Likuiditas Valuta Asing

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Likuiditas Valuta Asing"

Transkripsi

1 Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing

2

3 Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Tim Penyusun Ramlan Ginting Chandra Murniadi Siti Astiyah Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Zulkarnain Sitompul Wahyu Yuwana Komala Dewi Wirza Ayu Novriana Anggayasti Hayu Anindita Riska Rosdiana Tresna Kholilah Safyra Primadhyta Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral Bank Indonesia Telp: Fax.: Hak Cipta 2012, Bank Indonesia 2012

4 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing DAFTAR ISI Paragraf Halaman Daftar Isi Hal. i iv Rekam Jejak Pedagang Valuta Asing Hal. v Dasar Hukum Hal. vi Regulasi Terkait Hal. vi Regulasi Bank Indonesia Hal. vi Pedagang Valuta Asing Ketentuan Umum Pg. 1 Hal. 1 2 Jenis dan Kegiatan Usaha PVA Pg. 2 5 Hal. 2 Pedagang Valuta Asing Bukan Bank Pg Hal Badan Hukum dan Modal Disetor PVA Bukan Bank Pg. 6 7 Hal. 3 Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Pg Hal. 3 4 Perizinan PVA Bukan Bank Pg Hal PVA Bukan Bank Pg Hal. 4 9 PVA Bukan Bank yang Melakukan Kegiatan Usaha Pengiriman Uang Pg Hal Kewajiban PVA Bukan Bank Pg. 16 Hal. 10 Pembukaan Kantor Cabang dan Gerai (Counter) PVA Bukan Bank Pg Hal Pembukaan Kantor Cabang Pg Hal Pembukaan Gerai (Counter) Pg. 21 Hal. 13 Pemindahan Alamat Kantor PVA Bukan Bank Pg Hal Perubahan Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham PVA Bukan Bank Pg Hal Perubahan Nama, Modal Dasar dan/atau Modal Disetor PVA Bukan Bank Pg Hal Penghentian Sementara atau Permanen Kegiatan Usaha PVA Bukan Bank Pg Hal Penghentian Sementara Kegiatan Usaha PVA Bukan Bank Pg. 31 Hal Penghentian Permanen Kegiatan Usaha PVA Bukan Bank Pg. 32 Hal Pedagang Valuta Asing Bank Pg Hal Perizinan PVA Bank Pg Hal Pelaksanaan Kegiatan PVA pada Kantor-Kantor Bank Pg. 37 Hal Penghentian Kegiatan Usaha PVA Bank Pg Hal Saldo Harian Pos Aktiva Dalam Valuta Asing Pg. 41 Hal. 29 Status PVA Bagi Bank Yang Dibekukan atau Dicabut Izin Usaha Pg Hal. 30 Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan Pg. 44 Hal. 30 PPT) Pengawasan dan Pembinaan Pg Hal Sanksi Pg Hal PVA Bukan Bank Pg Hal PVA Bank Pg. 57 Hal Lain Lain Pg. 59 Hal Lampiran Lampiran I: Permohonan dan Pelaporan Perizinan Pg Lampiran I.A. : Permohonan Izin Usaha Sebagai Pedagang Valuta Asing Pg i

5 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing (PVA) Bukan Bank Lampiran I.B. : Surat Pernyataan untuk Pemegang Saham Pg. 47 Lampiran I.C. : Surat Pernyataan untuk Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi Pg. 48 Lampiran I.D. : Wilayah Kerja Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri Pg Lampiran I.E. : Surat Kuasa untuk Pengambilan Dokumen Pg. 55 Lampiran I.F. : Permohonan Pembukaan Kantor Cabang Pg. 56 Lampiran I.G. : Pembukaan Gerai (Counter) Pg. 57 Lampiran I.H. : Permohonan Pemindahan Alamat Kantor Pg. 58 (Pusat/Cabang) Lampiran I.I. : Permohonan Persetujuan Perubahan Pemegang Saham, Pg. 59 Anggota Dewan Komisaris dan/atau Anggota Direksi Lampiran I.J. : Laporan Perubahan Pemegang Saham, Pengangkatan Pg. 60 Anggota Dewan Komisaris dan/atau Anggota Direksi Yang Telah Disetujui Bank Indonesia Lampiran I.K. : Laporan Perubahan Nama Perseroan Terbatas (PT) Pg. 61 Lampiran I.L. : Laporan Perubahan Modal Dasar dan/atau Modal Pg. 62 Disetor Lampiran I.M. : Laporan Penghentian Sementara Kegiatan Usaha Bagi Pg. 63 Kantor (Pusat/Cabang) PVA Bukan Bank Lampiran I.N. : Laporan Pembukaan Kembali Kantor (Pusat/Cabang) Pg. 64 PVA Bukan Bank dari Penghentian Sementara Kegiatan Usaha Lampiran I.O. : Laporan Perpanjangan Penghentian Sementara Pg. 65 Kegiatan Usaha Kantor (Pusat/Cabang) PVA Bukan Bank Lampiran I.P. : Laporan Penghentian Permanen Kegiatan Usaha Kantor Pg. 66 Pusat Lampiran I.Q. : Laporan Penghentian Permanen Kegiatan Usaha Kantor Pg. 67 Cabang Lampiran II: Pedoman Pembukuan dan Penyusunan Laporan Berkala Pg PVA Bukan Bank Lampiran II.A. Contoh Laporan Kegiatan Usaha Pg Lampiran II.B. Contoh Laporan Keuangan Pg Lampiran II.C. Pedoman Pembukuan dan Penyusunan Laporan Berkala PVA Bukan Bank Pg UMUM Pg. 76 Tujuan Penyusunan Pedoman Pg. 76 Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Pg. 76 KONSEP DASAR PEDOMAN PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN Pg. 77 LAPORAN KEUANGAN PVA BUKAN BANK Standar Keuangan, Perundangan dan Peraturan yang Mendasari Pg. 77 AKUNTANSI ASET Pg Pengertian dan Dasar Pencatatan Aset Pg. 78 Kas dan Bank Pg. 78 Piutang TC Pg. 79 Piutang Lain-Lain Pg. 79 Sewa Dibayar Di muka Pg. 79 Asuransi Dibayar Di muka Pg. 79 Aset Tetap Pg. 79 Aset Lain-Lain Pg. 80 ii

6 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing AKUNTANSI KEWAJIBAN (LIABILITAS) Pg Pengertian dan Dasar Pencatatan Kewajiban Pg. 81 Pinjaman Yang Diterima Pg. 81 Hutang Sewa Pg. 81 Kewajiban Pengiriman Uang (Money Remittance) Pg. 82 Kewajiban Lain-Lain Pg. 82 AKUNTANSI EKUITAS Pg. 83 Pengertian dan Dasar Pencatatan Ekuitas Pg. 83 Modal Disetor Pg. 83 Saldo Laba Rugi Pg. 83 AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN Pg Prinsip Pengakuan Pendapatan dan Beban Pg. 84 Pendapatan Operasional Pg. 84 Beban Operasional Pg Pendapatan dan Beban Lain-Lain Pg. 85 AKUNTANSI PERPAJAKAN Pg. 86 PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA PVA BUKAN BANK Pg Laporan Kegiatan Usaha Pg Laporan Keuangan Pg Lampiran III: Petunjuk Teknis Pelaporan Pedagang Valuta Asing Online Pg PENDAHULUAN Pg. 107 Latar Belakang dan Tujuan Pg. 107 Tata Cara Penyampaian Laporan Pg. 107 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PELAPOR Pg Sandi, User ID dan Password Pelapor Pg. 108 Penyampaian laporan kepada Bank Indonesia Pg. 109 Penyampaian laporan kepada Bank Indonesia di luar batas waktu Pg. 110 LAPORAN PVA ON LINE Pg Aplikasi Portable Pg Pendahuluan Pg Laporan Kegiatan Usaha (Form. B0001) Pg Laporan Neraca (Form. B0002) Pg Laporan Laba/Rugi (Form. B0003) Pg Laporan Perubahan Ekuitas (Form. B0004) Pg Form. B0005 Laporan Kurs Pg Laporan Pengiriman Uang / Money Remittance (Form. B0006) Pg Pengiriman Laporan Ke Bank Indonesia Pg Login Pg. 151 Menu Utama Pg Lampiran IV: Permohonan Persetujuan Sebagai Pedagang Valuta Asing Pg Lampiran IVa Pg. 182 Lampiran IVb Pg. 183 Lampiran IVc Pg. 184 Lampiran V: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha sebagai Pedagang Pg. 185 Valuta Asing Lampiran VI: Laporan Rencana Kegiatan Usaha sebagai Pedagang Pg iii

7 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Valuta Asing Kantor Cabang/ Kantor Cabang Pembantu/ Kantor Kas*) Lampiran VIa Pg. 186 Lampiran VIb Pg. 187 Lampiran VII: Pendaftaran Ulang Izin Usaha sebagai Pedagang Valuta Asing Pg. 188 Lampiran VIII: Laporan Berkala Pg Lampiran VIIIa: Laporan Kegiatan Usaha-Uang Kertas Asing (UKA) Pg Lampiran VIIIb: Laporan Kegiatan Usaha-Traveller s Cheque (TC) Pg Lampiran VIIIc: Pedoman Penyusunan LKU Pg Lampiran IX: Penghentian Kegiatan Usaha sebagai Pedagang Valuta Pg. 195 Asing Lampiran X: Permohonan Persetujuan Melakukan Kegiatan Usaha Pg.196 sebagai Pedagang Valuta Asing. Lampiran XI: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha sebagai Pedagang Pg. 197 Valuta Asing Lampiran XII: Laporan Rencana Kegiatan Usaha sebagai Pedagang Pg. 198 Valuta Asing pada Kantor Cabang BPR/BPRS Lampiran XIII: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Usaha sebagai Pedagang Pg. 199 Valuta Asing pada Kantor Cabang BPR/BPRS Lampiran XIV: Laporan Berkala Pg Lampiran XV: Pedoman Penyusunan LKU Pg Lampiran XVI: Rencana Penghentian Kegiatan Usaha sebagai Pedagang Valuta Asing Pg. 204 Lampiran XVII: Penghentian Kegiatan Usaha sebagai Pedagang Valuta Asing Pg. 205 Lampiran XIX: Penghentian Kegiatan Usaha sebagai Pedagang Valuta Asing Pg. 206 iv

8 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Rekam Jejak Regulasi Pedagang Valuta Asing 14/23/PBI/2012 Transfer Dana SE 14/15/DPM (2012) 12/22/PBI/2010 Pedagang Valuta Asing 12/10/DPM (2010) Pedoman Standar Penerapan Program APU dan PPT pada Pedagang Valuta Asing Bukan Bank 12/3/PBI/2010 Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme pada Pedagang Valuta Asing Bukan Bank SE 11/7/DPM (2009) Perubahan atas SE 9/23/DPM/2007 SE 9/38/DBPR (2007) Lampiran 3 SE 9/36/DBPR (2007) Tata Cara Perizinan dan Pelaporan Bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Pedagang Valuta Asing SE 9/23/DPM (2007) Tata Cara Perizinan, Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah, Pengawasan, Pelaporan, dan Pengenaan Sanksi Bagi Pedagang Valuta Asing Bukan Bank Pasal 40, 41 dan 42 9/11/PBI/2007 Pedagang Valuta Asing SE 6/41/DPM (2004) Perubahan atas SE 6/13/DPM/ 2004 SE 6/13/DPM (2004) Tata Cara Perizinan, Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah, Pengawasan, Pelaporan, dan Pengenaan Sanksi bagi Pedagang Valuta Asing bukan Bank Angka IV, Lampiran 12, Lampiran 13.a dan 13.b 6/1/PBI/2004 Pedagang Valuta Asing SE 5/14/DPM 2003 SE 5/2//DPM/2003 Tata Cara Perizinan dan Pengawasan Pedagang Valuta Asing Bukan Bank 5/2/PBI/2003 Pedagang Valuta Asing Keterangan: SE 31/7/UOPM (1998) 31/171/KEP/DIR 1998 Pedagang Valuta Asing SE 21/15/UD (1988) 21/47/KEP/DIR 1988 Pedagang Valuta Asing Diubah Dicabut Berhubungan PBI Masih Berlaku PBI/SK Dir BI Tidak Berlaku SE Masih Berlaku SE Tidak Berlaku v

9 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Dasar Hukum : - Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Nomor 10 Tahun Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 3 Tahun Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar - Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang - Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Regulasi Terkait : - Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/23/PBI/2012 tentang Transfer Dana - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/23/DASP 2013 perihal Penyelenggaraan Transfer Dana Regulasi Bank Indonesia : - Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/22/PBI/2010 tentang Pedagang Valuta Asing - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM 2012 perihal Perizinan, Pengawasan, Pelaporan, dan Pengenaan Sanksi Bagi Pedagang Valuta Asing Bukan Bank - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/38/DBPR 2007 perihal Tata Cara Perizinan dan Pelaporan Bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Pedagang Valuta Asing - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/36/DPNP 2007 perihal Tata Cara Perizinan dan Pelaporan Bagi Bank Umum Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Pedagang Valuta Asing vi

10 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Moneter Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing BAB I Ketentuan Umum 1 Pasal 1 12/22/PBI/ Uang Kertas Asing (banknotes), yang selanjutnya disebut UKA, adalah uang kertas dalam valuta asing yang resmi diterbitkan oleh suatu negara di luar Indonesia yang diakui sebagai alat pembayaran yang sah negara yang bersangkutan (legal tender). 2. Traveller s Cheque, yang selanjutnya disebut TC, adalah cek perjalanan dalam valuta asing yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran. 3. Perseroan Terbatas adalah badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 4. Pedagang Valuta Asing (money changer), yang selanjutnya disebut PVA, adalah perusahaan yang melakukan jual beli UKA dan pembelian TC. 5. PVA Bukan Bank adalah perusahaan berbadan hukum Perseroan Terbatas bukan bank yang maksud dan tujuan perseroan adalah melakukan kegiatan usaha jual beli UKA dan pembelian TC yang telah memenuhi ketentuan dan persyaratan dalam Peraturan Bank Indonesia ini. 6. PVA Bank adalah bank umum bukan bank devisa yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah, Bank Perkreditan Rakyat, atau Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, yang melakukan kegiatan usaha jual beli UKA dan pembelian TC yang telah memenuhi ketentuan dan persyaratan dalam Peraturan Bank Indonesia ini. 7. Bank Umum Bukan Bank Devisa adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang belum memperoleh izin dari Bank Indonesia untuk melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing. 8. Bank Umum Syariah Bukan Bank Devisa adalah Bank Umum Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, yang belum memperoleh izin dari Bank Indonesia untuk melakukan kegiatan usaha perbankan dalam valuta asing. 9. Bank Perkreditan Rakyat, yang selanjutnya disebut BPR, adalah Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional. 10. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, yang selanjutnya disebut BPRS, adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. 11. Pengiriman Uang (money remittance) adalah kegiatan pengiriman uang sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kegiatan usaha pengiriman uang. 12. Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme, yang untuk selanjutnya disebut sebagai APU dan PPT, adalah upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme sebagaimana dimaksud dalam Ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme pada PVA Bukan Bank. 13. Direksi adalah Direksi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 40 1

11 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 14. Dewan Komisaris adalah Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 15. Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa PVA. 16. Laporan Kegiatan Usaha, yang selanjutnya disebut LKU, adalah laporan transaksi pembelian dan penjualan UKA, laporan transaksi pembelian dan pencairan TC, serta laporan transaksi kegiatan usaha Pengiriman Uang. BAB II 2 Pasal 2 12/22/PBI/ Pasal 3 12/22/PBI/ Pasal 4 12/22/PBI/2010 Jenis dan Kegiatan Usaha PVA (1) PVA terdiri dari: a. PVA Bukan Bank; b. PVA Bank (1) Kegiatan usaha yang dilakukan oleh PVA terdiri dari: a. jual dan beli UKA; dan b. pembelian TC. (2) Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PVA Bukan Bank dapat melakukan kegiatan usaha Pengiriman Uang dengan tunduk pada ketentuan Bank Indonesia mengenai kegiatan usaha pengiriman uang. PVA dilarang: a. bertindak sebagai agen penjual TC; b. melakukan kegiatan margin trading, spot, forward, swap dan transaksi derivatif lainnya untuk kepentingan nasabah; dan/atau Yang dimaksud dengan margin trading adalah transaksi jual beli mata uang (valuta) tanpa diikuti pergerakan dana, melainkan hanya marjin selisih kurs. Yang dimaksud dengan spot adalah transaksi jual/beli tunai antara dua mata uang (valuta) dengan penyerahan dana dilakukan dua hari kerja setelah tanggal transaksi. Yang dimaksud dengan forward adalah transaksi jual/beliberjangka antara dua mata uang (valuta) dengan penyerahan dana dilakukan lebih dari dua hari kerja setelah tanggal transaksi. Yang dimaksud dengan swap adalah transaksi pertukaran antara dua mata uang (valuta) melalui pembelian atau penjualan tunai (spot) dengan penjualan atau pembelian secara berjangka (forward) yang dilakukan secara bersamaan. Yang dimaksud transaksi derivatif adalah transaksi yang didasari oleh suatu kontrak atau perjanjian pembayaran yang nilainya merupakan turunan dari nilai instrumen yang mendasari seperti suku bunga, nilai tukar, komoditi, ekuiti dan indeks, baik yang diikuti dengan pergerakan atau tanpa pergerakan dana atau instrumen. c. melakukan kegiatan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 3. 5 Pasal 5 12/22/PBI/2010 Kurs jual beli UKA dan kurs beli TC ditetapkan oleh PVA sesuai dengan mekanisme pasar. 2

12 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan BAB III Pedagang Valuta Asing Bukan Bank Bagian Kesatu Badan Hukum dan Modal Disetor PVA Bukan Bank 6 Pasal 6 12/22/PBI/2010 PVA Bukan Bank berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas dengan ketentuan: a. maksud dan tujuan perseroan adalah melakukan jual beli UKA dan pembelian TC; dan b. pemegang saham perseroan terdiri dari warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia. 7 Pasal 7 12/22/PBI/2010 (1) Modal disetor untuk mendirikan PVA Bukan Bank ditetapkan paling sedikit sebesar : a. Rp ,00 (dua ratus lima puluh juta Rupiah), bagi PVA Bukan Bank yang didirikan di wilayah DKI Jakarta, Kotamadya Denpasar dan Kabupaten Badung, serta Kotamadya Batam; atau Pengaturan modal disetor dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing PVA Bukan Bank di wilayah DKI Jakarta, Kotamadya Denpasar, Kabupaten Badung serta Kotamadya Batam. b. Rp ,00 (seratus juta Rupiah), bagi PVA Bukan Bank yang didirikan di wilayah lain di luar wilayah sebagaimana disebut dalam huruf a. (2) Modal disetor untuk mendirikan PVA Bukan Bank tidak berasal dari dan/atau untuk tujuan pencucian uang (money laundering). Bagian kedua 8 Pasal 8 12/22/PBI/2010 Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham Direksi dan Dewan Komisaris PVA Bukan Bank harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. warga negara Indonesia; b. tidak tercatat dalam daftar hitam nasional penarik cek dan/atau bilyet giro kosong; c. tidak tercantum dalam kredit macet yang ditatausahakan dalam sistem informasi kredit pada Bank Indonesia; d. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang perbankan dan keuangan dalam 2 (dua) tahun terakhir berdasarkan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap; e. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang dalam 2 (dua) tahun terakhir berdasarkan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap; f. tidak pernah menjadi pemegang saham, anggota Direksi atau Dewan Komisaris dari suatu perseroan terbatas dengan kegiatan usaha PVA yang dicabut izin usahanya oleh Bank Indonesia karena pelanggaran, dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sebelum tanggal pengajuan permohonan; dan g. memiliki komitmen untuk melaksanakan tugas dan kewajiban dalam menjalankan kegiatan usaha berdasarkan ketentuan mengenai pedagang valuta asing dan perundang-undangan lain yang berlaku. 3

13 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 9 Pasal 9 12/22/PBI/2010 Pemegang saham PVA Bukan Bank harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. perorangan warga negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia; b. tidak tercatat dalam daftar hitam nasional penarik cek dan/atau bilyet giro kosong; c. tidak tercantum dalam kredit macet yang ditatausahakan dalam sistem informasi kredit pada Bank Indonesia; d. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang perbankan dan keuangan dalam 2 (dua) tahun terakhir berdasarkan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap; e. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang dalam 2 (dua) tahun terakhir berdasarkan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap; dan f. memiliki komitmen untuk mematuhi ketentuan yang mengatur mengenai pedagang valuta asing dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku. 10 Pasal 10 12/22/PBI/2010 Direksi, Dewan Komisaris dan/atau pemegang saham PVA Bukan Bank dilarang melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 3 untuk kepentingan pribadi dengan menggunakan PVA Bukan Bank sebagai sarana. Yang dimaksud dengan kepentingan pribadi adalah kegiatan jual beli UKA, pembelian TC dan Pengiriman Uang yang tidak dicatat dalam pembukuan PVA Bukan Bank yang bersangkutan. Bagian Ketiga Paragraf 1 11 Pasal 11 12/22/PBI/2010 SE 14/15/DPM 2012 Romawi.A No.1-6 Perizinan PVA Bukan Bank PVA Bukan Bank (1) PVA Bukan Bank melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 3 ayat (1) setelah mendapat izin usaha sebagai PVA dari Bank Indonesia. (2) Izin usaha sebagai PVA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang dialihkan kepada pihak lain. (3) Persyaratan dan tata cara permohonan untuk mendapatkan izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam ketentuan ini. (4) Izin Usaha Pedagang Valuta Asing Bukan Bank Persyaratan dan tata cara perizinan untuk memperoleh izin usaha Pedagang Valuta Asing Bukan Bank, yang selanjutnya disebut PVA Bukan Bank, diatur sebagai berikut: 1. Pemohon mengajukan permohonan izin usaha secara tertulis kepada Bank Indonesia dengan menggunakan contoh surat permohonan sebagaimana tercantum pada Lampiran I.A. 2. Surat permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud pada angka 1 harus disertai dengan dokumen sebagai berikut: a. fotokopi akta pendirian badan hukum perseroan terbatas yang memuat anggaran dasar beserta perubahanperubahannya, dengan maksud dan tujuan perseroan adalah melakukan kegiatan jual beli Uang Kertas Asing (UKA) dan pembelian Traveller s Cheque (TC); b. fotokopi pengesahan sebagai badan hukum perseroan terbatas dari instansi yang berwenang; c. dokumen pendukung masing-masing pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi sebagai berikut: 4

14 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 1) pas foto terbaru ukuran 4 x 6 cm; 2) fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku; dan 3) daftar riwayat hidup (curriculum vitae) yang ditandatangani oleh yang bersangkutan. d. surat pernyataan pribadi bermeterai cukup dari masingmasing pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Direksi sebagaimana contoh format yang tercantum pada Lampiran I.B dan Lampiran I.C, yang menyatakan bahwa: 1) tidak tercatat dalam daftar hitam nasional penarik cek dan/atau bilyet giro kosong; 2) tidak tercantum dalam kredit macet yang ditatausahakan dalam sistem informasi kredit pada Bank Indonesia; 3) tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang perbankan, keuangan dan/atau pencucian uang dalam 2 (dua) tahun terakhir berdasarkan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap; 4) bagi pemegang saham menyatakan bahwa: a) sumber dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan perusahaan tidak berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang (money laundering); dan b) komitmen untuk mematuhi peraturan yang mengatur mengenai pedagang valuta asing dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku. 5) bagi setiap anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi menyatakan bahwa: a) tidak pernah menjadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, atau anggota Direksi dari suatu perseroan terbatas dengan kegiatan usaha PVA yang dicabut izin usaha oleh Bank Indonesia karena pelanggaran dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sebelum tanggal pengajuan permohonan; dan b) komitmen untuk melaksanakan tugas dan kewajiban dalam menjalankan kegiatan usaha berdasarkan ketentuan mengenai pedagang valuta asing dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku. e. dalam hal pemegang saham adalah badan hukum maka harus melampirkan dokumen sebagai berikut: 1) fotokopi akta pendirian badan hukum, yang memuat anggaran dasar beserta perubahan-perubahannya yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang; 2) izin usaha badan hukum yang bersangkutan; 3) fotokopi KTP dari Direksi atau pengurus yang berwenang bertindak untuk dan atas nama badan hukum yang bersangkutan; 4) surat pernyataan dari Direksi atau pengurus yang berwenang bertindak untuk dan atas nama badan hukum yang bersangkutan, yang menyatakan bahwa: a) badan hukum tersebut tidak tercatat dalam daftar hitam nasional penarik cek dan/atau bilyet giro kosong; b) badan hukum tersebut tidak memiliki kredit macet yang 5

15 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan tercatat pada Bank Indonesia; dan c) komitmen badan hukum tersebut untuk mematuhi peraturan yang mengatur mengenai pedagang valuta asing dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku. f. bukti setoran modal yang berupa fotokopi rekening giro atau tabungan atas nama perusahaan di bank: 1) paling sedikit Rp ,00 (dua ratus lima puluh juta Rupiah), bagi pemohon yang beralamat di DKI Jakarta, Kotamadya Denpasar dan Kabupaten Badung serta Kotamadya Batam; atau 2) paling sedikit Rp ,00 (seratus juta Rupiah), bagi pemohon yang beralamat di luar wilayah di DKI Jakarta, Kotamadya Denpasar dan Kabupaten Badung serta Kotamadya Batam. g. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama perusahaan yang bersangkutan; h. fotokopi bukti kepemilikan tempat usaha atas nama perusahaan, pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota Direksi, atau surat perjanjian sewa atau bentuk lainnya atas penggunaan tempat usaha; i. fotokopi surat keterangan domisili tempat usaha dari instansi pemerintah yang berwenang; j. laporan keuangan berupa neraca perusahaan yang ditandatangani oleh Direktur; dan k. struktur organisasi kantor pusat. 3. Pada saat mengajukan permohonan izin usaha secara tertulis kepada Bank Indonesia, pemohon harus menunjukkan dokumen asli yang akan dicocokkan dengan fotokopi dokumen sebagaimana dimaksud pada angka Surat permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud pada angka 1 ditandatangani oleh Direksi dan disampaikan kepada: a. Bank Indonesia, Departemen Pengelolaan Moneter cq. Divisi Perizinan, Pengaturan dan Pengawasan Pedagang Valuta Asing (DPM cq. P3PVA), bagi pemohon yang akan berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia (KPBI); atau b. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri (KPw BI DN) setempat dengan mengacu pada pembagian wilayah kerja sebagaimana dimaksud pada Lampiran I.D, bagi pemohon yang akan berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI. 5. Bank Indonesia menyampaikan surat pemberitahuan mengenai hasil penelitian pemenuhan persyaratan untuk pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Direksi, serta kesesuaian dokumen permohonan izin usaha, paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak dokumen diterima dengan lengkap oleh Bank Indonesia. 6. Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada angka 5 memuat mengenai: a. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan lokasi tempat usaha, dalam hal persyaratan dan kesesuaian dokumen permohonan izin usaha telah dipenuhi; b. pemohon harus memenuhi persyaratan dan kesesuaian dokumen 6

16 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan dimaksud paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan dari Bank Indonesia, dalam hal persyaratan dan kesesuaian dokumen permohonan belum dipenuhi; c. pemohon harus melakukan penyelesaian atau melakukan penggantian pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi, dalam hal pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi tercantum dalam daftar kredit macet dan/atau daftar hitam nasional penarik cek dan/atau bilyet giro kosong paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan dari Bank Indonesia. Dalam hal pemohon tidak dapat memenuhi dan/atau menyesuaikan persyaratan dalam batas waktu sebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf c, maka permohonan dinyatakan batal. 12 Pasal 12 12/22/PBI/2010 Ayat (1) (1) Bank Indonesia melakukan pemeriksaan di lokasi tempat usaha pemohon izin usaha PVA Bukan Bank untuk memastikan kesesuaian dokumen permohonan izin usaha PVA Bukan Bank dengan kondisi di lapangan, kelayakan lokasi dan kesiapan pemohon izin usaha PVA Bukan Bank. Kesiapan pemohon izin usaha PVA Bukan Bank antara lain dilihat dari sarana dan prasarana, serta mekanisme dan prosedur dalam melakukan kegiatan usaha. SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.A No.7 8 Kelayakan lokasi dan kesiapan pemohon izin usaha PVA Bukan Bank yang meliputi: a. keberadaan lokasi tempat usaha sesuai alamat yang diajukan; b. kelayakan tempat usaha; dan c. sarana penunjang kegiatan usaha, sekurang-kurangnya: 1) meja counter; 2) alat deteksi keaslian uang; 3) tempat penyimpan uang/brankas; dan 4) papan kurs dalam ukuran yang cukup mudah dilihat dan dibaca oleh nasabah. Pemeriksaan lokasi oleh Bank Indonesia dapat dilakukan paling lama 5 (lima) hari sejak tanggal surat pemberitahuan tentang kelengkapan dan kesesuaian dokumen permohonan izin usaha. Pasal 12 12/22/PBI/2010 Ayat (2) (3) SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.A No.9 (2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah pemohon izin usaha PVA Bukan Bank memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 8 dan Paragraf 9. (3) Hasil pemeriksaan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan secara tertulis kepada pemohon. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis hasil pemeriksaan lokasi tempat usaha paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal pemeriksaan lokasi, dengan ketentuan sebagai berikut: a. dalam hal lokasi tempat usaha dinyatakan memenuhi persyaratan, Bank Indonesia menyampaikan undangan untuk mengikuti penyuluhan mengenai ketentuan yang terkait dengan PVA; b. dalam hal lokasi tempat usaha tidak memenuhi persyaratan, pemohon 7

17 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan harus memenuhi persyaratan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal pemberitahuan hasil pemeriksaan lokasi. Dalam hal pemohon tidak dapat memenuhi dan/atau menyesuaikan persyaratan dalam batas waktu, maka permohonan dinyatakan batal. 13 Pasal 13 12/22/PBI/2010 Ayat (1) (1) Direksi, Dewan Komisaris dan pemegang saham pemohon izin usaha PVA Bukan Bank harus menghadiri penyuluhan ketentuan terkait dengan PVA yang diadakan oleh Bank Indonesia. Penyuluhan ketentuan yang terkait dengan PVA bertujuan untuk: 1. Menyampaikan ketentuan mengenai pedagang valuta asing dan perundang-undangan lain yang berlaku; 2. Menambah pemahaman calon pelaku usaha dalam menerapkan ketentuan dan menjalankan kegiatan usaha; dan 3. Memperoleh masukan (feedback) dari pemohon izin usaha PVA Bukan Bank. SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.A No. 11 Pasal 13 12/22/PBI/2010 Ayat (2) (3) SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.A No. 12 Pasal 13 12/22/PBI/2010 Ayat (4) SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.A No Pelaksanaan penyuluhan dituangkan dalam berita acara yang sekaligus memuat komitmen dan pernyataan kesiapan operasional dari pemohon izin usaha PVA Bukan Bank dalam menerapkan ketentuan dan menjalankan kegiatan usaha. (2) Penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah hasil pemeriksaan di lokasi sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 12 dinyatakan layak oleh Bank Indonesia. (3) Dalam hal Direksi, Dewan Komisaris dan pemegang saham pemohon izin usaha PVA Bukan Bank tidak menghadiri penyuluhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan batas waktu yang ditetapkan Bank Indonesia, maka pemohon izin usaha PVA Bukan Bank dinyatakan membatalkan permohonannya. Batas waktu yang dimaksud adalah paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal pemberitahuan penyuluhan. (4) Dalam hal seluruh Direksi, Dewan Komisaris dan pemegang saham pemohon izin usaha PVA Bukan Bank telah menghadiri penyuluhan ketentuan terkait dengan PVA yang diadakan oleh Bank Indonesia, Bank Indonesia menerbitkan izin usaha sebagai PVA. a. Bank Indonesia menerbitkan Keputusan Pemberian Izin Usaha (KPmIU), sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan Bank dan logo PVA berizin paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak penyuluhan sebagaimana dimaksud pada angka 10 telah dihadiri oleh seluruh pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi pemohon izin usaha PVA Bukan Bank. b. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada pemohon izin usaha PVA Bukan Bank mengenai penerbitan KPmIU, sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan Bank dan logo PVA berizin c. Pengambilan KPmIU, sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan Bank, dan logo PVA Berizin dilakukan oleh Direksi atau pihak yang diberi kuasa oleh Direksi dengan contoh format surat sebagaimana tercantum pada 8

18 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Lampiran I.E. d. Bank Indonesia mengumumkan daftar PVA Bukan Bank yang memperoleh izin usaha melalui website Bank Indonesia ( dan/atau media lainnya. e. Dalam hal pemohon telah mendapatkan izin usaha sebagai PVA Bukan Bank, maka PVA Bukan Bank wajib menyampaikan kebijakan dan prosedur penerapan program APU dan PPT paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak dikeluarkannya izin usaha sebagai PVA Bukan Bank sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme pada PVA Bukan Bank. f. Dalam hal KPmIU dan/atau sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan Bank yang dikeluarkan Bank Indonesia hilang atau musnah, PVA Bukan Bank dapat mengajukan permohonan penggantian secara tertulis dengan melampirkan surat keterangan dari Kepolisian. g. Dalam hal KPmIU dan/atau sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan Bank yang dikeluarkan Bank Indonesia mengalami kerusakan, PVA Bukan Bank dapat mengajukan permohonan penggantian secara tertulis dengan melampirkan asli KPmIU dan/atau sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan Bank yang mengalami kerusakan. h. Dalam hal persyaratan dipenuhi, Bank Indonesia menyampaikan kepada PVA Bukan Bank surat persetujuan penggantian yang disertai dengan KPmIU dan/atau sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan Bank, yang berfungsi sebagai pengganti. Paragraf 2 14 Pasal 14 12/22/PBI/2010 PVA Bukan Bank yang Melakukan Kegiatan Usaha Pengiriman Uang (1) PVA Bukan Bank dapat melakukan kegiatan usaha Pengiriman Uang sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 3 ayat (2) setelah mendapat izin dari Bank Indonesia. (2) PVA Bukan Bank yang memperoleh izin kegiatan usaha Pengiriman Uang wajib melakukan penyesuaian atas kebijakan dan prosedur penerapan program APU dan PPT dengan memuat kebijakan dan prosedur APU dan PPT untuk kegiatan usaha Pengiriman Uang. (3) Persyaratan dalam pengajuan permohonan izin untuk melakukan kegiatan usaha Pengiriman Uang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan dalam melaksanakan kegiatan usaha Pengiriman Uang, PVA Bukan Bank wajib tunduk pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kegiatan usaha Pengiriman Uang (Transfer Dana). Pemenuhan persyaratan termasuk penyesuaian anggaran dasar PVA Bukan Bank dengan menambahkan maksud dan tujuan perseroan berupa kegiatan usaha Pengiriman Uang. SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.B (4) Persyaratan dan tata cara untuk memperoleh izin usaha bagi PVA Bukan Bank yang akan melakukan kegiatan usaha pengiriman uang, diatur sebagai berikut: 1. PVA Bukan Bank wajib mengajukan permohonan izin secara tertulis untuk melakukan kegiatan usaha pengiriman uang kepada Bank Indonesia dengan terlebih dahulu melakukan perubahan anggaran dasar perseroan terbatas sehingga memuat kegiatan usaha pengiriman uang sebagai salah satu maksud dan tujuan perseroan. 9

