia tengah berhadapan. Dan musuh tanpa kelihatan seperti itu, mana mungkin dia menghadapinya. Kalian semua lari ke perahu! kata Boga Damar masih tetap tiarap. Kembali ke kapal! Bawa barang rampasan yang bisa dibawa! Lekas! Enam anggota bajak yang tadi sama-sama bertiarap di tanah cepat berdiri. Namun dua di antaranya segera roboh kembali ketika sinar putih aneh tiba-tiba muncul lagi dan menyambar tubuh mereka. Yang empat terus kabur sementara Boga Damar yang melihat kejadian itu dan semula hendak merangkak bangun cepat jatuhkan diri lalu berguling beberapa kali sampai akhirnya dia dapat berlindung di balik reruntuhan rumah. Dari sini dia memandang tajam menembus kegelapan di arah

32 BASTIAN TITO 16

33 WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212 sederetan pohon waru di ujung timur lapangan. Suara lengkingan aneh seperti seruling serta sambaran cahaya putih yang menyebar maut itu datangnya dari balik deretan pohon-pohon waru itu. Kepala bajak ini hunus golok besarnya lalu berkelebat cepat ke balik rumah-rumah penduduk, melompat ke arah semak belukar hingga akhirnya dia sampai ke dekat pepohonan waru. Sejak saat dia mulai melakukan penyelinapan itu sampai akhirnya mencapai deretan pohon-pohon waru lima anak buahnya telah menemui ajal pula dihantam tiga larik sinar maut. Ini pasti biang keparatnya! serapah Boga Damar ketika dia melihat sesosok tubuh tegak di balik pohon waru paling ujung kanan sambil mengangkat tangan dan acungkan jari telunjuk. Dari jari telunjuk inilah kepala bajak itu mendengar ada suara seruling aneh melengking menusuk telinga yang disusul oleh semburan tiga larik sinar terang. Lalu di kajauhan sana terdengar suara anak buahnya menjerit meregang nyawa. Dengan golok besar di tangan, Boga Damar melompati orang yang tengah melakukan pembataian itu. Goloknya berdesing, langsung menyambar batang leher! Seperti diketahui Soma adalah seorang nelayan yang sama sekali tidak memiliki ilmu kepandaian silat apalagi kesaktian dan tenaga dalam. Namun dengan adanya cincin keramat baja putih erbentuk kepala ular kobra atau ular sendok itu maka dia berubah menjadi seorang luar biasa. Matanya dan pendengarannya menjadi sangat tajam. Karenanya, sebelum Boga Damar membabatkan goloknya, Soma telah mendengar kedatangan kepala bajak itu. Cepat dia membalikkan tubuh lalu jatuhkan diri ke tanah ketika golok menyambar, mengenai tempat kosong dan menghantam pohon waru hingga batang pohon ini hampir terbabat putus. Bangsat! Manusia atau jin! Kau tak akan bisa lolos dari golokku! teriak Boga Damar. Dia menyergap ke arah Soma. Golok besarnya meluncur lebih dulu. Senjata ini seperti buntut ikan yang menggelepar, bergetar kian ke mari seolah-olah berubah menjadi banyak. Jelas kepala bajak laut ini sengaja mengeluarkan kepandaiannya memainkan golok karena ingin mencincang Soma saat itu juga. Melihat golok datang menderu sedemikian rupa, kecut juga hati nelayan muda itu. tetapi cincin keramat yang ada dalam jari telunjuknya membuat Soma percaya diri sendiri dan tidak memandang sebelah mata pada lawan. Ujung golok hanya tinggal tiga jengkal dari kepala Soma ketika nelayan ini acungkan jari telunjuknya ke arah Boga Damar, lalu menggigit bibirnya kuat-kuat. Boga Damar seperti mendengar angin puting beliung melabrak kedua telinganya. Selagi serangan goloknya mengendur karena terkejut dan terpengaruh oleh bunyi yang nyaring tadi, saat itu pula tiga sinar halus menyilaukan datan menyambar dari depan. Boga Damar tahu betul, sinar aneh inilah yang telah membunuh lebih dari dua lusin anak buahnya. Maka kepala bajak ini lemparkan goloknya ke arah dada Soma. Di saat yang sama serentak dia menghantam dengan tangan kiri. Ternyata golok Boga Damar tidak cukup ampuh. Senjata ini terpental berantakan disambar tiga larik sinar putih. Lalu sebelum pukulan tangan kirinya sempat mengenai Soma, tiga sinar yang keluar dari dua mata dan mulur cincin ular kobra menghantam mukanya dengan telak. Kepala bajak ini hanya sempat keluarkan pekik pendek. Tubuhnya mental ke balakang. Ketika tergelimpang di tanah, tubuh itu tampak tanpa kepala lagi! Puluhan anggota bajak yang masih hidup menjadi gempar ketika mengetahui pimpinan mereka telah menemui ajal. Enam orang di antara mereka dengan marah dan kalap, emmegang berbagai macam senjata segera mengurung dan menyerbu Soma. Namun mereka semuah hanya menjadi sasaran empuk sambaran tiga larik sinar putih, mati bergelimpangan dengan badan dan kepala hancur!

