BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SINAR X Sinar x merupakan gelombang elektro magnetik didefenisikan sebagai suatu gelombang yang terdiri atas gelombang listrik dan gelombang magnit. Pada gambar 2 berikut ditunjukkan keluarga gelombang elektro-magnetik, di mulai dari gelombang radio, cahaya tampak, sinar-x, hingga sinar kosmik. Pengelompokan tersebut dibedakan atas tingkat energi atau panjang gelombangnya. Gambar 2.2. Tingkat energi gelombang elektromagnetik PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL(2006) Satuan panjang gelombang sinar-x adalah Å dan nm. 1 Å = m, 1 nm = 10 Å = 10-9 m Panjang gelombang sinar-x dalam kisaran 0,5-2,5 Å.(lihat gambar 2.2) Sinar X terjadi bila elektron yang bergerak dengan kecepatan tinggi tiba-tiba terhenti karena menubruk suatu bahan misalnya suatu plat logam. Sebagai sumber elektron adalah filamen yang dipanaskan dan plat logam adalah anodanya. Elektron- 15

2 elektron yang terjadi pada pemanasan filamen dipercepat dengan menggunakan tegangan tinggi antara filamen dan anoda. Sinar-X yang terjadi karena proses pengereman diatas disebut juga Bremsstrahlung. Spektrum sinar-x yang dihasilkan proses ini adalah kontinu. Gambar 2.3. Proses pembentukan sinar X bremsstrahlung. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL(2006) Sebagian kecil elektron-elektron yang dipercepat itu akan menubruk elektron pada kulit atom, akibatnya elektron pada kulit atom itu akan terpental sehingga tempat tersebut kosong. Kekosongan ini segera diisi oleh elektron dari kulit bagian atasnya disertai dengan pemancaran photon. Photon yang dihasilkan dengan dengan cara ini disebut sinar-x karakteristik. Bila elektron yang terpental dari kulit K maka sinar x yang terjadi dari pengisian kulit L disebut Kα, dari kulit M disebut Kβ dan seterusnya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sinar x yang terjadi dari suatu generator sinar x akan berupa sinar x kontinu dam sinar x karakteristik. Gambar 2.4. Proses pembentukan sinar X karakteristik. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL(2006) 16

3 Dalam radiografi tegangan antara anoda dan katoda di perlukan sekitar 50 kv sampai 2 MV, tetapi yang sering dipakai adalah 50kV sampai 300kV. Panjang gelombang sinar x tergantung pada kecepatan elektron yang menubruk anoda, jadi tergantung pada beda tegangan antara katoda dan anoda yang digunakan. Distribusi panjang gelombang berkas sinar x dari suatu tabung sinar x di tunjukkan pada gambar 5. Panjang gelombang minimum (λ min ) dirumuskan oleh Duane-Hunt sebagai berikut : min 12,5 4 = x10 ( mm) V λ (1) Dimana, V = beda tegangan antara anoda dan katoda. Pada umumnya spektrum sinar x terdiri dari spektrum kontinu ini ada beberapa spektrum garis yaitu karakteristik bahan target dari tabung sinar x. lihat pada (gambar 2.5) Gambar 2.5. Grafik distribusi panjang gelombang-intensitas pada pemancaran sinar X yang terdiri dari sinar X kontinu dan karakteristik. (M. Syukur,1974) Bentuk kurva pada gambar 2.5 tergantung pada banyak faktor misalnya distribusi tenaga dari berkas elektron, tebal dari target tabung, penyaringan tabung sinar x dan tegangan sesungguhnya. 17

4 Banyak elektron tergantung pada arus listrik yang melalui filamen dan temperatur. Karena arus mudah dikontrol maka dalam sinar x ada dua kontrol yaitu kontrol intensitas oleh arus dan kontrol tenaga oleh tegangan. Tenaga elektron hampir seluruhnya diubah menjadi panas sedang yang menjadi sinar x hanya ± 1% maka anoda yang berupa logam tungsten perlu dihubungkan dengan blok tembaga pendingin. Ada juga sinar x yang tak mempunyai pendingin tetapi hanya dilengkapi dengan switch. Gambar 2.6. Tabung sinar X ( M. Syukur,1974) Dengan A = Blok tembaga pendingin B = Silinder untuk memfokus elektron C = Tabung kaca D = Tegangan tinggi E = Filamen F = Target (tungsten) SIFAT-SIFAT SINAR X Ada pun sifat sifat dari sinar x adalah sebagai berikut : a Daya tembus 18

5 Sinar x dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya tembus yang sangat besar seperti tulang dan gigi. Makin tinggi tegangan tabung (besarnya KV) yang digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom atau kepadatan suatu benda, makin besar daya tembusnya. b. Pertebaran (Hamburan) Apabila berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas sinar tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi hambur) pada bahan atau zat yang dilalui. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gambar radiografi dan pada film akan tampak pengaburan kelabu secara menyeluruh. Untuk mengurangi akibat radiasi hambur ini maka diantara subjek dengan diletakkan timah hitam (grid) yang tipis. c. Penyerapan Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom atau kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya makin besar penyerapannya. d. Efek fotografi Sinar x dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak-bromida) setelah diproses secara kimiawi (dibangkitkan) di kamar gelap. e. Fluoresensi Sinar x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstan atau zink sulfide memendarkan cahaya (luminisensi). Luminisensi ada 2 jenis yaitu : 1. Fluoresensi, yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar x saja. 2. Fosforisensi, pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun radiasi sinar x sudah dimatikan (after glow). 19

6 f. Ionisasi Efek primer dari sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat menimbulkan ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut. g. Efek biologi Sinar x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek biologi ini yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi. (Sjahrial Rasad, 2005). 2.2 PEMBANGKIT SINAR X Pada saat ini terdapat cukup banyak peralatan yang digunakan sebagai pembangkit radiasi sinar-x. Akan tetapi dalam bagian ini hanya dapat akan dibahas pembangkit yang paling popular yaitu pesawat sinar-x atau juga sering disebut mesin Rontgen. KONSTRUKSI Gambar 2.7. Konstruksi sinar X PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL(2006) 20

7 Beberapa bagian yang paling penting adalah sebagai berikut : Filament yang terdapat pada katoda dihubungkan dengan sumber arus (ma). Katoda dihubungkan ke kutub negative dari sumber tegangan(kv). Target terletak pada anoda, yang dihubungkan ke kutub positif sumber tegangan (kv). 2.3 PRINSIP KERJA TABUNG SINAR X a) Arus listrik (ma) akan memanaskan filamen (katoda) sehingga akan terjadi awan elektron disekitar filamen (proses emisi termionik) b) Tegangan (kv) diantara katoda (negative) dan anoda (positif) akan menyebabkan elektron-elektron bergerak ke arah anoda. c) Fokus (focusing cup) berfungsi untuk mengarahkan pergerakan elektronelektron (berkas elektron) menuju target. d) Ketika berkas elektron menubruk target akan terjadi proses eksitasi pada atomatom target, sehingga akan dipancarkan sinar X karakteristik, dan pembelokan/pemantulan elektron sehingga akan dipancarkan sinar X bremstrahlung. e) Berkas sinar X yang dihasilkan, yaitu sinar X karakteristik bremstrahlung, dipancarkan keluar tabung melalui window. 2.4 PENGATURAN PESAWAT SINAR X Terdapat 2 pengaturan (adjustment) pada pesawat sinar X yaitu pengaturan arus filamen (ma) dan pengaturan tegangann diantara anoda dan katoda (kv). Pengaturan arus ma akan menyebabkan perubahan jumlah elektron yang dihasilkan filamen dan intensitas berkas elektron sehingga mempengaruhi intensitas sinar X. Semakin besar ma akan menghasilkan intensitas sinar X yang semakin besar. 21

8 Pengaturan tegangan kv akan menyebabkan perubahan gaya tarik anoda terhadap elektron sehingga kecepatan elektron menuju(menubruk) target akan berubah. Hal ini menyebabkan energi sinar X dan intensitas sinar X yang dihasilkan akan mengalami perubahan. Semakin besar kv akan menghasilkan energi dan intensitas sinar X yang semakin besar. Gambar 2.8. Spektrum sinar X yang dipancarkan PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL(2006) Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa bila arus (ma) dinaikkan (gambar kanan) maka spektrum sinar X akan semakin tinggi intensitasnya dengan puncak pada energi atau panjang gelombang yang tetap. Bila tegangan (kv) dinaikkan (gambar kiri) maka intensitas semakin tinggi dan puncaknya bergeser ke kiri, panjang gelombang mengecil atau energi membesar. 2.5 INTERAKSI SINAR-X DENGAN MATERI Beberapa peristiwa yang menyebabkan terjadinya sinar X telah dibahas pada bagian sebelum ini, sedangkan pada bagian ini akan dibahas proses atau interaksi yang terjadi bila radiasi sinar X tersebut mengenai materi. 22