19 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 2. Persyaratan dan tata cara pengajuan permohonan untuk memperoleh izin usaha untuk melakukan kegiatan usaha pengiriman uang sebagaimana dimaksud pada angka 1 diatur lebih lanjut dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kegiatan usaha pengiriman uang. 15 Pasal 15 12/22/PBI/2010 SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.C Bagian Keempat 16 Pasal 16 12/22/PBI/2010 SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.A No. 16 Bagian Kelima Paragraf 1 17 Pasal 17 12/22/PBI/2010 (1) Bagi pemohon izin usaha PVA Bukan Bank yang sekaligus mengajukan permohonan izin untuk melakukan kegiatan usaha Pengiriman Uang, harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan ini dan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kegiatan usaha Pengiriman Uang (Transfer Dana). (2) Jangka waktu pemberian izin atau penolakan secara tertulis permohonan kegiatan usaha Pengiriman Uang sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai kegiatan usaha Pengiriman Uang, tidak berlaku bagi permohonan kegiatan usaha Pengiriman Uang yang diajukan bersamaan dengan permohonan izin usaha PVA Bukan Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Persyaratan dan tata cara permohonan untuk mendapatkan izin usaha PVA Bukan Bank yang sekaligus mengajukan permohonan izin untuk melakukan kegiatan usaha Pengiriman Uang (Transfer Dana) adalah sebagai berikut : 1. Persyaratan dan tata cara pengajuan permohonan untuk memperoleh izin usaha sebagai PVA tunduk pada ketentuan ini. 2. Persyaratan dan tata cara pengajuan permohonan untuk memperoleh izin melakukan kegiatan usaha pengiriman uang tunduk pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kegiatan usaha pengiriman uang. 3. Bagi PVA Bukan Bank yang sekaligus melakukan kegiatan usaha pengiriman uang, maksud dan tujuan perseroan dalam akta pendiriannya harus memuat: a. jual beli Uang Kertas Asing (UKA); b. pembelian Traveller s Cheque (TC); dan c. kegiatan usaha pengiriman uang. Kewajiban PVA Bukan Bank PVA Bukan Bank wajib memasang: a. logo PVA berizin; b. tulisan Pedagang Valuta Asing Berizin ( Authorized Money Changer ) yang mencantumkan nama perusahaan, nomor dan tanggal KPmIU dalam ukuran yang cukup mudah dilihat dan dibaca oleh nasabah; dan c. sertifikat izin usaha yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Pembukaan Kantor Cabang dan Gerai (Counter) PVA Bukan Bank Pembukaan Kantor Cabang (1) Pembukaan kantor cabang PVA Bukan Bank wajib memperoleh persetujuan Bank Indonesia. (2) Persetujuan pembukaan kantor cabang PVA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang dialihkan kepada pihak lain. (3) Persyaratan dan tata cara pembukaan kantor cabang PVA Bukan Bank diatur sebagai berikut : 10

20 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.D No. 1,2,4 7,10 1) Kantor pusat PVA Bukan Bank mengajukan permohonan pembukaan kantor cabang secara tertulis dengan menggunakan contoh format surat permohonan sebagaimana tercantum pada Lampiran I.F. 2) Permohonan pembukaan kantor cabang sebagaimana dimaksud pada angka 1) harus disertai dengan dokumen sebagai berikut: a. fotokopi bukti kepemilikan tempat usaha sebagai kantor cabang atas nama perusahaan, pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota Direksi, atau surat perjanjian sewa menyewa atau bentuk lainnya atas penggunaan tempat usaha sebagai kantor cabang; b. surat pernyataan bermeterai cukup dari anggota Direksi bahwa kantor cabang yang direncanakan merupakan unit kegiatan usaha yang tidak terpisahkan dari kegiatan usaha kantor pusat PVA Bukan Bank; c. fotokopi surat keterangan domisili tempat usaha dari instansi pemerintah yang berwenang untuk setiap kantor cabang; dan d. struktur organisasi kantor cabang. 3) Surat permohonan izin usaha sebagaimana dimaksud pada angka 1) ditandatangani oleh Direksi dan disampaikan kepada Bank Indonesia ke alamat sebagaimana dimaksud dalam paragraf 11 ayat (4) angka 4. 4) Pada saat mengajukan permohonan pembukaan kantor cabang sebagaimana dimaksud pada angka 1), PVA Bukan Bank harus menunjukkan dokumen asli yang akan dicocokkan dengan fotokopi dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 2). 5) Bank Indonesia menyampaikan pemberitahuan tertulis mengenai kelengkapan dan kesesuaian dokumen permohonan pembukaan kantor cabang paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak dokumen diterima dengan lengkap oleh Bank Indonesia. 6) Surat pemberitahuan tertulis memuat mengenai: a. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan lokasi tempat usaha, dalam hal persyaratan dan kesesuaian dokumen permohonan pembukaan kantor cabang telah dipenuhi; dan b. PVA Bukan Bank harus memenuhi persyaratan dan kesesuaian dokumen paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan dari Bank Indonesia, dalam hal persyaratan dan kesesuaian dokumen permohonan pembukaan kantor cabang PVA Bukan Bank belum dipenuhi. (7) Dalam hal PVA Bukan Bank yang juga sebagai penyelenggara kegiatan usaha pengiriman uang, maka persyaratan dan tata cara untuk pengajuan permohonan pembukaan kantor cabang kegiatan usaha pengiriman uang tunduk pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kegiatan usaha pengiriman uang. 18 Pasal 18 12/22/PBI/ Pasal 19 12/22/PBI/2010 Ayat (1) Bagi PVA Bukan Bank yang akan membuka kantor cabang di wilayah DKI Jakarta, Kotamadya Denpasar, Kabupaten Badung, dan/atau Kotamadya Batam harus mempunyai modal disetor paling sedikit Rp ,00 (dua ratus lima puluh juta Rupiah). (1) Bank Indonesia melakukan pemeriksaan di lokasi tempat usaha kantor cabang PVA Bukan Bank untuk memastikan kesesuaian dokumen permohonan persetujuan pembukaan kantor cabang PVA Bukan Bank 11

21 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan dengan kondisi di lapangan, kelayakan lokasi dan kesiapan pembukaan kantor cabang. Kesiapan pemohon izin usaha PVA Bukan Bank antara lain dilihat dari sarana dan prasarana, serta mekanisme dan prosedur dalam melakukan kegiatan usaha. SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.D No. 8 Pasal 19 12/22/PBI/2010 Ayat (2) (3) SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.D No Pasal 20 12/22/PBI/2010 SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.D No Bank Indonesia melakukan pemeriksaan lokasi paling lama 5 (lima) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan tentang kelengkapan dan kesesuaian dokumen, untuk memastikan kesesuaian dokumen permohonan pembukaan kantor cabang dengan kondisi di lapangan, kelayakan lokasi dan kesiapan kantor. (2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 17 ayat (3) dan Paragraf 18. (3) Hasil pemeriksaan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan secara tertulis kepada PVA Bukan Bank. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis hasil pemeriksaan lokasi kantor cabang paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal pemeriksaan lokasi, dengan ketentuan sebagai berikut: a. dalam hal lokasi tempat usaha dinyatakan memenuhi persyaratan, Bank Indonesia menerbitkan surat persetujuan pembukaan kantor cabang yang dilampiri dengan sertifikat kantor cabang dan logo PVA berizin; b. dalam hal lokasi tempat usaha tidak memenuhi persyaratan, PVA Bukan Bank harus memenuhi persyaratan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal pemberitahuan hasil pemeriksaan lokasi. Dalam hal pemohon tidak dapat memenuhi dan/atau menyesuaikan persyaratan dalam batas waktu sebagaimana dimaksud pada huruf b, maka permohonan pembukaan kantor cabang PVA Bukan Bank dinyatakan batal. (1) Bank Indonesia mengeluarkan persetujuan pembukaan kantor cabang, dalam hal lokasi usaha kantor cabang PVA Bukan Bank dinyatakan layak. (2) Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada PVA Bukan Bank mengenai penerbitan persetujuan pembukaan kantor cabang, sertifikat kantor cabang dan logo PVA berizin. (3) Pengambilan surat persetujuan, sertifikat kantor cabang dan logo PVA Berizin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Direksi atau pihak yang diberi kuasa oleh Direksi dengan contoh format surat sebagaimana tercantum pada Lampiran I.E. (4) Kantor cabang PVA Bukan Bank wajib memasang: a. logo PVA Berizin; b. tulisan antara lain Pedagang Valuta Asing Berizin atau Authorized Money Changer yang mencantumkan nama perusahaan, nomor dan tanggal KPmIU, nomor dan tanggal surat persetujuan dalam ukuran yang cukup mudah dilihat dan dibaca oleh nasabah; dan c. sertifikat izin usaha yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. 12

22 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Paragraf 2 Pembukaan Gerai (Counter) 21 Pasal 21 12/22/PBI/2010 SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.E (1) Pembukaan gerai (counter) di luar kantor PVA Bukan Bank wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia. (2) Gerai (counter) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat sementara dengan jangka waktu tertentu dan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. (3) Persyaratan dan tata cara pengajuan permohonan pembukaan gerai (counter) oleh PVA Bukan Bank diatur sebagai berikut: 1. Persyaratan pembukaan gerai (counter) PVA Bukan Bank yaitu: a. jangka waktu pembukaan gerai (counter) PVA Bukan Bank ditetapkan paling lama 1 (satu) bulan dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali paling lama 1 (satu) bulan; b. dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tertentu, misalnya di tempat pameran wisata dan/atau di asrama haji pada masa pelaksanaan ibadah haji; dan c. berada di wilayah yang sama dengan wilayah kantor pusat dan/atau kantor cabang PVA Bukan Bank. 2. Kantor pusat PVA Bukan Bank melaporkan secara tertulis pembukaan gerai (counter) kepada Bank Indonesia, dengan menggunakan contoh surat pemberitahuan sebagaimana tercantum pada Lampiran I.G. 3. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 2 ditandatangani oleh Direksi dan disampaikan kepada Bank Indonesia ke alamat sebagai berikut : Bank Indonesia, Departemen Pengelolaan Moneter cq. Divisi Perizinan, Pengaturan dan Pengawasan Pedagang Valuta Asing (DPM cq. P3PVA), bagi pemohon yang akan berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia (KPBI); atau 4. Bank Indonesia menyampaikan pemberitahuan tertulis bahwa pembukaan gerai telah dicatat ke dalam database Bank Indonesia. Bagian Keenam 22 Pasal 22 12/22/PBI/2010 Pemindahan Alamat Kantor PVA Bukan Bank (1) Pemindahan alamat kantor PVA Bukan Bank wajib memperoleh persetujuan Bank Indonesia. Yang dimaksud dengan pemindahan alamat kantor PVA Bukan Bank adalah pemindahan alamat kantor pusat dan/atau kantor cabang SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.F No. 1 3, 5 7, 10 (2) Persyaratan dan tata cara permohonan pemindahan alamat kantor PVA Bukan Bank diatur sebagai berikut: 1) Kantor pusat PVA Bukan Bank mengajukan permohonan secara tertulis pemindahan alamat kantor kepada Bank Indonesia, dengan menggunakan contoh surat permohonan sebagaimana tercantum pada Lampiran I.H. 2) Surat permohonan pemindahan alamat kantor sebagaimana dimaksud pada angka 1) harus disertai dengan dokumen sebagai berikut: a. fotokopi surat keterangan domisili perusahaan dari instansi pemerintah yang berwenang; dan b. fotokopi bukti kepemilikan tempat usaha atas nama perusahaan, pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota 13

23 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Direksi atau surat perjanjian sewa menyewa atau bentuk lainnya atas penggunaan tempat usaha yang baru; c. dalam hal pemindahan alamat kantor pusat PVA Bukan Bank menyebabkan perubahan tempat kedudukan badan hukum, maka PVA Bukan Bank menyampaikan: a) fotokopi akta perubahan anggaran dasar; dan b) fotokopi persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang. 3) Surat permohonan pemindahan alamat kantor sebagaimana dimaksud pada angka 1) ditandatangani oleh Direksi dan disampaikan kepada Bank Indonesia ke alamat sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 11 ayat (4) angka 4. 4) Pada saat mengajukan permohonan pemindahan alamat kantor sebagaimana dimaksud pada angka 1), PVA Bukan Bank harus menunjukkan dokumen asli yang akan dicocokkan dengan fotokopi dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 2). 5) Bank Indonesia menyampaikan pemberitahuan tertulis mengenai kelengkapan dan kesesuaian dokumen permohonan pemindahan alamat kantor paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak dokumen diterima dengan lengkap oleh Bank Indonesia. 6) Surat pemberitahuan tertulis antara lain memuat mengenai: a. Bank Indonesia melaksanakan pemeriksaan lokasi tempat usaha, dalam hal persyaratan dan kesesuaian dokumen permohonan pemindahan alamat kantor dipenuhi; b. PVA Bukan Bank harus memenuhi persyaratan dan kesesuaian dokumen paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan dari Bank Indonesia, dalam hal persyaratan dan kesesuaian dokumen permohonan pemindahan alamat kantor PVA Bukan Bank belum dipenuhi. (7) Dalam hal alamat kantor pusat PVA Bukan Bank dipindahkan keluar dari wilayah kerja kantor Bank Indonesia yang mewilayahinya, maka korespondensi terkait dengan perizinan, perubahan perizinan, pelaporan dan hal lain yang terkait dengan kegiatan usaha PVA untuk selanjutnya disampaikan kepada kantor Bank Indonesia setempat yang mewilayahi. 23 Pasal 23 12/22/PBI/ Pasal 24 12/22/PBI/2010 Ayat (1) SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.F No. 8 Bagi PVA Bukan Bank yang akan memindahkan alamat kantor pusat dan/atau kantor cabang ke wilayah DKI Jakarta, Kotamadya Denpasar, Kabupaten Badung, dan/atau Kotamadya Batam harus mempunyai modal disetor paling sedikit Rp ,00 (dua ratus lima puluh juta Rupiah). (1) Bank Indonesia melakukan pemeriksaan di lokasi baru alamat kantor PVA Bukan Bank untuk memastikan kesesuaian dokumen permohonan persetujuan pemindahan alamat kantor PVA Bukan Bank dengan kondisi di lapangan, kelayakan lokasi dan kesiapan kantor yang baru. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan lokasi paling lama 5 (lima) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan tentang kelengkapan dan kesesuaian dokumen, untuk memastikan kesesuaian dokumen permohonan pemindahan alamat kantor dengan kondisi di lapangan, kelayakan lokasi dan kesiapan kantor sebagaimana dimaksud pada Paragraf 12 ayat (1). 14

24 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Pasal 24 12/22/PBI/2010 Ayat (2) SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.F No. 9 (2) Hasil pemeriksaan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan secara tertulis kepada PVA Bukan Bank. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis hasil pemeriksaan lokasi kantor baru paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal pemeriksaan lokasi, dengan ketentuan sebagai berikut: a. dalam hal lokasi tempat usaha dinyatakan memenuhi persyaratan, Bank Indonesia menerbitkan surat persetujuan pemindahan alamat kantor; atau b. dalam hal lokasi tempat usaha tidak memenuhi persyaratan, PVA Bukan Bank harus memenuhi persyaratan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal pemberitahuan hasil pemeriksaan lokasi. Dalam hal pemohon tidak dapat memenuhi dan/atau menyesuaikan persyaratan dalam batas waktu sebagaimana dimaksud pada huruf b, maka permohonan pemindahan alamat kantor PVA Bukan Bank dinyatakan batal. 25 Pasal 25 12/22/PBI/2010 Bagian Ketujuh 26 Pasal 26 12/22/PBI/2010 SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.G Bank Indonesia mengeluarkan persetujuan pemindahan alamat kantor, dalam hal lokasi usaha PVA Bukan Bank dinyatakan layak. Perubahan Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham PVA Bukan Bank (1) Dalam hal PVA Bukan Bank akan melakukan perubahan Direksi, Dewan Komisaris dan/atau pemegang saham, maka calon Direksi, Dewan Komisaris dan/atau pemegang saham wajib memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sebelum menduduki jabatannya. (2) Pengangkatan Direksi, Dewan Komisaris dan/atau perubahan pemegang saham PVA Bukan Bank yang telah memperoleh persetujuan Bank Indonesia wajib dilaporkan oleh PVA Bukan Bank kepada Bank Indonesia disertai dengan dokumen pendukung. (3) Persyaratan dan tata cara perubahan pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi PVA Bukan Bank diatur sebagai berikut: 1. Kantor pusat PVA Bukan Bank mengajukan permohonan rencana perubahan pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi secara tertulis kepada Bank Indonesia dengan menggunakan contoh surat sebagaimana tercantum pada Lampiran I.I. 2. Perubahan pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi PVA Bukan Bank sebagaimana dimaksud pada angka 1 harus disertai dengan dokumen sebagai berikut: a. fotokopi risalah hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS); dan b. dokumen pendukung calon pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi yang diusulkan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 11 ayat (4) angka 2 huruf c, d dan/atau e. 3. Surat permohonan rencana perubahan pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi ditandatangani oleh Direksi dan disampaikan kepada Bank Indonesia ke alamat sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 11 ayat (4) angka Pada saat mengajukan permohonan rencana perubahan pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada angka 1, PVA Bukan Bank harus menunjukkan dokumen 15

25 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan asli yang akan dicocokkan dengan fotokopi dokumen sebagaimana dimaksud pada angka Bank Indonesia menyampaikan pemberitahuan tertulis mengenai kelengkapan dan kesesuaian dokumen perubahan pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak dokumen diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia dengan ketentuan sebagai berikut: a. dalam hal calon pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota Direksi yang diusulkan telah memenuhi persyaratan, Bank Indonesia menyampaikan undangan untuk mengikuti penyuluhan mengenai ketentuan yang terkait dengan PVA. b. PVA Bukan Bank harus melakukan penyelesaian atau melakukan penggantian pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota Direksi, dalam hal pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota Direksi tercantum dalam daftar kredit macet dan/atau daftar hitam nasional penarik cek dan/atau bilyet giro kosong paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan dari Bank Indonesia. Dalam hal PVA Bukan Bank tidak dapat memenuhi dan/atau menyesuaikan persyaratan dalam batas waktu sebagaimana dimaksud pada huruf b, maka permohonan dinyatakan batal. 6. Bank Indonesia menerbitkan surat persetujuan perubahan pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak penyuluhan sebagaimana dimaksud pada angka 5 huruf a telah dihadiri oleh calon pemegang saham dan/atau anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi yang diusulkan PVA Bukan Bank. 7. Berdasarkan surat persetujuan sebagaimana dimaksud pada angka 6, PVA Bukan Bank melakukan perubahan pemegang saham dan/atau anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi PVA Bukan Bank dengan memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 8. PVA Bukan Bank harus memberitahukan kepada Bank Indonesia mengenai perubahan pemegang saham, pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan/atau pengangkatan anggota Direksi yang telah memperoleh persetujuan Bank Indonesia dengan menggunakan contoh surat pemberitahuan sebagaimana tercantum pada Lampiran I.J. 9. Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada angka 8 ditandatangani oleh Direksi dan harus disertai dokumen sebagai berikut: a. fotokopi akta perubahan anggaran dasar; dan b. fotokopi bukti penerimaan pemberitahuan atau persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang, apabila perubahan pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi wajib dituangkan dalam akta perubahan anggaran dasar. 16

26 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 27 Pasal 27 12/22/PBI/2010 Calon Direksi, Dewan Komisaris dan/atau pemegang saham PVA Bukan Bank sebagaimana dimaksud pada Paragraf 26 harus : a. memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 8 dan/atau Paragraf 9; dan b. menghadiri penyuluhan mengenai ketentuan yang terkait dengan PVA yang diadakan oleh Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Paragraf Pasal 28 12/22/PBI/2010 Bagian Kedelapan 29 Pasal 29 12/22/PBI/2010 SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.H (1) Bank Indonesia memerintahkan kepada pemegang saham untuk melakukan penggantian Direksi dan/atau Dewan Komisaris, dalam hal Direksi dan/atau Dewan Komisaris terlibat tindak pidana pencucian uang dan/atau tindak pidana di bidang perbankan dan keuangan berdasarkan putusan\ pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. (2) Bank Indonesia memerintahkan kepada pemegang saham untuk mengalihkan sahamnya kepada pihak lain, dalam hal pemegang saham terlibat tindak pidana pencucian uang dan/atau tindak pidana di bidang perbankan dan keuangan berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. Perubahan Nama, Modal Dasar dan/atau Modal Disetor PVA Bukan Bank (1) Perubahan nama Perseroan Terbatas PVA Bukan Bank wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia setelah perubahan tersebut memperoleh persetujuan dari instansi yang berwenang. (2) Persyaratan dan tata cara pelaporan perubahan nama Perseroan Terbatas PVA Bukan Bank diatur sebagai berikut: 1. Kantor Pusat PVA Bukan Bank melaporkan secara tertulis perubahan nama PVA Bukan Bank kepada Bank Indonesia dengan menggunakan contoh surat sebagaimana tercantum pada Lampiran I.K. 2. Laporan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 harus disertai dokumen sebagai berikut: a. fotokopi akta perubahan anggaran dasar; b. fotokopi persetujuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang; dan c. asli sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan Bank dan sertifikat kantor cabang yang dimiliki. 3. Surat pemberitahuan perubahan nama PVA Bukan Bank ditandatangani oleh Direksi dan disampaikan kepada Bank Indonesia ke alamat sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 11 ayat (4) angka Pada saat menyampaikan dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 1, PVA Bukan Bank harus menunjukkan dokumen asli yang akan dicocokkan dengan fotokopi dokumen sebagaimana dimaksud pada angka Bank Indonesia menerbitkan Surat Keputusan Perubahan Nama Perseroan Terbatas, sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan Bank dan sertifikat kantor cabang bagi PVA Bukan Bank yang memiliki kantor cabang dengan nama baru, paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 2 diterima dengan lengkap oleh Bank Indonesia. 6. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada PVA Bukan Bank mengenai penerbitan Surat Keputusan Perubahan Nama 17

27 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Perseroan Terbatas dan sertifikat sebagaimana dimaksud dalam angka Pengambilan KPmIU dan sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan Bank sebagaimana dimaksud dalam angka 6 dilakukan oleh Direksi atau pihak yang diberi kuasa oleh Direksi dengan contoh format surat sebagaimana tercantum pada Lampiran I.E. 8. PVA Bukan Bank wajib memasang sertifikat izin usaha dengan nama baru yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. 30 Pasal 30 12/22/PBI/2010 SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.I (1) Perubahan modal dasar dan/atau modal disetor PVA Bukan Bank wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia setelah memperoleh persetujuan dan/atau surat penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang. (2) Jumlah modal disetor PVA Bukan Bank setelah mengalami perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 7. (3) Persyaratan dan tata cara pelaporan perubahan modal dasar dan/atau modal disetor diatur sebagai berikut : 1. Kantor Pusat PVA Bukan Bank melaporkan secara tertulis perubahan modal dasar dan/atau modal disetor kepada Bank Indonesia ke alamat sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 11 ayat (4) angka 4, dengan menggunakan contoh surat sebagaimana tercantum pada Lampiran I.L. 2. Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1 ditandatangani oleh Direksi dan harus disertai dokumen sebagai berikut: a. dalam hal perubahan modal dasar atau pengurangan modal disetor, maka PVA Bukan Bank menyampaikan : 1) fotokopi akta perubahan Anggaran Dasar; dan 2) fotokopi persetujuan perubahan Anggaran Dasar dari instansi yang berwenang. b. dalam hal penambahan modal disetor, maka PVA Bukan Bank menyampaikan: 1) fotokopi akta atau risalah RUPS tentang perubahan modal disetor; 2) fotokopi penerimaan pemberitahuan dari instansi yang berwenang; dan 3) fotokopi bukti setoran modal yang berupa fotokopi rekening giro atau tabungan atas nama perusahaan di bank. 3. Pada saat menyampaikan dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 1, PVA Bukan Bank harus menunjukkan dokumen asli yang akan dicocokkan dengan fotokopi dokumen sebagaimana dimaksud pada angka Bank Indonesia menyampaikan surat pemberitahuan bahwa perubahan modal dasar dan/atau modal disetor telah dicatat di Bank Indonesia paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak dokumen diterima dengan lengkap oleh Bank Indonesia. Bagian Kesepuluh Penghentian Sementara atau Permanen Kegiatan Usaha PVA Bukan Bank Paragraf 1 Penghentian Sementara Kegiatan Usaha PVA Bukan Bank 31 Pasal 31 (1) PVA Bukan Bank wajib menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia 18

28 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 12/22/PBI/2010 dalam hal melakukan penghentian kegiatan usaha kantor pusat atau kantor Ayat (1) cabang yang bersifat sementara. SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.J No. 1.a,b,c Kantor pusat PVA Bukan Bank melaporkan secara tertulis kepada Bank Indonesia ke alamat: Bank Indonesia, Departemen Pengelolaan Moneter cq. Divisi Perizinan, Pengaturan dan Pengawasan Pedagang Valuta Asing (DPM cq. P3PVA), bagi pemohon yang akan berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia (KPBI); disertai alasan penghentian kegiatan sementara dengan menggunakan contoh format surat sebagaimana tercantum pada Lampiran I.M. Dalam hal PVA Bukan Bank melaporkan secara tertulis penghentian sementara kegiatan usaha, maka PVA Bukan Bank harus memenuhi kewajiban untuk menyampaikan Laporan Keuangan dan Laporan Kegiatan Usaha periode pelaporan sebelum PVA Bukan Bank menghentikan sementara kegiatan usahanya. Bank Indonesia menyampaikan surat pemberitahuan bahwa penghentian sementara kegiatan usaha kantor pusat dan/atau kantor cabang telah dicatat dalam database Bank Indonesia, paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak surat pemberitahuan diterima oleh Bank Indonesia. Pasal 31 12/22/PBI/2010 Ayat (2) SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.J No. 1.g Pasal 31 12/22/PBI/2010 Ayat (3) SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.J No. 1.e Pasal 31 12/22/PBI/2010 Ayat (4) (2) Penghentian kegiatan usaha yang bersifat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali paling lama 6 (enam) bulan. Dalam hal PVA Bukan Bank mengajukan perpanjangan 1 (satu) kali dengan jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, maka tata cara pelaksanaan mengikuti mekanisme sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum jangka waktu penghentian sementara kegiatan usaha berakhir, dengan menggunakan contoh format surat sebagaimana tercantum pada Lampiran I.O. (3) PVA Bukan Bank yang melakukan penghentian kegiatan usaha yang bersifat sementara wajib membuka kembali kegiatan usaha kantor pusat dan/atau kantor cabang setelah berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan melaporkan pembukaan tersebut kepada Bank Indonesia paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja sejak berakhirnya jangka waktu penghentian kegiatan usaha yang bersifat sementara. dengan menggunakan contoh format surat sebagaimana tercantum pada Lampiran I.N. (4) PVA Bukan Bank dapat membuka kembali kegiatan usaha yang bersifat sementara sebelum berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dan wajib melaporkan pembukaan tersebut kepada Bank Indonesia paling lambat 20 (dua puluh) hari kerja sejak dibukanya kembali kegiatan usaha. 19

29 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 14/15/DPM 2012 dengan menggunakan contoh format surat sebagaimana tercantum pada Lampiran I.N. Romawi I Bagian J poin 1.f Paragraf 2 Penghentian Permanen Kegiatan Usaha PVA Bukan Bank 32 Pasal 32 12/22/PBI/2010 (1) PVA Bukan Bank yang melakukan penghentian kegiatan usaha secara permanen, wajib melaporkan penghentian tersebut kepada Bank Indonesia. Dengan mengajukan penghentian kegiatan usaha kantor cabang yang bersifat permanen maka hanya kantor cabang yang ditutup sedangkan kantor pusat masih beroperasi secara normal. Namun apabila, kantor pusat yang mengajukan penghentian kegiatan yang bersifat pemanen maka seluruh kegiatan usaha termasuk kantor cabangnya tidak beroperasi. SE 14/15/DPM 2012 Romawi I.J No. 2 (2) Dalam hal penghentian kegiatan usaha secara permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kantor pusat dan seluruh kantor cabang, maka laporan wajib melampirkan dokumen: a. alasan penghentian; b. fotokopi risalah Rapat Umum Pemegang Saham mengenai penghentian kegiatan usaha PVA Bukan Bank; c. pernyataan dari pemegang saham bahwa langkah-langkah penyelesaian kewajiban yang terkait dengan kegiatan PVA Bukan Bank telah diselesaikan dan apabila terdapat tuntutan di kemudian hari menjadi tanggung jawab pemegang saham. (3) Dalam hal penghentian kegiatan usaha secara permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhadap seluruh atau sebagian kantor cabang, maka laporan wajib memuat alasan penghentian. (4) Atas penghentian kegiatan usaha kantor pusat dan seluruh kantor cabang secara permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (2), izin usaha PVA Bukan Bank dinyatakan tidak berlaku. (5) Atas penghentian kegiatan usaha kantor cabang yang bersifat permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (3), persetujuan pembukaan kantor cabang PVA Bukan Bank dinyatakan tidak berlaku. (6) Persyaratan dan tata cara penghentian permanen kegiatan usaha kantor pusat atau kantor cabang PVA Bukan Bank, diatur sebagai berikut: a. Kantor Pusat 1) PVA Bukan Bank melaporkan secara tertulis kepada Bank Indonesia penghentian permanen kegiatan usaha kantor pusat PVA Bukan Bank disertai dengan alasan penghentian kegiatan usaha tersebut dan dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut: a) asli KPmIU; b) asli surat persetujuan pembukaan kantor cabang; c) asli sertifikat izin usaha yang dimiliki baik sertifikat kantor pusat maupun kantor cabang; d) asli logo PVA berizin yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia baik logo PVA berizin kantor pusat maupun kantor cabang; e) fotokopi risalah RUPS mengenai penghentian kegiatan usaha PVA Bukan Bank; dan f) surat pernyataan bermeterai cukup dari pemegang saham bahwa langkah-langkah penyelesaian kewajiban yang terkait dengan kegiatan PVA Bukan Bank telah diselesaikan dan 20

30 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan apabila terdapat tuntutan di kemudian hari menjadi tanggung jawab pemegang saham. 2) Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1) ditandatangani oleh Direksi dan disampaikan kepada Bank Indonesia ke alamat sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 11 ayat (4) angka 4, dengan menggunakan contoh surat sebagaimana tercantum pada Lampiran I.P. 3) Bank Indonesia menerbitkan Keputusan Pencabutan Izin Usaha (KPnIU) paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 1) diterima dengan lengkap oleh Bank Indonesia. 4) Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada PVA Bukan Bank mengenai penerbitan surat pencabutan izin usaha sebagaimana dimaksud pada angka 3). 5) KPmIU dan sertifikat izin usaha dinyatakan tidak berlaku sejak Bank Indonesia menerbitkan KPnIU. 6) Dalam hal Kantor Pusat PVA Bukan Bank mengajukan permohonan persetujuan penghentian permanen kegiatan usaha untuk kantor pusat, maka penghentian permanen kegiatan usaha berlaku untuk seluruh kantor cabang yang dimiliki. 7) Bank Indonesia mengumumkan pencabutan izin usaha PVA Bukan Bank sebagaimana dimaksud pada angka 3) melalui website Bank Indonesia ( b. Kantor Cabang 1) Kantor Pusat PVA Bukan Bank melaporkan secara tertulis kepada Bank Indonesia penghentian permanen kegiatan usaha kantor cabang PVA Bukan Bank disertai dengan alasan penghentian kegiatan usaha tersebut dan dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut: a) asli surat persetujuan pembukaan kantor cabang; b) asli sertifikat kantor cabang; dan c) asli logo PVA berizin bagi kantor cabang yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. 2) Laporan penghentian permanen kantor cabang sebagaimana dimaksud pada angka 1) ditandatangani oleh Direksi dan disampaikan kepada Bank Indonesia dengan alamat sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 11 ayat (4) angka 4, dengan menggunakan contoh surat sebagaimana tercantum pada Lampiran I.Q. 3) Bank Indonesia menerbitkan surat penghentian permanen kegiatan usaha kantor cabang paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 1) diterima secara lengkap. BAB IV Bagian Kesatu 33 Pasal 33 12/22/PBI/2010 Pedagang Valuta Asing Bank Perizinan PVA Bank PVA Bank melakukan kegiatan usaha sebagai PVA setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia. 21

31 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 34 Pasal 34 12/22/PBI/2010 (1) Bank Umum Bukan Bank Devisa, Bank Umum Syariah Bukan Bank Devisa, BPR, atau BPRS yang akan melakukan kegiatan usaha sebagai PVA sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 33 wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. memiliki rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai dengan ketentuan yang berlaku; b. mencantumkan rencana kegiatan usaha sebagai PVA dalam Rencana Bisnis Bank bagi bank umum bukan bank devisa dan Rencana Kerja dan Laporan Pelaksanaan Rencana Kerja bagi BPR atau BPRS; dan c. menyertakan rencana kesiapan operasional. Yang dimaksud rencana kesiapan operasional adalah: a. menyebutkan kantor bank yang akan melakukan kegiatan usaha sebagai PVA. b. memiliki tempat usaha di kantor bank yang diajukan. c. sumber daya manusia yang memadai. d. sarana penunjang kegiatan yang memadai termasuk kebijakan, sistem dan prosedur secara tertulis. SE 9/38/DPBPR 2007 Romawi II.A.1 SE 9/36/DPNP 2007 Romawi II.B SE 9/38/DPBPR 2007 Romawi II.B (2) Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) khusus untuk BPR atau BPRS wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. memiliki tingkat kesehatan selama 12 (dua belas) bulan terakhir tergolong sehat atau memiliki tingkat kesehatan BPRS selama 12 (dua belas) bulan terakhir minimal tergolong dalam peringkat komposit 2; dan b. memenuhi persyaratan modal disetor dan kepengurusan sesuai ketentuan yang berlaku. (3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan ayat (2) berdasarkan data Bank Indonesia. (4) Tata cara pengajuan permohonan persetujuan bagi BUBBD dan BPR/BPRS untuk melakukan kegiatan usaha sebagai PVA, diatur sebagai berikut: 1) Kantor pusat BUBBD mengajukan permohonan persetujuan sebagai PVA secara tertulis kepada Bank Indonesia, dengan melampirkan dokumen rencana kesiapan operasional yang memuat informasi antara lain meliputi: 1. Keberadaan lokasi tempat usaha sesuai alamat yang diajukan; 2. Kelayakan tempat usaha; 3. Sumber daya manusia; 4. Kebijakan, sistem dan prosedur; dan 5. Sarana penunjang kegiatan usaha, paling kurang: a. Meja counter; b. Alat deteksi keaslian uang; c. Tempat penyimpan uang; dan d. Papan kurs. 2) Kantor pusat BPR/BPRS mengajukan permohonan persetujuan sebagai PVA BPR/BPRS secara tertulis kepada Bank Indonesia yang wajib dilengkapi dengan dokumen rencana kesiapan operasional, antara lain meliputi: 1. foto kantor BPR/BPRS yang akan melaksanakan kegiatan usaha sebagai PVA; 2. foto tempat kegiatan usaha di kantor BPR/BPRS yang diajukan dan 22