34 BASTIAN TITO 17

35 WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212 Melihat hal ini anggota bajak yang masih hidup menjadi lumer nyali masingmasing dan mereka bersirebut cepat lari ke pantai memasuki perahu-perahu kecil. Soma yang sudah sejak lama mendendam oleh keganasan para bajak itu mengejar sampai ke tepi pasir. Dari sini, dengan sinar putih yang keluar dari cincin baja keramat itu dihancurkannya satu persatu perahu-perahu itu hingga tak ada satupun yang tinggal utuh. Para bajak terjun berhamburan ke dalam laut. Namun mereka tidak menemukan selamat karena sinar putih yang datang menghantam mereka semua terjengkang mati dalam air! BASTI AN TITO

36 18

37 WIRO SABLENG PENDEKAR KAPAK MAUT NAGA GENI 212 LIMA Ketika Soma kembali ke balik bukit di ujung kampung, istrinya masih menangis ditemani oleh kepala kampung bersama istrinya. Begitu Soma datang sang istri langsung memeluknya. Soma! Dari mana kau?! Kepala kampung nelayan bertanya. Sa..saya barusan dari kampung kita.. Kau mencari mampus Soma! Masih untung kau bisa kembali selamat. Apa yang kau lakukan di tempat itu..?! Melihat perampok itu mati terbunuh. Mati dibunuh? Jangan melantur Soma! Siapa yang membunuh mereka..? Saya tidak tahu.. sahut Soma sementara penduduk kampung nelayan itu semakin banyak mengelilingi Soma dan kepala kampung, mereka ikut mendengarkan pembicaraan. Perahu-perahu mereka hancur. Saya lihat juga banyak bajak itu yang menemui ajal di laut. Kapal kayu milik mereka melarikan diri dengan sisa-sisa bajak yang tidak seberapa jumlahnya.. Kepala kampung memandang berkeliling pada penduduk yang mengungsi itu. semua jelas menunjukkan rasa tidak percaya. Soma memegang tangan istrinya. Lalu berkata Jika kalian tidak percaya, lihat saja ke kampung. Mayat-mayat perompak itu harus disingkirkan sebelum menjadi busuk. Aku dan istriku akan kembali ke kampung. Sesaat setelah Soma dan istrinya pergi, kepala kampung kembali memandang berkeliling. Bagaimana menurut kalian.? Tanyanya. Kami rasa Soma tidak berdusta.. seorang nelayan menjawab. Kalau bajak masih gentayangan di kampung kita masakan ia mau kembali bersama istrinya. Kalau begitu. Kepala Kampung itu berpikir-pikir sejenak. Kita kembali. Aku dan lima orang di atara kalian pergi lebih dahulu. Yang lain-lain mengikuti agak jauh di belakang. Hingga kalau terjadi apa-apa yang di belakang bisa cepat menyelamatkan diri. Ketika kepala kampung dan lima orang penduduk yang kemudian disusul oleh seluruh pengungsi itu sampai dan kembali ke kampung mereka, selain sedih melihat rumah mereka banyak yang dirusak serta dibakari sedang harta benda juga banyak rusak dan hanyut di laut, penduduk juga heran bercampur gembira menyaksikan puluhan anggota bajak menemui kematiannya. Gembira karena kini manusia-manusia jahat penimbul malapetaka itu mendapat balasan dan ganjaran. Heran karena sulit menerka siapa yang telah melakukan itu semua. Membunuh sekian banyak anggota bajak laut bahkan pemimpinnya sendiri. Lalu menghancurkan belasan perahu. Di antara penduduk ada yang menaruh wasangka bahwa Somalah yang melakukan itu semua. Tetapi tentu saja lebih banyak yang tidak bisa mempercayainya. Soma, seoerang nelayan muda yang masih harus banyak belajar tentang bagaimana menangkap ikan dengan segala kesederhanaannya itu, mana mungkin dia mampu melakukann itu. Seorang diri pula? Ilmu silat dan kesaktian apa yang pernah dimilikinya? Sewaktu ditanyai dan didesak terus menerus Soma akhirnya menjawab. Ketika saya kembali ke kampung, pemimpin bajak dan anak buahnya itu sudah bergelimpangan mati. Saya tidak tahu siapa yang membunuh mereka. Mungkin Tuhan

Angin senja terasa kencang berembus di antara

Angin senja terasa kencang berembus di antara Bab I Angin senja terasa kencang berembus di antara gedung-gedung yang tinggi menjulang. Di salah satu puncak gedung tertinggi, terlihat sebuah helikopter berputar di tempat, berusaha untuk mempertahankan

Lebih terperinci

Diceritakan kembali oleh: Rachma www.dongengperi.co.nr 2008 Cerita Rakyat Sumatera Utara Di tepi sebuah hutan kecil yang hijau, sebuah danau yang berair jernih berkilau disapa mentari pagi. Permukaannya

Lebih terperinci

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011

Pantang Menyerah. Nasution 1. Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Nasution 1 Zahra Kalilla Nasution Rigen Pratitisari Bahasa Indonesia 13 September 2011 Pantang Menyerah Saya berjalan di tengah kota, cuaca begitu indah. Dagangan di kota tampaknya telah terjual semua.

Lebih terperinci

Sepasang Sayap Malaikat

Sepasang Sayap Malaikat Sepasang Sayap Malaikat Mereka sepasang sayap terbang ke awan-awan ingatan pemiliknya memilih menapak tanah, menikah dengan gadis pujaan. Setahun lalu, ia bertemu seorang gadis di sebuah kebun penuh air

Lebih terperinci

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada

Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada Petualangan Tomi di Negeri Glourius Oleh: Desi Ratih Mata Tomi terbelalak, ketika menyadari dia berada di tempat yang begitu asing baginya. Suasana gelap dan udara yang cukup dingin menyelimuti tempat

Lebih terperinci

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini PENJAGAL ANGIN Tri Setyorini Awal yang ku lihat adalah abu putih yang berterbangan. Pikirku itu adalah salju yang menyejukkan. Namun ternyata bukan karena abu ini justru terasa panas dan membakar telapak

Lebih terperinci

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 7/15/15 Yunus 1. Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 7/15/15 Yunus 1 YUNUS Yunus menolak perintah Allah untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Pada jaman dahulu, ada seorang nabi di Israel yang bernama Yunus. Ayahnya bernama Amitai. ALLAH memberi