9 A. Intensitas Radiasi Sinar X sebagaimana radiasi gelombang elektromagnetik yang lain memancar ke segala arah secara merata. Jumlah radiasi per satuan waktu per satuan luas (Intensitas) disuatu tempat sangat tergantung pada tiga hal yaitu jumlah radiasi yang dipancarkan oleh sumber, jarak antara tempat tersebut dan sumber radiasinya, serta medium diantaranya. Hubungan antara intensitas radiasi terhadap jarak mengikuti persamaan inverse square law (hukum kuadrat terbalik) sebagaimana berikut. I I 1 2 r = (2) r Dimana : I 1 = intensitas di titik 1 I 2 = intensitas di titik 2 r 1 = jarak antara titik 1 dan sumber r 2 = jarak antara titik 2 dan sumber Salah satu prinsip proteksi radiasi eksterna adalah menjaga jarak, semakin jauh posisi seseorang dari sumber radiasi maka intensitas radiasi yang diterimanya akan semakin kecil, mengikuti hukum kuadran terbalik diatas. B. Atenuasi Sinar X Intensitas radiasi sinar X setelah melalui bahan dengan tebal tertentu akan mengalami pelemahan atau atenuasi(lihat gambar 9) mengikuti persamaan berikut : I µ X = I 0 e.(3) Dimana I 0, I = intensitas sebelum dan sesudah menembus bahan. X = tebal bahan yang diperiksa 23

10 µ = koefisien absorbsi linier tergantung dari jenis bahan dan tenaga sumber yang digunakan. Gambar 2.9. Atenuasi intensitas radiasi setelah melalui bahan (M. Syukur, 1974) HVL (Half value layer) adalah tebal bahan yang dapat menyerap intensitas radiasi menjadi separonya, sedangkan TVL (Tenth value layer) adalah tebal bahan yang dapat menyerap intensitas radiasi menjadi seper-sepuluhnya. Gambar Kurva Intensitas radiasi setelah melalui bahan. PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL(2006) Nilai HVL dan TVL suatu bahan dapat dihitung dari koefisien serap linier (µ) nya dengan persamaan berikut : 24

11 I µ x I 0 = e.. (4) I ln = µ x. (5) I 0 1 I0 ln 2 = µ x.. (6) I 0 1 ln = µx. (7) 2 0, 693 = µx. (8) 0,693 x =, x=0.. (9) µ 0,693 HVL = ;.(10) µ 2,303 TVL =.(11) µ Contoh : Koefisien serap suatu bahan adalah 0,1386/mm. Bila bahan tersebut digunakan sebagai penahan radiasi sinar X maka tebal yang dibutuhkan untuk menurunkan intensitas radiasi dari 10 mr/jam menjadi 2,5 mr/jam adalah : HVL bahan = 0,693 / 0,1386 = 5 mm I x /I 0 = 2,5 / 10 = ¼ Tebal yang diperlukan adalah 2 x HVL = 2 x 5 mm =10 mm (satu HVL menurunkan ½ nya maka diperlukan 2 HVL untuk menurunkan ¼ nya). 25

12 Tabel 2.1 Jumlah HVL dengan jumlah I X /I 0 Jumlah HVL I x / I / / / / / 32 Dst. Tabel 2.2 Jumlah TVL dengan jumlah I X /I 0 Jumlah TVL I X / I / / / 1000 Dst C. Mekanisme Interaksi Mekanisme interaksi sinar X ketika mengenai materi adalah efek fotolistrik, efek Compton dan produksi pasangan 26

13 1. Efek fotolistrik Gambar Proses efek foto listrik PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL(2006) Dalam proses efek fotolistrik, sinar X menubruk salah satu elektron dan memberikan seluruh energinya sehingga elektron tersebut lepas dari lintasannya. Elektron yang dilepaskan dalam proses ini disebut fotoelektron, yang mempunyai energy sebesar energy sinar X yang mengenainya. 2. Hamburan Compton Gambar Proses hamburan compton PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL(2006) Dalam proses hamburan Compton, sinar X seolah-olah menubruk salah satu elektron dan kemudian terhambur kea rah yang lain. Sebagian energi sinar X 27

14 diberikan ke elektron sehingga lepas dari lintasannya, sedangkan sisanya dibawa oleh sinar X hamburan. 3. Produksi pasangan Proses produksi pasangan hanya terjadi bila energy sinar X lebih besar dari 1,02 Mev dan sinar X tersebut berhasil mendekati inti atom. Sinar X tersebut akan lenyap dan berubah menjadi sepasang elektron-positron. Positron adalah partikel yang identik dengan elektron tetapi bermuatan positif. Gambar Proses produksi pasangan PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL(2006) 2.6 PRINSIP-PRINSIP SUATU RADIOGRAFI Radiografi adalah gambaran suatu bahan (objek) pada film photografis yang dihasilkan dengan melewatkan sinar X atau sinar ɤ melalui bahan tersebut. Jadi dasar radiografi adalah mendioteksi perbedaan suatu kerapatan bahan yang digambarkan sebagai gelap dan terang pada film. Bagian gelap sesuai dengan bahan yang mempunyai kerapatan (ρ) rendah, karena mengasorbsi intensitas radiasi lebih sedikit dari kerapatan yang tinggi. 28

15 A. Kualitas radiografi Kualitas radiografi adalah kemampuan radiografi dalam memberikan informasi yang jelas mengenai objek atau organ yang diperiksa. Kualitas radiografi ditentukan oleh beberapa komponen antara lain: densitas, kontras, ketajaman, dan detail Kualitas radiografi meliputi, sebagai berikut : 1. Densitas Gambaran hitam pada hasil radiografi ditetapkan sebagai densitas. Hasil densitas yang semakin baik terdapat pada area yang dimana sinar-x ditangkap oleh film dan dikonversikan ke warna hitam, silver metalik. Karakteristik fisik bahan yang paling ditemui di x-ray imaging dibandingkan dalam tabel berikut. Tabel 2.3. Karakteristik Fisik Bahan Kontras Material Nomor Atom Efektif (Z) Density (gr/cm 3 ) Air 7,42 1,0 Otot 7,46 1,0 Lemak Udara Kalsium Iodine Barium (P. Sprawls, Ph.D, 2010) Tabel 2.4.berikut menunjukkan hubungan antara jumlah cahaya yang ditransmisikan dan densitas film dihitung. 29

16 Transmitansi (I t /I 0 ) Persen transmitansi Invers transmitansi (I 0 /I t ) Densitas film (Log(I 0 /I t )) % % % % % % % % (P. Sprawls, Ph.D, 2010) Dari gambar di atas jelas dapat kita simpulkan apabila 1.0 adalah 100% transmisi sinar X dan transmisi terbaliknya adalah 1 tercatat sebagai densitas dengan menggunakan densitometer adalah 0 dan seterusnya. 2. Kontras Yang dimaksud dengan kontras adalah perbedaan dalam densitas dibeberapa tempat pada radiografi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kontras adalah: o Relatifitas transparansi sinar-x terhadap beberapa struktur pada radiografi o Tipe film yang digunakan, o Pemerosesan film yang digunakan, o Intensfying screen, o Tegangan (kv) dan o Pemecahan sinar radiasi Tegangan yang lebih rendah menghasilkan kontras yang tinggi dan tegangan yang lebih tinggi menghasilkan kontras yang rendah. 30

17 Perbedaan derajat kehitaman dirumuskan dengan: C = D 2 D 1 (12) Dengan : C = menyatakan kontras D 2 = Densitas pada daerah ke 2 D 1 = Densitas pada daerah 1 Tabel 2.5 Efek ma, kvp & Waktu Eksposur Terhadap Densitas Film dan Kontras Densitas Film Kontras kvp Ya Ya ma Ya Tidak Waktu (s) Ya Tidak 3. Sharpness (Ketajaman gambar) Ketajaman gambar pada radiograf mengindikasikan penandaan yang tajam pada beberapa struktur yang terekam. Radiografi dikatakan memiliki ketajaman optimum apabila batas antara bayangan satu dengan bayangan lain dapat terlihat jelas. Ketidaktajaman radiografi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a) Faktor geometri Seperti yang di uraikan di atas karena bentuk sumber bukan beberapa titik tetapi mempunyai beberapa garis tengah maka sering terjadi gangguan pada bayangan sesungguhnya. Adapun gangguan pada radiografi yang disebabkan oleh faktor geometri dapat dilihat pada gambar dibawah ini. 31