32 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan tata letak ruang; 3. struktur organisasi kantor, termasuk Sumber Daya Manusia yang menangani kegiatan PVA; 4. sarana penunjang kegiatan usaha, sekurang-kurangnya berupa: a. kebijakan, sistem dan prosedur secara tertulis; b. foto alat deteksi keaslian uang; c. foto tempat penyimpanan uang; d. foto papan kurs; dan e. contoh warkat/dokumen yang akan digunakan. 35 Pasal 35 12/22/PBI/2010 Penyampaian permohonan persetujuan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 33 dilakukan oleh kantor pusat bank yang bersangkutan yang diatur sebagai berikut: a. bagi Bank Umum Bukan Bank Devisa yang berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia disampaikan kepada Bank Indonesia cq. Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, sesuai dengan format pada Lampiran 4a, dengan tembusan kepada Direktorat Pengawasan Bank terkait; b. bagi Bank Umum Bukan Bank Devisa yang juga melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah yang berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia disampaikan kepada Bank Indonesia cq. Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, sesuai dengan format pada Lampiran 4b, dengan tembusan kepada Direktorat Pengawasan Bank terkait; c. Bagi BUBBD yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI, disampaikan kepada Kantor Bank Indonesia (KBI) setempat sesuai dengan format pada Lampiran 4c. d. bagi Bank Umum Syariah Bukan Bank Devisa dan BPRS yang berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia disampaikan kepada Bank Indonesia cq. Direktorat Perbankan Syariah, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, sesuai dengan format pada Lampiran 4c bagi Bank Umum Syariah Bukan Bank Devisa dan Lampiran 10 bagi BPRS; e. bagi BPR yang berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia disampaikan kepada Bank Indonesia cq. Direktorat Kredit, BPR dan UMKM, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, bagi Bank Perkreditan Rakyat, sesuai dengan format pada Lampiran 10; atau f. bagi Bank Umum Bukan Bank Devisa, Bank Umum Syariah Bukan Bank Devisa, BPR atau BPRS yang berkantor pusat di luar wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia disampaikan kepada Kantor Bank Indonesia setempat yang mewilayahi bank dimaksud, sesuai dengan format pada Lampiran 4c bagi BUBDD/BUBDD Syariah dan Lampiran 10 bagi BPR/BPRS. Surat permohonan persetujuan untuk melakukan kegiatan usaha sebagai PVA BPR/BPRS tersebut di atas sesuai contoh pada Lampiran Pasal 36 12/22/PBI/2010 (1) Persetujuan atau penolakan atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 33 diberikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah dokumen permohonan diterima secara lengkap oleh Bank Indonesia. 23

33 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan (2) Pelaksanaan kegiatan PVA Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus dilakukan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal persetujuan dari Bank Indonesia dikeluarkan. (3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) PVA Bank tidak melaksanakan kegiatan PVA, persetujuan yang telah diberikan dinyatakan tidak berlaku. (4) Pelaksanaan kegiatan PVA wajib dilaporkan oleh kantor pusat bank kepada Bank Indonesia paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan kegiatan PVA. Bagian Kedua 37 Pasal 37 12/22/PBI/2010 SE 9/36/DPNP 2007 Romawi III Pelaksanaan Kegiatan PVA pada Kantor-Kantor Bank (1) PVA Bank dapat melakukan kegiatan PVA pada kantor-kantor di luar kantor pusat sepanjang memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. rencana kantor bank yang akan melakukan kegiatan usaha sebagai PVA telah tercantum dalam Rencana Bisnis Bank bagi Bank Umum Bukan Bank Devisa dan Bank Umum Syariah Bukan Bank Devisa, atau Rencana Kerja dan Laporan Pelaksanaan Rencana Kerja bagi BPR dan BPRS; dan b. melaporkan rencana tersebut paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum pelaksanaan kegiatan PVA disertai dengan rencana kesiapan operasional. (2) PVA Bank wajib melaporkan pelaksanaan kegiatan PVA di kantor bank kepada Bank Indonesia paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan kegiatan PVA. (3) Tata cara pelaporan pelaksanaan kegiatan usaha sebagai PVA, diatur sebagai berikut BUBBD: A. Bagi Kantor Pusat BUBBD yang telah memperoleh persetujuan usaha sebagai PVA 1. Pelaksanaan kegiatan usaha sebagai PVA wajib dilaporkan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan kegiatan PVA ke alamat sebagai berikut: a. Bagi BUBBD yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI, dialamatkan kepada Bank Indonesia cq. Direktorat Pengawasan Bank terkait, Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta dengan tembusan kepada Direktorat Pengelolaan Moneter cq. Bagian Pengaturan dan Pengawasan PVA, dan Administrasi (PVAd); b. Bagi BUBBD yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI, dialamatkan kepada KBI setempat, dengan tembusan kepada Direktorat Pengelolaan Moneter cq. Bagian Pengaturan dan Pengawasan PVA, dan Administrasi (PVAd). 2. Pelaksanaan kegiatan usaha sebagai PVA sebagaimana dimaksud pada angka 1 di atas dilaporkan sesuai dengan format pada Lampiran 5. B. Bagi kantor cabang dan kantor-kantor di bawah kantor cabang dari BUBBD yang telah memperoleh persetujuan usaha sebagai PVA, diatur sebagai berikut: 1. Kantor pusat BUBBD wajib melaporkan secara tertulis kepada Bank Indonesia dalam hal kantor cabang dan kantor-kantor di bawah 24

34 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan kantor cabang dari BUBBD akan melakukan kegiatan usaha sebagai PVA. 2. Pengajuan laporan rencana pelaksanaan kegiatan usaha sebagai PVA sebagaimana dimaksud pada angka 1 disampaikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum pelaksanaan kegiatan PVA, ke alamat sebagai berikut: a. Bagi BUBBD yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI, dialamatkan kepada Bank Indonesia cq. Direktorat Pengawasan Bank terkait, Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350, sesuai dengan format pada Lampiran 6a, dengan tembusan kepada KBI setempat dalam hal kantor cabang dan kantor-kantor di bawah kantor cabang dari BUBBD yang akan melakukan kegiatan usaha sebagai PVA berada di luar wilayah kerja KPBI; atau b. Bagi BUBBD yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI, dialamatkan kepada KBI setempat sesuai dengan format pada Lampiran 6b, dengan tembusan kepada Direktorat Pengawasan Bank terkait apabila kantor cabang dan kantor-kantor di bawah kantor cabang dari BUBBD berada di wilayah kerja KPBI atau kepada KBI dimana kantor cabang dan kantor-kantor di bawah kantor cabang dari BUBBD yang akan melakukan kegiatan usaha sebagai PVA tersebut berada. 3. Laporan pelaksanaan pembukaan kegiatan usaha PVA bagi kantor cabang dan kantor-kantor di bawah kantor cabang dari BUBBD yang telah memperoleh izin usaha sebagai PVA disampaikan ke alamat sebagaimana dimaksud pada Paragraf 37 ayat (3) huruf A di atas, paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan kegiatan PVA. SE 9/38/DPBPR 2007 Romawi III (4) Tata cara pelaporan pelaksanaan kegiatan usaha sebagai PVA, diatur sebagai berikut BPR/BPRS: A. Kantor pusat BPR/BPRS yang telah memperoleh persetujuan untuk melakukan kegiatan usaha sebagai PVA wajib melaporkan secara tertulis pelaksanaan kegiatan usaha sebagai PVA ke alamat sebagai berikut: 1. Bagi BPR yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI, dialamatkan kepada Bank Indonesia, u.p. Direktorat Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat, Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350, dengan tembusan kepada Direktorat Pengelolaan Moneter u.p. Bagian Pengaturan dan Pengawasan PVA dan Administrasi. 2. Bagi BPRS yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI, dialamatkan kepada Bank Indonesia, u.p. Direktorat Perbankan Syariah, Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350, dengan tembusan kepada Direktorat Pengelolaan Moneter u.p. Bagian Pengaturan dan Pengawasan PVA dan Administrasi. 3. Bagi BPR/BPRS yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI, dialamatkan kepada KBI setempat dengan mengacu kepada pembagian wilayah kerja KBI, dengan tembusan kepada: a. Direktorat Pengelolaan Moneter, u.p. Bagian Pengaturan dan 25

35 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Pengawasan PVA dan Administrasi, Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350; dan b. KBI dimana kantor cabang BPR/BPRS yang akan melakukan kegiatan usaha sebagai PVA tersebut berada, dalam hal kantor cabang BPR/BPRS tersebut berada di wilayah kerja KBI yang berbeda dengan kantor pusatnya; dan/atau c. Bank Indonesia u.p. Direktorat Perbankan Syariah, Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350, dalam hal kantor cabang BPRS yang akan melakukan kegiatan usaha sebagai PVA berada di wilayah kerja KPBI. Laporan pelaksanaan kegiatan usaha sebagai PVA sebagaimana tersebut di atas, sesuai contoh pada Lampiran 11. B. Bagi BPR/BPRS yang telah memperoleh persetujuan untuk melakukan kegiatan usaha sebagai PVA dan akan melakukan kegiatan PVA di kantor lainnya, diatur sebagai berikut : 1. Kantor pusat BPR/BPRS wajib melaporkan secara tertulis kepada Bank Indonesia mengenai rencana kegiatan usaha sebagai PVA pada kantor BPR/BPRS tertentu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum pelaksanaan kegiatan usaha PVA tersebut dilakukan oleh kantor BPR/BPRS terkait. 2. Laporan rencana kegiatan usaha sebagai PVA sebagaimana dimaksud pada angka 1, disampaikan oleh kantor pusat BPR/BPRS ke alamat sebagai berikut: a. Bagi BPR yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI, dialamatkan kepada Bank Indonesia, u.p. Direktorat Pengawasan Bank Perkreditan Rakyat, Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta b. Bagi BPRS yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI, permohonan dialamatkan kepada Bank Indonesia, u.p. Direktorat Perbankan Syariah, Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta c. Bagi BPR yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI, dialamatkan kepada KBI setempat dengan mengacu kepada pembagian wilayah kerja KBI, dengan tembusan kepada KBI dimana kantor cabang BPR yang akan melakukan kegiatan usaha sebagai PVA tersebut berada, dalam hal kantor cabang BPR yang akan melakukan kegiatan usaha sebagai PVA berada di wilayah kerja KBI yang berbeda dengan kantor pusatnya. d. Bagi BPRS yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI, dialamatkan kepada KBI setempat dengan mengacu kepada pembagian wilayah kerja KBI, dengan tembusan kepada: 1) KBI dimana kantor cabang BPRS yang akan melakukan kegiatan usaha sebagai PVA tersebut berada, dalam hal kantor cabang BPRS tersebut berada di wilayah kerja KBI yang berbeda dengan kantor pusatnya; atau 2) Bank Indonesia u.p. Direktorat Perbankan Syariah, Jl. M.H. Thamrin No. 2, Jakarta 10350, dalam hal kantor cabang BPRS yang akan melakukan kegiatan usaha sebagai PVA berada di wilayah kerja KPBI. Laporan rencana kegiatan usaha sebagai PVA tersebut di atas sesuai contoh pada Lampiran

36 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 3. Laporan pelaksanaan pembukaan kegiatan usaha PVA bagi kantor cabang wajib disampaikan oleh kantor pusat BPR/BPRS ke alamat sebagaimana dimaksud pada huruf A di atas, paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan kegiatan PVA, sesuai contoh pada Lampiran 13. Bagian Ketiga 38 Pasal 38 12/22/PBI/2010 SE 9/36/DPNP 2007 Romawi VI.A SE 9/38/DPBPR 2007 Romawi V Penghentian Kegiatan Usaha PVA Bank (1) PVA Bank dapat menghentikan seluruh kegiatan usaha sebagai PVA di kantor pusat dan di kantor-kantor lainnya dengan terlebih dahulu menyampaikan rencana penghentian tersebut kepada Bank Indonesia paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal penghentian kegiatan usaha sebagai PVA, dilampiri dengan dokumen: a. alasan penghentian; b. pernyataan dari PVA Bank bahwa seluruh hak dan kewajiban yang terkait dengan kegiatan PVA Bank yang dilaksanakan sebelum tanggal penghentian telah diselesaikan dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab PVA Bank. Tata cara penghentian kegiatan usaha sebagai PVA Bank Umum diatur sebagai berikut: 1. Kantor pusat BUBBD wajib menyampaikan rencana penghentian kegiatan usaha sebagai PVA secara tertulis kepada Bank Indonesia. 2. Pengajuan rencana penghentian kegiatan usaha sebagai PVA disampaikan ke alamat sebagaimana diatur dalam Paragraf 37 ayat (3) huruf A paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal penghentian kegiatan usaha sebagai PVA dengan menggunakan contoh surat sebagaimana tercantum pada Lampiran 9. Penghentian kegiatan usaha sebagai PVA BPR/BPRS 1. Kegiatan usaha sebagai PVA BPR/BPRS dihentikan apabila BPR/BPRS ditetapkan dalam status pengawasan khusus atau belum memenuhi ketentuan modal disetor atau belum memenuhi ketentuan kepengurusan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Penghentian kegiatan usaha sebagai PVA BPR/BPRS diatur sebagai berikut: a. Bagi BPR/BPRS yang ditetapkan dalam status pengawasan khusus: Kegiatan usaha sebagai PVA BPR/BPRS dihentikan sejak penetapan status pengawasan khusus. b. Bagi BPR/BPRS yang belum memenuhi ketentuan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam ketentuan kelembagaan BPR/BPRS: Kegiatan usaha sebagai PVA BPR/BPRS dihentikan sejak batas waktu pemenuhan pentahapan modal disetor berakhir. c. Bagi BPR/BPRS yang tidak memenuhi ketentuan kepengurusan: Kegiatan usaha sebagai PVA BPR/BPRS dihentikan apabila BPR/BPRS yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan kepengurusan lebih dari 6 (enam) bulan. 3. Kegiatan usaha sebagai PVA BPR/BPRS dapat dihentikan oleh BPR/BPRS, atas inisiatif sendiri. 4. Tata cara penghentian kegiatan usaha sebagai PVA BPR/BPRS atas inisiatif sendiri diatur sebagai berikut: (1) Penghentian kegiatan usaha sebagai PVA BPR/BPRS: 27

37 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan a. Kantor pusat BPR/BPRS menyampaikan rencana penghentian kegiatan usaha sebagai PVA BPR/BPRS secara tertulis kepada Bank Indonesia ke alamat sebagaimana dimaksud pada Paragraf 37 ayat (3) huruf A, paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal penghentian kegiatan usaha sebagai PVA, sesuai contoh Lampiran 16. b. Rencana penghentian kegiatan usaha sebagai PVA BPR/BPRS harus disertai dengan dokumen: 1) Alasan penghentian; dan 2) Pernyataan bahwa seluruh hak dan kewajiban yang terkait dengan kegiatan usaha sebagai PVA BPR/BPRS yang dilaksanakan sebelum tanggal penghentian, telah diselesaikan, yaitu seluruh aktiva valas, baik UKA maupun TC yang dimiliki telah dijual atau dicairkan dalam mata uang rupiah dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab PVA BPR/BPRS. c. Persetujuan penghentian kegiatan usaha sebagai PVA BPR/BPRS disampaikan oleh Bank Indonesia paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah surat permohonan penghentian kegiatan usaha sebagai PVA BPR/BPRS diterima lengkap oleh Bank Indonesia. d. Pelaksanaan penghentian kegiatan usaha sebagai PVA sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib dilaporkan oleh kantor pusat BPR/BPRS kepada Bank Indonesia ke alamat sebagaimana dimaksud pada Paragraf 37 ayat (3) huruf A, paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan penghentian kegiatan usaha PVA, seperti contoh pada Lampiran 17. (2) Persetujuan penghentian kegiatan usaha sebagai PVA disampaikan oleh Bank Indonesia kepada PVA Bank paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah surat permohonan penghentian kegiatan usaha sebagai PVA diterima lengkap oleh Bank Indonesia. (3) Pelaksanaan penghentian kegiatan PVA Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaporkan oleh Kantor Pusat Bank kepada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 35, paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan penghentian kegiatan PVA. 39 Pasal 39 12/22/PBI/2010 SE 9/36/DPNP 2007 Romawi VI.B (1) PVA Bank dapat menghentikan kegiatan usaha sebagai PVA pada satu atau lebih kantor-kantor di luar kantor pusat bank. (2) Pelaksanaan penghentian kegiatan PVA di kantor-kantor di luar kantor pusat bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaporkan oleh Kantor Pusat Bank kepada Bank Indonesia paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan penghentian kegiatan PVA di kantor bank dengan disertai alasan penghentian. (3) Tata cara penghentian kegiatan usaha sebagai PVA Bank pada satu atau lebih kantor Bank diatur sebagai berikut: 1. Pelaksanaan penghentian kegiatan usaha sebagai PVA pada 1 (satu) atau lebih kantor Bank wajib dilaporkan oleh Kantor Pusat ke alamat sebagaimana diatur dalam Paragraf 37 ayat (3) huruf A paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan penghentian 28

38 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 9/38/DPBPR 2007 Romawi V.D No.2 kegiatan PVA di kantor Bank dengan disertai alas an penghentian dengan menggunakan contoh surat sebagaimana tercantum pada Lampiran Dalam hal penghentian kegiatan usaha sebagai PVA dilakukan pada kantor cabang atau kantor-kantor dibawah kantor cabang yang berada di luar wilayah kerja KBI yang mewilayahi kantor pusatnya, Kantor Pusat PVA Bank harus menyampaikan 1 (satu) tembusan laporan penghentian kegiatan usaha sebagai PVA kepada KBI setempat yang mewilayahi kantor cabang tersebut. 3. Penghentian kegiatan usaha PVA BPR/BPRS pada 1 (satu) atau lebih kantor BPR/BPRS wajib dilaporkan oleh kantor pusat BPR/BPRS ke alamat sebagaimana diatur dalam Paragraf 37 ayat (3) huruf A, paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal pelaksanaan penghentian kegiatan usaha PVA di kantor cabang BPR/BPRS disertai alasan penghentian sesuai contoh pada Lampiran Pasal 40 12/22/PBI/2010 Bagian Keempat 41 Pasal 41 12/22/PBI/2010 Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 36 ayat (4), Paragraf 37 ayat (2), Paragraf 38 ayat (3), Paragraf 39 ayat (2) dilakukan oleh kantor pusat bank yang bersangkutan yang diatur sebagai berikut: a. bagi Bank Umum Bukan Bank Devisa yang berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia disampaikan kepada Bank Indonesia cq. Direktorat Pengawasan Bank terkait, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350; b. bagi Bank Umum Bukan Bank Devisa yang juga melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah yang berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia disampaikan kepada Bank Indonesia cq. Direktorat Pengawasan Bank terkait, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350; c. bagi Bank Umum Syariah Bukan Bank Devisa dan BPRS yang berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia disampaikan kepada Bank Indonesia cq. Direktorat Perbankan Syariah, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350; d. bagi BPR yang berkantor pusat di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia disampaikan kepada Bank Indonesia cq. Direktorat Kredit, BPR dan UMKM, Jl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta 10350; atau e. bagi Bank Umum Bukan Bank Devisa, Bank Umum Syariah Bukan Bank Devisa, BPR, dan/atau BPRS yang berkantor pusat di luar wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia disampaikan kepada Kantor Bank Indonesia setempat yang mewilayahi bank dimaksud. Saldo Harian Pos Aktiva Dalam Valuta Asing PVA Bank diperbolehkan memiliki saldo harian pos aktiva dalam valuta asing paling tinggi sebesar 20% (dua puluh per seratus) dari modal disetor. Pengertian pos aktiva dalam valuta asing adalah mata uang kertas asing, uang logam asing bukan emas dan TC yang masih berlaku, milik BUBBD dan BPR/BPRS yang telah memperoleh persetujuan untuk melakukan kegiatan usaha sebagai PVA, yang dijabarkan dalam rupiah. Saldo harian pos aktiva dalam valuta asing dimaksud dihitung dengan menggunakan kurs tengah harian Bank Indonesia yang dapat dilihat di website Bank Indonesia atau Reuters pada pukul WIB. 29

39 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Bagian Kelima Status PVA Bagi Bank Yang Dibekukan atau Dicabut Izin Usaha 42 Pasal 42 12/22/PBI/2010 Persetujuan PVA Bank sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 33 dinyatakan tidak berlaku dalam hal seluruh kegiatan usaha Bank yang bersangkutan dibekukan atau izin usaha Bank dicabut oleh otoritas yang berwenang. Untuk BPR dan BPRS, yang dimaksud dengan pos aktiva dalam valuta asing adalah pos dalam laporan bulanan BPR dan BPRS sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 43 Pasal 43 12/22/PBI/2010 BAB V 44 Pasal 44 12/22/PBI/2010 SE 14/15/DPM 2012 Romawi II BAB VI 45 Pasal 45 12/22/PBI/2010 Ayat (1) SE 14/15/DPM 2012 Romawi III.9 SE 14/15/DPM 2012 Romawi III.12 Pasal 45 12/22/PBI/2010 Ayat (2) (1) BPR dan BPRS yang ditetapkan dalam pengawasan khusus, belum memenuhi ketentuan modal disetor, atau kepengurusan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku tidak dapat melakukan kegiatan usaha sebagai PVA. (2) Kegiatan usaha sebagai PVA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan kembali setelah BPR dan BPRS yang bersangkutan dikeluarkan dari status pengawasan khusus, memenuhi ketentuan modal disetor dan kepengurusan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) PVA wajib menerapkan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tata cara penerapan prinsip mengenal nasabah berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme pada Pedagang Valuta Asing Bukan Bank. Pengawasan dan Pembinaan (1) Bank Indonesia melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap PVA. Pengawasan terhadap PVA Bukan Bank dilakukan oleh Bank Indonesia dengan ketentuan sebagai berikut: a. Kantor Pusat Bank Indonesia (KPBI), bagi PVA Bukan Bank yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI; atau b. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri (KPw BI DN), bagi PVA Bukan Bank yang berkantor pusat di wilayah kerja KPw BI DN yang mengacu pada pembagian wilayah kerja sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I. D. Dalam melaksanakan pengawasan terhadap PVA Bukan Bank, Bank Indonesia dapat menyampaikan surat pembinaan yang wajib ditindaklanjuti oleh PVA Bukan Bank. (2) Pengawasan yang dilakukan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara langsung dan tidak langsung. 30

40 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 14/15/DPM 2012 Romawi III.4 Pasal 45 12/22/PBI/2010 Ayat (3) (4) Pengawasan tidak langsung dilakukan melalui analisa dan evaluasi atas laporan yang disampaikan PVA Bukan Bank kepada Bank Indonesia. (3) Dalam melakukan pengawasan terhadap PVA Bukan Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bank Indonesia dapat menyampaikan surat pembinaan yang wajib ditindaklanjuti oleh PVA Bukan Bank. (4) Pengawasan dan pembinaan terhadap PVA Bank dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai pengawasan bank. SE 14/15/DPM 2012 Romawi III Pasal 46 12/22/PBI/2010 SE 14/15/DPM 2012 Romawi III No Pasal 47 12/22/PBI/2010 Ayat (1) Dalam hal PVA Bukan Bank melakukan kegiatan usaha pengiriman uang maka pengawasan terhadap penyelenggaraan kegiatan usaha pengiriman uang (Transfer Dana) dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kegiatan usaha pengiriman uang (Transfer Dana). (1) Pengawasan langsung bagi PVA Bukan Bank sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 45 ayat (2) dilakukan dengan cara pemeriksaan terhadap PVA Bukan Bank. (2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara umum dan/atau khusus. (3) Pemeriksaan umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) meliputi aspekaspek antara lain: a. pemenuhan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai PVA Bukan Bank dan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penerapan program APU dan PPT bagi PVA Bukan Bank; b. kebenaran laporan berkala dan laporan lainnya yang disampaikan kepada Bank Indonesia; dan c. penerapan kebijakan manajemen intern. (4) Pemeriksaan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan berdasarkan pertimbangan Bank Indonesia atau adanya permintaan dari instansi atau lembaga terkait. (5) Pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dilengkapi dengan surat penugasan dari Bank Indonesia. (6) Dalam pelaksanaan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), PVA Bukan Bank harus memberikan kepada pemeriksa, antara lain : a. data pembukuan dan data pendukung; b. kesempatan untuk melihat aktivitas operasional dan sarana fisik yang berkaitan dengan kegiatan usahanya; dan/atau c. keterangan dari pihak yang memiliki kompetensi dan berwenang pada saat pemeriksaan sedang berlangsung. (1) Dalam pelaksanaan pemeriksaan terhadap PVA Bukan Bank sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 46, Bank Indonesia dapat menugaskan pihak lain untuk dan atas nama Bank Indonesia untuk melakukan pemeriksaan terhadap PVA Bukan Bank. Yang dimaksud dengan pihak lain antara lain Kantor Akuntan Publik dan Asosiasi PVA. SE 14/15/DPM 2012 Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak lain dilengkapi dengan surat penugasan dari Bank Indonesia. 31

41 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Romawi III.11 Pasal 47 12/22/PBI/2010 Ayat (2) (2) Pihak lain yang ditugaskan oleh Bank Indonesia untuk melaksanakan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib: a. menjaga kerahasiaan data yang diperolehnya dari hasil pemeriksaan yang dilakukan dan tunduk kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai rahasia jabatan; dan b. menyampaikan laporan hasil pemeriksaan kepada Bank Indonesia. 48 Pasal 48 12/22/PBI/2010 Ayat (1) (2).b.1 (1) Dalam rangka pengawasan tidak langsung sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 45 ayat (2), PVA wajib menyampaikan laporan tertulis kepada Bank Indonesia secara lengkap, benar, dan akurat. Yang dimaksud dengan lengkap untuk laporan keuangan adalah apabila telah mencakup Neraca, Laporan Laba/Rugi dan Laporan Perubahan Ekuitas. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. bagi PVA Bank: 1. laporan berkala berupa LKU 2. laporan lainnya setiap waktu apabila diperlukan. b. bagi PVA Bukan Bank: 1. laporan berkala yang terdiri dari LKU dan laporan keuangan. SE 14/15/DPM 2012 Romawi IV.1.a Pasal 48 12/22/PBI/2010 Ayat (2).a.2 (2).b.2 SE 14/15/DPM 2012 Romawi IV.1.b 1. Jenis Laporan a. Laporan berkala terdiri dari 1) Laporan Kegiatan Usaha (LKU), yaitu : Laporan transaksi penjualan dan pembelian UKA serta Laporan pembelian TC sebagaimana tercantum pada Lampiran II.A SE 14/15/DPM (2012). 2) Laporan Keuangan, yaitu : Laporan keuangan yang terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Perubahan Ekuitas akhir tahun berjalan sebagaimana contoh pada Lampiran II.B SE 14/15/DPM (2012). Laporan berkala disusun dengan mengacu kepada Pedoman Pembukuan dan Penyusunan Laporan Keuangan PVA Bukan Bank sebagaimana tercantum pada Lampiran II.C SE 14/15/DPM (2012). 2. laporan lainnya setiap waktu apabila diperlukan. LKU dan laporan keuangan yang disampaikan kepada Badan Indonesia merupakan laporan konsolidasi dari laporan kantor pusat, kantor cabang dan gerai (counter). b. Laporan lainnya, yaitu: 1) laporan yang berkaitan dengan kegiatan lalu lintas devisa, apabila diperlukan; 2) laporan transaksi keuangan mencurigakan dan laporan transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai dalam jumlah kumulatif tertentu sesuai ketentuan yang berlaku; dan 3) laporan lainnya setiap waktu apabila diperlukan. 32

42 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Pasal 48 12/22/PBI/2010 Ayat (3) SE 14/15/DPM 2012 (3) PVA wajib melakukan pencatatan transaksi dan menyimpan dokumen dan warkat yang berhubungan dengan transaksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Bentuk dan Penyampaian Laporan Berkala a. Laporan berkala dibuat dalam bentuk data elektronik dan Romawi IV.2 disampaikan kepada Bank Indonesia secara online dengan menggunakan media internet pada website Laporan Kantor Pusat Bank Umum (LKPBU) - PVA. b. Laporan berkala telah diterima oleh Bank Indonesia sesuai tanggal terima sistem LKPBU. c. Tata cara penyampaian laporan secara online diatur dalam Petunjuk Teknis Pelaporan PVA Online sebagaimana tercantum dalam Lampiran III SE 14/15/DPM (2012). d. Laporan berkala dibuat oleh kantor pusat PVA Bukan Bank secara konsolidasi yang meliputi laporan kantor pusat, kantor cabang dan gerai (counter). SE 9/36/DPNP 2007 Romawi V (5) Tata cara pelaporan bagi kantor pusat BUBBD yang melakukan kegiatan usaha sebagai PVA adalah sebagai berikut: a. Kantor pusat BUBBD yang melakukan kegiatan usaha sebagai PVA wajib menyampaikan laporan berkala berupa Laporan Kegiatan Usaha yang selanjutnya disebut LKU, yang diatur sebagai berikut: 1. Kantor pusat BUBBD yang melakukan kegiatan usaha sebagai PVA wajib menyampaikan LKU yang meliputi laporan transaksi penjualan dan pembelian UKA serta pembelian TC sebagaimana contoh pada Lampiran 8a dan Lampiran 8b. 2. LKU disampaikan kepada Bank Indonesia secara berkala setiap triwulan paling lambat pada akhir bulan berikutnya. Contoh : Laporan triwulan I (Januari, Februari dan Maret) diterima oleh Bank Indonesia paling lambat akhir April tahun berjalan. 3. LKU yang disampaikan kepada Bank Indonesia merupakan Laporan konsolidasi kegiatan usaha sebagai PVA dari kantor pusat dan seluruh kantor cabang berikut kantor-kantor di bawah kantor cabang. 4. Dalam rangka keseragaman, tata cara penyusunan LKU mengacu pada pedoman penyusunan LKU sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 8c. b. Selain menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, kantor pusat BUBBD yang melakukan kegiatan usaha sebagai PVA wajib menyampaikan Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan dan Laporan Transaksi Keuangan Tunai sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Laporan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dibuat secara lengkap, benar, akurat dan distempel cap perusahaan, serta ditandatangani oleh pengurus atau pejabat yang berwenang. d. Laporan sebagaimana dimaksud dalam huruf a disampaikan ke Bank Indonesia dalam bentuk disket/cd atau hardcopy yang disertai dengan surat pengantar yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang. e. Laporan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b disampaikan ke alamat sebagai berikut: 1. Bagi PVA yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI disampaikan 33

43 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan kepada Bank Indonesia, Direktorat Pengelolaan Moneter cq. Bagian Pengaturan dan Pengawasan PVA, dan Administrasi (PVAd), Jl.M.H. Thamrin No.2 Jakarta 10350; atau 2. Bagi PVA yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI disampaikan kepada KBI setempat yang mewilayahi PVA dimaksud. f. Dalam hal tanggal berakhirnya penyampaian laporan berkala jatuh pada hari Sabtu, Minggu, atau hari libur maka laporan berkala disampaikan pada hari kerja berikutnya. SE 9/38/DPBPR 2007 Romawi IV (6) Tata cara pelaporan bagi kantor pusat BPR/BPRS yang melakukan kegiatan usaha sebagai PVA adalah sebagai berikut: a. Kantor pusat BPR/BPRS yang melakukan kegiatan usaha sebagai PVA wajib menyampaikan laporan berkala berupa Laporan Kegiatan Usaha yang untuk selanjutnya disebut LKU kepada Bank Indonesia, sebagai berikut: 1. Kantor pusat BPR/BPRS yang melakukan kegiatan usaha sebagai PVA wajib menyampaikan LKU yang meliputi laporan transaksi penjualan dan pembelian UKA serta pembelian TC, sesuai contoh pada Lampiran LKU disampaikan kepada Bank Indonesia secara berkala setiap triwulan sebagai berikut: - LKU periode triwulan I terdiri dari laporan bulan Januari, Februari dan Maret; - LKU periode triwulan II terdiri dari laporan bulan April, Mei dan Juni; - LKU periode triwulan III terdiri dari laporan bulan Juli, Agustus dan September; - LKU periode triwulan IV terdiri dari laporan bulan Oktober, November dan Desember. 3. LKU sebagaimana dimaksud pada angka 2 disampaikan paling lambat pada akhir bulan berikutnya. Contoh : LKU periode triwulan I disampaikan kepada Bank Indonesia paling lambat akhir bulan April tahun berjalan. 4. LKU yang disampaikan kepada Bank Indonesia merupakan laporan kegiatan usaha sebagai PVA secara konsolidasi yang meliputi laporan kantor pusat dan seluruh kantor cabang. 5. Dalam rangka keseragaman, pengisian LKU mengacu pada Lampiran 15. b. Selain laporan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, kantor pusat BPR/BPRS yang melakukan kegiatan usaha sebagai PVA wajib menyampaikan laporan transaksi keuangan mencurigakan serta laporan transaksi keuangan tunai sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang yang berlaku. c. Laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a dibuat secara lengkap, benar, akurat dan distempel cap perusahaan, serta ditandatangani oleh Direksi atau pejabat BPR/BPRS yang berwenang. d. Laporan sebagaimana dimaksud pada huruf a disampaikan kepada Bank Indonesia dalam media disket/compact disc (CD) dan hardcopy dengan surat pengantar yang ditandatangani oleh Direksi atau pejabat BPR/BPRS yang berwenang. e. Laporan sebagaimana dimaksud dalam huruf a disampaikan ke alamat 34

44 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan sebagai berikut: 1. Bagi BPR/BPRS yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI disampaikan kepada Bank Indonesia, Direktorat Pengelolaan Moneter u.p. Bagian Pengaturan dan Pengawasan PVA dan Administrasi, Jl. M.H. Thamrin No.2, Jakarta 10350; atau 2. Bagi BPR/BPRS yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI disampaikan kepada KBI dengan mengacu kepada pembagian wilayah kerja KBI. f. Dalam hal tanggal berakhirnya penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam huruf a jatuh pada hari Sabtu, Minggu atau hari libur, maka laporan dimaksud disampaikan pada hari kerja berikutnya. 49 Pasal 49 12/22/PBI/2010 SE 14/15/DPM 2012 Romawi IV.3 (1) Batas waktu penyampaian laporan berkala sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 48 ayat (2) diatur sebagai berikut: a. PVA Bank dan PVA Bukan Bank wajib menyampaikan LKU setiap triwulan paling lambat pada akhir bulan berikutnya. b. PVA Bukan Bank yang melakukan kegiatan usaha Pengiriman Uang wajib menyampaikan LKU setiap bulan paling lambat pada akhir bulan berikutnya. c. PVA Bukan Bank wajib menyampaikan laporan keuangan paling lambat pada akhir bulan Maret tahun berikutnya. (2) Periode Penyampaian Laporan a. Periode Penyampaian Laporan Berkala 1) LKU a) LKU berisi data laporan bulanan yang mencakup laporan penjualan dan pembelian UKA serta pembelian TC periode bulanan. b) Teknis pelaksanaan pelaporan LKU sebagaimana dimaksud pada angka 1) disajikan dan disampaikan kepada Bank Indonesia secara bulanan setiap bulan berikutnya, paling lambat pada akhir bulan berikutnya setelah periode triwulan yang bersangkutan. Contoh Laporan Berkala Triwulan 1: (1) LKU bulan Januari disampaikan bulan Februari; (2) LKU bulan Februari disampaikan bulan Maret; (3) LKU bulan Maret disampaikan bulan April; LKU Triwulan 1 (bulan Januari, Februari, dan Maret) dianggap terlambat apabila disampaikan setelah akhir bulan April. b. Batas waktu penyampaian laporan berkala disampaikan sebagai berikut: 1) Laporan berkala secara online wajib disampaikan paling lambat tanggal akhir bulan pukul Waktu Indonesia Barat (WIB) setelah berakhirnya periode penyampaian laporan berkala sebagaimana dimaksud pada huruf a. 2) Apabila hari terakhir penyampaian laporan berkala jatuh pada hari Sabtu, Minggu, atau hari libur maka batas waktu penyampaian laporan secara online tetap sebagaimana dimaksud pada angka 1), atau PVA Bukan Bank dapat menyampaikan laporan berkala pada hari kerja berikutnya secara offline. c. Dalam hal PVA Bukan Bank yang akan dan/atau melakukan penghentian 35