Lebih terperinci

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan. 1st Spring Hujan lagi. Padahal ini hari Minggu dan tak ada yang berharap kalau hari ini akan hujan. Memang tidak besar, tapi cukup untuk membuat seluruh pakaianku basah. Aku baru saja keluar dari supermarket

Lebih terperinci

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe

YUNUS. 1 Yunus 1. Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe 1 Yunus 1 YUNUS 1P Yunus menolak perintah ALLAH untuk pergi memperingatkan penduduk kota Niniwe ada zaman dulu ada seorang nabi di Israel bernama Yunus. Bapak dari Yunus bernama Amitai. ALLAH memberikan

Lebih terperinci

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan

Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Raja Langit, Raja Bumi, dan Putri Bulan Kisah dari Sulawesi Selatan Kisah ini mengajarkan dua hal: Pertama, bahwa setiap peperangan yang dikobarkan oleh rasa iri dan benci hanya akan menghancurkan semua

Lebih terperinci

TIMUN EMAS. Nyi Loro Kidul. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara. Nyai Dasima. Dongeng Kera Sakti. Asal Usul Rawa Pening. Buaya Perompak. Leny M.

TIMUN EMAS. Nyi Loro Kidul. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara. Nyai Dasima. Dongeng Kera Sakti. Asal Usul Rawa Pening. Buaya Perompak. Leny M. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara TIMUN EMAS Si Manan dan Si Beku Nyai Dasima Pengalaman I Kodok Asal Usul Rawa Pening Dongeng Kera Sakti Buaya Perompak Dongeng Durbet Asal Mula Bukit Demulih Nyi Loro Kidul

Lebih terperinci

berada dan segera sadar kalau dia tanpa sengaja tertidur di lantai dua. Semua masih sama pada posisinya, sofa-sofa itu masih ada di sana,

berada dan segera sadar kalau dia tanpa sengaja tertidur di lantai dua. Semua masih sama pada posisinya, sofa-sofa itu masih ada di sana, Tetapi tetap tidak ada jawaban. Aku mencoba mengeluarkan diriku dari tumpukan kertas ini. Kau tahu adegan dimana ada sebuah perahu yang bocor di tengah lautan dan orangorang di dalam perahu mencoba mengeluarkan

Lebih terperinci

SATU. Plak Srek.. Srek

SATU. Plak Srek.. Srek SATU Plak Srek.. Srek Kertas coklat bertuliskan WANTED itu terlepas dari dinding tempat ia tertempel tadi. Tejatuh ke lantai yang juga terbuat dari kayu. Sehingga gambarnya orang bertopi besar mirip pembungkus

Lebih terperinci

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini. Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati. Malam di Perkuburan Diposkan pada 03 Januari 2016 Sebelumnya saya tidak pernah tinggal di tanah perkuburan. Dan tak ingin tinggal di sana. Namun suatu saat saya mengajak seorang pa-kow. Ketika saya sampai

Lebih terperinci

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali:

Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Noand Hegask Bayangan Merah di Laut dan Tempat Untuk Kembali: Kisah-kisah pendek dan sajak rumpang Diterbitkan melalui: Nulisbuku.com Darah Biasanya keluar rumah Saat tengah malam Sambil menangis Hanya

Lebih terperinci

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi.

yang berbentuk datar bagian atasnya dengan sebuah ukiran kepala singa. Mereka yang berada di ruangan sudah berdiri di atas shinéga sejak dari tadi. Prolog Orion mempercepat langkah kakinya, baju perang yang dikenakannya membuat langkah kakinya menjadi berat, suaranya menggema di lorong gua, bergema dengan cepat seiring dengan langkah kaki yang dia

Lebih terperinci

Tubuh-tubuh tanpa bayangan

Tubuh-tubuh tanpa bayangan Tubuh-tubuh tanpa bayangan Ada sebuah planet bernama Arais. Planet Arais dihuni oleh suatu makhluk bernama Tubuh berjubah hitam. Mereka adalah makhluk yang sepanjang masa hanya berdiri di tempat yang sama.

Lebih terperinci

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com LUCKY_PP UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com UNTUKMU Yang Bukan Siapa-Siapa Oleh: Lucky_pp Copyright 2014 by Lucky_pp Desain Sampul: Ii dan friend Diterbitkan

Lebih terperinci

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus

Dan ia baru menyadari betapa salahnya dirinya. Disana, muncul dari sebelah kirinya, ia merasakan gerakan udara yang cepat. Angin yang berhembus SATU Kalau manusia didesain untuk memiliki lebih dari dua kaki oleh sang Pencipta, ia akan sangat bersyukur saat ini. Ia adalah seorang pria; kegelapan malam menutupi wujudnya. Kegelapan itu merupakan

Lebih terperinci

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat lebih jelas. Sebelum batang pohon terlihat seperti batang

Lebih terperinci

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut.

Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut. Dari jarak sepuluh meter bisa kukenali siapa lelaki yang duduk menundukkan kepalanya dan bertumpu pada lengannya yang ia letakkan di atas lutut. Aku putuskan duduk di sebelahnya. Ia sadar ada orang yang

Lebih terperinci

berjalan, mungkin karena posisi memboncengnya atau bagaimana. Motor yang dikendarai mengalami kecelakaan setelah menabrak sebuah mobil di tengah

berjalan, mungkin karena posisi memboncengnya atau bagaimana. Motor yang dikendarai mengalami kecelakaan setelah menabrak sebuah mobil di tengah NENEK GAYUNG Nenek Gayung adalah sebuah urban legend yang berasal dari Indonesia tentang penampakan nenek misterius yang tiba-tiba muncul di tepi jalan. Menurut legendanya, Nenek Gayung merupakan suatu