18 Gambar Gangguan (P) karena sumber bukan berupa titik (M. Syukur, 1974) Dimana : F = Diameter sumber A= Jarak sumber ke film B= jarak cacat ke film P= besarnya gangguan (penumra) unsharpness Dengan menggunakan segitiga sebangun maka : P : B = F : ( A B).(13) Atau FxB P = (14) ( A B) Gangguan juga dapat ditimbulkan dari hamburan yang sampai pada film baik dari benda yang diperiksa maupun dari benda-benda lain yang berada dibelakang film. 32

19 Gangguan semacam ini dapat di atasi dengan penghalang (screen) timbal, dimuka maupun di belakan film. selain itu penghalang ini akan mempercepat terjadinya bayangan pada film karena terbentuknya elektron sekunder dari timbal setelah menerima radiasi. Gangguan ini biasa disebut ketidaktajaman (unsharpness), gangguan ini dapat di atasi dengan cara sebagai berikut : o Sumber harus sejauh mungkin dengan bahan yang diperiksa jadi sumber hampir mendekati sumber titik. o Film harus sedekat mungkin dan sejajar dengan benda yang diperiksa o Letak sumber sedemikian rupa sehingga sinar jatuh tegak lurus kepermukaan film. b) Faktor sistem perekaman bayangan c) Efek paralak, karakteristik film dan d) Faktor pergerakan 4. Detail Detail merupakan kualitas radiografi berdasarkan ketajaman dilihat dari garis luar yang membentuk gambar dan kontras antara beberapa struktur yang terekam. Jika garis luar yang membentuk gambar sangat jelas dilihat dan kejernihan detail ini dapat dikatakan bagus. Detail radiografi menggambarkan ketajaman dengan struktur-struktur terkecil dari radiografi. Faktor-faktor yang berpengaruh pada detail adalah faktor geometri antara lain ukuran focal spot, FFD (Focus Film Distance) dan FOD (film Object Distance). (M` Obrian, 2009) B. GANGGUAN PADA CITRA RADIOGRAFI b.1 Artefak Artefak merupakan suatu gangguan pada tampilan citra radiografi akibat berbagai kesalahan. Baik itu kesalahan akibat pencucian, noda pada IS, dan lain- 33

20 lain. Dalam banyak situasi artefak tidak mempengaruhi keakuratan visibilitas obyek dan diagnostik. Tapi artefak dapat mengaburkan bagian gambar atau dapat ditafsirkan sebagai fitur anatomi. Berbagai faktor yang terkait dengan setiap metode imaging dapat menyebabkan artefak gambar. b.2 Blur Summery (Kekaburan) Kekaburan mempunyai batas untuk mampu dilihat pada bayangan yang kecil. Sehingga kekaburan itu mengakibatkan keterbatasan penglihatan detil gambar. Kekaburan menurunkan penampakan struktur kecil dari kontras obyek. Dan hal ini sering terjadi pada citra medik. Bila kekaburan kecil maka obyek yang besar masih dapat kita lihat. Tetapi apabila kekaburan semakin besar maka bukan hanya obyek kecil yang tidak bisa kita lihat, obyek yang besar juga akan sulit kita amati. Gambar 2.15 bawah ini akan dapat menjelaskan kepada kita bagaimana besarnya efek kekaburan terhadap kenampakan detail atau ketajaman pada gambaran radiografi. Gambar Tingkatan efek blur pada citra medik. (A. Jauhari, 2010) Tiga Pengaruh dari Kekaburan Ada tiga pengaruh dari kekaburan, yaitu: Sebagaimana yang telah kita amati, kekaburan mengakibatkan penurunan kemampuan untuk memperlihatkan detail anatomi obyek. Padahal hal tersebut sangat penting dalam penggambaran citra medik. 34

21 Kekaburan menurunkan nilai ketajaman (sharpness) struktur dan obyek citra medik Sehingga ketidaktajaman (unsharpness) sering digunakan sebagai pengganti istilah kekaburan (blurring) b.3 Efek dari Noise Setiap kolom pada gambar di bawah ini mempunyai seri rentang kontras dari mulai yang tinggi (bagian bawah) sampai yang mempunyai kontras rendah (bagian atas). Terdapat tiga tingkatan (rendah, medium dan tinggi) noise pada ketiga kolom gambar disamping. Ingat! Efek dari noise adalah untuk menurunkan visibilitas dari obyek yang memiliki dengan kontras rendah. Gambar Tingkatan efek noise pada citra medik (A. Jauhari, 2010) Membandingkan Efek dari Noise dan Kekaburan (Blur) Baik blur maupun noise sebenarnya merupakan ciri umum unsur yang tidak diinginkan pada citra medik karena bisa menurunkan visibilitas obyek tertentu. Ilustrasi gambar dibawah menunjukka n diagram kontras-detail. Obyek dirancang menurut penurunan ukuran (detail) dari kiri ke kanan, dan menurut penurunan kontras dari bawah ke atas. Bagian yang besar dan tinggi nilai kontras obyek di 35

22 dalam wilayah kiri bawah harus terlihat sebagai gambaran umum kondisi citra medik yang semestinya. Anggaplah noise dan kekaburan (blur) adalah dua hal yang secara bersama menghasilkan tabir ketidaktampakan (curtain of invisibility)". Noise menurunkan visibilitas obyek dengan kontras rendah. Sedangkan blur menurunkan visibilitas obyek yang ukurannya kecil. Biasanya, kebanyakan obyek dengan ukuran anatomi yang kecil akan mempunyai nilai kontras yang relatif rendah dan visibilitasnya menurun karena faktor noise dan blur. Gambar Efek noise dan blur (A. Jauhari, 2010) 2.7 GRID (KISI) Grid radiografi terdiri dari serangkaian strip foil timbal(pb) yang dipisahkan oleh celah dari strip timah tersebut(lihat gambar 23). Hal ini ditemukan oleh Dr. Gustave Bucky pada tahun 1913(lihat gambar 18), dan masih merupakan cara yang paling efektif untuk menghilangkan radiasi scatter (radiasi hambur) agar tidak sampai ke film rontgen di bidang radiografi. Bahan dari grid ini dapat berupa kertas atau aluminium, tapi dalam grid modern biasanya terbuat dari serat karbon, Strip timah hitam(pb). 36

23 Radiasi primer berorientasi pada sumbu yang sama dengan strip timah dan melewati di antara strip timah tersebut untuk sampai ke film. radiasi hambur muncul dari berbagai titik dari pasien dan yang meliputi dari segala arah (multi arah), sehingga sebagian besar diserap oleh timah (grid) dan hanya sejumlah kecil sinar X yang lewat dan sampai ke film (lihat gambar 24). Gambar Dr Gustave Bucky (W. J. Blvd,2003) Grid terdiri dari atas lajur-lajur lapisan tipis timbal (Pb) atau Dapat juga dijelaskan pada saat mengambil gambar radiografi semua sinar primer jatuh pada jaringan yang tidak dapat terlewati. Beberapa sinar dapat melewati jaringan beberapa sinar terrefleksikan dalam berbagai tingkatan ketebalan jaringan dan sinar yang tertinggal terabsorbsi oleh jaringan. Sinar yang terrefleksikan menyebabkan radiasi yang terpecah. Radiasi yang terpecah tersebut jatuh ke film bersamaan dengan sinar primer menghasilkan gambar yang buram pada film. Untuk menghindari pemecahan sinar diperlukan sebuah alat yang dinamakan grid yang digunakan dalam radiografi. Penggunaan grid diperlukan untuk jaringan dengan ketebalan 11 sentimeter. Grid ditempatkan diantara bagian yang terekspose dan pada kaset. 37