45 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan sementara kegiatan usaha, maka penyampaian laporan berkala diatur sebagai berikut : 1) PVA Bukan Bank yang mengajukan permohonan penghentian sementara kegiatan usaha, tetap menyampaikan Laporan Keuangan dan LKU periode pelaporan sebelum PVA Bukan Bank menghentikan sementara kegiatan usahanya. Contoh: Apabila tanggal 20 Februari 2012 merupakan tanggal penghentian sementara kegiatan usaha PVA Bukan Bank maka PVA Bukan Bank tersebut tetap menyampaikan LKU bulan Januari 2012 dan Laporan Keuangan tahun ) Selama periode penghentian sementara kegiatan usaha, PVA Bukan Bank tidak perlu menyampaikan LKU. 3) PVA Bukan Bank yang menghentikan sementara kegiatan usahanya tetap menyampaikan Laporan Keuangan sesuai ketentuan butir a.2). SE 14/15/DPM 2012 Romawi IV No Pasal 50 12/22/PBI/2010 (3) Penyampaian Laporan PVA Bukan Bank yang juga melakukan kegiatan usaha pengiriman uang Dalam hal PVA Bukan Bank sekaligus melakukan kegiatan usaha pengiriman uang, penyampaian laporan kegiatan usaha pengiriman uang tunduk pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kegiatan usaha pengiriman uang. (4) Penyampaian laporan dalam kondisi gangguan dan/atau keadaan darurat Dalam hal terjadi gangguan yang mengakibatkan PVA Bukan Bank tidak dapat mengirimkan laporan secara online, maka: a. PVA Bukan Bank dapat mengirimkan laporan berkala secara online melalui media internet pada website pelaporan PVA di lokasi Bank Indonesia dengan terlebih dahulu menyampaikan surat permohonan kepada Bank Indonesia yang ditandatangani oleh Direksi dan disampaikan ke alamat sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 11 ayat (4) angka 4. b. Waktu layanan ditetapkan oleh kantor Bank Indonesia yang mewilayahi kantor pusat PVA Bukan Bank yang bersangkutan. c. Dalam hal terjadi kondisi gangguan hardware, aplikasi dan/atau jaringan komunikasi data dan/atau keadaan darurat di Bank Indonesia sehingga PVA Bukan Bank tidak dapat mengirimkan laporan secara online sampai dengan batas waktu yang ditetapkan, maka Bank Indonesia memberitahukan kepada PVA Bukan Bank mengenai kondisi gangguan dan/atau keadaan darurat serta langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh PVA Bukan Bank dalam menyampaikan laporan berkala. (1) PVA Bukan Bank dinyatakan terlambat menyampaikan laporan berkala, apabila laporan berkala tidak disampaikan dalam batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 49. (2) Dalam hal tanggal berakhirnya jangka waktu penyampaian laporan berkala sebagaimana dimaksud pada Paragraf 49 jatuh pada hari Sabtu, Minggu, atau hari libur maka laporan berkala disampaikan pada hari kerja berikutnya. 36

46 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 51 Pasal 51 12/22/PBI/2010 Ayat (1) (1) PVA Bank dinyatakan terlambat menyampaikan laporan berkala, apabila laporan berkala disampaikan melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 49 huruf a sampai dengan akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya batas waktu tersebut. SE 9/36/DPNP 2007 Romawi I.c SE 9/38/DPBPR 2007 Romawi I.c Pasal 51 12/22/PBI/2010 Ayat (2) (4) 52 Pasal 52 12/22/PBI/2010 Penyampaian laporan dinyatakan telah diterima oleh Bank Indonesia berdasarkan tanggal diterimanya di Bank Indonesia apabila disampaikan secara langsung atau berdasarkan tanggal stempel pos apabila disampaikan melalui kantor pos. (2) PVA Bank dinyatakan tidak menyampaikan laporan berkala, apabila BankIndonesia belum menerima laporan berkala sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Dalam hal PVA Bank dinyatakan tidak menyampaikan laporan berkala, hal tersebut tidak meniadakan kewajiban PVA Bank untuk menyampaikan laporan berkala kepada Bank Indonesia. (4) Dalam hal tanggal berakhirnya penyampaian laporan berkala sebagaimana dimaksud pada Paragraf 49 jatuh pada hari Sabtu, Minggu, atau hari libur maka laporan berkala disampaikan pada hari kerja berikutnya. (1) Selain laporan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 48 ayat (2), PVA wajib menyampaikan: a. laporan kegiatan Lalu Lintas Devisa; dan b. laporan transaksi keuangan mencurigakan, dan laporan transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai dalam jumlah kumulatif tertentu. Yang dimaksud dengan laporan transaksi keuangan mencurigakan dan transaksi keuangan yang dilakukan secara tunai adalah transaksi keuangan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai tindak pidana pencucian uang. (2) Penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VII Bagian Kesatu 53 Pasal 53 12/22/PBI/ Pasal 54 12/22/PBI/2010 Ayat (1) Sanksi PVA Bukan Bank Dalam hal PVA Bukan Bank melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang diatur dalam ketentuan ini, Bank Indonesia mengenakan sanksi sebagai berikut: a. teguran tertulis pertama; b. teguran tertulis kedua; c. peringatan khusus; d. pencabutan izin usaha. (1) Bank Indonesia mengenakan teguran tertulis pertama sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 53 huruf a, dalam hal PVA Bukan Bank melakukan pelanggaran sebagai berikut: a. tidak memasang logo PVA berizin, tulisan Pedagang Valuta Asing Berizin ( Authorized Money Changer ), dan sertifikat izin usaha 37

47 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 16; b. melakukan pembukaan kantor cabang sebelum mendapat persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 17; c. tidak melaporkan pembukaan gerai (counter) di luar kantor PVA Bukan Bank sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 21; d. melakukan pemindahan alamat kantor sebelum mendapat persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 22; e. melakukan perubahan Direksi, Dewan Komisaris dan/atau pemegang saham sebelum mendapat persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 26; f. tidak melaporkan perubahan nama Perseroan Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 29; g. tidak melaporkan perubahan modal dasar dan/atau modal disetor sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 30; h. tidak melaporkan penghentian kegiatan usaha kantor pusat atau kantor cabang yang bersifat sementara sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 31 ayat (1); i. tidak melaporkan pembukaan kembali kegiatan usaha setelah penghentian kegiatan usaha yang bersifat sementara sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 31 ayat (3) dan (4); j. tidak melaporkan penghentian kegiatan usaha kantor pusat atau kantor cabang yang bersifat permanen sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 32; k. tidak menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 48 ayat (2) huruf b secara lengkap, benar dan akurat; l. terlambat menyampaikan laporan berkala dan/atau laporan lainnya hingga batas waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 49; dan/atau m. tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai penyelenggara kegiatan usaha Pengiriman Uang sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kegiatan usaha Pengiriman Uang (Transfer Dana). SE 14/15/DPM 2012 Romawi V.3 Pasal 54 12/22/PBI/2010 Ayat (2) PVA Bukan Bank wajib menindaklanjuti sanksi teguran tertulis pertama dan melaporkannya secara tertulis kepada Bank Indonesia ke alamat sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 11 ayat (4) angka 4, paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal dikeluarkannya sanksi teguran tertulis pertama. (2) Bank Indonesia mengenakan teguran tertulis kedua sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 53 huruf b, dalam hal PVA Bukan Bank melakukan pelanggaran sebagai berikut: a. tidak menindaklanjuti teguran tertulis pertama atas pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal dikeluarkannya teguran tertulis pertama; dan/atau b. melakukan pelanggaran yang sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk kedua kali dalam waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal dikeluarkannya teguran tertulis pertama. 38

48 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE PVA Bukan Bank wajib menindaklanjuti sanksi teguran tertulis kedua dan 14/15/DPM 2012 melaporkannya secara tertulis kepada Bank Indonesia ke alamat Romawi V.5 sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 11 ayat (4) angka 4, paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal dikeluarkannya teguran tertulis kedua. Pasal 54 12/22/PBI/2010 Ayat (3) SE 14/15/DPM 2012 Romawi V.7 Pasal 54 12/22/PBI/2010 Ayat (4) SE 14/15/DPM 2012 Romawi V.9 (3) Bank Indonesia mengenakan sanksi peringatan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf c, dalam hal PVA Bukan Bank melakukan pelanggaran sebagai berikut: a. melakukan kegiatan usaha yang dilarang sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 4; b. Direksi, Dewan Komisaris dan/atau pemegang saham PVA Bukan Bank melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 3 untuk kepentingan pribadi dengan menggunakan PVA Bukan Bank sebagai sarana sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 10; c. tidak melaksanakan perintah Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 28; d. tidak menerapkan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 44; e. tidak menindaklanjuti surat pembinaan berdasarkan hasil pemeriksaan hingga batas waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 45 ayat (3); dan/atau f. tidak menindaklanjuti teguran tertulis kedua paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal dikeluarkannya teguran tertulis kedua; PVA Bukan Bank wajib menindaklanjuti sanksi peringatan khusus sebagaimana dimaksud pada angka 6 paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal dikeluarkannya sanksi peringatan khusus. (4) Bank Indonesia mengenakan sanksi pencabutan izin usaha dalam hal PVA Bukan Bank: a. tidak menindaklanjuti sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling lambat 6 (enam) bulan sejak tanggal dikeluarkannya sanksi peringatan khusus; atau b. apabila diketahui kemudian bahwa modal disetor untuk mendirikan PVA Bukan Bank sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 7 ayat (2) berasal dari dan/atau untuk tujuan pencucian uang. Pencabutan izin usaha diatur sebagai berikut: a. Bank Indonesia menerbitkan KPnIU yang menyatakan bahwa izin usaha PVA Bukan Bank tidak berlaku. b. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada PVA Bukan Bank mengenai pencabutan izin usaha PVA Bukan Bank. c. KPmIU dan sertifikat izin usaha dinyatakan tidak berlaku sejak Bank Indonesia menerbitkan KPnIU. Bank Indonesia mengumumkan pencabutan izin usaha PVA Bukan Bank melalui website Bank Indonesia ( 39

49 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 55 Pasal 55 PVA Bukan Bank yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam 12/22/PBI/2010 Paragraf 58 ayat (1), izin usahanya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. 56 Pasal 56 12/22/PBI/2010 Bagian Kedua 57 Pasal 57 12/22/PBI/2010 Dalam hal PVA Bukan Bank yang melakukan kegiatan usaha Pengiriman Uang melakukan pelanggaran pada kegiatan usaha PVA dan/atau kegiatan usaha Pengiriman Uang, maka pengenaan sanksi tunduk pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Pedagang Valuta Asing. PVA Bank (1) PVA Bank yang melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 3, dikenakan sanksi sebagai berikut: a. teguran tertulis; b. penilaian manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan; dan/atau c. persetujuan kegiatan PVA yang telah diberikan dinyatakan tidak berlaku. (2) PVA Bank yang melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 33, dikenakan sanksi sebagai berikut: a. teguran tertulis; b. penilaian manajemen dalam penilaian tingkat kesehatan; dan/atau c. pencantuman pengurus dan/atau pemegang saham Bank dalam daftar pihak-pihak yang mendapatkan predikat Tidak Lulus dalam penilaian kemampuan dan kepatutan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku mengenai penilaian kemampuan dan kepatutan. (3) PVA Bank yang melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 36 ayat (4), Paragraf 37 ayat (2), dan Paragraf 34 ayat (3) dikenakan sanksi sebagai berikut: a. bagi bank umum bukan bank devisa yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah: 1) teguran tertulis; dan 2) kewajiban membayar sebesar Rp ,00 (satu juta Rupiah) untuk setiap keterlambatan. b. bagi BPR dan BPRS: 1) teguran tertulis; dan 2) kewajiban membayar sebesar Rp ,00 (seratus ribu Rupiah) untuk setiap keterlambatan. (4) PVA Bank yang melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 37, dikenakan sanksi sebagai berikut: a. bagi bank umum bukan bank devisa yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah: 1) teguran tertulis; dan 2) kewajiban membayar sebesar Rp ,00 (satu juta Rupiah) untuk setiap kelebihan 1% dari modal disetor. b. bagi BPR dan BPRS 1) teguran tertulis; dan 2) kewajiban membayar sebesar Rp ,00 (seratus ribu Rupiah) untuk setiap kelebihan 1% dari modal disetor. Setiap kelebihan di bawah 1% dibulatkan ke atas. 40

50 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan (5) PVA Bank yang terlambat menyampaikan laporan berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1), dikenakan sanksi sebagai berikut: a. bagi bank umum bukan bank devisa yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah: 1) teguran tertulis; dan 2) kewajiban membayar sebesar Rp ,00 (satu juta Rupiah) untuk setiap laporan. b. bagi BPR dan BPRS: 1) teguran tertulis; dan 2) kewajiban membayar sebesar Rp ,00 (seratus ribu Rupiah) untuk setiap laporan. (6) PVA Bank yang tidak menyampaikan laporan berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (3), dikenakan sanksi sebagai berikut: a. bagi bank umum bukan bank devisa yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah: 1) teguran tertulis; dan 2) kewajiban membayar sebesar Rp ,00 (dua juta lima ratus ribu Rupiah) untuk setiap laporan. b. bagi BPR dan BPRS: 1) teguran tertulis; dan 2) kewajiban membayar sebesar Rp ,00 (dua ratus lima puluh ribu Rupiah) untuk setiap laporan. (7) PVA Bank yang menyampaikan laporan secara tidak benar dan tidak akurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1), dikenakan sanksi sebagai berikut: a. bagi bank umum bukan bank devisa yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah: 1) teguran tertulis; dan 2) kewajiban membayar sebesar Rp ,00 (satu juta Rupiah) untuk setiap laporan. b. bagi BPR dan BPRS: 1) teguran tertulis; dan 2) kewajiban membayar sebesar Rp ,00 (seratus ribu Rupiah) untuk setiap laporan. SE 9/38/DPBPR 2007 Romawi VI (8) Penyelesaian sanksi kewajiban membayar kepada Bank Indonesia dilaksanakan oleh BPR/BPRS dengan cara sebagai berikut: A. Pembayaran secara tunai: 1. Bagi BPR/BPRS yang berkantor pusat di wilayah kerja KPBI menyetor kepada Direktorat Pengedaran Uang u.p. Bagian Pengelolaan Uang Kas Keluar (BPUK). 2. Bagi BPR/BPRS yang berkantor pusat di luar wilayah kerja KPBI, menyetor kepada KBI setempat. pada setiap hari kerja, waktu layanan kas, pukul s.d waktu setempat (hari Senin s.d Kamis) atau pukul s.d waktu setempat (hari Jumat), untuk untung rekening nomor : Rekening penerimaan sanksi administratif BPRS bagi BPRS; Rekening anggaran sehubungan dengan penerimaan 41

51 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan sanksi administratif BPR bagi BPR konvensional. B. Pembayaran secara non tunai: 1. Kliring Transfer ditujukan ke rekening nomor: a Rekening penerimaan sanksi administrative BPRS bagi BPRS, dengan mencantumkan pembayaran sanksi kewajiban membayar dari BPRS XXX pada kolom keterangan. b Rekening anggaran sehubungan dengan penerimaan sanksi administratif BPR bagi BPR konvensional, dengan mencantumkan pembayaran sanksi kewajiban membayar dari BPR XXX pada kolom keterangan. 2. BI-RTGS Transfer ditujukan ke rekening nomor: a Rekening penerimaan sanksi administrative BPRS bagi BPRS, dengan mencantumkan Transaction Reference Number (TRN) BIRBK566 dan diberikan keterangan pembayaran sanksi kewajiban membayar dari BPRS XXX. b Rekening anggaran sehubungan dengan penerimaan sanksi administratif BPR bagi BPR konvensional, dengan mencantumkan Transaction Reference Number (TRN) BIRBK566 dan diberikan keterangan pembayaran sanksi kewajiban membayar dari BPR XXX. C. BPR/BPRS menyampaikan fotokopi bukti pembayaran sanksi kewajiban membayar kepada Bank Indonesia dengan alamat sebagaimana pada Paragraf 35. BAB VIII 58 SE 9/36/DPNP 2007 Romawi VII.B C SE 9/38/DPBPR 2007 Romawi VII.B C Lain - Lain (1) PVA Bank Umum dapat memiliki saldo harian pos aktiva dalam valuta asing paling tinggi sebesar 20% (dua puluh per seratus) dari modal disetor. Pengertian pos aktiva dalam valas adalah mata uang kertas asing, uang logam asing bukan emas dan TC yang masih berlaku, milik BUBBD yang telah memperoleh persetujuan untuk melakukan kegiatan usaha sebagai PVA, yang dijabarkan dalam rupiah. Saldo harian pos aktiva dalam valas dimaksud dihitung dengan menggunakan kurs tengah harian Bank Indonesia yang dapat dilihat di website Bank Indonesia atau Reuters pada pukul WIB. (2) Izin usaha untuk melakukan kegiatan usaha sebagai PVA bagi PVA Bank Umum dinyatakan tidak berlaku dalam hal seluruh kegiatan usaha bank yang bersangkutan dibekukan atau izin usaha bank dicabut oleh Bank Indonesia. (3) PVA BPR/BPRS dapat memiliki saldo harian pos aktiva dalam valuta asing paling tinggi sebesar 20% (dua puluh per seratus) dari modal disetor. Saldo harian pos aktiva dalam valuta asing dimaksud dihitung dengan menggunakan kurs tengah harian Bank Indonesia yang dapat dilihat di website Bank Indonesia atau Reuters pada pukul WIB. Pengertian pos aktiva dalam valuta asing adalah mata uang kertas asing, uang logam asing bukan emas dan TC yang masih berlaku, milik BPR/BPRS yang telah memperoleh persetujuan untuk melakukan kegiatan usaha sebagai PVA, yang dijabarkan dalam rupiah. (4) Persetujuan untuk melakukan kegiatan usaha sebagai PVA bagi PVA BPR/BPRS dinyatakan tidak berlaku dalam hal seluruh kegiatan usaha 42

52 Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan BPR/BPRS yang bersangkutan dibekukan atau izin usaha BPR/BPRS dicabut oleh Bank Indonesia. 43

53 LAMPIRAN I SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 14/15/DPM TANGGAL 10 MEI 2012 PERIHAL PERIZINAN, PENGAWASAN, PELAPORAN, DAN PENGENAAN SANKSI BAGI PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK PERMOHONAN DAN PELAPORAN PERIZINAN Lampiran I.A. Lampiran I.B. Lampiran I.C. Lampiran I.D. Lampiran I.E. Lampiran I.F. Lampiran I.G. Lampiran I.H. Lampiran I.I. Lampiran I.J. Lampiran I.K. Lampiran I.L. Lampiran I.M. Lampiran I.N. Lampiran I.O. Lampiran I.P. Lampiran I.Q. : Permohonan Izin Usaha Sebagai Pedagang Valuta Asing (PVA) Bukan Bank : Surat Pernyataan untuk Pemegang Saham : Surat Pernyataan untuk Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi : Wilayah Kerja Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri : Surat Kuasa untuk Pengambilan Dokumen : Permohonan Pembukaan Kantor Cabang : Pembukaan Gerai (Counter) : Permohonan Pemindahan Alamat Kantor (Pusat/Cabang) : Permohonan Persetujuan Perubahan Pemegang Saham, Anggota Dewan Komisaris dan/atau Anggota Direksi : Laporan Perubahan Pemegang Saham, Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris dan/atau Anggota Direksi Yang Telah Disetujui Bank Indonesia : Laporan Perubahan Nama Perseroan Terbatas (PT) : Laporan Perubahan Modal Dasar dan/atau Modal Disetor : Laporan Penghentian Sementara Kegiatan Usaha Bagi Kantor (Pusat/Cabang) PVA Bukan Bank : Laporan Pembukaan Kembali Kantor (Pusat/Cabang) PVA Bukan Bank dari Penghentian Sementara Kegiatan Usaha : Laporan Perpanjangan Penghentian Sementara Kegiatan Usaha Kantor (Pusat/Cabang) PVA Bukan Bank : Laporan Penghentian Permanen Kegiatan Usaha Kantor Pusat : Laporan Penghentian Permanen Kegiatan Usaha Kantor Cabang Lampiran I/Halaman

54 Lampiran I.A. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 Lampiran I.A. No. : Lamp.: (Kota), (tanggal, bulan, tahun) Kepada Bank Indonesia/Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri 1) Di... Perihal : Permohonan Izin Usaha Sebagai Pedagang Valuta Asing (PVA) Bukan Bank Dengan ini kami mengajukan permohonan untuk memperoleh izin usaha sebagai PVA Bukan Bank dengan data sebagai berikut: Nama perusahaan : PT... Alamat perusahaan :... No.telepon/faksimili :... Sehubungan dengan permohonan tersebut di atas, terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan sebagai berikut: 1. fotokopi akta pendirian badan hukum perseroan terbatas yang memuat anggaran dasar beserta perubahan-perubahannya, dengan maksud dan tujuan perseroan adalah melakukan kegiatan jual beli Uang Kertas Asing (UKA) dan pembelian Traveller s Cheque (TC); 2. fotokopi pengesahan sebagai badan hukum perseroan terbatas dari instansi yang berwenang; 3. dokumen pendukung masing-masing pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi berupa : a) 1 (satu) lembar pas foto terbaru ukuran 4 x 6 cm; b) fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku; dan c) daftar riwayat hidup (curriculum vitae) yang ditandatangani oleh yang bersangkutan. 4. surat pernyataan pribadi bermeterai cukup dari masing-masing pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi 2) ; 5. bukti setoran modal yang berupa fotokopi rekening giro atau rekening tabungan atas nama perusahaan di bank; 6. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama perusahaan yang bersangkutan; 7. fotokopi bukti kepemilikan tempat usaha atas nama perusahaan, pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi, Lampiran I.A/ Halaman 1 of 2 45

55 Lampiran I.A. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 atau surat perjanjian sewa atau bentuk lainnya atas penggunaan tempat usaha; 8. fotokopi surat keterangan domisili tempat usaha dari instansi pemerintah yang berwenang; 9. laporan keuangan berupa neraca perusahaan yang ditandatangani oleh Direktur; 10. struktur organisasi kantor pusat; 11. fotokopi akta pendirian badan hukum, yang memuat anggaran dasar beserta perubahan-perubahannya yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang 3) ; 12. izin usaha badan hukum yang bersangkutan 3) ; 13. fotokopi KTP dari Direksi atau pengurus yang berwenang bertindak untuk dan atas nama badan hukum yang bersangkutan 3) ; dan 14. surat pernyataan dari Direksi atau pengurus yang berwenang bertindak untuk dan atas nama badan hukum yang bersangkutan, yang menyatakan bahwa 3) : a. badan hukum tersebut tidak tercatat dalam daftar hitam nasional penarik cek dan/atau bilyet giro kosong; b. badan hukum tersebut tidak memiliki kredit macet yang tercatat pada Bank Indonesia; dan c. komitmen badan hukum tersebut untuk mematuhi peraturan yang mengatur mengenai pedagang valuta asing dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku. Demikian permohonan kami. Hormat kami, PT... Ttd./Cap Perusahaan Nama Jelas (Direksi) Proses Perizinan Tidak Dipungut Biaya 1) sesuai wilayah kerja sebagaimana Lampiran I.D. 2) surat pernyataan pribadi bermeterai cukup sebagaimana Lampiran I.B dan Lampiran I.C. 3) dalam hal pemegang saham adalah badan hukum. Lampiran I.A/ Halaman 2 of 2 46

56 Lampiran I.B. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 mei 2012 Lampiran I.B. Surat Peryataan untuk Pemegang Saham SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Tempat/Tanggal Lahir : Alamat : dengan ini menyatakan bahwa Saya selaku Pemegang Saham PT... : 1. tidak tercatat dalam daftar hitam nasional penarik cek dan/atau bilyet giro kosong; 2. tidak tercantum dalam kredit macet yang ditatausahakan dalam sistem informasi kredit pada Bank Indonesia; 3. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang perbankan, keuangan dan/atau pencucian uang dalam 2 (dua) tahun terakhir berdasarkan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap; 4. sumber dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan perusahaan tidak berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang (money laundering); 5. berkomitmen untuk mematuhi peraturan yang mengatur mengenai pedagang valuta asing dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari diketahui ternyata pernyataan Saya tidak benar, maka Saya bersedia menerima risiko dan akibat dari tindakan yang diambil oleh Bank Indonesia. (Kota), (tanggal, bulan, tahun) Yang membuat pernyataan, (Meterai Rp6000) Nama Jelas 47

57 Lampiran I.C. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 Lampiran I.C. Surat Peryataan untuk Anggota Dewan Komisaris dan Anggota Direksi SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Tempat/Tanggal Lahir : Alamat : dengan ini menyatakan bahwa Saya selaku Komisaris/Direktur Utama/Direktur 1) PT... : 1. tidak tercatat dalam daftar hitam nasional penarik cek dan/atau bilyet giro kosong; 2. tidak tercantum dalam kredit macet yang ditatausahakan dalam sistem informasi kredit pada Bank Indonesia; 3. tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana di bidang perbankan, keuangan dan/atau pencucian uang dalam 2 (dua) tahun terakhir berdasarkan keputusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap; 4. tidak pernah menjadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris atau anggota Direksi dari suatu perseroan terbatas dengan kegiatan usaha PVA yang dicabut izin usaha oleh Bank Indonesia karena pelanggaran dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sebelum tanggal pengajuan permohonan; dan 5. berkomitmen untuk melaksanakan tugas dan kewajiban dalam menjalankan kegiatan usaha berdasarkan ketentuan mengenai pedagang valuta asing dan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari diketahui ternyata pernyataan Saya tidak benar, maka Saya bersedia menerima risiko dan akibat dari tindakan yang diambil oleh Bank Indonesia. (Kota), (tanggal, bulan, tahun) Yang membuat pernyataan, 1) Pilih salah satu (Meterai Rp6000) Nama Jelas 48

58 Lampiran I.D. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 Lampiran I.D. WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DALAM NEGERI No Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 1 Kantor Pusat di Jakarta 2 KPw BI Provinsi Maluku 3 KPw BI Balikpapan 4 KPw BI Provinsi Aceh 5 KPw BI Provinsi Lampung Jl. MH. Thamrin No.2, Jakarta Jl. Raya Pattimura No. 7, Ambon Jl. Jend. Sudirman No. 20, Balikpapan, Kalimantan Timur Jl. Cut Meutia No.15, Banda Aceh Jl. Hasanuddin No.38, Bandar Lampung DKI Jakarta, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Karawang, Kotamadya Bekasi, Kotamadya Bogor, Kotamadya Depok Provinsi Maluku Kota Balikpapan, Kabupaten Pasir, dan Kabupaten Penajam Paser Utara Nanggroe Aceh Darussalam dikurangi wilayah kerja KPw BI Lhokseumawe, yaitu meliputi Kota Banda Aceh, Kota Sabang, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Simeulu, Kabupaten Aceh Selatan Provinsi Lampung 6 KPw BI Wilayah VI (Jawa Barat & Banten) Jl. Braga No. 108, Bandung, Jawa Barat Provinsi Jawa Barat dikurangi wilayah kerja Kantor Pusat, KPw BI Cirebon, KPw BI Tasikmalaya, yaitu meliputi Kabupaten & Kota Bandung, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten & Kota Sukabumi, Kabupaten Sumedang dan Kota Cimahi Lampiran I.D/Hal

59 Lampiran I.D. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 No Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 7 KPw BI Wilayah II (Kalimantan) Jl. Lambung Mangkurat No. 15, Banjarmasin, Kalimantan Selatan Provinsi Kalimantan Selatan 8 KPw BI Batam Jl. Engku Putri Batam Centre, Batam Provinsi Kepulauan Riau 9 KPw BI Provinsi Bengkulu Jl. Jend. Ahmad Yani No. 1, Bengkulu Provinsi Bengkulu 10 KPw BI Cirebon Jl. Yos Sudarso No. 5-7, Cirebon, Jawa Barat Kabupaten & Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka 11 KPw BI Wilayah III (Bali dan Nusa Tenggara) 12 KPw BI Provinsi Gorontalo 13 KPw BI Provinsi Jambi 14 KPw BI Provinsi Papua dan Papua Barat Jl. Letda Tantular No.4, Renon, Denpasar Jl. H. Nani Wartabone No.35 Gorontalo Jl. Jend. Ahmad Yani No.14, Telanaipura, Jambi Jl. Dr. Sam Satulangi No. 9, Jayapura, Papua Provinsi Bali Provinsi Gorontalo Provinsi Jambi Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat 15 KPw BI Jember Jl. Gajah Mada No. 224, Jember, Jawa Timur KPw BI Kediri Jl. Brawijaya No.2, Kediri, Jawa Timur Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Situbondo Kabupaten/Kota Blitar, Kabupaten/ Kota Kediri, Kabupaten/ Kota Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung 17 KPw BI Provinsi Jl.Sultan Hasanuddin Provinsi Sulawesi Tenggara Lampiran I.D/Hal

60 Lampiran I.D. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 No Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja Sulawesi Tenggara No.150, Kendari, Sulawesi Tenggara KPw BI Provinsi Nusa Tenggara Timur 19 KPw BI Lhokseumawe 20 KPw BI Wilayah I (Sulawesi, Maluku dan Papua) Jl. Tom Pello No.2, Kupang, Nusa Tenggara Timur Jl. Merdeka No. 1, Lhokseumawe Jl. Jend. Sudirman No. 3, Makassar, Sulawesi Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur Kota Lhokseumawe, Kota Langsa, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Jeumpa, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Gayo Luwes, Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Timur, dan Kabupaten Aceh Tamiang Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. 21 KPw BI Malang Jl. Merdeka Utara No. 7, Malang, Jawa Timur Kabupaten Lumajang, Kabupaten & Kota Malang, Kabupaten & Kota Pasuruan, Kabupaten & Kota Probolinggo, dan Kota Batu 22 KPw BI Provinsi Nusa Tenggara Barat 23 KPw BI Wilayah IX (Sumatera Utara dan Aceh) 24 KPw BI Provinsi Sulawesi Utara Jl. Pejanggik No. 2 Mataram, Nusa Tenggara Barat Jl. Balai Kota No. 4, Medan, Sumatera Utara Jl. 17 Agustus No. 56, Manado, Sulawesi Utara Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa) Provinsi Sumatera Utara dikurangi wilayah kerja KPw BI Sibolga dan KPw BI Pematangsiantar, yaitu meliputi Kabupaten Dairi, Kabupaten Deliserdang, Kabupaten Karo, Kabupaten Langkat, Kabupaten Pakpak Barat, Kabupaten Serdang Bagadai, Kota Binjai, Kota Medan, dan Kota Tebing Tinggi Provinsi Sulawesi Utara Lampiran I.D/Hal

61 Lampiran I.D. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 No Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 25 KPw BI Wilayah VIII (Sumatera Barat, Riau, Kep Riau & Jambi) 26 KPw BI Provinsi Kalimantan Tengah 27 KPw BI Wilayah VII (Sumatera Selatan, Kep Bangka Belitung, Bengkulu & Lampung) 28 KPw BI Provinsi Sulawesi Tengah 29 KPw BI Provinsi Riau 30 KPw BI Pematangsiantar 31 KPw BI Provinsi Kalimantan Barat 32 KPw BI Purwokerto 33 KPw BI Provinsi Kalimantan Timur Jl. Jend. Sudirman No. 22, Padang, Sumatera Barat Jl. Diponogoro No. 17, Palangkaraya, Kalimantan Tengah Jl. Jend. Sudirman No. 510, Palembang, Sumatera Selatan Jl. Sam Ratulangi No. 23, Palu, Sulawesi Tengah Jl. Jend. Sudirman No. 464, Pekan Baru Jl. Adam Malik No.1 Pematangsiantar Jl. Jend A Yani No. 2, Pontianak, Kalimantan Barat Jl. Jend. Gatot Subroto No. 98, Purwokerto, Jawa Tengah Jl. Gajah Mada No.1, Samarinda, Kalimantan Timur Provinsi Sumatera Barat Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Provinsi Sulawesi Tengah Provinsi Riau Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Pematangsiantar, Kota Tanjungbalai Provinsi Kalimantan Barat Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purbalingga Provinsi Kalimantan Timur dikurangi wilayah kerja KPw BI Balikpapan, yaitu meliputi Kota Samarinda, Kota Tarakan, Kota Bontang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Berau, Kabupaten Lampiran I.D/Hal

62 Lampiran I.D. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 No Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja Bulungan, Kabupaten Bulungan Utara (Nunukan) dan Kabupaten Bulungan Selatan (Malinau). 34 KPw BI Wilayah V (Jawa Tengah & Yogyakarta) 35 KPw BI Provinsi Banten Jl. Imam Bardjo SH No. 4, Semarang, Jawa Tengah Jl. Yusuf Martadilaga No. 12, Serang, Banten Provinsi Jawa Tengah dikurangi wilayah kerja KPw BI Purwokerto, KPw BI Solo dan KPw BI Tegal yaitu meliputi Kabupaten Blora, Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Jepara, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Kendal, Kabupaten Kudus, Kabupaten/Kota Magelang, Kabupaten Pati, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Rembang, Kabupaten/Kota Semarang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo, Kota Salatiga Propinsi Banten 36 KPw BI Sibolga Jl. Kapten Maruli Sitorus No. 8, Sibolga, Sumatera Utara KPw BI Solo Jl. Jend. Sudirman No. 4, Solo, Jawa Tengah Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Samosir, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas, dan Kabupaten Padang Lawas Utara, Kota Gunung sitoli dan Kota Padang Sidimpuan Kabupaten Boyolali, Kabupaten Karang Anyar, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sragen, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kota Surakarta Lampiran I.D/Hal

63 Lampiran I.D. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 No Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 38 KPw BI Wilayah IV (Jawa Timur) 39 KPw BI Tasikmalaya Jl. Pahlawan No.105, Surabaya, Jawa Timur Jl. Sutisna Senjaya No. 19, Tasikmalaya, Jawa Barat Provinsi Jawa Timur dikurangi wilayah kerja KPw BI Jember, KPw BI Kediri, dan KPw BI Malang, yaitu meliputi Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Gresik, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lamongan, Kabupaten/ Kota Mojokerto, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Tuban, Kota Surabaya Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kota Banjar 40 KPw BI Tegal Jl. Dr. Sutomo No.55 Tegal Kabupaten Batang, Kabupaten Brebes, Kabupaten/ Kota Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten/Kota Tegal 41 KPw BI Provinsi Maluku Utara 42 KPw BI Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Jl. Jos Sudarso No. 1, Ternate, Maluku Jl. Panembahan Senopati No. 4-6, Yogyakarta Provinsi Maluku Utara Daerah Istimewa Yogyakarta Lampiran I.D/Hal

64 Lampiran I.E. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 Lampiran I.E. Surat Kuasa untuk Pengambilan Dokumen SURAT KUASA Yang bertandatangan di bawah ini:... (Nama),... (Jabatan), bertempat tinggal di... (kota), dalam hal ini bertindak dalam jabatannya mewakili Direksi 1) PT.... berdasarkan Anggaran Dasar yang dimuat dalam Akta... tanggal... dan dengan demikian mewakili PT.... (selanjutnya disebut Pemberi Kuasa ), dengan ini memberikan kuasa kepada : (Nama),... (Jabatan), bertempat tinggal di... (kota), 2. dst. selanjutnya disebut Penerima Kuasa, Untuk dan atas nama Direksi PT.... melakukan pengambilan dokumen... 2) (misal : KPmIU, Sertifikat Kantor Pusat/Cabang dan/atau Surat Persetujuan Pembukaan Kantor Cabang, Sandi Pelapor berikut User ID dan Password LKPBU). Demikian surat kuasa ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. (Kota), (tanggal, bulan, tahun) Penerima Kuasa, Pemberi Kuasa, Ttd (Meterai Rp6000) (...) Nama Jelas (Direksi) 1) Kewenangan pemberian kuasa dilakukan sesuai dengan pengaturan kewenangan pemberian kuasa yang diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan 2) Isi sesuai dokumen yang akan diambil 55