Lebih terperinci

yang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari

yang paling tidak pernah luput dari kematian adalah cairan ini. Wanita itu meringis ngilu. Semua yang menimpanya kini sudah jelas bagian dari PROLOG Queenstown Singapore, 1970 Apartemen setinggi ratusan kaki itu mustahil akan membuatnya mudah turun dan keluar. Dia ada di lantai paling atas. Bersama tiga nyawa yang telah hilang dengan beragam

Lebih terperinci

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat

Setelah para penyamun pergi, Alibaba memberanikan diri keluar dari tempat Dahulu kala, dikota Persia, hidup 2 orang bersaudara yang bernama Kasim dan Alibaba. Alibaba adalah adik Kasim yang hidupnya miskin dan tinggal didaerah pegunungan. Ia mengandalkan hidupnya dari penjualan

Lebih terperinci

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Pertama Kali Aku Mengenalnya 1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku

Lebih terperinci

2. Gadis yang Dijodohkan

2. Gadis yang Dijodohkan 2. Gadis yang Dijodohkan Burung-burung berkicau merdu di tengah pagi yang dingin dan sejuk. Dahan-dahan pohon bergerak melambai, mengikuti arah angin yang bertiup. Sebuah rumah megah dengan pilar-pilar

Lebih terperinci

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati

1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati 1 Curahan Hati Sebatang Pohon Jati Oleh: Alberta Angela (@black_printzesa) Hai, namaku Jati. Mungkin kalian semua sudah sering mendengar namaku. Tapi mungkin kalian belum terlalu mengenal aku dan kehidupanku.

Lebih terperinci

Matahari dan Kehidupan Kita

Matahari dan Kehidupan Kita Bab 5 Matahari dan Kehidupan Kita Tema Peristiwa dan Kesehatan Pernahkah kalian berjalan di siang hari yang terik? Misalnya, saat sepulang sekolah. Apa yang kalian rasakan? Kalian tentu merasa kepanasan.

Lebih terperinci

Ditatapnya sebuah batu cukup besar didekat kolam. Air yang tampak jernih hingga pantulan cahaya matahari yang masih remang bisa dengan mudah

Ditatapnya sebuah batu cukup besar didekat kolam. Air yang tampak jernih hingga pantulan cahaya matahari yang masih remang bisa dengan mudah Hitam-Putih Hari yang masih sunyi, disaat matahari baru saja beranjak dari tempat tidurnya yang menyembunyikan cahayanya dengan berselimutkan langit malam. Flynn hari ini pun terbangun pagi sekali. Membuka

Lebih terperinci

(Aku Melihatnya & Dia Melihatku)

(Aku Melihatnya & Dia Melihatku) (Aku Melihatnya & Dia Melihatku) JUBAH HITAM PART 1 Tahun 1993, sebuah cerita tentang kelahiranku. Tentunya, kedua orangtuaku menjadi saksi bagaimana aku lahir. Saat aku masih dalam kandungan, ayah, dan

Lebih terperinci

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU.

IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU. INT. GUDANG - MALAM IBU - seorang ibu beranak 1 berumur 30 tahun, berkulit putih, rambut hitam pendek - berjalan menuju sebuah BUKU. Ibu meniup permukaan buku. Debu berterbangan. Glittering particle membentuk

Lebih terperinci

Peter Swanborn, The Netherlands, Lima Portret Five Portraits

Peter Swanborn, The Netherlands,  Lima Portret Five Portraits Peter Swanborn, The Netherlands, www.peterswanborn.nl Lima Portret Five Portraits Bukan seperti salam Semula, kata si laki-laki, adalah air di sini manis dan penuh hidup, kemudian manusia datang mereka

Lebih terperinci

Tidung Island. Pulau Tidung, pulau yang letaknya jauh digugusan

Tidung Island. Pulau Tidung, pulau yang letaknya jauh digugusan Tidung Island Pulau Tidung, pulau yang letaknya jauh digugusan Kepulauan Seribu. Terdiri dari dua pulau, pulau Tidung Besar dan pulau Tidung Kecil. Berangkat dari Muara Angke menggunakan kapal motor selama

Lebih terperinci

Intro. Cupve - Izzi - Guardian

Intro. Cupve - Izzi - Guardian Intro Cahaya putih bersinar terang. Di ikuti bau yang begitu harum. Dari sebuah bola cahaya muncul sosok bersayap, dengan kaki-kaki yang lentik, tangan yang mungil tapi kuat, mata penuh dengan cinta dan

Lebih terperinci

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang Prolog Seorang teman atau bahkan lebih dari sekedar teman, ya tepatnya adalah sahabat? Apa yang kalian tau tentang teman ataupun sahabat? Dua kata yang hampir serupa, namum mempunyai arti begitu berbeda

Lebih terperinci

Asal Mula Candi Prambanan

Asal Mula Candi Prambanan Asal Mula Candi Prambanan Zaman dahulu ada sebuah kerajaan di Pengging. sang raja mempunyai seorang putera bernama Joko Bandung. Joko bandung adalah seorang pemuda perkasa, seperti halnya sang ayah, ia

Lebih terperinci

Bagaimana mungkin bisa Sekarang aku harus terbiasa dengan ketidakhadiranmu di sisiku? Alasan, perlukah alasan?

Bagaimana mungkin bisa Sekarang aku harus terbiasa dengan ketidakhadiranmu di sisiku? Alasan, perlukah alasan? Aku dan Kamu Delapan tahun silam, awal pertemuan kita Tingkahmu yang polos, tenang, dan ceria Meruntuhkan tembok pertahanan hati Mengetuk dan perlahan memasuki Nalar terlampau cuek tetapi rasa kian acuh

Lebih terperinci

Prosa Tradisional (Hikayat Indera Nata)

Prosa Tradisional (Hikayat Indera Nata) Prosa Tradisional (Hikayat Indera Nata) Sinopsis Kisah bermula bermula apabila Indera Jenaka tiba ke negeri Rom setelah sekian lama mengembara dan sampai ke rumah bondanya Si Batu Kembar. Bondanya bertanya

Lebih terperinci

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa...

Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa... 6 Cinta, bukan satu hal yang patut untuk diperjuangkan. Tapi perjuangan untuk mendapatkan cinta, itulah makna kehidupan. Ya, lalu mengapa... OooOooOooO "Hye..." "Hhmmm..." "Aku mencintaimu..." "Nado. Aku

Lebih terperinci

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang.

Kalau kau mendengar sesuatu, itu akan hanya memudar dan menjadi bagian dari latar belakang. Induksi Jika aku mengatakan kepadamu, lihatlah seekor burung merah, dapatkah kau melihatnya untukku? Lihatlah setangkai bunga kuning. Lihatlah sebuah mobil biru. Lihatlah seekor anjing dan seekor kucing.

Lebih terperinci

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( )

ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( ) ONIMUSHA Written by REZA FAHLEVI ( 09.12.3843 ) Copyright 2011 Reza Fahlevi All Right Reserved SINOPSIS adalah seorang anak laki-laki dari pasangan Yusaku Matsuda dan dari desa kecil bernama Chikuya di

Lebih terperinci

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul. PROLOG Frankfurt, Germany. Nick umur 9 tahun. Aku berlarian di padang rumput. Mengitari lapangan yang seperti permadani hijau. Rumput-rumputnya sudah mulai meninggi. Tingginya hampir melewati lututku.

Lebih terperinci

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak PROLOG S eorang anak laki-laki berjalan menuju rumahnya dengan lemas. Padahal ini adalah hari pertamanya masuk SD, seharusnya dia merasa senang. Dia juga termasuk anak lakilaki yang pemberani karena dia

Lebih terperinci

Oleh: Yasser A. Amiruddin

Oleh: Yasser A. Amiruddin LAKADAUNG Oleh: Yasser A. Amiruddin Dari balik kaca mobil yang melintas Ku melihat hamparan padi yang menguning Memandang kenangan lepas Mengingat kampung halaman yang lama ditinggal, Lakadaung Lakadaung

Lebih terperinci

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan

Wonderheart ditinggali oleh manusia-manusia yang memiliki kepribadian baik. Tidak hanya itu, hampir semua dari mereka nampak cantik dan Bab 1 Wonderheart Di suatu titik di alam semesta ini, terdapat sebuah galaksi yang begitu mirip dengan galaksi Bimasakti. Di dalamnya terdapat sebuah planet yang juga memiliki kehidupan mirip seperti Bumi.

Lebih terperinci

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan

Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan Bagian I 1 2 Air mataku berlinang-linang sewaktu dokter mengatakan keputusasaannya untuk mengobatiku. Aku ingat benar bagaimana harapanku dulu untuk sembuh di dalam rawatannya seperti pasien-pasien yang

Lebih terperinci

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras.

Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras. Sahabat Lama 19:52, Sebuah kafe di Jakarta Selatan, Mata ini sulit terpejam dan pendar-pendar rasa sakit di hati tidak dapat hilang menusuk dan menancap keras. Mencintai orang lain? tanyaku lemah. Farel

Lebih terperinci

Mukadimah. Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman

Mukadimah. Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman Mukadimah Aku bukan siapa-siapa Hanya mencoba untuk bercerita dari khayalan dan pengalaman Mencoba merangkai kata Berpura-pura jadi pujangga Menyenangkan hati dari tangan dan tulisan Semoga semua berkenan

Lebih terperinci

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA

Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA BAGIAN I. 1 Pasang Surut Ombak Segare Sopianus Sauri XII IPA Hidup, apa itu hidup? Dan apa tujuan kita hidup di dunia ini? Menurutku hidup adalah perjuangan dan pengorbanan, di mana kita harus berjuang

Lebih terperinci

Dengan berhati-hati dan waspada Kyai Singoprono mengelilingi sawahnya, dan Kyai Singoprono merasa tentram, sebab tanamannya tak satupun yang rusak.

Dengan berhati-hati dan waspada Kyai Singoprono mengelilingi sawahnya, dan Kyai Singoprono merasa tentram, sebab tanamannya tak satupun yang rusak. ASAL MULA NAMA SIMO Sawah dan ladang milik Kyai Singoprono subur dengan hasil melimpah ruah, namun kesemuanya itu merupakan hasil kerja keras dan doa yang senantiasa menghiasinya. Suatu malam yang cerah,

Lebih terperinci

Chapter 1 Bintang Jatuh

Chapter 1 Bintang Jatuh Chapter 1 Bintang Jatuh Matahari sore sudah dijelang lagi, cahayanya yang jingga sekali lagi menyiratkan lelahnya sang mentari setelah melakukan tugasnya seharian. Shakti duduk di atas pohon untuk memandang

Lebih terperinci

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25 Ellen hanya berdiri termangu melihat tubuh Marwan yang kaku terbujur yang tiga perempat tubuhnya tertutup oleh kain putih. Hanya kelihatan kepalanya saja. Ellen hanya ingin melihat wajah Marwan terakhir

Lebih terperinci

Tokoh Gerakan Hidup Sederhana

Tokoh Gerakan Hidup Sederhana Tokoh Gerakan Hidup Sederhana Ia datang ke Makkah sambil terhuyung-huyung, namun sinar matanya bersinar bahagia. Memang, sulitnya perjalanan dan teriknya matahari yang menyengat tubuhnya cukup menyakitkan.