24 Gambar Penyerapan Selektif Radiasi hambur oleh sebuah Grid (P. Sprawls, Ph.D, 2010) JENIS-JENIS GRID (KISI) 1. Grid diam (stationary grid atau lisholm) Grid ini mempunyai macam-macam ukuran sesuai dengan ukuran kaset. Dan grid ini bisa dibawa atau bersifat mobile. 2. Grid bergerak (moving grid atau bucky) Grid bergerak (moving grid) diciptakan oleh Dr Hollis E. Potter pada tahun 1920 dan selama bertahun-tahun, grid bergerak itu disebut grid PotterBucky. Dalam beberapa tahun terakhir nama telah disingkat menjadi grid Bucky, yang sangat disayangkan, karena nama penemu dihilangkan. Grid digerakkan untuk mengaburkan bayangan strip timah hitam (lajur grid) Biasanya grid ini di gerakkan oleh motor yang berada dibawah meja pemeriksaan atau tepatnya terletak diatas film(gambar 20). sehingga disaat 38

25 exposure dengan cepat grid bergerak sehingga pada hasil gambar radiografi strip tidak lagi terlihat (gambar 21) Gambar Grid berkgerak (Bucky) (D. Ogilvie, 2007) Adapun perbedaan hasil radiografi dengan menggunakan radiografi dengan grid dan grid bergerak terlihat pada gambar dibawah ini : Gambar Hasil radiografi grid diam(kiri) dan grid bergerak (kanan) (Gyunggi-Do, 2010) Sebuah grid tersusun atas strip dan materi radiotransparen seperti kayu atau aluminium teratur pada saat focal spot diposisikan tepat ditengah grid, strip pada grid disejajarkan dengan tumbukan primer. Contoh familiar alat yang dapat kita temui adalah grid yang dapat bergerak yaitu Potter-Bucky Diafragma (atau Bucky ). Grid ini tetap bergerak selama waktu terjadinya pemaparan sinar. Pada 39

26 saat grid yang tidak bergerak digunakan strip pada grid akan tergambar pada radiografi. Untuk menghindari hasil dari strip ini maka digunakan strip yang bergerak. Gambar Gambar susunan lempeng(pb) (UPSTATE Medical University, 2010) Grid Ratio Grid ratio adalah perbandingan antara tinggi lempengan timbal dengan jarak antara lempeng. h Grid ratio = (15) D Semakin tinggi grid ratio semakin banyak hamburan yang diserap oleh grid, faktor eksposi yang digunakan semakin besar. Grid dengan ratio 8:1 atau 10:1 grid sering digunakan di dalam pemeriksaan thorak dsb. Grid ratio 5:1 akan menyerap radiasi 85% di mana grid ratio 16:1penyerapan radiasi sebesar 97%. 40

27 Rasio grid didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi dari strip dengan jarak seperti pada gambar dibawah ini. Gambar Karakteristik grid (UPSTATE Medical University, 2010) Atau, Grid 1 frekuensi = t + D (16) Cara kerja grid (kisi) : Grid digunakan untuk meningkatkan kontras dengan menyerap radiasi sekunder sebelum mencapai film. grid ideal akan menyerap semua radiasi sekunder dan bukan radiasi primer. Itu akan memberikan kontras film maksimum tanpa peningkatan yang tidak perlu dalam eksposur pasien. Kontruksi grid dirancang sedemikian rupa agar dapat menyekat radiasi hambur yang menuju ke film. Adapun prinsip kontruksinya adalah sebagai berikut : 41

28 Hamburan akan diserap oleh lempengan timbal,sinar akan dilewatkan oleh lempengan timbal tersebut. Diantara beberapa lempengan timbal tersebut terdapat jarak ( interspace = D ) dan juga terdapat tinggi lempeng timbal tersebut ( tinggi lead strip = h ) seperti pada gambar Sebagai sinar X (a=radiasi primer) akan tersebar ke segala arah pada waktu mengenai suatu benda.(lihat gambar 2.24). Sinar tersebar ini dinamakan sinar hambur (radiasi sekunder atau scatter radiation). Dari gambar dibawah ini dapat di lihat bahwa radiasi sekunder bisa menimbulkan gangguan sehingga berpengaruh kepada hasil radiografi dikarenakan adanya pantulan dari objek (benda) yang dilalui oleh sinar-x.. Sinar hambur ini harus ditiadakan dengan menggunakan grid Gambar Peletakan dan fungsi grid (H. Aichinger, 2004) a = radiasi primer b = radiasi hambur 42

29 Dari susunannya dibagi dalam : Linier : Jalur lempeng (Pb) yang satu dengan yang lain sejajar (lihat gambar 2.27). Focused : Jalur lempeng (Pb) berangsur tambah miring dari pusat ke tepi, disusun oleh sedemikian rupa mengikuti arah sinar Crosed grid : Dua grid diletakkan satu atas yang lain (bersilang), crossed grid sebagian pusat sinar X terus tepat ditengah grid. Grid linier strip atau susunan grid linier mengarah sejajar satu sama lain dalam sumbu longitudinal (gambar 2.27). Keunggulan utama grid ini adalah susunan strip timah hitamnya memungkinkan kita untuk sudut tabung x-ray sepanjang grid tanpa kehilangan radiasi primer dari grid cutoof. (lihat gambar 2.25). Cutoff Grid adalah hilangnya berkas radiasi primer karena ketidaktepatan angulasi antara tube dan strip timah dan menimbulkan perbesaran strip pada gambar rontgen seperti terlihat pada gambar Gambar Grid Cut off (Meredith.W.J., and Massey 1986) Dan macam-macam grid cut off pada hasil gambaran radiografi di gambar kan sebagai berikut : 43

30 Gambar Bayangan cut off pada film karena penyudutan tabung sinar x (Gyunggi-Do, 2010) Gambar Grid linier (Meredith.W.J., and Massey 1986) Jadi grid(kisi) yang memenuhi syarat adalah: 1) Dapat menyerap sinar hambur % 2) Dapat menyerap sinar primer 10-15% 3) Dapat menaikkan kontras Dari pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa semakin besar daya grid menyerap radiasi hambur maka semakin baik pula radiografi yang dihasilkan. Penambahan kontras dapat di ukur dengan faktor perbaikan kontras (K), dengan K = kontras Sinar X dengan grid kontras sin ar X non grid 44

31 Tabel 2.6. Dibawah ini bisa kita liat tabel faktor perbaikan kontras (K), sebagai berikut Faktor perbaikan Grid Lead content/isi timah hitam Grid Ratio kontras no. (mg/cm 2 ) (K) x 3.1 * x 7 * NB : * Crossed grid 2.8 FILM DAN JENIS JENIS FILM YANG DIGUNAKAN UNTUK PENCATATAN BAYANGAN RADIOGRAFI Film berfungsi untuk mencatat bayangan pada gambaran radiografi. Film ini terdiri dari beberapa lapisan yang di antaranya : a. Supercoat : Untuk melindungi emulsi film b. Emulsi film : Emulsi silver-bromideyang terdiri atas AgBr, AgCI, dan AgJ. Tebal emulsi ini adalah 0,001 inc (0,0025cm). 45

32 c. Substratum berfungsi sebagai perekat antara emulsi ke alas film d. Alas film (Film base) : Terdiri atas polyester base (gambar 2.28). Gambar Lapisan film (N. Oldnall, 2000) 2.9 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHITAMAN FILM Kehitaman (density) tergantung pada jumlah radiasi yang diserap oleh emulsi film. Jumlah radiasi ini tergantung dari kekuatan sumber, bagian radiasi yang menembus benda dan penghalang yang mungkin depergunakan. Jumlah radiasi yang dipancarkan oleh sinar X tergantung dari arus, tegangan yang dipakai dan lamanya penyinaran. Apabila arus yang dirubah sedang tegangan tetap dan waktu tetap maka intensitas akan sebanding dengan arus (miliampere) dan tak ada penambahan panjang gelombang (gambar 2.29). Gambar Efek perubahan miliampere pada intensitas 1. Miliampere rendah (M. Syukur, 1974) 2. Miliampere tinggi 46

33 Jadi tidak ada penambahan daya tembusnya. Berbeda dengan gambar dibawah ini yang menunjukkan tentang perubahan panjang gelombang. Gambar Efek perubahan tegangan pada tabung sinar X (M. Syukur, 1974) 1. Tegangan rendah 2. Tegangan tinggi 3. Penambahan λ Pada gambar di atas dapat kita simpulkan jika arus tetap dan tegangan dirobah maka tidak hanya intensitas yang berubah tetapi juga kualitasnya. Pada waktu tegangan dan dinaikkan akan terjadi penambahan panjang gelombang seperti pada daerah yang di arsir (3), maka daya tembusnya bertambah. Penyinaran (Exposure) pada sinar X dapat dirumuskan sebagai berikut : E = M x t... (17) Dimana : E = Penyinaran (exposure) M = Miliampere (aktifitas) t = Waktu penyinaran 47