65 Lampiran I.G. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 Lampiran I.F. No. : Lamp.: (Kota), (tanggal, bulan, tahun) Kepada Bank Indonesia/Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri 1) Di... Perihal : Permohonan Pembukaan Kantor Cabang Dengan ini kami mengajukan permohonan pembukaan kantor cabang (KC) dengan data sebagai berikut : Nama PVA :... Nomor dan tanggal KPmIU :... Alamat KC yang akan dibuka :... No.telepon/faksimili KC :... Jumlah & alamat KC yang telah dimiliki/disetujui : Untuk melengkapi permohonan dimaksud, sebagai bahan pertimbangan terlampir kami sampaikan : 1. fotokopi bukti kepemilikan tempat usaha sebagai kantor cabang atas nama perusahaan, pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota Direksi, atau surat perjanjian sewa menyewa atau bentuk lainnya atas penggunaan tempat usaha sebagai kantor cabang; 2. surat pernyataan bermeterai cukup dari anggota Direksi bahwa kantor cabang yang direncanakan merupakan unit kegiatan usaha yang tidak terpisahkan dari kegiatan usaha kantor pusat PVA Bukan Bank; 3. fotokopi surat keterangan domisili tempat usaha dari instansi pemerintah yang berwenang untuk setiap kantor cabang; dan 4. struktur organisasi kantor cabang. Demikian permohonan kami. Hormat kami, PT... Ttd./Cap Perusahaan Nama Jelas (Direksi) 1) sesuai wilayah kerja sebagaimana Lampiran I.D. Proses Permohonan Tidak Dipungut Biaya 56

66 Lampiran I.G. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 Lampiran I.G. No. : Lamp. : (Kota), (tanggal, bulan, tahun) Kepada Bank Indonesia/Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri 1) Di... Perihal : Pembukaan Gerai (Counter) Dengan ini kami sampaikan rencana pembukaan gerai (counter) PVA Bukan Bank yang beralamat di... selama 1 (satu) bulan, terhitung mulai tanggal dengan alasan pembukaan gerai (counter) yaitu... Demikian agar maklum. Hormat kami, PT... Ttd./Cap Perusahaan Nama Jelas (Direksi) 1) sesuai wilayah kerja sebagaimana Lampiran I.D. 57

67 Lampiran I.I. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 Lampiran I.H. No. : Lamp. : (Kota), (tanggal, bulan, tahun) Kepada Bank Indonesia/ Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri 1) Di... Perihal : Permohonan Pemindahan Alamat Kantor (Pusat/Cabang) 2) Dengan ini kami mengajukan permohonan pemindahan alamat kantor (Pusat/Cabang) 2) yang semula beralamat di... Telepon/Faksimili... menjadi beralamat di... Telepon/Faksimili... dengan alasan... Untuk melengkapi permohonan dimaksud, sebagai bahan pertimbangan terlampir kami sampaikan : 1. fotokopi surat keterangan domisili perusahaan dari instansi pemerintah yang berwenang; 2. fotokopi bukti kepemilikan tempat usaha atas nama perusahaan, pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota Direksi, atau surat perjanjian sewa menyewa atau bentuk lainnya atas penggunaan tempat usaha yang baru; 3. fotokopi akta perubahan anggaran dasar 3) ; 4. fotokopi persetujuan perubahan Anggaran Dasar dari instansi yang berwenang 3) ; Demikian permohonan kami. Hormat kami, PT... Ttd./Cap Perusahaan Nama Jelas (Direksi) Proses Permohonan Tidak Dipungut Biaya 1) sesuai wilayah kerja sebagaimana Lampiran I.D. 2) pilih sesuai perubahan yang dilakukan 3) menyampaikan fotokopi dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 3 dan 4, dalam hal pemindahan alamat kantor pusat PVA Bukan Bank menyebabkan perubahan tempat kedudukan perseroan. 58

68 Lampiran I.I. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 Lampiran I.I. No. : Lamp. : (Kota), (tanggal, bulan, tahun) Kepada Bank Indonesia/ Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri 1) Di... Perihal : Permohonan Persetujuan Perubahan Pemegang Saham, Anggota Dewan Komisaris dan/atau Anggota Direksi 2) Dengan ini kami mengajukan calon pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi PVA Bukan Bank 1) sebagai berikut: Nama Jabatan Nama Jabatan menggantikan menggantikan Sehubungan dengan permohonan tersebut di atas, terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan sebagai berikut : 1. fotokopi risalah hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS); dan 2. dokumen pendukung masing-masing calon pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi 2) berupa : a. 1 (satu) lembar pas foto terbaru ukuran 4 x 6 cm; b. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku; dan c. daftar riwayat hidup (curriculum vitae) yang ditandatangani oleh yang bersangkutan. 3. surat pernyataan pribadi bermeterai cukup dari masing-masing calon pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi yang diusulkan 3). Demikian permohonan kami. Hormat kami, PT... Ttd./Cap Perusahaan Nama Jelas (Direksi) 1) sesuai wilayah kerja sebagaimana Lampiran I.D. 2) sesuai dengan perubahan yang dilakukan 3) surat pernyataan pribadi bermeterai cukup sebagaimana terlampir pada Lampiran I.B. dan Lampiran I.C Proses Permohonan Tidak Dipungut Biaya 59

69 Lampiran I.L. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 Lampiran I.J. No. : Lamp. : (Kota), (tanggal, bulan, tahun) Kepada Bank Indonesia/Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri 1) Di... Perihal : Laporan Perubahan Pemegang Saham, Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris dan/atau Anggota Direksi 2) Yang Telah Disetujui Bank Indonesia Dengan ini kami beritahukan bahwa berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham, dengan ini kami sampaikan perubahan pemegang saham, pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi 2) yang telah disetujui Bank Indonesia sebagai berikut: 1....(Nama)...(Jabatan) 2....(Nama)...(Jabatan) Sehubungan dengan permohonan tersebut di atas, terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan sebagai berikut : 1. fotokopi akta perubahan anggaran dasar/notulen rapat perubahan anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi 3); dan 2. fotokopi bukti penerimaan pemberitahuan atau pengesahan perubahan anggaran dasar dari instansi yang berwenang 3). Demikian agar maklum. Hormat kami, PT... Ttd./Cap Perusahaan Nama Jelas (Direksi) 1) sesuai wilayah kerja sebagaimana Lampiran I.D. 2) pilih sesuai dengan perubahan yang dilakukan 3) apabila perubahan pemegang saham, Dewan Komisaris dan/atau Direksi wajib dituangkan dalam akta perubahan anggaran dasar 60

70 Lampiran I.L. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 Lampiran I.K. No. : Lamp. : (Kota), (tanggal, bulan, tahun) Kepada Bank Indonesia/Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri 1) Di... Perihal : Laporan Perubahan Nama Perseroan Terbatas (PT) Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham dengan nomor akta..tanggal.., yang telah memperoleh persetujan perubahan anggaran dasar dengan nomor. tanggal, dengan ini kami beritahukan perubahan nama perseroan terbatas dari semula bernama..berubah menjadi Untuk melengkapi pemberitahuan dimaksud, terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan sebagai berikut: 1. fotokopi akta perubahan Anggaran Dasar; 2. fotokopi persetujuan perubahan Anggaran Dasar dari instansi yang berwenang; dan 3. asli sertifikat izin usaha sebagai PVA Bukan Bank dan sertifikat kantor cabang yang dimiliki. Demikian agar maklum. Hormat kami, PT... Ttd./Cap Perusahaan Nama Jelas (Direksi) 1) sesuai wilayah kerja sebagaimana Lampiran I.D. 61

71 Lampiran I.L. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 Lampiran I.L. No. : Lamp. : (Kota), (tanggal, bulan, tahun) Kepada Bank Indonesia/Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri 1) Di... Perihal : Laporan Perubahan Modal Dasar dan/atau Modal Disetor 2) Dengan ini kami beritahukan bahwa berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham dengan nomor akta. tanggal, telah dilakukan perubahan modal dasar dan/atau modal disetor sebagai berikut: 1. Modal dasar semula Rp menjadi Rp..; 2. Modal disetor : No Pemegang Saham Lama Modal Disetor Pemegang Saham Baru Modal Disetor Untuk melengkapi pemberitahuan dimaksud, terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan sebagai berikut: a. fotokopi akta perubahan Anggaran Dasar 3) ; b. fotokopi persetujuan perubahan Anggaran Dasar dari instansi yang berwenang 3) ; c. Fotokopi akta atau risalah RUPS tentang perubahan modal disetor 4) ; d. fotokopi penerimaan pemberitahuan dari instansi yang berwenang 4) ; e. fotokopi bukti setoran modal yang berupa fotokopi rekening giro atau tabungan atas nama perusahaan di bank 4). Demikian agar maklum. Hormat kami, PT... Ttd./Cap Perusahaan Nama Jelas (Direksi) 1) sesuai wilayah kerja sebagaimana Lampiran I.D. 2) pilih sesuai dengan perubahan yang dilakukan 3) dalam hal perubahan modal dasar, maka menyampaikan dokumen pada huruf a dan huruf b 4) dalam hal perubahan modal disetor, maka menyampaikan dokumen pada huruf c dan huruf d 62

72 Lampiran I.M. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 Lampiran I.M. No. : Lamp.: (Kota), (tanggal, bulan,tahun) Kepada Bank Indonesia/Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri 1) Di... Perihal : Laporan Penghentian Sementara Kegiatan Usaha Bagi Kantor (Pusat/Cabang) 2) PVA Bukan Bank Dengan ini kami beritahukan penghentian sementara kegiatan usaha bagi Kantor (Pusat/Cabang) 2) selama 6 (enam) 3) bulan terhitung mulai tanggal dengan alasan penghentian sementara kegiatan usaha dimaksud adalah.. Berikut data terkait Kantor (Pusat/Cabang) 2) yang kami hentikan sementara kegiatan usaha : 1. Kantor Pusat 2) Nama PVA :... Nomor dan tanggal KPmIU :... Alamat PVA :... No. Telepon/Faksimili PVA :... Surat Persetujuan Pembukaan KC :... Alamat KC yang dimiliki :... No. Telepon/Faksimili KC : Kantor Cabang 2) Nama KC :... Surat Persetujuan Pembukaan KC :... Alamat KC :... No. Telepon/Faksimili KC :... Demikian agar maklum. Hormat kami, PT... Ttd./Cap Perusahaan Nama Jelas (Direksi) 1) sesuai wilayah kerja sebagaimana Lampiran I.D. 2) pilih sesuai penghentian kantor yang dilakukan (Kantor Pusat atau Kantor Cabang) 3) jangka waktu penghentian sementara kegiatan usaha paling lama 6 (enam) bulan dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali paling lama 6 (enam) bulan sejak berakhirnya penghentian sementara kegiatan usaha 63

73 Lampiran I.N. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 Lampiran I.N No. : Lamp. : (Kota), (tanggal, bulan, tahun) Kepada Bank Indonesia/ Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri 1) Di... Perihal : Laporan Pembukaan Kembali Kantor (Pusat/Cabang) 2) PVA Bukan Bank dari Penghentian Sementara Kegiatan Usaha Menunjuk surat Bank Indonesia No tanggal.. perihal Penghentian Sementara Kegiatan Usaha Kantor (Pusat/Cabang) 2) PVA Bukan Bank, dengan ini kami melaporkan pembukaan kembali Kantor (Pusat/Cabang) 2) yang telah dibuka 3) /akan dibuka 4) pada tanggal... Demikian agar maklum. Hormat kami, PT... Ttd./Cap Perusahaan Nama Jelas (Direktur) 1) sesuai wilayah kerja sebagaimana Lampiran I.D. 2) pilih sesuai penghentian sementara kantor yang dilakukan 3) dalam hal PVA Bukan Bank melakukan pembukaan kembali kegiatan usaha kantor (pusat/cabang) setelah berakhirnya jangka waktu penghentian sementara kegiatan usaha, maka pilih...yang telah dibuka... 4) dalam hal PVA Bukan Bank melakukan pembukaan kembali kegiatan usaha kantor (pusat/cabang) sebelum berakhirnya jangka waktu penghentian sementara kegiatan usaha, maka pilih...yang akan dibuka... 64

74 Lampiran I.P. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 Lampiran I.O. No. : Lamp. : (Kota), (tanggal, bulan, tahun) Kepada Bank Indonesia/ Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri 1) Di... Perihal : Laporan Perpanjangan Penghentian Sementara Kegiatan Usaha Kantor (Pusat/Cabang) 2) PVA Bukan Bank Menunjuk surat kami No. tanggal.. perihal Laporan Penghentian Sementara Kegiatan Usaha Bagi Kantor (Pusat/Cabang) 2) PVA Bukan Bank, dengan ini kami melaporkan tambahan waktu untuk penghentian sementara kegiatan usaha selama... (...) bulan 3) terhitung sejak tanggal... (tanggal berakhirnya penghentian sementara kegiatan usaha Kantor (Pusat/Cabang) 2) ). Demikian agar maklum. Hormat kami, PT... Ttd./Cap Perusahaan Nama Jelas (Direktur) 1) sesuai wilayah kerja sebagaimana Lampiran I.D. 2) pilih sesuai penghentian sementara kantor yang dilakukan 3) perpanjangan penghentian sementara kegiatan usaha ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan 65

75 Lampiran I.P. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 Lampiran I.P. No. : Lamp. : (Kota), (tanggal, bulan, tahun) Kepada Bank Indonesia/ Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri 1) Di... Perihal: Laporan Penghentian Permanen Kegiatan Usaha Kantor Pusat Dengan ini kami beritahukan penghentian permanen kegiatan usaha bagi Kantor Pusat kami, yang telah kami hentikan kegiatan usahanya pada tanggal. dengan alasan penghentian. Adapun data terkait penghentian permanen kegiatan usaha dimaksud adalah sebagai berikut: Nama PVA :... Nomor dan tanggal KPmIU :... Alamat Kantor Pusat :... No. Telepon/Faksimili Kantor Pusat :... Jumlah Kantor Cabang yang dimiliki :... Sehubungan dengan pemberitahuan tersebut di atas, terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan sebagai berikut : 1. asli KPmIU; 2. asli surat persetujuan pembukaan kantor cabang 2) ; 3. asli sertifikat izin usaha (kantor pusat/kantor pusat maupun kantor cabang 3) ); 4. asli logo PVA Berizin yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (logo PVA Berizin kantor pusat/kantor pusat maupun kantor cabang 3) ); 5. fotokopi risalah RUPS mengenai penghentian kegiatan usaha PVA Bukan Bank; dan 6. surat pernyataan bermeterai cukup dari pemegang saham bahwa langkah-langkah penyelesaian kewajiban yang terkait dengan kegiatan PVA Bukan Bank telah diselesaikan dan apabila terdapat tuntutan di kemudian hari menjadi tanggung jawab pemegang saham. Demikian agar maklum. Hormat kami, PT... Ttd./Cap Perusahaan Nama Jelas (Direksi) 1) sesuai wilayah kerja sebagaimana Lampiran I.D 2) apabila PVA Bukan Bank memiliki kantor cabang. 3) pilih salah satu. 66

76 Lampiran I.Q. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 Lampiran I.Q. No. : Lamp. : (Kota), (tanggal, bulan, tahun) Kepada Bank Indonesia/ Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri 1) Di... Perihal : Laporan Penghentian Permanen Kegiatan Usaha Kantor Cabang Dengan ini kami melaporkan penghentian permanen kegiatan usaha bagi Kantor Cabang kami terhitung sejak tanggal dengan alasan penghentian. Adapun data terkait penghentian permanen kegiatan usaha dimaksud adalah sebagai berikut: Nama PVA :... Nomor Surat Persetujuan Pembukaan KC :... Alamat KC :... No. Telepon/Faksimili KC :... Sehubungan dengan pemberitahuan tersebut di atas, terlampir kami sampaikan dokumen-dokumen pendukung sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan sebagai berikut: 1. asli surat persetujuan pembukaan kantor cabang; 2. asli sertifikat kantor cabang; dan 3. asli logo PVA berizin bagi kantor cabang yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Demikian agar maklum. Hormat kami, PT... Ttd./Cap Perusahaan Nama Jelas (Direksi) 1) sesuai wilayah kerja sebagaimana Lampiran I.D. KEPALA DEPARTEMEN PENGELOLAAN MONETER, HENDAR 67

77 LAMPIRAN II SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 14/15/DPM TANGGAL 10 MEI 2012 PERIHAL PERIZINAN, PENGAWASAN, PELAPORAN, DAN PENGENAAN SANKSI BAGI PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK Pedoman Pembukuan dan Penyusunan Laporan Berkala PVA Bukan Bank Lampiran II.A. Contoh Laporan Kegiatan Usaha Lampiran II.B. Contoh Laporan Keuangan Lampiran II.C. Pedoman Pembukuan dan Penyusunan Laporan Berkala PVA Bukan Bank Lampiran II/Halaman

78 Lampiran II.A. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 CONTOH LAPORAN KEGIATAN USAHA Lampiran II.A. No Jenis Valuta 2) 1 AUD 2 USD 3 JPY 4 HKD 5 CNY 6 MYR 7 EUR 8 GBP 9 HKD 10 JPY 11 KRW 12 dst 13 dst 14 dst 15 dst TOTAL PT. (NAMA PERUSAHAAN (PVA) LAPORAN KEGIATAN USAHA TRANSAKSI JUAL BELI UKA/TC 1) PERIODE SANDI PERUSAHAAN (PVA): Saldo Awal Pembelian (B) Penjualan (C) Saldo Akhir UKA (D) UKA (A) Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah UKA 3) Rp 4) UKA 5) Rp 6) UKA 7) Rp 8) UKA 9) Kurs Tengah 10) Jumlah Rp 11) Keterangan: 1) LKU UKA untuk Laporan transaksi pembelian dan penjualan UKA. LKU TC untuk Laporan transaksi pembelian dan pencairan TC. 2) Jenis Valuta : Diisi sesuai dengan jenis valuta yang ditransaksikan. 3) Saldo Awal dalam UKA/TC: Jumlah saldo awal transaksi Uang Kertas Asing (UKA) bulan yang bersangkutan berasal dari saldo akhir transaksi UKA bulan lalu. 4) Saldo Awal UKA/TC dalam Rupiah : Jumlah saldo awal UKA dalam Rupiah bulan yang bersangkutan berasal dari saldo akhir UKA dalam Rupiah bulan lalu. 5) Pembelian UKA/TC dalam UKA : Total pembelian UKA yang ditransaksikan pada bulan yang bersangkutan. 6) Pembelian UKA/TC dalam Rupiah : Total pembelian UKA dalam Rupiah yang ditransaksikan pada bulan yang bersangkutan (dengan menggunakan kurs riil transaksi PVA). 7) Penjualan UKA/TC dalam UKA : Total penjualan UKA yang ditransaksikan pada bulan yang bersangkutan. Untuk Pencairan TC dalam UKA : Total pencairan TC yang sudah dicairkan pada bulan yang bersangkutan 8) Penjualan UKA/TC dalam Rupiah : Total penjualan UKA dalam Rupiah yang ditransaksikan pada bulan yang bersangkutan (dengan menggunakan kurs riil transaksi PVA). Untuk Pencairan TC dalam Rupiah : Total pencairan TC dalam Rupiah yang sudah dicairkan pada bulan yang bersangkutan. Lampiran II.A./Halaman

79 Lampiran II.A. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei ) Saldo Akhir UKA/TC : Jumlah saldo akhir UKA bulan yang bersangkutan yang merupakan perhitungan: Saldo Akhir UKA = Saldo Awal UKA+Pembelian UKA Penjualan UKA Saldo Akhir TC = Saldo Awal TC +Pembelian TC Penjualan TC 10) Kurs Tengah : Kurs yang berasal dari Kurs Transaksi Bank Indonesia dengan perhitungan sebagai berikut : Kurs tengah transaksi = (kurs transaksi jual BI + kurs transaksi beli BI) 2 Jika mata uang yang bersangkutan tidak ada pada daftar kurs transaksi BI, maka kurs tengah untuk mata uang tersebut menggunakan kurs riil transaksi PVA Bukan Bank. Penyajian untuk mata uang JPY pada website Bank Indonesia ( dalam satuan nilai 100 sehingga kurs tengah transaksi untuk mata uang JPY akan bernilai 100. Nilai tersebut yang akan digunakan dalam penyusunan LKU. Jumlah saldo akhir UKA/TC dalam Rupiah untuk mata uang JPY yang bernilai 100 tersebut akan terbagi secara otomatis menjadi bernilai 1. 11) Saldo Akhir UKA/TC dalam Rupiah : jumlah UKA dalam Rupiah pada akhir bulan yang bersangkutan setelah dikonversikan dengan kurs tengah transaksi. Lampiran II.A./Halaman

80 Lampiran II.B. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 Lampiran II.B. A. Laporan Laba Rugi CONTOH LAPORAN KEUANGAN LAPORAN LABA/(RUGI) PT... Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 200X SANDI PERUSAHAAN (PVA):... (dalam Rupiah) Pendapatan dan Beban Operasional Pendapatan Operasional Penjualan UKA Rp - Pencairan TC Rp - Rp - Harga Pokok Penjualan Saldo Awal UKA dan TC Rp - Pembelian UKA dan TC Rp - Saldo Akhir UKA dan TC (-/-) Rp - Rp - Pendapatan/(Rugi) Operasional Kotor UKA-TC Rp - Pendapatan Pengiriman Uang Rp - Pendapatan/(Rugi) Operasional Kotor Rp - Beban Operasional Gaji, Upah, dan Tunjangan Rp - Sewa Rp - Iklan dan promosi Rp - Air, Listrik, dan Telepon Rp - Transportasi dan Perjalanan Rp - Pemeliharaan kendaraan Rp - Penyusutan Aktiva Tetap Rp - Asuransi Rp - Lain-lain *) Rp - Rp - Pendapatan/(Rugi) Operasional Bersih Rp - Pendapatan/(Beban) Lain-lain Pendapatan Bunga Bank Rp - Biaya Administrasi Bank Rp - Biaya Bunga Pinjaman Rp - Laba/(Rugi) Penjualan Asset Tetap (net) - Laba Rp - - Rugi (-/-) Rp - Laba/(Rugi) Selisih Kurs (net) - Laba Rp - - Rugi (-/-) Rp - Lain-Lain (net) - Pendapatan Rp - - Beban (-/-) Rp - Rp - Laba/(Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan Rp - Taksiran Pajak Penghasilan Rp - Laba/(Rugi) Bersih Rp - *) Isi di salah satu sub-akun sesuai dengan saldo netto akun Lampiran II.B/Halaman

81 Lampiran II.B. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 B. Neraca NERACA PT... Per 31 Desember 200X SANDI PERUSAHAAN :... (dalam Rupiah) ASSET KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kas dan Bank dalam Rp KEWAJIBAN Kas Rp - Pinjaman yang diterima Bank Rp - Dalam Rupiah Rp - Rp - Dalam UKA Rp - Rp - Kas dan Bank dalam UKA Kas Rp - Hutang Sewa Rp - Bank Rp - Kewajiban Pengiriman Uang Rp - Rp - Kewajiban Lain-Lain Rp - EKUITAS Piutang TC Rp - Piutang Lain-Lain Rp - Modal Disetor Rp - Sewa dibayar dimuka Rp - Laba ditahan/(akum. rugi) - net Asuransi dibayar dimuka Rp - - Laba Rp - - Rugi (-/-) Rp - Asset Tetap Rp - Harga Perolehan Rp - Akum.Penyusutan(-/-) Rp - Rp - Asset Lain-lain Rp - Jumlah Asset Rp - Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Rp - * ) Isi di salah satu sub-akun sesuai dengan saldo netto akun Lampiran II.B/Halaman

82 Lampiran II.B. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 C. Perubahan Ekuitas Keterangan LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS PT... Periode... SANDI PERUSAHAAN :... (dalam Rupiah) Modal disetor Laba ditahan/ (akumulasi rugi) Jumlah Saldo per tanggal 31 Desember XX Rp - - Saldo Positif Rp - Rp - - Saldo Negatif Rp - Rp - Laba/(Rugi) periode berjalan Rp - - Laba Rp - - Rugi (-/-) Rp - Pembagian deviden (-/-) Rp - Rp - Lain-lain Rp - - Menambah Ekuitas Rp - - Mengurangi Ekuitas (-/-) Rp - Saldo per tanggal 31 Desember XX+1 Rp - Rp - Rp - Lampiran II.B/Halaman

83 Lampiran II.C. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/ /DPM tanggal Lampiran II.C. PEDOMAN PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DEPARTEMEN PENGELOLAAN MONETER BANK INDONESIA 74

84 Lampiran II.C. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/15/DPM tanggal 10 Mei 2012 DAFTAR ISI BAB 1 UMUM A. Tujuan Penyusunan Pedoman B. Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1 BAB 2 KONSEP DASAR PEDOMAN PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PVA BUKAN BANK Standar Keuangan, Perundangan dan Peraturan yang Mendasari.. 2 BAB 3 AKUNTANSI ASET A. Pengertian dan Dasar Pencatatan Aset B. Kas dan Bank C. Piutang TC.. 4 D. Piutang Lain-Lain.. 4 E. Sewa Dibayar Di muka. 4 F. Asuransi Dibayar Di muka... 4 G. Aset Tetap... 4 H. Aset Lain-Lain... 5 BAB 4 AKUNTANSI KEWAJIBAN (LIABILITAS) A. Pengertian dan Dasar Pencatatan Kewajiban B. Pinjaman Yang Diterima C. Hutang Sewa.. 6 D. Kewajiban Pengiriman Uang (Money Remittance) 7 E. Kewajiban Lain-Lain... 7 BAB 5 AKUNTANSI EKUITAS A. Pengertian dan Dasar Pencatatan Ekuitas B. Modal Disetor.. 8 C. Saldo Laba Rugi. 8 BAB 6 AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN A. Prinsip Pengakuan Pendapatan dan Beban B. Pendapatan Operasional C. Beban Operasional D. Pendapatan dan Beban Lain-Lain.. 10 BAB 7 AKUNTANSI PERPAJAKAN.. 11 BAB 8 PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA PVA BUKAN BANK A. Laporan Kegiatan Usaha 12 B. Laporan Keuangan.. 17 REFERENSI Hal 75

85 BAB 1 U M U M A. Tujuan Penyusunan Pedoman Menghimpun prinsip dan praktek akuntansi yang relevan dengan kegiatan kegiatan Pedagang Valuta Asing (PVA) Bukan Bank sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang PVA. Menciptakan keseragaman penerapan perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan sehingga meningkatkan daya banding atas laporan keuangan tersebut. Mempermudah PVA Bukan Bank dalam menyusun Laporan Berkala (Laporan Kegiatan Usaha UKA dan TC, dan Laporan Keuangan) Meningkatkan daya verifikasi atas suatu transaksi sehingga dapat diketahui kewajarannya. B. Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang meliputi laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca dan catatan penjelasan yang menjadi bagian dari laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dan disajikan secara konsolidasi paling kurang setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan pemakai. Memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja perusahaan serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai laporan di dalam mengambil keputusan. Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktivitas kegiatan usaha dan perubahan aset netto suatu PVA Bukan Bank yang timbul dari kegiatan transaksi penukaran valuta asing (valas). Contoh dan Lampiran di dalam Buku Pedoman Penyusunan Pembukuan dan Laporan Keuangan untuk PVA Bukan Bank (Buku Pedoman) ini hanya sebagai ilustrasi dan dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing PVA Bukan Bank agar tercapai penyajian laporan keuangan secara wajar. 1 76

86 BAB 2 KONSEP DASAR PENYUSUNAN PEDOMAN PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PVA BUKAN BANK Penyusunan Buku Pedoman ini berdasarkan prinsip prinsip akuntansi pada umumnya sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Indonesia dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang PVA yang berlaku. 2 77

87 BAB 3 AKUNTANSI ASET A. Pengertian dan Dasar Pencatatan Aset Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan. Aset diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui dalam neraca kalau pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam perusahaan setelah periode akuntansi berjalan. Sebagai alternatif transaksi semacam itu menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi dari aset tersebut untuk memberikan sumbangan baik langsung maupun tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada perusahaan. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset yang dapat mengalir ke dalam perusahaan dengan beberapa cara, misalnya: a. digunakan baik sendiri maupun bersama aset lain dalam produksi barang dan jasa yang dijual oleh perusahaan; b. dipertukarkan dengan aset lain; c. digunakan untuk menyelesaikan kewajiban; atau d. dibagikan kepada para pemilik perusahaan. B. Kas dan Bank Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Dalam kaitannya dengan PVA Bukan Bank perkiraan Kas dalam UKA meliputi saldo berbagai jenis Uang Kertas Asing (UKA) yang tersedia untuk diperjualbelikan yang disetarakan dalam Rupiah menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada periode Laporan Keuangan. Bank adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Perkiraan Bank dalam UKA meliputi saldo berbagai jenis Uang Kertas Asing (UKA) yang tersisa di rekening giro perusahaan yang disetarakan dalam Rupiah menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada periode Laporan Keuangan. 3 78

88 C. Piutang TC Piutang TC adalah piutang yang timbul atas pembelian TC dari nasabah yang belum dicairkan menjadi kas atau bank. Piutang TC meliputi TC yang sudah dan belum ditagih ke bank atau lembaga penerbit. D. Piutang Lain-Lain Piutang lain-lain adalah piutang yang terjadi selain dari piutang TC yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Contohnya Piutang Karyawan yang diharapkan dapat tertagih dalam satu tahun atau siklus usaha normal dengan catatan atas laporan keuangan. E. Sewa Dibayar Di Muka Sewa dibayar dimuka adalah biaya yang telah terjadi untuk aktivitas perusahaan yang akan datang. Sewa di bayar dimuka diklasifikasikan sebagai biaya dibayar dimuka dalam kelompok aktiva lancar yang direalisasikan dalam satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan dengan catatan atas laporan keuangan. F. Asuransi Dibayar Di Muka Asuransi dibayar dimuka adalah biaya yang telah terjadi untuk aktivitas perusahaan yang akan datang. Asuransi di bayar dimuka diklasifikasikan sebagai biaya dibayar dimuka dalam kelompok aktiva lancar yang direalisasikan dalam satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan. G. Aset Tetap Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasional perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap disajikan berdasarkan nilai perolehan aset tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan (depreciable) dari suatu aset sepanjang masa manfaat. Masa manfaat adalah : (a) periode suatu aset diharapkan digunakan oleh perusahaan, atau (b) jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset oleh perusahaan. Penyusutan untuk periode akuntansi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi untuk periode akuntansi yang bersangkutan. Jumlah yang dapat disusutkan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aset dengan berbagai metode penyusutan yang sistematis dan konsisten kecuali perubahan keadaan yang memberi alasan atau dasar suatu perubahan metode. Dalam suatu periode akuntansi di mana metode penyusutan berubah, pengaruh perubahan harus dikuantifikasikan dan harus diungkapkan. Pelaksanaan standar akuntansi untuk aset tetap bagi PVA Bukan Bank adalah sama dengan standar akuntansi aset tetap menurut PSAK pada umumnya. 4 79

89 H. Aset Lain-Lain Aset lain-lain adalah pos-pos yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai aset lancar atau aset tetap dan tidak cukup material untuk disajikan dalam pos tersendiri. Contoh aset lain-lain dalam PVA Bukan Bank adalah amortisasi dan sebagainya. 5 80

90 BAB 4 AKUNTANSI KEWAJIBAN (LIABILITAS) A. Pengertian dan Dasar Pencatatan Kewajiban (Liabilitas) Kewajiban (Liabilitas) adalah merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Penyelesaian kewajiban dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya : (a) Pembayaran kas (b) Penyerahan aset lain (c) Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain; atau (d) Konversi kewajiban menjadi ekuitas Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Semua kewajiban yang diketahui harus dicatat. Untuk kewajiban yang ada tetapi besarnya tergantung pada kejadian dimasa yang akan datang, jumlahnya harus ditaksir. Bila jumlah tersebut tidak dapat ditaksir dengan wajar, maka kewajiban tersebut harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. B. Pinjaman Yang Diterima Pinjaman yang diterima adalah fasilitas pinjaman yang diterima dari bank atau pihak lain, termasuk dari pemegang saham, baik dalam Rupiah maupun dalam mata uang asing, dan harus dibayar bila telah jatuh tempo. Dalam pengertian pinjaman yang diterima tidak termasuk modal disetor dimuka. Pinjaman yang diterima disajikan sebesar saldo pinjaman yang diterima PVA Bukan Bank pada tanggal laporan. C. Hutang Sewa Hutang sewa merupakan kewajiban perusahaan masa kini akibat penggunaaan aset tetap yang penyelesaiannya pada pihak lain belum terpenuhi pada tanggal neraca. 6 81

91 D. Kewajiban (Liabilitas) Pengiriman Uang/Money Remittance Kewajiban (Liabilitas) Money Remittance merupakan hutang perusahaan masa kini akibat transaksi pengiriman uang yang penyelesaiannya pada pihak lain belum terpenuhi pada tanggal neraca. E. Kewajiban (Liabilitas) Lain-lain Kewajiban (Liabilitas) lain-lain adalah pos-pos yang tidak dapat diklasifikasikan dalam salah satu rekening kewajiban dan tidak cukup material untuk disajikan dalam pos tersendiri. Kewajiban lain-lain disajikan sebesar jumlah kewajiban PVA Bukan Bank kepada pihak lain pada tanggal laporan. Contoh kewajiban lain-lain pada PVA Bukan Bank adalah biaya sewa, biaya gaji, dan biaya-biaya lainnya yang masih harus dibayar dan sebagainya. 7 82

92 BAB 5 AKUNTANSI EKUITAS A. Pengertian dan Dasar Pencatatan Ekuitas Ekuitas adalah merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aset dan kewajiban (liabilitas) yang ada dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut. Pada dasarnya ekuitas berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan. Ekuitas terutama dapat bertambah atau berkurang dengan adanya penambahan modal disetor atau ditarik kembali oleh pemilik, laba atau rugi usaha, dan pembagian keuntungan. Ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan sesuai dengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku. Pada pokoknya pengungkapan unsur ekuitas diharapkan secara jelas mengelompokkan modal disetor, dan saldo laba rugi. Pengertian dan dasar pencatatan ekuitas bagi PVA Bukan Bank adalah sama dengan pengertian dan dasar pencatatan ekuitas pada perusahaan umumnya sebagaimana diatur dalam PSAK. B. Modal Disetor Modal disetor adalah merupakan jumlah modal yang telah disetorkan oleh pemilik perusahaan sesuai dengan akta pendirian dan perubahannya. C. Saldo Laba Rugi Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian dividen dan koreksi laba-rugi periode lalu. Seluruh saldo laba dapat dibagikan sebagai dividen, kecuali jika dicadangkan untuk operasional perusahaan dengan syarat telah disetujui Rapat Umum Pemegang Saham serta tak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku. 8 83

93 BAB 6 AKUNTANSI PENDAPATAN DAN BEBAN A. Prinsip Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan, beban, laba dan rugi wajib diperhitungkan sedemikian rupa agar memberikan gambaran yang layak mengenai hasil usaha perusahaan untuk periode tertentu. Pendapatan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi dimasa depan yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal yang timbul dari penyerahan barang atau jasa atau aktivitas usaha lainnya di dalam suatu periode. Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aset. Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau tidak lagi memenuhi syarat, sebagai aset untuk diakui dalam neraca. B. Pendapatan Operasional Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Pendapatan operasional PVA Bukan Bank diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan yaitu Penjualan UKA dan Pencairan TC berdasarkan kurs transaksi yang dilandasi dengan penerbitan nota transaksi serta Pendapatan Money Remittance yang diperoleh dari jasa pengiriman/penerimaan uang (jika PVA Bukan Bank mempunyai izin untuk menyelenggarakan kegiatan usaha pengiriman uang). C. Beban Operasional Beban operasional adalah merupakan beban-beban yang timbul dalam rangka kegiatan pokok perusahaan. Pada PVA Bukan Bank, beban operasional meliputi gaji, upah dan tunjangan karyawan, beban iklan dan promosi, beban sewa kantor, beban rekening air/listrik/telepon, beban transportasi dan perjalanan, beban pemeliharaan 9 84