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (5/6)

Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Siapakah Yesus Kristus? (5/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus Memiliki Semua Kuasa dan Penakluk Kematian Kode Pelajaran : SYK-P05 Pelajaran 05 - YESUS MEMILIKI SEMUA KUASA

Lebih terperinci

Pancor. Sebuah desa terpencil di sebelah timur pulau Lombok menawarkan kisah nyata yang begitu memotivasi dalam mengarungi dahsyatnya gelombang

Pancor. Sebuah desa terpencil di sebelah timur pulau Lombok menawarkan kisah nyata yang begitu memotivasi dalam mengarungi dahsyatnya gelombang Pancor. Sebuah desa terpencil di sebelah timur pulau Lombok menawarkan kisah nyata yang begitu memotivasi dalam mengarungi dahsyatnya gelombang kehidupan. Alkisah, terlihat seorang lelaki berdiri di dekat

Lebih terperinci

SAMPLE. Prologue. Beberapa tahun lalu... image diriku yang ingin kutanamkan dalam benakku. Aku

SAMPLE. Prologue. Beberapa tahun lalu... image diriku yang ingin kutanamkan dalam benakku. Aku Prologue Langit yang berawan di siang hari ini seolah menarikku kembali ke masa itu. Masa dimana rasa ini belum ada. Rasa yang mengakibatkan semuanya menjadi abu-abu. Baik aku... Loki... dan juga Fyari...

Lebih terperinci

Kulihat Lelaki itu Kala Petang A N G E L I C A Y A P U T R I

Kulihat Lelaki itu Kala Petang A N G E L I C A Y A P U T R I Kulihat Lelaki itu Kala Petang A N G E L I C A Y A P U T R I Kulihat ia berjalan penuh beban Datas putihnya pasir Pantai Parangtritis Dikala tuan mentari hendak berisirahat Tepatnya kala petang menanti

Lebih terperinci

László Hankó: Kebahagiaan Marina

László Hankó: Kebahagiaan Marina 1 László Hankó: Kebahagiaan Marina Terjemahan: Mentari Siahaan Dahulu kala hiduplah seorang wanita muda dan cantik bernama Marina. Dia tinggal di sebuah gubuk kecil di tepi pantai bersama suaminya yang

Lebih terperinci

5. Pahlawan Penyelamat

5. Pahlawan Penyelamat 5. Pahlawan Penyelamat KEESOKAN harinya, di dalam bus kota yang meluncur di Jalan Jenderal Sudirman, menuju kampus untuk kuliah siang Romeo tersenyum sendiri ketika mengingat nasi goreng spesial yang dibuatkan

Lebih terperinci

sudah rapi kembali setelah dicukur. Ruangan-ruangan didalam bangunan ini sangat

sudah rapi kembali setelah dicukur. Ruangan-ruangan didalam bangunan ini sangat Hujan turun lagi disiang hari ini. Bulan April yang aneh. Bukankah seharusnya ini sudah menjadi liburan musim panas yang menyenankan? Mengapa hujan lagi? Jakarta, metropolitan yang sungguh kontras dengan

Lebih terperinci

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan - - Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan - Aku bertemu denganmu lengkap dengan salam perkenalan. Senyummu membaur dengan karamel panas yang kau suguhkan. Katamu cuaca cukup dingin jika hanya duduk diam

Lebih terperinci

Jenis-jenis hewan yang ditugaskan memberi petanda, antara lain : Burung

Jenis-jenis hewan yang ditugaskan memberi petanda, antara lain : Burung Suku Dayak khususnya di daerah Kalimantan Tengah meyakini bahwa raja penjaga dahiang yang bertempat tinggal pada langit keenam, bertugas memberi perintah kepada jenis-jenis binatang tertentu yang berada

Lebih terperinci

ku yakin, ada makna di balik terjadinya segala sesuatu. Ada makna di balik air mengalir. Ada makna di balik panasnya api.

ku yakin, ada makna di balik terjadinya segala sesuatu. Ada makna di balik air mengalir. Ada makna di balik panasnya api. A ku yakin, ada makna di balik terjadinya segala sesuatu. Ada makna di balik air mengalir. Ada makna di balik panasnya api. Juga ada makna di balik daun yang rontok. Semua makna itu Tuhan berikan untuk

Lebih terperinci

Kura-kura dan Sepasang Itik

Kura-kura dan Sepasang Itik Kura-kura dan Sepasang Itik Seekor kura-kura, yang kamu tahu selalu membawa rumahnya di belakang punggungnya, dikatakan tidak pernah dapat meninggalkan rumahnya, biar bagaimana keras kura-kura itu berusaha.

Lebih terperinci

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu

Kilat masih terus menyambar dan menyilaukan mata. Cahaya terangnya masuk melalui celah-celah jendela dan ventilasi udara. Suara petir terus menderu Kisah Satu (Oktra) Mendamba Angin Malam Hidup adalah tentang berkorban, atau bahkan mengorbankan orang lain untuk hidup kita. Hidup memberikan makna-makna tersirat yang harus kita artikan sendiri sebagai

Lebih terperinci

pernah terasa sama lagi setelah kau mengalami hal yang fantastis. Bagiku, pengalaman selama di Vazard adalah hal yang fantastis.

pernah terasa sama lagi setelah kau mengalami hal yang fantastis. Bagiku, pengalaman selama di Vazard adalah hal yang fantastis. A PROLOG lex memacu kudanya secepat yang dia bisa. Matanya bergerak cepat menyisir pemandangan di hadapannya. Dia kenal betul kawasan ini, kawasan terlarang. Tangannya berusaha menarik tali kekang kudanya

Lebih terperinci

Tuhan dalam Cerita. Pada paru-paru yang terhujam dangkal ke sukma. Dikala nafas mulai menepi pada gulita tanpa suara

Tuhan dalam Cerita. Pada paru-paru yang terhujam dangkal ke sukma. Dikala nafas mulai menepi pada gulita tanpa suara Tuhan dalam Cerita Tuhan dalam cerita Pada paru-paru yang terhujam dangkal ke sukma Dikala nafas mulai menepi pada gulita tanpa suara Dikala air mata dan angin mulai menyaru Kawan main tak sekedar taring