34 Bila jarak berubah maka jumlah radiasi yang dipancarkan sebanding terbalik dengan kwadrat jaraknya, atau dapat dirumuskan sebagai berikut : E = Mxt d 2 (18) dimana : d = jarak sumber ke film jadi exposure dapat ditentukan dari ketiga variable diatas SIFAT-SIFAT FILM RADIOGRAFI Film yang digunakan untuk radiografi terdiri dari emulsi perak halida yang diletakkan di atas gelatin dan dilapisi oleh tin yang transparan untuk memberikan kecepatan dan kekontrasan yang optimal. Emulsi ini sensitif terhadap sinar X,ɤ, cahaya dan lain-lain. Bila salah satu radiasi ini mengenai emulsi itu, maka terjadi bayangan latent. Perubahan ini tak dapat dideteksi secara fisis tetapi bila film yang sudah teradiasi itu dicelupkan ke larutan developer, maka terjadi reaksi yang menyebabkan logam perak menjadi hitam. Perak yang mengendap dalam glatine inilah yang menimbulkan bayangan. Jenis-jenis film rontgen adalah sebagai berikut : 1. Screen film : Film yang dalam penggunaannya selalu menggunakan intensifying screen. 2. Non-Screen film : Film yang penggunaannya tanpa intensifying screen seperti : Film gigi, (dental film), mammographyc film. 3. Menurut sensifitasnya film juga dibagi atas Blue sensitive dan Green sensitive Ada tiga golongan film menurut kepekaannya terhadap macam-macam warna cahaya diantaranya : a) Orthochromatic film 48

35 Yaitu jenis film yang memiliki kepekaan terhadap warna hijau sampai violet, jenis ini digunakan untuk film green sensitive pada pemeriksaan radiografi. b) Monochromatic film Yaitu jenis film yang memiliki kepekaan terhadap satu jenis warna, yaitu warna biru saja. Jenis ini biasanya digunakan untuk film x ray blue sensitive. c) Panchromatic film Yaitu jenis film yang memiliki kepekaan terhadap semua warna pencahayaan. Jenis ini digunakan dalam film fotografi DAERAH KERJA FILM Untuk mendapatkan kekontrasan yang baik maka suatu film perlu ditentukan daerah kerjanya. Daerah ini dapat ditentukan dengan membuat grafik antara E, D dimana D adalah densitas film dan E adalah exposure (penyinaran). Densitas film adalah ukuran kegelapan suatu film, makin besar ukuran butir perak persatuan luas pada film tersebut makin gelap. Makin gelap film tersebut makin tinggi densitasnya. Density (D) didefenisikan sebagai perbandingan log intensitas cahaya datang sebelum dan sesudah melewati film (gambar 2.31) dan dapat dirumuskan sebagai berikut : I D = log 0..(19) I 1 Dimana : I 0 = intensitas cahaya sebelum jatuh ke film I 1 = intensitas cahaya sesudah jatuh ke film 49

36 Gambar Density (D) didefenisikan sebagai perbandingan log intensitas cahaya datang sebelum dan sesudah melewati film. (N. Oldnall, 2000) Density (D) ini terdiri dari 2 komponen yaitu : 1. Fog density (D 0 ) yaitu kegelapan yang memang sudah ada pada film. Jadi dapat disamakan dengan backgraund. 2. Density D 1, kegelapan karena penyerapan sinar X oleh emulsi film Maka emulsi dapat ditulis sebagai berikut : D = D 0 + D 1 (20) Grafik antara E dan D biasanya disebut juga dengan kurva karakteristik film seperti terlukis pada gambar dibawah ini : 50

37 Gambar Kurva karakteristik film. (N. Oldnall, 2000) Density film karena radiasi menuruti hubungan berikut P D = C1x I x t..(21) Dimana, C = suatu faktor yang tergantung dari tenaga sinar datang dan macam film yang dipakai I = Intensitas sinar datang t = lamanya film disinari (waktu exposure) p = index yang berhubungan dengan sensitivitas dari film terhadap radiasi yang diterima karena daerah kerja film terletak pada garis yang linear, maka rumus yang diatas menjadi : D 1 = C I t.(22) Koefisien arah dari tiap-tiap titik pada grafik disebut kekontrasan dari film tersebut dan dinyatakan sebagai 51

38 D D tgα = = (23) log exp osure log t Dalam radiografi t ditentukan dengan meradiasi bahan yang akan diperksa pada ketebalan yang berbeda-beda dengan suatu jarak tertentu dan waktu yang berbedabeda PROSES PENCUCIANN FILM Ada dua cara yang digunakan untuk memprocessing film, yaitu : 1. Secara manual Yaitu cara memprocessing film dengan menggunakan tenaga manusia. Pada cara manual ini terdiri dari beberapa tahap yaitu : a. Tahap developing Fungsinya untuk membangkitkan bayangan laten menjadi banyangan tampak pada daerah yang terkena exposi b. Tahap pembilasan (rinshing) Fungsinya agar sisa-sisa larutan developer yang melekat pada film tidak masuk ke dalam fixer c. Tahap penetapan (fixer) Ini bertujuan untuk menetapkan gambaran yang terbentuk pada film d. Tahap pembersihan (washing) Fungsinya membersihkan sisa-sisa larutan fixer pada film yang dapat mempengaruhi hasil gambaran. e. Tahap pengeringan Merupakan tahap akhir dari processing yaitu pengeringan film. 52

39 Gambar Manual processing (M. Syukur, 1974) 2. Secara otomatis Yaitu cara memprocessing film dengan menggunakan processing film yang dapat bekerja secara otomatis (menggunakan mesin) a. Film feeding system (tempat pemasukan film) b. Roller trasport, adalah alat yang menjalankan/ menggerakkan film dengan kecepatan konstan yang digerakkan oleh motor. c. Water system, fungsinya untuk mencuci film sebagai stabilizer temperatur developer. d. Developer recirculatory system, berfungsi untuk mengaduk penambahan replenisher, agitasi dan memlihara kesamaan temperatur. e. Fixer recirculatory system. f. Replenaishment system, berfungsi sebagai penambah larutan developer dan fixer yang dipompakan secara otomatis kedalam mesin bila volume developer dan fixer berkurang. g. Air circulation system, merupakan pemanas udara (pengering) yang mempunyai suhu (Sjahriar Rasad, 2005) 53

40 Gambar tahapan pencucian pada automatic processing. (N. Oldnall, 2000) 2.13 GRAFIK EXPOSURE Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya penyinaran adalah : 1. Jenis sumber yaitu tegangan (tenaga) dan arus (aktivitas) 2. Jarak sumber ke film 3. Jenis benda dan tebalnya 4. Densitas yang diinginkan 5. Jenis film 6. Proses pencucian Disini kita dapat membahas grafik exposure yang menunjukkan hubungan antara tebal bahan, tenaga yang dipakai dan lamanya exposure. Grafik ini digunakan untuk menentukan waktu penyinaran (exposure) dari bahan dasar yang uniform. Grafik ini dapat dilihat pada gambar 2.35 dibawah ini. 54

41 Gambar Grafik umum penentuan waktu exposure (M. Syukur, 1974) Pada sinar X biasanya grafik ini biasanya sudah dibuat dari pabrik yang mengeluarkannya, karena itu grafik ini berbeda untuk tipe pembangkit sinar X (pesawat sinar X) yang lain. Dalam laboratorium grafik ini sering dibuat lagi untuk sinar X maupun sinar ɤ, karena film yang dipakai berlainan dengan film yang dicantumkan dari pabrik dan juga karena film juga mendekati masa berlakunya atau penyimpanannya kurang sempurna PEMBUATAN GRAFIK EXPOSURE Karena λ pada sinar X dapat diatur maka pembuatan grafik exposure untuk sinar X dan sinra ɤ berbeda. Pada pembuatan grafik harus dicantumkan jarak dari sumber ke film yang dipakai. PEMBUATAN GRAFIK EXPOSURE UNTUK SINAR X Ada beberapa cara pembuatan grafik exposure untuk sinar X tetapi yang dibahas hanya berdasarkan hukum pelemahan 55