94 kendaraan, beban penyusutan aset tetap, beban asuransi dan beban operasional lainnya. D. Pendapatan dan Beban Lain-Lain Pendapatan dan beban lain-lain merupakan macam-macam pendapatan dan beban yang timbul di luar kegiatan pokok perusahaan seperti pendapatan atau beban bunga, laba rugi atas penjualan aset tetap, laba rugi atas selisih kurs serta pendapatan dan beban lainnya. Selisih kurs (exchange difference) adalah selisih yang dihasilkan dari pelaporan jumlah unit mata uang asing yang sama dalam mata uang pelaporan pada kurs yang berbeda. Setiap akhir periode harus dihitung selisih kurs untuk simpanan atau hutang dalam mata uang asing. Selisih kurs yang timbul sebagai akibat perbedaan antara kurs tanggal neraca dengan kurs tunai pada saat terjadinya transaksi diakui sebagai keuntungan atau kerugian kurs periode berjalan. Selain itu penggunaan kurs yang berbeda antara saldo UKA pada laporan laba rugi yang disetarakan dalam Rupiah menggunakan kurs transaksi PVA dengan saldo UKA pada neraca yang disetarakan dalam Rupiah menggunakan kurs Bank Indonesia akhir periode Laporan Keuangan juga diakui sebagai keuntungan atau kerugian kurs periode berjalan

95 BAB 7 AKUNTANSI PERPAJAKAN Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan kewajiban dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode kewajiban (liability). Pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku saat ini. Perbedaan temporer dapat berupa: 1. Perbedaan temporer kena pajak yaitu perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah kena pajak dalam penghitungan laba fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat aset dipulihkan atau nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi atau; 2. Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan yaitu perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah yang boleh dikurangkan dalam penghitungan laba fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat aset dipulihkan atau nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi. Dasar pengenaan pajak aset atau kewajiban adalah nilai aset atau kewajiban yang diakui oleh Direktorat Jendral Pajak dalam penghitungan laba fiskal. Akuntansi pajak penghasilan dengan metode kewajiban ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material

96 BAB 8 PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA PEDAGANG VALUTA ASING A. Laporan Kegiatan Usaha Laporan Kegiatan Usaha (LKU) merupakan laporan transaksi pembelian dan penjualan UKA, serta laporan transaksi pembelian dan pencairan TC yang disusun secara periodik. Bagi PVA Bukan Bank yang menyelenggarakan kegiatan usaha pengiriman uang, bentuk dan penyusunan laporan transaksi pengiriman uang tunduk pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai kegiatan usaha pengiriman uang. Untuk mempermudah penyusunan LKU, maka PVA Bukan Bank dapat membuat kartu mutasi UKA dan TC yang dicatat per mata uang. Sebagai fungsi kontrol, sumber pencatatan adalah bukti transaksi berupa nota transaksi. 1. Nota transaksi Nota transaksi ini digunakan untuk mencatat terjadinya transaksi atas valas baik berupa pembelian UKA/TC, penjualan UKA atau pencairan TC yang memuat antara lain nilai transaksi, tanggal transaksi, nomor urut transaksi, data nasabah dan informasi lainnya. Dalam transaksi penjualan atau pembelian valas diwajibkan untuk mencatat data tambahan sebagai berikut: a. Untuk nasabah perorangan 1) Nama pengguna jasa; 2) Nomor bukti identitas; 3) Alamat pengguna jasa; 4) Tempat dan tanggal lahir; 5) Kewarganegaraan; 6) Pekerjaan; 7) Jenis Kelamin; 8) NPWP (apabila ada). Informasi lainnya: 1) Sumber dana; 2) Tujuan penggunaan dana; 3) Kewajaran transaksi; 4) Hubungan dengan pihak terkait. Bukti identitas dapat berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM) atau Paspor

97 b. Untuk nasabah perusahaan 1) Nama badan usaha; 2) Nomor izin usaha dari instansi yang berwenang; 3) NPWP badan usaha 4) Alamat kedudukan tempat usaha; 5) Jenis atau Bidang usaha; Informasi lainnya: 1) Sumber dana; 2) Tujuan penggunaan dana; 3) Kewajaran transaksi; 4) Hubungan dengan pihak terkait. Berikut di bawah ini contoh nota transaksi pembelian/penjualan UKA atau pembelian/pencairan TC dan dapat dilakukan modifikasi jika diperlukan Logo PVA, Nama PVA Alamat PVA : No. Telp : No.Izin Usaha : NOMOR TRANSAKSI... APLIKASI PEMBELIAN/PENJUALAN/PENCAIRAN CABANG TANGGAL / / NAMA NASABAH JENIS TRANSAKSI (PERSEORANGAN/PERUSAHAAN).. PEMBELIAN VALAS NO. IDENTITAS/IZIN USAHA PENJUALAN VALAS.. PENCAIRAN TC ALAMAT NASABAH.... NO. TELEPON/HP/FAX.. RINCIAN TRANSAKSI NO MATA UANG JUMLAH KURS RUPIAH TOTAL TANDA TANGAN NASABAH TELLER KASIR Berdasarkan Undang-Undang mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang dan Peraturan Bank Indonesia mengenai Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme 13 88

98 FORMULIR IDENTITAS LENGKAP NASABAH DAN/ATAU BENEFICIAL OWNER *) Untuk jumlah transaksi senilai Rp ,00 atau lebih Untuk Keperluan PPATK dan Bank Indonesia berdasarkan Undang-Undang mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang dan Peraturan Bank Indonesia mengenai Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme NOMOR TRANSAKSI... APLIKASI PEMBELIAN/PENJUALAN/PENCAIRAN CABANG TANGGAL / /... JENIS TRANSAKSI Identitas Nasabah PERSEORANGAN PEMBELIAN VALAS PENJUALAN VALAS PENCAIRAN TC NAMA NASABAH.. NO. IDENTITAS.. ALAMAT NASABAH.... NO. TELEPON/HP/FAX.. TANGGAL LAHIR :.././.. KEWARGANEGARAAN.. PEKERJAAN.. JENIS KELAMIN.. NPWP (bila ada).. PERUSAHAAN NAMA NASABAH.. NO. IZIN USAHA.. ALAMAT NASABAH.... NO. TELEPON/HP/FAX.. NPWP (bila ada).. JENIS BIDANG USAHA.. INFORMASI LAINNYA TUJUAN PENGGUNAAN.. SUMBER DANA.. KEWAJARAN TRANSAKSI.. HUBUNGAN DENGAN PIHAK TERKAIT.. TUJUAN PENGGUNAAN.. SUMBER DANA.. KEWAJARAN TRANSAKSI.. HUBUNGAN DENGAN PIHAK TERKAIT.. APABILA NASABAH BERTINDAK SEBAGAI WAKIL DARI SESEORANG/BADAN HUKUM/BENEFICIAL OWNER NAMA BENEFICIAL OWNER NAMA BENEFICIAL OWNER.... NO. IDENTITAS NO. IZIN USAHA.... ALAMAT BENEFICIAL OWNER ALAMAT BENEFICIAL OWNER NO. TELEPON/HP/FAX NO. TELEPON/HP/FAX.... TANGGAL LAHIR :.././.. NPWP (bila ada) KEWARGANEGARAAN.... PEKERJAAN.. JENIS KELAMIN.. NPWP (bila ada)

99 2. Kartu Mutasi UKA dan TC Kegunaan Kartu Mutasi UKA dan TC adalah untuk mengetahui berapa jumlah saldo awal, pembelian, penjualan atau pencairan dan jumlah saldo akhir dari UKA dan TC. Cara pencatatan Kartu Mutasi UKA dan TC adalah sebagai berikut: a. Masing-masing jenis mata uang UKA dan TC dibuatkan kartu mutasi secara terpisah; b. Pada awal tahun buku dicatat saldo awal UKA dan TC (saldo awal tahun UKA dan TC di kartu mutasi diambil dari saldo akhir neraca periode sebelumnya) sedangkan untuk saldo awal bulan berikutnya dicatat sesuai dengan saldo akhir bulan lalu; c. Selama tahun buku berjalan perkiraan pembelian dicatat untuk pembelian UKA dan TC dan perkiraan penjualan atau pencairan dicatat untuk penjualan UKA atau pencairan TC; d. Pada akhir bulan / tahun buku dicatat saldo akhir UKA dan TC yang disetarakan dalam Rupiah menggunakan kurs rata-rata dari pembagian antara saldo awal dan pembelian dalam Rupiah dengan saldo awal dan pembelian dalam UKA/TC. Berikut adalah contoh Kartu Mutasi UKA dan TC dimaksud. Kartu Mutasi UKA No Voucher Tanggal Keterangan UKA Pembelian Kurs Rp UKA Penjualan Kurs Rp Saldo UKA 1Jan 2012 Saldo Awal (a) xxx (b) Pembelian xxx xxx xxx xxx Penjualan xxx xxx xxx xxx Saldo Rp 31Jan 2012 Saldo Akhir (c) (d) xxx xxx xxx xxx* ) (e) Kartu Mutasi TC No Voucher Tanggal Keterangan TC Pembelian Kurs Rp TC Pencairan Kurs Rp Saldo TC Kurs Rata- rata *) Kurs Rata- rata *) 1 Jan 2012 Saldo Awal (a) xxx (b) Pembelian xxx xxx xxx xxx Pencairan xxx xxx xxx xxx Saldo Rp 31Jan 2012 Saldo Akhir (c) (d) xxx xxx xxx xxx* ) (e) 15 90

100 Keterangan: *) Kurs rata-rata pada saldo akhir UKA/TC diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut: Kurs rata-rata = ( saldo awal Rp + pembelian Rp) ( saldo awal UKA/TC + penjualan UKA /pencairan TC) 3. Penyusunan LKU LKU digunakan untuk mengikhtisarkan saldo awal, pembelian, penjualan atau pencairan dan saldo akhir dari UKA dan TC yang diperoleh dari perhitungan kartu mutasi setiap periode pelaporan. No Jenis Valuta 2) 1 AUD 2 USD 3 JPY 4 HKD 5 CNY 6 MYR 7 EUR 8 GBP 9 HKD 10 JPY 11 KRW 12 dst 13 dst 14 dst 15 dst TOTAL LAPORAN KEGIATAN USAHA TRANSAKSI JUAL BELI UKA/TC 1) PERIODE SANDI PERUSAHAAN (PVA): Saldo Awal Pembelian (B) Penjualan (C) Saldo Akhir UKA (D) UKA (A) Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Kurs Jumlah UKA 3) Rp 4) UKA 5) Rp 6) UKA 7) Rp 8) UKA 9) Tengah 10) Rp 11) Keterangan: 1) LKU UKA untuk Laporan transaksi pembelian dan penjualan UKA. LKU TC untuk Laporan transaksi pembelian dan pencairan TC. 2) Jenis Valuta : Diisi sesuai dengan jenis valuta yang ditransaksikan. 3) Saldo Awal dalam UKA/TC: Jumlah saldo awal transaksi Uang Kertas Asing (UKA) bulan yang bersangkutan berasal dari saldo akhir transaksi UKA bulan lalu. 4) Saldo Awal UKA/TC dalam Rupiah: Jumlah saldo awal UKA dalam Rupiah bulan yang bersangkutan berasal dari saldo akhir UKA dalam Rupiah bulan lalu. 5) Pembelian UKA/TC dalam UKA: Total pembelian UKA yang ditransaksikan pada bulan yang bersangkutan. 6) Pembelian UKA/TC dalam Rupiah: Total pembelian UKA dalam Rupiah yang ditransaksikan pada bulan yang bersangkutan (dengan menggunakan kurs riil transaksi PVA)

101 7) Penjualan UKA dalam UKA : Total penjualan UKA yang ditransaksikan pada bulan yang bersangkutan. Untuk Pencairan TC dalam UKA : Total pencairan TC yang sudah dicairkan pada bulan yang bersangkutan. 8) Penjualan UKA dalam Rupiah : Total penjualan UKA dalam Rupiah yang ditransaksikan pada bulan yang bersangkutan (dengan menggunakan kurs riil transaksi PVA). Untuk Pencairan TC dalam Rupiah : Total pencairan TC dalam Rupiah yang sudah dicairkan pada bulan yang bersangkutan. 9) Saldo Akhir UKA/TC : Jumlah saldo akhir UKA bulan yang bersangkutan yang merupakan perhitungan: Saldo Akhir UKA = Saldo Awal UKA+Pembelian UKA Penjualan UKA Saldo Akhir TC = Saldo Awal TC + Pembelian TC Pencairan TC 10) Kurs Tengah : Kurs yang berasal dari Kurs Transaksi Bank Indonesia dengan perhitungan sebagai berikut: Kurs tengah transaksi = (kurs transaksi jual BI + kurs transaksi beli BI) 2 Kurs tengah transaksi adalah kurs transaksi jual BI ditambah kurs transaksi beli BI dibagi dua. Jika mata uang yang bersangkutan tidak ada pada daftar kurs transaksi BI, maka kurs tengah untuk mata uang tersebut menggunakan kurs riil transaksi PVA Bukan Bank. 11) Saldo Akhir UKA/TC dalam Rupiah : Jumlah saldo akhir UKA adalah jumlah UKA dalam Rupiah pada akhir bulan yang bersangkutan setelah dikonversikan dengan kurs tengah transaksi Bank Indonesia. B. Laporan Keuangan Buku pedoman ini memberikan pengetahuan mengenai konsep pembukuan secara sederhana sehingga diharapkan PVA Bukan Bank dapat juga menyusun pembukuan dan laporan keuangannya secara benar untuk memenuhi tujuan pelaporan Bank Indonesia. Pada dasarnya, transaksi perusahaan dapat dikelompokkan menjadi: 1. Transaksi tunai seperti penjualan dan pembelian tunai, penerimaan tagihan, penerimaan tunai lainnya, pembayaran biaya-biaya dan sebagainya; 2. Transaksi kredit seperti pembelian secara kredit dan sebagainya. Proses pembukuan meliputi: 1. Menginventarisasi semua harta dan kewajiban pada awal periode; 2. Menyusun neraca perusahaan; 17 92

102 3. Menghitung ekuitas perusahaan yaitu jumlah harta dikurangi dengan jumlah kewajiban. Ekuitas terdiri dari modal saham yang disetor dan saldo laba. 4. Memasukkan saldo awal ke dalam buku besar (dapat berupa buku harian dan buku harian pembantu); 5. Mencatat transaksi pembelian UKA/TC, penjualan UKA, pencairan TC dan transaksi operasional dalam buku besar (dapat berupa buku harian dan buku harian pembantu). Transaksi perusahaan yang terjadi sehari-hari dicatat dalam buku besar (dapat berupa buku Harian dan buku-buku Harian Pembantu). Buku-buku Harian yang dapat dipakai terdiri atas: 1. Buku Kas. 2. Buku Bank. 3. Buku Memorial Pelengkap. 4. Buku Piutang atau Debitur. 5. Buku Hutang. 1. Buku-Buku Harian a. Buku Kas Buku Kas digunakan untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran uang melalui kas perusahaan secara rinci. Buku kas dibagi menjadi buku penerimaan dan pengeluaran kas, yang dibuat secara terpisah. Berikut adalah contoh Buku Penerimaan dan Pengeluaran Kas dimaksud. Penerimaan Kas Tanggal Ref Penjelasan Penjualan UKA Pencairan TC Bank Lain-lain Jumlah Pengeluaran Kas Tanggal Ref Penjelasan Pembelian UKA Pencairan TC Biaya Bank Lain -lain Jumlah 18 93

103 b. Buku Bank Buku Bank digunakan untuk mencatat penerimaan dan pengeluaran uang melalui bank atas nama rekening perusahaan. Buku bank juga dibagi menjadi buku penerimaan dan pengeluaran bank yang dibuat secara terpisah. Berikut adalah contoh Buku Penerimaan dan Pengeluaran Bank dimaksud. Penerimaan Bank Tanggal Ref Penjelasan Penjualan UKA Pencairan TC Kas Lainlain Jumlah Pengeluaran Bank Tanggal Ref Penjelasan Pembelian UKA Pencairan TC Biaya Kas Lain -lain Jumlah c. Buku Memorial Pelengkap Buku Memorial Pelengkap digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang karena sifatnya tidak dapat dicatat dalam Buku Kas dan Buku Bank seperti penyusutan aset tetap, selisih kurs dan sebagainya. Berikut adalah contoh Buku Memorial Pelengkap dimaksud : Buku Memorial Pelengkap Tanggal Ref Penjelasan Jumlah 19 94

104 Laba/Rugi Selisih Kurs Keterangan Rugi selisih kurs rekening bank dalam USD Laba selisih kurs saldo UKA Rupiah Jumlah Buku Penyusutan Aset Tetap Beban penyusutan dapat dihitung setiap bulannya atau secara total pada akhir periode pembukuan. Perhitungan penyusutan menurut ketentuan perpajakan yang berlaku, dapat dilakukan dengan metode: 1. Metode Garis Lurus (Straight Line Method/SL) 2. Metode Saldo Menurun (Double Declining Method/DD) Perhitungan penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran kecuali untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tersebut. Keterangan Tanggal Perolehan Masa Manfaat Nilai Perolehan Rp Akumulasi penyusutan Rp Nilai buku Rp Gedung xxx tahun xxx (xxx) xxx Komputer xxx tahun xxx (xxx) xxx Kendaraan xxx tahun xxx (xxx) xxx Meja xxx tahun xxx (xxx) xxx Dst. xxx tahun xxx (xxx) xxx Jumlah xxx (xxx) xxx d. Buku Piutang atau Debitur Kegunaan Buku Piutang atau debitur adalah untuk mengetahui keadaan piutang, yaitu kepada siapa perusahaan mempunyai piutang serta berapa jumlahnya pada tanggal-tanggal tertentu. Setiap debitur dibuatkan satu daftar perkiraan untuk mencatat perubahan piutangnya. Untuk lebih memudahkan pengurusannya Buku Piutang atau Debitur dapat diadakan dalam bentuk kartu. Tata cara pencatatan Buku Piutang atau Debitur 1) Daftar perkiraan tiap debitur berlaku satu periode pembukuan; 20 95

105 2) Pada awal bulan atau tahun buku perkiraan didebet sejumlah saldo piutang; 3) Selama tahun buku berjalan perkiraan didebet jika terjadi penambahan piutang dan dikredit jika terjadi pengurangan piutang. Pada akhir periode pembukuan dibuat daftar saldo dari jumlah debet dan kredit. Berikut adalah contoh Buku Piutang atau Debitur dimaksud. Nama Debitur Tanggal Ref Keterangan Jumlah Debet Tanggal Ref Keterangan Jumlah Kredit 1 Jan 2012 Saldo awal xxx 31 Jan 2012 Saldo akhir xxx e. Buku Hutang atau Kreditur Kegunaan Buku Hutang atau Kreditur adalah untuk mengetahui keadaan hutang, yaitu kepada siapa perusahaan mempunyai pinjaman atau hutang serta berapa jumlahnya pada tanggal-tanggal tertentu. Setiap kreditur disediakan satu daftar perkiraan untuk mencatat perubahan hutangnya. Untuk lebih memudahkan pengurusannya Buku Hutang atau Kreditur dapat diadakan dalam bentuk kartu. Tata cara pencatatan Buku Hutang atau Kreditur 1) Daftar perkiraan tiap kreditur berlaku satu periode pembukuan; 2) Pada awal bulan atau tahun buku perkiraan dikredit sejumlah saldo hutang; 3) Selama tahun buku berjalan perkiraan dikredit jika terjadi penambahan hutang dan didebet jika terjadi pengurangan hutang. Pada akhir periode pembukuan dibuat daftar saldo dari jumlah debet dan kredit. Berikut adalah contoh Buku Hutang atau Kreditur dimaksud. Nama Kreditur Tanggal Ref Keterangan Jumlah Debet Tanggal Ref Keterangan Jumlah Kredit 1 Jan 2012 Saldo akhir xxx 1 Jan 2012 Saldo awal xxx 21 96

106 2. Penyusunan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan pada umumnya adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dapat dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan PVA Bukan Bank menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: a) Aset; b) Kewajiban (Liabilitas); c) Ekuitas; dan d) Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian. Laporan keuangan PVA Bukan Bank yang wajib disampaikan ke Bank Indonesia terdiri dari: a) Laporan Laba Rugi; b) Laporan Perubahan Ekuitas; dan c) Neraca; Agar dapat disusun suatu laporan keuangan tersebut, maka pada akhir periode pembukuan dibuat ikhtisar dari buku-buku harian. Isi dari ikhtisar buku-buku harian dapat dijelaskan sebagai berikut. a) Ikhtisar Buku Kas dan Bank, berisi ringkasan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank selama satu periode; b) Ikhtisar Buku Memorial Pelengkap yang berisi jumlah transaksi-transaksi selain yang tercatat dalam buku kas dan bank selama satu periode. a. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah laporan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan laba rugi PVA Bukan Bank disusun dalam bentuk berjenjang (multiple step) yang menggambarkan secara rinci unsur pendapatan dan beban yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan dan kegiatan lainnya

107 Berikut adalah contoh Laporan Laba Rugi perusahaan LAPORAN LABA/(RUGI) PT Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 200X (Dalam Rupiah) SANDI PERUSAHAAN (PVA): Pendapatan dan Beban Operasional Pendapatan Operasional Penjualan UKA Rp - Pencairan TC Rp - Rp - Harga Pokok Penjualan Saldo Awal UKA dan TC Rp - Pembelian UKA dan TC Rp - Saldo Akhir UKA dan TC (-/-) Rp - Rp - Pendapatan/(Rugi) Operasional Kotor UKA-TC Rp - Pendapatan Pengiriman Uang Rp - Pendapatan/(Rugi) Operasional Kotor Rp - Beban Operasional Gaji, Upah, dan Tunjangan Rp - Sewa Rp - Iklan dan promosi Rp - Air, Listrik, dan Telepon Rp - Transportasi dan Perjalanan Rp - Pemeliharaan kendaraan Rp - Penyusutan Aktiva Tetap Rp - Asuransi Rp - Lain-lain *) Rp - Rp - Pendapatan/(Rugi) Operasional Bersih Rp - Pendapatan/(Beban) Lain-lain Pendapatan Bunga Bank Rp - Biaya Administrasi Bank Rp - Biaya Bunga Pinjaman Rp - Laba/(Rugi) Penjualan Asset Tetap (net) - Laba Rp - - Rugi (-/-) Rp - Laba/(Rugi) Selisih Kurs (net) - Laba Rp - - Rugi (-/-) Rp - Lain-Lain - Pendapatan Rp - - Beban (-/-) Rp - Rp - Laba/(Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan Rp - Taksiran Pajak Penghasilan Rp - Laba/(Rugi) Bersih Rp - Penjelasan Pos-Pos Laba Rugi 1) Penjualan UKA Diisi dengan hasil seluruh penjualan UKA berdasarkan kurs transaksi jual selama periode pelaporan. 2) Pencairan TC Diisi dengan hasil seluruh pencairan TC selama periode pelaporan

108 3) Pendapatan Pengiriman Uang/Money Remittance Diisi dengan hasil seluruh pendapatan yang diterima dari hasil kegiatan pengiriman/penerimaan uang (Money Remittance) selama periode pelaporan. 4) Saldo Awal UKA dan TC Diisi dengan hasil penjumlahan antara saldo awal UKA dan TC yang diambil dari saldo kas dalam UKA dan piutang TC pada neraca periode sebelumnya. 5) Pembelian UKA dan TC Diisi dengan hasil pembelian UKA dan TC berdasarkan kurs transaksi beli selama periode pelaporan. 6) Saldo Akhir UKA dan TC Diisi dengan hasil penjumlahan antara saldo akhir UKA dan TC yang diambil dari saldo kas UKA dan piutang TC pada kartu mutasi UKA dan TC. 7) Beban Operasional Diisi dengan semua jenis-jenis beban yang terjadi selama periode pelaporan yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. 8) Pendapatan / (Beban) Lain-Lain Diisi dengan semua jenis-jenis pendapatan dan beban yang terjadi yang tidak berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan selama periode pelaporan. Contoh pendapatan/beban nonoperasional seperti pendapatan bunga, laba atau rugi atas penjualan aset tetap, laba atau rugi selisih kurs, dan sebagainya. 9) Pajak Penghasilan Diisi dengan jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar oleh perusahaan dan mutasi dari aset dan kewajiban pajak tangguhan selama periode pelaporan

109 b. Laporan Perubahan Ekuitas Perubahan ekuitas Perseroan menggambarkan peningkatan atau penurunan aset bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Berikut adalah contoh atau format Perubahan Ekuitas Keterangan LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS PT.. Per 31 Desember 201X (Dalam Rupiah) SANDI PERUSAHAAN (PVA): Laba ditahan/ Modal disetor (akumulasi rugi) Jumlah Saldo per tanggal 31 Desember 200X Rp - - Saldo Positif Rp - Rp - - Saldo Negatif Rp - Rp - Laba/(Rugi) periode berjalan Rp - - Laba Rp - - Rugi (-/-) Rp - Pembagian deviden (-/-) Rp - Rp - Lain-lain Rp - - Menambah Ekuitas Rp - - Mengurangi Ekuitas (-/-) Rp - Saldo per tanggal 31 Desember 200X+1 Rp - Rp - Rp

110 c. Neraca Neraca adalah laporan yang menggambarkan keadaan keuangan perusahaan pada saat tertentu dan terdiri dari aset yang dimiliki dan kewajiban yang harus dipenuhi. Dalam penyajiannya, aset dan kewajiban dalam neraca PVA Bukan Bank tidak dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar, namun sedapat mungkin tetap disusun menurut tingkat likuiditas dan jatuh tempo. Berikut adalah contoh atau format Neraca NERACA PT. Per 31 Desember 200X (Dalam Rupiah) SANDI PERUSAHAAN (PVA):. ASSET KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kas dan Bank dalam Rp KEWAJIBAN Kas Rp - Pinjaman yang diterima Bank Rp - Dalam Rupiah Rp - Rp - Dalam UKA Rp - Rp - Kas dan Bank dalam UKA Kas Rp - Hutang Sewa Rp - Bank Rp - Kewajiban Pengiriman Uang Rp - Rp - Kewajiban Lain-Lain Rp - EKUITAS Piutang TC Rp - Piutang Lain-Lain Modal Disetor Rp - Sewa dibayar dimuka Rp - Laba ditahan/(akum. rugi) - net Asuransi dibayar dimuka Rp - - Laba Rp - - Rugi (-/-) Rp - Asset Tetap Rp - Harga Perolehan Rp - Akum.Penyusutan(-/-) Rp - Rp - Asset Lain-lain Rp - Jumlah Asset Rp - Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Rp - Penjelasan Pos-Pos Neraca 1) Kas dan Bank Dalam Rupiah Kas : Diisi dengan jumlah saldo kas pada posisi tanggal neraca. Bank : Diisi dengan jumlah saldo rekening bank pada posisi tanggal neraca. 2) Kas dan Bank Dalam UKA

111 Kas : Diisi dengan jumlah saldo kas dari berbagai valas yang telah dikonversikan ke dalam nilai Rupiah berdasarkan kurs tengah transaksi Bank Indonesia pada tanggal neraca. Kurs tengah transaksi adalah kurs transaksi jual Bank Indonesia ditambah kurs transaksi beli Bank Indonesia dibagi dua. Bank : Diisi dengan jumlah saldo rekening bank dari berbagai valas yang telah dikonversikan ke dalam nilai Rupiah berdasarkan kurs tengah transaksi Bank Indonesia pada tanggal neraca. 3) Piutang TC Diisi dengan jumlah saldo TC yang masih harus diterima pada tanggal neraca. 4) Piutang Lain-Lain Diisi dengan jumlah piutang yang terjadi selain dari piutang TC, misalkan piutang karyawan yang diharapkan dapat tertagih dalam satu tahun atau siklus usaha normal perusahaan. 5) Sewa dibayar di muka Diisi dengan biaya sewa yang telah terjadi untuk aktivitas perusahaan yang akan datang yang direalisasikan dalam satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan dengan catatan atas laporan keuangan. 6) Asuransi dibayar di muka Diisi dengan biaya asuransi yang telah terjadi untuk aktivitas perusahaan yang akan datang yang direalisasikan dalam satu tahun atau dalam siklus operasi normal perusahaan dengan catatan atas laporan keuangan. 7) Aset Tetap Harga Perolehan : Diisi dengan nilai perolehan seluruh aset tetap seperti kendaraan, gedung, dan sebagainya pada posisi tanggal neraca. Akumulasi Penyusutan : Diisi dengan nilai akumulasi penyusutan seluruh aset tetap pada posisi tanggal neraca. 8) Aset Lain-Lain Diisi dengan nilai selain aset lancar atau aset tetap pada posisi tanggal neraca seperti amortisasi dan sebagainya. 9) Pinjaman Yang Diterima Dalam Rupiah Diisi dengan jumlah saldo pinjaman yang diterima dari pihak lain yang masih harus dibayar pada posisi tanggal neraca

112 10) Pinjaman Yang Diterima Dalam UKA Diisi dengan jumlah saldo pinjaman yang diterima dari pihak lain dalam berbagai valas yang masih harus dibayar yang telah dikonversikan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs tengah transaksi Bank Indonesia pada tanggal neraca. 11) Hutang Sewa Diisi dengan jumlah saldo hutang sewa yang penyelesaiannya pada pihak lain belum terpenuhi pada tanggal neraca. 12) Kewajiban Pengiriman Uang/Money Remittance Diisi dengan jumlah kewajiban Money Remittance yang penyelesaiannya pada pihak lain belum terpenuhi pada tanggal neraca. 13) Kewajiban (Liabilitas) Lain-Lain Diisi dengan jumlah liabilitas lain-lain yang masih harus dibayar pada posisi tanggal neraca seperti biaya sewa, biaya gaji dan sebagainya. 14) Ekuitas Modal Disetor : Diisi dengan jumlah modal disetor yang dimiliki oleh perusahaan sesuai dengan jumlah modal yang telah disetor yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan dan perubahannya pada posisi tanggal neraca. 15) Laba Ditahan/ (Akumulasi Rugi)-Bersih: Diisi dengan jumlah akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian dividen dan koreksi laba-rugi periode lalu

113 REFERENSI 1. Undang-Undang No.8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. 2. Peraturan Bank Indonesia No.12/3/PBI/2010 tanggal 1 Maret 2010 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme pada Pedagang Valuta Asing Bukan Bank. 3. Peraturan Bank Indonesia No.12/22/PBI/2010 tanggal 22 Desember 2010, tentang Pedagang Valuta Asing. 4. Peraturan Bank Indonesia No.8/28/PBI/2006 tanggal 5 Desember 2006 tentang Kegiatan Usaha Pengiriman Uang. 5. Keputusan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan No. 2/5/KEP.PPATK/2003 tanggal 15 Oktober 2003 tentang Pedoman Identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan Bagi Pedagang Valuta Asing dan Usaha Jasa Pengiriman Uang. 6. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) 7. Keputusan Menteri Keuangan No. 138/KMK.03/2002 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan No. 520/KMK.04/2000 Tentang Jenis-Jenis Harta Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan KEPALA DEPARTEMEN PENGELOLAAN MONETER, HENDAR

114 LAMPIRAN III SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 14/15/DPM TANGGAL 10 MEI 2012 PERIHAL PERIZINAN, PENGAWASAN, PELAPORAN, DAN PENGENAAN SANKSI BAGI PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK PETUNJUK TEKNIS PELAPORAN PEDAGANG VALUTA ASING ONLINE DIREKTORAT PENGELOLAAN MONETER - BANK INDONESIA 105

115 DAFTAR ISI BAB B I PENDAHULUAN I. Latar Belakang dan Tujuan... 1 II. Tata Cara Penyampaian Laporan... 1 BAB II TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PELAPOR... 2 I. Sandi, User ID dan Password Pelapor... 2 II. Penyampaian laporan kepada Bank Indonesia... 3 III. Penyampaian laporan kepada Bank Indonesia di luar batas waktu... 4 BAB III LAPORAN PVA ON LINE I. Aplikasi Portable... 5 A. Pendahuluan... 5 B. Laporan Kegiatan Usaha (Form. B0001)... 8 C. Laporan Neraca (Form. B0002)...12 D. Laporan Laba/Rugi (Form. B0003)...16 E. Laporan Perubahan Ekuitas (Form. B0004)...18 F. Form. B0005 Laporan Kurs...21 G. Laporan Pengiriman Uang / Money Remittance (Form. B0006)...25 II. Aplikasi Excel...28 A. Pendahuluan...28 B. Laporan Kegiatan Usaha Bulanan (Form B0001)...30 C. Laporan Neraca (Form. B0002)...36 D. Laporan Laba/Rugi (Form. B0003)...38 E. Laporan Perubahan Ekuitas (Form. B0004)...40 F. Laporan Kurs (Form. B0005)...41 G. Laporan Pengiriman Uang / Money Remittance (Form. B0006)...42 III. Pengiriman Laporan Ke Bank Indonesia A. Login...45 B. Menu Utama...46 BAB IV PENUTUP Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line i 106

116 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang dan Tujuan Pertumbuhan jumlah Pedagang Valuta Asing (PVA) di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami pertambahan yang cukup pesat. Hal ini menyebabkan semakin meningkatnya jumlah laporan PVA berupa dokumen hardcop yang diterima Bank Indonesia. Penatausahaan jumlah laporan PVA yang semakin meningkat sudah dinilai tidak lagi efisien, mengingat keterbatasan ruang penyimpanan dokumen dan sumber daya manusia di Bank Indonesia. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan data dan informasi PVA secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan mengoptimalkan peran dan tugas Bank Indonesia sebagai pemberi izin, pengawas dan pembina PVA, Bank Indonesia (cq. Direktorat Pengelolaan Moneter) mengembangkan suatu sistem penyampaian laporan berkala PVA secara online (PVA Online). Penyampaian Laporan PVA Online menggunakan jaringan internet ke web aplikasi Laporan Kantor Pusat Bank Umum (LKPBU) Bank Indonesia. Dengan diimplementasikan PVA Online, PVA akan lebih mudah dan praktis dalam menyampaikan laporan berkala kepada Bank Indonesia, yang pada akhirnya dapat menciptakan industri PVA yang sehat dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Website LKPBU merupakan sarana penyampaian laporan bagi pelapor yang memiliki izin usaha dari Bank Indonesia sebagai Pedagang Valuta Asing. Data laporan yang disampaikan PVA nantinya akan digunakan dan diolah sebagai data pendukung dari kebijakan Bank Indonesia baik bagi Kantor Pusat Bank Indonesia maupun Kantor Bank Indonesia di daerah. Data laporan PVA dari website LKPBU dimaksud akan berintegrasi dengan sistem aplikasi internal Bank Indonesia yaitu aplikasi Biskomva (Bank Indonesia Sistem Komputerisasi data dan informasi Pedagang Valuta Asing). II. Tata Cara Penyampaian Laporan Dalam menyampaikan laporan berkala secara online ini, Pedagang Valuta Asing menggunakan aplikasi yang bersifat portable. Yang dimaksud portable adalah tidak membutuhkan instalasi program sebelum menjalankan aplikasi ini. PVA online terdiri dari 2 (dua) versi yaitu aplikasi Portable dan aplikasi Excel. Data laporan yang dibuat dengan aplikasi Portable dan aplikasi Excel ini berbentuk textfile yang di-upload ke website LKPBU Bank Indonesia. PVA dapat memilih salah satu dari cara pengisian laporan berkala yang menggunakan aplikasi portable atau excel. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line 1 107