Lebih terperinci

Perkawinan Sedarah. ESAI PUISI ADHE ARTHANA

Perkawinan Sedarah.  ESAI PUISI ADHE ARTHANA Perkawinan Sedarah http://leahandmark.com/wp-content/uploads/2011/10/leahandmark-blood-wedding-018.jpg ESAI PUISI ADHE ARTHANA 1~ Sinopsis Perkawinan Sedarah perkawinan sedarah menjadi malapetaka... tersaruk

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan:

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan: Yesus menyatakan: Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

Hari Raya Korban? (Idul Adha) Hari Raya Korban? (Idul Adha) Ini merupakan cerita yang terkenal pada saat Allah bertanya pada Abraham untuk mengorbankan anaknya. Juga merupakan cerita seorang anak muda yang dihukum mati oleh Tuhan.

Lebih terperinci

berada di bagian timur danau, berlawanan dengan Emporium. Aku bertanya-tanya apakah mereka menemukan sesuatu disana. Aku mengenakan pakaian selam dan

berada di bagian timur danau, berlawanan dengan Emporium. Aku bertanya-tanya apakah mereka menemukan sesuatu disana. Aku mengenakan pakaian selam dan berada di bagian timur danau, berlawanan dengan Emporium. Aku bertanya-tanya apakah mereka menemukan sesuatu disana. Aku mengenakan pakaian selam dan menempatkan pisau selam di tempatnya, tabung selam

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Yunus dan Ikan Besar

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Yunus dan Ikan Besar Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Yunus dan Ikan Besar Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Jonathan Hay Disadur oleh: Mary-Anne S. Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

Chapter I. Saudaraku,

Chapter I. Saudaraku, Chapter I Michael sedang berbicara dengan para malaikat yang lain. Rupanya di surga, tempat yang kudus, tenang, dan dipenuhi oleh sungai-sungai yang dialiri susu, telah terjadi kejadian yang menggemparkan,

Lebih terperinci

semoga hujan turun tepat waktu

semoga hujan turun tepat waktu semoga hujan turun tepat waktu aditia yudis kumpulan cerita pendek dan flash fiction yang pernah diikutkan kompetisi nulisbuku dan comotan dari blog pribadi. Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com

Lebih terperinci

AD Rintiwi. El Principe. The Missing Person. Adrintiwi Press

AD Rintiwi. El Principe. The Missing Person. Adrintiwi Press AD Rintiwi El Principe The Missing Person Adrintiwi Press El Príncipe The Missing Person Oleh: AD Rintiwi Copyright 2012 by AD Rintiwi Penerbit AD Rintiwi Press adrintiwi.wordpress.com akai.gingercake@gmail.com

Lebih terperinci

Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja

Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja Perempuan itu berjalan di antara gerimis dan licinnya jalan kampung. Bagian bawah kainnya sudah basah terkena percikan. Ia menenteng sendalnya di tangan kirinya sementara

Lebih terperinci

PATI AGNI Antologi Kematian

PATI AGNI Antologi Kematian PATI AGNI Antologi Kematian Ita Nr. KATA PENGANTAR PATI AGNI Antologi Kematian Dalam Bahasa Sansekerta, Pati berarti mati, Agni berarti api. Pati Agni adalah mematikan api (kehidupan). Semua makhluk hidup

Lebih terperinci

Rumah Sakit Jiwa. S uster Kometa memandang pilu ke arah luar

Rumah Sakit Jiwa. S uster Kometa memandang pilu ke arah luar Rumah Sakit Jiwa S uster Kometa memandang pilu ke arah luar gerbang Rumah Sakit Jiwa tempatnya bekerja tersebut. Suasana gelap, yang disebabkan hujan sejak empat jam lalu yang belum berhenti juga. Perutnya

Lebih terperinci

Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu ( 23

Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu ( 23 X.b.5 Mujizad-mujizad yang Dilakukan oleh Tuhan Yesus 74. Menenangkan Badai Markus 4:35-41, Matius 8:18; 23-27, Lukas 8:22-25 35 Pada hari itu, waktu hari sudah petang, 18 ketika Yesus melihat orang banyak

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yunus dan Ikan Besar

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Yunus dan Ikan Besar Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Yunus dan Ikan Besar Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Jonathan Hay Disadur oleh: Mary-Anne S. Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN Naskah Film Dan Sinopsis Ber Ibu Seekor KUCING DISUSUN OLEH : INDRA SUDRAJAT 09.12.3831 09-S1SI-05 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

Fiction. John! Waktunya untuk bangun!

Fiction. John! Waktunya untuk bangun! Prologue Ada seorang anak kecil yang mengendap-endap memasuki sebuah kamar dimana di tengah ruangan terdapat sebuah piano besar. Dia perlahan-lahan menutup pintu dan melihat piano besar tersebut dengan

Lebih terperinci

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap

dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap Dean, kau menghilang cukup lama, dan kau tak mungkin bergabung dengan mereka dengan mudah, mereka melukaimu? Mengancammu?, aku membuka mataku. Menatap Justin yang menatapku dengan penuh perhatian. Aku

Lebih terperinci

Lalu Yesus bertanya kepada mereka: Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? 16. Maka jawab Simon Petrus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!

Lalu Yesus bertanya kepada mereka: Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? 16. Maka jawab Simon Petrus: Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup! Xc3 Kunjungan ke Kaisarea Filipi 96 Petrus Mengakui untuk Kedua-kalinya bahwa Yesus adalah Mesias 88 Matius 16:13-20, Mar kus 8:27-30, Lukas 9:18-21 13 Setelah Yesus beserta murid-muridnya berangkat ke

Lebih terperinci

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1

ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1 ROSE PAPPER AND BLOODY LILY Part 1 Sinar matahari siang ini begitu terik hingga sanggup menembus setiap celah kain berlapis yang menutupi kulit setiap orang yang menantangnya. Langkah Guri semakin cepat

Lebih terperinci

PUISI LBPPR 2017 PENYISHAN TAHAP 1 (PELAJAR)

PUISI LBPPR 2017 PENYISHAN TAHAP 1 (PELAJAR) Dorothea Rosa Herliany Para Pemimpin dari Negeri Bukan Dongeng bayi itu tumbuh menjadi dewasa, dan kini menjadi raksasa. hari ke hari ia tumbuh besar, lalu menggelembung dalam dusta yang indah. ia tumbuh

Lebih terperinci

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi 1 Nadia Eliora Yuda Putri Bahasa Indonesia 7 13 September 2012 Pelarian Jauh Di Hutan Duarr! Bunyi ledakan bom tentara-tentara Jepang. Setelah ledakan pertama itu, orang-orang di desaku menjadi kalang

Lebih terperinci

hidup damai pelajaran 6 suasana hutan damai ada kicauan burung suara hewan bersahutan suara daun bergesekan kehidupan di hutan sungguh damai

hidup damai pelajaran 6 suasana hutan damai ada kicauan burung suara hewan bersahutan suara daun bergesekan kehidupan di hutan sungguh damai pelajaran 6 hidup damai suasana hutan damai ada kicauan burung suara hewan bersahutan suara daun bergesekan kehidupan di hutan sungguh damai apakah kamu suka hidup damai hidup damai 77 menulis melengkapi

Lebih terperinci

Pagi kembali, senja menanti Si adik lahir, yang lain pergi Aku tak tahu mengapa ada yang pergi tak kembali Kata Ibu, yang pergi menjadi kenangan

Pagi kembali, senja menanti Si adik lahir, yang lain pergi Aku tak tahu mengapa ada yang pergi tak kembali Kata Ibu, yang pergi menjadi kenangan SAJAK USIA Hari berulang, tanggal kembali Tahun berubah, usia bertambah Aku tak tahu ke mana arah langkah Dalam angan-angan semuanya indah Pagi kembali, senja menanti Si adik lahir, yang lain pergi Aku

Lebih terperinci

1) Panduan Keselamatan... i

1) Panduan Keselamatan... i 1) Panduan Keselamatan... i 2.1. Keselamatan Lalu Lintas... i 2.2. Bahaya Kebakaran... i 2.3. Bahaya PohonTumbang... i 2.4. Puting Beliung... i 2.5. Gempa Bumi... i 2.6. Letusan Gunung Api... i 2.7. Bahaya

Lebih terperinci

Awal, Sosok Sang pembunuh Aaarrrrrggghh terdengar suara guraman keras aahhhh, tolong aku teriakan seorang wanita. Ternyata ada demon yang mencoba

Awal, Sosok Sang pembunuh Aaarrrrrggghh terdengar suara guraman keras aahhhh, tolong aku teriakan seorang wanita. Ternyata ada demon yang mencoba Awal, Sosok Sang pembunuh Aaarrrrrggghh terdengar suara guraman keras aahhhh, tolong aku teriakan seorang wanita. Ternyata ada demon yang mencoba memakan jiwa seorang wanita, wanita itu terduduk lemas

Lebih terperinci

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai. KOPI - Sudah ya capek aku lari-larian terus.. niat sekali ya ngelitikin aku?? ujar Xena ketika Ican mengejarnya di sebuah Taman Tiara yang biasa mereka datangi di waktu senggang. Xena dan Ican sudah dua

Lebih terperinci

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole.

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole. Hampir sore, saat Endra berada di hutan bedugul. Jari-jari lentik sinar matahari menembus kanopi puncak pepohonan menerangi kerimbunan hutan. Suara burung mengiringi langkahnya menembus batas hutan terlarang.

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #19 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #19 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap. CINTA 2 HATI Udara sore berhembus semilir lembut,terasa sejuk membelai kulit.kira kira menunjukan pukul 16.45 WIB. Seorang gadis yang manis dan lugu sedang berjalan didepan rumahnya itu. Tiba tiba seorang

Lebih terperinci

Ariesty Kartika. Kerangka Jiwa

Ariesty Kartika. Kerangka Jiwa Ariesty Kartika Kerangka Jiwa Kerangka Jiwa Oleh: Ariesty Kartika Copyright 2015 by Ariesty Kartika Cover Picture By: Kahfiya Hasbi 2 ;hingga kata berujung pada kita Dan akhirnya Ini adalah kumpulan coretan

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud si Anak Gembala

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud si Anak Gembala Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Daud si Anak Gembala Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh: Widi

Lebih terperinci

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu PROLOG Yui mengerjapkan matanya yang berat dan menggerakan tubuhnya turun dari ranjangnya. Seluruh badannya terasa remuk, dan kepalanya terasa amat pening. Mungkin karena aku terlalu banyak minum semalam,

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Yunus dan Ikan Besar

Alkitab untuk Anak-anak. memperkenalkan. Yunus dan Ikan Besar Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Yunus dan Ikan Besar Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Jonathan Hay Disadur oleh: Mary-Anne S. Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

ODA DAN KANKER YANG MENYEMBUHKAN. Aku membayangkan wajahmu buah dada yang terjangkit kanker

ODA DAN KANKER YANG MENYEMBUHKAN. Aku membayangkan wajahmu buah dada yang terjangkit kanker Ibe S. Palogai ODA DAN KANKER YANG MENYEMBUHKAN Oleh: Ibe S. Palogai Aku membayangkan wajahmu buah dada yang terjangkit kanker stadium wafat sedang aku adalah seorang oda yang diasingkan oleh orang-orang

Lebih terperinci