42 HUKUM PELEMAHAN Hukum pelemahan adalah I µ X = I 0 e (24) I t = I. µ X 0 e.(25) Dimana t adalah waktu penyinaran, sehingga I t sama dengan exposure (E). jadi persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut : ln E 0 = ln E + µ x.(26) Yang berlaku untuk satu tegangan. Untuk suatu tegangan intensitas radiasi yang dipancarkan sebanding dengan arus filamen. Jadi grafiknya adalah antara log miliamper-menit terhadap tebal : Grafik linier. Bila tegangan dinaikkan maka µ makin kecil dan kemiringan garis bertambah. Cara melakukan percobaan adalah dengan menggunakan stepwedge atau bahan yang tebalnya berbeda di radiografi dengan dua waktu penyinaran yang berbeda dan masing-masing dengan tegangan yang berbeda, tetapi jarak sumber ke film tetap. Setelah film dicuci film diukur densitasnya untuk setiap ketebalan densitometer. Pembacaan densitas ini digambarkan terhadap ketebalan untuk tiap exposure, lihat gambar dibawah ini. 56

43 Gambar Grafik antara tebal bahan dan densitas film untuk 2 tegangan yang berbeda dengan exposure yang berbeda. (M. Syukur,1974) Pilih density 2 atau density yang sesuai pada film yang digunakan. Kemudian exposure (mam) digambarkan terhadap ketebalan pada kertas semilog. Masingmasing grafik diperoleh dari 2 titik dengan tegangan yang sama. Untuk memperoleh grafik exposure yang lain harus digunakan tegangan yang lain pula. Gambar Grafik exposure untuk dua tegangan dalam kontras semi log (M. Syukur,1974) 57

44 2.15 HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN SUMBER, WAKTU DAN JARAK Dari grafik exposure tampak bahwa untuk suatu sumber radiasi ada 4 faktor yang menentukan exposure yaitu : miliampere (ma), waktu (t), dan jarak. Hubungan ketiga variable ini dapat dilihat dari persamaan berikut, yaitu : M t E = (27) 2 d Karena density film dipilih tetap maka E akan tetap untuk setiap perubahan M, t dan d. sehingga E 1 = E 2. Jadi ada 3 hubungan yaitu : 1. M 1 = M 2 d d t t 1 2 d = d t t 1 2 M = M 2 1 Dari hubungan diatas jelas bahwa walaupun grafik exposure hanya berlaku untuk suatu jarak tertentu tetapi dapat digunakan juga untuk jarak yang lain KEPEKAAN Tidak semua ukuran cacad dapat terlihat pada film, jadi radiografi mepunyai batas kepeakaan atau kemampuan pemberian informasi pada film radioggrafi. Kepekaan dalam radiografi dilakukan dengan jalan memilih sumber radiasi atau film yang dipakai. Untuk pemilihan tinggal memilih ukuran perak yang halus sedang untuk pemilihan tenaga radiasi dilakukan sebagai berikut : Menurut hukum pelemahan, 58

45 I 1 = I 0 e µ x untuk jelasnya lihat gambar dibawah ini Gambar Intensitas setelah menembus bahan dengan cacad (M. Syukur,1974) I 0 = Intensitas sinar datang I 1 = Intensitas setelah menembus bahan tanpa cacad I 2 = Intensitas setelah menembus bahan dengan cacad I 2 = I 0 e ( X X ) ( µ + µ 1 X ) (28) Dimana : µ 1 = koefisien absorbsi linier cacad X = tebal cacad Cacad tersebut akan terlihat bila ada perbedaan antara I 1 dan I 2, atau I I = e 2 ( µ µ 1) X 1...(29) 59

46 Jadi I 2 harus lebih besar dari I 1. Dari defenisi density film didapat I I 2 1 D 2 1 =...(30) D 1 D D 0 Dari perobahan 29 dan 30 diperoleh : D D D 2 0 ( µ µ 1) X 1 D 0 = e.(31) Atau D2 D0 = ( D1 D0 ) e ( µ µ 1) X (32) ( µ µ 1) X D = D2 D1 = ( D1 D0 )( e 1).(33) D ln( D D + 1) ln( k + 1) 1 0 X min = = (34) µ µ 1 µ µ 1 D Dimana k = =. konstan (35) D1 D0 min Untuk mata normal k min = 0,02 dan cacad biasanya berisi udara atau hampa, jadi µ 1 = 0. X = ln 1,02 min µ..(36) Maka dapat dilihat bahwa makin kecil tenaga sumber makin besar µ maka radiografinya makin peka artinya makin kecil cacat yang dilihat. 60

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 SINAR- X Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik didefenisikan sebagai sesuatu gelombang yang terdiri atas gelombang listrik dan gelombang magnit. Pada gambar 2.1 berikut ditunjukkan

Lebih terperinci

PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL

PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL PENGARUH GRID(KISI) LINIER TERHADAP KETAJAMAN DAN DENSITAS GAMBAR FILM RONTGEN PADA PEMOTOAN SCHEDEL LATERAL SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar sarjana sains SURYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Prinsip Kerja Sinar-X Tabung yang digunakan adalah tabung vakum yang di dalamnya terdapat 2 elektroda yaitu anoda dan katoda. Katoda/filamen tabung Roentgen dihubungkan ke

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1.Dasar dasar Fisika sinar-x Sinar-X atau sinar Rontgen ditemukan oleh W.C.Rontgen pada tahun 1895 merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang sangat pendek (

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Kamar Gelap Dalam proses radiografi processing room atau kamar gelap merupakan salah satu pendukung penting dalam menunjang keberhasilan pemotretan. Disebabkan karena dalam

Lebih terperinci

PENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY

PENGARUH RADIASI HAMBUR TERHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KETEBALAN OBYEK DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY PNGARUH RADIASI HAMBUR TRHADAP KONTRAS RADIOGRAFI AKIBAT VARIASI KTBALAN OBYK DAN LUAS LAPANGAN PNYINARAN MUHAMMAD SYARIF BODDY KONSNTRASI FISIKA MDIK, JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATMATIKA DAN ILMU PNGTAHUAN

Lebih terperinci

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ). PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI ANALISIS KUALITAS RADIOGRAFI PADA OBJEK BERGERAK DAN OBJEK TIDAK BERGERAK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI EKSPOSE SKRIPSI JUWAIRIAH NIM : 110821007 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

DASAR-DASAR RADIOLOGI

DASAR-DASAR RADIOLOGI DENTAL RADIOGRAFI Prinsip dan Teknik BAB 1 DASAR-DASAR RADIOLOGI 1.1. SEJARAH S inar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Roentgen, seorang professor fisika dari Universitas Wurzburg, Jerman. Saat itu ia melihat

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX

ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX Youngster Physics Journal ISSN : 3-737 Vol. 4, No., Januari 5, Hal 33-38 ANALISA PENGARUH GRID RASIO DAN FAKTOR EKSPOSI TERHADAP GAMBARAN RADIOGRAFI PHANTOM THORAX Aulia Narindra Mukhtar dan Heri Sutanto

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Sejarah Penemuan Sinar-X Sinar-X ditemukan pertama kali oleh fisikawan berkebangsaan Jerman Wilhelm C. Rontgen pada tanggal 8 November 1895. Pada saat Rontgen menyalakan sumber

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembentukan Gambar Radiografi Menurut ( carlton 2001 ) Salah satu dari faktor penting sinar-x adalah bahwa sinar-x dapat menembus bahan, tetapi hanya yang benar-benar sinar-x

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sinar X (sinar Rontgen) Sinar X ditemukan oleh seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman bernama Wilhelm Conrad Rontgen pada tahun 1895, sewaktu melakukan eksperimen dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI. Universitas Sumatera Utara 4 BAB II DASAR TEORI.1 Mekanisme Penyinaran Sinar-X Sinar-X yang dipancarkan dari sistem pembangkit sinar-x merupakan pancaran foton dari interaksi elektron dengan inti atom di anoda. Pancaran foton tiap

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN TUGAS... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR

Lebih terperinci

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi VII. PELURUHAN GAMMA Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi 7.1. PELURUHAN GAMMA TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mempelajari Sub-pokok

Lebih terperinci

12/03/2015 SEKILAS SEJARAH. PERTEMUAN KE-3 PEMBENTUKAN DAN PENDETEKSIAN SINAR-X Nurun Nayiroh, M.Si TABUNG SINAR-X SKEMA TABUNG SINAR-X

12/03/2015 SEKILAS SEJARAH. PERTEMUAN KE-3 PEMBENTUKAN DAN PENDETEKSIAN SINAR-X Nurun Nayiroh, M.Si TABUNG SINAR-X SKEMA TABUNG SINAR-X MK DIFRAKSI SINAR-X SEKILAS SEJARAH PERTEMUAN KE-3 PEMBENTUKAN DAN PENDETEKSIAN SINAR-X Nurun Nayiroh, M.Si William Roentgen menemukan sinar-x yang memiliki sifat: 1. Merambat dengan lintasan lurus 2.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mekanisme Penyinaran Sinar-X