117 BAB II TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PELAPOR I. Sandi, User ID dan Password Pelapor Pedagang Valuta Asing (PVA) sebagai pihak pelapor mendapatkan sandi pelapor / identitas dari PVA yang digunakan untuk masuk ke dalam aplikasi portable dan/atau excel dalam rangka pembuatan data laporan untuk disampaikan ke Bank Indonesia. Selain sandi, PVA juga mendapatkan user ID dan password dari Bank Indonesia untuk mengakses (login) kedalam website LKPBU Bank Indonesia dan menyampaikan (upload) laporannya, sehingga Identitas yang akan diperoleh pelapor dalam rangka penyampaian laporan kepada Bank Indonesia terdiri dari: a. Sandi Terdiri dari 9 (Sembilan) digit angka yang bersifat identik dan berbeda-beda untuk setiap perusahaan pelapor yang akan menyampaikan laporan kepada bank Indonesia, contoh: b. User ID User ID yang diterima oleh pelapor terdiri dari 12 (dua belas) digit karakter yang terdiri dari 3 (tiga) huruf yang menggambarkan pelapor sebagai user yaitu usr dan 9 (Sembilan) angka yang menggambarkan sandi pelapor PVA, contoh : usr c. Password Password yang diberikan oleh Bank Indonesia bersifat rahasia yang dapat diubah oleh pelapor. Pemberian sandi, user ID dan password sebagai pelapor PVA diberikan setelah PVA mendapatkan izin usaha dari Bank Indonesia. Sandi, user ID dan password pelapor bersifat rahasia dan tidak boleh diberikan kepada pihak-pihak selain Pelapor yang berhak menggunakannya untuk menghindari penyalahgunaan wewenang. Sandi, user ID dan password pelapor diberikan masing-masing satu untuk satu PVA. Apabila password login website LKPBU - PVA hilang atau lupa dapat menghubungi Bank Indonesia untuk mendapatkan password login website LKPBU - PVA yang baru. PVA juga harus memperbaharui password login website LKPBU secara berkala untuk meminimalisir kemungkinan penyalahgunaan password. Rincian petunjuk cara mengganti password dapat dilihat di bagian Ubah Password di bab III. Sebelum melakukan entry data laporan pertama kali, PVA diwajibkan untuk mengisi profil PVA di website LKPBU termasuk nama penanggung jawab laporan dari PVA. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line 2 108

118 II. Penyampaian aian laporan kepada Bank Indonesia A. Penyampaian laporan PVA kepada Bank Indonesia terdiri dari 2 (dua) jenis: 1. Laporan berkala a. Laporan Kegiatan Usaha PVA Bukan Bank menyampaikan LKU setiap triwulan paling lambat pada akhir bulan berikutnya. LKU berisi data laporan bulanan yang mencakup laporan penjualan dan pembelian UKA serta pembelian TC periode bulanan. Teknis pelaksanaan pelaporan LKU sebagaimana dimaksud pada angka 1) disajikan dan disampaikan kepada Bank Indonesia secara bulanan setiap bulan berikutnya, paling lambat pada akhir bulan berikutnya setelah periode triwulan yang bersangkutan. Contoh Laporan Berkala Triwulan 1: (1) LKU bulan Januari disampaikan bulan Februari; (2) LKU bulan Februari disampaikan bulan Maret; (3) LKU bulan Maret disampaikan bulan April; LKU Triwulan 1 (bulan Januari, Februari, dan Maret) dianggap terlambat apabila disampaikan setelah akhir bulan April. b. Laporan Keuangan Laporan Keuangan terdiri dari Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca. Laporan keuangan disampaikan paling lambat pada akhir bulan Maret tahun berikutnya. 2. Laporan tertentu Laporan kurs yang dilaporkan oleh PVA tertentu yang dipilih oleh Bank Indonesia yang disampaikan secara mingguan paling lambat periode minggu selanjutnya. B. Batas waktu penyampaian laporan berkala disampaikan sebagai berikut : 1. Laporan berkala secara online wajib disampaikan paling lambat tanggal akhir bulan pukul Waktu Indonesia Barat (WIB) setelah berakhirnya periode penyampaian laporan berkala sebagaimana dimaksud pada huruf a. 2. Apabila hari terakhir penyampaian laporan berkala jatuh pada hari Sabtu, Minggu, atau hari libur maka batas waktu penyampaian laporan secara online tetap sebagaimana dimaksud pada angka 1), atau PVA Bukan Bank dapat menyampaikan laporan berkala pada hari kerja berikutnya secara offline. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line 3 109

119 III. Penyampaian laporan kepada Bank Indonesia di luar batas waktu Dalam hal PVA menyampaikan laporan di luar batas waktu yang telah ditentukan oleh Bank Indonesia atau PVA akan melakukan revisi (perbaikan) atas laporan yang telah disampaikan ke Bank Indonesia maka PVA wajib menghubungi Bank Indonesia agar dapat diberikan akses untuk menyampaikan laporan di luar batas waktu penyampaian laporan yang telah ditetapkan. Sistem aplikasi web LKPBU secara otomatis akan menolak penyampaian laporan di luar batas waktu kecuali Bank Indonesia membuka hak akses pelapor (PVA) untuk menyampaikan laporannya diluar batas waktu yang telah ditentukan. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line 4 110

120 BAB III LAPORAN PVA ON LINE I. Aplikasi Portable Aplikasi portable adalah aplikasi yang digunakan untuk menyampaikan data laporan PVA yang akan diupload ke web LKPBU Bank Indonesia. Aplikasi portable versi terbaru dapat diunduh melalui web LKPBU Bank Indonesia yaitu pada bagian Unduh Aplikasi menu Bantuan, untuk proses pengunduhan sebagaimana tercantum pada sub bab 3 Pengiriman Laporan Ke Bank Indonesia pada angka 3 Menu Bantuan huruf a, halaman 70. A. Pendahuluan 1. Tampilan folder aplikasi yang telah diunduh adalah sebagai berikut: 2. Hapus tulisan.bak pada file PVA_LLD.exe.bak Klik kanan pada icon PVA_LLD.exe.bak kemudian pilih rename dan hapus tulisan.bak. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line 5 111

121 3. Hingga tampilan PVA_LLD.exe seperti gambar di bawah ini Untuk menjalankan aplikasi portable ini, klik icon PVA_LLD.exe. 4. Klik Reset Penginputan laporan dilakukan pertama kali dengan cara masuk ke dalam aplikasi portable, kemudian klik Reset yang berada di kiri atas. 5. Pilih bahasa Selanjutnya muncul pilihan bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan English, lalu klik pilihan bahasa yang dikehendaki. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line 6 112

122 6. Masukkan sandi pelapor Masukkan sandi pelapor, dimana sandi pelapor setiap PVA berbeda-beda. Masukkan 9 (sembilan) digit sandi PVA yang telah diberikan Bank Indonesia, kemudian Klik tombol Simpan 7. Pilih jenis pelapor yaitu Pelapor Pedagang Valuta Asing. 8. Klik Laporan dan pilih jenis laporan yang akan diinput Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line 7 113

123 Keterangan: Pengisian (input) data di aplikasi portable ini hanya dapat diinput dengan angka dan tanda koma. B. Laporan Kegiatan Usaha (Form. B0001) Laporan Kegiatan Usaha (LKU) adalah laporan berkala yang berisi laporan transaksi pembelian dan penjualan Uang Kertas Asing (UKA) serta pembelian dan pencairan Traveller s Cheque (TC). Kode LKU adalah B0001. Petunjuk pengisian: 1. Langkah Pertama, memilih periode laporannya. Pilih Tahun pelaporan dan bulan pelaporan, Kemudian klik Buka. Dalam hal data sudah pernah di input pada periode yang sama maka akan muncul data lama. Apabila belum pernah di input, maka data dalam keadaan kosong. 2. Selanjutnya masukkan data Laporan satu persatu yaitu : a. jenis valuta Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line 8 114

124 Pilih jenis valuta yang ditransaksikan, terdapat pilihan sebanyak 171 jenis valuta. b. jenis produk Pilih produk yang ditransaksikan apakah UKA atau TC. c. saldo awal dalam valas d. saldo awal dalam rupiah e. volume pembelian dalam valas f. volume pembelian dalam rupiah g. volume penjualan/pencairan dalam valas h. volume penjualan/pencairan dalam rupiah dan i. saldo akhir dalam valas terhitung secara otomatis (tidak perlu diisi), dengan rumus: saldo akhir = saldo awal + pembelian - penjualan Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line 9 115

125 j. kurs tengah (bersumber dari info kurs tengah BI pada web LKPBU yaitu k. Lalu tekan Enter maka otomatis saldo akhir dalam rupiah akan terhitung dengan sendirinya. 3. Untuk pengisian kurs tengah Website LKPBU Bank Indonesia ( mempublikasi kurs tengah Bank Indonesia yang dapat dilihat oleh pelapor pada menu Bantuan >> Info Kurs Tengah BI sebagaimana tercantum pada sub bab 3 Pengiriman Laporan Ke Bank Indonesia pada angka 3 Menu Bantuan huruf f, halaman 73. Kurs tengah yang didapat diambil dengan 4 (empat) angka desimal (dibelakang koma), dan tidak dibulatkan. Hal ini untuk menghindari ketidaksesuaian perhitungan angka saldo akhir UKA-TC antara bulan berjalan dengan saldo awal UKA-TC bulan selanjutnya. Pengisian kurs tengah Bank Indonesia di Laporan Kegiatan Usaha (LKU) di aplikasi portable atau aplikasi excel harus sama dengan kurs tengah Bank Indonesia yang dipublikasi di website LKPBU Bank Indonesia tersebut ( Setelah selesai menginput data LKU untuk satu jenis valuta asing, maka klik Tambah. Data yang telah diisi akan muncul / terlihat pada tabel laporan kegiatan usaha di bawah ini : Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

126 4. Untuk menyimpan data-data yang telah di input, klik Simpan maka data telah tersimpan dan dapat dilihat tampilan keseluruhannya pada preview laporan kegiatan usaha dengan klik Preview. 5. Menambah jenis valuta Apabila ingin menambah jenis valuta / data baru, lakukan hal yang sama seperti langkah di atas. Kemudian klik Tambah. 6. Koreksi data Apabila ingin mengkoreksi data yang telah diinput, maka klik 2x pada data yang akan dikoreksi pada tabel hasil input data. Selanjutnya ganti data sesuai dengan data baru, lalu klik Perbarui. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

127 7. Hapus Data Apabila ingin menghapus semua data yang telah diinput pada tabel hasil input data misalkan karena kesalahan pengisian, klik Hapus Semua Data dan jika ingin menghapus hanya data per baris data klik Hapus. 8. Apabila ingin melihat data yang sudah di-input dan / atau sudah dikoreksi klik Preview. C. Laporan Neraca (Form. B0002) Laporan neraca adalah laporan tahunan berkala yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan neraca disampaikan PVA kepada Bank Indonesia secara tahunan dan online. Kode laporan Neraca adalah B0002. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

128 Petunjuk pengisian: 1. Langkah Pertama, memilih periode laporannya. Pilih Tahun pelaporan. Kemudian klik Buka. Dalam hal data sudah pernah di input pada periode yang sama maka akan muncul data lama. Apabila belum pernah di input, maka data dalam keadaan kosong. 2. Selanjutnya untuk menginput pos akun, klik 2x pada pos akun yang dikehendaki kemudian masukkan nilainya. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

129 3. Setelah selesai menginput maka klik Perbarui kemudian Simpan. 4. Menambah pos akun Untuk mengisi pos akun lainnya, lakukan langkah yang sama seperti poin-poin di atas. Kemudian klik Perbarui, kemudian klik Simpan dahulu atau nanti setelah semua input data telah selesai dilakukan. 5. Koreksi data Apabila ingin mengkoreksi data yang telah diinput maka klik 2x pada data yang akan dikoreksi pada tabel hasil input data. Kemudian ganti data sesuai dengan yang diinginkan lalu klik Perbarui kemudian Simpan. 6. Lihat data Apabila ingin melihat data yang sudah diinput dan/atau sudah dikoreksi klik Preview. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

130 Jika nilai total aset dan pasiva seimbang (balance), maka akan muncul keterangan Neraca Seimbang seperti gambar dibawah ini: Dalam hal nilai total aset dan pasiva tidak seimbang (tidak balance), maka akan muncul keterangan Neraca Tidak Seimbang seperti gambar dibawah ini: Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

131 Selanjutnya jika nilai total asset dan pasiva tidak seimbang (tidak balance) maka lakukan koreksi pada Neraca agar Neraca yang akan diupload ke web LKPBU Bank Indonesia sudah seimbang (balance) antara total aset dan total pasiva. D. Laporan Laba/Rugi (Form. B0003) Laporan Laba/Rugi adalah laporan tahunan berkala yang menggambarkan kondisi/kinerja Keuangan suatu perusahaan. Laporan Laba/Rugi disampaikan PVA kepada Bank Indonesia secara tahunan dan online. Kode laporan Laba Rugi adalah B0003. Petunjuk pengisian: 1. Langkah Pertama, memilih perode laporannya. Pilih Tahun pelaporan Kemudian klik Buka. 2. Dalam hal data sudah pernah diinput pada periode yang sama maka akan muncul data lama. Apabila belum pernah diinput, maka data dalam keadaan kosong. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

132 3. Selanjutnya untuk menginput pos akun, klik 2x pada pos akun di baris akun yang dikehendaki pada tabel hasil input data di bawah kemudian masukkan nilainya pada kolom isian Nilai Akun seperti contoh gambar di bawah ini: Pada Laporan Laba Rugi ini ada beberapa pos akun yang hanya boleh diisi salah satunya saja karena pengisiannya bersifat netto (perhitungan bersih) yaitu: a) Laba Penjualan Aset Tetap atau Rugi Penjualan Aset Tetap b) Laba Selisih Kurs / Rugi Selisih Kurs 4. Setelah selesai menginput maka klik Perbarui kemudian klik Simpan. 5. Menambah pos akun Untuk mengisi pos akun lainnya, lakukan langkah yang sama seperti poin-poin di atas. Kemudian klik Perbarui kemudian klik Simpan. 6. Koreksi data Apabila ingin mengkoreksi data yang telah dinput maka klik 2x pada data yang akan dikoreksi pada tabel hasil input data. Kemudian ganti data sesuai dengan Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

133 yang diinginkan lalu klik Perbarui, kemudian klik Simpan. 7. Lihat data Apabila ingin melihat data yang sudah diinput dan/atau sudah dikoreksi klik Preview E. Laporan Perubahan Ekuitas (Form. B0004) 04) Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan tahunan berkala yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan. Laporan Perubahan Ekuitas PVA kepada Bank Indonesia secara tahunan dan online. Kode laporan Perubahan Ekuitas adalah B0004. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

134 Petunjuk pengisian: 1. Langkah Pertama, memilih perode laporannya. Pilih tahun pelaporan, kemudian klik Buka. Dalam hal data sudah pernah di input pada periode yang sama maka akan muncul data lama. Apabila belum pernah di input, maka data dalam keadaan kosong. 2. Selanjutnya untuk menginput pos akun pada tabel hasil input data, klik 2x pada pos akun di baris akun yang dikehendaki pada tabel di bawah kemudian masukkan nilainya pada kolom isian Modal Disetor dan/atau kolom isian laba ditahan/akumulasi Rugi seperti contoh gambar di bawah ini: Pengisian akun-akun di laporan Perubahan Ekuitas terdapat beberapa pos akun yang hanya boleh diisi salah satunya saja karena pengisiannya bersifat netto (perhitungan bersih) yaitu: a) Saldo positif atau saldo negatif b) Laba periode berjalan berjalan atau Rugi periode berjalan (diisi pada kolom Laba Ditahan/Akumulasi Rugi) Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

135 c) Menambah Ekuitas atau Mengurangi Ekuitas (diisi pada kolom Laba Ditahan/Akumulasi Rugi) 3. Setelah selesai menginput maka klik Perbarui kemudian klik Simpan. 4. Menambah pos akun Untuk mengisi pos akun lain, lakukan langkah yang sama seperti poin-poin di atas. Kemudian klik Perbarui, kemudian klik Simpan. 5. Koreksi data Apabila ingin mengkoreksi data yang telah diinput pada tabel hasil input data maka klik 2x pada data yang akan dikoreksi. Kemudian ganti data sesuai dengan yang diinginkan lalu klik Perbarui kemudian klik Simpan. 6. Lihat data Apabila ingin melihat data yang sudah diinput dan/atau sudah dikoreksi klik Preview. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

136 F. Form. B0005 Laporan Kurs Kode laporan Kurs adalah B0005. Laporan kurs berisi kurs harian transaksi riil pembelian dan penjualan UKA-TC dari PVA yang disampaikan kepada Bank Indonesia secara mingguan dan paling lambat pada akhir minggu berikutnya, yaitu: a. Laporan Minggu Pertama (tanggal 1-7), paling lambat disampaikan online ke Bank Indonesia tanggal 8-15; b. Laporan Minggu Kedua (tanggal 8-15), paling lambat disampaikan online ke Bank Indonesia tanggal 16-22; c. Laporan Minggu Ketiga (tanggal 16-22), paling lambat disampaikan online ke Bank Indonesia tanggal 23-Akhir Bulan; d. Laporan Minggu Keempat (tanggal 23-Akhir Bulan). paling lambat disampaikan online ke Bank Indonesia tanggal tanggal 1-7. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

137 Petunjuk pengisian: 1. Langkah Pertama adalah memilih Periode Data: a. Minggu Pertama (tanggal 1-7); b. Minggu Kedua (tanggal 8-15); c. Minggu Ketiga (tanggal 16-22); d. Minggu Keempat (tanggal 23-Akhir Bulan). Kemudian klik Buka, apabila data sudah pernah diinput pada periode yang sama maka akan muncul data lama tersebut. Apabila belum pernah diinput, maka tabel hasil input data akan tampak kosong (belum ada data). 2. Selanjutnya masukkan data satu persatu dengan memilih: a. Tanggal Kurs yang akan diinput Laporan kurs minggu I adalah laporan kurs dari tanggal 1 7. Perhatian: Pastikan pengisian tanggal kurs sesuai dengan pengisian periode minggu yang dipilih. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

138 b. Jenis Valuta c. Jenis Produk (UKA atau TC) Pilihlah jenis produk yang ditransaksikan. Jika terdapat transaksi UKA dan/atau TC, maka pilihlah transaksi UKA untuk diinput terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pengisian transaksi TC (jika ada). d. Kurs Beli, dan Kurs Jual. 3. Setelah selesai menginput maka klik Tambah, data yang telah diisi akan terinput pada tabel laporan kegiatan usaha di bawah ini: 4. Untuk menyimpan data-data yang telah diinput klik Simpan maka data telah tersimpan dan dapat dilihat tampilan keseluruhannya pada preview laporan kegiatan usaha dengan klik Preview. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

139 5. Menambah jenis valuta Apabila ingin mengisi jenis valuta lainnya, lakukan hal yang sama seperti langkahlangkah di atas. Kemudian klik Tambah kemudian klik Simpan sebelum mengakhiri input data. 6. Koreksi data Apabila ingin mengkoreksi data yang telah diinput pada tabel hasil input data, maka klik 2x pada baris valuta yang akan dikoreksi dan ganti data sesuai dengan yang diinginkan, lalu klik Perbarui sebelum mengakhiri input data. kemudian klik Simpan 7. Hapus Data Apabila ingin menghapus semua data yang telah diinput pada tabel data input misalkan karena kesalahan pengisian, klik Hapus Semua Data Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

140 dan jika ingin menghapus data per baris data klik Hapus kemudian Simpan sebelum mengakhiri input data. G. Laporan Pengiriman Uang / Money Remittance (Form. B0006) Laporan Money Remittances adalah laporan transaksi pengiriman uang yang wajib disampaikan PVA Bukan Bank yang melakukan kegiatan usaha pengiriman uang kepada Bank Indonesia. Kode laporan Money Remittances adalah B0006. Laporan Money Remittance terdiri dari 3 (tiga) jenis transaksi pengiriman uang yaitu: 1. Transaksi inflow / incoming Transaksi penerimaan uang dari luar wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia ke wilayah Indonesia. 2. Transaksi outflow / outcoming Transaksi pengiriman uang dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ke luar wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia. 3. Transaksi dalam negeri Transaksi penerimaan uang dari dan tujuan pengiriman uang masih dalam wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

141 Petunjuk pengisian: 1. Pilih periode data. Pilih tahun pelaporan dan bulan pelaporan Kemudian klik Buka Dalam hal data sudah pernah diinput pada periode yang sama maka akan muncul data lama. Apabila belum pernah diinput, maka data dalam keadaan kosong. 2. Selanjutnya input data dengan memilih: a. Jenis transaksi (inflow / incoming, outflow / outcoming, dalam negeri) b. Mata Uang c. Volume dalam valas d. Volume dalam rupiah e. Frekuensi transaksi 3. jika transaksi yang dipilih adalah Inflow (penerimaan), maka data yang harus diisi adalah Negara Pengirim dan Dati II Penerima 4. jika transaksi yang dipilih adalah outflow (pengiriman), maka data yang harus diisi adalah Dati II Pengirim dan Negara penerima Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

142 5. jika transaksi yang dipilih adalah Dalam Negeri, maka data yang harus diisi adalah Dati II Pengirim dan Dati II Penerima 6. Setelah selesai menginput maka klik Tambah kemudian Simpan apabila akan mengakhiri proses input data pada aplikasi portabel. 7. Menambah jenis transaksi Untuk mengisi jenis transaksi lainnya yang akan diinput, lakukan hal yang sama seperti langkah di atas. 8. Koreksi data Apabila ingin mengkoreksi data yang telah diinput pada tabel hasil input data, maka klik 2x pada data yang mau dikoreksi dan ganti data sesuai dengan yang diinginkan, lalu klik Perbarui kemudian klik Simpan apabila akan mengakhiri proses input data pada aplikasi portabel. 9. Hapus Data Apabila ingin menghapus semua data yang telah diinput misalkan karena kesalahan pengisian, klik Hapus Semua Data menghapus data per baris data klik Hapus akan dihapus kemudian Simpan input data pada aplikasi portabel. dan jika ingin pada baris data yang apabila akan mengakhiri proses Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

143 II. Aplikasi Excel A. Pendahuluan Aplikasi excel merupakan aplikasi dalam format Microsoft Excel untuk pengisian laporan berkala pedagang valuta asing. Aplikasi excel sebagai pilihan format atau bentuk pengisian laporan berkala selain dengan menggunakan aplikasi portable. Dengan demikian PVA cukup memilih salah satu dari cara pengisian laporan berkala menggunakan aplikasi portable atau excel. Pada Aplikasi Excel, terdapat beberapa sheet, yaitu: 1. B0001 : Laporan Kegiatan Usaha Bulanan 2. B0002 : Laporan Keuangan Neraca 3. B0003 : Laporan Keuangan Laba/Rugi 4. B0004 : Laporan Keuangan Perubahan Ekuitas 5. B0005 : Laporan Kurs Harian 6. B0006 : Laporan Transaksi Money Remittance Sebelum melakukan pengisian pada aplikasi excel, terlebih dahulu menonaktifkan alert yang ada dengan cara : - Apabila PVA menggunakan program Microsoft Excel 2007, maka - klik : Options Options pada Security Warning Macro have been disabled, setelah muncul box Security Alert Macro, lalu pilih Enable this content, kemudian klik Ok. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

144 - Apabila PVA menggunakan program Microsoft Excel , maka klik tab Tools kemudian klik Macro klik Security. Pada pop-up window klik tab Security Levels evels kemudian klik pilihan checklist pada tingkat keamanan yang rendah (Medium / Low). Kemudian klik tab "Trusted Publishers" kemudian klik pilihan checklist Trust all installed add-ins and templates", kemudian klik Ok. Setelah melakukan settingan sebagaimana dimaksud di atas, lakukan restart program excelnya (tutup/closed aplikasi excelnya, dan buka aplikasi excelnya lagi) kemudian akan muncul pop-up windows seperti gambar di bawah ini. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

145 Kemudian klik pilihan Enable Macros. Setelah ini aplikasi excel dari Bank Indonesia akan berfungsi sebagaimana yang dikehendaki. B. Laporan Kegiatan Usaha Bulanan (Form B0001) Laporan Kegiatan Usaha Bulanan Sandi Pelapor : Nomor Form : B0001 Periode : Tahun Bulan Jumlah Record : Jenis Periode : M No Jenis Valuta Jenis Produk Saldo Awal dalam Valas (Max 15 Number) Saldo Awal dalam Rupiah (Max 15 Number) Volume Pembelian dalam Valas (Max 15 Number) Volume Pembelian dalam Rupiah (Max 15 Number) Volume Penjualan/Pencairan dalam Valas (Max 15 Number) Volume Penjualan/Pencarian dalam Rupiah (Max 15 Number) Saldo Akhir dalam Valas Kurs Tengah Saldo Akhir dalam Rupiah [Add Row] 1 AED-United Arab Emirates, Dirhams 1-UKA 500 1,000 1,000 1, ,000 1, , ,000,000 [Delete] 2 AFN-Afghanistan, Afghanis 1-UKA ,000 [Delete] 3 ALL-Albania, Leke 1-UKA , ,000 [Delete] [Delete] [Delete] [Delete] [Delete] Petunjuk pengisian: 1. Isi sandi Pelapor PVA yang telah diberikan Bank Indonesia. Sandi Pelapor PVA terdiri dari 9 (sembilan) digit angka. 2. Isi periode pelaporan sesuai dengan periode laporan yang akan disampaikan, terdiri dari : tahun pelaporan dan bulan pelaporan. 3. Klik kolom [Add Row] yang terletak di kolom paling kanan, untuk memunculkan kolom-kolom pengisian data transaksi yang akan dilaporkan. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

146 4. Mengisi data Untuk mengisi data-data yang akan dilaporkan, transaksi pembelian dan penjualan UKA dan pembelian/pencairan TC, yaitu dengan memilih a. Jenis valuta Pilihlah dan klik jenis valuta yang ditransaksikan dengan mengklik b. Jenis produk Pilih dan klik jenis produk yang ditransaksikan, yaitu produk UKA atau TC. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

147 c. Saldo awal dalam valas - Isilah saldo awal dalam valas dengan memperhatikan saldo akhir bulan sebelumnya yang telah diinput oleh PVA pada kolom Saldo Awal dalam Valas. - Apabila angka yang akan diisi mengandung desimal, maka dilakukan pembulatan ke atas, misalkan : ,482 dibulatkan menjadi ,689 dibulatkan menjadi d. Saldo awal dalam Rupiah - Isilah saldo awal dalam Rupiah dengan memperhatikan saldo akhir bulan sebelumnya yang telah diinput oleh PVA pada kolom Saldo Awal dalam Rupiah. - Apabila angka yang akan diisi mengandung desimal, maka dilakukan pembulatan ke atas, misalkan : ,482 dibulatkan menjadi ,689 dibulatkan menjadi e. Volume pembelian dalam valas - Isilah volume pembelian dalam valas sesuai jumlah yang ditransaksikan. - Apabila angka yang akan diisi mengandung desimal, maka dilakukan pembulatan ke atas, misalkan : ,482 dibulatkan menjadi Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

148 ,689 dibulatkan menjadi f. Volume pembelian dalam Rupiah - Isilah volume pembelian dalam Rupiah sesuai jumlah yang ditransaksikan. - Apabila angka yang akan diisi mengandung desimal, maka dilakukan pembulatan ke atas, misalkan : ,482 dibulatkan menjadi ,689 dibulatkan menjadi g. Volume penjualan/pencairan dalam valas - Isilah volume penjualan/pencairan dalam valas sesuai jumlah yang ditransaksikan. - Apabila angka yang akan diisi mengandung desimal, maka dilakukan pembulatan ke atas, misalkan : ,482 dibulatkan menjadi ,689 dibulatkan menjadi h. Volume penjualan/pencairan dalam Rupiah - Isilah volume penjualan/pencairan dalam Rupiah sesuai jumlah yang ditransaksikan. - Apabila angka yang akan diisi mengandung desimal, maka dilakukan pembulatan ke atas, misalkan : ,482 dibulatkan menjadi ,689 dibulatkan menjadi i. Saldo Akhir dalam Valas Akan terhitung secara otomatis (tidak perlu diisi) dengan rumusan : Saldo akhir = saldo awal + pembelian penjualan j. Kurs tengah Isilah kurs tengah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang dapat diakses melalui website LKPBU Bank Indonesia Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

149 k. Saldo Akhir dalam Rupiah Akan terhitung secara otomatis (tidak perlu diisi) yang merupakan hasil perkalian antara Saldo akhir dalam valas dan kurs tengah BI. 5. Menyimpan Data Klik Simpan untuk menyimpan data-data yang telah diinput dan apabila seluruh penginputan sudah selesai dilakukan. 6. Menambah data Apabila ingin menambah atau mengisi data transaksi lainnya yang akan diinput maka klik [Add Row], jumlah baris (insert row ) akan bertambah ke bawah sehingga dapat dilakukan pengisian. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

150 7. Mengkoreksi Data Apabila ingin memperbaiki/mengkoreksi nilai transaksi yang telah diinput pada tabel hasil input, maka klik 2x pada kolom nilai yang akan dikoreksi dan ganti data sesuai dengan data yang benar. 8. Menghapus Data Apabila ingin menghapus row yang telah diinput pada tabel hasil input maka posisikan kursor pada baris (row) yang akan dihapus dan klik Delete. Maka akan muncul konfirmasi untuk hapus data. Jika benar dihapus, maka klik Ok. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

151 C. Laporan Neraca (Form. B0002) Petunjuk pengisian: 1. Sandi pelapor PVA akan otomatis terisi apabila sebelumnya yaitu pada saat entri data Laporan Kegiatan Usaha (LKU) Bulanan sudah memasukkan sandi Pelaporan, maka tidak perlu memasukkan Sandi Pelapor PVA lagi. 2. Pilih Periode Pelaporan sesuai dengan periode tahun pelaporan yang akan disampaikan 3. Masukkan nilai pada setiap akun yang tersedia di Neraca. Isilah data atau nilai transaksi pada kolom dan baris yang berwarna kuning. 4. Pastikan bahwa nilai total asset dan total Kewajiban & Ekuitas yang terinput adalah benar dan jumlahnya seimbang / balance. Apabila tidak seimbang, maka sistem akan memberikan alert Aktiva dan Pasiva tidak seimbang pada bagian atas tabel hasil input. Lakukan koreksi atas data atau nilai transaksi, agar laporan PVA dapat diterima sistem pelaporan online Bank Indonesia. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

152 5. Menyimpan data Klik Simpan untuk menyimpan data-data yang telah diinput dan apabila seluruh penginputan sudah selesai dilakukan. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

153 D. Laporan Laba/Rugi (Form. B0003) Petunjuk pengisian: 1. Sandi pelapor PVA akan otomatis terisi apabila sebelumnya yaitu pada saat entri data Laporan Kegiatan Usaha (LKU) Bulanan sudah memasukkan sandi Pelaporan, maka tidak perlu memasukkan Sandi Pelapor PVA lagi. 2. Pilih Periode Pelaporan sesuai dengan periode tahun pelaporan yang akan disampaikan. 3. Masukkan nilai pada setiap akun yang tersedia di Laporan Laba/Rugi. Isilah data atau nilai transaksi setiap kolom dan baris yang berwarna kuning. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

154 4. Menyimpan data Klik Simpan untuk menyimpan data-data yang telah diinput dan apabila seluruh penginputan sudah selesai dilakukan. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

155 E. Laporan Perubahan Ekuitas (Form. B0004) Petunjuk pengisian: 1. Sandi pelapor PVA akan otomatis terisi apabila sebelumnya yaitu pada saat entri data Laporan Kegiatan Usaha (LKU) Bulanan sudah memasukkan sandi Pelaporan, maka tidak perlu memasukkan Sandi Pelapor PVA lagi. 2. Pilih Periode Pelaporan sesuai dengan periode tahun pelaporan yang akan disampaikan. 3. Selanjutnya masukkan nilai pada setiap akun yang tersedia di Laporan Perubahan Ekuitas. Isilah data atau nilai transaksi pada setiap kolom dan baris yang berwarna kuning. 4. Menyimpan data Klik Simpan untuk menyimpan data-data yang telah diinput dan apabila seluruh penginputan sudah selesai dilakukan. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

156 F. Laporan Kurs (Form. B0005) Laporan kurs adalah laporan lainnya yang dilaporkan PVA yang terdiri dari kurs transaksi riil penjualan dan pembelian UKA. Laporan kurs berisi kurs harian transaksi riil pembelian dan penjualan UKA yang dilaporkan secara mingguan dan paling lambat pada akhir minggu berikutnya, misalkan: Laporan kurs harian tanggal 1 7 dilaporkan paling lambat pada tanggal Petunjuk pengisian: 1. Sandi pelapor PVA akan otomatis terisi apabila sebelumnya yaitu pada saat entri data Laporan Kegiatan Usaha (LKU) Bulanan sudah memasukkan sandi Pelaporan, maka tidak perlu memasukkan Sandi Pelapor PVA lagi. 2. Pilih Periode Pelaporannya, yaitu minggu ke..., bulan dan tahunnya. a. Minggu Pertama (tanggal 1-7); b. Minggu Kedua (tanggal 8-15); c. Minggu Ketiga (tanggal 16-22); d. Minggu Keempat (tanggal 23-Akhir Bulan). Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

157 3. Selanjutnya input tanggal kurs, jenis valuta, jenis produk, serta masukkan nilai dari kurs beli dan kurs jualnya. 4. Menambah data Apabila ingin menambah atau mengisi kurs transaksi lainnya, maka klik Add Row. 5. Menyimpan data Klik Simpan untuk menyimpan data-data yang telah diinput pada tabel hasil input dan apabila seluruh penginputan sudah selesai dilakukan. 6. Hapus Data Apabila ingin menghapus kurs transaksi yang telah diinput maka klik Delete pada baris (row) yang berisi data yang akan dihapus pada tabel hasil input. Akan muncul konfirmasi untuk hapus data. Jika yakin akan dihapus, klik Ok. G. Laporan Pengiriman Uang / Money Remittance (Form. B0006) Laporan money remittance terdiri dari 3 (tiga) jenis laporan transaksi pengiriman uang yaitu: 1. Transaksi inflow/incoming Transaksi penerimaan uang dari luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Transaksi outflow/outcoming Transaksi pengiriman uang ke luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Transaksi dalam negeri Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

158 Transaksi penerimaan dan pengiriman uang di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Petunjuk pengisian: 1. Sandi pelapor PVA akan otomatis terisi apabila sebelumnya yaitu pada saat entri data Laporan Kegiatan Usaha (LKU) Bulanan sudah memasukkan sandi Pelaporan, maka tidak perlu memasukkan Sandi Pelapor PVA lagi. 2. Pilih Periode Pelaporannya, bulan dan tahunnya. 3. Selanjutnya input / pilih : a. Jenis Transaksi, dengan pilihan transaksi pengiriman uang inflow, outflow atau domestic; b. Mata Uang, pilihlah mata uang yang ditransaksikan; c. Volume Dalam Valas, jumlah mata uang yang ditransaksikan dalam satuan mata uang asal (dalam valas); d. Volume Dalam Rupiah, jumlah mata uang yang ditransaksikan dalam satuan mata uang Rupiah; e. Frekuensi Transaksi, banyaknya transaksi pengiriman uang yang dilakukan dalam mata uang tertentu pada Negara tujuan dan Negara penerima yang sama; f. Negara Pengirim; dan g. Negara Penerima. 4. Dalam hal melakukan transaksi inflow, Input/pilih data mengenai Negara asal pengiriman uang dan daerah tujuan penerimaan (di Indonesia), sehingga yang diisi adalah Negara Pengirim dan Dati II Penerima. 5. Dalam hal melakukan transaksi outflow, Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

159 Input/pilih data mengenai daerah asal pengiriman (dari Indonesia) dan Negara tujuan pengiriman sehingga yang diisi adalah kolom Dati II Pengirim dan Negara Penerima. 6. Dalam hal melakukan transaksi Domestik Input/pilih data mengenai daerah asal pengiriman dan daerah tujuan pengiriman sehingga yang diisi adalah Dati II Pengirim dan Dati II Penerima. Negara Pengirim dan Negara Penerima sudah otomatis terisi Indonesia. 7. Menghapus data Apabila ingin menghapus data (row) yang telah diinput pada tabel hasil input maka klik Delete. 8. Menambah data Apabila ingin menambah atau mengisi transaksi pengiriman uang lainnya (insert row) maka klik Add Row. 9. Menyimpan data Klik Simpan untuk menyimpan data-data yang telah diinput dan apabila seluruh penginputan sudah selesai dilakukan. III. Pengiriman Laporan Ke Bank Indonesia ( (Upload Laporan ke BI) Dalam hal data laporan PVA sudah dinyakini kebenaran dan keakuratannya, maka lakukan pengiriman laporan secara online ke Bank Indonesia melalu website LKPBU. Hal pertama yang dilakukan sebelum melakukan pengiriman laporan PVA adalah membuka Internet Explorer (IE) dengan minimum versi adalah versi 6.0. Apabila menggunakan di bawah series 6.0 aplikasi LKPBU ini tidak akan terbuka. LKPBU dapat juga diakses dengan internet browser lainnya seperti Firefox Modzilla, Safari, Google Chrome dll. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

160 A. Login Untuk masuk ke website LKPBU, ketik alamat web LKPBU dengan Berikut ini tampilan menu Login pada website LKPBU Bank Indonesia. Kemudian isilah User ID dan password yang telah diberikan Bank Indonesia, kemudian klik OK. User ID berupa kombinasi antara angka (numeric) dan huruf. Password berisi minimal 8 digit yang merupakan kombinasi antara angka (numeric) dan huruf. Tatacara pengetikan password berbeda dengan pengetikan User ID. Dalam pengetikan password harus menggunakan virtual keyboard (papan ketik buatan) yang disediakan dalam website dengan cara klik satu persatu pada virtual keyboard yang disediakan, seperti gambar di bawah ini: Ketika User Id atau Password yang dimasukkan tidak sesuai dengan yang diberikan Bank Indonesia, maka akan muncul peringatan seperti gambar di bawah ini: Lakukan pengulangan pengisian User ID dan password yang benar. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

161 B. Menu Utama Ketika sudah tersambung (connecting) dengan website LKPBU Bank Indonesia, maka akan muncul halaman muka (Home Page) seperti di bawah ini: 1. Menu Beranda Home) (Home Untuk membuka menu ini arahkan kursor ke pada menu Beranda kemudian klik menu unggah (Upload) seperti gambar di bawah ini: Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

162 a. Unggah ( Upload) (Upload Menu Unggah (upload) digunakan untuk menyampaikan pengiriman laporan PVA kepada Bank Indonesia. Pertama, yang harus dilakukan adalah dengan cara mengarahkan kursor kepada Menu Beranda lalu kemudian klik menu Unggah. Maka akan muncul halaman seperti di bawah ini. Ketika PVA menyimpan data laporan PVA dengan menggunakan aplikasi portable atau aplikasi excel, aplikasi tersebut akan menyimpan data laporan PVA yang dibuat dalam bentuk Text File. Data Text File ini yang nantinya diupload ke website LKPBU Bank Indonesia. Lokasi penyimpanan data text file laporan PVA berada dalam folder Laporan yang letaknya ada di folder aplikasi portable atau excel (tergantung kita menggunakan aplikasi yang mana). Cara membaca kode nama text file adalah: 4 angka terakhir merupakan kode laporan (0001=Laporan Kegiatan Usaha; 0002=Laporan Neraca; 0003=Laba/Rugi; 0004=Lap.Perubahan Ekuitas; 0005=Laporan Kurs; 0006=Lap. Money Remittances). Angka yang lain (selain 4 angka terakhir) pada kode nama Text File menunjukkan periode laporan (YYYYMM) yang dibuat yaitu 4 angka paling awal merupakan tahun laporan, selanjutnya adalah 2 angka bulan laporan. Khusus untuk laporan kurs ada tambahan kode minggu periode laporan. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

163 Misalkan : Tahun laporan Bulan laporan (Juni) Kode laporan (LKU) Keterangan : Pelaksanaan pengiriman laporan PVA (upload) Text File dapat dilakukan satu persatu atau sekaligus terhadap semua laporan text file. Kedua, pilih laporan yang akan diunggah (diupload) ke website LKPBU Bank Indonesia. 1) Laporan Kegiatan Usaha (B0001) Pilih data text file untuk jenis laporan LKU, kemudian klik Open. Seperti gambar di bawah ini: Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

164 Pilih data laporan PVA yang akan dikirim. Setelah data yang ingin diupload telah dipilih, langkah selanjutnya adalah klik tombol Upload yang berada di bawahnya. Apabila terjadi kesalahan memilih data laporan PVA yang akan di up load, maka klik tombol Clear untuk menghapus file yang salah tsb. Pada halaman ini terdapat menu Waktu Pelaporan. Pada menu Waktu Pelaporan, PVA/Pelapor dapat melihat jadwal buka tutup Pelaporan, waktu Koreksi, dan waktu Masa Koreksi. Keterangan Apabila isi data laporan PVA yang di upload sudah benar dan atau waktu pelaporannya ke Bank Indonesia tidak melebihi batas waktu yang ditentukan, maka pada saat melakukan klik upload, sistem akan memberikan keterangan seperti gambar di bawah ini : Selanjutnya klik selesai untuk mengakhirinya Apabila isi data laporan PVA yang di up load salah (tidak memenuhi validasi dalam sistem) dan atau waktu pelaporannya ke Bank Indonesia Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

165 telah melebihi batas waktu yang ditentukan, maka pada saat melakukan klik upload, sistem akan memberikan keterangan seperti gambar di bawah ini: Lakukan koreksi atas isi data laporan PVA dan lakukan pengiriman kembali (up load). Perhatian: Didalam sistem aplikasi website LKPBU PVA terdapat validasi (pengecekan) secara otomatis terkait dengan: Kurs Tengah Bank Indonesia Pengisian kurs tengah Bank Indonesia di aplikasi portable atau excel dalam pembuatan Laporan Kegiatan Usaha harus sama dengan kurs tengah yang dipublikasi oleh Bank Indonesia sesuai dengan periode laporan (penjelasan lebih rinci dapat dilihat di sub bab 3 tentang Pengiriman Laporan Ke Bank Indonesia pada point nomer 3 yaitu Menu Bantuan halaman 77. Jika kurs tengah Bank Indonesia yang diupload ke web LKPBU tidak sama dengan kurs tengah yang ada dalam sistem web LKPBU maka laporan PVA akan ditolak. Selanjutnya PVA harus memperbaiki data laporannya dan melakukan pengiriman (up load) kembali. Saldo akhir UKA/TC LKU bulan berjalan harus konsisten dengan saldo awal UKA/TC LKU bulan selanjutnya LKU yang diupload ke web LKPBU harus konsisten dalam kesinambungan antar laporan, termasuk dalam hal saldo akhir UKA/TC LKU bulan berjalan harus konsisten dengan saldo awal UKA/TC LKU bulan selanjutnya. Jika tidak konsisten maka laporan yang diupload PVA ke website LKPBU akan ditolak. Selanjutnya PVA harus memperbaiki data laporannya dan melakukan pengiriman (up load) kembali. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

166 2) B0002 ( Laporan Neraca ) Pilih data text file untuk jenis laporan Neraca, kemudian klik Open. Seperti gambar di bawah ini: Pilih data laporan PVA yang akan dikirim. Setelah data yang ingin diupload telah dipilih, langkah selanjutnya adalah klik tombol Upload yang berada di bawahnya. Apabila terjadi kesalahan memilih data laporan PVA yang akan di up load, maka klik tombol Clear untuk menghapus file yang salah tsb. Pada halaman ini terdapat menu Waktu Pelaporan pada menu Waktu Pelaporan, PVA/Pelapor dapat melihat jadwal buka tutup Pelaporan, waktu Koreksi, dan waktu Masa Koreksi. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

167 Keterangan Apabila isi data laporan PVA yang di upload sudah benar dan atau waktu pelaporannya ke Bank Indonesia tidak melebihi batas waktu yang ditentukan, maka pada saat melakukan klik upload, sistem akan memberikan keterangan seperti gambar di bawah ini : Selanjutnya klik selesai untuk mengakhirinya. Apabila isi data laporan PVA yang di up load salah (tidak memenuhi validasi dalam sistem) dan atau waktu pelaporannya ke Bank Indonesia telah melebihi batas waktu yang ditentukan, maka pada saat melakukan klik upload, sistem akan memberikan keterangan seperti gambar di bawah ini: Lakukan koreksi atas isi data laporan PVA dan lakukan pengiriman kembali (up load). Perhatian: Didalam sistem aplikasi website LKPBU PVA terdapat validasi (pengecekan) yaitu terkait dengan keseimbangan (balance) antara total Aset dengan total pasiva (Kewajiban dan Ekuitas) pada laporan Neraca yang diupload PVA. Jika total Aset dengan Total Passiva (total Kewajiban dan Ekuitas) tidak seimbang (balance), maka laporan PVA akan ditolak sistem dan PVA diharuskan menyampaikan kembali data laporan Neraca yang telah diperbaiki. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

168 3) B0003 ( Laporan Laba Rugi ) Pilih data text file untuk jenis laporan Laba Rugi, kemudian klik Open. Seperti gambar di bawah ini: Pilih data laporan PVA yang akan dikirim. Setelah data yang ingin diupload telah dipilih, langkah selanjutnya adalah klik tombol Upload yang berada di bawahnya. Apabila terjadi kesalahan memilih data laporan PVA yang akan di up load, maka klik tombol Clear untuk menghapus file yang salah tsb. Pada halaman ini terdapat menu Waktu Pelaporan pada menu Waktu Pelaporan, PVA/Pelapor dapat melihat jadwal buka tutup Pelaporan, waktu Koreksi, dan waktu Masa Koreksi. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

169 Keterangan : Apabila isi data laporan PVA yang di upload sudah benar dan atau waktu pelaporannya ke Bank Indonesia tidak melebihi batas waktu yang ditentukan, maka pada saat melakukan klik upload, sistem akan memberikan keterangan seperti gambar di bawah ini: Selanjutnya klik selesai untuk mengakhirinya. Apabila isi data laporan PVA yang di upload salah (tidak memenuhi validasi dalam sistem) dan atau waktu pelaporannya ke Bank Indonesia telah melebihi batas waktu yang ditentukan, maka pada saat melakukan klik upload, sistem akan memberikan keterangan seperti gambar di bawah ini: Lakukan koreksi atas isi data laporan PVA dan lakukan pengiriman kembali (up load). 4) B0004 ( Laporan Perubahan Ekuitas ) Pilih data text file untuk jenis laporan Perubahan Ekuitas, kemudian klik Open. Seperti gambar dibawah ini: Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

170 Pilih data laporan PVA yang akan dikirim. Setelah data yang ingin diupload telah dipilih, langkah selanjutnya adalah klik tombol Upload yang berada di bawahnya. Apabila terjadi kesalahan memilih data laporan PVA yang akan di up load, maka klik tombol Clear untuk menghapus file yang salah tersebut. Pada halaman ini terdapat menu Waktu Pelaporan pada menu Waktu Pelaporan, PVA/Pelapor dapat melihat jadwal buka tutup Pelaporan, waktu koreksi, dan waktu Masa Koreksi. Keterangan : Apabila isi data laporan PVA yang di upload sudah benar dan atau waktu pelaporannya ke Bank Indonesia tidak melebihi batas waktu yang ditentukan, maka pada saat melakukan klik upload, sistem akan memberikan keterangan seperti gambar di bawah ini : Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

171 Selanjutnya klik selesai untuk mengakhirinya. Apabila isi data laporan PVA yang di up load salah (tidak memenuhi validasi dalam sistem) dan atau waktu pelaporannya ke Bank Indonesia telah melebihi batas waktu yang ditentukan, maka pada saat melakukan klik upload, sistem akan memberikan keterangan seperti gambar di bawah ini: Lakukan koreksi atas isi data laporan PVA dan lakukan pengiriman kembali (up load). 5) B0005 (Laporan Kurs) Pilih data text file untuk jenis laporan Kurs, kemudian klik Open. Seperti gambar dibawah ini: Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

172 Pilih data laporan PVA yang akan dikirim. Setelah data yang ingin diupload telah dipilih, langkah selanjutnya adalah klik tombol Upload yang berada di bawahnya. Apabila terjadi kesalahan memilih data laporan PVA yang akan di upload, maka klik tombol Clear untuk menghapus file yang salah tersebut. Pada halaman ini terdapat menu Waktu Pelaporan pada menu Waktu Pelaporan, PVA/Pelapor dapat melihat jadwal buka tutup Pelaporan, waktu koreksi, dan waktu Masa Koreksi.. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

173 Keterangan : Apabila isi data laporan PVA yang di upload sudah benar dan atau waktu pelaporannya ke Bank Indonesia tidak melebihi batas waktu yang ditentukan, maka pada saat melakukan klik upload, sistem akan memberikan keterangan seperti gambar di bawah ini : Selanjutnya klik selesai untuk mengakhirinya. Apabila isi data laporan PVA yang di up load salah (tidak memenuhi validasi dalam sistem) dan atau waktu pelaporannya ke Bank Indoensia telah melebihi batas waktu yang ditentukan, maka pada saat melakukan klik upload, sistem akan memberikan keterangan seperti gambar di bawah ini: Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

174 Lakukan koreksi atas isi data laporan PVA dan lakukan pengiriman kembali (up load). 6) B0006 (Laporan Money Remittances) Pilih data text file untuk jenis laporan Money Remittances, kemudian klik Open. Seperti gambar dibawah ini: Pilih data laporan PVA yang akan dikirim. Setelah data yang ingin diupload telah dipilih, langkah selanjutnya adalah klik tombol Upload yang berada di bawahnya. Apabila terjadi kesalahan memilih data laporan PVA yang akan di upload, maka klik tombol Clear untuk menghapus file yang salah tsb. Pada halaman ini terdapat menu Waktu Pelaporan pada menu Waktu Pelaporan, PVA/Pelapor dapat melihat jadwal buka tutup Pelaporan, waktu koreksi, dan waktu Masa Koreksi. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

175 Keterangan : Apabila isi data laporan PVA yang di upload sudah benar dan atau waktu pelaporannya ke Bank Indoensia tidak melebihi batas waktu yang ditentukan, maka pada saat melakukan klik upload, sistem akan memberikan keterangan seperti gambar di bawah ini : Selanjutnya klik selesai untuk mengakhirinya. Apabila isi data laporan PVA yang di up load salah (tidak memenuhi validasi dalam sistem) dan atau waktu pelaporannya ke Bank Indoensia telah melebihi batas waktu yang ditentukan, maka pada saat melakukan klik upload, sistem akan memberikan keterangan seperti gambar di bawah ini: Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

176 Lakukan koreksi atas isi data laporan PVA dan lakukan pengiriman kembali (up load). b. Absensi Rekap Laporan Absensi Pelapor Menu ini ditunjukan untuk melihat status data laporan yang sudah dikirim/diupload ke website LKPBU. Tahapan adalah dengan cara arahkan kursor pada Menu Home lalu ke Menu Absensi kemudian klik Rekap Laporan Absensi, seperti gambar di bawah ini: Pilih jenis laporan yang akan dilihat status absensinya dengan memilih periode laporan (annual (tahunan) / monthly (bulanan) / weekly (mingguan)) seperti gambar di bawah ini, kemudian klik Pilih, maka akan muncul penjelasan mengenai status absensi laporan secara keseluruhan form sesuai dengan pilihan laporannya. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

177 Rekap Laporan Absensi Dalam Rekap Laporan Absensi, akan memuat informasi berupa simbol-simbol sebagai berikut : = bahwa pelapor belum mengirimkan laporannya. = bahwa laporan pelapor sudah diupload/dikirim dan lolos validasi. = bahwa laporan pelapor sudah diupload/dikirim dan lolos validasi, namun disampaikan ke BI terlambat. = bahwa laporan pelapor tidak wajib untuk diupload/dikirim. = bahwa laporan yang sudah diupload/dikirim tidak lolos validasi dan pelapor diharuskan mengupload ulang laporannya setelah memperbaiki isi laporannya. Cetak Tanda Terima Laporan Bila laporan PVA sudah diterima oleh sistem, maka lakukan pencetakan tanda terima melalui menu Beranda 1. Cek Kepastian Laporan PVA Sudah Diterima Sistem Melalui menu beranda Absensi, pilih menu Rekap Lap Absensi Pilih jenis laporan (LKU atau Neraca, dll) dan per periode (bulanan atau tahunan) kemudian klik pilih selanjutnya akan muncul halaman seperti di bawah ini: Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

178 2. Mencetak Tanda Terima dan Tanda Up Load Pilih dan klik menu sebagai berikut:, maka akan muncul halaman / gambar PVA dapat juga mencetak Tanda Up Load sebagai bukti pernah mengupload laporan dengan mengklik Tanda Upload kemudian mengklik cetak. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

179 3. Historical Laporan a. Melihat Laporan (View Report) PVA dapat melihat dan mendownload historis laporan yang pernah diupload ke website LKPBU (3 data terakhir) sebagai tanda bukti penyampaian laporan PVA dengan mengklik View Report, maka akan muncul halaman seperti di bawah ini (dapat didownload dalam bentuk MS. Office Excel atau PDF). Untuk mencetaknya dengan mengklik icon print. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

180 b. Mencetak Historis Laporan Sistem LKPBU menyimpan laporan yang pernah diupload PVA (3 data terakhir) per periode laporan (baik laporan pertama kali maupun laporan revisi untuk periode yang sama). Untuk melihat laporan yang sudah diupload ke website LKPBU dapat mengklik nama Laporan yang dikehendaki seperti contoh di bawah ini: PVA dapat melihat detail laporan yang pernah diuploadnya dengan mengklik Cari Data setelah memilih kriteria pencarian (Tampilkan Semua, Tampilkan berdasarkan Status, dan Tampilkan berdasarkan Kriteria), kemudian klik Lihat Data. PVA dapat melihat dan mendownload format Text File laporan yang telah diupload (jika diperlukan dalam hal misalnya data Text File yang dimiliki PVA hilang/terhapus) dengan mengklik Lihat File dan mengklik Download pada kotak pop-up windows seperti contoh gambar di bawah ini: Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

181 Dari menu Absensi, data laporan yang pernah diupload di website LKPBU ditampilkan secara detail seperti contoh gambar berikut (contoh LKU): c. Hasil (Output) Laporan Menu Hasil adalah menu untuk melihat laporan yang pernah diupload (output) pelapor ke website LKPBU Bank Indonesia. Menu Hasil terdapat sub-menu yaitu Detil. Tahapan untuk masuk ke dalam menu Hasil Detil adalah dengan cara arahkan kursor pada Menu Beranda lalu ke Menu Hasil kemudian klik Detil seperti gambar di bawah ini: Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

182 Kemudian pilih Form (Jenis Laporan) dan Periode laporan yang akan dilihat, kemudian klik View Report. Tampilan data laporan yang akan muncul (dalam bentuk pop-up windows) adalah seperti contoh gambar di bawah ini (contoh yang diambil adalah Form Report laporan Neraca). Tampilan pada Form Report ini bisa di download dalam bentuk Ms. Office Excel dengan mengklik icon atau mendownload dalam bentuk PDF dengan mengklik icon. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

183 2. Menu Pengaturan Menu Pengaturan terdapat 2 (dua) menu yaitu ubah password dan informasi pokok pelapor. a. Menu Ubah Password adalah menu yang digunakan untuk merubah password lama menjadi password baru sesuai dengan password yang dikehendaki. Cara mengubah password yaitu dengan menginput password lama pada field Password Lama dan menginput password baru pada field New Password dan Confirm Password. Password berisi minimal 8 digit yang merupakan kombinasi antara angka (numeric) dan huruf. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

184 b. Menu Informasi Pokok Pelapor berisikan informasi mengenai identitas pelapor (PVA). Setelah melakukan pengisian pada field Alamat, selanjutnya klik Informasi Pelapor PVA seperti tampilan berikut: Kemudian menginput data sesuai filed filed yang diminta di bawah ini: Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

185 Apabila telah selesai melakukan pengisiian data diatas selanjutnya klik Simpan yang berada di kanan atas. 3. Menu Bantuan Menu Bantuan adalah menu yang berisikan beberapa informasi mengenai Pengunduhan aplikasi dan ketentuan, serta mengenai Info Kurs Tengah BI. a. Menu Unduh terdiri dari pengunduhan atas Aplikasi, Table Refrensi, Juknis, Ketentuan dan Tutorial. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

186 Untuk melakukan pengunduhan aplikasi, klik menu aplikasi hingga muncul tampilan sebagai berikut: Klik Portable apabila akan mengunduh aplikasi portable, lalu klik download disini. Lalu pilih untuk menyimpan aplikasi portable. Simpan aplikasi portable pada folder yang dikehendaki, lalu klik. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

187 Selanjutnya untuk membuka Winzip dengan klik kanan pada aplikasi portable yang telah diunduh. Pilih Winzip lalu klik extract to here. Hingga muncul folder aplikasi portable yang tidak di winzip, lalu buka folder tersebut dengan tampilan sebagai berikut: b. Menu Hubungi Kami adalah menu yang menginformasikan help desk yang dapat dihubungi apabila terdapat permasalahan pada sistem LKPBU Bank Indonesia. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

188 c. Menu Vers Web adalah menu untuk menginformasikan versi website LKPBU Bank Indonesia. d. Daftar Pesan adalah menu yang digunakan untuk pegawai Bank Indonesia. e. Peta Situs adalah menu yang berisikan ringkasan menu yang terdapat pada website LKPBU Bank Indonesia. f. Info Kurs Tengah BI berisikan kurs tengah yang dapat diinput pada aplikasi portable atau aplikasi excel untuk LKU bulanan. Pilih periode kurs tengah yang akan diinput, lalu klik cari. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

189 4. Logout Menu ini adalah menu untuk keluar (Logout) dari situs LKPBU yang akan kembali ke halaman awal (website login) situs LKPBU ini, caranya adalah dengan mengklik menu Logout saja. Bank Indonesia Standard Operating Procedure Pedagang Valuta Asing On Line

Likuiditas Valuta Asing

Likuiditas Valuta Asing Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Valuta Asing Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Valuta Asing Pedagang Valuta Asing Tim Penyusun Ramlan Ginting Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani

Lebih terperinci

No.14/15/DPM Jakarta, 10 Mei 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA

No.14/15/DPM Jakarta, 10 Mei 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA No.14/15/DPM Jakarta, 10 Mei 2012 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA Perihal : Perizinan, Pengawasan, Pelaporan, dan Pengenaan Sanksi Bagi Pedagang Valuta

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya turut memelihara dan mendukung pencapaian

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya turut memelihara dan mendukung pencapaian

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. b. c. d. bahwa penyelenggara

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/11/PBI/2007 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/11/PBI/2007 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 9/11/PBI/2007 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya turut memelihara dan mendukung pencapaian stabilisasi nilai rupiah,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Penukaran. Bukan Bank. Usaha. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5932) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING I. UMUM Dalam rangka kesinambungan pengaturan terhadap pedagang valuta asing yang meliputi kegiatan pemberian

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya turut memelihara dan mendukung pencapaian stabilisasi nilai rupiah,

Lebih terperinci

Pasar Uang Antar Bank

Pasar Uang Antar Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Rupiah Tim Penyusun Ramlan Ginting Chandra Murniadi Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Zulkarnain Sitompul Siti Astiyah Wahyu Yuwana Hidayat Komala Dewi Wirza

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/2/PBI/2003 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/2/PBI/2003 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/2/PBI/2003 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya turut memelihara dan mendukung pencapaian stabilisasi nilai rupiah,

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kembali Peraturan Bank Indonesia mengenai

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kembali Peraturan Bank Indonesia mengenai LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.206, 2014 PERBANKAN. BI. Penukaran valuta Asing. Bukan Bank. Kegiatan Usaha. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5577) PERATURAN

Lebih terperinci

No. 5/2/DPM Jakarta, 3 Februari 2003 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA

No. 5/2/DPM Jakarta, 3 Februari 2003 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA No. 5/2/DPM Jakarta, 3 Februari 2003 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Perizinan dan Pengawasan Pedagang Valuta Asing Bukan Bank Sehubungan

Lebih terperinci

No. 18/42/DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank

No. 18/42/DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank No. 18/42/DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N Perihal : Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/20/PBI/2016 tentang

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA No. 6/ 13 /DPM Jakarta, 11 Maret 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Perizinan, Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah, Pengawasan, Pelaporan,

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pelaksanaan Pengawasan Bank Kredit Desa

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pelaksanaan Pengawasan Bank Kredit Desa Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Pelaksanaan Pengawasan Bank Kredit Desa Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Hubungan Non Bank Dengan BI Pelaksanaan Pengawasan Bank Kredit Desa Tim Penyusun

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/20/PBI/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/20/PBI/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/20/PBI/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Perusahaan Pialang Pasar Uang Rupiah dan Valuta Asing

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Perusahaan Pialang Pasar Uang Rupiah dan Valuta Asing Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Perusahaan Pialang Pasar Uang Rupiah dan Valuta Asing Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Rupiah dan Valuta Asing Perusahaan Pialang Pasar Uang

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA No. 9/38/DPBPR Jakarta, 28 Desember 2007 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Perizinan dan Pelaporan Bagi Bank Perkreditan

Lebih terperinci

No. 9/36/DPNP Jakarta, 19 Desember 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 9/36/DPNP Jakarta, 19 Desember 2007 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 9/36/DPNP Jakarta, 19 Desember 2007 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Tata Cara Perizinan dan Pelaporan Bagi Bank Umum Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Pedagang

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri oleh Bank Umum

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri oleh Bank Umum Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Jasa Bank Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri oleh Bank Umum Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Jasa Bank Prinsip

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Liabilitas dan Modal. Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Liabilitas dan Modal. Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Liabilitas dan Modal Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Liabilitas dan Modal Persyaratan dan

Lebih terperinci

Sistem Pembayaran Non Tunai

Sistem Pembayaran Non Tunai Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Tim Penyusun Ramlan Ginting Chandra Murniadi Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Manajemen Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia DISCLAIMER Isi kodifikasi ini adalah himpunan peraturan Bank Indonesia yang disusun

Lebih terperinci

Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat.

Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3 /SEOJK.03/2017 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENJADI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Valuta Asing Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank Tim Penyusun

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG Yth. Direksi Perusahaan Pergadaian di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN PELAKU USAHA PERGADAIAN, PERIZINAN USAHA PERUSAHAAN PERGADAIAN, DAN

Lebih terperinci

2 Proses pemurnian kegiatan usaha Penyelenggara KUPVA Bukan Bank tersebut diberikan masa transisi sampai dengan tanggal 31 Desember Selain itu,

2 Proses pemurnian kegiatan usaha Penyelenggara KUPVA Bukan Bank tersebut diberikan masa transisi sampai dengan tanggal 31 Desember Selain itu, TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI PERBANKAN. BI. Penukaran Valuta Asing. Bukan Bank. Kegiatan Usaha. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 206) PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20172017 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

No. 11/ 25 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 11/ 25 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 11/ 25 /DPbS Jakarta, 29 September 2009 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal: Perubahan Kegiatan Usaha Bank Perkreditan Rakyat Menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Hubungan Non Bank dengan BI Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia Tim Penyusun

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Portofolio Obligasi Pemerintah bagi Bank Umum Peserta Program Rekapitalisasi

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Portofolio Obligasi Pemerintah bagi Bank Umum Peserta Program Rekapitalisasi Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Aset bagi Bank Umum Peserta Program Rekapitalisasi Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Aset bagi Bank Umum Peserta Program Rekapitalisasi Tim Penyusun Ramlan Ginting

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Manajemen Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Manajemen Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Bank Tim Penyusun Ramlan

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Hubungan Non Bank dengan BI Hubungan Rekening Giro antara

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA No. 11/ 34 /DPbS Jakarta, 23 Desember 2009 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA Perihal: Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Dengan telah diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Liabilitas dan Modal. Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Liabilitas dan Modal. Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Liabilitas dan Modal Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Liabilitas dan Modal Persyaratan dan

Lebih terperinci

No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September 2009 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal: Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum Syariah Sehubungan dengan

Lebih terperinci

Non Bank. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia

Non Bank. Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme pada Pedagang Valuta Asing Bukan Bank dan bagi Penyelenggaraan Sistem Pembayaran selain

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

No.11/ 9 /DPbS Jakarta, 7 April 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

No.11/ 9 /DPbS Jakarta, 7 April 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA No.11/ 9 /DPbS Jakarta, 7 April 2009 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Perihal: Bank Umum Syariah Dengan telah diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/3/PBI/2009 tanggal

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOM OR : 172/KM K.06/2002 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN

Lebih terperinci

- 2 - e. ketentuan mengenai pengangkatan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang harus memperoleh pers

- 2 - e. ketentuan mengenai pengangkatan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang harus memperoleh pers Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2 /SEOJK.03/2017 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM KONVENSIONAL MENJADI BANK UMUM SYARIAH Sehubungan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung perkembangan usaha

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK 1 SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENDAFTARAN, PERIZINAN, DAN KELEMBAGAAN PENYELENGGARA LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Sehubungan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.363, 2014 OJK. Perusahaan Pembiyaan. Kelembagaan. Perizinan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5637) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT MENTERI KEUANGAN, Menimbang: a. bahwa peningkatan akses dunia usaha pada sumber

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, - 1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam menghadapi perkembangan perekonomian nasional yang mengalami perubahan yang cepat

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

Sistem Pembayaran Non Tunai

Sistem Pembayaran Non Tunai Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Transfer Dana Tim Penyusun Ramlan Ginting Chandra Murniadi

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT 1 of 50 8/23/2014 7:22 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT MENTERI

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Manajemen Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Manajemen Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Alih

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

No.11/ 28 /DPbS Jakarta, 5 Oktober 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No.11/ 28 /DPbS Jakarta, 5 Oktober 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA No.11/ 28 /DPbS Jakarta, 5 Oktober 2009 SURAT EDARAN Kepada SEMUA UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA Perihal: Unit Usaha Syariah Dengan telah diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/10/PBI/2009 tanggal

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 5 / PBI / 2003 TENTANG PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 5 / PBI / 2003 TENTANG PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 5 / PBI / 2003 TENTANG PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pengembangan pasar uang Rupiah dan valuta

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.05/2016 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN

Lebih terperinci

No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 12/36/DPNP Jakarta, 23 Desember 2010 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Perubahan Izin Usaha Bank Umum menjadi Izin Usaha Bank Perkreditan Rakyat secara Mandatory dalam

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Sertifikasi Manajemen Risiko

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Sertifikasi Manajemen Risiko Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Manajemen DISCLAIMER Isi kodifikasi ini adalah himpunan peraturan Bank Indonesia yang disusun secara sistematis berdasarkan kelompok dan topik tertentu untuk memudahkan

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 / POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa saat ini jumlah transaksi maupun nilai nominal pengiriman uang baik di

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 4/POJK.05/2013 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN BAGI PIHAK UTAMA PADA PERUSAHAAN PERASURANSIAN, DANA PENSIUN,

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /SEOJK.05/2017 TENTANG PENDAFTARAN, PERIZINAN USAHA, DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PERGADAIAN

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /SEOJK.05/2017 TENTANG PENDAFTARAN, PERIZINAN USAHA, DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PERGADAIAN LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /SEOJK.05/2017 TENTANG PENDAFTARAN, PERIZINAN USAHA, DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PERGADAIAN - 1 - I. FORMULIR PERMOHONAN PENDAFTARAN PELAKU USAHA PERGADAIAN

Lebih terperinci

No. 12/ 33 /DKBU Jakarta, 1 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

No. 12/ 33 /DKBU Jakarta, 1 Desember 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA No. 12/ 33 /DKBU Jakarta, 1 Desember 2010 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/31/DPBPR Tanggal 12 Desember

Lebih terperinci

- 1 - FORMULIR 1 PERMOHONAN PENDAFTARAN PENYELENGGARA

- 1 - FORMULIR 1 PERMOHONAN PENDAFTARAN PENYELENGGARA - 1 - FORMULIR 1 PERMOHONAN PENDAFTARAN PENYELENGGARA Nomor :......,... 20... Lampiran :... Perihal : Permohonan Pendaftaran Penyelenggaraan Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi Kepada

Lebih terperinci

- 1 - GUBERNUR BANK INDONESIA,

- 1 - GUBERNUR BANK INDONESIA, - 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/ 1/PBI/2002 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM KONVENSIONAL MENJADI BANK UMUM BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN PEMBUKAAN KANTOR BANK BERDASARKAN PRINSIP

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5932 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Penukaran. Bukan Bank. Usaha. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 194). PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/9/PADG/2017 TENTANG LEMBAGA PENDUKUNG PASAR UANG YANG MELAKUKAN KEGIATAN TERKAIT SURAT BERHARGA KOMERSIAL DI PASAR UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Hubungan Non Bank dengan BI Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia Tim Penyusun

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Transfer Dana

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Transfer Dana Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Tim Penyusun Ramlan Ginting Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Zulkarnain Sitompul Indri Triyana

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemulihan perekonomian nasional,

Lebih terperinci

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I. KETENTUAN UMUM BAB I. KETENTUAN UMUM 1 1 Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2015 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test)

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Manajemen Uji Kemampuan dan Kepatutan () DISCLAIMER Isi kodifikasi ini adalah himpunan peraturan Bank Indonesia yang disusun secara sistematis berdasarkan kelompok dan

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Komite Perbankan Syariah

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Komite Perbankan Syariah Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Manajemen DISCLAIMER Isi kodifikasi ini adalah himpunan peraturan Bank Indonesia yang disusun secara sistematis berdasarkan kelompok dan topik tertentu untuk memudahkan

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar No.396, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Reksa Dana. Penjual. Agen. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5653) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Likuiditas Rupiah. Laporan Berkala

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Likuiditas Rupiah. Laporan Berkala Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Rupiah Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Likuiditas Rupiah Tim Penyusun Ramlan Ginting Chandra Murniadi Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Zulkarnain Sitompul

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.01/2016 TENTANG LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.01/2016 TENTANG LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 77 /POJK.01/2016 TENTANG LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.010/2009 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 84/PMK. 012/2006 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 84/PMK. 012/2006 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 84/PMK. 012/2006 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN, bahwa dalam rangka meningkatkan peran Perusahaan Pembiayaan dalam pembangunan nasional,

Lebih terperinci

2 dan Luas Cakupan Wilayah Usaha Lembaga Keuangan Mikro) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 321, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 dan Luas Cakupan Wilayah Usaha Lembaga Keuangan Mikro) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 321, Tambahan Lembaran Negara Republik I LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.342, 2014 KEUANGAN. OJK. Perizinan. Usaha. Kelembagaan. Mikro. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5621) OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara No.351, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Bank Perkreditan Rakyat. Modal. Kepemilikan. Pengurus. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5629) PERATURAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.03/2014 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.03/2014 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.03/2014 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20 /POJK.04/2016 TENTANG PERIZINAN PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.05/2016 TENTANG USAHA PERGADAIAN -1- FORMAT 1 PERMOHONAN PENDAFTARAN PELAKU USAHA PERGADAIAN Kepada Menunjuk

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/12/PBI/2006 TENTANG LAPORAN BERKALA BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA Menimbang: a. bahwa dalam rangka penetapan kebijakan moneter, pemantauan stabilitas sistem keuangan,

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 27 /PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/1/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 27 /PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/1/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 27 /PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/1/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 1 /PBI/2009 TENTANG BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 1 /PBI/2009 TENTANG BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 1 /PBI/2009 TENTANG BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa industri perbankan nasional yang sehat dan kuat mempunyai

Lebih terperinci

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/3/PBI/2006 TENTANG PERUBAHAN KEGIATAN USAHA BANK UMUM KONVENSIONAL MENJADI BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN PEMBUKAAN KANTOR

Lebih terperinci

PERMOHONAN DAN PELAPORAN PERIZINAN

PERMOHONAN DAN PELAPORAN PERIZINAN LAMPIRAN I SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 14/15/DPM TANGGAL 10 MEI 2012 PERIHAL PERIZINAN, PENGAWASAN, PELAPORAN, DAN PENGENAAN SANKSI BAGI PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK PERMOHONAN DAN PELAPORAN

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.05/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100 /PMK.010/2009 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR MENTERI KEUANGAN,

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100 /PMK.010/2009 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100 /PMK.010/2009 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 Peraturan Presiden Nomor

Lebih terperinci

II. PIHAK YANG WAJIB MELALUI PROSES PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN

II. PIHAK YANG WAJIB MELALUI PROSES PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN Yth. Direksi Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 57 /SEOJK.04/2017 TENTANG

Lebih terperinci

No. 13/ 14 /DKBU Jakarta, 12 Mei 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

No. 13/ 14 /DKBU Jakarta, 12 Mei 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA No. 13/ 14 /DKBU Jakarta, 12 Mei 2011 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA Perihal : Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan

Lebih terperinci