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mekanisme Penyinaran Sinar-X BAB II DASAR TEORI 2.1 Mekanisme Penyinaran Sinar-X Sinar-X yang dipancarkan dari sistem pembangkit sinar-x merupakan pancaran foton dari atom. Pancaran foton tiap satuan luas disebut penyinaran. Foton-foton

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh. 1. Pendahuluan Sinar X adalah jenis gelombang elektromagnetik. Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895, ia menemukan secara tidak sengaja sebuah gambar asing dari generator

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH ph TERHADAP PERUBAHAN NILAI DENSITAS OPTIK (OPTICAL DENSITY) PADA FILM DENGAN VARIASI JENIS DEVELOPER

ANALISA PENGARUH ph TERHADAP PERUBAHAN NILAI DENSITAS OPTIK (OPTICAL DENSITY) PADA FILM DENGAN VARIASI JENIS DEVELOPER Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 4, No. 1, Januari 2015, Hal 73-78 ANALISA PENGARUH ph TERHADAP PERUBAHAN NILAI DENSITAS OPTIK (OPTICAL DENSITY) PADA FILM DENGAN VARIASI JENIS DEVELOPER

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sinar-X Sinar-X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, cahaya tampak (visible light) dan sinar ultraviolet, tetapi dengan panjang

Lebih terperinci

Fisika Modern (Teori Atom)

Fisika Modern (Teori Atom) Fisika Modern (Teori Atom) 13:05:05 Sifat-Sifat Atom Atom stabil adalah atom yang memiliki muatan listrik netral. Atom memiliki sifat kimia yang memungkinkan terjadinya ikatan antar atom. Atom memancarkan

Lebih terperinci

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER)

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) Oleh: Kusnanto Mukti / M0209031 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012 I. Pendahuluan

Lebih terperinci

Sinar X. (Diajukan Guna Memenuhi Tugas Fisika Modern) Oleh :

Sinar X. (Diajukan Guna Memenuhi Tugas Fisika Modern) Oleh : Sinar X (Diajukan Guna Memenuhi Tugas Fisika Modern) Oleh : Nur Izzati R. (120210102026) Nanda Nurarivikka F. (120210102029) Novida Ismiazizah (120210102090) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF Setiyono 1, M. Azam 2 dan Evi Setiyawati 2 1. RSUD 2. Jurusan Fisika, Universitas Diponegoro Semarang Abstract The study of influence

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF

KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 12., No.1, Januari 2009, hal 1-5 KAJIAN PENGARUH WARNA DAN JARAK LAMPU PENGAMAN TERHADAP HASIL RADIOGRAF Setiyono 1, M. Azam 2 dan Evi Setiyawati 2 1. RSUD 2. Jurusan

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id SINAR KATODE Penemuan sinar katode telah menginspirasi penemuan sinar-x dan radioaktivitas Sinar katode ditemukan oleh J.J Thomson

Lebih terperinci

PELURUHAN SINAR GAMMA

PELURUHAN SINAR GAMMA PELURUHAN SINAR GAMMA Pendahuluan Radioaktivitas disebut juga peluruhan radioaktif, yaitu peristiwa terurainya beberapa inti atom tertentu secara spontan yang diikuti dengan pancaran partikel alfa (inti

Lebih terperinci

FISIKA ATOM & RADIASI

FISIKA ATOM & RADIASI FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),

Lebih terperinci

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 UJI COBA MATA PELAJARAN KELAS/PROGRAM ISIKA SMA www.rizky-catatanku.blogspot.com PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 : FISIKA : XII (Dua belas )/IPA HARI/TANGGAL :.2012

Lebih terperinci

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1.

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Hasil perhitungan klasik ini dikenal sebagai Hukum Rayleigh-

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar-

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar- BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan teknologi sangat cepat pertumbuhannya dari suatu negara, perkembangan tersebut hampir menyeluruh disegala bidang terutama dibidang kelistrikan. Sejak berkembangnya

Lebih terperinci

PENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33

PENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33 PENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN AUTOMATIC X-RAY FILM PROCESSOR MODEL JP-33 Zoucella Andre Afani 1, Ni Nyoman Rupiasih 1* 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! SOAL UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! 2 cm 3 cm 0 5 10 Dari gambar dapat disimpulkan bahwa diameter

Lebih terperinci

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N 1. Sebuah lempeng besi tipis, tebalnya diukur dengan menggunakan mikrometer skrup. Skala bacaan hasil pengukurannya ditunjukkan pada gambar berikut. Hasilnya adalah... A. 3,11 mm B. 3,15 mm C. 3,61 mm

Lebih terperinci

PENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI. Evi Yusita Nim

PENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI. Evi Yusita Nim PENGUJIAN LINIERITAS KELUARAN PEMBANGKIT ARUS SINAR X MENGGUNAKAN STEPWEDGE SKRIPSI Evi Yusita Nim. 080921004 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 (50 MENIT)

PERTEMUAN KE 3 (50 MENIT) PERTEMUAN KE 3 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan faktor faktor pembentuk dalam radiografi POKOK BAHASAN : Faktor faktor pembentuk radiografi Sub pokok bahasan : 1. Interaksi antara sinar

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONSUL UNTUK OPERATOR PADA PEREKAYASAAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI

PERANCANGAN KONSUL UNTUK OPERATOR PADA PEREKAYASAAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI PERANCANGAN KONSUL UNTUK OPERATOR PADA PEREKAYASAAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI Rahmat, Budi Santoso, Kristiyanti Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir-BATAN ABSTRAK PERANCANGAN KONSUL UNTUK OPERATOR PADA PEREKAYASAAN

Lebih terperinci

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1 Diameter maksimum dari pengukuran benda di atas adalah. A. 2,199 cm B. 2,275 cm C. 2,285 cm D. 2,320 cm E. 2,375 cm 2.

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id APA ITU KIMIA INTI? Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi

Lebih terperinci

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT FISIKA MODERN Radiasi Benda Hitam 1. Suatu benda hitam pada suhu 27 0 C memancarkan energi sekitar 100 J/s. Benda hitam tersebut dipanasi sehingga suhunya menjadi 327 0 C.

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA

Mata Pelajaran : FISIKA Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB XIV ARUS BOLAK BALIK Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Fisika Kuantum - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0799 Version: 2012-09 halaman 1 01. Daya radiasi benda hitam pada suhu T 1 besarnya 4 kali daya radiasi pada suhu To, maka T 1

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN TEORI FOTON Gelombang Elektromagnetik termasuk cahaya memiliki dwi-sifat (Dualisme)

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR

PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR PENGARUH JARAK TABUNG SINAR-X DENGAN FILM TERHADAP KESESUAIAN BERKAS RADIASI PADA PESAWAT X-RAY SIMULATOR DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Feni Fitriyani 1, Suharyana 1, Muhtarom 2

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4 (50 MENIT)

PERTEMUAN KE 4 (50 MENIT) PERTEMUAN KE 4 (50 MENIT) TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS : Menjelaskan pengambilan gambar, pencucian film dan pengendalian mutu film radiografi POKOK BAHASAN : Pengambilan gambar, pencucian film dan pengendalian

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus

Lebih terperinci

XV. PENDAHULUAN FISIKA MODERN

XV. PENDAHULUAN FISIKA MODERN XV - 1 XV. PENDAHULUAN FISIKA MODERN 15.1 Pendahuluan. Pada akhir abad ke-xix dan awal abad ke-xx semakin jelas bahwa fisika (konsepkonsep fisika) memerlukan revisi atau perubahan/penyempurnaan. Hal ini

Lebih terperinci

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

D. 80,28 cm² E. 80,80cm² 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

PENGARUH LINEARITAS DAN RESIPROSITAS mas TERHADAP INTENSITAS RADIASI PADA PESAWAT SINAR-X MERK SAMSUNG

PENGARUH LINEARITAS DAN RESIPROSITAS mas TERHADAP INTENSITAS RADIASI PADA PESAWAT SINAR-X MERK SAMSUNG PENGARUH LINEARITAS DAN RESIPROSITAS mas TERHADAP INTENSITAS RADIASI PADA PESAWAT SINAR-X MERK SAMSUNG Ahmad Faesol, Yusron Adi Utomo Universitas Aisyiyah Yogyakarta Email : yusronadi17@gmail.com Abstract:

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A PREDIKSI 7 1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A B C D E 2. Pak Pos mengendarai sepeda motor ke utara dengan jarak 8 km, kemudian

Lebih terperinci

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL

BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL BAB II PENGUJIAN-PENGUJIAN PADA MATERIAL Kekerasan Sifat kekerasan sulit untuk didefinisikan kecuali dalam hubungan dengan uji tertentu yang digunakan untuk menentukan harganya. Harap diperhatikan bahwa

Lebih terperinci

UJI HASIL KINERJA MESIN PENGOLAH FILM OTOMATIS MINI MEDICAL

UJI HASIL KINERJA MESIN PENGOLAH FILM OTOMATIS MINI MEDICAL UJI HASIL KINERJA MESIN PENGOLAH FILM OTOMATIS MINI MEDICAL Oky Didik Raharjo, Much.Azam, Ngurah Ayu Ketut Umiati Jurusan Fisika Undip ABSTRACT Have been researched result test of Mini Medical automatic

Lebih terperinci

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi yang lebih tinggi dari sinar alpha. Partikel sinar beta memiliki massa yang lebih ringan dibandingkan partikel alpha. Sinar β merupakan

Lebih terperinci

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional 1 Pokok Bahasan STRUKTUR ATOM DAN INTI ATOM A. Struktur Atom B. Inti Atom PELURUHAN RADIOAKTIF A. Jenis Peluruhan B. Aktivitas Radiasi C. Waktu

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

Pengaruh Faktor Eksposi dengan Ketebalan Objek pada Pemeriksaan Foto Thorax Terhadap Gambaran Radiografi

Pengaruh Faktor Eksposi dengan Ketebalan Objek pada Pemeriksaan Foto Thorax Terhadap Gambaran Radiografi Pengaruh Faktor Eksposi dengan Ketebalan Objek pada Pemeriksaan Foto Thorax Terhadap Gambaran Radiografi Ayu Wita Sari 1* dan Enggel Fransiska 2 Intisari Telah dilakukan penelitian tentang hubungan faktor

Lebih terperinci

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN

STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol 10, No.4, Oktober 2007 hal. 187-192 STUDI RADIOGRAFI MAKRO DENGAN VARIASI JARAK SUMBER SINAR-BAYANGAN (SID) DAN UKURAN FOKUS TERHADAP PEMBESARAN BAYANGAN Nanang Suriansyah

Lebih terperinci

ALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)

ALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021) ALAT UKUR RADIASI Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta 10350 Telepon : (021) 230 1266 Radiasi Nuklir Secara umum dapat dikategorikan menjadi: Partikel bermuatan Proton Sinar alpha

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI. Ghita Hadi Hollanda, drg

RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI. Ghita Hadi Hollanda, drg RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI Ghita Hadi Hollanda, drg Pokok Bahasan Dental X-ray Machine Film Dental Prosesing Film Radiologi Kedokteran Gigi Ilmu yang mempelajari penggunaan radiasi, terjadinya sinar x,

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 9 JAKARTA Jl. RA Fadillah Cijantung Jakarta Timur Telp. 840078, Fax 87794718 REMEDIAL ULANGAN TENGAH SEMESTER

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Fisika EBTANAS Tahun 1996 Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Elektromagnet - - GELOMBANG ELEKTROMAGNET - G ELO MB ANG ELEK TRO M AG NETIK Interferensi Pada

Lebih terperinci

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 204/205 Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII / IPA Paket : 0 Hari / Tanggal

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1995

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1995 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1995 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Sebuah pita diukur, ternyata lebarnya 12,3 mm

Lebih terperinci

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII - 014 1. Dari besaran fisika di bawah ini, yang merupakan besaran pokok adalah A. Massa, berat, jarak, gaya B. Panjang, daya, momentum, kecepatan

Lebih terperinci

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI NANIK DWI NURHAYATI,S.SI,M.SI suatu emisi (pancaran) dan perambatan energi melalui materi atau ruang dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau partikel 2 3 Peluruhan zat

Lebih terperinci

Pengaruh Kecepatan Penguatan Lembar Penguat Terhadap Densitas Radiograf

Pengaruh Kecepatan Penguatan Lembar Penguat Terhadap Densitas Radiograf Berkala Fisika ISSN : 1410-966 Vol. 6, No. 3, Juli 003, hal. 63-70 Pengaruh Kecepatan Penguatan Lembar Penguat Terhadap Densitas Radiograf Darmini 1, Ngurah Ayu dan Muhammad Nur 3,4 1. Politeknik Kesehatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berupa material bening atau transparan yang biasanya dihasilkan dari

Lebih terperinci

MODUL II FISIKA MODERN EFEK FOTOLISTRIK

MODUL II FISIKA MODERN EFEK FOTOLISTRIK MODUL II FISIKA MODERN EFEK FOTOLISTRIK Tujuan Instruksional Umum: Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Efek Fotolistrik Tujuan Instrruksional Khusus : Dapat menjelaskan tetang energi fotoelektron Dapat

Lebih terperinci

Vidya Ikawati. Keywords : sinar-x, FSA, single phasa, MA, HU

Vidya Ikawati. Keywords : sinar-x, FSA, single phasa, MA, HU Perbandingan Ketahanan Panas Focus Spot Area 0,3 mm Tabung Sinar- X Single Phasa pada High Speed Rotation dengan Low Speed Rotation Rentang Uji 50-150 MA Vidya Ikawati Program Studi Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PEMERINTAH KOTA PADANG DINAS PENDIDIKAN UJIAN SEKOLAH (USEK) KOTA PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII / IPA Paket : 05 Hari / Tanggal

Lebih terperinci

Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd)

Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd) Spektroskopi Difraksi Sinar-X (X-ray difraction/xrd) Spektroskopi difraksi sinar-x (X-ray difraction/xrd) merupakan salah satu metoda karakterisasi material yang paling tua dan paling sering digunakan

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Teori gelombang elektromagnetik pertama kali dikemukakan oleh James Clerk Maxwell (83 879). Hipotesis yang dikemukakan oleh Maxwell, mengacu pada tiga aturan dasar listrik-magnet

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Cahaya 1. EBTANAS-06-22 Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali... A. Dapat mengalami pembiasan B. Dapat dipadukan C. Dapat dilenturkan D. Dapat dipolarisasikan E. Dapat menembus cermin cembung

Lebih terperinci

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA

KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI JURUSAN FISIKA KARAKTERISASI DIFRAKSI SINAR X DAN APLIKASINYA PADA DEFECT KRISTAL OLEH: MARIA OKTAFIANI 140310110018 JURUSAN FISIKA OUTLINES : Sinar X Difraksi sinar X pada suatu material Karakteristik Sinar-X Prinsip

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah.

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1 A. 5, 22 mm B. 5, 72 mm C. 6, 22 mm D. 6, 70 mm E. 6,72 mm 5 25 20 2. Dua buah vektor masing-masing 5 N dan 12 N. Resultan kedua

Lebih terperinci

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa tebal keping adalah... A. 4,30 mm B. 4,50 mm C. 4,70

Lebih terperinci

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R DOKUMEN ASaFN. Sebuah uang logam diukur ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong dan hasilnya terlihat seperti pada gambar dibawah. Ketebalan uang tersebut adalah... A. 0,0 cm B. 0, cm C. 0, cm D.

Lebih terperinci

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang

Lebih terperinci

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12

Lebih terperinci

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20 PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka

Lebih terperinci

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti

FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti FOTOGRAFI merupakan SAINS dan SENI Kata PHOTOGRAPHY berasal dari bahasa Yunani, yang berarti MENULIS DGN SINAR. Aspek Sains Fotografi mengandung arti di mana Objek terekam pada permukaan Fotosensitif,

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1993

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1993 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1993 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Peluru ditembakkan condong ke atas dengan

Lebih terperinci

2. Sebuah partikel bergerak lurus ke timur sejauh 3 cm kemudian belok ke utara dengan sudut 37 o dari arah timur sejauh 5 cm. Jika sin 37 o = 3 5

2. Sebuah partikel bergerak lurus ke timur sejauh 3 cm kemudian belok ke utara dengan sudut 37 o dari arah timur sejauh 5 cm. Jika sin 37 o = 3 5 1 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. Diameter minimum benda sebesar. A. 9,775 cm B. 9,778 cm C. 9,782 cm D. 9,785 cm E. 9,788 cm 2. Sebuah

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci